USULAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI · PDF fileusulan penelitian unggulan perguruan...
-
Upload
hoangtuyen -
Category
Documents
-
view
226 -
download
3
Transcript of USULAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI · PDF fileusulan penelitian unggulan perguruan...
USULAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
PEMBERDAYAAN WANITA DAN PENINGKATAN PERANANYA DALAM
PEMBANGUNAN
(STUDI KASUS : KOTA DEPOK)
Oleh :
Ketua : Dhian Tyas Untari, SE.,MM.
Anggota : Siti Marti’ah, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian: PEMBERDAYAAN WANITA DAN PENINGKATAN PERANANYA
DALAM PEMBANGUNAN
(STUDI KASUS : KOTA DEPOK)
Objek Penelitian : Wanita di kota Depok
1. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Dhian Tyas Untari, SE.,MM
b. NIP : 0309048102
c. Jabatan/Golongan : Asisten Ahli
d. Prodi/Fakultas : Pend Ekonomi /FIPPS
e. Perguruan Tinggi : UNINDRA PGRI
f. Bidang Keahlian : Pemasaran Jasa dan Pariwisata
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/E-mail : Jl. Nangka No. 58C Jagakarsa – Jakarta Selatan
12530 , Telp. 021-7818718,
h. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail : Grand Residence Cluster Tirtayasa
Blok AC 11/6
Bekasi
2. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : 1 (satu) orang
b. Nama Anggota I/bidang keahlian : Siti Marti’ah, M,Pd /Akuntansi
3. Lokasi Penelitian
a. Dibawah naungan : Pemda Depok
b. Propinsi : Jawa Barat
c. Jarak PT ke lokasi mitra (km) : Kurang lebih 20 Km
4. Luaran yang dihasilkan : Mengidentifikasikan program – program yang
dibutuhkan dalam pemberdayaan wanita yang dapat
memaksimalkan fungsi dan peranannya
5. Jangka waktu Pelaksanaan : 4 bulan
1. Biaya Total
- Perguruan Tinggi / Mandiri : Rp. 4.000.000,-
- Sumber lain (sebutkan ….) :
Jakarta,
Mengetahui,
Dekan Ketua Tim Pengusul
Dr. Heru Sriyono, MM, M.Pd Dhian Tyas Untari, SE,MM
NIDN : 0320015501 NIDN : 0309048102
Menyetujui,
Ketua LPM/LPPM-PT
Drs. H. Achmad Sjamsuri, MM
NIDN : 0314055002
BAB I
I. Latar belakang
Perbandingan jumlah wanita dibandingkan jumlah laki – laki secara umum adalah 3 : 1,
dengan kata lain jumlah wanita jauh lebih banyak dari jumlah laki – laki. Fungsi dan peranan
wanita dari hari kehari semakin beragam bahkan seringkali wanita memiliki fungsi ganda baik
dalam rumah tangga dan diluar rumah. Pendidikan yang semakin meningkat, keadaan social
budaya yang mulai berubah juga tingkat kebutuhan yang meningkat juga mempunyai peranan
dalam mendorong pergeseran peranan wanita.
Kota Depok merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang berpotensi sebagai wilayah
penyangga kota Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi yang mendukung Depok menjadi tempat
bermungkin, berusaha, pendidikan dan pemerintahan. Salah satu penyebab Kota ini berkembang
pesat seperti sekarang adalah setelah adanya keputusan untuk memindahkan sebagian besar kegiatan
akademis Universitas Indonesia ke Depok yang menempati areal seluas 318 hektar pada tahun 1987.
Dimana sebelumnya lahan hijau Kota Depok yang berfungsi sebagai konservasi air masih sangat luas.
Pesatnya perkembangan kota Depok tidak dapat lepas dari peranan wanita didalamnya. Bahkan wanita
diharapkan memiliki kontribusi yang lebih baik lagi dalam keikut sertaanya dalam pembangunan kota
Depok.
Sebagaimana sebuah organisasi dimana, organisasi merupakan tempat berkumpulnya
lebih dari satu orang yang mempunyai peran masing - masing dan fungsi masing – masing,
dimana masing – masing anggota organisasi memiliki missi masing – masing yang ingin di
capai.
Wanita memiliki fungsi dan peranannya masing – masing, yang bersifat sejajar. Dengan
kata lain tidak dapat dikatakan bahwa fungsi dan peranan seoranng ibu rumah tangga lebih kecil
di banding fungsi dan peranan seorang wanita yang bekerja, hal ini diasumsikan bahwa, seorang
wanita yang bekerja mempunyai kontribusi yang lebih dalam sektor keuangan. Berapa besar
kontribusi secara keuangan bukanlah satu- satunya indikator bahwa peranan dan fungsi seorang
wanita lebih besar dari wanita yang lain.
