api.ning.comapi.ning.com/.../NotulensiKegiatanTrainingVibrantJiKTI1.docxWeb viewuntuk menyampaikan...

24
RISALAH PERTEMUAN Pokok Bahasan : Training Vibrant JiKTI Hari/Tanggal : Senin-selasa, 22-24 Juli 2013 Tempat : Hotel Santika Makassar Waktu : 09.00-17.00 Wita Narasumber : Budita Kismadi (INSPIRIT) & Dani Wahyu Munggoro (INSPIRIT) Peserta : terlampir Pembukaan oleh Madjid Sallatu & Caroline Tupamahu Pak Madjid : Assalamualaikum, saya pikir ini kelanjutan dari kegiatan sebelumnya, ini dimaksudkan sebenarnya setelah kita memiliki penelitian kemudian kita bisa menulis policy briefs, dan PEMDA biasanya meminta satu hal, seperti silahkan mengadvokasi tentang penelitian yang berasal dari policy papernya. Dan kemudian kegiatan ini dimaksudkan untuk bagaimana tetap melakukan koordinasi aktif dengan anggota jikti lainnya. Mungkin sekian dari saya. Ibu Olin : Selamat pagi, memang bakti dan inspirit telah melakukan kerjasama selama sekitar tiga sampai tahun. Bagaimana bisa menampilkan presentasi yang keren. Waktu itu pernah dilakukan pelatihan seperti ini tetapi hanya untuk wilayah Makassar saja dan menyadari untuk bagaimana melaksanakan kegiatan ini untuk teman-teman diluar Makassar. Tujuannya adalah bagaimana JiKTI memiliki karakter untuk dimana menampilkan hasil karya ilmiahnya. Dan silahkan dimanfaatkan sebaik- baiknya. Dan menjadikan jikti semakin keren. Selamat mengikuti Workshop. Secara resmi kegiatan ini saya buka. Perkenalan materi Dani Wahyu Munggoro (inspirit) : Perkenalkan saya dani, dan saya ditemani Budhsi dan gego, Terimakasih bu olin untuk undangannya. Saya sendiri sangat senang diundang oleh bakti karena bakti merupakan lembaga yang sangat vibrant. Vibrant ingin menjadikan pada saat kita tampil dipublik, yang paling penting ialah everything is communication, ada riset bagus komunikasi buruk itu banyak terjadi maka dari itu penting kita memiliki skill ini. saya ingin share juga beberapa lembaga riset di training kami, yang hadir bagian

Transcript of api.ning.comapi.ning.com/.../NotulensiKegiatanTrainingVibrantJiKTI1.docxWeb viewuntuk menyampaikan...

RISALAH PERTEMUAN

Pokok Bahasan : Training Vibrant JiKTIHari/Tanggal : Senin-selasa, 22-24 Juli 2013Tempat : Hotel Santika MakassarWaktu : 09.00-17.00 Wita Narasumber : Budita Kismadi (INSPIRIT) & Dani Wahyu Munggoro (INSPIRIT)Peserta : terlampir

Pembukaan oleh Madjid Sallatu & Caroline Tupamahu

Pak Madjid : Assalamualaikum, saya pikir ini kelanjutan dari kegiatan sebelumnya, ini dimaksudkan sebenarnya setelah kita memiliki penelitian kemudian kita bisa menulis policy briefs, dan PEMDA biasanya meminta satu hal, seperti silahkan mengadvokasi tentang penelitian yang berasal dari policy papernya. Dan kemudian kegiatan ini dimaksudkan untuk bagaimana tetap melakukan koordinasi aktif dengan anggota jikti lainnya. Mungkin sekian dari saya.

Ibu Olin : Selamat pagi, memang bakti dan inspirit telah melakukan kerjasama selama sekitar tiga sampai tahun. Bagaimana bisa menampilkan presentasi yang keren. Waktu itu pernah dilakukan pelatihan seperti ini tetapi hanya untuk wilayah Makassar saja dan menyadari untuk bagaimana melaksanakan kegiatan ini untuk teman-teman diluar Makassar. Tujuannya adalah bagaimana JiKTI memiliki karakter untuk dimana menampilkan hasil karya ilmiahnya. Dan silahkan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dan menjadikan jikti semakin keren. Selamat mengikuti Workshop. Secara resmi kegiatan ini saya buka.

Perkenalan materi

Dani Wahyu Munggoro (inspirit) : Perkenalkan saya dani, dan saya ditemani Budhsi dan gego, Terimakasih bu olin untuk undangannya. Saya sendiri sangat senang diundang oleh bakti karena bakti merupakan lembaga yang sangat vibrant. Vibrant ingin menjadikan pada saat kita tampil dipublik, yang paling penting ialah everything is communication, ada riset bagus komunikasi buruk itu banyak terjadi maka dari itu penting kita memiliki skill ini. saya ingin share juga beberapa lembaga riset di training kami, yang hadir bagian administrative ikut di vibrant juga. Ini juga untuk memahami pertemuan yang old culture dan tidak bisa ditinggalkan. Ini menjadi kesempatan untuk sharing dan menjadi salah satu model komunikasi dan silahkan mencoba. Saya ingin memperkenalkan inspirit terdahulu, insprit ini aktif di komunitas forestry, kita temukan banyak desa-desa yang kurang memiliki minat baca yang tinggi. Yang kemudian ditemukan adalah perubahan fungsi dari fasilitator yang terjun ke masyarakat. Di inspirit yang pertama adalah profesi yang fasilitator dan yang lainnya. Pada saat itu kita ingin memperbaiki kualitas fasilitator di Indonesia. Yang dimana fasilitator itu “pemuda cara” untuk menyampaikan hasil penelitian sampai ke publik. Yang kita ingin bangun disini ilah antusiasme. Vibrant ,

harus membantu orang menemukan antusiasme. Kata ini ialah “tuhan didalam”. Bagaimana menginstal keagungan insani. Maka akan muncul full of energy. Energy thinking, acting, feeling, dan reflecting. Ingin memperkenalkan konsep Gagasan, Metode, Aplikasi dan vibrant communication untuk meningkatkan kualitas Learning Events Jikti. Semntara untuk alur pelatihan, seharian ini kita akan mempelajari konsep, yang kedua diskusi konsep sy ingin mencoba teman-teman untuk acting dulu, besok kita akan coba bagaimana tehniknya perlu dibiasakan. Yang paling penting disini kita semua berlatih. Ini tolong di aplikasikan sepulang dari acara nantinya. Aplikasi dan pengembangan vibrant dalam konteks Jikti. Yang paling penting sesi pagi jam 9-12 kemudian siang 13.00-16.30 semua bahan dalam bentuk digital. Tidak perlu dicatat tetap gembira dan relaks. Yang peling penting acting, reflecting, dan feelingnya. Vibrant itu suatu ruang untuk “pause”, kemudian untuk reflect, dan Grow.

