Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka...

76
Manajeme n Data Metode AHP SPK Promosi Jabatan Antarmuk a Pengguna Manager (Pengguna) ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama yaitu Tujuan, Kriteria dan Alternatif.Tujuan merupakan gol sedangkan Kriteria adalah parameter-paramater yang dijadikan tolak ukur untuk membuat sebuah keputusan. Alternatif adalah objek dari sebuah sistem yang akan diproses. Di dalam sistem pendukung keputusan, perlu adanya sebuah arsitektur sistem. Arsitektur sistem berguna untuk mendeskripsikan sebuah model atau gambaran menggunakan shape atau simbol tertentu. Arsitektur dari sistem pendukung keputusan ditunjukkan dalam gambar 4.1:

Transcript of Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka...

Page 1: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

Manajemen Data

Metode AHP

SPKPromosi Jabatan

Antarmuka Pengguna

Manager (Pengguna)

ANALISA DAN PERANCANGAN

4.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama yaitu

Tujuan, Kriteria dan Alternatif.Tujuan merupakan gol sedangkan Kriteria adalah

parameter-paramater yang dijadikan tolak ukur untuk membuat sebuah keputusan.

Alternatif adalah objek dari sebuah sistem yang akan diproses. Di dalam sistem

pendukung keputusan, perlu adanya sebuah arsitektur sistem. Arsitektur sistem

berguna untuk mendeskripsikan sebuah model atau gambaran menggunakan

shape atau simbol tertentu. Arsitektur dari sistem pendukung keputusan

ditunjukkan dalam gambar 4.1:

Gambar 4.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan Promosi Jabatan

Page 2: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

23

Selain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan

dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung keputusan. Berikut ini adalah

konsep dari proses gagasan sistem pendukung keputusan promosi jabatan.

Gambar 4.2 Proses Gagasan

4.2 Analisa

Acuan dalam membangun Sistem Pendukung Keputuan (SPK) ini

berdasarkan formulir penilaian karyawan di PT.Selular Global Net dan

standarisasi nilai. Maka setiap kriteria di formulir penilaian karyawan akan

diberikan suatu bobot dan dihitung dengan menggunakan metode AHP (Analitycal

Hierarcy Process)danyang di nilai untuk layak di promosikan antara lain:

1. Disiplin

Faktor kedisiplinan merupakan salah satu faktor penting di dalam penilaian

kinerja seorang karyawan.Karyawan yang disiplin memiliki pola kerja yang

baik sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan

.

Page 3: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

24

baik.Dengan kedisiplinan tersebut dapat menjadi salah satu acuan penilaian

di dalam promosi jabatan.

2. Tanggung Jawab

Seringkali perusahaan memerlukan tanggung jawab yang cukup besar

sehingga masalah tanggung jawab merupakan syarat utama untuk

promosi.Apabila seorang karyawan meniiliki tanggung jawab dalam

melakukan pekerjaan yang kecil, maka demikian juga dalam melakukan

pekerjaan yang besar.

3. Inisiatif

Untuk promosi pada jabatan tertentu mungkin syarat tingkat inisiatif dan

kreativitas harus diperhatikan. Hal ini disebabkan karena jabatan yang akan

dipromosikan ini memerlukan inisiatif dan kreativitas karyawan.ihat

perintah-perintah yang sudah pernah kita ketikkan, tekan tombol tanda

panah atas.

4. Kerjasama

Dalam melakukan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dalam

perusahaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

5. Prestasi kerja

Pada umumnya setiap perusahaan mencantumkan syarat prestasi kerja untuk

promosi.Hal ini dapat dilihat dari catatan-catatan prestasi yang telah

dikerjakan.

6. Prilaku

Pada umumnya prilaku setiap perusahaan mengharapkan prilaku

karyawannya baik dan sesuai dengan nilai dan tata peraturan perusahaan.

.

Page 4: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

25

Dengan adanya prilaku yang baik dalam diri setiap karyawan akan tercipta

keadaan yang baik dan nama baik perusahaan akan terjaga.

Bobot tersebut menentukan tingkat sensitifitas kriteria.Sedangkan

standarisasi nilai digunakan untuk pertimbangan terhadap nilai akhir yang di

peroleh oleh seorang karyawan, sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan

karyawan yang layak dipromosikan atau tidak layak.

4.3 Menyusun Penilaian Karyawan Dengan AHP (Analitycal Hierarcy

Process)

Suatu kriteria seleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kriteria

penilaian yang digunakan oleh organisasi dalam menentukan penilaian kinerja

karyawan dan promosi jabatan. Misalnya dalam proses penilaian kinerja karyawan

ada beberapa kriteria penilaian dalam menentukan penilaian seperti kedisiplinan,

tanggung jawab, dan sebagainya. Masing – masing kriteria ini memiliki standar

nilai berupa jangkauan nilai yang dipakai. Dalam kasus ini dapat diperlihatkan

tahap penilaian kinerja karyawan dan promosi jabatan kedalam bentuk hierarki

seperti tampak pada gambar 4.2untuk penilaian promosi jabatan sebagai berikut:

.

Page 5: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

K 1

Pendukung Keputusan Promosi Jabatan Branch Manager

K 2 K 3

PR TJ KS PS IT DS

Tujuan

Kriteria

K 4 K 5`

K 6

26

Gambar 4.3 Hirarki Proses Kinerja Karyawan

Ciri khas sebuah sistem pendukung kepustusan adalah digunakannya model

yang salah satu fungsinya adalah menyederhakan masalah.AHP(Analitycal

Hierarcy Process)yang dikembangkan oleh Tomas L Saaty merupakan model

hierarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Dengan

adanya hierarki suatu masalah yang kompleks atau tidak terstruktur dapat dipecah

dalam sub masalah kemudian disusun menjadi suatu bentuk hierearki. Dalam

kasus ini AHP (Analitycal Hierarcy Process)mempunyai kemampuan untuk

memecah masalah multi kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari

setiap elemen dalam hierarki.

Suatu kriteria seleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kriteria

penilaian yang digunakan oleh organisasi dalam menentukan penilaian kinerja

karyawan dan promosi jabatan. Misalnya dalam proses penilaian kinerja karyawan

ada beberapa kriteria penilaian dalam menentukan penilaian seperti kedisiplinan,

Alternatif

.

Page 6: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

27

tanggung jawab, dan sebagainya. Masing – masing kriteria ini memiliki standar

nilai berupa jangkauan nilai yang dipakai. Dalam kasus ini dapat diperlihatkan

tahap penilaian kinerja

Jadi, berdasarkan arsitektur diatas berikut ini adalah langkah-langkah

penyelesaian Sistem Pendukung Keputusan Promosi Jabatan PT. Global Seluler

Net (SGN) yaitu:

1. Inisialisasi Tujuan, Kriteria, dan Alternatif

2. Identifikasi Nilai setiap Atribut Kriteria dan Alternatif

3. Pembuatan Skala perbandingan setiap atribut secara menyeluruh

4. Penentuan TPV secara menyeluruh

5. Penentuan Vektor Prioritas menyeluruh

6. Pencarian nilai Consistency Indexsecara menyeluruh

7. Pencarian Nilai Consitency Rationsecara menyeluruh

Berikut ini adalah uraian langkah di atas:

1. Inisialisasi Tujuan, Kriteria dan Alternatif

Tahapan ini merupakan proses pengenalan atau identifikasi awal terhadap

objek yang akan kita teliti. Dalam hal ini, penulis mencoba menginisialisasi objek

tersebut sesuai dengan hasil riset yang dilakukan di PT. Seluler Global Net(SGN)

adapun objek-objek tersebut di bagi menjadi 3(tiga) level sesuai dengan hirarki

sistem yaitu sebagai berikut:

.

Page 7: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

28

Level 1 : Tujuan

Promosi jabatan memiliki arti memberikan kesempatan kepada karyawan

yang di anggap layak untuk menempati level atau jabatan di suatu perusahaan.

Adapun manfaat dari promosi jabatan tersebut terutama adalah menjaga stabilitas

perusahaan dan juga memperlancar kegiatan operasional, serta tujuan akhirnya

adalah nilai produktivitas karyawan dan perusahaan tersebut meningkat daripada

periode sebelumnya karena ditempatkan oleh karyawan yang memiliki 6(enam)

criteria yang memadai seperti dijelaskan di bawah ini.

Level 2 : Kriteria

Kriteria merupakan atribut-atribut yang mendukung untuk memutuskan

promosi jabatan sesuai dengan kasus yang di teliti. Berikut ini adalah kriteria-

kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. PR : Prilaku

2. TJ : Tanggung Jawab

3. IT : Inisiatif

4. KS : Kerja Sama

5. PS : Prestasi

6. DS : Disiplin

.

