V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di...

27
22 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan salah satu wilayah yang mempunyai berbagai keunikan baik secara geografis, demografis serta hidrologis. Dari sisi geografis, Kota Jakarta Timur merupakan wilayah yang terluas dan terdiri dari beberapa perkampungan. Dari sisi demografisnya, Jakarta Timur memiliki jumlah penduduknya terbanyak dibandingkan dengan wilayah Jakarta lainnya. Sementara itu, dari sisi hidrologis, Jakarta Timur dilewati oleh beberapa sungai dan kanal antara lain: Cakung Drain, Kali Ciliwung, Kali Malang, Kali Sunter, dan Kali Cipinang. Menurut BPS pada tahun 2000 dalam rangka pembangunan wilayah DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur diarahkan menjadi daerah pengembangan untuk permukiman penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi terutama industri pengolahan dan pariwisata. Banyaknya lapangan pekerjaan di wilayah ini telah mendorong proses migrasi dan menetap, sehingga kebutuhan perumahan menjadi sangat tinggi. Untuk migran yang tidak terdidik dengan pekerjaan yang terbatas, maka wilayah permukiman kumuh menjadi pilihan. Gambar 6 menyajikan distribusi permukiman kumuh di tingkat kecamatan Jakarta Timur. Gambar 6. Sebaran Lokasi Kumuh di Jakarta Timur Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa wilayah yang memiliki KK kumuh paling banyak adalah Kecamatan Jatinegara dengan jumlah KK kumuh sebesar 8023 KK, sedangkan untuk wilayah yang mempunyai KK kumuh paling sedikit adalah Kecamatan Ciracas dengan jumlah sebesar 144 KK. Informasi tersebut memberikan gambaran bahwa ketimpangan perekonomian dan kondisi

Transcript of V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di...

Page 1: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

22

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur

Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan salah satu

wilayah yang mempunyai berbagai keunikan baik secara geografis, demografis serta

hidrologis. Dari sisi geografis, Kota Jakarta Timur merupakan wilayah yang terluas

dan terdiri dari beberapa perkampungan. Dari sisi demografisnya, Jakarta Timur

memiliki jumlah penduduknya terbanyak dibandingkan dengan wilayah Jakarta

lainnya. Sementara itu, dari sisi hidrologis, Jakarta Timur dilewati oleh beberapa

sungai dan kanal antara lain: Cakung Drain, Kali Ciliwung, Kali Malang, Kali

Sunter, dan Kali Cipinang.

Menurut BPS pada tahun 2000 dalam rangka pembangunan wilayah DKI

Jakarta, Kota Jakarta Timur diarahkan menjadi daerah pengembangan untuk

permukiman penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi terutama industri pengolahan

dan pariwisata. Banyaknya lapangan pekerjaan di wilayah ini telah mendorong

proses migrasi dan menetap, sehingga kebutuhan perumahan menjadi sangat tinggi.

Untuk migran yang tidak terdidik dengan pekerjaan yang terbatas, maka wilayah

permukiman kumuh menjadi pilihan. Gambar 6 menyajikan distribusi permukiman

kumuh di tingkat kecamatan Jakarta Timur.

Gambar 6. Sebaran Lokasi Kumuh di Jakarta Timur

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa wilayah yang memiliki KK

kumuh paling banyak adalah Kecamatan Jatinegara dengan jumlah KK kumuh

sebesar 8023 KK, sedangkan untuk wilayah yang mempunyai KK kumuh paling

sedikit adalah Kecamatan Ciracas dengan jumlah sebesar 144 KK. Informasi

tersebut memberikan gambaran bahwa ketimpangan perekonomian dan kondisi

Page 2: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

23

lingkungan di Jakarta Timur sangat besar. Hal ini tentu saja membawa dampak yang

serius dan membutuhkan mekanisme penataan ruang yang baik.

Berdasarkan informasi di atas, penelitian ini memfokuskan pada kawasan

kumuh yang berada di Kecamatan Jatinegara karena kawasan ini mempunyai jumlah

KK tertinggi secara relatif dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Kecamatan

Jatinegara ini mempunyai 8 kelurahan yaitu Kelurahan Cipinang Muara, Cipinang

Besar Selatan, Cipinang Besar Utara, Cipinang Cempedak, Rawa Bunga, Bidara

Cina, Balimester, Kampung Melayu. Setiap kelurahan mempunyai KK kumuh yang

berbeda-beda. Tabel 7 menyajikan data jumlah KK kumuh di Kecamatan Jatinegara.

Seperti yang terlihat pada tabel tersebut bahwa jumlah KK kumuh paling banyak

terdapat pada Kelurahan Kampung Melayu, sedangkan jumlah KK kumuh Kelurahan

Balimester adalah 0. Namun demikian, berdasarkan data evaluasi RW Kumuh DKI

2004 dan data dari Kelurahan Balimester, kelurahan tersebut masih mempunyai KK

kumuh.

Tabel 7. Jumlah KK Kumuh di Kecamatan Jatinegara

Kelurahan KK Kumuh

2008

KK Kumuh

2004

Bali Mester 0 869

Bidara Cina 209 1262

Cipinang Besar Selatan 215 2014

Cipinang Besar Utara 3027 4094

Cipinang Cempedak 300 64

Kampung Melayu 3233 1991

Rawa Bunga 1039 1544 Sumber Data : BPS dalam Evaluasi RW Kumuh DKI 2008

Lokasi kawasan kumuh di Kecamatan Jatinegara umumnya tersebar pada

daerah bantaran sungai (Gambar 7). Hal ini cukup relevan mengingat bahwa

Kecamatan Jatinegara dibatasi oleh sungai Ciliwung dan Kali Sunter, serta dilalui

oleh Kali Cipinang. Disamping itu, terdapat juga sungai buatan yaitu Kali Malang

yang digunakan sebagai pengendalian banjir dan irigasi serta untuk instalasi air

minum.

Page 3: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

24

Gambar 7. Sebaran Lokasi Kumuh di Kecamatan Jatinegara Berdasaran Data Evaluasi RW

Kumuh DKI 2008

5.1.1. Distribusi Spasial Permukiman Kumuh

Kelemahan mendasar dari data BPS tentang permukiman kumuh adalah

ketiadaan batas yang jelas pada masing-masing lokasi yang ditetapkan sebagai

permukiman kumuh, sehingga penetapan luas serta analisis spasial lanjutan tidak

dapat dilakukan. Hal ini dapat dimengerti mengingat data tersebut diperoleh dari

hasil pendataan lapangan oleh dinas. Untuk mengurangi kelemahan tersebut,

penelitian ini menggunakan citra resolusi tinggi Quickbird tahun pengamatan 2006.

