Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

20
Geo Migas 1. Peta Kontur Struktur adalah peta yang menggambarkan keadaan di bawah permukaan dari suatu lapisan atau satuan batuan dinyatakan sebagai kontur dari batas atas atau bawah dari satuan tersebut. Kontur Struktur merupakan garis kesamaan ketinggian/kedalaman yang digambarkan pada suatu permukaan. Kontur struktur yang digambarkan pada permukaan datar merupakan garis yang menunjukkan arah jurus. 2. Tata caranya : Contohnya : Peta kontur Sesar normal Sesar naik

Transcript of Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

Page 1: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

Geo Migas

1. Peta Kontur Struktur adalah peta yang menggambarkan keadaan di bawah permukaan dari suatu lapisan atau satuan batuan dinyatakan sebagai kontur dari batas atas atau bawah dari satuan tersebut. Kontur Struktur merupakan garis kesamaan ketinggian/kedalaman yang digambarkan pada suatu permukaan. Kontur struktur yang digambarkan pada permukaan datar merupakan garis yang menunjukkan arah jurus.

2. Tata caranya :

Contohnya : Peta kontur Sesar normal

Sesar naik

3. Reservoir merupakan suatu tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon, baik minyak dan atau

gas serta air di bawah permukaan tanah. Proses akumulasi minyak bumi di bawah permukaan

Page 2: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

haruslah memenuhi beberapa syarat, yang merupakan komponen suatu reservoir minyak dan

gas bumi. Empat komponen penyusun reservoir adalah:

a. Batuan Reservoir

b. Lapisan penutup (cap rock)

c. Perangkap reservoir (reservoir trap)

d. Kondisi reservoir (tekanan dan temperature)

Cakupan aspek reservoir hydrocarbon pada dasarnya harus mengenali distribusi

karakteristik reservoir yang ada pada suatu lapangan migas. Distribusi karakteristik

reservoir meliputi distribusi sifat fisik batuan reservoir, sifat fisik fluida reservoir dan

kondisi reservoirnya. Karakteristik reservoir dapat diperoleh dari kegiatan coring dan

analisa core, well logging, well testing dan analisa fluida reservoir. Setelah memperoleh

data distribusinya, maka dapat dilakukan perhitungan untuk memperkirakan besarnya

cadangan pada reservoir.

Perkiraan reservoir merupakan suatu langkah untuk dapat mengidentifikasi

reservoir, sehingga dapat dilakukan pembuktian apakah reservoir tersebut dapat

dikatakan prospek atau tidaknya. Perkiraan reservoir ini meliputi perkiraan cadangan yang

digunakan untuk memperkirakan ultimate recovery. Untuk memperkirakan cadangan

dapat dilakukan dengan tiga metoda yang umum digunakan yaitu metoda volumetris,

metoda material balance, dan decline curve. Perkiraan produktifitas formasi dapat

digunakan untuk memperkirakan rate produksi optimum agar tercapai ultimate recovery-

nya dan perkiraan perilaku reservoir yang bertujuan untuk memperkirakan mekanisme

pendorong dan umur dari reservoir.

Perkiraan reservoir ini sangat berperan terhadap perencanaan penyebaran sumur-

sumur produksi. Dalam perencanaan penyebaran sumur produksi umumnya berhubungan

dengan beberapa masalah antara lain berapa jumlah sumur yang dapat dibor, spasi sumur

tersebut, dan pola penyebaran sumurnya, sehingga kandungan hydrocarbon dalam

reservoir dapat terkuras secara maksimal dan menghasilkan keuntungan ekonomis yang

maksimal. Untuk mencapai hal-hal tersebut, maka harus dipahami faktor-faktor yang

mempengaruhi penentuan penyebaran sumur yaitu, distribusi cadangan termasuk geometri

(bentuk dan ukuran) cadangan, distribusi produktivitas, struktur geologi dan posisi

struktur serta mekanisme pendorong reservoir.

