V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang...

52
V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN Pada bagian ini akan dibahas keadaan umum wilayah penelitian dan keadaan umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah sebagai penunjang pengembangan peternakan khususnya pengembangan usaha ternak sapi sehingga perlu dipelajari dalam penelitian ini. Keadaan wilayah tersebut di Sulawesi Utara menyangkut keadaan kabupaten Minahasa dan Bolaang Mongondow. Keadaan rumahtangga yang dimaksud yaitu karakteristik dan perilaku rumahtangga. Karakteristik rumahtangga meliputi umur, lama pendidikan (baik formal maupun informal), pengalaman berusaha ternak sapi serta jumlah anggota keluarga, jumlah anak sekolah dan jumlah angkatan kerja. Perilaku rumahtangga menyangkut perilaku ekonomi yang meliputi :1) kegiatan produksi, 2) curahan kerja, 3) pendapatan; dan 4) pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga petani peternak. 5.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Provinsi Sulawesi Utara dengan ibu kota Manado terletak antara 0 0 15 – 5 0 34 LU dan 123 0 07 – 127 0 10 BT. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, Republik Philipina dan Laut Pasifik. Sebelah Timur dengan Laut Maluku, sebelah Selatan dengan Teluk Tomini dan sebelah Barat dengan Provinsi Gorontalo. Wilayah Sulawesi Utara terdiri dari 6 Kabupaten dan 3 Kota dengan luas wilayah sebesar 15.221,06 km 2 (Tabel 8). Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan Kabupaten terluas yaitu 8 358.04 km 2 (54.35 %), kemudian diikuti Kabupaten Minahasa Selatan 2 079.14 km 2 (13.52%), Kepulauan Talaud 1 250.92 km 2 (8.14%), Minahasa 1 117.15 km 2 (7.27

Transcript of V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang...

Page 1: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN

Pada bagian ini akan dibahas keadaan umum wilayah penelitian dan keadaan

umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah

sebagai penunjang pengembangan peternakan khususnya pengembangan usaha ternak

sapi sehingga perlu dipelajari dalam penelitian ini. Keadaan wilayah tersebut di

Sulawesi Utara menyangkut keadaan kabupaten Minahasa dan Bolaang Mongondow.

Keadaan rumahtangga yang dimaksud yaitu karakteristik dan perilaku rumahtangga.

Karakteristik rumahtangga meliputi umur, lama pendidikan (baik formal maupun

informal), pengalaman berusaha ternak sapi serta jumlah anggota keluarga, jumlah

anak sekolah dan jumlah angkatan kerja. Perilaku rumahtangga menyangkut perilaku

ekonomi yang meliputi :1) kegiatan produksi, 2) curahan kerja, 3) pendapatan; dan 4)

pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga petani peternak.

5.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian

Provinsi Sulawesi Utara dengan ibu kota Manado terletak antara 00 15‘ – 5 0

34‘ LU dan 1230 07‘ – 127 0 10‘ BT. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi,

Republik Philipina dan Laut Pasifik. Sebelah Timur dengan Laut Maluku, sebelah

Selatan dengan Teluk Tomini dan sebelah Barat dengan Provinsi Gorontalo. Wilayah

Sulawesi Utara terdiri dari 6 Kabupaten dan 3 Kota dengan luas wilayah sebesar

15.221,06 km2 (Tabel 8).

Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan Kabupaten terluas yaitu 8

358.04 km2 (54.35 %), kemudian diikuti Kabupaten Minahasa Selatan 2 079.14 km2

(13.52%), Kepulauan Talaud 1 250.92 km2 (8.14%), Minahasa 1 117.15 km2 (7.27

Page 2: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

144

%), Minahasa Utara 1 024.39 km2 (6.66 %), Kepulauan Sangihe 936.25 km2 (6.09%),

Kota Bitung 338.08 km2 (2.20%), Kota Manado 158.82 km2 (1.03%) dan yang

terkecil Kota Tomohon seluas 114.20 km2 (0.74 %).

Tabel 8. Luas Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara

Kabupaten/Kota

Luas (Km2)

%

1. Bolaang Mongondow 8 358.04 54.352. Minahasa Selatan 2 079.14 13.523. Kepulauan Talaud 1 250.92 8.144. Minahasa 1 117.15 7.275. Minahasa Utara 1 024.39 6.666. Kepulauan Sangihe 936.25 6.097. Kota Bitung 338.08 2.208. Kota Manado 158.82 1.039. Kota Tomohon 114.20 0.74

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara (2005)

Jumlah penduduk Sulawesi Utara berdasarkan hasil Survei Ekonomi Nasional

(SUSENAS) 2003 sebesar 2 154 234 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai

140.09 jiwa/km2. Penduduk Sulawesi Utara dibagi dalam 2 kelompok yaitu penduduk

yang masuk kelompok angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk usia kerja

yang masuk angkatan kerja berjumlah 364 364 jiwa (50 908 jiwa sedang mencari

pekerjaan). Sedangkan penduduk yang masuk bukan angkatan kerja berjumlah 251

680 jiwa (60 632 jiwa yang bersekolah dan 148 720 jiwa mengurus rumahtangga).

Berdasarkan laporan BPS (2005) bahwa luas daratan provinsi Sulawesi Utara

sebesar 1 516 876 Ha terdiri dari lahan sawah 64 457 Ha (4.25%), lahan kering 1 452

419 Ha (95.75%). Tanaman perkebunan yang potensial adalah kelapa (258 293 Ha),

cengkeh (77 581 Ha), pala (11 247 Ha), kopi (9 733 Ha) dan coklat (10 517 Ha).

Page 3: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

145

Ternak sapi sudah lama dikenal dan tersebar di setiap Kabupaten dan Kota di

Sulawesi Utara. Populasi ternak sapi di Sulawesi Utara yang terbanyak terdapat di

Kabupaten Bolaang Mongondow, kemudian diikuti oleh Kabupaten Minahasa,

Kabupaten Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Kepulauan Sangihe dan Talaud, Kota

Tomohon, Kota Manado, dan populasi terkecil di Kota Bitung. Populasi Ternak Sapi

di tiap Kabupaten dan Kota dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Populasi Ternak Sapi di Kabupaten dan Kota Provinsi Sulawesi

Utara (Ekor)

Kabupaten / Kota Populasi Ternak Sapi Kabupaten 1. Bolaang Mongondow 70 556 2. Minahasa 20 280 3. Kepulauan Sangihe 4 392 4. Kepulauan Talaud 5. Minahasa Selatan 14 233 6. Minahasa Utara 7 929 Kota 1. Manado 1 814 2. Bitung 1 349 3. Tomohon 2 305

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara (2005)

Data Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa Kabupaten Minahasa dan

Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan daerah basis ternak sapi. Berdasarkan

daerah basis ternak tersebut maka kedua kabupaten tersebut dijadikan lokasi contoh

penelitian tentang ekonomi rumahtangga petani peternak sapi.

5.1.1. Kabupaten Minahasa

Kabupaten Minahasa dengan ibu Tondano memiliki luas sekitar 1 029.82 km2

dan secara administratif terdiri dari 18 Kecamatan, 154 Desa dan 38 Kelurahan.

Page 4: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

146

Sebelah Utara berbatasan dengan laut Sulawesi, kota Manado, kota Tomohon.

Sebelah Timur berbatasan dengan laut Maluku, kabupaten Minahasa Utara dan Kota

Tomohon. Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Maluku dan Kota Tomohon.

Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon.

Kabupaten Minahasa berdasarkan laporan Dinas Kehewanan (2007) memiliki

topografi bergunung-gunung yang membentang dari utara ke selatan. Daerah ini

beriklim tropis dan mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim

penghujan. Kelembaban udara relatif tinggi berkisar rata-rata antara 84 sampai 93

persen dan rata-rata suhu minimum dan maksimum berkisar 19.250 dan 27.180 C.

Jumlah penduduk di Minahasa tahun 2004 sebanyak 303 544 jiwa, dengan

kepadatan penduduk per km2 sebesar 291 jiwa. Jumlah rumahtangga tercatat

sebanyak 83 810 KK dan sekitar 87.85 persen atau 73 623 KK bekerja pada sektor

pertanian. Data ini sebagai penunjang dilakukannya penelitian pada rumahtangga

petani khususnya rumahtangga petani peternak sapi.

5.1.2. Kabupaten Bolaang Mongondow

Luas Kabupaten Bolaang Mongondow mencapai 8 358.04 km2 dan secara

administratif terdiri dari 27 Kecamatan dan 278 Desa. Sebelah Utara berbatasan

dengan Laut Sulawesi, sebelah Timur dengan Kabupaten Minahasa, sebelah Selatan

dengan Teluk Tomini dan sebelah Barat dengan Provinsi Gorontalo.

Keadaan topografi Kabupaten Bolaang Mongondow berdasarkan Laporan

BPS SULUT (2005) terdiri dari dataran dan pegunungan dengan letak ketinggian

Page 5: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

147

bervariasi antara 50-2 000 m di atas permukaan laut. Daerah ini mempunyai iklim

tropis relatif basah dengan curah hujan yang tinggi mencapai 2 000-3 000 mm pada

setiap tahunnnya. Iklim daerah ini termasuk iklim tipe A (Schmidt dan Ferguson)

pada daerah dataran tinggi, dan pada daerah dataran rendah termasuk iklim tipe B.

Penggunaan lahan di Bolaang Mongondow dibagi menurut penggunaan lahan

bukan sawah dan penggunaan lahan untuk sawah. Lahan bukan sawah termasuk lahan

perkebunan (15.28 persen) termasuk perkebunan kelapa didalamnya. Jumlah

penduduk tahun 2005 sebanyak 472 890 jiwa dengan mata pencaharian terbesar

petani (sekitar 69.14 persen) (Dinas Pertanian dan Peternakan Bolaang Mongondow,

2005). Hal ini juga sebagai penunjang penelitian di Bolaang Mongondow terhadap

rumahtangga petani khususnya rumahtangga petani peternak sapi.

5.1.3. Biaya Transaksi dan Peraturan Daerah

Usaha ternak sapi selain memberikan kontribusi terhadap pendapatan

rumahtangga, juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah. Pendapatan

daerah bidang peternakan diperoleh dari izin usaha pertanian dan peternakan,

pungutan retribusi ternak serta hasil-hasilnya. Kondisi tersebut merupakan wujud

nyata otonomi daerah. Otonomisasi daerah didasarkan pada undang-undang No 22

Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom. Pelaksanaan otonomi

daerah pada dasarnya adalah upaya pengelolaan sumberdaya alam untuk menunjang

pembangunan daerah. Berkaitan dengan sub sektor peternakan telah ditetapkan

beberapa peraturan daerah diantaranya PERDA No 10 Tahun 2000 tentang Rumah

Page 6: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

148

Potong Hewan (RPH), walaupun masih terbatas pada kesehatan hewan sebelum dan

sesudah dipotong dengan tarif Rp 4 000. Kemudian PERDA No 19 Tahun 2001

tentang Izin Usaha Hasil Pertanian Peternakan serta pungutan retribusi. Pungutan

retribusi menyangkut retribusi pengeluaran termasuk penjualan ternak, terutama

pengeluaran ke luar daerah Sulawesi Utara (Pemda Bolaang Mongondow, 2005).

Tarif dan retribusi diatur berdasarkan PERDA provinsi Sulawesi Utara No 3

Tahun 2003. Besarnya keterangan pengeluaran/pemasukan ternak adalah Rp 50 000

dan pengeluaran/pemasukan bibit ternak (aneka ternak) adalah Rp 10 000. Sedangkan

keterangan pengeluaran/pemasukan ternak potong Rp 25 000. Kenyataan di lapangan

surat keterangan pengeluaran ternak sebesar Rp 10 000 rupiah dikenakan bagi

pembeli. Bagi rumahtangga petani peternak dikenakan Rp 10 000 per ekor setelah

ternak sapi terjual dan Rp 2 000 per ekor setiap masuk pasar blantik. Dalam

penelitian ini disebut biaya administrasi dan biaya retribusi sebagai komponen biaya

transaksi. Namun biaya retribusi belum diatur dalam PERDA provinsi Sulawesi Utara

No 3 Tahun 2003 tersebut (Pemda SULUT, 2003).

5.2. Karakteristik Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman

Karakteristik rumahtangga menyangkut karakteristik kepala keluarga maupun

ibu rumahtangga di Kabupaten Minahasa dan Bolaang Mongondow. Karakteristik

rumahtangga petani peternak sapi tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Karakteristik

rumahtangga sangat penting dipelajari karena dapat mempengaruhi perilaku ekonomi

rumahtangga, dengan kata lain karakteristik rumahtangga dapat mempengaruhi

keputusan produksi dan keputusan konsumsi. Dalam pengambilan keputusan

Page 7: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

149

produksi termasuk bagaimana keputusan mengalokasikan tenaga kerja untuk

memperoleh pendapatan. Pendapatan yang diperoleh dialokasikan untuk pengeluaran

konsumsi rumahtangga baik konsumsi pangan maupun non pangan.

