jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan...

32

Click here to load reader

Transcript of jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan...

Page 1: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DI

KELURAHAN TEMBELING TANJUNG KECAMATAN

TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN

TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

LAILA PUTRISARI

NIM : 120563201045

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

ABSTRAK

Beras Sejahtera (Rastra) adalah program pemerintah untuk membantu masyarakat yang miskin atau rawan pangan agar mereka mendapat beras murah untuk kebutuhan rumah tangganya. Namun pada saat Implementasi Kebijakan tersebut tidak dapat berjalan seperti apa yang diharapkan, dikarenakan ada beberapa factor yang mempengaruhi terhambatya implementasi tersebut, yaitu factor ekonomi masyarakat RTS-PM di Kelurahan Tembeling Tanjung Kecamatan Teluk Bintan masih rendah, sistem kolektif yang belum maksimal, pembentukan tim yang belum berkompeten yang belum bekerja sesuai harapan, kesadaran RTS-PM untuk membayar raskin masih rendah, masih ditemukannya beras dengan kualitas rendah. Sumber aparatur masih rendah, rendah dalam melaksanakan fungsi control terhadap pelaksanaan Program Rastra di Kelurahan Tembeling Tanjuung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi program Rastra di Kelurahan Tembeling Tanjung tahun 2015. Teknik pengumpulan data dengan melakukan Wawancara, Observasi serta Dokumentasi. Informan dalam penelitian ini yaitu Lurah Tembeling Tanjung, Kasi Kesos di Kelurahan Tembeling Tanjung, Ketua RT 01 RW 01 dan Ketua RT 01 RW 03, Ketua Bulog serta staff Bulog, serta RTS-PM penerima Rastra. Adapun hasil dalam penelitian ini berdasarkan wawancara dengan informan penelitian program Rastra di Kelurahan Tembeling Tanjung Kabupaten Bintan, implementasi tersebut tidak sesuai dengan tujuan, dan belum berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan harapan yang diharapkan.

Kesimpulannya adalah Implementasi Program Rastra di Kelurahan Tembeling Tanjung Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan belum berjalan dengan sebagaimana seperti yang diharapkan, karena pendistribusian Rastra di Kelurahan Tembeling Tanjung mengalami keterlambatan. Diharapkan kepada aparatur Kelurahan Tembeling Tanjung dapat memperbaiki implementasi program Rastra diwilayah kerjanya, agar permasalahan-permasalahan dalam program Rastra tersebut dapat segera diselesaikan sehingga RTS-PM Kelurahan Tembeling Tanjung dapat menerima Rastra rutin setiap bulannya.Kata Kunci: Implementasi Program Beras sejahtera (Rastra).

Page 3: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

ABSTRACT

Rice Walfare (Rastra) is a government programe to help people who are poor or food insecure so they get rice for household needs. However, at the time of implementation of the policy may not run as expected, because there are several factors that affect delays such implementation, namely the economic factors of society RTS-PM in thr village Tembeling Tanjung Teluk Bintan is still now,collective systems is not maximized, team building not competent is not working as expected, awareness RTS-PM to pay raskin still now, is still finding rice with low quality. Sources apparaturs is still low, low in carrying out functions of control over the implementation of the programe in the village Rastra Tembeling Tanjung.

The purpose is this study is to investigate the implementation of the program Rastra in the village of Tembeling Tanjung 2015. Dates collection tachniques by conducting interviews, observasion and documentation. Informants in this study is Lurag Tembeling Tanjung, head of social welfare in the village of Tembeling Tanjung, Chairman of RT 01 RW 01 and chairman RT 01 RW 03, chairman of Bulog-bulog and staff, as well as the RTS-PM Rastra receiver. The results in this study is based on interviews with informants Rastra research programe in the village of Tembeling Tanjung Bintan regency, the implementation is not in accordance with the purpose, and has not run effectively and efficiently in accordance with the expectation expected.

The conclusion is the programe implementation Rastra in the village of Tembeling Tanjung Teluk Bintan Bintan district has not gon as expected as, for distribution Rastra in thr village of Tembeling Tanjung delayed. Village officials are expected to Tembeling Tanjung can improve program implementation in the region Rastra works, so that problems in the Rastra programe can be resolved so that the RTS-PM Village Tembeling Tanjung can receive regular Rastra each month. Keywords: Rice Prosperous Implementation Programee(Rastra)

Page 4: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kebutuhan pokok

manusia untuk kelangsungan

hidup adalah pangan.