Page 8: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

29

Level 3 :Alternatif

Alternatif merupakan objek penelitian yang akan diproses untuk penentuan

terhadap suatu kasus. Adapun alternative yang digunakan pada penelitian saya

yaitu:

1. K 1 : Karyawan 1

2. K 2 : Karyawan 2

3. K 3 : Karyawan 3

4. K 4 : Karyawan 4

5. K 5 : Karyawan 5

6. K 6 : Karyawan 6

2. Identifikasi Nilai setiap Atribut Kriteria dan Alternatif

Pada tahapan adalah penentuan nilai atau bobot.Adapun tabel di bawah ini

menjeleskan tentang nilai atau bobot dari objek alternatif, seperti terlihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Penilaian Kerja

No Kriteria Nama Kriteria Bobot

1 PR Prilaku 3

2 TJ Tanggung Jawab 3

3 IT Inisiatif 3

4 KS Kerjasama 3

5 PS Prestasi 3

6 DS Disiplin 1

.

Page 9: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

30

3. Pembuatan Skala perbandingan setiap atribut secara menyeluruh

Mengacu pada penilaian yang ada saat ini dan penilaian menggunakan AHP.

Penilaian kinerja karyawan dapat dilihat dalam langkah – langkah berikut ini:

Table 4.2 Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria Kinerja Karyawan

KRITERIA PR TJ IT KS PS DS

PR 1 PR/TJ PR/IT PR/KS PR/PS PR/DS

TJ TJ/PR 1 TJ/IT TJ/KS TJ/PS TJ/DS

IT IT/PR IT/TJ 1 IT/KS IT/PS IT/DS

KS KS/PR KS/TJ KS/IT 1 KS/PS KS/DS

PS PS/PR PS/TJ PS/IT PS/KS 1 PS/DS

DS DS/PR DS/TJ DS/IT DS/KS DS/PS 1

Di mana seperti terlihat pada tabel matrik berpasangan tersebut di atas,

unsur-unsur matrik perbandingan tersebut diperoleh dengan membandingkan satu

kriteria dengan kriteria lainnya.Adapun hasil dari matrik perbandingan seperti

terlihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Langkah kedua yaitu menghitung tiap jumlah kolom pada matriks

perbandingan kriteria yaitu sebagai berikut:

.

Page 10: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

31

Tabel 4.3 Hasil Matrik Perbandingan Berpasangan Kriteria

KRITERIA PR TJ KS PS IT DS

PR 1 3 3 3 3 3

TJ 1/3 1 3 3 3 3

KS 1/3 1/3 1 3 3 3

PS 1/3 1/3 1/3 1 3 3

IT 1/3 1/3 1/3 1/3 1 3

DS 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1

Tabel diatas dapat dijelaskan;

1. Nilai perbandingan untuk dirinya sendiri (PR dan PR, TJ dan TJ, KS dan KS,

PS dan PS, IT dan IT, DS dan DS) bernilai 1 berarti intensitas kepentingannya

sama.

2. Perbandingan PR dengan TJ bernilai 3 dapat dijelaskan bahwa nilai TJ sedikit

lebih penting dari pada nilai PR

3. Perbandingan PR dengan KS bernilai 3 dapat dijelaskan bahwa nilai KS

sedikit lebih penting dari pada nilai PR

4. Perbandingan PR dengan PS bernilai 3 dapat dijelaskan bahwa nilai PS sedikit

lebih penting dari pada nilai PR

5. Perbandingan PR dengan IT bernilai 3 dapat dijelaskan bahwa nilai IT sedikit

lebih penting dari pada nilai PR

6. Perbandingan PR dengan DS bernilai 3 dapat dijelaskan bahwa nilai DS

sedikit lebih penting dari pada nilai PR

7. Sedangkan perbandingan kebaris bawah adalah kebalikan dari nilai yang telah

dimasukkan ke tabel perbandingan matrik lihat tabel 2.3 Skala Saaty.

.

Page 11: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

32

Setelah di-inputkan data kedalam tabel berpasangan, maka akan dilakukan

penjumlahan tiap kolom. Tabel 4.16 menggunakan 3 digit belakang koma guna

untuk pembulatan dari bilangan berkoma. Hasil penjumlahan matriks

perbandingan didapat dari menjumlahkan tiap kolom untuk setiap kriteria maka

akan didapatkan jumlah tiap kolom. Adapun langkah-langkah untuk

menjumlahkan nilai kolom sebagai berikut.

PR = 1+0.333+0.333+0.333+0.333+0.333 = 2.666

TJ=3+1+0.333+0.333+0.333+0.333=5.3332

KS=3+3+1+0.333+0.333+0.333=7.999

PS=3+3+3+1+0.333+0.333=10.666

IT=3+3+3+3+1+0.333=13.333

DS=3+3+3+3+3+1=16

Adapun hasil dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4Perhitungan Matrik Pembobotan Kriteria

KRITERIA PR TJ KS PS IT DS

PR 1 3 3 3 3 3TJ 0,3333 1 3 3 3 3KS 0,3333 0,3333 1 3 3 3

PS 0,3333 0,3333 0,3333 1 3 3

IT 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333 1 3DS 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333 1

∑kolom 2,6665 5,3332 7,9999 10,6666 13,3333 16

Setelah dilakukan penjumlahan setiap kolom kriteria pada tabel 4.4,

selanjutnya membagi tiap kolom dengan jumlah kolom yang sudah dijumlahkan.

Maka akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen

dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, adapun langkah-langkah

untuk menghitung jumlah bobot dapat dilihat pada tabel 4.5

.

Page 12: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

33

Tabel 4.5 Langkah-langkah Perhitungan Nilai Eigen

Perilaku Tanggung Jawab

(1)/(2,6665) = 0.3750 (3)/(5,3332) = 0.5625

(0,3333)/ (2,6665) = 0.1250 (1)/(5,3332) = 0.1875

(0,3333)/ (2,6665) = 0.1250 (0,3333)/ (5,3332) = 0.0625

(0,3333)/ (2,6665) = 0.1250 (0,3333)/ (5,3332) = 0.0625

(0,3333)/ (2,6665) = 0.1250 (0,3333)/ (5,3332) = 0.0625

(0,3333)/ (2,6665) = 0.1250 (0,3333)/ (5,3332)= 0.0625

Kerjasama Prestasi

(3)/(7,9999) = 0.3750 (3)/(10,6666) = 0.2813

(3)/(7,9999) = 0.3750 (3)/(10,6666) = 0.2813

(1)/(7,9999) =0.1250 (3)/(10,6666) = 0.2813

(0,3333)/ (7,9999) = 0.0417 (1)/(10,6666) = 0.0938

(0,3333)/ (7,9999) = 0.0417 (0,3333)/ (10,6666) = 0.0312

(0,3333)/ (7,9999) = 0.0417 (0,3333)/ (10,6666) = 0.0312

Inisiatif Disiplin

(3)/(13,3333) = 0.2250 (3)/(16) =0.1875

(3)/(13,3333) = 0.2250 (3)/(16) =0.1875

(3)/(13,3333) = 0.2250 (3)/(16) =0.1875

(3)/(13,3333) = 0.2250 (3)/(16) =0.1875

(1)/(13,3333) = 0.0750 (3)/(16) =0.1875

(0,3333)/(13,3333) = 0.0250 (1)/(16)=0.0625

.

Page 13: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

34

Normalisasi Matriks Nilai Eigen

0.3750+0.1250+0.1250+0.1250+0.1250+0.1250 /6 `

0.230

0.3750+0.3750+0.1250+0.0417+0.0417+0.0417/6 0.167

0.2813+0.2813+0.2813+0.0938+0.0312+0.0312 /6 0.122

0.2250+0.2250+0.2250+0.2250+0.0750+0.0250/6 0.086

0.1875+0.1875+0.1875+0.1875+0.1875+0.0625/6 0.057Tabel 4.6 Normalisasi Matriks

4. Penentuan TPV(Total Priority Value) secara menyeluruh

Langkah keempat adalah hasil pembagian pada setiap kolom seperti pada table

4.6maka kriteria pembagian pada setiap kolom ditambahkan untuk mendapatkan

hasil TPV. Dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Σbaris / n Alternatif Kinerja karyawan

KRITERIA PR TJ KS PS IT DS TPV

PR 0,3750 0,5625 0,3750 0,2813 0,2250 0,1875 2,006/6=0,334

TJ 0,1250 0,1875 0,3750 0,2813 0,2250 0,1875 1,381/6=0,230

KS 0,1250 0,0625 0,1250 0,2813 0,2250 0,1875 1,006/6=0,167

.

Page 14: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

35

PS 0,1250 0,0625 0.0417 0,0938 0,2250 0,1875 0,735/6=0,122

IT 0,1250 0,0625 0.0417 0,0312 0,0570 0,1875 0,522/6=0,086

DS 0,1250 0,0625 0.0417 0,0312 0,0250 0,0625 0,347/6=0.057

Langkah kelima TPV (Total Priority Value) / bobot prioritas pada tabel

4.7digunakan sebagai bobot Kriteriaseperti terlihat pada tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8 Bobot KriteriaKinerja Karyawan

Kriteria Bobot

PR 0,334TJ 0,230KS 0,167PS 0,122IT 0,086DS 0,057

5. Penentuan Vektor Prioritas menyeluruh

Langkah selanjutnya nilai masing – masing sel pada vector hasil perkalian

tersebut dibagi dengan nilai masing – masing sel pada vector prioritas sehingga

diperoleh hasil sebagai berikut :

[2,006¿1,341¿1,006¿0,735¿0,522¿0,347

]+[0,334¿0,230¿0,167¿0,122¿0,086¿0,057

]=[6,0060¿5,8304¿6,0240¿6,0246¿6,0658¿6,0877

]

.