Yang membedakan kontribusi seorang wanita dalam pembangunan adalah bagaimana
seorang wanita dapat memaksimalkan fungsi dan peranannya dalam pembangunan. Hal ini
menjadi sisi yang sangat menarik untuk diteliti. Dimana seringkali kajian tentang pemberdayaan
wanita hanya membahas tentang bagaimana memberdayakan wanita secara ekonomi, bagaimana
wanita dapat berkontribusi secara keuangan. Hal ini yang akan kami perbaiki dalam penelitian
ini dimana sebagai keluaran adalah program – program pemberdayaan untuk memaksimalkan
peranan dan fungsi wanita, bukan hanya di sektor ekonomi.
II. Masalah
1. Pemberdayaan seringkali hanya memberdayakan wanita di sektor ekonomi, sehingga
terdapat stigma bahwa wanita yang dapat menghasilkan uang memiliki peranan yang
lebih tinggi dibanding wanita yang tidak menghasilkan uang.
2. Pembangunan membutuhkan peranan wanita yang multi sektor. Sehingga dibutuhkan
program – program yang memaksimalkan fungsi dan peranan wanita disemua sektor
sektor.
II.1 Manfaat
Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat teridentifikasi program – program
pemberdayaan yang lebih menyentuh pada fungsi dan peranannya, sehingga program tersebut
dapat memaksimalkan peranan wanita dalam pembangunan
1.4. Tujuan dan Sasaran
Penulisan laporan ini bertujuan untuk :
- Memaksimalkan fungsi dan peranan wanita di Depok dalam kontribusinya dalam
pembangunan.
- Menciptakan program – program pemberdayaan yang disesuaikan dengan fungsi dan
peranan wanita di multi sektor.
Untuk mencapai tujuan tersebut dan memberikan gambaran tentang fungsi dan peranan wanita
di Depok., sasaran yang ditetapkan adalah:
1. Teridentifikasikannya sebaran jumlah penduduk wanita serta usianya, hal ini dibutuhkan
untuk membuat klasifikasi atau pengelompokan wanita berdasarkan usia produktifnya
2. Teridentifikasikannya fungsi – fungsi wanita di kota Depok
3. Teridentifikasikanya peranan wanita di kota Depok
4. Teridentifikasinya tingkat pendidikan wanita di kota Depok, hal ini dibutuhkan untuk
memprediksi kemampuan penduduk (wanita) dalam menerima program yang akan
dibuat.
5. Teridentifikasikannya hal – hal yang dibutuhkan oleh wanita di kota Depok berkaitan
dengan pemberdayaan wanita
6. Teridentifikasikannya program – program pemberdayaan wanita yang sudah ada
sehingga memungkinkan adanya pelengkapan program.
BAB II
II.1 Definisi Pemberdayaan
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata “berdaya”
artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan.
Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai
kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa
inggris.
Pemberdayaan sebagai terjemahan dalam Oxford English Dicteonary mengandung dua
pengertian:
a. To give ability or enable to, yang diterjemagkan sebagai memberi kecakapan/kemampuan atau
memungkinkan
b. Togive power of authority to, yang berarti member kekuasaan.
Dalam Suharto (2010 ; 58 ) Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya
kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam :
(a) Memenuhi kebutuhan dasar sehingga mereka memiliki kebebasan, dalam arti bukan hanya
kebebasan dalam mengemukakan pendapat melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari
kebodohan bebas dari kesakitan.
(b) Menjangkau sumber – sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan
pendapatan dan memperoleh barang dan jasa yang mereka perlukan.
(c) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan – keputusan yang mempengaruhi
mereka.
Menurut Ife (1995; 61) pemberdayaan memuat dua pengertian kunci yaitu kekuatan dan
kelompok lemah. Kekuatan disini diartikan bukan hanya menyangkut poltik melainkan kekuasaan atau
penguasaan klien atas :
(a) Pilihan – pilihan personal dan kesempatan – kesempatan hidup.
(b) Pendefinisian kebutuhan, yaitu kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi
dan keinginan.
(c) Ide dan gagasan, kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan gagasan dalam suatu
forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan
(d) Lembaga – Lembaga, yaitu kemampuan menjangkau, menggunakan dan memepengaruhi
pranata – pranata masyarakat serta lembaga kesejahteraan social, pendidikan dan kesehatan.
(e) Sumber – sumber, merupakan kemampuan memobilisasi sumber – sumber formal, informal
dan kemasyarakatan.
(f) Aktifitas ekonomi, yaitu kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme produksi,
distribusi dan pertukaran barang dan jasa.
(g) Reproduksi, kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran, perawatan anak,
pendidikan dan sosialisai.
