VARIABEL PENELITIAN
-
Upload
fadhila-el-husna -
Category
Documents
-
view
110 -
download
2
Transcript of VARIABEL PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
A. Pengertian dan Jenis Variabel
Variabel adalah suatu sifat yang memiliki bermacam nilai, atau secara
ekstrim dapat dikatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang mempunyai nilai
yang bervariasi. Contoh variabel adalah penghasilan, kecemasan, daya ingat,
prestasi dan sebagainya. Jadi, variabel ini dapat juga dikatakan sebagai suatu
konsep yang mempunyai variasi nilai. Disamping itu, menurut Sutrisni Hadi
mendefenisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin,
karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan, berat badan,
karena ada berat 40 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian,
sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
Menurut Y.W, Best yang disunting oleh Sampiah Faisal yang disebut
variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atai serenteristik-serenteristik yang
oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasidalam suatu
penelitian. Sedang Direktorat Penelitian Tinggi menjelaskan bahwa yang
dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Menurut Sugyono (38: 2011) variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau
ovjek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga dapat juga
merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu
Kerlinger (1973) menyatakan variabel adalah konstruk atau sifat yang
akan dipelajari. Disamping itu Kerlinger juga menyatakan variabel merupakan
suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Dengan demikian
variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder menyatakan
bahwa variabel merupakan suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan
menarik kesimpulan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dirumuskan disini bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat, atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel dapat dibedakan atas:
1. Variabel kuantatif, yaitu variabel yang nilainya dapat dinyatakan dengan
angka-angka, Contoh variabel kuantitatif misalnya luas kota, umur,
banyaknya jam dalam sehari, dan sebagainya
2. Variabel kualitatif, yaitu variabel yang nilainya dapat dinyatakan dalam
bentuk kata-kata . Contoh variabel kuanlitatif misalnya kemakmuran,
kepandaian.
Lebih jauh variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi 2 kelompok
yaitu variabel diskrit dan variabel kontinum.
1. Variabel diskrit disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik karena
hanya dapat dikategorikan atas 2 kutub berlawanan yakni “ya” dan “tidak”.
Misalnya ya wanita atau dengan kata lain: “wanita-pria”, “hadir-tidak
hadir”, “atas-bawah”. Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini
untuk menghitung, yaitu banyaknya pria , banyaknya yang hadir dan lain
sebagainya. Maka angka dinyatakan sebagai frekuensi.
2. Variabel kontinum, dipisahkan menjadi 3 variabel kecil yaitu:
a. Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
misalnya panjang, kurang panjang, pendek. Untuk sebutan lain adalah
variabel “lebih kurang” karena yang satu mempunyai kelebihan
dibandingkan yang lain. Jenjang ini biasanya diberi bobot, misalnya
sangat tinggi diberi angka 1, tinggi angka 2, kurang tinggi angka 3 dan
pendek angka 4 dan seterusnya. Pembobotan ini juga dapat dibalik,
dimulai dari angka yang tinggi sampai angka yang rendah. Misalnya
sangat rajin diberi bobot 5, rajin = 4, sedang = 3, kurang rajin = 2, dan
malas = 1. Pembobotan seperti ini sering ditemukan dalam kuesioner.
b. Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang
didalam itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.
Contoh variabel interval ini misalnya prestasi belajar dengan interval:
(90-100), (80-89), (70-79), (65-69) dan seterusnya. Contoh lainnya
misalnya penghasilan, sikap yang diberi rentangan skor dan sebagainya.
c. Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan atau variabel yang dalam
kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. Jadi variabel ini memberi
informasi yang lebih lengkap. Nilai yang terkandung di dalamnya di
samping dapat diurutkan, jimlah absolutnya atributnya dapat diketahui,
misalnya jumlah mahasiswa dalam satu kelas.
Disamping pembagian di atas, berdasarkan fungsinya, variabel dapat
pula dibagi atas kelompok, yaitu:
1. Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Variabel bebas adalah variabel penyebab (X) atau yang mempengaruhi
variabel terikat atau variabel terikat atau varibel tergantung (Y) atau
variabel tak bebas (dependent variable). Misalnya, kita ingin meneliti
tentang pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar, yang menjadi
variabel bebas penelitian ini adalah metode mengajar, sedangkan sebagai
variabel terikat adalah hasil belajar. Variabel terikat tidak hanya
dipengaruhi oleh variabel bebas, tetapi juga dipengaruhi oleh variabel
moderator, variabel kendali dan variabel rambang.
2. Variabel Penganggu
Variabel pengganggu merupakan variabel yang mempunyai hubungan
dengan variabel bebas, sehingga ikut mempengaruhi variabel terikat.
Misalnya, kita ingin meneliti pengaruh motovasi terhadap hasil belajar.
