gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar...

26
TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAHAN PENGELOLAAN LAHAN PASIR Oleh: Aprian Aji Santoso A2A015006 Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Transcript of gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar...

Page 1: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

TUGAS TERSTRUKTURPENGELOLAAN SUMBER DAYA LAHAN

PENGELOLAAN LAHAN PASIR

Oleh:

Aprian Aji Santoso A2A015006 Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI PASCASARJANA AGRONOMI

PURWOKERTO2016

Page 2: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

BAB I. PENDAHULUAN

Salah satu lahan yang sebelumnya kurang mendapatkan perhatian adalah lahan

pasir pantai. Lahan ini adalah lahan marginal yang kurang subur untuk pertumbuhan

dan perkembangan tanaman. Keberadaan lahan ini sebagai salah satu sumber daya

alam selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Ketidakseriusan pemanfaatan

lahan tersebut karena diperlukan manipulasi sebelum dapat dikembangkan menjadi

lahan pertanian yang produktif (Yudono et al., 2002; Gunadi et al., 2007). Di lain

pihak, potensi lahan pasir pantai di Indonesia sangat besar. Indonesia memiliki pantai

sepanjang kira-kira 81,000 km (Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 2007). Dengan

asumsi lahan pasir pantai setengah dari panjang pantai yang ada dan dengan lebar 1-2

km, berarti Indonesia memiliki lahan pasir pantai yang berkisar antara 4.05-8.10 juta

ha.

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, secara keseluruhan

memiliki garis pantai terpanjang di dunia, yakni 81.000 km yang merupakan 14% dari

garis pantai yang ada di seluruh dunia. Luas laut Indonesia mencapai 5,8 juta km2 atau

mendekati 70% dari luas keseluruhan negara Indonesia (Yayasan Te rumbu Karang

Indonesia, 2007). Keberadaan lahan pantai yang luas dengan kondisi tanah berpasir

yang bersifat marjinal dan tandus serta cenderung kritis membutuhkan pengelolaan

lahan yang baik, agar lahan pantai dengan luasan yang besar tersebut dapat produktif

ditumbuhi tanaman.

Masalah utama pengembangan lahan pasir pantai adalah kandungan bahan

organik dan unsur hara yang rendah, sehingga struktur tanah lepas, kemampuan

menyimpan hara dan air rendah dan adanya bahaya salinitas tinggi. Di samping itu,

curah cahaya matahari yang terik sehingga suhu permukaan tanah tinggi dan angin

cukup kencang yang membawa uap garam yang tinggi menyebabkan terbatasnya

pilihan tanaman yang dapat dibudidayakan (Singareval et al., 2005; Masyhudi, 2007).

Page 3: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

Upaya pemanfaatan lahan berpasir, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan

dengan menerapkan rekayasa perbaikan sifat fisik, kimia, biologi dan klimatik tanah

secara terpadu yang bertujuan memperbaiki produktivitas tanah sehingga dapat

menjadi media yang baik untuk pertumbuhan tanaman budidaya.

Page 4: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Lahan/ Tanah Pasir

Lahan atau tanah pasir merupakan lahan atau tanah yang didominasi oleh

fraksi pasir dengan klas tekstur pasiran (Rajiman, 2014). Lebih lanjut Eswaran, H., et

all (2005) menjelaskan bahwa tanah pasir merupakan tanah yang tersusun atas

mineral kwarsa dan memiliki kandungan klei kurang dari 1%. Tanah pasir

mengandung bahan organik yang sangat rendah dan daya kapasitas menahan air yang

rendah. Kandungan klei yang rendah juga mengakibatkan kapasitas penjerapan hara

tanah pasir pada tingkat yang rendah. Tanah pasir memiliki tingkat drainase yang

tinggi. Air dan materi terlarut di dalamnya cepat mengalami kehilangan menuju

lapisan tanah yang lebih dalam atau mengalami translokasi ke dalam air tanah. Pupuk

Nitrogen dan beberapa pestisida juga berpotensial mengalami pelindian ke dalam

lapisan tanah yang lebih dalam ataupun menuju lapisan air tanah.