Tabel 10. Karakteristik Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di

Minahasa dan Bolaang Mongondow

Karakteristik RT

Minahasa

Bolaang Mongondow

Rata-Rata Umur (Tahun) : - Kepala Keluarga 49.00 44.88 - Ibu RT 46.00 41.38 Rata-rata Pendidikan Formal (Tahun) : - Kepala Keluarga 8.00 8.33 - Ibu RT 8.00 7.80 Pendidikan Non Formal (%) 58.25 33.47 Rata-rata Pengalaman Usaha (Tahun) 20.00 14.93 Rata-rata Jumlah Anggota Keluarga (Orang) 4.00 3.42 Rata-rata Jumlah Anak Sekolah (Orang) 0.50 1.13 Rata-rata Jumlah Angkatan Kerja (Orang) 1.00 1.13

Dalam teori ekonomi rumahtangga, keputusan konsumsi mempengaruhi

keputusan produksi, sebaliknya keputusan produksi mempengaruhi keputusan

konsumsi berkaitan dengan karakteristik rumahtangga. Apabila terjadi perubahan

internal dalam rumahtangga dapat berdampak pada konsumsi yang menyebabkan

terjadi perubahan rasio konsumsi dan pekerja. Semakin tinggi konsumsi maka rasio

tersebut semakin besar sehingga rumahtangga harus menambah waktu untuk bekerja

dan mendapatkan pendapatan. Implikasinya, rumahtangga yang mempunyai struktur

demografi lebih besar membutuhkan waktu untuk bekerja lebih besar.

Hasil penelitian seperti terlihat pada Tabel 10 menunjukkan bahwa rata-rata

umur petani peternak sapi sebagai kepala keluarga di Minahasa sebesar 49 tahun atau

Page 8: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

150

berkisar antara 23 – 74 tahun. Rata-rata umur ini lebih besar dibanding rata-rata umur

petani peternak sapi di Bolaang Mongondow yaitu sebesar 44.88 tahun atau berkisar

antara 24 – 72 tahun. Demikian pula rata-rata umur ibu rumahtangga di Minahasa

yaitu 46 tahun, lebih besar rata-rata umur ibu rumahtangga di Bolaang Mongondow

yaitu sebesar 41.38 tahun. Namun berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan

bahwa sebagian besar petani peternak sapi di daerah penelitian masih dikategorikan

sebagai usia produktif.

Tingkat pendidikan petani peternak sebagai kepala keluarga maupun ibu

rumahtangga di Minahasa mulai dari tidak tamat SD sampai dengan tamat Perguruan

Tinggi dengan rata-rata lama pendidikan sebesar 8 tahun. Sedangkan tingkat

pendidikan di Bolaang Mongondow mulai dari tidak tamat SD sampai dengan tamat

SMA dengan rata-rata lama pendidikan petani peternak sebagai kepala keluarga

berkisar 8.33 tahun dan 7.80 tahun untuk ibu rumahtangga.

Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi

pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

keputusan produksi. Semakin tinggi pendidikan, petani peternak semakin dapat

mengadopsi teknologi. Selanjutnya petani peternak dapat meningkatkan produksi

dengan rasional untuk mencapai keuntungan maksimal. Demikian pula, tingkat

pendidikan dapat mempengaruhi keputusan konsumsi rumahtangga. Semakin tinggi

pendidikan maka petani peternak dapat meningkatkan konsumsi dengan rasional

untuk mencapai utilitas yang maksimal.

Pendidikan informal dalam hal ini penyuluhan dapat mempengaruhi

responden dalam beternak sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 113 (58.25 %)

Page 9: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

151

petani peternak di Minahasa pernah mengikuti penyuluhan pertanian dan sisanya 81

(41.75 %) petani peternak belum pernah mengikuti penyuluhan. Sedangkan petani

peternak di Bolaang Mongondow sekitar 78 (33.48 %) petani peternak pernah

mengikuti penyuluhan pertanian dan sisanya 155 (66.52 %) belum pernah mengikuti

penyuluhan. Penyuluhan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengembangan usaha ternak sapi. Namun, penyuluhan yang pernah diikuti petani

peternak di kedua kabupaten bukan penyuluhan bidang peternakan.

Petani peternak sebagai kepala keluarga baik di Minahasa maupun Bolaang

Mongondow umumnya telah berpengalaman memelihara sapi. Rata-rata pengalaman

beternak sapi untuk petani peternak di Minahasa sebesar 20 tahun, lebih tinggi

dibanding rata-rata pengalaman beternak sapi di Bolaang Mongondow yaitu berkisar

14.93 tahun. Pengalaman beternak sapi ini juga dapat mempengaruhi keputusan

berproduksi bagi petani peternak. Diduga semakin lama beternak sapi maka petani

peternak dapat meningkatkan produksi ternak sapi.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada awal mulai beternak, sebagian

petani peternak memperoleh bibit sebagai warisan orangtua, sebagian sebagai warisan

dan beli sendiri. Sebagian petani peternak membeli sendiri ternaknya sebagai bibit

atau bibit diperoleh dengan cara ditukar misalnya ditukar kebun. Bibit yang diperoleh

petani peternak di Minahasa sekitar 71 petani peternak (36.60 %) merupakan warisan

orangtua. Sekitar 46 petani peternak (23.71 %) memperoleh bibit pada awal beternak

dengan cara beli dan sebagian merupakan warisan. Selanjutnya, sekitar 57 petani

peternak (29.38 %) membeli bibit ternak sapi pada awal mulai beternak sapi, dan

sekitar 20 petani peternak (10.31%) memperoleh bibit dengan cara tukar kebun.

Page 10: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

152

Sedangkan di Bolaang Mongondow sekitar 111 petani peternak (47.64 %)

memperoleh bibit dari orangtua (warisan), 83 petani peternak (35.62 %) membeli

bibit sendiri, sisanya 39 petani peternak (16.74 %) membeli bbit dan sebagian

warisan. Berdasarkan kondisi tersebut dapat dinyatakan bahwa usaha ternak yang ada

di Sulawesi Utara merupakan usaha ternak yang diusahakan secara turun temurun.

Rata-rata jumlah anggota keluarga di Minahasa sebanyak 4 orang, lebih besar

dibanding dengan di Bolaang Mongondow (rata-rata 3.42 orang). Jumlah anggota

keluarga di Minahasa termasuk anak sekolah (rata-rata 0.5 orang) dan angkatan kerja

(rata-rata 1 orang). Demikian juga jumlah anggota keluarga di Bolaang Mongondow

termasuk anak sekolah dan angkatan kerja dengan jumlah rata-rata 1.13 orang baik

anak sekolah maupun angkatan kerja. Jumlah anggota keluarga dapat mempengaruhi

baik keputusan produksi maupun keputusan konsumsi.

Dalam penelitian ini, peneliti juga mempelajari kondisi sosial dari petani

peternak. Kondisi ini perlu diperhatikan karena berkaitan dengan peningkatan

kesejahteraan rumahtangga petani peternak sapi, dengan anggapan kondisi tersebut

sebagai penunjang tingkat pendapatan maupun pengeluaran rumahtangga petani

peternak sapi. Sebagian besar tanah pekarangan dan rumah di Minahasa merupakan

milik rumahtangga petani peternak (50%). Sisanya 50 % adalah milik orang tua atau

lainnya. Walaupun jenis rumah permanen hanya sekitar 26.29%, 3.09 % semi

permanen, 6.70 % berasal dari bambu dan 63.92% berasal dari papan (rumah

panggung). Sedangkan status rumah dan pekarangan di Bolaang Mongondow sekitar

83.00 % milik sendiri dan 17.00 % milik orangtua atau lainnya. Jenis rumah

permanen dimiliki oleh 50.21 % rumahtangga, 29.18 % semi permanen, 15.45 %

Page 11: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

153

rumah papan dan 5.15 % rumah bambu. Berdasarkan kondisi tersebut dapat

dinyatakan bahwa di Sulawesi Utara masih terdapat petani peternak yang

dikategorikan sebagai orang miskin.

Sebagian besar petani peternak sapi di Minahasa sudah menggunakan listrik

dalam arti mempunyai meteran listrik. Hanya 12.37% petani peternak di Minahasa

belum memasang listrik. Sedangkan di Bolaang Mongondow sekitar 16.74 % yang

belum mempunyai meteran listrik. Sumber air di Minahasa berasal dari sumur dan

PAM Desa. Sekitar 10.82% bersumber dari sumur, sisanya 89.18 % merupakan

sumber PAM desa. Hasil penelitian di Minahasa juga menunjukkan 91.28 % petani

peternak sudah memiliki televisi dan 30.93% memiliki radio. Sedangkan di Bolaang

Mongondow, 71.24 % sudah memiliki TV dan 24.03 % masih memiliki radio. Hal ini

menunjukkan petani peternak sudah mengenal teknologi dan sudah bisa memperoleh

informasi yang sebanyak-banyaknya dari media elektronik yang ada. Keadaan

tersebut sangat menunjang pengembangan usaha ternak sapi di Sulawesi Utara.

5.3. Keadaan Usaha Ternak Sapi

Keadaan usaha ternak yang dibahas dalam penelitian ini menyangkut

pemilikan dan penjualan ternak sapi di Minahasa dan Bolaang Mongondow.

5.3.1. Pemilikan Ternak

Ternak sapi di Minahasa dan Bolaang Mongondow sebagian besar masih

dipelihara secara tradisional. Dalam arti belum memperhatikan tiga unsur

keberhasilan usaha ternak yaitu breeding, feeding dan management. Hal ini

disebabkan usaha ternak sapi yang ada merupakan usaha sambilan. Hasil penelitian

Page 12: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

154

menunjukkan bibit sapi di Bolaang Mongondow berasal dari hasil perkawinan

alamiah antara induk dan pejantan lokal. Keadaan tersebut menunjukkan petani

peternak belum memperhatikan cara pemilihan bibit yang baik. Berbeda dengan di

Bolaang Mongondow, petani peternak di Minahasa bersedia mengeluarkan uang

untuk membayar pejantan. Mereka berusaha mencari pejantan terbaik untuk

dikawinkan dengan sapi betinanya walaupun pejantan tersebut berada di desa lain.

Biaya mengawinkan ternak sapi dengan pejantan yang baik di Minahasa (sewa

pejantan) berkisar antara Rp 50 000 – Rp 125 000/sekali kawin. Menurut hasil

wawancara, besarnya sewa pejantan ditentukan berdasarkan kondisi sapi betina. Bila

sapi betina “bagus” (kulit putih licin tidak hitam, kaki belakang simetris, ekor halus

ujung warna hitam, mempunyai tanda di dahi) maka biaya sewa pejantan lebih mahal.

Jenis sapi (bangsa sapi) baik di Minahasa maupun Bolaang Mongondow

untuk setiap petani peternak berbeda-beda. Jenis sapi tersebut diantaranya sapi PO,

Sumba, Bacan, Bali dan Lokal. Sebagian besar pemilikan sapi di Minahasa adalah

sapi sumba yaitu dimiliki oleh 116 petani peternak (59.79%), sapi PO dimiliki oleh

73 petani peternak (37.63 %), 5 petani peternak (2.58 %) memiliki jenis sapi bacan.

Sapi sumba bulunya putih sedangkan sapi PO terdapat bercak abu-abu pada bulunya.

Di Bolaang Mongondow, sekitar 96 (41.20 %) petani peternak memelihara jenis sapi

Bacan, 24 (10.30%) petani peternak memelihara sapi Bali, 102 (43.78%) petani

peternak memelihara sapi lokal dan 11 (4.72%) petani peternak memelihara jenis sapi

sumba (4.72%). Pemilihan bibit belum menjadi perhatian bagi petani peternak di

Bolaang Mongondow. Tipe sapi bacan lebih besar dibanding sapi bali dan sapi lokal.

Namun sapi sumba dan PO lebih besar dari ketiga jenis sapi sebelumnya.

Page 13: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

155

Tujuan pemeliharaan sapi di daerah penelitian bukan untuk penggemukan

(fattening) ataupun pembibitan. Tetapi tujuan pemeliharaan adalah “dwi fungsi”,

yaitu sebagai pekerja sekaligus pedaging bila sapi dijual atau sudah afkir. Pada tahun

2004, di Bolaang Mongondow terdapat Perusahaan Penggemukan Sapi Potong (yaitu

di desa Poyuyanan, kecamatan Passi) dengan jumlah ternak 19 ekor. Namun pada

tahun 2006, perusahaan tersebut tutup dan baru sekali menjual ternak yaitu pada

bulan Pebruari 2005 (Potabuga, 2007). Dugaan peneliti bahwa penyebab utama

adalah pemilik bukanlah peternak sehingga tidak ada naluri beternak dari si pemilik.