Menurut Prijono dalam Fauzi (2012 ; 182) , pemberdayaan dapat diartikan sebagai
pemberian kekuasaan, pengalihan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain, sedangkan
memberdayakan dapat diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan dan keberdayaan
Sedangkan menurut Gaspersz dalam Fauzi (2012 ; 182), memberdayakan masyarakat
berarti memungkinkan masyarakat untuk mencapai kemampuan prestasi tinggi. Proses pemberdayaan
masyarakat dilakukan dengan memberikan kewenangan kepada masyarakat untuk membuat lebih banyak
keputusan yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab.
Definisi pemberdayaan yang dikemukakan para pakar sangat beragam dan kontekstual. Akan
tetapi dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik suatu benang merah bahwa pemberdayaan masyarakat
merupakan upaya untuk memampukan dan memandirikan masyarakat. Atau dengan kata lain adalah
bagaimana menolong masyarakat untuk mampu menolong dirinya sendiri.
II.2 Definisi Pembangunan
Konsep pembangunan seringkali dikaitkan dengan pembagunan secara fisik ataupun
usaha pertumbuhan perekonomian seperti diungkapakan oleh Budiman yang dikutip dalam
Rakhmat (2012 ; 1) bahwa :
Secara umum kata pembangunana diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan
masyarakat dan warga. Pembangunan seringkali diartikan sebagai kemajuan yang dicapai
oleh suatu masyarakat dibidang ekonomi.
Beberapa pendapat juga mengkaitkan pembangunan dengan peningkatan pendapatan
perkapita sebuah negara seperti diungkapkan oleh Todaro yang dikutip dalam Rakhmat (2012 ;
1) yang menyatakan :
Pembangunan adalah proses multidimensional yang mencangkup perubahan – perubahan
penting dalam struktur social, sikap masyarakat, lembaga – lembaga nasional, dan
akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan dan pembrantasan
kemiskinan.
Dan Kartasasmita yang dikutip dalam Rakhmat (2012 ; 1) juga mengungkapkan :
Dalam pandangan ekonomi, pembangunan juga sering didefinisikan sebagai suatu proses
yang berkesimbungan dari peningkatan pendapatan rill kapita melalui peningkatan
jumlah dan produktivitas sumber daya.
Secara lebih umum dan luas Bryant dan White yang dikutip dalam Rakhmat (2012 ; 1)
juga menyatakan bahwa :
Pembangunan dilihat sebagai suatu konsep normative dan merupakan eufenisme untuk
perubahan, moderenisasi dan pertumbuhan.
Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Katz yang dikutip dalam Rakhmat (2012 ; 1) bahwa :
Pembangunan adalah perubahan yang berlangsung secara luas dalam masyarakat, bukan
hanya sekedar perubahan sektor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita dan
peningkatan tenaga kerja, tetapi juga mencangkup perubahan – perubahan di bidang
social dan politik, dimana masalah – masalah tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Pembangunan adalah sebuah proses dan usaha yang dinamis bahkan dapat mengalami
sebuah reduksi dikemudian hari, hal ini diungkapkan oleh Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja
yang dikutip dalam Rakhmat (2012 ; 3) bahwa :
Pembangunan merupakan suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir.
Pembangunan sebagai suatu perubahan social yang terencana, seyogyanya menjadi suatu
proses dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustaining prosess) tergantung
pada manusia dan struktur sosialnya.
Dengan demikian berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah
pembangunan secara umum adalah :
- Pembangunan merupakan sebuah proses dan usaha yang terus berjalan
- Pembangunan dapat memberi sebuah perubahan yang signifikan
- Pembangunan hendaknya dapat memciptakan sebuah moderenisasi
- Pembangunan dapat menciptakan sebuah kemajuan/ progress secara luas secara
ekonomi maupun social.
BAB III
PROFIL OBJEK
III.1 Sejarah
Awalnya Depok merupakan sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan
wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik
oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus
Universitas Indonesia (UI) tahun 80 an, hal ini menyebabkan meningkatnya perdagangan dan
jasa sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.
Pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982
oleh Menteri dalam Negeri (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17
(tujuh belas) Desa, yaitu :
1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu Desa Depok, Desa Depok
Jaya, Desa Pancoram Mas, Desa Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan Jaya
Baru.
2. Kecamatan Beji, terdiri dari 5 (lima) Desa, yaitu : Desa Beji, Desa Kemiri Muka, Desa
Pondok Cina, Desa Tanah Baru, Desa Kukusan.
3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu : Desa Mekarjaya, Desa Sukma
Jaya, Desa Sukamaju, Desa Cisalak, Desa Kalibaru, Desa Kalimulya.
Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok berkembang pesat baik dibidang
Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan. Khususnya bidang Pemerintahan semua Desa
berganti menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran Kelurahan , sehingga pada akhirnya Depok
terdiri dari 3 (Kecamatan) dan 23 (dua puluh tiga) Kelurahan, yaitu :
1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Depok,
Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahjn Rangkapan Jaya, Kelurahan
Rangkapan Jaya Baru.