B. Sifat Lahan/ Tanah Pasir

Tanah pasir mengandung lempung (klei), debu, dan zat hara yang sangat

minim. Tanah pasir mudah mengalirkan air sekitar 150 cm per jam. Oleh

karena itu, kemampuan tanah pasir dalam menyimpan air sangat rendah yaitu 1,6-

3% dari total air yang tersedia. Proses kehilangan air tanah akibat proses penguapan

atau evaporasi pada lahan pasir juga sangat tinggi mengingat terpaan suhu yang tinggi

pada waktu siang hari (Prapto dkk., 2000).

Tanah pasir memiliki tekstur pasiran, struktur lepas-lepas, kandungan hara

rendah, kemampuan menukar kation rendah, daya menyimpan air rendah, suhu tanah

di siang hari sangat tinggi, kecepatan angin dan laju evaporasi sangat tinggi (Yuwono,

2010). MEngingat kandungan debu and lempung yang sangat rendah pada tanah

pasir, maka nilai kapasitas tukar kation pada tanah tersebut juga rendah. Rata-rata

Page 5: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

nilai kemampuan pertukaran K, Ca, dan Mg pada tanah pasir lebih rendah daripada

tanah-tanah lain yang telah mengalami perkembangan dari bahan induk yang sejenis.

Kemampuan pertukaran K pada tanah pasir nilainya lebih rendah dibandingkan dari

material asam dan sediment klastik, dan pertukaran Mg lebih rendah dari tanah-tanah

yang terbentuk dari sedimen klastik.

Lebih lanjut dikatakan bahwa tanah pasir memiliki nilai keasaman tanah

tinggi (bersifat basa)..Tanah pasir memiliki kandungan Ca tinggi yang mampu

menetralkan keasaman tanah (Zhao, et all, 2014). Berdasarkan hasil penelitiannya,

Hartmann, et all (2008) menyatakan bahwa kandungan mineral lempung dan KTK yang sangat rendah (KTK < 2 cmolc kg-1).

Tanah pasir mempunyai kemampuan manahan air yang rendah dan jumlah

pori-pori makro lebih besar dari pada pori-pori mikronya. Hal ini menyebabkan tanah

pasir mudah meloloskan air sehingga tanah pasir mudah mengalami kekeringan dan

menyababkan kadar air tanahnya atau kelembaban tanahnya rendah. Tanah pasir juga

mengandung unsur hara yang sangat rendah sehingga tanah ini disebut tanah yang

miskin bahan organik (miskin hara) karena struktur haranya tidak mantap (daya ikat

antara partikelnya yang satu dengan yang lain rendah) (Santi, 2011).

C. Proses Pembentukan Tanah Pasir

Tanah pasir merupakan tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen dan tidak berstruktur. Tanah ini terbentuk dari hasil pelapukan

batuan dan mineral yang kaya kandungan kwarsanya (Bruand, A., C. Hartmann and G.

Lesturgez, 2005). Pelapukan batuan kaya kwarsa ini terjadi sebagai akibat adanya

pengaruh yang simultan antara faktor iklim, topografi, organisme dan waktu terhadap

batuan induk yang mengandung kwarsa tersebut, sejalan dengan kaidah proses

pembentukan tanah.

.

Page 6: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

D. Distribusi Tanah Pasir

Qi, et.al, (2002) menyatakan bahwa tanah pasir sebagian besar berada pada ekosistem yang tandus yakni ditandai dengan erosi pasir. Lahan yang didominasi tanah pasir di Indonesia ini banyak dijumpai di kawasan pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, Sulawesi dan Yogyakarta.

E. Kendala Tanah Pasir

Eswaran, H., et all (2005) telah menerangkan bahwa permasalahan

penggunaan lahan pasir meliputi rendahnya tingkat daya menahan air oleh partikel

tanahnya, kelembaban tanah yang rendah dan status hara tanah yang rendah, serta

rendahnya kemampuan tanah menjerap unsur hara tanaman. Oleh karena itu, lahan pasir pantai merupakan lahan marjinal yang memiliki tingkat produktivitas rendah.

