jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru...

22
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU Carudin SMKN 1 Gabuswetan Jl. PU. Rancahan Kec. Gabuswetan Kab. Indramayu 452563 Email: [email protected] Abstrak: Peningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah. Penelitian ini bertujuan: (a) untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja sekolah, dan kinerja guru, (b) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru. Hasil penelitian yang diperoleh kepemimpinan kepala SMK Negeri se-Kabupaten Indramayu yang meliputi dimensi kepribadian, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan berkomunikasi, memberi motivasi dan pendelegasian wewenang memberikan pengaruh cukup terhadap kinerja. Iklim kerja sekolah mempunyai hubungan yang cukup berpengaruh terhadap kinerja guru. Kinerja mengajar guru berada pada kategori cukup baik. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru tetapi kurang cukup memotivasi kinerja guru. Pengaruh iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru kurang cukup baik dan dapat memotivasi kinerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru. Kata kunci: Kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja Abstract: Improvement in teachers' teaching performance can be achieved by improving school leadership and school climate. This study aims: (a) to investigate the school leadership, school climate, and teacher’s performance, (b) to know how great the influence of school leadership and school climate on teacher’s performance. The study shows that the school principal leadership of State Vocational School (SMK) in Indramayu Regency, which includes dimensions of personality, decision-making ability, ability to communicate, motivate and delegate an authority, provides fair influence on performance. School climate also has fair influence on the performance of teachers. Teachers’ performance is in fair category. School leadership has a positive effect on the performance of teachers but is not enough (less fair) to motivate the performance. The school climate has less 131

Transcript of jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru...

Page 1: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

Carudin SMKN 1 Gabuswetan

Jl. PU. Rancahan Kec. Gabuswetan Kab. Indramayu 452563Email: [email protected]

Abstrak: Peningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah. Penelitian ini bertujuan: (a) untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja sekolah, dan kinerja guru, (b) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru. Hasil penelitian yang diperoleh kepemimpinan kepala SMK Negeri se-Kabupaten Indramayu yang meliputi dimensi kepribadian, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan berkomunikasi, memberi motivasi dan pendelegasian wewenang memberikan pengaruh cukup terhadap kinerja. Iklim kerja sekolah mempunyai hubungan yang cukup berpengaruh terhadap kinerja guru. Kinerja mengajar guru berada pada kategori cukup baik. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru tetapi kurang cukup memotivasi kinerja guru. Pengaruh iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru kurang cukup baik dan dapat memotivasi kinerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru. Kata kunci: Kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja

Abstract: Improvement in teachers' teaching performance can be achieved by improving school leadership and school climate. This study aims: (a) to investigate the school leadership, school climate, and teacher’s performance, (b) to know how great the influence of school leadership and school climate on teacher’s performance. The study shows that the school principal leadership of State Vocational School (SMK) in Indramayu Regency, which includes dimensions of personality, decision-making ability, ability to communicate, motivate and delegate an authority, provides fair influence on performance. School climate also has fair influence on the performance of teachers. Teachers’ performance is in fair category. School leadership has a positive effect on the performance of teachers but is not enough (less fair) to motivate the performance. The school climate has less fair influence on teacher’s performance and can motivate the performance. School leadership and climate provide a significant positive impact on teacher’s performance.

Key words: teacher’s performance, school leadership, school climate.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber

daya manusia. Sejalan dengan perkembangan zaman, tantangan yang dihadapi

sistem pendidikan semakin meningkat baik kualitas, kuantitas maupun

relevansinya. Perkembangan masyarakat yang diikuti dengan perkembangan

kebutuhannya memunculkan jenis dan bentuk pekerjaan baru yang memerlukan

penyesuaian spesifikasi kemampuan dan persyaratan dari tenaga kerjanya, As’ari

131

Page 2: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah………………..Carudin 132

(2008: 1–2 ). Arus globalisasi menimbulkan tantangan daya saing terhadap

produk barang dan jasa. Sistem pendidikan yang bermutu akan mampu

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada akhirnya kualitas produk

barang dan jasa menjadi meningkat sehingga diharapkan mampu menjadi tuan

rumah di negerinya sendiri dan dapat bersaing di pasar global.

