uu MRL

12
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG WABAH PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa terwujudnya tingkat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi rakyat Indonesia merupakan salah satu bagian dari tujuan pembangunan nasional; b. bahwa perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan lalu lintas internasional, serta perubahan lingkungan hidup dapat mempengaruhi perubahan pola penyakit termasuk pola penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan membahayakan kesehatan masyarakat serta dapat menghambat pelaksanaan pembangunan nasional; c. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang Wabah yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1968 tentang Perubahan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang Wabah, tidak sesuai lagi dengan kebutuhan, dan oleh karenanya perlu ditetapkan kembali ketentuan- ketentuan mengenai wabah dalam suatu Undang-Undang; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1983 tentang Garis- Garis Besar Haluan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068); 4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824); 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3135); 7.Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan

Transcript of uu MRL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 4 TAHUN 1984TENTANGWABAH PENYAKIT MENULARDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,Menimbang:a. bahwa terwujudnya tingkat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi rakyat Indonesiamerupakan salah satu bagian dari tujuan pembangunan nasional;b. bahwa perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan lalu lintas internasional, sertaperubahan lingkungan hidup dapat mempengaruhi perubahan pola penyakit termasukpola penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan membahayakan kesehatanmasyarakat serta dapat menghambat pelaksanaan pembangunan nasional;c. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1962tentang Wabah yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1968 tentangPerubahan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang Wabah, tidak sesuailagi dengan kebutuhan, dan oleh karenanya perlu ditetapkan kembali ketentuan-ketentuanmengenai wabah dalam suatu Undang-Undang;Mengingat :1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1983 tentang Garis-GarisBesar Haluan Negara;3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan (LembaranNegara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068);4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakandan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan LembaranNegara Nomor 2824);5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran NegaraTahun 1979 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3135); 7.Undang-UndangNomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan

UNDANG-UNDANG REPUBL K NDONES A NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRES DEN REPUBL K NDONES A, Menimb ng : . b hw keseh t n merup k n h k s si m nusi d n s l h s tu unsur kesej hter n y ng h rus diwujudk n sesu i deng n cit -cit b ngs ndonesi seb g im n dim ksud d l m P nc sil d n Und ng-Und ng D s r Neg r Republik ndonesi T hun 1945; b. b hw seti p kegi t n d l m up y untuk memelih r d n meningk tk n der j t keseh t n m sy r k t y ng setinggi-tingginy dil ks n k n berd s rk n prinsip nondiskrimin tif, p rtisip tif, d n berkel njut n d l m r ngk pembentuk n sumber d y m nusi ndonesi , sert peningk t n ket h n n d n d y s ing b ngs b gi pemb ngun n n sion l; c. b hw seti p h l y ng menyeb bk n terj diny g nggu n keseh t n p d m sy r k t ndonesi k n menimbulk n kerugi n ekonomi y ng bes r b gi neg r , d n seti p up y peningk t n der j t keseh t n m sy r k t jug ber rti invest si b gi pemb ngun n neg r ; d. b hw seti p up y pemb ngun n h rus dil nd si deng n w w s n keseh t n d l m rti pemb ngun n n sion l h rus memperh tik n keseh t n m sy r k t d n merup k n t nggung j w b semu pih k b ik Pemerint h m upun m sy r k t; e. b hw Und ng-Und ng Nomor 23 T hun 1992 tent ng Keseh t n sud h tid k sesu i l gi deng n perkemb ng n, tuntut n, d n kebutuh n hukum d l m m sy r k t sehingg perlu dic but d n dig nti deng n Und ng-Undng tent ng Keseh t n y ng b ru; f. b hw . . .

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 4 TAHUN 1984TENTANGWABAH PENYAKIT MENULARDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,Menimbang: a. bahwa terwujudnya tingkat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi rakyat Indonesiamerupakan salah satu bagian dari tujuan pembangunan nasional;b. bahwa perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan lalu lintas internasional, sertaperubahan lingkungan hidup dapat mempengaruhi perubahan pola penyakit termasukpola penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan membahayakan kesehatanmasyarakat serta dapat menghambat pelaksanaan pembangunan nasional;c. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka Undang-Undang Nomor 6 Tahun1962 tentang Wabah yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1968tentang Perubahan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang Wabah,tidak sesuai lagi dengan kebutuhan, dan oleh karenanya perlu ditetapkan kembaliketentuan-ketentuan mengenai wabah dalam suatu Undang-Undang;Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1983 tentang Garis-GarisBesar Haluan Negara;3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan (LembaranNegara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068);4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakandan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, TambahanLembaran Negara Nomor 2824);5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran NegaraTahun 1979 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3135);7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, TambahanLembaran Negara Nomor 3215);Dengan PersetujuanDewan Perwakilan Rakyat Republik IndonesiaMEMUTUSKAN:Dengan mencabut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang Wabah (LembaranNegara Tahun 1962 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2390) danUndang-Undang Nomor 7 Tahun 1968 tentang Perubahan Pasal 3 Undang-UndangNomor 6 Tahun 1962 tentang Wabah (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 38,.Tambahan Lembaran Negara Nomor 2855).Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG WABAH PENYAKIT MENULAR.BAB IKETENTUAN UMUMPasal 1Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:a. Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadianberjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanyameningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerahtertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.b. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda yangmengandung dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan wabah.c. Kepala Unit Kesehatan adalah Kepala Perangkat Pelayanan Kesehatan Pemerintah.d. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.BAB IIMAKSUD DAN TUJUANPasal 2Maksud dan tujuan Undang-Undang ini adalah untuk melindungi penduduk darimalapetaka yang ditimbulkan wabah sedini mungkin, dalam rangka meningkatkankemampuan masyarakat untuk hidup sehat.BAB IIIJENIS PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAHPasal 3Menteri menetapkan jenis-jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah.BAB IV

DAERAH WABAHPasal 4(1) Menteri menetapkan daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabahsebagai daerah wabah.(2) Menteri mencabut penetapan daerah wabah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).(3) Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimakiud dalam ayat (1) dan ayat (2)diatur dengan Peraturan Pemerintah.BAB VUPAYA PENANGGULANGANPasal 5(1) Upaya penanggulangan wabah meliputi:.a. penyelidikan epidemiologis;b. pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakankarantina;c. pencegahan dan pengebalan;d. pemusnahan penyebab penyakit;e. penanganan jenazah akibat wabah;f. penyuluhan kepada masyarakat;g. upaya penanggulangan lainnya.(2) Upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakandengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.(3) Pelaksanaan ketentuan ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.Pasal 6(1) Upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif.(2) Tata cara dan syarat-syarat peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalamayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.Pasal 7Pengelolaan bahan-bahan yang mengandung penyebab penyakit dan dapatmenimbulkan wabah diatur dengan Peraturan Pemerintah.BAB VIHAK DAN KEWAJIBANPasal 8(1) Kepada mereka yang mengalami kerugian harta benda yang diakibatkan oleh upayapenanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dapat diberikanganti rugi.

(2) Pelaksanaan pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diaturdengan Peraturan Pemerintah.Pasal 9(1) Kepada para petugas tertentu yang melaksanakan upaya penanggulangan wabahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dapat diberikan penghargaan atas risikoyang ditanggung dalam melaksanakan tugasnya.(2) Pelaksanaan pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diaturdengan Peraturan Pemerintah.Pasal 10Pemerintah bertanggung jawab untuk melaksanakan upaya penanggulangan wabahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).Pasal 11(1) Barang siapa yang mempunyai tanggung jawab dalam lingkungan tertentu yangmengetahui adanya penderita atau tersangka penderita penyakit sebagaimana.dimaksud dalam Pasal 3, wajib melaporkan kepada Kepala Desa atau Lurah dan/atauKepala Unit Kesehatan terdekat dalam waktu secepatnya.(2) Kepala Unit Kesehatan dan/atau Kepala Desa atau Lurah setempat sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) masing-masing segera melaporkan kepada atasan langsungdan instansi lain yang bersangkutan.(3) Tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)serta tata cara penyampaian laporan adanya penyakit yang dapat menimbulkan wabahbagi nakoda kendaraan air dan udara, diatur dengan peraturan perundang-undangan.Pasal 12(1) Kepala Wilayah/Daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka wabah diwilayahnya atau adanya tersangka penderita penyakit menular yang dapatmenimbulkan wabah, wajib segera melakukan tindakan-tindakan penanggulanganseperlunya.(2) Tata cara penanggulangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur denganperaturan perundang-undangan.Pasal 13

