VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT &...

42
12 BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION) 2.1 Market & Industri Analysis 2.1.1 Fashion Membahas mengenai fashion selain merupakan tren mode mengenai pakaian, sepatu dan juga aksesoris, fashion juga tidak bisa di pisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia. Fashion merupakan salah satu gaya yang digunakan masyarakat dalam menunjukkan identitas diri mereka. Menurut Simmel (1957) dalam jurnal fashion, "dua kecenderungan sosial yang penting dalam membentuk fashion. Dan bila salah satu kecenderungan itu hilang maka fashion tak akan terbentuk". Kecenderungan yang pertama adalah kebutuhan untuk menyatu dan yang kedua adalah kebutuhan untuk terisolasi. Menurut Simmel (1957), "individu haruslah memiliki hasrat untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, masyarakat dan individu juga harus memiliki hasrat menjadi sesuatu yang terlepas dari bagian itu". Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada saat yang sama, dan fashion serta pakaian merupakan cara bagi hal itu di

Transcript of VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT &...

Page 1: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

12

BAB 2

VALUE PROPOSITION

(DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)

2.1 Market & Industri Analysis

2.1.1 Fashion

Membahas mengenai fashion selain merupakan tren

mode mengenai pakaian, sepatu dan juga aksesoris, fashion juga tidak

bisa di pisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya

manusia. Fashion merupakan salah satu gaya yang digunakan

masyarakat dalam menunjukkan identitas diri mereka.

Menurut Simmel (1957) dalam jurnal fashion, "dua

kecenderungan sosial yang penting dalam membentuk fashion. Dan

bila salah satu kecenderungan itu hilang maka fashion tak akan

terbentuk". Kecenderungan yang pertama adalah kebutuhan untuk

menyatu dan yang kedua adalah kebutuhan untuk terisolasi. Menurut

Simmel (1957), "individu haruslah memiliki hasrat untuk menjadi

bagian dari sesuatu yang lebih besar, masyarakat dan individu juga

harus memiliki hasrat menjadi sesuatu yang terlepas dari bagian itu".

Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada saat

yang sama, dan fashion serta pakaian merupakan cara bagi hal itu di

Page 2: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

13

negosiasikan. Dan saat kebutuhan untuk membedakan dirinya atu

kelompoknya dari yang lain lebih besar maka fashion akan

berkembang lebih cepat. Kebalikannya, bila masyarakat kurang lebih

stabil maka fashion kurang memungkinkan untuk berubah.

Menurut Posner, H. (2011), “The fashion market is broken

down into specific sectors so that companies are better able to analyze

market data and monitor their business result more effectively”. Dari

informasi pasar mengenai fashion, analisis fashion tersebut dapat

menerbitkan laporan pasar dan analisis data pada sebagian besar sektor

utama pasar fashion internasional. Informasi ini sangat membantu

dalam menilai ukuran relatif pasar tertentu atau memperkirakan

pontensial pasar pada masa depan. Misalnya aksesoris, aksesoris

berperan penting memberikan kontribusi persentase yang tinggi dari

omset penjualan berbagai merek. Penjualan global fashion dan

aksesoris kulit barang melintasi merek LVMH, termasuk Louis

Vuitton, Fendi, Christian Dior dan Marc Jacobs.

2.1.2 Wayang

Wayang adalah pedalangan dan drama tradisional Indonesia,

sejak zaman prasejarah hingga kini. Wayang berasal dari kata bayang,

mulai pada zaman purbakala sebagai upacara memanggil arwah

dengan memasang lampu minyak kelapa dan menayangkan bayangan

pada kain putih yang dibentangkan. Sejalan dengan perputaran waktu,

wayang mengalami perkembangan makna dan fungsi, sebagai hiburan,

Page 3: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

14

sarana pendidikan, ajaran moral, norma kehidupan beragama, dan

sebagai media informasi.

Sejak abad ke-9 dan ke-10, wayang sebagai media untuk

pementasan lakon yang diciptakan bertemakan sastra epos

Ramayanadan Mahabharata dan kemudian pada abad pertengahan

diciptakan lakon bertemakan Islam.

Wayang juga merupakan seni pertunjukan berupa drama yang

khas. Sejak abad ke-19 sampai dengan sekarang, Wayang telah

menjadi pokok bahasan serta dideskripsikan oleh para ahli. Macam-

macam kajian tentang wayang dapat diketahui dari bibliography

beranotasi, dibuat oleh V.M.C Van Groenendael, terbit tahun 1978

berjudul Annotated Bibliography of Wayang Litetarure and the Art of

the Dalang. Fungsi dari wayang adalah sebagai sarana pengukuhan

status sosial, karena yang bisa menanggap wayang adalah orang

terpandang, dan mampu menyediakan biaya besar. Wayang juga

menanamkan solidaritas sosial, sarana hiburan, dan pendidikan,

menurut Sumaryoto, (1990). Secara umum, pengertian wayang adalah

suatu bentuk pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang

dalang, dengan menggunakan boneka atau sejenisnya sebagai alat

pertunjukan (Sedyawati; Darmono, 1983).

Page 4: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

15

2.1.3 Pengrajin

Pengrajin ialah orang yang pekerjaannya membuat barang-

barang kerajinan. Ada pengrajin pahat, pengrajin batik, pengrajin

wayang, pengrajin emas, dan sebagainya. Barang yang dihasilkan tidak

dibuat dengan mesin, melainkan dengan tangan. Seni pahat yang ada di

Indonesia mula-mula dapat dilihat dari perkembangan seni ukir yang

ada di Indonesia. Pengrajin Seni pahat memiliki ciri yang agak sedikit

berbeda dengan seni ukir. Memang bahan yang digunakan sama persis

dengan yang digunakan oleh seni ukir. Tetapi di dalam seni

pahat, bukan hanya sekedar melukis di atas batu, kayu, atau bahan

lainnya. Dalam seni pahat dapat membuat suatu bentuk yang sesuai

dengan yang diinginkan.