Ibu Budhita kismadi : Selamat pagi, saya bersama dani yang mendirikan ini 10 tahun yang lalu. Kami merasakan bahwa kami juga tertangtang untu meningkatkan kualitas komunikasi. Silahakan memperkenalkan nama, asal, dan profesi. Ini biasa yang kita lakukan. Dalam proses vibrant ini juga melihat proses perkenalan yang benar-benar alat bantu. Kita punya sebuah kotak dan majalah bekas yang kita punya dan silahkan gambarkan diri teman-teman sesuai imajinasi teman-teman masing-masing. Silahkan bekerja bisa langsung dibagi alatnya.

Work Session : Peserta masing-masing dipersilahkan mengambil kubus karton dan majalah bekas yang telah disiapkan kemudian dipersilahkan membuat Great Box yang dimana dianggap sebagai salah satu bentuk pengenalan diri dengan menggali potensi diri melalui beberapa gambar, tagline, opini, dan lain-lain pada majalah tersebut. Peserta diharapkan juga memberikan judul pada bagian-bagian yang dibuat pada box tersebut. Ini juga bertujuan untuk menggambarkan pribadi peserta pelatihan.

Ibu Budhsi : Tugas selanjutnya setelah selesai membuat box ini silahkan menceritakan hasil Great Box yang telah dibuat sesame teman kelompoknya.

Ibu Budshi : Tadi ketika melihat kotaknya teman-teman, banyak yang terstruktur seperti power point dan lain-lain. Sebelum kita istirahat saya ingin teman-teman memberikan apa yang teman-teman anggap tiga kekuatan yang dalam diri anda yang sehari-hari anda alami. Dan silahkan di tulis satu kertas satu kekuatan. Jika ada keraguan, mungkin teman-teman bisa membantu teman yang lain jika masih ada yang ingin share.

Ibu Budshi : Saya persilahkan untuk membacakan hasil tulisan tiga kekuatan yang sudah diintisarikan dari great box

Pak Muchtar Marhum ; Disini saya memiliki motivasi, percaya diri, dan juga kolaborasi karena manusia bukan mahluk individual saja melainkan mahluk sosial. Jadi bukan hanya sampai dikomunikasi tetapi harus ditindaklanjuti dalam hal ini follow up. Reputasi itu penting dan integritas. Saya pikir kesehatan juga sangat penting untuk menjadi modal dalam menjalani keidupan ini. kita butuh Indonesia timur yang maju, bersih dan berwibawa.

Pak Icak : Tiga kekuatan itu yang pertama, menjadikan pendidikan yang bermutu. Ini bagaimana di papua kita focus kepada pendidikan yang lebih maju bagi papua. Kita harus kreatif meski kita minoritas. Kemudian Riset is Power karena kami di papua memiliki potensi yang cukup besar.

Pak Maharani : Kelestarian alam yang saya anggap sebagai kekuatan yang saya percaya. Banyak gunung yang terus dieksploitasi dan tidak menjaga alam. Kita juga

harus memprediksikan kedepan. Kemudian ialah pengetahuan. Dimana ini menjadi inti dari segalanya.

Ike : Tiga kekuatan saya. Yang pertama adalah nutrision, karena ini menjadi bidang saya. Kemudian saya cukup memiliki percaya diri dalam konteks seperti ini dan saya percaya akan masa depan yang lebih baik. Saya juga punya kelebihan dalam komunikasi dan dari ini saya harap bisa melakukan banyak hal.

Pak Asril : Yang pertama di bidang keilmuan dan saya bisa bekerja jadi dosen. Yang berikut saya punya jaringan salah satunya saya berdada di JIKTI karena jaringan kita bisa jadikan ini sebagai sumber pengetahuan. Yang terakhir selalu positive thinking karena tanpa itu akan sulit meraih sesuatu.

Pak Rony : Yang pertama ialah kompetensi dan yang kedua ialah percaya diri, dan yang ketiga komunikasi. Semoga semakin mantap.

Ibu Hetty : Pertama saya memiliki pengalaman dan setia. Dsini saya banyak mendapat pengalaman mengajar dan saya punya penelitian dibidang gender dan human treficking, saya sampai mengadvokasi kasus-kasus yang banyak dilanda perempuan. Saya memiliki beberapa LSM yang konsen kepada perempuan. Kekuatan yang ketiga memiliki hubungan baik dengan otoritas lokal karena beberapa kali saya dipercayakan jabatan-jabatan strategis.

Ibu Niksia : Yang pertama saya kreatif. Dengan apa saja yang ada bisa menjadi sesuatu seperti contoh tadi. Yang kedua saya adaptable mampu beradaptasi dengan apapun, itu berlaku dikehidupan pribadi saya. Yang ketiga rapid an bersih dalam bekerja. Karena bersih sebagian dari iman.

Ibu Nursini : Terkait dengan ini ada tiga kekuatan yang muncul dari saya. Yang pertama ilah menemukan ide karena semua yang terkait dengan disiplin ilmu sy yaitu ekonomi. Kekuatan yang kedua ialah mencari solusi yaitu ketika masalah kesehatan terkait bisa menemukan makanan apa yang baik untuk kesehatan , yang terakhir percaya diri.

Pak Usman : yang pertama ialah sabar. Karena diri saya memeang sabar dalam keseharian. Kemudian yang kedua memiliki impian. Selanjutnya dalam bekerja itu harus tulus karena jika tidak sesuai dengan kata hati ini banya yang menyebabkan pekerjaan tidak sesuai dengan saya. Hidup ini bervariasi apa lagi yang paling penting ialah kesehatan.

Pak Simon Peter: Ingin menjadi cahaya bagi orang lain. Karena itu saya punya kekuatan yang bisa diuji, ketika diberikan pekerjaan saya bisa menyelesaikannya. Kata kuncinya saya setia. Yang kedua jika pekerjaan itu diberikan saya bakal komit dengan itu. Saya suka mencari peluan untuk saya menjadi terang bagi yang lain.