Page 15: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

36

Langkah ke tujuh mencari nilai rata – rata dari keseluruhan kriteria

(λmaks), dengan cara sebagai berikut:

.

Page 16: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

37

¿ 36,03856

= 6,0064

6. Pencarian nilai Consistency Index secara menyeluruh

Berikut ini adalahpencarian nilai Consistency Index (CI), yaitu dengan nilai

kriteria persamaan :

CI= λ maks−nn−1

CI=6 ,0064−66−1

=0 , 00645

= 0,00128

7. Pencarian nilai Consistency Ratio secara menyeluruh

Setelah nilai Consistensy Indeks (CI) di dapat, maka menghitung Consistensy

Ratio (CR) dengan mengacu pada nilai indeks random atau Random Indeks (RI)

yang dapat diambil dengan ketentuan sesuai dengan jumlah kriteria yang di ambil:

CR= CIRI

=0 , 001281 ,24

=0 ,00132

Jadi berdasarkan perhitungan di atas dengan nilai CR = 0.00132 ≤ 0 maka,

nilai perangkingannya yaitu sebagai berikut:

.

λ maks= λ maksK 1+ ⋯+⋯+ λ maksKnn

λ maks=6 ,0060+5 ,8304+6 , 0240+6 ,0246+6 ,0658+6 ,08776

Page 17: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

38

Tabel 4.9Perangkingan

Rangking Kriteria Nama Alternatif Bobot

Rangking 1 PR Perilaku 0.334Rangking 2 TJ Tanggung Jawab 0.230Rangking 3 KS Kerjasama 0.167Rangking 4 PS Prestasi Kerja 0.122Rangking 5 IT Inisiatif 0.086Rangking 6 DS Disiplin 0.057

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat, bahwasanya yang memiliki bobot

terdekat dari nilai Consistency Ratio yaitu Karyawan 1

4.3.1 Perhitungan Perbandingan Berpasangan Alternatif Pada Kriteria Perilaku

Untuk mendapatkan nilai perbandingan matriks pada alternatif terhadap

keriteria Perilaku dapat mengacu kepada referensi nilai evaluasi yang telah ada

sehingga peniliti hanya tinggal mencocokkan dengan perbandingan.

.

Page 18: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

39

Tabel 4.10 Hasil Nilai Evaluasi Karyawan 2012

NO NAMA KARYAWAN LABELEVALUASI NILAI

PR TJ KS PS IT DS

1 Juwita Kamal K1 93 93 93 91 100 99

2 Mursam Efendi, SH K2 95 94 92 93 96 95

3 Muhammad Lamri K3 93 93 95 95 95 94

4 Muhammad Budi K4 95 92 98 92 90 89

5 Hermansyah K5 95 92 100 100 92 91

6 Rapita K6 96 94 93 94 91 90

Adanya nilai intensitas kepentingan kriteria pada tabel di atas membantu

kita untuk mencari hasil untuk setiap kriteria-kriteria dari masing

alternative.Berikut ini adalah penilaian berdasarkan perbandingan nilai di atas.

1. Perbandingan Berdasarkan Kriteria Perilaku

Adapun nilai yang dapat dijadikan perbandingan berdasarkan nilai

evaluasi yang terdapat pada tabel 4.10 dapat terlihat pada tabel 4.11 di bawah

ini:

Tabel 4.11 Nilai Evaluasi Karyawan Dengan Kriteria “Perilaku”

KARYAWAN NilaiK1 93K2 95K3 93K4 95K5 95K6 96

Berikut matrik perbandingan alternatif dengan kriteria “Perilaku” nilai

input didapat dari tabel nilai evaluasi karyawan dapat terlihat

.

Page 19: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

40

Tabel 4.12 Tabel Matrik Alternatif Untuk Perilaku

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 2 1 2 2 3

K2 1/2 1 ½ 1 1 2

K3 1 2 1 2 2 3

K4 ½ 1 ½ 1 1 1

K5 ½ 1 ½ 1 1 2

K6 1/3 1/2 1/3 1 ½ 1

Setelah di-inputkan data kedalam tabel berpasangan pada tabel 4.12, maka

akan dilakukan penjumlahan tiap kolom. Tabel 4.13 menggunakan 3 digit

belakang koma guna untuk pembulatan dari bilangan berkoma. Hasil penjumlahan

matriks perbandingan didapat dari menjumlahkan tiap kolom untuk setiap

alternatif maka akan didapatkan jumlah tiap kolom. Adapun langkah-langkah

untuk menjumlahkan nilai kolom sebagai berikut.

K1 = 1+0.5+1+0.5+0.5+0.333=3.833

K2 = 2+1+2+1+1+0.5=7.5

K3 = 1+0.5+1+0.5+0.5+0.333=3.833

K4= 2+1+2+1+1+1=8

K5= 2+1+2+1+1+0.5=7.5

K6 = 3+2+3+1+2+1=12

.

Page 20: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

41

Tabel 4.13Hasil Penjumlahan Matrik Pembobotan Alternatif “Perilaku”

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 2 1 2 2 3

K2 1/2 1 ½ 1 1 2

K3 1 2 1 2 2 3

K4 ½ 1 ½ 1 1 1

K5 ½ 1 ½ 1 1 2

K6 1/3 1/2 1/3 1 ½ 1

Jumlah 3.833 7.5 3.833 8 7.5 12

Setelah dilakukan penjumlahan setiap kolom alternatif pada tabel 4.13,

selanjutnya membagi tiap kolom dengan jumlah kolom yang sudah dijumlahkan.

Maka akan diproleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan

dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, adapun langkah-langkah untuk

menghitung jumlah bobot dapat dilihat pada tabel 4.14.

.

Page 21: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

42

Tabel 4.14 Langkah-langkah Perhitungan Nilai Eigen

K1 K2

1 / 3.833= 0.2609 2 /7.5 = 0.2667

0.5 / 3.833= 0.1304 1 /7.5 = 0.1333

1 / 3.833= 0.2609 2 /7.5 =0.2667

0.5 / 3.833=0.1304 1 /7.5 =0.1333

0.5 / 3.833=0.1304 1 /7.5 =0.1333

0.333 / 3.833= 0.0869 0.5 /7.5 =0.0667

K3 K4

1 / 3.833= 0.2609 2 / 8 = 0.250

0.5 / 3.833= 0.1304 1 / 8 = 0.125

1 / 3.833= 0.2609 2 / 8 = 0.250

0.5 / 3.833=0.1304 1 / 8 = 0.125

0.5 / 3.833=0.1304 1 / 8 = 0.125

0.333 / 3.833= 0.0869 1 / 8 = 0.125

K5 K6

2 /7.5 = 0.2667 3 /12 =0.250

1 /7.5 = 0.1333 2 /12 =0.167

2 /7.5 = 0.2667 3 /12 =0.250

1 /7.5 = 0.1333 1 /12 =0.083

1 /7.5 = 0.1333 2 /12 =0.167

0.5 /7.5 = 0.0667 1/12 =0.083

Setelah didapatkan nilai eigen langkah selanjutnya adalah mencari

normalisasi matriks, seperti terlihat pada tabel 4.15 di bawah ini.

.

Page 22: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

43

Tabel 4.15 Langkah Normalisasi Matrik

Normalisasi Matriks Nilai Eigen

(0.2609+0.2667+0.2609+0.250+0.2667+0.250) /6 0.2592

(0.1304+0.1333+0.1304+0.125+0.1333+0.167)/6 0.1366

(0.2609+0.2667+0.2609+0.250+0.2667+0.250) /6 0.2592

(0.1304+0.1333+0.1304+0.125+0.1333+0.083)/6 0.1226

(0.1304+0.1333+0.1304+0.125+0.1333+0.167)/6 0.1366

(0.0869+0.0667+0.0869+0.125+0.0667+0.083)/6 0.0859

Adapun nilai dari normalisasi matriks di atas, selanjutnya kitamencari nilai

matriks vector dari masing-masing alternatif seperti terlihat pada tabel 4.16 di

bawah ini

Tabel 4.16Hasil Matrik Vektor Pembobotan Kriteria NormalisasiALTERNATI

F K1 K2 K3 K4 K5 K6 VEKTOR EIGEN

K1 0.2609 0.2667 0.2609 0.25 0.2667 0.250 1.5552

K2 0.1304 0.1333 0.1304 0.125 0.1333 0.167 0.8194

K3 0.2609 0.2667 0.2609 0.25 0.2667 0.250 1.5552

K40.1304 0.1333 0.1304 0.125 0.1333 0.083 0.7354

K5 0.1304 0.1333 0.1304 0.125 0.1333 0.167 0.8194

K6 0.0869 0.0667 0.0869 0.125 0.0667 0.083 0.5152

Setelah dihitung bobot prioritas alternatif dari kriteria pendekatan sosial

pada tabel 4.16, maka dihitung nilai lamda maksimum (λMaks) atau eigenvalue,

yaitu menjumlahkan hasil dari perkalian bobot prioritas dengan jumlah kolom.