Kunci interpretasi untuk menentukan kenampakan kawasan kumuh pada citra

adalah dengan melihat pola dari permukiman. Pola pemukiman teratur menunjukkan

kenampakan lebih rapi dan dapat diidentifikasinya jarak antar rumah serta dapat

dibedakan jelas antara jalan dengan rumah. Menurut Kusumawati (2006) pola

permukiman tidak teratur menunjukkan 2 kemungkinan yaitu permukiman kumuh

atau bukan permukiman kumuh. Ciri-ciri pemukiman kumuh yang nampak pada citra

adalah berpola tidak teratur, ukuran rumah kecil-kecil, rapat tidak ada jarak antara

rumah yang satu dengan yang lainnya, sebagian besar rumah beratapkan asbes atau

seng dan sebagian kecil beratapkan genteng (Gambar 8). Atap seng pada citra

Quickbird umumnya terlihat berwarna hitam (pada Citra ditandai dengan huruf a),

untuk asbes berwarna putih keabu-abuan (pada citra dengan huruf c) sedangkan

untuk genteng umumnya berwarna oranye (pada citra terlihat dengan huruf b).

Kenampakan pada citra tersebut sangat berbeda dengan kenampakan pada

perumahan teratur seperti tersaji pada Gambar 9.

Page 4: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

25

Gambar 8. Pola Pemukiman Tidak Teratur Yang Merupakan Daerah Kumuh: Atap

Seng(a), Atap Genteng (b), dan Atap Asbes(c): Kenampakan Citra Quickbird

Pada Daerah Kumuh Yang Terletak di Kelurahan Cipinang Besar Utara

Gambar 9. Pola Permukiman Teratur di Kelurahan Cipinang Besar Selatan Pada Citra

Quickbird: Pola Teratur dan Tampak Rapi Antara Rumah dan Jalan Dapat di

Bedakan

Hasil identifikasi citra pada wilayah kumuh menunjukkan bahwa wilayah

kumuh mempunyai pola yang tidak teratur, sebagian besar rumah beratapkan asbes

atau seng. Sejalan dengan informasi yang diperoleh dari data statistik, lokasi

pemukiman kumuh umumnya berada di sekitar sungai. Pengecekan lapang dilakukan

pada setiap lokasi yang diidentifikasi memiliki permukiman kumuh. Data geografis

direkam dengan memanfaatkan GPS dan pada setiap titik yang diamati, beberapa

gambar diambil untuk dokumentasi lapang (Gambar 10).

Page 5: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

26

a.

b. Koordinat (106.86°,-6.22°)

Gambar 10. (a) Permukiman Kumuh Yang Terletak di Dekat Sungai Ciliwung, Dekat Pasar

Mester Atau Pasar Jatinegara, (B) Pemukiman Kumuh Yang Terletak di Dekat

Sungai Ciliwung

5.2. Karakterisasi Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur

5.2.1. Karakteristik Lokasi

Berdasarkan hasil interpretasi citra Quickbird 2006, terlihat bahwa

kenampakan permukiman kumuh secara spasial umumnya berasosiasi dengan

kedekatannya terhadap sungai dan jalan lokal. Beberapa permukiman kumuh ditemui

berlokasi di sekitar jalur rel kereta api, jalan tol, jalan kolektor serta jalan arteri

seperti tersaji pada Gambar 11. Kenampakan permukiman kumuh dari citra

Quickbird tersebut, dilengkapi dengan foto lapangan, pada berbagai lokasi disajikan

pada Gambar 13 sampai dengan Gambar 15.

Gambar 11. Frekuensi Jumlah Permukiman Kumuh Terhadap Lokasi Permukiman di Jakarta

Timur

Hasil interpretasi citra Quickbird pada seluruh wilayah Jakarta Timur

disajikan pada Gambar 12. Luas permukiman kumuh berdasarkan hasil klasifikasi

Page 6: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

27

pada citra Quicbird dapat dilihat pada Tabel 8. Dari tabel tersebut dapat diketahui

bahwa setiap Kecamatan di Jakarta Timur mempunyai luas permukiman kumuh yang

relatif beragam. Luas permukiman kumuh yang terluas terdapat pada Kecamatan

Jatinegara yaitu sekitar 15,97 Ha, sedangkan luas permukiman kumuh yang terkecil

berada pada Kecamatan Cipayung yaitu sekitar 0,58 Ha. Total keseluruhan luas

permukiman kumuh di Jakarta Timur yaitu sekitar 36,81 Ha.

Tabel 8. Luas Sebaran Permukiman Kumuh Hasil Klasifikasi Citra Quickbird

Kecamatan Kumuh Tidak

Kumuh

Cakung 2.41 4135.96

Cipayung 0.58 2838.35

Ciracas 1.09 1728.30

Duren Sawit 1.74 2129.25

Jatinegara 15.97 1296.96

Kramat Jati 1.62 1217.58

Makasar 1.08 2399.91

Matraman 1.80 473.97

Pasar Rebo 1.60 1397.16

Pulogadung 8.92 1447.51

Total 36.81 19064.95

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar (66%) kawasan

kumuh berada di dekat sungai dan hanya sekitar 8% berada di sekitar pasar.

Kawasan kumuh yang berada di dekat sungai adalah kawasan kumuh berat, kumuh

sedang, dan kumuh ringan, dan yang berada di dekat pasar adalah kumuh sangat

ringan dan sebagian kumuh sedang.

