jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan...
Click here to load reader
Transcript of jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal-laila.docx · Web viewBerdasarkan keputusan...
IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DI
KELURAHAN TEMBELING TANJUNG KECAMATAN
TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN
TAHUN 2015
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
LAILA PUTRISARI
NIM : 120563201045
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ABSTRAK
Beras Sejahtera (Rastra) adalah program pemerintah untuk membantu masyarakat yang miskin atau rawan pangan agar mereka mendapat beras murah untuk kebutuhan rumah tangganya. Namun pada saat Implementasi Kebijakan tersebut tidak dapat berjalan seperti apa yang diharapkan, dikarenakan ada beberapa factor yang mempengaruhi terhambatya implementasi tersebut, yaitu factor ekonomi masyarakat RTS-PM di Kelurahan Tembeling Tanjung Kecamatan Teluk Bintan masih rendah, sistem kolektif yang belum maksimal, pembentukan tim yang belum berkompeten yang belum bekerja sesuai harapan, kesadaran RTS-PM untuk membayar raskin masih rendah, masih ditemukannya beras dengan kualitas rendah. Sumber aparatur masih rendah, rendah dalam melaksanakan fungsi control terhadap pelaksanaan Program Rastra di Kelurahan Tembeling Tanjuung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi program Rastra di Kelurahan Tembeling Tanjung tahun 2015. Teknik pengumpulan data dengan melakukan Wawancara, Observasi serta Dokumentasi. Informan dalam penelitian ini yaitu Lurah Tembeling Tanjung, Kasi Kesos di Kelurahan Tembeling Tanjung, Ketua RT 01 RW 01 dan Ketua RT 01 RW 03, Ketua Bulog serta staff Bulog, serta RTS-PM penerima Rastra. Adapun hasil dalam penelitian ini berdasarkan wawancara dengan informan penelitian program Rastra di Kelurahan Tembeling Tanjung Kabupaten Bintan, implementasi tersebut tidak sesuai dengan tujuan, dan belum berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan harapan yang diharapkan.
Kesimpulannya adalah Implementasi Program Rastra di Kelurahan Tembeling Tanjung Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan belum berjalan dengan sebagaimana seperti yang diharapkan, karena pendistribusian Rastra di Kelurahan Tembeling Tanjung mengalami keterlambatan. Diharapkan kepada aparatur Kelurahan Tembeling Tanjung dapat memperbaiki implementasi program Rastra diwilayah kerjanya, agar permasalahan-permasalahan dalam program Rastra tersebut dapat segera diselesaikan sehingga RTS-PM Kelurahan Tembeling Tanjung dapat menerima Rastra rutin setiap bulannya.Kata Kunci: Implementasi Program Beras sejahtera (Rastra).
ABSTRACT
Rice Walfare (Rastra) is a government programe to help people who are poor or food insecure so they get rice for household needs. However, at the time of implementation of the policy may not run as expected, because there are several factors that affect delays such implementation, namely the economic factors of society RTS-PM in thr village Tembeling Tanjung Teluk Bintan is still now,collective systems is not maximized, team building not competent is not working as expected, awareness RTS-PM to pay raskin still now, is still finding rice with low quality. Sources apparaturs is still low, low in carrying out functions of control over the implementation of the programe in the village Rastra Tembeling Tanjung.
The purpose is this study is to investigate the implementation of the program Rastra in the village of Tembeling Tanjung 2015. Dates collection tachniques by conducting interviews, observasion and documentation. Informants in this study is Lurag Tembeling Tanjung, head of social welfare in the village of Tembeling Tanjung, Chairman of RT 01 RW 01 and chairman RT 01 RW 03, chairman of Bulog-bulog and staff, as well as the RTS-PM Rastra receiver. The results in this study is based on interviews with informants Rastra research programe in the village of Tembeling Tanjung Bintan regency, the implementation is not in accordance with the purpose, and has not run effectively and efficiently in accordance with the expectation expected.
The conclusion is the programe implementation Rastra in the village of Tembeling Tanjung Teluk Bintan Bintan district has not gon as expected as, for distribution Rastra in thr village of Tembeling Tanjung delayed. Village officials are expected to Tembeling Tanjung can improve program implementation in the region Rastra works, so that problems in the Rastra programe can be resolved so that the RTS-PM Village Tembeling Tanjung can receive regular Rastra each month. Keywords: Rice Prosperous Implementation Programee(Rastra)
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan pokok
manusia untuk kelangsungan
hidup adalah pangan.