Pak Takdir Saili: Yang pertama dalam diri saya ialah Hati dalam kesehatan hati. Yang kedua saya lebih dominan melakukan kerja dan kurang bicara. Yang terakhir adah jangan tunggu berlebih untuk berbagi.

Pak Wilson : Kekuatan saya yang pertama adlah menulis di media, bagaimana org bisa tahu sy jika saya tidak menulis. Kekuatan saya yang kedua ialah riset dan publikasi, dengan riset dan dipublikasikan banyak yang bisa diperbaiki di daerah saya. Yang terakhir ialah photography karena gambar merupakan dokumen paling tua sebelum tulisan.

Pak Chaerul Amin : Yang saya ingin sampaikan bahwa saya memiliki rasa ingn tahu yang besar. Bagaimana diri kita bisa memiliki rasa ingin tahu yang besar. Yang kedua saya memiliki juiwa yang besar. Terakhir adalah keberanian, keberanian perlu menjadi modal besar bagi seseorang.

Pak Marlon : Yang pertama saya suka update informasi dan selalu ingin tahu. Yang kedua adalah berbagi, pengalaman saya bahwa dengan kita berbagi kita tidak akan berkekurangan.yang ketiga ialah mimpi, itu saya mimpi waktu saya masih 20 tyahun yang lalu. Saya ingin sesuatu pandangan yang luas. Bahwa bermimpi itu perlu ada kreatifitas didalamnya.

Ibu Budshi : Sekarang sudah 13.30 dan kembali jam 14.00 terimakasih

Ibu Budshi : Saya ingin mengajak teman-teman untuk refleksi. Apa yang menarik dari ini?

Pak Simon peter : Ada proses mengeksplor diri dari teman-teman disini sepakat.

Pak Marlon : saya pikir ini sesuatu yang baru dan perlu menggali lagi mengenai suatu hal yang baru itu

Pak Muzakkir tumbolututu : Proses eksplorasi yang sederhana menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Pak Mochtar marhum : Mulai membayangkan bersinergi dengan aspek-aspek sosial

Pak Dani Munggoro : Kalau bayangkan saja proses yang tadi pagi, itu adalah proses vibrant. Nah jika seperti itu apa pertanyaannya? Yang vibrant yang tadi itu. Kira-kira pertanyaannya teman-teman apa?

Pak Wilson : Ada potensi yang bisa dikembangkan yang kita tidak sadari dan tidak ada pertanyaan dari sini.

Pak Dani Munggoro : Tanpa disadari tiap dari kita sebenarnya memiliki kekuatan-kekuatan, jika dieksplorasi yang akan kemudian menjadi kekuatan-kekuatan yang akan

Ibu hetty : Potensi dalam diri kita itu bisa lebih dieksplor lebih jauh lagi terkait kemampuan yang kita miliki.

Pak Dani Munggoro : Kuncinya vibrant ada pada kubus yang sudah kita kerjakan tadi. Dan kotak ini alat bantu kita untu menyampaikan, mengapa kita pakai kotak itu justru dari pertanyaannya yang tadi. Di dalam proses vibrant kita mulai diminta untuk mengedepankan feeling. Ini bicara soal apa yang anda suka dan apa yang membuat anda bahagia. Karena memulai dengan thinking yang diperdebatkan itu jadi conflicting maka dari itu yang mendamaikan feeling. Maka dari itu kemudian kita penting untuk mengedepankan otak kanan kemudian barulah otak kiri. Full or energy sudah mulai didapatkan karena rasa antusiasme yang muncul.intinya bagaimna otak kanan diaktifkan kemudian diberikan pertanyaan untuk otak kirinya sehingga kemudian terjadi suatu proses yang disebut full of energy. Di dalam vibrant kita sedang mempercakapkan transfer energy. Oleh karena itu vibrant bangkitkan antusiasme sesegera mungkin. Jika demikian

Ibu Hetty : saya mengajar matematika kepada anak-anak. Katanya ajaran matematik sekarang metodenya sambil bermain. Jadi memang untuk mengerti sesuatu harus dijalani dari otak kanan.

Pak Dani Munggoro : Belajar matematika hanya akan merespon agar otak lebih encer. Saya ingin setiap orang dibagikan kertas A4. Salah atu di vibrant yang baca tentang presepsi. Karena sering kita berdebat kata “menyamakan presepsi” karena presepsi adalah cara melihat dunia dan itu tidak boleh sama dan tergantung prinsip kita dan pengalaman kita. Tugas kita dengan sharing tadi kita punya realitas yang sama untuk bagaimana melihat persoalan. Tolong gambarkan JiKTI sy kasi 60 detik. Pertanyaan saya adalah jika itu JiKTI berarti ada teman-teman juga didalamnya. Tolong gambarkan posisi teman-teman pada JiKTI tersebut. Kita yang melihat gambar tidak memiliki asumsi apa-apa. Tanyakan pada teman dikelompok, kesannya apa terhadap gambar yang dibuat?. Sekarang saya ingin ajak kawan-kawan untuk analisa gambar dan kita tahu itu gambar JiKTI. Silahkan lakukan analisa sederhana. Tadi kesan dan sekarang presepsi. Temanya gambar itu. Tolong mudahkah anda menganalisa gambar JiKTI dan apa kira-kira kekuatannya? Dan dimana Gapnya? Yang punya gambar tolong menjelaskan dulu baru kemudian kita analisa kira-kira apa kekuatannya.

Work Session : Menceritakan hasil gambar JiKTI yang kemudian akan diberikan feedback oleh sesame teman peserta kegiatan. Ini ditujukan agar bagaiaman kita bisa vibrant dengan berdasarkan gambar yang ada yaitu gambar JiKTI.

Pak Dani Munggoro : Tadi diskusinya sudah menarik. Dan ini sudah menggunakan analisa gambar yang kini sedang popular. Pada gambar yang menarik ialah bagaimana otak bekerja, otak kita (neuroscience) mengambil gambar di tengah yaitu kita lipat saja gambarnya agar kita tahu yang mana tengahnya pada gambar. Paling dekat di tengah itu gambar apa?, jadi kenapa gambar-gambar kita itu di tengah? Yg paling menarik adalah, semakin kita melatih diri, semakin kuat kita bisa melihat banyak hal karena semakin banyak kita bercerita tentang pengalaman orang lain tentang gambar. Ini semua saya ingin teman-teman melatih dan mulai bicara tentang apa yang teman-teman anggap gap, membuat sebuah infograph pada papan, tolong gambarkan, GAP, Strength, dan gambar yang tadi! Buatlah gambar dengan menggabungkan satu kelompok.