Selain itu pemilik tidak punya pengetahuan beternak sapi. Pemilik hanya memiliki

modal. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang dapat fasilitas Kredit

Penggemukan Sapi (RCP = Rural Credit Project) dari pemerintah. Sapi

dikandangkan pada malam hari dan pada siang hari dilepas di bawah pohon kelapa.

Pengembangan ternak sapi ke arah yang lebih baik dapat dilakukan dengan

cara perbaikan kualitas bibit sapi. Dalam hal ini perlu dilakukan introduksi IB,

walaupun hal ini bukan satu-satunya cara untuk mengatasi peningkatan kualitas bibit.

Menurut informasi ada kasus yang pernah terjadi bahwa sapi betina yang dikawinkan

dengan sistem IB tidak berhasil. Ternak yang lahir dari hasil IB tersebut mati karena

ternaknya sangat besar sehingga induk tidak mampu melahirkannya. Walaupun

demikian sistem IB sangat dibutuhkan dan perlu keterampilan inseminator untuk

menentukan jenis sapi mana yang cocok untuk dikawinkan.

Rata-rata pemilikan sapi oleh petani peternak saat penelitian di Minahasa

adalah sebesar 6 ekor dan di Bolaang Mongondow 3.93 ekor. Jumlah ternak sapi di

Minahasa dan Bolaang Mongondow berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 14: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

156

Tabel 11. Rata-rata Jumlah Pemilikan Ternak Sapi Berdasarkan Umur oleh Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Umur Sapi

(Tahun) Jumlah Pemilikan (Ekor)

T o t a l (Ekor)

(%) Jantan Betina

Minahasa : < 1 1.09 1.10 2.19 36.50

1 - 2 0.10 1.10 1.20 20.00 2.1 - 3 0.27 1.15 1.42 23.67

> 3 0.05 1.14 1.19 19.83 Sub Total 1.51 4.49 6.00 100.00

Bolaang Mongondow < 1 0.34 0.23 0.57 14.50

1 - 2 0.26 0.18 0.44 11.20 2.1 - 3 0.24 0.33 0.57 14.50

> 3 0.40 1.95 2.35 59.80 Sub Total 1.24 2.69 3.93 100.00

Data Tabel di atas menunjukkan rata-rata populasi ternak betina di Minahasa

dan Bolaang Mongondow lebih tinggi dibanding ternak sapi jantan. Kondisi tersebut

menunjukkan rumahtangga petani peternak sapi masih mempertahankan sapi betina

terutama di Minahasa. Rata-rata populasi ternak sapi di Minahasa lebih banyak tetapi

ternak sapi berumur di atas tiga tahun populasinya di Minahasa paling sedikit yaitu

sekitar 19.83% dari jumlah ternak sapi yang dimiliki. Sebaliknya di Kabupaten

Bolaang Mongondow, ternak sapi di atas tiga tahun populasinya terbanyak yaitu

sekitar 59.80%. Kondisi ini menunjukkan bahwa rumahtangga petani peternak sapi di

Minahasa masih mempertahankan populasi ternak sapi di bawah satu tahun.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut ternyata pemilikan sapi anakan di

Bolaang Mongondow lebih sedikit, disisi lain ternak sapi di atas tiga tahun di

Minahasa lebih banyak. Keadaan ini menunjukkan produktivitas ternak sapi yang ada

Page 15: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

157

di Sulawesi Utara dianggap rendah. Konsekuensinya populasi ternak sapi rendah.

Salah satu penyebab rendahnya populasi ternak sapi di Sulawesi Utara adalah ternak

sapi dewasa baik jantan maupun betina produktif dimanfaatkan sebagai tenaga kerja

sampai sapi tersebut berumur > 10 tahun. Faktor lain yang juga menyebabkan

rendahnya populasi ternak sapi adalah terjadinya pemotongan betina produktif dan

penjualan ternak sapi anakan.

Kondisi di atas terjadi disebabkan adanya peningkatan permintaan daging sapi

dan ternak sapi bibit baik lokal maupun dari luar daerah. Peningkatan permintaan

disebabkan adanya kecenderungan naiknya pendapatan masyarakat dan naiknya

jumlah penduduk. Permintaan luar daerah terhadap sapi anakan juga mengalami

peningkatan. Hal ini terjadi setiap saat dan tidak ada intervensi dari pemerintah.

Di Minahasa, sebagian besar ternak sapi adalah milik sendiri (98.97 %) dan

sisanya milik orang lain (1.03%) dengan sistem bagi hasil. Sedangkan di Bolaang

Mongondow sekitar 8 rumahtangga (3.43 %) memelihara ternak sapi milik orang lain

dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil baik di Minahasa dan Bolaang

Mongondow adalah sama yaitu bila ternak lahir pertama menjadi bagian pemilik

ternak dan ternak yang lahir kedua menjadi bagian peternak sapi. Sebagian besar

petani peternak sapi yang menjadi sampel di daerah penelitian belum pernah

mendapatkan bantuan ternak sapi dari pemerintah maupun swasta.

Keberhasilan ternak sapi selain tergantung pada bibit juga pakan (feeding).

Berdasarkan hasil penelitian, rumahtangga belum memperhatikan pemberian pakan,

baik kuantitas maupun kualitasnya. Pemberian pakan untuk ternak sapi bila ternak

dikandangkan (tujuan pemeliharaan penggemukan maupun pembibitan) adalah

Page 16: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

158

berupa hijauan (70 %) dan konsentrat (30 %). Kenyataannya, pakan yang diberikan

hanya berupa rumput yang tumbuh liar ataupun rumput jagung ataupun limbah

pertanian. Ternak sapi di Minahasa selain diberikan rumput jagung sebagai pakan

juga rumput “letup”. Sebagian besar petani peternak menanam rumput tersebut

dibawah tanaman jagung. Di Bolaang Mongondow, ternak sapi dipelihara di bawah

pohon kelapa, rumput yang dimakan adalah rumput yang tumbuh liar di bawah pohon

tersebut. Pagi hari sekitar jam 06.00, ternak dibawa ke kebun kelapa yang jauh, ternak

dilepas dan dibiarkan merumput. Pada sore hari sekitar jam 18.00, sebagian peternak

membawa ternaknya dan diikat di kebun paling dekat dengan rumah tinggal.

Di Minahasa, pada pagi hari sekitar jam 06.00 ternak dibawa ke kebun dan

dibiarkan merumput di sekitar kebun. Sore hari ternak di bawa pulang dan diikat di

halaman rumah atau di bawah kolong rumah bagi penduduk yang memiliki model

rumah panggung. Petani peternak memotong rumput liar atau rumput jagung dan

diberikan kepada ternak setelah ternak di rumah pada sore dan malam hari. Di

Minahasa, jagung ditanam selain untuk dijual, 20-25 % diberikan kepada ternak. Dua

minggu setelah jagung berbuah, pohon jagung dipotong dan diberikan kepada ternak.

Indikasinya, petani peternak di Minahasa sudah memberikan pakan jagung untuk

pertumbuhan ternaknya. Hal ini yang menyebabkan berat badan sapi di Minahasa

lebih besar dibanding di Bolaang Mongondow untuk jenis sapi dan umur yang sama.

Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan usaha ternak sapi adalah

pengelolaan (management). Pengelolaan diantaranya mencakup pengelolaan bibit,

pakan, perkandangan, kesehatan ternak, penanganan hasil ternak, pemasaran dan

pengaturan tenaga kerja. Seperti telah diuraikan sebelumnya, usaha ternak sapi

Page 17: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

159

merupakan usaha ternak rakyat yang dikelola secara sambilan sehingga rumahtangga

petani peternak sapi belum memperhatikan pemilihan bibit yang baik. Hal ini lebih

khusus terjadi bagi rumahtangga di daerah Bolaang Mongondow. Demikian juga

mengenai pemberian pakan. Rumahtangga petani peternak hanya memanfaatkan

limbah pertanian dan rumput liar. Walaupun di wilayah Minahasa petani peternak

sapi memanfaatkan jagung muda (selain limbahnya) sebagai pakan namun jagung

muda tersebut belum tentu sudah memenuhi syarat kualitas pakan yang baik.

Untuk mengatasi masalah pakan, dalam hal ini rumput, ada berbagai cara

yang dapat dilakukan oleh rumahtangga dan perlu ditunjang oleh pemerintah. Cara

tersebut diantaranya, pertama, perlu diintroduksi pakan hijauan (rumput dan

leguminosa) di bawah pohon kelapa (khusus untuk wilayah Bolaang Mongondow).

Kedua, limbah pertanian dapat dibuat hay atau silase. Hal ini dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah pakan apabila terjadi kemarau panjang. Ketiga, perlu dilakukan

pertanian campuran antara jagung dan leguminosa. Hal tersebut telah dilakukan di

Minahasa. Rumahtangga petani peternak menanam jagung tumpang sari dengan

kacang merah (brenebon), kacang tanah atau ditanam bergantian antara jagung dan

kacang merah atau kacang tanah. Tanaman leguminosa selain bermanfaat sebagai

pakan juga dapat menyuburkan lahan pertanian. Namun di Minahasa rumput kacang-

kacangan berupa limbah hanya dimanfaatkan oleh sebagian kecil rumahtangga.

Petani peternak di daerah penelitian belum memperhatikan soal perkandangan

walaupun di Minahasa ternak pada sore hari dibawa pulang ke rumah tetapi sebagian

besar dibiarkan di halaman rumah. Petani peternak sapi juga belum memperhatikan

kesehatan ternak. Di Bolaang Mongondow, ternak yang sakit hanya diberikan obat-

Page 18: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

160

obatan tradisional berupa daun-daunan atau obat-obat warung untuk manusia. Di

Minahasa, petani peternak berusaha mencari petugas kesehatan ataupun penyuluh bila

ternaknya sakit. Salah satu faktor penyebab pemeliharaan yang tradisional adalah

kurangnya pengetahuan, ditunjang juga dengan kurangnya modal yang dimiliki

rumahtangga. Untuk mengatasi hal ini diperlukan penyuluhan dan intervensi

pemerintah dalam hal pengontrolan penyakit ternak sapi.

Berdasarkan kondisi seperti di jelaskan di atas, usaha ternak sapi di kedua

lokasi perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Dalam memberikan bantuan

ternak sapi, pemerintah harus memperhatikan tatalaksana pemeliharaan ternak sapi.

Bantuan tersebut harus ditunjang dengan bibit yang baik, pemanfaatan pakan yang

berkualitas serta kontrol terhadap kesehatan ternak sapi. Hal ini perlu dilakukan

dalam rangka menunjang keberhasilan usaha ternak sapi di Sulawesi Utara ke arah

yang lebih baik.

5.3.2. Penjualan Ternak Sapi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumahtangga petani peternak sapi di

kedua lokasi penelitian menjual ternak sapi karena adanya kebutuhan keluarga.

Kebutuhan keluarga tersebut diantaranya adalah : bila ada anggota keluarga yang

sakit, kebutuhan pendidikan anak, kebutuhan membangun rumah, membeli lahan

pertanian, untuk membeli input pertanian dan lain sebagainya.

Saluran pemasaran ternak sapi di Sulawesi Utara berbeda-beda untuk setiap

rumahtangga petani peternak sapi. Saluran pemasaran ternak sapi tersebut melalui

pedagang maupun petani lain. Pedagang yang dimaksud adalah pedagang lokal

Page 19: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

161

maupun pedagang luar daerah. Pedagang juga adalah pedagang pengumpul maupun

pedagang sebagai tukang potong sapi. Namun transaksi penjualan ternak sapi baik

melalui pedagang, tukang potong atau petani lainnya selalu menggunakan perantara.

Transaksi yang terjadi di pasar blantik Kotamobagu tidak seramai di pasar blantik

Kecamatan Kawangkoan Minahasa. Di pasar blantik Kawangkoan setiap minggunya

merupakan tempat pertemuan pedagang-pedagang sapi dari berbagai daerah maupun

lokal Sulawesi Utara. Pasar blantik ini sudah berdiri sejak tahun 1960-an. Yang

menarik di pasar blantik, perilaku yang terjadi selain dapat memberikan pendapatan

bagi penjual ternak (rumahtangga) juga terhadap perantara. Pengunjung yang datang

di pasar blantik bukan hanya pembeli atau penjual atau tukang blantik tetapi juga

masyarakat sekitar khusus untuk menonton transaksi-transaksi yang terjadi. Transaksi

di pasar blantik tersebut terjadi sekali dalam seminggu yaitu setiap hari kamis. Pasar

blantik ini juga memberikan pemasukan bagi pemerintah baik pemerintah daerah

maupun Dinas Kehewanan Kabupaten Minahasa melalui retribusi dan biaya

administrasi. Skema saluran pemasaran ternak sapi dapat dilihat pada Gambar 9.