Dibandingkan dengan
kebutuhan pokok lainnya,
kecukupan pangan merupakan
kebutuhan vital manusia, oleh
karena itu beberapa upaya
dilakukan manusia untuk
memenuhi kebutuhan tersebut,
baik yang dilakukan secara
individual, kelompok, maupun
lingkup Negara.
Rastra (Beras Sejahtera)
adalah salah satu program
pemerintah untuk membantu
masyarakat yang miskin dan
rawan pangan, agar mereka
mendapatkan beras untuk
kebutuhan rumah tangganya.
Program Rastra (Beras
Sejahtera) tersebut merupakan
salah satu program untuk
penanggulangan kemiskinan
termasuk dalam Kluster 1
tentang Bantuan dan
Perlindungan Sosial. Instruksi
Presiden Nomor 8 Tahun 2008
tentang Kebijakan Perberasan
mengistruksikan Menteri dan
Kepala Lembaga Pemerintah
Non Departemen tertentu, serta
Gubernur atau Bupati atau
Walikota seluruh Indonesia
untuk melakukan upaya
peningkatan pendapatan petani,
ketahanan
pangan,pengembangan ekonomi
pedesaan serta stabilitas
ekonomi nasional.
Secara khusus Perum Bulog
diinstruksikan untuk
menyediakan dan menyalurkan
beras bersubsidi bagi kelompok
masyarakat miskin dan rawan
pagan yang penyediaanya
mengutamakan pengadaan beras
dari gabah petani dalam Negeri.
Sasaran program Rastra
pada tahun 2015 itu sendiri
adalah berkurangnya beban
pengeluaran rumah tangga
sasaran dalam mencukupi
kebutuhan pangan beras
melalui pendistribusian beras
bersubsidi sebanyak 45 kg RTS
untuk 3 bulan dengan harga
bayar Rp.1600/Kg. Dalam
penyaluran Rastra banyak
ditemui kendala-kendala,
kendalanya bisa jadi dari
masyarakat bahkan dari aparatur
itu sendiri.
Jika ditemui para pengelola
Rastra tidak jujur dan amanah
dalam menjalankan tugasnya,
dan uang Rastra tersebut tidak
disetorkan kepada Bulog, maka
sangat menghambat penyaluran
Rastra bulan berikutnya dan
yang menjadi korban adalah
masyarakat.
Kelurahan Tembeling
Tanjung merupakan penerima
Rastra terbanyak di Kecamatan
Teluk Bintan. Penerima Rastra
di Kelurahan Tembeling
Tanjung Kabupaten Bintan
sebanyak 84 per kepala
keluarga. Berdasarkan
keputusan Bupati Bintan tahun
2012 tentang penetapan pangan
beras miskin yaitu sebesar 15
Kg/RTS/Bulan dengan harga
tebus dititik distribusi kantor
Kelurahan adalah 1600/Kg.
Beberapa masalah dalam
pendistribusian Rastra seperti
pelaksanaan program,
pembagian Rastra yang tidak
merata, kualitas beras yang
disalurkan masih rendah
sehingga beras yang didapat
kurang layak untuk dikonsumsi
dan masyarakat tidak memenuhi
keberhasilan program.
penyaluran Rastra yang diukur
berdasarkan tingkat pencapaian
indikator 6T, Yaitu Tepat
sasaran, Tepat jumlah, Tepat
harga, Tepat waktu, Tepat
kualitas dan Tepat administrasi
yang biasa dilihat dari surat
pernyataan kesepakatan pihak
Kelurahan dan pihak instansi
terkait.
Berdasarkan uraian diatas,
penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul :
“Implementasi Program Beras
Sejahtera (Rastra) Di Kelurahan
Tembeling Tanjung Kecamatan
Teluk Bintan Kabupaten
Bintan?”.
B. Perumusan Masalah
. Berdasarkan hasil kebijakan
pihak Kelurahan serta Rukun
Warga (RW) dan Rukun
Tetangga (RT) Kelurahan
Tembeling Tanjung tentang
pendistribusian program Rastra
dari penjabaran SK Bupati
Bintan Nomor 100/11/2013
tentang penetapan alokasi dan
titik distribusi beras miskin.
Tolak ukur keberhasilan
program Rastra adalah tepat
saran, tepat harga, tepat jumlah,
tepat waktu, tepat administrasi
dan tepat kualitas.
