UU 20/1982, KETENTUAN KETENTUAN POKOK PERAHANAN...

29
UU 20/1982, KETENTUAN KETENTUAN POKOK PERAHANAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:20 TAHUN 1982 (20/1982) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1982 (JAKARTA) _________________________________________________________________ Tentang:KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a.bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, karena ternyata seluruh rakyat Indonesia telah rela berjuang dengan penuh pengorbanan; b.bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia merupakan upaya untuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan keamanan negara, dalam rangka Wawasan Nusantara guna mencapai tujuan nasional, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; c.bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia merupakan bagian tidak terpisah dari ketahanan nasional yang perlu ditingkatkan dengan menghimpun dan mengerahkan kemampuan nasional, yang berintikan salah satu modal dasar pembangunan nasional yang oleh negara, rakyat dan bangsa Indonesia, ialah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia; d.bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia yang mencakup upaya dalam bidang pertahanan dan upaya dalam bidang keamanan adalah salah satu fungsi pemerintahan negara; e.bahwa dalam penyelenggaraan pertahanan keamanan negara Republik Indonesia setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dan dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara yang merupakan kehormatan dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan negara; f.bahwa upaya pertahanan keamanan negara Republik Indonesia mencakup pembentukan dan penggunaan sumber daya manusia, pengamanan serta pendayagunaan sumber daya alam, sumber daya buatan dan segenap prasarana fisik dan prasarana psikis bangsa dan negara; g.bahwa Undang-undang Nomor 29 Tahun 1954 tentang Pertahanan Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 646) yang didasarkan pada Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia Tahun 1950 *5262 tidak sesuai lagi dengan perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia serta pertumbuhan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, sehingga undang-undang tersebut perlu dicabut dan diganti; h.bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan dalam rangka pembangunan pertahanan keamanan negara Republik Indonesia sebagaimana

Transcript of UU 20/1982, KETENTUAN KETENTUAN POKOK PERAHANAN...

UU 20/1982, KETENTUAN KETENTUAN POKOK PERAHANAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Nomor:20 TAHUN 1982 (20/1982)

Tanggal: 19 SEPTEMBER 1982 (JAKARTA)

_________________________________________________________________

Tentang:KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIKINDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Presiden Republik Indonesia,

Menimbang :

a.bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia bertitik tolakpada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamintetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarPancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, karena ternyata seluruh rakyatIndonesia telah rela berjuang dengan penuh pengorbanan;b.bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia merupakan upayauntuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan keamanan negara, dalamrangka Wawasan Nusantara guna mencapai tujuan nasional, yaitu untukmelindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikutmelaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaianabadi dan keadilan sosial;c.bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia merupakan bagiantidak terpisah dari ketahanan nasional yang perlu ditingkatkan denganmenghimpun dan mengerahkan kemampuan nasional, yang berintikan salahsatu modal dasar pembangunan nasional yang oleh negara, rakyat danbangsa Indonesia, ialah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;d.bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia yang mencakupupaya dalam bidang pertahanan dan upaya dalam bidang keamanan adalahsalah satu fungsi pemerintahan negara;e.bahwa dalam penyelenggaraan pertahanan keamanan negara RepublikIndonesia setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yangditetapkan dan dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 untuk ikut sertadalam upaya pembelaan negara yang merupakan kehormatan dandilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorbandalam pengabdian kepada bangsa dan negara;f.bahwa upaya pertahanan keamanan negara Republik Indonesia mencakuppembentukan dan penggunaan sumber daya manusia, pengamanan sertapendayagunaan sumber daya alam, sumber daya buatan dan segenapprasarana fisik dan prasarana psikis bangsa dan negara;g.bahwa Undang-undang Nomor 29 Tahun 1954 tentang Pertahanan NegaraRepublik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 84, TambahanLembaran Negara Nomor 646) yang didasarkan pada Undang-Undang DasarSementara Republik Indonesia Tahun 1950 *5262 tidak sesuai lagi denganperkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia serta pertumbuhanAngkatan Bersenjata Republik Indonesia, sehingga undang-undangtersebut perlu dicabut dan diganti;h.bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan dalam rangkapembangunan pertahanan keamanan negara Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Garis-garis Besar Haluan Negara perlu ditetapkanUndang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan KeamananNegara Republik Indonesia;

Mengingat :

1.Pasal 5 ayat (1 ), Pasal 1 0, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 17, Pasal 20ayat (1), Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;

2.Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia NomorIV/MPR/1978 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara;

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Dengan mencabut:

Undang-undang Nomor 29 Tahun 1954 tentang Pertahanan Negara RepublikIndonesia (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 84, Tambahan LembaranNegara Nomor 646);

Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEAMANANNEGARA REPUBLIK INDONESIA.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan

1.Pertahanan Keamanan Negara ada pertahanan keamanan negara RepublikIndonesia sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara, yang mencakupupaya dalam bidang pertahanan yang ditujukan terhadap segala ancamandari luar negeri dan upaya dalam bidang keamanan yang ditujukanterhadap ancaman dari dalam negeri;

2.Bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yangteratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi olehkecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara IndonesiaSerta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara dankerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luarnegeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dankedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah danyurisdiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-UndangDasar 1945;

3.Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warganegara sebagai penunaian hak dan kewajiban dalam rangka *5263penyelenggaraan pertahanan keamanan negara;

4.Perlawanan Rakyat Semesta adalah kesadaran, tekad sikap danpandangan seluruh rakyat Indonesia untuk menangkal, mencegah,menggagalkan dan menumpas setiap ancaman yang membahayakan NegaraKesatuan Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-UndangDasar 1945, dengan mendayagunakan segenap sumber daya nasional danprasarana nasional;

5.Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta adalah tatanan segenapkomponen kekuatan pertahanan keamanan negara, yang terdiri ataskomponen dasar Rakyat Terlatih, komponen utama Angkatan BersenjataRepublik Indonesia beserta Cadangan Tentara Nasional Indonesia,komponen khusus Perlindungan Masyarakat dan komponen pendukung sumberdaya alam, sumber daya buatan dan prasarana nasional, secaramenyeluruh, terpadu dan terarah;

6.Pendidikan Pendahuluan Bela Negara adalah pendidikan dasar belanegara guna menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsadan bernegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagaiideologi negara, kerelaan berkorban untuk negara, serta memberikankemampuan awal bela negara;

7.Rakyat Terlatih adalah komponen dasar kekuatan pertahanan keamanannegara, yang mampu melaksanakan fungsi Ketertiban Umum, PerlindunganRakyat, Keamanan Rakyat dan Perlawanan Rakyat dalam rangkapenyelenggaraan pertahanan keamanan negara;

8.Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Sukarela adalah warganegara yang diikutsertakan secara sukarela dalam upaya bela negaramelalui pengabdian dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;

9.Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Wajib adalah warganegara yang diikutsertakan secara wajib. dalam upaya bela negaramelalui pengabdian dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia selamajangka waktu tertentu;

10.Anggota Cadangan Tentara Nasional Indonesia adalah warga negarayang diikutsertakan secara wajib atau secara sukarela dalam upaya belanegara melalui pengabdian dalam Cadangan Tentara Nasional Indonesia;

11.Perlindungan Masyarakat adalah komponen khusus kekuatan pertahanankeamanan negara yang mampu berfungsi membantu masyarakat menanggulangibencana maupun memperkecil akibat malapetaka;

12.Sumber daya nasional adalah sumber daya manusia, sumber daya alamdan sumber daya buatan;

13. Ancaman adalah ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan;

14. Warga negara adalah warga negara Republik Indonesia;

15.Angkatan Bersenjata adalah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;*5264 16.Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidangpertahanan keamanan negara;

17.Panglima Angkatan Bersenjata adalah Panglima Angkatan BersenjataRepublik Indonesia.

Pasal 2

Rakyat Indonesia adalah sumber kekuatan bangsa yang menjadi kekuatandasar upaya pertahanan keamanan negara.

Pasal 3

Pertahanan keamanan negara bertujuan untuk menjaga tetap tegaknyaNegara Kesatuan Republik Indonesia berdasar Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945 terhadap segala ancaman baik dari luar negeri

maupun dari dalam negeri dan tercapainya tujuan nasional.

Pasal 4

(1)Hakikat pertahanan keamanan negara adalah perlawanan rakyatsemesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akantanggung jawab tentang hak dan kewajiban warga negara sertaberdasarkan keyakinan akan kekuatan sendiri, keyakinan akan kemenangandan tidak mengenal menyerah, baik penyerahan diri maupun penyerahanwilayah.

(2)Penyelenggaraan perlawan rakyat semesta sebagaimana dimaksud ayat

(1)pasal ini dilaksanakan dengan sistem pertahanan keamanan rakyatsemesta.

Pasal 5

Pertahanan keamanan negara Republik Indonesia berfungsi untuk

a.memelihara dan meningkatkan ketahanan nasional dengan menanamkanserta memupuk kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa danbernegara Indonesia, menghayati dan mengamalkan Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945 sehingga memiliki sikap mental yang meyakinihak dan kewajiban serta tanggung jawab sebagai warga negara yang relaberkorban untuk membela bangsa dan negara serta kepentingannya;

b.membangun, memelihara dan mengembangkan secara terpadu dan terarahsegenap komponen kekuatan pertahanan keamanan negara, denganmemantapkan kemanunggalan segenap komponen kekuatan pertahanankeamanan negara dengan seluruh rakyat Indonesia;

c.mewujudkan seluruh kepulauan Nusantara beserta yurisdiksinasionalnya sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan negara dalamrangka perwujudan Wawasan Nusantara.

. BAB II UPAYA PENYELENGGARAAN PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA *5265 Pasal6

Upaya pertahanan keamanan negara diselenggarakan melalui:

a.upaya pertahanan dengan membangun serta membina daya dan kekuatantangkal negara dan bangsa yang mampu meniadakan setiap ancaman dariluar negeri dalam bentuk dan wujud apapun;b.upaya keamanan dengan memperkuat daya dan kekuatan tangkal negaradan bangsa yang mampu meniadakan setiap ancaman dari dalam negeridalam bentuk dan wujud apapun.

Pasal 7

Upaya pertahanan maupun upaya keamanan diwujudkan dalam sistempertahanan keamanan rakyat semesta dengan mendayagunakan sumber dayanasional dan prasarana nasional secara menyeluruh, terpadu danterarah, adil dan merata serta diselenggarakan oleh Pemerintah dandipersiapkan secara dini.

Pasal 8

Perlawanan rakyat semesta memiliki sifat-sifat

a.Kerakyatan, yaitu keikutsertaan seluruh rakyat warga negara sesuaidengan kemampuan dan keahlian dalam komponen kekuatan pertahanankeamanan negara;

b.Kesemestaan, yaitu seluruh daya bangsa dan negara mampumemobilisasikan diri guna menanggulangi setiap bentuk ancaman dariluar negeri maupun dari dalam negeri;

c.Kewilayahan, yaitu seluruh wilayah negara merupakan tumpuanperlawanan dan segenap lingkungan didayagunakan untuk mendukung setiapbentuk perlawanan secara berlanjut.

Pasal 9

Perlawanan rakyat semesta diwujudkan dengan

a.mempersenjatai rakyat secara psikis dengan ideologi Pancasila dansecara fisik dengan keterampilan bela negara yang diselenggarakan olehPemerintah;

b.mendayagunakan kemanunggalan Angkatan Bersenjata termasuk anggotaCadangan Tentara Nasional Indonesia dalam dinas aktif sebagai kekuatanpertahanan keamanan negara dengan seluruh rakyat Indonesia sebagaisumber kekuatan.

Pasal 10

Sistem pertahanan keamanan rakyat semesta dibina untuk mewujudkan dayadan kekuatan tangkal dengan membangun, memelihara dan mengembangkansecara terpadu dan terarah segenap komponen kekuatan pertahanankeamanan negara, yang terdiri atas:

a.Rakyat Terlatih sebagai komponen dasar;b.Angkatan Bersenjata beserta Cadangan Tentara Nasional Indonesiasebagai komponen utama;c.Perlindungan Masyarakat sebagai komponen khusus;d.Sumber daya alam, sumber daya buatan dan prasarana nasional sebagaikomponen pendukung.

*5266 Pasal 11

Rakyat Terlatih merupakan komponen dasar bagi kesemestaan dankeserbagunaan penyelenggaraan pertahanan keamanan negara yang mampumelaksanakan fungsi Ketertiban Umum, Perlindungan Rakyat, KeamananRakyat dan Perlawanan Rakyat.

Pasal 12

Angkatan Bersenjata sebagai kekuatan pertahanan keamanan negara bagikesiapsiagaan dan ketanggapsegeraan penyelenggaraan pertahanankeamanan negara melaksanakan fungsi selaku penindak dan penyanggahawal terhadap setiap ancaman dari luar negeri maupun dari dalamnegeri, serta pelatih rakyat bagi pelaksanaan tugas pertahanankeamanan negara.

Pasal 13

Perlindungan Masyarakat merupakan komponen khusus kekuatan pertahanankeamanan negara bagi keselamatan masyarakat dalam penyelenggaraanpertahanan keamanan negara, melaksanakan fungsi menanggulangi akibat

bencana perang, bencana alam atau bencana lainnya maupun memperkecilakibat malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda.

Pasal 14

Sumber daya alam, sumber daya buatan dan prasarana nasional sebagaikomponen pendukung kekuatan pertahanan keamanan negara didayagunakanbagi peningkatan daya dan hasil guna serta kelancaran dan kelangsunganupaya pertahanan keamanan negara.

Pasal 15

Pendayagunaan sumber daya nasional dan prasarana nasional bagipertahanan keamanan negara dilandaskan pada kebijaksanaan untuksenantiasa menjamin kemampuan bangsa dan negara dalam meniadakansetiap ancaman dari luar negeri maupun dari dalam negeri.

Pasal 16

Pelaksanaan ketentuan Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 9 dalam bab inidiatur lebih lanjut dengan peraturan perundang-undangan.

BAB III HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM PEMBELAAN NEGARA

Pasal 17

(1)Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaandalam upaya bela negara tidak dapat dihindarkan, kecuali menurutketentuan-ketentuan yang ditetapkan dengan undang-undang.

(2)Upaya bela negara merupakan kehormatan yang dilakukan oleh setiapwarga negara secara adil dan merata.

Pasal 18

*5267 Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengankeikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui :

a.Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak terpisahdalam sistem pendidikan nasional;b.keanggotaan Rakyat Terlatih secara wajib;c.keanggotaan Angkatan Bersenjata secara sukarela atau secara wajib;d.keanggotaan Cadangan Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atausecara wajib;e.keanggotaan Perlindungan Masyarakat secara sukarela.

pasal 19

(1)Pendidikan Pendahuluan Bela Negara diselenggarakan gunamemasyarakatkan upaya bela negara serta menegakkan hak dan kewajibanwarga negara dalam upaya bela negara.

(2)Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagaimana dimaksud ayat (1)pasal ini wajib diikuti oleh setiap warga negara, dan dilaksanakansecara bertahap yaitu :

a.tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah atas dandalam Gerakan Pramuka;

b.tahap lanjutan dalam bentuk pendidikan kewiraan pada tingkat

pendidikan tinggi.

Pasal 20

(1)Rakyat Terlatih merupakan salah satu bentuk keikutsertaan warganegara dalam upaya bela negara secara wajib yang menunjukkan sifatkesemestaan dan keserbagunaannya dalam penyelenggaraan pertahanankeamanan negara.

(2)Warga negara diikutsertakan secara bergilir dan berkala gunamenunaikan Wajib Prabakti dan Wajib Bakti.

(3)Warga negara yang telah menunaikan Wajib Prabakti disusun dalamKesatuan Rakyat Terlatih :

a.berhak tetap di dalam bidang pengabdian atau pekerjaannya danmelakukan peranan sebagai anggota Rakyat Terlatih;

b.berhak setelah memperoleh persetujuan dari fihak yang berwenangmeninggalkan bidang pengabdian atau pekerjaannya untuk secara sukarelamemilih bidang pengabdian kepada negara sebagai anggota AngkatanBersenjata;

c.dapat dikenakan kewajiban dinas Angkatan Bersenjata denganmeninggalkan bidang pengabdian atau pekerjaannya untuk waktu tertentutanpa putusnya hubungan kerja;

d.berhak tetap di dalam bidang pengabdian atau pekerjaannya untuksecara sukarela memilih menjadi anggota Cadangan Tentara NasionalIndonesia.

(4)Rakyat Terlatih dibina menurut lingkungan pendidikan, lingkunganpemukiman atau lingkungan pekerjaannya. *5268 (5)Pelaksanaanketentuan-ketentuan pasal ini diatur lebih lanjut denganundang-undang. Pasal 21

(1)Anggota Angkatan Bersenjata diperoleh secara a.sukarela, darianggota Rakyat Terlatih yang memenuhi persyaratan;

b.wajib, dari anggota Rakyat Terlatih yang diperlukan kemampuan dankeahliannya bagi penyelenggaraan pertahanan keamanan negara.Ketentuan-ketentuan tentang anggota Angkatan Bersenjata Sukarela dananggota Angkatan Bersenjata Wajib masing-masing diatur lebih lanjutdengan undang-undang.

Pasal 22

(1)Anggota Cadangan Tentara Nasional Indonesia diperoleh secara:

a.wajib, dari anggota Tentara Nasional Indonesia yang telahmenyelesaikan masa dinasnya sebagai anggota Angkatan BersenjataSukarela maupun anggota Angkatan Bersenjata Wajib;

b.sukarela, dari anggota Rakyat Terlatih dan anggota Kepolisian NegaraRepublik Indonesia yang telah menyelesaikan masa dinasnya sebagaianggota Angkatan Bersenjata dan memenuhi persyaratan.

(2)Ketentuan-ketentuan tentang anggota Cadangan Tentara NasionalIndonesia diatur lebih lanjut dengan undang-undang.

Pasal 23

Anggota Angkatan bersenjata Sukarela, anggota Angkatan BersenjataWajib serta anggota Cadangan Tentara Nasional Indonesia dalam dinasaktif adalah Prajurit Pejuang Sapta Marga.

Pasal 24

(1)Anggota Perlindungan Masyarakat diperoleh secara sukarela dariwarga negara yang bukan anggota Rakyat Terlatih, Angkatan Bersenjataatau Cadangan Tentara Nasional Indonesia.

(2)Warga negara yang secara sukarela menjadi anggota PerlindunganMasyarakat berhak tetap di dalam bidang pengabdian atau pekerjaannya.

(3)Ketentuan-ketentuan tentang Perlindungan Masyarakat diatur lebihlanjut dengan undang-undang.

Pasal 25

Warga negara yang telah menyelesaikan pengabdiannya dalam suatu bentukpengikutsertaan dalam pertahanan keamanan negara sebagaimana dimaksudpasal-pasal dalam bab ini, berdasarkan jasa-jasanya dapat dianugerahitanda kehormatan dan atau gelar kehormatan sebagai Veteran RepublikIndonesia yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut *5269 dengan atauberdasarkan undang-undang.

BAB IV ANGKATAN BERSENJATA

Pasal 26

Angkatan Bersenjata mempunyai fungsi sebagai kekuatan pertahanankeamanan negara dan sebagai kekuatan sosial.

Pasal 27

(1)Angkatan Bersenjata sebagai kekuatan pertahanan keamanan negaraadalah alat negara yang melasanakan fungsi sebagaimana dimaksud 12undang-undang ini.

(2)Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini,Angkatan Bersenjata memelihara dan meningkatkan kemampuan komponenkekuatan pertahanan keamanan negara lainnya yang meliputi kemampuankekuatan di darat, laut, udara serta penertiban dan penyelamatanmasyarakat.

Pasal 28

(1)Angkatan Bersenjata sebagai kekuatan sosial bertindak selakudinamisasi dan stabilisator yang bersama-sama kekuatan sosial lainnyamemikul tugas dan tanggung jawab mengamankan dan menyukseskanperjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan serta meningkatkankesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

(2)Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal iniAngkatan Bersenjata diarahkan agar secara aktif mampu meningkatkan danmemperkokoh ketahanan nasional dengan ikut serta dalam pengambilankeputusan mengenai masalah kenegaraan dan pemerintahan, mengembangkandemokrasi Pancasila dan kehidupan konstitusional berdasar UndangUndang Dasar 1945 dalam segala usaha dan kegiatan pembangunan

nasional.

Pasal 29

Angkatan Bersenjata terdiri atas:

a.Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat beserta cadangannya;b.Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut beserta cadangannya;c.Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara beserta cadangannya;d.Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 30

(1)Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat bertugas:

a.selaku penegak kedaulatan negara di darat mempertahankan keutuhanwilayah daratan nasional bersamaan dengan segenap komponen kekuatanpertahanan keamanan negara lainnya;

b.mengembangkan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan keamanannegara di daratan; *5270c.menjamin keamanan segala usaha dan kegiatan dalam rangka halsebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b ayat (1) pasal ini.

(2)Tentara Nasional Indonesia Angkatan laut bertugas :

a.Selaku penegak kedaulatan negara di laut mempertahankan keutuhanseluruh perairan dalam yurisdiksi nasional serta melindungikepentingan nasional di dan atau lewat laut bersama-sama dengansegenap komponen kekuatan pertahanan keamanan negara lainnya;

b.mengembangkan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan keamanannegara di bidang maritim;

c.menjamin keamanan segala usaha dan kegiatan dalam rangka halsebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b ayat (2) pasal ini.