Work Session : Menggambarkan JiKTI berdasarkan Gap dan Strength. Membuat gambar dengan menggabungkan gambar-gambar yang telah dibuat perindividu kemudian dibuat perkelompok. Dengan mengedepankan posisi tengah pada bidang gambar.

Presentasi kelompok Nike : disini ada beberapa kekuatan koneksi yang saling berhungan satu sama lain. Namunn ada gap didalamnya seperti jarak antar kepulauan satu dengan yang lain. Kemudian, ada perbedaan budaya dari kita yang bisa menjadi jarak bagi kita dan hasil riset yang belum sampai ke user. Kami merancang JiKTI yang ideal itu seperti gambar yang kami buat. Dimana ada relasi yang kuat yang saling terhubung satu sama lain. Dan juga kita merancang satu stock of knowledge dimana JiKTI bisa menjadi lembaga yang lebih baik

Presentasi kelompok pak Wilson : Dari beberapa gambar kami coba tampilkan, ini ada 12 posisi vocal point. JiKTI ini ialah peneliti yang berjejaring. Masing-masing peneliti punya potensi untuk mengembangkan wilayah timur Indonesia. Riset-riset yang dilakukan oleh JiKTI ialah bisa menjadi menjawab persoalan yang ada dimana banyak dari policy making yang kurang melihat permasalahan berdasar kepada penelitian.

Tambahan Pak Rusman : Ini kan isunya timur itu tertinggal, namun bagaimana jika sudah maju? Apakah masih ada JiKTI? Tetapikan seperti bagaimana kita lebih memperhatikan peluan-peluang yang ada.

Presentasi kelompok Irwan Bempa : Gambar kami terdiri dari lima dimensi, dimana jejaring yang dimiliki oleh manusia-manusia unggul yang memiliki pengetahuan. Gambar ini ingin menceritakan bahwa disitu ada pengetahuan disitu ada data yang dilambangkan oleh buku. Inilah yang coba digabungkan menjadi satu

kekuatan. Ada gap yang terjadi sebetulnya dari sisi pusat, disisni ada gambar yang melambangan bahwa resource itu terpusat pada suatu kawasan tertentu. Kemudian kita melihat potensi sumber daya di kawasan timur yang melimpah. Ini bisa menjadi produk pengetahuan. Yang terakhir jangan melupakan art.

Pak Dani Munggoro : Ini salah satu exercise bagaimana imajinasi itu bekerja, dan ini alikasi dari vibrant ketika kita berorganisasi. Dan kita tidak memakai teks melainkan analog. Yang banyak berbicara apa yang dilihat, apa yang dirasa, dan apa yang disenangi. Disini dalam menganalisa oraganisasi bisa mengerti cepat dengan mudah melalui metode ini. karena otak kita memang image processor. Sebuah organisasi jika ingin perubahan akan lebih mudah melihat jika digambarkan dibandingkan dituliskan maupun verbal. Jika demikian, kira-kira gambar akhirnya seperti apa? Dalam waktu satu jam sudah dapatkan design. Dan pertanyaan kira-kira JiKTI yang keren itu seperti apa? Itu akan kita jawab besok pagi. Make everything easier.

Hari Kedua Pelatihan Vibrant, 23 Juli 2013

Pak Dani Munggoro : Hari ini kita semakin teknis. Sistem bekerja otak kita, proses komunikasi sering harus direpetisi, apabila ada presentasi, ada hal penting yang perlu diingat peserta, dalam 10 menit harus diulang 6 kali agar bisa ditangkap. Itu satu konsep yang penting dalam presentasi anda, harus diulang sampai 6 kali, penting untuk disadari. Itu salah satu otak kerja kita bekerja.

Reviu berfungsi untuk dinaikkan lagi. Bukan untuk menghafal, tapi untuk memahami sesuatu. Teknik atau skill dalam komunikasi bisa disebut interpersonal communication skill. Komunikasi dgn orang lain, anda harus berkomunikasi dengan diri anda sendiri. Yang sering terjadi, kita lupa dengan diri sendiri. Dalam komunikasi yang menjadi penting, ada dua hal, yaitu komunikasi verbal dan non-verbal. Dalam pengalaman kita, komunikasi non-verbal nilainya rendah, yang kita baik adalah komunikasi verbal. Ini menjadi penting sebagai peneliti, anda banyak kesempatan presentasi di depan public. Di siang hari, kita masuk ke metode, ada divergent thinking, ada convergent thinking. Kita cari ide untuk KTI, baru idenya 5, lalu dibatasi. Ide yang muncul dalam pembangunan KTI selalu itu-itu saja. Berfikir melebar dibatasi. Sebaliknya, ide convergent thinkin tidak punya keterampilan untuk berbicara secara spesifik. Meminta teman-teman buat puisi. Ini menjadi penting. Jumlah kata di bahasa Indonesia hanya 65,000 kata. Apabila kita bandingkan dengan bahasa Inggris. Kita memiliki keterbatasan dalam menyampaikan sesuatu. Apabila anda menulis hasil riset, bisa dikatakan bahasanya itu-itu saja. Puisi bisa menjadi alat bantu untuk menghidupkan kembali bahasa. Bahasa menciptakan kenyataan. Bahasa terbatas dalam menjaelaskan sesuatu. Kita pasti akan menjelaskan dengan bahasa itu-itu saja karena keterbatasan referensi bahasa yang hanya itu-itu saja. Jiaka bhasanya buruk pasti akan buruk

juga penjelasannya. Sekarang kita buat puisi dan silahkan buat apa inspirasi anda hari ini? perasaan anda hari ini? silahkan membuat puisi dua bait. Silahakn membuat puisinya.

Work Session : Guna memperluas pemahaman dan penambahan referensi kata, ini juga untuk membantu bagaimana menjelaskan dengan baik, lebih luas, dan tanpa keterbatasan kata. Maka dari itu penting untuk peserta belajar membuat puisi.

Ibu Budshi : Sebelum membaca puisi, kita akan focus pda verbal dan non-verbal, maka dari itu kita akan sedikit latihan pada bagian suara. Silahkan buat lingkaran. Sebenarnya komunikasi vibrant. Ketika bicara tidak boicara sebagai kita dalam posisi tertentu tetapi sebgai manusia. Ini memberikan energy pada suara dengan mengucapkan nama saja. DImulai dari saya sebutkan nama dengan lantang. Sekarang nama tadi ada energinya tetapi kita coba untuk saling lemparkan energy kepada kepada diri sendiri layaknya menyapa. Silahkan baca puisi dan keluarkan energinya.Pak Wilson: saya biasa membaca puisi dan tidak bisa membuat puisiPak Marlon : Puisi itu seseuatu yang sangat jauh dari kehidupan saya. Saya coba mengalir saja tetang apa inspirasi yang ada. Pak dani : Itu tadi satu latihan yang penting karena puisi itu kita sendiri punya cara membca masing-masing. Dalam proses latihan ini saya ingin menghilangkan mic ini, jika memakai mic energy anda tidak akan keluar penuh karena suara anda

terbantu microphone. Jika ini dibiarkan akan terjadi gagal komunikasi. Karena istilah yang dipakai hanya dimengerti sendiri-sendiri. Momennya itu di imajinasikan kepada 17 orang disini. Kita lebih sering biacara tidak ada volumenya dan hanya ada diam dan teriak. Dia tidak ada kesadaran pada ruang dan dia masuk ke third circle. Bahwa perlu menyampaikan sasuatu imajinasi kepada manusia yang masuk kedalam sistem. Itu yang disebut dengan tehnik. Suara kita punya tema kita. Pada saat melihat ruang penting untuk meningkatakan awarnes kita untuk menempatkan imajinasi. Jika pas penempatan circlenya akan berhasil. Dan ruang akan punya efek untuk menempatkan strategi.Pak Rusman : Saya punya referensi lain meski belum terlalu familiar dengan ini saya pernah mendengar dari segi geografis, ternyata orang pantai lebih besar suaranya dibanding orang gunung. Mungkin disini ada pengaruh dari antropologisnya. Pak Dani : ekstrofet dan introfet personal, dalam konteks kita berkomunikasi, penting memperhatikan the circle sehingga tepat menyalurkan energynya. Banyak yang tidak aware tentang ruangan semisal banyak orang yang teriak-teriak menerima panggilan telepon. Ini yang disebut verbal. Yang menarik adalah belum bisa mengeluarkan secara ekspresif, oleh karena itu masuk ke exercise berikutnya. Kita akan bagi kelompok. Ibu Budshi : Cara yang sering kita temukan ketika menyanyi energy kita keluar. Suara kita lebih jujur. Kita coba nyanyikan bersama lagu ini.Work Session : Peserta dipersilahkan melatih bernyanyi dengan lagu untuk memperhatikan irama dan keleluasaan suara juga membuat lirik sendiri. Dalam bernyanyi ini guna untuk bagaimana suara itu jujur dikelurakan mengingat kita menyadari pentingnya energy sampai kepada komunikan.

Ibu Budshi : Bisa ceritakan bagaimana prosesnyaPak piter : Tadi memang kita ragu untuk menulis lirik dan kita coba mulai untuk berani merangkai katanya, keragu-raguan itu ada dan tetap yakin kepada teman-teman untuk tetap maulai merangkai kata. Liriknya berasal dari berbagai teman-teman disini. Komitmen itu penting karen kita sudah sepakat jika grup kita bisa.Pak Rusman : Saya cukup tercenang karena kita tidak sampai satu jam untuk bisa merangkai kata. Kemudian kita membuat lagu untuk saling manyatukan antar sesama karena kita baru ketemu dengan latar belakang yang berbeda-beda. Saya merasakan kali ini lebih banyak practice.

Ibu Nixia : Buata saya yang paling sulit menentukan kalimat apa yang masuk dalam lagu. Saya hanya memoles sehingga memunculkan sebuah lirik yang utuh.

Pak Irwan : Ini simple dan mengalir begitu saja ini menyebabkan otak kanan kita semakin terbuka. Dengan latar belakang vocal yang berbeda-beda dan tadi suara duanya langsung keluar dan itu menjadi cirri kita.

Pak ronny : kita semua merasa feel free akan semua proses pembuatan ini.

Ibu Hetty : Karena kita sudah terstruktur ini kita mulai membiasakan pada bagian-bagian yang jarang kita sentuh

Pak Dani Munggoro : Saya ingin mengaitkan dengan vibrant karena ini pengalaman juga kita pakai metode begini, mereka pernah skeptic padahal saya menjelaskan antusiasme. Music itu penyentuh energy yang sangat efektif. Idenya adalah bagaiman energy fun itu terbangun antara ruang-ruang yang kita inginkan. Dan bagaimana semua harus masuk kepada learning zone. Semua ini soal rasa bukan sebuah thinking. Lagu itu akan menjadi berat karena thinking. Maka dari itu musik makanan bagi otak kanan yang akan memberikan pelumas bagi otak kiri, irama ini yang kita jaga. Dalam konteks kita di vibrant, ada human sistem dan organizational system. Cara mengubah meaning human system ini banyak cara bisa dilakukan seperti prinsip thinking, feeling, dan lain sebagainya seperti yang dijelaskan kemarin. Irama juga bisa menjadi reference utnuk bagimana nantinya kita bergerak dilapangan setalah menganalisis sesuatu. Jika ingin mengubah system yang kita rubah adalah komunikasinya apalagi dalam konteks organisasional. Jika thinking agak berat karena lagunya terjadi agak serius. Jika kita bicara social system juga harus berubah meaningnya seperti yang dijelaskan tadi. Yang menarik inilah yang disebut imajinasi dan irama mengatur tubuh kita untuk bergerak. Imajinasi inilah yang dikaitkan dengan JiKTI menyebabkan terjadi resonansi. Ketika resonansinya jalan, itu bisa akan megalir seperti banyak yang teman-teman sebutkan tadi. Ketika itu connecting antara otak-kiri dan kanan otomatis kepercayaan diri akan lebih mudah terekspos. Ketika energy itu penuh, itulah yang disebut antusiasme. Pada antusiame kita tidak peduli pada false atau tidak dan teman-teman mencoba memberikan support pada teman yang lain. Kita perform dan kita hanya memanfaatkan irama untuk mengakselerasi kemampuan kita untuk tampil di depan publik. Proses learning ini jika vision isi kepala itu baru kena ketika hati itu merepon dalam hal ini rasa. Penting untuk mengetahui apa yang kita sukai. Tubuh tugasnya hanya mendisiplinkan untuk mencapai tujuan. Kita ingin mewariskan sesuatu. Salah satu tipsnya jika anda diminta diskusi panel, anda mencuri start saja ke moderator. Kedekatan sesama manusia kita saling berbagi nafas dalam second circle. Contoh connect. Sementara tugas di komunikasi bagaimana mencuri perhatian orang dan menyatukan feeling. Harus diberi alat bantu yang imajinatif guna instrument komunikasi.