Maka dari itu Kelurahan
Tembeling Tanjung merupakan
salah satu tempat
pendistribusian akhir yang
didalamnya terdapat masyarakat
miskin yang membutuhkan
program ini berjalan dengan
semestinya.
Berdasarkan permasalahan
yang ada serta gejala-gejala
masalah yang telah diuraikan
tersebut, maka perumusan
masalahnya yaitu:“Bagaimana
Implementasi Program Beras
Sejahtera (Rastra) di Kelurahan
Tembeling Tanjung Kecamatan
Teluk Bintan Kabupaten
Bintan?”
C. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini
sesuai faktor yang telah
ditetapkan sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui
implementasi kebijakan
program beras sejahtera (Rastra)
di Kelurahan Tembeling
Tanjung Kabupaten Bintan.
b) untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat
dalam implementasi program
beras sejahtera (Rastra) di
Kelurahan Tembeling Tanjung
Kabupaten Bintan.
2. Kegunaan Penelitian
Data serta informasi yang
diperoleh dari hasil penelitian
yang berhubungan dengan
masalah tersebut di harapkan
dapat bermanfaat secara teoritis
maupun secara praktis. Adapun
penelitian ini mempunyai
manfaat sebagai berikut :
1. Secara Akademis :
a) Untuk menambah
wawasan berfikir peneliti
mengenai implementasi
kebijakan program Rastra.
b) Sebagai konstribusi bagi
pemerintah dalam upaya
penanggulangan kebijakan
program Rastra
dilingkungan Kabupaten
Bintan.
2. Secara Praktis
a) Untuk meningkatkan
keberhasilan implementasi
program Rastra di
Kelurahan Tembeling
Tanjung Kabupaten
Bintan.
b) Memperketat pelaksanaa
program Rastra kedepan
dengan melakukan
pengawasan yang lebih
intensif untuk menghindari
terjadinya penyelewengan-
penyelewengan dari oknum-
oknum yang tidak
bertanggung jawab.
c) Petugas pelaksanaan
program Rastra harus
bersikap lebih adil kepada
semua masyarakat miskin,
terutama yang berkaitan
dengan pendaftaran calon
penerima bantuan, ketentuan
yang ada dalam pedoman
pelaksanaan program Rastra
harus dengan tegas
diterapkan.
II. KERANGKA TEORI
1) Implementasi Kebijakan
Pemerintah tidak terlepas dari
suatu kebijakan, kegiatan suatu
program terpenuhi
sebagaimana diharapkan apabila
unsur-unsur yang ada
didalamnya saling mendukung.
Dalam kaitan dengan
penyelenggaraan seluruh
kegiatan pemerintahan untuk
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, dalam pemerintahan
tersebut juga mempunyai
beberapa unsur pendukung,
salah satunya adalah
implementasi.
Secara
sederhanaimplementasi dapat
diartikan sebagai pelaksanaan
atau penerapan. Dalam arti luas
implementasi sering dianggap
sebagai bentuk pengoperasian
atau penyelenggaraan aktivitas
yang telah ditetapkan dan
menjadi kesepakatan bersama
diantara pemangku kepentingan,
aktor, organisasi, prosedur dan
teknik secara sinergis yang
digerakkan untuk bekerja sama
dan menerapkan kebijakan
kearah tertentu yang
dikehendaki.
Sedangkan Teori Model
Implementasi Kebijakan
Menurut Merilee S Grindle.
Teori tersebut menjelaskan
bahwa keberhasilan
implementasi kebijakan public
dapat diukur dari proses
pencapaian hasil akhir yaitu
tercapai atau tidaknya tujuan
yang ingin diraih, variabel-
variabel yang mempengaruhi
suatu implementasi yaitu:
1. Isi Kebijakan (content Of
Policy)
a.Kepentingan-kepentingan
yang mempengaruhi
b. Tipe
manfaat
c.Drajat perubahan yang ingin
dicapai
d. Letak
pengambilan keputusan
e.Pelaksana program
f. Sumber daya yang digunakan
2. Lingkungan Kebijakan
a.Kekuasaan,kepentinga-
kepentingan dan strategi dari
actor yang terlibat
b. Karakteristi
k lembaga dan rezim yang
berkuasa
c.Tingkat kepatuhan dan adanya
respon dari pelaksana
2) Definisi Beras Sejahtera
(Rastra)
Program Rastra (Beras
Sejahtera) adalah program
pemerintah dalam upaya
meningkatkan ketahanan pangan
dan memberikan perlindungan
pada keluarga miskin melalui
pendistribusian beras dengan
jumlah tertentu sesuai hasil
musyawarah tim raskin pusat.
