Vaksin

31
Farmakologi dalam Praktik Kebidanan

Transcript of Vaksin

Page 1: Vaksin

Farmakologi dalam Praktik Kebidanan

Page 2: Vaksin

Kelompok 6

Nata Sinta Derek

Eviana Maya Saputri

Umi Yulianti

Dwi Juliani

Pratititis Indri

Kiki Rizki

Page 3: Vaksin

Penggolongan Vaksin1. Berdasarkan asal

antigen

2. Berdasarkan protein:

3. Berdasarkan

Polisakarida

4. Berdasarkan

Sensifitas terhadap

suhu

Page 4: Vaksin

Pengertian

Vaksin adalah suatu bahan yang di yakini dapat melindungi orang terhadap penyakit.

Tujuan utama vaksin adalah merangsang pembentukan antibody dengan konsentarasi yang cukup tinggi untuk menghilangkan perjalanan pathogen, sehingga tidak terjangkit penyakit.

Page 5: Vaksin

JENIS PEMBERIAN UMUR

BCG I 0 – 2 bulan

HEPATITIS B I 0 bulan

II 1 bulan

III 3 – 6 bulan

POLIO I 0 bulan (minggu 1)

II 2 bulan

III 4 bulan

IV 6 bulan

V 18 bulan

VI 5 tahun

Jenis Imunisasi untuk Balita (PPI-Wajib)(Rekomendasi IDAI Periode 2007)

Page 6: Vaksin

Jenis Imunisasi untuk Balita (PPI-Wajib)(Rekomendasi IDAI Periode 2007)

JENIS PEMBERIAN UMURDPT I 2 bulan

II 4 bulan

III 6 bulan

IV 18 bulan

V 5 tahun

VI 12 tahun

CAMPAK I 9 bulan

II 6 tahun

Page 7: Vaksin
Page 8: Vaksin

Jenis Imunisasi untuk Balita(NON-PPI – Dianjurkan)

(Rekomendasi IDAI Periode 2007)

JENIS PEMBERIAN UMURHIB I 2 bulan

II 4 bulan

III 6 bulan

IV 15 – 18 bulan

MMR I 12 – 18 bulan (6 bulan setelah campak)

II 6 tahun

TIFOID 2 tahun (diulang setiap3 tahun)

HEPATITIS A I 2 tahun

II 6 – 12 bulan kemudian

INFLUENZA setelah 6 bulan (diberikan setahun

sekali)

Page 9: Vaksin
Page 10: Vaksin

BCGUntuk kekebalan

terhadap TBC. Mengandung kuman BCG (Bacillus Calmette guerin) yang masih hidup.

sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai berumur 2 bulan

Tidak ada efek samping

Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di karenakan area penyuntikan kurang tapat atau terlalu dalam.

Jenis Vaksin

Dosis: 0,1 ml (bayi di bawah usia 3 bulan 0,05 ml) dengan cara injeksi intradermal

Page 11: Vaksin

Tetanus Toxoid (TT)

Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung Toksoid Tetanus yang telah dimurnikan yang teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat.

TT dipergunakan untuk pencegahan tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi wanita usia subur, dan juga untuk pencegahan tetanus.

Page 12: Vaksin

Manfaat pemberian imunisasi Vaksin ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan tetanus.

Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri di tempat suntikan selama 1 – 2 hari

Vaksin DPT (Difteriaa,

Pertusis, Tetanus)

Page 13: Vaksin

Vaksin diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomielitis. • Vaksin yang mengandung virus

polio yang sudah dimatikan (vaksin Salk). Cara pemberian vaksin ini ialah dengan penyuntikan.

• Vaksin yang mengandung virus polio yang masih hidup, tetapi dilemahkan (vaksin Sabin). Cara pemberiannya ialah melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan.

Poliomielitis

Page 14: Vaksin

Dosis: imunisasi primer pada anak, 0,5 ml secara

intramuskuler pada umur 2 bulan disusul dengan

dosis kedua setelah 4 minggu dan dosis ketiga

setelah 4 minggu berikutnya

Page 15: Vaksin

Vaksin ini diberikan untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit campak secara aktif.

Menurut penelitian, kekebalan yang diperoleh ini berlangsung seumur hidup, Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin pula terdapat pembengkakan pada tempat suntikan.