Page 7: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

28

Cakung

Cipayung

Makasar

Ciracas

Duren Sawit

Jatinegara

Pulogadung

Pasar Rebo

Kramat Jati

Matraman

6°21' 6°21'

6°18' 6°18'

6°15' 6°15'

6°12' 6°12'

106°51'

106°51'

106°54'

106°54'

106°57'

106°57'

PETA SEBARAN PERMUKIMAN KUMUH

JAKARTA TIMUR

U

TB

S1000 0 1000 M

Batas Kecamatan

Kawasan Kumuh

Jalan Arteri

SungaiKereta Api Rangkap

Jalan KolektorJalan Lokal

Jalan Tol

LEGENDA

Sumber : Hasil Klasifikasi Citra Quickbird Tahun 2006 dan Survei Lapang 2009

KODYA BEKASI

JAKARTA SELATAN

JAKARTA PUSAT

JAKARTA UTARA

JAKARTA BARAT

JAKARTA SELATAN

JAKARTA UTARA

JAKARTA PUSAT

JAKARTA TIMUR

Gambar 12. Peta Sebaran Permukiman Kumuh di Jakarta Timur

Page 8: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

29

a.

b. Koordinat ( 106.95°,-6.20°)

Gambar 13. (a) Penampakan Obyek Permukiman Kumuh Yang Terlihat Dari Citra Berada di

Sekitar Jalan Tol,(b) Penampakan Obyek Foto Lokasi Permukiman Kumuh di

Sekitar Jalan Tol

a.

b. Koordinat (106.88°,-6.19°)

Gambar 14. (a) Penampakkan Obyek Permukiman Kumuh Yang Terlihat Dari Citra

Berada di Sekitar Jalan Arteri, (b) Penampakan Obyek Foto Lokasi

Permukiman Kumuh di Sekitar Jalan Arteri

a. b. Koordinat (106.89°,-6.21°)

Gambar 15. (a) Penampakkan Obyek Permukiman Kumuh Yang Terlihat Dari Citra

Berada di Sekitar Jalur Kereta Api, (b) Penampakan Obyek Foto Lokasi

Permukiman Kumuh di Sekitar Jalur Kereta Api

Page 9: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

30

Gambar 16. Lokasi Permukiman Kumuh Reponden di Kecamatan Jatinegara

Secara umum lokasi permukiman kumuh ini dipilih oleh penghuni pada

lokasi yang tidak jauh dari tempat-tempat strategis dalam mencari pekerjaan.

Misalnya Kelurahan Cipinang Besar Utara yang berada di tengah Kota Jakarta

Timur, kawasan ini dibatasi oleh dua jalan arteri utama, yaitu Jl. D.I Panjaitan dan Jl.

Bekasi Timur Raya sehingga memudahkan masyarakat kawasan kumuh mengakses

berbagai fasilitas kota termasuk akses ke lapangan kerja di sektor informal.

Kelurahan Kampung Melayu, Kelurahan Bali Mester, Kelurahan Rawa Bunga serta

Kelurahan Bukit Duri berada di dekat Pasar Jatinegara. Lokasi pasar yang dekat

dengan permukiman kumuh memudahkan para ibu rumah tangga dalam berbelanja

kebutuhan sehari-hari, serta memudahkan dalam mencari pekerjaan. Hal ini

berdampak langsung pada efisiensi waktu dan biaya perjalanan. Gambar 17

menyajikan peta sebaran pemukiman kumuh hasil delineasi menggunakan citra

Quickbird dan pengamatan lapang di wilayah studi.

.

5.2.2. Deskripsi Rumah Masyarakat di Permukiman Kumuh

Berdasarkan hasil penarikan contoh di wilayah Kecamatan Jatinegara,

umumnya masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh berat, kumuh sedang, dan

kumuh ringan mempunyai atap rumah berupa asbes (83%), sedangkan rumah yang

beratapkan genteng dari seluruh kawasan kumuh sekitar 17%. Persentase jenis atap

dan kenampakkan obyek di permukiman kumuh pada empat kelas tingkat

kekumuhan disajikan pada Gambar 18 dan Gambar 19.

Page 10: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

31

Cakung

Maka sar

Duren Sawit

Jatinegara

Pulogadung

Krama t J ati

Matra man

6°15' 6°15'

6°14' 6°14'

6°13' 6°13'

6°12' 6°12'

106°51'

106°51'

106°52'

106°52'

106°53'

106°53'

106°54'

106°54'

JAKARTA SELATANJAKARTA SELATAN

PETA SEBARANPERMUKIMAN KUMUH

KECAMATAN JATINEGARA

U

500 0 500 1000 M

Kecamatan Lain

Kecamatan Jatinegara

Kawasan Kumuh

Jalan ArteriSungai

Kereta api

Jalan Kolektor

Jalan Lokal

Jalan Tol

LEGENDA

JAKARTA UTA RA

JAKARTA TIMUR

JAKARTA BARAT

JAKARTA SELATAN

JAKARTA PUSAT

BOGORBOGOR

TAN GGERANGTAN GGERANG

BEKASIBEKASI

LAUTLAUT

Gambar 17. Sebaran Pemukiman Kumuh Kecamatan Jatinegara

Page 11: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

32

Gambar 18. Jenis Atap di Pemukiman Kumuh

a.

b.

Gambar 19. Foto Jenis Atap di Permukiman Kumuh (a) Atap Genteng di Kelurahan Rawa

Bunga, dan (b) Atap Seng di Kelurahan Cipinang Besar Utara

Jenis lantai di permukiman kumuh disajikan pada Gambar 20. Gambar

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) rumah yang berada di lokasi

kawasan kumuh berlantai keramik dan terletak di dekat sungai dan daerah rawan

banjir. Alasan utama penggunaan keramik adalah agar mudah dibersihkan sewaktu

banjir usai. Menurut Rashid et al (2007) masyarakat di permukiman kumuh

umumnya tetap memilih tinggal di lokasi banjir karena berharap mendapat insentif

ekonomi khususnya pada saat relokasi daripada mempertimbangkan aspek kesehatan

lingkungan seperti di lokasi-lokasi yang bebas banjir.

Kondisi permukiman kumuh yang berada di dekat sungai umumnya

mempunyai 2 lantai. Hal ini dilakukan agar pada saat banjir bisa menyelamatkan

barang-barang berharga yang dimiliki. Rumah tingkat umumnya berbahan kayu

seperti yang terlihat pada Gambar 21a.

Page 12: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

33

Gambar 20. Jenis Lantai di Pemukiman Kumuh

a.

b.

Gambar 21. (a) Jenis Rumah Kumuh Berlantai 2 Yang Rata-Rata Terletak di Dekat

Sungai, (b) Jenis Rumah Kumuh Yang Berlantai Tanah, Lokasi Terletak di

Kelurahan Cipinang Besar Utara

Jenis dinding di permukiman kumuh berat, kumuh sedang, kumuh ringan dan

kumuh sangat ringan adalah sebagai berikut: 58% berdinding tembok dan 28%

berdinding semi permanen, yaitu ½ tembok dan ½ triplek atau ½ tembok dan ½ seng

(Gambar 22). Rumah di permukiman kumuh ini umumnya berupa rumah petakan-

petakan kecil yang luasnya sudah dibagi-bagi berdasarkan jumlah kepala rumah

tangga.

Page 13: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

34

Gambar 22. Jenis Dinding di Pemukiman Kumuh

Luas hunian tempat tinggal di pemukiman kumuh sangat bervariasi, dari luas

yang terkecil 3 m2 sampai yang terbesar 165 m

2, dan rata-rata luas tempat tinggal

adalah 20,4 m2. Secara umum, rumah yang berada di permukiman kumuh ini tidak

memiliki halaman rumah. Lebar jalan rata-rata yang terdekat dengan rumah adalah

sekitar 1m (Tabel 9).

Tabel 9.Rata-Rata Luas Rumah dan Lebar Jalan di Setiap Kategori Kumuh

Kategori Kumuh Luas rumah

(m2)

Lebar jalan

(m)

Kumuh Berat 10,18 0,76

Kumuh Sedang 26,86 1,18

Kumuh Ringan 19,50 0,82

Kumuh Sangat Ringan 25,00 0,98

Gambar 23. Lokasi Rumah Yang Dimanfaatkan Sebagai Warung di Kelurahan Cipinang

Besar Utara

Jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain sangat dekat, berupa

lorong, dan tidak menyisakan ruang untuk bermain anak-anak. Beberapa rumah

tangga memanfaatkan rumah mereka sebagai warung harian seperti yang terlihat

Page 14: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

35

pada Gambar 23. Kawasan berkategori kumuh berat memiliki rata-rata luas rumah

10,18 m2 dan lebar jalan terdekat dengan rumah adalah 0,76 m.

Berdasarkan hasil penarikan contoh, sebanyak 49% responden di

permukiman kumuh umumnya tinggal di rumah sewaan dan sebanyak 51% tinggal di

rumah sendiri. Pada umumnya masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh yang

menyewa ini adalah para migran yang datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.

Dengan cara menyewa ini mereka dapat berpindah-pindah lokasi sesuai dengan

kebutuhannya, jarak lokasi pekerjaan serta harga sewa rumah. Sewa rumah

berdasarkan hasil wawancara dengan responden umumnya berkisar Rp. 200.000/

bulan. Jika nilai sewa terlalu tinggi umumnya migran akan mencari sewa rumah yang

lebih murah. Umumnya rumah yang mereka tempati belum mempunyai fasilitas

MCK sehingga pada lokasi ini terdapat MCK umum. Walaupun sebagian telah

mempunyai kamar mandi sendiri namun tidak dilengkapi dengan jamban, sehingga

mengharuskan penghuni permukiman kumuh untuk menggunakan fasilitas MCK

bersama (Gambar 24).

a.

b.

Gambar 24. MCK Umum (a) Terletak di Kelurahan Kampung Melayu, (b) Terletak di

Kelurahan Rawa Bunga

Buruknya kondisi rumah tinggal serta kepadatan bangunan yang sangat tinggi

menyebabkan rumah-rumah tidak memiliki sistem pertukaran udara segar atau

ventilasi yang baik sehingga ruang-ruang di dalamnya tidak mendapatkan sinar

matahari dan cenderung lembab. Berdasarkan data survei lapang, rata-rata rumah

yang memiliki ventilasi yaitu sekitar 1.31 atau kurang dari 2 jendela. Bentuk

ventilasi juga bermacam-macam, diantaranya berupa ventilasi kawat atau seng sesuai

dengan dinding rumah. Contoh ventilasi di permukiman kumuh disajikan pada

Gambar 25.

Page 15: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

36

Gambar 25. Jenis Ventilasi yang Terletak di Lokasi Kelurahan Cipinang Besar Utara

5.2.3. Karakteristik Pendidikan dan Jenis Pekerjaan

Masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh umumnya adalah kaum

pendatang yang tidak terdidik. Berdasarkan hasil wawancara, sekitar 8 % masyarakat

di daerah kumuh tidak sekolah. Sebagian besar pemukim (42%) adalah tamatan SD,

sedangkan lulusan SMP sekitar 18%. Masyarakat berpendidikan SMA dan tingkat

yang sederajat sejumlah kurang lebih 30%, dan hanya 1% yang menamatkan

perguruan tinggi ( Gambar 26). Menurut Frota (2008) masyarakat miskin yang

tinggal di permukiman kumuh tidak memiliki pengetahuan, kemampuan keuangan

dan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang lebih baik,

karena keterbatasan itu masyarakat miskin banyak bekerja di sektor informal.

Pekerjaan yang dipilih pada umumnya adalah buruh harian serta pedagang informal

(Gambar 27a).

Gambar 26. Tingkat Pendidikan Responden di Permukiman Kumuh di Daerah Penelitian

Page 16: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

37

a.

b.

Gambar 27. (a) Jenis Pekerjaan Dan (B) Total Pendapatan di Permukiman Kumuh di

Daerah Penelitian

Kirmanto (2001) menyatakan bahwa sebagian besar pekerjaan penghuni

lingkungan permukiman kumuh adalah sektor informal yang tidak memerlukan

keahlian tertentu, misalnya sebagai buruh kasar atau kuli bangunan. Oleh karena itu,

tingkat penghasilan pemukim sangat terbatas dan tidak mampu menyisihkan

penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan permukiman. Akibatnya terjadi

degradasi kualitas lingkungan yang pada gilirannya memperluas area permukiman

kumuh.

Pendapatan masyarakat di permukiman kumuh yang tertinggi adalah sebesar

Rp 25.970.000 per tahun, dihasilkan oleh penduduk yang berprofesi sebagai supir,

sedangkan pendapatan paling rendah sebesar Rp. 10.100.000 per tahun dihasilkan

oleh masyarakat yang berprofesi sebagai pemulung (Gambar 27b). Rata-rata ibu

rumah tangga pada permukiman kumuh bekerja sebagai buruh cuci dan buruh

setrika. Lokasi pekerjaan mereka berada di sekitar lingkungan tempat tinggal.