Program Rastra pada awalnya
bernama OPK (Operasi Pasar
Khusus) yang merupakan reaksi
darurat dari pemerintah terhadap
kondisi ekonomi yang
diakibatkan oleh krisis moneter
yang mulai terjadi pada tahun
1997.
Tujuan dari program Rastra
adalah memberikan bantuan
beras bersubsidi kepada
keluarga miskin untuk
memenuhi sebagian kebutuhan
pangannya dan mengurangi
beban pengeluaran keluarga
miskin pada jumlah dan harga
tertentu dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rumah
tangga keluarga miskin
Standar pelaksanaan program
Rastra adalah sebagai berikut :
1) Tepat sasaran : Rastra hanya
diberikan kepada keluarga
sasaran penerima manfaat
yang terdaftar dalam daftar
penerima manfaat (DPM).
2) Tepat jumlah : jumlah beras
yang dibeli keluarga sasaran,
penerima manfaat sesuai hasil
musyawarah tim Rastra
Kabupaten Bintan.
3) Tepat kualitas : Beras
Sejahtera yang diberikan
kepada keluarga miskin
berkualitas baik sehingga
dapat memenuhi kalori dan
tenaga Bagi keluarga miskin
dalam menjalankan
aktivitasnya.
4) Tepat harga : harga beras
yang dibayarkan oleh
keluarga sasaran penerima
manfaat sebesar Rp. 1600/Kg
di titik distribusi.
5) Tepat waktu : waktu
pelaksanaan distribusi beras
kepada keluarga sasaran
penerima manfaat sesuai
dengan rencana distribusi.
6) Tepat administrasi :
terpenuhinya persyaratan
administrasi yang diperlukan
untuk penyelesaian subsidi
dan pembayaran harga beras
secara benar dan tepat waktu.
3) Organisasi Pelaksana
Program Beras Sejahtera
(Rastra)
Dalam rangka
pelaksanaan program Rastra
tahun 2015 perlu diatur
organisasi pelaksana Program
Rastra. Untuk
mengefektifkan pelaksanaan
program dan
pertanggungjawaban maka,
dibentuk Tim Koordinasi
Rastra di Pusat sampai
Kecamatan dan Pelaksana
Distribusi Raskin di
Desa/Kelurahan/pemerintaha
n yang setingkat.
Penanggungjawab Program
Rastra adalah Menteri
Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat.
Penanggung jawab
pelaksanaan program Raskin
di Provinsi adalah Gubernur,
di Kabupaten/Kota adalah
Bupati/Walikota, di
Kecamatan adalah Camat dan
di Desa/Kelurahan adalah
Kepala Desa/Lurah atau
kepala pemerintah yang
setingkat.
III. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah cara
yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data
penelitiannya (Arikunto,
2002:136). Untuk mengetahui
Implementasi Program Rastra di
Kelurahan Tembeling Tanjung
Kecamatan Teluk Bintan
Kabupaten Bintan Tahun 2016.
Factor pendukung dan
penghambat dalam
Implementasi Program Raskin
di Kelurahan Tembeling
Tanjung Kecamatan Teluk
Bintan Kabupaten Bintan yang
sesuai dengan rumusan masalah
dan tujuan penelitian, maka
dalam penelitian ini
menggunakan metode
pendekatan kualitatif.
Sugiyono (2007:1), Metode
Penelitian Kualitatif adalah
metode yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data
bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna
generalsasi obyek penelitian
kualitatif adalah obyek yang
alamiah atau natural setting.
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini mengambil
lokasi di Kelurahan Tembeling
Tanjung Kabupaten Bintan.
Untuk focus penelitian membuat
alasan pemilihan lokasi ini
Karena Kelurahan Tembeling
Tanjung merupakan kelurahan
yang mendapat bantuan
program Rastra lebih banyak
jumlahnya dari kelurahan
lainnya di Kecamatan Teluk
Bintan.
3. Informan penelitian
Informan penelitian adalah
orang yang benar-benar
mengetahui atau pelaku yang
terlibat langsung dengan
permasalah penelitian.
Penentuan informan penelitian
dilakukan dengan purposive
sampling, yaitu: teknik
penentuan sumber data dengan
pertimbangan tertentu yang
sengaja ditentukan oleh peneliti,
akan tetapi tidak melalui proses
pemilihan seperti yang
dilakukan dalam teknik random.
Informan dalam penelitian ini
adalah Stakeholder
Implementasi Program Rastra
Di Kelurahan Tembeling
Tanjung Kecamatan Teluk
Bintan Kabupaten Bintan yaitu:
Lurah Tembeling Tanjung, Staff
Kesos Kelurahan Tembeling
Tanjung, Pihak Bulog Provinsi
Kepri, Ketua RT di Kelurahan
Tembeling Tanjung serat RTS-
PM penerima Rastra di
Kelurahan Tembeling Tanjung.
4. Sumber dan Jenis Data
Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah
berupa data primer dan data
sekunder:
a) Data primer (langsung)
Data primer adalah data
informasi yang berasal dari
informan yang diperoleh
melalui objeknya langsung
disebut responden, yaitu
meliputi orang-orang yang
diteliti dan akan dimintai
keterangan informasinya
melalui interview atau
observasi, data primer yang
ingin diperoleh yaitu
mengenai implementasi
kebijakan program Rastra di
Kelurahan Tembeling
Tanjung Kabupaten Bintan.
b) Data sekunder (tidak
lansung)
Data sekunder yaitu
data pendukung yang
melengkapi data primer, yang
diperoleh langsung dari kantor
Kelurahan Tembeling Tanjung
Kabupaten Bintan melalui
dokumen-dokumen tentang
pelaksanaan kebijakan, dasar
hukum dan jumlah penerima
Rastra di Kantor Kelurahan
Tembeling Tanjung Kabupaten
Bintan.
5. Teknik dan Alat
Pengumpulan Data
a) Observasi
Panduan observasi
digunakan untuk
mendapatkan data hasil
pengamatan. Pengamatan
bisa dilakukan terhadap suatu
benda, keadaan, kondisi,
situasi, kegiatan, proses dan
tingkah laku seseorang. Pada
penelitian ini penulis
melakukan pengumpulan data
dengan cara melakukan
observasi pada objek
penelitian, dimana dijelaskan
bahwa penulis melihat secara
langsung kegiatan-kegiatan
yang berlangsung di
Kelurahan Tembeling
Tanjung Kabupaten Bintan,
dimana dalam pengamatan
tersebut penulis
menggunakan daftar ceklis
terhadap kejadian-kejadian
yang ditemui penulis ketika
melakukan pengamatan
dilokasi penelitian.
Adapun langkah-langkah yang
penulis akan lakukan adalah :
a. Melakukan pengamatan
langsung terhadap
pendistribusian Rastra dari
Kantor Kelurahan Tembeling
Tanjung ke Rukun Tetangga
(RT) hingga pendistribusian
akhir ke Masyarakat Kelurahan
Tembeling Tanjung Kabupaten
Bintan.
b. Selanjutnya data-data
tersebut akan penulis jadikan
sebagai bahan untuk melakukan
wawancara kepada implementor
dan penerima Rastra di
Kelurahan Tembeling Tanjung
Kabupaten Bintan yang
bertanggungjawab langsung
terhadap pelaksana Rastra.
b) Wawancara
Wawancara dilakukan
dengan responden yaitu pegawai
pada Kantor Kelurahan
Tembeling Tanjung merupakan
teknik pengumpulan data yang
digunakan dengan cara Tanya
jawab secara mendalam yang
tujuannya adalah memperoleh
informasi dan bukannya
memperoleh pendapat atau
tanggapan. Jenis wawancara
yang dilakukan wawancara
terstruktur yaitu wawancara
yang dilakukan secara terencana
dan berpedoman pada
pertanyaan. Alat yang dipakai
berupa daftar pertanyaan
sebagai pedoman untuk Tanya
jawab secara langsung mengenai
permasalahan yang telah
disusun terlebih dahulu.alat
yang digunakan yaitu pedoman
wawancara.
c) Dokumentasi
Mencari data mengenai hal-
hal yang variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya. Dokumentasi dalam
penelitian ini adalah setiap
bahan tertulis baik berupa data-
data, arsip-arsip, tabel, dan
sebagainya yang terkait dengan
objek penelitian. Tujuan
digunakan metode dokumentasi
ini untuk memperoleh data
secara jelas dan konkret
menyakut Implementasi
Program Rastra di Kelurahan
Tembeling Tanjung Kabupaten
Bintan.
Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini,
khususnya dalam melakukan
wawancara adalah:
1. Buku catatan: untuk mencatat
percakapan dengan sumber data.