Berdasarkan Gambar 9 terlihat, transaksi ternak sapi yang terjadi yaitu dari

petani peternak sapi disalurkan ke pedagang pengumpul, tukang potong sapi ataupun

ke petani lain. Pedagang pengumpul yang melakukan transaksi berasal dari daerah

Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Ternak sapi dari pedagang

pengumpul dijual ke petani dan tukang potong maupun pedagang antar pulau.

Sebagian besar rumahtangga di Minahasa menjual ternak sapi melalui pedagang

pengumpul dan tukang potong di pasar blantik, hanya sebagian kecil pedagang

pengumpul yang mendatangi rumahtangga.

Page 20: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

162

Gambar 9. Saluran Pemasaran Ternak Sapi di Sulawesi Utara

Tukang Potong/RPH

Petani Peternak

Tukang potongSapi/RPH

Pedagang pengumpul

Petani

Pedagang Antar Pulau

Pasar Tradisional

Tukang bakso

Rumah makan

Konsumen

Konsumen

Konsumen

Petani

Tukang bakso

Rumah makan

Konsumen

Konsumen

Konsumen

Swalayan

Page 21: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

163

Sebagian besar rumahtangga petani peternak sapi di Bolaang Mongondow

menjual ternak didatangi pedagang baik pedagang pengumpul maupun tukang potong

sapi. Setiap transaksi yang terjadi melalui perantara. Perantara memperoleh upah

sebagai balas jasanya dalam penjualan ternak sapi. Adanya perantara tersebut

disebabkan karena terjadinya asymetri information di tingkat rumahtangga sebagai

pemilik ternak sapi yang menyebabkan terjadinya biaya transaksi. Dalam hal ini

rumahtangga di Bolaang Mongondow sebenarnya menanggung biaya transpor

pedagang yang datang di lokasi, sehingga harga yang diterima lebih kecil.

Pedagang pengumpul yang ada di daerah penelitian maupun dari luar daerah

menyalurkan ternak sapi ke petani, tukang potong dan ada yang mengantarpulaukan.

Menurut informasi beberapa pedagang pengumpul, ternak yang dikumpulkan dijual

di desa-desa di Sulawesi Utara juga diluar daerah diantaranya : Sulawesi Tengah dan

Gorontalo. Pada saat penelitian, salah seorang petani peternak di Bolaang

Mongondow masih melakukan penjualan antar pulau dengan tujuan Balikpapan.

Untuk Minahasa tidak ada lagi pedagang yang mengantarpulaukan ternak sapi. Sesuai

hasil wawancara dengan 4 (empat) pedagang (tukang potong ternak sapi) yang berada

di pasar blantik bahwa tahun 2002 terakhir mereka mengantarpulaukan ternak sapi.

Pedagang membeli ternak kemudian dipelihara selama beberapa bulan, sebagai upaya

meningkatkan berat badan sapi, selanjutnya diantarpulaukan. Tujuan antar pulau

ternak sapi tersebut di antaranya Balikpapan, Irian dan Pulau Jawa. Sekarang ini

pedagang-pedagang tersebut tidak lagi mengantarpulaukan ternak sapi disebabkan

beberapa pedagang dari Balikpapan datang sendiri ke Sulawesi Utara untuk membeli

ternak sapi. Adanya transaksi yang dilakukan pedagang dari luar daerah tanpa kontrol

Page 22: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

164

dari pemerintah, sehingga terjadi pembelian/pengeluaran ternak sapi yang

menyebabkan populasi ternak sapi di Sulawesi Utara semakin menurun.

Transaksi melalui tukang potong ternak sapi yaitu tukang potong yang berada

di beberapa kota kabupaten di Sulawesi Utara dan kota Manado. Tukang potong

menyalurkan daging sapi ke pasar-pasar tradisional maupun pasar swalayan di

kabupaten dan kota Manado. Kemudian tukang bakso, rumah makan maupun

konsumen membeli melalui pasar tradisional ataupun pasar swalayan.

Penjualan melalui tukang potong sapi disalurkan ke pasar tradisional dan

swalayan. Namun, penjualan ke pasar tradisional dan swalayan sebagian melalui

rumah potong hewan (RPH) di Kota Manado untuk dipotong dan sebagian tidak.

RPH dalam hal ini sebagai pengontrol kesehatan ternak sapi yang akan dipotong.

Dari RPH kemudian disalurkan ke pasar tradisional dan pasar swalayan. Sebagian

ternak dipotong untuk dijual di pasar swalayan maupun pasar tradisional yang berada

di kota Manado maupun kabupaten Minahasa (Tomohon dan Tondano). Apabila

ternak sapi dipotong di RPH dapat memberikan keuntungan bagi konsumen daging

sapi. Keuntungannya adalah ternak sapi tersebut sudah layak dipotong baik dari segi

higienes maupun segi kehalalan. Pemotongan ternak di RPH dikenakan retribusi

untuk keterangan kesehatan ternak dan keterangan hasil ikutan ternak.

5.4. Perilaku Rumahtangga

Perilaku rumahtangga dipelajari berdasarkan perilaku ekonomi rumahtangga

yang menyangkut produksi, penggunaan input produksi dan tenaga kerja, biaya

produksi, biaya transaksi, pendapatan rumahtangga dan pengeluaran.

Page 23: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

165

5.4.1. Produksi

Produksi dipelajari berdasarkan integrasi usaha ternak sapi dan tanaman. Di

Minahasa menyangkut kombinasi usaha ternak sapi-jagung, sedangkan di Bolaang

Mongondow menyangkut kombinasi usaha ternak sapi-kelapa.

Produksi ternak sapi baik di Bolaang Mongondow maupun Minahasa dihitung

berdasarkan pertambahan berat badan ternak sapi selama setahun. Rata-rata produksi

ternak sapi di Minahasa dan Bolaang Mongondow masing-masing sebesar 330.99 kg

dan 249.15 kg. Data tersebut menunjukkan produksi sapi dalam kg berat hidup di

Minahasa lebih banyak dibanding di Bolaang Mongondow. Produksi sapi berkaitan

dengan penggunaan input produksi maupun input tenaga kerja. Input produksi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah pakan dan obat-obatan. Input pakan dihitung

berdasarkan jumlah konsumsi rumput oleh sapi di lokasi penelitian. Sedangkan input

tenaga kerja akan dibahas lebih lanjut pada poin tenaga kerja.

Pada usaha penggemukan sapi, sapi bakalan (umur ± 6 bulan) merupakan

input usaha ternak. Dalam penelitian ini biaya bakalan tidak dihitung karena usaha

ternak sapi yang ada merupakan usaha ternak tradisional yang dipelihara sebagai

usaha sambilan. Selain itu, seperti telah dijelaskan sebelumnya, usaha ternak sapi

yang ada merupakan usaha turun temurun. Dalam penelitian ini penggunaan bibit

dianggap tidak mempengaruhi keuntungan.

Konsumsi pakan di Minahasa dan Bolaang Mongondow berupa rumput.

Tujuan usaha ternak sapi bukan khusus pedaging tapi selain sebagai ternak kerja

sekaligus sebagai pedaging. Kondisi ini menyebabkan ternak tidak diberikan

konsentrat yang berfungsi sebagai makanan penguat. Khusus Minahasa, makanan

Page 24: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

166

tambahan yang diberikan berupa jagung muda beserta daunnya. Walaupun

pemberiannya tidak kontinyu tapi tergantung musim tanam jagung. Sedangkan di

Bolaang Mongondow pakan berasal dari rumput liar dan limbah pertanian.

Rumahtangga di Minahasa dan Bolaang Mongondow menggunakan obat-obat

apabila sapi sakit dan dinyatakan dalam bentuk biaya. Input produksi lain adalah sapi

penjantan dan dinyatakan dalam bentuk biaya pejantan.

Dalam penelitian ini produksi jagung dipelajari khusus untuk daerah

Minahasa. Rumahtangga di daerah Minahasa sengaja ditentukan berdasarkan rumah-

tangga petani peternak sapi yang menanam jagung. Dalam hal ini rumahtangga di

Minahasa dapat memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan dan kotoran ternak

dapat dijadikan pupuk kompos. Pupuk kompos ini dapat digunakan untuk usahatani

tanaman pangan. Limbah pertanian dapat dibuat hay atau silase untuk mengatasi bila

terjadi musim kemarau. Namun pembuatan hay dan silase tersebut belum dikaji

secara ilmiah. Pakan berkualitas dapat meningkatkan produksi ternak sapi. Bila

rumahtangga petani peternak sapi dapat membuat pupuk kompos maka selain

mengurangi biaya input, pupuk tersebut dapat dijual ke petani lainnya. Sistem ini

dikenal dengan integrated farming system antara ternak sapi-jagung (Djajanegara dan

Ismail, 2004). Sistem usahatani ini dapat memberikan manfaat bagi rumahtangga,

namun belum dilakukan sepenuhnya oleh rumahtangga di Minahasa.

Sistem usahatani tersebut di atas dapat diimplementasikan di daerah

penelitian namun perlu intervensi pemerintah. Peran pemerintah dalam hal ini sebagai

fasilitator untuk memberikan penyuluhan ataupun pelatihan bagi rumahtangga petani

peternak sapi. Penyuluhan dimaksud adalah bagaimana cara pembuatan hay dan

Page 25: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

167

silase, sampai pada pembuatan pupuk kompos. Pemerintah dapat melakukan

pembentukan kelompok tani ternak sapi sebagai percontohan agar kegiatan tersebut

dapat lebih efisien dan efektif. Dalam hal ini pemerintah juga dapat melibatkan

perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penunjang lainnya. Rata-rata produksi dan

konsumsi jagung dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rata-rata Penjualan Jagung Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman dan Konsumsi Jagung oleh Ternak Sapi di Minahasa, Tahun 2006-2007

U r a i a n

Rata-rata (Kg) (%)

Penjualan 4 670.88 77.87 Konsumsi 1 327.66 22.13 Produksi 5 998.54 100.00

Rata-rata luas areal jagung yang dimiliki rumahtangga petani peternak sapi di

Minahasa sebesar 0.83 ha. Jagung bukan sumber pendapatan utama bagi rumahtangga

di Minahasa. Namun dalam penelitian ini rumahtangga petani peternak sapi sebagai

sampel sengaja ditentukan yang menanam jagung. Jagung ditanam tumpang sari

dengan tanaman kacang-kacangan atau ditanam secara bergilir. Produksi jagung

dipengaruhi input produksi dan input tenaga kerja. Input produksi dalam penelitian

ini meliputi luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk urea, jumlah pupuk TSP dan

jumlah pupuk KCl. Penjualan jagung oleh rumahtangga adalah sebesar 77.87 persen

dan konsumsi ternak sebesar 22.13 persen.

Dalam penelitian ini, produksi kelapa dipelajari untuk Bolaang Mongondow.

Peneliti ingin mempelajari sejauhmana pengembangan ternak sapi diintegrasikan

dengan tanaman tahunan (dalam hal ini kelapa dalam). Sekarang ini sebagian besar

Page 26: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

168

lahan dibawah pohon kelapa tidak dimanfaatkan. Ternak sapi diikat di bawah pohon

kelapa dan dapat memanfaatkan rumput tersebut, kemudian kotoran ternak dijadikan

sebagai pupuk. Pupuk bermanfaat bagi tanaman kelapa maupun tanaman lainnya.

Lahan di bawah pohon kelapa dapat ditanami hijauan. Apabila siklus tersebut terjadi

secara berkesinambungan maka produktivitas pakan baik kualitas maupun kuantitas

dapat ditingkatkan. Di sisi lain, rumahtangga petani peternak dapat memanfaatkan

kotoran ternak sebagai pupuk sehingga dapat menyuburkan tanah dan mengurangi

biaya pembelian pupuk. Sistem usahatani tersebut dikenal sebagai integrated farming

system. Berdasarkan hasil penelitian, rumahtangga belum melakukan sistem integrasi

tersebut. Ternak sapi diikat di bawah pohon kelapa tetapi rumput yang dimakan

adalah rumput liar yang tumbuh di bawah pohon kelapa. Implementasi sistem ini

dapat berjalan apabila ada intervensi pemerintah atau perguruan tinggi sebagai

lembaga penelitian untuk mengintroduksi hijauan di bawah pohon kelapa.

