USULAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) · PDF fileAkan tetapi jika usaha berfokus pada...
Transcript of USULAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) · PDF fileAkan tetapi jika usaha berfokus pada...
USULAN PROGRAM
IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
PENINGKATAN NILAI TAMBAH EKONOMI UBI JALAR
DI DESA KERTABASUKI - KECAMATAN MAJA
KABUPATEN MAJALENGKA
PROVINSI JAWA BARAT
Oleh:
TIM PENGUSUL
Ketua : Dr. Mulyaningrum, SE., MHum
Anggota : 1. Dr. Hj. Ellen Rusliati, SE., MSIE
2. Hj. Mujibah A. Sufyani, SE., MM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
Januari 2016
HALAMAN PENGESAHAN
IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
Judul IbM :
Peningkatan Nilai Tambah Ubi Jalar
di Desa Kertabasuki, Kecamatan Maja,
Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat
Nama Mitra Program IbM (1) : Petani Ubi Jalar
Nama Mitra Program IbM (2) : Keluarga dan warga sekita petani ubi jalar
Ketua Peneliti Pengusul :
a. Nama : Dr. Mulyaningrum, SE., MHum
b. NIDN :
c. Jabatan/Golongan : Lektor
d. Program Studi : Manajemen
e. Perguruan Tinggi : Fakultas Ekonomi - Universitas Pasundan - Bandung
f. Bidang Keahlian : Kewirausahaan
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : Jl. Taman Sari No. 6 – 8 Bandung/022-
4233646/081320681053/[email protected]
Anggota Tim Pengusul :
a. Jumlah Anggota : Dosen 2 orang
b. Nama Anggota 1/Bidang
Keahlian :
Dr. Hj. Ellen Rusliati, SE., MSIE/ Manajemen
Strategik
c. Nama Anggota 2/Bidang
Keahlian :
Hj. Mujibah A. Sufyani, SE., MM/ Manajemen
Keuangan
e. Mahasiswa yang Terlibat : 2 orang
Lokasi Kegiatan/Mitra (1) :
a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Kertabasuki/ Maja
b. Kabupaten/Kota : Majalengka
c. Provinsi : Jawa Barat
d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 180 km
Lokasi Kegiatan/Mitra (2) :
a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Kertabasuki/Maja
b. Kabupaten/Kota : Majalengka
c. Provinsi : Jawa Barat
d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 180 km
Luaran yang Dihasilkan : Mengenal produk turunan ubi jalar
Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 hari
Biaya Total : Rp 5.500.000,-
- Dikti : Rp -
- Sumber lain (PT) : Rp 5.500.000,-
dan lampirkan Surat Pernyataan Penyandang Dana.
Mengetahui Bandung, 11 Januari 2016
Ketua Pusat Pengabdian Masyarakat
Ketua Tim Pengusul,
(Sadikun Citra Rusmana, SE., MM) (Dr. Mulyaningrum, SE., MHum)
Menyetujui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan
(DR. Atang Hermawan, SE., MSIE., Ak., CA)
PENINGKATAN NILAI TAMBAH EKONOMI
UBI JALAR DI DESA KERTA BASUKI
KABUPATEN MAJALENGKA
1. Pendahuluan
Menteri Koperasi dan UKM, mengatakan bahwa jumlah pengusaha di Indonesia
hanya sekitar 1,65 % dari jumlah penduduk saat ini. Singapura 7 %, Malaysia 5 % dan
Thailand 4 % (Republika, 12/3/2015). Jika jumlah pengusaha bertambah maka akan turut
mendongkrak ekonomi negara, bertambahnya lapangan pekerjaan, dan akhirnya
meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi jika usaha berfokus pada kota
besar saja akan mengakibatkan kesejahteraan meningkat tetapi tidak merata dan akan
mengakibatkan gini ratio tidak akan turun dari 41%.
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dapat dijadikan ukuran kemakmuran.
Provinsi Jawa Barat menempati urutan ke-22 dari 34 propinsi di Indonesia, yaitu sebesar Rp
32.115.000,- berada di bawah rata-rata PDRB Indonesia Rp 42.432.080. Bandingkan dengan
DKI Jakarta Rp 174.824.110,- Padahal provinsi Jawa Barat merupakan provinsi terdekat
dengan ibukota DKI Jakarta. Berikut adalah daftar PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
untuk tahun 2014 yang dihasilkan Badan Pusat Statistik.
