utilitaspengolahanairsecarakimia-141022140559-conversion-gate02.docx

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum, mandi, cuci, masak, dan lainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan sangatlah penting. Namun, mengingat bahwa tidak semua kawasan mendapatkan air bersih, maka perlu adanya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat. Air baku adalah air bersih yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga dan industri. Air siap dikonsumsi (portable water) adalah air yang aman dan sehat karena air rentan terhadap penyebaran penyakit yang disebarkan melalui air (water borne desease). Adapun sumber air baku adalah air permukaan, mata air dan ait tanah. Sedangkan macam – macam air baku di alam adalah: air sungai, air danau / waduk, rawa, air tanah dan mata air serta air laut. Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air bersih, biasanya BUMN di Indonesia yang berkaitan dengan hal ini adalah PDAM – Perusahaan Dagang Air Minum. Kadang ada yang menyindirnya sebagai Perusahaan Dagang Air Mandi, karena terkadang air yang didistribusikan tidak memenuhi kriteria air minum. Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah 1

Transcript of utilitaspengolahanairsecarakimia-141022140559-conversion-gate02.docx

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAir adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum, mandi, cuci, masak, dan lainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan sangatlah penting. Namun, mengingat bahwa tidak semua kawasan mendapatkan air bersih, maka perlu adanya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat.Air baku adalah air bersih yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga dan industri. Air siap dikonsumsi (portable water) adalah air yang aman dan sehat karena air rentan terhadap penyebaran penyakit yang disebarkan melalui air (water borne desease). Adapun sumber air baku adalah air permukaan, mata air dan ait tanah. Sedangkan macam macam air baku di alam adalah: air sungai, air danau / waduk, rawa, air tanah dan mata air serta air laut.Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air bersih, biasanya BUMN di Indonesia yang berkaitan dengan hal ini adalah PDAM Perusahaan Dagang Air Minum. Kadang ada yang menyindirnya sebagai Perusahaan Dagang Air Mandi, karena terkadang air yang didistribusikan tidak memenuhi kriteria air minum.Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya.Air dapat dikatakan sebagai air bersih apabila memenuhi 4 syarat yaitu syarat fisik, kimia, biologis, radioaktif sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002.1. Syarat fisik, ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan (turbidity), warna, bau, dan rasa serta jernih. 2. Syarat Kimia, meliputi tidak terdapat bahan kimia tertentu seperti Arsen (As), besi (Fe), Fluorida (F), Chlorida (C), kadar merkuri (Hg), dan lain lain.3. Syarat Biologis Syarat biologis air ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme patogen maupun non pathogen seperti bakteri, virus, protozoa. Mikroorganisme coli digunakan sebagai indikator untuk mengetahui air telah terkontaminasi oleh bahan buangan organic. 4. Syarat Radioaktif Bahan buangan yang memberikan emisi sinar radioaktif sangat membahayakan bagi kesehatan, dapat menimpa manusia melalui makanan atau minuman yang telah tercemar. Air Untuk Industri Ada beberapa sumber air yang biasanya dipertimbangkan untuk menjadi sumber air utama seperti air permukaan, sungai, waduk atau dari sumber air dalam, deep well sementara desalinasi air laut. Apapun sumber yang akan digunakan sebagai sumber air industri, maka air baku perlu dikondisikan dengan mengolah terlebih dahulu melalui water treatment yang memadai, termasuk penggunaan kolom penukar ion untuk mendapatkan air nyaris tanpa mineral (Demin Water). Karakter air dan penggunaannya.Air proses atau biasa kita kenal sebagai process water memiliki fungsi yang berbeda satu sama lainnya, oleh karena itu karakter serta spesifikasi air yang diperlukan juga berbeda satu dengan yang lain, misalnya standar air untuk boiler pada industri tentu berbeda dengan standar air untuk produksi hydrogen. Ada beberapa peralatan proses yang membutuhkan air secara terus-menerus dan dengan sifat tertentu, seperti :1. Air proses (Process Water) untuk hydrolysis, boiler dan destilasi. Kebutuhan processwater untuk boiler, hydrolisis serta produksi H2, dimana diperlukan air yang terlebih dahulu di oleh melalui ion exchange untuk meminimalisir timbulnya karat serta sumbatan pada pipa api dan jalur distribusi uap dan kondensatnya. Produk air yang dihasilkan melalui ion exchange kemudian disebut sebagai soft water bahkan untuk produksi hydrogen diperlukan demineralized water (demin water) agar H2 yang diproduksi betul-betul 99,9 % murni.2. Air untu pendingin (Cooling Water) pada cooling tower, mesin, heat exchanger, condenser dll. Kebutuhan akan air pendingin (cooling water) bisa di kategorikan kebutuhan umum dalam setiap mesin penggerak, pengolahan air pendingin biasanya kurang diperhatikan oleh operator pabrik karena persepsi yang salah dimana setiap air bersuhu rendah bisa digunakan. Tetapi mereka lupa bahwa air pendingin disalurkan melalui pipa-pipa yang diameternya terkadang cukup kecil, panjang dan melingkar-lingkar sehingga rawan terhadap karat dan sumbatan tentunya.3. Air untuk kebutuhan domestik dan umum. Air yang akan digunakan sebagai air untuk keperluan domestik seperti memasak, toilet dan cuci-cuci lain biasanya digunakan air dari sumber terdekat seperti Perusahaan air Minum (PAM) lokal maupun dari sumber sumur dalam. Pengolahan biasanya dilakukan secara terbatas seperti penjernihan dan aerasi terutama untuk mengurangi kadar besi yang biasanya berasosiasi dengan air dari sumber sumur dalam (deep well).Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas pengolahan air baku sungai secara kimia yang digunakan sebagai air proses industri.1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pengolahan air industri secara kimia?1.2.2 Bagaimana cara pengolahan air baku sungai secara kimia?1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Untuk mengetahui tentang pengolahan air industri secara kimia.1.3.2 Untuk mengetahui tentang pengolahan air baku sungai secara kimia.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengolahan Air Proses Industri Secara Kimia2.1.1 Pengertian Pengolahan Air Secara Kimia.Pengolahan kimia dilakukan dengan menambahkan bahan kimia tertentu yang bertujuan untuk menyisihkan senyawa organik maupun senyawa anorganik dalam air. Penambahan bahan kimia ini bersifat spesifik, tergantung jenis dan konsentrasi polutan dalam air baku. Proses pengolahan air yang menggunakan prinsip pengolahan secara kimia antara lain koagulasi, proses penghilangan kesadahan dalam air, serta proses desinfeksi menggunakan klor. Penambahan bahan kimia dapat menyebabkan perubahan komposisi kimia dalam air seperti perubahan pH sehingga mengharuskan adanya penambahan zat kimia lain untuk menyesuaikan dengan pengolahan selanjutnya.Pengolahan air dengan cara kimia merupakan pengolahan yang bertujuan memperbaiki sifat-sifat air dengan menambahkan bahan kimia tertentu. Bahan kimia yang sering digunakan dalam pengolahan air adalah bahan kimia yang memiliki sifat koagulatif, yaitu mampu menggumpalkan bahan atau pengotor yang ada dalam air.Koagulan akan menggumpalkan partikel pengotor ukuran halus dan melayang dalam air, biasa disebut koloid menjadi partikel berukuran besar. Melalui proses flokulasi, partikel partikel yang sudah membesar akan menyatu membentuk gumpalan yang lebih besar. Gumpalan ukuran besar hasil proses flokulasi disebut flok. Bahan kimia yang sering digunakan sebagai koagulan untuk pengolahan air adalah tawas, kapur dan kaporit.Hasil proses koagulasi dan flokulasi ini selanjutnya dipisah dengan menggunakan metoda penyaringan atau flitrasi atau pengendapan. Tingkat keberhasilan proses koagulasi dan flokulasi ditentukan oleh factor-faktor seperti: jenis dan kandungan pengotor dalam air, jumlah dan jenis koagulan, proses pencampuran atau pengadukan.Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat 3 bagian penting dalam sistem pengolahannya.

Skema pengolahan air bersih2.2 Pengolahan air baku sungai secara kimia2.2.1 Bangunan IntakeBangunanintakeini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapatbar screenyang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP Water Treatment Plant.2.2.2 Water Treatment PlantWater Treatment Plantatau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. a. KoagulasiDari bangunanintake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik denganrapid mixing(pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atauhydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupahydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 90 detik.Metode pengolahan kimiawi yang sering digunakan adalah koagulasi. Koagulasi adalah mekanisme dimana partikel partikel koloid yang bermuatan negatif akan dinetralkan, sehingga muatan yang netral tersebut saling melekat dan menempel satu sama lain, dan membentuk flok. Untuk menambah besar ukuran koloid dapat dilakukan dengan jalan reaksi kimia diikuti dengan pengumpulan atau dengan cara penyerapan. Partikel koloid memiliki ukuran lebih kecil dari suatu mikro akan menimbulkan sifat sifat yang berbeda, karena kecilnya ukuran partikel maka luas permukaan tiap satuan massa akan semakin besar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi untuk menghasilkan koagulasi yang baik : 1. Pengontrolan pH Setiap koagulan mempunyai range pH yang spesifik dimana presipitasi yang maximum akan terbentuksekaligus titik kelarutan minimum. 2. Temperatur Pada temperatur yang rendah, kecepatan reaksi lebih lambat dari viskositas air lebih besar sehingga flok lebih sukar mengendap. 4. Dosis Koagulan Air dengan turbiditas yang tinggi memerlukan dosis koagulan yang banyak. Dosis koagulan persatuan unit turbidity tinggi, akan lebih kecil dibandingkan dengan dosis persatuan untuk air dengan turbidity rendah. Hal ini disebabkan karena dalam air yang mempunyai turbidity tinggi, kemungknan terjadinya tumbukan antara partikel akan lebih besar. (Sangsoko,1989). Adapun efek dosis glokulan terhadap berat jenis adalah : Kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh berat jenis partikel, berat jenis cairan, gravitasi, konstanta dan viskositas. Pengaruh ini dinyatakan oleh Stokes sebagai :

Dimana : V : kecepatan pengendapan P 1 : berat jenis partikel P 2 : berat jenis cairan K : konstanta n : viskositas untuk mempercepat pengendapan kotoran maka ditambahkan glokulan dengan dosis yang tepat, sebab dengan dosis yang terlalu banyak tidak ada pengaruhnya bila sudah tercapai titik jenuh pengendapan (Soejardi,1985).Koagulan Koagulan adalah zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan nagatif patikel didalam suspensi. Zat ini merupakan donor muatan positif yang digunakan untuk mendestibilisasi muatan negatif partikel. Dalam pengolahan air, sering dipakai garam Aluminium, Al (III) atau garam besi (II) dan besi (III).Koagulan yang umum dan sudah dikenal yang digunakan pada pengolahan air seperti terlihat pada tabel 2.1. dibawah ini : Tabel 2.1. Jenis jenis KoagulanJenis jenis Bahan Koagulan a. Poli Aluminium Klorida Poli Aluminium Klorida sering disingkat dengan PAC. PAC adalah garam yang dibentuk oleh aluminium aluminium klorida yang khusus ditentukan guna memberi daya koagulasi dan flokulasi (pengumpulan dan pemadatan penggumpalan) yang lebih besar dibandingkan garam garam aluminium dari besi lainnya. PAC sebenarnya adalah merupakan suatu senyawa kompleks berinti banyak dari ion ion aquo aluminium yang terpolimerisasi yaitu suatu jenis dari polimer senyawa organik.Berbagai bahan kimia baik senyawa organik maupun anorganik biasanya dibutuhkan sebagai koagulan air (katalisator pengumpulan) tetapi untuk PAC biasanya tidak membutuhkan zat tersebut. Poli Aluminium Klorida dengan arti vital yang kuat mengumpulkan setiap zat zat yang tersuspensi atau yang secara koloidal tersuspensi dalam air, membentuk flok flok (kepingan, gumpalan gumpalan) akan mengendap dengan cepat agar membentuk sludge (lumpur endapan) yang dapat disaring dengan mudah, dimana pH PAC air lebih kecil dari 6 (enam) disebut asam dan jika lebih dari 7 (tujuh) maka disebut basa. Sifat sifat koloid dapat dibedakan yaitu koloid yang suka air dapat saling bergabung dan membentuk partikel yang lebih besar sehingga menggumpal dan mengendap. Sementara koloid yang tidak suka air, berasal dari logam logam dan garam garam dan dapat stabil karena adanya permukaan air yang terikat dan menghalangi terjadinya kontak dari partikel partikel sekitarnya. Koloid ini dapat dihilangkan dengan menurunkan potensial yaitu dengan menggunakan tabel lapisan 6 9 dengan pH netral adalah 7.Bersangkutan sehingga mengendap kembali. Hal ini merupakan salah satu sebab kandungan dalam sumur yang dangkal lebih rendah.Besi dalam jumlah yang sedikit dan air minum diperlukan untuk pembentukan sel darah merah, tetapi kalau sudah melebihi konsentrasi yang diperlukan akan dapat menyebabkan penyakit dan warna air kemerah merahan sehingga menimbulkan kekeruhan serta rasa dan bau air yang tidak enak. Klor dalam air dapat mengoksidasikan ion ion Fe+2 menjadi Fe+3 mengakibatkan turbiditas air yang semakin tinggi karena terbentuknya zat zat yang tersuspensi. Rumus kimia Poli Aluminium Klorida (PAC) Al n (OH) m Cl 3n-m Fungsi dari Poli Aluminium Klorida adalah untuk menurunkan tubiditas air atau menurunkan kekeruhan air.b. Soda Kapur (Ca(OH)2)Dalam proses pengolahan air, selalu ditambahkan zat kimia yang masing masing memiliki fungsi sendiri. Adanya proses penjernihan air melalui proses koagulasi PAC maka pH air ini akan menjadi turun. Dan penurunan nilai pH dalam air ini mengakibatkan flok flok yang terbentuk akan susah mengendap. Maka untuk menetralisasikan pH ini dilakukan penambahan soda kapur Ca(OH)2 . Adapun reaksi yang terjadi :Al(OH)Cl2 + 4H2O 2Al(OH)3 + 4HCl Bahan penetral (soda kapur) dimasukkan kedalam hasil proses larutan tersebut sampai kadar pH diperoleh mendekati nilai netralisasi. 2Al(OH)3 + 4HCl + 2Ca(OH)2 2Al(OH)3 + 2CaCl2 + 4H2O Proses diatas terjadi pada bak flokulator. Apabila nilai pH di bak ini dibawah 7,0 maka penambahan volume soda kapur Ca(OH)2 dilakukan sedikit demi netralisasi pH ini akan mengakibatkan proses terbentuknya flok flok akan lebih cepat dan sempurna. Selain untuk menetralkan air, Ca(OH)2 juga akan dapat dipakai untuk melunakkan air sadah. Karena air sadah kurang baik dipakai untuk mencuci pakaian dan dipakai pada mesin mesin. Ion ion Ca2+ dan Mg2+ pada air sadah akan menyebabkan sifat detergen sabun hilang, sehingga sabun tidak dapat lagi dibersihkan. Pada mesin mesin, air sudah membentuk endapan berupa kerak yang akan menempel pada mesin mesin (PT.Coca Cola Bottling Indonesia,2000).

Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutarb. FlokulasiFlokulasi adalah proses pengadukan lambat agar campuran koagulan dan air baku yang telah merata membentuk gumpalan atau flok dan dapat mengendap dengan cepat. Tujuan utama flokulasi adalah membawa partikel ke dalam hubungan sehingga partikel-partikel tersebut saling bertabrakan, kemudian melekat, dan tumbuh mejadi ukuran yang siap turun mengendap. Pengadukan lambat sangat diperlukan untuk membawa flok dan menyimpannya pada bak flokulasi. Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).Flokulator berjalan dengan kecepatan lambat dengan maksud terjadi pembentukan flok yang siap untuk diendapkan. Di dalam proses flokulasi ini pengadukan dilakukan secara bertahap yaitu dari kekuatan besar kemudian mengecil supaya flok yang sudah dibentuk tidak terpecah kembali.Mekanisme terjadinya gumpalanAluminium atau besi akan bereaksi dengan alkalinitas dalam air. Alkalinitas adalah kemampuan untuk menetralkan asam. Poly Aluminium Chlorida bekerja pada interval pH 6-9 dengan pH netral adalah 7. Reaksi ini menghasilkan Al(OH)3 yang mengendap. Pada reaksi ini akan membebaskan asam yang menurut pH larutan dan bereaksi dengan alkalinitas. Reaksi tersebut tidak sederhana karena hidroksida-hidroksida Al dan Fe ternyata terbentuk ion-ion yang lain menunjukkan reaksi yang amat kompleks.Pada penambahan garam Aluminium atau besi, akan segera terbentuk ion-ion polimer dan dapat terserap oleh partikel-pertikel. PAC benar-benar menggumpalkan zat-zat tersuspensi dan koloid dalam air untuk menghasilkan flok yang belum sempurna, lalu Ca(OH)2 berperan untuk mengikat flok-flok yang belum sempurna tersebut menjadi flok-flok yang lebih sempurna, dengan perbandingan 0,30 ml PAC dan 0,90 ml Ca(OH)2 dalam 500 ml air baku pada uji jar test di laboratorium. Ca(OH)2 bekerja pada pH basa sebagai flokulan yang menetralisir pH asam yaitu PAC sebagai koagulan, yang kemudian membentuk flok-flok yang lebih sempurna dan mempercepat pengendapan dalam penyaringan partikel koloid, yang akan terselubungi oleh koagulan. Muatan partikel koloid dan hasil hidrolisa akan saling menetralkan sehingga muatan dari partikel ini mengecil, hingga tergantung dari pH serta semacam dosis koagulan, maka besarnya zat potensial yang akan diturunkan atau diubah dari sedikit negatif menjadi netral dan akhirnya posif, dan suspensi ini tidak stabil sehingga terjadi penggumpalan sampai ukuran yang dapat mengendap.Bahkan koagulan dapat terhidrolisa dan dapat terbentuk masa yang lebih besar, dalam hal ini partikel koloid menarik dan menggabungkan sehingga terbentuk gumpalan dan terjadilah pengendapan yang sempurna dalam tangki flokulator.Reaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah :Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(HCO3)2 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 14H2O + 6CO2Pada air yang mempunyai alkalinitas tidak cukup untuk bereaksi dengan alum, maka perlu ditambahkan alkalinitas dengan menambah kalsium hidroksida.Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(HCO3)2 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 14H2OFerro sulfat membutuhkan alkalinitas dalam bentuk ion hidroksida agar menghasilkan reaksi yang cepat. Untuk itu, Ca(OH)2 ditambahkan untuk mendapatkan pH pada level dimana ion besi diendapkan sebagai Fe(OH)3. Reaksi ini adalah reaksi oksidasi-reduksi yang membutuhkan oksigen terlarut air. Dalam reaksi koagulasi, oksigen direduksi dan ion besi dioksida menjadi ferri, dimana akan mengendap sebagai Fe(OH)3.2FeSO4.7H2O + 2Ca(OH)2 + 1/2 O2 2Fe(OH)3 + 2CaSO4 + 13H2OUntuk berlangsungmya reaksi ini, pH harus sekitar 9,5 dan kadang-kadang stabilisasi membutuhkan kapur berlebih. Penggunaan ferri sulfat sebagai koagulan berlangsung mengikuti reaksi :Fe2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 2Fe(OH)3 + 3CaSO4 + 6CO2Reaksi ini biasanya menghasilkan flok yang padat dan cepat mengendap. Jika alkilinitas alami tidak cukup untuk reaksi, diperlukan penambahan kapur. Rentang pH optimum adalah sekitar 4 hingga 12, karena ferri hidroksida relatif tidak larut dalam rentang pH ini. Reaksi ferri klorida sebagai koagulan berlangsung sebagai berikut:2FeCl3+3Ca(OH)2 2Fe(OH)3+CaCl2+6CO2Penambahan kapur diperlukan bila alkalinitas alami tidak mencukupi.2FeCl3+3Ca(OH)2 2Fe(OH)3+3CaCl2Reaksi ferri klorida berlangsung pada pH optimum 4 sampai 12. Flok yang terbentuk umumnya padat dan cepat mengendap.Terdapat 2 perbedaan pada proses flokulasi yaitu :1. Flokulasi perikinetik, adalah Aglomerasi partikel-partikel sampai ukuran m dengan mengandalkan gerakan Brownian, biasanya koagulan ditambahkan untuk meningkatkan flokulasi perikinetik.2. Flokulasi ortokinetik, adalah Aglomerasi partikel-partikel sampai ukuran diatas 1 m, dimana gerakan Brownian diabaikan pada kecepatan tumbukan antar partikel, tetapi memerlukan pengaduk buatan ( artificial mixing ). dapat dikurangi dengan proses koagulasi (proses destabilisasi) melalui penambahan bahan kimia dengan muatan berlawanan. Terjadinya muatan pada partikel menyebabkan antar partikel yang berlawanan cenderung bergabung membentuk inti flok. Proses koagulasi selalu diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti flok atau flok kecil menjadi flok yang berukuran besar.

Proses Flokulasi Partikel Koloidc. SedimentasiSedimentasi yaitu proses pengendapan flok partikel dan pemisahan kotoran/warna, sehingga air terolah akan jernih (supernatan) dan endapan yang terjadi dibuang atau digunakan ulang (concentrate). Hal ini dilakukan secara gravitasi.Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur. Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator.

Unit Aselator padaWater Treatment Plantd. FiltrasiFiltrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda.Filtrasi adalah proses penyaringan air menembus media berpori-pori. Untuk menghilangkan zat tersuspensi yang terakhir adalah dengan melakukan penyaringan.penyaringan yang dimaksudkan disini adalah penyaringan dengan melewatkan air melalui bahan berbentuk butiran yang diatur sedemikian rupa sehingga zat padatnya tertinggal pada butiran tersebut dan dapat digunakan kembali untuk kebutuhan masyarakat.Tujuan dari filtrasi, yaitu :1. memanfaatkan air kotor atau limbah untuk bisa digunakan kembali.2. mengurangi resiko meluapnya air kotor dan limbah.3. mengurangi keterbatasan air bersih dengan membuat filtrasi air.4. mengurangi penyakit yang diakibatkan oleh air kotor.5. membantu pemerintah untuk menggalakan air bersih.Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.2.2.3. ReservoirSetelah dari WTP dan berupaclear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.

Reservoir air bersihGabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir.Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

Proses Pengolahan Air Bersih

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanSecara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air.Pengolahan air secara kimia adalah menambahkan bahan kimia tertentu yang bertujuan untuk menyisihkan senyawa organik maupun senyawa anorganik dalam air. Penambahan bahan kimia ini bersifat spesifik, tergantung jenis dan konsentrasi polutan dalam air baku. Bahan kimia yang sering digunakan dalam pengolahan air adalah bahan kimia yang memiliki sifat koagulatif, yaitu mampu menggumpalkan bahan atau pengotor yang ada dalam air.Proses Pengolahan air secara kimia, yaitu :1. Koagulasi2. Flokulasi3. Sedimentasi4. Filtrasi

16