Kelapa merupakan sumber pendapatan utama bagi sebagian rumahtangga di

Bolaang Mongondow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar produksi

kelapa dibuat kopra. Namun di Kecamatan Amurang telah berdiri pabrik tepung

kelapa menyebabkan pada tiga tahun terakhir sebagian rumahtangga menjual dalam

bentuk buah. Produksi, kopra, penjualan dan konsumsi kelapa dapat dilihat pada

Tabel 13.

Produksi kelapa yang dibuat kopra adalah sebesar 67.40 persen dan dijual

dalam bentuk buah hanya sebesar 31.24 persen. Pembuatan kopra sekitar 300 - 450

buah kelapa untuk setiap 100 kg kopra. Rata-rata jumlah buah yang diproses menjadi

kopra adalah sebesar 8 378.05 buah. Rata-rata penjualan dalam bentuk kopra sebesar

Page 27: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

169

3345.26 kg per tahun. Pembuatan kopra membutuhkan waktu cukup lama dan biaya

produksinya cukup tinggi. Hal ini yang menyebabkan sebagian rumahtangga petani

peternak sapi mulai beralih dengan menjual dalam bentuk buah kelapa. Penyebab

lain, adanya pabrik tepung kelapa seperti dijelaskan di atas.

Tabel 13. Alokasi Produksi Kelapa Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi -

Tanaman untuk Dikonsumsi, Dijual dan Diolah Jadi Kopra di Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

U r a i a n

Jumlah Buah Kelapa

(Butir) (%) Dikonsumsi 170.07 1.37Dijual 3 882.94 31.24Diolah Jadi Kopra 8 378.05 67.40Produksi Kelapa 12 431.06 100.00

Berdasarkan produksi kopra menunjukkan masih banyak rumahtangga petani

peternak sapi yang membuat kopra walaupun biayanya cukup tinggi. Jumlah

rumahtangga yang menjual kopra dan buah kelapa dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman Yang Menjual dalam Bentuk Buah Kelapa dan Kopra di Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Bentuk Penjualan

Jumlah Rumahtangga (Unit) (%)

Kopra 148 63.52Buah Kelapa 85 36.48

T o t a l 233 100.00

Jumlah rumahtangga yang menjual dalam bentuk kopra lebih besar dibanding

menjual buah kelapa. Hal ini disebabkan kopra merupakan produk ekspor yang

Page 28: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

170

sewaktu-waktu harganya dapat meningkat tergantung nilai tukar rupiah terhadap

dollar. Faktor lain, sejak zaman dahulu rumahtangga di Sulawesi Utara sudah

memproduksi kopra. Selain itu, pabrik minyak goreng di Sulawesi Utara membeli

dalam bentuk kopra bukan buah kelapa.

Produksi kelapa tergantung pada input produksi dan input tenaga kerja. Input

produksi yang dimaksud adalah input lahan (luas lahan) dan penggunaan pupuk.

Walaupun input lahan tidak bisa ditambah dalam waktu dekat.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata luas lahan yang ditanami kelapa

adalah sebesar 1.23 ha dengan rata-rata umur kelapa 30.66 tahun (8 sampai 90 tahun).

Sedangkan penggunaan pupuk urea untuk petani peternak hanya sebagian kecil (30

%). Pupuk Urea yang diberikan untuk tanaman kelapa dicampur dengan garam dapur.

Cara pemberian ini hanya berlaku bagi beberapa petani kelapa. Berdasarkan

pengalaman petani, pupuk urea dicampur dengan garam dapat meningkatkan

produksi buah kelapa dan daging buah kelapa menjadi lebih tebal. Secara ilmiah

belum dapat dibuktikan. Sebagian petani peternak tidak melakukan perlakuan untuk

meningkatkan produksi kelapa. Selain itu produksi kelapa yang ada di pinggir pantai

lebih banyak, buahnya lebih berat karena daging buah lebih tebal sehingga untuk

menghasilkan kopra 100 kg diperlukan 300 buah kelapa. Hal ini berbeda dengan

daerah yang lebih jauh dari pantai (diperlukan 400 – 450 buah kelapa untuk 100 kg

kopra). Produksi kelapa juga dipengaruhi oleh jumlah pohon kelapa. Jumlah pohon

kelapa berkisar antara 50 sampai 500 pohon atau rata-rata 111.80 pohon.

Di Minahasa, tanaman jagung bukan usahatani yang utama. Tanaman jagung

ditanam khusus untuk pakan sapi walaupun konsumsi sapi hanya sekitar 20-25 persen

Page 29: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

171

dari produksi. Usahatani utama adalah hortikultura yaitu tanaman kacang merah

(brenebon), bawang merah dan tomat. Beberapa rumahtangga menanam kacang tanah

dan kacang hijau. Sebagian memiliki tanaman tahunan berupa cengkeh. Jenis ternak

yang dipelihara selain sapi adalah ternak babi, kambing, kuda, ayam, itik dan anjing.

Untuk Bolaang Mongondow, selain usaha kelapa, rumahtangga petani

peternak sapi juga berusaha kebun coklat, cengkeh dan kopi. Terdapat usaha jagung,

padi, kacang tanah, kacang hijau, cabe dan sayur-sayuran. Beberapa rumahtangga

memelihara ternak ayam, itik, kambing sebagai sumber pendapatan mereka.

5.4.2. Penggunaan Input

Penggunaan input baik di Minahasa maupun Bolaang Mongodow masing-

masing dibahas penggunaan input produksi dan input tenaga kerja. Penggunaan input

produksi dilihat dari permintaan rumput yang dikonsumsi sapi dan input produksi

usaha jagung. Khusus Minahasa konsumsi rumput ditambah konsumsi jagung.

Penggunaan input produksi dalam usaha kelapa yaitu berupa pupuk urea. Namun

hanya sebagian kecil rumahtangga di Bolaang Mongondow yang menggunakan

pupuk urea untuk kelapa sehingga tidak dibahas dalam penelitian ini. Konsumsi

rumput oleh ternak sapi per tahun dapat dilihat pada Tabel 15.

Data Tabel 15 tersebut di atas menunjukkan rata-rata konsumsi rumput per

ekor per hari lebih besar di Minahasa dibanding di Bolaang Mongondow. Hal ini

menunjukkan rumahtangga di Minahasa lebih memperhatikan masalah pakan,

walaupun konsumsi tersebut belum sesuai dengan yang dianjurkan yaitu konsumsi

rumput sekitar 10 persen dari berat badan ternak.

Page 30: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

172

Tabel 15. Rata-rata Konsumsi Rumput dan Jagung serta Jumlah Ternak Sapi Yang Dimiliki Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

L o k a s i

Konsumsi Rumput [

Jumlah Ternak (Kg/Tahun) (Kg/Ekor/Hari) (Ekor)

A. Minahasa 6.00 - Konsumsi Rumput 16 856.23 7.70 - Konsumsi Jagung 1 327.66 0.61 B. Bolaang Mongondow 10 440.61 7.28 3.93

Penggunaan input produksi pada usaha jagung dijelaskan dari permintaan

benih jagung, pembelian pupuk urea, TSP dan KCl. Rata-rata jumlah benih, jumlah

pupuk urea, TSP dan KCl dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Rata-rata Penggunaan Benih, Pupuk dan Harga Pembelian oleh Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa, Tahun 2006-2007

U r a i a n

Jumlah Penggunaan (Kg)

Harga (Rp/Kg)

Benih 61.19 1 987.11Pupuk - Urea 220.36 1 120.00- TSP 176.31 1 700.00- KCl 115.46 2 800.00

Sebagian besar rumahtangga menggunakan pupuk untuk merangsang

pertumbuhan jagung. Pupuk KCl hanya digunakan sebagian kecil rumahtangga. Jenis

benih yang digunakan adalah Manado Kuning, hibrida dan benih lokal.

Input tenaga kerja yang digunakan rumahtangga di Minahasa dan di Bolaang

Mongondow adalah tenaga kerja keluarga, tenaga kerja sewa dan tenaga kerja ternak

sapi. Input tenaga kerja keluarga yang dimaksud yaitu curahan tenaga kerja dalam

Page 31: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

173

keluarga dalam usaha ternak sapi, usaha jagung dan usaha kelapa, curahan kerja

sebagai buruh tani. Tenaga kerja sewa yang dimaksud adalah penggunaan tenaga

kerja sewa dalam usaha jagung dan kelapa.

Input tenaga kerja yang digunakan untuk usaha ternak sapi di kedua

kabupaten berupa tenaga kerja keluarga. Input tenaga kerja yang digunakan untuk

usaha jagung di Minahasa adalah tenaga kerja keluarga, luar keluarga dan tenaga

kerja ternak. Tenaga kerja ternak sapi digunakan untuk membajak sawah, ladang dan

mengangkut output usahatani. Selain itu, ternak sapi digunakan untuk mengangkut

material bangunan (batu, kerikil) dan kayu.

Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha kelapa di Bolaang Mongondow

adalah tenaga kerja keluarga, tenaga kerja luar keluarga dan tenaga kerja ternak sapi.

Tenaga kerja ternak sapi digunakan untuk mengangkut buah kelapa dan kopra, bajak

sawah, ladang dan angkut material serta angkut kayu.

Penggunaan input tenaga kerja keluarga maupun tenaga kerja luar keluarga

terdiri dari pria dan wanita. Untuk tenaga kerja keluarga suami dan anak pria

dinyatakan sebagai tenaga kerja pria. Sedangkan tenaga kerja keluarga istri

dinyatakan sebagai tenaga kerja wanita.

Hasil penelitian baik di Minahasa maupun Bolaang Mongondow

menunjukkan tenaga kerja anak tidak ditemukan. Beberapa hasil penelitian

diantaranya Chavas et al. (2004) mengukur input tenaga kerja awal adalah jumlah

anak < 15 tahun. Input tenaga kerja anak dalam penelitian ini adalah berumur di atas

15 tahun sehingga diukur sebagai tenaga kerja pria dewasa. BPS Sulawesi Utara

(2005) juga mengukur anak lebih dari 15 tahun sebagai input tenaga kerja pria

Page 32: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

174

dewasa. Penggunaan tenaga kerja keluarga dalam usaha ternak sapi, usaha jagung dan

usaha kelapa serta usahatani lainnya dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Rata-rata Curahan Kerja Suami, Isteri dan Anak pada Setiap Usaha Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Usaha Suami Isteri Anak (dewasa)

HOK Jam HOK Jam HOK Jam A. Minahasa : 1. Usaha Ternak Sapi 365.00 533.78 0.00 0.00 0.00 0.00 2. Usaha Jagung 42.00 203.74 33.48 157.67 29.75 145.23 3. Usahatani Lainnya 153.06 684.52 118.66 399.78 103.78 578.61B. Bolaang Mongondow: 1. Usaha Ternak Sapi 365.00 494.66 0.00 0.00 0.00 0.00 2. Usaha Kelapa 44.57 225.49 0.00 0.00 0.00 0.00 3. Usahatani Lainnya 134.37 328.25 63.93 142.30 106.84 271.93

Rumahtangga mengalokasikan tenaga kerja keluarganya (suami, isteri dan

anak) pada usaha ternak sapi paling tinggi dibanding pada usaha jagung dan usahatani

lainnya. Hal ini disebabkan alokasi kerja untuk usaha ternak sapi dilakukan setiap

hari. Kegiatan usaha ternak sapi di Minahasa dan Bolaang Mongondow hanya

dilakukan oleh kepala keluarga. Curahan kerja yang dilakukan adalah memindahkan

ternak sapi (pagi dan sore), mencari rumput, memberi makan dan memandikan ternak

sapi.

Kegiatan usaha jagung di Minahasa dilakukan oleh petani peternak sebagai

kepala keluarga, isteri dan anak pria dewasa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

diantaranya adalah pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan I dan

penyiangan II, panen dan penjemuran. Selanjutnya, kegiatan usaha kelapa di Bolaang

Mongondow dilakukan oleh petani peternak sebagai kepala keluarga dan anak pria

dewasa. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah panjat pohon kelapa,

Page 33: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

175

mengumpulkan kelapa, mengangkut, mengupas dan pembuatan kopra (membelah,

memanggang, mengeluarkan daging buah dari tempurung).

Dalam melakukan proses produksi usaha ternak sapi seperti dijelaskan di atas,

rumahtangga tidak menggunakan tenaga kerja sewa. Namun dalam proses produksi

usaha jagung dan kelapa, rumahtangga menggunakan tenaga kerja sewa. Penggunaan

tenaga kerja sewa dalam teori ekonomi dinyatakan sebagai permintaan tenaga kerja.