Beberapa karakteristik dari batuan reservoir maupun fluida reservoir, yaitu :

a. Karakteristik batuan reservoir :

Permeabilitas

Porositas

Saturasi

Page 3: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

Wetabilitas

Tekanan kapiler

kompresibilitas

4. Batu pasir (Bahasa Inggris: sandstone) adalah batuan endapan yang terutama terdiri

dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk

oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit

bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna

umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu

pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu

batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar

wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya. Batu

pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini

merupakan bahan umum untuk bangunan danjalan. Karena kekerasan dan kesamaan

ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu

asah(grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya.

Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air

dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya

sebagai akuifer yang baik.

A. Klasifikasi ukuran butir menurut Wentworth

SKALA WENWORTH

Dikenal umum dengan nama Skala

Wentworth, skema ini digunakanuntuk klasifikasi

materi partikel aggregate ( Udden 1914,

Wentworth 1922).Pembagian skala dibuat

berdasarkan faktor 2 ; contoh butiran pasir

sedangberdiameter 0,25 mm – 0,5 mm, pasir

sangat kasar 1 mm – 2 mm, dan seterusnya. Skala

ini dipilih karena pembagian menampilkan

pencerminan distribusi alami partikel sedimen;

sederhananya, blok besar hancur menjadi dua

bagian, dan seterusnya.

Empat pembagian dasar yang dikenalkan

1. lempung (< 4 μm) 2. lanau (4 μm – 63 μm) 3.

pasir (63 μm – 2 mm) 4. kerikil /aggregate (> 2

mm). Skala phi adalah angka perwakilan pada

Page 4: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

skala Wentworth. Huruf Yunani ‘Ф’ (phi) sering digunakan sebagai satuan skala ini.

Denganmenggunakan logaritma  2 ukuran butir dapat ditunjukkan pada skala phi sebagai berikut :

Ф = - log 2 (diameter butir dalam mm). Tanda negatif digunakan karena biasa digunakan untuk

mewakili ukuran butir pada grafik, bahwa ukuran butir semakin menurun dari kanan ke kiri.

Dengan menggunakan rumus ini, butir yang berdiameter 1 mm adalah 0Ф; 2mm adalah -1Ф, 4

mm adalah -2Ф, dan seterusnya; ukuran butir yang semakin menurun, 0,5 mm adalah +1Ф, 0,25

mmadalah 2Ф, dan seterusnya.

Berikut adalah ukuran yang terdapat dalam skala Wenworth :

1. Gravel,  terbagi  atas  4  bagian  yakni  : Bolders/Bongkah

(>256mm),Cobble/Berangkal  (64-256mm),  Pebble/Kerakal  (4-64mm),

danGrit/Granule/Butiran (2-4mm).

2. Sand, Pasir Sangat Kasar (1-2mm), Pasir Kasar (1/2-1mm), Pasir Sedang(1/4-

1/2mm), Pasir Halus (1/8-1/4mm), dan Pasir Sangat Halus(1/16-1/8mm)

3. Mud, terbagi  atas 2 : Silt/Lanau (1/256-1/6mm) dan Clay/Lempung(<1/256mm)

b. Klasifikasi batu pasir menurut folk (QFR Diagram)

pada klasifikasi folk kurang lebihada dua kelompok nama arkos dan arenit,

dan quartzarenite. cuma kelemahannya matrik diabaikan di folk, tapi bukan

berarti kadar matrik diabaikan dalam penjelasannya (meski diskema tidak

dipake). kadar matrik digunakan untuk mengetahui kadar kematangan

(maturitas) dari batupasir.

pada klasifikasi Folk ini semua yang berhubungan dengan feldspar (kaya

feldspar) maka batuannya akan disebut arkose (masih ingat kan penjelasan

nama non formal diatas sebenernya ini isu yang dibuat sam boggs hal 129-

130 :D bukan maksud mengadu domba sob tapi begitu adanya silahkan baca

link wikipedia diatas dan sam boggs halaman segitu V^^’). sedangkan

untuk rock fragmen (pengganti lithic fragment sama aja), akan jadi arenite

dan turunannya. kadar persentase kuarsa yang cukup tinggi bila mencapai

75% dan kandungan fragmen lain (feldspar dan rock fragment) menurun

maka batuannya diberi nama jadi ‘sub’, subarkose dan sublitharenite. untuk

Page 5: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

kadar kuarsa >95% dinamakan quartz arenite (bayangin sob semuanya

namanya ‘arenite’ wackenya gak ada).

kemudian pemlotan dilakukan fokus pada tiga komponen tersebut jadi

komponen lain diabaikan berapapun jumlahnya, hingga jumlah ketiganya

100% untuk diplot pada diagram.

sementara fragmen lain yang tidak dapat diplot dalam diagram (fosil,

mineral berat) hanya dijadikan paramter pembanding untuk formasi batuan

lain.

tingkat kematangan (maturitas) batuan diukur berdasarkan parameter

kandungan matriknya bila matrik lebih dari 5% dengan tekstur terpilah

buruk dan menyudut maka batuan tidak matang (immature), kemudian

submature bila clay <5% dan butiran menyudut tanggung-membundar

tanggung dan terpilah buruk, batuan dikatakan mature (matang) bila

butiran bersortasi baik dan butiran tidak menyudut dengan sedikit clay,

supermature bila butiran membundar bersortasi baik dan tidak ada clay

sama sekali.

c. Batupasir merupakan reservoir yang paling penting dan yang paling banyak di dunia ini, 60% dari semua batuan reservoir adalah batupasir. Batupasir adalah batubatu yang renggang ( loose) tapi padat (compact), yang terdiri dari fragmen-fragmen yang menyatu dan mengeras (cemented) dengan diameter berkisar antara 0,05 mm sampai 0,2 mm. Di antara fragmen-fragmen batupasir dan pasir, selalu terdapat fragmen-fragmen yang komposisinya adalah quartz. Butiranbutiran mineral feldspar, mika, glaukonit, karbonat dan mineral-mineral lainnya kadang-kadang terdapat di antara butiran mineral quartz. Porositas batupasir dihasilkan dari proses-proses geologi yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi. Proses-proses ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu proses pada saat pengendapan dan proses setelah pengendapan. Kontrol pada saat pengendapan menyangkut tekstur batupasir (ukuran butir dan sortasi). Proses setelah pengendapan yang berpengaruh terhadap porositas diakibatkan oleh pengaruh fisika dan kimia, yang merupakan fungsi dari temperatur, tekanan efektif dan waktu. Ada dua jenis porositas yaitu porositas primer dan porositas sekunder. Porositas primer merupakan porositas yang terjadi bersamaan batuan menjadi sedimen, sedangkan porositas sekunder merupakan porositas yang terjadi sesudah batuan menjadi sedimen bisa berupa larutan (dissolution) .Permeabilitas (k) adalah kemampuan medium berpori untuk meluluskan/mengalirkan fluida. Permeabilitas sangat penting untuk menentukan besarnya cadangan fluida yang dapat diproduksikan.

Porositas dan permeabilitas pada batupasir ditentukan oleh ukuran butir dan distribusinya, sortasi (pemilahan), bentuk dan kebundaran butir, penyusunan butir, serta kompaksi dan sementasi. Batupasir antara formasi yang satu dengan yang lainnya berbeda, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang porositas dan permeabilitas serta hubungannya dengan ukuran butir dan sortasi pada formasi-formasi tersebut. Batupasir merupakan salah satu dari batuan sedimen klastik yang mempunyai porositas cukup baik dan biasanya berfungsi sebagai reservoir atau akuifer, sedangkan butirannya yang dominan berukuran pasir. Batupasir memiliki beberapa kenampakan fisik yang dapat dibedakan dari batuan jenis lainnya, yaitu struktur, tekstur dan komposisi. Dari tekstur batupasir dapat diturunkan menjadi tiga parameter empiris yaitu ukuran butir, bentuk butir (pembundaran dan pembulatan) dan sortasi. Pemilahan (sorting) adalah cara penyebaran berbagai macam besar

Page 6: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

butir.Dengan demikian rongga yang terdapat di antara butiran besar akan diisi butiran yang lebih kecil lagi sehingga porositasnya berkurang

d. Log gamma ray yang terdefleksi ke kiri mengindikasikan batupasir atau karbonat yang memiliki lempung yang rendah. Selain itu, juga batupasir menunjukkan grafik log gamma ray yang mendeteksi zat radioaktifitas yang sangat rendah. Mudstone, batupasir, batugamping

mempunyai densitas menengah sampai tinggi (2,65 – 2,71 gr/cc)

5. Batu kapur/Gamping (bahasa Inggris: limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimenterdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalahorganisme     laut . Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air    dan terdeposit di lantai    samudra sebagai pelagic ooze (lihat lysocline    untuk informasi    tentangdissolusi calcite).

Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air   meteorik tersupersaturasi (air tanahyang presipitasi material di gua). Ini    menciptakan speleothem seperti stalagmit    danstalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan    dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.

Pembentukan    batu gamping terjadi secara    organik, mekanik atau secara kimia.

Organik    : pengendapan    binatang    karang/cangkang siput, foraminifera, koral/kerang

Mekanik : bahanya sama    dengan    organik yg berbeda hanya terjadinya perombakan darr batu gamping tersebut yg    kemudian terbawa arus dan    diendapkan tidak    terlalu jauh    dari tempat semula

Kimia       : terjadi pada    kondisi iklim  dan suasana    lingkungan tertentu dalam air laut atau air tawar

K las i f i k a s i Ba t u G a m p i n g ( D u n h am , 1 962)

Batu gamping termasuk b a t u a n s e d i me n. B atu gamping ini dapat diklasifikasikan

salah satunya adalah klasifikasi dunham yang membahas tentang pembagian

batugamping. Klasifikasi Dunham (1962) ini dilihat secara megaskopis yang mana dia

mengamati indikasi adanya pengendapan batugamping yang ditunjukkan oleh tekstur hasil

Page 7: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

pengendapan yaitu limemud (nikrit) semakin sedikit nikrit semakin besar energi yang

mempengaruhi pengendapannya.

Menurut klasifikasi ini batugamping terbagi atas :

Page 8: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

1) Mud Stone

Batuan ini termasuk dalam jenis batuan sedimen non klastik dengan warna segar putih

abu – abu dan warna lapuknya adalah putih kecoklatan.Batuan ini bertekstur Non klastik

dengan komposisi kimia karbonat dan strukturnyapun tidak berlapis. Salah satu contoh dari

batuan karbonat adalah kalsilutit ( Grabau ) atau Munstone ( Dunham ) , Batuan ini

mempunyai nama yang berbeda, karena dari klasifikasi yang digunakan dengan interprestasi

yang berbeda, batuan ini dinamakan kalsilutit, karena batuan ini merupakan batuan karbonat

dan menurut klasifikasi dunham nama dari batuan ini adalah mudstone, karena batuan ini

mempunyai kesan butiran kurang dari 10 % dan pada batuan ini tidak ditemukan adanya fosil.

Tekstur dari batuan ini adalah non kristalin, karena mineralnya penyusunnya tidak

berbentuk Kristal, dengan memperhatikan tekstur batuan ini dapat disimpulkan bahwa batuan

ini terbentuk dari adanya pelarutan batuan asal yang merupakan material – material penyuplai

terbentuknya batuan ini adapun batuan asal dari batuan ini adalah seperti pelarutan terumbu

karang. Selain itu, proses keterbentukan batuan ini adalah pengerusan gamping yang telah ada

misalnya penghancuran terumbu karang,oleh gelombang, atau dari pengendapan langsung

secara kimia air laut yang kelewat jenuh akan CaCO3 . proses litifikasi dari batuan ini

melibatkan pelarutan mineral- mineral karbonat yang stabil maupun yangtidak stabil, dalam

pengertian luas diagnesa meliputi perubahan mineralogy, tekstur kemas dan geokimia sedimen

dan temperature serta tekanan yang rendah.

Litifikasi sedimen karbonat dapat terjadi pada sedimen yang tersingkap , maupun yang

masihberada didalam laut, proses terbentuknya batuan in berlangsung perlahan – lahan dan

bertingkat – tingkat , dimana batas antara antara tingkatan tidak jelas , bahkan dapat saling

melingkup , tingkatan tersebut adalah penyemenan, pelarutan pengendapan, perubahan

mineralogy butir – butir dan rekristalisasi. Keterdapatan batuan ini biasanya dapat ditemukan

disekitar pinggiran pantai, adapun asosiasi dari batuan ini adalah batupasir karbonatan dan

packtone. Adapun kegunaan dari batuan ini adalah sebagai reservoir dalam pencarian minyak

bumi.