2. Kecamatan Beji terdiri dari (enam) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Beji, Kelurahan Beji
Timur, Kelurah Pondok Cina, Kelurahan Kemirimuka, Kelurahan Kukusan, Kelurahan
Tanah Baru.
3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 (sebelas) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Sukmajaya,
Kelurahan Suka Maju,. Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan Abadi Jaya, Kelurahan
Baktijaya, Kelurahan Cisalak, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, Kelurahan Kali
Jaya, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Jati Mulya, Kelurahan Tirta Jaya.
Dan dalam perkembangannya kini Kota Depok selain merupakan Pusat Pemerintahan yang
berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan wilayah
penyangga Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk kota pemukiman , Kota Pendidikan, Pusat pelayanan
perdagangan dan jasa, Kota pariwisata dan sebagai kota resapan air.
Berdasarkan Undang – undang nomor 15 tahun 1999 Wilayah Kota Depok meliputi wilayah
Administratif Kota Depok, terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan sebagaimana tersebut diatas ditambah dengan
sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, yaitu :
1. Kecamatan Cimanggis, yang terdiri dari 1 (satu) Kelurahan dan 12 (dua belas) Desa ,
yaitu : Kelurahan Cilangkap, Desa Pasir Gunung Selatan, Desa Tugu, Desa Mekarsari,
Desa Cisalak Pasar, Desa Curug, Desa Hajarmukti, Desa Sukatani, Desa Sukamaju Baru,
Desa Cijajar, Desa Cimpaeun, Desa Leuwinanggung.
2. Kecamatan Sawangan, yang terdiri dari 14 (empat belas) Desa, yaitu : Desa Sawangan,
Desa Sawangan Baru, Desa Cinangka, Desa Kedaung, Desa Serua, Desa Pondok Petir,
Desa Curug, Desa Bojong Sari, Desa Bojong Sari Baru, Desa Duren Seribu, Desa Duren
Mekar, Desa Pengasinan Desa Bedahan, Desa Pasir Putih.
3. Kecamatan Limo yang terdiri dari 8 (delapan) Desa, yaitu : Desa Limo, Desa Meruyung,
Desa Cinere, Desa Gandul, Desa Pangkalan Jati, Desa Pangkalan Jati Baru, Desa Krukut,
Desa Grogol.
4. Dan ditambah 5 (lima) Desa dari Kecamatan Bojong Gede, yaitu : Desa Cipayung, Desa
Cipayung Jaya, Desa Ratu Jaya, Desa Pondok Terong, Desa Pondok Jaya.
III.2 Geografis
Kota Depok secara geografis terletak di 6o19 00 - 6o28 00 LS dan antara 106o43 00 - 106o55 30
BT, berbatasan langsung dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang dan wilayah khusus ibukota
Jakarta di sebelah utara, Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten
Bogor di sebelah timur, Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor di sebelah
selatan, kecamatan Parung dan Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor di sebelah barat. Letak Kota
Depaok sangat strategis diapit oleh Kota Jakarta dan Kota Bogor. Hal ini meyebabkan Kota Depok
semakin tumbuh dengan pesat seiring meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang
tersinkronasi dengan kota-kota lainnya.
Gambar Peta Depok
BAB IV
METODOLOGI
Metode dalam melaksanakan kajian ini adalah :
IV.1 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang diabil dalam kajian ini adalah data sekunder. Data sekunder, menurut
pengertiannya kata sekunder atau secondary yang berarti kedua atau bukan secara langsung dari
sumbernya.
Teknik pengumpulan data dalam kajian ini yaitu melalui studi literatur atau studi pustaka.
Studi pustaka merupakan kegiatan pengumpulan data yang berasal dari karya ilmiah, text book,
pelaporan, peraturan perundang-undangan dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan
makalah. Studi pustaka atau studi literatur dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran baik
mengenai permasalahan dan arah kebijakan di sektor kepariwisataan
IV.2 Analisis Data
Analisis yang digunakan pada penyusunan kajian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.
Analisis deskriptif kualitatif digunakan dalam mendeskripsikan data yang didapatkan melalui
studi literatur. Analisis deskriptif kualitatif digunakan dalam mendeskripsikan data yang
didapatkan secara jelas. Untuk mengolah data kualitatif menggunakan softwere SPSS.17.
IV.3 Rerangka Pikir
IV.4 Sistematika Laporan
Laporan kajian tentang Evaluasi Kebijakan Kepariwisataan Indonesia Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia
BAB 1 : PENDAHULUAN:
Yaitu bab awal dari laporan ini, berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup,
dan sistematika laporan.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA :
Berisikan penjelasan mengenai definisi dari kebijakan, tahapan kebijakan serta definisi yang
terkait dengan pariwisata.
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN
Menguraikan metode yang akan digunakan meliputi tahapan-tahapan penelitian, data – data yang
dipergunakan teknik pengumpulan data, teknik analisa data.