Guru merupakan faktor sentral di dalam sistem pembelajaran terutama di

sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya,

dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila keutamaan pembelajaran yaitu

interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain,

terutama kurikulum akan “hidup” apabila dilaksanakan oleh guru. Peranan guru

sangat penting dalam mentransformasikan input pendidikan, sehingga dapat

dipastikan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas

tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Hal ini berarti, pendidikan

yang baik dan unggul tetap akan bergantung pada kondisi mutu guru. UNESCO

menyatakan bahwa “memperbaiki mutu pendidikan pertama-tama tergantung pada

perbaikan perekrutan, pelatihan, status sosial, dan kondisi para guru; mereka

membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, karakter personal, prospek

professional, dan motivasi yang tepat jika ingin memenuhi harapan stakeholder”

(Delors, 1996).

Kinerja guru yang diharapkan dapat mendongkrak kualitas dan relevansi

pendidikan, dalam implementasinya di lapangan tergantung dari banyak faktor

yang mempengaruhinya dan saling berkaitan, misalnya faktor kepemimpinan

kepala sekolah dan iklim kerja. Kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan

mutu, tanpa kepemimpinan yang baik proses peningkatan mutu tidak dapat

dilakukan dan diwujudkan (Edwar Sallis, 2006:170). Keutamaan pengaruh

(influence) kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata berbentuk

instruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat

memberi inspirasi terhadap para guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan

kreatifitasnya berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya, (Tjutju

Yuniarsih dan Suwatno, 2008:166). Kenyataan di lapangan kepemimpinan kepala

sekolah masih menunjukan kinerjanya yang belum optimal, hal itu di indikasikan

Page 3: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

INVOTEC, Volume VII, No. 2, Agustus 2011: 131 –144 133

antara lain masih minimnya kepala sekolah untuk melakukan kegiatan supervisi

dan tingkat kepuasan guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah masih rendah.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1992), iklim organisasi adalah

serangkaian keadaan lingkungan yang dirasakan secara langsung dan tidak

langsung oleh karyawan. Hal ini menggambarkan bahwa iklim organisasi sebagai

beberapa keadaan atau kondisi dalam satu rangkaian yang secara langsung atau

tidak langsung, sadar atau tidak sadar, dapat mempengaruhi karyawan. Iklim kerja

yang sejuk dan harmonis akan memberikan gairah dan inspirasi dalam bekerja.

Kenyataan yang ada iklim kerja SMK Negeri di seluruh Indramayu secara umum

masih menunjukan gejala yang belum optimal. Selain sarana-prasarana sekolah

yang belum representatif, juga manajemen sekolah yang secara umum kurang

memuaskan stakeholder sekolah.

Mengingat pentingnya peranan guru, maka kinerja guru harus selalu

dikontrol dan ditingkatkan. Sayangnya, dalam kultur masyarakat Indonesia

sampai saat ini pekerjaan guru masih cukup tertutup. Bahkan atasan guru seperti

kepala sekolah dan pengawas sekali pun tidak mudah untuk mendapatkan data dan

mengamati realitas keseharian performance guru di hadapan siswa. Guru berusaha

menampakkan kinerja terbaiknya, baik pada aspek perencanaan maupun

pelaksanaan pembelajaran hanya pada saat dikunjungi. Selanjutnya guru akan

kembali bekerja seperti sedia kala, kadang tanpa persiapan yang matang serta

tanpa semangat dan antusiasme yang tinggi. Berdasarkan latar belakang masalah

dapat dirumuskan masalah penelitian, yaitu: bagaimana kepemimpinan, iklim

kerja, kinerja guru dan hubungan diantara faktor-faktor tesebut di SMK Negeri di

Indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepemimpinan para

kepala SMK Negeri di Indramayu, iklim kerja, dan kinerja guru kejuruan. Selain

itu, mencari hubungan dan pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru; iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru; kepemimpinan

kepala.

Menurut Veithzal Rivai (2009), “Kinerja adalah perilaku yang nyata yang

ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja sesuai dengan peranannya”.

Kinerja merupakan suatu wujud prilaku seseorang atau organisasi dengan

orientasi prestasi. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi

Page 4: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah………………..Carudin 134

kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Indikator penilaian terhadap kinerja

guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran dikelas yaitu: Perencanaan

kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

Kepala sekolah adalah seorang guru yang seharusnya mempunyai

kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah

sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tanggal

17 April 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, kepala sekolah harus

memiliki kompetensi yakni: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,

kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Kelima

standar kompetensi tersebut terintegrasi di dalam kinerja kepala sekolah.