5.3. Faktor Penciri Kekumuhan

Identifikasi penciri kekumuhan ditelaah dengan menggunakan sembilan

peubah yaitu: asal, pendidikan, pekerjaan, lokasi rumah, cara buang sampah, skor

kualitas rumah, skor polusi, luas rumah, dan lebar jalan terdekat dengan rumah, hasil

analisis faktor penciri kekumuhan dapat dilihat pada Lampiran 3. Peubah tersebut

dipilih sesuai dengan penciri kekumuhan yang dirumuskan oleh Dinas Perumahan

DKI Jakarta. Untuk mengetahui faktor penciri pemukiman kumuh tersebut

digunakan metode analisis Kuantifikasi Hayashi II. Dari proses analisis didapatkan

hasil bahwa peubah yang memiliki nilai yang nyata adalah peubah asal, lokasi

rumah, luas rumah, dan lebar jalan terdekat dengan rumah dengan eta-square yang

diperoleh sebesar 0,805 pada selang kepercayaan 95%. Berikut adalah ringkasan

hasil analisis faktor penciri kekumuhan yang disajikan pada Tabel 10.

Page 17: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

38

Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Kuantifikasi Hayasi II

Peubah Koefisien Skor Kategori

Positif Negatif

Asal Jabodetabek Banten

Luar Jawa Jawa

Yogyakarta

Lokasi Rumah Dekat Pasar Dekat Sungai

Dekat Jalan Raya

Luas Rumah 26-52 m2 0-26 m2

>52 m2

Lebar Jalan >1 0-1

Berdasarkan nilai skor kategori peubah asal daerah, diketahui bahwa orang

yang berasal dari Banten, Jawa, dan Yogyakarta berada di kawasan kumuh berat, dan

orang yang berasal dari luar Jawa seperti dari Sumatera tinggal di kawasan kumuh

sedang. Hasil identifikasi lapang menunjukkan bahwa rata- rata masyarakat yang

tinggal di permukiman kumuh adalah pendatang yang sudah tinggal di permukiman

tersebut selama kurang lebih 24 tahun.

Berdasarkan nilai korelasi parsial yang terlihat pada Lampiran 3, peubah

lokasi rumah adalah peubah yang paling berpengaruh terhadap faktor penciri

kekumuhan. Lokasi kumuh berat berasosiasi dengan kedekatan terhadap sungai.

Kondisi rumah yang berada di dekat sungai umumnya rumah bersifat semi

permanen. Sedangkan kondisi rumah yang lebih baik berada di dekat jalan raya.

Kategori luas rumah juga berpengaruh nyata terhadap tingkat kekumuhan.

Dari sebaran nilai skor kategori, terindikasi bahwa semakin sempit luas rumah maka

kecenderungan berada di kawasan permukiman kategori kumuh berat. Ukuran rumah

yang terkecil yang ditempati oleh masyarakat di permukiman kumuh adalah rumah

dengan ukuran 3x3 m2 yang berupa rumah petakan.

Kategori lebar jalan sebagaimana dihipotesiskan teruji terkait erat dengan

tingkat kekumuhan. Semakin kecil lebar jalan lingkungan dimana satu rumah berada,

maka semakin besar peluang rumah tersebut berada di kawasan berkategori kumuh

berat. Dalam hal ini lebar tersempit adalah sekitar 0-1 meter. Sebaliknya di kawasan

kumuh ringan sampai dengan sedang kondisi jalan terdekat dengan rumah sudah

cukup baik yaitu lebih dari 1 m.

5.4. Mobilitas Masyarakat di Permukiman Kumuh

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di permukiman kumuh

dapat diketahui bahwa tingkat mobilitas masyarakat di pemukiman kumuh relatif

Page 18: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

39

rendah. Hal ini terlihat dari semua aktivitas yang mereka lakukan tidak jauh dari

lokasi tempat tinggal. Penduduk permukiman umumnya melakukan aktivitas sehari-

hari seperti belanja, bekerja, pendidikan formal maupun informal di kawasan dekat

tempat tinggal. Sebagian dari masyarakat pemukiman kumuh yang tinggal di

Kecamatan Jatinegara melakukan aktivitas di sekitar Kecamatan Jatinegara (367

perjalanan dari total 863 perjalanan), demikian juga dengan masyarakat pemukiman

kumuh yang berada di Kelurahan Bukit Duri.

Mobilitas yang paling jauh dilakukan adalah keluar wilayah Jabodetabek,

masyarakat di permukiman kumuh melakukan mobilitas ini untuk tujuan silaturahmi

atau mudik saat lebaran tiba. Peta mobilitas masyarakat di permukiman kumuh dapat

dilihat pada Gambar 28 serta jumlah perjalanan dapat dilihat pada Lampiran 2.

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

9295000 9295000

9300000 9300000

9305000 9305000

9310000 9310000

9315000 9315000

9320000 9320000

9325000 9325000

Peta Mobilitas Masyarakat

Permukiman Kumuh

U

2000 0 20004000 M

Keterangan

Mobilitas dari Jatinegarake Jakarta Timur Lainya

Mobilitas dari Jatinegarake Jakarta SelatanMobilitas dari Jatinegarake Jakarta Pusat

Mobilitas dari Jatinegarake Jakarta Barat

Mobilitas dari Jatinegarake BodetabekMobilitas dari Jatinegarake Jawa dan Luar Jawa

Jalan Arteri/UtamaJalan Kereta Api

Jalan KolektorJalan Tol Nasional

Mobilitas dari Jatinegara ke Jakarta Utara

JAKARTA SELATAN

JAKARTA UTARA

JAKARTA PUSAT

JAKARTA BARAT

JAKARTA TIMUR

BEKASI

BOGOR

TANGERANG

Gambar 28. Peta Mobilitas Masyarakat di Permukiman Kumuh Kecamatan Jatinegara

5.4.1. Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi mobilitas masyarakat di

permukiman kumuh, digunakan metode analisis Kuantifikasi Hayashi I. Dari analisis

tersebut didapatkan nilai R2

sebesar 0,605. Hal ini menunjukkan bahwa peubah yang

digunakan dapat menjelaskan 60,5% keragaman data frekuensi kegiatan yang ada di

Page 19: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

40

kawasan permukiman kumuh. Disamping itu, hasil tersebut juga menunjukkan

masih terdapat kurang lebih 39,5% ragam yang tidak dapat dijelaskan dari metode

yang digunakan. Hal tersebut dapat bersumber dari adanya beberapa faktor penting

lainnya yang belum dapat diintegrasikan dalam penelitian ini.