Penggunaan tenaga kerja sewa dalam usaha jagung di Minahasa dan usaha kelapa di

Bolaang Mongondow dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Sewa oleh Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Tenaga Kerja Penggunaan Tenaga Kerja Sewa Hari (HOK) (Jam) (%)

A. Minahasa - Tenaga Kerja Pria 9.68 40.30 57.96 - Tenaga Kerja Wanita 6.02 29.23 42.04 - Total 69.53 100.00B. Bolaang Mongondow - Panjat Kelapa 11.32 90.55 17.14 - Kumpul Kelapa 77.78 135.17 25.58 - Pembuatan Kopra 12.61 302.69 57.28 - Total 528.41 100.00

Jam kerja sewa di Minahasa didominasi oleh tenaga kerja pria yaitu sebesar

57.96 persen, tenaga kerja wanita hanya sebesar 42.04 persen. Artinya di Minahasa

masih mengandalkan tenaga pria untuk bekerja di usahatani jagung. Kegiatan tenaga

kerja sewa dalam usaha jagung adalah untuk pengolahan lahan dan penyiangan serta

panen. Pengolahan lahan dilakukan pria dewasa, penyiangan sebagian dikerjakan pria

dewasa dan sebagian oleh tenaga kerja wanita.

Page 34: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

176

Tenaga kerja sewa yang digunakan untuk usaha kelapa adalah hanya tenaga

kerja pria. Sebagian besar rumahtangga menggunakan tenaga kerja sewa untuk panjat

kelapa. Jam kerja untuk pembuatan kopra lebih tinggi dibanding kegiatan yang lain.

Pembuatan kopra terdiri dari kegiatan belah kelapa, panggang dan mengeluarkan

daging kelapa. Panggang kelapa membutuhkan waktu paling kecil dua kali 24 jam.

Ternak sapi di Sulawesi Utara dimanfaatkan untuk membajak sawah dan

ladang, juga digunakan untuk mengangkut produk pertanian berupa kelapa dan kopra,

padi serta produk pertanian lainnya. Pekerjaan membajak dilakukan untuk lahan milik

rumahtangga ataupun milik orang lain. Produk pertanian yang diangkut baik milik

sendiri maupun milik orang lain. Dalam hal ini ternak sapi merupakan alternatif

pendapatan dari sewa untuk bajak atau angkut. Ternak sapi digunakan sebagai

pekerja mulai ternak berumur 1.5 tahun sampai lebih dari 10 tahun. Berarti terjadi

pengurasan tenaga ternak menyebabkan ternak tidak bisa berkembang. Ternak

membajak lahan di Minahasa dan Bolaang Mongondow sehari selama 5-8 jam.

Penggunaan tenaga kerja ternak sapi di lokasi penelitian, baik untuk lahan sendiri

maupun lahan orang lain dapat dilihat pada Tabel 19.

Rata-rata penggunaan tenaga kerja sapi di Bolaang Mongondow lebih besar

dibanding Minahasa baik untuk lahan sendiri maupun orang lain. Tenaga kerja sapi

memberikan kontribusi cukup besar bagi pendapatan rumahtangga petani peternak

sapi di Minahasa dan Bolaang Mongondow. Penggunaan tenaga kerja ternak sapi

untuk lahan sendiri lebih kecil dibanding disewa orang lain. Alokasi waktu ternak

sapi yang disewa petani lain di Minahasa sekitar 52,07 dan sekitar 47.07 persen

disewa petani lain di Bolaang Mongondow.

Page 35: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

177

Tabel 19. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Ternak Sapi dan Kegiatan Usaha Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi - Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Kegiatan Usaha Penggunaan Tenaga Ternak Sapi Hari (HOK) (Jam) (%)

A. Minahasa : - Usaha Jagung 8.55 48.59 13.30 - Kegiatan Usaha Lain 23.76 126.57 34.63 - Usaha Petani Lain 38.44 190.26 52.07 Total 365.42 100.00B. Bolaang Mongondow - Usaha Kelapa 14.09 177.86 29.60 - Kegiatan Usaha Lain 41.55 136.42 22.70 - Usaha Petani Lain 60.57 286.64 47.70 Total 600.92 100.00

Tenaga kerja ternak sapi digunakan untuk angkut kelapa, upah Rp 25 000 per

hari (Rp 3 125 per jam), angkut jagung Rp 2 500 per karung, kacang tanah Rp 2 500

per karung, bawang merah Rp 5 000 per karung. Angkut padi Rp 3 000 per karung,

tomat Rp 1 000 per karung dan kopra Rp 5 000 per karung. Tenaga kerja sapi untuk

mengolah lahan (membajak sawah dan ladang) baik di Minahasa maupun Bolaang

Mongondow disewa dengan upah Rp 30 000 per hari (Rp 3 750 per jam). Ternak sapi

juga digunakan untuk mengangkut kayu, upah berkisar Rp 150 000 - Rp 250 000 per

kubik dan angkut meterial (batu dan pasir) dengan upah Rp 20 000 per kubik.

Rumahtangga petani peternak sapi mengalokasikan waktu mereka untuk

mencari nafkah baik dalam usahatani maupun non usahatani dan dapat memberikan

pendapatan. Rumahtangga dan seluruh anggota keluarganya baik di Minahasa

maupun Bolaang Mongondow mengalokasikan seluruh waktu untuk mengurus

rumahtangga, sekolah serta kegiatan sosial di desa. Alokasi waktu yang dilakukan

rumahtangga dan anggota keluarga, dalam teori ekonomi rumahtangga lebih dikenal

Page 36: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

178

dengan curahan kerja. Curahan kerja adalah jumlah hari dan jam kerja yang

dicurahkan seluruh anggota keluarga untuk mencari nafkah dalam usahatani (on

farm) maupun luar usahatani (off farm). Curahan kerja rumahtangga dan anggota

keluarganya dinyatakan sebagai buruh tani. Curahan kerja anggota ruamhtangga

(suami, istri dan anak dewasa) untuk usahatani orang lain dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Rata-rata Curahan Kerja Anggota Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman Sebagai Buruh Tani di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Tenaga Kerja Minahasa Bolaang Mongondow Jumlah (%) Jumlah (%)

Suami - HOK 114.00 122.45 - Jam 782.69 25.05 784.01 26.78Isteri - HOK 117.04 115.86 - Jam 860.49 27.54 807.54 27.59Anak (dewasa) - HOK 198.00 182.53 - Jam 1481.55 47.41 1335.52 45.63Total Jam Kerja 3 124.73 100.00 2 927.07 100.00

Buruh tani merupakan pekerjaan yang lebih mudah diperoleh dan

membutuhkan tenaga kasar bukan tenaga terampil. Curahan kerja anak (dewasa)

sebagai buruh tani baik di Minahasa maupun Bolaang Mongondow adalah paling

besar yaitu masing-masing 47.41 persen dan 45.63 persen, kemudian diikuti curahan

kerja isteri masing-masing 27.54 persen dan 27.59 persen. Curahan kerja suami

adalah paling kecil yaitu masing-masing sebesar 25.05 persen dan 26.78 persen. Hal

ini disebabkan curahan kerja suami lebih banyak untuk usaha ternak sapi baik di

Minahasa maupun Bolaang Mongondow.

Page 37: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

179

5.4.3. Biaya Produksi

Biaya produksi terdiri dari biaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja.

Biaya produksi dipelajari berdasarkan usaha ternak sapi – jagung untuk Minahasa dan

usaha ternak sapi - kelapa di Bolaang Mongondow. Biaya yang dikeluarkan petani

peternak sapi untuk penggunaan input dinyatakan sebagai biaya sarana produksi.

Biaya sarana produksi dalam penelitian ini dihitung biaya sarana produksi usaha

ternak sapi, biaya sarana produksi usaha jagung dan biaya sarana produksi usaha

kelapa.

Biaya sarana produksi sapi merupakan jumlah input pakan (rumput) dikalikan

harga dan biaya obat-obatan serta biaya sewa pejantan khususnya di Minahasa. Besar

kecilnya biaya produksi tergantung pada jumlah permintaan rumput untuk konsumsi,

besarnya biaya obat-obatan dan biaya mengawinkan ternak. Harga rumput untuk

Minahasa dan Bolaang Mongondow adalah Rp 400-500 per kg. Harga ini merupakan

harga proxy dari harga rumput apabila rumahtangga membeli rumput. Total biaya

sarana produksi sapi dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Sapi Yang Dikeluarkan

Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Sarana Produksi Sapi

Minahasa

Bolaang Mongondow

Biaya (Rp) (%) Biaya (Rp) (%) 1. Rumput 6 770 430.15 80.48 6 511 192.70 99.162. Konsumsi Jagung 1 460 426.00 17.36 - -3. Obat-obatan 62 414.95 0.74 55 386.27 0.844. Pejantan 118 917.50 1.42 - -

T o t a l

8 412 188.60

100.00

6 566 578.97

100.00

Page 38: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

180

Biaya sarana produksi terbesar baik di Minahasa maupun Bolaang

Mongondow adalah biaya rumput yaitu masing-masing sebesar 80.48 persen dan

99.16 persen. Untuk Minahasa ditambah biaya konsumsi jagung sebesar 17.36

persen. Rumahtangga di Minahasa dan Bolaang Mongondow menggunakan obat-

obatan apabila ternak sapi sakit. Biaya obat dihitung berdasarkan berapa besar uang

yang dikeluarkan untuk membeli obat. Biaya obat tersebut sudah termasuk biaya

vitamin apabila ternak yang sedang bunting disuntik dengan vitamin.

Khusus untuk Minahasa, rumahtangga petani peternak sapi mengeluarkan

sewa pejantan untuk kawin dengan ternaknya. Sedangkan rumahtangga petani

peternak sapi di Bolaang Mongondow mengawinkan ternaknya secara alamiah dan

tidak memperhatikan pejantan yang baik. Hasil penelitian menunjukkan kualitas

ternak sapi lebih baik di Minahasa untuk jenis dan umur sapi yang sama.

Biaya sarana produksi jagung dihitung berapa besar uang yang dikeluarkan

rumahtangga untuk membeli input. Biaya tersebut merupakan penjumlahan dari

jumlah benih jagung dikali harga, jumlah pupuk urea dikali harga, jumlah pupuk TSP

dikali harga, dan jumlah pupuk KCl dikali harga. Harga input benih jagung, pupuk

urea, TSP dan KCl serta biaya sarana produksi dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 menunjukkan biaya sarana produksi terbesar adalah biaya pembelian

pupuk TSP yaitu sebesar 37.11 persen. Harga benih tergantung varietas jagung.

Harga benih berbeda untuk beberapa rumahtangga petani peternak karena jenis

varietas/benih jagung yang digunakan berbeda. Harga pupuk urea, TSP dan KCl

adalah sama untuk setiap rumahtangga. Jenis benih yang digunakan adalah Manado

Kuning, hibrida dan benih lokal. Biaya produksi terbesar adalah pembelian pupuk

Page 39: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

181

TSP, kemudian diikuti pembelian pupuk urea, pembelian pupuk KCl dan paling kecil

biaya pembelian benih jagung.

Tabel 22. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Jagung Yang Dikeluarkan

Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Jagung di Minahasa, Tahun 2006-2007

Sarana Produksi Jagung

Biaya (Rp) (%)

Benih 79 443.30 9.84Pupuk : - Urea 246 837.60 30.56 - TSP 299 779.90 37.11 - KCl 181 639.20 22.49

T o t a l

807 700.00

100.00

Biaya sarana produksi di Minahasa terdiri dari biaya sarana produksi sapi dan

jagung, sedangkan di Bolaang Mongondow terdiri dari biaya sarana produksi sapi dan

kelapa. Total biaya sarana produksi dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Biaya Sarana Produksi Sapi, Jagung dan Kelapa Yang Dikeluarkan Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Biaya Sarana Produksi

Minahasa1

Bolaang Mongondow2

Biaya (Rp) (%) Biaya (Rp) (%) 1. Usaha Ternak Sapi 8 412 188.60 91.24 6 566 578.97 99.19 2. Usaha Jagung 807 700.00 8.76 0.00 0.00 3. Usaha Kelapa 0.00 0.00 53 755.36 0.81

T o t a l

9 219 888.60

100.00

6 620 334.33

100.00 Keterangan:1=Usaha ternak sapi-jagung; 2=Usaha ternak sapi-kelapa

Biaya sarana produksi terbesar baik Minahasa maupun Bolaang Mongondow

adalah biaya sarana produksi sapi yaitu masing-masing 91.24 persen dan 99.19

persen. Total biaya sarana produksi sapi di Bolaang Mongondow lebih rendah

Page 40: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

182

dibanding Minahasa disebabkan rumahtangga di Bolaang Mongondow sebagian besar

tidak menggunakan sarana produksi kelapa. Dalam produksi usaha ternak sapi,

rumahtangga di Minahasa menyewa pejantan. Selain itu rumahtangga menggunakan

input pupuk urea, TSP dan KCl untuk usaha jagung, sedangkan untuk usaha kelapa

hanya menggunakan pupuk urea dengan biaya sebesar Rp 53 755.36.