Urgensi dan signifikansi fungsi dan peranan kepala sekolah didasarkan

pada pemahaman bahwa keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan kepala

sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi yang

disyaratkan agar dapat merealisasikan visi dan misi yang diemban sekolahnya.

Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah minimal harus

mampu berfungsi sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader,

inovator dan motivator (EMASLIM).

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu mengambil keputusan

yang cepat dan tepat, memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan

kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah

dan mendelegasikan tugas. Wahjosumijo (1999), mengemukakan bahwa kepala

sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup

kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta

pengetahuan administrasi dan pengawasan. Hal ini menggambarkan bahwa iklim

organisasi sebagai beberapa keadaan atau kondisi dalam satu rangkaian yang

secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar, dapat mempengaruhi

karyawan. Iklim kerja terdiri dari iklim secara fisik dan iklim secara psikologis.

Secara fisik misalnya keamanan, kebersihan, kenyamanan, kondisi sarana dan

prasarana organisasi (sekolah). Iklim psikologis meliputi lima dimensi, yaitu:

Responsibility (tanggung jawab), identity (identitas), warmth (kehangatan),

support (dukungan), dan conflict (konflik).

Page 5: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

INVOTEC, Volume VII, No. 2, Agustus 2011: 131 –144 135

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

yang mengungkapkan keadaan obyek penelitian sebagaimana adanya di lapangan

tentang kepemimpinan kepala sekolah, iklim bekerja dan kinerja guru.

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket yang disebarkan

kepada sguru kejuruan di SMK Negeri se-Kabupaten Indramayu tahun pelajaran

2010/2011 sebanyak 85 orang.

Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikan

data berdasarkan item, indikator pada variabel penelitian. Penyajian data hasil

penelitian disampaikan dalam bentuk histogram agar lebih mudah dipahami, dan

menyimpulkan hasil penelitian. Perhitungan yang digunakan yaitu rerata, standar

deviasi, median dan modus. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

data variabel kepemimpinan kepala sekolah, iklim kerja sekolah, dan kinerja guru.

HASIL PENELITIAN

Kepemimpinan kepala sekolah secara umum pada SMK Negeri se-

Kabupaten Indramayu menurut 85 persepsi guru produktif yang dijadikan

responden yakni kepemimpinan kepala sekolah berada pada kecenderungan

umum kategori sedang (62,7%) dari skor ideal. Dengan rincian kepribadian kepala

sekolah 66,73%, kemampuan pengambilan keputusan 61%, kemampuan

berkomunikasi dengan guru 61,3%, dan kemampuan memberi motivasi dan

pendelegasian wewenang 58,9%.

Kepemimpinan kepala sekolah secara umum berpengaruh positif terhadap

kinerja guru sebesar 0,260 dengan kontribusi sebesar 6,7 %. Sisanya dipengaruhi

oleh faktor lain 91%. Signifikansi peningkatan sebesar 0,016. Fhit 6,002 dan Ftab

3,107, maka Hi diterima dan menolak Ho. Persamaan regresi yang terbentuk

adalah Ŷ= 70,65 + 0,26 X1. Hasil uji t, diperoleh thit = 2,45, sedangkan ttab sebesar

1,989. Dengan demikian kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh posistif yang

signifikan terhadap kinerja guru.

Iklim kerja sekolah di SMK Negeri se-Kabupaten Indramayu berada pada

kecenderungan umum kategori sedang (62,7%) dari skor ideal. Dengan iklim

kerja sekolah secara fisik 61,2%, dan iklim kerja sekolah secara psikologis

Page 6: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah………………..Carudin 136

63,73% dari sekor ideal. Iklim kerja sekolah memberikan pengaruh positif

terhadap kinerja guru sebesar 0,361 tergolong rendah dengan kontribusi sebesar

13%. Sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Signifikansi peningkatan sebesar

0,001. Fhit 12,432 dan Ftab 3,107, dengan menerima Hi dan menolak Ho.

Kinerja guru berada pada kecenderungan umum kategori cukup baik 78%

dari skor ideal. Dengan rincian dimensi perencanaan pembelajaran pada kategori

skor cukup baik (74,9 %), pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pada kategori

sedang (68,3 %). Persamaan regresi yang terbentuk adalah Ŷ = 64,081 + 0,361 X2.

Hasil uji t, diperoleh t = 3,526, sedangkan ttab pada taraf signifikan 0,05 didapat

nilai sebesar 1,989. Dengan demikian, iklim kerja sekolah berpengaruh positif

yang signifikan terhadap kinerja guru.

Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah secara simultan

memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru. Pengaruh

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja terhadap kinerj aguru sebesar 0.388

tergolong rendah. Sedangkan kontribusi kedua varianel tersebut secara simultan

terhadap adalah 15,1%, sisanya oleh faktor lain. Peningkatan memenuhi

signifikansi 0,01 dengan harga F hitung 7,274 dan F tabel 1,989, artinya hasil

persamaan regresi yang telah didapat adalah signifikan. Hipotesis alternatif (Hi)

diterima dan menolak hipotesis 0 (Ho). Persamaan regresi yang terbentuk adalah:

Ŷ = 27,316 + 0,144X1 + 0,315X2. Hal ini menunjukan bahwa secara sederhana

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja berpengaruh positif terhadap

kinerja guru yang tercermin dari nilai prediksi perubahan nilai di atas.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan kepala SMK Negeri di

seluruh Kabupaten Indramayu hanya mencapai kategori sedang. Persentasi paling

tinggi pada dimensi kepribadian termasuk kategori sedang. Persentasi terkecil ada

pada dimensi kemampuan memberi motivasi dan pendelegasian wewenang.

Berdasarkan data pilihan responden, kepala sekolah sudah cukup proaktif dalam

membangun sekolah, tetapi kurang melibatkan komite sekolah.

Hasil perhitungan yang telah dilakukan menunjukan bahwa iklim kerja

sekolah yang dianalisis dari dimensi iklim kerja sekolah secara fisik dan iklim

Page 7: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

INVOTEC, Volume VII, No. 2, Agustus 2011: 131 –144 137

kerja sekolah secara psikologis secara umum berada pada kategori sedang.

Kepala sekolah dan guru sudah terjalin hubungan yang harmonis, tetapi kurang

mendukung dana kegiatan. Faktor kinerja individu sangat dipengaruhi oleh

dukungan iklim kerja yang meliputi pelatihan, pengembangan,  peralatan,

teknologi, standar kinerja, manajemen dan rekan kerja. Dukungan iklim organisasi

ini diartikan sebagai iklim kerja. Jika keseluruhan yang terdapat dalam sekolah

dioptimalkan maka akan dapat mewujudkan kinerja individu yang optimal pula.

Data di atas menggambarkan suasana kondusif SMK Negeri yang

dibutuhkan untuk peningkatan kinerja guru dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan belum tercipta secara optimal. Oleh karena itu, iklim kerja sekolah

harus ditingkatkan dengan berbagai pendekatan yang rasional di antaranya adalah;

pendekatan organisasi, dan pendekatan individu. Gambaran aktual kinerja guru

berada pada kecenderungan umum kategori cukup baik dari skor ideal. Dengan

rincian dimensi perencanaan pembelajaran pada kategori skor cukup baik,

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pada kategori sedang.

Berdasarkan data tersebut, secara umum kinerja guru dalam pembuatan

program pembelajaran sudah cukup baik, tetapi untuk pembuatan materi

pengayaan secara umum masih kurang. Kemampuan pengembangan program

pembelajaran oleh guru harus selalu ditingkatkan karena merupakan bagian yang

tidak dapat dipisahkan dari kegiatan proses pembelajaran. Melalui perencanaan

pembelajaran yang baik seorang guru akan lebih mudah dan terarah dalam

melakukan kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan

prestasi peserta didik. Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh

guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja guru dikatakan baik

dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Tugas guru pada prinsipnya terkandung dalam kompetensi seorang

guru. Tiga dimensi umum kompetensi yang saling menunjang dan membentuk

kompetensi profesional tenaga kerja kependidikan, yaitu kompetensi pribadi,

kompetensi profesional, dan kompetensi kemasyarakatan/sosial.

Manfaat lain dari perencanaan pembelajaran adalah membantu disiplin

kerja yang baik, suasana pembelajaran lebih menarik, proses pembelajaran yang

terorganisir dengan baik, relevan dan akurat sehingga pembelajaran menjadi

Page 8: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah………………..Carudin 138

efektif. Rencana pembelajaran juga akan membantu guru dalam

mengorganisasikan materi standar, mengantsipasi peserta didik dan masalah yang

mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tanpa persiapan dan proses

pembelajaran menjadi kurang efektif.