Pak Ronny : jika keluar dari zona nyaman, bagaimana transisi itu?

Pak Dani Munggoro : Proses kreatif itu dimana kita masuk ke pada stress tapi tarafnya ringan dan masuk ke ruang learning kita. Itulah proses kreatif. Tetap harus masuk keruang learningnya tadi. Dalam komunikasi nyang harus clear adalah tujuan. Proses kratif inilah yang menjadikan kita bisa learning dan hindari teks. Jadi penting untuk kita mengetahui 93 % bahasa non-verbal seperti sound dalam hal ini suara. Yang paling penting untuk bahasa tubuh adalah bagaiamana membuat orang nyaman berada di dekat kita. Pakailah metode hypnotic language dimanan untuk menjadi penunjang dan menjadi kata-kata yang berenergi.

Ibu Budshi : Ini pengalaman kemarin tentang bagaimana menerapkan training seperti ini. yang memang memakan biaya sampai beberapa juta. Pengalaman kami ternyata bisa membantu menaikkan grade lembaga.

Work Session : Peserta dipersilahkan untuk menggambarkan beberapa kata yang dianggap mewakili kepribadian tuntuk melengkapi gambar-gambra wajah peserta yang berada di dinding.

Pak Dani Munggoro : Jadi fasilitator harus menjadi betul-betul orang yang paling mampu memfasilitasi. Isi percakapan itu bukan fasilitator hanya milik pserta forum. Jadi fasilitator ialah pemudah cara. Kita punya konsep rumah fasilitator, nah dalam prosesnya dan gagasan dasarnya, dunia ini akan menjadi lebih baik jika wilayah yang terbuka itu makin besar. Makin terbuka kita makin tahu berbagai hal. Kita juga harus membuka diri antar sesame peserta pelatihan ini misalnya. Jadi kita bisa tahu banyak kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga saling untuk mengetahui itu besar kemungkinannya. Wilayah tahu itu adalah kita tahu kekurangan kita dan orang lainpun tahu. Jadi tugas fasilitator membuka ruang terbuka itu karena ada beberapa orang yang tidak tahu dan orang lain tahu kemudian itu yang kita jadikan sebagai ruang untuk mengeksplor. Orang harus membuka diri pada proses-proses perkenalan. Proses yang sedikit sulit adalah “saya tidak tahu dan orang lain tahu”.kareana pada proses ini dibutuhkan Trust yang bermula pada proses perkenalan. Dimana mengkritik itu tidak boleh lurus-lurus saja yang memungkinkan ketersinggungan. Proses fasilitasi itu merupakan

proses keseluruhan. Dalam proses ini pada tiap orang itu ada misteri dimana “orang lain tahu dan saya tidak tahu”. Mesteri muncul ketika seseorang dalam konteks ini tidak pernah lagi melakukan sesuatu dalam waktu yang sangat lama.misteri akan muncul ketika ada umpan balik dengan beberapa pertanyaan. Rumah fasilitasi itu ada empat, untuk menjadi fasiitator kita harus penuhi beberapa langkah semisal sikap dan keterampilan. Di dalam ini kita harus memiliki minat agar kita berempati terhadap permasalahan yang kita fasilitasi sehingga kita dapat berpikir posifit dalam melihat peserta, sehingga kita bisa membantu memfasilitasi untuk memecahkan masalah yang ada. Dalam proses fasilitasi kita bisa mendadak menjadi konsultan dan narasumber. Kemudian ada tehnik verbal dan non-verbal kemudian ada komunikasi kelompok dimana perkembangan dinamika kelompok itu ada yang dimana setiap orang ada yang secara individu berbeda perilkakunya ketika berkelompok dengan tidak. Tehnik fasilitasi yang paling penting adalah Listening, ini terjadi jika kita memiliki keikhlasan. Ini berguna untuk bagaiaman kita mengakselerasi pribadi. Yang kedua mengamati. kemudian misalnya peneliti itu cenderung lebih kepada pertanyaan “Mengapa”. ini kalau fasilitator harus diminimalisasikan. Pertanyaan bagaiman dan apa itu yang paling powerfull bagi fasilitator. Fasilitator itu banyak bertanya sedikit memberi tahu sementara narasumber banyak member tahiu sedikit bertanya. Moderator berada pada tengah-tengah. Peran fasilitator adalah conten neutral dimana fasilitator tidak ikut dalam percakapan yang difasilitasi. Dimana fasilitator dapat membuat struktur percakapan hingga mencapai tujuan. Proses fasilitasi itu ada empat yang kuncinya ahrus ada partisipasi penuh. Proses yang kedua adalah proses saling memahami, kemudian yang ketiga fasilitasi itu mengharap solusi yang inklusif. Nah saya ingin ajak kawan-kawan untuk praktek dan saya minta 1 orang 3 menit untuk menjadi fasilitator.Work Session : Praketek fasilitasi untuk bagaiman membawakan masalah dan lain-lain, dan juga satu orang per tiga menit untuk menjadi fasilitator.

Ibu Budshi : Ketika menjadi fasilitator, apa yang menjadi tambahan? Dari pemahaman yang sudah didapatkan sebelumnya.Pak Asril : Tantangannya berbeda dalam hal ini seperti bagaiman kita harus mengakomodir seluruh pendapat yang ada. Ini menjadi jelas karena pada dasarnya kita terbiasa untuk tidak membedakan antara fasilitator dan narasumber.Pak Lisiard : saat itulah kita ditantang untuk mencapai sebuah jawaban dari beberapa masukan yang ada.Paka Maharani : bagaiman semua usulan dari peserta ketika disimpulkan itu yang tersulitPak Rusman : Yang menjadi tantangan ini yang menjadi adalah pesertanya yang kita lihat ada strateginya tidak biasa. Pak Marlon : Ini tidak mudah karena terbawa profesi masing-masing yang seharusnya tidak seinstan bagaimana semua ini dikerjakan by prosesPak Chairul : Problemnya adalah bagaimana menginteraksikan audiens satu dengan yang lain sehingga terbangun permasalahan bersamanya. Pak Wilson : masalah yang pertama adalah memahami materinya, jika kita menguasai akan lebih mudah untuk menemukan solusi atas permasalahan yang ada. Karena tadi sangat sulit untuk menemukan titik temu dari suatu percakapan yang difasilitasi.