Nilai eigen maksimum yang dapat diproleh adalah

.

Page 23: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

44

λMaks

=(3.833x1.5552)+(7.5x0.8194)+(3.833x1.552)+(8x0.7354)+(7.5x0.8194)+(12x0.

5152)

λMaks = 36.26650

Oleh karena matriks berjumlah 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), maka nilai indeks

konsistensi yang diproleh adalah:

CI=(λmax−n)(n−1)

CI=(36.26650−6)(6−1)

CI=30.266505

CI = 7.25330

Untuk n = 6, RI = 1.24 (lihat tabel 2.4 Nilai Random Indek), maka

CR=(CI )(R)

CR=(7.25330)

(1.24)CR = 5.849

Karena CR < 0.100 berarti Penilaian adalah konsisten

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa;

1. Alternatif Karyawan1 dan Alternatif Karyawan 3merupakan

alternatiftertinggi dengan bobot nilai1.552

2. Alternatif Karyawan 2 dan Alternatif Karyawan 5merupakan alternatifkedua

tertinggi dengan bobot nilai0.8194

3. Alternatif Karyawan 4 merupakan alternatiftertinggi ketiga dengan bobot

nilai0.8194

4. Kemudian AlternatifKelompok terakhir dengan bobot nilai 0.5152

.

Page 24: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

45

2. Perbandingan Berdasarkan Kriteria Tanggung Jawab

Adapun nilai yang dapat dijadikan perbandingan berdasarkan nilai

evaluasi yang terdapat pada tabel 4.10 dapat terlihat pada tabel 4.17 di bawah

ini:

Tabel 4.17 Nilai Evaluasi Karyawan Dengan Kriteria

“Tanggung Jawab”

KELOMPOK Nilai

K1 93K2 94K3 93K4 92K5 92K6 94

Berikut matrik perbandingan alternatif dengan kriteria pendekatan sosial

nilai input didapat dari tabel nilai evaluasi karyawan

Tabel 4.18 Tabel Matrik Alternatif Untuk Tanggung Jawab

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 2 1 1/2 1/2 2

K2 ½ 1 ½ 1/3 1/3 1

K3 1 2 1 1/2 1/2 2

K4 2 3 2 1 1 3

K5 2 3 2 1 1 3

K6 1/2 1 ½ 1/3 1/3 1

.

Page 25: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

46

Setelah di-inputkan data kedalam tabel berpasangan pada tabel 4.18, maka

akan dilakukan penjumlahan tiap kolom. Tabel 4.18 menggunakan 3 digit

belakang koma guna untuk pembulatan dari bilangan berkoma. Hasil penjumlahan

matriks perbandingan didapat dari menjumlahkan tiap kolom untuk setiap

alternatif maka akan didapatkan jumlah tiap kolom. Adapun langkah-langkah

untuk menjumlahkan nilai kolom sebagai berikut.

K1 =1+0.5+1+2+2+0.5=7

K2 =2+1+2+3+3+1=12

K3 =1+0.5+1+2+2+0.5=7

K4 =0.5+0.333+0.5+1+1+0.333=3.666

K5 =0.5+0.333+0.5+1+1+0.333=3.666

K6 =2+1+2+3+3+1=12

Tabel 4.19Hasil Penjumlahan Matrik Pembobotan Alternatif

“Tanggung Jawab”

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 2 1 1/2 1/2 2

K2 ½ 1 ½ 1/3 1/3 1

K3 1 2 1 1/2 1/2 2

K4 2 3 2 1 1 3

K5 2 3 2 1 1 3

K6 1/2 1 ½ 1/3 1/3 1

Jumlah 7 12 7 3.666 3.666 12

.

Page 26: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

47

Setelah dilakukan penjumlahan setiap kolom alternatif pada tabel 4.19,

selanjutnya membagi tiap kolom dengan jumlah kolom yang sudah dijumlahkan.

Maka akan diproleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan

dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, adapun langkah-langkah untuk

menghitung jumlah bobot dapat dilihat pada tabel 4.20.

Tabel 4.20 Langkah-langkah Perhitungan Nilai Eigen

K1 K21 / 7 = 0.142857 2/12=0.166667

0.5/ 7 =0.071429 1/12=0.083333

1/ 7 =0.142857 2/12=0.166667

2/ 7 =0.285714 3/12=0.25

2/ 7 =0.285714 3/12=0.25

0.5/ 7 = 0.071429 1/12=0.083333

K3 K41 / 7 = 0.142857 0.5/3.666=0.136388434

0.5/ 7 =0.071429 0.333 /3.666=0.090834697

1/ 7 =0.142857 0.5/3.666=0.136388434

2/ 7 =0.285714 1/3.666=0.272776869

2/ 7 =0.285714 1/3.666=0.272776869

0.5/ 7 = 0.071429 0.333/3.666=0.090834697

K5 K6

0.5/3.666=0.136388434 2/12=0.166667

0.333 /3.666=0.090834697 1/12=0.083333

0.5/3.666=0.136388434 2/12=0.166667

1/3.666= 0.272776869 3/12=0.25

.

Page 27: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

48

1/3.666= 0.272776869 3/12=0.25

0.333/3.666=0.090834697 1/12=0.083333

Setelah didapatkan nilai eigen langkah selanjutnya adalah mencari

normalisasi matriks, seperti terlihat pada tabel 4.21 di bawah ini

Tabel 4.21 Langkah Normalisasi Matrik

Normalisasi Matriks Nilai Eigen

(0.142857+0.16667+0.142857+0.1364+0.1364+0.1667)/6 0.1486

(0.071429+0.083333+0.071429+0.09083+0.09083+0.083333)/6 0.0819

(0.142857+0.166667+0.142857+0.1364+0.1364+0.16667)/6 0.1486

(0.285714+0.25+0.285714+ 0.27277+ 0.27277+0.25)/6 0.2695

(0.285714+0.25+0.285714+0.27277+0.27277+0.25)/6 0.2695

(0.071429+0.0833+0.071429+0.09083+0.09083+0.0833)/6 0.0819

Setelah di dapatkan normalisasi matriks setiap vector langkah selanjutnya

melihat hasil dari pembobotan kriteria normalisasi seperti pada tabel 4.22 di

bawah ini.

Tabel 4.22Hasil Matrik Vektor Pembobotan Kriteria NormalisasiALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6 VEKTOR

EIGEN

K1 0.142857 0.166667 0.142857 0.136388434 0.136388434 0.166667 0.8919

K2 0.071429 0.083333 0.071429 0.090834697 0.090834697 0.083333 0.4912

K3 0.142857 0.166667 0.142857 0.136388434 0.136388434 0.166667 0.8919

K4 0.285714 0.25 0.285714 0.272776869 0.272776869 0.25 1.6170

K5 0.285714 0.25 0.285714 0.272776869 0.272776869 0.25 1.6170

.

Page 28: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

49

K6 0.071429 0.083333 0.071429 0.090834697 0.090834697 0.083333 0.4911

Setelah dihitung bobot prioritas alternatif dari kriteria pendekatan sosial

pada tabel 4.22, maka dihitung nilai lamda maksimum (λMaks) atau eigenvalue,

yaitu menjumlahkan hasil dari perkalian bobot prioritas dengan jumlah kolom.

Nilai eigen maksimum yang dapat diproleh adalah

λMaks=(0.8919x7+0.4912x12+0.8919x7+1.6170x3.666+1.6170x3.666+

0.4911x12)

λMaks = 36.130044

Oleh karena matriks berjumlah 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), maka nilai indeks

konsistensi yang diproleh adalah:

CI=(λmax−n)(n−1)

CI=(36.130044−6)(6−1)

CI=30.1300445

CI = 7.2260

Untuk n = 6, RI = 1.24 (lihat tabel 2.4 Nilai Random Indek), maka

CR=(CI )(R)

CR=(7.2260)(1.24)

CR = 5.8274

Karena CR < 0.100 berarti Penilaian adalah konsisten

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.25 diatas menunjukkan bahwa;

1. Alternatif Karyawan 4 dan Alternatif Karyawan 5merupakan

alternatiftertinggi dengan bobot nilai 1.6170

.