Berdasarkan hasil penelitian, dimensi pelaksanaan pembelajaran

mendapatkan persentasi yang lebih kecil daripada pembuatan program

pembelajaran termasuk kategori sedang. Hal ini berarti masih banyak guru

produktif di SMK Negeri Kabupaten Indramayu yang kurang memperhatikan

kualitas dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pada saat pembukaan proses

pembelajaran masih banyak guru yang tidak mengemukakan tujuan pembelajaran

dan acuan materi pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus dipahami oleh setiap

peserta didik sejak awal proses pembelajaran. Dengan demikian, para peserta

didik mendapat gambaran kompetensi apa yang harus diperolah pada setiap

segmen proses pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi lebih terarah dan lebih

efektif. Apersepsi yang berfungsi menghubungkan materi sebelumnya dengan

materi yang akan disampaikan secara umum masih banyak guru yang

mengabaikannya. Pada saat menutup proses pembelajaran, secara umum masih

banyak guru yang tidak memberi kesimpulan dan tindak lanjut.

Hasil perhitungan yang telah dilakukan menunjukan bahwa kepemimpinan

kepala sekolah yang terdiri dari aspek kepribadian, kemampuan pengambilan

keputusan, kemampuan berkomunikasi, kemampuan memberi motivasi dan

pendelegasian wewenang, mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap

kinerja guru. Hubungan antar variabel tersebut ditunjukan pula oleh koefisien

korelasi yang termasuk kategori kurang baik. Koefisien determinasi mempunyai

pengartian bahwa kinerja mengajar guru ditentukan oleh kepemimpinan kepala

sekolah dan ditentukan oleh variabel lain.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa kepemimpinan

kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru dalam konteks

penelitian yang dilaksanakan menunjukan kebenaran secara ilmiah. Hasil

perhitungan terhadap iklim kerja sekolah yang terdiri dari dimensi iklim fisik, dan

iklim psikologis, mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja

mengajar guru. Hubungan antar variabel tersebut ditunjukan pula oleh koefisien

Page 9: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

INVOTEC, Volume VII, No. 2, Agustus 2011: 131 –144 139

korelasi yang termasuk kategori rendah. Koefisien determinasi mempunyai

pengertian bahwa kinerja mengajar guru ditentukan oleh iklim kerja sekolah dan

ditentukan oleh variabel lain.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa iklim kerja

sekolah berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru dalam konteks penelitian

yang dilaksanakan menunjukan kebenaran secara ilmiah. Hasil perhitungan yang

telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan kepala sekolah

secara parsial maupun secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja mengajar guru. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan

iklim kerja sekolah terhadap kinerja mengajar guru ditunjukan berkorelasi cukup

baik. Hal ini secara simultan, kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

sekolah turut menentukan kinerja mengajar guru dan dipengaruhi oleh faktor lain.

Hasil pembahasan yang dikemukakan di atas maka terdapat beberapa

implikasi yang berkaitan dengan kinerja mengajar guru sebagai berikut:

1. Kondisi aktual kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori sedang

atau di bawah cukup dan pengaruhnya terhadap kinerja mengajar guru rendah.

Kondisi ini belum dapat sepenuhnya mendukung peningkatan kinerja guru.

Oleh karena itu fungsi, dan peranan kepala sekolah sebagai EMASLIM-F

harus lebih ditingkatkan. Kepala sekolah harus memiliki standar kompetensi

minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah yakni: ompetensi kepribadian,

manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Kepala sekolah sebagai

pemimpin selain harus memiliki kepribadian dan integritas yang baik juga

harus visioner yang mampu membuat perubahan sekolah ke arah yang lebih

baik. Kepala sekolah sebagai leader seharusnya memiliki kemampuan

pengambilan keputusan yang baik, mampu mengkomunikasikan visi,

memotivasi guru dan mampu mendelegasikan wewenang dengan baik.

2. Kondisi aktual iklim kerja sekolah yang dibutuhkan untuk memberi inspirasi

dan motivasi mengajar guru termasuk dalam kategori rendah dan pengaruhnya

terhadap kinerja mengajar guru juga rendah. Untuk peningkatan kinerja guru

maka iklim kerja sekolah harus diupayakan lebih baik lagi. Lingkungan fisik

sekolah harus diupayakan memberi kesejukan dan kenyamanan. Sarana-

prasarana umum, ruang kantor, ruang kelas dan peralatannya harus dilengkapi

Page 10: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah………………..Carudin 140

secara berkala. Lingkungan psikologis seperti kualitas manajemen sekolah,

rasa kekeluargaan dan dukungan harus ditingkatkan.