(3)Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara bertugas :

a.selaku penegak kedaulatan negara di udara mempertahankan keutuhanwilayah dirgantara nasional bersama-sama dengan segenap komponenkekuatan pertahanan keamanan negara lainnya;

b.mengembangkan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan keamanannegara di dirgantara;

c.menjamin keamanan segala usaha dan kegiatan dalam rangka halsebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b ayat (3) pasal ini.

(4)Negara Republik Indonesia bertugas :

a.selaku alat negara penegak hukum memelihara serta meningkatkantertib hukum dan bersama-sama dengan segenap komponen kekuatanpertahanan keamanan negara lainnya membina ketenteraman masyarakatdalam wilayah negara guna mewujudkan keamanan dan ketertibanmasyarakat;

b.melaksanakan tugas kepolisian selaku pengayom dalam memberikanperlindungan dan pelayanan kepada masyarakat bagi tegaknya ketentuanperaturan perundang-undangan;

c.membimbing masyarakat bagi terciptanya kondisi yang menunjangterselenggaranya usaha dan kegiatan sebagaimana dimaksud huruf a danhuruf b ayat (4) pasal ini.

Pasal 31

(1)Angkatan Bersenjata dapat dikerahkan untuk melaksanakan tugas-tugasperdamaian internasional.

(2)Pelaksanaan ketentuan pasal ini diatur lebih lanjut denganperaturan perundang-undangan.

BAB V *5271 PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DAN SUMBER DAYA BUATANSERTA PEMBINAAN PRASARANA NASIONAL BAGI PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA

Pasal 32

(1)Pengamanan sumber daya alam dan sumber daya buatan dilaksanakandengan konservasi dan diversifikasi serta didayagunakan bagikepentingan pertahanan keamanan negara.

(2)Pengembangan sumber daya alam dan sumber daya buatan dalam rangkapendayagunaannya dilakukan dengan :

a.mendayagunakan sumber daya alam dan sumber daya buatan yang bernilaistrategis, dengan jalan mengelolanya menjadi cadangan materiilstrategis untuk mencukupi kebutuhan dalam jangka waktu tertentu padakeadaan darurat;

b.menentukan dan atau menetapkan cadangan material strategis dalamrangka mewujudkan sistem logistik wilayah di daerah-daerah sesuaidengan persyaratan dan tuntutan upaya pertahanan keamanan negara;

(3)Pengamanan sumber daya alam dan sumber daya buatan dalam rangkapendayagunaannya bagi kepentingan penyelenggaraan pertahanan keamanannegara dilakukan dengan :

a.mengkonservasikan sumber daya alam dan sumber daya buatan yangbernilai strategis untuk dapat didayagunakan data jangka panjang;

b.mengembangkan dan mewujudkan diversifikasi sumber daya alam dansumber daya buatan yang bernilai strategis.

Pasal 33

(1)Pembinaan prasarana nasional bagi pertahanan keamanan negaradiselenggarakan untuk mengurangi ketergantungan dari luar negerimelalui :

a.pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasadihubungkan dengan peningkatan kemampuan penyelenggaraan pertahanankeamanan negara;

b.pengamanan dan pendayagunaan prasarana psikis sebagai hasilperkembangan budaya bangsa di bidang politik, ekonomi dan sosialbudaya, dalam rangka mendukung kelestarian upaya pertahanan keamanannegara;

c.pengamanan dan pendayagunaan prasarana fisik, sebagai hasil

pertumbuhan ekonomi, industri dan kemajuan ilmu pengetahuan sertateknologi bangsa, dalam rangka meningkatkan hasil guna dan mendukungkelancaran penyelenggaraan pertahanan keamanan negara.

(2)Pembinaan sarana dan prasarana fisik, dalam rangka penyiapan danpendayagunaannya bagi pertahanan keamanan negara dilaksanakan secaraberangsur guna mengurangi ketergantungan dari luar negeri melalui:*5272

a.pembangunan sarana dan prasarana ekonomi yang selalu dikaitkan sertadisesuaikan dengan kepentingan pertahanan keamanan negara;

b.pembangunan sarana dan prasarana industri dengan senantiasamenghubungkannya dengan upaya peningkatan kemampuan penyelenggaraanpertahanan keamanan negara;

c.pembangunan industri yang dapat dikonversikan maupunditransformasikan menjadi bagian tidak terpisah dari kemampuanproduksi peralatan dan perlengkapan pertahanan keamanan negara;

d.pembangunan prasarana dan peningkatan kemampuan angkutan darat,angkutan laut, angkutan udara dan sistem komunikasi elektronika dengansenantiasa mempertimbangkan persyaratan dan tuntutan upaya pertahanankeamanan negara;

e.pembangunan industri pertanian dan industri pertambangan sertaprasarananya dengan senantiasa mempertimbangkan persyaratan dantuntutan upaya pertahanan keamanan negara.

Pasal 34

Pelaksanaan pasal-pasal dalam bab ini diatur lebih lanjut dengan atauberdasarkan undang-undang.

BAB VI PENGELOLAAN PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA

Pasal 35

(1)Pengelolaan pertahanan negara dilakukan secara nasional danditujukan untuk menjamin serta mendukung kepentingan nasional dansemua kebijaksanaan nasional.

(2)Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Tentara NasionalIndonesia Angkatan Darat, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut,Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, dan Kepolisian NegaraRepublik Indonesia maupun atas pengelolaan pertahanan keamanan negara.

(3)Presiden menetapkan kebijaksanaan pertahanan keamanan negara dengandibantu oleh Dewan Pertahanan Keamanan Nasional, yang menyelenggarakanpenelaahan ketahanan nasional aspek keamanan nasional.

(4)Dewan Pertahanan Keamananan Nasional dibentuk dengan KeputusanPresiden.

(5)Presiden dapat membentuk badan-badan yang diperlukan dalammelaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini.

Pasal 36

(1)Dalam melaksanakan pengelolaan pertahanan keamanan negara, Presiden

dibantu seorang Menteri. *5273 (2)Menteri menyelenggarakan pembinaankemampuan pertahanan keamanan negara dan upaya mendayagunaan sumberdaya nasional yang tersedia untuk kepentingan pertahanan keamanannegara.

(3)Departemen yang membidangi pertahanan keamanan negara bekerja samadengan departemen dan instansi pemerintah lainnya guna menyusun danmelaksanakan rencana strategi dalam rangka pengelolaan pertahanankeamanan negara.

Pasal 37

(1)Dalam melaksanakan kewenangan komando penyelenggaraan pertahanankeamanan negara, Presiden dibantu oleh Panglima Angkatan Bersenjata.

(2)Panglima Angkatan Bersenjata memimpin Markas Besar AngkatanBersenjata dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab atas pembinaandan penggunaan Angkatan Bersenjata.

(3)Panglima Angkatan Bersenjata melakukan pembinaan dan penggunaansegenap komponen kekuatan pertahanan keamanan negara sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku.

(4)Panglima Angkatan Bersenjata bersama-sama Kepala Staf Angkatan danKepala Kepolisian Republik Indonesia membantu Menteri dalammelaksanakan tugas dan tanggung jawab di bidang administrasi pembinaankemampuan pertahanan keamanan negara.

Pasal 38

(1)Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, tentara NasionalIndonesia Angkatan laut dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udaramasing-masing dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan.

(2)Kepala Staf Angkatan memimpin Markas Besar Angkatan dalammelaksanakan tugas dan tanggung jawab atas pembinaan kemampuanAngkatan.

(3)Kepala Staf Angkatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudayat (2) pasal ini bertanggung jawab kepada Panglima AngkatanBersenjata.

Pasal 39

(1)Kepolisian Negara Republik Indonesia dipimpin oleh KepalaKepolisian Republik Indonesia.

(2)Kepala Kepolisian Republik Indonesia memimpin Markas BesarKepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dantanggung jawab atas :

a.penyelelenggaraan kegiatan operational kepolisian dalam rangkapelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 30 ayat (4) undang-undangini;

b.pembinaan kemampuan Kepolisian Negara Republik *5274 Indonesia..

(3)Kepala Kepolisian Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dantanggungjawab sebagaimana dimaksud pada:

a.ayat (2) huruf a pasal ini, bertanggung jawab kepada Menteri;

b.ayat (2) huruf b pasal ini, bertanggung jawab kepada PanglimaAngkatan Bersenjata.

Pasal 40

(1)Presiden menyatakan berlakunya keadaan bahaya untuk seluruh wilayahnegara ataupun sebagian dari padanya sesuai dengan intensitas ancamanyang dapat membahayakan kehidupan masyarakat atau kelangsungan hidupbangsa dan negara serta keutuhan wilayah maupun persatuan dan kesatuannasional.

(2)Pelaksanaan ketentuan ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjutberdasarkan undang-undang.

Pasal 41

(1)Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden memaklumkanperang atau membuat perdamaian.

(2)Dalam hal dimaklumkan perang, maka pemerintahan negaradiselenggarakan berdasarkan undang-undang.

Pasal 42

Mobilisasi dan demobilisasi diatur dengan undang-undang.

BAB VII HUKUM MILITER

Pasal 43

(1)Hukum Militer dibina dan dikembangkan sesuai dengan kepentinganpenyelenggaraan pertahanan keamanan negara dan diatur lebih lanjutdengan atau berdasarkan undang-undang.

(2)Angkatan Bersenjata mempunyai peradilan tersendiri, dankomandan-komandan mempunyai wewenang penyerahan perkara sesuai denganketentuan undang-undang yang berlaku.

BAB VIII PEMBIAYAAN PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA

Pasal 44

Pembiayaan pertahanan keamanan negara diatur dalam Anggaran Pendapatandan Belanja Negara.

BAB IX KETENTUAN PERALIHAN

*5275 Pasal 45

(1)Organisasi atau badan yang merupakan unsur penyelenggara pertahanankeamanan negara yang sudah ada pada saat mulai berlakunyaundang-undang ini tetap berlaku sampai diubah atau diganti denganorganisasi atau badan baru sesuai dengan ketentuan dalam undang-undangini.

(2)Segala ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai atauberhubungan dengan penyelenggaraan fungsi pertahanan keamanan negarayang sudah ada pada saat mulai berlakunya undang-undang ini tetap

berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalamundang-undang ini dan selama tidak diganti dengan peraturan lain olehatau berdasarkan undang-undang ini.

