veltikultur

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki tipe iklim tropis sehingga mendapat hujan dan sinar matahari dengan intensitas yang seimbang. Daerah dengan iklim tropis sangat kaya akan sumber daya alamnya terutama tumbuh-tumbuhan. karena tumbuhan sangat mudah berkembang pada daerah dengan curah hujan yang tinggi. Tumbuhan di Indonesia pun bermacam- macam. Itulah mengapa sebagian besar wilayah Indonesia digunakan sebagai lahan pertanian. Secara sempit, pertanian dapat dikatakan suatu siklus pengolahan (pembudidayaan) sumber daya alam oleh manusia khususnya dalam bidang pengolahan sumber daya tanaman. Pertanian di Indonesia bukan hanya sekedar bercocok tanam melainkan sudah menjadi budaya yang sudah mengakar dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa tergantungnya penduduk Indonesia pada pertanian. Maka dari itu diperlukan suatu upaya agar pertanian di Indonesia tidak semakin meredam atau hilang.

description

vertikultur

Transcript of veltikultur

Page 1: veltikultur

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki tipe iklim tropis sehingga mendapat

hujan dan sinar matahari dengan intensitas yang seimbang. Daerah dengan iklim tropis

sangat kaya akan sumber daya alamnya terutama tumbuh-tumbuhan. karena tumbuhan

sangat mudah berkembang pada daerah dengan curah hujan yang tinggi. Tumbuhan di

Indonesia pun bermacam-macam. Itulah mengapa sebagian besar wilayah Indonesia

digunakan sebagai lahan pertanian. Secara sempit, pertanian dapat dikatakan suatu siklus

pengolahan (pembudidayaan) sumber daya alam oleh manusia khususnya dalam bidang

pengolahan sumber daya tanaman.  Pertanian di Indonesia bukan hanya sekedar bercocok

tanam melainkan sudah menjadi budaya yang sudah mengakar dan tidak bisa dipisahkan

dari kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa tergantungnya

penduduk Indonesia pada pertanian. Maka dari itu diperlukan suatu upaya agar pertanian

di Indonesia tidak semakin meredam atau hilang.

pertanian Indonesia dihadapkan pada suatu permasalahan yaitu lahan pertanian

semakin sempit akibat alih fungsi lahan menjadi bangunan-bangunan tetap. Seperti yang

kita ketahui petani di Indonesia merupakan petani dengan luas lahan pertanian yang

sangat kecil yaitu sekitar 0.3 hingga 0.4 hektare. Inilah yang menyebabkan sebagian besar

petani menjual lahan pertanian mereka untuk dijadikan modal usaha. Sebagian besar

pembeli lahan pertanian tersebut akan mengubah lahan menjadi bangunan yang berakibat

menurunnya luas lahan pertanian di Indonesia. Faktor yang mempengaruhi proses

pertanian salah satunya adalahketersediaan lahan.  Kendala ini dalam proses budidaya

suatu jenis tanaman baik di lahan penanaman atau perkarangan rumah adalah terbatasnya

Page 2: veltikultur

lahan, terutama di perkotaan.  Umumnya lahan perkarangan yang tersedia di perkotaan

hanya beberapa meter persegi.  Bahkan terkadang sisa lahan tersebut sudah habis terpakai

untuk parkir kendaraan atau untuk meletakkan beberapa pot tanaman hias.

Dari masalah tadi penulis berinofasi untuk menerapkan pertanian secara

veltikultur supaya dapat mengatasi masalah berkurangnya lahan pertanian di Indonesia

agar jumlah hasil produksi pertanian tidak berkurang dan bisa mengalami peningkatan

sehingga masyarakat Indonesia tidak mengalami kemiskinan dan kelaparan. Namun untuk

memperjelas bagaiamana upaya penanaman secara veltikultur tersebut, mari simak isi

makalah tentang “veltikultur” berikut ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi pertanian di Indonesia?;

