Ver Tikal

14
Geometrik Jalan ALINEMEN VERTIKAL Adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau proyeksi tegak lurus bidang gambar. Alinemen vertikal disebut juga penampang / profil memanjang jalan yang terdiri dari: garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus dapat: datar, mendaki atau ——> biasa disebut berlandai dan menurun dinyatakan dengan % Pada profil memanjang akan terlihat tinggi rendahnya permukaan jalan terhadap muka tanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap kemampuan kendaraan pada saat mendaki dan bermuatan penuh (truck digunakan sebagai kendaraan standar). Pada umumnya gambar rencana suatu jalan dibaca dari kiri ke kanan, maka: ► landai jalan untuk pendakian diberi tanda positif ( +) dan ► landai jalan untuk penurunan diberi tanda negatif ( - ) koster 1

description

ghjkl

Transcript of Ver Tikal

ALINEMEN VERTIKAL

Geometrik Jalan

ALINEMEN VERTIKAL

Adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau proyeksi tegak lurus bidang gambar.

Alinemen vertikal disebut juga penampang / profil memanjang jalan yang terdiri dari: garis lurus dan garis lengkung.

Garis lurus dapat: datar,

mendaki atau > biasa disebut berlandai dan menurun

dinyatakan dengan %

Pada profil memanjang akan terlihat tinggi rendahnya permukaan jalan terhadap muka tanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap kemampuan kendaraan pada saat mendaki dan bermuatan penuh (truck digunakan sebagai kendaraan standar).Pada umumnya gambar rencana suatu jalan dibaca dari kiri ke kanan, maka: landai jalan untuk pendakian diberi tanda positif ( +) dan landai jalan untuk penurunan diberi tanda negatif ( - )

Perencanaan alinemen vertikal dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan sbb:

Kondisi tanah dasar

Keadaan medan

Fungsi jalan

Muka air banjir

Muka air tanah

Kelandaian yang masih memungkinkan

Landai Minimum pada Alinemen Vertikal Untuk kepentingan arus lalu lintas, landai ideal adalah landai datar (0 %)

Untuk kepentingan drainase jalan, maka jalan berlandailah yang ideal (0.3 % sampai 0.5 %).

Landai Maksimum Kelandaian 3 % mulai memberikan pengaruh terhadap gerak kendaraan penumpang, walaupun tidak seberapa dibandingkan dengan gerakan kendaraan truck yang bermuatan penuh.

Pengaruh dari adanya kelandaian ini dapat terlihat dari berkurangnya kecepatan kendaraan atau mulai dipergunakannya gigi rendah.

Tabel 1. Kelandaian maksimum yang diijinkanVr, km/jam 120 110 100 80 60 50 40 < 40

Landai maksimum,% 3 3 3 4 5 6 7 8

Sumber:Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan Antarkota,Bina Marga,Des90Panjang Kritis Suatu Kelandaian

Pada perencanaan suatu landai, perlu diperhatikan panjang landai tersebut yang masih tidak menghasilkan pengurangan kecepatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya lalu lintas.

Panjang maksimum yang masih diperbolehkan tanpa mengakibatkan gangguan lancarnya arus lalu lintas atau biasa disebut panjang kritis landai, adalah panjang yang mengakibatkan pengurangan kecepatan maksimum 25 km/jam.

Tabel 2. Panjang kritis landai, m

Kecepatan pada awal

tanjakan, km/jamLandai, %

4 5 6 7 8 9 10

80 630 460 360 270 230 230 200

60 320 210 160 120 110 90 80

Jalur Pendakian pada Kelandaian Khusus

Apabila pertimbangan biaya pembangunan memaksa, panjang kritis tesebut boleh dilampaui dengan ketentuan bahwa bagian jalan di atas landai kritis disampingnya harus dibuatkan suatu lajur pendakian khusus untuk kendaraan-kendaraan berat. Pada jalan berlandai dengan volume lalu lintas yang tinggi, seringkali kendaraan-kendaraan berat yang bergerak dengan kecepatan di bawah kecepatan rencana menjadi penghalang untuk kendaraan lain yang bergerak dengan kecepatan sekitar kecepatan rencana. Untuk menghindari hal tersebut perlu dibuatkan lajur pendakian.

Lajur pendakian adalah lajur yang disediakan khusus untuk truck bermuatan berat atau kendaraan lain yang bergerak dengan kecepatan lebih rendah, sehingga kendaraan lain dapat mendahului kendaraan yang lebih lambat tanpa mempergunakan lajur yang lain. lebar lajur pendakian = lebar lajur rencanalajur pendakian dimulai 30 m dari awal perubahan kelandaian dengan serongan sepanjang 45 m dan berakhir 50 m sesudah puncak kelandaian dengan serongan sepanjang 60 m.jarak minimum antara 2 lajur pendakian adalah 1.5 km.

Lengkung VertikalLengkung vertikal ditinjau dari letak titik perpotongan antara kedua bagian lurus (tangent) dapat dibedakan menjadi 2 jenis,yaitu:1.Lengkung vertikal cembung : dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di bawah permukaan jalan rencana.

2.Lengkung vertikal cekung : dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas permukaan jalan yang direncanakan.

Lengkung vertikal dapat berbentuk satu diantara gambar berikut:

Bentuk lengkung vertikal yang umum dipergunakan adalah bentuk lengkung parabola sederhana.

