Vari Bale

1
Percobaan gasifikasi dilakukan terhadap contoh batubara Indonesia dengan menggunakan reactor gasifikasi sistem unggun terfluidisasi digunakan batubara ukuran halus (-48 + 65 mesh). Gas pereaksi masuk melalui plat distributor untuk mengangkat batubara dan pasir silica sebagai unggun material dalam zona reaksi sehingga unggun terfluidisasi dan terjadi proses pencampuran yang sempurna antara gas pereaksi dan batubara. Pada kondisi fluidisasi suhu dalam reactor lebih merata dibanding dengan reaktor sistem unggun tetap. Suhu reaktor sistem unggun fluidisasi adalah 900oC. Gas hasil gasifikasi yang disebut gas sintetis (syngas) dilakukan pemurnian dengan alat cyclone, condenser dan scrubber. Sesudah syngas dimurnikan kemudian dianalisa komposisinya dengan menggunakan gas chromatography (GC). Variable penelitian adalah jenis batubara (A, B dan C) dan jenis gas pereaksi (oksigen, campuran oksigen-uap dan uap). Dari hasil percobaan diperoleh data bahwa terdapat pengaruh yang besar antara jenis gas pereaksi terhadap komposisi, volume, nilai kalor dan efisiensi gasifikasi. Gasifikasi menggunakan gas peraksi oksigen menghasilkan produk dengan kadar CO tertinggi yakni mencapai 64,38%, volume syngas menengah (1.473 m3/ton batubara), nilai kalor tertinggi (2.874 Kk/m3) dan efisiensi medium (89,91%). Gasifikasi yang menggunakan gas pereaksi uap menghasilkan produk dengan komposisi H2 tertinggi (55,59%), volume syngas terendah (1.418 m3/ton batubara) dan efisiensinya terendah (72,19%). Sedangkan gasifikasi dengan gas pereaksi campuran oksigen-uap memiliki komposisi CO dan H2 medium, masing-masing 38,33% dan 36,28% tetapi memiliki volumesyngas dan efisiensi tertinggi yaitu 1.731 m3/ton batubara dan 87,85%. Jenis batubara cenderung sedikit berpengaruh terhadap komposisi gas terutama kadar CO, sedangkan kadar H2 relatif sama.***

description

mekanisme

Transcript of Vari Bale

Percobaan gasifikasi dilakukan terhadap contoh batubara Indonesia dengan menggunakan reactor gasifikasi sistem unggun terfluidisasi digunakan batubara ukuran halus (-48 + 65 mesh). Gas pereaksi masuk melalui plat distributor untuk mengangkat batubara dan pasir silica sebagai unggun material dalam zona reaksi sehingga unggun terfluidisasi dan terjadi proses pencampuran yang sempurna antara gas pereaksi dan batubara. Pada kondisi fluidisasi suhu dalam reactor lebih merata dibanding dengan reaktor sistem unggun tetap. Suhu reaktor sistem unggun fluidisasi adalah 900oC. Gas hasil gasifikasi yang disebut gas sintetis (syngas) dilakukan pemurnian dengan alat cyclone, condenser dan scrubber. Sesudah syngas dimurnikan kemudian dianalisa komposisinya dengan menggunakan gas chromatography (GC).Variable penelitian adalah jenis batubara (A, B dan C) dan jenis gas pereaksi (oksigen, campuran oksigen-uap dan uap). Dari hasil percobaan diperoleh data bahwa terdapat pengaruh yang besar antara jenis gas pereaksi terhadap komposisi, volume, nilai kalor dan efisiensi gasifikasi.Gasifikasi menggunakan gas peraksi oksigen menghasilkan produk dengan kadar CO tertinggi yakni mencapai 64,38%, volume syngas menengah (1.473 m3/ton batubara), nilai kalor tertinggi (2.874 Kk/m3) dan efisiensi medium (89,91%). Gasifikasi yang menggunakan gas pereaksi uap menghasilkan produk dengan komposisi H2 tertinggi (55,59%), volume syngas terendah (1.418 m3/ton batubara) dan efisiensinya terendah (72,19%). Sedangkan gasifikasi dengan gas pereaksi campuran oksigen-uap memiliki komposisi CO dan H2 medium, masing-masing 38,33% dan 36,28% tetapi memiliki volumesyngasdan efisiensi tertinggi yaitu 1.731 m3/ton batubara dan 87,85%. Jenis batubara cenderung sedikit berpengaruh terhadap komposisi gas terutama kadar CO, sedangkan kadar H2 relatif sama.***