Hubungan antara peubah tujuan dengan peubah penjelas dapat dilihat dari

nilai skor kategori. Apabila nilai skor kategori peubah penjelas bertanda negatif

maka hal tersebut menunjukkan bahwa peubah penjelas tersebut berkorelasi negatif

terhadap peubah tujuan dan mengindikasikan bahwa peubah penjelas tersebut

mempunyai frekuensi kegiatan yang rendah. Sebaliknya, apabila nilai skor kategori

peubah penjelas bertanda positif maka peubah penjelas tersebut berkorelasi positif

terhadap peubah tujuan dan menggambarkan bahwa skor kategori pada peubah

penjelas mempunyai frekuensi kegiatan yang tinggi. Nilai skor kategori dari peubah-

peubah penjelas terhadap frekuensi kegiatan disajikan pada Lampiran 4.

Tabel 11 menyajikan ringkasan hasil analisis Hayashi I untuk

mengidentifikasi peubah yang secara statistik nyata pada α= 0,05 mempengaruhi

mobilitas penduduk di permukiman kumuh. Peubah-peubh tersebut adalah jumlah

kegiatan, pendidikan, alat transportasi, tujuan kegiatan, lokasi kegiatan, pekerjaan

dan pekerjaan lain. Seluruh peubah tersebut memiliki nilai korelasi parsial lebih

tinggi dari nilai kritis yaitu sebesar 0,231. Pada α= 0,1 peubah yang nyata adalah

peubah asal daerah. Peubah-peubah tersebut memiliki korelasi parsial lebih tinggi

dari nilai kritis yaitu sebesar 0,195.

Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Kuantifikasi Hayashi I

Keterangan Peubah

Nyata Pada α= 0,05 Jumlah kegiatan

Pendidikan

Alat transportasi

Tujuan kegiatan

Lokasi kegiatan

Pekerjaan

Ada/tidak pekerjaan lain

Nyata Pada α= 0,1 Asal daerah

R2 0,621

5.4.1.1.Keterkaitan Karakteristik Pelaku Dengan Mobilitas Masyarakat

Permukiman Kumuh

Masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh umumnya adalah masyarakat

miskin yang tak terdidik. Mayoritas penghuni permukiman kumuh tersebut adalah

pendatang yang mencari pekerjaan. Tingkat pendidikan masyarakat pemukim ini

Page 20: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

41

rendah, yaitu mayoritas tingkat SD, bahkan ada yang tidak pernah sekolah.

Rendahnya pendidikan masyarakat mengakibatkan terbatasnya alternatif pekerjaan.

Pilihan pekerjaan untuk masyarakat berpendidikan rendah tersebut adalah sektor

informal seperti buruh. Oleh karena itu, sebagaimana disampaikan pada bagian

sebelumnya sedikit diantara penghuni permukiman kumuh yang mempunyai

pekerjaan lebih dari satu jenis.

Gambar 29 menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,

ada tidaknya pekerjaan lain serta asal daerah terhadap frekuensi kegiatan masyarakat

di permukiman kumuh berdasarkan hasil wawancara dengan responden.

(a).

(b).

(c).

(d).

Gambar 29. Hubungan Antara Kategori (A) Tingkat Pendidikan, (B) Jenis Pekerjaan, (C)

Pekerjaan Lain, (D) Asal Daerah Dengan Rataan Frekuensi Kegiatan

Berdasarkan hasil analisis Kuantifikasi Hayashi 1, peubah tingkat pendidikan

berkorelasi posisif dengan frekuensi kegiatan. Hal tersebut ditunjukkan oleh tingkat

pendidikan SD, SMP, S1 yang berkorelasi positif dengan frekuensi kegiatan,

sedangkan tingkat pendidikan SMA dan tidak sekolah berkorelasi negatif dengan

frekuensi perjalanan. Jika dilihat pada Gambar 29a terlihat bahwa penduduk dengan

tingkat pendidikan SMA dan tidak sekolah memiliki rata-rata mobilitas tahunan

terendah dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya. Dilihat dari jumlah

frekuensi responden di wilayah contoh, diketahui bahwa mayoritas penduduk (112

responden) berpendidikan SD.

Page 21: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

42

Pada hasil analisis selanjutnya ditunjukkan bahwa kelompok penduduk ibu

rumah tangga dan pemulung mempunyai nilai skor yang berkorelasi negatif dengan

frekuensi kegiatan. Fenomena tersebut menunjukkan fakta bahwa ibu rumah tangga

dan pemulung secara relatif lebih sedikit melakukan aktivitas. Dari data responden

yang ditunjukkan pada Gambar 29b terlihat bahwa ibu rumah tangga mempunyai

frekuensi kegiatan yang paling kecil. Aktifitas ibu rumah tangga umumnya dilakukan

di sekitar rumah seperti berbelanja atau beberapa diantaranya bekerja sebagai buruh

cuci di lingkungan tempat tinggal. Berdasarkan hasil analisis, jenis pekerjaan dengan

aktivitas terbanyak adalah sekolah karena dilakukan setiap hari.

Peubah pekerjaan lain berkorelasi positif dengan frekuensi kegiatan. Dari

nilai skor, diketahui bahwa adanya pekerjaan lain berkorelasi positif dengan

frekuensi kegiatan, sedangkan tidak adanya pekerjaan lain akan berkorelasi negatif.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya pekerjaan lain menyebabkan masyarakat

banyak melakukan aktivitas setiap harinya, sedangkan tidak adanya pekerjaan lain

menyebabkan sedikitnya aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat di permukiman

kumuh.

Selanjutnya, peubah asal daerah berkorelasi positif terhadap frekuensi

kegiatan. Sebagian besar responden adalah penduduk asli Jakarta (98 responden) dan

migran Jawa Tengah (87 responden). Berdasarkan pola aktifitas responden

berdasarkan asal daerah yang ditunjukkan pada Gambar 29d, terlihat bahwa

masyarakat yang berasal dari Sumatera, Jawa Timur dan Yogyakarta lebih aktif

melakukan kegiatan dibandingkan dengan penduduk yang berasal dari daerah lain.