BAB 4 : PEMBAHASAN
Penjabran hasil kajian dengen hasil keluaran berapa banyak devisa yang akhirnya diserap oleh
negara Indonesia dan berapa yang terserap oleh asing.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berisi kesimpulan dari hasil analisis terhadap data dan juga rekomendasi bagi pembuat
kebijakan.
Program pemberdayaan wanita sesuai dengan fungsi
dan peranannya
Jumlah wanita dan sebaran usia
Fungsi dan Peranan wanita
Pendidikan
Hal – hal yang dibutuhkan berkaitan
dengan pemberdayaan wanita
IV.5 Hasil (Outcome)
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
pemberdayaan wanita melalui program – program pemberdayaan yang dapat memaksimalkan
fungsi dan peranan wanita, sehingga diharapkan wanita dalam segala fungsi dan peranannya
dapat memberi kontribusi yang maksimal bagi pembangunan.
BAB V
PEMBAHASAN
Pembangunan nasional adalah seluruh upaya membangun bangsa yang
berkesinambungan ke seluruh aspek kehidupan masyarakat dan bangsa dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional seperti yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Perempuan
Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan, jumlahnya yang mencapai
118.048.783 (49%) orang dari 237.556.363 orang penduduk Indonesia (sensus pendudukan
2010), merupakan jumlah yang potensial untuk pembangunan nasional.
Sebagai Kota yang berdekatan dengan DKI Jakarta merupakan Ibukota Negara dan Kota
Depok juga dijadikan Kota Satelit maka kehidupan di Kota Depok sangat dipengaruhi oleh
dinamika kehidupan Ibukota terutama untuk trend dan life style (gaya hidup). Keberhasilan
pembangunan suatu negara berhubungan dengan keberhasilan pembangunan Sumber Daya
Manusianya. Pembangunan manusia (human development) dirumuskan sebagai perluasan pilihan
bagi penduduk (enlarging the choice of people). Dari berbagai pilihan yang ingin dicapai, salah
satu pilihan terpenting adalah agar manusia dapat berumur panjang dan sehat, memiliki ilmu
pengetahuan dan mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup
secara layak
Table 4.1 Indeks Pembangunan Manusia Kota Depok
Uraian 2011 2010 2009 2008 2007
IPM 79,36 79,09 78,68 78,22 78,1
Sumber : Pengolahan data DDA Depok
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Indeks (HDI) tahun ke
tahun sejak tahun 2007 sampai 2011 di kota depok selalu mengalami peningkatan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan manusia secara umum dikota depok sudah cukup
baik terlihat pada perbaikan – perbaikan yang dilakukan sehingga mengakibatkan IMP atau HDI
yang meningkat. Tetapi dari data diatas belum terlihat secara implicit seberapa besar peranan
wanita dalam pembangunan kota depok. Secara umum peran perempuan dalam pembangunan
bangsa Indonesia sangat besar dan merupakan aset bangsa yang potensial dan kontributor yang
signifikan dalam pembangunan bangsa baik sebagai agen perubahan maupun subyek
pembangunan (Radar lampung, 27-12-2012).
Karateristik Wanita di Depok
Untuk mengetahui peranan wanita dikota depok Penduduk wanita diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu wanita dalam usia kerja dan penduduk yang tidak dalam usia kerja. Tenaga kerja
merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis
besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga
kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja
yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun.
Jumlah penduduk wanita dalam usia kerja dikota Depok mengalami penurunan dari tahun
2007 sampai tahun 2008 yaitu sebanyak 692.295 jiwa pada tahun 2007 dan 533.298 jiwa pada
tahun 2008. Sedangkan untuk tahun berikutnya selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2009
menjadi 549.379 jiwa, tahun 2010 569.723 jiwa dan tahun 2011 607.184 jiwa.
Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua peranan yaitu sebagai angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang
sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan dan bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang
kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini
adalah anak sekolah dan mahasiswa, para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para
pengangguran sukarela.
Berikut adalah data perbandingan IPM, jumlah penduduk wanita angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja di kota Depok.
Table 4.2 IPM, jumlah penduduk wanita angkatan kerja dan bukan angkatan kerja di kota Depok
Tahun 2007 – 2011
Uraian 2011 2010 2009 2008 2006
IPM 79,36 79,09 78,68 78,22 78,10
Angkatan kerja 290.268
255.908 281.360 239.931 230.465
Bukan angkatan kerja 316.916 313.815 268.019 293.367 461.830
Sumber : Pengolahan data BPS Depok
Berdasarkan table diatas terlihat bahwa jumlah angkatan kerja pada tahun 2011
adalah jumlah tertinggi dari tahun – tahun sebelumnya yaitu sebesar 290.268, sedangkan
angkatan kerja terendah adalah pada tahun 2007 sebesar 230.564. Dan jumlah wanita yang bukan
angkatan kerja tertinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar 461.830, dan terendah pada tahun 2009 yaitu
268.019.