PTV = Peralihan Tangen Vertikal,adalah peralihan dari bagian tangen (lurus) ke bagian lengkung vertikal.

PLV = Peralihan Lengkung Vertikal,adalah peralihan dari lengkung vertikal ke bagian tangen.PVI= Point Vertikal of Intersection,adalah titik perpotongan kedua bagian tangen (PPV = Pusat Perpotongan Vertikal).Letak titik-titik pada lengkung vertikal dinyatakan dengan ordinat X dan Y terhadap sumbu koordinat titik PTV. Panjang lengkung vertikal cembung dapat di hitung dengan rumus:

LVC = .(1) berdasarkan jarak pandang henti

dimana: LVC= panjang minimum lengkung vertikal cembung, m

D= jarak pandangan henti, m (table 3)

A= perbedaan aljabar untuk kelandaian = g1 g2, % Tabel 3. Jarak pandangan henti minimumKecepatan rencana, km/jam806050403020

Jarak pandangan minimum, m1207555402515

Sumber:Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan Antarkota,Bina Marga,Des90 Panjang lengkung vertikal cekung dapat di hitung dengan rumus:

LVS = .(2) berdasarkan penyerapan guncangan

dimana: LVS= panjang minimum lengkung vertikal cekung, m

V= kecepatan rencana, km/jam

A= perbedaan aljabar untuk kelandaian = g1 g2, %Contoh:

Data: Vr = 60 km/jam

g1 = + 4.60 %

g2 = +1.05 %

Penyelesaian:

A = g2 g1 = (+1.05) (+4.60) = - 3.55 %

Untuk :A= + 3.55 ------

dari grafik diperoleh LV = 35 m, diambil 40 m

Vr= 60 -----------

TPTV =

=

TPLV =

=

TX = dimana: Y = Perhitungan dibuatkan secara tabelaris.

Xg1*XX^2Y=A/200Lv*X^2Tx

00.00000.00014.980

50.23025-0.01115.199

100.460100-0.04415.396

150.690225-0.10015.570

X = Lv/2200.920400-0.17815.723

251.150625-0.27715.853

301.380900-0.39915.961

351.6101225-0.54416.046

X = Lv401.8401600-0.71016.110

Ev = A*Lv/800 = -0.178meter

Tanda - berarti CEMBUNG

Contoh:

Data: Vr = 60 km/jam

g1 = - 1.23 %

g2 = +4.60 %

Penyelesaian:

A = g2 g1 = (+ 4.60) (- 1.23) = +5.83 %

Untuk :A= + 5.83 ------

dari grafik diperoleh LV = 60 m, diambil 80 m

Vr= 60 -----------

TPTV =

=

TPLV =

=

TX = dimana: Y =

Perhitungan dibuatkan secara tabelaris.

Xg1*XX^2Y=A/200Lv*X^2Tx

00.00000.00010.692

5-0.062250.00910.640

10-0.1231000.03610.605

15-0.1852250.08210.589

20-0.2464000.14610.592

25-0.3086250.22810.612

30-0.3699000.32810.651

35-0.43112250.44610.708

X = Lv/240-0.49216000.58310.783

45-0.55420250.73810.876

50-0.61525000.91110.988

55-0.67730251.10211.118

60-0.73836001.31211.266

70-0.86149001.78511.616

75-0.92356252.05011.819

X = Lv80-0.98464002.33212.040

Ev = A*Lv/800 = 0.583meter

Tanda + berarti CEKUNG

Penggambaran lengkung vertikal:

Gambar 2. Tipikal Lajur pendakian

1

2

3

4

PVI1

PVI2

A

B

-g1

+g2

-g3

elev.rencana

elev.m.t.a

Sta.0+000

0+050

0+100

0+150

0+200

0+250

muka rencana jalan/kelandaian rencana arah memanjang

muka tanah asli

Gambar 1. Potongan/profil memanjang dari suatu rencana jalan

: Awal Proyek Sta. 0+000

B: Akhir Proyek Sta. 0+235

garis kontur

30 m

45 m

60m

50 m

Lajur pendakian

tanjakan

Awal lajur pendakian

Awal tanjakan

Akhir tanjakan

+g2

-g2

+g2

-g2

-g2

+g2

-g1

+g1

-g1

+g1

-g1

+g1

PVI

PVI

PVI

PVI

PVI

PVI

Gambar 3.1a Vertikal cembung

Gambar 3.1b Vertikal cekung

A

PVI

g2 % ( - )

g1 % ( + )

EV

LV/2

PTV

TPVI+10.20 %

LV/2

g2= +4.60 %

g1= -1.23 %

TPVI+15.90 %

g2= +1.05 %

g1= +4.60 %

LV

PLV

Gambar 4. Lengkung vertikal parabola

+11.266

+10.783

+10.592

Gambar lengkung vertikal CEKUNG

g2= +4.60 %

g1 = -1.23 %

TPLV = + 12.040

TPTV = + 10.692

TPVI = + 10.20

Ev = 0.583 m

X = 20 m

X= Lv/2 = 40 m

X = 60 m

X = Lv = 80 m

200 m

60

PAGE 5

koster

_1258053374.unknown

_1258312150.unknown

_1258313455.unknown

_1258053466.unknown

_1258053619.unknown

_1258110408.unknown

_1258053536.unknown

_1258053442.unknown

_1258053344.unknown

_1258053361.unknown

_1258053067.unknown

_1258053328.unknown

_1258053224.unknown

_1258053016.unknown