Vasektomi-MOP.doc

31
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi yang umum. Tetapi di seluruh dunia, kontap-pria masih merupakan metode yang “terabaikan” dan kurang mendapatkan perhatian, baik dari pihak pria atau suami maupun petugas medis Keluarga Berencana. Dimasa lalu, hal tersebut disalahkan pada sikap pihak pria atau suami yaitu: 1. “Pria lebih tertarik untuk menunjukkan kejantanannya dari pada ikut bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya” 2. “Pria takut bahwa tindakan kontap-pria akan ‘melukai’ kehidupan seksnya” 1

Transcript of Vasektomi-MOP.doc

BAB I

PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi yang umum.Tetapi di seluruh dunia, kontap-pria masih merupakan metode yang terabaikan dan kurang mendapatkan perhatian, baik dari pihak pria atau suami maupun petugas medis Keluarga Berencana.

Dimasa lalu, hal tersebut disalahkan pada sikap pihak pria atau suami yaitu:

1. Pria lebih tertarik untuk menunjukkan kejantanannya dari pada ikut bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya

2. Pria takut bahwa tindakan kontap-pria akan melukai kehidupan seksnya

3. Menyamakan tindakan kontap-pria dengan pengebirian (kastrasi)

Di samping itu, sebab-sabab lain yang mungkin menyebabkan kontap-pria kurang mendapat minat yaitu:

a. Tersedianya metode kontrasepsi baru lain

b. Prosedur-prosedur baru yang membuat kontap-wanita menjadi lebih aman dan lebih mudah dikerjakan dibandingkan sebelumnya (meskipun masih tetap lebih kompleks dari pada kontap-pria)

c. Minat yang kurang dari petugas Keluarga Berencana, yang umumnya terlatih dalam bidang kesehatan ibu dan anak

d. Angka perceraian yang meningkat

Sekarang, setelah penelitian-penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek buruk pada pria terhadap kegairahan seksual, kemampuan ereksi atau ejakulasi setelah menjalani kontap-pria, lebih banyak perhatian diberikan kepada metode ini. Bahkan sekarang, untuk mengurangi rasa takut pihak pria akan tindakan atau istilah operasi yang selalu dihubungkan dengan pisau operasi, telah dikembangkan metode Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah MOP atau Vasektomi itu?

2. Bagaimana teknik untuk melakukan MOP?

3. Apa saja indikasi untuk melakukan MOP?

4. Bagaimana kontraindikasi dari MOP?

5. Apa saja komplikasi dari MOP?

6. Apa saja keuntungan dan kerugian dari MOP?C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang MOP atau Vasektomi

2. Mahasiswa mengetahui teknik untuk melakukan MOP

3. Mahasiswa mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari MOP

4. Mahasiswa mengetahui komplikasi dari MOP

5. Mahasiswa mengetahui tentang keuntungan dan kerugian dilakukannya MOP

6. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Vasektomi adalah ligasi pembedahan vas deferens mengakhiri saluran sperma yang melalui vase tersebut sepenuhnya setelah sperma residu membersihkan saluran reproduksi pria (Barbara R. Straight, 2005).

Vasektomi adalah mengeluarkan pipa mani (vas deferens) atau sebagian pipa mani dengan operasi (Ahmad Ramali, 2003).

Operasi pria yang dikenal dengan nama vasektomi merupakan operasi ringan, murah, aman dan mempunyai arti demografis yang tinggi, artinya dengan operasi ini banyak kelahiran dapat dihindari (Manuaba, 2010)

Dasar dari kontap-pria adalah oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semen atau ejakulat (tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis). (Hartanto,2004)

Gambar A Lokasi dilakukan vasektomiB. TEKNIK VASEKTOMI

Vasektomi dapat dilakukan dengan pisau atau tanpa pisau. Penutupan duktus spermatikus (vas deferens) dapat dilakukan dengan cara diikat (ligasi); dipotong (vasektomi); menggunakan klip, cincin/bands.Vasektomi menurut Hartanto (2004) adalah sebagai berikut:

1. Vasektomi dengan pisau

a. Dipotong (vasektomi)

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a) Cukur rambut kemaluan dan bersihkan, kemudian desinfeksi kulit skrotum daerah operasi. Setelah itu tutup daerah operasi yang sudah suci hama dengan kain steril yang berlobang ditengahnya.

b) Palpasi dan carilah vas deferens pada kantong skrotum, lalu fiksir dengan jari-jari (Gambar B)

c) Lakukan anastesi local pada daerah operasi tersebut. (Gambar C)d) Lakukan sayatan kira-kira 1-2 cm (Gambar D); bebaskan dari jaringan sekitarnya, kemudian pegang vas deferens tersebut (Gambar E). Tariklah sambil bebaskan saluran mani tersebut, sebanyak kira-kira batas yang akan dipotong (Gambar F).

e) Lakukan vasektomi yaitu pemotongan sekitar 1-2 cm vas deferens (Gambar G). f) Elektokoagulasi

Cauterisasi dilakukan dengan jarum kecil sehingga hanya lapisan epitel dibakar tanpa merusak otot-otot vas deferens.