3. Kondisi aktual kinerja mengajar guru hanya mencapai kategori cukup baik

sehingga harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan kinerja guru maka faktor-

faktor yang mempengaruhinya harus ditingkatkan. Unsur motivasi kerja

termasuk kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah harus lebih

baik.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui kinerja guru,

dibutuhkan sosok kepala sekolah yang memiliki kemampuan minimal seperti

yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar

Kompetensi Kepala Sekolah yakni memiliki kompetensi kepribadian, manajerial,

kewirausahaan, supervisi dan sosial. Para kepala sekolah harus menjadi pemimpin

yang visioner, mengarahkan, dan memotivasi guru untuk mau dan mampu bekerja

dengan baik.

Menurut Mulyasa (2003), kepala sekolah yang efektif adalah kepala

sekolah yang: (1) mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif; (2) dapat menyelesaikan tugas

dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan; (3) mampu menjalin

hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka

secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan; (4)

berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat

kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah; (5) bekerja dengan tim manajemen;

(6) berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan.

Untuk mendapatkan sosok kepala sekolah yang diharapkan, pertama-tama

tergantung pada perbaikan perekrutan, pelatihan, status sosial, dan kondisi para

kepala sekolah, mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, karakter

personal, prospek profesional, dan motivasi yang tepat jika ingin memenuhi

harapan stakeholder.

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan fungsi dan peranan kepala

sekolah sebagai pemimpin, Danny Meirawan (2010:112-117), mengemukakan

bahwa langkah pertama sekecil apapun seorang kepala sekolah seyogianya harus

Page 11: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

INVOTEC, Volume VII, No. 2, Agustus 2011: 131 –144 141

mempunyai visi, misi dan program utama sekolah. Langkah kedua kepala sekolah

harus piawai dalam pengambilan keputusan yang berorientasi budaya atau

dinamika sistem nilai yang berlaku dimana sekolah berada. Ketiga harus pandai

mengkomunikasikan keputusan dan menginformasikan keputusan yang dibuat

sendiri maupun keputusan partisipatif yang melibatkan berbagai pihak. Langkah

ketiga kepala sekolah harus mampu menggerakan sumber daya manusia yang ada

supaya mampu dan mau bekerja dan beradministrasi dengan baik.

Dalam upaya pemberdayaan guru oleh kepala sekolah, Stewart (1998),

mengatakan enam cara yang dapat digunakan pemimpin dalam mengembangkan

pemberdayaan staf/bawahan (guru), yakni: meningkatkan kemampuan

staf/bawahan (enabling), memperlancar (facilitating) tugas mereka, konsultasi

(consulting), bekerjasama (collaborating), membimbing (mentoring) bawahan,

dan mendukung (supporting). Tetapi apapun cara yang ditempuh oleh pemimpin

dalam memberdayakan staf/bawahan, menurut Sarah Cook dan Steve Macaulay

(1997), kepemimpinan yang memberdayakan perlu mengacu pada empat dimensi,

yaitu visi, realita, orang (manusia), dan keberanian.

Berdasarkan temuan dalam penelitian dan konsep di atas, maka kepada

para kepala sekolah agar: (1) menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan

dan potensi yang ada di sekolah sebagai titik tolak dan untuk menentukan skala

prioritas dalam upaya meningkatkan kinerja guru yang optimal, (2) menjalin

hubungan komunikasi yang lebih baik dengan para guru sehingga setiap

permasalahan yang muncul dapat segera di atasi dengan bijaksana.

Kondisi aktual kinerja mengajar guru hanya mencapai kategori cukup baik

sehingga harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan kinerja guru, maka faktor-

faktor yang mempengaruhinya harus ditingkatkan. Unsur motivasi kerja termasuk

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah harus lebih baik.

Pengetahuan, keterampilan, status sosial dan kondisi guru harus ditingkatkan

dengan berbagai upaya sesuai dengan kemampuan sekolah, misalnya dengan

memberikan pelatihan, studi banding dan pertemuan ilmiah. Hal ini sejalan

dengan UNESCO yang menyatakan bahwa memperbaiki mutu pendidikan

tergantung pada perbaikan perekrutan, pelatihan, status sosial, dan kondisi para

guru, mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, karakter personal,

Page 12: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah………………..Carudin 142

prospek profesional, dan motivasi yang tepat jika ingin memenuhi harapan

stakeholder.