Kertonegoro, (2001) dan Al-Omran, et al., (2004) juga menyatakan bahwa produktivitas lahan pasir pantai yang rendah disebabkan oleh adanya faktor pembatas produksi tanaman yang berupa kemampuan memegang dan menyimpan air rendah, infiltrasi dan evaporasi tinggi, kesuburan dan bahan organik sangat rendah dan efisiensi penggunaan air rendah. Produktivitas tanah dipengaruhi oleh kandungan C organik, KPK, tekstur dan warna. Tanah pasir dicirikan bertekstur pasir, struktur berbutir, konsistensi lepas, sangat porous, sehingga daya sangga air dan pupuk sangat rendah (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1994), miskin hara dan kurang mendukung pertumbuhan tanaman. Menurut Walter et al., (2000) serta Oliver and Smettem (2002), tekstur tanah pasir ini sangat berpengaruh pada status dan distribusi air. Bulmer and

Page 7: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

Simpson (2005) menambahkan bahwa status dan distribusi air tersebut berpengaruh pula pada sistem perakaran, kedalaman akar, hara dan pH. Syukur (2005) menyatakan bahwa lahan pasir pantai memiliki kemampuan menyediakan udara yang berlebihan, sehingga berpotensi mempercepat pengeringan dan oksidasi bahan organik.

Qi, et.al, (2002) menyatakan bahwa tanah pasir sebagian besar miskin substrat tanaman, dan rendah aktivitas biologis. Daya pegang tanah berpasir terhadap air sangat rendah dan air mudah terlindi. Air hujan yang berhasil diserap tanah berpasir sangat sedikit dibandingkan air yang dievaporasikan jauh lebih tinggi seperti melalui perembesan maupun limpasan permukaan tanahnya. Produktivitas tanaman di lahan pasir dibatasi pula oleh kesuburan tanah yang rendah, kapasitas menahan air rendah, dan perlokasi tinggi sehingga mengakibatkan penurunan efisiensi air dan penggunaan pupuk oleh tanaman (Sivapalan, cit. Mazen et al., 2015).

Hasil analisis menunjukkan bahwa tanah pasir pantai didominansi fraksi pasir

(94,68%) dengan porositas yang tinggi yakni 36,35%. Kandungan C organik (1,09%)

dan kandungan hara lain relatif rendah. Tanah pasir dengan ciri porositas yang tinggi

akan menyebabkan tanah mudah meresapkan air dan hara mudah terlindi. Kondisi

demikian akan diikuti persoalan lain yakni tanaman akan mengalami cekaman

kekeringan (Swasono, 2005).

Swasono (2012) menambahkan bahwa kontaminasi garam dijumpai di udara

dekat permukaan tanah karena percikan air bergaram oleh akibat deburan ombak yang

diikuti tiupan angin kencang. Namun demikian kontaminasi garam di udara dekat

permukaan tanah tersebut tidak menyebabkan meningkatnya kandungan garam di

Page 8: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

tanah. Garam di permukaan tanah akan segera hilang karena pelindian baik oleh sebab

pengairan maupun hujan.

F. Pengelolaan Lahan/ Tanah Pasir

Rajiman (2014) menyatakan bahwa selain terdapat banyak kendala, lahan

pasir pantai ternyata memiliki potensi yang besar untuk pengembangan sektor

agribisnis. Lebih lanjut dijelaskan bahwa potensi atau keunggulan lahan pasir pantai

adalah : memiliki luasan yang besar, permukaan tanahnya datar, terbebas dari banjir,

memperoleh sinar matahari yang melimpah, air tanahnya dangkal, memiliki pH tanah

dan air netral, dan pengolahan lahan pasir relatif mudah.

Pengelolaan lahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan

kendala budidaya tanaman di lahan pasir tersebut meliputi upaya perbaikan sifat fisika

dan kimia tanah yang dijalankan secara terpadu. Tindakan yang dapat dilakukan

antara lain :