2. Apa itu veltikultur?;

3. Apa saja macam-macam veltukultur?;

4. Bagaimana cara penanaman dengan veltikultur ?;

5. Apa saja kendala dalam penanaman secara veltikultur ?;

6. Apa saja Jenis tanaman yang dapat di veltikultur?;

7. Apa saja keuntungan dari penanaman veltikultur ?;

8. Bagaimana cara budidaya bunga chrysant?;

9. Bagaimana cara bididaya bunga anggrek?.

C. Tujuan

1. Mengenal kondisi pertanian di indonesia;

2. Memecahkan permasalahan lahan sempit dengan cara tanam veltikultur;

3. Mengetahui macam-macam veltukultur;

4. Mengetahui cara-cara penanamaan secara veltikultur;

5. Memgetahui kendala apa saja yang terdapat dalam penanaman secara veltikultur;

Page 3: veltikultur

6. Mengetahui jenis apa saja tanaman yang dapat di veltikultur;

7. Mengetahui keuntungan apasaja dari penanaman veltikultir;

8. Mengetahui budidaya bunga chrysant;

9. Mengetahui budidaya bunga anggrek.

BAB II

ISI

Pembahasan

1. Kondisi Pertanian di Indonesia

Indonesia termasuk kedalam negara yang setenga wilayahna adalah daratan.

Kebanyakan penduduk indonesia memanfaatkan daratan itu dengan cara membuat suatu

perkebuna atau pertanian. Di dukung dengan tipe iklimnya topis indonesia memiliki tanah

yang subur sehingga sangat bagus untuk tanaman, Potensi Sumber Daya Alam yang besar

dan beragam. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi Kondisi

pertanian di Indonesia semakin parah dengan degradasi lahan pertanian dan konversi lahan

pertanian secara besar-besaran. Lahan pertanian produktif yang sebagian besar berada di

Pulau Jawa banyak yang diubah menjadi perumahan-perumahan dan gedung-gedung

perkantoran. Meskipun teknologi pertanian di Indonesia semakin canggih dengan adanya

bioteknologi, pertanian Indonesia masih dianggap belum maju. Salah satunya disebabkan

lahan pertanian yang selalu berkurang dari tahun ke tahun sehingga produksi tanaman

pertanian menurun.

Seperti dalam daftar tabel berikut ;

Tanaman 2009 2010 2011

Page 4: veltikultur

Hias

Luas

(m2)

Produksi

(tangkai)

Luas

(m2)

Produksi

(tangkai)

Luas

(m2)

Produksi

(tangkai)

Anggrek 1,308,199 16,205,949 1,391,206 14,050,445 1,209,938 15,490,256

Mawar 614,480 60,191,362 3,844,434 82,351,332 504,745 74,319,773

Krisan 9,742,677 107,847,072 10,024,605 185,232,970 8,379,521 305,867,882

Sedap

Malam

815,709 51,047,807 623,463 59,298,954 709,987 62,535,465

Bps.go.id

2 Pengertian Pertanian Vertikultur

Vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau

bertingkat (BPTP Sumatera Selatan, 2011). Vertikultur berasal dari kata vertical dan culture,

maka vertikultur dapat diartikan sebagai sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara

vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor (Lukman, 2012). Sistem budidaya

pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk

daerah perkotaan dan lahan terbatas. Vertikultur ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan

produktivitas tanaman sayur dan tanaman hias. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa

untuk menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman.

Vertikultur bukan hanya sekadar kebun vertikal, namun vertikultur ini akan

merangsang seseorang untuk menciptakan suatu biodiversitas di pekarangan yang sempit

sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian

vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang

menyenangkan.

Page 5: veltikultur

Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan.maka dari itu slalu

menggunakan paralon. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki

nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan

secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang

panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya.

Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya

agar biaya produksi tidak melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobi, vertikultur

dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas.

 

 

 

2.3 Keunggulan dan Kelemahan Pertanian Vertikultur

Menurut Ria Maya keunggulan dari sistem pertanian vertikultur adalah :

1. efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak

dibandingkan sistem konvensional

1. penghematan pemakaian pupuk dan pestisida

2. kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil

3. dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu

4. mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman.           