Page 29: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

50

2. Alternatif Karyawan 1 dan Alternatif Karyawan 3merupakan alternatifkedua

tertinggi dengan bobot nilai 0.8919

3. Kemudian AlternatifKelompok terakhir dengan bobot nilai 0.5152

3. Perbandingan Berdasarkan Kriteria Kerjasama

Adapun nilai yang dapat dijadikan perbandingan berdasarkan nilai

evaluasi yang terdapat pada tabel 4.10 dapat terlihat pada tabel 4.23 di bawah

ini:

Tabel 4.23 Nilai Evaluasi Karyawan Dengan Kriteria “Kerjasama”

KELOMPOK Nilai

K1 93K2 92K3 95K4 98K5 100K6 93

Berikut matrik perbandingan alternatif dengan kriteria pendekatan sosial

nilai input didapat dari tabel nilai evaluasi karyawan

Tabel 4.24 Tabel Matrik Alternatif Untuk Kerjasama

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 1/2 3 6 8 1

K2 2 1 3 7 9 2

K3 1/3 1/3 1 4 6 1/3

K4 1/6 1/7 ¼ 1 3 1/6

K5 1/8 1/9 1/6 1/3 1 1/8

K6 1 1/2 3 6 8 1

.

Page 30: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

51

Setelah di-inputkan data kedalam tabel berpasangan pada tabel 4.23, maka

akan dilakukan penjumlahan tiap kolom. Tabel 4.24 menggunakan 3 digit

belakang koma guna untuk pembulatan dari bilangan berkoma. Hasil penjumlahan

matriks perbandingan didapat dari menjumlahkan tiap kolom untuk setiap

alternatif maka akan didapatkan jumlah tiap kolom. Adapun langkah-langkah

untuk menjumlahkan nilai kolom sebagai berikut.

K1=1+2+0.333+0.1667+0.125+1= 4.6247

K2=0.5+1+0.333+0.1429+0.111+0.5=2.5869

K3=3+3+1+0.25+0.1667+3=10.4167

K4=6+7+4+1+0.333+0.6=18.933

K5=8+9+6+3+1+8=35

K6=1+2+0.333+0.1667+0.125+1=4.6247

Tabel 4.25Hasil Penjumlahan Matrik Pembobotan Alternatif “Kerjasama”

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 1/2 3 6 8 1

K2 2 1 3 7 9 2

K3 1/3 1/3 1 4 6 1/3

K4 1/6 1/7 ¼ 1 3 1/6

K5 1/8 1/9 1/6 1/3 1 1/8

K6 1 1/2 3 6 8 1

Jumlah 4.6247 2.5869 10.4167 18.933 35 4.6247

Setelah dilakukan penjumlahan setiap kolom alternatif pada tabel 4.25,

selanjutnya membagi tiap kolom dengan jumlah kolom yang sudah dijumlahkan.

Maka akan diproleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan

.

Page 31: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

52

dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, adapun langkah-langkah untuk

menghitung jumlah bobot dapat dilihat pada tabel 4.26.

.

Page 32: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

53

Tabel 4.26 Langkah-langkah Perhitungan Nilai Eigen

K1 K2

1 / 4.6247=0.2162 0.5 /2.5869=0.193

2/ 4.6247=0.4325 1/2.5869=0.387

0.333/ 4.6247=0.0720 0.333 /2.5869=0.129

0.1667/ 4.6247=0.0360 0.1429 /2.5869=0.055

0.125/ 4.6247=0.0270 0.111 /2.5869=0.043

1/ 4.6247=0.2162 0.5/2.5869=0.193

K3 K4

3 /10.4167=0.2880 6 /18.933=0.3169

3/10.4167=0.2880 7/18.933=0.3697

1/10.4167=0.0960 4/18.933=0.2113

0.25/10.4167=0.0240 1/18.933=0.0528

0.1667/10.4167=0.0160 1/3/18.933=0.0176

3/10.4167=0.2880 6/18.933=0.3169

K5 K68 /35 =0.2286 1 / 4.6247=0.2162

9/35 =0.2571 2/ 4.6247=0.4325

6/35 =0.1714 0.333/ 4.6247=0.0720

3/35 =0.0857 0.1667/ 4.6247=0.0360

1/35 =0.0286 0.125/ 4.6247=0.0270

8/35 =0.2286 1/ 4.6247=0.2162

.

Page 33: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

54

Adapun hasil dari nilaieigen matriksnya dapat terlihat pada tabel 4.27 di

bawah ini.

Tabel 4.27 Langkah Normalisasi Matrik

Normalisasi Matriks Nilai Eigen

(0.2162+0.193+0.2880+0.3169+0.2286+0.2162)/6 0.243(0.4325+0.387+0.2880+0.3697+0.2571+0.4325)/6 0.361(0.0720+0.129+0.0960+0.2113+0.1714+0.0720)/6 0.125

(0.0360+0.055+0.0240+0.0528+0.0857+0.0360)/6 0.048

(0.0270+0.043+0.0160+0.0176+0.0286+0.0270)/6 0.027(0.2162+0.193+0.2880+0.3169+0.2286+0.2162)/6 0.243

Setelah melakukan Normalisasi matriks berikut ini hasil dari vector

pembobotan kriteria normalisasinya dapat terlihat pada tabel 4.28 di bawah ini.

Tabel 4.28Hasil Matrik Vektor Pembobotan Kriteria NormalisasiALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6 VEKTOR

EIGEN

K1 0.2162 0.193 0.2880 0.3169 0.2286 0.21621.4589

K2 0.4325 0.387 0.2880 0.3697 0.2571 0.43252.1668

K3 0.0720 0.129 0.0960 0.2113 0.1714 0.07200.7517

K4 0.0360 0.055 0.0240 0.0528 0.0857 0.03600.2895

K5 0.0270 0.043 0.0160 0.0176 .0286 0.02700.1592

K6 0.2162 0.193 0.2880 0.3169 0.2286 0.21621.4589

Setelah dihitung bobot prioritas alternatif dari kriteria pendekatan sosial

pada tabel 4.28, maka dihitung nilai lamda maksimum (λMaks) atau eigenvalue,

yaitu menjumlahkan hasil dari perkalian bobot prioritas dengan jumlah kolom.

Nilai eigen maksimum yang dapat diproleh adalah

.

Page 34: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

55

λMaks=(4.6247x1.4589+ 2.5869 x2.1668+ 10.4167x0.7517+18.933x0.2895

+35x0.1592+4.6247x1.4589)

λMaks = 37.983

Oleh karena matriks berjumlah 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), maka nilai indeks

konsistensi yang diproleh adalah:

CI=(λmax−n)(n−1)

CI=(37.983−6)(6−1)

CI=31.9835

CI = 6.3966

Untuk n = 6, RI = 1.24 (lihat tabel 2.4 Nilai Random Indek), maka

CR=(CI )(R)

CR=(6.3966)(1.24 )

CR = 5.1585

Karena CR < 0.100 berarti Penilaian adalah konsistenDari hasil perhitungan pada tabel 4.25 diatas menunjukkan bahwa;

1. Alternatif Karyawan 2merupakan alternatiftertinggi dengan bobot nilai

2.1668

2. Alternatif Karyawan 1 dan Karyawan 6 memiliki nilai bobot tertinggi

kedua yaitu 1.4589

3. Alternatif Karyawan ke 3 memiliki bobot tertinggi ke-3 yaitu 0.7517

4. Alternatif dengan nilai bobot terendah yaitu karyawan 4 dengan nilai

0.1592

.

Page 35: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

56

4. Perbandingan Berdasarkan Kriteria Prestasi Kerja

Adapun nilai yang dapat dijadikan perbandingan berdasarkan nilai

evaluasi yang terdapat pada tabel 4.10 dapat terlihat pada tabel 4.29 di bawah

ini:

Tabel 4.29 Nilai Evaluasi Karyawan Dengan Kriteria “Prestasi Kerja”

KELOMPOK Nilai

K1 91K2 93K3 95K4 92K5 100K6 94

Berikut matrik perbandingan alternatif dengan kriteria pendekatan sosial

nilai input didapat dari tabel nilai evaluasi karyawan

Tabel 4.30 Tabel Matrik Alternatif Untuk Prestasi Kerja

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 3 5 2 10 5

K2 1/3 1 3 1/2 8 2

K3 1/5 1/3 1 1/4 6 ½

K4 ½ 2 4 1 9 3

K5 1/10 1/8 1/6 1/9 1 1/7

K6 1/5 1/2 2 1/3 7 1

Setelah di-inputkan data kedalam tabel berpasangan pada tabel 4.29, maka

akan dilakukan penjumlahan tiap kolom. Tabel 4.30 menggunakan 3 digit

.

Page 36: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

57

belakang koma guna untuk pembulatan dari bilangan berkoma. Hasil penjumlahan

matriks perbandingan didapat dari menjumlahkan tiap kolom untuk setiap

alternatif maka akan didapatkan jumlah tiap kolom. Adapun langkah-langkah

untuk menjumlahkan nilai kolom sebagai berikut.

K1 = 1+0.333+0.2+0.5+0.1+0.2=2.3333

K2 = 3+1+0.333+2+0.125+0.5=6.958

K3 = 5+3+1+4+0.1667+2=15.6667

K4 = 2+0.5+0.25+1+0.111+0.333=4.194

K5 = 10+8+6+9+1+7=41

K6 = 5+2+0.5+3+0.142+1=11.642

Adapun hasil dari perhitungan di atas dapat terlihat pada tabel 4.31 di

bawah ini.