1. Penggunaan Mulsa

Tujuan penggunaan mulsa pada permukaan tanah pasir adalah untuk mengurangi

kehilangan air dari tanah. Mulsa yang digunakan dapat berupa lembaran plastik,

jerami padi atau sisa-sisa tanaman lainnya. Pemasangan mulsa plastik di lahan

pasir berbeda dari pemasangan mulsa di lahan sawah. Pemasangan mulsa di lahan

pasir dengan bentuk cekung ditengah. Bentuk cekung bertujuan agar air hujan

atau penyiraman masuk ke dalam tanah. Penggunaan mulsa ini sangat penting di

lahan pasir karena dapat menghemat lengas tanah sehngga kebutuhan lengas

untuk tanaman terutama pada musim kemarau diharapkan dapat tercukupi. Dari

Page 9: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

hasil penelitian pemberian mulsa glerecidea dan jerami padi sebanyak 20-30 ton

dapat meningkatkan hasil pada tanaman jagung di lahan pantai, selain itu

pemberian mulsa berupa pangkasan tanaman ternyata juga lebih efektif sebagai

mulsa dibadingkan dengan pemerian pupuk hijau (Putri, 2011).

Gambar 1. Penggunaan Mulsa di Lahan Pasir Pantai

2. Pemberian bahan organik

Bahan organik yang dapat diberikan di lahan pasir pantai dapat berupa pupuk

kandang (sapi, kambing/domba dan unggas), kompos, pupuk hijau, dan blotong.

Pemberin bahan organik dapat dilakukan dengan cara mencampur bahan organik

ke dalam tanah atau pemberian baan organik di permukaan tanah di sekitar

tanaman. Bahan organik dapat diberikan ke lahan dalam kondisi sudah matang

atau mentah. Pemberian bahan organik dalam kondisi mentah bertujuan untuk

mengurangi pelindian, sehingga dekomposisi bahan organik mentah akan terjadi

sinkronisasi pelepasan hara dengan kebutuhan hara bagi tanaman. Kebutuhan

bahan organik pada lahan pasiran lebih banyak dari lahan konvensional yaitu

sekitar 15 – 20 ton. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang

sebanyak 20 ton dapat menekan penggunaan NPK menjadi 200 kg/ ha (Putri,

2011).

Gambar 2. Pemberian bahan Organik di Bedengan Lahan Pasir Pantai

Page 10: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

3. Penggunaan bahan-bahan halus

Penggunaan bahan halus di lahan pasir pantai dapat memanfaatkan tanah

lempung, abu vulkan, endapan saluran sungai, kolam waduk. Penggunaan bahan

halus bertujuan untuk meningkatkan jumlah koloid dalam tanah, khususnya

penambahan fraksi lempung. Peningkatan jumlah bahan halus dalam tanah akan

bermanfaat terhadap peningkatan hara dan air.

Gambar 3. Pemberian Lumpur di Lahan Pasir Pantai

4. Penggunaan Lapisan Kedap

Penggunaan lapisan kedap bertujuan untuk menghalagi infiltrasi air, sehingga air

lebih lama tertahan dalam tanah pasir pantai. Laspisan kedap dapat memanfaatkan

lembaran plastic, aspal, bitumen, lempung, pemampatan, semen. Lapisan kedap

dibuat dengan cara menggali tanah terlebih dahulu kemudian lapisan

dihamparkan, selanjutnya di atas lapisan kedap tersebut diberi tanah.

5. Penggunaan Pemecah Angin

Penggunaan pemecah angin bertujuan untuk mengurangi kecepatan angin dalam

pertanaman lahan pasir. Pemecah angina dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu

pemecah angin sementara dan permanent. Pemecah angin sementara dapat

memanfaatkan anyaman daun tebu atau kelapa, kasa nilon dan lembaran plastic.

Sedangkan pemecah angin permanent dapat memanfaatkan tanaman yang berupa

Page 11: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

tumbuhan tahunan yang umurnya panjang dan dapat diatur pertumbuhannya.

Beberapa jenis tumbuhan yang dapat digunakan, misalnya: kelapa, Accasia,

Glerecidae, sengon, lamtoro, bunga turi, cemara laut dan pandan.

Gambar 5. Pemecah Angin Sementara dari Daun Kelapa

Bangunan sementara dapat dibuat dari anyaman bambu, daun tebu, atau daun

kelapa. Sementara itu, pematah angin yang bersifat tetap berasal dari tumbuhan

tahunan yang umurnya panjang dan dapat diatur pertumbuhannya. Jenis tumbuhan

yang dapat digunakan, misalnya: kelapa, Accasia, Glerecidae, sengon, lamtoro,

bunga turi dan lainlain.