(3)Dengan dimasukkannya Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalamjajaran Angkatan Bersenjata dan dibina dalam lingkungan departemenyang membidangi pertahanan keamanan negara, maka ketentuan-ketentuandalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1961 tentang Ketentuan-ketentuanPokok Kepolisian Negara Republik Indonesia, sepanjang belum diaturdalam peraturan perundang-undangan lain dan tidak bertentangan denganundang-undang ini tetap berlaku selama belum diganti denganundang-undang baru.

BAB X KETENTUAN PENUTUP

Pasal 46

Hal-hal yang belum diatur dalam undang-undang ini akan diatur denganperaturan perundang-undangan tersendiri.

Pasal 47

Undang-undang ini dapat disebut "Undang-undang Pertahanan KeamananNegara" dan mulai berlaku pada saat diundangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganundang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 19 September 1982 PRESIDEN REPUBLIKINDONESIA

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 19 September 1982MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

SUDHARMONO, S.H.

PENJELASAN *5276 ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEAMANAN NEGARAREPUBLIK INDONESIA

UMUM

1.Dalam kehidupan suatu negara, aspek pertahanan keamanan merupakanfaktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negaratersebut. Tanpa mampu mempertahankan diri terhadap ancaman dari luarnegeri serta tanpa mampu menjamin keamanan terhadap ancaman dari dalamnegeri, sesuatu negara tidak akan dapat mempertahankan hidupnya.BangsaIndonesia yang memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus1945 bertekad bulat untuk membela serta mempertahankan dan menegakkankemerdekaan serta kedaulatan negara dan bangsanya berdasar Pancasiladan Undang-Undang Dasar 1945. Pandangan hidup bangsa Indonesia tentangpertahanan keamanan negara sebagaimana ditentukan dalam Pembukaan danbatang tubuh Undang-Undang Dasar 1945, ialah:

a.kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahandi atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai denganperikemanusiaan dan perikeadilan;

b.pemerintah negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruhtumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskankehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;

c.menjadi hak dan kewajiban setiap warga negara untuk ikut serta dalamusaha pembelaan negara;

d.bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasaioleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

2.Dari pandangan hidup tersebut jelaslah bahwa bangsa Indonesia dalampenyelenggaraan pertahanan keamanan negaranya menganut prinsip

a.bahwa bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankankemerdekaan negara yang telah diperjuangkannya, yang meliputi segenaprakyat Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Oleh sebab itutidak sejengkalpun wilayah Republik Indonesia yang boleh jatuh ketangan asing; termasuk segala kekayaan yang terkandung di dalamnyaserta yang tercakup dalam yurisdiksi nasional;

b.bahwa upaya pembelaan bagi pertahanan keamanan negara merupakantanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh sebab itutidak seorang warga negarapun boleh dihindarkan dari kewajiban ikutserta dalam pembelaan negara, kecuali ditentukan dengan undang-undang.

*5277 Selain itu, dalam prinsip ini terkandung pula pengertian bahwaupaya pertahanan keamanan negara harus dilakukan berdasarkan asaskeyakinan akan kekuatan sendiri, keyakinan akan kemenangan dan tidakkenal menyerah, serta tidak mengandalkan pada bantuan atauperlindungan negara dan atau kekuatan asing;

c.bahwa bangsa Indonesia cinta perdamaian, akan tetapi lebih cintapada kemerdekaan dan kedaulatannya. Bagi bangsa Indonesia perangadalah tindakan tidak berperikemanusiaan, tidak sesuai dengan martabatmanusia. Walaupun demikian bangsa Indonesia menyadari, bahwa strukturpolitik dunia dengan berbagai kepentingan nasional dan ideologi yangsaling bertentangan, tidak sanggup secara pasti dan berlanjut untukmencegah pecahnya perang, setidak-tidaknya untuk jangka waktu yanglama. Oleh karena itu bangsa Indonesia menyadari hak dan kewajibannyauntuk ikut serta dalam setiap usaha perdamaian.

Dalam hubungan itu penyelesaian pertikaian atau pertentangan yangmungkin timbul antara Indonesia dengan bangsa lain akan selaludiusahakan melalui cara-cara damai. Bagi bangsa Indonesia perangadalah jalan terakhir dan hanya dilakukan bila semua usahapenyelesaian secara damai telah ditempuh dan ternyata tidak membawahasil.

Perang hanya dilakukan dalam keadaan terpaksa untuk mempertahankankemerdekaan, kedaulatan serta kepentingan nasional dan sedapat mungkindiusahakan agar wilayah nasional tidak menjadi ajang perang. Prinsipini sekaligus memberi gambaran tentang pandangan bangsa Indonesiatentang perang dan damai;

d.bahwa bangsa Indonesia menentang segala macam penjajahan dalamberbagai bentuk dan penampilannya dan menganut politik bebas aktif.Oleh karena itu pertahanan keamanan negara keluar bersifat defensifaktif yang berarti tidak agresif dan tidak ekspansif dan sejauh

kepentingan nasional tidak terancam, tidak akan mulai menyerang;sedangkan kedalam bersifat preventif aktif yang berarti sedini mungkinmengambil langkah dan tindakan guna mencegah dan mengatasi setiapkemungkinan timbulnya ancaman dalam bentuk apapun dari dalam negeri.Atas dasar sikap dan pandangan ini, bangsa Indonesia tidak membenarkandirinya terikat atau ikut serta dalam suatu ikatan pertahanan keamanandengan negara lain.Kerjasama di bidang pertahanan keamanan gunameningkatkan kamampuan dan keterampilan serta operasi keamananperbatasan,tidak merupakan suatu ikatan pertahanan keamanan;

e.bahwa bentuk perlawanan rakyat Indonesia dalam rangka membela sertamempertahankan kemerdekaan bersifat kerakyatan dan kesemestaan, yangberarti melibatkan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasionalserta prasarana nasional juga bersifat kewilayahan, dalam arti seluruhwilayah negara merupakan tumpuan perlawanan. Perlawanan rakyat semestadilaksanakan sesuai dengan perkembangan zaman.

*5278 3.Sejarah perkembangan bangsa Indonesia membuktikan, bahwabangsa Indonesia dalam membela dan mempertahankan kemerdekaansenantiasa mendasarkan diri pada semangat perjuangan seluruh rakyatyang didorong oleh perasaan senasib dan sepenanggungan serta sikaprela berkorban untuk tanah air. Kenyataan ini sekaligus menunjukkanbahwa tumpuan perlawanan bangsa Indonesia dalam menghadapi musuhadalah pada rakyat, dan karenanya peranan rakyat dalammenyelenggarakan pertahanan keamanan negara merupakan faktor yangsangat menentukan.

Rakyat Indonesia adalah pejuang, sedangkan Angkatan Bersenjata yangtumbuh dan terdiri atas segenap lapisan dan golongan rakyat pejuangadalah prajurit pejuang yang selalu berjuang bahu-membahu denganrakyat. Oleh karena itu semangat perjuangan yang berwujud manunggalnyaAngkatan Bersenjata dengan rakyat tidak pernah pudar. Asaskekeluargaan melandasi kemanunggalan Angkatan Bersenjata dengan rakyatyang melahirkan tanggung jawab bersama dalam pengabdian mewujudkancita-cita bangsa, sehingga sejak semula perjuangan Angkatan Bersenjatadan rakyat tidak hanya meliputi bidang pertahanan keamanan negara,melainkan juga bidang ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.Hal tersebut melahirkan, menumbuhkan dan mengembangkan AngkatanBersenjata sebagai kekuatan pertahanan keamanan negara dan sebagaikekuatan sosial.

4.Wawasan Nusantara adalah pandangan geopolitik bangsa Indonesia dalammengartikan tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputiseluruh wilayah dan segenap kekuatan negara yang mencakuppolitik,ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan keamanan. Mengingatbentuk dan letak geografis Indonesia yang merupakan suatu wilayahlautan dengan pulau-pulau di dalamnya, dan mempunyai letak equatorialbeserta segala sifat dan corak khasnya, maka implementasi nyata dariWawasan Nusantara yang menjadi kepentingan pertahanan keamanan negaraharus ditegakkan. Realisasi penghayatan dan pengisian WawasanNusantara di satu pihak menjamin keutuhan wilayah nasional danmelindungi sumber-sumber kekayaan alam beserta pengelolanya, sedangkandilain pihak dapat menunjukkan kedaulatan negara RepublikIndonesia.Untuk dapat memenuhi tuntutan itu dalam perkembangan dunia,maka seluruh potensi pertahanan keamanan negara haruslah sedinimungkin ditata dan diatur menjadi suatu kekuatan yang utuh danmenyeluruh.Kesatuan pertahanan keamanan negara mengandung arti bahwaancaman terhadap sebagian wilayah manapun pada hakikatnya merupakanancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.

5.Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yangberisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuanmengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasisegala ancaman, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri dalambentuk apapun, yang langsung maupun tidak langsung membahayakanidentitas, keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan negara sertamencapai tujuan perjuangan nasionalnya. Keberhasilan pembangunannasional yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan nasionalsangat tergantung pada hasil upaya pertahanan negara yang berwujudstabilitas nasional yang dinamis.

Di lain pihak, upaya pertahanan keamanan negara juga hanya *5279 bisaberhasil dengan baik apabila didukung oleh upaya kesejahteraannasional.Oleh karena itu, betapapun pentingnya mendahulukanpembangunan nasional untuk perbaikan taraf hidup rakyat, tidak bolehdiabaikan upaya menciptakan suasana lingkungan yang tata tentram.

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia pada hakikatnya adalah konsepsipengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang tatatentram kerta raharja di dalam kehidupan nasional yang berdasarPancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hasil upaya dalam bidangkesejahteraan nasional menciptakan suasana kehidupan yang kertaraharja, disertai hasil upaya yang serasi dalam bidang keamanannasional yang menciptakan suasana lingkungan yang tata tentram,memberikan kemampuan kepada bangsa Indonesia untuk dapat memeliharakelangsungan hidup di dalam lingkungan yang penuh dengan tantangan.

Bertitik tolak dari makna ketahanan nasional inilah, bangsa Indonesiamembangun kemampuan nasionalnya semata-mata untuk menjamin tetaptegaknya kemerdekaan bangsa dan kedaulatan negara serta memilikikemampuan melaksanakan kewajibannya dalam kehidupan antar bangsa danbukan untuk digunakan sebagai sarana dalam politik adu kekuatan antarnegara. Dalam rangka ketahanan nasional pemeliharaan dan peningkatanketahanan di bidang pertahanan keamanan menjadi upaya pertahanankeamanan negara.

6.Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat ditetapkan,Pemerintah Negara Republik Indonesia berkewajiban untuk melindungisegenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikutmelaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaianabadi dan keadilan sosial. Berdasarkan ketentuan itu dapat ditarikkesimpulan, bahwasanya melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpahdarah Indonesia dari setiap bentuk ancaman dari luar negeri dan daridalam negeri pada hakikatnya merupakan salah satu fungsi pemerintahannegara. Ruang lingkup dari pertahanan keamanan negara tersebut tidakbisa lain harus mencakup upaya pertahanan untuk menangkal danmengatasi segala bentuk ancaman dari luar negeri dan upaya keamananuntuk mencegah dan mengatasi setiap ancaman dari dalam negeri.Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi poladan bentuk konflik sehingga membuat spektrum konflik menjadi sangatluas. mulai dari perang dingin diujung yang satu sampai perang totaldiujung yang lain, yang keseluruhannya mencakup segenap bidangkehidupan.

Hal yang demikian menjadikan segenap bidang kehidupan saling berkaitansedemikian rupa sehingga mempengaruhi bentuk ancaman dari luar negeridan dalam negeri. Perkembangan perang dewasa ini sering memanfaatkanunsur dan keadaan dalam negeri, karenanya upaya pertahanan dan upayakeamanan merupakan upaya dalam satu sistem yang utuh dan tidak dapat

dipisah-pisahkan.

Dari sejarah perjuangan bangsa dan perkembangan penyelenggaraanpertahanan keamanan negara selama ini dapat disimpulkan, bahwadibidang pertahanan keamanan negara ancaman yang harus ditangkal dandiatasi adalah :

*5280 a.ancaman terhadap kemerdekaan bangsa dan kedaulatan negaraRepublik Indonesia dalam bentuk agresi Belanda ke-I dan ke-II

b.ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentukantara lain gerakan federalis dan gerakan separatis Angkatan PerangRatu Adil (APRA), Pemberontakan Andi Azis, Republik Maluku Selatan(RMS), Pemerintah Revolusioner Republik lndonesia/Perjuangan Semesta(PRRI/PERMESTA), Papua Merdeka;

c.ancaman terhadap ideologi negara Pancasila dalam bentuk antara lainPeristiwa Madiun 1948 (PKI), Darul Islam/Tentara Islam Indonesia(DI/TII), Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia(G-30-S/PKI)dan gerakan ekstrim lain-lainnya;

d.ancaman terhadap Undang-Undang Dasar 1945 dalam bentuk usahapenyelewengan atau penyimpangan, peniadaan dan penggantian.

Berdasarkan pandangan hidup bangsa Indonesia dan kenyataan sejarahtersebut, maka tujuan utama pertahanan keamanan negara adalah untukmenjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarPancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 terhadap setiap ancaman dariluar negeri maupun dari dalam negeri, dan tercapainya tujuan nasional.

7.Upaya bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan pertahanan keamanannegara diawali dengan tegak berdirinya Negara Kesatuan RepublikIndonesia berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945. Sejak pada awaldetik proklamasi itu, upaya penyelenggaraan pertahanan keamanan negaradilaksanakan secara spontan oleh seluruh rakyat Indonesia dengansemangat juang yang berkobar-kobar disertai kerelaan berkorban, demitetap tegaknya Negara Proklamasi 17 Agustus 1945. Landasan bagi upayapenyelenggaraan pertahanan keamanan negara semata-mata adalahkonstitusi Negara Proklamasi itu sendiri, yaitu Undang-Undang Dasar1945 Bab XII Pasal 30 dan tekad bangsa Indonesia untuk menjamin tetaptegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengiringi spontanitasdan semangat juang masyarakat bangsa Indonesia itu, PemerintahRepublik Indonesia menata dan mewadahi, mengerahkan sertamengendalikan penyelenggaraan upaya pertahanan keamanan negara danatas dasar itu dirumuskan suatu konsepsi Perlawanan Rakyat Semestayang mengandung arti kesadaran, tekad, sikap dan pandangan rakyatIndonesia untuk melawan dan menghancurkan setiap bentuk ancaman.Tatanan, wadah dan arah kendali dari penyelenggaraan upaya pertahanankeamanan negara secara berkesinambungan telah dikembangkan olehPemerintah dan rakyat Indonesia. Keikut sertaan seluruh rakyatIndonesia secara spontan dalam penyelenggaraan upaya pertahanankeamanan negara, sejak awal kemerdekaan negara Republik Indonesiamembuktikan bahwa rakyat adalah sumber kekuatan dalam sistemPertahanan Keamanan Rakyat Semesta. Sistem ini merupakan penjabarandan Perwujudan dari Bab XII Pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945 danrumusan Perlawanan Rakyat Semesta merupakan hakikat dari pertahanankeamanan negara. Bertumpu dan bersumber pada landasan *5281konstitusional tersebut serta berbekal pengalaman upaya bangsaIndonesia menyelenggarakan pertahanan keamanan negara, baik pada kurunwaktu perang kemerdekaan pertama dan kedua, penghancuran serta

penyelesaian gerombolan-gerombolan pemberontak termasuk gerombolanTrikora dan Dwikora, dapat disimpulkan bahwa sistem pengikutsertaanwarga negara dalam pertahanan keamanan negara meliputi dua komponen :

a.Komponen Rakyat yang terdiri atas: 1)Kelaskaran, yang kemudianditertibkan dan dikembangkan,yaitu bagi mereka yang memenuhipersyaratan diterima menjadi anggota Tentara Nasional Indonesiasedangkan lainnya menjadi anggota Barisan Cadangan atau disebutBarisan,pada periode Perang Kemerdekaan ke-I;

2)Pasukan Gerilya Desa (Pager Desa) termasuk MobilisasiPelajar(Mobpel) sebagai bentuk perkembangan dari Barisan Cadangandalam periode Perang Kemerdekaan ke-II;

3)Organisasi Keamanan Desa (OKD) dan Organisasi Perlawanan Rakyat(OPR), sebagai bentuk kelanjutan Pager Desa, yang dikembangkan padaperiode 1958-1960;

4)Pertahanan Sipil, Perlawanan dan Keamanan Rakyat termasuk ResimenMahasiswa, sebagai bentuk kelanjutan dan penyempurnaan OrganisasiKeamanan Desa/Organisasi Perlawanan Rakyat,sejak tahun 1961; 5)PerwiraCadangan yang dibentuk sejak tahun 1963.

b.Komponen Angkatan Bersenjata yang terdiri atas :

1)Tentara Nasional Indonesia, sebagai hasil pengembangan danpenyempurnaan secara berangkai dan berturut-turut sebagai berikut:

a)Badan Keamanan Rakyat sebagai bagian dari Badan Penolong KeluargaKorban Perang yang dibentuk pada bulan Agustus 1945, merupakan bentukembrional dari Tentara;

b)Tentara Keamanan Rakyat, yang dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945dan kemudian diubah namanya menjadi Tentara Keselamatan Rakyat;

c)Tentara Republik Indonesia, yang dibentuk pada bulan Januari 1946;

d)Tentara Nasional Indonesia yang mengintegrasikan Tentara RepublikIndonesia dan anggota Kelaskaran yang memenuhi persyaratan pada bulanJuli 1947.

2)Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai hasil prosesperkembangan, secara berangkai dan berturut-turut sebagai berikut :

*5282 a)mula-mula merupakan bagian dari Departemen Dalam Negeri sampaidengan 1 Juli 1946;

b)kemudian dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1961 ditetapkan sebagaiAngkatan Bersenjata pada tahun 1961 sesudah melalui bentuk Jawatanyang berdiri sendiri dibawah Perdana Menteri sejak 1 Juli 1946 dankemudian menjadi Departemen pada tahun 1959;

c)sebagai Angkatan Bersenjata yang sejajar dan sederajat denganAngkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara sejak tahun 1964.

8.Berdasarkan jiwa Pembukaan dan Bab XII Pasal 30 Undang-Undang Dasar1945, pertahanan keamanan negara Republik Indonesia diselenggarakandengan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta, dengan pengerahansegenap warga negara berdasarkan hak dan kewajibannya secara terpadu,adil dan merata dan di bawah pimpinan Pemerintah.Perwujudan

penyelenggaraan pertahanan keamanan negara dengan sistem pertahanankeamanan rakyat semesta dan melalui upaya: a.memasyarakatkan upayapertahanan keamanan negara; b.menegakkan hak dan kewajiban warganegara dalam upaya bela negara; c.mengamankan dan mendaya gunakansumber daya nasional dan prasarana nasional untuk kepentinganpertahanan keamanan negara. 9.Undang-undang Nomor 29 Tahun 1954tentang Pertahanan Negara Republik Indonesia yang ditetapkanberdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara 1950, yang selama inimengatur penyelenggaraan pertahanan keamanan negara, sudah tidak lagisesuai dengan perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia,pertumbuhan Angkatan Bersenjata, serta perkembangan persyaratanpertahanan keamanan negara. Walaupun demikian terdapat beberapa materipokok yang masih sesuai dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan,diantaranya yang berhubungan dengan pandangan bangsa tentangpertahanan keamanan negara yaitu pertahanan rakyat dan sistemkeikutsertaan warga negara dalam pertahanan negara yang meliputiPendidikan Pendahuluan Pertahanan Rakyat (PPPR), Wajib Latih (Wala)dan Angkatan Perang yang terdiri dari anggota sukarela dan anggotawajib, dengan berbagai penyesuaian tertentu.

Materi pokok yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaandan kebutuhan diantaranya adalah dasar-dasar, pengelolaan pertahanannegara yang dilandasi paham demokrasi liberal yang diambil dari sistemkonstitusi pada saat undang-undang tersebut ditetapkan. Oleh sebab itumateri pokok yang berhubungan dengan susunan dan pimpinan pertahananantara lain mengenai pertanggungjawaban Menteri kepada DewanPerwakilan Rakyat, sudah tidak mungkin diterapkan dalam sistemUndang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu didalam Undang-undangtentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RepublikIndonesia dikembangkan penjabaran berbagai ketentuan pasal di dalam*5283 Undang-Undang Dasar 1945 dengan berpangkal tolak pada jiwaPembukaan dan Bab XII tentang Pertahanan Negara serta Pasal 30 yangdihubungkan dengan Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12 Undang-Undang Dasar1945. Selanjutnya, masih terdapat materi pokok tentang penyelenggaraanpertahanan keamanan negara yang belum sepenuhnya diatur dalamUndang-undang Nomor 29 Tahun 1954 dan perlu disempurnakanpengaturannya antara lain :

a.Undang-undang Nomor 29 Tahun 1954 ternyata hanya mengatur tentangAngkatan Perang yang terdiri dari Angkatan Darat,Angkatan Laut danAngkatan Udara, pendidikan pendahuluan pertahanan rakyat serta wajiblatih bagi rakyat; dengan demikian maka undang-undang tersebutsemata-mata mengatur sumber daya manusia saja. Sedangkan dalampenyelenggaraan pertahanan keamanan negara perlu diamankan dandidayagunakan segenap unsur sumber daya nasional dan prasarananasional, baik prasarana fisik maupun prasarana psikis secara terpadudan terarah. Dalam kaitannya dengan Pasal 31 dan Pasal 33Undang-Undang Dasar 1945, unsur-unsur sumber daya nasional perludiatur pengelolaan dan pendayagunaannya secara dini, baik pada masadamai,maupun dalam keadaan darurat, agar dapat diperoleh hasil gunabagi sebesar-besar kemakmuran rakyat dengan tidak mengabaikankepentingan pertahanan keamanan negara. Dengan demikian dalamundang-undang ini diatur penunaian hak dan kewajiban warga negarauntuk ikut serta dalam usaha pembelaan negara di dalam bentuk pengikutsertaan semenjak masa persiapan yang dilaksanakan secara dini sampaipendayagunaannya dalam penyelenggaraan tugas-tugas pertahanan keamanannegara; dalam pada itu diatur pula pokok-pokok pembinaan danpendayagunaan sumber daya alam sebagaimana dimaksud Pasal 33Undang-Undang Dasar 1945;

b.Dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 1954 tidak terdapat ketentuantentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang sejak awal tahun60-an telah dimasukkan menjadi bagian tidak terpisah dalam AngkatanBersenjata;

c.Berdasarkan konstitusi yang berlaku pada saat itu, dalamUndang-undang Nomor 29 Tahun 1954 tidak dikenal pengertian dankedudukan Angkatan Bersenjata sebagai kekuatan sosial yang telahmemiliki landasan konstitusional sejak diberlakukannya kembaliUndang-Undang Dasar 1945 dan sebagaimana telah disahkan denganKetetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1978.Oleh karenaitu peranan Angkatan Bersenjata baik sebagai komponen utama kekuatanpertahanan keamanan negara maupun sebagai unsur kekuatan sosialsewajarnyalah mendapat kedudukan yang jelas dalam Undang-undangtentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RepublikIndonesia, sehingga memperoleh landasan hukum dalam peraturanperundang-undangan *5284 Republik Indonesia sebagai penuanganketentuan Garis-garis Besar Haluan Negara-,

d.Sejalan dengan maksud ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Dasar 1945,maka Menteri merupakan pembantu Presiden, yang memimpin suatudepartemen sebagai penyelenggara kebijaksanaan serta pembinapertahanan keamanan negara. Jabatan Menteri yang membidangi pertahanankeamanan negara tersebut dengan demikian, bukanlah merupakan jabatanpolitik belaka, melainkan jabatan yang memerlukan persyaratan yangharus menguasai dan mengetahui seluk beluk hal-hal yang mengenailingkungan pekerjaannya. Dalam pada itu kedudukan Presiden sesuaidengan Undang-Undang Dasar 1945 berarti, memegang kekuasaan yangtertinggi dalam penyelenggaraan komando dan pengelolaan atas AngkatanBersenjata. Mengingat bahwa tugas kewajiban Presiden demikian luas danberaneka ragam, sedangkan tugas penyelenggaraan komando AngkatanBersenjata menuntut perhatian yang berlanjut dan berkesinambungan,maka ditetapkan jabatan Panglima Angkatan Bersenjata yangbertanggungjawab langsung kepada Presiden untuk menjalankan tugaskomando dan pengendalian kekuatan serta kemampuan Angkatan Bersenjata;

e.Hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pembelaan negarasebagaimana tercantum dalam pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945sesungguhnya sudah merupakan kebudayaan bangsa Indonesia selamaberabad-abad sebagaimana diketahui dari sejarah tanah air dan bangsaIndonesia masa lampau. Dalam undang-undang ini hak dan kewajibantersebut dijabarkan melalui sistem keanggotaan Angkatan Bersenjatasecara sukarela atau secara wajib,keanggotaan Cadangan TentaraNasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib, keanggotaanRakyat Terlatih secara wajib dan keanggotaan Perlindungan Masyarakatsecara sukarela;

f.Maka demi terlaksananya ketentuan yang terkandung dalam Pembukaandan Pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan MajelisPermusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1978 perlu dijabarkanketentuan-ketentuan pokok pertahanan keamanan negara yang mencerminkanciri-ciri demokrasi dalam penyelenggaraan pertahanan keamananan negaradengan melibatkan segenap sumber daya nasional dan segenap prasaranapsikis maupun prasarana fisik dalam satu sistem pertahanan keamananrakyat semesta.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas. Pasal 2

Rakyat Indonesia sebagai potensi bangsa dan modal dasar *5285 bagipembangunan kekuatan pertahanan keamanan negara harus dikembangkanmenjadi kekuatan bangsa. Setiap komponen kekuatan pertahanan keamanannegara berasal dari rakyat, dikembangkan oleh rakyat dan berjuanguntuk rakyat dengan jalan pengikut sertaan yang adil dan merata. Pasal3

Mengingat bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia, ideologi Pancasiladan Undang-Undang Dasar 1945 dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesiatelah berulang kali terancam bahaya, maka tujuan pertahanan keamanannegara perlu secara tegas ditentukan untuk menjamin tetap tegaknyaNegara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945 terhadap setiap ancaman baik dari luar negerimaupun dari dalam negeri dan tercapainya tujuan nasional. Pasal 4

ayat (1) Sepanjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak perangkemerdekaan telah berulang kali terbukti kebenaran dan keampuhanperlawanan rakyat semesta dalam menjamin tetap tegaknya NegaraKesatuan Republik Indonesia berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar1945, karena dilandasi keyakinan akan kekuatan sendiri,keyakinan akankemenangan dan tidak mengenal menyerah. ayat (2) Perlawanan rakyatsemesta diselenggarakan dengan sistem pertahanan keamanan rakyatsemesta sehingga seluruh rakyat dan wilayahnya serta segenap sumberdaya nasional dan prasarana nasional disusun, digerakkan dan dipimpinoleh Pemerintah dalam mewujudkan daya tangkal yang efektif denganhasil guna yang optimal. Pasal 5

Ketiga fungsi pertahanan keamanan negara, dalam pasal ini, berintikanperwujudan ketahanan nasional terutama dibidang mentalideologi,keterpaduan segenap komponen kekuatan pertahanan keamanannegara secara fisik yang manunggal dengan rakyat dan keutuhan wilayahnusantara beserta yurisdiksi nasionalnya sebagai satu kesatuanpertahanan keamanan negara. Perwujudan fungsi tersebut di atasdimaksudkan agar mampu menghadapi ancaman pada masa kini dan pada masamendatang untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darahIndonesia beserta kepentingan nasionalnya bagi tercapainya tujuannasional. Pasal 6

Cukup jelas. Pasal 7

Cukup jelas. Pasal 8

Sifat kerakyatan, kesemestaan dan kewilayahan adalah berdasarkan azaskekeluargaan dan kegotongroyongan, serta pengalaman sejarah perjuanganbangsa Indonesia dan perkembangan cara-cara berperang yang bersifattotal dalam arti subyek,obyek maupun metodanya. Seluruh potensi dankekuatan ideologi,politik,ekonomi, sosial-budaya dan pertahanankeamanan disusun, dikerahkan dan digerakkan secara terpimpin,terkoordinasi, dan terintegrasi, baik *5286 pada lingkup nasionalmaupun internasional. Pasal 9

huruf a Mempersenjatai secara psikis dengan ideologi Pancasiladiwujudkan dengan melaksanakan Eka Prasetya Pancakarsa dalammasyarakat Indonesia secara luas dan menyeluruh sebagai ikhtiarmenanamkan kecintaan pada bangsa dan tanah air, kesadaran berbangsadan bernegara Indonesia,serta menumbuhkan kesadaran akan hak dankewajiban serta tanggung jawab setiap warga negara. Untuk itu makadiselenggarakan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sejak dari

pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Sebagai ikhtiar untukmempersenjatai masyarakat secara fisik dengan keterampilan bela negaradilaksanakan pendidikan Rakyat Terlatih atau Wajib Prabakti dansetelah selesai pendidikannya bertugas dalam Wajib Bakti yang disusundalam satuan Rakyat Terlatih. huruf b Memelihara kemanunggalanAngkatan Bersenjata termasuk anggota Cadangan Tentara NasionalIndonesia dalam dinas aktif sebagai kekuatan pertahanan keamanannegara dengan seluruh rakyat sebagai sumber kekuatan yang senantiasabahu membahu dalam penyelenggaraan pertahanan keamanan negara maupunpelaksanaan pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan bangsa secaramenyeluruh. Kemanunggalan ini untuk mencapai tujuan hakiki yaitupersatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang merupakan daya dankekuatan tangkal bangsa Indonesia.

Pasal 10

Dalam sistem pertahanan keamanan rakyat semesta, kekuatan pertahanankeamanan negara disusun dalam kekuatan Rakyat Terlatih, AngkatanBersenjata beserta Cadangan Tentara Nasional Indonesia, PerlindunganMasyarakat serta sumber daya alam,sumber daya buatan dan prasarananasional untuk mewujudkan daya dan kekuatan tangkal menghadapi segalabentuk ancaman, sesuai dengan peranan masing-masing sebagai komponendasar, komponen utama, komponen khusus dan komponan pendukung. Pasal11

Yang dimaksud dalam ketentuan ini dengan fungsi yang dilaksanakanRakyat Terlatih adalah :

a.fungsi Ketertiban Umum, guna memelihara ketertiban masyarakat,kelancaran roda pemerintahan dan segenap perangkatnya serta kelancarankegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup,b.fungsi Perlindungan Rakyat, guna menanggulangi gangguan ketertibanhukum maupun gangguan ketenteraman masyarakat; c.fungsi KeamananRakyat, guna menanggulangi dan atau meniadakan gangguan keamananmasyarakat atau subversi yang dapat mengakibatkan terganggunyastabilitas keamanan;d.fungsi Perlawanan Rakyat, guna menghadapi atau menanggulangi danmenghancurkan musuh yang hendak menduduki atau menguasai wilayah atausebagian wilayah Republik Indonesia.

*5287 Pasal 12 Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 10, komponen utamaterdiri atas Angkatan Bersenjata beserta Cadangan Tentara NasionalIndonesia. Kekuatan Cadangan Tentara Nasional Indonesia dibedakanantara anggota Cadangan Tentara Nasional Indonesia dalam dinas aktifdan anggota Cadangan Tentara Nasional Indonesia tidak dalam dinasaktif. Anggota Cadangan Tentara Nasional Indonesia dalam dinas aktif,terpadu didalam kekuatan Angkatan Bersenjata dan merupakan bagiantidak terpisah daripadanya dalam melaksanakan fungsi AngkatanBersenjata dalam pasal ini; sedangkan anggota Cadangan TentaraNasional Indonesia tidak dalam dinas aktif, tidak termasuk di dalamkekuatan Angkatan Bersenjata. Pasal 13

Perlindungan Masyarakat merupakan pengorganisasian masyarakat untukmelakukan fungsi menanggulangi dan atau memperkecil akibat malapetakayang ditimbulkan oleh perang, bencana alam atau bencana lainnya. Warganegara yang diikut sertakan dalam Perlindungan Masyarakat adalahwarganegara dilingkungan pemukiman, lingkungan pendidikan danlingkungan pekerjaan yang bukan anggota Rakyat Terlatih atau AngkatanBersenjata ataupun Cadangan Tentara Nasional Indonesia. Persyaratanuntuk diikutsertakan dalam Perlindungan Masyarakat adalah lebih ringan

dan tanpa batas usia dengan maksud untuk dapat memberikan kesempatanyang luas kepada warga negara agar tertampung guna ikut serta dalamupaya pembelaan negara. Pelaksanaan pembinaan Perlindungan Masyarakatdiselenggarakan oleh Departemen Dalam Negeri. Pasal 14

Cukup jelas. Pasal 15

Ketentuan ini merupakan penegasan bagi tindakan pendayagunaan sumberdaya nasional dan prasarana nasional, untuk senantiasa berpedoman padakebijaksanaan yang dilandaskan pada Garis-garis Besar haluan Negaraguna menjamin kemampuan bangsa dan negara secara berlanjut danberkesinambungan untuk kepentingan pertahanan keamanan negara dengantetap mengutamakan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pasal 16

Cukup jelas. Pasal 17

ayat (1) Cukup jelas. ayat (2) Penggunaan istilah adil dan meratadalam ayat ini mencerminkan pengertian memasyarakatkan sertamenegakkan hak dan kewajiban warga negara dalam usaha bela negarasebagaimana tercantum dalam Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar1945. Pasal 18 Guna memenuhi Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar1945 keikutsertaan warga negara dalam bela negara harus dimulai secaradini melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yang dilaksanakanmelalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang akanmenghasilkan warga negara yang cinta tanah air, rela berkorban baginegara dan bangsa, dan meyakini kesaktian falsafah Pancasila danUndang-Undang *5288 Dasar 1945, serta mempunyai kesadaran akan, hakdan kewajibannya sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Warganegara tersebut diikut sertakan secara bergilir dan berkala menunaikanWajib Prabakti dan Wajib Bakti dalam susunan Rakyat Terlatih. RakyatTerlatih merupakan sumber tenaga bagi Angkatan Bersenjata baik yangberstatus sukarela maupun wajib; serta sumber tenaga Cadangan TentaraNasional Indonesia secara sukarela, sedangkan sumber tenaga CadanganTentara Nasional Indonesia secara wajib diperoleh dari mereka yangtelah menyelesaikan masa dinas Angkatan Bersenjata. Di sampingmenghadapi ancaman dari luar negeri dan dari dalam negeri, masyarakatperlu juga dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan timbulnyamalapetaka. Pengikut sertaan warga negara untuk menanggulangimalapetaka baik yang disebabkan oleh bencana alam maupun akibat perangdisusun dalam Perlindungan Masyarakat. Pasal 19

Cukup jelas. Pasal 20

ayat (1) Cukup jelas. ayat (2) Wajib Prabakti yang dimaksudkan dalamayat ini adalah kewajiban warga negara untuk mengikuti pendidikan danlatihan dalam rangka mewujudkan Rakyat Terlatih. Wajib Bakti adalahpenunaian kewajiban pengabdian warga negara dalam susunan kesatuanRakyat Terlatih setelah. menyelesaikan Wajib Prabakti. ayat (3)Anggota Rakyat Terlatih yang meninggalkan lingkungan pekerjaannya padawaktu dan selama menunaikan wajib baktinya berhak tetap di dalambidang pengabdian atau pekerjaannya. Sedangkan mereka yang memilihmenjadi anggota Angkatan Bersenjata Sukarela, pada saat diterimasebagai anggota, maka berakhir atau terputuslah hubungan kerjanyadengan instansi, lembaga dan atau perusahaan Pemerintah maupun Swasta.Anggota Rakyat Terlatih yang menjalankan tugas sebagai anggotaAngkatan Bersenjata Wajib atau yang secara sukarela menjadi anggotaCadangan Tentara Nasional Indonesia selama menjalankan tugas berhakmeninggalkan bidang pengabdian atau pekerjaannya pada instansi,lembaga dan atau perusahaan Pemerintah maupun Swasta, tanpamengakibatkan terputusnya hubungan kerja. ayat (4) Lingkungan

pemukiman adalah lingkungan seseorang warga negara bertempat tinggaldan menyelenggarakan kehidupannya; lingkungan pendidikan adalahlingkungan seseorang warga negara bersekolah atau menuntut ilmu atauyang kehidupannya bertalian erat dengan tempat pendidikan ataupendidikannya; lingkungan pekerjaan adalah lingkungan seseorang warganegara bekerja mencari nafkah dan kehidupannya bertalian erat dengantempat bekerja atau pekerjaannya. *5289 ayat (5) Cukup jelas. Pasal 21

Cukup jelas. Pasal 22

ayat (1) Cadangan Tentara Nasional Indonesia adalah salah satu bentukpengikutsertaan warga negara berdasarkan kesukarelaan atau kewajibandalam pembelaan negara guna mengembangkan kekuatan Tentara NasionalIndonesia Angkatan Darat, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut danTentara Nasional Indonesia Angkatan Udara pada waktu diperlukan.Anggota Cadangan Tentara Nasional Indonesia bersumber dari anggotaRakyat Terlatih secara sukarela dan anggota Tentara Nasional Indonesiayang telah menyelesaikan masa dinasnya secara wajib, sedangkan bagianggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang telah menyelesaikanmasa dinasnya diberi kesempatan untuk menjadi anggota Cadangan TentaraNasional Indonesia. Mengingat terdapatnya perbedaan sifat tugas antaraTentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesiadalam rangka penyelenggaraan pertahanan keamanan negara, maka anggotaKepolisian Negara Republik Indonesia yang telah menyelesaikan masadinasnya tidak dikenakan kewajiban melainkan secara sukarela untukmenjadi anggota Cadangan Tentara Nasional. ayat (2) Cukup jelas. Pasal23

Angkatan Bersenjata lahir dari rakyat, berjuang untuk dan bersamarakyat dengan dilandasi oleh semangat rela berkorban untuk negara danbangsa. Angkatan Bersenjata sebagai Prajurit Pejuang adalah pengawalserta pengamal ideologi negara dan pelopor perjuangan kearahtercapainya cita-cita bangsa Indonesia. Angkatan Bersenjata menegakkankemerdekaan nasional yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dalammelaksanakan pengabdiannya Angkatan Bersenjata dituntun oleh SaptaMarga yang pada hakikatnya merupakan perwujudan falsafah Pancasiladalam kehidupan dan penghidupan keprajuritan yang karenanya berartimampu melaksanakan fungsi sebagai kekuatan pertahanan keamanan negaramaupun sebagai kekuatan sosial. Pasal 24

Bagi warga negara yang masih mengabdi sebagai anggota RakyatTerlatih,Angkatan Bersenjata atau Cadangan Tentara Nasional Indonesiatidak diikut sertakan dalam Perlindungan Masyarakat. Warga negara yangmenjalankan tugas sebagai anggota Perlindungan Masyarakat berhakmeninggalkan bidang pengabdian atau pekerjaannya pada instansi,lembaga atau perusahaan Pemerintah maupun Swasta, tanpa mangakibatkanputusnya hubungan kerja. Pasal 25

Warga negara yang telah berjasa dalam pengabdiannya berdasarkanpersyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dapatdianugerahi tanda kehormatan dan atau gelar kehormatan sebagai VeteranRepublik Indonesia. *5290 Termasuk dalam pengertian gelar kehormatanadalah pangkat kehormatan. Pasal 26

Fungsi Angkatan Bersenjata sebagai kekuatan sosial sudah ada sejakkelahirannya serta merupakan bagian dari hasil proses perjuangan danpertumbuhan bangsa Indonesia yang telah dirumuskan dalam Marga kesatusampai dengan Marga ketiga pada Sapta Marga dan dinyatakan sebagaisalah satu modal dasar pembangunan nasional dalam Garis-garis BesarHaluan Negara (Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor

IV/MPR/1978). Pasal 27

Cukup jelas. Pasal 28

Sepanjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia, terbukti AngkatanBersenjata merupakan pengawal dan pengamal Pancasila dan Undang-UndangDasar 1945 yang setia, sehingga dalam peranannya sebagai kekuatansosial, Angkatan Bersenjata mendayagunakan kemampuannya selakudinamisator dan stabilisator dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabmengamankan dan menyukseskan perjuangan dalam mewujudkan tujuannasional. Dalam rangka pelaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, Angkatan Bersenjata diarahkan agar mampu secara aktif danpositif ikut serta memupuk serta memantapkan persatuan dan kesatuanbangsa dan mampu berperan serta dalam pembangunan nasional kearahterwujudnya ketahanan nasional yang tangguh. Pasal 29

Cukup jelas. Pasal 30

ayat (1) Cukup jelas. ayat (2) huruf a Yang dimaksud dengan tugaspenegakan kedaulatan negara dilaut mencakup pengertian penegakan hukumdilaut sesuai dengan kewenangan yang diatur dengan peraturanperundang-undangan, baik dalam lingkup nasional maupun dalam kaitannyadengan ketentuan-ketentuan hukum internasional. ayat (2) huruf b danhuruf c Cukup jelas. ayat (3) huruf a Yang dimaksud dengan tugaspenegakan kedaulatan negara diartikan sama dengan Penjelasan ayat (2)huruf a pasal ini bagi wilayah udara.Adapun pengertian dirgantaramencakup ruang udara dan antariksa termasuk orbit geo-stationer yangmerupakan sumber daya alam terbatas. ayat (3) huruf b dan huruf cCukup jelas. ayat (4) huruf a Dalam melaksanakan tugasnya selaku alatnegara *5291 penegak hukum dan menyelenggarakan ketenteramanmasyarakat,Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikanperlindungan dan pelayanan kepada masyarakat. huruf b dan huruf cCukup jelas. Pasal 31

Cukup jelas. Pasal 32

ayat (1) Cukup jelas. ayat (2) huruf a Yang dimaksud denganmendayagunakan sumber daya alam dan sumber daya buatan yang bernilaistrategis adalah mengusahakan pengembangan dalam rangka pendayagunaansumberdaya alam dan sumber daya buatan lain yang bernilai strategis,sedangkan cadangan materiil strategis adalah segenap bahan hasilpertambangan dan alat peralatan industri dan lain-lain yangdipersiapkan sebagai persediaan guna memenuhi kebutuhan pertahanankeamanan negara dalam jangka waktu tertentu pada keadaan darurat.huruf b Yang dimaksud dengan sistem logistik wilayah adalah sistemlogistik yang bertumpu pada kekayaan sumber daya wilayah dengancadangan materiil strategis di daerah. Terwujudnya sistem logistikwilayah ini memungkinkan daerah untuk berswasembada dalam mendukungupaya pertahanan keamanan negara dalam jangka waktu tertentu. ayat (3)huruf a Yang dimaksud dengan mengkonservasikan sumber daya alam yangbernilai strategis adalah membatasi penggunaan sumber daya alam yangbernilai strategis sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi kepentingannasional agar dapat dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan jangkapanjang. huruf b Yang dimaksud dengan mengembangkan dan mewujudkandiversifikasi sumber daya alam yang bernilai strategis adalahmengembangkan dan mewujudkan usaha diversifikasi sumber daya alamtermasuk penggunaannya untuk menghindarkan ketergantungan pada sesuatusumber daya alam tertentu. Pasal 33

ayat (1) huruf a Cukup jelas. huruf b Yang dimaksud dalam ketentuan

ini adalah membangun dan menyatupadukan sikap mental dan kejiwaandalam satu pola tertentu sebagai kondisi dan sarana untuk mencapaitujuan *5292 pertahanan keamanan negara. huruf c Cukup jelas. ayat (2)Cukup jelas. Pasal 34

Cukup jelas. Pasal 35

ayat (1) Pengelolaan pertahanan keamanan negara sebagai salah satufungsi pemerintahan negara dilakukan secara nasional, mencakuppenetapan kebijaksanaan pertahanan keamanan negara berdasarGaris-garis Besar Haluan Negara untuk menjamin keserasian dengankebijaksanaan nasional lainnya dalam rangka mendukung kepentingannasional disertai dengan menyelenggarakan perencanaan, pengawasan danpengendalian terpusat,dengan pelaksanaan pertahanan keamanan negarasecara luas dan merata di daerah-daerah. ayat(2) Cukup jelas. ayat(3)Dewan Pertahanan Keamanan Nasional menyelenggarakan penelaahanketahanan nasional aspek keamanan nasional dari segala bidangkehidupan bangsa serta merumuskan rancangan politik pertahanankeamanan negara dan strategi pertahanan keamanan negara denganmelaksanakan pengelolaan berbagai informasi dan produk intelijen,perkiraan kecenderungan perkembangan lingkungan strategis, penilaianberbagai perubahan keadaan lingkungan, serta analisa dan pertimbanganberbagai alternatif pemanfaatan peluang dan pemecahan masalah dalampenyelenggaraan pertahanan keamanan negara, ayat (4) Pembentukan DewanPertahanan Keamanan Nasional merupakan wewenang Presiden sesuai dengankeperluan dan kepentingannya dengan komposisi inti yang terdiri dariMenteri, Panglima Angkatan Bersenjata, Kepala Staf Angkatan dan KepalaKepolisian Republik Indonesia beserta Pimpinan departemen dan badanatau lembaga pemerintah non departemen yang bersangkut paut denganbidang pertahanan keamanan negara. ayat (5) Cukup jelas. Pasal 36

ayat (1) Cukup jelas. ayat (2) Termasuk pengertian ayat (2) pasal iniMenteri menetapkan kebijaksanaan pembinaan komponen kekuatanpertahanan keamanan negara kearah terwujudnya kekuatan fisik yangmampu memberikan daya tangkal dan daya pukul yang efektif. ayat (3)Cukup jelas. *5293 Pasal 37 ayat (1) Sesuai dengan kedudukan danfungsinya maka Panglima Angkatan Bersenjata dalam melaksanakantugasnya bertanggung jawab langsung kepada Presiden. ayat (2) Cukupjelas. ayat (3) Cukup jelas. ayat (4) Cukup jelas. Pasal 38

Cukup jelas. Pasal 39

ayat (1) Cukup jelas. ayat (2) Pembinaan kemampuan dan penggunaankekuatan Kepolisian Negara Republik Indonesia diarahkan gunaterselenggaranya tugas-tugas kepolisian selaku alat negara penegakhukum dalam rangka mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat,dengan : a.mengusahakan ketaatan diri dan warga masyarakat terhadaphukum dan peraturan perundang-undangan; b.melaksanakan penyidikanperkara berdasarkan peraturan perundang-undangan; c.mencegah danmenanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat dan aliran kepercayaanyang dapat menimbulkan perpecahan atau mengamcam persatuan dankesatuan bangsa; d.memelihara keselamatan jiwa raga, harta benda danlingkungan alam dari gangguan ketertiban atau bencana, termasukmemberikan perlindungan dan pertolongan, yang dalam pelaksanaannyawajib menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, hukum danperaturan perundang-undangan; e.menyelenggarakan kerjasama dankoordinasi dengan instansi, badan atau lembaga yang bersangkutandengan fungsi dan tugasnya; f.dalam keadaan darurat, bersama-samasegenap komponen kekuatan pertahanan keamanan negara melaksanakantugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan. ayat (3) Cukup jelas

Pasal 40 ayat (1) Hal-hal yang mendasari kewenangan Presiden untukmengeluarkan pernyataan berlakunya keadaan bahaya diantaranya :a.terjadinya pemberontakan atau perlawanan bersenjata terhadapkedaulatan negara atau terjadinya bencana yang mengancam keamanan danketertiban hukum dan dikhawatirkan tidak dapat diatasi olehunsur-unsur kekuatan pertahanan keamanan negara secara biasa;b.terjadinya hal-hal yang langsung atau tidak langsung dapatmengakibatkan timbulnya *5294 sengketa bersenjata; c.timbulnya hal-halyang dapat membahayakan kelangsungan hidup negara. Pengertian tentangluas lingkup wilayah tidak tergantung kepada batas kewenanganadministrasi pemerintahan, melainkan mencakup wilayah yurisdiksinasional Negara Republik Indonesia, sehingga penetapan lingkupberlakunya dan tingkat keadaan bahaya dapat ditentukan tersendirisesuai dengan intensitas ancaman yang timbul atau yang dihadapi.ayat(2) Cukup jelas. Pasal 41

ayat (1) Mengingat bahwa keterlibatan negara dan bangsa dalam perangdan ikatan perdamaian menyangkut nasib dan kepentingan rakyat makatindakan Presiden untuk memaklumkan perang atau membuat perdamaianmemerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. ayat (2) Cukup jelas.Pasal 42

Yang dimaksud dengan mobilisasi dalam ketentuan ini adalah pengerahanatau penggunaan secara serentak sumber daya nasional dan prasarananasional yang telah dibina dan dipersiapkan sebagai komponen kekuatannegara untuk digunakan secara tepat, terpadu dan terarah bagipenanggulangan setiap ancaman dari luar negeri maupun dalam negeri.Yang dimaksud dengan mobilisasi dalam ketentuan ini adalah tindakanpenghentian pengerahan sumber daya nasional dan prasarana nasionalserentak ataupun bertahap melalui pemisahan,penyaluran atau pengalihanguna memulihkan fungsi dan tugas setiap unsur-unsur seperti sebelumdiberlakukannya kelancaran dan kelangsungan pembangunan nasional.Pasal 43

ayat (1) Mengingat bahwa pengetahuan hukum dan teknologi militersenantiasa tumbuh dan berkembang, maka sejalan dengan itu hukummiliter perlu dibina dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dankepentingan penyelenggaraan pertahanan keamanan negara. ayat (2)Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman maka anggotaAngkatan Bersenjata mempunyai peradilan tersendiri. SedangkanUndang-undang Nomor 3 Pnps Tahun 1965 menetapkan berlakunya HukumPidana Tentara, Hukum Acara Pidana Tentara dan Hukum Disiplin Tentarabagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dengan demikiansejak berlakunya undang-undang tersebut anggota Kepolisian NegaraRepublik Indonesia merupakan yustisiabel peradilan militer; justrukesamaan dan penyatuan dalam perlakuan di bidang hukum dan peradilanitulah antara lain yang hendak dicapai oleh Undang-undang Nomor 3 PnpsTahun 1965 sejalan dengan proses integrasi Angkatan Bersenjata. Dalamhal terjadi perbuatan pidana yang dilakukan bersama-sama oleh merekayang termasuk yustisiabel peradilan umum dan yustisiabel peradilanmiliter maka Pasal 22 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 mengatur,bahwa perkara koneksitas tersebut *5295 pada dasarnya diperiksa dandiadili oleh badan peradilan di lingkungan peradilan umum,kecualiberdasarkan keputusan Menteri di bidang pertahanan keamanan negaradengan persetujuan Menteri Kehakiman,perkara itu harus diperiksa dandiadili oleh badan peradilan di lingkungan peradilan militer.Selanjutnya tentang penyelenggaraan kewenangan penyerahan perkara dilingkungan Angkatan Bersenjata diatur dalam Keputusan PresidenRepublik Indonesia Nomor 53 Tahun 1972. Pasal 44

Cukup jelas. Pasal 45

ayat (1) Khusus bagi Organisasi Pertahanan Sipil dan OrganisasiPerlawanan dan Keamanan Rakyat sebagai komponen kekuatan pertahanankeamanan yang diatur dengan Keputusan Presiden Republik IndonesiaNomor 55 Tahun 1972 tentang Penyempurnaan Organisasi Pertahanan Sipildan Organisasi Perlawanan dan Keamanan Rakyat dalam rangka penertibanpelaksanaan sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta sehubungandengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1972tentang Penyerahan Pembinaan Organisasi Pertahanan Sipil dariDepartemen Pertahanan Keamanan kepada Departemen Dalam Negeri, sebelumkeluarnya Undang-undang Perlindungan Masyarakat berdasarkanUndang-undang ini,secara berangsur-angsur dengan Keputusan PresidenRepublik Indonesia diatur penyaluran dan penampungannya olehbadan-badan yang dibentuk berdasarkan undang-undang ini. ayat (2)Cukup jelas. ayat (3) Mengingat bahwa tugas dan wewenang kepolisianbersangkut paut dengan hak dan kewajiban warga negara secara langsung,sedangkan tugas dan wewenang kepolisian perlu dirumuskan secara tegasdan terperinci, maka perlu disusun undang-undang tersendiri bagiKepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan kedudukan danfungsinya berdasarkan undang-undang ini. Pasal 46

Cukup jelas. Pasal 47

Cukup jelas.

--------------------------------

CATATAN

Kutipan:LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1982 YANGTELAH DICETAK ULANG_________________________________________________________________