            Menurut Anya P. Damastuti adanya atap plastik memberikan keuntungan pada pertanian vertikultur:

1. mencegah kerusakan karena hujan

2. menghemat biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi penguapan.

Kekurangannya sistem pertanian vertikultur adalah

1. rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara yang tinggi akibat tingginya populasi tanaman

2. adanya atap plastik

3. investasi awal cukup tinggi

4. system penyiraman harus kontinu, dan

Page 6: veltikultur

5. diperlukan beberapa peralatan tambahan, misalnya tangga sebagai alat bantu penyiraman.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: veltikultur

 

 

 

Langkah-langkah Implementasi Pertanian Vertikultur

Langkah-langkah dalam mengimplementasikan pertanian vertikultur tergantung pada model

dan bahan vertikultur yang digunakan. Model budidaya secara vertikultur dapat berupa :

Model gantung, Model tempel, Model Tegak dan Model Rak. Pada umumnya vertikultur

adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan

beberapa undak-undakan atau sejumlah rak.

1.      Model budidaya tanaman sayuran secara vertikultur sederhana model rak

a.      merakit pot dari talang air.

Siapkan wadah tanaman berupa talang air segi empat sepanjang 150 (seratus lima

puluh) cm sebanyak 3 (tiga) buah. Lubangi bagian bawahnya dan tutup bagian kedua sisinya.

Untuk rak, siapkan reng kayu dengan panjang 1(satu) meter sebanyak 5 (lima)

batang. Kayu bulat sebanyak 3 (tiga) batang ukuran 1 (satu ) m. Reng kayu ukuran 60 cm

sejumlah 2 (dua) batang, ukuran 45 cm sejumlah 2 (dua) batang dan 30 cm sejumlah 2 (dua)

batang. Letakan talang air di rak kayu, dan isi pot talang air tersebut dengan media tanam.

b.      Media Tanam :

Media tanam berupa campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan

volume 1:1. Masukan media tanam ke dalam talang air yang telah disiapkan.

c. Persemaian dan Penanaman :

Untuk tanaman kangkung dan bayam benih bisa langsung ditanam dalam media

tanam talang air tersebut. Untuk tanaman cabai, terong, paprika, sawi benih harus disemaikan

Page 8: veltikultur

terlebih dahulu. Namun karena talang air berukuran kecil, jenis tanaman apa yang akan

ditanam harus menjadi perhatian. Tanaman yang bisa ditanam biasanya tanaman daun antara

lain bayam, kangkung dan sawi.

 Cara persemaiannya adalah benih direndam dalam air hangat (± 50ºC) selama 1

(satu) jam. Semaikan benih-benih tersebut ke dalam media tanam berupa bak plastik atau

tray, setelah tanaman mempunyai daun antara 4-5 helai, bibit bisa dipindahkan langsung ke

dalam talang air tersebut. Pemindahan bibit ke media talang air tersebut harus sangat hati-

hati, usahakan tanah masih menempel pada akar tanaman. Lakukan penanaman pada sore hari

atau pada pagi hari dengan membenamkan tanaman sampai batas leher akar.

d. Pemeliharaan :

Penyiraman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari

Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2

cara yaitu :

a. Dengan mengunakan pupuk cair (NPK) lengkap sebanyak 1 (satu) gram

dicairkan dalam 1 (satu) liter air lalu disemprotkan ke daun tanaman sebanyak

100-250 cc pertanaman atau tergantung umur tanaman dengan interval 1-2

minggu sekali.

b. Dengan menggunakan NPK yang disiramkan pada media tanam bukan pada

tanamannya. Dosis pupuk yang dianjurkan untuk fase pertumbuhan adalah 2

sendok makan NPK/10 liter air (1 ember) atau campuran urea + SP36 + KCl

dengan perbandingan 2:1:1.

Pengendalian hama penyakit sebaiknya dilakukan secara konvensional/mekanik

dengan cara mencabut atau menggunting tanaman yang terserang hama penyakit . Hindari

pemakaian pestisida dan bila terpaksa gunakan pestisida yang selektif dan secara bijaksana.

2. Pot Vertikal

Page 9: veltikultur

Menurut Ir. Mulyono Niti-sapto, staf edukatif pada Fakultas Pertanian UGM, jenis pot

vertikal (dari bahan gerabah, bambu, ataupun paralon) paling cocok untuk menanam sayuran

berbatang kedl, misalnya selada, sawi, kol bunga, seledri, atau kangkung. Sebaliknya, untuk

menanam terung, tomat, cabai, bawang (merah dan putih), hasilnya terbukti kurang bagus.

Tinggi pot vertikal paling ideal ± 1,5 m karena bagian yang paling atas masih mudah

dijangkau bila orang harus menyiram, memupuk, maupun memetik hasilnya. Jika vertikultur

terlalu tinggi dapat roboh jika terkena angin. Jarak antara pot yang satu dengan lainnya

berkisar 40 -60 cm, tergantung besarnya tanaman. Makin besar tanaman, jaraknya makin

jauh. Untuk tanaman seledri, misalnya, jaraknya cukup 40 cm, untuk cabai ± 60 cm.

Porositas media tanam pada pot vertikal harus cukup tinggi. Ini perlu karena berkaitan

dengan pemupukan. Pupuk yang sudah dilarutkan secara sempuma dalam air dengan

perbandingan 1 g pupuk dengan 11 crir diguyurkan dari atas. Dengan porositas yang cukup,

pupuk bisa meresap secara merata sampai ke bawah. Porositas yang tinggi bisa dicapai kalau

setiap kali melakukan penanaman baru, tanah dibongkar lebih dahulu. Bisa juga setelah 3 kali

panen, media tanam dicampur lagi dengan pupuk kandang dan sekam dengan perbandingan

1:1-: 1/4.

Media tanam yang bisa digunakan di antaranya, sekam (atau abunya), pasir, atau

gambut yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1-2:1. Atau campuran

tanah dengan pupuk kandang (3 : 1). Bisa pula campuran tanah dengan sampah rumah tangga

atau campuran tanah, sekam dan pupuk kandang.

Untuk mencegah ancaman cendawan dan sebangsanya, media tanam dibuat steril.

Untuk itu media tanam harus disangrai (digoreng tanpa mi-nyak) lebih dulu. Campuran fop

soil (tanah lapisan atas yang bisa diambil sampai kedalaman 10-20 cm) dengan pasir halus,

pupuk kandang, kompos, dan kapur dimasukkan ke dalam wadah yang cukup besar. Lalu,

Page 10: veltikultur

campuran itu disangrai selama 6 – 8 jam sambil diaduk. Setelah dingin baru dimasukkan

dalam pot.

Sebagai media penyemaian bagi benih tanaman yang hendak ditanam, bisa berupa

tanah kebun halus atau pasir yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan

2:1. Atau, campuran pupuk kandang, pasir, dan tanah dengan perbandingan 2:2: 1. Ke

dalamnya bisa dibubuhkan sedikit furadan dan pupuk NPK.

3.  Vertikultur menggunakan wadah batang bambu

a. Pembuatan wadah tanam vertikultur

Wadah tanam dibuat dari dua batang bambu yang masing-masing panjangnya 120 cm,

dengan pembagian 100 cm untuk wadah tanam dan 20 cm sisanya untuk ditanam ke tanah.

Pada setiap bambu akan dibuat lubang tanam sebanyak 10 buah. Bambu dipilih yang

batangnya paling besar, lalu dipotong sesuai dengan ukuran yang ditetapkan. Semakin bagus

kualitas bambu, semakin lama masa pemakaiannya. Di bagian 20 cm terdapat ruas yang

nantinya akan menjadi ruas terakhir dihitung dari atas. Semua ruas bambu kecuali yang

terakhir dibobol dengan menggunakan linggis supaya keseluruhan ruang dalam bambu

terbuka. Di bagian inilah nantinya media tanam ditempatkan. Untuk ruas terakhir tidak

dibobol keseluruhan, melainkan hanya dibuat sejumlah lubang kecil dengan paku untuk

sirkulasi air keluar wadah.

Selanjutnya dibuat lubang tanam di sepanjang bagian 100 cm dengan menggunakan

bor listrik. Dapat juga menggunakan alat lain seperti pahat untuk membuat lubang. Lubang

dibuat secara selang-seling pada keempat sisi bambu (asosiasikan permukaan bambu dengan

bidang kotak). Pada dua sisi yang saling berhadapan terdapat masing-masing tiga lubang

tanam, pada dua sisi lainnya masing-masing dua lubang tanam, sehingga didapatkan 10

lubang tanam secara keseluruhan. Setiap lubang berdiameter kira-kira 1,5 cm, sedangkan

jarak antar lubang dibuat 30 cm.

Page 11: veltikultur

b.      Pengadaan media tanam

Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran. Dari

media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media

tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan

perbandingan 1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata.

Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui

air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam

berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya

bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman. Campuran

media tanam kemudian dimasukkan ke dalam bambu hingga penuh. Untuk memastikan tidak

ada ruang kosong, dapat digunakan bambu kecil atau kayu untuk mendorong tanah hingga ke

dasar wadah (ruas terakhir). Media tanam di dalam bambu diusahakan agar tidak terlalu padat

supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak

terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.

c.       Persiapan bibit tanaman dan penanaman

Sebelum berencana membuat wadah vertikal, terlebih dahulu mempersiapkan

sejumlah bibit tanaman. Ketika tanaman sudah mencapai umur siap dipindahkan, pada

dasarnya ada tiga tahap dalam proses ini, yaitu persemaian, pemindahan, dan penanaman.

Seperti halnya menanam, menyemaikan benih juga memerlukan wadah dan media

tanam. Wadah bisa apa saja sepanjang dapat diisi media tanam seperlunya dan memiliki

lubang di bagian bawah untuk mengeluarkan kelebihan air. Persemaian  menggunakan wadah

khusus persemaian benih yang disebut tray dengan jumlah lubang 128 buah (tray lain jumlah

dan ukuran lubangnya bervariasi). Dapat juga persemain menggunakan sebuah pot ukuran

sedang dan sebuah bekas tempat kue. Adapun untuk media tanamnya adalah media tanam

dari produk jadi yang bersifat organik.

Page 12: veltikultur

Jika menggunakan tray, jumlah benih yang dapat disemaikan sudah terukur karena

setiap lubang diisi sebuah benih (walaupun bisa juga diisi 2 atau 3). Jika menggunakan

wadah lain maka jumlah benih yang dapat disemaikan disesuaikan dengan ukuran wadahnya,

dalam hal ini jarak tanam benih diatur sedemikian rupa agar tidak berdempetan. Dua-tiga

minggu setelah persemaian benih sudah berkecambah dan mengeluarkan 3-4 daun. Idealnya,

benih yang sudah tumbuh daun berjumlah 4-5 helai sudah layak dipindahtanamkan.

Bibit tanaman yang dipindahkan ke wadah vertukultur sudah berumur lebih dari satu

bulan, daunnya pun sudah bertambah. Karena hanya memiliki total 20 lubang tanam dari dua

batang bambu, maka cukup leluasa untuk memilih 20 bibit terbaik. Sebelum bibit-bibit

ditanam di wadah bambu, terlebih dahulu menyiramkan air ke dalamnya hingga jenuh,

ditandai dengan menetesnya air keluar dari lubang-lubang tanam. Setelah cukup, baru mulai

menanam bibit satu demi satu. Semua bagian akar dari setiap bibit harus masuk ke dalam

tanah. Setiap jenis bibit (cabe merah dan tomat) dikelompokkan di wadah bambu terpisah.

d.      Pemeliharaan tanaman

Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain.

Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari

juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit.

Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos,

pupuk kandang atau pupuk bokashi. Disarankan agar sayuran buah seperti cabe, tomat tidak

mudah rontok sebaiknya menambahkan KCL satu sendok teh atau sendok makan tergantung

besar kecilnya pohon. Pemberian KCL setiap 5 sampai 6 bulan sekali. Di perkotaan, pupuk

kandang atau kompos harganya menjadi mahal. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa

dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi. Pupuk bokashi adalah hasil fermentasi bahan

organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dan lain-lain) dengan teknologi EM yang

dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan

Page 13: veltikultur

pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa

langsung digunakan sebagai pupuk.

Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan dimasukkan ke

sebuah lubang. Kalau lubangnya sudah penuh, sampah dibakar dan sebagai pupuk. Dengan

catatan, pupuk kotoran hewan yang akan digunakan hendaknya sudah tidak berbau busuk. Di

swalayan, kios tanaman saat ini sudah banyak dijual pupuk kandang yang sudah kering, tidak

berbau, dan steril.

Saat ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi hasil panen

yang Iebih sehat cara penanamannya, yaitu menggunakan pupuk dan pengendalian hama

alami, meskipun harga produk tersebut lebih mahal. Saran untuk berkebun di rumah

sebaiknya tidak menggunakan bahan kimia. Ditekankan pula jangan menggunakan furadan

untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi

tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi,

sebaiknya untuk tanaman sayuran tidak perlu digunakan furadan.

e.       Pemanenan

Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam,

seledri, kemangi, selada, kangkung dan sebagainya). Apabila kita punya tanaman sendiri dan

dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila panen dilakukan dengan mengambil

daunnya saja. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen

berulang-ulang. 

 

 

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Page 14: veltikultur

Vertikultur merupakan sistem pertanian secara vertikal sehingga dapat memperluas lahan pertanian yang ada di

desa Cikarawang. Pertanian vertikultur sebelumnya belum ada di Desa Cikarawang sehingga perlu adanya

pengembangan agar masyarakat dapat mengimplementasikannya di halaman rumah masing-masing. Dengan

sistem pertanian vertikultur, tanaman yang dapat ditanam pada suatu luasan daerah menjadi semakin banyak.

Kemudian lahan yang ada di sekeliling rumah masyarakat dapat dioptimalkan menjadi lahan pertanian yang

menghasilkan sehingga harapannya pertanian vertikultur ini dapat meningkatkan pendapatan keluarga maupun

mengurangi pengeluaran untuk membeli bahan makanan. Untuk jangka panjangnya, vertikultur ini diharapkan

dapat meningkatkan produksi tanaman hortikultura di daerah Dramaga, Bogor.

4.2  Saran

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai tanaman apa saja yang dapat di budidayakan di vertikultur

selain yang telah disebutkan

2. Kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan swasta sangat diperlukan dalam implementasi vertkultur di

Desa Cikarawang

3. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai adanya vertikultur ini harus diperbanyak sehingga masyarakat

tahu dan dapat menjalankannya.

4. Harapannya tidak ada lagi konversi lahan pertanian produktif menjadi bangunan-banguna. Disinilah peran

pemerintah  sebagai pembuat kebijakan harus bisa mesejahterakan masyarakat

 

http://essymia.wordpress .com/2012/10/29/vertikultur-pertanian-masa-depan/

c. untuk aturan air, pada pralon berilah pen utup berlubang-lubang pada kedua

ujungnya. Pada bambu, buatlah lubang-lubang pada kedua dinding sekat ruang

yang terdapat di kedua ujung bambu. Sedangkan, pada tempurung kelapa

maupun kaleng-kaleng bekas, buatlah aturan air dengan cara memberi lubang-

lubang pada bagiaan dasarnya.

Page 15: veltikultur

d. dengan menggunakan tali, rangkailah bahan-bahan pot tersebut sebanyak yang

diinginkan.

e. setelah itu gantunglah rangkain pot-pot tersebut pada kerangka bambu, besi,

maupun kayu yang telah di persiapkan.

f. isilah pot-pot tersebut denan media tanam (tanah) dan kemudian siap untuk

ditanami.

4. pot susun

Cara pembuatan kolom yang disusun dalam bentuk pot-pot susun, adalah sebagai

berikut.

a. Potong-potonglah baahan yang akan digunakan sebagai pot susun.

b. Berilah beberapa lubang untuk atusan air pada ruas bagian bawah.

c. Pada salah satu sisi dibawah bibir pot bambu atau kaleng bekas, buatlah lubang untuk

menempatkan pot tersebut pada suatu tegakan yang dapat dibuat dari bambu,kayu

maupun semen cor.

d. Isilah pot-pot tersebut dengan tanah dan kemudian siap untuk ditanami.

D. budidaya tanaman ecara vertikal

1. media tanam/tumbuh tanaman

Tanah yang menjadi media tumbuh tanaman merupakan salah satu unsut untuk

menghasilkan produk-produk pertanian. Agar tanaman dapaat berproduksi dengan baik,

diperlukan adanya sumber daya tanah yang baik pula. Dalam arti lain mampu mendukung

rtumbuhan tanaman melalui ketersediaan unsur-unsur hara, air, dan udara yang terkandung

didalamnya. Pada pola budidaya tanaman secara vertikal ini, jenis tanah yang dapat dgunakan

adalah yang berstruktur remah, misalnya tanah yang mengandung pasir, tanah liat, ataupum

lumpur. Seandainya jenis-jenis tanah tersebut tudak ada maka jenis tanah apapun bisa

Page 16: veltikultur

digunakan. Tanah tersebut kemudian dicampur dengan pupuk kandang atau kompos dan

sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Tujuannya agar tanah yang digunakan sebagai media

tanam butiran yang tidah mudah lepas.

Media tanam tersebut dapat digunakan secara berturut-turut. Hanta setelah

digunakan sebayak 2-3 kali tanam, perlu ditambahkan laagi pupuk kompos maupun pupuk

batuan. Gar ahra tersedia secara memadai.

1. Jenis tanaman yang dibudidayakan

Jenis tanaman yang dapat dipakai adalah jenis tanaman yang musiman.tanaman

semusim adalah tanaman yang dipungut 1-3 selama masa pertumbuhannya yang berkisar

antara 6 bulan. Tapi kebanyakan untuk veltikultur ini, umumnya selalu tanaman sayur yang

jenisnya selalu ditentukan oleh ukuran dan jenis kolom wadah yang telah disediakan.

Sementara sayuran yang berbatang besar, seperti tomat, cabai diusahakan dalam kolom yang

lebih besar. tanaman denagn sistem perakaran pendek diusaahakan di tanam pada kolom

yang horizontal.

5. Kelebihan sistem pertanian vertikultur:

(1) efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak

dibandingkan sistem konvensional,

(2)penghematan pemakaian pupuk dan pestisida,

(3) kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil,

(4) dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah

tertentu,

(5) mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman, dan (

6) adanya atap plastik memberikan keuntungan

(a) mencegah kerusakan karena hujan,

Page 17: veltikultur

(b) menghemat biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi penguapan.

Kekurangannya adalah

(1) rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara yang tinggi akibat

tingginya populasi tanaman adanya atapplastik, 

(2) sistem penyiraman harus kontinu, dan diperlukan beberapa peralatan tambahan,

misalnya tangga sebagai alat bantu penyiraman. Pelaksanaan vertikultur dapat

menggunakan bangunan khusus (modifikasi dari sistem green house) maupun

tanpa bangunan khusus, misalnya di pot gantung dan penempelan di tembok-tembok.

Wadah tanaman sebaiknya disesuaikan dengan bahan yang banyak tersedia di pasar

lokal. Bahan yang dapat digunakan, misalnya kayu, bambu, pipa paralon, pot, kantong

plastik dan gerabah. Bentuk bangunan dapat dimodifikasi menurut kreativitas dan

lahan yang tersedia. Yang penting perlu diketahui lebih dahulu adalah

karakteristiktanaman yang ingin dibudidayakan sehingga kita dapat merancang

sistemnya dengan benar.