Dibandingkan dengan

kebutuhan pokok lainnya,

kecukupan pangan merupakan

kebutuhan vital manusia, oleh

karena itu beberapa upaya

dilakukan manusia untuk

memenuhi kebutuhan tersebut,

baik yang dilakukan secara

individual, kelompok, maupun

lingkup Negara.

Rastra (Beras Sejahtera)

adalah salah satu program

pemerintah untuk membantu

masyarakat yang miskin dan

rawan pangan, agar mereka

mendapatkan beras untuk

kebutuhan rumah tangganya.

Program Rastra (Beras

Sejahtera) tersebut merupakan

salah satu program untuk

penanggulangan kemiskinan

termasuk dalam Kluster 1

tentang Bantuan dan

Perlindungan Sosial. Instruksi

Presiden Nomor 8 Tahun 2008

tentang Kebijakan Perberasan

mengistruksikan Menteri dan

Kepala Lembaga Pemerintah

Non Departemen tertentu, serta

Gubernur atau Bupati atau

Walikota seluruh Indonesia

untuk melakukan upaya

peningkatan pendapatan petani,

ketahanan

pangan,pengembangan ekonomi

pedesaan serta stabilitas

ekonomi nasional.

Secara khusus Perum Bulog

diinstruksikan untuk

menyediakan dan menyalurkan

beras bersubsidi bagi kelompok

masyarakat miskin dan rawan

pagan yang penyediaanya

mengutamakan pengadaan beras

dari gabah petani dalam Negeri.

Sasaran program Rastra

pada tahun 2015 itu sendiri

adalah berkurangnya beban

pengeluaran rumah tangga

sasaran dalam mencukupi

kebutuhan pangan beras

melalui pendistribusian beras

bersubsidi sebanyak 45 kg RTS

untuk 3 bulan dengan harga

bayar Rp.1600/Kg. Dalam

penyaluran Rastra banyak

ditemui kendala-kendala,

Page 5: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

kendalanya bisa jadi dari

masyarakat bahkan dari aparatur

itu sendiri.

Jika ditemui para pengelola

Rastra tidak jujur dan amanah

dalam menjalankan tugasnya,

dan uang Rastra tersebut tidak

disetorkan kepada Bulog, maka

sangat menghambat penyaluran

Rastra bulan berikutnya dan

yang menjadi korban adalah

masyarakat.

Kelurahan Tembeling

Tanjung merupakan penerima

Rastra terbanyak di Kecamatan

Teluk Bintan. Penerima Rastra

di Kelurahan Tembeling

Tanjung Kabupaten Bintan

sebanyak 84 per kepala

keluarga. Berdasarkan

keputusan Bupati Bintan tahun

2012 tentang penetapan pangan

beras miskin yaitu sebesar 15

Kg/RTS/Bulan dengan harga

tebus dititik distribusi kantor

Kelurahan adalah 1600/Kg.

Beberapa masalah dalam

pendistribusian Rastra seperti

pelaksanaan program,

pembagian Rastra yang tidak

merata, kualitas beras yang

disalurkan masih rendah

sehingga beras yang didapat

kurang layak untuk dikonsumsi

dan masyarakat tidak memenuhi

keberhasilan program.

penyaluran Rastra yang diukur

berdasarkan tingkat pencapaian

indikator 6T, Yaitu Tepat

sasaran, Tepat jumlah, Tepat

harga, Tepat waktu, Tepat

kualitas dan Tepat administrasi

yang biasa dilihat dari surat

pernyataan kesepakatan pihak

Kelurahan dan pihak instansi

terkait.

Berdasarkan uraian diatas,

penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul :

“Implementasi Program Beras

Sejahtera (Rastra) Di Kelurahan

Tembeling Tanjung Kecamatan

Teluk Bintan Kabupaten

Bintan?”.

B. Perumusan Masalah

. Berdasarkan hasil kebijakan

pihak Kelurahan serta Rukun

Warga (RW) dan Rukun

Tetangga (RT) Kelurahan

Tembeling Tanjung tentang

pendistribusian program Rastra

dari penjabaran SK Bupati

Page 6: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

Bintan Nomor 100/11/2013

tentang penetapan alokasi dan

titik distribusi beras miskin.

Tolak ukur keberhasilan

program Rastra adalah tepat

saran, tepat harga, tepat jumlah,

tepat waktu, tepat administrasi

dan tepat kualitas.

Maka dari itu Kelurahan

Tembeling Tanjung merupakan

salah satu tempat

pendistribusian akhir yang

didalamnya terdapat masyarakat

miskin yang membutuhkan

program ini berjalan dengan

semestinya.

