UU MD3 Dan UU Pilkada 2 Lembar

4
Widiandika Triwibowo B.131.13.0525 UU MD3 dan UU Pilkada I. Rumusan Masalah Selain UU MD3 yang telah disahkan pada 8 Juli 2014, saat ini ada UU yang juga mencuri perhatian publik, yaitu UU Pemilihan Kepala Daerah yang telah disahkan pada Paripurna DPR RI 25 September 2014. II. Analisa UU MD3 adalah kependekan dari Undang-Undang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Revisi UU ini disusun untuk membenahi pasal yang dikatakan tidak relevan. Parlemen selama 2009-2014 ini menjadi salah satu lembaga yang paling disorot dan diberi cap buruk. Baik dalam kinerjanya maupun dalam tingkah lakunya Tak sedikit pula yang mengujinya di Mahkamah Konstitusi. Karena itu tak mengherankan, dari tahun 2010 telah dimasukkan RUU Revisi untuk dilakukan perubahan. UU MD3 paska revisi memicu kontroversi karena dianggap sebagian masyarakat dan ahli tidak sesuai dengan Negara hukum karena bertentangan dengan asas kelembagaan dan keterbukaan. Walaupun melihat

description

PILKADA

Transcript of UU MD3 Dan UU Pilkada 2 Lembar

Widiandika TriwibowoB.131.13.0525UU MD3 dan UU PilkadaI. Rumusan MasalahSelain UU MD3 yang telah disahkan pada 8 Juli 2014, saat ini ada UU yang juga mencuri perhatian publik, yaitu UU Pemilihan Kepala Daerah yang telah disahkan pada Paripurna DPR RI 25 September 2014.

II. AnalisaUU MD3 adalah kependekan dari Undang-Undang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Revisi UU ini disusun untuk membenahi pasal yang dikatakan tidak relevan. Parlemen selama 2009-2014 ini menjadi salah satu lembaga yang paling disorot dan diberi cap buruk. Baik dalam kinerjanya maupun dalam tingkah lakunya Tak sedikit pula yang mengujinya di Mahkamah Konstitusi. Karena itu tak mengherankan, dari tahun 2010 telah dimasukkan RUU Revisi untuk dilakukan perubahan.UU MD3 paska revisi memicu kontroversi karena dianggap sebagian masyarakat dan ahli tidak sesuai dengan Negara hukum karena bertentangan dengan asas kelembagaan dan keterbukaan. Walaupun melihat aspirasi masyarakat yang tidak setuju MK tetap menolak untuk melakukan Judicial Review terhadap UU MD3 karena dianggap tidak melanggar konstitusi.Dalam pasal paska revisi UU MD3 ada beberapa revisi yang memberikan hak istimewa kepada DPR di depan hukum, salah satunya hak imunitas bagi anggota DPR yang menyatakan DPR tidak dapat dituntut di pengadilan karena pernyataan dan perbuatannya dalam rapat anggota DPR dan harus mendapatkan persetujuan dari Mahkamah Kehormatan Dewan[1]. Hal yang menjadi perdebatan yaitu asas yang menyatakan persamaan di depan hukum.UU Pilkada adalah salah satu pasal yang menuai banyak kontroversi, karena dianggap telah mencabut hak rakyat untuk memilih langsung kepala daerah mereka. UU Pilkada menyatakan pemilihan kepala daerah yang dilakukan lewat DPRD dan tidak melalui rakyat. DPRD menyetujui UU ini dalam voting yang dilakukan saat sidang paripurna dengan berbagai alasan.Walaupun tidak menyalahi pancasila, UU Pilkada yang telah disahkan kurang aspiratif untuk rakyat dan proses pengesahannnya sangat kontroversial. Sikap DPR yang mendukung Pilkada Tak Langsung dengan alasan politik uang kurang tepat. Saya menilai bahwa pilkada melalui DPRD hanya menyuburkan permainan uang dalam lingkup badan eksekutif dan legislative daerah.Wakil rakyat adalah wali rakyat, sejauh ini wakil rakyat masih banyak yang berperan sebagai wali yang bekerja tanpa berkonsultasi pada rakyatnya. Mereka belum mampu membuka diri secara partisipatif dan bebas. Pilkada melalui DPRD untuk saat ini kuranglah tepat.

III. Saran-saran

Inilah pelajaran penting bagi perjalanan demokrasi kita. UU Pilkada nampaknya cenderung mendorong kearah gagalnya pengawasan kepada anggota nakal yang bersembunyi di balik legislasi yang mereka ciptakan.Mengenai UU MD3 sebaiknya Mahkamah Konstitusi melakukan Judicial Review atau Uji Kelayakan undang-undang kembali.Mengenai UU Pilkada sebaiknya Presiden tidak menandatangani RUU Pilkada dan mengeluarkan Perpu yang menyatakan pembatalan UU Pilkada serta melakukan perubahan terhadap perpu tersebut.

IV. Daftar Pustaka

[1] Pasal 224 UU No. 17 Tahun 2014