Pak Irwan : Langkah yang saya lakukan adalah bgaiman focus itu bisa menyatukan energy dan lain sebagainya. Yang penting untuk dilakukan bagaiamana menggali pengetahuan umum kemudian mengemukakan hasil dari galian informasi yang kita temukan tadi.Pak Mochtar : Sebagai pengajar dan sudah terbiasa dengan metode mengajar saya. Destinasi wisata. Dan bagaimana pengambilan keputusan disitu yang menjadi tantangan.Pak Muzakkir : ini merupakan hal baru bagi saya dan menjadi fasilitator itu sangat tidak mudah dan harus memotivasi audience agar bisa lebih focus. Pak Rony : Jika saya coba untuk merenggangkan dan rileks kepada audience. Kemudian yang menjadi tantangannya adalah bagaimana pertanyaannya “apa’ dan “bagaimana”. Nah disitu yang kemudian kita kembali melihat tujuan sebagaimana bentuknya. Lalu sampai kepada siapa yang mau mengorganisir. Tantangannya adalah bagaimana mengelola forum. Khusus pembelajarannya yang paling bisa kita ambil adalh meninggalkan zona aman kita.Pak Simon Peter : Saya coba jadi fasilitator. Tantangannya ketika harus membaca pikiran orang dan saya coba untuk mentidakfokuskan peserta. Kemudian saya masukkan isu seperti bagaimana kita menyesuaikan diri.Pak Takdir : Tadi memang kacau, semua kacau lebih dari fokusnya dan lain-lain. Kemudian ditenangkan terdahulu baru bisa dimulai forumnya. Saya tadi langsung masuk ke pembahasan waktu keberangkatan agar teralihkan dari isu sebelumnya. Kita harus banyak bertanya dan tidak member tahu.Ibu Hetty : Saya suka untuk membedakan berbagai jenis sebagai narasumber, fasilitator dengan hal-hal lainnya. Kesulitan saya pada waktu memberikan pertanyaan. Banyak peserta yang mengacaukan jalannya proses.Ibu Nexia : Ini pertama kali saya jadi fasilitator dan belum biasa. karena ini sangat tidak mudah untuk memfasilitasi permasalahan. Dan harus mengerti permasalahan terlebih dahulu.Ibu Nini : ini yang terberat yah karena saya ingin menyimpukan dari berbagai proses yang sudah berjalan, dan disini saya menganggap sudah sepakat semua padahal masih ada yang berbeda pendapat.Ibu Budshi : menyenangkan bagi saya karena banyak yang sudah bisa dikendalikan. Yang pertama soal sepakat, kemudian otak kiri mulai bermain karena lgi-lagi ingin berpikir bagaiman kita mencapai tujuannya. Fasilitator tidak harus memutuskan karena yang memutuskan itulah kelompok. Dalam proses fasilitasi itu diajarkan bagaimana kita keputusan itu milik bersama. Proses menjelaskan alasan itu yang masih banyak terlewatkan. Itu yang kan kita coba liat bagaimana caranya membuat bagaimana orang banyak ide dan bgaimana ide itu bisa saling terkait. Oke terimakasihPak Dani : saya ingin menambahkan, bahwa kita ingin belajar dari kasus ini. nah dari kasus yang kita temukan, karena dari pertama kita tidak punya tujuan. Yang pertama membuat tujuan missal membuat daftar kota/destinasi yang kita inginkan.

Fasilitasi itu dibaca oleh peserta. Kita bikin agenda dulu. Peserta sudah jadi monster, karena tidak bisa dikendalikan lagi. Peserta sebagai manusia dia selalu ingin struktur. Understanding ini yang ingin kita capai bukan kesepakatan agar untuk mencapai keputusan sudah gampang. Kemudian kita akan cari tahu tentang apa-apa saja yang menarik dari kota-kota itu. Jangan pernah melawan peserta karena forum milik peserta. Besok pagi kita akan lakukan lokakarya untuk bagaimana merancang prosesnya untuk menemukan JiKTI masa depan.

Hari Ketiga Pelatihan JiKTI Vibrant, 24 Juli 2013Work Session : Tiap peserta membuat kelompok untuk menjadi tim fasilitator yang akan memfasilitasi jalannya forum. Membuat lokakarya vibrant yang terstruktur berdasarkan opening, feeling, thingking, reflecting, closing. Untuk waktu didalam sesinya sudah jelas. Tugas tiap kelompok juga bertugas untuk memastikan tujuannya tercapai agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok sebelumnya. Diberikan waktu persiapan setengah jam dan silahkan persiapkan alat bantu untuk menunjang penampilan tim.

Ibu Budshi : dari penampilan kelompok pertama tadi, kita bisa mengurai apa saja kekurangan-kekurangan yang terdapat pada proses fasilitasi atau adakah masukan dari peserta yang lain untuk bekal menuju kelompok selanjutnya. Ada kah yang mau berbagi?Pak Takdir : Yang saya amati adalah bahwa fasilitator sering menganggap ini sebagai sentrum dari presentasinya sehingga itu harus dirubah, ini forum bersama dalam hal ini peserta namun bukan fasilitator. Ini yang menjadi masukan bagi