Wanita di kota Depok dibagi menjadi wanita dalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja,
wanita dalam angkatan kerja dapat diasumsikan bahwa mereka sedang aktif bekerja atau sementara
tidak bekerja walau sebenarnya sudah mempunyai pekerjaan. Sedangkan wanita yang tergolong
dalam bukan angkatan kerja seperti ibu rumah tangga, pelajar atau mahasiwa juga mempunyai
peranan dalam pembangunan. Seorang ibu rumah tangga yang berfungsi sebagai istri dan ibu
juga mempunyai kontribusi dalam meningkatkan pembangunan kota depok. Kecerdasan dalam
mengolola keuangan, kearifan dalam mendidik dan pengetahuan dalam kesehatan mutlak
dibutuhkan seorang ibu rumah tangga dalam keikutsertaannya meningkatkan IMP kota Depok.
Sejalan dengan itu pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) secara berkesinambungan utamanya meliputi tiga aspek penting, yaitu
peningkatan kualitas fisik (kesehatan), intelektualitas (pendidikan), maupun kemampuan
ekonominya (daya beli) seluruh komponen masyarakat. Tidak kalah pentingnya dalam upaya
peningkatan kualitas SDM adalah pembinaan aspek moral (keimanan dan ketaqwaan), sehingga
pemanfaatan kemampuan fisik, kecerdasan dan daya beli merupakan perwujudan dari rasa
keimanan dan ketaqwaan.
Data data tersebut diolah dengan menggunakan software Spss.17. Dihasilakan output sebagai
berikut,
Table 4.3 Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
IMP 78.6900 .54268 5
AK 259586.40 25803.932 5
BAK 305896.20 21230.692 5
Sumber : Output Spss
Table 4.4 Correlations
IMP AK BAK
Pearson Correlation IMP 1.000 .809 .015
AK .809 1.000 -.453
BAK .015 -.453 1.000
Sig. (1-tailed) IMP . .049 .490
AK .049 . .222
BAK .490 .222 .
N IMP 5 5 5
AK 5 5 5
BAK 5 5 5
Sumber ; Output Spss
Dari tabel dapat dilihat bahwa besar hubungan antara variabel Angkatan kerja dengan
variable IMP adalah 0,809 hal ini menunjukan hubungan positif makin besar AK maka makin
tinggi pula nilai rapot, sedangkan besar hubungan variable bukan angkatan kerja dengan
variable IMP adalah 0,015 yang berarti ada hubungan positif.
Table 4.5 Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 BAK, AKa . Enter
a. All requested variables entered.
Sumber : Output Spss
Dari tabel diatas menunjukan variabel independen yang dimasukan adalah BAK dan AK,
sedangkan variabel yang dikeluarkan tidak ada (Variables Removed tidak ada)
Table 4.6 Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .915a .837 .673 .31012
a. Predictors: (Constant), BAK, AK
Sumber : Output Spss
Pada tabel Standar Error of the Estimate adalah 0.31012 sedangkan standar deviasi
adalah 0,56804 yang jauh lebih besar dari dari standar error, oleh karena itu adapat dikatakan
bahwa model regresi cukup baik dalam bertindak sebagai predictor IMP.
Berdasarkan output diatas nilai dari Adjusted R Square adalah 0,673 atau 67,3% artinya
besarnya kemampuan variasi model AK dan BAK dapat menjelaskan variabel IMP sebesar
67,3% sedangkan sisanya 32,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam analisis
ini (penelitian ini).
Table 4.7 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 69.338 3.651 18.992 .003
AK 2.157E-5 .000 1.026 3.201 .039
BAK 1.226E-5 .000 .480 1.497 .002
a. Dependent Variable: IMP
Sumber : Output Spss
Uji t dimaksudkan untuk menguji apakah variabel AK dan BAK secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel IMP.
Hipotesis:
H0: variabel AK dan BAK secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel IMP
H1: variabel AK dan BAK secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel IMP
Dasar Pengambilan Keputusan :
Jika probalitasnya (nilai sig) > 0.05 atau - t tabel < t hitung < t tabel maka H0 tidak ditolak
Jika probalitasnya (nilai sig) < 0.05 atau t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak
Keputusan:
Pada tabel di atas nilai sig variabel AK 0.039 < 0.05 dan untuk variable BAK nilai sig adalah 0,002 <
0,05 sehingga H0 ditolak, yang berarti variabel AK dan BAK secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel IMP.Dengan demikian persamaan regresi linear berganda dari ketiga variable diatas
adalah, :
IMP = 69.338 + 2.157 AK +1.226 BAK
Berkaitan dengan pemberdayaan wanita dikota depok dari persamaan linear berganda
diatas terlihat bahwa, jika wanita yang termasuk AK dan wanita yang termasuk dalam BAK
tidak diberdayakan nilai IMP adalah 69.338. Tapi jika wanita baik yang termasuk AK dan BAK
diberdayakan senilai 1, maka nilai IMP akan naik menjadi 72.721.
Dengan demikian terlihat bahwa wanita yang tidak bekerja juga mempunyai kontribusi
dalam meningkatkan IMP. Hal ini terjadi karena wanita yang tergolong dalam bukan angkatan
kerja seperti ibu rumah tangga memiliki fungsi sebagai ibu yang mencetak anak – anak yang
nantinya dapat berperan dalam pembangunan maka pemberdayaan wanita dengan kualitas ibu
yang baik akan meningkatakan kualitas generasi penerus yang baik.
Selain itu juga ibu rumah tangga juga mempunyai fungsi sebagai istri yang mempunyai
tanggungjawab untuk melayani suami. Oleh sebab itu pemberian pemberdayaan dibidang social,
pengetahuan dan kesehatan akan sangat mendukung fungsi ibu rumah tangga sebagai istri.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Persamaan Gender dalam Pembangunan, merupakan sebuah acuan untuk
memaksimalkan potensi perempuan dalam pembangunan. Dalam keluarga, kaum perempuan
merupakan tiang keluarga, kaum perempuan akan melahirkan dan mendidik generasi penerus.
Kualitas generasi penerus bangsa ditentukan oleh kualitas kaum perempuan sehingga mau tidak
mau kaum perempuan harus meningkatkan kualitas pribadi masing-masing.
Tidak mungkin akan terbentuk keluarga yang berkualitas tanpa meningkatkan kualitas
perempuan. Kualitas pendidikan perempuan juga merupakan aspek yang sangat penting bagi
pembangunan bangsa. Kaum perempuan harus berusaha meraih jenjang pendidikan setinggi
mungkin. Peningkatan derajat kesehatan perempuan juga seiring dengan upaya peningkatan
akses pendidikan, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dan pelayanan kesehatan.
Terlepas dari semua kekurangan dan keterbatasan perempuan Indonesia, saat ini perempuan
Indonesia berbeda dengan perempuan Indonesia masa lalu. Bila dulu perempuan Indonesia
beraktivitas hanya di sekitaran keluarga dan rumah tangga, kini bisa disaksikan bagaimana
perempuan Indonesia berperan hampir dalam setiap bidang pekerjaan dan profesi. Tidak sedikit
pula yang berprofesi sebagai pimpinan dalam perusahaan atau lembaga. Hal ini menunjukkan
bagaimana kualitas perempuan Indonesia, sesungguhnya tidak kalah dari kaum laki-laki.
Oleh karena itu, optimisme akan pembangunan kota Depok yang bertumpu pada semua
pihak akan terselenggara dengan baik termasuk didalamnya adalah wanita dengen peranan dan
fungsinya. Dukungan semua pihak diperlukan, agar keseimbangan yang telah terjadi selama ini,
dapat terus disempurnakan, saling mengisi dan memberikan kontribusi pada pembangunan kota
Depok.
5.2 SARAN
Berdasarkan kajian diatas saran yang dapat diberikan untuk pemberdayaan wanita di kota Depok adalah
- Memaksimalkan peranan ibu rumah tangga melalui program – program pemberdayaan di bidang
social kemasyarakatan, social keagamaan, kesehatan dan pendidikan sehingga dapat
memaksimalkan peranan ibu rumah tangga dalam pembangunan kota Depok
- Pemberdayaan wanita di kota Depok harus diikuti dengan kebijakan yang berpihak kepada
kenyamanan dan kamanan wanita dalam bekerja. Hal ini menyangkut pahwa peranan wanita yang
bekerja juga cukup besar bagi pemabangunan kota Depok
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Nama Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
Pengajuan
Proposal
Penelitian
X
Pengajuan Surat
Ijin dan Survei
X X
Pengumpulan
Data dan
Analisis
X
X
Kesimpulan dan
Saran
X
Penulisan
Laporan
Penelitian
X
DAFTAR PUSTAKA
Suharto, Edi .2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Cetakan ke-4. Refika
Aditama. Bandung.
Fauzi, Hamdani. 2012. Pembangunan Hutan Berbasis Kehutanan Sosial. Cetakan ke-1. Karya
Putra Darwati. Bandung
Rakhmat. 2012. Dimensi Strategis Manajemen Pembangunan. Graha Ilmu. Jokjakarta.
Ife, Jim. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives, Vision, Analysis and
Practice. Logman. Australia
http://www.depok.go.id/
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN
No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp )
1
2
3
4
5
Transportasi perjalan
Konsumsi
Biaya perijinan
Barang habis pakai
Lain - lain
Rp 2.000.000,-
Rp 1.000.000,-
Rp 500.000,-
Rp 500.000,-
Rp 1.600.000,-
Total Rp 5.600.000,-
DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA
DATA PRIBADI
Nama : Dhian Tyas Untari SE,MM
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta , 9 April 1981
Jenis Kelamin/Gender : Perempuan
Alamat : Grand Residence Cluster Tirtayasa Blom AC11/6
Bekasi Timur
Telepon/Hp : 08129074365 / 98519859
Agama : Islam
E-mail : [email protected]
Website
RIWAYAT PENDIDIKAN
- Program Doktor Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan Institute Pertanian Bogor
Tahun 2012 – present
- Program Magiter Management (konsentrasi pemasaran) Universitas Mercubuana tahun
2007 – 2009
- Program Strata 1 Manajemen (konsentrasi MSDM) Universitas Mercubuana tahun 2004
– 2007
- SMUN 112, Jakarta – Barat 1996 – 1999
- SMPN 220, Jakarta – Barat 1993 – 1996
- SDN 013, Jakarta – Barat 1987 – 1993
RIWAYAT PEKERJAAN
- Trisakti School of Management tahun 2012 - present
- Universitas Indraprasta PGRI tahun 2010 – present
- STIAMI Cikarang tahun 2011
- LP3i tahun 2007 – present
- STMIK Bina Sarana Global tahun 2007 – 2011
- Bank Panin (Opration) tahun 2006 – 2010
- Bank Danamon ( Data Analis ) Tahun 2005 – 2006
KARYA ILMIAH/PENELITIAN
- Analisis pengaruh supervisi terhadap motivasi karyawan pada Hotel Aston Atrium (2007)
- Analisis Pengaruh CSR terhadap Corporate Image pada PT Panin Bank Tbk (2009)
- CSR sebagai salah satu implementasi program marketing (2011)
- CRM sebagai usaha menpertahankan jumlah nasabah prioritas pada Bank BRI (2011)
- Model penetapan strategi harga untuk objek wisata alam, studi kasus objek wisata di
Jawa Barat ( 2012 )
- Rekayasa model pemasaran dan strategi promosi pada objek wisata daerah berskala
nasional, studi kasus pada objek wisata pulau Jawa ( 2012 )
KARYA ABDIMAS
- Bekerjasama dengan RS Darmais, memberikan motivasi memalui kominikasi yang fun
(untuk kembali menjalani hidup sebagaimana sebelum sakit) kepada para penderita
kangker
- Memberikan pelatihan dasar dasar perbankan pada karyawan Panin Bank yang akan
menghadapi tes pengangkatan sebagai calon karyawan tetap Panin Bank ( 2011 )
KARYA DESAIN/PERANCANGAN
-
Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini Saya Buat dengan Sebenar-benarnya.
Jakarta, 13 Mei 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA 1
DATA PRIBADI
Nama : Siti Marti’ah, M,Pd
Tempat/Tanggal Lahir : Bojonegoro, 13 Januari 1978
Jenis Kelamin/Gender : Perempuan
Alamat : Jl Bulak Timur RT03/09 Cipayung, Cipayung, Depok,
Jawa Barat 16437
Telepon/Hp : 021- 99765099 / 081287889978
Agama : Islam
E-mail : [email protected]
Website : -
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2009 – 2012 : Program Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Srata dua
(S2) di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Tahun 2004 – 2008 : Program Pendidikan Ekonomi (S1) di Universitas
Indraprasta PGRI Jakarta
Tahun 1995 – 1996 : Program Diploma di School of Business Malang
konsentrasi Akuntansi dan Perbankan
Tahun 1992 – 1995 : SMEA PATRIA Babat
Tahun 1989 – 1992 : SMPN 1 Baureno
Tahun 1983 – 1989 : SDN Kadungrejo II
RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun 2009 – Sekarang : Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
KARYA ILMIAH/PENELITIAN
Tahun 2008 : Analisis Pengaruh Pelaksanaan Perencanaan Pajak dalam
Rangka Penetapan Harga Pokok Produksi dan Biaya
Operasional dalam rangka Efesiensi Perpajakan Badan
Usaha
Tahun 2012 : Pengaruh Persepsi pada Mata Kuliah Kewirausahaan dan
Motivasi Berwirausaha terhadap Prestasi Belajar Mata
kuliah Kewirausahaan (survai pada mahasiswa perguruan
tinggi swasta di Jakarta Program Studi Teknik Informatika)
KARYA ABDIMAS
- Tahun 2009 sebagai NARA SUMBER dalam kegiatan “Seminar Kewirausahaan” di
SMK Nusantara 1 Jakarta utara
-Tahun 2010 Sebagai INTRUKSTUR dalam kegiatan “Penyusunan Kisi-kisi Ujian Sekolah
mata pelajaran Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh MGMP
Kewirausahaan SMK Nusantara 1 Jakarta Utara
KARYA DESAIN/PERANCANGAN
-
Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini Saya Buat dengan Sebenar-benarnya.
Jakarta, 13 Mei 2012