Gambar 2. 1 Pengrajin Pahat

2.1.4 Analisis PESTEL

Analisis PESTEL merupakan analisis eksternal makro-

lingkungan yang akan mempengaruhi semua perusahaan. Secara

khusus, PESTEL analysis, adalah tool untuk memahami segala resiko

Page 5: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

16

terkait dengan pertumbuhan atau penurunan usaha, dan juga posisi,

potensi serta arahan strategis untuk bisnis maupun organisasi.

Gambar 2. 2 Analisis PESTEL

Analisis PESTEL mencakup beberapa faktor , meliputi;

1. Politic (Politik): Faktor-faktor politik pada dasarnya untuk apa gelar

campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Secara khusus,

faktor-faktor politik meliputi bidang-bidang seperti kebijakan pajak,

hukum perburuhan, hukum lingkungan, pembatasan perdagangan,

tarif, dan stabilitas politik. Faktor-faktor politik juga dapat mencakup

barang dan jasa yang pemerintah ingin menyediakan atau disediakan

(barang jasa) dan yang pemerintah tidak ingin diberikan (kekurangan

Page 6: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

17

barang atau jasa). Selain itu, pemerintah memiliki pengaruh besar pada

kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur suatu bangsa. Pemerintah

mendukung penuh para pengrajin kulit seperti mengadakan

pengolahan kulit dan menyediakan alat untuk menjahit kulit kepada

para pengrajin tas kulit.

2. Economic (Ekonomi) : Faktor ekonomi meliputi pertumbuhan

ekonomi, suku bunga, nilai tukar dan tingkat inflasi. Faktor-faktor ini

memiliki dampak besar pada bagaimana bisnis beroperasi dan

membuat keputusan. Misalnya, suku bunga mempengaruhi biaya

perusahaan modal dan karena itu sejauh mana bisnis tumbuh dan

berkembang. Kurs mempengaruhi biaya ekspor barang dan pasokan

dan harga barang impor dalam perekonomian. Tidak berpengaruh pada

perusahaan karena produk fashion merupakan luxury market.

3. Social (Sosial) : Faktor sosial meliputi aspek budaya dan termasuk

kesadaran kesehatan, laju pertumbuhan penduduk, distribusi usia,

sikap karir dan penekanan pada keselamatan. Tren faktor sosial

mempengaruhi permintaan untuk produk perusahaan dan bagaimana

perusahaan yang beroperasi. Sebagai contoh, populasi yang menua

dapat diartikan lebih kecil dan kurang bersedia tenaga kerja (sehingga

meningkatkan biaya tenaga kerja). Selain itu, perusahaan dapat

mengubah berbagai strategi manajemen untuk beradaptasi dengan tren

sosial (seperti merekrut pekerja yang lebih tua). Perusahaan harus

Page 7: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

18

mampu lebih mensejahterakan para pengrajin dan karyawan agar

perusahaan mendapatkan kesan yang bagus di mata masyrakat.

4. Technology (Tekhnologi) : Faktor teknologi meliputi aspek teknologi

seperti R&D kegiatan, otomatisasi, insentif teknologi dan tingkat

perubahan teknologi. Mereka dapat menentukan hambatan masuk,

minimal tingkat produksi yang efisien dan pengaruh outsourcing

keputusan. Selain itu, pergeseran teknologi dapat mempengaruhi biaya,

kualitas, dan menyebabkan inovasi. Perusahaan harus mampu

menyediakan dana lebih untuk R&D agar dapat mempunyai teknologi

baru, bahan mentah baru atau cara pengerjaan baru yang lebih efisien.

5. Legal (Hukum) : Faktor hukum meliputi hukum diskriminasi, hukum

konsumen, hukum anti trust, hukum ketenagakerjaan, dan hukum

kesehatan dan keselamatan. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi

bagaimana perusahaan beroperasi, biaya, dan permintaan untuk

produk-produknya. Perusahaan harus mematenkan semua jenis produk

untuk menghindari proses pembajakan mulai dari produk, logo dan

simbol produk.

6. Enviromental (Lingkungan) : Faktor lingkungan meliputi aspek

ekologi dan lingkungan seperti cuaca, iklim, dan perubahan iklim,

yang mungkin terutama mempengaruhi industri seperti pariwisata,

pertanian, dan asuransi. Selain itu, kesadaran akan potensi dampak

perubahan iklim mempengaruhi bagaimana perusahaan beroperasi dan

produk yang mereka tawarkan, baik menciptakan pasar baru dan

Page 8: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

19

mengurangi atau menghancurkan yang sudah ada.Perusahaan dapat

terus menyesuaikan produk sesuai tren fashion yang berkembang di

pasar

2.1.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang

digunakan untuk mengevaluasi dari kekuatan (Strength), kelemahan

(Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) dalam suatu

spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang lebih

spesifik dari spekulasi bisnis dapat mengidentifikasi faktor internal dan

eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan

tersebut. Menurut Thompson, Strickland dan Gamble (2011), hal-hal

yang perlu diidentifikasi, melalui keempat elemen yang berada dalam

analisis SWOT adalah :

1 . Kelebihan (Strength): Mengidentifikasi sumber kelebihan dan

kapabilitas kompetitif perusahaan tersebut.