Berdasarkan permasalahan

yang ada serta gejala-gejala

masalah yang telah diuraikan

tersebut, maka perumusan

masalahnya yaitu:“Bagaimana

Implementasi Program Beras

Sejahtera (Rastra) di Kelurahan

Tembeling Tanjung Kecamatan

Teluk Bintan Kabupaten

Bintan?”

C. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini

sesuai faktor yang telah

ditetapkan sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui

implementasi kebijakan

program beras sejahtera (Rastra)

di Kelurahan Tembeling

Tanjung Kabupaten Bintan.

b) untuk mengetahui faktor

pendukung dan penghambat

dalam implementasi program

beras sejahtera (Rastra) di

Kelurahan Tembeling Tanjung

Kabupaten Bintan.

2. Kegunaan Penelitian

Data serta informasi yang

diperoleh dari hasil penelitian

yang berhubungan dengan

masalah tersebut di harapkan

dapat bermanfaat secara teoritis

maupun secara praktis. Adapun

penelitian ini mempunyai

manfaat sebagai berikut :

1. Secara Akademis :

a) Untuk menambah

wawasan berfikir peneliti

mengenai implementasi

kebijakan program Rastra.

b) Sebagai konstribusi bagi

pemerintah dalam upaya

penanggulangan kebijakan

program Rastra

Page 7: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

dilingkungan Kabupaten

Bintan.

2. Secara Praktis

a) Untuk meningkatkan

keberhasilan implementasi

program Rastra di

Kelurahan Tembeling

Tanjung Kabupaten

Bintan.

b) Memperketat pelaksanaa

program Rastra kedepan

dengan melakukan

pengawasan yang lebih

intensif untuk menghindari

terjadinya penyelewengan-

penyelewengan dari oknum-

oknum yang tidak

bertanggung jawab.

c) Petugas pelaksanaan

program Rastra harus

bersikap lebih adil kepada

semua masyarakat miskin,

terutama yang berkaitan

dengan pendaftaran calon

penerima bantuan, ketentuan

yang ada dalam pedoman

pelaksanaan program Rastra

harus dengan tegas

diterapkan.

II. KERANGKA TEORI

1) Implementasi Kebijakan

Pemerintah tidak terlepas dari

suatu kebijakan, kegiatan suatu

program terpenuhi

sebagaimana diharapkan apabila

unsur-unsur yang ada

didalamnya saling mendukung.

Dalam kaitan dengan

penyelenggaraan seluruh

kegiatan pemerintahan untuk

mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, dalam pemerintahan

tersebut juga mempunyai

beberapa unsur pendukung,

salah satunya adalah

implementasi.

Secara

sederhanaimplementasi dapat

diartikan sebagai pelaksanaan

atau penerapan. Dalam arti luas

implementasi sering dianggap

sebagai bentuk pengoperasian

atau penyelenggaraan aktivitas

yang telah ditetapkan dan

menjadi kesepakatan bersama

diantara pemangku kepentingan,

aktor, organisasi, prosedur dan

teknik secara sinergis yang

digerakkan untuk bekerja sama

dan menerapkan kebijakan

kearah tertentu yang

dikehendaki.

Page 8: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

Sedangkan Teori Model

Implementasi Kebijakan

Menurut Merilee S Grindle.

Teori tersebut menjelaskan

bahwa keberhasilan

implementasi kebijakan public

dapat diukur dari proses

pencapaian hasil akhir yaitu

tercapai atau tidaknya tujuan

yang ingin diraih, variabel-

variabel yang mempengaruhi

suatu implementasi yaitu:

1. Isi Kebijakan (content Of

Policy)

a.Kepentingan-kepentingan

yang mempengaruhi

b. Tipe

manfaat

c.Drajat perubahan yang ingin

dicapai

d. Letak

pengambilan keputusan

e.Pelaksana program

f. Sumber daya yang digunakan

2. Lingkungan Kebijakan

a.Kekuasaan,kepentinga-

kepentingan dan strategi dari

actor yang terlibat

b. Karakteristi

k lembaga dan rezim yang

berkuasa

c.Tingkat kepatuhan dan adanya

respon dari pelaksana

2) Definisi Beras Sejahtera

(Rastra)

Program Rastra (Beras

Sejahtera) adalah program

pemerintah dalam upaya

meningkatkan ketahanan pangan

dan memberikan perlindungan

pada keluarga miskin melalui

pendistribusian beras dengan

jumlah tertentu sesuai hasil

musyawarah tim raskin pusat.

Program Rastra pada awalnya

bernama OPK (Operasi Pasar

Khusus) yang merupakan reaksi

darurat dari pemerintah terhadap

kondisi ekonomi yang

diakibatkan oleh krisis moneter

yang mulai terjadi pada tahun

1997.

Tujuan dari program Rastra

adalah memberikan bantuan

beras bersubsidi kepada

keluarga miskin untuk

memenuhi sebagian kebutuhan

pangannya dan mengurangi

beban pengeluaran keluarga

miskin pada jumlah dan harga

tertentu dalam rangka

Page 9: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

meningkatkan taraf hidup rumah

tangga keluarga miskin

Standar pelaksanaan program

Rastra adalah sebagai berikut :

1) Tepat sasaran : Rastra hanya

diberikan kepada keluarga

sasaran penerima manfaat

yang terdaftar dalam daftar

penerima manfaat (DPM).

2) Tepat jumlah : jumlah beras

yang dibeli keluarga sasaran,

penerima manfaat sesuai hasil

musyawarah tim Rastra

Kabupaten Bintan.

3) Tepat kualitas : Beras

Sejahtera yang diberikan

kepada keluarga miskin

berkualitas baik sehingga

dapat memenuhi kalori dan

tenaga Bagi keluarga miskin

dalam menjalankan

aktivitasnya.

4) Tepat harga : harga beras

yang dibayarkan oleh

keluarga sasaran penerima

manfaat sebesar Rp. 1600/Kg

di titik distribusi.

5) Tepat waktu : waktu

pelaksanaan distribusi beras

kepada keluarga sasaran

penerima manfaat sesuai

dengan rencana distribusi.

6) Tepat administrasi :

terpenuhinya persyaratan

administrasi yang diperlukan

untuk penyelesaian subsidi

dan pembayaran harga beras

secara benar dan tepat waktu.

3) Organisasi Pelaksana

Program Beras Sejahtera

(Rastra)

Dalam rangka

pelaksanaan program Rastra

tahun 2015 perlu diatur

organisasi pelaksana Program

Rastra. Untuk

mengefektifkan pelaksanaan

program dan

pertanggungjawaban maka,

dibentuk Tim Koordinasi

Rastra di Pusat sampai

Kecamatan dan Pelaksana

Distribusi Raskin di

Desa/Kelurahan/pemerintaha

n yang setingkat.

Penanggungjawab Program

Rastra adalah Menteri

Koordinator Bidang

Kesejahteraan Rakyat.

Penanggung jawab

pelaksanaan program Raskin

Page 10: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

di Provinsi adalah Gubernur,

di Kabupaten/Kota adalah

Bupati/Walikota, di

Kecamatan adalah Camat dan

di Desa/Kelurahan adalah

Kepala Desa/Lurah atau

kepala pemerintah yang

setingkat.

III. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara

yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data

penelitiannya (Arikunto,

2002:136). Untuk mengetahui

Implementasi Program Rastra di

Kelurahan Tembeling Tanjung

Kecamatan Teluk Bintan

Kabupaten Bintan Tahun 2016.

Factor pendukung dan

penghambat dalam

Implementasi Program Raskin

di Kelurahan Tembeling

Tanjung Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten Bintan yang

sesuai dengan rumusan masalah

dan tujuan penelitian, maka

dalam penelitian ini

menggunakan metode

pendekatan kualitatif.

Sugiyono (2007:1), Metode

Penelitian Kualitatif adalah

metode yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek

yang alamiah, dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data

bersifat induktif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih

menekankan pada makna

generalsasi obyek penelitian

kualitatif adalah obyek yang

alamiah atau natural setting.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil

lokasi di Kelurahan Tembeling

Tanjung Kabupaten Bintan.

Untuk focus penelitian membuat

alasan pemilihan lokasi ini

Karena Kelurahan Tembeling

Tanjung merupakan kelurahan

yang mendapat bantuan

program Rastra lebih banyak

jumlahnya dari kelurahan

lainnya di Kecamatan Teluk

Bintan.

3. Informan penelitian

Informan penelitian adalah

orang yang benar-benar

mengetahui atau pelaku yang

terlibat langsung dengan

Page 11: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

permasalah penelitian.

Penentuan informan penelitian

dilakukan dengan purposive

sampling, yaitu: teknik

penentuan sumber data dengan

pertimbangan tertentu yang

sengaja ditentukan oleh peneliti,

akan tetapi tidak melalui proses

pemilihan seperti yang

dilakukan dalam teknik random.

Informan dalam penelitian ini

adalah Stakeholder

Implementasi Program Rastra

Di Kelurahan Tembeling

Tanjung Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten Bintan yaitu:

Lurah Tembeling Tanjung, Staff

Kesos Kelurahan Tembeling

Tanjung, Pihak Bulog Provinsi

Kepri, Ketua RT di Kelurahan

Tembeling Tanjung serat RTS-

PM penerima Rastra di

Kelurahan Tembeling Tanjung.

4. Sumber dan Jenis Data

Data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini adalah

berupa data primer dan data

sekunder:

a) Data primer (langsung)

Data primer adalah data

informasi yang berasal dari

informan yang diperoleh

melalui objeknya langsung

disebut responden, yaitu

meliputi orang-orang yang

diteliti dan akan dimintai

keterangan informasinya

melalui interview atau

observasi, data primer yang

ingin diperoleh yaitu

mengenai implementasi

kebijakan program Rastra di

Kelurahan Tembeling

Tanjung Kabupaten Bintan.

b) Data sekunder (tidak

lansung)

Data sekunder yaitu

data pendukung yang

melengkapi data primer, yang

diperoleh langsung dari kantor

Kelurahan Tembeling Tanjung

Kabupaten Bintan melalui

dokumen-dokumen tentang

pelaksanaan kebijakan, dasar

hukum dan jumlah penerima

Rastra di Kantor Kelurahan

Tembeling Tanjung Kabupaten

Bintan.

5. Teknik dan Alat

Pengumpulan Data

a) Observasi

Page 12: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

Panduan observasi

digunakan untuk

mendapatkan data hasil

pengamatan. Pengamatan

bisa dilakukan terhadap suatu

benda, keadaan, kondisi,

situasi, kegiatan, proses dan

tingkah laku seseorang. Pada

penelitian ini penulis

melakukan pengumpulan data

dengan cara melakukan

observasi pada objek

penelitian, dimana dijelaskan

bahwa penulis melihat secara

langsung kegiatan-kegiatan

yang berlangsung di

Kelurahan Tembeling

Tanjung Kabupaten Bintan,

dimana dalam pengamatan

tersebut penulis

menggunakan daftar ceklis

terhadap kejadian-kejadian

yang ditemui penulis ketika

melakukan pengamatan

dilokasi penelitian.

Adapun langkah-langkah yang

penulis akan lakukan adalah :

a. Melakukan pengamatan

langsung terhadap

pendistribusian Rastra dari

Kantor Kelurahan Tembeling

Tanjung ke Rukun Tetangga

(RT) hingga pendistribusian

akhir ke Masyarakat Kelurahan

Tembeling Tanjung Kabupaten

Bintan.

b. Selanjutnya data-data

tersebut akan penulis jadikan

sebagai bahan untuk melakukan

wawancara kepada implementor

dan penerima Rastra di

Kelurahan Tembeling Tanjung

Kabupaten Bintan yang

bertanggungjawab langsung

terhadap pelaksana Rastra.

b) Wawancara

Wawancara dilakukan

dengan responden yaitu pegawai

pada Kantor Kelurahan

Tembeling Tanjung merupakan

teknik pengumpulan data yang

digunakan dengan cara Tanya

jawab secara mendalam yang

tujuannya adalah memperoleh

informasi dan bukannya

memperoleh pendapat atau

tanggapan. Jenis wawancara

yang dilakukan wawancara

terstruktur yaitu wawancara

yang dilakukan secara terencana

dan berpedoman pada

pertanyaan. Alat yang dipakai

Page 13: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

berupa daftar pertanyaan

sebagai pedoman untuk Tanya

jawab secara langsung mengenai

permasalahan yang telah

disusun terlebih dahulu.alat

yang digunakan yaitu pedoman

wawancara.

c) Dokumentasi

Mencari data mengenai hal-

hal yang variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dan

sebagainya. Dokumentasi dalam

penelitian ini adalah setiap

bahan tertulis baik berupa data-

data, arsip-arsip, tabel, dan

sebagainya yang terkait dengan

objek penelitian. Tujuan

digunakan metode dokumentasi

ini untuk memperoleh data

secara jelas dan konkret

menyakut Implementasi

Program Rastra di Kelurahan

Tembeling Tanjung Kabupaten

Bintan.

Alat pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini,

khususnya dalam melakukan

wawancara adalah:

1. Buku catatan: untuk mencatat

percakapan dengan sumber data.

2. Alat perekam: untuk merekam

semua percakapan, karena jika

hanya menggunakan buku

catatan, peneliti sulit untuk

mendapatkan informasi yang

diberikan oleh informan.

IV. HASIL PEMBAHASAN

a. AnalisisKepentingankepenting

an yang mempengaruhi

Berdasarkan hasil wawancara

peneliti bahwa kepentingan-

kepentingan yang

mempengaruhi implementasi

program Rastra Di Kelurahan

Tembeling Tanjung secara

political dilapangan adalah

melalui isu strategis

pengentasan kemiskinan yang

bertujuan mengurangi beban

pengeluaran rumah tangga

miskin dalam pemenuhan

kebutuhan pangan pokok yaitu

beras melalui pendistribusian

beras bersubsidi sebanyak 180

kg/RTS per tahun atau setara

dengan 15 kg/bulan dengan

harga tebus Rp.1.600 per

kilogram netto dititik distribusi.

Masyrakat merasa terbantu

Page 14: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

dengan adanya program Rastra

ini karena harganya yang jauh

lebih murah dengan harga beras

yang dijual dipasaran, tetapi

yang sering terjadi yaitu Rastra

yang turun akhir-akhir ini tidak

setiap 1 bulan sekali melainkan

3 bulan sekali. Lurah tidak

mempunyai kepentingan apapun

baik itu kepentingan pribadi

atau pun kepentingan Kelurahan

dalam penyaluran beras Rastra.

Lurah sebagai

penenggungjawab dalam

pelaksanaan penyaluran Ratsra

mulai dari titik distribusi hingga

sampai ke RTS-PM Rastra.

b. Analisis Tipe manfaat

Berdasarkan pernyataan

diatas analisis peneliti adalah

program Rastra ini sangat

bermanfaat bagi masyarakat

miskin, mereka dapat membeli

beras untuk mencukupi

kebutuhan pokoknya yaitu beras

denagn harga yang murah,

program Rastra ini sangat

membantu RTS-PM untuk

mengurangi beban rumah tangga

mereka. Dan dengan digulirkan

nya program Rastra ini dapat

meningkatkan kesejahteraan

warga miskin, Jika warga

miskin dapat membeli beras

berarti mereka dapat

kesejahteraan karena kebutuhan

pangan pokok mereka terpenuhi.

Harga beras yang mahal

membuat warga miskin tidak

dapat membeli beras, akibatnya

banyak warga yang kelaparan,

dengan digulirkannya program

Rastra yaitu beras bersubsidi

dari Pemerintah, warga miskin

tersebut dapat membeli beras

karena harga Rastra hanya Rp.

1600/Kg bersi dititik distribusi.

Warga RT 01 merasa

terbantu dengan digulirkannya

program Rastra tersebut, karna

baban RTS-PM berkurang,

meskipun jatah Rastra yang

didapat 3 bulan sekali. Mata

pencaharian masyarakat di RT

01 mayoritas nelayan yang tidak

bisa mendapat penghasilan yang

tetap. Oleh karena itu jika tidak

melaut maka masyarkat RT 01

kesulitan untuk memenuhi

kebutuhannya, dan yang

mendapat Rastra di RT 01

Page 15: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

adalah orang-orang yang sudah

lanjut usia.

c. Analisis Derajat perubahan

yang ingin dicapai

Analisis peneliti dari

pernyataan diatas adalah dengan

digulirkannya program Rastra

ini Pemerintah mengharapkan

masyarakat miskin sejahtera dan

meningkat hidupnya. Jika sektor

pertanian meningkat maka

ekonomi pedesaan berkembang

dan stabilitas ekonomi nasional

akan naik. Ketahanan pangan

adalah ketersediaan pangan dan

kemempuan seseorang untuk

mengaksesnya. Sebuah rumah

tangga dikatakan memiliki

ketahanan pangan jika

penghuninya tidak berada dalam

kondisi kelaparan atau dihantui

kelaparan.

Ketahanan pangan

merupakan ukuran kelentingan

terhadap gangguan pada masa

depan atau ketiadaan suplai

pangan akibat berbagai factor

seperti kekeringan,

ketidakstabilan ekonomi, dan

sebagainya. World Health

Organization mendefinisikan

tiga komponen utama ketahanan

pangan, yaitu ketersediaan

pangan, akses pangan, dan

pemanfaatan pangan.

d. Analisis Letak pengambilan

keputusan

Analisa peneliti dari

pertanyaan diatas adalah Bahwa

Lurah Tembeling Tanjung sudah

bertindak tegas agar lebih

meningkatkan kinerjanya selaku

pelaksana distribusi karena

Lurah adalah penanggung jawab

adalah pendistribusian Rastra di

wilayah Kelurahan Tembeling

Tanjung, selain itu Lurah

bertanggung jawab dalam

penyelesaian pembayaran harga

pokok beras, serta administrasi

Distribusi Rastra.

Jika terjadi kemacetan

pembayaran Rastra Lurah harus

cek ke lapangan dimana

pembayaran yang susah. Dan

Lurah Tembeling harus

membicarakan hal ini dengan

forum RT di Kelurahan

Tembeling Tanjung, agar titik

permasalahan macetnya

pembayaran Rastra bisa

ditemukan, dan dihasilkan solusi

Page 16: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

yang baik. Jika ada RT yang

tidak dapat menyetor uang

pembayaran Rastra nya agar

bisa diganti dengan yang lain.

e. Analisis Pelaksana program

Analisa Peneliti Terkait hasil

wawancara diatas bahwa dalam

pelaksanaan Pendistribusian

Rastra di Kelurahan Tembeling

Tanjung seluruh unsur aparatur

Pemerintah ikut berpartisipasi

dan terlibat dari tingkat

Kabupaten, Kecamatan dan

Kelurahannya sendiri. Program

Rastra ini bukan program yang

gampang karena banyak

melibatkan stakeholder.

Kelurahan Tembeling

Tanjung selaku pelaksana

distribusi di tingkat Kelurahan

Tembeling Tanjung memiliki

wewenang untuk

mendistribusikan Rastra kepada

RTS-PM, dan pembayaran

Rastra serta Administrasinya

merupakan tanggungjawab

Lurah sepenuhnya, apabila

terjadi keterlambatan

pembayaran Rastra seperti

sekarang, seharusnya Lurah

Tembeling Tanjung

mengadakan rapat dan

mempertanyakan setoran dari

tiap-tiap RT, dari situ akan

terlihat RT dan RW dimana saja

yang belum melunasi

pembayarannya.

f. Analisis Sumber daya yang

digunakan

Analisis peneliti dari

pernyataan diatas adalah

Sumber daya aparatur dari

pemerintah sangat menentukan

sukses atau tidaknya suatu

kebijakan. Aparatur Kelurahan

harus memiliki rasa tanggung

jawab terhadap program

Pemerintah atau Rastra yang

bersentuhan langsung dengan

masyrakat ini. Sebagai

pelaksana distribusi Kelurahan

harus memilih aparatur-aparatur

yang memiliki loyalitas dan

dedikasi yang tinggi dan mampu

menyelesaikan pekerjaan yang

diberikan kepadanya, karena

Implementasi Rastra ini adalah

Program dari Pemerintah Pusat

untuk warga miskin yamg

mebutuhkan beras bersubsidi.

Page 17: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

a. AnalisisKekuasan,Kepentinga

n-kepentingan dan strategi

dari actor yang terlibat

Analisa dari peneliti adalah

Pengawasan sangat baik

dilakukan dalam Implementasi

suatu kebijakan, sebuah

kebijakan jika tidak diawasi

akan menghasilkan program

yang gagal. Jika program sudah

berjalan maka program tersebut

harus dievaluasi, secara umum

evaluasi kebijakan dapat

dikatakan sebagai kegiatan yang

menyangkut substansi dan

implementasi dampak. Dalam

hal ini evaluasi dipandang suatu

kegiatan fungsional, artinya

evaluasi kebijakan tidak hanya

dilakukan pada tahap akhir saja

melainkan dilakukan dalam

sebuah proses kebijakan, dengan

demikian evaluasi kebijakan

dapat meliputi tahap perumusan

masalah-masalah kebijaksanaan,

program-program yang

diusulkan untuk menyelesaikan

masalah kebijakan,

implementasi maupun tahap

dampak kebijakan.

b. AnalisisKarakteristik

Lembaga Rezim yang

berkuasa

Analisis peneliti dari

pernyataan diatas adalah

Sebagai pengambil keputusan,

seorang pemimpin harus tegas

dalam mengambil keputusan,

mengontrol setiap program yang

sedang berjalan dan tegas

menerapkan peraturan kepada

aparatur dilingkungan kerjanya.

Jika sering terjadi keterlambatan

pembayaran Rastra oleh RTS-

PM aparat kelurahan harus

mengambil keputusan dengan

tegas agar RTS-PM bisa

membayar uang Rastra dengan

tepat waktu yang telah

ditentukan. Memberikan sanksi

yang tegas bertujuan

memberikan efek jera kepada

RTS-PM agar kedepan

pembayaran Rastra bisa lancar

agar Rastra bisa turun setiap

sebulan sekali sesuai dengan

yang diharapkan RTS-PM agar

kesejahteraan mereka terpenuhi.

c. Analisis Tingkat Kepatuhan

dan Adanya Respon dari

pelaksana

Page 18: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

Analisis peneliti adalah Jika

dianalisa jawaban dari Lurah

Tembeling Tanjung tersebut

menjelaskan bahwa penyebab

keterlambatan pembayaran

Rastra di wilayah Kelurahan

Tembeling Tanjumg disebabkan

oleh Ekonomi masyarakatnya

yang kekurangan, dan aparatur

Kelurahan Tembeling Tanjung

sudah bekerja dengan optimal.

Masyarakat RTS-PM sangat

mengharapkan kualitas Rastra

yang diperbaiki karena yang

selama ini terjadi mereka sering

menerima Rastra dengan

kualitas sangat Rendah dan

tidak layak untuk dikonsumsi.

Perum Bulog harus

mementingkan kesejahteraan

masyarakat juga, tidak hanya

mementingkan keuntungan

perusahannya.

V. KESIMPULAN

Berdasrkan analisis

mengenai Implementasi

Program Rastra Di Kelurahan

Tembeling Tanjung Kecamatan

Teluk Bintan Kabupaten Bintan

diatas, menurut analisis peneliti

bahwa implemntasi program

Rastra di Kelurahan Tembeling

Tanjung proses pelaksanaan

program telah sesuai dengan

mekanisme perencanaan dan

pelaksanaan yang diberikan oleh

pemerintah pusat melalui

Menteri Perekonomian dan

Kesejahteraan Rakyat, dan

dituangkan dalam buku petunjuk

teknis atau buku pedoman

Rastra yang telah dipaparkan

oleh penulis. Secara teknis

proses pelaksanaan,

pendistribusian Rastra di

Kelurahan Tembeling Tanjung

sudah sesuai dengan aturan yang

ditentukan, namun pelaksanaan

pembayaran RTS-PM nya

mengalami keterlambatan

pembayaran, hambatannya yaitu

dari factor ekonomi RTS-PM

yang rendah.

Implementasi program Rastra

di Kelurahan Tembeling

Tanjung diukur oleh tingkat

implementasi Content Of Policy

yaitu Isi Kebijakan dan Context

Of Policy yaitu Keluaran

Kebijakan. Untuk isi kebijakan

sendiri yang terdiri dari

kepentingan yang

Page 19: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

mempengaruhi, tipe manfaat,

derajat perubahan yang ingin

dicapai menurut peneliti sudah

sesuai, dan dapat dijadikan

pendukung dalam suatu

kebijakan untuk

mengimplemntasikan, hanya

saja untuk indicator letak

pengambilan keputusan, sumber

daya yang digunakan, strategi

dari actor yang terlibat,

karakteristik dari lembag dan

rezim yang berkuasa, serta

tingkat kepatuhan dan respon

dari pelaksana menurut penulis

belum cukup mendukung

terhadap implementasi tersebut.

Diharapkan kepada aparatur

Kelurahan Tembeling Tanjung

dapat memperbaiki

implementasi program Rastra

diwilayah kerjanya, agar

permasalahan-permasalahan

dalam program Rastra tersebut

dapat segera diselesaikan

sehingga RTS-PM Kelurahan

Tembeling Tanjung dapat

menerima Rastra rutin setiap

bulannya.

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2014. Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta

Abdul Wahab, Solihin. 2005, Analisa Kebijaksanaan, dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara, Jakarta : Bumi Aksara

Anderson, James, A. 1997, Public Policy Making Third Edition, USA, PenerbitHoughton Miffin Company

Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dunn, William N. 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.

Page 20: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan Bupati Bintan tahun 2012 tentang penetapan pangan beras miskin yaitu sebesar 15

(Diterjemahkan oleh: Samodra Wibawa.dkk.) Yogyakarta: Gaja MadaUniversity Pres.

Dwidjowijoto, Riant Nugroho, 2007, Analisis Kebijakan, Jakarta: PT Gramedia

Parsons, Wayne. 2005, Public Policy: Pengantar Teori & Praktik Analisis Kebijakan, Jakarta : Kencana

Safrony, Ladzy. 2012, Manajemen & Reformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta : Aditya Media Publishing

Sugiyono. 2014, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta

Winarto, Budi. 2013, Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus, Yogyakarta: CAPS(Center of Academic Publishing Service)