Page 9: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

Gambar : Mudston

2) Wackestone

Wackestone adalah matriks yang didukung batuan karbonat yang mengandung lebih dari

10% a l l o c h e ms d alam matriks lumpur karbonat. Ini adalah bagian dari klasifik a si

Dunh a m b atuan karbonat. Dalam klasifikasi banyak digunakan lain karena F olk ,

deskripsi yang setara akan, misalnya, oopelmicrite, dimana a l l o c h e ms y ang dimaksud

adalah ooids d an peloids. Wackstone merupakan lumpur didukung batu kapur yang

mengandung butiran karbonat lebih dari 10% (lebih besar dari 20 mikron)

"mengambang" dalam matriks lumpur halus-halus kapur

Gambar: wackstone

3) Boundstone

Merupakan hubungan antar komponen tertutup yang berhubungan dengan rapat (oolite).

Karbonat batuan menunjukkan tanda-tanda terikat selama pengendapan (Dunham,

Page 11: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

ditemukan di daerah sekitar terumbu karang, dan daerah yang terumbu karang 2,5-3 juta

tahun lalu, tapi mungkin dikelilingi lahan kering. Tergantung pada cara bahan organik

telah diatur dalam sedimen ketika batu itu terbentuk dan jenis bahan organik itu,

boundstone dapat diklasifikasikan sebagai framestone, bindstone, atau bafflestone.

Mereka memiliki tiga subdivisi:

a. Framestone: Organisme dari organik fosil, biasanya dalam karang laut, yang

terjadi berdekatan dengan spons ini terikat oleh kerak mikroba dan pasir yang

mengeras. Dan ruang antara bertahap diisi dengan pasir , sedimen, dan kristal

k a ls it . Dalam waktu yang lama, air surut dan struktur itu terus menerus terkena

udara, dan penyemenan alami dari padat sedimen diawetkan sisa-sisa bahan

organik sebagai fosil.

b. Bindstone: hasil organisme yang mengikat sedimen sehingga lepas bersama-

sama, ditandai dengan adanya dispersi. Yang mengikat di bindstone pada

umumnya adalah ganggang, yang bersama-sama dengan lapisan lumpur dan

kalsit dengan besar pori-pori yang disebabkan oleh gelembung gas yang menjadi

terperangkap dalam sedimen selama pembentukan. S trom a to l it ,b erupa gundukan

fosil alga berlapis dan sedimen, yang bentuk paling umum dari bindstone.

Bindstone kebanyakan berorientasi secara vertikal. Bindstone merupakan jenis

yang paling banyak ditemukan dari boundstone.

c. bafflestone: terikat oleh sedimen berdinding tebal berupa karang berbentuk

paralel sehingga hanya sedimen halus yang melewatinya. Akibatnya, komposisi

bafflestone, selain karang fosil, sebagian besar pasir alami-semen dan lumpur.

Pasir ini terdiri dari kalsit homogen dan lumpur terdiri dari campuran residu

tertinggal setelah lumpur karbonat yang disaring. Struktur unik dari bafflestone

yaitu terbentuk pada dan di sekitar koloni-vertikal tumbuh karang, dan karena itu

terbatas pada individu kecil.

Page 12: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

Gambar : Boundstone

4) Grainstone

Merupakan hubungan antar komponen- komponen tanpa lumpur sehingga

sering disebut batuan karbonat bebas lumpur, yang didukung butir . Dunham

(1962) , batuan ini berasal : (1) Grainstone terbentuk pada kondisi energi

yang tinggi, butiran-produktif lingkungan di mana lumpur tidak dapat

terakumulasi, (2) terdapat pada arus yang putus butir dan melewati lumpur

pada lingkungan. Grainstones mempunyai tekstur berpori dan dikenal sebagai

karbonat yang terdapat pada sekitar pantai.

