uveitis.docx

14

Click here to load reader

Transcript of uveitis.docx

Page 1: uveitis.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uveitis adalah peradangan pada urea yang terdiri dari 3 struktur yaitu iris,

badan siliar, karoid.

Uveitis adalah invlamasi salah satu struktur traktus uvea (iris, badan siliar

dan karoid). karena uvea mengandung banyak pembuluh darah yang memberikan

nutrisi pada mata maka jika terjadi peradangan pada lapisan ini dapat

mengakibatkan gangguan penglihatan.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah-1.

2. Sebagai referensi tambahan dalam pembelajaran.

3. Menambah wawasan mengenai uveitis dan penulisan askepnhya.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah

sebagai berikut.

1. Apa definisi dari uveitis?

2. Bagaimana etiologi dari penyakit uveitis?

3. Bagaimana menifestasi klinis/tanda dan gejala dan penatalaksanaan

uveitis?

4. Bagaimana pengklasifikasian uveitis?

5. Apa komplikasi yang bisa terjadi?

6. Bagaimana patofisiologi uveitis?

7. Apa pemeriksaan penunjang uveitis?

8. Bagaimana pelaksanaan therapynya?

9. Berikan contoh askep uveitis!

1

Page 2: uveitis.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Uveitis adalah peradangan pada urea yang terdiri dari 3 struktur yaitu iris,

badan siliar, karoid. (www.medicastore.com, 2008)

Uveitis adalah inflamasi salah satu struktur traktus uvea. Karena uvea

mengandung banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi mata dan karena

membatasi bagian mata yang lain, maka inflamasi lapisan ini dapat

mengancam penglihatan. (Brunner dan Suddarth, 2001).

2.2 Etiologi

Penyebab eksogen seperti trauma uvea atau invasi mikroorganisme atau

agen lain dari luar. Secara endogen, dapat disebabkan idiopatik, autoimun,

keganasan, mikroorganisme, atau agen lain dari dalam tubuh pasien, misalnya

infeksi tuberkulosis, Herpes simpleks, dan sebagainya.

Beberapa penyebab lainnya adalah sebagai berikut.

Alergen

Bakteri

Jamur

Virus

Bahan kimia

Trauma

Penyakit sistemik , seperti sarkoidosis, kolitis, ulserativa, spondilitis,

ankilosis, sindroma reiter, pars planitis, toksoplasmosis, infeksi

sitomegalovirus, nekrosis retina akut, toksokariasis, histoplamosis,

tuberkulosis, sifilis, sindroma behcel, oflamia simpatetik, sindroma vogt-

hoyanagi-harada, sarkoma/limfoma.

2

Page 3: uveitis.docx

2.3 Menifestasi Klinis/Tanda dan Gejala dan Penatalaksanaan

Uveitis anterior kronis (iritis) merupakan jenis yang paling sering, dan

ditandai dengan riwayat nyeri, fotofobia, pandangan kabur, dan mata merah. Obat

tetes mata dilator harus diberikan segera untuk mencegah pembentukan jaringan

parut dan adesi ke lensa (sinekia), yang dapat menyebabkan glaukoma dengan

menghambat aliran keluar aqueous. Kortikosteroid lokal dipergunakan untuk

mengurangi peradangan, dan kaca mata hitam dan penatalaksanaannyeri dapat

memberikan pengurangan gejala.

Uveitis intermediat (pars planis, siklitis kronis) ditandai dengan: floating spot”

dalam lapang pandang. Diberikan steroid topikal atau injeksi untuk kasus berat.

Uveitis posterior (peradangan yang mengenai khoroid atau retina)

biasanya berhubungan dengan berbagai macam penyakit sistemik, seperti AIDS,

herpes simpleks atau zoster, toksoplasmosis, tuberkulosis, atau sarkoidosis. Klien

mengeluh penurunan atau distorsi penglihatan ada kemerahan dan nyeri.

Kortikosteroid sistemik diindikasikan untuk mengurangi peradangan bersama

dengan terapi terhadap keadaan sistemik yang mendasarinya.

Manifestasi klinis dari uveitis meliputi :

Anterior :

nyeri mata

fotofobia

lakrimasi penglihatan kabur

pupil kecil

Posterior :

penurunan penglihatan

tidak nyaman yang ringan pada mata

Gejala awal pada uveitis mungkin tidak terlalu berat. penglihatan

menjadi kabur/penderita melihat bintik–bintik hitam yang nelayang–

layang. pada iritis biasanya timbul nyeri hebat, kemerahan pada sklera

(bagian putih mata) dan fotofobia.

(www.medicastore.com)

3

Page 4: uveitis.docx

2.4 Klasifikasi

Uveitis diklasifikasikan menjadi.

Uveitis granulomatosa

Uveitis non granulomatosa

Uveitis campuran

(dr. Nana Wijaya, 1993)

2.5 Komplikasi

Sinekia posterior dan sinekia anterior perifer dapat mengakibatkan

glaukoma sekunder.

Komplikasi uveitis

Katarak

Retinitis proliferans

Ablasi retina

Glaukoma sekunder, yang dapat terjadi pada stadium dini dan juga pada

stadium lanjut

(dr. Nana Wijana, 1993)

2.6 Patofisiologi

Reaksi imunologi terhadap jaringan uvea. Sebagian besar inflamasi mata

disebabkan oleh makroorganisme, irigasi mekanis, atau sensitivitas terhadap

suatu zat. untungnya inflamasi tersebut tidak meningalkan bekas yang

permanen. inflamasi kornea yang berat atau ulkus kornea dapat

menyebabkan kerusakan kornea yang meyebabkan ganguan penglihatan.

komplikasi dari uveitis dapat menimbulkan perekatan, glaukoma sekunder

dan hilang penglihatan.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

Uveitis : Scopoto lamine atau atropine untuk melebarkan pupil, kompres

basah kortitkosteroid. (Barbara C. Long, 1996)

4

Page 5: uveitis.docx

2.8 Pelaksanaan

Penatalaksanaan Uveitis

Pada uveitis anterior kronis (iritis), obat mata dilatar harus diberikan

segera untuk mencegah pembentukan jaringan parut dan adesi ke lensa.

Kortikosteroid lakal dipergunakan untuk mengurangi peradangan dan

kaca mata hitam

Pada uveitis intermediat (pars planis, siklitis kronis), diberikan steroid

topikal atau injeksi untuk kasus yang berat

Pada uveitis posterior (peradangan yang mengenai khoroid/retina)

biasanya berhubungan dengan berbagai macam penyakit sistemik seperti

AIDS. Kortikosteroid sistemik diindikasikan untuk mengurangi

peradangan bersama dengan terapi terhadap keadaan sistemik yang

mendasarinya.

(Brunner dan Suddarth, 2001)

2.9 Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Pengkajian ketajaman mata

b. Pengkajian rasa nyeri

c. Kesimetrisan kelopak mata

d. Reaksi mata terhadap cahaya/gerakan mata

e. Warna mata

f. Kemampuan membuka dan menutup mata

g. Pengkajian lapang pandang

h. Menginspeksi struktur luar mata dan inspeksi kelenjar untuk

mengetahui adanya pembengkakan 4 inflamasi

( Brunner dan Suddarth, 2001)

2. Analisa Data

Data fokus

a. Gatal-gatal

b. Nyeri (ringan sampai berat)

5

Page 6: uveitis.docx

c. Lakrimasi (mata selalu berair)

d. Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang

kelopak mata)

Diagnosa Kemungkinan Penyebab

a. Nyeri : pada mata - Edema mata, sekresi, fotofobia, peningkatan TIO

atau inflamasi

b. Potensial infeksi, - Kurang pengetahuan

penyebaran ke mata

yang tidak sakit

3. Fokus Intervensi

Diagosa Keperawatan

a.Nyeri pada mata berhubngan dengan edema mata, fotofobia dan inflamasi

Tujuan yang diharapkan

Keadaan nyeri pasien berkurang

Intervensi

Beri kompres basah hangat

Rasionalisasi : Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan

membersihkan mata

Kompres basah dengan NaCL dingin

Rasionalisasi : mencegah dan mengurangi edema dan gatal-gatal yang berat

Beri irigasi

Rasionalisasi : untuk mengeluarkan sekret, benda asing/kotoran dan zat-zat

kimia dari mata

(Barbara C .Long, 1996)

Dorong penggunaaan kaca mata hitam pada cahaya kuat

Rasionalisasi : cahaya yang kuat meyebabkan rasa tak nyaman

Beri obat untuk megontrol nyeri sesuai resep

Rasionalisasi : pemakaian obat sesuai resep akan mengurangi nyeri

6

Page 7: uveitis.docx

(Brunner dan Suddarth, 1996)

b.Gangguan penglihatan berhubungan dengan kerusakan kornea

Tujuan yang diharapkan

Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.

Intervensi

Tentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat

Rasionalisasi : kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab

kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progesif, bila bilateral, tiap mata

dapat berlanjut pada laju yang berbeda tetapi, biasanya hanya satu mata

diperbaiki per prosedur.

Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya

Rasionalisasi : Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan

menurunkan cemas dan disorientasi pascaoperatif

(Marilynn E. Doenges, 2000)

c.Potensial infeksi, penyebaran ke mata yang tak sakit berhubungan dengan

kurang pengetahuan

Tujuan yang diharapkan

Infeksi tidak menyebar ke mata sebelahnya

(Barbara C .Long, 1996)

Intervensi

Monitor pemberian antibiotik dan kaji efek sampingnya

Rasionalisasi : mencegah komplikasi

Lakukan tehnik steril

R asionalisasi : mencegah infeksi silang

Lakukan penkes tentang pencegahan dan penularan penyakit

Rasionalisasi : memberikan pengetahuan dasar bagaimana cara memproteksi

diri

(Tarwoto dan Warunnah, 2003)

7

Page 8: uveitis.docx

d.Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan

Tujuan yang diharapkan

Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan tentang penilaian diri

Intervensi

Berikan pemahaman tentang kehilangan untuk individu dan orang dekat,

sehubungan dengan terlihatnya kehilangan, kehilangan fungsi, dan emosi yang

terpendam

Rasionalisasi : Dengan kehilangan bagian atau fungsi tubuh bisa menyebabkan

individu melakukan penolakan, syok, marah, dan tertekan.

Dorong individu tersebut dalam merespon terhadap kekurangannya itu tidak

dengan penolakan, syok, marah,dan tertekan

Rasionalisasi : Supaya pasien dapat menerima kekurangannya dengan lebih

ikhlas

Sadari pengaruh reaksi-reaksi dari orang lain atas kekurangannya itu dan

dorong membagi perasaan dengan orang lain.

Rasionalisasi : Bila reaksi keluarga bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri

individu dan dapat membagi perasaan kepada orang lain.

Ajarkan individu memantau kemajuannya sendiri

Rasionalisasi : Mengetahui seberapa jauh kemampuan individu dengan

kekurangan yang dimiliki

(Lynda Jual Carpenito, 1998)

8

Page 9: uveitis.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Uveitis adalah invlamasi salah satu struktur traktus uvea (iris, badan siliar

dan karoid). karena uvea mengandung banyak pembuluh darah yang memberikan

nutrisi pada mata maka jika terjadi peradangan pada lapisan ini dapat

mengakibatkan gangguan penglihatan.

Penyebab eksogen seperti trauma uvea atau invasi mikroorganisme atau

agen lain dari luar. Secara endogen, dapat disebabkan idiopatik, autoimun,

keganasan, mikroorganisme, atau agen lain dari dalam tubuh pasien, misalnya

infeksi tuberkulosis, Herpes simpleks, dan sebagainya.

3.2 Saran

Setelah mempelajari materi ini, disarankan agar kita dapat

mempraktikannya pada masyarakat yang membutuhkan.

9

Page 10: uveitis.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://aiuromadloniati.blogspot.com/2011/05/askep-

uveitis.html. Diakses tanggal 25 September 2012 pukul 16. 05.

Muhaj, Khaidir. 2010. http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2010/09/askep-

uveitis.html. Diakses tanggal 25 September 2012 pukul 16. 13.

10