Tabel 1. PDRB per Kapita atas Harga Berlaku Tahun 2014
Peringkat Provinsi PDRB (ribuan rupiah)
1 DKI Jakarta 174.824,11
20 Sulawesi Tenggara 32.115,11
22 Jawa Barat 30.110,13
32 Maluku 19.146,36
34 Nusa Tenggara Timur 13.620,02
Source: BPS Indonesia, 2014
Majalengka merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat, dengan kondisi geografis
yang terbagi dalam 3 zona yaitu: daerah pegunungan, dengan luas 40,03 %; daerah
bergelombang/berbukit dengan luas 31,27 %; dan dataran rendah dengan luas 28,70 % dari
seluruh luas wilayah kabupaten. Kondisi ini memungkinkan tumbuh suburnya potensi sumber
daya alam yang melimpah seperti sayuran, buah buahan, pangan dan juga sektor pariwisata.
Daerah dataran rendah yang rata ditunjang dengan posisi yang sangat strategis sebagai
wilayah penghubung 4 Kabupaten yakni: Sumedang, Indramayu, Cirebon dan Kuningan,
sangat cocok dikembangkan menjadi kota bisnis dan industri, sehingga tidak heran kalau
Pemerintah Propinsi Jawa Barat melirik Majalengka sebagai salah satu prioritas
pembangunan infrastruktur untuk menompang percepatan pembangunan termasuk mega
proyek pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dibangun di kecamatan
Kertajati, serta sentra untuk relokasi berbagai industri dan konsep pengembangan Kertajati
Aero City yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas seperti pemunkiman, universitas, rumah
sakit, pusat perbelanjaan, bussines center, resort, sarana hiburan dan rekreasi.
Kondisi obyektif ini akan mendongkrak percepatan pembangunan secara signifikan,
sehingga Majalengka dituntut berbenah diri untuk menselaraskan dan mensinergikan dengan
percepatan pembangunan tersebut secara lebih komperhenship meliputi pembangunan SDM,
Infrastruktur, ekonomi kerakyatan berbasis Agribisnis serta industri kecil dan menengah dan
berbagai bidang lainnya termasuk bidang pemerintahan untuk terciptanya sistem birokrasi
yang baik, profesional, bersih dan akuntabel sehingga dapat meningkatkan pelayanan umum
berdasarkan standard pelayanan minimal sebagai salah satu misi untuk meraih kepercayaan
publik sehingga pemerintah dengan rakyat seiring dan berjalan untuk bersama-sama
mewujudkan visi Kabupaten Majalengka yang Relegius Maju dan Sejahtera.
Sebagian besar masyarakat Majalengka berpencaharian sebagai petani yang tersebar di
seluruh pendesaan di Kabupaten Majalengka, oleh karena itu pembangunan pendesaan yang
merupakan bagian integral dari pembangunan secara menyeluruh dan berkelanjutan tetap
menjadi prioritas utama sasaran pembangunan yang terdiri dari berbagai dimensi dari mulai
tata pemerintah, insfrastruktur, sumberdaya manusia (SDM) dan pengembangan ekonomi
kerakyatan berbasis agribisnis serta koperasi danusaha kecil menangah serta penerapan
teknologi pertanian dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas sebagai upaya
pemantapan ketahanan pangan dan pemenuhan bahan baku industri.
Desa Kertabasuki adalah salah satu Desa di Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka
berada di dataran tinggi. Kerta artinya ramai, subur, maju dan makmur. Basuki artinya sehat
walafiat. Luas wilayah lebih banyak digunakan untuk persawahan 76,87%. Kebanyakan di
desa ini menanam tanaman pangan dibandingkan dengan tanaman apotik hidup (Tabel 2).
Jumlah keluarga pemilik tanah pertanian ada 745 keluarga dan total keluarga petani sejumlah
745 keluarga. Tanaman pangan yang dominan adalah padi, jagung dan ubi jalar. Rata-rata
dari para petani memasarkan hasil tanaman pangan dan buah-buahannya langsung dijual ke
konsumen, langsung dijual ke pasar atau dijual melalui pengecer. Adapula yang
memanfaatkannya untuk konsumsi sehari-hari.