5.4.1.2.Aktivitas Masyarakat Permukiman Kumuh dan Moda Transportasi

Dari hasil analisis kuantifikasi Hayashi I yang ditunjukkan pada Tabel

Lampiran 3, diketahui bahwa peubah jumlah kegiatan paling berpengaruh nyata

terhadap frekuensi kegiatan. Pada nilai skor kategori ditunjukkan bahwa penduduk

yang melakukan mobilitas lebih dari tiga kali dalam sehari cenderung mempunyai

frekuensi kegiatan yang tinggi yaitu 102. Hal ini diduga disebabkan oleh jenis

kegiatan yang lebih beragam. Dari hasil wawancara yang disajikan pada Gambar 30a

terlihat bahwa semakin banyak jumlah kegiatan maka semakin banyak frekuensi

kegiatan yang dilakukan.

Selanjutnya dari Tabel Lampiran 4 diketahui bahwa aktifitas rekreasi

berkorelasi negatif dengan frekuensi kegiatan. Kegiatan berekreasi jarang dilakukan

oleh masyarakat di permukiman kumuh, namun dilakukan oleh hampir seluruh

responden. Pada Gambar 30b terlihat bahwa frekuensi kegiatan rekreasi paling rendah

Page 22: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

43

dibandingkan dengan frekuensi kegiatan yang lain. Hal ini karena terbatasnya

penghasilan dan tidak adanya waktu untuk melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan

rekreasi ini dilakukan setahun sekali pada saat libur sekolah atau libur nasional

seperti hari raya. Lokasi yang dipilih untuk rekreasi ini adalah lokasi yang biayanya

terjangkau seperti Kebun Binatang Ragunan, Monumen Nasional, Taman Mini

Indonesia Indah, serta Pantai Ancol.

a.

b.

c.

d.

Gambar 30. Hubungan Antara (a) Jumlah Kegiatan, (b) Tujuan Kegiatan, (c) Lokasi

Kegiatan, (d) Alat Transportasi Dengan Rataan Frekuensi Kegiatan

Berikutnya, dari nilai skor diketahui bahwa kegiatan belanja paling

berpengaruh terhadap peningkatan frekuensi kegiatan. Kegiatan belanja dilakukan

oleh hampir seluruh responden. Jika dilihat dari data responden pada Gambar 30b

terlihat bahwa rata-rata frekuensi belanja sekitar 239 kali. Berdasarkan hasil

wawancara dengan responden hanya sebagian ibu rumah tangga yang melakukan

kegiatan ini setiap harinya. Beberapa diantara ibu rumah tangga melakukan kegiatan

belanja seminggu 3 kali, bahkan ada yang melakukannya hanya sebulan sekali.

Frekuensi belanja ibu rumah tangga tersebut menyesuaikan dengan kondisi keuangan

rumah tangganya.

Selanjutnya dilakukan analisis karakterisasi masyarakat permukiman kumuh

berdasarkan tujuan kegiatan. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui bahwa tujuan

lokasi kegiatan dengan frekuensi tertinggi adalah Jawa (Jawa Timur, Jawa Tengah).

Page 23: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

44

Fenomena ini menunjukkan banyaknya masyarakat memilih Jawa sebagai tujuan

kegiatan yang terkait dengan asal dari penduduk di permukiman contoh. Jika dilihat

dari nilai skor kategori maka Jawa berkorelasi negatif dengan frekuensi kegiatan.

Indikasi ini menunjukkan bahwa tujuan ke daerah tersebut sangat jarang dilakukan,

umumnya dilakukan hanya satu kali dalam setahun pada saat mudik lebaran. Pada

Gambar 30c ditunjukkan lokasi yang sering menjadi tujuan kegiatan adalah lokasi

yang terdekat dengan tempat tinggal seperti di daerah kecamatan Jatinegara atau

beberapa kecamatan lain di wilayah Jakarta timur.

Alat transportasi berkorelasi positif dengan frekuensi kegiatan. Dalam hal ini

jenis alat transportasi sepeda dan jalan kaki merupakan yang terbanyak. Hal ini

dikarenakan lokasi kegiatan penghuni umumnya di sekitar lokasi tempat tinggal.

Terdapat masyarakat di permukiman kumuh yang mempunyai mobil sendiri.

Kendaraan tersebut merupakan sarana usaha catering dan dijadikan sebagai

kendaraan sewaan. Beberapa diantaranya juga memiliki sepeda motor untuk ojek.

5.4. Rencana Tata Ruang Wilayah dan Sebaran Permukiman Kumuh

Rencana tata ruang wilayah merupakan wadah spasial dari seluruh aspek

pembangunan termasuk ekonomi dan sosial budaya. Dengan kata lain penataan ruang

merupakan rencana implementasi dari keterpaduan pembangunan di berbagai bidang.

Menurut Direktur Jendral Penataan Ruang, jumlah penduduk perkotaan yang terus

meningkat dari waktu ke waktu akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan

terhadap pemanfaatan ruang kota. Oleh karena itu, penataan ruang kota perlu

mendapatkan perhatian yang khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan

kawasan hunian, fasilitas umum, dan sosial serta ruang-ruang terbuka publik di

perkotaan.

Kawasan bangunan umum merupakan kawasan yang diarahkan dan

diperuntukkan bagi pengembangan perkantoran, perdagangan jasa, pemerintahan dan

fasilitas umum atau fasilitas sosial beserta penunjangnya dengan koefisien dasar

bangunan lebih besar dari 20%. Sedangkan kawasan bangunan umum kepadatan

rendah adalah kawasan bangunan umum yang secara keseluruhan koefisien dasar

bangunannya maksimum 20%. Berdasarkan hasil operasi tumpang tindih antara

sebaran permukiman kumuh di wilayah Jakarta Timur dan RTRW wilayah tersebut

diketahui bahwa di area peruntukkan kawasan bangunan umum sebagaimana

disajikan pada Tabel 12, terdapat kurang lebih 1,30 hektar lahan yang dimanfaatkan

untuk permukiman kumuh, dan sekitar 5,34 hektar lahan pada peruntukan bangunan

umum kepadatan rendah ditempati oleh permukiman kumuh. Secara keseluruhan

Page 24: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

45

kawasan kumuh adalah sebesar 36,81 hektar yang menyebar di seluruh peruntukan

lahan perkotaan.

Arahan pembangunan perumahan dalam RTRW Jakarta Timur Tahun 2010

terbagi atas perumahaan, perumahan kepadatan rendah serta campuran perumahan

dengan bangunan umum. Dari Tabel 12 terlihat bahwa kawasan permukiman kumuh

(11,14 Ha) terletak pada peruntukan lahan untuk kawasan perumahan yang

merupakan suatu kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan

permukiman dengan koefisien dasar bangunan lebih besar dari 20%. Perumahan

dengan kepadatan rendah merupakan kawasan yang memiliki fungsi konservasi

sehingga kepadatan rendah dan ketinggian bangunannya dibatasi untuk

mengakomodasi fungsi resapan air, fungsi daerah penyangga, dan fungsi ruang

terbuka hijau.