2. Alat perekam: untuk merekam
semua percakapan, karena jika
hanya menggunakan buku
catatan, peneliti sulit untuk
mendapatkan informasi yang
diberikan oleh informan.
IV. HASIL PEMBAHASAN
a. AnalisisKepentingankepenting
an yang mempengaruhi
Berdasarkan hasil wawancara
peneliti bahwa kepentingan-
kepentingan yang
mempengaruhi implementasi
program Rastra Di Kelurahan
Tembeling Tanjung secara
political dilapangan adalah
melalui isu strategis
pengentasan kemiskinan yang
bertujuan mengurangi beban
pengeluaran rumah tangga
miskin dalam pemenuhan
kebutuhan pangan pokok yaitu
beras melalui pendistribusian
beras bersubsidi sebanyak 180
kg/RTS per tahun atau setara
dengan 15 kg/bulan dengan
harga tebus Rp.1.600 per
kilogram netto dititik distribusi.
Masyrakat merasa terbantu
dengan adanya program Rastra
ini karena harganya yang jauh
lebih murah dengan harga beras
yang dijual dipasaran, tetapi
yang sering terjadi yaitu Rastra
yang turun akhir-akhir ini tidak
setiap 1 bulan sekali melainkan
3 bulan sekali. Lurah tidak
mempunyai kepentingan apapun
baik itu kepentingan pribadi
atau pun kepentingan Kelurahan
dalam penyaluran beras Rastra.
Lurah sebagai
penenggungjawab dalam
pelaksanaan penyaluran Ratsra
mulai dari titik distribusi hingga
sampai ke RTS-PM Rastra.
b. Analisis Tipe manfaat
Berdasarkan pernyataan
diatas analisis peneliti adalah
program Rastra ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat
miskin, mereka dapat membeli
beras untuk mencukupi
kebutuhan pokoknya yaitu beras
denagn harga yang murah,
program Rastra ini sangat
membantu RTS-PM untuk
mengurangi beban rumah tangga
mereka. Dan dengan digulirkan
nya program Rastra ini dapat
meningkatkan kesejahteraan
warga miskin, Jika warga
miskin dapat membeli beras
berarti mereka dapat
kesejahteraan karena kebutuhan
pangan pokok mereka terpenuhi.
Harga beras yang mahal
membuat warga miskin tidak
dapat membeli beras, akibatnya
banyak warga yang kelaparan,
dengan digulirkannya program
Rastra yaitu beras bersubsidi
dari Pemerintah, warga miskin
tersebut dapat membeli beras
karena harga Rastra hanya Rp.
1600/Kg bersi dititik distribusi.
Warga RT 01 merasa
terbantu dengan digulirkannya
program Rastra tersebut, karna
baban RTS-PM berkurang,
meskipun jatah Rastra yang
didapat 3 bulan sekali. Mata
pencaharian masyarakat di RT
01 mayoritas nelayan yang tidak
bisa mendapat penghasilan yang
tetap. Oleh karena itu jika tidak
melaut maka masyarkat RT 01
kesulitan untuk memenuhi
kebutuhannya, dan yang
mendapat Rastra di RT 01
adalah orang-orang yang sudah
lanjut usia.
c. Analisis Derajat perubahan
yang ingin dicapai
Analisis peneliti dari
pernyataan diatas adalah dengan
digulirkannya program Rastra
ini Pemerintah mengharapkan
masyarakat miskin sejahtera dan
meningkat hidupnya. Jika sektor
pertanian meningkat maka
ekonomi pedesaan berkembang
dan stabilitas ekonomi nasional
akan naik. Ketahanan pangan
adalah ketersediaan pangan dan
kemempuan seseorang untuk
mengaksesnya. Sebuah rumah
tangga dikatakan memiliki
ketahanan pangan jika
penghuninya tidak berada dalam
kondisi kelaparan atau dihantui
kelaparan.
Ketahanan pangan
merupakan ukuran kelentingan
terhadap gangguan pada masa
depan atau ketiadaan suplai
pangan akibat berbagai factor
seperti kekeringan,
ketidakstabilan ekonomi, dan
sebagainya. World Health
Organization mendefinisikan
tiga komponen utama ketahanan
pangan, yaitu ketersediaan
pangan, akses pangan, dan
pemanfaatan pangan.
d. Analisis Letak pengambilan
keputusan
Analisa peneliti dari
pertanyaan diatas adalah Bahwa
Lurah Tembeling Tanjung sudah
bertindak tegas agar lebih
meningkatkan kinerjanya selaku
pelaksana distribusi karena
Lurah adalah penanggung jawab
adalah pendistribusian Rastra di
wilayah Kelurahan Tembeling
Tanjung, selain itu Lurah
bertanggung jawab dalam
penyelesaian pembayaran harga
pokok beras, serta administrasi
Distribusi Rastra.