Kompetensi memiliki korelasi positif dan memberikan pengaruh yang

signifikan. Sehingga pihak sekolah sebaiknya lebih meningkatkan kemandirian

dari para guru dengan memberikan segala keleluasaan untuk mengambil

keputusan sehubungan dengan wewenang yang dimiliki oleh guru. Selain itu,

dalam pengambilan keputusan yang bersifat operasional pengajaran

direkomendasikan untuk selalu melibatkan para guru. Besarnya pengaruh dari

iklim kerja terhadap kinerja guru dapat dijadikan bahan pertimbangan dari fihak

sekolah untuk lebih meningkatkan iklim kerja agar semakin meningkatkan kinerja

dari para guru.

Motivasi kerja memberikan dorongan yang cukup berarti dalam

peningkatan kinerja seseorang. Dengan motivasi kerja ini mendorong guru untuk

mengarahkan semua kemampuannya serta energi yang dimilikinya demi mencapai

prestasi kerja yang optimal. Motivasi kerja selalu terkait dengan perilaku guru

dalam bekerja, termasuk didalamnya dorongan atau keinginan untuk bekerja lebih

giat dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang terbaik. Berdasarkan

pembahasan di atas, penulis berkeyakinan bahwa sikap kerja yang positif akan

menghasilkan kinerja individu yang optimal. Dengan demikian, dapat dibuktikan

baik secara teoretis maupun praktis bahwa iklim kerja benar-benar memberikan

kontribusi yang nyata terhadap kinerja guru. Hubungan tersebut dapat dijelaskan

bahwa seorang pekerja yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, cenderung

dia memiliki prestasi kerja yang tinggi. Sebaliknya, seorang pekerja yang prestasi

kerjanya rendah dimungkinkan oleh motivasi berprestasinya rendah. Hal ini

membuktikan bahwa mtoif berprestasi secara meyakinkan berkontribusi terhadap

kinerja.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil beberapa

kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala SMK Negeri se-Kabupaten Indramayu

yang meliputi dimensi kepribadian, kemampuan pengambilan keputusan,

kemampuan berkomunikasi, memberi motivasi dan pendelegasian wewenang

Page 13: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

INVOTEC, Volume VII, No. 2, Agustus 2011: 131 –144 143

berada pada kategori sedang. Kondisi aktual iklim kerja sekolah berada pada

kecenderungan umum kategori sedang. Baik iklim kerja sekolah secara fisik

maupun iklim kerja sekolah secara psikologis ke duanya termasuk pada kategori

sedang. Kinerja mengajar guru berada pada kecenderungan umum kategori cukup

baik. Dengan rincian dimensi perencanaan pembelajaran pada kategori cukup

baik, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pada kategori sedang atau kurang

dari cukup. Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja

guru tetapi rendah dan kurang cukup memotivasi kinerja guru. Pengaruh iklim

kerja sekolah terhadap kinerja guru ada pada kategori rendah dan kurang cukup

memotivasi kinerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru pada kategori

sedang atau kurang cukup meningkatkan kinerja guru.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2004). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Armas Duta Jaya.

Djohar, As’ari. ( 2008). Perspektif Pendidikan Menengah dan Kejuruan dalam Menyiapkan Tenaga Kerja yang Siap Mendukung Proses Pembangunan di Berbagai Bidang. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Tidak diterbitkan.

Gibson, James. L, John M. Ivancevich, dan James H. Donnely Jr. (1992), Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses. Jakarta: Binapura Aksara.

Macaulay, Steve & Cook, Sarah (1997). How to Improve Your Customer Service. Jakarta: PT. Gramedia.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2008). Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Rafika Aditama.

Meirawan, Danny. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan Masa Depan. Bogor: IPB Press.

Mulyasa, E. (2003 ). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Rivai, Veithzal. (2007). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sallis, Edward. (2006). Total Quality Management in Education. Edisi Indonesia Cetakan III. Jogjakarta: IRCiSoD.

Page 14: jurnal.upi.edujurnal.upi.edu/file/2._Artikel_Carudin_.docxWeb viewPeningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah………………..Carudin 144

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukmara, D. (2007). Implementasi Life Skill dalam KTSP. Bandung: Mughni Sejahtera.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wahjosumijo. (2007). Kepemimpinan dan Motivasi. Bandung: Gahlia Indonesia.

Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfa Beta.

Uno, B.H. (2010). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.