Page 13: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

Gambar: Grainstone

5) Packstone

Merupakan lumpur, tetapi yang banyak adalah betolit. Butir-bitirnya

didukung batuan karbonat berlumpur (Dunham, 1962). Lucia (1999) dibagi

packstones ke dalam lumpur yang didominasi (ruang pori total dipenuhi

Page 14: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

lumpur) dan yang didominasi (beberapa ruang pori antar butir bebas dari

lumpur) packstones. Divisi ini adalah penting dalam memahami kualitas

reservoir karena lumpur plugs ruang partikel pori. Packstones menunjukkan

berbagai sifat pengendapan. Lumpur menunjukkan proses energi yang lebih

rendah , sedangkan kelimpahan butir menunjukkan proses energi yang lebih

tinggi . menurut Dunham (1962) asal packstones: (1) packstone berasal dari

wackestones dipadatkan, (2) berasal dari proses akibat dari infiltrasi lumpur

awal atau akhir dari sebelumnya disimpan lumpur bebas sedimen, (3) terbentuk

dalam air yang tenang, atau (4) hasil pencampuran dari berbagai lapisan

sedimen. Di mana butirnya yang sangat besar, Embry dan Klovan (1971)

contohnya karbonat rudstones."

Gambar: Packston

Page 15: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

KLASIFIKASI Embry & Klovan (1971)

Merupakan pengembangan dari klasifikasi Dunham (1962).

Seluruhnya didasarkan pada tekstur pengendapan dan lebih tegas di dalam

ukuran butir, yaitu ukuran grain >= 0,03-2 mm dan ukuran lumpur karbonat

< 0,03 mm.

Berdasarkan cara terjadinya, Embry & Klovan membagi batugamping

menjadi 2 kelompok :

1. Batugamping allochthon : mudstone, wackestone,

2. Batugamping autochthon : bafflestone, bindstone, dan framestone.

Sangat tepat untuk mempelajari fasies terumbu dan tingkat energi pengendapan

c. Menurut para ahli, batugamping yang terdolomitasi mempunyai porositas yang lebih besar dari pada

batugamping sendiri. Besar-kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : ukuran butir,

sortasi (semakin baik sortasinya, semakin baik porositasnya), susunan butir (susunan butir berbentuk

kubus mempunyai porositas lebih baik dibandingkan bentuk rhombohedral), kompaksi, dan sementasi.

Page 16: Vendy Mediannoor - Tugas Geologi Migas.doc

Batugamping sebagai reservoir sangat lebih tergantung dari permeabilitasnya, selain itu juga porositas

mengontrol penyimpanan hidrokarbon. Beberapa batugamping memiliki porositas besar tetapi memiliki

permeabilitas rendah, maka dari itu porositas efektif sangat penting untuk reservoir hidrokarbon.

Porositas pada batugamping agak berbeda dengan batupasir. Porositas pada batugamping cukup

bervariasi tetapi cukup rendah dibanding dengan batupasir. Reservoir batuan karbonat hanya memiliki

porositas 5 – 10%, sedangkan batupasir memiliki 15-30%. Kebanyakan porositas pada batupasir adalah

porositas primer. Sedangkan pada batugamping memiliki porositas diagenesa origin, atau sekunder.

d. Mudstone, batupasir, batugamping mempunyai densitas menengah sampai tinggi

(2,65 – 2,71 gr/cc) Batu gamping dan dolomite yang berwarna gelap lebih tinggi

radioaktifnya daripada yang berwarna terang.

Daftar Pustaka

https://www.scribd.com/doc/173859423/8-Peta-Geologi

https://docs.google.com/document/d/1QIZOi-PqUDR8yYeYh08nRDvprug2tAcG0lVKihw_MrU/edit?hl=en

http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_pasir

http://en.wikipedia.org/wiki/Folk_classification

M. Irham Nurwidyanto. 2006, Pegaruh Ukuran Butir Terhadap Porositas Dan Permeabiltas Pada Batu Pasir. Jurnal Diakses pada 8 Oktober 2012

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11882/JURNAL%20GEOFISIKA.docx?sequence=1

http://www.genborneo.com/2011/12/pengertian-batu-gamping.html

Dunham, R. J., 1962, Classification of carbonate Rock According To Depositional Textures,

AAPG Memoir No.1

Tucker, Maurice. 1990. Carbonate sedimentology. Marston Book Service : Oxon

https://www.scribd.com/doc/149323211/Reservoir-Merupakan-Suatu-Tempat-Terakumulasinya-Fluida-Hidrokarbon