Varises

9
1. Varises Istilah varises menunjukkan adanya dilatasi vena, yang biasanya disertai vena yang memanjang dan berkelok- kelok (Gambar 1). Penyebab pasti varises vena belum diketahui. Varises dibedakan menjadi primer dan sekunder. Penyebab varises primer tampaknya adalah kelemahan struktur herediter dari dinding pembuluh darah. Dilatasi dapat disertai gangguan katup vena karena daun katup tidak mampu menutup dan menahan aliran refluks. Varises primer cenderung terjadi pada vena-vena superfisialis karena kurangnya dukungan dari luar atau kurangnya tahanan dalam jaringan subkutan. (Price, 2006) Gambar 1. Varises

description

manifest

Transcript of Varises

Page 1: Varises

1. Varises

Istilah varises menunjukkan adanya dilatasi vena, yang biasanya disertai vena

yang memanjang dan berkelok-kelok (Gambar 1). Penyebab pasti varises vena

belum diketahui. Varises dibedakan menjadi primer dan sekunder. Penyebab

varises primer tampaknya adalah kelemahan struktur herediter dari dinding

pembuluh darah. Dilatasi dapat disertai gangguan katup vena karena daun

katup tidak mampu menutup dan menahan aliran refluks. Varises primer

cenderung terjadi pada vena-vena superfisialis karena kurangnya dukungan

dari luar atau kurangnya tahanan dalam jaringan subkutan. (Price, 2006)

Gambar 1. Varises

Varises sekunder disebabkan oleh gangguan patologi sistem vena profunda

yang timbul kongenital atau didapat, menyebabkan dilatasi vena-vena

superfisialis, saluran penghubung, atau kolateral. Misalnya, kerusakan katup

vena pada sistem vena profunda akan mengganggu aliran darah menuju

jantung; stasis yang timbul dan penimbunan darah menyebabkan hipertensi

vena profunda. Jika katup vena penghubung (atau penyambung) tidak

Page 2: Varises

berfungsi dengan baik,maka peningkatan tekanan sirkuit vena profunda akan

menyebabkan aliran balik darah ke dalam vena penghubung. Darah vena akan

dipirau ke vena superfisialis dari vena profunda, hal ini merupakan faktor

predisposisi timbulnya varises sekunder pada vena-vena superfisialis. Pada

keadaan ini, vena superfisialis berfungsi sebagai pembuluh darah kolateral

untuk sistem vena profunda, memirau darah dari daerah yang sakit. (Price,

2006)

Faktor predisposisi

Ada sejumlah faktor predisposisi perkembangan varises primer.

Kecenderungan familial sudah diketahui; agaknya kelemahan dinding

pembuluh darah bersifat diturunkan. Selain itu, ada faktor-faktor yang

meningkatkan tekanan hidrostatik dan volume darah pada tungkai, misalnya:

a) Umur. Semakin tua seseorang maka keelastisitasan vena akan semakin

berkurang. Tentu saja hal ini juga dapat mengurangi kinerja katup karena

ikut melemah. Jika sudah seperti ini maka darah akan dengan mudah

melawan arus dan mengendap di dalam vena.

b) Kehamilan. Biasanya varises mulai terlihat ketika rahim mulai membesar

dan semakin memberikan tekanan pada vena di kaki. Selain akibat

tekanan, meningkatnya kadar hormon selama kehamilan juga dapat

membuat otot vena menjadi lebih rileks, dan berimbas pada melemahnya

perlindungan katup. Oleh karena itu, terbentuklah varises.

c) Faktor keturunan. Varises merupakan penyakit yang dapat menurun. Itu

artinya peluang Anda untuk mengalami kondisi ini akan lebih besar jika

memiliki keluarga berpenyakit sama.

d) Merokok. Kandungan zat berbahaya dalam rokok membuat pembuluh darah

menjadi kaku dan terjadi penyempitan, sehingga dinding pembuluh tidak

elastis lagi.

e) Berdiri terlalu lama. Kebiasaan ini dapat menyebabkan darah di vena kaki

menjadi sulit untuk mengalir ke jantung.

Page 3: Varises

f) Obesitas. Tekanan pada vena kaki akan semakin bertambah jika bobot

tubuh Anda besar. Selain menyulitkan vena dalam mendorong darah ke

jantung, tekanan besar juga dapat memperlemah katup sehingga jika

terjadi arus balik darah.

g) Masalah kesehatan lainnya, seperti cedera vena dalam, penggumpalan

darah, dan kelainan pada pembuluh darah diantara vena dan arteri. Varises

yang disebabkan oleh keempat kondisi ini lebih jarang terjadi.

(Price, 2006)

Gambaran klinis

Ada beberapa gejala terjadinya varises antara lain yaitu :

1) Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal,

kaku, panas dan sakit di seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit

dirasakan menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.

2) Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.

3) Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba

(spider navy).

4) Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata kaki, akibat tidak

lancarnya aliran darah. Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki

yang sulit sembuh.

5) Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.

6) Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang

tampak urat kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan

gejala varises kronis.

(Price, 2006)

Manifestasi klinis tersering dari varises vena adalah gangguan kosmetik.