2 . Kelemahan (Weakness) : Mengidentifikasi sumber kelemahan

dan kekurangan kompetitif dari suatu perusahaan.

3. Peluang(Opportunity): Mengidentifikasi peluang pasar dari

suatu perusahaan.

4. Ancaman (Threat): Mengidentifikasi ancaman eksternal yang

akan dihadapi oleh perusahaan tersebut.

Page 9: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

20

Analisis yang dilakukan menggunakan SWOT dalam Bisnis ini

dapat dilihat sebagai berikut :

Strength :

1. Mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan produk lain.

2. Sebagai pioneer yang menyangkut budaya wayang pada

fashion.

3. Memiliki tingkat kesulitan pada pembuatan produk yang

tinggi.

4. Memakai sistem perakitan produk yang tidak mudah

diikuti oleh kompetitor.

5. Mempunyai produk yang berkualitas tinggi.

Weakness :

1. Mempunyai product life cycle yang panjang.

2. Kurangnya ketersediaan teknologi pada industri kulit

membuat kalahnya daya saing dalam segi kualitas kulit

lokal dengan kulit import.

Opportunity :

1. Masih jarangnya budaya wayang dimanfaatkan untuk

produk-produk aksesoris sepeti tas dan lain sebagainya.

2. Dengan jumlah penduduk 250.000.000 jiwa Indonesia

merupakan pasar yang luas.

3. Pengembangan produk kulit mudah untuk diperkenalkan

kepada masyrakat.

Page 10: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

21

Threats :

1. Sudah banyak kompetitor yang bergerak pada industri

kulit.

2. Entry barrier pada industr kulit tergolong rendah

2.1.6 Analisis Five Forces Porter

Five Forces Model Porter merupakan salah satu yang paling

sering digunakan dalam strategi bisnis. Model ini telah banyak

digunakan dalam berbagai macam kesempatan. Model Porter ini

sangat kuat baik dari dalam maupun luar industri. Porter five forces

dikembangkan pertama kali oleh Michael porter. Porter five forces

adalah suatu tool untuk menganalisis lingkungan yang kompetitif yang

berpengaruh pada pemasaran suatu produk. Michael E. Porter

merupakan salah satu marketing merupakan salah satu ahli marketing

terkenal.

Menurut Porter, Hakikat suatu industri dapat dilihat sebagai

kombinasi atas lima kekuatan, yaitu:

1. The Threat of a Substitute Product.

2. The Threat of the Entry of New Competitors.

3. The Bargaining Power of Customers

4. The Bargaining Power of Suppliers

5. The intensity of Competitive Rivalry

Page 11: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

22

Analisis yang dilakukan menggunakan 5 Forces Porter dalam

Bisnis ini dapat dilihat sebagai berikut :

1. The Threat of a Substitute Product: Merupakan ancaman dari

produk sejenis yang bisa dijadikan sebagai barang substitusi

atau barang pengganti. Ancaman produk pengganti kuat

Karena, semakin banyak barang pengganti maka akan semakin

besar peluang bagi costumer untuk beralih ke produk dari

perusahaan lain. Faktor yang memperngaruhi faktor ini antara

lain switching cost, kecenderungan untuk substitusi,

diferensiasi produk, dan lainnya.

Ancaman dari produk pengganti dalam industri fashion

terutama yang berbahan dasar kulit lemah dikarenakan :

a. Produk yang berkualitas sulit di dapat.

b. Produk memiliki harga yang relatif mahal.

c. Konsumen belum tentu merasa nyaman apabila

menggunakan produk lain.

2. The Threat of the Entry of New Competitors: Banyaknya

kemunculan dari perusahaan – perusahaan baru yang menjual

atau menghasilkan produk yang sejenis dengan produk yang

kita hasilkan. Faktor yang berpengaruh pada force jenis ini

adalah ekuitas merek, hambatan masuk, distribusi, skill atau

core competence tertentu, economies of scope, cost advantage,

dan lainnya. Industri fashion salah satu industri yang

Page 12: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

23

mempunyai entry barrier yang rendah karena cukup mudah

untuk memulai bisnis di bidang ini. Seperti :

a. Banyaknya merek yang ada di pasar sehingga tidak ada

suatu merek yang sangat mendominasi pasar.

b. Modal yang dibutuhkan untuk memulai produksi industri

fashion tidaklah tinggi.

c. Tidak adanya aturan pemerintah yang terlalu berpengaruh

terhadap industri fashion.

d. Pemain baru dapat dengan mudah memasarkan produk

mereka.

e. Pendatang baru dapat dengan mudah mendapatkan

keuntungan yang besar seperti adanya barang-barang tiruan

yang beredar di pasar.

f. Pada akhirnya para pemain lama kurang termotivasi untuk

membuat produk-produk baru karena dapat dengan mudah

ditiru oleh para pemain baru atau competitor.

3. The Bargaining Power of Customers: Sebuah produk tentunya

akan menjadi sia-sia jika tidak berhasil memikat hati para

customer. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa produsen atau

perusahaan mempunyai tingkat ketergantungan yang cukup

tinggi kepada customer. Faktor ini dipengaruhi oleh julah

pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli,

Page 13: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

24

ketersediaan barang, besar order pembeli, sensitivitas harga,

tingkat diferensiasi, dan sebagainya.

Daya tawar pembeli lemah karena :

a. Reputasi merek dari produk yang dibeli oleh konsumen

merupakan hal yang penting bagi mereka.

b. Kualitas produk yang perusahaan berikan merupakan salah

satu yang terbaik.

c. Adanya sistem purna jual sehingga pembeli merasa

nyaman dan tidak takut produknya mengalami kerusakan

karena adanya garansi dan pelayanan perawatan setelah

membeli produk.

d. Daya Pembeli dalam industri fashion yang berbahan dasar

kulit lemah.