Biaya tenaga kerja di Minahasa dihitung berdasarkan biaya tenaga kerja

keluarga dalam usaha ternak sapi, biaya tenaga kerja keluarga, biaya tenaga kerja

sewa dan biaya sewa sapi dalam usaha jagung. Sedangkan biaya tenaga kerja di

Bolaang Mongondow dihitung berdasarkan biaya tenaga kerja keluarga pada usaha

sapi, biaya tenaga kerja keluarga, biaya tenaga kerja dan biaya sewa sapi dalam usaha

kelapa. Total biaya sarana produksi dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Yang Dikeluarkan Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Tenaga Kerja Minahasa1 Bolaang Mongondow2

Biaya (Rp) (%) Biaya (Rp) (%) 1. TK Kel Pada UT Sapi 2 032 850.00 45.15 1 237 881.70 27.762. TK Kel Usaha Jagung3 1 930 911.94 42.89 0.00 0.003. TK Kel Usaha Kelapa3 0.00 0.00 564 286.47 12.664. TK Sewa Usaha Jagung 264 993.50 5.89 0.00 0.005. TK Sewa Usaha Kelapa 0.00 0.00 1 421 414.24 29.666. TK Ternak Sapi 273 318.75 6.07 1 333 950.00 29.92

T o t a l 4 502 074.19 100.00 4 557 532.41 100.00Keterangan:1=Usaha ternak sapi-jagung; 2=Usaha ternak sapi-kelapa 3=Biaya TK diperhitungkan

Biaya tenaga kerja sewa pada usaha kelapa terdiri dari biaya pembuatan kopra

dan biaya kupas kelapa untuk kelapa yang dijual dalam bentuk buah, masing-masing

sebesar Rp 1 322 340.74 dan Rp 99 073.50. Biaya tenaga kerja keluarga dan biaya

tenaga kerja ternak sapi dinyatakan sebagai biaya diperhitungkan dan biaya tenaga

Page 41: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

183

kerja sewa dinyatakan sebagai biaya dibayar. Hal ini disebabkan ternak sapi yang

digunakan adalah ternak sapi milik rumahtangga.

Sewa pengangkutan kelapa dihitung berdasarkan sewa harian sapi yaitu Rp 25

000 per hari (Rp 3 125 per jam). Sewa bajak Rp 3 750 per jam, angkut jagung Rp 2

500 per karung, angkut kacang merah Rp 2 500 per karung, bawang merah Rp 5 000

per keranjang, padi Rp 3 000 per karung, angkut material bangunan (batu, pasir,

kerikil) Rp 20 000 per kubik dan angkut kayu bervariasi menurut jenis kayu Rp 60

000 – Rp 250 000 per kubik.

5.4.4. Biaya Transaksi

Dalam melakukan transaksi penjualan ternak sapi, rumahtangga menanggung

biaya transaksi. Biaya tersebut diantaranya biaya perantara, biaya transpor, biaya

retribusi dan biaya administrasi. Struktur biaya transaksi dijelaskan pada bab

selanjutnya. Untuk lebih jelas, besarnya biaya transaksi usaha ternak sapi, usaha

jagung dan usaha kelapa dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Rata-Rata Biaya Transaksi Setiap Usaha Yang Dikeluarkan

Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Usaha

Minahasa1

Bolaang Mongondow2

Biaya (Rp) (%) Biaya (Rp) (%) 1. Usaha Ternak Sapi 797 035.30 85.67 892 263.01 69.18 2. Usaha Jagung 133 332.19 14.33 0.00 3. Usaha Kelapa 0.00 0.00 397 405.83 30.82

T o t a l

930 367.49

100.00

1 289 668.84

100.00 Keterangan:1 = Usaha ternak sapi-jagung; 2 = Usaha ternak sapi-kelapa

Page 42: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

184

Berdasarkan data hasil penelitian seperti pada Tabel 25 tersebut, ternyata

biaya transaksi terbesar adalah biaya usaha ternak sapi baik di Minahasa maupun di

Bolaang Mongondow. Biaya transaksi penjualan sapi lebih tinggi di Bolaang

Mongondow disebabkan rumahtangga menjual ternak didatangi pedagang sehingga

biaya transpor pedagang ke lokasi peternakan ditanggung oleh rumahtangga. Dalam

hal ini rumahtangga di Bolaang Mongondow menerima harga penjualan ternak sapi

lebih rendah. Ternak sapi dijual dalam bentuk ternak hidup dengan harga Rp 35 000

per kg. Harga ternak sapi baik di Minahasa maupun di Bolaang Mongondow

ditentukan oleh perantara.

Biaya transaksi dalam usaha jagung diantaranya biaya transpor penjualan

jagung, biaya transpor pembelian benih dan biaya transpor pembelian pupuk urea,

TSP dan serta KCl. Pada usaha kelapa rumahtangga juga menanggung biaya transaksi

yang terdiri dari biaya transpor penjualan kopra dan biaya penyimpanan. Struktur

biaya transaksi dijelaskan pada bab selanjutnya.

5.4.5. Total Biaya

Total biaya dibahas berdasarkan total biaya usaha ternak sapi, usaha jagung

dan kelapa. Total biaya yang dikeluarkan rumahtangga petani peternak sapi baik di

Minahasa maupun Bolaang Mongondow merupakan penjumlahan biaya sarana

produksi sapi, biaya tenaga kerja keluarga (diperhitungkan), tenaga kerja sewa

(dibayar), biaya tenaga kerja sapi (diperhitungkan) dan biaya transaksi. Rata-rata

biaya pada usaha ternak sapi, usaha jagung dan usaha kelapa di Minahasa dan

Bolaang Mongondow dapat dilihat pada Tabel 26.

Page 43: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

185

Tabel 26. Rata-rata Biaya Usaha Ternak Sapi, Usaha Jagung dan Kelapa Yang Dikeluarkan Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Biaya Setiap Usaha Minahasa1 Bolaang Mongondow2

Biaya (Rp) (%) Biaya (Rp) (%) A. Usaha Ternak Sapi 1. Biaya Sarana Produksi 8 412 188.60 74.82 6 566 578.97 75.51 2. Biaya Tenaga Kerja Kel3 2 032 850.00 18.08 1 237 881.70 14.23 3. Biaya Transaksi 797 035.30 7.10 892 263.01 10.26 4. Sub Total 11 242 073.90 100.00 8 696 723.68 100.00B. Usaha Tanaman 1. Biaya Sarana Produksi 807 700.00 23.68 53 755.36 1.43 2. Biaya TK Keluarga3 1 930 911.94 56.62 564 286.47 14.96 3. Biaya TK Sewa 264 993.50 7.77 1 421 414.24 37.70 4. Biaya TK Ternak Sapi3 273 318.75 8.02 1 333 950.00 35.38 5. Biaya Transaksi 133 332.19 3.91 397 405.83 10.53 6. Sub Total 3 410 256.38 100.00 3 770 811.90 100.00

Keterangan:1= Usaha ternak sapi-jagung; 2= Usaha ternak sapi-kelapa 3= Biaya TK diperhitungkan

Biaya yang dikeluarkan rumahtangga petani peternak sapi baik di Minahasa

maupun Bolaang Mongondow yang tertinggi adalah biaya sarana produksi sapi yaitu

masing-masing 74.82 persen dan 75.51 persen. Biaya sarana produksi pada usaha

ternak sapi lebih tinggi di Minahasa dibanding Bolaang Mongondow. Hal ini

disebabkan rumahtangga di Minahasa menyewa pejantan, sedangkan di Bolaang

Mongondow mengawinkan ternak secara alami. Faktor lain, ternak sapi di Minahasa

mengkonsumsi jagung yang diperhitungkan sebagai biaya. Rata-rata jumlah ternak di

Minahasa juga lebih banyak. Curahan kerja pada usaha ternak sapi juga lebih besar

sehingga biaya tenaga kerja yang diperhitungkan lebih besar.

5.4.6. Pendapatan

Rumahtangga petani peternak sapi dan anggota keluarga di Minahasa dan

Bolaang Mongondow mencurahkan kerja untuk mencari nafkah. Yang dimaksud

Page 44: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

186

mencari nafkah adalah kepala keluarga dan anggota keluarga dalam rumahtangga

bekerja untuk mendapatkan uang, dinyatakan sebagai penerimaan. Penerimaan

dikurangi biaya-biaya merupakan pendapatan. Pendapatan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan anggota keluarga dalam rumahtangga, dihitung berdasarkan

usaha ternak sapi - jagung dan usaha ternak sapi - kelapa.

Pendapatan usaha ternak sapi diperoleh dari nilai akhir dikurangi nilai awal

ditambah nilai sapi terjual (Soekartawi et al.,1986). Nilai akhir dihitung berdasarkan

produksi setahun sebelum penelitian dikali harga. Nilai awal yaitu nilai ternak saat

penelitian. Sedangkan nilai sapi terjual adalah produksi ternak terjual selama satu

tahun dikali harga.

Di Minahasa ternak sapi diintegrasikan dengan tanaman jagung. Sumber

penerimaan usaha ternak sapi - jagung adalah penerimaan usaha ternak sapi,

menyewakan tenaga kerja ternak sapi (dibayar), penawaran tenaga kerja ternak sapi

di lahan sendiri (diperhitungkan), penjualan pupuk kompos (diperhitungkan), usaha

jagung dan penjualan limbah jagung segar. Pendapatan merupakan selisih antara

penerimaan dengan biaya usaha ternak sapi, usaha jagung, pembuatan kompos dan

konsumsi limbah jagung (diperhitungkan).

Pendapatan dari sewa ternak sapi sebagai tenaga kerja bervariasi, besarnya

tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan oleh ternak sapi diantaranya angkut

kelapa, kopra, bajak sawah atau ladang, angkut output usahatani lainnya serta angkut

material dan kayu. Ternak sapi yang digunakan untuk lahan sendiri dihitung sebagai

biaya dan pendapatan diperhitungkan. Penerimaan dan pendapatan usaha ternak sapi -

jagung di Minahasa dapat dilihat pada Tabel 27.

Page 45: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

187

Tabel 27. Rata-rata Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usaha Ternak Sapi – Jagung Rumahtangga Petani Peternak Sapi di Minahasa, Tahun 2006-2007

U r a i a n

Penerimaan, Biaya dan Pendapatan

(Rp) (%) Penerimaan : 1. Usaha Ternak Sapi 11 639 628.90 44.31 2. Menyewakan Ternak Sapi (Dibayar) 1 070 212.50 4.07 3. Penjualan Pupuk Kompos (Diperhitungkan) 3 066 000.00 11.67 4. Usaha Jagung 6 598 394.00 25.12 5. Limbah Jagung Segar (Diperhitungkan) 3 896 000.00 14.83 Total Penerimaan 26 270 235.40 100.00 Biaya – biaya: 1. Usaha Ternak Sapi 11 242 073.90 59.14 2. Usaha Jagung 3 410 256.38 17.94 3. Biaya Pembuatan Kompos (Diperhitungkan) 459 900.00 2.42 4. Konsumsi Limbah Jagung (Diperhitungkan) 3 896 000.00 20.50 Total Biaya 19 008 230.28 100.00 Pendapatan (Total Penerimaan- Total Biaya) 7 262 005.12

Berdasarkan penerimaan usaha ternak sapi - jagung yang diperoleh, dapat

direkomendasikan perlu dilakukan pengembangan usaha ternak sapi di Sulawesi

Utara. Hal ini sangat membantu bagi rumahtangga petani peternak sapi untuk

meningkatkan pendapatan mereka. Sewa ternak sapi merupakan alternatif pendapatan

bagi rumahtangga. Penggunaan tenaga ternak sapi di beberapa desa penelitian seperti

Lolayan dan Dumoga sudah mulai beralih ke penggunaan traktor untuk mengolah

lahan sawah (bajak). Namun masih banyak petani yang menggunakan tenaga kerja

sapi. Input traktor untuk bajak sewanya lebih mahal, yaitu Rp 700 000 per ha selama

2 hari kerja tetapi dengan ternak sapi hanya Rp 150 000 per ha untuk 5 hari kerja.

Perlu perhatian cukup serius untuk pengembangan usaha ternak tersebut, ditunjang

dengan pemberian pakan berkualitas dan pengontrolan terhadap penyakit ternak sapi.

Page 46: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

188

Pada usaha sapi-jagung, penerimaan bersumber dari usaha sapi yaitu yang

terbesar (44.31 %), kemudian usaha jagung (25.12 %), limbah jagung segar (14.83%),

penjualan pupuk kompos (11.67%) dan yang terkecil tenaga sapi yang disewakan

(4.07%). Implikasinya usaha ternak sapi di Minahasa dapat diandalkan rumahtangga

sebagai sumber pendapatan mereka.

Sumber penerimaan usaha ternak sapi – kelapa di Bolaang Mongondow

adalah penerimaan usaha ternak sapi, menyewakan tenaga kerja sapi (dibayar),

penawaran tenaga kerja sapi di lahan sendiri (diperhitungkan), penjualan pupuk

kompos (diperhitungkan), usaha kelapa dan penjualan hijauan segar (diperhitungkan).

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya usaha ternak sapi,

usaha kelapa, biaya pembuatan kompos, biaya konsumsi hijauan segar dan biaya

pengolahan lahan untuk penanaman hijauan (diperhitungkan) (Tabel 28).

Pada usaha sapi – kelapa penerimaan bersumber dari penjualan hijauan segar

(71.87%), usaha ternak sapi (12.84%), penjualan kopra (6.35%), menyewakan ternak

sapi (3.14%), penjualan pupuk kompos (2.93%) dan penjualan buah kelapa (yang

terkecil yaitu 2.87%). Fenomena ini menunjukkan lahan di bawah kelapa yang

menganggur dapat ditanami hijauan yaitu berupa rumput dan leguminosa. Hal ini

selain dapat meningkatkan kesuburan lahan kelapa juga dapat menjadi sumber

pendapatan rumahtangga.

Penjualan kopra dihitung per 100 kg kopra dengan harga yang berlaku Rp 230

000 per 100 kg. Namun harga yang diterima rumahtangga dikurangi biaya

penyimpanan sehingga penerimaan lebih kecil. Selain itu, uang transpor penjualan

kopra ditanggung rumahtangga. Dalam penjualan kopra, pedagang pengumpul yang

Page 47: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

189

mendatangi rumahtangga sehingga uang transpor dikurangi dari harga kopra yang

dibayarkan. Harga kopra yang berlaku di pabrik minyak goreng Kecamatan Amurang

maupun PT. Bimoli Bitung sebesar Rp 295 000 per 100 kg, dengan demikian

keuntungan yang diperoleh pedagang pengumpul sebesar 22.03 persen setiap 100 kg.

Tabel 28. Rata-rata Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usaha Ternak Sapi –

Kelapa Rumahtangga Petani Peternak sapi di Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

U r a i a n

Penerimaan, Biaya dan Pendapatan

(Rp) (%) Penerimaan : 1. Usaha Ternak Sapi 8 794 298.84 12.84 2. Menyewakan Ternak Sapi (Dibayar) 2 149 800.00 3.14 3. Penjualan Pupuk Kompos (Diperhitungkan) 2 008 230.00 2.93 4. Penjualan Kopra 4 348 896.83 6.35 5. Penjualan Buah Kelapa 1 965 631.60 2.87 6. Produksi Hijauan Segar (Diperhitungkan) 49 200 000.00 71.87 Total Penerimaan 68 466 857.27 100.00 Biaya – biaya: 1. Usaha Ternak Sapi 8 696 723.68 19.25 2. Usaha Kelapa 3 770 811.90 8.35 3. Biaya Pembuatan Kompos (Diperhitungkan) 301 234.50 0.67 4. Konsumsi Hijauan Segar 8 606 700.00 19.05 5. Pengolahan Lahan utk Hijauan (Diperhitungkan) 23 808 454.25 52.68 Total Biaya 45 183 924.33 100.00

Pendapatan (Total Penerimaan- Total Biaya)

23 282 932.94

Pendapatan rumahtangga petani peternak sapi di Minahasa selain berasal dari

usaha ternak sapi dan jagung, juga berasal dari usahatani lain, luar usahatani dan

usaha lain. Demikian pula di Bolaang Mongondow, pendapatan rumahtangga selain

berasal dari usaha ternak sapi dan kelapa, juga berasal dari usahatani lain, luar

usahatani dan usaha lain.

Page 48: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

190

Total pendapatan rumahtangga di Minahasa dan Bolaang Mongondow

merupakan penjumlahan dari pendapatan usaha ternak sapi, usaha jagung, usaha

kelapa, usahatani lain, buruh tani, luar usahatani dan usaha lain. Total pendapatan

yang diperoleh bervariasi tergantung besar kecilnya sumber-sumber penerimaan di

daerah tersebut. Selain itu tergantung input produksi yang digunakan. Faktor lain

yang mempengaruhi pendapatan adalah harga output dan harga input. Total

pendapatan rumahtangga dapat dilihat pada tabel 29.

Tabel 29. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-

Tanaman untuk Setiap Usaha di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Usaha Pendapatan

(Rp) (%) A. Minahasa : 1. Usaha Ternak Sapi 4 073 867.50 8.53 2. Usaha Jagung 3 188 137.62 6.68 3. Usahatani Lain 13 739 778.90 28.77 4. Buruh Tani 11 253 103.56 23.57 5. Non Pertanian 9 516 396.60 19.93 6. Usaha Lain 5 980 434.10 12.52 Total Pendapatan 47 751 718.28 100.00 Tax 22 284.79 Pendapatan Siap Belanja 47 729 433.49B. Bolaang Mongondow: 1. Usaha Ternak Sapi 4 034 370.70 7.28 2. Usaha Kelapa 21 383 702.60 38.59 3. Usahatani Lain 14 983 504.52 27.05 4. Buruh Tani 6 920 791.25 12.49 5. Non Pertanian 4 667 298.50 8.43 6. Usaha Lain 3 411 743.00 6.16 Total Pendapatan 55 401 410.57 100.00 Tax 32 085.59 Pendapatan Siap Belanja 55 369 324.98

Page 49: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

191

Sumber pendapatan usahatani lain di wilayah penelitian berupa : kacang hijau,

kacang tanah, kacang merah (brenebon), hortikultura seperti : bawang merah, cabe,

ketimun dan kacang panjang, juga dari tanaman tahunan lainnya seperti cengkeh,

kopi, dan coklat. Sumber pendapatan lainnya adalah bersumber dari usaha ternak

ayam, itik, kambing, kuda, babi dan anjing.

Seperti telah dijelaskan, sumber pendapatan utama rumahtangga petani

peternak sapi di Minahasa bukan berasal dari jagung tetapi berasal dari tanaman

hortikultura dan kacang-kacangan. Sedangkan sumber pendapatan rumahtangga

petani peternak sapi di Bolaang Mongondow adalah usaha kelapa. Pendapatan luar

usahatani (buruh tani) di Minahasa dan Bolaang Mongondow merupakan pendapatan

yang diperoleh dari curahan tenaga kerja keluarga untuk usahatani orang lain (off

farm). Selanjutnya penerimaan petani peternak sapi selain bersumber dari usahatani

(on farm), di luar usahatani (off farm) juga dari usaha non pertanian (non farm).

Pendapatan non pertanian yang diperoleh setiap rumahtangga bervariasi tergantung

keahlian masing-masing. Pendapatan non pertanian diperoleh dari usaha dagang,

usaha industri, usaha angkutan, pertambangan, pegawai negeri dan swasta.

Pendapatan non pertanian yang diperoleh rumahtangga di Minahasa lebih tinggi

dibanding di Bolaang Mongondow. Hal ini disebabkan sebagian besar rumahtangga

petani peternak sapi dan anggotanya di Minahasa mempunyai pekerjaan sebagai

pedagang yang sering dinyatakan sebagai “tibo-tibo”.

Selain pendapatan dari usaha ternak, usaha jagung, usaha kelapa, usahatani

lain, buruh tani dan non pertanian, rumahtangga petani peternak sapi di Minahasa

maupun Bolaang Mongondow memperoleh pendapatan dari usaha lain. Pendapatan

Page 50: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

192

usaha lain seperti tukang dan joki ternak kuda. Di Minahasa sebagian anggota

rumahtangga menjadi joki kuda sekaligus pemelihara ternak kuda.

Kontribusi pendapatan terbesar untuk rumahtangga petani peternak sapi di

Minahasa adalah bersumber dari pendapatan usahatani lain (28.77%). Kemudian

diikuti pendapatan buruh tani (23.57 %), pendapatan non pertanian (19.93 %),

pendapatan usaha lain (12.52 %), pendapatan usaha ternak sapi (8.53 %) dan yang

terkecil pendapatan usaha jagung (6.68 %). Pendapatan terbesar rumahtangga petani

peternak sapi di Bolaang Mongondow bersumber dari usaha kelapa merupakan

pendapatan diperhitungkan (38.59%). Hal ini terjadi apabila lahan di bawah pohon

kelapa ditanami hijauan makanan ternak sapi. Kemudian diikuti pendapatan usahatani

lain (27.05%), buruh tani (12.49 %), pendapatan non pertanian (8.42 %), pendapatan

usaha ternak sapi (7.28 %) dan pendapatan terkecil adalah bersumber dari usaha lain

(6.16 %). Data tersebut menunjukkan bahwa usaha ternak sapi merupakan usaha

sampingan.

Berdasarkan kontribusi pendapatan berasal dari usaha ternak sapi seperti

tersebut di atas dapat dinyatakan usaha ternak sapi dapat dikembangkan ke arah yang

lebih baik. Hal ini disebabkan usaha ternak sapi dapat menunjang pendapatan

rumahtangga di Sulawesi Utara. Namun pengembangan tersebut perlu intervensi

pemerintah, agar pendapatan yang diperoleh dapat ditingkatkan. Perlu pertimbangan

adanya kebijakan perbaikan harga output, penurunan harga input atau intervensi

dalam meminimalkan biaya transaksi. Pendapatan yang diperoleh tersebut

dialokasikan untuk kebutuhan anggota rumahtangga dalam rangka memaksimumkan

utilitas mereka.

Page 51: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

193

5.4.7. Pengeluaran

Rumahtangga mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga

anggotanya, sehingga pendapatan yang diperoleh akan dialokasikan untuk

pengeluaran konsumsi seluruh anggota rumahtangga. Pengeluaran untuk konsumsi

terdiri dari kebutuhan pokok dan pengeluaran kebutuhan non pokok. Kebutuhan

pokok terdiri dari kebutuhan pangan dan non pangan. Kebutuhan pangan seperti

beras, ikan, sayuran, susu dan kebutuhan hidup sehari-hari lainnya. Sedangkan

pengeluaran non pangan terdiri dari minyak tanah/kayu bakar, listrik, bensin, sabun,

pakaian, kesehatan, sosial/rekreasi/hajatan, sewa rumah/kontrak dan kebutuhan non

pangan lainnya. Total pengeluaran konsumsi pangan, non pangan dan investasi

pendidikan dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Pengeluaran Konsumsi Pangan, Non Pangan dan Investasi

Pendidikan Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow, Tahun 2006-2007

Kabupaten

Pengeluaran Konsumsi (Rp) (%)

A. Minahasa 1. Konsumsi Pangan 7 999 416.31 60.91 2. Konsumsi Non Pangan 4 029 784.10 30.69 3. Investasi Pendidikan 1 103 711.30 8.40 Total 13 132 911.71 100.00B. Bolaang Mongondow 1. Konsumsi Pangan 4 029 784.10 42.29 2. Konsumsi Non Pangan 4 112 656.90 43.16 3. Investasi Pendidikan 1 385 843.30 14.55 Total 9 528 284.30 100.00

Rata-rata pengeluaran rumahtangga lebih tinggi di Minahasa dibanding

Bolaang Mongondow. Hal ini terutama dilihat dari konsumsi pangan. Ternyata bahwa

Page 52: V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI … · Pendidikan petani peternak merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak sapi. Dalam hal ini, pendidikan dapat mempengaruhi

194

pengeluaran konsumsi pangan di Minahasa lebih tinggi yang menunjukkan

rumahtangga di Minahasa lebih memperhatikan soal makanan. Selain itu pengeluaran

untuk beras bagi rumahtangga di Minahasa cukup tinggi. Sebaliknya konsumsi non

pangan lebih tinggi di Bolaang Mongondow. Hal ini mengindikasikan rumahtangga

mulai memperhatikan kebutuhan non pangan.

Pengeluaran untuk investasi pendidikan di Bolaang Mongondow lebih tinggi

dibanding di Minahasa. Hal ini disebabkan anak usia sekolah di Bolaang Mongondow

lebih banyak yaitu rata-tara 1.13 orang. Sedangkan rata-rata jumlah anak sekolah di

Minahasa sebesar 0.5 orang. Pengeluaran rumahtangga selain untuk kebutuhan pokok

pangan dan non pangan, rumahtangga juga mengalokasikan pendapatan mereka untuk

tabungan. Namun sebagian besar rumahtangga petani peternak sapi menabung

uangnya bukan di Bank atau koperasi, tetapi dalam bentuk arisan. Kenyataan ini

menunjukkan akses rumahtangga petani peternak sapi terhadap bank sangat kecil.