teman-teman semua, bagimana menganggap yang seharusnya banyak bicara itu peserta bukan fasilitator.Ibu Budshi : Ini juga yang saya lihat dimana ada banyak ide namun cenderung dari kelompok (tim) yang merumuskan idenya bakalan jadi seperti apa, nah ini yang seharusnya bisa dimainkan untuk dibawa dan dirumuskan bersama-sama dengan peserta forum sendiri.Pak Rusman : Tadi banyak ide tentang membuat kelompok-kelompok kecil tetapi terhambat dari bagaimana kolaborasi dengan teman-teman forum itu sendiri.Ibu Budshi : Ini memang perlu pembiasaan. Karena pengalaman saya dengan pak dani sudah 10-11 tahun jadi fasilitator sehingga jika terjadi perubahan scenario dalam sebuah proses fasilitasi sudah Pak Dani : Saya ingin memberikan refleksi juga, yang pertama jangan pernah menyalahkan waktu. Itu adalah kemewahan kita. Bagaiaman kita merancang gagasan ditiap menitnya pada waktu yang disediakan seterbatas apapun. Pemanfaatan waktu perlu dipergunakan sebaik-baiknya. Disini pentingnya bagimana tetap kita menyimpan dikepala untuk memetakan pembagian ditiap menit yang ada. Pada fasilitasi, hindari mempertanyakan konsep. Disini kita memainkan feeling, dan bagaiman kita bisa merasakan ada tujuan ada lagu imagine yang dimainkan tadi. Jika banyak terjadi perbedaan, kembalikan kepada peserta. Ibu Budshi : Kita refleksi sedikit, coba kita dengar dari teman-teman dulu.Pak Takdir : Kami mendapatkan panduan yang praktis sekali karena kami bisa membedakan berdasarkan peran antara narasumber dengan fasilitator. Ini bakal menjadi bekal kita kedepan untuk bagaimana memerankan fasilitator yang baik yang bertujuan memecahkan masalah bersama.Pak Wilson : Kreasi scenario ini yang menurut saya menjadi yang betul-betul pembeda dalam proses ini. karena kita ditantang bagaimana dapat senantiasa berimprovisasi dengan dinamika forum. Banyak diantara kita yang terbiasa untuk mengarahkan bahkan cenderung menyetir laju pembicaraan dengan mengacu pada keinginan kita. Nah disini yang menjadi dasar kita untuk menerapkan metode ini dalam bermasyarakat.Ibu Hetty : Ini bukan ice breaking tetapi untuk memvibrant otak kiri dan kanan.Ibu Nini : Tadi masi saya temukan disini masih ada fasilitator yang menjadi narasumber. Jadi saya kira itu yang menjadi masukan bagi kita untuk kedepannya.Pak Muzakkir : menjadi fasilitator itu tidak mudah, bagaiaman mengolah feeling, thinking, and reflecting. Dan luar biasa vibrant.Pak Irwan : Saya sangat-sangat sadar bahwa ada ketidak siapan mental yang diluar diri kita. Banyak ide saya muncul untuk kembali mengeksplor metode-metode baru.

Pak Ronie : Saya berpikir setelah dari sini apa? Pentingnya kita kembali mengkontekskan pendekatan kepada masyarakat menengah kebawah hingga menengah keatas. Pak Lisiard : Begitu mempengaruhi audiens untuk bagaiman kita tidak mudah terpengaruh oleh respon audiens yang berlebihan. Dan menurut saya disitu yang menjadi tantangan tersulit dari proses fasilitasi ini.Pak Dani : Yang peling penting bagi saya adalah bahwa ada proses yang meluas dan mengerucut. Oleh karena itu penting kita untuk menjaga tafsir yang seharusnya milik peserta. Nah pertanyaan ditulis dikertas karena tiap-tiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda dan untuk menghindari pertanyaan berulang karena otak manusia cenderung menginginkan kepastian dimana yang terdapat disitu adalah pertanyaan ditulis di papan. Harus fasilitator memiliki pertanyaan focus. Nah feeling itu prosesnya bagaimana didalam acara, tetap yang paling penting peserta memiliki pengalaman rasional dan juga pengalaman emosional. Fasilitator jarang mengambil kesimpulan. Jadi dia hanya merangkum saja dan berbeda dengan menyimpulkan. Fasilitator jika membuat kesimpulan dia salah. Ini masuk ke tahapan closing, yang pertama dengan peneliti. Maka dari itu dalam proses ini kita menggunakan visual thinking dimana gambar yang digunakan untuk memulai bagaimana melihat. Peneliti harus good comunicater, harus feel, dan berintuisi juga. Yang menarik adalah bedakan critical thinking dan creative thinking kemudian critical thinking kemudian creative thinking. Closing harus secanggih dengan opening agar ada permainan dengan kesenian. Energy penting untuk kita lihat sebagai moda untuk memfasilitasi. Beberapa type orang berbeda terhadap satu dengan yang lainnya missal kelompok orang dengan type gradient yang banyak diantara kita dan juga kelompok ini introfet. Cirinya dalam proses fasilitasi butuh contoh. Kelompok rasionalist harus diuaskan oleh thinking. Artisten itu paling banyak melampaui dari berbagai type kelompok ini. ada tips juga jika ada kata-kata yang menyatakn diri anda tidak tahu. Dunia membutuhkan dialog dan yang paling penting adalah kita berbeda dengan peneliti lainnya yang ada di Indonesia. Pak Takdir : Dari sisi penegetahuan ini merupakan kita melakukan komunikasi dua arah. Tadinya saya menyadari bahwa situasi terkadang satu arah saja. Disini saya puas karena mendapat ilmu pengetahuan.Pak Rusman : Rasanya senang, ini sungguh sangat luar biasa dan sangat berbeda dari yang selama ini saya dapatkan. Kemudian kami sebagai fasilitator yang banyak salah presepsi, disini banyak komunikasi satyu arah yang kita bangun kemarin.Ibu Nixia : saya sangat terkesan karena ini kali pertama saya mengikuti pelatihan seperti ini.Penutupan oleh Madjid Sallatu

Pak Madjid : Terimakasih atas partisipasi bapak ibu yang sudah hadir pada kesempatan kali ini. disini saya ingin menyampaikan bagaiman kita sebagai peneliti senantiasa mengupgrade skill dan ketermapilan kita guna menghadapi tantangan kedepan. Dengan vibrant ini diharapkan bisa menjadi sebagai suatu keterampilan baru bagi kita sebagai peneliti dalam memecahkan masalah di masyarakat maupun pada tataran pemangku kepentingan dalam hal ini pengambil kebijakan. Penting bagi kita untuk tetap mengasah latihan seperti ini karena akan tidak sangat

berguna jika tidak dilatih secara terus menerus keterampilan vibrant kita kali ini. sekali lagi saya ucapkan terimakasih dan kita harus yakin jaringan peneliti kawasan timur Indonesia kedepannya bisa lebih baik lagi. Dengan ini kegiatan training vibrant JiKTI, saya tutup dengan resmi.