4. The Bargaining Power of Suppliers: Untuk memperoleh bahan

baku atau bahan-bahan pendukung lainnya, perusahaan

membutuhkan pihak pemasok. Faktor yang mempengaruhi

faktor ini adalah switching cost ke pemasok lain, jumlah

pemasok, konsentrasi pemasok, ketersediaan substitusi input,

tingkat diferensiasi input, hingga tingkat hubungan dengan

pemasok.

Page 14: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

25

Daya pemasok dalam industri fashion lemah, karena:

a. Bahan baku mudah didapatkan, karena bahan baku yang

digunakan adalah kulit sapi yang tersedia banyak di pasar.

b. Switching cost untuk berpindah ke pemasok lainnya

rendah, banyaknya pengrajin kulit dan wayang serta perak

yang berada di daerah Jogjakarta.

c. Ketersediaan bahan baku yang berlimpah karena bahan

mentah yang kita pakai adalah kulit sapi.

d. Daya tawar pemasok dalam industri fashion yang berbahan

dasar kulit lemah.

5. The Intensity of Competitive Rivalry: Sebuah produk yang telah

mendapatkan tempat di hati masyarakat tentunya akan

membuat produsen atau perusahaan lain mengembangkan

usaha sejenis dengan kualitas yang lebih baik dan harga yang

terjangkau. Semakin banyak pesaing, maka akan semakin besar

pula peluang sebuah perusahaan untuk tersaingi. Force yang

kelima ini dipengaruhi oleh jumlah pesaing, perbedaan kualitas,

loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan harga, exit

barriers, dan sebagainya.

Ancaman kompetitor dalam industri fashion kuat karena :

a. Para pelaku bisnis secara aktif selalu melakukan langkah

baru dalam meningkatkan pangsa pasar dan kinerja bisnis

Page 15: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

26

mereka. Seperti mengeluarkan produk-produk baru setiap

musim, dan mengadakan event tertentu seperti pameran

untuk meningkatkan pangsa pasar mereka.

b. Permintaan konsumen bisa dikatakan mengalami

pertumbuhan yang lambat karena intensitas konsumen

untuk membeli produk fashion terutama tas tidak sesering

permintaan produk seperti bahan pokok sehari-hari.

c. Permintaan konsumen terhadap produk bisa mengalami

penurunan drastis apabila produk yang dikeluarkan tidak

mengikuti tren fashion yang diminati pasar sehingga apat

menimbulkan persediaan strok barang yang berlebih.

d. Dalam industri fashion banyak terdapat pesaing yang

mempunyai kekuatan dan daya saing yang berimbang oleh

karena itu sangat penting membuat produk yang

mempunyai keunikan dibanding kompetitor lainnya.

e. Konsumen dalam industri fashion dapat dengan mudah

berpindah dari merek yang satu ke yang lainnya.

f. Kompetitor dapat dengan mudah melakukan langkah

agresif seperti mengadakan diskon special, pemotongan

harga atau melakukan merger dengan competitor lain

untuk mendapatkan kekuatan yang lebih besar.

g. Pelaku bisnis besar yang berasal dari luar industri dapat

dengan mudah mengakusisi perusahaan lemah dan

Page 16: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

27

mengubahnya menjadi perusahaan yang jauh lebh kuat dari

sebelumnya.

h. Ancaman kompetitor dalam industri fashion berbahan

dasar kulit kuat.

2.1.7 Analisis Market Survey

Dalam mengetahui kebutuhan dari masyarakat dan dapat

meyakinkan bahwa bisnis ini mendapatkan respon yang baik dari

masyarakat, maka dilakukan survei kepada 48 orang melalui

kuesioner dan yang disebarkan keberbagai tempat di sekitar Jakarta.