Tabel 4.31Hasil Penjumlahan Matrik Pembobotan Alternatif

“Prestasi Kerja”

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 3 5 2 10 5

K2 1/3 1 3 1/2 8 2

K3 1/5 1/3 1 1/4 6 ½

K4 ½ 2 4 1 9 3

K5 1/10 1/8 1/6 1/9 1 1/7

K6 1/5 1/2 2 1/3 7 1

Jumlah 2.333 6.958 15.667 4.194 41 11.642

.

Page 37: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

58

Setelah dilakukan penjumlahan setiap kolom alternatif pada tabel 4.30,

selanjutnya membagi tiap kolom dengan jumlah kolom yang sudah dijumlahkan.

Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, adapun

langkah-langkah untuk menghitung jumlah bobot dapat dilihat pada tabel 4.32.

Tabel 4.32 Langkah-langkah Perhitungan Nilai Eigen

K1 K2

1 / 2.333 =0.429 3 /6.958 = 0.431

0.333 / 2.333 =0.143 1/6.958 =0.144

0.2 / 2.333 =0.086 0.333/6.958 =0.048

0.5 / 2.333 =0.214 2/6.958 =0.287

0.1/ 2.333 =0.043 0.125/6.958 =0.018

0.2 / 2.333 =0.086 0.5/6.958 =0.072

K3 K4

5 / 15.667 =0.319 2 / 4.194 =0.477

3/ 15.667 =0.191 0.5/ 4.194 =0.119

1/ 15.667 =0.191 0.25/ 4.194 =0.060

4/ 15.667 =0.255 1/ 4.194 =0.238

0.1667/ 15.667 = 0.011 0.111/ 4.194 =0.026

2/ 15.667 =0.128 0.333/ 4.194 =0.079

K5 K610 / 41 =0.244 5 / 11.642 = 0.429

8/ 41 =0.195 211.642 =0.172

6/ 41 =0.146 0.5 / 11.642 =0.043

9/ 41 =0.220 3 / 11.642 =0.258

1/ 41 =0.024 0.142 / 11.642 =0.012

7/ 41 =0.171 1/ 11.642 =0.086

.

Page 38: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

59

Setelah melakukan pencarian nilai eigen langkah selanjutnya adalah

normalisasi matriks. Adapun tahapan normalisasi matriks dapat terlihat pada tabel

4.33 di bawah ini.

Tabel 4.33 Langkah Normalisasi Matrik

Normalisasi Matriks Nilai Eigen

(0.2162+0.193+0.2880+0.3169+0.2286+0.2162)/6 0.3882

(0.4325+0.387+0.2880+0.3697+0.2571+0.4325)/6 0.1607

(0.0720+0.129+0.0960+0.2113+0.1714+0.0720)/6 0.0744

(0.0360+0.055+0.0240+0.0528+0.0857+0.0360)/6 0.2455

(0.0270+0.043+0.0160+0.0176+0.0286+0.0270)/6 0.0224

(0.2162+0.193+0.2880+0.3169+0.2286+0.2162)/6 0.1035

Setelah adanya normalisasi matriks, hasil dari langkah di atas dapat terlihat

pada tabel 4.34 di bawah ini.

Tabel 4.34Hasil Matrik Vektor Pembobotan Kriteria NormalisasiALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6 VEKTOR

EIGEN

K1 0.429 0.431 0.319 0.477 0.2440.429

2.329K2 0.143 0.144 0.191 0.119

0.195 0.1720.964

K3 0.086 0.048 0.191 0.0600.146 0.043

0.446

K4 0.214 0.287 0.255 0.2380.220 0.258

1.473K5 0.043 0.018 0.011 0.026

0.024 0.0120.135

K6 0.086 0.072 0.128 0.0790.171 0.086

0.621

Setelah dihitung bobot prioritas alternatif dari kriteriaPrestasi Kerja pada

tabel 4.34, maka dihitung nilai lamda maksimum (λMaks) atau eigenvalue, yaitu

.

Page 39: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

60

menjumlahkan hasil dari perkalian bobot prioritas dengan jumlah kolom. Nilai

eigen maksimum yang dapat diproleh adalah

λMaks=(2.333x2.329 + 6.958x0.964 + 15.667x0.446 +4.194x1.473

+41x0.135+11.642x0.621)

λMaks = 38.0709

Oleh karena matriks berjumlah 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), maka nilai indeks

konsistensi yang diproleh adalah:

CI=(λmax−n)(n−1)

CI=(38.0709−6)(6−1)

CI=32.07095

CI = 6.4141

Untuk n = 6, RI = 1.24 (lihat tabel 2.4 Nilai Random Indek), maka

CR=(CI )(R)

CR=(6.4141)(1.24)

CR = 5.1727

Karena CR < 0.100 berarti Penilaian adalah konsistenDari hasil perhitungan pada tabel 4.25 diatas menunjukkan bahwa;

1. Alternatif Karyawan 1 merupakan Alternatif Tertinggi dengan bobot nilai

2.329

2. Alternatif Karyawan 4 merupakan Alternatif Tertinggi ke-2 dengan bobot

nilai 1.473

.

Page 40: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

61

3. Alternatif Karyawan memiliki bobot terendah yaitu Karyawan ke 4

dengan bobot nilai 0.135

5. Perbandingan Berdasarkan Kriteria Inisiatif

Adapun nilai yang dapat dijadikan perbandingan berdasarkan nilai

evaluasi yang terdapat pada tabel 4.10 dapat terlihat pada tabel 4.35 di bawah

ini:

Tabel 4.35 Nilai Evaluasi Karyawan Dengan Kriteria “Inisiatif”

Berikut matrik perbandingan alternatif dengan kriteria pendekatan sosial

nilai input didapat dari tabel nilai evaluasi karyawan

Tabel 4.36 Tabel Matrik Alternatif Untuk Inisiatif

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 1/5 1/6 1/11 1/9 1/10

K2 5 1 ½ 1/7 1/5 1/6

K3 6 2 1 1/6 1/4 1/5

K4 11 7 6 1 3 2

K5 9 5 4 1/3 1 ½

K6 10 6 5 1/2 2 1

.

KELOMPOK Nilai

K1 100K2 96K3 95K4 90K5 92K6 91

Page 41: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

62

Setelah di-inputkan data kedalam tabel berpasangan pada tabel 4.36, maka

akan dilakukan penjumlahan tiap kolom. Tabel 4.36 menggunakan 3 digit

belakang koma guna untuk pembulatan dari bilangan berkoma. Hasil penjumlahan

matriks perbandingan didapat dari menjumlahkan tiap kolom untuk setiap

alternatif maka akan didapatkan jumlah tiap kolom. Adapun langkah-langkah

untuk menjumlahkan nilai kolom sebagai berikut.

K1 = 1+0.333+0.2+0.5+0.1+0.2=2.3333

K2 = 3+1+0.333+2+0.125+0.5=6.958

K3 = 5+3+1+4+0.1667+2=15.6667

K4 = 2+0.5+0.25+1+0.111+0.333=4.194

K5 = 10+8+6+9+1+7=41

K6 = 5+2+0.5+3+0.142+1=11.642

Setelah dilakukan perhitungan di atas maka hasil dari perhitungan di atas

dapat terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.37Hasil Penjumlahan Matrik Pembobotan Alternatif “Inisiatif”

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 1/5 1/6 1/10 1/9 1/10

K2 5 1 ½ 1/7 1/5 1/6

K3 6 2 1 1/6 1/4 1/5

K4 10 7 6 1 3 2

K5 9 5 4 1/3 1 ½

K6 10 6 5 1/2 2 1

Jumlah 42 21.2 16.667 2.2459 6.561 1.9667

.

Page 42: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

63

Setelah dilakukan penjumlahan setiap kolom alternatif pada tabel 4.37,

selanjutnya membagi tiap kolom dengan jumlah kolom yang sudah dijumlahkan..

Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, adapun

langkah-langkah untuk menghitung jumlah bobot dapat dilihat pada tabel 4.38.

Tabel 4.38 Langkah-langkah Perhitungan Nilai Eigen

K1 K2

1/ 42 = 0.0238 0.2/21.2=0.0094

5 /42 =0.1190 1/21.2=0.0472

6 /42 =0.1429 2/21.2=0.0943

10 /42 =0.2381 5/21.2=0.3302

9 /42 =0.2143 7/21.2=0.2358

10 /42 =0.2381 6/21.2=0.2830

K3 K4

0.1667/16.667=0.0100 2.2459=0.0445

0.5/16.667=0.0300 2.2459=0.0632

1/16.667=0.0600 2.2459=0.0742

6/16.667=0.3600 2.2459=0.4453

4/16.667=0.2400 2.2459=0.1483

5/16.667=0.3000 2.2459=0.2226

K5 K6

0.111/6.561=0.0169 0.1/1.9667=0.0508

0.2/6.561=0.0305 0.1667/1.9667=0.0848

0.25/6.561=0.0381 0.2/1.9667=0.1017

3/6.561=0.4572 2/1.9667=1.0169

1/6.561=0.1524 0.5/1.9667=0.2542

2/6.561=0.3048 1/1.9667=0.5085

.