Tabel 2. Luas tanaman pangan dan buah-buahan menurut komoditas
di Desa Kerta Basuki – Kecamatan Maja – Kabupaten Majalengka
Padi sawah 43 ha 3,6 Ton/ha
Jagung 25 ha 5,4 Ton/ha
Ubi jalar 24 ha 15 Ton/ha
Kacang tanah 3 ha 1 Ton/ha
Alpokat 0,05 ha 2 Ton/ha
Sawo 0,5 ha 3 Ton/ha
Durian 0,3 ha 1,5 Ton/ha
Mangga 0,2 ha 2 Ton/ha
Pisang 0,2 ha 2,5 Ton/ha
Rambutan 0,1 ha 2 Ton/ha
Jambu air 0,025 ha 1 Ton/ha
Melinjo 0,5 ha 1,2 Ton/ha
Kebanyakan mata pencaharian penduduk di Desa ini sebagai petani 50%, dan
karyawan perusahaan swasta 20 %, Buruh Tani 20%, PNS 5% dan sisanya mata pencaharian
lainnya. Kegiatan perekonomian yang ada di desa ini didominasi oleh pertanian, perikanan,
peternakan ayam dan beberapa industri rumahan. Pertanian yang dominan di sini berupa padi
dan tanaman palawija. Perikanan biasanya tambak lele, ikan nila dan mas yang dikelola di
pekarangan atau sekitaran rumah warga. Pemasaran ikan tersebut biasanya dengan cara dibeli
langsng oleh warga tanpa dipasarkan ke sektor yang lebih luas. Home industri yang ada di
desa ini diantaranya adalah pembuatan kerupuk, opak dan tahu. Pabrik kerupuk di sini sudah
berdiri lama, bahkan sampai puluhan tahun. Namun, sangat disayangkan tidak ada
dinaminasi, kerupuk tersebut masih dibuat dan dikemas manual, dan masih belum
mempunyai merk serta pemasarannya yang masih sekitar pasar maja dan warung-warung
sekitar.
Lembaga ekonomi di desa ini terdapat 1 unit BUMDES, 1 PNPM, dan lembaga
lainnya berupa industri rumah tangga berupa makanan, kerajinan dan alat rumah tangga
(Tabel 3). Industri rumah tangga yang ada di desa ini banyak yang sudah bertahan sejak
puluhan tahun lalu. Dari hasil pengamatan, industri tersebut tidak berkembang begitu pesat,
Tabel 3. Lembaga Ekonomi
1. 1. Lembaga
ekonomi, dan unit
usaha desa/keluarhan
Jumlah / unit Jumlah kegiatan Jumlah pengurus
dan anggota
BUMDES 1 1 6
1. 2. Jasa Lembaga
Keuangan
Jumlah / unit Jumlah kegiatan Jumlah pengurus
dan anggota
Lembaga Keuangan non-bank 1 (PNPM) 2 14
1. 3. Industri Kecil /
menengah
Jumlah / unit Jumlah kegiatan Jumlah pengurus
dan anggota
Industri makanan 2 2 12
Industri alat rumah tangga 1 1 2
Industri kerajinan 2 1 6
Pemanfaatan potensi daerah untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi produk yang
dihasilkan pada Pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk produk ubi jalar, yang area
lahan cukup luas namun produk turunannya belum dikembangkan. Pengenalan produk
diharapkan dapat meningkatkan minat petani ubi jalar untuk mengolah lebih lanjut menjadi
beragam produk penganan berbahan dasar ubi yang dijual ke berbagai daerah di sekitar
Majaelengka bahkan ke Bandung sebagai oleh-oleh khas. Petani dikenalkan dengan usaha
mikro yang dikelola secara profesional dengan harapan menjadikan usaha yang sehat,
menguntungkan, dan berkembang yang akhirnya dapat memberi kontribusi pada peningkatan
PDRB Kabupaten Majalengka. Peningkatan nilai tambah ekonomi ubi jalar ini akan
dilaksanakan secara interaktif sehingga petani tertarik untuk melakukan proses produksi
berbahan ubi jalar.
2. Tujuan Kegiatan
Peningkatan nilai tambah ubi jalar ini bertujuan untuk memperkenalkan membantu
para petani yang biasanya menjual hasil panennya secara langsung berminat untuk
mengolahnya terlebih dahulu menjadi penganan berbahan dasar ubi jalar, barulah kemudian
menjualnya ke pasar. Haraapn yang ingin dicapai adalah penciptaan lapangan kerja baru dan
peningkatan kesejahteraan keluarga dan menjadikan perempuan pengusaha mikro yang
mengelola bisnisnya secara profesional dengan menerapkan praktek manajemen yang tepat
sehingga mampu mendorong pengusaha senatiasa berkembang dan memberikan kontribusi
pada peningkatan Produk Domestik Bruto. Kegiatan ini juga diharapkan mampu menampung,
memadukan, mewujudkan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat, menggugah dan
mendorong kesadaran untuk mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.
3. Keluaran
a) Meningkatnya pengetahuan dan pengenalan produk turunan berbahan dasar ubi jalar..
b) Adanya jejaring usaha/ bisnis antar individu dan komunitas.
c) Penjajakan Desa Kerta Basuki sebagai desa binaan FE UNPAS.
4. Target Peserta
Sasaran peserta dari pelatihan ini adalah petani ubi jalar di Desa Kerta Basuki,
Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. Total peserta yang ikut serta dalam pengenalan ini
berjumlah 50 orang.