Varises primer dapat menimbulkan nyeri tumpul ringan pada tungkai,

terutama menjelang malam. Rasa tidak nyaman biasanya berkurang dengan

mengangkat kaki dan memakai kaus kaki penahan yang elastis. Rasa tidak

nyaman karena varises sekunder cenderung lebih berat. Terlihat tonjolan otot

pada kaki, kaki terasa berat, terasa nyeri, gatal, rasa terbakar, keram pada

malam hari, perubahan kulit dan kesemutan. Diagnosis varises vena mudah

Page 4: Varises

dilakukan dan didasarkan pada observasi dan palpasi vena yang berdilatasi.

(Price, 2006)

Komplikasi jarang terjadi. Tromboflebitis superfisialis atau perdarahan

dengan ekimosis dapat terjadi. Varises sekunder dapat menyebabkan

terjadinya edema, dermatitis stasis, atau ulserasi. (Price, 2006)

Gambar 2. Varises

Pencegahan

Sebelum terjadi langkah atau cara mencegah munculnya Varises:

1. Untuk meningkatkan kekuatan otot kaki dan vena, lakukan olahraga yang

teratur

2. Kurangi menggunakan sepatu hak tinggi karena penggunaan otot betis

menjadi tidak maksimal. Bila memang harus selalu menggunakan sepatu

hak tinggi, sering istirahat dan menggerakkan kaki setiap 15 menit.

3. Hindari berdiri terlalu lama. Bila tuntutan kerja mengharuskan anda

banyak berdiri, pindahkan beban dari satu kaki ke kaki yang lainnya setiap

beberapa menit.

Page 5: Varises

4. Jangan duduk sambil menyilangkan kaki terlalu lama karena dapat

menghambat peredaran darah

5. Jangan sering menggunakan pakaian ketat pada bagian pinggang, paha dan

kaki

6. Biasakan mengkonsumsi vitamin C dan E sebab baik untuk pembuluh

darah.

7. Banyak mengkonsumsi makanan berserat, buah dan sayur

8. Kurangi konsumsi garam untuk menghindari pembengkakkan

9. Hindari makanan pedas karena dapat merangsang pelebaran pembuluh

darah

10. Lakukan senam kaki. Sambil duduk putar pergelangan kaki searah jarum

jam dan sebaliknya

11. Angkat kaki saat beristirahat

12. Berdiri tegak setiap 45 menit setelah anda duduk bekerja seharian

13. Mandi dengan air panas dan dingin bergantian sangat baik untuk peredaran

darah.

(Price, 2006)

Selain langkah diatas untuk mencegah terjadinya varesis dapat dilakukan

dengan :

a. Batasi pemakaian “high heels”

Menghindari tumpuan berlebihan pada tungkai antara lain dengan

mengatur berat badan dan menghindari pemakaian sepatu tumit tinggi

yang terlalu lama dan terlalu sering. Bobot tubuh ekstra membuat kerja

tungkai menjadi lebih berat daripada normal, kerja otot-otot tungkai

menjadi lebih giat. Imbasnya, arus aliran balik darah dari tungkai menuju

jantung menjadi lebih besar dan tekanannya menjadi semakin meninggi.

(Price, 2006)

Page 6: Varises

Pemakaian sepatu tumit tinggi menambah jarak yang harus dicapai

aliran balik darah dan membuat beberapa otot tungkai bekerja lebih giat

sehingga kompensasinya tekanan arus aliran balik darah menjadi semakin

meninggi. (Price, 2006)

b. Istirahatkan tungkai

Mengatur aktivitas tungkai dan mengatur posisi tungkai saat istirahat

dengan menyempatkan tungkai beristirahat di antara interval aktivitasnya.

Julurkan tungkai lurus dan ganjal dengan satu atau dua bantalan saat

duduk istirahat atau saat berbaring agar aliran arus balik darah mengalir

dengan lancar dalam tekanan yang normal. Dalam beberapa keadaan,

memberi rendaman air hangat pada kaki dan tungkai bawah dapat

membantu lancarnya aliran balik darah. (Price, 2006)

c. Selalu bersih dan lembab

Jaga kebersihan dan kelembaban kulit tungkai untuk menghindari

kemungkinan perlukaan dan infeksi. (Price, 2006)

Pengobatan

Metode fisik yang telah dijelaskan sebelumnya (seperti penahan elastik) untuk

mengurangi stasis vena harus digunakan untuk mengobati varises. Suntikan

dengan obat sklerosan dapat dipertimbangkan untuk diberikan pada varises

kecil yang asimtomatik; tetapi skleroterapi saat ini hanya sedikit berperan.

Pembedahan dapat diindikasikan untuk memperbaiki penampilan ekstremitas

bawah, menghilangkan rasa tidak nyaman, atau menghindari tromboflebitis

superfisialis rekuren. Pada pembedahan vena biasanya dilakukan ligasi tinggi

dan pemotongan vena safena magna dan parva. Vena yang terserang diligasi

pada pertemuan safenofemoral atau safenopopliteal, dan sebuah alat

dimasukkan secara intraluminal untuk mengangkat seluruh pembuluh darah

tersebut. Flebotomi ambulatorik mengangkat varises kecil melalui serangkaian

jahitan kecil pada kulit dengan anestesi lokal. (Price, 2006)

Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume 1. Edisi 6. Jakarta. EGC