6. Penggunaan Pembenah Tanah

Bahan pembenah tanah alami adalah emulsi aspal, lateks, skim lateks, kapur

pertanian, batuan fosfat alam, blotong, dan zeolit (Dariah, 2007), tanah lempung

(Grumusol dan Latosol) (Kertonegoro, 2000), lumpur sungai dan limbah karbit

(Rajiman, 2010). Tujuan dari penggunaan bahan pembenah tanah ini adalah

untuk memperbaiki agregat tanah, meningkatkan kapasitas tanah menahan air

(water holding capacity), meningkatkan kapasitas pertukaran kation (KPK) tanah

dan memperbaiki ketersediaan unsur hara tertentu dalam tanah. Penggunaan

pembenah tanah harus memprioritaskan pada bahan-bahan yang murah, bersifat

insitu, dan terbarukan. Pembenah tanah secara alami dapat diambil dari

lingkungan sekitar lahan atau dari daerah lain. Croker, et all (2004)

Page 12: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

menambahkan bahwa pembenah tanah yang biasa digunakan di lahan pasir

pantai berupa bahan berlempung dan atau bahan organik. Penambahan bentonit pada tanah berpasir adalah teknologi budidaya yang dapat diterapkan di lahan pasir. Bentonit terbukti mampu meningkatkan produksi biomasa tanaman dan meningkatkan KTK tanah sehingga mengoptimalkan ketersedian P dan K bagi tanaman.

7. Penggunaan sistem lorong

Alternatif lain dalam teknologi budidaya yang dapat diterapkan pada lahan pantai

adalah sistem penanaman lorong (alley cropping). Sistem penanaman lorong

merupakan sistem penanaman dengan menanam pohon-pohon kecil dan semak

dalam jalur-jalur yang agak lebar dan penanaman tanaman semusim di antara

jalur-jalur tersebut sehingga membentuk lorong-lorong. Tanaman lorong biasanya

merupakan tanaman pupuk hijau atau legume tree. Budidaya lorong di lahan pasir

pantai diterapkan untuk mengatasi berbagai permasalahan seperti : intensitas

matahari, erosi permukaan oleh angin, dan laju evapotranspirasi. Selain untuk

mengatasi permasalahan tersebut, sistem lorong ini dapat juga berfungsi sebagai

pematah angin sehingga dapat mereduksi kecepatan angin.

8. Hidrologi dan Irigasi

Ketersediaan air irigasi di lahan pantai yang terbatas mengakibatkan perlunya

dilakukan usaha untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan air irigasi sehingga

dapat mengurangi pemborosan dalam penggunaan air irigasi. Irigasi di lahan

pantai dapat dilakukan dengan cara penyiraman dan penggunaan sumur renteng.

Sedangkan untuk mengurangi kehilangan air siraman dan mempertahankan

lengas, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan

lembaran plastik yang ditanam pada jeluk atau kedalaman tanah 30 cm. Hal ini

dimaksudkan untuk menciptakan suatu lapisan kedap guna mencegah atau

menghambat agar air irigasi yang diberikan dapat ditahan oleh lapisan tersebut

sehingga efisiensi pemanfaatan air oleh tanaman dapat ditingkatkan. Pengelolaan

Page 13: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

lahan pantai selain harus menggunakan berbagai teknologi untuk memanipulasi

lahan, kelestarian lingkungan di lahan pantai juga harus diperhatikan pula,

terutama terhadap sumber daya air tawar yang sangat penting peranannya bagi

pertanian lahan pantai. Penggunaan air tanah secara berlebihan sebaiknya

dihindari karena dapat menyebabkan intrusi air laut ke daratan. Oleh karena itu

manajemen untuk mempertahankan kelengasan sangat penting diterapkan

terutama adalah hal untuk mengawetkan keberadaan sumber air tawar di pantai.

Pelaksanaan pertanian lahan pantai harus pula memperhatikan kehidupan sosial

para warganya, jangan sampai cara-cara budidaya yang ada dan dilakukan

bertentangan dengan adat istiadat warga sekitarnya (Putri, 2011)

Gambar 6. Penggunaan Sumur Renteng dalam Irigasi

Page 14: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

Gambar 7. Penggunaan Pompa Air dan Selang untuk Pemenuhan Air

Page 15: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

BAB III. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Tanah pasir merupakan tanah marjinal yang memiliki potensi besar bagi

pengembangan sektor pertanian

2. Tanah pasir merupakan tanah yang tersusun atas mineral kwarsa dan memiliki

kandungan lempung (klei) kurang dari 1%.

3. Tanah pasir terbentuk dari pelapukan batuan induk yang mengandung kwarsa.

4. Tanah pasir memiliki tekstur pasiran, struktur lepas-lepas, kandungan hara rendah,

kemampuan menukar kation rendah, daya menyimpan air rendah, perubahan suhu

tanah harian yang tinggi, dan laju evaporasi sangat tinggi.

5. Kendala pemanfaatan tanah pasir dalam bududaya pertaian disebabkan oleh kemampuan memegang dan menyimpan air rendah, infiltrasi dan evaporasi tinggi, kesuburan dan bahan organik sangat rendah dan efisiensi penggunaan air rendah.

6. Pengelolaan tanah pasir dilakukan dengan memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi dan klimatik tanah secara terpadu melalui penerapan beberapa metode, yaitu penggunaan mulsa, pemberian bahan organik, penggunaan bahan-bahan bertekstur halus, aplikasi lapisan kedap pada media tanam, penggunaan pemecah angin di sekitar area budidaya, aplikasi bahan pembenah tanah, penerapan sistem lorong (alley cropping), dan teknologi hidrologi dan pengaturan irigasi tanah.

Page 16: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Omran, A.M., A.M. Falatah, A.S. Sheta and A.R.Al-Harbi. 2004. Clay Deposits for Water Management of Sandy Soils. Arid Land Research and Management 1: 171-183.

Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2007. Pantai di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. www.brkp.go.id. [27 November 2007].

Bruand, A., C. Hartmann and G. Lesturgez, 2005) Physical properties of tropical sandy soils: A large range of behaviours. Proceeding Seminar. Management of Tropical Sandy Soils for Sustainable Agriculture, Thailand.

Bulmer, E.C., and D. G. Simpson. 2005. Soil Compaction and Water Content as Factors Affecting the Growth of Lodgapole Pine Seedling on Sandy Clay Loam Soil. Can J. Soil Sci. 85 : 667-679.

Croker, J., R. Poss, C. Hartmann and S. Bhuthorndharaj, 2004. Effects of Recycled Bentonite Addition on Soil Properties, Plant Growth and Nutrient Uptake in a Tropical Sandy Soil. Plant and Soil 267: 155–163, Kluwer Academic Publishers, Netherlands.

Dariah A. 2007. Bahan Pembenah Tanah : Prospek dan Kendala Pemanfaatannya. Sinar Tani edisi 16 Mei 2007.Jakarta.

Eswaran, H., T. Vearasilp, P. Reich, and F. Beinroth. 2005. Sandy Soils of Asia: A New Frontier for Agricultural Development?. Proceeding Seminar. Management of Tropical Sandy Soils for Sustainable Agriculture, Thailand.

Gunadi, S., T. Sudyastuti, J.R. Kusuma. 2007. Kebutuhan Air Tanaman Cabai dengan Pemberian Air Irigasi Sistem Sprinkler dan Sub Surfase di Lahan Pasiran Pantai. hal. 175-187. Dalam B. Rahardjo, M. Mawardi, P. Sudira, S. Susanto, L. Sutiarso, S. Rochdiyanto (Ed.) Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Peran Teknik Pertanian untuk Pengembangan Agroindustri dalam rangka Revitalisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Hartmann, C., G. Lesturgez, P. Sindhusen, S. Ratana-Anupap, V. Hallaire, A. Bruand and R. Poss. 2008. Consequences of Slotting on The Pore Characteristics of a Sandy Soil in

Page 17: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

Northeast Thailand. Soil Use and Management, March 2008, 24, 100–107.

Kertonegoro, B. D. 2001. Gumuk Pasir Pantai Di D.I. Yogyakarta : Potensi dan Pemanfaatannya untuk Pertanian Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Universitas Wangsa Manggala pada tanggal 02 Oktober 2001. h46-54.

Mazen, AM, Deya Eldeen Mohammed Radwanab, and Atef Fathy Ahmedac. 2015. Growth Responses of Maize Plants Cultivated in Sandy Soil Amended by Different Superabsorbant Hydrogels. Journal of Plant Nutrition, Volume 38: Halaman 325–337.

Oliver, Y.M. and K.R.J. Smethem. 2002. Predicting Water Balance in a Sandy Soil : Model Sensitivity to The Variability of Measured Saturated and Near Saturated Hydraulic Properties. Australian of Soil Research 43 (1) : 87-96.

Partoyo. 2005. Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian di Lahan Pasir Pantai Samas Yogyakarta. Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2, 2005 : 140 – 151

Prapto, Y., dkk., 2000. Menyulap Tanah Pasir Menjadi Lahan Subur. http/www.suara merdeka.com/harian/0402/06/ked08.htm-5k,1.

Putri, Fiadini. 2011. Bertani di Lahan Pasir Pantai. BBPP Lembang.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1994. Survei Tanah Detail di Sebagian Wilayah D.I. Yogyakarta (Skala 1 : 50.000). Proyek LREP II Part C. Puslittanak. Bogor.

Qi, Feng, Endo Kunihiko, dan Cheng Guodong. 2002. Soil water and chemical characteristics of sandy soils and their significance to land reclamation. Journal of Arid Environments, Volume 51: Halaman 35–54.

Rajiman., 2010. Pemanfaatan Bahan Pembenah Tanah Lokal dalam Upaya Peningkatan Produksi Benih bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Kulon Progo. Disertasi. Program Pascasarjana UGM.

_______, 2014. Pengaruh Bahan Pembenah Tanah Di Lahan Pasir Pantai Terhadap Kualitas Tanah (Effect of Soil Conditioner Matter at Coastal Sand Land to Soil Quality). Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014.

Page 18: gregoriuswidodo.files.wordpress.com · Web viewPengertian Lahan/ Tanah Pasir. ... Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

Santi, T. K., 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) Pada Media Pasir Pantai.

Syukur, A. 2005. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-Sifat Tanah dan Pertumbuhan Caisin di Tanah Pasir Pantai. J. Ilmu Tanah dan Lingkungan 5 (1) : 30-38.

Swasono, F.D.H. 2005. Studi Tentang Karakter Fisiologi Toleransi Terhadap Cekaman Kekeringan Beberapa Varietas Bawang Merah di Tanah Pasir Pantai. Laporan Penelitian Dosen Muda. Dirjen. PendidikanTinggi (In Press).

_____________. 2012. Peran ABA dan Prolina Dalam Mekanisme Adaptasi Tanaman Bawang Merah Terhadap Cekaman Kekeringan Di Tanah Pasir Pantai. Jurnal AgriSains Vol. 4 No. 5., September 2012.

Walter A, W.K. Silk, and U. Schur. 2000. Effect of soil pH on Growth and Cation Deposition in the Root Tip of Zea mays L. Plant growth Regul 19 (1) : 65-76

Yudono, P., S. Purwanti, D. Kastono, Sukirno, B.D. Kertonegoro, Suhatmini, R. Witjaksono, Soenoeadji. 2002. Laporan Akhir Aplikasi Unit Percontohan Agribisnis Terpadu di Lahan Pantai Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerjasama antara Fakultas Pertanian UGM dengan Dinas Pertanian DIY. Yogyakarta.

Yuwono, N.W. 2010. Pengalaman Perguruan Tinggi Dalam Pengelolaan Lahan. Makalah disampaikan pada Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Pengelolaan Lahan dan Air Provinsi DIY Tahun 2010. Dinas Pertanian DIY, Yogyakarta: 27-28 April 2010.

Zhao, Y. G., G. L. Zhang, Z. Wen-Jun, and Z. T.. Gong. 2005. Soil Characteristics and Crop suitability of Sandy Soils in Hainan, China. Proceeding Seminar. Management of Tropical Sandy Soils for Sustainable Agriculture, Thailand.