Page 43: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

64

Setelah melakukan perhitungan nilai eigenlangkah selanjutnya adalah

mencari normalisasi matriks seperti pada tabel 4.39 di bawah ini.

Tabel 4.39 Langkah Normalisasi Matrik

Normalisasi Matriks Nilai Eigen

(0.0238+0.0094+0.0100+0.0445+0.0169+0.0508) / 6 0.0259

(0.1190+0.0472+0.0300+0.0632+0.0305+0.0848)/6 0.0624

(0.1429+0.0943+0.0600+0.0742+0.0381+0.1017) /6 0.0852

(0.2381+0.3302+0.3600+0.4453+0.4572+1.0169) /6 0.4746

(0.2143+0.2358+0.2400+0.1483+0.1524+0.2542) /6 0.2075

(0.2381+0.2830+0.3000+0.2226+0.3048+0.5085) / 6 0.3095

Adapun hasil dari normalisasi normalisasi dapat terlihat pada tabel 4.40di

bawah ini.

Tabel 4.40Hasil Matrik Vektor Pembobotan Kriteria NormalisasiALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6 VEKTOR

EIGEN

K1 0.0238 0.0094 0.0100 0.0445 0.0169 0.0508 0.1555

K2 0.1190 0.0472 0.0300 0.0632 0.0305 0.0848 0.3747

K3 0.1429 0.0943 0.0600 0.0742 0.0381 0.1017 0.5112

K40.2381 0.3302 0.3600 0.4453 0.4572 1.0169 2.8477

K5 0.2143 0.2358 0.2400 0.1483 0.1524 0.2542 1.2450

K6 0.2381 0.2830 0.3000 0.2226 0.3048 0.5085 1.8570

Setelah dihitung bobot prioritas alternatif dari kriteria pendekatan sosial

pada tabel 4.40, maka dihitung nilai lamda maksimum (λMaks) atau eigenvalue,

yaitu menjumlahkan hasil dari perkalian bobot prioritas dengan jumlah kolom.

Nilai eigen maksimum yang dapat diproleh adalah

.

Page 44: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

65

λMaks=(42x0.1555+21.2x0.3747+16.667x0.5112+2.2459x2.8477+6.56x1.24501

+1.9667x1.8570)

λMaks = 41.2099

Oleh karena matriks berjumlah 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), maka nilai indeks

konsistensi yang diproleh adalah:

CI=(λmax−n)(n−1)

CI=(41.2099−6)(6−1)

CI=41.209 95

CI = 8.2420

Untuk n = 6, RI = 1.24 (lihat tabel 2.4 Nilai Random Indek), maka

CR=(CI )(R)

CR=(8.2420)(1.24 )

CR = 6.6468

Karena CR < 0.100 berarti Penilaian adalah konsistenDari hasil perhitungan pada tabel4.39diatas menunjukkan bahwa;

1. Alternatif Karyawan 4 merupakan Alternatif Tertinggi dengan bobot nilai

2.8477

2. Alternatif Karyawan 6 merupakan Alternatif Tertinggi ke-2 dengan bobot

nilai 1.8570

3. Alternatif Karyawan memiliki bobot terendah yaitu Karyawan 1 dengan

bobot nilai 0.1555

.

Page 45: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

66

6. Perbandingan Berdasarkan Kriteria Disiplin

Adapun nilai yang dapat dijadikan perbandingan berdasarkan nilai

evaluasi yang terdapat pada tabel 4.10 dapat terlihat pada tabel 4.41 di bawah

ini:

Tabel 4.41 Nilai Evaluasi Karyawan Dengan Kriteria “Disiplin”

Berikut matrik perbandingan alternatif dengan kriteria Disiplin input

didapat dari tabel nilai evaluasi karyawan

Tabel 4.42 Tabel Matrik Alternatif Untuk Disiplin

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 1/5 1/6 1/11 1/9 1/10

K2 5 1 ½ 1/7 1/5 1/6

K3 6 2 1 1/6 1/4 1/5

K4 11 7 6 1 3 2

K5 9 5 4 1/3 1 ½

K6 10 6 5 1/2 2 1

Setelah di-inputkan data kedalam tabel berpasangan pada tabel 4.42, maka

akan dilakukan penjumlahan tiap kolom. Tabel 4.42 menggunakan 3 digit

belakang koma guna untuk pembulatan dari bilangan berkoma. Hasil penjumlahan

.

KELOMPOK Nilai

K1 99K2 95K3 94K4 89K5 91K6 90

Page 46: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

67

matriks perbandingan didapat dari menjumlahkan tiap kolom untuk setiap

alternatif maka akan didapatkan jumlah tiap kolom. Adapun langkah-langkah

untuk menjumlahkan nilai kolom sebagai berikut.

K1 = 1+0.333+0.2+0.5+0.1+0.2=2.3333

K2 = 3+1+0.333+2+0.125+0.5=6.958

K3 = 5+3+1+4+0.1667+2=15.6667

K4 = 2+0.5+0.25+1+0.111+0.333=4.194

K5 = 10+8+6+9+1+7=41

K6 = 5+2+0.5+3+0.142+1=11.642

Setelah dilakukan perhitungan di atas maka hasil dari perhitungan di atas

dapat terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.43Hasil Penjumlahan Matrik Pembobotan Alternatif “Disiplin”

ALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1 1/5 1/6 1/10 1/9 1/10

K2 5 1 ½ 1/7 1/5 1/6

K3 6 2 1 1/6 1/4 1/5

K4 10 7 6 1 3 2

K5 9 5 4 1/3 1 ½

K6 10 6 5 1/2 2 1

Jumlah 42 21.2 16.667 2.2459 6.561 1.9667

Setelah dilakukan penjumlahan setiap kolom alternatif pada tabel 4.43,

selanjutnya membagi tiap kolom dengan jumlah kolom yang sudah dijumlahkan.

Maka akan diproleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan

.

Page 47: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

68

dari rata-rata bobot relatif untuk tiap baris, adapun langkah-langkah untuk

menghitung jumlah bobot dapat dilihat pada tabel 4.44.

Tabel 4.44 Langkah-langkah Perhitungan Nilai Eigen

K1 K2

1/ 42 = 0.0238 0.2/21.2=0.0094

5 /42 =0.1190 1/21.2=0.0472

6 /42 =0.1429 2/21.2=0.0943

10 /42 =0.2381 5/21.2=0.3302

9 /42 =0.2143 7/21.2=0.2358

10 /42 =0.2381 6/21.2=0.2830

K3 K4

0.1667/16.667=0.0100 2.2459=0.0445

0.5/16.667=0.0300 2.2459=0.0632

1/16.667=0.0600 2.2459=0.0742

6/16.667=0.3600 2.2459=0.4453

4/16.667=0.2400 2.2459=0.1483

5/16.667=0.3000 2.2459=0.2226

K5 K6

0.111/6.561=0.0169 0.1/1.9667=0.0508

0.2/6.561=0.0305 0.1667/1.9667=0.0848

0.25/6.561=0.0381 0.2/1.9667=0.1017

3/6.561=0.4572 2/1.9667=1.0169

1/6.561=0.1524 0.5/1.9667=0.2542

2/6.561=0.3048 1/1.9667=0.5085

Setelah di cari nilai eigen, langkah selanjutnya adalah mencari nilai

normalisasi matriks-nya seperti terlihat pada tabel 4.45 di bawah ini.

.

Page 48: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

69

Tabel 4.45 Langkah Normalisasi Matrik

Normalisasi Matriks Nilai Eigen

(0.0238+0.0094+0.0100+0.0445+0.0169+0.0508) / 6 0.0259

(0.1190+0.0472+0.0300+0.0632+0.0305+0.0848)/6 0.0624

(0.1429+0.0943+0.0600+0.0742+0.0381+0.1017) /6 0.0852

(0.2381+0.3302+0.3600+0.4453+0.4572+1.0169) /6 0.4746

(0.2143+0.2358+0.2400+0.1483+0.1524+0.2542) /6 0.2075

(0.2381+0.2830+0.3000+0.2226+0.3048+0.5085) / 6 0.3095

Setelah melakukan normalisasi matriks, hasil dari nilai vector pembobotan

kriteria normalisasinya terlihat pada tabel 4.46 di bawah ini.

Tabel 4.46Hasil Matrik Vektor Pembobotan Kriteria NormalisasiALTERNATIF K1 K2 K3 K4 K5 K6 VEKTOR

EIGEN

K1 0.0238 0.0094 0.0100 0.0445 0.0169 0.0508 0.1555

K2 0.1190 0.0472 0.0300 0.0632 0.0305 0.0848 0.3747

K3 0.1429 0.0943 0.0600 0.0742 0.0381 0.1017 0.5112

K40.2381 0.3302 0.3600 0.4453 0.4572 1.0169 2.8477

K5 0.2143 0.2358 0.2400 0.1483 0.1524 0.2542 1.2450

K6 0.2381 0.2830 0.3000 0.2226 0.3048 0.5085 1.8570

Setelah dihitung bobot prioritas alternatif dari kriteria pendekatan sosial

pada tabel 4.26, maka dihitung nilai lamda maksimum (λMaks) atau eigenvalue,

yaitu menjumlahkan hasil dari perkalian bobot prioritas dengan jumlah kolom.