Tabel 12. Luas Permukiman Kumuh Pada Berbagai Peruntukan Lahan Rencana

Tata Ruang Wilayah Jakarta Timur Tahun 2010.

Penggunaan Lahan Pada RTRW Kumuh

(Ha)

Tidak

Kumuh

(Ha)

Bangunan Umum 1,30 896,33

Bangunan Umum dan Perumahan 1,15 322,19

Bangunan Umum Kepadatan Rendah 5,34 1430,39

Industri dan Pergudangan 2,19 1754,89

Perumahan 11,14 7301,84

Perumahan Kepadatan Rendah 1,35 2103,14

Ruang Terbuka Hijau 14,34 5256,17

Total 36,81 19064,95

Permukiman kumuh terbanyak berada pada peruntukkan lahan ruang terbuka

hijau yaitu sekitar 14,34 hektar. Ruang terbuka hijau merupakan suatu kawasan atau

areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi

perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana kota/lingkungan, dan atau pengaman

jaringan prasarana dan atau budidaya pertanian yang difungsikan sebagai peresapan

air dan menghasilkan oksigen.

Kawasan permukiman kumuh, yang lokasinya sesuai dengan rencana tata

ruang, berada di kawasan perumahan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk dan

bangunan yang sangat tinggi. Penanganan yang sesuai dilakukan untuk kasus

tersebut adalah program peremajaan seperti yang dijelaskan pada undang-undang tata

ruang yang terkait dengan UU No 4 tahun 1992 Tentang Perumahan dan

Permukiman. Kemudian untuk kawasan kumuh yang berada di daerah yang tidak

Page 25: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

46

sesuai dengan rencana tata ruang, berada di lokasi yang berbahaya/ terlarang seperti

di ruang terbuka hijau, bantaran kali, dan rel kereta api, penangannya dilakukan

dengan program re-lokasi ke rumah susun terdekat dari lokasi semula, ganti rugi

yang layak, program transmigrasi, dan dikembalikan ke daerah asal.

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam peremajaan kawasan permukiman

kumuh menurut dinas tata kota DKI Jakarta adalah sebagai berikut :

Mengupayakan dan mengakomodasikan serta dapat mengembangkan

keberagaman lapangan kerja di sektor formal maupun sektor informal secara

proporsional.

Kedekatan dengan tempat kerja/berusaha

Menciptakan rasa tempat (sense of place) dengan cara mempertahankan

karakter lokal, baik yang menyangkut aspek alamiah (pantai, topografi)

maupun aspek lingkungan binaan (bangunan atau bersejarah, landmark)

Pemenuhan kebutuhan fasilitas sosial, fasilitas umum, ruang terbuka, tempat

bermain sebagai sarana untuk kontak sosial atau interaksi sosial penghuni.

Pembenahan sistem transportasi, jejaring infrastruktur.

Untuk mengurangi penduduk musiman yang mencari nafkah di DKI Jakarta

diusulkan agar perlu disediakan bangunan rumah susun sewa yang murah

sebagai upaya mengantisipasi tumbuh dan berkembangnya kawasan-kawasan

permukiman kumuh yang baru.

Isu dan permasalahan yang teridentifikasi dalam penataan ruang terkait

dengan pembangunan perumahan dan permukiman yang dikemukakan oleh Idris

(2004) adalah

Pemanfaatan lahan perumahan dan permukiman belum sepenuhnya mengacu

pada RTRW, serta masih berorientasi pada pengembangan yang sifatnya

horizontal seperti pada kasus kota metropolitan dan kota besar sehingga

cenderung menciptakan urban spraw dan inefisiensi pelayanan prasarana dan

sarana.

Izin lokasi pemanfaatan lahan perumahan dan permukiman melebihi

kebutuhan nyata, sehingga meningkatkan luas area lahan tidur (vacant land).

Pola pemanfaatan lahan perumahan dan permukiman belum memberikan rasa

keadilan kepada penduduk berpenghasilan rendah, sehingga selalu tersingkir

keluar kota dan jauh dari tempat kerja. Sementara tuntutan pemberdayaan dan

keberpihakkan pada masyarakat tersebut semakin besar.

Pemanfaatan ruang untuk perumahan dan permukiman belum serasi dengan

pengembangan kawasan fungsional lainnya (seperti kawasan kritis, nelayan,

Page 26: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

47

rawan, terbelakang, dsb) atau dengan program-program sektor/ fasilitas

pendukung lainnya.

Ketidakseimbangan pembangunan desa–kota, serta meningkatnya urbanisasi

yang mengakibatkan permukiman kumuh dan berkembangnya masalah sosial

di kawasan perkotaan.

Gambar 31 menyajikan peta rencana tata ruang wilayah studi dan lokasi

permukiman kumuh pada peruntukkan lahan dalam rencana tata ruang wilayah tahun

2010.

Page 27: V. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 5.1. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Wilayah Jakarta Timur Di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Timur merupakan

48

704000

704000

706000

706000

708000

708000

710000

710000

712000

712000

714000

714000

716000

716000

718000

718000

9296000

9296000

9298000

9298000

9300000

9300000

9302000

9302000

9304000

9304000

9306000

9306000

9308000

9308000

9310000

9310000

9312000

9312000

9314000

9314000

9316000

9316000

9318000

9318000

PETA RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KOTAMADYA JAKARTA TIMUR 2010

U

TB

S

1000 0 1000 2000 M

Sumber : Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta

JAKARTA UTARA

JAKARTA BARAT

JAKART A SELAT AN

JAKART A PUSAT

JAKARTA TI MU R

JAKARTA SELATAN

JAKARTA UTARA

JAKARTA PUSAT

KODYA

BEKASI

KAB

BEKASI

JAKARTA SELATAN

Bangunan UmumBangunan Umum Kepadatan RendahBangunan Umum dan PerumahanIndustri dan PergudanganPerumahanPerumahan Kepadatan RendahRuang Terbuka Hijau

Kawasan KumuhLEGENDA

Gambar 31. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta Timur 2010 Dan Lokasi Permukiman Kumuh Pada Peruntukan Lahan Dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah