stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba...

48
STIE MAHARDHIKA KELAS BR.1 AK MATA UJIAN : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK : TUGAS MANDIRI WAKTU : 75 Menit SIFAT : TERBUKA DOSEN : Drs.H.AGUS SUBANDORO,MM. SEBELUM MENGERJAKAN BERDO’ALAH : PRAKTIKA : (70%) 1. Dinas Pendapatan Daerah menerima pajak kendaraan bermotor {PKB} sebesar Rp. 5 milyar yang terdiri dari PKB sedan,jeep, sebesar Rp 2 milyar, PKB sepeda motor Rp. 3 milyar. 2. Dinas Pendidikan mengeluarkan uang untuk membantu organisasi profesi sebesar Rp. 75 juta. 3. Kabag keuangan sekaligus bendara Dinas Ketahanan Pangan menyetor Sisa Uang rp. 20 juta 4. Sekda menerima DAU Rp. 20 milyar, terdiri piutang DAU Rp. 3 milyar dan DAU tahun berjalan Rp. 17 milyar. 5. Dispenda telah menerima piutang pajak dan piutang retri busi masing-masing sebesar Rp. 550 juta dan Rp.425 juta. 6. Dinas PU membeli kendaraan dinas sebesar Rp. 650 juta untuk satu kendaraan merk Toyota camry 2014. 7. Dispenda memerina retribusi pasar dan parkir sebesar Rp. 400 juta. 8. Dinas kesehatan telah membangun Puskesmas pembantu senelia Rp. 1,8 milyar, sumber biaya dari pinjaman dengan masa anggsuran selama 5 tahun,bunga 5%.p.a 9. Dinas koperasi dan UMKM mengadakan pelatihan pembuatan laporan keuangan untuk koperasi baru sebanyak 55 koperasi dengan biaya Rp.250 juta,dengan rincian sbb: a. Honor penyelenggara Rp. 60 juta b. Fotocopy bahan pelatihan Rp. 90 juta c. Sewa tempat Rp. 20 juta d. Konsumsi Rp. 80 juta 10. Dinas Pendapatan Daerah menerima Dana Bagi hasil pajak sebesar Rp. 20 milyar.

Transcript of stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba...

Page 1: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

STIE MAHARDHIKA KELAS BR.1 AK

MATA UJIAN : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK : TUGAS MANDIRI WAKTU : 75 Menit SIFAT : TERBUKA DOSEN : Drs.H.AGUS SUBANDORO,MM.

SEBELUM MENGERJAKAN BERDO’ALAH :

PRAKTIKA : (70%)

1. Dinas Pendapatan Daerah menerima pajak kendaraan bermotor {PKB} sebesar Rp. 5 milyar yang terdiri dari PKB sedan,jeep, sebesar Rp 2 milyar, PKB sepeda motor Rp. 3 milyar.

2. Dinas Pendidikan mengeluarkan uang untuk membantu organisasi profesi sebesar Rp. 75 juta.

3. Kabag keuangan sekaligus bendara Dinas Ketahanan Pangan menyetor Sisa Uang rp. 20 juta4. Sekda menerima DAU Rp. 20 milyar, terdiri piutang DAU Rp. 3 milyar dan DAU tahun

berjalan Rp. 17 milyar.5. Dispenda telah menerima piutang pajak dan piutang retri busi masing-masing sebesar Rp.

550 juta dan Rp.425 juta.6. Dinas PU membeli kendaraan dinas sebesar Rp. 650 juta untuk satu kendaraan merk Toyota

camry 2014.7. Dispenda memerina retribusi pasar dan parkir sebesar Rp. 400 juta.8. Dinas kesehatan telah membangun Puskesmas pembantu senelia Rp. 1,8 milyar, sumber

biaya dari pinjaman dengan masa anggsuran selama 5 tahun,bunga 5%.p.a9. Dinas koperasi dan UMKM mengadakan pelatihan pembuatan laporan keuangan untuk

koperasi baru sebanyak 55 koperasi dengan biaya Rp.250 juta,dengan rincian sbb:a. Honor penyelenggara Rp. 60 jutab. Fotocopy bahan pelatihan Rp. 90 jutac. Sewa tempat Rp. 20 jutad. Konsumsi Rp. 80 juta

10. Dinas Pendapatan Daerah menerima Dana Bagi hasil pajak sebesar Rp. 20 milyar.

Berdasarkan soal diatas : Buatlah jurnal atas transaksi tersebut.

Page 2: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

SOAL TEORI : (30%)

1. Jelaskan resume singkat materi akuntansi keuangan sektor publik.

2. Berilah argumentasi saudara terkaitan dengan laporan operasional ,khususnya tentang pengakuan pendapatan.

3. Menurut saudara mana yang paling tepat istilah beban atau belanja dabn istilah penerimaan atau pendapatan.

4. Apakah ada perbedaan akuntansi komersial dan akuntansi sector public dalam menilai asset tetap, dan penyusutannya { depresiasi}. Berilah contoh konkrit

******* SELAMAT MENGERJAKAN DAN SUKSES **********

JAWABAN : BISA DI EMAIL :

1. Email : [email protected]. Email : [email protected]

Page 3: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945,Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 4 Tahun 2012, Pemerintah menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2012 dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas. LKPP Tahun 2012 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Lampiran II (PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual). LKPP Tahun 2012 ini disusun berdasarkan konsolidasian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) dan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN).

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

(1)

Page 4: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama
Page 5: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

(2)

Page 6: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama
Page 7: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

 

Page 8: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama
Page 9: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

(3)

Page 10: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama
Page 11: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

1.      (LRA) LAPORAN REALISASI ANGGARANLKPP

Laporan Realisasi APBN menggambarkan perbandingan antara APBN-P TA 2012 dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan selama periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2012.

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2012 adalah sebesar Rp1.338,11 triliun atau 98,52 persen dari APBN-P. Sementara itu, realisasi Belanja Negara pada TA 2012 adalah sebesar Rp1.491,41 triliun atau 96,33 persen dari APBN-P. Jumlah realisasi Belanja Negara tersebut terdiri dari

Page 12: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.010,56 triliun atau 94,49 persen dari APBN-P, dan realisasi Transfer keDaerah sebesar Rp480,65 triliun atau 100,39 persen dari APBN-P. Selain itu, pada TA 2012 terdapat Suspen Belanja sebesar Rp206,91 miliar.

Berdasarkan realisasi Pendapatan Negara, Hibah, dan realisasi Belanja Negara, terjadi Defisit Anggaran TA 2012 sebesar Rp153,30 triliun. Realisasi Pembiayaan Neto TA 2012 adalah sebesar Rp175,16 triliun atau 92,14 persen dari APBN-P, sehingga terjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp21,86 triliun.

Ringkasan Laporan Realisasi APBN TA 2012 dan 2011 dapat disajikan sebagai berikut.