Barang siapa mengelola bahan-bahan yang mengandung penyebab penyakit dan dapatmenimbulkan wabah, wajib mematuhi ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 7.BAB VIIKETENTUAN PIDANAPasal 14(1) Barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabahsebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, diancam dengan pidana penjaraselama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp1.000.000,- (satujuta rupiah).(2) Barang siapa karena kealpaannya mengakibatkan terhalangnya pelaksanaanpenanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, diancamdengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan dan/atau denda setinggi-tingginyaRp500.000,- (lima ratus ribu rupiah).(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah kejahatan dan tindakpidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah pelanggaran.Pasal 15(1) Barang siapa dengan sengaja mengelola secara tidak benar bahan-bahansebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini sehingga dapat menimbulkan wabah,diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun dan/atau dendasetinggi-tingginya Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah).(2) Barang siapa karena kealpaannya mengelola secara tidak benar bahan-bahansebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini sehingga dapat menimbulkan wabah,diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau dendasetinggi-tingginya Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)..(3) Apabila tindak pidana sebagainiana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh suatubadan hukum, diancam dengan pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha.(4) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah kejahatan dan tindakpidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah pelanggaran.BAB VIII

KETENTUAN PERALIHANPasal 16Dengan diundangkannya Undang-Undang ini peraturan pelaksanaan Undang-UndangNomor 6 Tahun 1962 tentang Wabah dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1968tentang Perubahan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1962 tentang Wabahtetap berlaku, sepanjang peraturan pelaksanaan tersebut belum diganti dan tidakbertentangan dengan Undang-Undang ini.BAB IXKETENTUAN PENUTUPPasal 17Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang inidengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.Disahkan di Jakartapada tanggal 22 Juni 1984PRESIDEN REPUBLIK INDONESIASOEHARTODiundangkan di Jakartapada tanggal 22 Juni 1984MENTERI/SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIASUDHARMONO, S.H.Lembaran Negara Republik Indonesia TAHUN 1984 NOMOR 20.

(1) Barang iapa dengan engaja tidak melakukan atau menghalang-halangi terlak ananya u aha-u aha dan kewajiban-kewajiban ter ebut dalam pa al 5 dan pa al 6 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara elama-lamanya 6 bulan dan/atau pidana denda ebanyak-banyaknya Rp. 10.000,- ( epuluh ribu rupiah). (2) Dipidana dengan pidana kurungan elama-lamanya 3 bulan dan/atau pidana denda ebanyak-banyaknya Rp.5.000,- (lima ribu rupiah): a. petuga , yang berda arkan Undang-undang ini melalaikan kewajibannya ter ebut dalam pa al 5 dan pa al 6 ayat (1); b. petuga ke ehatan yang karena ke alahannya menyebabkan tidak terlak ananya u aha-u aha dan kewajiban-kewajiban ter ebut dalam pa al 5 dan pa al 6 ayat (1). (3) Peraturan Pemerintah yang melak anakan Undang-undang ini dapat memuat ancaman pidana terhadap pelanggaran ketentuan-ketentuannya, yaitu: pidana kurungan elama-lamanya 3 bulan dan/atau denda etinggi-tingginya Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah). (4) Tindak pidana ter ebut dalam ayat (1) adalah kejahatan. Tindak pidana ter ebut dalam ayat (2) dan (3) adalah pelanggaran.

Pasal 11 Undang-undang ini dapat di ebut: "Undang-undang Wabah". Pasal 12 Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar upaya etiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indone ia. Di ahkan Di Jakarta, Pada Tanggal 5 Maret 1962 PRESIDEN REPUBLIK IND NESIA, Ttd. SUKARN Diundangkan Di Jakarta, Pada Tanggal 5 Maret 1962 SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK IND NESIA, Ttd. M HD. ICHSAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK IND NESIA TAHUN 1962 N M R 12