5. Pelaksanaan
Program ini direncanakan akan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut
Hari/ Tgl : Kamis/14 Januari 2016
Tempat : Desa Kertabasuki, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka,
Provinsi Jawa Barat
Narasumber : (a) Dr. Mulyaningrum, SE., M.Hum.
(b) Dr. Hj. Ellen Rusliati, SE., M.SIE.
© Hj. Mujibah A. Sufyani, SE., MM
Fasilitator : (a) Ruslina Lisda, SE., M.Si., Ak., CA
(b) Dr. Hj. Liza Laila Nurwulan, SE., M.Si., Ak., CA
© Neni Murniati, SE., M.Si
(d) Endang Rostiana, SE., MT
(e) Lella NQ. Irwan, SE., M.Si
6. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan ini adalah ceramah dan diskusi tentang pengenalan aneka produk
turunan berbahan dasar ubi jalar, serta berbagai hal berkaitan dengan inovasi strategi
pengembangan produk lainnya. Untuk meningkatkan penyerapan pengetahuan dan
keterampilan materi, maka pengenalan diarahkan untuk melibatkan partisipasi semua peserta.
Oleh karena itu, metode yang akan digunakan adalah model partisipasi aktif melalui diskusi
interaktif.
7. Kepanitiaan
Pengarah
Tim Pelaksana
Narasumber
: Dekan Fakultas Ekonomi UNPAS
Kepala Desa Kertabasuki
: Komisi Pemberdayaan Ekonomi Perempuan FE UNPAS
: Anggota KomPEP FE UNPAS
8. Susunan Acara
Tanggal Durasi Pukul Kegiatan Pengisi Kegiatan
Hari pertama
14/1/16 05.30 Kumpul di Kampus FE - Unpas Fasilitator
06.00 Keberangkatan Fasilitator
180’ 06.00-09.00 Sampai Desa Kerta Basuki Fasilitator
30’ 09.00-09.30 Istirahat sejenak dan silaturahmi
dengan Kepala Desa
Tim Acara,
Sekretaris komPEP
(Ruslina Lisda)
150’ 09.30-12.00 Survey lokasi untuk kegiatan PPM
dan Penelitian berikutnya
Anggota komPEP
45’ 12.00-12.45 Ishoma Tim Logistik (Liza
Laila Nurwulan)
15’ 12.45-13.00 Registrasi Peserta Tim Registrasi
(Endang Rostiana)
15’ 13.00-13.15 Sambutan:
1. Bpk. Kades Kerta Basuki
2. Ibu Wakil Ketua komPEP
(Lella NQ. Irwan)
Tim Acara,
Sekretaris komPEP
(Ruslina Lisda)
120’ 13.15-15.30 Materi 1: Inovasi produk ubi jalar Narasumber 1
(Mulyaningrum)
Materi 2: Strategi Pemasaran produk
ubi jalar
Narasumber 2
(Ellen Rusliati)
Materi 3: Alternatif perolehan modal Narasumber 3
(Mujibah)
15’ 15.30-15.45 Penutupan
Pulang (stlh solat ashar)
Tim Acara
Sekretaris komPEP
(Ruslina Lisda)
9. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan dari kegiatan peningkatan nilai tambah ekonomi ubi jalar ini akan
diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
a) Minimal 80% peserta hadir dari target yang ditentukan.
b) Adanya curah pendapat dalam proses pemberian materi.
c) Minimal 80% pengetahuan (lewat kuesioner) peserta tentang produk turunan ubu jalar
meningkat
d) Adanya rencana tindak lanjut berupa work plan yang dibuat oleh peserta, baik secara
kelompok maupun individu
10. Dokumen
a) Lembar form kehadiran
b) Daftar hadir (presensi)
c) Paper-paper presentasi (copy power point) dari narasumber
d) Dokumentasi foto
e) Sertifikat pelatihan
11. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat agar dipahami dan ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam kerja sama pelatihan ini. Semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih atas partisipasi & kerja samanya.
Bandung, 11 Januari 2016
Koordinator Peningkatan Nilai
Tambah Ekonomi Ubi Jalar
Dr. Mulyaningrum, SE., MHum
Lampiran 1. Rencana Anggaran Biaya Kegiatan
No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)
1. Honorarium (Maks. 30%)
1.650.000,-
2. Bahan habis pakai dan peralatan
500.000,-
3. Perjalanan menuju ke lokasi (Maks. 15%)
825.000,-
4. Konsumsi dan akomodasi di lokasi 1.375.000,-
5. Lain-lain: publikasi, laporan, sertifikat, cendera
mata, dan lainnya
1.150.000,-
Jumlah
5.500.000,-
(Lima juta lima ratus ribu rupiah)