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kuesioner usia

Usia

25 – 35 tahun 6 12.5%

35 – 45 tahun 19 39.5%

> 45 tahun 23 48%

Total 48 100%

Page 17: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

28

Tabel 2.2 Kuesioner pendapatan perbulan

Pendapatan Per bulan

<10.000.000 8 16.6%

10.100.000-20.000.000 10 21%

20.100.000-30.000.000 2 4.2%

30.100.000-40.000.000 3 6.2%

>40.100.000 25 52%

Total 48 100%

Tabel 2.3 Kuesioner pengeluaran perbulan

Pengeluaran per bulan

<10.000.000 8 16.6%

10.100.000-20.000.000 8 16.6%

20.100.000-30.000.000 4 8.3%

30.100.000-40.000.000 10 21%

>40.100.000 18 37.5%

Total 48 100%

Tabel 2.4 Kuesioner pekerjaan

Pekerjaan

Pegawai Negeri 7 14.6%

Pegawai swasta 16 33.4%

Wiraswasta 13 27%

Page 18: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

29

Ibu Rumah tangga 12 25%

Total 48 100%

Tabel 2.5 Kuesioner minat masyarakat akan fashion

Minat masyarakat akan fashion

Tidak suka 0 0%

Biasa saja 4 8.3%

Suka sekali 44 91.7%

Total 48 100%

Tabel 2.6 Kuesioner minat masyarakat akan shooping

Minat masyarakat akan shooping

Sebulan sekali 7 14.6%

Weekend 12 25%

Setiap hari 1 2%

Lain-lain 28 58.4%

Total 48 100%

Tabel 2.7 Kuesioner tempat yang biasa untuk membeli produk

Tempat yang biasa untuk membeli produk

Rekan 4 8.3%

Ke outlet langsung 30 62.5%

Online 2 4.2%

Lain-lain 12 25%

Page 19: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

30

Total 48 100%

Tabel 2.8 Kuesioner tempat yang biasa untuk membeli produk

Produk yang diminati masyarakat

Tas 14 29.2%

Sepatu 12 25%

Pakaian 22 45.8%

Jaket 0 0%

Dompet 0 0%

Lain-lain 0 0%

Total 48 100%

Tabel 2.9 Kuesioner minat masyarakat akan produk kulit

Minat masyarakat akan produk kulit

Tidak suka 0 0%

Biasa saja 20 41.7%

Suka 28 58.3%

Total 48 100%

Tabel 2.10 Kuesioner jeniskulit untuk fashion

Jenis kulit untuk fashion

Domba 18 37.5%

Sapi 22 45.8%

Page 20: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

31

Ular 3 6.3%

Lain-lain 5 10.4%

Total 48 100%

Tabel 2.11 Kuesioner produk kulit yang cocok dijadikan fashion

Produk kulit yang cocok untuk dijadikan fashion

Tas 27 56.3%

Ikat pinggang 1 2%

Sepatu 18 37.5%

Jaket 2 4.2%

Lain-lain 0 0%

Total 48 100%

Tabel 212 Kuesioner kriteria membeli produk kulit

Kriteria membeli produk kulit

Model 25 52%

Merek 8 16.7%

Jenis kulit 2 4.2%

Harga 13 27.1%

Lain-lain 0 0%

Total 48 100%

Tabel 2.13 Kuesioner harga produk terbuat dari kulit

Harga produk terbuat dari kulit

Page 21: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

32

1.500.000 – 3.500.000 36 75%

3.600.000 – 5.000.000 10 20.8%

5.100.000 – 10.000.000 2 4.2%

Total 48 100%

Tabel 2.14 Kuesioner rentan pemakaian

Rentan pemakaian

Setiap hari 16 33.3%

Event tertentu 200 41.7%

Tidak sama sekali 0 0%

Lain-lain 12 25%

Total 48 100%

Tabel 2.15 Kuesioner kebudayaan yang disukai

Kebudayaan yang disukai

Batik 30 62.5%

Wayang 4 8.33%

Songket 9 18.75%

Ulos 5 10.42%

Lain-lain 0 0%

Total 48 100%

Tabel 2.16 Kuesioner wayang diaplikasikan ke kulit

Wayang diaplikasikan ke kulit

Page 22: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

33

Tidak cocok 25 52.1%

Bagus 5 10.4%

Unik 18 37.5%

Lain-lain 0 0%

Total 48 100%

Tabel 2.17 Kuesioner wayang dijadikan produk tas

Wayang di jadikan produk tas

Cocok 21 43.75%

Tidak cocok 27 56.25%

Total 48 100%

Konsumer yang menjadi target survei adalah para sosialita

wanita yang memiliki hobi berbelanja, mengoleksi, dan yang suka

sekali dengan fashion yang berbeda dari yang lainnya dan unik. Dari

hasil survei menyatakan bahwa masyarakat belum tahu adanya produk

tas wayang yang dipahat dan berbahan dasarkan kulit.

Maka KULTUR&CO akan membuat suatu produk tas yang

unik, elegan, eksekutif, dan memiliki kualitas produk yang bagus yang

mempunyai nilai tambah tersendiri di mata pelanggan.

Page 23: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

34

2.2 Business Model Canvas

Menurut buku Business Model Generation (Osterwalder & Pigneur,

2010), model bisnis digunakan untuk menggambarkan dasar pemikiran

tentang bagaimana organisasi membuat, memberikan dan menangkap hal-hal

seperti ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Proses pembuatan model bisnis

adalah bagian dari strategi bisnis yang dipakai dalam membentuk suatu inti

dari suatu bisnis untuk membangun berbagai aspek seperti proses operasional,

strategi, apa yang bisa ditawarkan, maksud dan tujuannya, infrastuktur dan

lainnya.Perusahaan perlu menggambarkan secara detail seperti apa model

bisnis yang dimiliki dengan menggunakan framework Business Model

Canvas. Framework ini akan mempermudah dalam menggambarkan rumusan

dari model bisnis yang dimiliki.

Gambar 2. 3 Business Model Canvas

Business Model Canvas sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu :

Page 24: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

35

2.2.1 Customer Segments

Customer segments merupakan pembedaan kelompok manusia atau

organisasi untuk menentukan tujuannya. Untuk memberikan kepuasan

kepada para pelanggan dibutuhkan segmentasi agar dapat lebih fokus

dalam mengembangkan strategi bisnis untuk segmen pelanggan

tertentu sesuai dengan karakteristik, kebiasaan dan kebutuhannya.

Segementasi kelompok pelanggan dapat dibedakan jika :

Memiliki kebutuhan yang berbeda

Mendapatkan nilai melalui Channel yang berbeda

Membutuhkan jenis hubungan dan interaksi yang berbeda

Memiliki perbedaan dalam segi pendapatan

Bersedia untuk membayar lebih untuk mendapatkan sesuatu

Page 25: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

36

Tipe dari segmentasi pelanggan meliputi :

Mass Market

Untuk Mass Market tidak ada segmentasi khusus ataupun value

proposition karena dapat mencakup secara umum.

Niche Market

Mempunyai segmentasi dan spesialisasi khusus sesuai dengan

karakteristik dari konsumennya.