Sebenarnya secara tidak disadari bahwa ada variabel lain yang
berhubungan dengan motovasi yang ikut mempengaruhi hasil belajar,
misalnya fasilitas yang tersedia. Fasilitas yang tersedia dikatakan sebagai
variabel pengganggu. Dalam penelitian eksperimen, variabel pengangggu
harus dikontrol karena variabel penggangggu ikut mempengaruhi
variabel terikat.
3. Variabel Antara
Variabel antara merupakan variabel yang mengantarai variabel bebas
dengan variabel terikat. Kalau tidak ada variabel antara, hubungan dua
variabel tidak ada. Misalnya, hubungan tingkat taqwa dengan korupsi.
Walaupun orang itu tidak bertaqwa, tetapi dia tidak memiliki pekerjaan
yang memberi peluang untuk korupsi, misalnya dia petani dan nelayan.
Jadi jabatan atau pekerjaan dapat memberi peluang untuk korupsi.
Pekerjaan atau jabatan dikatakan variabel antara.
4. Variabel Anteseden
Variabel anteseden adalah variabel yang mendahului variabel bebas.
Variabel ini dimunculkan dengan tujuan untuk mengetahui lebih jauh
keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lain atau variabel
sebelumnya. Misalnya, hubungan antara kerajinan dengan hasil belajar.
Kenapa anak itu rajin, karena ada variabel lain yang menyebabkannya
(mendahului), misalnya karena disiplin orang tua,. Disiplin orang tua
dikatakan variabel anteseden.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel lain maka
macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen(Variabel bebas)
Maksudnya merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya varibel dependen (terikat)
2. Variabel Dipenden (Variabel terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
KOMITMEN KERJA
(variabel independen)
PRODUKTIVITAS KERJA
(variabel dependen)
3. Variabel moderator: variabel yang mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen. Variabel ini disebut juga dengan
variabel independen dua.
4. Variabel Intervening : Dalam hal ini Tuckman (1998) menyatakan
bahwa variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang langsung
dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel
penyela yang terletek di antara variabel independen dan dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel dependen.
5. Variabel Kontrol : adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen
tidak dipengaruhi oleh faktor luar untuk diteliti.
Dipihak lain, berdasarkan fungsinya mengelompokkan variabel atas 6
bagian yaitu:
1. Variabel bebas, contohnya metode mengajar, kecerdasan.
2. Variabel terikat, contohnya prestasi belajar.
3. Variabel moderator, contohnya jenis kelamin.
4. Variabel kendali ( variabel yang dapat dikontrol), contohnya umur.
Prilaku Suami
Variabel independen
Prilaku Istri
Variabel Dependen
Jumlah Anak
Variabel moderator
5. Variabel rambang (variabel yang diabaikan pengaruhnya).
6. Variabel intervening, variabel ini tidak pernah dapat diamati dan hanya
dapat disimpulkan adanya berdasarkan pada variabel tergantung dan
variabel-variabel sebab, contohnya proses belajar yang terjadi dalam diri
anak yang diteliti.
B. Identifikasi Variabel
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam.Dalan tulisan ini
variabel diartikan sebagai segala yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian.Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor
yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentukan oleh
landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya.Karena itu
apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variabel penelitiannya juga
akan berbeda.Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan
ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitian.Makin sederhana sesuatu
rancangan penelitian, maka akan melibatkan variabel-variabel yang semakin
sedikit jumlahnya dan sebaliknya, Misalnya, hipotesis tentang perbedaan
pengeruh metode diskusi dengan metode ceramah terhadap prestasi belajar
hanya melibatkan dua variabel utama yaitu metode mengajar dan prestasi
belajar.Jumlah variabel utama itu akan bertambah kalau peneliti juga
mempertimbangkan peranan IQ dan jenis kelamin.Padahal yang terakhir itu
ada empat variabel yang dilibatkan dalam penelitian dalam penelitian , jadi
sofistikasinya lebih tinggi.
Kecakapan mengidentifikasikan variabel penelitian adalah keterampilan
yang berkembang karena latihan dan pengalaman.Kecuali dengan melakukan
penelitian, keterampilan ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan
kegiatan seminar mengenai usulan penelitian. Partisipasi secara aktif dalam
kegiatan-kegiatan seminar yang demikian itu akan mempercepat
berkembangnya keterampilan itu.
C. Klasifikasi dan Pemberian Definisi Variabel-variabel
1. Klasifikasi Variabel
Berdasarkan dengan proses kuantifikasi data bisa di golongkan menjadi
empat jenis
a. Variabel nominal
Yaitu variabel yang diterapkan berdasarkan atas proses
penggolongan,variabel ini bersifat deskrit dan saling pilah(mutually
exclusive) antara katergori yang satu dan katagori yang lain
Contoh : jenil kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan.
b. Variabel ordinal
Yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut
tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya di
beri angka 2, lalu dibawahnya diberi angka 3, dan dibawahnya lagi diberi
angka 4, dan seterusnya.