Analisis: 

Sesuai dengan Pasal 44 ayat (3) UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN TA 2012,

Laporan Realisasi Anggaran pada LKPP dilengkapi dengan informasi pendapatan dan

belanja berbasis akrual. Informasi tentang pendapatan dan belanja secara akrual

dimaksudkan sebagai tahap menuju pada penerapan akuntansi berbasis akrual yang

dilengkapi dengan informasi hak dan kewajiban yang diakui sebagai penambah atau

pengurang nilai kekayaan bersih Pemerintah dalam penganggaran berbasis kas.

2. NERACA

Page 13: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Pusat mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember 2012.

Jumlah Aset per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp3.432,98 triliun yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp241,31 triliun; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp932,41 triliun; Aset Tetap sebesar Rp1.895,50 triliun; Piutang Jangka Panjang (netto) sebesar Rp4,67; dan Aset Lainnya sebesar Rp359,09 triliun.

Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp2.156,89 triliun yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp266,14 triliun dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp1.890,75 triliun.

Sementara itu, jumlah Ekuitas Dana Neto per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp1.276,10 triliun yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp23,58 triliun dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp1.299,68 triliun.

Ringkasan Neraca per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 dapat disajikan sebagai berikut.

3. LAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama TA 2012 serta saldo kasdan setara kas pada tanggal 31 Desember 2012.

Page 14: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Saldo Kas Bendahara Umum Negara (BUN), Kas KantorPelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), Kas Badan Layanan Umum (BLU), dan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp107,84 triliun, sedangkan pada awal tahun 2012 terjadi koreksi tambah sebesar Rp0,31 triliun, sehingga saldo awal Kas BUN, Kas KPPN, Kas BLU, dan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan tahun 2012 menjadi Rp108,15triliun.

Selama TA 2012 terjadi penurunan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp8,87 triliun, penurunan kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp144,43 triliun, kenaikan kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp175,16 triliun, penurunan kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp1,50 triliun, penurunan karena penggunaan SAL sebesar Rp56,17 triliun, dan penurunan karena penyesuaian pembukuan sebesar Rp0,76 triliun. Dengan demikian, saldo Kas BUN, Kas KPPN, Kas BLU, dan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan per 31 Desember 2012 menjadi Rp71,58 triliun.

Selain kas di atas, terdapat RekeningPemerintah Lainnya sebesar Rp13,49 triliun, Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp0,21 triliun, Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp0,20 triliun, Kas Lainnya dan Setara Kas sebesar Rp5,45 triliun, dan Kas pada BLU yang Belum Disahkan sebesar Rp0,08 triliun. Selama tahun 2012 terdapat deposito (Investasi Jangka Pendek) yang berasal dari Kas pada BLU yang telah disahkan sebesar Rp0,77 triliun, sehingga saldo akhir Kas dan Bank Pemerintah Pusat sebesar Rp90,24 triliun.

Ringkasan Laporan Arus Kas TA 2012 dan TA 2011 dapat disajikan sebagai berikut.

Page 15: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

urnal Realisasi Anggaran Bendahara Umum Daerah (BUD) atau SKPKD selaku PPKD

1. AKUNTANSI PENDAPATAN PPKD

Akuntansi pendapatan PPKD meliputi pencatatan atas pendapatan dana perimbangan dan

hibah, sebagaimana yang dianggarkan di DPA PPKD. Pendapatan tersebut akan diakui (dijurnal)

pada saat telah diterima di rekening kas umum daerah. Bukti transaksi yang dapat digunakan

sebagai dasar pencatatan dapat berupa nota kredit dan/atau rekening koran Kasda.

Secara umum jurnal yang dibuat ketika pendapatan tersebut telah diterima adalah:

Nama Rekening / Uraian Debet Kredit

Kas di Kas Daerah xxx

Pendapatan ................ xxx

Dengan diterimanya pendapatan, berarti aset berupa kas bertambah dan ekuitas dana

otomatis bertambah pula. Akan tetapi, bertambahnya ekuitas dana akan dicatat melalui rekening

perantara yaitu rekening pendapatan. Di dalam kaidah penjurnalan, bila aset bertambah rekening

aset akan di debit, dalam hal ini yang di debit adalah rekening Kas di Kasda. Sementara itu, bila

pendapatan bertambah akan dikredit, dalam hal ini di sisi kredit pada rekening pendapatan yang

Page 16: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

bersangkutan, misalnya Pendapatan DAU, Pendapatan DAK, Pendapatan Pajak, Penerimaan

sisa uang persediaan dari SKPD dan seterusnya.

Contoh :1.      Pada Tanggal 2 Januari 2014, Diterima setoran sisa uang persediaan dari Dinas Perhubungan Pemprov Jawa Barat

tahun 2014 sebesar Rp 31.500.000,00

JurnalNama Rekening / Uraian Debet Kredit

Kas di Kas Daerah Rp 31.500.000,00

Uang Muka dari Dinas Perhubungan Rp 31.500.000,00

2.      Pada Tanggal 3 Januari 2014, Diterima pendapatan pajak daerah dari SKPD sebesar Rp 40.000.000,00

JurnalNama Rekening / Uraian Debet Kredit

Kas di Kas Daerah Rp 40.000.000,00

Pendapatan Pajak Daerah Rp 40.000.000,00

3.      Pada Tanggal 5 Januari 2014, Pemprov Jawa Barat menerima Dana Alokasi Umum sebesar Rp 25.000.000,00

JurnalNama Rekening / Uraian Debet Kredit

Kas di Kas Daerah Rp 25.000.000,00

Pendapatan DAU Rp 25.000.000,00

2.        AKUNTANSI BELANJA PPKD

Belanja yang dibayar oleh PPKD umumnya dilakukan dengan LS. Jika terjadi pembayaran

belanja, maka sudah terjadi belanja sehingga akun dari masing-masing jenis belanja didebit.

Sementara itu yang dikredit adalah rekening/akun “Kas di Kasda” karena memang uang kas di

Kasda berkurang. 

Secara umum jurnal yang dibuat ketika belanja tersebut telah dibayarkan adalah:

Nama Rekening / Uraian Debet Kredit

Belanja ..... (dicatat sesuai nama rekeningnya) xxx

Kas Di Kas Daerah xxx

Untuk membuat jurnal dengan benar perlu dilakukan analisis atas setiap transaksi

pembayaran belanja dan ditentukan pengaruhnya terhadap aset, kewajiban serta jenis belanja

tertentu dan kemudian ditentukan nama akun / rekening yang didebit dan akan dikredit. Berikut

ini diberikan contoh soal akuntansi belanja pada PPKD.

Contoh :

Page 17: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

1.      Pada Tanggal 6 Januari 2014, Diterbitkan SP2D LS untuk belanja subsidi SKPKD sebesar Rp 10.000.000,00

JurnalNama Rekening / Uraian Debet Kredit

Belanja Subsidi Rp 10.000.000,00

Kas di Kas Daerah Rp 10.000.000,00

2.      Pada Tanggal 7 Januari 2014, Diterbitkan SP2D LS untuk belanja hibah SKPKD sebesar Rp 12.000.000,00

JurnalNama Rekening / Uraian Debet Kredit

Belanja Hibah Rp 12.000.000,00

Kas di Kas Daerah Rp 12.000.000,00

3.      Pada Tanggal 8 Januari 2014, Diterbitkan SP2D LS untuk belanja barang dan jasa Dinas Perhubungan Pemprov Jawa

Barat sebesar Rp 26.569.600,00. Atas transaksi ini BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh Pasal 22 sebesar 0,5%.