Segmented

Diperlakukan dengan menambahkan segmentasi khusus ke

dalam segmentasi yang sudah ada karena mempunyai

kebutuhan dan masalah yang berbeda seperti perbedaan umur,

jenis kelamin, pendapatan.

Diversified

Melayani berbagai segmentasi pelanggan dengan kebutuhan

dan karakteristik yang berbeda.

Multi-sided Platform / Market

Untuk dapat menjalankan bisnis secara lancar maka diperlukan

segmentasi yang saling bergantung dan menguntungkan.

Sebagai contoh, kartu kredit yang diberikan bank dapat

membantu para pelaku bisnis yang menerima pembayaran

melalui kartu kredit.

Page 26: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

37

2.2.2 Value proposition

Kumpulan dari produk dan layanan yang bisa ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Value proposition

memberikan nilai lebih yang tercipta dari berbagai elemen seperti

sesuatu yang baru, kustomisasi, disain, merek, harga, akses dan

kenyamanan. Value proposition terdiri dari Quantitative - price and

efficiency atau Qualitative-overall customer experience and outcome.

Value proposition merupakan salah satu alasan pelanggan dapat

pindah ke tempat/toko lain. Contoh dari value proposition adalah

peningkatan pelayanan, harga, merek, penampilan ataupun

kustomisasi dan kenyamanan.

Page 27: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

38

2.2.3 Channel

Channel merupakan media suatu perusahaan membangun dan menjalin

hubungan untuk mencapai segmentasi pelanggan dalam memberikan

value proposition. Tipe dari Channel adalah sebagai berikut :

Direct – Sales Force

Direct – Web sales

Direct - Own Stores

Indirect – Partners

Indirect – Stores

Indirect – Wholesaler

Fase dari proses yang terjadi di dalam Channel adalah sebagai

berikut:

1. Awareness: Bagaimana cara membuat pelanggan aware

terhadap merek dan produk dari perusahaan.

Page 28: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

39

2. Evaluation: Bagaimana cara perusahaan membahas dan

mengevaluasi value proposition yang diberikan kepada para

pelanggan.

3. Purchase: Bagaimana cara membuat para pelanggan membeli

produk dan pelayanan yang disediakan.

4. Delivery: Bagaimana cara perusahaan memberikan value

proposition kepada para pelanggan.

5. After sales: Bagaimana perusahaan dapat mendukung dan

membuat pelayanan atau promosi untuk para pelanggan agar

tetap setia dan datang kembali untuk membeli.

2.2.4 Customer Relationship

Untuk menjamin kelangsungan dan keberhasilan suatu bisnis, perlu

diidentifikasikan hubungan yang ingin dibuat sesuai dengan

segmentasinya. Terdapat beberapa tipe dari hubungan perusahaan

dengan para pelanggan yaitu sebagai berikut :

Page 29: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

40

1. Personal Assistance

Hubungan yang berdasarkan interaksi antar manusia.

Pelanggan berinteraksi langsung dengan pegawai toko yang

membantu dalam proses pemilihan, pembelian ataupun

pembayaran.

2. Dedicated Personal Assistance

Hubungan ini terjadi dengan memberikan atau menyediakan

personal assistance khusus untuk pelanggan tertentu. Dilakukan

dalam jangka waktu yang lama dan dapat mengetahui apa saja

kebiasaan dan apa yang disuka oleh pelanggan tersebut dan

memberikan/memenuhi semua kebutuhannya.

3. Self-services

Pelanggan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa

bantuan dari pihak perusahaan. Tentu saja perusahaan

memberikan suatu alat, sistem, ataupun fasilitas agar pelanggan

dapat melakukannya sendiri secara mudah dan efektif.

4. Automated services

Mirip dengan self service tapi memberikan saran atau

rekomendasi secara sistematis kepada pelanggan dengan

melihat transaksi sebelumnya apa yang dibeli, apa yang dilihat

untuk dapat menghasilkan suatu rekomendasi yang dibutuhkan

pelanggan.

Page 30: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

41

5. Communities

Membentuk suatu komunitas yang dimaksudkan untuk

mendukung proses bisnis dan memberikan masukan atau saran

yang dapat meningkatkan kualitas dari bisnis itu sendiri.

Biasanya terbentuk melalui komunitas online ataupun

komunitas langsung.

6. Co-creation

Pelanggan dapat memberikan masukan secara langsung apa

saja kekurangan dan yang butuh diperbaiki ataupun yang butuh

dikembangkan dari bisnis yang sedang berjalan agar dapat

memberikan yang terbaik untuk semua pelanggan

2.2.5 Revenue Streams

Cara yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari

bisnis yang berjalan sesuai segmentasi pelanggan yang ada dengan

menjual produk atau jasa dengan harga yang sesuai ataupun dengan

Page 31: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

42

cara lainnya. Ada beberapa cara untuk mendapatkan revenue streams

yaitu :

1. Asset sale

Kebanyakan bisnis menjual produknya sendiri untuk

mendapatkan keuntungan bagi perusahaannya.

2. Usage fee

Keuntungan tercipta dari pemakaian jasa yang dimiliki oleh

perusahaan. Semakin sering jasa itu dipakai oleh pelanggan

maka semakin besar revenue streams yang didapat.

3. Subscription fee

Tercipta dari penjualan jasa yang berlangsung terus–menerus

atau dengan tahapan. Contoh : membership yang harus dibayar

setiap bulannya.

4. Lending/Renting/Leasing

Memberikan izin pihak lain untuk menggunakan asset dari

perusahaan dan perusahaan mendapatkan bayaran atau

keuntungan sebagai gantinya. Contoh : penyewaan mobil.

5. Licensing

Memberikan akses khusus kepada pelanggan ataupun pihak lain

untuk menggunakan nama, produk ataupun fasilitas perusahaan

Page 32: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

43

dan sebagai gantinya, pengguna harus membayar biaya untuk

mendapatkan izin atau lisensi.

2.2.6 Key Resources

Sumber daya yang diperlukan agar dapat memberikan nilai tambah

kepada pelanggan dan juga dianggap sebagai sebagai asset perusahaan

untuk mendukung bisnis yang berjalan. Sumber daya yang dibutuhkan

ditentukan sesuai dengan model bisnis yang dilakukan. Sumber daya

ini meliputi:

1. Physical: Meliputi asset yang bersifat fisikal seperi bangunan,

kendaraan, mesin, POS (Point of Sale) dan jaringan distribusi.

2. Human: Sumber daya manusia adalah yang pasti akan

dibutuhkan untuk semua perusahaan dan bisnis.

3. Intellectua: Meliputi mereks, pengetahuan, hak cipta lisensi,

parnertship ataupun database pelanggan. Sulit untuk

Page 33: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

44

dikembangkan tetapi jika berhasil akan menciptakan nilai yang

penting.

4. Finance: Untuk membangun suatu bisnis tentu saja

membutuhkan uang dan modal untuk sebagai pondasi utama.

Bisa diperoleh dari pemilik bisnis ataupun dari pinjaman bank.

2.2.7 Key Activities

Berisikan berbagai aktivitas utama yang dilakukan dalam suatu

perusahaan atau organisasi. Aktivitas pada bagian ini tentunya adalah

aktivitas yang dapat menjadi nilai lebih dan menguntungkan. Sebagai

contoh: pembentukan supply chain yang lebih efisien. Key Activities

dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Production: Aktivitas ini berhubungan dengan merancang,

membuat dan mengirim suatu produk dengan kuantitas yang

lebih besar dan kualiatas yang lebih baik.

2. Problem Solving: Aktivitas ini memberikan solusi dari masalah

yang dimiliki pelanggan. Biasanya berhubungan dengan

pelayanan, produk ataupun kenyamanan.

Page 34: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

45

3. Platform / Network: Bisnis dirancang dan dibuat sesuai dengan

landasan ataupun jaringan yang berhubungan dengan key

activities seperti mereks ataupun perangkat lunak yang

digunakan.

2.2.8 Key Partnerships

Untuk dapat mengoptimalkan proses operasional dan

mengurangi resiko yang ada, perusahaan atau organisasi biasanya

membentuk hubungan pembeli dengan supplier. Terdapat empat

macam tipe partnership yaitu :

1. Strategi aliansi antara non-competitor

2. Strategi bisnis dengan competitor

3. Joint-ventures untuk membangun bisnis yang baru

4. Hubungan pembeli dan supplier untuk mendapatkan stok barang.

Page 35: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

46

2.2.9 Cost Structure

Menggambarkan pengeluaran atau biaya yang dibutuhkan untuk

menjalankan suatu bisnis. Pengeluaran tersebut dapat dengan

mudah dianalisis dan dihitung setelah menentukan key resources,

key activities dan key partners. Pengeluaran tersebut mempunyai

dua kelas bisnis yaitu:

1. Cost-driven: Menciptakan proses operasional yang efisien

dan meminimalisasikan pengeluaran yang ada.

2. Value-driven: Tidak terlalu memperhatikan pengeluaran

tetapi lebih fokus pada menciptakan dan memberikan nilai

lebih kepada para pelanggannya.

Cost structure memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Fixed-Costs: Pengeluaran tetap yang tidak berubah-ubah

sesuai dengan sistem yang berjalan. Contoh : gaji pegawai dan

sewa tempat.

Page 36: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

47

2. Variable-Costs: Pengeluaran yang berubah–ubah sesuai dengan

jumlah penjualan dan produksi.

3. Economics of Scales: Pengeluaran berkurang sesuai dengan

meningkatnya permintaan dan produksi.

4. Economics of Scope: Pengeluaran berkurang karena adanya

kerjasama dengan bisnis lain yang berhubungan langsung

dengan produk yang dihasilkan.

2.3 Implementation Plan

KULTUR&CO adalah perusahaan yang bergerak dibidang fashion.

Dimana KULTUR&CO mempunyai lokasi kantor di daerah kemang.

KULTUR&CO selain menjual tas, perusahaan pun dapat menerima service

tas baik dari merek KULTUR&CO sendiri maupun merek lain yang berbahan

kulit juga. Dari hasil survei banyak masyarakat yang berpendapat tidak cocok

kebudayaan wayang di aplikasikan ke dalam kulit. Namun disini penulis

ingin membuat suatu produk tas yang mengimplementasikan kebudayaan

wayang kedalam kulit dan menggunakan tehnik pahat. Dimana produk ini

akan memberikan value yang lebih dari tas-tas pada umumnya.

2.4 Marketing Mix

Menurut Kotler (2010), marketing mix merupakan suatu kumpulan

alat-alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi

penjualan. Komponen dari bauran pemasaran yang paling sering digunakan

Page 37: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

48

dikenal dengan 4P yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan

promosi (promotion). Berikut ini adalah penjelasan dari keempat komponen

bauran tersebut :

2.4.1 Produk (Product)

Produk adalah suatu benda atau jasa yang ditawarkan oleh

sebuah perusahaan atau bisnis kepada konsumen untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan dari konsumen tersebut. Sebuah produk

harus dapat memenuhi keperluan dan kebutuhan dari konsumen.

Faktor-faktor seperti desain, merek, kualitas, banyaknya pilihan,

fungsi penggunaan, positioning, dan pengembangan dari sebuah

produk harus sangat diperhatikan untuk menarik perhatian pelanggan.

2.4.2 Harga (Price)

Harga merupakan sebuah patokan dasar seberapa besar jumlah

yang harus dikeluarkan konsumen untuk membeli suatu barang atau

jasa. Strategi dalam penetapan harga sangat penting karena faktor

harga dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk.

Harga juga merupakan faktor yang menunjukan bagaimana posisi

sebuah produk didalam pasar, dan mempengaruhi dalam

memaksimalkan penjualan atau laba.

Page 38: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

49

2.4.3 Tempat (Place)

Pemilihan tempat sangat penting dalam strategi penyampaian

sebuah produk atau jasa kepada konsumen. Strategi ini meliputi letak

tempat yang strategis, transportasi, distribusi produk atau jasa, sampai

dengan dekorasi ruang yang dapat mempengaruhi daya beli dari

konsumen.

2.4.4 Promosi (Promotion)

Promosi adalah cara yang dilakukan perusahaan untuk

memperkenalkan produk atau jasa kepada konsumen beserta upaya-

upaya dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli. Terdapat

berbagai cara untuk melakukan promosi seperti melalui media cetak,

media elektronik, media letak, media luar ruang, personal selling,

direct selling, word of mouth, dan sebagainya. Dalam melakukan

promosi, perusahaan harus bisa mengidentifikasi segmen pasar dan

memiliki kemampuan dalam mempengaruhi pasar, sehingga daya beli

dari konsumen dapat lebih mudah didapat.

2.5 Segmenting, Targeting, dan Positioning

2.5.1 Segmenting

Menurut Kotler (2008) Sebuah pasar yang terdiri dari

konsumen yang beranekaragam (heterogen), sehingga untuk dapat

melakukan kegiatan pemasaran dengan baik dan mencapai tujuan

Page 39: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

50

perusahaan, perlu dilakukan pengelompokkan menjadi konsumen yang

homogen dengan berbagai cara. Pembagian pasar menjadi kelompok-

kelompok konsumen dapat disegmentasikan berdasarkan kesamaan

variabel Kotler, (2008), antara lain:

1. Geographic: Pembagian pasar berdasarkan kesamaan variabel

seperti negara, kota, dan iklim.

2. Demographic: Pembagian pasar berdasarkan kesamaan variabel

seperti kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.

3. Behavioral: Pembagian pasar berdasarkan kesamaan variabel

seperti respon konsumen terhadap produk, pemakaian produk dan

pengetahuan konsumen akan produk.

2.5.2 Targeting

Menurut Kotler (2008) target pasar adalah “a set of buyer

sharing common needs or characteristics that the company decided to

serves”. Setiap konsumen memiliki keinginan dan karakter yang

berbeda. Oleh karena itu, setelah membagi konsumen menjadi

kelompok-kelompok yang lebih homogen (segmenting), perusahaan

perlu memilih segmen pasar mana yang akan dimasuki (targeting).

Hal ini berguna untuk mempermudah penyusunan strategi pemasaran

yang akan digunakan.

Page 40: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

51

2.5.3 Positioning

Menurut Kotler (2008, hal191), product positioning adalah

“the way the product is defined by consumers on important attributes–

the place occupies in consumers’s mind relative to competing

product”. Setelah perusahaan menetapkan target pasar dan mengetahui

apa yang dibutuhkan oleh para konsumennya, maka perusahaan dapat

menyesuaikan serta menetapkan posisi produknya di pasar (market

positioning). Tujuan dari positioning yaitu untuk menanamkan suatu

citra produk di benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat

menonjol dibandingkan dengan produk pesaing.

2.6 Analisis Keuangan dan Ratio

Menurut Stephen, et al,(2002) Analisis keuangan merupakan prediksi

dari kelangsungan hidup, stabilitas dan profitabilitas dari suatu bisnis. Rasio

keuangan merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui kinerja

dan keadaan keuangan perusahaan. Kebanyakan rasio keuangan dapat

dihitung berdasarkan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan

perusahaan.

Menurut Titman, Keown, dan Martin (2011) terdapat 5 klasifikasi

rasio keuangan yang umumnya dipakai dalam melakukan evaluasi terhadap

kinerja perusahaan, yang salah satunya sebagai berikut:

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios)

Page 41: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

52

Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba/profit

dibandingkan dengan penjualannya

a. Marjin Laba Kotor (Gross Margin)

Rasio ini digunakan untuk membandingkan antara laba kotor

(gross profit) dengan penjualan. Sehingga dapat diketahui

berapakah laba kotor yang diterima perusahaan per satu rupiah

penjualan

b. Marjin Laba Usaha (Operating Margin)

Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa banyak laba

usaha (operating income) yang dihasilkan oleh perusahaan

dibandingkan dengan setiap penjualan yang terjadi.

c. Marjin Laba Bersih (Profit Margin)

Profit margin merupakan ukuran dari laba bersih yang didapat

perusahaan dari setiap penjualan yang terjadi.

d. Pengembalian atas Aktiva (Return on Assets)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk menperoleh laba bersih dengan memberdayakan aset

yang dimilikinya.

e. Return On Equity

Merupakan salah satu dari rasio profitabilitas dimana rasio ini

menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal

Page 42: VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/0109_2014_BMC_bab 2.pdf · Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada

53

sendiri. Rasio profitabilitas ini sangat diperhatikan oleh calon

maupun pemegang saham karena akan berkaitan dengan harga

saham serta dividen yang akan diterima. Oleh sebab itu, Return

On Invesment dapat diartikan sebagai berikut :