Usulan Program Kreativitas Mahasiswa
-
Upload
christopher-cole -
Category
Documents
-
view
229 -
download
11
Transcript of Usulan Program Kreativitas Mahasiswa
USULAN PROGRAM SOLUSI INOVATIF
JUDUL PROGRAM
………………………..
BIDANG KEGIATAN :
PKM-P
Diusulkan oleh :
Imam Rizki Arianto (21030110120020 / Angkatan 2010)
Muhammad Hilman Haidar (21030110120009 / Angkatan 2010)
Rheza Dipo Listyono (21030110110015 / Angkatan 2010)
Rona Trisnaningtyas (21030110120028 / Angkatan 2010)
Ellen (…/ Angkatan 2011)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
HALAMAN PENGESAHANUSULAN PROGRAM SOLUSI INOVATIF
1. Judul kegiatan : 2. Bidang Kegiatan : (√) PSI-P (-) PSI-K
(-) PSI-T (-) PSI-M 3. Bidang Ilmu : (-) Kesehatan (-) Pertanian
(-) MIPA (-) Teknologi dan Rekayasa (-) Sosial Ekonomi (-) Humaniora (-) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Imam Rizki Ariantob. NIM : 21030110120020c. Jurusan : Teknik Kimiad. Universitas : Diponegoroe. Alamat Rumah dan No Tel./Hp
: Jl. Lempongsari IX, RT 06/01, Semarang
f. Alamat Email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 5 orang 6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Agus Hadiyarto, MTb. NIP : 131286287c. Alamat Rumah dan No Tel./Hp : Jl. Kukilo Mukti Raya 140,
Semarang7. Biaya Kegiatan Total :
a. Sumber Dikti : b. Sumber lain (sebutkan...) :
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Dosen Pendamping Ketua Pelaksana Kegiatan
Ir. Agus Hadiyarto, MT Imam Rizki Arianto NIP. 131286287 NIM. 21030110120020
MenyetujuiKetua Jurusan/Program Studi/Departemen/
Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa
(__________________________)NIP.
JUDUL
LATAR BELAKANG MASALAHKesehatan merupakan salah satu sasaran dari berdirinya suatu industri,
dikarenakan kesehatan merupakan faktor kunci dari perkembangan dan
kelangsungan hidup manusia. Salah satu industri yang bergerak dibidang
kesehatan adalah industri pasta gigi. Industri pasta gigi mulai berkembang di
Indonesia sekitar tahun 1980-an, hal ini mulai ditandai dengan munculnya
berbagai merek dan beragam harga dari pasta gigi. Pada pertengahan tahun 1998,
produksi pasta gigi di Indonesia mencapai angka 127.477 ton pertahun (anonim) .
Kebutuhan pasta gigi akan terus bertambah karena adanya kesadaran masyarakat
akan kesehatan gigi selain itu mengingat jumlah penduduk Indonesia yang
mengalami kenaikan dari tahun ke tahunnya. Namun hal ini tidak didukung oleh
jumlah produksi pasta gigi yang cenderung statis dan bahkan mengalami pasang
surut. Ini dikarenakan susahnya sebuah industri untuk memperoleh bahan baku
pasta gigi sehingga kata-kata “import bahan baku” tidak dapat terlepas dari
industri pasta gigi yang ada di Indonesia. Akibatnya, banyak home industry pasta
gigi tidak mampu bertahan karena produksinya yang kecil dan tidak efektif
dengan konsumsi bahan baku yang mereka import. Tetapi produksi pasta gigi
Indonesia akhir-akhir ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Menurut
data dari Kementrian Perindustrian, kapasitas industri pasta gigi mengalami
perkembangan cukup pesat dalam tiga tahun terakhir hingga tahun 2010.
Kapasitas produksi pada tahun 2007 masih sebesar 50.000 ton per tahun.
Kapasitas ini tumbuh hingga menjadi 92.000 ton per tahun pada tahun 2010.
Tingginya kebutuhan pasta gigi harus diikuti dengan penyediaan bahan
baku yang berlimpah. Salah satu bahan baku pembuatan pasta gigi adalah
kalsium, umumnya kalsium ditemukan pada batuan. Sumber kalsium dapat
diambil dari bahan-bahan organic seperti tulang, salah satu contoh yang dapat
diambil adalah tulang ikan. Mengingat Negara Indonesia merupakan Negara
maritim yang sepertiganya merupakan wilayah perairan, yang hasil utamanya
adalah ikan.
Salah satu jenis ikan yang banyak dikonsumsi dikalangan masyarakat adalah ikan
nila, bahkan jenis ikan yang satu ini sangatlah ramai dikalangan eksport. Ikan nila
merupakan ikan konsumsi dengan bentuk pipih memanjang dan berwarna hitam
atau merah. Permintaan akan daging fillet nila sangatlah tinggi. Tercatat eksport
fillet ikan nila dalam bentuk beku Indonesia di pasar Amerika Serikat menduduki
peringkat kedua setelah Cina. Tahun 2004 eksport fillet nila mencapai 4.250 ton
(Anonim 2007). Sedangkan budidaya ikan nila di Indonesia dari tahun ke tahun
juga semakin meningkat, pada tahun 2006 jumlah produksi perikanan ikan nila
mencapai 169.000 ton dan pada tahun 2007 mencapai 195.000 ton. Hal ini akan
diperkirakan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dengan peningkatan produksi dan konsumsi ikan nila, maka jumlah tulang ikan
nila yang di anggap limbah ini akan terus bertambah. Sehingga sangat mungkin
untuk memanfaatkan tulang ikan nila yang semula limbah menjadi pengganti
sumber kalsium pada pasta gigi dan bukannya tidak mungkin akan memberikan
peluang usaha baru bagi produsen pasta gigi skala home industry untuk
berkembang. Terutama dalam pemenuhan kebutuhan pasta gigi dalam usaha
perhotelan yang memerlukan pasta gigi dengan ukuran yang berbeda dari pasta
gigi yang dijual secara umum.
PERUMUSAN MASALAH
Selama ini tulang ikan nila sangat jarang dimanfaatkan dan seringkali dianggap
sebagai limbah pada industri fillet ikan, tulang ikan nila juga merupakan
komoditas yang memiliki nilai ekonomis rendah. Tulang ikan nila kaya akan
kandungan kalsium yang merupakan komponen utama dalam pembuatan pasta
gigi. Dalam penelitian ini akan dilakukan modifikasi tulang ikan nila sebagai
sumber kalsium untuk menghasilkan pasta gigi yang mempunyai nilai optimum.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi tepung tulang ikan nila
dalam pasta gigi sehingga memberikan hasil maksimal.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah hak paten terhadap produk yang
dihasilkan berupa tepung ikan nila dengan formulasi yang tepat dan memicu
perkembangan home industry pasta gigi.
KEGUNAAN
a. Bagi Perguruan Tinggi
Munculnya Tepung ikan nila sebagai bahan baku pembuatan pasta gigi terutama
untuk skala home industry maka akan semakin memacu semangat mahasiswa
dalam menciptakan karya-karya atau penemuan baru yang kreatif, inovatif, dan
applikatif sehingga secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan
kualitas perguruan tinggi.
b. Bagi Mahasiswa
Pelaksanaan program kratifitas mahasiswa ini akan merangsang mahasiswa untuk
selalu berpikir kreatif, inovatif, dan aplikatif. Program ini melatih mahasiswa
untuk selalu peka dan berpikir lebih realistis dan logis dalam menghadapi suatu
permasalahan di lingkungan sekitar.
c. Bagi Masyarakat
Dimanfaatkaanya tepung ikan nila sebagai formula pasta gigi maka akan
membawa berbagai dampak positif bagi masyarakat.Terciptanya tepung ikan nila
dari limbah 5lternat fillet akan menambah nilai guna dan nilai ekonomis tulang
ikan nila sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian
pengusaha pasta gigi home industry. Tepung ikan nila membantu mengurangi
limbah tulang ikan yang dapat menyebabkan berkumpulnya lalat sehingga dengan
termanfaatkanya tulang ikan ini maka dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Tepung ikan nila merupakan 5lternative bahan baku yang murah, sehat dan
berkualitas, sehingga membantu gairah perekonomian di Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKAA. Ikan Nila
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang hidup di air
tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih
kehitaman. Ikan ini memiliki nama ilmiah Oreochromis niloticus dan dalam
bahasa inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Klasifikasi ikan nila menurut
(Trewavas 1982 diacu dalam Suyanto 1994) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Sub-filum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perchomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Gambar 1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
Ikan ini berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor)
mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung ( pinnae dorsalis) dengan 16-17 duri
tajam dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae analis) dengan 3
duri dan 8-11 jari-jari. Jenis nila unggul yang direkomendasikan sebagai bibit
untuk pembesaran secara cepat ( 2,5 bulan panen) adalah nila merah hasil silangan
(hibrida), nila Gesit dan nila Best (Carman Odang, dkk., 2010). Karena mudahnya
dipelihara dan dikembangbiakkan, ikan ini diternak di banyak negara sebagai ikan
konsumsi, termasuk di berbagai daerah di Indonesia.
Sekarang ini, fillet nila segar maupun dalam bentuk fillet beku terdapat
pada berbagai ukuran dan kemasan, sebagai skin on, skin off, deep skinned, asap,
sashimi dan dengan penambahan karbon monoksida. Komposisi ikan nila dapat
dilihat pada table berikut:
Table 1. komposisi kimia ikan nila (oreochromis niloticus)
Senyawa kimia Jumlah (%)Air 79,44Protein 12,52
Karbohidrat 4,21Lemak 2,57Abu 1,26
Sumber : Suryanto (1994)
Ikan nila juga termasuk dalam jenis ikan yang dapat dijadikan sebagai
komoditas ketahanan pangan. Mengingat kecepatan tumbuh serta reproduksi ikan
nila yang menakjubkan, perkembangan budidaya ikan ini mampu mengimbangi
budi daya ikan mas, khususnya di daerah Jawa Barat. Ikan ini diharapkan dapat
menjadi salah satu ikon penyelamat perkembangan budidaya ikan air tawar.
B. Tulang Ikan Nila
Pada prinsipnya tulang sangatlah penting bagi makhluk hidup vertebrata,
karena tulang merupakan tempat melekatnya otot dan daging, pemberi bentuk
tubuh, penopang tubuh, dan sebagai penghasil sel darah merah. Sebagian besar
penyusun tulang merupakan kalsium, begitu pula tulang ikan nila yang di
dominasi oleh kalsium yang tinggi. Secara umum, susunan tulang ikan basis
kering mengandung sekitar 460gr Ca/kg; 360gr protein/kg; 180gr lemak/kg
(Afrianti, 2011). Komposisi ini bervariasi sesuai dengan umur dan susunan nutrisi
dari ikan itu sendiri. Dengan melihat komposisi kalsium yang tinggi pada tulang
ikan nila, bukannya tidak mungkin untuk memanfaatkan tulang ikan tersebut
sebagai sumber kalsium dan kalsium pengganti guna menaikan taraf kemakmuran
masyarakat.
Tulang ikan nila merupakan limbah ikan nila yang dihasilkan dari industri
maupun dari rumah tangga. Pada industri, umumnya profit dari ikan nila yang
diambil merupakan fillet yang berupa potongan daging dari ikan nila itu sendiri.
Alasan pengolahan fillet ini karena ikan nila memiliki tubuh yang agak pipih dan
daging yang tebal. Fillet ini juga telah termasuk kedalam komoditas eksport.
Dengan demikian, seiring dengan perkembangan industri fillet ikan nila yang
semakin berkembang, maka limbah tulang yang dihasilkan akan semakin besar.
Gambar 2. Tulang ikan nila kering
C. Produksi dan Konsumsi Ikan Nila
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dibudidayakan
oleh masyarakat Indonesia. Permintaan akan daging fillet nila sangat tinggi.
Tercatat ekspor fillet ikan nila dalam bentuk beku Indonesia di pasar Amerika
Serikat menduduki peringkat ke dua setelah Cina. Tahun 2004 ekspor fillet nila
mencapai 4.250 ton atau meningkat sebanyak 18,6 % dibandingkan tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 3.583 ton (Anonim 2007). Disamping
permintaan yang cenderung meningkat, budidaya ikan nila di Indonesia juga dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2006 jumlah jumlah produksi
perikanan budidaya nila sebesar 169.390 ton, sedangkan pada tahun 2007 jumlah
produksinya sebesar 195.000 ton meningkat sebesar 15,12 %. Menurut perkiraan
DKP sementara, pada tahun 2008 jumlah produksi ikan nila mencapai 233.000 ton
dan pada tahun 2009 akan mencapai 337.000 ton (Ferinaldy 2008).
Sampai sekarang, baru ada beberapa perusahaan yang menggarap pasar
ekspor ikan nila, seperti PT Aquafarm Nusantara, PT Dharma Samudra Fishing
Industries, PT Kelola Mina Laut, dan PT Bumi Agro Bahari Nusantara. Namun
perusahaan yang mampu mengekspor nila secara kontinu dengan volume besar
baru Aquafarm. Untuk menghasilkan fillet siap ekspor, setiap hari Aquafarm
mengolah 73 ton nila yang masih hidup dan masih segar (Dadang et al. 2007).
Tingginya jumlah ikan nila yang diekspor akan menyebabkan limbah tulang yang
dihasilkan juga tinggi.
D. Kalsium
Kalsium adalah sebuah elemen kimia dengan symbol Ca dengan nomor atom 20.
Mempunyai massa atom 40.078 amu.Kalsium merupakan salah satu logam alkali
tanah, dan merupakan elemen terabaikan kelima terbanyak di bumi. Kalsium
termasuk logam putih perak, yang agak lunak. Kalsium melebur pada suhu 845°C
dan kalsium terikat oleh oksigen atmosfer dan udara lembab sehingga terbentuk
kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan
membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen.
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,
yaitu sekitar 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Di dalam tubuh manusia
terdapat kurang lebih 1 kg kalsium (Granner, 2003). Dari jumlah ini, 99% berada
di dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk
hidroksiapatit {(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}. Kalsium tulang berada dalam keadaan
seimbang dengan kalsium plasma pada konsenterasi kurang lebih 2,25-2,60
mmol/l (9-10,4 mg/100).
E. Peranan Kalsium Pada Manusia
Kalsium mempunyai peran penting dalam tubuh yaitu dalam pembentukan
tulang dan gigi, dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraselular dan
intraselular, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah,
dan menjaga permebilitas membran sel. Selain itu, kalsium juga mengatur
pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (FKM UI, 2007).
1.Pembentukan Tulang
Almatsier (2004) menyebutkan bahwa kalsium dalam tulang mempunyai
dua fungsi sebagai bagian integral dari struktur tulang dan sebagai tempat
menyimpan kalsium. Proses pembentukan tulang dimulai pada awal
perkembangan janin, dengan membentuk matriks yang kuat, tetapi masih lunak
dan lentur yang merupakan cikal bakal tulang tubuh. Matriks yang merupakan
sepertiga bagian dari tulang terdiri atas serabut yang terbuat dari kolagen yang
diselubungi oleh bahan gelatin. Segera setelah lahir matriks mulai menjadi kuat
dan mengeras melalui proses klasifikasi, yaitu terbentuknya kristal mineral yang
mengandung senyawa kalsium. Kristal ini terdiri atas kalsium fosfat atau
kombiasi kalsium fosfat dan kalsium hidroksida dinamakan hidroksiapatit
{(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}. Karena kalsium merupakan mineral yang utama dalam
ikatan ini, keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup di dalam cairan yang
mengelilingi matriks tulang. Batang tulang yang merupakan bagian keras matriks
mengandung kalsium, fosfat, magnesium, seng, natrium bikarbonat, dan fluor,
selain hidroksipatit (Almatsier, 2004).
2.Pembentukan gigi
Mineral yang membenuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah
dan luar dari gigi adalah mineral yang sama dengan pembentuk tulang, yaitu
hidroksiapatit. Namun, kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih
rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin, sedangkan dalam dentin adalah
kolagen. Pertukaran antara kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung dengan
lambat dan terbatas pada kalsium yang terdapat dalam lapisan dentin. Sedikit
pertukaran mungkin juga terjadi diantara saliva dan email gigi. Kekuranag
kalsium selama masa pembentukan gigi dapat menyebabkan meningkatnya
kerentanan terhadap kerusakan gigi (Almatsier, 2004).
3. Pertumbuhan
Kalsium secara nyata diperlukan untuk pertumbuhan kerena bagian
penting dalam pembentukan tulang dan gigi, juga dibutuhkan dalam jumlah yang
lebih kecil untuk mendukung fungsi sel dalam tubuh. Dalam masa pertumbuhan
ukuran tulang, kandungan kalsium dan kebutuhan kalsium meningkat. Setelah
pertumbuhan terhenti, kemungkinan fase dimana penambahan jumlah tulang dan
kalsium (peak bone mass) bersama akan tetap bertambah sampai usia sekitar 30
tahun. Setelah peak bone mass tercapai, jumlah tulang akan menurun, yang akan
menyebabkan ketidakseimbangan antara reabsorpsi dan pembentukan tulang.
Konsumsi kalsium adalah salah satu mekanisme yang dapat membantu
pertumbuhan tulang dan mencegah kehilangan tulang (bone loss), karena tubuh
biasanya mencapai peak bone mass antara umur 25-30-an. (Tucker, Snelling, dkk,
2002).
4. Pembekuan Darah
Bila terjadi luka, ion kalsium dalam darah merangsang pembebasan
fosfolipida tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin ini
mengatalisis perubahan protrombin bagian darah normal, menjadi trombin
kemudian membantu perubahan fibrinogen, bagian lain dari darah, menjadi fibrin
yang merupakan gumpalan darah (Sherwood, 2001).
5. Katalisator reaksi-reaksi biologik
Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik, seperti
absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah lemak, lipase pankreas, ekskresi
insulin oleh pankreas, pembentukan dan pemecahan asetilkolin. Kalsium yang
diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil dari pesediaan kalsium
dalam tubuh (Almatsier, 2004).
6. Kontraksi otot
Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein di
dalam otot, yaitu aktin dan miosin. Bila darah kalsium kurang dari normal, otot
tidak bisa mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat
menimbulkan kejang. Beberapa fungsi kalsium lain adalah meningkatkan fungsi
transpor membra sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator
membran, dan transmisi ion melalui membran organel sel (Almatsier, 2004).
F. SUMBER KALSIUM
Sumber utama kalsium adalah susu dan produk olahannya, seperti keju,
yoghurt, kefir, es krim, serta ikan terutama ikan duri halus. Enam studi
Randomized Controlled Trial pada orang dewasa dan anak-anak yang
menggunakan produk olahan susu sebagai sumber utama kalsium, seluruhnya
menunjukan efek positif bermakna yang memiliki paling sedikit efek yang sama
kuat dengan suplemen kalsium. Hal ini membuktikan bahwa susu dan produk
olahannya adalah sumber nutrient yang baik yang dibutuhkan untuk
perkembangan dan mempertahankan tulang (Heaney, 2000). Susu nonfat
merupakan sumber terbaik kalsium, karena ketersediaan biologiknya yang tinggi.
Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang
setiap hari (Almatsier, 2004).
G. KANDUNGAN PASTA GIGI
Pasta gigi didefinisikan sebagai bahan semi-aqueous yang digunakan
bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh
permukaan gigi. Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi
untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies,
membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi
bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan
gingiva.
Hampir semua pasta gigi mengandung lebih dari satu bahan aktif dan
hampir semua dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi penggunanya.
Umumnya pasta gigi yang beredar di pasaran saat ini adalah kombinasi dari bahan
abrasif, deterjen dan satu atau lebih bahan terapeutik. Di bawah ini adalah
komposisi umum dan kandungan bahan aktif yang biasa diaplikasikan ke dalam
pasta gigi:
1. Bahan abrasif (20-50%)
Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi umumnya berbentuk bubuk
pembersih yang dapat membersihkan dan menghilangkan stain dan plak. Bentuk
dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk menambah
kekentalan pasta gigi. Bahan yang sering digunakan sebagai bahan abrasif adalah
kalsium. Sehingga kalsium merupakan bahan paling penting dalam pembuatan
pasta gigi.
2. Humectant atau pelembab (20-35%)
Humectant adalah bahan penyerap air dari udara dan menjaga kelembaban.
Misalnya gliserin, alpha hydroxy acids (AHA) dan asam laktat. Bahan ini
digunakan untuk menjaga pasta gigi tetap lembab.
3. Bahan perekat
Bahan perekat ini dapat mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim
dengan cara mencegah terjadinya pemisahan bahan solid dan liquid pada suatu
pasta gigi. Contohnya glycerol, sorbitol, polyethyleneglycol, dan Cellulose gum.
4. Surfactant atau Deterjen (1-3%)
Bahan deterjen yang banyak terdapat dalam pasta gigi di pasaran adalah
Sodium Lauryl Sulfat (SLS) yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan,
mengemulsi (melarutkan lemak) dan memberikan busa sehingga pembuangan
plak, debris, material alba dan sisa makanan menjadi lebih mudah. SLS ini juga
memiliki efek antibakteri.
5. Pelarut (20-40%)
Biasanya senyawa yang berfungsi sebagai pelarut dalam pasta gigi adalah
air.
6. Bahan penambah rasa. (0-2%)
Biasanya pasta gigi menggunakan pemanis buatan untuk memberikan cita
rasa yang beraneka ragam. Misalnya rasa mint, stroberi, kayu manis bahkan rasa
permen karet untuk pasta gigi anak. Tambahan rasa pada pasta gigi akan membuat
menyikat gigi menjadi menyenangkan. American Dental Association (ADA) tidak
merekomendasikan pasta gigi yang mengandung gula tetapi pasta gigi yang
mengandung pemanis buatan (misalnya saccharin). Bahan pelembab gliserin dan
sorbitol juga memberikan rasa manis pada pasta gigi.
7. Bahan pemutih (0,05-0,5%)
Ada macam-macam bahan pemutih yang digunakan antara lain Sodium
carbonate, Hydrogen peroxida, Citroxane, dan Sodium hexametaphosphate.
8. Bahan terapeutik (0-2%)
Bahan terapeutik yang terdapat dalam pasta gigi adalah sebagai berikut :
Bahan antimikroba
Bahan ini digunakan untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan
bakteri. Contoh bahan ini adalah Trikolsan (bakterisidal), Zinc citrate atau
Zinc phosphate (bakteriostatik). Selain itu ada beberapa herbal yang
ditambahkan sebagai anti mikroba dalam pasta gigi contohnya ekstrak
daun sirih dan siwak.
Bahan anti-tartar atau Kalkulus (karang gigi)
Bahan ini digunakan untuk mengurangi kalsium dan magnesium dalam
saliva sehingga keduanya tidak dapat berdeposit pada permukaan gigi.
Contohnya Tetrasodium Pyrophosphate.
Fluoride
Penambahan fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan
cara membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk
memproduksi asam. Adapun macam- macam fluoride yang terdapat dalam
pasta gigi adalah Stannous fluoride, Sodium fluoride, Sodium
monofluorofosfat
Bahan desensitisasi
Bahan desensitisasi yang digunakan dalam pasta gigi adalah sebagai
berikut:
- Potassium nitrat dapat memblok transmisi nyeri di antar sel-sel syaraf.
- Strontium chloride dapat memblok tubulus dentin.
9. Bahan pengawet (0,05-0,5%)
Bahan pengawet berfungsi untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam
pasta gigi. Umumya bahan pengawet yang ditambahkan dalam pasta gigi adalah
Sodium benzoate, Methylparaben dan Ethylparaben.
H. Kalsium Sebagai Bahan Baku Pasta Gigi
Besarnya kebutuhan akan pasta gigi membuat kalsium merupakan
komoditas yang penting dalam pembuatan pasta gigi. Akan tetapi Indonesia yang
merupakan negara dengan sumber daya alam melimpah masih mengandalkan
impor dari luar negeri terkait kebutuhan yang semakin meningkat. Berdasarkan
data statistik impor kalsium carbonat Indonesia adalah
Tabel. 2. Kebutuhan impor kalsium carbonat
Tahun Jumlah (kg/tahun)
2002 34.917.380
2003 29.909.647
2004 34.565.895
2005 43.258.458
2006 45.766.370
Dengan banyaknya kebutuhan tersebut maka tepung tulang ikan nila yang
selama ini masih menjadi limbah dapat digunakan sebagai subtituen dalam
pemenuhan kalsium dalam pembuatan pasta gigi semakin meningkat. Tepung
tulang ikan nila juga dapat dijadikan solusi untuk menggairahkan kembali
produksi home industri yang sempat redup dikarenakan bahan baku yang masih
sulit untuk didapatkan.
Berdasarkan data statistik, perhotelan merupakan tempat usaha yang
mengkonsumsi pasta gigi paling banyak dibandingkan dengan usaha lainya. Hal
ini dikarenakan perhotelan yang mengutamakan kebersihan dan pelayanan
sehingga menarik minat masyarakat untuk melakukan pertemuan, menginap atau
mengadakan seminar-seminar pada hotel tersebut. Dengan banyaknya kebutuhan
pasta gigi oleh perhotelan tersebut maka akan dapat dijadikan sebagai peluang
bisnis pelaku home industri pada pembuatan pasta gigi yang memiliki keunggulan
dalam penentuan ukuran dan kemasan yang dapat disesuaikan menurut
permintaan konsumen.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pasta gigi antara lain adalah
anis oil, menthol Kristal, minyak pepermint, sodium cyclamate, magnesium
carbonate, kalsium dari tepung tulang ikan nila, sodium laurir sulfat, gliserine dan
air. Untuk bahan-bahan tersebut dapat dengan mudah ditemukan di toko kimia.
Untuk memastikan keamanan barang-barang tersebut dapat memilih bahan
dengan kriteria food grade atau pharmacitical grade dan tidak memilih bahan yang
digunakan untuk teknis. Dalam pembuatannya pun sangat mudah dan hemat
energi karena tidak memerlukan pemanasan, bahan-bahan yang ada cukup
dicampurkan dan diaduk antara satu sama lain sehingga didapat pasta yang
diinginkan.
I. PERSYARATAN PASTA GIGI
Pasta gigi yang baik adalah yang tidak menyebabkan gigi abrasi, tambalan
berubah warna atau mengganggu keseimbangan bakteri mulut. Awalnya syarat
pasta gigi tidak begitu diperhatikan tetapi sekarang syarat-syarat tersebut menjadi
penting dan terutama ditekankan pada isi atau kandungannya. Syarat-syarat yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Menyegarkan mulut.
2. Tidak berbahaya, lembut dan cocok untuk digunakan.
3. Stabil selama penyimpanan.
Sedangkan menurut SNI 12-3524-1995, syarat baku mutu pasta gigi
adalah mempunyai pH 4,5-10,5; fluor bebas 800-1500 ppm; formaldehida
maksimum-sebagai formaldehida bebas 0,1%; sukrosa atau kabrohidrat lain yang
dapat terfermentasi negative; bebas cemaran logam (Pb, Hg, dan As); serta bebas
cemaran mikroba (E. coli)
METODE PELAKSANAANA. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium Operasi Teknik Kimia,
Laboratorium Proses Teknik Kimia, dan laboratorium PDTK I Teknik Kimia
UNDIP. Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan
Dalam penilitian ini digunakan bahan yang dibutuhkan untuk membuat
pasta gigi adalah tulang ikan nila yang telah di haluskan sebagai sumber kalsium,
Gliserin sebagai bahan perekat, Gum arab sebagai mengontrol kekentalan dan
viskositas, papermint sebagai perasa, sakarin sebagai pemanis, MgCO3, dan air
destilata yang digunakan sebagai pelarut. Sedangkan untuk analisa reagen yang
digunakan HCl, KOH, KCN, EDTA, buffer, Na2MgEDTA, indikator EBT, etanol,
Fehling, dan NaOH.
2. Alat
Pada penelitian ini digunakan baskom, nampan, dan pisau sebagai
pretreatment tulang ikan nila. Mesin grinder digunakan sebagai pembuat tepung
tulang ikan nila. Sedangkan dalam analisa digunakan buret, statif, klem,
Erlenmeyer, gelas ukur, pipet, labu takar, beaker glass, pengaduk, oven, kompor
listrik, cawan petri, pH meter, dan thermometer.
C. Rancangan Penelitian
1. Penyiapan Bahan Baku
Tulang ikan nila di cuci menggunakan air hingga bersih, kemudian direbus
dalam baskom agar sisa-sisa daging yang melekat pada tulang ikan mengelupas
dan dikeringkan menggunakan sinar matahari langsung, setelah kering tulang ikan
di haluskan menggunakan hammer mill sampai mencapai keadaan yang sehalus-
halusnya berupa tepung tulang ikan nila.
2. Analisa kadar Ca menggunakan kompleksometri
Langkah pertama adalah memasukkan sampel (tepung tulang ikan nila)
kedalam glass pyrex 250 ml, dan dilarutkan dengan 10 ml HCl, setelah larut
uapkan sampai kering menggunakan kompor listrik, setelah kering residu
dilarutkan dengan HCl pekat secukupnya. Larutan diencerkan dengan aquadest
sampai 100 ml dan dipanaskan sampai 15 menit. Larutan dipindahkan ke dalam
labu takar 250 ml serta diencerkan dengan akuadest sampai tanda batas.
Mengambil 20 ml larutan dan memasukkannya ke dalam labu takar 100 ml.
Kemudian larutan tersebut diencerkan kembali dengan akuadest sampai tanda
batas. Setelah itu mengambil 10 ml larutan yang telah diencerkan dan diatur pH
sampai 10 dengan menggunakan KOH. Menambahkan 1 ml buffer, 1 ml KCN, 2-
3 tetes MgEDTA dan sedikit indikator EBT, serta dititrasi dengan menggunakan
NA2EDTA sampai warna merah anggur menjadi biru terang dan mencatat
kebutuhan titran yang dibutuhkan.
3. Analisa Flour Bebas Tepung Tulang Ikan Nila dengan Spektrofotometri
Cahaya Tampak
4. Pembuatan Pasta Gigi
Menghaluskan gum arab dan ditambahkan air destilata yang telah
dipanaskan (suhu 50-600C) sedikit demi sedikit. Setelah itu ditambahkan sakarin
dan gliserin kemudian dicampurkan merata. Menambahkan tulang ikan nila yang
telah dibuat tepung, MgCO3 dan peppermint oil, diaduk merata sampai campuran
menjadi homogen.
Penentuan formula awal percobaan pembuatan pasta gigi tulang ikan nila
ini berlandaskan dari formula menurut Volk & Ash (1977) kemudian disesuaikan
dengan komposisi lain dengan cara trial dan error sehingga pasta gigi tulang ikan
nila tersebut memenuhi baku mutu pasta gigi menurut SNI sesuai dengan standart
uji yang ditetapkan.Formulasi pasta gigi menurut Volk & Ash (1977) adalah
sebagai berikut:
Table 3. Formulasi Pasta Gigi Volk & Ash (1977)
Komposisi Konsentrasi (%)
CaCO3 44MgCO3 2Gliserin 30Gum Arab 4.5Sakarin 0.1Air Destilata 19.4
5. Metode Analisis
a. Analisis PH Pasta Gigi
Uji pH pasta gigi tulang ikan nila ini dilakukan dengan bantuan
kertas pH dan indikator pH sebagai tolok ukur tingkat keasaman pasta gigi
tersebut.
b. Analisis Sukrosa atau Karbohidrat Lain Terfermentasi
Menimbang sampel 5 gram, menambahkan etanol 1 : 6 dari berat
sampel. Larutan disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 1.500
rpm. Mengambil larutannya dan dimasukkan kedalam labu takar 100ml
dan dipusingkan kembali. Kemudian larutan tersebut disatukan dengan
larutan yang pertama dalam labu takar 100 ml dan mengisi labu takar
tersebut dengan air sampai tanda batas. Labu takar tersebut kemudian
digoyang-goyangkan, setelah campuran merata, campuran dituangkan
kedalam dua buah erlenmeyer 50 ml dan diuapkan selama 30 menit pada
kompor listrik sehingga etanol akan menguap. Dilanjutkan dengan
penguapan pada oven 1050C selama 30 menit. Setelah dikeringkan, kedua
Erlenmeyer tersebut diisi dengan air secukupnya. Pada Erlenmeyer
pertama diberi beberapa tetes larutan fehling dan dipanaskan. Pada
Erlenmeyer kedua ditambahkan HCl beberapa tetes, dipanaskan selama
15menit, dinetralkan dengan NaOH, dan ditambahkan larutan fehling serta
dipanaskan. Bila kedua larutan pada erlenmeyer tersebut tidak mengalami
perubahan warna, maka tidak ada zat pereduksi (negatif).
c. Analisa Cemaran Logam
Tahap analisa cemaran logam meliputi analisa Pb, Hg, dan As.
c.1. Analisa Pb
Untuk menganalisa ion Pb dapat dilakukan dengan berbagai
langkah seperti sampel ditambah dengan NaOH akan menghasilkan
endapan putih; sampel ditambahkan dengan K2CrO4 akan menghasilkan
endapan kuning; sampel ditambah dengan KI encer menghasilkan endapan
kuning; sampel ditambah dengan HCl akan menghasilkan endapan putih;
sampel ditambahkan dengan KCN akan menghasilkan endapan putih;
sampel ditambahkan dengan H2SO4 akan menghasilkan endapan putih; dan
sampel ditambahkan dengan Na2HPO4 akan menghasilkan endapan putih;
sampel ditambahkan dengan Na2CO3 akan menghasilkan endapan putih.
Jika didapatkan hasil yang sesuai spesifikasi lebih banyak maka dapat
disimpulkan bahwa sampel mengandung Pb.
c.2. Analisa Hg
Untuk menganalisa ion Hg dapat dilakukan dengan berbagai
langkah seperti sampel ditambah dengan NaOH akan menghasilkan
endapan hitam dan apabila dipanaskan akan muncul endapan abu-abu;
sampel ditambahkan dengan K2CrO4 akan terbentuk endapan coklat dan
apabila dipanaskan akan menghasilkan endapan merah; sampel
ditambahkan dengan KI encer akan terbentuk endapan hijau; sampel
ditambahkan dengan HCl akan terbentuk endapan putih; sampel
ditambahkan Na2HPO4 akan terbentuk endapan putih; dan sampel
ditambah dengan Na2CO3 akan terbentuk endapan kuning. Jika didapatkan
hasil yang sesuai spesifikasi lebih banyak maka dapat disimpulkan bahwa
sampel mengandung Hg.
c.3. Analisa As
Untuk menganalisa ion As dapat dilakukan dengan berbagai
langkah seperti sampel ditambah dengan AgNO3 akan menghasilkan
endapan kuning dalam larutan netral dan sampel ditambahkan dengan
CuSO4 akan menghasilkan endapan hijau. Jika didapatkan hasil yang
sesuai spesifikasi lebih banyak maka dapat disimpulkan bahwa sampel
mengandung As.
d. Analisa Cemaran Mikroba
meliputi uji angka lempeng total dan uji bakteri E. coli. Uji ini
akan dilakukan di Balai Kesehatan Semarang.
e. Analisis Organoleptik
Setelah melakukan uji kimia kita dapat melakukan uji organoleptik
meliputi penilaian fisik terhadap warna, aroma, dan tingkat homogenisasi
dari pasta gigi tulang ikan nila. Untuk analisa tingkat homogenisasi
dilakukan dengan mekanisme berikut, meletakkan sampel pada cawan
petri dan menggesek sampel tersebut sampai membentuk lapisan tipis
kemudian melakukan pengamatan ada tidaknya partikel dan gelembung
udara. Tidak diperbolehkan adanya partikel dan gelembung udara, hal
tersebut mempunyai indikasi bahwa pasta gigi tersebut belum homogen.
Kemudian setelah melakukan uji tingkat homogenitas, dilakukan uji
organoleptis lain seperti warna, aroma, dan tingkat kesukaan dengan
melakukan quisioner terhadap 15 orang panelis yang merupakan
mahasiswa.
JADWAL KEGIATAN PROGRAM
RANCANGN BIAYA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN