· Web viewMunculnya isu pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan seiring dengan...
Transcript of · Web viewMunculnya isu pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan seiring dengan...
ESENSI PARADIGMA MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS MENUJU SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Seminar Masalah-masalah/Isu-isu Lingkungan yang Diampu Oleh Bapak Drs. Mochamad Rozikin M.AP
Kelompok 3:
Maharani Walio (135030100111061)
Muhammad Hamasah E. (135030101111171)
Sukma Dwi A. (135030107111060)
Kelas B
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRAS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
FEBRUARI 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
BAB IILANDASAN TEORI ..................................................................................2
2.1 Millenium Development Goals (MDGs).......................................................2
2.2 Sustainable Development Goals (SDGs).......................................................3
2.3 Perbedaan MDGs dan SDGs ......................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................8
3.1 Usaha Pencapaian MDGs di Indonesia..........................................................8
3.2 LaporanHasilPencapaian MDGS 2014 Oleh PBB.........................................10
3.3 Proses Perumusan SDGs ............................................................................... 11
BAB IV PENUTUP..................................................................................................15
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................15
4.2 Saran .............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................16
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Munculnya isu pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan
seiring dengan gagasan pembangunan berkelanjutan. Hal ini ditandai dengan paradigma
pembangunan ekonomi konvensional dengan mengejar pertumbuhan ekonomi semata,
namun melahirkan kerusakan lingkungan dan sumber daya alam (SDA).
Berbagaikerusakan yang
ditimbulkanolehprilakuserakahiniberimbaskembalikepadakehidupanmanusia.Melihathalt
ersebutmunculahberbagaigagasanuntukmemperbaikiprilakutersebut.Karena itu,
pembangunan berwawasan lingkungan hidup yang berkelanjutan menjadi penting untuk
dikaji.
Sebelum digagasnya Sustainable Development Goals tersebut, telah terlebih
dulu ada Millenium Development Goals. Deklarasi MDGs (Deklarasi Millenium) ini
disepakati oleh Indonesia serta ke-189 Negara lainnya. Deklarasi millenium PBB tersebut
di tandatangani oleh seluruh Negara pada September 2000 agar menyetujui 8 sasaran
pembangunan millenium tersebut. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen
dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang
menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan
dasarnya, mengentaskan kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi
kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang
tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Millenium Development Goals (MDGs)
Millenium Development Goals (MDGs) merupakan sebuah Deklarasi
Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000,
berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah
tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini
merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai
dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh
147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) Milenium di New York. MDGs sendiri merupakan tujuan dan tanggungjawab
dari semua negara yang berpartisipasi dalam KTT Milenium, baik pada rakyatnya
maupun secara bersama antar pemerintahan
MDGs memiliki 8 (delapan) tujuan yang akan dicapai pada tahun 2015, yaitu:
1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Pendapatan populasi dunia sehari $10.000 dan menurunkan angka
kemiskinan.
2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar
danmenengah.
4. Menurunkan Angka Kematian Anak
Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
2
Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya
Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan
penyakit berat lainnya.
7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam
kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya
lingkungan, mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air
minum yang sehat, dan mencapai pengembangan yang signifikan dalam
kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.
8. Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan
Mengembangkan perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang
berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi, membantu
kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang dan negara-
negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil, mengusahakan persetujuan
mengenai masalah utang negara-negara berkembang dan membuat hutang lebih
dapat ditanggung dalam jangka panjang, mengembangkan usaha produktif yang
layak dijalankan untuk kaum muda, menyediakan akses obat penting yang
terjangkau dalam negara berkembang, dan dalam kerjasama dengan pihak swasta
membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru,
terutama teknologi informasi dan komunikasi.
2.2 Sustainable Development Goals (SDGs)
Merupakan sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam
kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia. Konsep SDGs
melanjutkan konsep pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) di mana
konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi, kerangka pembangunan yang
berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs
sekarang diganti SDGs.
SDGs sendiri telah merumuskan 17 tujuan untuk target 2016-2030, yaitu:
3
1. TanpaKemiskinan(7 Target)
Tidakadakemiskinandalambentukapapun di seluruhpenjurudunia.
2. TanpaKelaparan(8 Target)
Tidakadalagikelaparan, mencapaiketahananpangan, perbaikannutrisi,
sertamendorongbudidayapertanian yang berkelanjutan.