Rasional : Kebocoran, granuloma oleh sperma, mungkin terjadi rekanalisasi.

g) Clips

1) Masih dalam fase eksperimental2) Keuntungan clips:a. Lebih cepat dibandingka ligasib. Lebih mudah memperhitungkan tekanan yang diperlukan untuk aplikasi clips dibandingkan dengan ligasi.c. Tantalum, bahan clips, tidak diserap dan biologis inert.d. Potensi reversibilitas besar3) Umumnya dipasang 2-3 clips pada masing-masing vas deferensh) Penutupan luka insisia. Dilakukan dengan catgut, yang kelak akan diserap.b. Pada insisi 1 cm atau kurang, tidak diperlukan jahitan catgut, cukup ditutup dengan plester.i) Berikan nasehat perawatan luka dan jangan kena air selama kira-kira 1 minggu. Berikan obat anti sakit (Novalgin, Neuralgin) dan obat antibiotika.

Pengikatan vas deferens dapat dilakukan dengan cad gut, benang sukra, dakron/logam.

Keuntungan catgut : diabsorbsi sehingga tidak menimbulkan iritasi.

Kerugian ligasi sutera : iritasi sperma granuloma dan rekanalisasi

Gambar B

Gambar CFiksasi vas deferens

Anestesi lokal daerah operasi

Gambar D

Gambar ESayatan 1-2 cm pada kulit skrotum. Cari, klem & bebaskan duktus deferens.

Gambar F

Gambar GVas deferens diluksir ke luar.Vasektomi, potongan 1,5 2 cm.

b. Vasektomi tanpa pisau

Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut calon akseptor kontap-pria akan tindakan operasi (yang umumnya dihubungkan dengan pemakaian pisau operasi) dan juga untuk lebih menggalakan penerimaan atau pelaksanaan kontap-pria, di Indonesia sekarang telah diperkenalkan dan telah dilaksanakan metode vasektomi tanpa pisau (VTP).Prosedur VTP:

1. Persiapan pre-operatif:a. Cukur rambut pubis, untuk lebih mennjamin sterilitasb. Tidak perlu puasa sebelumnya2. Mencari, mengenal dan fiksasi vas deferens, kemudian dijepit dengan klem khusus yang ujungnya berbentuk tang catut. Lalu disuntikkan anastesi local (Gambar H).3. Dilakukan penusukan pada garis tengah skrotum dengan alat berujung pendek dan tajam untuk membuat luka kecil, yang kemudian dilebarkan sekitar 0,5 cm. Akan terlihat vas deferens yang liat dan keras seperti kawat baja. Selaput pembungkus vas deferens disisihkan ke tepi, akan tampak jelas saluran sperma (vas deferens) yang berwarna putih mengkilap bagai mutiara (Gambar I).4. Selanjutnya dilakukan oklusi vas deferens dengan ligasi + reseksi suatu segmen vas deferens (Gambar J)5. Penutupan luka operasi

Gambar H

Gambar I

Mencari, mengenal dan

penusukan pada garis tengah skrotum

fiksasi vas deferens

Gambar Joklusi vas deferens

C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI VASEKTOMIIndikasi dan kontra indikasi vasektomi menrut Hartanto (2004) adalah sebagai berikut:1. Indikasia. Dianjurkan pada usia produktif 30-40 tahun.

b. Pasangan yang tidak ingin menambah jumlah anak.

c. Pasangan yang istrinya sudah sering melahirkan.

d. Memiliki penyakit yang membahayakan kesehatan.

e. Pasangan yang selalu gagal dengan kontasepsi lain.

f. Pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya2. Kontraindikasia. Infeksi kulit local, misalnya scabiesb. Infeksi traktus genitalisc. Kelainan skrotum dan sekitarnya1) Varicocele2) Hydrocele besar3) Filariasis4) Hernia Inguinalis5) Orchiopexy6) Luka parut bekas operasi hernia7) Skrotum yang sangat tebald. Penyakit sistemik1) Penyakit-penyakit perdarahan2) Diabetes mellitus3) Penyakit jantung koroner yang barue. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil.D. KOMPLIKASI Komplikasi vasektomi menurut Hartanto (2004) adalah sebagai berikut:

1. Komplikasi Minora. Ecchymosis, terjadi pada 2-65%Penyebabnya: pecahnya pembuluh darah kecil subkutan sehingga terjadi perembesan darah dibawah kulit. Tidak memerlukan terapi dan akan hilang sendiri dalam 1-2 minggu post operarif

b. Pembengkakan (0,8-67%)Terapi : kompres es, analgetika / NSAID, penunjang skrotum

c. Rasa sakit/rasa tidak enak

Terapi : kompres es, analgetika / NSAID, penunjang skrotum2. Komplikasi Mayor

a. Hematoma

Pencegahan: hemostasis yang baik selama operasi

Pengobatan

Hematoma kecil : kompres es, istirahat beberapa hari

Hematoma besar : membuka kembali skrotum, ikat pembuluh darah dan lakukan drainase

b. Infeksic. Sperm granuloma

Granuloma adalah suatu abses non bacterial yang terdiri dari spermatozoa, sel-sel epitel dan lymphocyte, dan merupakan suatu respon inflamatori terhadap spermatozoa yang merembes kedalam jaringan sekitarnya

d. Komplikasi yang sangat jarang terjadi

1) Perlekatan vascutaneous

2) Hydrocele

3) Vistula vaskutaneousE. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN VASEKTOMI

Keuntungan dan kerugian vasektomi menurut Hartanto (2004) adalah sebagai berikut

1. Keuntungana. Efektifb. Aman, morbiditas rendah dan hamper tidak ada mortalitasc. Sederhanad. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menite. Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi local saja.f. Biaya rendahg. Secara cultural, sangat dianjurkan di Negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedic wanita2. Kerugiana. Diperlukan suatu tindakan operatifb. Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksic. Kontap-pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sidtem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkand. Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut system reproduksi priaF. PERAWATAN SETELAH TINDAKANPerawatan Post Operatif Kontap-pria meurut Hartanto (2004) adalah sebagai berikut:1. Istirahat 1-2 jam di klinik2. Menghindari pekerjaan berat selama 2-3 hari3. Kompres dingin/es pada skrotum4. Analgetika5. Memakai penunjang skrotum (scrotal support) selama 7-8 hari6. Luka operasi jangan terkena air selama 24 jam7. Senggama dapat dilakukan secepatnya saat pria sudah menghendaki dan tidak merasa mengganggu.Hanya harus diperhatikan, untuk mencegah kehamilan, pria harus memakai kondom dulu sampai sama sekali tidak ditemukan spermatozoa di dalam semen atau ejakulat.KONSEP ASUHAN KEPERAWATANKONTAP / Kontrasepsi Mantap PriaA. PENGKAJIAN

1. Tetapkan nilai pengetahuan dan komitmen pasangan tentang kontap pria / vasektomi.

2. Kumpulkan data tentang frekuensi koitus (sering atau beberapa kali seminggu).

3. Apakah pria memiliki satu atau lebih pasangan seksual.

4. Apakah metode ini diinginkan atau tidak.

5. Tanyakan mitos keyakinan dan factor budaya yang ada.

6. Pertimbangna rencana kehidupan reproduksi setiap indivisu.

7. Meminta surat persetujuan dari pasangan yang merupakan komponen genting dalam penyuluhan tentang sterilisasi untuk pasien.

Unsur-unsur surat persetujuan, BRAIDED :B:Keuntungan (benefit); informasi keuntungan dan tingkat kegagalan.

R:Resiko; informasi tentan gmetode lain yang terdiam.

A:Decisions; kesempatan untuk mengambil keputusan atau mengganggu pikiran.

E:Explanations; informasi tentang metode dan cara menggunakan metode tersebut.

D:Dokumen; informasi yang diberikan dan pemahaman perasaan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATANPRE

1. Ansietas berhubungan dengan efek samping sterilisasi vasektomi.2. Kurang pengetahuan diri berhubungan dengan kurang terpajannya informasi POST1. Nyeri berhubungan dengan pemulihan pasca operasi setelah sterilisasi.

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penutupan duktus sepermatikus . (vas deferen).3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akibat pembedahan.C. INTERVENSI

PreDX I: Ansietas berhubungan dengan efek samping sterilisasi vasektomi. NOC: Anxiety control, CopingTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan cemas berkurang atau hilang , dengan Kriteria Hasil :a. Klien mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas (4)b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas (4)

c. Vital sign dalam batas normal (4)

d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan (4)Keterangan : 1 : sangat berat

3 : sedang

2 : berat

4 : ringan 5 : Tidak ada NIC: Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

Intervensi

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien3. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut4. Identifikasi tingkat kecemasan5. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan6. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,

Persepsi7. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasiDX II: Kurang pengetahuan diri berhubungan dengan kurang terpajannya informasi NOC : Kowlwdge : health BehaviorTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan kurangnya pengetahuan klien teratasi , dengan Kriteria Hasil :a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang vasektomib. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benarc. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnyaKeterangan : 1 : sangat berat

3 : sedang

2 : berat

4 : ringan 5 : Tidak ada

NIC: Teaching : Dissease ProcessIntervensi

1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses vasektomi 2. Jelaskan tentang keuntungan dan kerugian vasektomi3. Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari vasektomi4. Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatanPOST

DX I: Nyeri berhubungan dengan pemulihan pasca operasi setelah sterilisasi.NOC: Pain Level, Pain control, Comfort level

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan nyeri berkurang, dengan Kriteria Hasil :

1. Mampu mengontrol nyeri

(4)2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang

(4)3. Mampu mengenali nyeri

(4)4. Menyatakan rasa nyaman

(4)5. Tanda vital dalam rentang normal

(4)Keterangan : 1 : sangat berat

4 : ringan 2 : berat

5 : Tidak ada 3 : sedang NIC

: Pain ManagementIntervensi 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan3. Kaji menggunakan skala nyeri4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi : Nafas dalam7. Tingkatkan istirahatDX II: Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penutupan duktus sepermatikus . (vas deferen)

NOC : Risk Control Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan tidak ada tanda tanda infeksi , dengan Kriteria Hasil :1. Pengetahuan tentang resiko

( 4 ) 2. Memonitor faktor resiko dari lingkungan

( 4 )

3. Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko

( 4 )

4. Menghindari paparan yang mengancam kesehatan

( 4 )

5. Menggunakan dukungan personal untuk mengontrol resiko ( 4 )

Keterangan : 1 : selalu menunjukan

2 : sering menunjukan

3 : kadang menunjukan

4 : jarang menunjukan

5 : tidak pernah menunjukan

NIC 1: infection control Intervensi :

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

2. Membersihkan, memantu, dan memfasilitsi proses penyembuhan luka yang di tutup dengan jahitan

3. Meminimalkan penyebaran dan penularan agen infeksius

4. Mencegah dan meneteksi dini infeksi pada pasien yang beresiko

NIC 2: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi

2. Inspeksi kulit dan membran mukosa tehadap kemerahan, panas, dan drainase

3. Inspeksi kondisi luka atau insisi bedah

4. Dorong supaya pasien istirahatDX III: Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akibat pembedahanTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat tidur dengan nyaman.

NOC : rest Mampu mengontrol jumlah waktu tidur

(4)Mampu mengontrol pola tidur pasien

(4)Mampu mengontrol kualitas tidur pasien

(4)Mampu mengontrol kemampuan fisik pasien untuk tidur.(4)NIC : sleep management

1. Tentukan aktivitas tidur pasien.

2. Perkirakan waktu tidur pasien yang teratur

3. Sesuaikan lingkungan seperti cahaya, berisik, suhu, alasa tidur dan tempat tidur untuk meningkatkan tidur. 4. Bantu untuk meningkatkan tidur

5. Bantu untuk memnbuang faktor stress sebelum tiba waktu tidur

6. Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat dan masase punggung. D. EVALUASI1. Pasangan menerima dan memahami semua informasi yang diperlukan untuk menetapkan surat persetujuan.2. Pasangan menyatakan pemahamannya tentang metode sterilisasi.3. Pasien menyatakan pemahamannya tentang metode ini.4. Rasa takut pasien berkurang.5. Pasien merasa cocok dan puas dengan metode ini.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.Vasektomi adalah mengeluarkan pipa mani (vas deferens) atau sebagian pipa mani dengan operasi. (Ahmad Ramali, 2003)Jenis dari vasektomi yaitu vasektomi tanpa pisau dan vasektomi dengan pisau. Penutupan duktus spermatikus (vas deferens) dapat dilakukan dengan cara diikat (ligasi); dipotong (vasektomi); menggunakan klip, cincin, atau bands.Indikasi dari vasektomi antara lain adalah dianjurkan pada usia produktif 30-40 tahun, pasangan yang tidak ingin menambah jumlah anak, pasangan yang istrinya sudah sering melahirkan, memiliki penyakit yang membahayakan kesehatan, pasangan yang selalu gagal dengan kontasepsi lain, dan yang terpenting pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.B. Saran

Untuk dapat mencapai kesejahteraan dalam keluarga salah satu program yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan program keluarga yaitu KB (Keluarga Berencana). KB tidak hanya dilakukan oleh pihak istri, namun dari pihak suami juga perlu dilakukan KB yaitu dengan vasektomi.

Disarankan pihak suami juga amu melakukan KB secara sadar, bahagia, dan sukarela karena banyak manfaat yang didapat salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya kehamilan dan dapat merencanakan jarak dari kehamilan sehingga terciptalah keluarga yang bahagia dan sejahtera.

PAGE 2