Jika terjadi kemacetan
pembayaran Rastra Lurah harus
cek ke lapangan dimana
pembayaran yang susah. Dan
Lurah Tembeling harus
membicarakan hal ini dengan
forum RT di Kelurahan
Tembeling Tanjung, agar titik
permasalahan macetnya
pembayaran Rastra bisa
ditemukan, dan dihasilkan solusi
yang baik. Jika ada RT yang
tidak dapat menyetor uang
pembayaran Rastra nya agar
bisa diganti dengan yang lain.
e. Analisis Pelaksana program
Analisa Peneliti Terkait hasil
wawancara diatas bahwa dalam
pelaksanaan Pendistribusian
Rastra di Kelurahan Tembeling
Tanjung seluruh unsur aparatur
Pemerintah ikut berpartisipasi
dan terlibat dari tingkat
Kabupaten, Kecamatan dan
Kelurahannya sendiri. Program
Rastra ini bukan program yang
gampang karena banyak
melibatkan stakeholder.
Kelurahan Tembeling
Tanjung selaku pelaksana
distribusi di tingkat Kelurahan
Tembeling Tanjung memiliki
wewenang untuk
mendistribusikan Rastra kepada
RTS-PM, dan pembayaran
Rastra serta Administrasinya
merupakan tanggungjawab
Lurah sepenuhnya, apabila
terjadi keterlambatan
pembayaran Rastra seperti
sekarang, seharusnya Lurah
Tembeling Tanjung
mengadakan rapat dan
mempertanyakan setoran dari
tiap-tiap RT, dari situ akan
terlihat RT dan RW dimana saja
yang belum melunasi
pembayarannya.
f. Analisis Sumber daya yang
digunakan
Analisis peneliti dari
pernyataan diatas adalah
Sumber daya aparatur dari
pemerintah sangat menentukan
sukses atau tidaknya suatu
kebijakan. Aparatur Kelurahan
harus memiliki rasa tanggung
jawab terhadap program
Pemerintah atau Rastra yang
bersentuhan langsung dengan
masyrakat ini. Sebagai
pelaksana distribusi Kelurahan
harus memilih aparatur-aparatur
yang memiliki loyalitas dan
dedikasi yang tinggi dan mampu
menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan kepadanya, karena
Implementasi Rastra ini adalah
Program dari Pemerintah Pusat
untuk warga miskin yamg
mebutuhkan beras bersubsidi.
a. AnalisisKekuasan,Kepentinga
n-kepentingan dan strategi
dari actor yang terlibat
Analisa dari peneliti adalah
Pengawasan sangat baik
dilakukan dalam Implementasi
suatu kebijakan, sebuah
kebijakan jika tidak diawasi
akan menghasilkan program
yang gagal. Jika program sudah
berjalan maka program tersebut
harus dievaluasi, secara umum
evaluasi kebijakan dapat
dikatakan sebagai kegiatan yang
menyangkut substansi dan
implementasi dampak. Dalam
hal ini evaluasi dipandang suatu
kegiatan fungsional, artinya
evaluasi kebijakan tidak hanya
dilakukan pada tahap akhir saja
melainkan dilakukan dalam
sebuah proses kebijakan, dengan
demikian evaluasi kebijakan
dapat meliputi tahap perumusan
masalah-masalah kebijaksanaan,
program-program yang
diusulkan untuk menyelesaikan
masalah kebijakan,
implementasi maupun tahap
dampak kebijakan.
b. AnalisisKarakteristik
Lembaga Rezim yang
berkuasa
Analisis peneliti dari
pernyataan diatas adalah
Sebagai pengambil keputusan,
seorang pemimpin harus tegas
dalam mengambil keputusan,
mengontrol setiap program yang
sedang berjalan dan tegas
menerapkan peraturan kepada
aparatur dilingkungan kerjanya.
Jika sering terjadi keterlambatan
pembayaran Rastra oleh RTS-
PM aparat kelurahan harus
mengambil keputusan dengan
tegas agar RTS-PM bisa
membayar uang Rastra dengan
tepat waktu yang telah
ditentukan. Memberikan sanksi
yang tegas bertujuan
memberikan efek jera kepada
RTS-PM agar kedepan
pembayaran Rastra bisa lancar
agar Rastra bisa turun setiap
sebulan sekali sesuai dengan
yang diharapkan RTS-PM agar
kesejahteraan mereka terpenuhi.
c. Analisis Tingkat Kepatuhan
dan Adanya Respon dari
pelaksana
Analisis peneliti adalah Jika
dianalisa jawaban dari Lurah
Tembeling Tanjung tersebut
menjelaskan bahwa penyebab
keterlambatan pembayaran
Rastra di wilayah Kelurahan
Tembeling Tanjumg disebabkan
oleh Ekonomi masyarakatnya
yang kekurangan, dan aparatur
Kelurahan Tembeling Tanjung
sudah bekerja dengan optimal.
Masyarakat RTS-PM sangat
mengharapkan kualitas Rastra
yang diperbaiki karena yang
selama ini terjadi mereka sering
menerima Rastra dengan
kualitas sangat Rendah dan
tidak layak untuk dikonsumsi.
Perum Bulog harus
mementingkan kesejahteraan
masyarakat juga, tidak hanya
mementingkan keuntungan
perusahannya.
V. KESIMPULAN
Berdasrkan analisis
mengenai Implementasi
Program Rastra Di Kelurahan
Tembeling Tanjung Kecamatan
Teluk Bintan Kabupaten Bintan
diatas, menurut analisis peneliti
bahwa implemntasi program
Rastra di Kelurahan Tembeling
Tanjung proses pelaksanaan
program telah sesuai dengan
mekanisme perencanaan dan
pelaksanaan yang diberikan oleh
pemerintah pusat melalui
Menteri Perekonomian dan
Kesejahteraan Rakyat, dan
dituangkan dalam buku petunjuk
teknis atau buku pedoman
Rastra yang telah dipaparkan
oleh penulis. Secara teknis
proses pelaksanaan,
pendistribusian Rastra di
Kelurahan Tembeling Tanjung
sudah sesuai dengan aturan yang
ditentukan, namun pelaksanaan
pembayaran RTS-PM nya
mengalami keterlambatan
pembayaran, hambatannya yaitu
dari factor ekonomi RTS-PM
yang rendah.
Implementasi program Rastra
di Kelurahan Tembeling
Tanjung diukur oleh tingkat
implementasi Content Of Policy
yaitu Isi Kebijakan dan Context
Of Policy yaitu Keluaran
Kebijakan. Untuk isi kebijakan
sendiri yang terdiri dari
kepentingan yang
mempengaruhi, tipe manfaat,
derajat perubahan yang ingin
dicapai menurut peneliti sudah
sesuai, dan dapat dijadikan
pendukung dalam suatu
kebijakan untuk
mengimplemntasikan, hanya
saja untuk indicator letak
pengambilan keputusan, sumber
daya yang digunakan, strategi
dari actor yang terlibat,
karakteristik dari lembag dan
rezim yang berkuasa, serta
tingkat kepatuhan dan respon
dari pelaksana menurut penulis
belum cukup mendukung
terhadap implementasi tersebut.
Diharapkan kepada aparatur
Kelurahan Tembeling Tanjung
dapat memperbaiki
implementasi program Rastra
diwilayah kerjanya, agar
permasalahan-permasalahan
dalam program Rastra tersebut
dapat segera diselesaikan
sehingga RTS-PM Kelurahan
Tembeling Tanjung dapat
menerima Rastra rutin setiap
bulannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2014. Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta
Abdul Wahab, Solihin. 2005, Analisa Kebijaksanaan, dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara, Jakarta : Bumi Aksara
Anderson, James, A. 1997, Public Policy Making Third Edition, USA, PenerbitHoughton Miffin Company
Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dunn, William N. 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.
(Diterjemahkan oleh: Samodra Wibawa.dkk.) Yogyakarta: Gaja MadaUniversity Pres.
Dwidjowijoto, Riant Nugroho, 2007, Analisis Kebijakan, Jakarta: PT Gramedia
Parsons, Wayne. 2005, Public Policy: Pengantar Teori & Praktik Analisis Kebijakan, Jakarta : Kencana
Safrony, Ladzy. 2012, Manajemen & Reformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta : Aditya Media Publishing
Sugiyono. 2014, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta
Winarto, Budi. 2013, Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus, Yogyakarta: CAPS(Center of Academic Publishing Service)