Campak

Page 16: Vaksin

Vaksin Hepatitis B Rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasi dan bersifat non-infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi .

Hepatitis B

Diberikan secara

intramuskuler

Pada bayi dan anak-anak

tempat injeksi pada paha

anterolateral, pantat

tidak boleh digunakan

karena efikasi vaksin

bisa berkurang

Page 17: Vaksin

Untuk memperoleh kekebalan aktif terhadap penyakit tifus dan paratifus.

Reaksi yang sering terjadi ialah demam yang timbul 1 hari setelah penyuntikan. Demam ini dapat berlangsung selama 1-3 hari.

Vaksin Tipa (tifus, paratifus A-B-C)

Page 18: Vaksin

Pemberian vaksin bertujuan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit gondong/bengok.

Imunisasi cukup diberikan dengan 1 kali suntikan tanpa revaksinasi, bila imunisasi dilakukan pada anak yang berumur lebih dari 12 bulan

Biasanya jarang terjadi reaksi imunisasi. Bila ada dapat berupa kenaikan suhu ringan atau rasa sakit dan panas pada tempat suntikan yang berlangsung selama 1-2 hari.

Gondok

Page 19: Vaksin

Hepatitis B

Page 20: Vaksin

BCG

Page 21: Vaksin

Polio

Page 22: Vaksin

Campak

Page 23: Vaksin

DPT

Page 24: Vaksin

IndikasiDigunakan sebagai pencegahan terhadap penyakit TBC Bagi mereka yang bereaksi

Negatif terhadap tes Tuberkulin.

Kontra Indikasi Bila reaksi mantoux positif pelindungan yang diberikan oleh Vaksinasi ini adalah

untuk 10-15 tahun.

Vaksin BCG Kering

Page 25: Vaksin

Indikasi

Digunakan untuk imunisasi aktif terhadap infeksi yang disebabkann oleh HBV tidak untuk hepatitis A atau C.

Efek Samping

Terdapat kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan.

Wanita hamil : Vaksinasi tidak di anjurkan karena efek antigen terhadap janin belum diketahui

Vaksin Campak kering

Page 26: Vaksin

Hib adalah singkatan untuk Haemophilus influenzae type b, sejenis bakteria yang menyebabkan penyakit yang dapat berakibat fatal, seperti: radang selaput otak (Meningitis), radang paru-paru (Pneumonia), radang epiglotis (kerongkongan), dan keracunan darah (septicaemia).

Vaksin HiB

Page 27: Vaksin

Imunisasi Hib diberikan secara suntikan di bagian otot paha.

Imunisasi ini bisa diberikan dalam satu suntikan bersama imunisasi Difteria, Pertussis dan Tetanus (DPT). Juga boleh diberikan bersama imunisasi lain seperti imunisasi Hepatitis B.

Page 28: Vaksin

Hepatitis A

Vaksin hepatitis A dibuat dari virus

hepatitis A yang dikembangbiakkan

dalam sel diploid manusia dan

diaktivasi dalam formaldehid

Dosis: injeksi intramuskuler 0,5 ml

sebagai dosis tunggal; dosis penguat

0,5 ml 6 bulan kemudian

Page 29: Vaksin

Jenis Kekebalan Tubuh berdasarkan respons

kekebalan tubuh terhadap antigen dapat

dibedakan menjadi dua jenis,

Humoral

Seluler

Berdasarkan cara memperolehnya, :

Aktif

Pasif

Page 30: Vaksin

Kasus

Sebuah produsen obat di Karanganyar yang berinisial "D" ditutup karena

menyalurkan obat vaksin palsu yang tidak sesuai aturan. "Produsen obat itu telah

ditutup dua minggu lalu karena menyalurkan obat vaksin palsu, dan kami tidak

bisa menyebutkan nama pabriknya tetapi yang jelas inisialnya D," kata Kepala BP

POM Jawa Tengah Maringan Silitonga, di sela acara pertemuan Gabungan

Perusahaan Farmasi Surakarta, di Solo, Senin.  

"Vaksin yang dibeli itu menurut pengakuannya dibeli dari perusahaan yang tidak

resmi pula. Untuk sekarang ini ada kecenderungan obat palsu yang masuk ke

pasar meningkat," jelasnya.

Page 31: Vaksin