3. Kesehatan yang BaikdanKesejahteraan(13 Target)
Menjaminkehidupan yang
sehatsertamendorongkesejahteraanhidupuntukseluruhmasyarakat di segalaumur.
4. PendidikanBerkualitas(10 Target)
Menjaminpemerataanpendidikan yang
berkualitasdanmeningkatkankesempatanbelajaruntuksemua orang,
menjaminpendidikan yang
inklusifdanberkeadilansertamendorongkesempatanbelajarseumurhidupbagisemua
orang.
5. Kesetaraan Gender (9 Target)
Mencapaikesetaraan gender danmemberdayakankaumibudanperempuan.
6. Air BersihdanSanitasi(8 Target)
Menjaminketersediaan air bersihdansanitasi yang
berkelanjutanuntuksemua orang.
7. EnergiBersihdanTerjangkau(5 Target)
Menjaminaksesterhadapsumberenergi yang terjangkau, terpercaya,
berkelanjutandan modern untuksemua orang.
8. PertumbuhanEkonomidanPekerjaan yang Layak(12 Target)
Mendukungperkembanganekonomi yang berkelanjutandaninklusif,
lapangankerja yang penuhdanproduktif, sertapekerjaan yang layakuntuksemua
orang.
9. Industri, InovasidanInfrastruktur(8 Target)
4
Membanguninfrastruktur yang berkualitas, mendorongpeningkatanindustri
yang inklusifdanberkelanjutansertamendoronginovasi.
10. MengurangiKesenjangan(10 Target)
Mengurangiketidaksetaraanbaik di dalamsebuahnegaramaupun di
antaranegara-negara di dunia.
11. Keberlanjutan Kota danKomunitas(10 Target)
Membangunkota-kotasertapemukiman yang inklusif, berkualitas, aman,
berketahanandanbekelanjutan.
12. KonsumsidanProduksiBertanggungJawab(11 Target)
Menjaminkeberlangsungankonsumsidanpolaproduksi.
13. AksiTerhadapIklim(5 Target)
Bertindakcepatuntukmemerangiperubahaniklimdandampaknya.
14. KehidupanBawahLaut(10 Target)
Melestarikandanmenjagakeberlangsunganlautdankehidupansumberdayalau
tuntukperkembanganpembangunan yang berkelanjutan.
15. Kehidupan di Darat(12 Target)
Melindungi, mengembalikan,
danmeningkatkankeberlangsunganpemakaianekosistemdarat,
mengelolahutansecaraberkelanjutan,
mengurangitanahtandussertatukargulingtanah, memerangipenggurunan,
menghentikandanmemulihkandegradasitanah,
sertamenghentikankerugiankeanekaragamanhayati.
16. InstitusiPeradilan yang KuatdanKedamaian(12 Target)
Meningkatkanperdamaiantermasukmasyarakatuntukpembangunanberkelan
jutan, menyediakanaksesuntukkeadilanbagisemua orang
termasuklembagadanbertanggungjawabuntukseluruhkalangan,
sertamembanguninstitusi yang efektif, akuntabel, daninklusif di seluruhtingkatan.
5
17. KemitraanuntukMencapaiTujuan(19 Target)
Memperkuatimplementasidanmenghidupkankembalikemitraan global
untukpembangunan yang berkelanjutan.
2.3 Perbedaan MDGs dan SDGs
MDGs–2000–2015 SDGs–2015–2030
50 persen
Target
dansasarannyaadalahseparuh:
mengurangiseparuhkemiskinan.
Target yang terlalu minimal.
Banyaknegaratelahterlebihdahulu
mencapainya
100 persen
Target dansasarannyaadalahsemua,
sepenuhnyadantuntas
Mengakhiri kemiskinan
100 persen penduduk memiliki akta
kelahiran
memerlukan fokus, untuk merangkul mereka
yang terpinggir dan terjauh.
Dari negaramaju, untuknegara
berkembang
MDGs mengandaikanbahwa
Negara miskindanberkembang
yang mempunyai
pekerjaanrumah. Sementaraitu
Negara
majumendukungdenganpenyediaa
ndana.
Berlaku universal
SDGs
memandangsemuanegaramemilikipekerjaanrum
ah. Tiap–tiapnegarawajibmengatasinya. Tiap–
tiapnegaraharusbekerjasamauntukmenemukansu
mberpembiayaandanperubahankebijakan yang
diperlukan.
Dari Atas (top down)
Dokumen MDGs
dirumuskanolehpara elite PBB
dan OECD, di New York,
tanpamelalui proses
konsultasiataupertemuandansurvei
warga.
Dari Bawah (bottom up) danpartisipatif
Dokumen SDGs dirumuskanolehtimbersama,
denganpertemuantatapmuka di lebihdari 100
negaradansurveiwarga.
Solusiparsialatautambalsulam
8 Tujuan MDGs
Solusi yang menyeluruh
Berisi 17 tujuan yang
6
sebagianbesarhanyamengatasigeja
la–gejalakemiskinansaja.
Masalahekologidanlingkunganhid
uptidakdiakui.
Ketimpangantidakmendapatkanpe
rhatian.
Demikianhalnyadengansoalpajakd
anpembiayaanpembangunan.
berupayamerombakstrukturdansistem
Kesetaraan gender
Tata pemerintahan
Perubahan model konsumsidanproduksi
Perubahansistemperpajakan
Diakuinyamasalahketimpangan
Diakuinyamasalahperkotaan
Sumber: Diadaptasidari Dr. John Coonrod, dalam Kern Beare, www.feelgood.org. Jan, 2015.
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Usaha Pencapaian MDGs di Indonesia
Menurut LaporanPencapaian MDGs Indonesia tahun 2014, dari 8 tujuan yang
selanjutnya disebarmenjadi 63 indikator, terdapat13 indikator sasaran yang telah
tercapai, 35 indikator sasaran akan tercapai (on track) dan 15 indikator sasaran yang
perlu perhatian khusus (Sumber: Antaranews.com). Upaya percepatan pencapaian
sasaran MDGs ini pun, sesungguhnya telah dilengkapi dengan regulasi, yaitu Inpres
No 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Kebijakan ini
sebenarnya merupakan cambuk yang diarahkan bagi setiap kementerian/Lembaga,
Gubernur dan para Bupati/Walikota sebagai eksekutor, pelaksana tugas dan fungsi
melalui kewenangan masing-masing, setelah melihat hasil capaian sasaran MDGs
tahun 2009 masih belum semua on track.
Secara teknis, dari delapan tujuan pembangunan milenium ini masing-masing
telah memiliki program yang berkelanjutan untuk dilaksanakan serta memiliki alokasi
anggaran baik dari pemerintah pusat, daerah maupun lembaga donor.
Sasaran pertama, dalam penanggulangan kemiskinan, ada program klaster PKH,
Raskin, PNPM mandiri, KUR dan UKM serta program pemenuhan kebutuhan
fasilitas dasar.
Program sasaran kedua, dalam rangka mencapai pendidikan dasar untuk semua,
pemerintah telah menyelenggarakan pendidikan dasar yang terjangkau dan
berkualitas, yang ditempuh antara lain melalui program Bantuan Operasional Sekolah
8
yang dilaksanakan sejak tahun 2005 dan cakupan pada tahun 2011 sebesar 42,1 juta
orang.
Program sasaran ketiga, dalam mendorong Kesetaraan Gender Dan Pemberdayaan
Perempuan upaya peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di
Indonesia ini secara umum dicapai karena gencarnya upaya pengarusutamaan gender
(PUG) yang dilakukan sejak tahun 1999.
Sasaran keempat, dalam menurunkan Angka Kematian Anak, berbagai upaya yang
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesehatan anak Indonesia, yakni
melalui continuum of care berdasarkan siklus hidup, continuum of care berdasarkan
pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), continuum of
care pathway sejak anak di rumah, di masyarakat (pelayanan posyandu dan
poskesdes), di fasilitas pelayanan kesehatan dasar, dan di fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan.
Sasaran kelima, dalam meningkatkan Kesehatan Ibu, pemerintah mengatasi berbagai
hambatan yang dihadapi ibu-ibu dalam persalinan antara lain dikembangkan tiga
program penting, yaitu Jaminan Persalinan, Kelas Ibu Hamil, dan Rumah Tunggu Ibu
Hamil. Selain itu penurunan angka kematian ibu diperkuat oleh program keluarga
berencana.
Sasaran keenam, dalam Memerangi Hiv Dan Aids, Malaria Dan Penyakit Menular
Lainnya telah dilakukan berbagai upaya pencegahan. Salah satu upaya tersebut yakni
penggunaan kondom pada hubungan seksual yang berisiko tinggi menularkan HIV
dan AIDS.
Sasaran ketujuh, dalam memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dalam rangka
meningkatkan rasio luas kawasan tertutup pepohonan dan rasio luas kawasan lindung,
Pemerintah Indonesia telah melakukan kegiatan prioritas rehabilitasi hutan dan lahan
kritis, termasuk hutan mangrove, pantai, gambut dan rawa pada Daerah Aliran Sungai
prioritas di seluruh Indonesia dengan target pada periode 2010-2014 seluas 2,5 juta
hektar.
9
Sasaran kedelapan, dalam Membangun Kemitraan Global Untuk Pembangunan,
Berbagai langkah dilakukan untuk meningkatkan rasio besarnya ekspor dan impor
terhadap PDB, antara lain melalui kebijakan peningkatan daya saing produk ekspor
nonmigas melalui diversifikasi pasar serta peningkatan keberagaman dan kualitas
produk, yang didukung oleh strategi, mendorong upaya diversifikasi pasar tujuan
ekspor untuk mengurangi tingkat ketergantungan kepada pasar ekspor tertentu;
meningkatkan keberagaman dan kualitas produk terutama untuk produk-produk
manufaktur yang bernilai tambah lebih besar, berbasis pada sumber daya alam, dan
permintaan pasarnya besar; dan meningkatkan kualitas perluasan akses pasar,
promosi, dan fasilitasi ekspor nonmigas di berbagai tujuan pasar ekspor melalui
pemanfaatan skema kerjasama perdagangan baik bilateral, regional maupun
multilateral; serta melakukan pengendalian impor produk-produk yang berpotensi
menurunkan daya saing produk domestik di pasar dalam negeri.
3.2 LaporanHasilPencapaian MDGS 2014 Oleh PBB
MDGs telah menjadi referensi penting bagi hampir semua negara di dunia.
Meskipun masih menyisakan sejumlah catatan, kemajuan berarti atas pencapaian
target pembangunan MDGs dari 2000 sampai saat ini telah tertorehkan. Laporan
MDGs 2014 oleh PBB menyebutkan, jika pada tahun 1990 hampir setengah populasi
di negara berkembang hidup di bawah USD1,25/hari, pada tahun 2010 proporsi
tersebut turun menjadi hanya 22%. Penurunan proporsi ini juga telah mampu
mengeluarkan tidak kurang 700 juta manusia dari kondisi kemiskinan ekstrem.
Antara 2000 hingga 2010, tidak kurang 3,3 juta penderita penyakit malaria
terselamatkan hidupnya. Sementara itu tidak kurang dari 22 juta penderita
tuberkulosis juga terselamatkan hidupnya sejak 1995. Pada 2012 tercatat 89%
penduduk dunia memiliki akses terhadap air bersih. Di bidang kesetaraan gender juga
dunia mengalami perbaikan. Pada Januari 2014 tidak kurang dari 46 negara memiliki
lebih dari 30% keterwakilan perempuan dalam parlemen mereka.
Dana bantuan internasional untuk pembangunan dasar ke negara miskin dan
berkembang mencapai rekor jumlahnya pada 2013 sebesar USD134,8 miliar. Bagi
Indonesia, meskipun masih perlu melakukan banyak perbaikan, terdapat tidak sedikit
10
pencapaian dari target MDGs yang positif. Laporan MDGs yang dikeluarkan
Bappenas menunjukkan sejumlah pencapaian untuk memenuhi target pembangunan
milenium.
Meskipun mengalami perlambatan penurunan, persentase penduduk yang
hidup di bawah garis kemiskinan dapat diturunkan dari 15,1% di tahun 1990 menjadi
10,96% di 2014. Prevalensi balita dengan berat badan rendah atau gizi buruk dapat
diturunkan dari 31% di tahun 1980 menjadi 19,60% di 2013. Di sektor pendidikan
dasar, Indonesia telah mampu meningkatkan angka partisipasi murni (APM)
SD/MI/sederajat dari 88,70% di tahun 1990 menjadi 95,71% di tahun 2012. Angka
melek huruf penduduk usia 15-24 tahun meningkat menjadi 99,08% di tahun 2012.
Angka kematian bayi juga berhasil diturunkan dari 97/kelahiran di tahun
1990 menjadi 41/kelahiran di tahun 2012. Akses terhadap air bersih juga meningkat
dari 37,73% di tahun 1990 menjadi 67,73% di tahun 2013. Meskipun MDGs telah
mencapai sejumlah pencapaian berarti, beberapa tantangan masih membutuhkan
usaha bersama untuk mempercepat perbaikannya. Misalnya emisi karbondioksida
(CO2) terus meningkat di mana jumlahnya meningkat 50% di tahun 2011 dari level
1990.
Sementara itu, meski telah mampu menurunkan proporsi penduduk yang
mengalami malnutrisi di negara miskin dan berkembang dari 24% di tahun 1990-
1992 menjadi 14% di tahun 2011, kecepatan penurunan semakin melambat akhir-
akhir ini. Hal ini mengancam target pencapaian MDGs untuk menurunkan setengah
dari persentase penduduk dunia yang menderita kelaparan di tahun 2015. Oleh
karenanya, dunia membutuhkan agenda pembangunan lanjutan sebagai referensi dan
platform bersama agar sumber daya dan prioritas menjadi lebih efisien dan terfokus.
Sekaligus melakukan koreksi dari kekurangan implementasi MDGs selama 15 tahun.
3.3 Proses Perumusan SDGs
Masih banyak misi MDGs yang belum seluruhnya dapat dicapai dan belum
menjawab tantangan pembangunan terkini, baik di
tingkat nasional maupun globalyang akhirnyamendorong dibentuknya kerangka kerja
pembangunan global yang baru, melanjutkan dan mengembangkan dari agenda
11
MDGs yang umumdikenal sebagai Agenda Pembangunan Global Paska-2015 (Post-
2015 Development Agenda).
Post-2015, ataujuga dikenal sebagai Sustainabale Development
Goals (SDGs) didefinisikan sebagai kerangka kerja untuk 15 tahun ke depan hingga
tahun 2030. Berbeda dengan MDGs yang lebih bersifat birokratis dan teknokratis,
penyusunan butir-butir SDGslebih inklusif melibatkan banyak pihak termasuk
organisasi masyarakat sipil atau Civil Society Organization (CSO).
Penyusunan SDGs sendiri memiliki beberapa tantangan karena masih terdapat
beberapa butir-butir target MDGs yang belum bisa dicapai dan harus diteruskan di
dalam SDGs. Seluruh tujuan, target dan indikator dalam dokumen SDGs juga
perlumempertimbangkan perubahan situasi global saat ini. Contohnya, isu-isu seperti
ketimpangan, tata kelola efektif dan inklusif serta harmoni masyarakat menjadi kunci
faktor yang harus dipertimbangkan dalam SDGs. Solusi dari isu-isu ini harus
melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai sektor lain, terutama mengingat
perlunya keseimbangan pembangunan antara sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pembahasan awal tentang SDGs muncul pada pertemuan KTT Rio+20 tahun
2012 di mana 192 negara setuju membuat platform SDGs, antara lain
mempertimbangkan berbagai aspek seperti action oriented, dapat diimplementasikan,
dan bersifat universal. Berikut iniGambar mengenaikonsep SDGs sebagai program
International pengganti MDGs pada akhir tahun2015
12
Berdasarkan hasil dari pertemuan The Rio+20, negara anggota
United Nations Total 30 anggota OWP (Open Working Group) telah diberikan
mandatdalam pertemuan the Rio+20 Outcome Document untuk menyiapkan
proposaldalam rangka pengembangan program SDGs yang pengembangnya
berdasarkantiga komponen dimensi dalam pembangunan berkelanjutan (social,
environmental,economic) dalam keseimbangan arah perkembangnya.
Kinerja dari 30 anggota OWP (Open Working Group) dimulai pada
bulanJanuari 2013 dan pertemuan pertama kali diselenggarakan di Hungaria dan
Kenya (inisiasi), pada bulan April 2013 pertemuan kedua mengenai fokus kerja
terhadap
kemiskinan( poverty eradication). Pertemuan mengenai pembahasan isu materi SDGs
selama 8 kali pertemuan dan pada bulan Maret 2014 anggota dariOWG akan
memberikan draft laporan yang berisi tentang isu-isu yang telahdibahas dalam
pertemuan tersebut serta akan diputuskan isu-isu mana yang akandiangkat pada SDGs
sebelum pertemuan yang ke 68 (the 68th session of the Assembly). Berikut ini
disajikan mengenai rundown jadwal pertemuan untuk membahas isu yang berkaitan
dengan program SDGs.
13
SDGs diharapkan bisa menciptakan dampak yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan program kerja MDGs. Proses penyusunan agenda global ini
sudah banyak belajar dari berbagai kekurangan MDGs, selain juga terus berusaha
untuk membangun dari berbagai capaiannya. SDGs telah berupaya melibatkan dan
mendapatkan input dari berbagai pemangku kepentingan yang merasa aspirasinya
tidak terefleksikan dalam MDGs. Tanpa mengatakan bahwa agenda global ini sudah
sempurna, kita semua berharap SDGs bisa menjawabberbagai masalah global.
Karena pada dasarnya, keperluan akan agenda pembangunan MDGs dan
SDGs/Paska-2015 ini merujuk pada kebutuhan atas akses, hak, dan kesempatan yang
sama dan merata untuk berkembang dan sejahtera. Pada dasarnya, lahirnya semua
agenda pembangunan ini hanyalah refleksi bahwa semua manusia ingin memiliki
kehidupan yang sejahtera.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
MDGs adalahsebuahperjanjian yang dilakukanoleh 189
negarauntukperubahan di dunia yang didasarkanpadapermasalahanlingkungan,
sosialdanekonomidanmerupakan program yang berjalanselama 15
tahun.Keberadaan MDGs telahmampumembawaperubahan yang
signifikan.Walaupunbegitu, masihadaindikator-indikator yang
belumbisaberjalanseperti yang diharapkan.Di Indonesia MDGs
jugamampudijalankanolehpemerintahdibantuoleh LSM-LSM terkait.Program
inijugadidukungolehpemerintah Indonesia melaluipembuatankebijakanyaituInpres
No 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.
Untukmelengkapidanmenyelesaikanpermasalahandari MDGs yang
belumterselesaikandalam 15 tahunini, makauntukitudibuatlah program 15
tahunselanjutnyayaitu SDGs. Program SDGs
lebihmelibatkanbanyakpihakbahkanmasyarakatitusendiri. Selainitutujuan yang
ingindicapaiselainmenyelesaikanpermasalahan yang
belumdapatdiselesaikandalamperiode MDGs,
15
jugalebihmenekankanpadakeadaanduniapadasaatini.Olehkarenaitu agar program
iniberjalanlebihbaik, perlunyadukungandarisemuapihaktanpa terkecuali.
4.2 Saran
Dilihatdarievaluasihasilpencapaian MDGs di Indonesia,
masihbanyakindikator-indikator yang belumdapatdicapai
Indonesia.Sehubungdengantelahberakhirnyaperiodepelaksanaan MDGs pada 2015
yang laludantelahdimulainyaperiodepelaksanaa SDGs, Indonesia
diharapkandapatbelajardarihambatan-hambatanmaupunmasalahselama proses
pelaksanaan MDGs demi memperlancarpelaksanaan SDGs.
Target pembangunan universal yang tertuang dalam SDGs
membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat dunia. Termasuk di
dalamnya pemerintahan, LSM, swasta, perguruan tinggi, dan
masyarakat.Untukitupemerintahdiharapkandapatmerangkulseluruhelementersebut
untukikutberpartisipasimensukseskan SDGs periode 2015-2030.
KAJIAN PUSTAKA
Bapeda Kota Bekasi.Digantidengan SDGs, ApaKabar MDGs?. 23 September 2015.
http://bappeda.bekasikota.go.id/berita-diganti-dengan-sdgs-apa-kabar-mdgs.html
16
Coonrod, John. From MDGs to SDGs: What’s Different? inBeare, Kern.
http://www.feelgood.org/MDGs–SDGs–whats–different–kern–beare/
Firmanzah. Lepas MDGs, Songsong SDGs. 15 Juni 2015. http://nasional.sindonews.com/ read/1012602/149/lepas-mdgs-songsong-sdgs-1434329380
Sereffina Yohanna dan Brilianarya Mushasi. Transformasi Millenium Development Goals (MDGs) Menjadi Post-2015 Guna Menjawab Tantangan Pembangunan Global Baru. 6 Juli 2016. http://cisdi.org/articles/view/transformasi-millenium-development-goals-mdgs-menjadi-post-2015-guna-menjawab-tantangan-pembang unan-global-baru
17