UUD sebelum di Amandemen.docx

11
Negara adalah suatu organisasi yang meliputi wilayah, sejumlah rakyat, dan mempunyai kekuasaan berdaulat. Setiap negara memiliki sistem politik (political system) yaitu pola mekanisme atau pelaksanaan kekuasaan. Sedang kekuasaan adalah hak dan kewenangan serta tanggung jawab untuk mengelola tugas tertentu. Pengelolaan suatu negara inilah yang disebut dengan sistem ketatanegaraan. Sistem ketatanegaraan dipelajari di dalam ilmu politik. Menurut Miriam Budiardjo (1972), politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari negara itu dan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut. Untuk itu, di suatu negara terdapat kebijakan- kebijakan umum (public polocies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi kekuasaan dan sumber-sumber yang ada. Di Indonesia pengaturan sistem ketatanegaraan diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah. Sedangkan kewenangan kekuasaan berada di tingkat nasional sampai kelompok masyarakat terendah yang meliputi MPR, DPR, Presiden dan Wakil Presiden, Menteri, MA, MK, BPK, DPA, Gubernur, Bupati/ Walikota, sampai tingkat RT. Lembaga-lembaga yang berkuasa ini berfungsi sebagai perwakilan dari suara dan tangan rakyat, sebab Indonesia menganut sistem demokrasi. Dalam sistem demokrasi, pemilik kekuasaan tertinggi dalam negara adalah rakyat. Kekuasaan bahkan diidealkan penyelenggaraannya bersama-sama dengan rakyat. Pada kurun waktu tahun 1999-2002, Undang-Undang Dasar 1945 telah mengalami empat kali perubahan (amandemen). Perubahan (amandemen) Undang-Undang Dasar 1945 ini, telah membawa

Transcript of UUD sebelum di Amandemen.docx

Page 1: UUD sebelum di Amandemen.docx

Negara adalah suatu organisasi yang meliputi wilayah, sejumlah rakyat, dan

mempunyai kekuasaan berdaulat. Setiap negara memiliki sistem politik (political

system) yaitu pola mekanisme atau pelaksanaan kekuasaan. Sedang kekuasaan

adalah hak dan kewenangan serta tanggung jawab untuk mengelola tugas tertentu.

Pengelolaan suatu negara inilah yang disebut dengan sistem ketatanegaraan.

Sistem ketatanegaraan dipelajari di dalam ilmu politik. Menurut Miriam Budiardjo

(1972), politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu negara yang

menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari negara itu dan melaksanakan

tujuan-tujuan tersebut. Untuk itu, di suatu negara  terdapat kebijakan-kebijakan umum

(public polocies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi kekuasaan

dan sumber-sumber yang ada.

Di Indonesia pengaturan sistem ketatanegaraan diatur dalam Undang-Undang

Dasar 1945, Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,

Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah. Sedangkan

kewenangan kekuasaan berada di tingkat nasional sampai kelompok masyarakat

terendah yang meliputi MPR, DPR, Presiden dan Wakil Presiden, Menteri, MA, MK,

BPK, DPA, Gubernur, Bupati/ Walikota, sampai tingkat RT.

Lembaga-lembaga yang berkuasa ini berfungsi sebagai perwakilan dari suara dan

tangan rakyat, sebab Indonesia menganut sistem demokrasi. Dalam sistem demokrasi,

pemilik kekuasaan tertinggi dalam negara adalah rakyat. Kekuasaan bahkan diidealkan

penyelenggaraannya bersama-sama dengan rakyat.

Pada kurun waktu tahun 1999-2002, Undang-Undang Dasar 1945 telah

mengalami empat kali perubahan (amandemen). Perubahan (amandemen) Undang-

Undang Dasar 1945 ini, telah membawa implikasi terhadap sistem ketatanegaraan

Indonesia. Dengan berubahnya sistem ketatanegaraan Indonesia, maka berubah pula

susunan lembaga-lembaga negara yang ada.

Berikut ini akan dijelaskan sistem ketatanegaraan Indonesia sebelum dan

sesudah Amandemen UUD 1945.

·        Sebelum Amandenen UUD 1945

Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi dan

lembaga tinggi negara, serta hubungan antar lembaga-lembaga tersebut.  Undang-

Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat diberikan

Page 2: UUD sebelum di Amandemen.docx

seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan kekuasaannya

(distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu

Mahkamah Agung (MA), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan

Pertimbangan Agung (DPA) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Adapun kedudukan dan hubungan antar lembaga tertinggi dan lembaga-lembaga

tinggi negara menurut UUD 1945 sebelum diamandemen, dapat diuraikan sebagai berikut:

·         Pembukaan UUD 1945

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,

maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-

kemanusiaan dan peri-keadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat

yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu

gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan

makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan

luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat Indonesia

menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara

Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan

Page 3: UUD sebelum di Amandemen.docx

Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

            Pembukaan UUD 1945 tidak dapat dirubah karena di dalam Pembukaan UUD 1945

terdapat tujuan negara dan pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Jika

Pembukaan UUD 1945 ini dirubah, maka secara otomatis tujuan dan dasar negara pun

ikut berubah.

·         MPR

Sebelum perubahan UUD 1945, kedudukan MPR berdasarkan UUD 1945

merupakan lembaga tertinggi negara dan sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya

kedaulatan rakyat. MPR diberi kekuasaan tak terbatas (Super Power). karena “kekuasaan

ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan

dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat

presiden dan wakil presiden.

·         MA

Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-

sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan

lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan

umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan

tata usaha negara.

·         BPK

Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara dalam

sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang

bebas dan mandiri.

Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan

pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.

Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa tanggung

Page 4: UUD sebelum di Amandemen.docx

jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang

peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan

kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

·         DPR

Tugas dan wewenang DPR sebelum amandemen UUD 1945 adalah memberikan

persetujuan atas RUU [pasal 20 (1)], mengajukan rancangan Undang-Undang [pasal 21

(1)], Memberikan persetujuan atas PERPU [pasal 22 (2)], dan Memberikan persetujuan

atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara [pasal 23 (1)].

            UUD 1945 tidak menyebutkan dengan jelas bahwa DPR memiliki fungsi legislasi,

fungsi anggaran dan pengawasan.

·         Presiden

ü  Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR,

meskipun kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”.

ü  Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentration of

power and responsiblity upon the president).

ü  Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang

kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative

power).

ü  Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.

ü  Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai

presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.

·         Sesudah Amandemen UUD 1945

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen)

terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena

pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya

bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-

pasal yang terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan mulitafsir), serta kenyataan

rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup

Page 5: UUD sebelum di Amandemen.docx

didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar

seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi

negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan

perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan

kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap

mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya

lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta

mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.

Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat

dijelaskan sebagai berikut:  Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana

kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD

memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 lembaga negara

dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan

Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah

Konstitusi (MK).

a.      MPR

·                     Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara

            lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.

·                     Menghilangkan supremasi kewenangannya.

·                     Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.

·                     Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden

·                     Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.

·                     Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan

           Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung

           melalui pemilu.

b.      DPR

·         Posisi dan kewenangannya diperkuat.

Page 6: UUD sebelum di Amandemen.docx

·         Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan

DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak mengajukan RUU.

·         Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.

·          Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi

pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara.

c.       DPD

·          Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan

daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan

golongan yang diangkat sebagai anggota MPR.

·         Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia.

·         Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.

·         Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan

daerah.

d.      BPK

·         Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.

·          Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan

daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan

ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.

·         Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

·          Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang

bersangkutan ke dalam BPK.

e.       Presiden

·         Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan

pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan

presidensial.

·         Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.

·         Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.

Page 7: UUD sebelum di Amandemen.docx

·          Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan

pertimbangan DPR.

·         Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan

DPR.

·         Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden

menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan

presiden dalam masa jabatannya.

f.       Mahkamah Agung

·          Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang

menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].

·          Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-undangan di

bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang.

·          Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum,

lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata

Usaha Negara (PTUN).

·         Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur

dalam Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.

g.      Mahkamah Konstitusi

·         Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the

constitution).

·         Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan

antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan

memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau

wakil presiden menurut UUD.

·         Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah

Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan

dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :  

Page 8: UUD sebelum di Amandemen.docx

1. Setelah amandemen UUD 1945 banyak perubahan terjadi, baik dalam struktur

ketatanegaraan maupun perundang-undangan di Indonesia.  

2. Tata urutan perundang-undangan Indonesia adalah UUD 1945, UU/ Perpu, PP, Peraturan

Presiden dan Perda.  

3. Lembaga-lembaga Negara menurut sistem ketatanegaraan Indonesia meliputi: MPR,

Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK, dan Komisi Yudisial. Lembaga pemerintahan yang

bersifat khusus meliputi BI, Kejagung, TNI, dan Polri. Lembaga khusus yang bersifat

independen misalnya KPU, KPK, Komnas HAM, dan lain-lain.