Harga sudah termasuk PPN

JurnalNama Rekening / Uraian Debet Kredit

Belanja Barang-Jasa Dinas Perhubungan Rp 26.569.600,00

Kas di Kas Daerah Rp 26.569.600,00

Kas di Kas Daerah Rp 2.548.266,00

Penerimaan PFK PPN Rp 2.415.418

Penerimaan PFK PPh 22 Rp 132.848,00

Untuk transaksi nomor 3, ditambahkan penerimaan Kas di Kas daerah dari hasil

pemotongan pajak atas pembelian barang-jasa. Pada pemerintahan untuk menghitung pajak, kita

harus mengetahui Dasar Pengenaan Pajak dengan cara menghitung :

DPP = 100/110 x Harga Pokok

Setelah diketahui DPP maka, dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. BUD akan

memotong pajak tersebut, sehingga akun pemotongan pajak di kredit dan kas daerah bertambah

akibat pemotongan tersebut sehingga kas di kas daerah ditulis di sisi debit.

Ketika BUD menyetorkan pajak tersebut kepada pusat maka, kita hanya membalikan akun

pajak pada kas di kas daerah.

ContohDari transaksi tanggal 8, BUD menyetorkan pajak tersebut pada tanggal 9 Januari 2014

JurnalNama Rekening / Uraian Debet Kredit

Page 18: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Penyetoran PFK PPN Rp 2.415.418

Penyetoran PFK PPh 22 Rp 132.848,00

Kas di Kas Daerah Rp 2.548.266,00

BAB IPENDAHULUAN

AKUNTANSI RUMAH SAKIT

1.1  Latar BelakangRumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Permasalahan yang selalu timbul adalah sulitnya meramalkan kebutuhan pelayanan yang diperlukan masyarakat maupun kebutuhan sumber daya untuk mendukungnya. Di lain pihak Rumah Sakit harus siap setiap saat dengan sarana, prasarana tenaga maupun dana yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan tersebut. Di samping itu Rumah Sakit sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya sumber dana untuk membiayai kebutuhannya, padahal di lain pihak Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan tarif yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas.

Dengan perubahan sistem keuangan Rumah Sakit serta sistem keuangan Pemerintah secara keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh Rumah Sakit akan menjadi lebih besar dan terus meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta persiapan Badan Layanan Umum dari tahun ke tahun. Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan pelayanan, tetapi juga membuka peluang untuk timbulnya ekses negatif penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan negara. Untuk itu diperlukan berbagai upaya dalam mengatasinya.

Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol internal), namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit.1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dari makalah ini adalah1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Rumah Sakit?

Page 19: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

2. Bagaimana struktur dana di Rumah Sakit?3. Bagaimana siklus transaksi akuntansi di Rumah Sakit?4. Bagaimana bentuk laporan keuangan pada Rumah Sakit?

1.3 Tujuan Pembahasan MasalahTujuan dari makalah ini adalah1. Untuk mengetahui tentang akuntansi Rumah Sakit2. Untuk memahami mengenai struktur dana di Rumah Sakit3. Untuk mengetahui siklus transaksi akuntansi di Rumah Sakit4. Untuk mengetahui bentuk laporan keuangan di Rumah Sakit

BAB IIPEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN RUMAH SAKITMenurut WHO rumah sakit adalah sebagai organisasi sosial dan kesehatan yang berfungsi

menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap dalam hal :a.    Pencegahan dan penyembuhan penyakit;b.    Pelayanan rawat jalan; danc.    Pusat penelitian biomedis.

Page 20: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

2.2  JENIS-JENIS RUMAH SAKITSecara umum, rumah sakit berdasarkan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat dibagi dalam beberapa jenis :1.    Rumah Sakit Umum

Adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita berbagai jenis penyakit, pengobatan umum, pembedahan dan sebagainya. Biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam untuk memberikan pertolongan pertama.

2.    Rumah Sakit TerspesialisasiMerupakan rumah sakit yang memiliki spesialisasi terhadap suatu penyakit yang

membutuhkan penanganan khusus. Rumah sakit yang dapat dikategorikan sebagai rumah sakit terspesialisasi antara lain trauma center, rumah sakit anak, gigi, manula, dll. Biasanya rumah sakit ini memiliki afiliasi dengan universitas atau pusat medis tertentu.

3.    Rumah sakit pendidikan/penelitianAdalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di

fakultas kedokteran pada suatu lembaga/universitas. Biasanya digunakan sebagai tempat pelatihan dokter-dokter muda, uji coba obat baru, atau teknik pengobatan baru.

4.    Rumah sakit lembaga/perusahaanMerupakan rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk memberikan

pelayanan kesehatan kepada anggota lembaga/perusahaan tersebut.5.    Klinik

Merupakan fasilitas medis yang lebih kecil dari rumah sakit dan hanya melayani keluhan tertentu. Klinik biasanya hanya menerima pasien rawat jalan dan dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat atau dokter-dokter yang ingin membuka praktik pribadi. Kumpulan klinik disebut poliklinik.

Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit di Indonesia dibedakan menjadi :1.    Rumah Sakit Milik Pemerintah

Rumah sakit milik pemerintah ini dibedakan menjadi rumah sakit milik pemerintah pusat yang dikenal Rumah Sakit Umum Pusat(RSUP) dan rumah sakit milik pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota yaitu RSUD.

Perbedaan keduanya ada pada kepemilikan dimana RSUP merupakan milik pemerintah pusat yang mengacu pada Departemen Kesehatan (DepKes), sedangkan RSUD merupakan milik pemerintah provinsi dan kabupaten atu kota dengan pembinaan urusan kerumahtanggaan dari Departemen Dalam Negeri. Namun, RSUD tetap berada di bawah koordinasi Departeman Kesehatan.

Berikut dua jenis rumah sakit milik pemerintah :

Page 21: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

a.    Rumah sakit milik pemerintah yang tidak dipisahkanAdalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah. Contoh : RSUD Banyumas

dan RSUD Tangerang.b.    Rumah sakit milik pemerintah yang dipisahkan

Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah yang dipisahkan, misalnya milik BUMN PT Aneka Tambang, PT Pelni dan beberapa perusahaan perkebunan Karena rumah sakit tersebut merupakan bagian dari BUMN, keadaannya sangat bergantung pada kondisi keuangan BUMN yang menjadi induknya.

2.    Rumah sakit berbentuk Badan Layanan Umum (BLU)BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Tujuan BLU adalah meningkatkan pelayangan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas dan penerapan praktik yang sehat (PP No. 23/2005 tentang pengelolaan keuangan BLU)

Rumah sakit berbentuk BLU antara lain, RSCM, RS Jantung Harapan Kita, RS Hasan Sadikin Bandung, RS Makassar, RS Karyadi Semarang, RS Sanglah Denpasar, RS Padang, RS palembang, dan RS Dr. Sadjito Yogyakarta. Sedangkan RSUD yang sudah dialihkan menjadi BLUD antara lain RSUD Budi Asih, RSUD Tarakan , Koja, Duren Sawit, RSUD Haji, dan RSUD Pasar Rebo.

3.     Rumah sakit swastaAdalah rumah sakit yang dimiliki oleh perorangan atau badan hukum. Rumah sakit swasta

ada yang dimiliki oleh yayasan keagamaan dan kemanusiaan ataupun dimiliki oleh perusahaan.2.3  AKUNTANSI DANA DI RUMAH SAKIT

Aplikasi akuntansi dana juga dapat kita lihat dalam praktik akuntansi di rumah sakit. Namun, harus disadari bahwa tidak semua rumah sakit adalah organisasi yang bersifat nirlaba. Beberapa rumah sakit dioperasikan sebagai layaknya perusahaan yang mencari laba, bahkan beberapa diantaranya melakukan penjualan sahamnya di pasar modal. Dalam kasus rumah sakit yang berorientasi laba, standar akuntansi yang diikuti adalah standar akuntansi keuangan yang digunakan untuk sektor komersial.

Dalam hal ini dibahas bagaimana aturan dan prinsip-prinsip penggunaan akuntansi dana dalam rumah sakit di Amerika Serikat (AS). Dalam mengatur rumah sakit dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.    Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital)

Page 22: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi yang dikembangkan oleh Financial Accounting Standards Board – FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan no.117 tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba.

2.    Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital)Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang

dikembangkan oleh Govermenttal Accounting Standards Board – GASB (Dewan Standar Akuntansi Pemerintah).

Dalam akuntansi dana untuk rumah sakit, penyajian laporan informasi keuangan mengharuskan pembentukan dana (fund) yang dibagi menjadi dua, yaitu:

1.    Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)Yaitu dana yang tidak dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu.

2.    Dana Terikat (Restricted Fund)Yaitu dana yang dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu yang biasanya muncuul

karena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan sumbangan. Terikat tidaknya aktiva tergantung pada ketentuan pihak lain (donor) yang memberikan sumber keuangan

Tidak ada PSAK khusus yang mengatur standar akuntansi untuk rumah sakit. PSAK yang paling cocok untuk sementara waktu digunakan adalah PSAK 45 tentang organisasi nirlaba.

Berdasarkan PSAK 45, akuntansi RS tidak berdasarkan sistem dana, hanya dana tunggal. Namun aktiva bersih RS dikategori berdasarkan tiga jenis:

 Dana tidak terikat; Dana terikat sementara; dan Dana terikat permanen.

2.4         LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKITDalam laporan keuangan rumah sakit terdapat empat laporan keuangan utama yang

dihasilkan oleh proses akuntansi, yaitu:1.    Neraca

Terdiri dari : Aktiva dan utang diklasifikasi menjadi:         Aktiva lancar – aktiva tetap         Utang lancar – utang jangka panjang Aktiva bersih (ekuitas) diklasifikasi berdasarkan:         Aktiva bersih tidak terikat;         Aktiva bersih terikat temporer; dan         Aktiva bersih terikat permanen

Page 23: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Neraca dalam rumah sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar baik isi maupun proses penyusunan dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca perusahaan yang sering kita kenal disektor komersial namun demikian ada beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan antara lain:

a.    KasJumlah kas yang tercatat dalam neraca tidak termasuk kas pada Dana Terikat yang tidak

dapat digunakan untuk kegiatan operasi.b.   Piutang

Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.c.    Investasi

Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian.

d.   Aktiva TetapAktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam Dana Umum.

e.    Aktiva yang DisisihkanKlasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang penggunaannya

dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana tersebut.f.     Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca.g.    Saldo Dana

Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang dijelaskan, saldo dana yang dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan menjadi tiga macam yaitu: terikat, terikat sementara waktu, dan terikat permanen.

2. Laporan OperasiUntuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan Operasi

(Statement of Operations). Laporan ini mencakup tentang pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan operasi harus dinyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan, yang melaporkan hal kegiatan operasi rumah sakit selama periode berjalan. Indikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama operasi berjalan. Perubahan lain dari saldo dana selama periode berjalan harus dilaporkan setelah indikator kinerja.Berikut adalah pos-pos lain yng jga perlu menjadi perhatian:

a.    Pendapatan Jasa PasienPendapatan jasa pasien dihitung dari jumlah bruto dengan menggunakan tarif standar.

Jumlah tersebut kemudian di kurangi dengan penyesuaian kontraktual (contractual adjusments) menjadi Pendapatan Bersih Jasa Pasien.

b.   Penyesuaian Kontraktual

Page 24: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses penggantian pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang dari jumlah tarif standar penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien yang menjadi tanggunan asuransi. Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar untuk jasa yang diberikan, namun rumah sakit menjalin kontrak dengan pembayar pihak ketiga di mana rumah sakit menerima jumlah pembayaran yang lebih rendah untuk jasa tersebut.

c.    Pendapatan dari Kegiatan LainnyaPendapatan dari kegiatan lain mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien,

seperti kantin dan sewa parkir. Pendapaatan ini biaaanya mencerminkan jumlah bersih dari operasinya, jadi bukan jumlah brutonya.

d.   Transfer AntardanaTidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam Dana Terikat ketika persyaratan yang

ditetapkan oleh pihak sponsor atau donor sudah terpenihi. Dalam hal ini aktiva tersebut harus ditransfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat. Untuk tujuan pelaporan keuangan, transfer antar dana ini dilaporkan dalam Laporan Operasi sebagai “Pelepasan Saldo Dana” dan ditunjukkan sebagai penambahan atas Dana Tidak Terikat.Contoh Pendapatan:

1.    Pendapatan operasioal rawat jalan: karcis umum dan karcis spesialis;2.    Pendapatan operasional rawat inap: akomodasi dan visite;3.    Pendapatan tindakan medis: tindakan medik, dan tindakan keperawatan; dan4.    Pendapatan operasional unit penunjang: rasiologi, laboratorium, fisioterapi, farmasi, dan rehab

medik.e.    Beban Dana Umum

Beban-beban dalam Dana Umum diakui secara akrual, seperti halnya pada entitas komersial.Contoh beban :

1.    Biaya pelayanan: bahan, jasa pelayanan, pegawai, penyusutan, pemeliharaan, asuransi, langganan dan daya, pelatihan, dan penelitian; dan

2.    Biaya umum dan administrasi: pegawai, administrasi kantor, penyusutan, pemelihataan, langganan dan daya, pelatihan, dan penelitian.

f.     SumbanganSumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang terbentuk jasa dan berbentuk aktiva.

Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka perkiraan nilai dari donasi jasa dicatat sebagai sumbangan yang langsung diikuti dengan beban dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan jika donasi aktiva ini penggunaannya dibatasi oleh pihak sponsor atau donor maka dilaporkan dalam Dana Terikat Sementara atau Dana Terikat

Page 25: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Permanen. Ketika pembatasannya sudah tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari Dana Terikat ke Dana Umum.

3.    Laporan Perubahan Aktiva BersihLaporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih yang Tidak Terikat,

Terikat Sementara, dan terikat Permanen.4.    Laporan Arus Kas

Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas komersial.Laporan arus kas terdiri dari:

1.    Aktivitas operasi;2.    Aktivitas investasi; dan3.    Aktivitas pendanaan5.    Catatan Atas Laporan Keuangan

Terdiri dari :1.    Gambaran umum RS;2.    Iktisar kebijakan akuntansi; dan3.    Penjelasan pos-pos laporan keuangan.

Ditjen Pelayanan Medit Depkes membuat ketentuan akuntansi, khususnya bagi RS yang sudah menjadi BLU (Badan Layanan Umum). Pedoman akuntansi RS ini berisi 10 bab:

a.    Pendahuluan;b.     Laporan Keuangan;c.    Akuntansi Aktiva;d.   Akuntansi Kewajiban;e.    Akuntansi Aktiva Bersih (Ekuitas);f.     Akuntansi Perubahan Aktiva Bersih;g.    Laporan Arus Kas;h.    Catatan Atas Laporan Keuangan;i.      Ilustrasi Laporan Keuangan; danj.      Rasio Keuangan

2.5         RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU)1.    Pengertian Badan Layanan Umum (BLU)

Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yaitu : Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi danproduktivitas”.

Pengertian ini kemudian diadopsi kembali dalam peraturan pelaksanaannya yaitu dalam Pasal 1 angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Tujuan dibentuknya BLU adalah sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 68 ayat (1) yang

Page 26: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

menyebutkan bahwa “Badan Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kemudian ditegaskan kembali dalam PP No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksanaan dari asal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 2 yang menyebutkan bahwa “BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat”.

Sedangkan Asas BLU diatur menurut Pasal 3 PP No. 23 Tahun 2005, yaitu:a.    Menyelenggarakan pelayanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang

didelegasikan, tidak terpisah secara hukum dari instansi induknya;b.    Pejabat BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada pimpinan

instansi induk;c.    BLU tidak mencari laba;d.   Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak terpisah; dane.    Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.

Dari uraian definisi, tujuan dan asas BLU, maka dapat terlihat bahwa BLU memiliki suatu karakteristik tertentu, yaitu :

1)   Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkan dari kekayaan Negara;2)   Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan masyarakat;3)   Tidak bertujuan untuk mencarai laba;4)   Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi;5)   Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan pada instansi induk;6)   Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara langsung;7)   Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil; dan8)   BLU bukan subyek pajak.

Selain itu, sekalipun BLU dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi, namun terdapat beberapa karakteristik lainnya yang membedakan pengelolaan keuangan BLU dengan BUMN/BUMD, yaitu:

a.    BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa;

b.    Kekayaan BLU merupakan bagian dari kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU yang bersangkutan;

c.    Pembinaan BLU instansi pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri Keuangan dan pembinaan teknis dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan;

Page 27: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

d.   Pembinaan keuangan BLU instansi pemerintah daerah dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan;

e.    Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan;f.     Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta laporan keuangan dan laporan kinerja BLU disusun

dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan dan laporan kinerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah;

g.    Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan merupakan pendapatan negara/daerah;

h.    Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja yang bersangkutan;i.      BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain; danj.      Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur dalam peraturan pemerintah

(dhi. PP No. 23 Tahun 2005).B.  Rumah Sakit Sebagai BLU

Standar Pelayanan dan Tarif Layanan Rumah Sakit Pelanggan baik eksternal maupun internal mempunyai keinginan-  keinginan ataupun harapan terhadap jasa yang disediakan oleh rumah sakit. Mereka mempunyai persyaratan-persyaratan yang diharapkan dapat dipenuhi oleh rumah sakit. Namun demikian pelanggan eksternal sebagai pengguna jasa pelayanan mengharapkan apa yang diinginkan dapat dipuaskan (customer satisfaction),  sedangkan tenaga profesi mengajukan persyaratan agar pelayanan yang disediakan memenuhi standar profesi, sedangkan pihak manajemen menghendaki pelayanan yang efektif dan efisien. Jadi mutu dapat dipandang dari berbagai sudut pandang

Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD menggunakan standar pelayanan minimum yang ditetapkan oleh menteri/ pimpinanlembaga/ gubernur/ bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya, harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan. Dalam hal rumah sakit pemerintah di daerah (RSUD) maka standar pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. Standar pelayanan minimal tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :

1)   Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLU/BLUD;

2)   Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;

3)   Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;

4)   Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLU/BLUD;

5)   Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan.

Page 28: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan diusulkan oleh rumah sakit kepada menteri keuangan/menteri kesehatan/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya, dan kemudian ditetapkan oleh menteri keuangan/kepala daerah dengan peraturan menteri keuangan/peraturan kepala daerah. Tarif layanan yang diusulkan dan ditetapkan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a.    Kontinuitas dan pengembangan layanan;b.    Daya beli masyarakat;c.    Asas keadilan dan kepatutan; dand.   Kompetisi yang sehat.

Penentuan tarif harus berdasar unit cost dan mutu layanan. Dengan demikian rumah sakit pemerintah harus mampu melakukan penelusuran (cost tracing) terhadap penentuan segala macam tarif yang ditetapkan dalam layanan. Selama ini  aspek penentuan tarif masih berbasis aggaran ataupu subsidi pemerintah sehingga masih terdapat suatu cost culture yang tidak mendukung untuk peningkatan kinerja atau mutu layanan. Penyusunan tarif rumah sakit seharusnya berbasis pada unit cost, pasar (kesanggupan konsumen untuk membayar dan strategi yang diipilih. Tarif tersebut diharapkan dapat menutup semua biaya, diluar subsidi yang diharapkan. Yang perlu diperhatikan adalah usulan tarif jangan berbasis pada prosentase tertentu namun berdasar pada kajian yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara umum tahapan penentuan tarif harus melalui mekanisme usulan dari setiap divisi dalam rumah sakit dan aspek pasar dan dilanjutkan kepada pemilik. Pemilik rumah sakit pemerintah adalah pemerintah daerah dan DPRD.

 Pengelolaan KeuanganAdanya desentralisasi dan otonomi daerah dengan berlakunya UU tentang Pemerintahan

Daerah (UU No. 32 Tahun 2004, terakhir diubah dengan UU No. 12 Tahun 2008), UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, serta Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Penyusunan APBD, kemudian PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, membuat rumah sakit pemerintah daerah harus melakukan banyak penyesuaian khususnya dalam pengelolaan keuangan maupun penganggarannya, termasuk penentuan biaya.

Dengan terbitnya PP No. 23 Tahun 2005, rumah sakit pemerintah daerah mengalami perubahan menjadi BLU. Perubahan ini berimbas pada pertanggungjawaban keuangan tidak lagi kepada Departemen Kesehatan tetapi kepada Departemen Keuangan, sehingga harus mengikuti standar akuntansi keuangan yang pengelolaannya mengacu pada prinsip-prinsip akuntabilitas,

Page 29: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

transparansi dan efisiensi. Anggaran yang akan disusun pun harus berbasis kinerja (sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002).

Penyusunan anggaran rumah sakit harus berbasis akuntansi biaya yang didasari dari indikator input, indikator proses dan indikator output, sebagaimana diatur berdasarkan PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum, dan khusus untuk RSUD, pengelolaan keuangannya harus mengacu dan berdasarkan Permendagri Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

 Pelaporan dan PertanggungjawabanBLU sebagai instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan merupakan organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba. Sesuai dengan Pasal 26 ayat (2) PP No. 23 Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa “Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia”. Ketentuan ini menimbulkan inkonsistensi, karena BLU merupakan badan/unit atau organisasi pemerintahan yang seharusnya menggunakan PSAP atau Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana diatur menurut PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, namun dalam PP No. 23 Tahun 2005 menggunakan PSAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang berasal dari IAI. Sebagai organisasi kepemerintahan yang bersifat nirlaba, maka rumah sakit pemerintah daerah semestinya juga menggunakan SAP bukan SAK.

Laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah merupakan laporan yang disusun oleh pihak manajemen sebagai bentuk penyampaian laporan keuangan suatu entitas. Laporan keuangan tersebut merupakan penyampaian informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap entitas tersebut, sehingga isi pelaporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah harus mengikuti ketentuan untuk pelaporan keuangan sebagaimana diatur menurut SAK, yaitu sebagai organisasi nirlaba (PSAK No. 45) dan menyanggupi untuk laporan keuangannya tersebut diaudit oleh auditor independen. Laporan keuangan rumah sakit yang harus diaudit oleh auditor independen.

Adapun Laporan Keuangan rumah sakit pemerintah daerah sebagai BLU yang disusun harus menyediakan informasi untuk:

1.    Mengukur jasa atau manfaat bagi entitas yang bersangkutan;2.    Pertanggungjawaban manajemen rumah sakit (disajikan dalam bentuk laporan aktivitas dan

laporan arus kas);3.    Mengetahui kontinuitas pemberian jasa (disajikan dalam bentuk laporan posisi keuangan);4.    Mengetahui perubahan aktiva bersih (disajikan dalam bentuk laporan aktivitas).

Sehingga, laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah mencakup sebagai berikut:a.    Laporan posisi keuangan (aktiva, utang dan aktiva bersih, tidak disebut neraca). Klasifikasi aktiva

dan kewajiban sesuai dengan perusahaan pada umumnya. Sedangkan aktiva bersih

Page 30: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

diklasifikasikan aktiva bersih tidak terikat, terikat kontemporer dan terikat permanen. Yang dimaksud pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang. Sedangkan pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai pada periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu;

b.    Laporan aktivitas (yaitu penghasilan, beban dan kerugian dan perubahan dalan aktiva bersih);c.    Laporan arus kas yang mencakup arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas

pendanaan;d.   Catatan atas laporan keuangan, antara lain sifat dan jumlah pembatasan permanen atau temporer,

dan perubahan klasifikasi aktiva bersih.Dalam hal konsolidasi laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah dengan laporan

keuangan kementerian negara/lembaga, maupun laporan keuangan pemerintah daerah, maka rumah sakit pemerintah daerah sebagai BLU/BLUD mengembangkan sub sistem akuntansi keuangan yang menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP (Pasal 6 ayat (4) PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum).

Berdasarkan PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum dan sesuai pula dengan Pasal 27 PP No. 23 tahun 2005, maka rumah sakit pemerintah daerah dalam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan dan kegiatan pelayanannya, menyusun dan menyajikan:

1.    Laporan Keuangan; dan2.    Laporan Kinerja.

Laporan Keuangan tersebut paling sedikit terdiri dari:a.    Laporan Realisasi Anggaran dan/atau Laporan Operasional;b.    Neraca;c.    Laporan Arus Kas; dand.   Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Keuangan rumah sakit pemerintah daerah tersebut sebelum disampaikan kepada entitas pelaporan direviu oleh satuan pemeriksaan intern, namun dalam hal tidak terdapat satuan pemeriksaan intern, reviu dilakukan oleh aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga. Reviu ini dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan Laporan Keuangan BLU. Sedangkan Laporan Keuangan tahunan BLU diaudit oleh auditor eksternal.

2.6         MANFAAT AKUNTANSI RUMAH SAKITFungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber informasi yang diperlukan

untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dan perencanaan untuk keberhasilan pengembangan Rumah Sakit. Secara umum akuntansi tidak lepas dari biaya (cost), dengan perhitungan biaya yang berbeda akan menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula serta berdampak pada pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan demikian untuk pengambilan

Page 31: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

keputusan yang tepat serta keberhasilan perencanaan diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah Sakit secara optimal.

Sistem akuntansi Rumah Sakit Pemerintah bertujuan untuk memberikan pengendalian dan pengawasan terhadap jalannya keuangan rumah sakit, terlebih lagi saat ini Rumah Sakit telah ditetapkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ataupun sebagai Badan Layanan Umum yang penerimaannya harus disetor ke Negara melalui Kantor Kas Negara. Dan membantu dalam upaya memantau peningkatan perkembangan kinerja dan nilai Rumah Sakit.

2.7         IMPLEMENTASI AKUNTANSI RUMAH SAKIT Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Sistem keuangan Rumah Sakit mengalami perubahan secara keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh Rumah Sakit akan menjadi lebih besar dan terus meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta persiapan Badan Layanan Umum dari tahun ke tahun.

 Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan pelayanan, juga membuka peluang untuk menghindari penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan negara. Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan dalam Rumah Sakit. Kendala pada Rumah Sakit yang belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol internal), namun hal ini dirasakan menjadi beban bagi petugas Rumah Sakit.

Dalam penerapannya RS Pemerintah menggunakan Sistem Cash Basis atau Kas Stelsel yaitu sistem yang hanya dicatat "penerimaan" dari pengeluaran uang, sehingga sebetulnya sistem ini sangat sederhana, mudah dikerjakan dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Di samping itu pengawasan menjadi lebih mudah. Penerimaan akan dicatat jika telah diterima uang dan pengeluaran dalam satu tahun anggaran yang ditentukan. Serta menggunakan Sistem Accrual Basis yaitu sistem transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian, bukan pada saat hak diterima atau dibayar, dan dicatat serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan. Dengan kata lain penghasilan diakui pada saat penyerahan jasa, bukan pada saat kas diterima; dan biaya diakui pada saat terjadinya, buka pada saat kas dibayarkan. Dengan metode aktual, harta di akui pada saat diperoleh kepemilikannya.

Rumah Sakit Pemerintah dalam mengelola keuangannya menggunakan sistem akuntansi yang hasil akhirnya adalah Laporan keuangan. Walaupun Rumah Sakit Pemerintah berorientasi sosial atau nir laba, namun dengan perubahan menjadi Unit Swadana, maka mencari laba usaha adalah penting walaupun bukan menjadi tujuan utama pendirian Rumah Sakit tersebut. Rumah

Page 32: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Sakit Pemerintah menggunakan Laporan Hasil Usaha dalam melaporkan hasil usahanya, tetapi berbeda dengan badan usaha lainnya atau Rumah Sakit yang berbentuk PT, pada Rumah Sakit Swadana tidak ada bagian yang diserahkan kepada pemilik sebagai dividen.

Pembuatan sebuah Neraca juga disebut laporan posisi keuangan yang menunjukkan kondisi atau posisi keuangan suatu entitas pada suatu tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah : posisi dari aktiva atau harta, kewajiban dan Modal. Dalam membuat neraca keuangan rumah sakit menggunakan dua pendekatan yakni pendekatan pembelanjaan dan pendekatan sumber daya.

Setelah itu di buatlah sebuah Laporan Arus Kas Rumah Sakit yang berisi informasi tentang arus kas/setara kas masuk dan ke luar selama periode tertentu yang berasal dari aktivitas operasi, investasi yang berjangka pendek dan pendanaan. Yang bertujuan untuk menilai kemampuan organisasi Rumah Sakit dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan arus kas ke luarnya. Karena dengan membaca laporan arus kas dapat diketahui jumlah kas yang dihasilkan dalam suatu periode, berapa yang berasal dari kegiatan operasional, investasi dan pendanaan, berapa jumlah kas yang dikeluarkan untuk supplier, karyawan, membayar bunga, pengembalian pinjaman dan bagaimana terjadinya SHU dengan penerimaan dan engeluaran kas.

2.8         KENDALA DAN HAMBATAN AKUNTANSI RUMAH SAKIT PEMERINTAHa.    Ketepatan waktu; Laporan yang tertunda dapat menghasilkan informasi yang kurang relevan.

Sebaliknya untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu seringkali mengurangi keandalan informasi. Untuk mengimbangkan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.

b.    Keseimbangan biaya dan manfaat; Biaya membuat informasi jelas harus lebih rendah dari manfaatnya. Pertimbangan ini jelas berdampak pada cara pencatatan dan penyajian laporan akuntansi yang dipilih.

c.    Masih minimnya kesadaran pegawai rumah sakit untuk menerapkan pelaporan keuangan secara bersih dan transparan sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan.

d.   Rumah Sakit sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya sumber dana untuk membiayai kebutuhannya, padahal di lain pihak Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan tarif yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas.

e.    Masih sulitnya Rumah Sakit Pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam mengendalikan dan mengevaluasi kinerja manajemen rumah sakit.

f.     Dalam Rumah Sakit Masih banyak terdapat Earning management merupakan praktek yang membuat laporan keuangan dapat diatur karena disajikan menurut tujuan dari penyusunnya.

2.9         SIKLUS TRANSAKSI RUMAH SAKIT

Page 33: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Siklus transaksi rumah sakit, yaitu siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus pelayanan, dan siklus keuangan, dan siklus pelaporan keuangan, seperti tergambar dalam ilustrasi di bawah ini.

1.    Siklus pendapatan terkait dengan pemberian jasa pelayanan rumah sakit kepada pasien atau pihak lain dan penerimaan pembayaran pasien atau tagihan dari pihak lain.

2.    Siklus pengeluaran terkait dengan pengadaan barang dan/atau jasa dari pihak lain dan pelunasan utang dan kewajibannya.

3.    Siklus produksi/pelayanan terkait dengan transformasi sumber daya rumah sakit menjadi jasa pelayanan rumah sakit.

4.    Siklus keuangan terkait dengan perolehan dan pengelolaan capital fund (dana modal), seperti modal kerja (sumber dana kas atau dana likuid lainnya) dan sumber dana jangka panjang.

5.    Siklus pelaporan keuangan tidak terkait dengan siklus operasi (operating cycle) sebagaimana empat siklus pertama di atas. Siklus ini memperoleh data operasi dan akuntansi dari siklus yang lain dan memprosesnya menjadi laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

1.    Jurnal TransaksiMerupakan catatan tentang transaksi ekonomi yang terjadi didalam organisasi. Penjurnalan

dilakukan setiap kali terjadi transaksi, jurnal berisi informasi tentang:a.    Tanggal transaksib.    Nama akun dan jumlahnya yang harus didebet dan di kreditc.    Keterangan singkat atas transaksi tersebutd.   Pendebetan dicatat disisi kanan dan pengkreditan dicatat pada sisi kiri

Contoh jurnal :      Tanggal 5 Oktober 2015 terjadi pembelian barang farmasi secara tunai sebesar Rp500.000,-      Tanggal 7 Oktober mencatat pendapatan dari pasien umum, berdasarkan formulir kuitansi yang

diperoleh dari kasir, dengan perincian: biaya pendaftaran Rp5.000, biaya pemeriksaan dan tindakan Rp15.000, dan biaya obat Rp60.000 (harga pokok obat Rp50.000).Jurnal Umum                                                                              Halaman 1

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit5 Okt Persediaan-Barang Farmasi

KasRp500.000

Rp500.0007 Okt Kas

Pendapatan-PendaftaranPendapatan-PelayananPendapatan-ApotekBiaya/beban ObatPersediaan-Barang Farmasi

       80.000

       50.000

       5.000     15.000     60.000

     50.000

Page 34: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

2.    Posting Ke Buku BesarPemindahan akun yang dicatat dalam buku jurnal ke dalam buku besar.

Langkah-langkah:a.       Masukkan tanggal posting, jumlah yang didebet dan yang di kredit didalam jurnal dan ke dalam

kolom-kolom yang sesuai di dalam buku besar.b.      Di dalam kolom referensi pada jurnal, masukkan nomor akun buku besar.

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit

5 Okt

Persediaan-Barang Farmasi

Kas

121101

Rp500.000

Rp500.000

7 Okt KasPendapatan-PendaftaranPendapatan-PelayananPendapatan-ApotekBiaya/beban ObatPersediaan-Barang Farmasi

101401402403501121

       80.000

       50.000

       5.000     15.000     60.000

     50.000

Kas                                                                                                                No.101

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo1 Okt

5 Okt

7 Okt

Saldo awalJ1J1

Rp600.000

Rp 80.000Rp500.000 Rp100.000

Rp180.000

Page 35: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Persediaan-Barang Farmasi                                                                       No.121

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo5 Okt7 Okt

J1J1

Rp500.000Rp50.000

Rp500.000

Rp450.000

Pendapatan Pendaftaran                                                                            No.401

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo7 Okt J1 Rp5.000 Rp5.000

Pendapatan Pelayanan                                                                                No.402

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo7 Okt J1 Rp15.000 Rp15.000

Pendapatan Apotik                                                                                      No.403

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo7 Okt J1 Rp60.000 Rp60.000

Biaya/Beban Obat                                                                                        No.501

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo5 Okt7 Okt

J1J1

Rp500.000Rp50.000

Rp500.000Rp450.000

3.    Daftar Saldo / Neraca Saldo         Daftar saldo atau neraca saldo ini disusun berdasarkan saldo akhir yang terdapat dalam setiap

akun individual atau buku besar.         Disusun pada akhir periode ketika akan membuat laporan keuangan.

RUMAH SAKTI “HARAPAN SEHAT”DAFTAR SALDO

31 OKTOBER 2011NAMA AKUN DEBET KREDIT

Kas Rp430.000Piutang Pelayanan        50.000Persediaan Rumah Tangga      450.000Hutang Usaha      185.000

Page 36: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Hutang Gaji Rp100.000Pendapatan Diterima di Muka        50.000Ekuitas      100.000Surplus Tahun Lalu      800.000Pendapatan Pendaftaran        50.000Pendapatan Pelayanan          5.000Pendapatan Apotik        15.000Pendapatan        60.000Beban Obat       50.000Beban Bahan Habis Pakai       15.000Total Rp1.180.000 Rp1.180.000

4.    Jurnal PenyesuaianHal-hal yang menyebabkan perlunya penyesuaian antara lain:

      Transaksi tidak mungkin dicatat secara harian dengan pertimbangan efisiensi.      Beberapa biaya tidak dicatat dalam periode waktu tertentu, karena biaya tersebut berkaitan dengan

berlalunya waktu dan bukan merupakan akibat dari pemakaian sumber daya sehari-hari.      Transaksi tidak dicatat karena sebab lain.

Jurnal penyesuaian dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:1.    Defferals         Prepaid Expenses-Beban/biaya telah dibayar tunai dan dicatat sebagai aset sebelum digunakan

atau dikonsumsi.         Unearned Revenue-Kas telah diterima dan dicatat sebagai hutang (kewajiban) sebelum

pendapatan diperoleh.

2.    Accruals      Accured Revenues-Pendapatan telah diperoleh tetapi kas belum diterima atau belum dilakukan

pencatatan.      Accrual-Expenses-Beban telah terjadi tetapi kas belum dibayarkan atau belum dilakukan

pencatatan.Contoh Jurnal Penyesuaian:

1.    PREPAID EXPENSEa.    bahan habis pakai         Tanggal 5 Oktober rumah sakit membeli bahan habis pakai secara kredit seharga Rp2.500.000.

Bahan habis pakai ini diperkirakan akan habis dalam waktu 3 bulan.         Tanggal 31 Oktober bahan habis pakai yang tersisa senilai Rp1.000.000

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit5 Okt Bahan habis Pakai Rp2.500.000

Page 37: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

31 OktHutang UsahaBeban/Biaya Bahan Habis PakaiBahan Habis Pakai

   1.500.000Rp2.500.000

   1.500.000

b.    Asuransi           Tanggal 5 Oktober membayar polis asuransi sebesar Rp600.000, akan

jatuh tempo pada tanggal 30 September tahun yang akan datang.Tgl Keterangan Ref Debet Kredit5 Okt

31 Okt

Asuransi Dibayar DimukaKasBeban asuransiAsuransi Dibayar dimuka

Rp600.000

       50.000Rp600.000

       50.000

c.       Depresiasi Aset Tetap           Tanggal 1 Oktober rumah sakit membeli peralatan kantor seharga

Rp5.000.000 secara kredit dengan umur ekonomis 5 tahun.Tgl Keterangan Ref Debet Kredit5 Okt

31 Okt

Peralatan KantorHutang UsahaBiaya DepresiasiAkumulasi Depresiasi

Rp5.000.000

   1.000.000Rp5.000.000

   1.000.000

2.      UNEARNED REVENUE           Tanggal 5 Oktober, rumah sakit menerima dana jamkesmas sebesar Rp1.000.000.           Tanggal 31 Oktober, berdasarkan analisis yang dilakukan pendapatan

yang terealisasi adalah Rp500.000.Tgl Keterangan Ref Debet Kredit5 Okt

31 Okt

KasPendapatan diterima di mukaPendapatan diterima dimukaPendapatan Pelayanan

Rp1.000.000

         500.000

Rp1.000.000

         500.000

3.    ACCRUED REVENUE           Tanggal 31 Oktober rumah sakit melakukan tagihan kepada pasien

sebesar atas pelayanan sebesar Rp100.000, tetapi pasien akan membayar bulan depan.

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit31 Okt Piutang Usaha

Pendapatan PelayananRp100.000

 Rp100.000     

Page 38: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

4.      ACCRUED EXPENSE           Tanggal 31 Oktober, rumah sakit mempunyai kewajiban untuk

membayar gaji karyawan sebesar Rp250.000, tetapi baru akan dibayarkan pada tanggal 5 November.

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit31 Okt Beban Gaji

Hutang GajiRp250.000

 Rp250.000     

5.    Penyelesaian Dalam Siklus Akuntansi           Kertas Kerja (Work Sheet);           Jurnal Penutup;           Jurnal Koreksi: dan           Jurnal Pembalik.

1.    Kertas kerja/worksheetAlat kerja akuntan yang digunakan dalam proses pembuatan jurnal penyesuaian dan laporan

keuangan.Langkah-langkah pembuatan kertas kerja:

a.    Membuat daftar saldo (neraca saldo), yang diambil dari setiap akun individu dalam buku besar.b.    Membuat penyesuaian dalam kolom penyesuaian.c.    Membuat daftar saldo setelah penyesuaian.d.   Menggolongkan akun-akun ke dalam akun neraca dan akun operasi.e.    Menyusun laporan keuangan (laporan operasi, neraca dan arus kas).

6.    Jurnal Penutup           Berfungsi untuk menutup akun-akun temporer.           Memindahkan surplus/ defisit ke akun permanen/neraca.

Contoh Jurnal Penutup: Menutup akun Pendapatan dan BiayaTgl Keterangan Debet Kredit

31 Okt Pendapatan PelayananIkhtisar S/D

Rp10.600.000Rp10.600.000    

31 Okt Ikhtisar S/DBiaya ObatBiaya Habis PakaiBiaya DepresiasiBiaya GajiBiaya SewaBiaya Bunga

Rp7.740.000Rp1.500.000          40.000          50.000     5.200.000        900.000          50.000

Page 39: stiemahardhika.files.wordpress.com · Web viewIndikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh selama

Contoh Jurnal Penutup: Menutup Akun Pembantu (Ikhtisar S/D) ke akun permanen

Tgl Keterangan Debet Kredit31 Okt Ikhtisar S/D

Surplus tahun berjalanRp2.860.000

 Rp2.860.000     

7.    Jurnal Pembalik/ Jurnal Reversi           Merupakan pilihan (bisa dilakukan atau tidak)           Dibuat pada awal periode akuntansi           Merupakan lawan dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada periode sebelumnya.           Untuk memudahkan proses akuntansi pada periode selanjutnya.