Nilai eigen maksimum yang dapat diproleh adalah

λMaks=(42x0.1555+21.2x0.3747+16.667x0.5112+2.2459x2.8477+6.56x1.24501

+1.9667x1.8570)

.

Page 49: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

70

λMaks = 41.2099

Oleh karena matriks berjumlah 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), maka nilai indeks

konsistensi yang diproleh adalah:

CI=(λmax−n)(n−1)

CI=(41.2099−6)(6−1)

CI=41.209 95

CI = 8.2420

Untuk n = 6, RI = 1.24 (lihat tabel 2.4 Nilai Random Indek), maka

CR=(CI )(R)

CR=(8.2420)(1.24 )

CR = 6.6468

Karena CR < 0.100 berarti Penilaian adalah konsistenDari hasil perhitungan pada tabel 4.45 diatas menunjukkan bahwa;

1. Alternatif Karyawan 4 merupakan Alternatif Tertinggi dengan bobot nilai

2.8477

2. Alternatif Karyawan 6 merupakan Alternatif Tertinggi ke-2 dengan bobot

nilai 1.8570

3. Alternatif Karyawan memiliki bobot terendah yaitu Karyawan 1 dengan

bobot nilai 0.1555

.

Page 50: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

71

4.3.2 Perhitungan Total Rangking/Prioritas Global

1. Perhitungan Nilai Eigen Hubungan antara Kriteria dengan Alternatif

Nilai pada tabel matriks hubungan antara kriteria dengan alternatif ini

diambil dari nilai eigen masing- masing alternatif.

Tabel 4.47MatriksHubungan antara Kriteria dengan Alternatif

ALTERNATIFKRITERIA

PR TJ KS PS IT DS

K1 1.5552 0.8919 1.4589 2.329 0.1555 0.1555

K2 0.8194 0.4912 2.1668 0.964 0.3747 0.3747

K3 1.5552 0.8919 0.7517 0.446 0.5112 0.5112

K4 0.7354 1.6170 0.2895 1.473 2.8477 2.8477

K5 0.8194 1.6170 0.1592 0.135 1.2450 1.2450

K6 0.5152 0.4911 1.4589 0.621 1.8570 1.8570

2. Total Rangking

Untuk mencari total rangking untuk masing-masing alternatif kelompok

terbaik adalah dengan cara mengalikan nilai eigen masing-masing alternatif

dengan Nilai Eigen Kriteria,yakni hasil baris tiap nilai eigen dikalikan dengan

kolom nilai eigen kriteria. Adapun cara perkaliah dapat dilihat dibawah ini.

Perhitungan Total Prioritas Global.

.

Page 51: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

72

K1 = (1.5552 x 0.334) + (0.8919 x 0.230) + (1.4589x 0.167) + (2.329 x 0.122) +

(0.1555 x 0.086) + (0.1555x0.057) =0.980873

K2 = (0.8194 x 0.334) + (0.4912x 0.230) + (2.1668x 0.167) + (0.964x 0.122) +

(0.3747x 0.086) + (0.3747x0.057) =0.919701

K3 = (1.5552 x 0.334) + (0.8919 x 0.230) + (0.7517x 0.167) + (0.446 x 0.122) +

(0.5112 x 0.086) + (0.5512x0.057) =0.977621

K4 = (0.7354x 0.334) + (1.6170 x 0.230) + (0.2895x 0.167) + (1.473 x 0.122) +

(2.8477 x 0.086) + (2.8477x0.057) =1.252807

K5 = (0.8194x 0.334) + (1.6170x 0.230) + (0.1592x 0.167) + (0.135 x 0.122) +

(1.2450 x 0.086) + (1.2450x0.057) =0.162637

K6 = (0.5152x 0.334) + (0.4911 x 0.230) + (1.4589x 0.167) + (0.621 x 0.122) +

(0.18570 x 0.086) + (0.18570x0.057) =0.0723

Tabel 4.48 Hasil Perangkingan Kelompok Terbaik

ALTKRITERIA

NILAI EIGEN

KRITERIA

Bobot Proritas GlobalPR TJ KS PS IT DS

K1 1.5552 0.8919 1.4589 2.329 0.1555 0.1555

PERKALIAN MATRIK

(X)

0.334

HASIL

(=)

0.980873

K2 0.8194 0.4912 2.1668 0.964 0.3747 0.3747 0.230 0.919701

K3 1.5552 0.8919 0.7517 0.446 0.5112 0.5112 0.167 0.977621

K4 0.7354 1.6170 0.2895 1.473 2.8477 2.8477 0.122 1.252807

K5 0.8194 1.6170 0.1592 0.135 1.2450 1.2450 0.086 0.162637

K6 0.5152 0.4911 1.4589 0.621 1.8570 1.8570 0.057 0.0723

Dari hasil perhitungan tabel 4.42 di atas diketahui bahwa urutan prioritas

Global dari perhitungan kelompok terbaik adalah sebagai berikut :

1. Karyawan 4 memiliki bobot tertinggi dengan total Nilai1.252807.

2. Karyawan 1 menjadi Rangking Kedua dengan total Nilai 0.980873

.

Page 52: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

73

3. Karyawan 3 Rangking Ketiga dengan total Nilai 0.977621.

4. Karyawan 2 Rangking Keempat dengan total Nilai 0.919701

5. Karyawan 5 Rangking Kelima dengan total Nilai 0.162637

6. Karyawan 6 Rangking Terakhir dengan total Nilai 0.0723

Sehingga yang menjadi kelompok terbaik dari sampel nilai yang telah

ditentukan adalah kelompok Pengalihan atau kelompok 54 dengan nilai 0.364.

.

Page 53: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

START

END

Menentukan Tujuan, Kriteria dan Alternatif keputusan

Membuat Pohon Hirarki

Membuat Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria dan Sub kriteri

Input Data Kriteria dan Subkriteria Proses AHPPemilihan Gagasan

Pencetakan Hasil

Penyimpanan Data

Penyajian Hasil

Data Promosi JabatanPenerimaan Usulan dan Gagasan dan Pembahasan

74

4.3.3 Model dan Perancangan Sistem

Di dalam membangun sebuah keputusan dibutuhkan sebuah model dan

perancangan sistem. Model dan perancangan sistem membantu kita untuk melihat

deskripsi pada sebuah proses yang dilakukan sebuah sistem. Adapun kerangka

sistem pada keputusan promosi jabatan terlihat pada gambar di bawah ini

HRD MANAGERDSS PEMILIHAN GAGASAN KORWIL

Gambar 4.4 Kerangka Sistem Pendukung Keputusan Promosi Jabatan

.

Page 54: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

75

Gambar di atas menjelaskan tentang proses promosi jabatan. Di awali

dengan penentuan tujuan, kriteria, dan alternatif.Setelah itu membuat pohon

criteria.Pohon criteria digunakan untuk membuat matriks perbandingan

berpasangan.Data-data matriks perbandingan tersebut digunakan untuk inputan

data kriteria dan subkriteria.Kriteria dan subkriteria tersebut diproses untuk

pemilihan gagasan kemudian disajikan hasilnya. Penyajian hasil dilakukan

pencetakan hasil yang berupa data promosi untuk selanjutnya diproses kembali

oleh Koordinator Wilayah untuk proses akhir disetujui untuk usulan dan gagasan

di dalam proses promosi jabatan.

4.3.4 Flowchart Sistem

Flowchart Sistem berfungsi untuk menggambarkan alur proses dari sebuah

permasalahan kedalam bentuk simbol-simbol. Setiap simbol memiliki arti didalam

mendeskripsikan sebuah permasalahan. Adapun flowchart sistem dari Analytical

Hierarchy Process (AHP) terlihat pada gambar di bawah ini:

.

Page 55: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

76

]

Gambar 4.5 Flowchart Sistem

Gambar di atas dideskripsikan dengan di mulai dengan proses inputan

penilaian perbandingan setiap elemen. Setelah itu dilakukan proses pengolahan

Horisontal. Pengolohan Horisontal di proses kembali untuk mencari nilai

Consistency. Nilai konsistensi tersebut digunakan untuk penyusunan matriks

.

Page 56: Web viewSelain itu, di dalam sistem pendukung keputusan diperlukan sebuah gagasan dan kerangka berfikir penentuan konsep pendukung

77

gabungan. Pada matriks gabungan dilakukan kembali pengolahan secara vertical

yang pada akhirnya dihasilkan berupa criteria promosi jabatan dan alternatif yang

mendukung proses pendukung keputusan promosi jabatan.

.