VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap...

37
VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) GUNUNG MEJA 6.1. Pasar Wisata Alam dan Elastisitas Permintaan Untuk menganalisis kesesuaian dan pengembangan kegiatan wisata alam berkelanjutan di TWA Gunung Meja, diperlukan analisis pasar yaitu analisis supply dan analisi demand. Analisis Supply (penawaran) adalah inventarisasi informasi mengenai potensi wisata yang dapat dikembangkan serta faktor pendukungnya. Sedangkan Analisis Demand (Permintaan) adalah inventarisasi informasi mengenai permintaan yang diperoleh dari para wisatawan dan masyarakat setempat baik berupa materiil maupun non materiil. 6.1.1. Penawaran Wisata Alam Penawaran wisata alam TWA Gunung Meja terdiri dari Estetika, Sumberdaya hayati berupa potensi flora dan fauna, Situs Bersejarah berupa Tugu Jepang dan Goa Jepang serta didukung oleh fasilitas penunjang berupa aksesibilitas yang mudah dan akomodasi yang tersedia. a. Estetika Kawasan TWA Gunung Meja Kota Manokwari memiliki keunggulan alami karena secara geografis mempunyai panorama dengan keindahan alam yang sangat unik.Terletak sepanjang pantai Teluk Doreri dan dihiasi dua pulau kecil yaitu Pulau Mansinam dan Pulau Lemon didepannya. Estetika kawasan TWA Gunung Meja terbentuk atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang nampak dipagari hijauan pepohonan, tebing yang terjal dan curam membentuk suatu gugusan bukit yang indah dan gagah perkasa. Kawasan TWA Gunung Meja yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Manokwari merupakan salah satu objek wisata pegunungan Manokwari yang potensial untuk dikembangkan. Keunggulan dan keunikan ini semakin diperkuat oleh karakteristik fisiografi lahan Gunung Meja yang melatarbelakangi kota, merupakan jajaran pegunungan elevasi tertinggi 117 meter di atas permukaan laut yang di beberapa sisinya terbing yang terjal dan lereng yang curam menampakkan panorama alam yang indah. Panorama yang sama jika kita berada salah satu sisi tertinggi di kawasan sejauh mata memandang tampak

Transcript of VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap...

Page 1: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

VI. ANALISIS EKONOMI

TAMAN WISATA ALAM (TWA) GUNUNG MEJA

6.1. Pasar Wisata Alam dan Elastisitas Permintaan

Untuk menganalisis kesesuaian dan pengembangan kegiatan wisata alam

berkelanjutan di TWA Gunung Meja, diperlukan analisis pasar yaitu analisis

supply dan analisi demand. Analisis Supply (penawaran) adalah inventarisasi

informasi mengenai potensi wisata yang dapat dikembangkan serta faktor

pendukungnya. Sedangkan Analisis Demand (Permintaan) adalah inventarisasi

informasi mengenai permintaan yang diperoleh dari para wisatawan dan

masyarakat setempat baik berupa materiil maupun non materiil.

6.1.1. Penawaran Wisata Alam

Penawaran wisata alam TWA Gunung Meja terdiri dari Estetika,

Sumberdaya hayati berupa potensi flora dan fauna, Situs Bersejarah berupa Tugu

Jepang dan Goa Jepang serta didukung oleh fasilitas penunjang berupa

aksesibilitas yang mudah dan akomodasi yang tersedia.

a. Estetika Kawasan TWA Gunung Meja

Kota Manokwari memiliki keunggulan alami karena secara geografis

mempunyai panorama dengan keindahan alam yang sangat unik.Terletak

sepanjang pantai Teluk Doreri dan dihiasi dua pulau kecil yaitu Pulau Mansinam

dan Pulau Lemon didepannya. Estetika kawasan TWA Gunung Meja terbentuk

atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi

latar belakang kota yang nampak dipagari hijauan pepohonan, tebing yang terjal

dan curam membentuk suatu gugusan bukit yang indah dan gagah perkasa.

Kawasan TWA Gunung Meja yang berbatasan langsung dengan wilayah

Kota Manokwari merupakan salah satu objek wisata pegunungan Manokwari

yang potensial untuk dikembangkan. Keunggulan dan keunikan ini semakin

diperkuat oleh karakteristik fisiografi lahan Gunung Meja yang melatarbelakangi

kota, merupakan jajaran pegunungan elevasi tertinggi 117 meter di atas

permukaan laut yang di beberapa sisinya terbing yang terjal dan lereng yang

curam menampakkan panorama alam yang indah. Panorama yang sama jika kita

berada salah satu sisi tertinggi di kawasan sejauh mata memandang tampak

Page 2: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

76

panorama laut dengan pantai pasir putih dan pantai karang dipadu hijaunya

pegunungan yang mengelilinginya. Nilai estetika tersebut akan lebih

mengagumkan lagi bila dinilai dari tepi hutan, keanekaragaman serta

keendemikan flora-fauna yang merupakan keterwakilan tipe hutan tropis dataran

rendah yang hampir dijumpai di sepanjang pantai utara pulau New Guinea.

Keunikan-keunikan tersebut menjadi daya tarik bagi penjelajah alam dan

pemerhati lingkungan untuk menguak rahasia alam ini. Daya tarik ini akan

semakin tinggi jika dipadukan dengan nilai sejarah yang terkandung dalam

kawasan ini, karena Gunung Meja merupakan saksi sejarah dari jaman Belanda,

Jepang dan Sekutu dalam masa penjajahan di Tanah Papua (Potret TWA Gunung

Meja, 2004).

Potensi estetika tersebut menjadi dasar utama dalam menetapkan Gunung

Meja sebagai salah satu kawasan pelestarian alam di Manokwari dengan fungsi

utama Wisata Alam. Keunggulan dan keunikan potensi alam inilah yang perlu

ditumbuhkembangkan untuk memperkaya nilai kepariwisataan sebagai salah satu

upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah serta penunjuang kebutuhan hidup

masyarakat.

b. Potensi Kawasan

1. Potensi Hayati

Flora

Flora yang terdapat di kawasan TWA Gunung Meja cukup beragam baik

jenis maupun jumlahnya. Komposisi flora pada kawasan ini berdasarkan hasil

kompilasi dari berbagai sumber data dalam Potret TWA Gunung Meja (2004),

maka dapat dikelompokkan sebagai berikut :

• Tumbuhan Semak, Perdu dan Herba

• Tumbuhan Liana dan Rotan

• Tumbuhan Anggrek

• Tumbuhan Paku-pakuan

• Tumbuhan Bambu dan Palem

• Tumbuhan berkayu (alami dan binaan)

Page 3: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

77

Keadaan flora pada kawasan TWA Gunung Meja berdasarkan hasil

penelusuran data dan informasi yang diperoleh dari Potret TWA Gunung Meja

(2004) diketahui bahwa kawasan ini memiliki kekayaan flora sebagai berikut :

a. Kelompok tumbuhan Anggrek sebanyak 6 jenis, yaitu : Dendrobium

b.falce, Dendrobium schulleri, Dendrobium smilliae, Gramathophyllum

scriptum, Gramathophyllum speciosum dan Spathoglotis plicata.

b. Kelompok tumbuhan palem sebanyak 7 jenis, yaitu Areca macrocalyx,

Arenga macrocarpa, Carryota rumphiana var. papuana, Gronophyllum

pinangoides, Gulubia costata, Licuala sp dan Rhopaloblaste sp.

c. Kelompok tumbuhan rotan sebanyak 3 jenis, yaitu : Calamus keyensis,

Calamus holrungii dan Khortalsia zippelii.

d. Kelompok tumbuhan paku-pakuan sebanyak 35 jenis

e. Kelompok tumbuhan berkayu yang teridentifikasi sebanyak 88 jenis,

diantaranya didominasi oleh Pometia spp, Intsia spp, Dracontomelum

edule, Canaga odorata, Alstonia spp, Callophyllum spp,

Pimeliodendron sp, Macaranga sp dan Elaeocarpus sp.

Klasifikasi dan peninjauan lapangan ke kawasan yang dilakukan oleh tim

fasilitasi kerja penyusun Potret TWA Gunung Meja dalam Potret TWA Gunung

Meja (2004), menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah jenis kelompok

tumbuhan palem, paku-pakuan dan anggrek dalam kawasan sebagai akibat

pengambilan tanaman hutan secara liar untuk digunakan sebagai penghias taman,

rumah dan juga untuk diperdagangkan.

Adapun jenis-jenis pohon yang ditanam pada kawasan TWA Gunung Meja

dalam bentuk matriks disajikan pada tabel berikut.

Tabel 11. Jenis Pohon Hasil Penanaman Hutan pada TWA Gunung Meja

Jenis Pohon Tahun Tanam

Luasan (Ha)

Jarak Tanam (m)

Potensi (m³/Ha)

Tectona grandis 1958 2,5 2 x 3 42,30 Pometia spp. 1958 1,2 17,84 Koordersiodendron pinnatum 1960 2,7 2 x 5 29,339 Palaqium amboinensis 1961 7,6 2 x 5 34,00 Calophyllum inophyllum 1961 7,8 2 x 5 19,18 Tectona grandis 1970 3,0 2 x 3 31,60 Araucaria cuninghamii 1970 2,0 2 x 3 19,60

Sumber : Potret TWA Gunung Meja (2004)

Page 4: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

78

Fauna

Fauna yang terdapat dalam kawasan Gunung Meja berdasarkan kompilasi

dari berbagai sumber data dalam Potret TWA Gunung Meja (2004), maka dapat

dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu:

• Golongan Mamalia

• Golongan Reptilia

• Golongan Aves

Lebih lanjut menurut Potret TWA Gunung Meja (2004), eksplorasi dan

identifikasi kehidupan satwa pada kawasan TWA Gunung Meja berdasarkan

catatan sejarah telah dilakukan sejak abad 18, yaitu oleh seorang naturalis besar

abad 19 Afred Rusell Wallace, peneliti ini pada tahun 1858 mendarat di sisi

selatan kawasan Gunung Meja untuk mengidentifikasi beberapa jenis serangga

sebagai halotype.

Golongan aves merupakan salah satu kekayaan fauna yang cukup beragam

jenis dan jumlahnya di kawasan Gunung Meja. G. F. Mess seorang peneliti

Belanda pada tahun 1950an mencatat bahwa kawasan ini memiliki 34 jenis

burung dan 11 jenis diantaranya jenis lokal khas Manokwari. Selain itu, Gatot

Dwiyanto pada tahun 1995 mencatat bahwa terdapat 15 famili golongan aves yang

terdiri dari 14 jenis endemis dan 21 jenis non endemis. Tahun 1996 Bambang Th.

Hariadi dan M. Jen Wajo (UNIPA) mencatat bahwa kawasan ini memiliki 22

famili yang terdiri dari 43 jenis burung, jenis burung yang dicatat oleh Mess

sebelumnya yang dijumpai ± 9 jenis burung. Selain itu, terdapat banyak jenis

serangga dalam kawasan ini (Potret TWA Gunung Meja, 2004).

Golongan reptil yang dijumpai dalam kawasan ini berdasarkan laporan

Gatot Murwanto (1995) dalam Potret TWA Gunung Meja (2004) adalah kadal

ekor biru (Emoia eaeruleocauda), kadal lidah biru (Tiliqua scincoides), kadal

paying (Chlamydosaurus kingie), ular patola (Chondrophyton viridis), biawak dan

tiblotus papua. Lebih lanjut Triantoro R.G.N. dan Pujo Setio (2002) menemukan

sebanyak 11 jenis ular yaitu Leiphyton albertisii, Morelia viridis, Dendrelaphis

punctualis, Tropidonophis multiscutellatus, stegonatus parvus, Boiga irregularis,

Achanthopis cf antarictus, Achanthopis cf praelongus dan Furina tristis.

Page 5: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

79

2. Potensi Non Hayati

Ada beberapa potensi alam yang dapat dijadikan unggulan wisata di TWA

Gunung Meja, yaitu :

Tugu Jepang

Di dalam kawasan TWA Gunung Meja terdapat suatu monumen bersejarah

pada masa penjajahan Jepang. Monumen tersebut dikenal dengan nama Tugu

Jepang. Tugu Jepang merupakan tugu peringatan pendaratan dan pendudukan

tentara Jepang di Manokwari. Potensi situs ini menjadi daya tarik tersendiri bagi

warga negara Jepang, karena memiliki sejarah bagi bangsa mereka.Selain objek

wisata berupa tugu, dari lokasi tugu dapat dinikmati pemandangan lepas Kota

Manokwari yang menawan. Namun saat ini keberadaa Tugu Jepang sangat

memprihatinkan karena tidak ada pemeliharaan oleh pemerintah.

Goa Alam

Di dalam Kawasan TWA Gunung Meja ditemukan 19 goa alam dan 4

diantaranya merupakan goa berukuran besar dan berpotensi sebagai objek wisata.

Goa-goa tersebut umumnya menyebar di sepanjang tebing karang pada sisi

Kawasan Selatan. Goa alam ini sangat unik karena menjadi tempat tinggal hewan

malam seperti kelelawar dan binatang melata yang unik seperti cicak belang

(lizards). Kelelawar tidur siang hari dengan bergantung pada dinding-dinding

Kristal gua serta terbang keluar di malam hari untuk mencari makan.

c. Kriteria Penunjang Pengembangan Ekowisata di TWA Gunung Meja

1. Aksesibilitas

Untuk menuju lokasi TWA Gunung Meja tidak sulit karena mempunyai

aksesibilitas yang tinggi karena TWA Gunung Meja terletak di pusat kota dengan

keadaan jalan yang baik sehingga mudah dijangkau dengan berbagai kendaraan,

baik roda dua maupun roda empat. Untuk masuk ke dalam kawasan TWA Gunung

Meja ada dua alternatif, yaitu masuk melewati daerah Sarinah yang berjarak ± 3

km dari pusat kota dan melewati darah Amban yang berjarak ± 4 km dari pusat

kota.

Untuk mencapai daerah Sarinah dapat menggunakan angkutan umum arah

Kota namun angkutan umum hanya sampai ke pertigaan antara Brawijaya-

Kampung Ambon Atas-Ayambori, sehingga untuk mencapai pintu masuk TWA

Page 6: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

80

Gunung Meja harus berjalan kaki ± 100 meter dengan kondisi jalan yang aspal

menanjak dengan lebar 3 meter. Sementara untuk masuk ke dalam kawasan TWA

Gunung melalui daerah Amban, dapat menggunakan Angkutan Umum arah

Amban namun hanya sampai pada Jalan Raya (Kantor Polisi Sektor Amban)

sehingga untuk mencapai daerah TWA Gunung Meja harus berjalan kaki ± 300

meter melewati Perumahan Dosen dan Asrama Mahasiswa dengan kondisi jalan

yang baik dengan lebar jalan 2 meter.

2. Akomodasi

Sejalan dengan berkembangnya Manokwari sebagai ibukota Provinsi Papua

Barat, maka pembangunan perhotelan di daerah ini meningkat. Adapun hotel yang

terletak dekat dengan kawasan TWA Gunung Meja adalah Hotel Mangga, Hotel

Billy, Hotel Mokwam, Hotel Metro, Hotel Triton dan Swiss-bel Hotel. Selain itu

ada 2 losmen yang terletak tepat di bawah kaki Gunung yang sering diijadikan

tempat menginap para wisatawan asing yaitu Losmen Kagum dengan kapasitas 9

kamar dengan harga Rp.250.000 – Rp. 280.000,- per malam dan Losmen YAT

(Yayasan Alternatif Turis) dengan kapasitas 5 kamar dengan harga yang sama per

malam. Kedua losmen tersebut sangat direkomendasikan bagi para wistawan

asing yang akan berkunjung ke TWA Gunung Meja karena para karyawan kedua

losmen tersebut adalah masyarakat setempat, disamping itu kedua losmen tersebut

sangat dekat dengan pintu masuk TWA Gunung Meja dan juga menawarkan

pemandu wisata lokal.

6.1.2. Permintaan Wisata Alam

Permintaan wisata alam terhadap TWA Gunung Meja dilihat dari tujuan

kunjungan, alasan kunjungan, ketersediaan informasi serta persepsi wisatawan

terhadap kondisi TWA Gunung Meja.

Permintaan wisata alam sangat didukung oleh banyak faktor selain potensi

wisata yang ditawarkan TWA Gunung Meja, misalnya pendidikan, pendapatan,

biaya dan sebagainya. Selain itu, permintaan juga diperlukan untuk mengetahui

minat wisatawan yang diwujudkan dalam bentuk tujuan wisata atau jenis kegiatan

wisata yang dilakukan, mudah dijangkau dan biaya yang dikeluarkan.

Page 7: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

81

a. Tujuan Kunjungan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 47 wisatawan yang

berkunjung di TWA Gunung Meja, tujuan dari kegiatan wisatawan adalah

menikmati pemandangan alam, kunjungan ke Situs Bersejarah berupa Tugu dan

Goa Jepang, pendidikan/penelitian serta pengamatan flora dan fauna. Secara rinci

disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 12. Tujuan Utama Kegiatan Wisata Alam oleh Wisatawan

Tujuan Jumlah % Kunjungan Situs Bersejarah 15 31,91 Hiking 11 23,40 Menikmati Panorama Alam 8 17,02 Caving 6 12,77 Pengamatan Flora dan Fauna 4 8,51 Pendidikan/Penelitian 3 6,38

Sumber : Data diolah (2011) Tabel 12 menunjukkan bahwa tujuan utama kegiatan wisata alam tertinggi

dari wisatawan adalah kunjungan ke Situs bersejarah (Tugu Jepang) yaitu

sebanyak 31,91 persen. Tujuan wisatawan berikutnya yang berkunjung ke TWA

Gunung Meja adalah Hiking yaitu 23,40 persen. TWA Gunung Meja menjadi

tempat Hiking yang menarik bagi kelompok pemuda dan remaja Gereja,

kelompok pemuda pecinta alam serta beberapa Sekolah seperti SMP Negeri 1,

Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan

Pariwisata. Selain itu, beberapa fakultas pada Universitas Negeri Papua (UNIPA)

seperti Fakultas Kehutanan, Fakultas MIPA dan Fakultas Ekonomi juga

melakukan hiking dan pengamatan flora fauna di TWA Gunung Meja. Tujuan

wisatawan berikutnya adalah wisatawan yang hanya sekedar menikmati panorama

alam atau photo hunting pemandangan Kota Manokwari, laut biru, dua pulau yang

ada di depan Kota Manokwari yaitu sebanyak 17,02 persen. Berikutnya adalah

tujuan wisata untuk caving atau perjalanan ke Goa alam yaitu sebanyak 12,77

persen. Tujuan wisata berikutnya adalah pengamatan flora dan fauna yaitu 8,51

persen, diikuti oleh tujuan wisata pendidikan/penelitian yaitu sebesar 6,38 persen

yang dilakukan oleh Mahasiswa yang sedang melakukan penelitian ataupun

survei.

Page 8: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

82

b. Alasan Kunjungan

TWA Gunung Meja merupakan satu-satunya wisata gunung yang terletak di

tengah Kota Manokwari dengan panorama yang indah dan alami serta merupakan

saksi sejarah Perang Dunia II. Alasan permintaan wisata terhadap TWA Gunung

Meja antara lain karena potensi alam yang indah, lingkungan yang sepi dan alami,

peninggalan sejarah, jarak yang dekat dan biaya yang murah.Secara rinci disajikan

pada tabel 13 di bawah ini.

Tabel 13. Alasan Kunjungan Wisatawan ke TWA Gunung Meja

Alasan Kunjungan Jumlah % Potensi Alam yang Indah 47 100 Lingkungan yang sepi dan alami 42 89.36 Peninggalan Sejarah 21 44,68 Jarak yang Dekat 8 17.02 Biaya yang Murah 7 14.89

Sumber : Data diolah (2011) Tabel 13 menunjukkan bahwa alasan tertinggi wisatawan berkunjung ke

TWA Gunung Meja adalah potensi alam yang indah, yaitu 100 persen dengan kata

lain alasan utama kunjungan dari seluruh responden adalah karena potensi alam

TWA Gunung Meja yang indah baik potensi alam dalam kawasan maupun luar

kawasan yang bisa dinikmati wisatawan dari TWA Gunung Meja. Alasan kedua

dari kunjungan ke TWA Gunung Meja adalah karena lingkungan TWA Gunung

Meja yang masih sepi dan alami sebesar 89,36 persen. Alasan berikutnya adalah

karena ada peninggalan sejarah berupa Tugu Jepang dan Goa Jepang dalam

kawasan yaitu sebesar 44,68 persen. Jarak yang dekat merupakan alasan

berikutnya dari wisatawan untuk berkunjung yaitu sebesar 17,02 persen karena

kawasan TWA Gunung Meja serta akses masuk ke dalam kawasan yang dekat

dengan Kota Manokwari. Alasan kunjungan berikutnya adalah biaya yang murah

sebesar 14,89 persen, karena untuk sampai ke kawasan TWA Gunung Meja

wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar.

c. Ketersediaan Informasi Tempat Wisata

Sebelum berkunjung ke TWA Gunung Meja perlu adanya informasi yang

jelas mengenai kawasan tersebut. Berdasarkan survei yang dilakukan asal

informasi mengenai keberadaan TWA Gunung Meja berasal dari teman, keluarga,

organisasi dan internet. Seraca rinci disajikan pada Tabel 14 berikut.

Page 9: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

83

Tabel 14. Ketersediaan Informasi mengenai TWA Gunung Meja

Asal Informasi Jumlah % Teman 34 72.34043

Keluarga 9 19.14894 Organisasi 2 4.255319

Internet 2 4.255319 Total 47 100

Sumber : Data diolah (2011) Berdasarkan tabel 14 terlihat bahwa asal informasi yang diperoleh para

wisatawan mengenai keberadaan TWA Gunung Meja tertinggi adalah berasal dari

teman yaitu sebesar 72,34 persen, berasal dari keluarga sebesar 19,15 persen,

berasal dari organisasi maupun internet masing-masing 4,26 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa informasi objek wisata alam TWA Gunung Meja dari

publikasi atau promosi masih sangat minim.

d. Penilaian Wisatawan terhadap Kondisi TWA Gunung Meja

Penilaian wisatawan terhadap kondisi objek wisata sangat penting dalam

analisis demand wisata, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat kunjungan ke kawasan wisata. Dalam penelitian ini, penilaian wisatawan

terhadap keberadaan TWA Gunung Meja yang dinilai adalah penilaian terhadap

Kondisi fisik, jalan dalam kawasan, kondisi lalu lintas, pemandangan alam,

keamanan dan fasilitas umum yang tersedia di dalam kawasan. Secara lengkap

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 10: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

84

Tabel 15. Penilaian Wisatawan terhadap Kondisi TWA Gunung Meja

Penilaian Responden Kriteria Jumlah % Kondisi Fisik Baik 40 85.106 Cukup Baik 7 14.894 Jalan dalam Kawasan Baik 0 0.000 Tidak Baik 47 100.000 Kondisi Lalu Lintas Macet 0 0.000 Tidak Macet 47 100.000 Pemandangan Alam Sangat Indah 38 80.851 Indah 9 19.149 Kurang Indah 0 0.000 Keamanan Aman 29 61.702 Cukup Aman 14 29.787 Kurang Aman 4 8.511 Fasilitas Umum Lengkap 0 0.000 Tidak Lengkap 47 100.000

Sumber : Data diolah (2011)

Tabel 15 menunjukkan bahwa penilaian wisatawan terhadap kondisi fisik

TWA Gunung Meja 85,11 persen menilai masih dalam keadaan baik dan 14,89

persen menilai cukup baik. Penilaian wisatawan terhadap jalan dalam kawasan

TWA Gunung Meja adalah 100 persen dalam keadaan yang tidak baik, karena

hingga saat ini belum ada perbaikan jalan oleh pihak yang bertanggung jawab.

Untuk kondisi lalu lintas menuju ke kawasan TWA Gunung Meja baik melalui

daerah Sarinah maupun daerah Amban, 100 persen wisatawan menilai baik yaitu

tidak macet. Penilaian wisatawan terhadap pemandangan alam menunjukkan

80,85 persen menilai sangat indah dan sisanya yaitu 19,15 persen menilai indah.

Untuk keamanan dalam kawasan TWA Gunung Meja, 61,07 persen wisatawan

menilai aman, 29,79 persen menilai cukup aman dan 8,51 persen menilai tidak

aman. Penilaian wisatawan terhadap ketersediaan fasilitas umum dalam kawasan

TWA Gunung Meja menunjukkan 100 persen wisatawan menilai tidak lengkap.

Hal ini dikarenakan belum tersedianya fasilitas umum di dalam kawasan seperti

MCK, tempat parkir, pos keamanan, tempat sampah dan fasilitas lainnya yang

mendukung kegiatan wisata, sementara pos informasi yang tersedia tidak

berfungsi dan saat ini dalam keadaan yang rusak.

Sejauh ini kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Meja hanya terbatas pada

kunjungan wisata semata belum berkaitan dengan konservasi lingkungan, hal ini

Page 11: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

85

terlihat dari rendahnya penghargaan pengunjung terhadap lingkungan misalnya

dengan masih membuang sampah dalam kawasan. Dalam pengembangan wisata

alam, selain dengan pembatasan jumlah wisatawan juga perlu adanya pemberian

pemahaman yang jelas terhadap wisatawan untuk menjaga lingkungan dan

sumberdaya alam dalam kawasan wisata alam sebagai bentuk konservasi.

6.1.3. Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan menunjukkan sejauh mana jumlah permintaan atau

kunjungan wisatawan merespon perubahan harga dalam hal ini perubahan biaya

perjalanan. Permintaan disebut elastis jika jumlah kunjungan merespon perubahan

biaya perjalanan, sebaliknya disebut inelastis jika jumlah kunjungan tidak

merespon perubahan biaya perjalanan.

Pengukuran elastisitas permintaan atau jumlah kunjungan ke TWA Gunung

Meja diukur berdasarkan kegiatan utama wisata alam, dengan prinsip untuk

memprediksi kegiatan wisata utama di TWA Gunung Meja yang sangat berekasi

atau merespon perubahan biaya perjalanan yang dikeluarkan. Adapun rumus

elastisitas permintaan dapat ditulis sebagai berikut :

𝐄 =𝚫 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧

𝚫 𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧

atau

𝐄 =

𝐐𝟐 − 𝐐𝟏𝐐𝟏 𝐱 𝟏𝟎𝟎

𝐏𝟐 − 𝐏𝟏𝐏𝟏 𝐱 𝟏𝟎𝟎

di mana :

Q1 = Jumlah kunjungan terendah pada 1 tahun terakhir

Q2 = Jumlah kunjungan tertinggi pada 1 tahun terakhir

P1 = Biaya perjalanan pada jumlah kunjungan terendah

P2 = Biaya perjalanan pada jumlah kunjungan tertinggi

Berdasarkan rumus di atas, maka perhitungan elastisitas permintaan

berdasarkan kegiatan utama wisata alam secara rinci dijabarkan pada tabel berikut

:

Page 12: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

86

Tabel 16. Elastisitas Permintaan Wisata Alam TWA Gunung Meja berdasarkan Kegiatan Utama Wisata

No. Kegiatan Utama Wisata Alam

Jumlah Kunjungan

(Q)

Biaya Perjalanan

(P) %ΔQ %ΔP Elastisitas

1. Hiking

2 Rp. 195.000,- 100 (62,56) (1,60) 4 Rp. 73.000,- 2. Menikmati panorama/

Photo Hunting 2 Rp. 80.000,- 200 (18,75) (10,67)

6 Rp. 65.000,- 3. Penelitian/

studi banding 2 Rp. 92.000,- 150 (21,20) (7,08)

5 Rp. 72.500,- 4. Pengamatan flora dan

Fauna 2 Rp. 90.000,- 100 (23,33) (4,29)

4 Rp. 69.000,- 5. Kunjungan Situs

Bersejarah 2 Rp. 116.667,- 200 (40) (5)

6 Rp. 70.000,- 6. Caving 3 Rp. 212.000,- 66,67 8,49 7,85 5 Rp. 230.000,- Sumber : Data diolah (2011)

Kolom jumlah kunjungan (Q) menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan

berdasarkan masing-masing kegiatan wisata alam di TWA Gunung Meja selama 1

tahun terakhir, yang menggambarkan jumlah kunjungan terendah dan tertinggi.

Sedangkan kolom biaya perjalanan menunjukkan jumlah biaya yang dikeluarkan

wisatawan untuk berkunjung ke TWA Gunung Meja pada kunjungan terendah dan

tertinggi. Besarnya perubahan jumlah kunjungan (ΔQ) diperoleh dari jumlah

kunjungan tertinggi dikurangi dengan kunjungan terendah, dibagi dengan

kunjungan terendah kemudian dikalikan dengan 100 sebagai bentuk persentase,

demikian juga dengan perhitungan perubahan biaya perjalanan (ΔP) diperoleh dari

biaya perjalanan yang dikeluarkan untuk kunjungan tertinggi dikurangi dengan

kunjungan terendah, dibagi dengan biaya perjalanan untuk kunjungan terendah

kemudian dikalikan dengan 100 sebagai bentuk persentase.

Berdasarkan perhitungan elastisitas permintaan berdasarkan tujuan wisata

pada Tabel 16, maka terlihat bahwa permintaan wisata untuk hiking, menikmati

panorama/photo hunting, penelitian/studi banding, pengamatan flora dan fauna

serta kunjungan ke situs bersejarah elastis terhadap biaya perjalanan yaitu elastis

negatif. Sedangkan untuk permintaan wisata untuk kegiatan caving memiliki

elastisitas positif, dimana kenaikan biaya perjalanan justru meningkatkan jumlah

kunjungan, dengan kata lain permintaan terhadap caving tidak berpengaruh

dengan kenaikan harga atau biaya perjalan. Hal ini menggambarkan dua hal yaitu

: (1). Kegiatan caving merupakan kegiatan yang ekslusif dibanding dengan

Page 13: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

87

kegiatan wisata lain di TWA Gunung Meja, karena Goa alam tidak terdapat pada

objek wisata lain di Kota Manokwari sehingga kegiatan wisata alam ini hanya

dapat dilakukan di TWA Gunung Meja; (2). Kegiatan caving menjadi “Snobbish

demand of tourism” yaitu kegiatan ekowisata yang didasarkan pada sebuah

kebanggaan jika melakukan kegiatan ini karena selain kegiatan ini hanya dapat

dilakukan di TWA Gunung Meja, untuk menuju ke goa alam dalam kawasan ini

harus menempuh jalan yang cukup sulit karena terletak di dalam hutan dan tidak

ada jalan setapak menuju goa alam, sehingga menjadi sebuah tantangan bagi para

wisatawan yang pada umumnya adalah pecinta alam. Kegiatan Caving juga

merupakan satu-satunya kegiatan ekowisata di TWA Gunung Meja yang

dilakukan dari sore hari hingga malam hari sehingga dibanding dengan kegiatan

lainnya, kegiatan Caving membutuhkan waktu hingga 4 jam. Karena itu,

tambahan biaya untuk Caving menjadi lebih besar baik karena sulitnya medan

biaya juga dibutuhkan untuk tambahan konsumsi, jasa pemandu wisata dan

masyarakat lokal, serta jasa penginapan losmen yang terletak di kaki gunung.

Dari elastisitas masing-masing tujuan wisata, terlihat tujuan wisata ke TWA

Gunung Meja untuk menikmati panorama/photo hunting memiliki elastisitas

tertinggi dibanding dengan tujuan lainnya yaitu 10,67. Hal ini berarti bahwa

respon perjalanan untuk menikmati panorama/photo hunting terhadap perubahan

harga dalam hal ini biaya perjalanan lebih tinggi dibanding dengan tujuan lainnya.

Besarnya elastisitas berikutnya adalah perjalanan wisata ke TWA Gunung Meja

dengan tujuan untuk penelitian/studi banding yaitu 7,08, kemudian tujuan untuk

berkunjung ke situs bersejarah sebesar 5, diikuti dengan tujuan untuk pengamatan

flora dan fauna dengan besar elastis sebesar 4, 29 dan yang terakhir adalah tujuan

wisata untuk hiking dengan besar elastis adalah 1,60.

Kunjungan ke TWA Gunung Meja dengan tujuan hanya untuk menikmati

panorama/photo hunting memiliki reaksi atau respon yang sangat tinggi terhadap

perubahan biaya perjalanan yaitu sebesar 10,67 yang berarti persentase perubahan

jumlah kunjungan 10,67 kali lebih besar dari perubahan biaya perjalanan. Hal ini

disebabkan karena adanya substitusi objek wisata lain, dimana kegiatan untuk

menikmati panorama/photo hunting bisa dilakukan di tempat atau objek wisata

lainnya, sehingga sangat merespon adanya perubahan harga atau biaya kunjungan.

Page 14: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

88

Tambahan biaya untuk kegiatan menikmati panorama/photo hunting juga lebih

kecil dibanding kegiatan ekowisata lainnya karena kegiatan yang hanya sekedar

menikmati panorama alam /photo hunting tidak membutuhkan biaya yang besar.

Sementara kunjungan ke TWA Gunung Meja dengan tujuan utama hiking

memiliki respon yang sangat kecil terhadap perubahan harga atau biaya perjalanan

yaitu sebesar 1,60 yang berarti besarnya persentase jumlah kunjungan untuk

kegiatan ini 1,60 kali lebih besar dari persentase perubahan biaya kunjungan.

Kecilnya respon jumlah kunjungan terhadap perubahan biaya terhadap kunjungan

hiking disebabkan tidak adanya substitusi untuk kegiatan ini, karena TWA

Gunung Meja merupakan satu-satunya tempat wisata hutan dalam Kota

Manokwari sehingga hanya kawasan ini yang menarik dijadikan tempat untuk

kegiatan hiking. Selain itu, tambahan biaya untuk kegiatan ini juga lebih besar

dibanding dengan kegiatan wisata lainnya, misalnya biaya konsumsi untuk

kegiatan ini lebih besar dibanding kegiatan lain karena kegiatan hiking

membutuhkan waktu yang lebih lama dengan luasan kawasan yang digunakan

lebih luas. Hiking di kawasan ini biasanya dilakukan oleh kelompok pecinta alam,

kelompok pemuda gereja dan mahasiswa/siswa, dengan rute dimulai dari pintu

masuk daerah Amban, sepanjang jalan setapak dalam kawasan, keluar pintu

gerbang di daerah Sarinah, kemudian berjalan sepanjang jalan di pinggir kawasan

TWA Gunung Meja melewati Kampung Ayambori dan Susweni dan berakhir di

Pantai Pasir Putih.

Kegiatan wisata alam untuk pengamatan flora fauna memiliki elastisitas

sebesar 4,29 yang berarti persentase perubahan jumlah kunjungan 4,29 kali lebih

besar dari perubahan biaya perjalanan. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan

oleh dosen beserta mahasiswa dari Fakultas MIPA dan Kehutanan, yang

dilakukan pada beberapa titik dalam kawasan. Kegiatan wisata alam untuk

kunjungan ke situs bersejarah memiliki elastisitas sebesar 5 yang berarti

persentase perubahan jumlah kunjungan untuk kegiatan ini 5 kali lebih besar dari

perubahan biaya perjalanan. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling sering

dikunjungi ke TWA Gunung Meja, karena objek wisata yang paling terkenal

dalam kawasan TWA Gunung Meja adalah Tugu Jepang. Kegiatan ekowisata ini

pada umumnya dilakukan oleh keluarga yang ingin memperkenalkan peninggalan

Page 15: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

89

bersejarah Perang Dunia II kepada anak-anak mereka, sekaligus menikmati

keindahan Kota Manokwari karena dari Tugu Jepang para pengunjung juga dapat

menikmati keindahan Kota Manokwari. Kegiatan wisata untuk penelitian/studi

banding memiliki elastisitas sebesar 7,08 yang berarti persentase perubahan

jumlah kunjungan 10,08 kali lebih besar dari perubahan biaya perjalanan.

Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dari Fakultas

Ekonomi dan Fakultas Kehutanan.

6.2. Nilai Ekonomi Wisata Alam

Untuk mengetahui nilai ekonomi sumberdaya alam yang atraktif bagi

rekreasi digunakan pendekatan proxy yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

mengkonsumsi jasa dari sumberdaya alam tersebut, dalam hal ini ditunjukkan

oleh besarnya biaya perjalanan atau Travel Cost. Metode tersebut digunakan

untuk mengestimasi nilai ekonomi dari sisi permintaan atau dari wisatawan,

sementara untuk mengestimasi nilai ekonomi wisata dari sisi penawaran atau dari

masyarakat dihitung manfaat ekonomi yang diperoleh dari kegiatan wisata alam di

TWA Gunung Meja.

6.2.1. Travel Cost Method (TCM)

Ada dua teknik sederhana yang digunakan untuk menentukan nilai ekonomi

berdasarkan Travel Cost Method (TCM) yaitu pendekatan sederhana melalui

zonasi dan pendekatan individual. Namun, dalam penelitian ini teknik yang

digunakan adalah pendekatan individual yaitu dengan menggunakan data dari

survey. Pendekatan melalui zonasi tidak digunakan karena tidak tersedianya data

sekunder jumlah kunjungan di TWA Gunung Meja.

a. Jumlah Kunjungan

Jumlah kunjungan pengunjung atau wisatawan ke TWA Gunung Meja

mencerminkan tingkat kesukaan dan kepuasan terhadap kunjungan sebelumnya.

Artinya, semakin banyak frekuensi wisatawan berkunjung ke TWA Gunung Meja,

maka kondisi tersebut menggambarkan tingkat kesukaan dan kepuasan kunjungan

terhadap TWA Gunung Meja. Jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung

Meja dalam setahun terakhir ditunjukkan pada Tabel berikut.

Page 16: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

90

Tabel 17. Frekuensi Kunjungan ke TWA Gunung Meja Setahun Terakhir

Frekuensi Kunjungan (kali) Jumlah Orang %

2 3 4 5 6

14 16 11 3 3

29,79 34.04 23.40 6.38 6.38

Total 47 100 Sumber : Data diolah (2011)

Tabel 17 menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan sudah berkunjung

sebanyak 3 kali yaitu sebanyak 16 orang (34,04 persen), selanjutnya adalah

wisatawan yang sudah dua kali berkunjung sebanyak 14 orang (29,79 persen) dan

wisatawan yang berkunjung sudah 4 kali sebanyak 11 orang (23,40 persen),

sedangkan wisatwan yang sudah berkunjung 5 kali dan 6 kali masing-masing 3

orang (6,38 persen), dan wisatawan yang baru pertaman kali berkunjung yaitu 1

orang (2,13 persen).

Tabel 17 juga menunjukkan bahwa semua responden (100 persen) sudah

mengetahui keberadaan TWA Gunung Meja sebagai objek wisata karena sudah

pernah berkunjung ke TWA Gunung Meja sebelumnya.

b. Biaya Perjalanan (Travel Cost)

Komponen biaya perjalanan merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh

wisatawan untuk sampai ke TWA Gunung Meja hingga kembali ke tempat

tinggal. Biaya perjalanan tersebut terdiri dari biaya transportasi, biaya akomodasi,

biaya konsumsi dan biaya komunikasi. Jumlah biaya perjalanan berdasarkan

komponen-komponen biaya tersebut disajikan pada Gambar berikut.

Page 17: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

93

Berdasarkan hasil analisis regresi linear (lampiran 1) dengan melakukan

pengujian melalui metode enter diketahui bahwa nilai R Square (R2) sebesar 0,643

dan adjusted R2 sebesar 0,544 yang berarti bahwa 64,3 persen keragaman dapat

dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya yaitu sebesar 35,7 persen dijelaskan

oleh variabel di luar model. Nilai Fhitung sebesar 6,497 dengan nilai sig sebesar

0,000 yang menunjukkan bahwa variabel-variabel penjelas dalam model secara

bersama-sama berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke TWA

Gunung Meja. Dengan pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson

diperoleh sebesar 1,716 atau selang nilai statistik DW adalah du< DW < 4-dudi

mana nilai du (n=47, k=3)adalah 1,6692, yang berarti tidak ada autokorelasi atau

korelasi serial antara sisaan. Dengan pengujian multikolinear terlihat bahwa tidak

ada korelasi antara variabel-variabel bebas, hal ini dapat dilihat dari besaran VIF

masing-masing variabel yang lebih kecil dari 10. Dari hasil analisis regresi linear,

maka model yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Qij = 2,272 - 0,231Cij - 0,314J + 0,423M + 0.007A + 0,142P + 0,1180E + 0,160P1

+ 0,196P2 + 0,036P3

Berdasarkan fungsi permintaan di atas terlihat besaran konstanta adalah

2,272 yaitu rata-rata nilai Qij jika variabel lainnya sama dengan nol. Dari fungsi

persamaan tersebut variabel yang berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan

ke TWA Gunung Meja adalah biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung,

jarak, pendapatan dan persepsi pengunjung terhadap keindahan di TWA Gunung

Meja.

Variabel biaya perjalanan memiliki nilai sig sebesar 0,009 yang berarti

bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke

TWA Gunung Meja pada taraf (α) 99 persen. Sedangkan Nilai Koefisien biaya

perjalanan terhadap jumlah kunjungan sebesar -0,231 yang berarti bahwa jika

terjadi perubahan biaya perjalanan sebesar 1 persen maka tingkat kunjungan

wisatawan akan berubah sebesar 0,231 persen. Tanda negatif dari nilai elasitisitas

tersebut menunjukkan hubungan terbalik antara biaya perjalanan dengan jumlah

kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Meja, di mana jika terjadi kenaikan biaya

perjalanan maka akan menyebabkan turunnya jumlah kunjungan wisatawan begitu

pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, bahwa semakin tinggi

Page 18: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

94

harga dalam hal ini biaya perjalanan, maka jumlah permintaan dalam hal ini

jumlah kunjungan akan berkurang begitupun sebaliknya.

Variabel jarak memiliki nilai sig sebesar 0,007 yang berarti bahwa variabel

ini berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung

Meja pada taraf (α) 99 persen. Sedangkan nilai koefisien atau elastisitas jarak

terhadap jumlah kunjungan bertanda negatif (+) yang mengindikasikan bahwa

semakin jauh jarak wisatawan dengan lokasi, maka kunjungan ke TWA Gunung

Meja akan berkurang. Nilai Koefisien jarak terhadap jumlah kunjungan sebesar -

0,314 yang berarti bahwa jika terjadi perubahan biaya perjalanan sebesar 1 persen

maka tingkat kunjungan wisatawan akan berkurang sebesar 0,314 persen. Tanda

negatif dari nilai elasitisitas tersebut menunjukkan hubungan terbalik antara biaya

perjalanan dengan jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Meja, di mana

jika terjadi kenaikan biaya perjalanan maka akan menyebabkan turunnya jumlah

kunjungan wisatawan begitu pula sebaliknya.

Variabel pendapatan memiliki nilai sig sebesar 0,013 yang berarti bahwa

variabel ini berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke TWA

Gunung Meja pada taraf (α) 95 persen. Sedangkan nilai koefisien atau elastisitas

pendapatan terhadap jumlah kunjungan bertanda positif (+) dengan nilai 0,423

yang berarti bahwa jika terjadi kenaikan 1 persen pendapatan, maka akan

menyebabkan meningkatnya jumlah kunjungan sebesaar 0,423 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, maka alokasi

waktu untuk kunjungan ke tempat wisata juga meningkat.

Variabel persepsi terhadap keindahan memiliki nilai sig sebesar 0,131 yang

berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan

wisatawan ke TWA Gunung Meja pada taraf (α) 85 persen. Sedangkan nilai

koefisien atau elastisitas pendapatan terhadap jumlah kunjungan bertanda positif

(+) dengan nilai 0,196 yang berarti bahwa persepsi terhadap keindahan atau

penilaian terhadap TWA Gunung Meja yang memiliki keindahan akan

menyebabkan meningkatnya jumlah kunjungan sebesaar 0,196 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa semakin banyak persepsi wisatawan terhadap keindahan

TWA Gunung Meja, maka alokasi waktu dan keinginan untuk berkunjung ke

tempat wisata juga meningkat.

Page 19: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

95

Variabel penjelas lainnya yang memiliki pengaruh terhadap jumlah

kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Meja yang memiliki nilai sig lebih besar

dari taraf kepercayaan (α) 15 persen yaitu variabel umur, pendidikan, status,

persepsi terhadap kondisi fisik dan keamanan di TWA Gunung Meja. Hal tersebut

menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh tidak nyata terhadap

kunjungan wisata di TWA Gunung Meja.

d. Surplus Konsumen

Menurut Fauzi (2004) setelah mengetahui fungsi permintaan, maka

selanjutnya dapat diketahui surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai

WTP terhadap lokasi rekreasi. Surplus konsumen diperoleh dari selisih lebih

antara tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen (dalam hal ini pengunjung)

dengan biaya atau harga yang harus dibayarkan atau dikeluarkan untuk

memperoleh kepuasan tersebut. Tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke

TWA Gunung Meja dapat digambarkan sebagai frekuensi atau jumlah kunjungan

wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut. Dengan demikian, berdasarkan

asumsi tersebut, semakin tinggi tingkat kunjungan wisatawan ke TWA Gunung

Meja maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan wisatawan.

Untuk melakukan kunjungan wisata tersebut dibutuhkan biaya dalam

jumlah tertentu, dimana keseluruhan biaya yang dikeluarkan tersebut merupakan

biaya perjalanan per sekali kunjung ke TWA Gunung Meja. Karena itu, dalam

menghitung surplus konsumen hanya melibatkan biaya perjalanan. Secara

matematis, surplus konsumen dari wisatawan yang berkunjung ke TWA Gunung

Meja dapat diukur dengan menggunakan fungsi permintaan di bawah ini :

LnQ = 2,272 - 0,231Lnc

atau

𝑄 = 9,699𝑐. 0,231

atau

𝑐 = �9,699𝑄

0,231

Selanjutnya untuk menghitung luasan surplus konsumen adalah menghitung

luasan di bawah kurva permintaan sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

Page 20: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

96

𝑊𝑇𝑃 ≈ 𝐶𝑆 = � �9,699𝑐0,231� 𝑑𝑐

𝑐1

𝑐0

Berdasarkan data biaya perjalanan, diketahui bahwa jumlah biaya terendah

yang dikeluarkan wisatawan untuk mengunjungi TWA Gunung Meja adalah Rp.

40.000,- dan biaya tertinggi adalah Rp. 500.000,-. Dengan demikian nilai co =

40000 dan c1 = 500000, yang selanjutnya disubstitusikan pada persamaan (12),

sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

𝑊𝑇𝑃 ≈ 𝐶𝑆 = � �9,699𝑐0,231� 𝑑𝑐

500000

40000

Perhitungan dengan menggunakan software Maple 11 terhadap persamaan

di atas, diperoleh besaran luas wilayah di bawah kurva permintaan sebesar

260674,67 Nilai tersebut merupakan surplus konsumen dari wisatawan yang

berkunjung ke TWA Gunung Meja. Berdasarkan konsep WTP yang dibangun,

maka nilai WTP wisatawan adalah sebesar surplus konsumen yaitu sebesar Rp.

260.674,67,-. Total nilai TCM adalah surplus konsumen dikalikan dengan jumlah

wisatawan, di mana berdasarkan estimasi jumlah wisata yang berkunjung ke TWA

Gunung Meja adalah 1.524 orang per tahun, sehingga total surplus konsumen

adalah Rp. 397.268.197,- per tahun.

Berikut adalah kurva permintaan terhadap kegiatan wisata alam TWA

Gunung Meja.

Gambar 14. Kurva Permintaan terhadap KegiatanWisata Alam

TWA Gunung Meja

Total Kunjungan

Biaya Perjalanan

0 1 2 3 4 5 6

40000

100000

200000

300000

400000

500000

Surplus Konsumen

Page 21: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

97

Surplus konsumen yang terlihat pada kurva di atas merupakan luasan di

bawah kurva permintaan yang menunjukkan kesediaan membayar wisatawan di

atas harga pasar dalam hal ini adalah harga terendah yang juga menunjukkan

tingkat kepuasan wisatawan.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan Muhammmad Iqbal (2008), nilai

ekonomi TWA Laut Pulau Weh di Kota Sabang adalah sebesar Rp.

3.775.293.639,50,- dengan besaran surplus konsumen adalah sebesar Rp.

126.053,21,- per tahun. Dibandingkan dengan surplus konsumen pada TWA

Gunung Meja, diketaui surplus konsumen TWA Gunung Meja lebih besar dari

surplus konsumen pada TWA Laut Pulau Weh. Tetapi nilai ekonomi wisata TWA

Pulau Weh jauh lebih besar dibanding dengan nilai ekonomi wisata TWA Gunung

Meja, karena perhitungan nilai ekonomi pada TWA Laut Pulau Weh merupakan

surplus konsumen dikali dengan jumlah penduduk Kota Sabang, sedangkan pada

perhitungan nilai ekonomi wisata TWA Gunung Meja merupakan perkalian dari

surplus konsumen dengan jumlah pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke

TWA Gunung Meja selama 1 (satu) tahun.

6.2.2. Manfaat Ekonomi

Nilai ekonomi wisata saat ini dari sisi penawaran dihitung dari manfaat

ekonomi kegiatan wisata alam di TWA Gunung Meja. Dengan adanya kegiatan

wisata alam di TWA Gunung Meja berkontribusi terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat di TWA Gunung Meja. Adapun rumus dari total manfaat

ekonomi dari kegiatan wisata dapat ditulis sebagai berikut :

M = Q x P

Di mana :

M = Manfaat dari kegiatan wisata

Q = Jumlah produk/jasa yang dibeli wisatawan

P = Harga produk/jasa

Berdasarkan survei yang dilakukan, sejauh ini kegiatan wisata di TWA

Gunung Meja telah memberikan dampak langsung terhadap kegiatan ekonomi

usaha Rumah Makan, usaha Kios/Warung, Penginapan, Pemandu Wisata, Usaha

Souvenir dan ojek. Penelitian dampak langsung dilakukan terhadap 2 rumah

makan masing-masing terletak di daerah Amban dan Brawijaya yaitu daerah akses

Page 22: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

98

masuk ke TWA Gunung Meja, 2 Kios/warung, 2 tempat penginapan yaitu

Losmen Kagum di darah Brawijaya dan Losmen YAT di kampung Ambon Atas,

1 orang Pemandu wisata serta 2 tempat penjualan souvenir bertempat di daerah

Brawijaya.

Dari hasil survei tersebut, maka manfaat langsung kegiatan ekonomi

masing-masing usaha disajikan pada tabel berikut.

Tabel 19. Manfaat Langsung Kegiatan Wisata Alam TWA Gunung Meja

Manfaat Langsung Jumlah Wisatawan*

Tarif/harga Per satuan Total/bulan Total/tahun

Rumah Makan Rumah Makan 1 Rumah Makan 2

Total

60 40

Rp. 20.000,-a

Rp. 1.200.000,- Rp. 800.000,- Rp. 2.000.000,-

Rp. 14.400.000,- Rp. 9.600.000,- Rp. 24.000.000,-

Kios/Warung Kios 1 Kios 2

Total

50 30

Rp. 20.000,-b

Rp. 1.000.000,- Rp. 600.000,- Rp. 1.600.000,-

Rp. 12.000.000,- Rp. 7.200.000,- Rp. 19.200.000,-

Tempat Penginapan

Losmen Kagum Losmen YAT

Total

10 5

Rp. 250.000,-c

Rp. 1.250.000,- Rp. 750.000,- Rp. 2.000.000,-

Rp. 15.000.000,- Rp 9.000.000,- Rp. 24.000.000,-

Pemandu Wisata 8 Rp. 300.000,-d Rp. 2.400.000,- Rp. 28.800.000,- Jasa Souvenir

Jasa Souvenir 1 Jasa Souvenir 2

Total

Rp. 1.500.000,- Rp. 2.000.000,- Rp. 3.500.000,-

Rp. 18.000.000,- Rp. 24.000.000,- Rp. 42.000.000,-

Jasa Ojek Rp. 120.000,- Rp. 1.440.000,- TOTAL Rp. 11.620.000,- Rp. 139.440.000,-

Sumber : Data diolah (2011) Keterangan : * = jumlah wisatawan diasumsikan sama setiap bulan; a = per porsi; b = makanan ringan dan minuman; c = per malam; d = per trip

Perhitungan manfaat ekonomi dari kegiatan wisata diasumsikan selalu sama

atau dengan kata lain aspek seasonality diabaikan. Hal ini dilakukan karena

keterbatasan waktu penelitian untuk memperhatikan musim kunjungan atau

waktu-waktu dimana jumlah pengunjung ke TWA paling banyak atau sebaliknya.

Karena itu jumlah wisatawan setiap bulan selalu dianggap sama berdasarkan

jumlah wisatawan ketika penelitian dilakukan.

Berdasarkan hasil perhitungan manfaat langsung dari wisata di TWA

Gunung Meja tererhadap kegiatan ekonomi masyarakat seperti disajikan pada

tabel di atas, terlihat bahwa total manfaat langsung per bulan adalah Rp.

11.620.000,- dan per tahun Rp. 139.440.000,-. Manfaat langsung tertinggi dari

Page 23: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

99

kegiatan wisata berada pada usaha ekonomi souvenir yaitu besar Rp. 42.000.000,-,

hal ini dikarenakan wisatawan yaitu wisatawan asing begitu tertarik dengan

souvenir khas Papua. Manfaat langsung dari kegiatan wisatawan berikutnya

adalah terhadap tempat penginapan dalam hal ini Losmen sebesar Rp.

24.000.000,-. Manfaat langusung terhadap penginapan yang teridentifikasi hanya

terbatas pada Losmen Kagum dan Losmen YAT, karena dua losmen tersebutlah

yang direkomendasikan kepada wisatawan asing yang ingin berkunjung di TWA

Gunung Meja karena kedua losmen tersebut terletak di kaki Gunung Meja dan

menyediakan Pemandu wisata yang siap mengantar ke TWA Gunung Meja serta

ke masyarakat pengrajin souvenir khas Papua. Manfaat kegiatan wisata terhadap

usaha rumah makan sebesar sama dengan manfaat untuk usaha losmen yaitu

sebesar Rp. 24.000.000,- dan berikutnya usaha kios/warung sebesar Rp.

19.200.000,- serta manfaat terhadap ojek yaitu Rp. 1.440.000,- per tahun. Manfaat

bagi Ojek yang bermukim di sekitar TWA Gunung Meja sangat kecil, karena yang

menggunakan jasa ojek hanya wisatawan asing yang menginap di Losmen Kagum

atau Losmen YAT yang akan ke TWA, dengan tarif pergi-pulang sebesar Rp.

8.000,-.

Dari tabel 19 juga terlihat bahwa kontribusi dari kegiatan wisata alam

terhadap masyarakat pelaku usaha di sekitar TWA Gunung Meja sebagian besar

untuk usaha souvenir, pemandu wisata dan losmen. Manfaat langsung dari

kegiatan wisata di TWA Gunung Meja dinilai masih sangat kecil, baik dari segi

jumlah pelaku usaha di sekitar kawasan yang menerima manfaat maupun dari

jumlah finansial. Sedikitnya pelaku usaha yang menerima manfaat dan masih

kecilnya jumlah yang diterima, disebabkan karena TWA Gunung Meja belum

dikembangkan sebagai objek wisata alam, belum ada tempat usaha dalam

kawasan yang dibangun sehingga penerima manfaat langsung dari kegiatan wisata

hanya terpusat pada daerah dekat pintu masuk kawasan yaitu Amban dan Sarinah.

Kegiatan wisata alam di TWA Gunung Meja selain berdampak langsung

terhadap pelaku usaha di sekitar TWA Gunung Meja, juga memberikan dampak

tidak langsung bagi kegiatan ekonomi yaitu aktivitas ekonomi lanjutan dari

pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung. Secara tidak langsung

kegiatan ekowisata di TWA Gunung Meja memberikan manfaat bagi Tenaga

Page 24: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

100

Kerja yang bekerja pada sektor usaha Rumah Makan, Losmen dan Souvenir, dan

penyedia input atau bahan baku bagi pelaku usaha Rumah Makan, Kios, dan

Losmen dan Usaha Souvenir. Total manfaat tidak langsung dari kegiatan wisata

alam di TWA Gunung Meja secara lengkap disajikan pada tabel berikut.

Tabel 20. Manfaat Tidak Langsung dari Kegiatan Wisata Alam di TWA

Gunung Meja Dampak Total/Bulan Total/Tahun

Tenaga Kerja Usaha Rumah Makan Usaha Losmen Usaha Souvenir

Total Manfaat bagi Tenaga Kerja

Rp. 479.050,- Rp. 714.500,- Rp. 700.000,- Rp. 1.893.550,-

Rp. 5.748.600,- Rp. 8.574.000,- Rp. 8.400.000,- Rp. 22.722.600,-

Penyedia Bahan Baku (Input) Usaha Rumah Makan Usaha Kios Usaha Losmen Usaha Souvenir

Total Manfaat bagi Penyedia Input

Rp. 756.800,- Rp. 1.120.000,- Rp 500.150,- Rp. 350.000,- Rp. 2.726.950,-

Rp. 9.081.600,- Rp. 13.440.000,- Rp. 6.001.800,- Rp. 4.200.000,- Rp. 32.723.400,-

Total Rp. 4.620.500,- Rp. 55.446.000,- Sumber : Data Diolah (2011)

Hasil perhitungan manfaat langsung dari kegiatan wisata alam terhadap

pelaku usaha diketahui bahwa kontribusi kegiatan wisata alam terhadap

penerimaan kotor masing-masing pelaku usaha adalah sebagai berikut : Rumah

Makan 1 adalah 5,71 persen, Rumah Makan 2 adalah 5 persen, Losmen Kagum

dan Losmen YAT masing-masing sebesar 14,29 persen dan Souvenir 1 dan

Souvenir 2 masing-masing sebesar 50 persen. Adapun upah untuk untuk tenaga

kerja yang bekerja pada masing-masing usaha adalah sebagai berikut : Rumah

Makan 1 dan Rumah Makan 2 adalah sebesar Rp. 1.100.000,-, Losmen Kagum

dan Losmen YAT sebesar Rp. 1.000.000,-, Souvenir 1 dan Souvenir 2 sebesar Rp.

700.000,-, sedangkan usaha kios tidak memperkerjakan tenaga kerja. Jumlah yang

dikeluarkan untuk membeli bahan baku adalah sebagai berikut : Rumah Makan 1

sebesar Rp. 8.000.000,- dan Rumah Makan 2 sebesar Rp. 6.000.000,-, Losmen

Kagum sebesar Rp. 2.000.000,- dan Losmen YAT sebesar Rp. 1.500.000,-,

Souvenir 1 sebesar Rp. 300.000,- dan Souvenir 2 sebesar Rp. 400.000,-, Kios 1

sebesar Rp. 1.000.000,- dan Kios 2 sebesar Rp. 600.000,-. Perhitungan manfaat

Page 25: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

101

tidak langsung kegiatan wisata alam terhadap tenaga kerja maupun penyedia

bahan baku diperoleh dari perkalian kontribusi kegiatan wisata terhadap pelaku

usaha dengan besarnya upah tenaga kerja maupun jumlah yang dikeluarkan untuk

bahan baku. Untuk perhitungan secara rinci disajikan pada Lampiran 4.

Tabel 20 menunjukkan bahwa total manfaat tidak langsung dari kegiatan

wisata alam di TWA Gunung Meja Rp. 4.620.500,- per bulan atau Rp.

55.446.000,- per tahun. Dengan demikian secara lengkap total dampak atau

manfaat dari kegiatan wisata alam di TWA Gunung Meja adalah dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 21. Total Manfaat Ekonomi dari Kegiatan Wisata Alam di TWA Gunung Meja

Manfaat Ekonomi Total/Bulan Total/Tahun Manfaat Langsung Rp. 11.620.000,- Rp. 139.440.000,- Manfaat Tidak Langsung Rp. 4.620.500,- Rp. 55.446.000,- Total Manfaat Ekonomi Rp. 16.240.500,- Rp.194.886.000,-

Sumber : Data Diolah (2011)

Berdasarkan perhitungan pada tabel 21 terlihat bahwa total dampak

ekonomi dari kegiatan wisata alam di TWA Gunung Meja sebesar Rp.

16.240.500,- per bulan atau Rp. 194.886.000,- per tahun. Manfaat-manfaat

tersebut adalah manfaat ekonomi yang diidentifikasi dari sisi penawaran dalam

hal ini adalah pelaku usaha yang bermukim di sekitar kawasan TWA Gunung

Meja. Manfaat ekonomi dari sisi permintaan yaitu manfaat yang dihitung dari

pengeluaran wisatawan atau biaya perjalanan yang dikeluarkan wisatawan yang

berkunjung ke TWA Gunung Meja. Adapun total biaya perjalanan dari 47

responden adalah sebesar Rp. 6.640.000,-, sehingga rata-rata pengeluaran per

wisatawan adalah sebesar Rp. 141,276,60,-. Adapun perkiraan jumlah pengunjung

ke TWA Gunung Meja per tahun adalah sebanyak sebesar 1.524 orang. Dengan

demikian total biaya perjalanan wisatawan ke TWA Gunung Meja per tahun

adalah sebesar Rp. 215.305.532,-, dengan distribusi pengeluaran sebagai berikut :

biaya konsumsi sebesar 40,39 persen, biaya transportasi yaitu sebesar 32,35

persen, biaya akomodasi sebesar 15,06 persen, Biaya pemandu wisata sebesar

12,05 persen dan penggunaan untuk komunikasi sebesar 0,15 persen. Dampak

langsung dari pengeluaran wisatawan selengkapnya disajikan pada tabel berikut.

Page 26: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

102

Tabel 22. Manfaat Langsung dari Pengeluaran Wisatawan ke TWA Gunung Meja Dampak Langsung Total per tahun

Transportasi Rp. 69.650.043,- Akomodasi Rp. 32.425.532,- Konsumsi Rp. 86.965.277,-

Pemandu Wisata Rp. 25.940.426,- Komunikasi Rp. 324.255,-

Total Rp. 215.305.532,- Sumber : Data diolah (2011)

Berdasarkan tabel 22 di atas terlihat bahwa manfaat terbesar dari

pengeluaran wisatawan adalah untuk konsumsi yaitu sebesar Rp. 86.965.277,- per

tahun. Manfaat berikutnya adalah untuk transportasi yaitu Rp. 69.650.043,- per

tahun, yang diikuti oleh manfaat terhadap losmen sebesar Rp. 32.425.532,- per

tahun, manfaat terhadap jasa pemandu wisata sebesar Rp. 25.940.426,- per tahun

dan komunikasi sebesar Rp. 324.255,- per tahun.

6.2.3. Total Nilai Ekonomi Wisata Alam TWA Gunung Meja

Total nilai ekonomi wisata alam TWA Gunung Meja dihitung dari sisi

permintaan dan sisi penawaran, dimana dari sisi permintaan dihitung surplus

konsumen yang dihitung melalui pendekatan Travel Cost Method sedangkan dari

sisi penawaran dihitung surplus produsen yang diperoleh dari perhitungan manfaat

ekonomi dari kegiatan wisata di TWA Gunung Meja. Berdasarkan hasil

perhitungan diperoleh nilai ekonomi dari sisi produsen yaitu sebesar Rp.

397.268.197, sementara dari sisi penawaran yaitu manfaat ekonomi dari kegiatan

wisata alam sebesar Rp. 194.886.000,-, sehingga total nilai ekonomi wisata TWA

Gunung Meja saat ini adalah adalah sebesar Rp. 592.154.197,-.

6.3. Nilai Pengembangan Wisata Alam TWA Gunung Meja

Nilai pengembangan wisata alam TWA Gunung Meja dihitung berdasarkan

metode Contingent Valuation Method (CVM) atau Willingness to Pay (WTP)

yaitu nilai yang bersedia dibayar atau disumbangkan oleh wisatawan maupun

masyarakat terhadap pengembangan wisata alam berkelanjutan TWA Gunung

Meja untuk waktu mendatang, dengan tingkat pendapatan sekarang.

Page 27: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

103

6.3.1. WTP Wisatawan terhadap Pengembangan Wisata Alam

Untuk mengetahui besar nilai kesediaan membayar wisatawan terhadap

pengembangan wisata alam berkelanjutan, maka tahapannya adalah sebagai

berikut:

a. Hipotesis Pasar (Skenario)

Langkah awal dalam menghitung besarnya WTP wisatawan terhadap

pengembangan wisata alam melalui kesediaan membayar tiket masuk TWA

Gunung Meja adalah membuat skenario pasar. Pembuatan skenario harus

menggambarkan informasi yang lengkap tentang kondisi kawasan yaitu TWA

Gunung Meja yang akan dikembangkan.

Berikut adalah skenario pasar yang dibangun :

TWA Gunung Meja memiliki nila estetika/keindahan yang terbentuk atas

perpaduan antara :

1. Posisi kawasan yang melatarbelakangi Kota Manokwari, yang pada

beberapa sisinya terdapat tebing dan lereng curam yang menampakkan

panorama alam yang indah (laut biru, pegunungan, Pulau Mansinam dan

Pulau Lemon) dan Pemandangan Kota Manokwari;

2. Memiliki keanekaragaman dan keendemikan flora dan fauna;

3. Memiliki beberapa Goa yang menarik; dan

4. Memiliki Nilai Historis (berdirinya Tugu Jepang)

Berdasarkan 4 hal tersebut, Gunung Meja sangat potensial bagi

pengembangan wisata alam, dimana jika kegiatan wisata alam telah berkembang

di kawasan ini maka kawasan ini akan semakin menarik untuk dikunjungi.

Sayangnya, saat ini keberadaan Gunung Meja sedang terancam karena adanya

kegiatan-kegiatan yang berkontribusi terhadap kerusakan kawasan, bahkan

beberapa spesies di dalam kawasan ini telah punah dan banyak lagi yang terancam

punah, karena adanya aktivitas perburuan. Karena itu, dalam rangka

pengembangan wisata alam berkelanjutan dan agar kawasan ini tetap terjaga,

diperlukan dana, dan Anda sebagai wisatawan yang berkunjung ke kawasan

Gunung Meja diminta keterlibatannya melalui kesediaan membayar sejumlah

dana berupa pembayaran tiket masuk. Dana tiket masuk tersebut pada akhirnya

akan digunakan untuk pengembangan wisata alam TWA Gunung Meja ke depan.

Page 28: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

104

Berapa dana yang bersedia Anda bayar untuk pengembangan wisata alam

tersebut, dengan kisaran Rp. 1.000,- sampai Rp. 10.000,-.

b. Nilai Lelang (Bids), Nilai Rata-rata WTP dan total WTP

Kesediaan membayar wisatawan terhadap pengembangan wisata alam

melalui kesediaan membayar tiket masuk ternyata berkisar antara Rp. 1.000,-

sampai Rp. 5.000,-. Pengunjung tidak bersedia membayar lebih dari Rp. 5.000,-

karena pembayaran tiket masuk ke tempat wisata di Manokwari belum lazim.

Distribusi frekuensi kesediaan membayar responden, nilai rata-rata dan total WTP

tersaji pada tabel berikut.

Tabel 23. Distribusi Frekuensi, Rata-rata WTP dan Total WTP Wisatawan

WTP Frekuensi

(Responden) Frekuensi

Relatif (Pfi) Total

Wisatawan Rata-rata

WTP Total WTP

Rp. 1.000,- 20 0,43 649 Rp. 425,53,- Rp. 648.511,-

Rp. 2.000,- 8 0,17 259 Rp. 340,43,- Rp. 518.809,-

Rp. 3.000,- 6 0,13 195 Rp. 382,98,- Rp. 583.660,-

Rp. 4.000,- 3 0,06 97 Rp. 255,32,- Rp. 389.106,-

Rp 5.000,- 10 0,21 324 Rp. 1.063,83,- Rp. 1.621.277,-

Total 47 1 1.524 Rp. 2.468,09,- Rp. 3.761.362,- Sumber : Data diolah (2011)

Berdasarkan tabel 23 sebagian besar responden yaitu 43 persen bersedia

membayar Rp. 1.000,- untuk pengembangan wisata alam TWA Gunung Meja.

Berikutnya responden yang bersedia membayar Rp. 5.000,- 21 persen, diikuti

dengan kesediaan membayar sebesar Rp. 2.000,- sebanyak 17 persen. Selanjutnya

responden yang bersedia membayar sebesar Rp. 3.000,- sebanyak 13 persen dan

diikuti dengan kesediaan membayar sebesar Rp. 4.000,- sebanyak 6 persen.

Dengan demikian rata-rata WTP masyarakat terhadap pengembangan wisata alam

adalah sebesar Rp. 2.468,09-.

Nilai WTP wisatawan terhadap pengembangan wisata alam TWA Gunung

Meja melalui kesediaan membayar tiket masuk dihitung berdasarkan data

distribusi WTP responden dikalikan dengan jumlah wisatawan dari tiap nilai

WTP. Hasil perkalian tersebut kemudian ditotalkan hingga didapatkan total WTP

wisatawan terhadap pengembangan wisata alam berkelanjutan di TWA Gunung

Meja. Maka dari hasil perhitungan berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa total

WTP atau besarnya nilai yang bersedia disumbangkan oleh wisatawan yang

Page 29: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

105

berkunjung ke TWA Gunung Meja untuk pengembangan wisata alam di kawasan

tersebut sebesar Rp. 3.733.800,-.

b. Kurva Lelang WTP

Kurva lelang WTP diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP sebagai

variabel dependen, di mana untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kesediaan membayar digunakan persamaan matematis OLS, di mana variabel

yang didiuga akan menjelaskan variabel respon terdiri dari 7 (tujuh) variabel yaitu

jarak, pendapatan, umur, pekerjaan, pendidikan, status dan Persepsi terhadap

TWA Gunung Meja berupa kondisi fisik, keindahan alam dan keamanan. Berikut

adalah hasil regresi dengan menggunakan software SPSS.

Tabel 24. Hasil Regresi Linear dari Kesediaan Membayar Wisatawan Terhadap Pengembangan Wisata Alam di TWA Gunung Meja

Variabel Koefisien Sig VIF Tingkat Pengaruh Constant 8,887 0,023 Jarak -0,091 0,656 1,261 Tidak nyata Pendapatan 1,029 0,000 2,048 Nyata* Umur 0,320 0,054 1,644 Nyata** Pekerjaan 0,173 0,484 1,193 Tidak nyata Pendidikan 0,121 0,652 1,506 Tidak nyata Status 0,402 0,160 1,534 Tidak nyata Persepsi Kondisi Fisik 0,055 0,853 1,751 Tidak nyata Persepsi Keindahan Alam 0,213 0,381 1,319 Tidak nyata

Persepsi Keamanan 0,142 0,300 1,439 Tidak nyata R2 dan Adj R2 52,9% dan 41,4% Fhitung 4,610 (sig 0,000) Durbin Watson 2,307 : du (n=47, k=2) : 1,6204

Sumber : Data Olahan (2011) Keterangan : * Tingkat Kepercayaan 99%; **Tingkat Kepercayaan 90%

Berdasarkan hasil analisis regresi linear (lampiran 2) dengan melakukan

pengujian melalui metode enter diketahui bahwa nilai R Square (R2) sebesar 0,529

dan adjusted R2 sebesar 0,414 yang berarti bahwa 52,9 persen keragaman dapat

dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya yaitu sebesar 47,1 persen dijelaskan

oleh variabel di luar model. Nilai Fhitung sebesar 4,610 dengan nilai sig sebesar

0,000 yang menunjukkan bahwa variabel-variabel penjelas dalam model secara

bersama-sama berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar (WTP) untuk

pengembangan wisata alam. Dengan pengujian autokorelasi menggunakan uji

Durbin Watson diperoleh sebesar 2,301 atau selang nilai statistik DW adalah du<

Page 30: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

106

DW < 4-dudi mana nilai du (n=120, k =3) adalah 1,6204, yang berarti tidak ada

autokorelasi atau korelasi serial antara sisaan. Dengan pengujian multikolinear

terlihat bahwa tidak ada korelasi antara variabel-variabel bebas, hal ini dapat

dilihat dari besaran VIF masing-masing variabel yang lebih kecil dari 10. Dari

hasil analisis regresi linear, maka model yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

WTP = 8,887 – 0,091J + 1,029M + 0,320A + 0,173P + 0,121E + 0,402S

+ 0,055P1 + 0,213P2 + 0,142P3

Berdasarkan model yang dihasilkan dengan analisis regresi diketahui

variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar adalah

pendapatan pada tingkat kepercayaan 99 persen serta umur pada tingkat

kepercayaan 90 persen.

Variabel pendapatan memiliki nilai sig sebesar 0,000 yang berarti bahwa

variabel ini berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar masyarakat terhadap

pengembangan wisata alam pada taraf (α) 1 persen. Sedangkan nilai koefisien

variabel ini adalah 1,029 yang berarti bahwa jika terjadi perubahan pendapatan

sebesar 1 persen maka WTP akan berubah sebesar 1,029 persen. Tanda positif

dari nilai elasitisitas tersebut menunjukkan hubungan positif antara tingkat

pendapatan dengan WTP, di mana jika terjadi kenaikan pendapatan maka akan

menyebabkan meningkatnya WTP begitu pula sebaliknya.

Variabel umur memiliki nilai sig sebesar 0,054 yang berarti bahwa variabel

ini berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar masyarakat terhadap

pengembangan wisata alam pada taraf (α) 10 persen. Sedangkan nilai koefisien

variabel ini yang bertanda positif (+) sebesar 0,320 yang berarti bahwa semakin

tua umur seseorang maka kesediaannya membayar meningkat sebesar 0,320

persen. Ini menunjukkan tingkat kematangan umur seseorang dalam hal ini adalah

wisatawan mempengaruhi kepedulian terhadap pengembangan wisata alam di

TWA Gunung Meja.

Variabel penjelas lainnya yang memiliki pengaruh terhadap kesediaan

membayar wisatawan untuk pengembangan wisata alam melalui kesediaan

membayar tiket masuk adalah variabel jarak, pekerjaan, pendidikan, status dan

persepsi wisatawan terhadap TWA Gunung Meja yang memiliki nilai sig lebih

besar dari taraf kepercayaan (α) 10 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa

Page 31: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

107

variabel-variabel tersebut berpengaruh tidak nyata terhadap kesediaan membayar

untuk pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja.

Berdasarkan nilai WTP responden wisatawan terhadap pengembangan

wisata alam TWA Gunung Meja, didapatkan kurva seperti berikut.

Responden (orang)

Gambar 15. Kurva WTP Responden Wisatawan terhadap Pengembangan Wisata Alam TWA Gunung Meja

Dari kurva di atas terlihat bahwa jumlah responden wisatawan yang bersedia

membayar untuk pengembangan wisata alam cenderung semakin sedikit seiring

dengan peningkatan nilai WTP.

6.3.2. WTP Masyarakat terhadap Pengembangan Wisata Alam

a. Hipotesis Pasar (Skenario)

Seperti halnya pada perhitungan WTP wisatawan terhadap pengembangan

wisata alam, langkah awal dalam estimasi WTP masyarakat terhadap

pengembangan wisata alam adalah Pembuatan skenario yang harus

menggambarkan informasi yang lengkap tentang kondisi kawasan yaitu TWA

Gunung Meja yang akan dikembangkan. Berikut adalah skenario pasar yang

dibangun :

TWA Gunung Meja memiliki nila estetika/keindahan yang terbentuk atas

perpaduan antara :

0500

10001500200025003000350040004500

3 6 8 20

WTP (rupiah/orang)

Page 32: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

108

1. Posisi kawasan yang melatarbelakangi Kota Manokwari, yang pada

beberapa sisinya terdapat tebing dan lereng curam yang menampakkan

panorama alam yang indah (laut biru, pegunungan, Pulau Mansinam dan

Pulau Lemon) dan Pemandangan Kota Manokwari;

2. Memiliki keanekaragaman dan keendemikan flora dan fauna;

3. Memiliki beberapa Goa yang menarik; dan

4. Memiliki Nilai Historis (berdirinya Tugu Jepang)

Berdasarkan 4 hal tersebut, Gunung Meja sangat potensial bagi pengembangan

wisata alam, di mana jika wisata alam telah berkembang di kawasan ini maka

akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat di sekitar

Gunung Meja, baik sekarang maupun yang akan datang. Sayangnya, saat ini

keberadaan Gunung Meja sedang terancam karena adanya kegiatan-kegiatan yang

berkontribusi terhadap kerusakan kawasan, bahkan beberapa spesies di dalam

kawasan ini telah punah dan banyak lagi yang terancam punah, karena adanya

aktivitas perburuan. Karena itu, dalam rangka pengembangan wisata alam dan

agar kawasan ini tetap terjaga, diperlukan dana, dan Anda sebagai masyarakat

yang tinggal di kawasan Gunung Meja diminta keterlibatannya. Berapa dana

yang bersedia Anda bayar untuk pengembangan wisata alam tersebut, dengan

kisaran Rp. 1.000,- sampai Rp. 20.000,-.

b. Nilai Lelang (Bids), Nilai Rata-rata WTP dan Total Nilai WTP

Hasil survei terhadap 120 kepala keluarga yang bermukim di sekitar

kawasan TWA Gunung Meja menunjukkan bahwa 100 persen responden setuju

dengan program pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja dan bersedia

untuk ikut terlibat dalam program tersebut, ditunjukkan dengan kesediaan

membayar. Kesediaan membayar masyarakat terhadap pengembangan wisata

alam berkisar antara Rp. 1.000,- sampai Rp. 12.000,- terlihat pada tabel berikut

Page 33: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

109

Tabel 25. Distribusi Frekuensi, Rata-rata WTP dan Total WTP Masyarakat

WTP Frekuensi

(Responden) Frekuensi

Relatif (Pfi) Total

Populasi Rata-rata

WTP Total WTP

Rp. 1.000,- 24 0,20 15.973 Rp. 200,- Rp. 15.972.600,-

Rp. 2.000,- 29 0,24 19.300 Rp. 483,- Rp. 38.600.450,-

Rp. 3.000,- 18 0,15 11.979 Rp. 450,- Rp. 35.938.350,-

Rp. 4.000,- 13 0,11 8.652 Rp. 433,- Rp. 34.607.300,-

Rp 5.000,- 24 0,20 15.973 Rp. 1.000,- Rp. 79.863.000,-

Rp. 6.000,- 4 0,03 2.662 Rp. 200,- Rp. 15.972.600,-

Rp. 7.000,- 2 0,02 1.331 Rp. 117,- Rp. 9.317.350,-

Rp. 8.000,- 2 0,02 1.331 Rp. 133,- Rp. 10.648.400,-

Rp 9.000,- 1 0,01 666 Rp. 75,- Rp. 5.989.725,-

Rp. 10.000,- 2 0,02 1.331 Rp. 167,- Rp. 13.310.500,-

Rp. 12.000,- 1 0,01 666 Rp. 100,- Rp. 7.986.300,-

Total 120 1 79.863 Rp. 3.358,- Rp. 268.206.575,- Sumber : Data diolah (2011)

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar responden yaitu 24 persen bersedia

membayar Rp. 2.000,- untuk pengembangan wisata alam TWA Gunung Meja.

Berikutnya responden yang bersedia membayar Rp. 1.000,- dan Rp. 5.000,-

masing-masing sebanyak 20 persen, diikuti dengan kesediaan membayar sebesar

Rp. 3.000,- sebanyak 15 persen. Selanjutnya responden yang bersedia membayar

sebesar Rp. 4.000,- sebanyak 11 persen yang diikuti dengan kesediaan membayar

sebesar Rp. 6.000,- sebanyak 3 persen. Berikutnya responden yang bersedia

membayar sebesar Rp. 7.000,- dan Rp. 8.000,- masing-masing sebanyak 2 persen

diikuti dengan responden yang bersedia membayar sebesar Rp. 9.000,- dan Rp.

12.000,- sebanyak 1 persen. Dengan demikian rata-rata WTP masyarakat

terhadap pengembangan wisata alam adalah sebesar Rp. 3.358,-.

Nilai WTP masyarakat terhadap pengembangan wisata alam TWA Gunung

Meja dihitung berdasarkan data distribusi WTP responden dikalikan dengan

populasi dari tiap nilai WTP. Hasil perkalian tersebut kemudian ditotalkan hingga

didapatkan total WTP masyarakat terhadap pengembangan wisata alam di TWA

Gunung. Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas, diketahui bahwa total WTP

atau besarnya nilai yang bersedia disumbangkan oleh masyarakat Manokwari

untuk pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja adalah sebesar Rp.

268.206.575,-.

Page 34: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

110

c. Kurva Lelang WTP

Kurva lelang WTP diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP sebagai

variabel dependen, di mana untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kesediaan membayar digunakan persamaan matematis OLS, di mana variabel

yang didiuga akan menjelaskan variabel respon terdiri dari 7 (tujuh) variabel yaitu

Asal, Umur, Lama Menetap, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, Jumlah

Tanggungan dan Persepsi. Berikut adalah hasil regresi dengan menggunakan

software SPSS.

Tabel 26. Hasil Regresi dari Kesediaan Membayar Masyarakat Terhadap Pengembangan Wisata Alam di TWA Gunung Meja

Variabel Koefisien Sig VIF Tingkat Pengaruh Constant 7,378 0,0004 Pendapatan 1,001 0,000 1,686 Nyata* Suku 0,134 0,220 1,435 Tidak nyata Umur 0,008 0,970 1,230 Tidak nyata Pendidikan 0,112 0,458 1,410 Tidak nyata Jumlah Keluarga 0,029 0,807 1,324 Tidak nyata Pekerjaan 0,010 0,917 1,630 Tidak nyata Lama Menetap 0,129 0,016 1,662 Nyata** Persepsi Keindahan dan keanekaragaman Hayati 0,004 0,969 1,652 Tidak nyata

Persepsi Situs Bersejarah 0,135 0,251 1,105 Tidak nyata Persepsi Manfaat Ekonomi 0,098 0,318 1,148 Tidak nyata

R2 dan Adj R2 48,3% dan 43,5% Fhitung 10,166 (sig 0,000) Durbin Watson 1,804 : du (n=120, k=3) : 1,7536

Sumber : Data Olahan (2011) Keterangan : * Tingkat Kepercayaan 99% ; ** Tingkat Kepercayaan 95%

Berdasarkan hasil analisis regresi linear (lampiran 3) dengan melakukan

pengujian melalui metode enter diketahui bahwa nilai R Square (R2) sebesar 0,483

dan adjusted R2 sebesar 0,435 yang berarti bahwa 48,3 persen keragaman dapat

dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya yaitu sebesar 51,7 persen dijelaskan

oleh variabel di luar model. Nilai Fhitung sebesar 10,166 dengan nilai sig sebesar

0,000 yang menunjukkan bahwa variabel-variabel penjelas dalam model secara

bersama-sama berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar (WTP) untuk

pengembangan wisata alam. Dengan pengujian autokorelasi menggunakan uji

Durbin Watson diperoleh sebesar 1,804 atau selang nilai statistik DW adalah du<

DW < 4-dudi mana nilai du (n=120, k =3) adalah 1,7536, yang berarti tidak ada

Page 35: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

111

autokorelasi atau korelasi serial antara sisaan. Dengan pengujian multikolinear

terlihat bahwa tidak ada korelasi antara variabel-variabel bebas, hal ini dapat

dilihat dari besaran VIF masing-masing variabel yang lebih kecil dari 10. Dari

hasil analisis regresi linear, maka model yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

WTP = 7,378 + 1,001Pdn + 0,134S + 0,008U + 0,112Pdk + 0,029JK

+ 0,010Pkr + 0,129LM + 0,004P1 + 0,135P2 + 0,098P3

Berdasarkan model yang dihasilkan dengan analisis regresi diketahui

variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar adalah

pendapatan pada tingkat kepercayaan 99 persen serta lama menetap pada tingkat

kepercayaan 95 persen.

Variabel pendapatan memiliki nilai sig sebesar 0,000 yang berarti bahwa

variabel ini berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar masyarakat terhadap

pengembangan wisata alam pada taraf (α) 1 persen. Sedangkan nilai koefisien

variabel ini adalah 1,001 yang berarti bahwa jika terjadi perubahan pendapatan

sebesar 1 persen maka WTP akan berubah sebesar 1,001 persen. Tanda positif

dari nilai elasitisitas tersebut menunjukkan hubungan positif antara tingkat

pendapatan dengan WTP, di mana jika terjadi kenaikan pendapatan maka akan

menyebabkan meningkatnya WTP begitu pula sebaliknya.

Variabel lama menetap memiliki nilai sig sebesar 0,016 yang berarti bahwa

variabel ini berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar masyarakat terhadap

pengembangan wisata alam pada taraf (α) 5 persen. Sedangkan nilai koefisien

variabel ini yang bertanda positif (+) sebesar 0,129 yang berarti bahwa semakin

lama waktu menetap seseorang akan meningkatkan WTP sebesar 0,171 persen.

Variabel penjelas lainnya yang memiliki pengaruh terhadap kesediaan

membayar masyarakat untuk pengembangan wisata alam adalah variabel suku,

umur, pendidikan, jumlah keluarga dan pekerjaan yang memiliki nilai sig lebih

besar dari taraf kepercayaan (α) 10 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa

variabel-variabel tersebut berpengaruh tidak nyata terhadap kesediaan membayar

untuk pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja.

Berdasarkan nilai WTP responden masyarakat terhadap pengembangan

wisata alam TWA Gunung Meja, didapatkan kurva seperti berikut.

Page 36: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

112

Responden (orang)

Gambar 16. Kurva WTP Responden Masyarakat terhadap Pengembangan Wisata Alam TWA Gunung Meja

Dari kurva di atas terlihat bahwa jumlah responden masyarakat yang

bersedia membayar untuk pengembangan wisata alam cenderung semakin sedikit

seiring dengan peningkatan nilai WTP.

6.3.3. Total Nilai Pengembangan Wisata Alam

Total nilai pengembangan wisata alam merupakan penjumlahan dari

kesediaan membayar wisatawan dan masyarakat terhadap pengembangan wisata

alam dimana total kesediaan membayar wisatawan adalah sebesar Rp. 3.733.800,-

dan kesediaan membayar masyarakat adalah sebesar Rp. 268.206.575,-, sehingga

total nilai pengembangan wisata alam TWA Gunung Meja adalah sebesar Rp.

271.940.375,-.

Analisis ekonomi yang dilakukan berupa identifikasi pasar yaitu

permintaan, penawaran dan elastisitas pemintaan terhadap kegiatan wisata alam,

perhitungan nilai ekonomi wisata alam untuk waktu sekarang dan nilai

pengembangan wisata alam untuk waktu yang akan datang atau nilai potensial

dari TWA Gunung Meja. Dari hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa TWA

Gunung Meja menawarkan estetika, keanekaragaman hayati dan non hayati serta

didukung dengan kemudahan aksesibilitas dan ketersediaan akomodasi. Dari sisi

permintaan, masing-masing tujuan utama kunjungan ke TWA Gunung Meja

elastis terhadap perubahan biaya perjalanan, dengan tingkat elastis tertinggi

adalah kegiatan menikmati panorama/photo hunting dan tingkat elastis terendah

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

1 2 4 13 18 29

WTP (rupiah/orang)

Page 37: VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM (TWA) … · atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang ... pantai pasir putih dan ...

113

adalah Hiking. Nilai ekonomi wisata alam saat ini sebesar yaitu sebesar Rp.

592.154.197,- per tahun, dan nilai pengembangan wisata alam yaitu nilai atau

sejumlah uang yang siap disumbangkan atau dibayarkan oleh wisatawan dan

masyarakat untuk pengembangan wisata alam sebesar Rp. 271.940.375,-.

Selain itu, dari hasil perhitungan surplus konsumen diperoleh rata-rata

surplus konsumen atau wisatawan adalah sebesar Rp. 5.546,27,-, lebih besar dari

besarnya WTP wisatawan untuk pembayaran tiket yaitu sebesar Rp. 2.468,09,-.