Contoh : hasil perlombaan inovatif produktif di antara para mahasiswa,
raking mahasiswa dalam sesuatu mata-kuliah, ranking dalam suatu
perlombaan mengarang, dan sebagainya
c. Variabel interval
Yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam
pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan(unit) pengukuran yang sama.
Contoh : prestasi belajar, sikap terhadap suatu program dinyatakan dalam
skor, penghasilan dan sebagainya.
d. Variabel ratio
Variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. Di dalam
penelitian, terlebih-lebih dalam penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial,orang
jarang menggunakan variabel ratio
Berdasarkan fungsi variabel dibedakan menjadi enam jenis:
a. Variabel Tergantung(dependent variabel)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika
penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas.
Menurut fungsinya variabel ini di pengaruhi oleh variabel lain, karenanya
juga sering di sebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruh.
b. Variabel bebas (independent variabel)
Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh
penelitian dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya
dengan fenomena yang di observasi.
c. Variabel intervening
Yaitu variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan
variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau
hubungan dan terpengaruh.
d. Variabel moderator
Yaitu variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel
tergantung serta memperjelas hubungan bebeas dengan variabel
tergantung.
e. Variabel kendali
Yaitu yang membatasi atau mewarnai variabel moderator. Variabel ini
berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan
variabel moderator jadi juga seperti variabel moderator dan bebas ia juga
ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung.
f. Variabel rambang
Yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhinya hampir
tidak diperhatikan variabel bebas maupun tergantung.
Contoh :
Dari judul penelitian :
Studi komparatif Prestasi Belajar IPA yang pengajarnya menggunakan metode
demonstrasi dan yang menggunakan metode ceramah antara siswa putra-putri
kelas II SMP X Solo tahun 1984
Maka dapat diidentifikasi :
1. Variabel tergantungnya adalah Prestasi Belajar
2. Variabel bebasnya adalah meode demonstrasi dan ceramah
3. Variabel moderatornya adalah siswa putra-putri
4. Variabel kendalinya adalah kelas II SMP X
Hubungan variabel tergantung dengan variabel-variabel yang lain dapat
digambarkan secara bagan sebagai berikut :
Sebab Hubungan
Akibat
2. Pemberian Definisi Variabel
Setelah variabel-variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan maka
variabel-variabel tersebut perlu didefenisikan secara operasional. Penyusunan
defenisi operasional perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat
pengambil data mana yang cocok untuk digunakan.
Defenisi operasional adalah defenisi yang didasarkan atas sifat-sifat
hal yang didefenisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati
atau diobservasi ini penting, karena hal dapat diamati itu membuka
kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa,
sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh
orang lain.
Tentang caranya menyusun definisi operasional itu bermacam-macam
sekali. Namu, untuk memudahkan pembicaraan, cara yang bermacam-macam
itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Yang menekankan kegiatan apa yang perlu dilakukan
2. Yang menekankan bagaimana kegiatan itu dilakukan
Variabel bebas
Variabel moderator
Variabel Kendali
Variabel Rambang
Variabel Intervening
Variabel Tergantung
3. Yang menekankan sifat-sifat statis hal yang didefenisikan. Defenisi tersebut
disebut juga defenisi-defenisi pola I, pola II dan pola III:
1. Defenisi pola I, yaitu yang disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan agar hal yang didefenisikan itu terjadi. Contoh:
a. Frustasi adala kegiatan yang timbul sebagai akibat tercegahnya
pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.
b. Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak
makan selama 24 jam.
c. Garam meja adaalh hasil kombinasi kimiawi antara sodium dan
chlorine.
Defenisi Pola I ini, menekankan operasi atau manipulasi apa yang harus
dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefenisikan,
terutama berguna untuk mendefenisikan variabel bebas.
2. Defenisi pola II, yaitu defenisi yang disusun atas dasar bagaimana hal
yang didefenisikan itu beroperasi. Contoh:
a. Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam
memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan
bahasa dan bilangan.
b. Orang lapar adalah orang yang mulai menyantap makananya
kurang dari setu menit setelah makanan itu dihidangkan.
3. Defenisi pola III, yaitu defenisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana
hal yanh didefenisikan itu nampaknya. Contoh:
a. Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang mempunyai
ingatan baik, mempunyai pembendaharaan kata luas, mempunyai
kemampuan berpikir baik, mempunyai kemampuan berhitung baik.
b. Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok
dari pada seorang diri.
c. Prestasi aritmatika adalah kompetensi dalam bidang artimatika
yang meliputi menambah, mengurangi, memperbanyak, membagi,
menggunakan pecahan, mengunakan desimal.
Setelah defenisi operasional variabel-variabel penelitian selesai
dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah
dioperasionalkan. Jadi peneliti yang telah menyusun prediksi tentang kaitan
berbagai variabel penelitianyya itu secara operasional dan siap diuji melalui
data empiris.