Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat...

142
USULAN KEGIATAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN EKOWISATA GOA DI KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT AFRODITA INDAYANA

Transcript of Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat...

Page 1: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

USULAN KEGIATANTUGAS AKHIR

PERENCANAAN EKOWISATA GOADI KABUPATEN TASIKMALAYA

PROVINSI JAWA BARAT

AFRODITA INDAYANA

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATAPROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN

BOGOR

Page 2: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

2013

Page 3: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

PERENCANAAN EKOWISATA GOADI KABUPATEN TASIKMALAYA

PROVINSI JAWA BARAT

AFRODITA INDAYANA

Proposal Tugas AkhirSebagai salah satu syarat melaksanakan Tugas Akhir (TA)

pada Program Keahlian Ekowisata

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATAPROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN

BOGOR2013

Page 4: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

Judul : Perencanaan Ekowisata Goa, di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat

Nama : Afrodita Indayana

NIM : J3B110049

Program Keahlian : Ekowisata

Disetujui,

Dr. Ir. Ricky Avenzora, M.Sc.FDosen Pembimbing

Diketahui,

Helianthi Dewi, S.Hut, M.Sc.Koordinator Program Keahlian

Ekowisata

Tanggal Pengesahan :

Page 5: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun

usulan Tugas Akhir ini dengan judul “Perencanaan Ekowisata Goa di

Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat”. Tugas Akhir merupakan salah

satu studi yang diselenggarakan oleh Program Keahlian Ekowisata, Program

Diploma Institut Pertanian Bogor dan wajib diikuti oleh setiap mahasiswa

Ekowisata selama 45 hari efektif. Kegiatan ini dilakukan untuk menggali potensi

wisata goa yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya sehingga kemudian dapat

dirancang menjadi sebuah destinasi Ekowisata Goa.

Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan proposal

ini. Oleh karena itu, saran dan kritik senantiasa penulis harapkan demi perbaikan

dimasa yang datang. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak, akademisi, masyarakat luas serta dunia keilmuan dan digunakan

sebagaimana mestinya.

Bogor, Januari 2013

Penulis

Page 6: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR IDAFTAR ISI IIDAFTAR GAMBAR IVDAFTAR TABEL VDAFTAR LAMPIRAN VII. PENDAHULUAN 7

A. Latar Belakang 7B. Tujuan 8C. Manfaat 9D. Sasaran 9E. Output 10F. Tahapan Pelaksanaan 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 14A. Pariwisata dan Ekowisata 14B. Wisatawan 16C. Motivasi dan Persepsi 17D. Kawasan Karst dan Goa 18

1. Pengertian Kawasan Karst dan Goa 182. Kode Etik dan Moral Penelusur Goa 203. Kondisi fisik Goa 224. Klasifikasi Goa 235. Fungsi Goa 286. Ornamen Goa 297. Klasifikasi Fauna Goa 29

D. Wisata Goa 30E. Masyarakat 33F. Program Wisata 34G. Perencanaan Wisata 35I. Media Promosi 35

Audio Visual 36III. KONDISI UMUM 50

A. Letak dan Luas Kawasan 50B. Kawasan 52

1. Topografi 522. Iklim dan Curah Hujan 543. Hidrologi 55

C. Kondisi Biotik Kawasan 551. Keanekaragaman Flora 562. Keanekaragaman Fauna 57

D. Kondisi Sosial Masyarakat 59E. Potensi Wisata 60

1. Potensi wisata goa 602. Potensi Wisata Lain 62

F. Aksesibilitas 671. Kendaraan Pribadi 672. Bus atau Kendaraan Umum Lainnya 67

ii

iii

iiiivv

vi

Page 7: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

3. Kereta Api 68IV. METODE PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 69

A. Lokasi danWaktu 69B. Alat dan Bahan 70C. Jenis Data 71

1. Data primer 712. Data sekunder 73

D. Metode Pengambilan Data 731. Metode Pengamatan dan Pengukuran Kondisi Fisik Goa 742. Masyarakat 783. Wisatawan 784. Pengelola 79

E. Metode Analisis Data 791. Suhu dan kelembaban udara 802. Pengukuran debit air sungai 80

F. Metode Pembuatan Output Media Promosi 81G. Kerangka Pemikiran 83

DAFTAR PUSTAKA 84LAMPIRAN 90

iii

Page 8: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tahapan Pelaksanaan 13Gambar 2. Peta Kawasan Kabupaten Tasikmalaya 51Gambar 3. Perbukitan Sodong Hilir, Kabupaten Tasikmalaya 54Gambar 4. Flora Mendongdi Kabupaten Tasikmalaya 56Gambar 5. Hasil kerajinan tumbuhan mendong 57Gambar 6.Potensi fauna penyu hijau 58Gambar 7. Goa Safarwadi 61Gambar 8. Obyek Wisata Kampung Naga Di Kabupaten Tasikmalaya 63Gambar 9. Pusat Kerajinan Rajapolah Di Kabupaten Tasikmalaya 65Gambar 10. Gunung Galunggung Di Kabupaten Tasikmalaya 66Gambar 11. Pemetaan goa dengan menggunakan metode forward 76Gambar 12. Pengukuran debit air sungai menggunakan metode pingpong 77Gambar 13. Kerangka Berfikir 84

iv

Page 9: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

DAFTAR TABEL

1. Klasifikasi Goa berdasarkan akses masyarakat 232. Klasifikasi Goa berdasarkan kandungan isi 243.Klasifikasi Goa berdasarkan derajat bahaya 254. Klasifikasi Goa berdasarkan Letak dan Batuan Pembentuknya 275. Rencana Tata Waktu Pelaksanaan Tugas Akhir 696. Alat yang digunakan 707. Data Primer 718. Data Sekunder 739. Parameter penilaian derajat kesulitan goa Ko ( 2001) 75

v

Page 10: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

DAFTAR LAMPIRAN

1. KUESIONER ACCESSOR2. KUESIONER WISATAWAN/PENGUNJUNG3. KUESIONER MASYARAKAT4. TALLY SHEET PENGUKURAN DAN PEMETAAN5. TALLY SHEET DAYA DUKUNG6. JURNAL KEGIATAN HARIAN

vi

Page 11: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

7

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan paradigma pariwisata pada saat ini tidak hanya terfokus pada

sebuah produk wisata yang bersifat mass tourism concept, namun berkembangnya

berbagai minat wisata ke suatu destinasi yang masih alami dengan berbagai

karakteristik perjalanannya, merupakan preferensi baru dalam hal permintaan

wisata. Kesadaran akan pentingnya pertimbangan aspek ekologi, sosial budaya

dan perkembangan perekonomian pariwisata yang berkelanjutan dan terintegrasi,

sejauh ini telah mempengaruhi dinamika permintaan pasar pariwisata. Pengaruh

tersebut secara refleks juga telah mempengaruhi munculnya berbagai penawaran

wisata yang sedang berkembang.

Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan kawasan karst dengan goa sebagai salah satu ciri khasnya.

Seiring dengan berkembangnya wisata yang bersifat back to nature, goa masih

menyimpan banyak potensi yang dapat digali, sehingga dapat dijadikan sebagai

destinasi wisata.

Kawasan karst merupakan salah satu bentang alam yang terdapat di

Indonesia, yang memiliki ciri hidrologi serta bentukan alam yang khas dan

disebabkan oleh adanya perpaduan antara tingginya tingkat pelarutan batuan serta

porositas sekunder (Ford dan Wiliams 1989 dalam Sunkar 2007). Karakteristik

goa yang unik dan berbeda dari ekosistem lain, membuat goa mempunyai nilai

penawaran dan permintaan tersendiri terkait kegiatan ekowisata. Goa dalam

pengertian sederhana merupakan suatu bentukan lorong alamiah dibawah tanah

yang bisa dilalui oleh manusia yang terbentuk dari batuan gamping atau batuan

vulkanik (Gema 2004). Salah satu kegiatan wisata yang dapat dilakukan di obyek

goa yaitu kegiatan penulusuran goa (caving).

Potensi goa yang banyak tersebar di Indonesia, salah satunya terletak di

Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Tasikmalaya memiliki

potensi sumberdaya alam goa lebih dari 11 goa yang tersebar di berbagai

kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Keberadaan goa tersebut sangat

Page 12: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

8

berpotensi menjadi sebuah daya tarik ekowisata jika dikelola dan dikembangkan

dengan baik, dan terintegrasi. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di obyek

wisata goa di Kabupaten Tasikmalaya antara lain penelusuran goa (Caving),

melihat ekosistem fauna goa ataupun melihat ornamen goa seperti stalaktit

(batangan kapur yang terdapat pada langit goa) dan stalagmite (susunan batu

kapur yang terdapat di lantai goa), dan berziarah. Potensi sumberdaya alam pada

beberapa goa sangat kental dengan tradisi atau budaya sosial masyarakat di

Kabupaten Tasikmalaya pada dasarnya dapat menjadi modal dasar dalam sebuah

perencanaan ekowisata goa.

Kegiatan wisata goa yang beresiko pada rusaknya ekosistem alami goa

merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sebuah

kegiatan wisata goa. Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir merupakan kegiatan

mengaplikasikan atau mengimplementasi ilmu ekowisata dengan output berupa

program dan paket wisata serta media promosi dalam bentuk audio visual.

Adanya perencanaan Ekowisata Goa tersebut dapat menunjang perkembangan

ilmu pengetahuan dan meningkatkan harmonisasi perilaku masyarakat dan

instansi terkait dalam menjaga dan menghargai alam beserta kebudayaan sekitar.

B. Tujuan

Pelaksanaan Tugas Akhir memiliki empat tujuan. Tujuan yang diharapkan

dari Tugas Akhir tentang Perencanaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya,

Provinsi Jawa Barat adalah:

1. Mengetahui potensi wisata goa yang ada di Kabupaten Tasikmalaya menjadi

obyek perencanaan Ekowisata Goa.

2. Mengetahui karakteristik, persepsi, dan kesiapan masyarakat terhadap

perencanaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya.

3. Mengetahui karakteristik, persepsi, dan motivasi wisatawan di Kabupaten

Tasikmalaya.

4. Merancang program Ekowisata Goa dan output berupa media promosi dalam

bentuk produk audio visual tentang Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya.

Page 13: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

9

C. Manfaat

Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi setiap orang,

baik bagi penulis, pembaca, dan masyarakat setempat. Manfaat dari perencanaan

Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat adalah:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai potensi wisata goa

di Kabupaten Tasikmalaya.

2. Dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan

adanya perencanaan Ekowisata Goa yang efektif.

3. Dapat membangun kesadaran bersama tentang pemahaman pentingnya

menjaga harmonisasi alam dan budaya.

4. Meningkatkan aktivitas masyarakat menuju lebih baik dan kreatif.

D. Sasaran

Sasaran dari kegiatan Perencanaan Ekowisata Goa di Kabupaten

Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat adalah semua kalangan terutama masyarakat

sekitar kawasan goa di Kabupaten Tasikmalaya. Sasaran yang dicapai adalah agar

terwujudnya masyarakat sadar wisata dan sadar pelestarian goa dikawasan sekitar

goa.

E. Output

Output yang akan direncanakan dalam Perencanaan

Program Ekowisata Goa ini adalah berupa media promosi dalam

bentuk audio visual untuk program ekowisata goa di Kabupaten

Tasikmalaya. Media promosi dalam bentuk Audio Visual ini berisi

berbagai gambar, video dan informasi mengenai program

ekowisata goa di Kabupaten Tasikmalaya.

F. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pengerjaan dari kegiatan Tugas Akhir terdiri dari empat tahap.

Pada tahap pertama akan dilakukan persiapan dengan melakukan studi literatur

untuk menentukan problem statment dan variable essensial beserta parameter

Page 14: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

10

yang akan digunakan pada tahapan pengerjaan. Berlanjut pada tahap kedua

berupa inventarisasi dari setiap variabel essensial dan parameter dengan membagi

dalam langkah observasi, kuisioner, studi literatur dan dokumentasi terhadap

objek wisata yang terdapat pada setiap goa di Kabupaten Tasikmalaya. Langkah

selanjutnya adalah menghasilkan data yang berkaitan dengan parameter dari setiap

essensial. Data parameter tersebut terdiri dari aspek sumberdaya goa,

aksesibilitas, keamanan, Fasilitas, karakteristik masyarakat, kesiapan masyarakat,

persepsi masyarakat, karakteristik pengelola, persepsi pengelola, kesiapan

pengelola, penilaian obyek oleh pengelola.

Tahapan berikutnya adalah analisis yang berada pada tahap tiga. Pada tahap

ini, data yang telah diperoleh dari parameter essensial akan dianalisis dengan

pendeskripsian data secara kualitatif dan kuantitatif agar mengetahui potensi

sumberdaya perencanaan ekowisata goa pada Kabupaten Tasikmalaya. Hasil dari

sumberdaya potensial yang telah ditentukan kemudian dilakukan penilaian

berdasarkan indikator penilaian sehingga menghasilkan sumberdaya potensial

yang menjadi unggulan di Kabupaten Tasikmalaya. Tahap ini terdiri dari sintesis,

konsep dan perencanaan. Tahap sintesis dimulai dengan melakukan penilaian

terhadap potensial ekowisata menggunakan indikator (Avenzora, 2008) untuk

menghasilkan sumberdaya ekowisata goa yang dapat dilakukan pada Kabupaten

Tasikmalaya. Hasil penilaian dari sumberdaya ekowisata bertujuan untuk dapat

merancang konsep “Ekowisata goa di Kabupaten Tasikmalaya “ yang terbagi

dalam tiga program wisata yang terdiri dari program harian, mingguan dan

tahunan. Tahapan terakhir adalah pelaksanaan terhadap perencanaan dengan

melakukan penentuan opsi – opsi program, paket wisata dan rancangan output

media promosi. Hasil rancangan tersebut kini menjadi sebuah program wisata

terpilih berdasarkan output media promosi sehingga tahapan tersebut akan

dilanjutkan dengan mendesain output berupa media terpilih audio visual. Tahapan

pelaksanaan Tugas Akhir disajikan pada Gambar 1.

Page 15: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

Program Wisata

HarianMingguanTahunan

Tahap 4

Dokumentasi

PERENCANAAN

Sumberdaya Ekowisata yang digunakan

Penentuan opsi – opsi program wisata dan rancangan output media promosi

Program wisata terpilih dan rancangan output media promosi

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Pendeskripsian Data Secara Kuantitatif

PERSIAPAN

Studi Literatur

Penentuan problem statmentPenentuan variabel essensial dan parameter

INVENTARISASI

Observasi Kuesioner Studi Literatur

Data Parameter- Aspek Sumberdaya Goa, Aksesibilitas, Keamanan, FasilitasAspekMasyarakatAspek Pengelola

ANALISIS

Pendeskripsian Data Secara Kualitatif

Potensi Sumberdaya Ekowisata

SINTESIS KONSEP

Penilaian Sumberdaya potensial ekowisata menggunakan penilaian indikator (Avenzora, 2008)

Ekowisata Goa

11

Gambar 1 Tahapan Pelaksanaan

Page 16: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pariwisata dan Ekowisata

Suwantoro (2004) mengemukakan bahwa pariwisata adalah suatu proses

berpergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat

tinggalnya karena suatu alasan tertentu dan bukan untuk melakukan kegiatan

untuk mencari nafkah atau menghasilkan upah. Selain itu Suwantoro (2004) juga

menjelaskan bahwa dorongan dari kegiatan ini dikarenakan berbagai kepentingan

seperti kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan,

maupun hanya untuk sekedar ingin tahu, menambah pengalaman, dan belajar.

Soekadijo (2000) mengatakan bahwa pariwisata ialah segala kegiatan dalam

masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Maksudnya adalah apabila

kegiatan tersebut tidak mendatangkan wisatawan, maka semua kegiatan itu

dianggap gagal karena tanpa adanya wisatawan semua kegiatan pembangunan dan

pemugaran obyek-obyek wisata kebudayaan, pembangunan hotel, persediaan

angkutan dan sebagainya itu tidak memiliki makna kepariwisataan. Sebaliknya,

begitu wisatawan yang mengunjungi obyek-obyek tersebut, memanfaatkan

fasilitas hotel dan angkutan, maka semua kegiatan itu mendapat arti dari

kepariwisataan tersebut.

Muljadi (2009) menjelaskan bahwa wisata merupakan suatu aktivitas

perubahan tempat secara sementara yang dilakukan oleh sesorang dengan

berbagai alasan selain melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan upah atau

gaji. Suwantoro (2004) membagi wisata apabila dilihat dari segi maksud dan

tujuannya dibedakan menjadi:

1. Holiday Tour (wisata liburan), perjalanan wisata yang diselenggarakan dan

diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenang-senang dan menghibur diri.

2. Familiarization Tour (wisata pengenalan), perjalanan anjangsana yang

dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang

mempunyai kaitannya dengan pekerjaannya.

Page 17: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

13

3. Educational Tour (wisata pendidikan), suatu perjalanan wisata yang

dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun

pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Wisata jenis ini

disebut juga sebagai study tour atau perjalanan kunjungan pengetahuan.

4. Scientific Tour (wisata pengetahuan), perjalanan wisata yang tujuan pokoknya

untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadp sesuatu bidang

ilmu pengetahuan.

5. Pileimage Tour (wisata keagamaan), perjalanan wisata yang dimaksudkan

guna melakukan ibadah keagamaan.

6. Special Mission Tour (wisata kunjungan khusus), suatu perjalanan wisata

yang dilakukan dengan suatu maksud khusus, seperti misi dagang.

7. Hunting Tour (wisata perburuan), suatu kunjungan wisata yang dimaksudkan

untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang di ijinkan oleh penguasa

setempat sebagai hiburan semata-mata.

Pengertian ekowisata yang beragam dipaparkan oleh para ahli diantaranya

adalah Brandon (1996) dalam Avenzora (2008) yang mengatakan bahwa

ekowisata merupakan kegiatan pengusahaan wisata yang memberikan manfaat

sebagai sumber pendapatan kawasan konservasi, perbaikan ekonomi dalam

perlindungan kawasan konservasi, sebagai alternatif mata pencaharian masyarakat

lokal untuk mengurangi pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebih, sebagai

pilihan dalam mempromosikan konservasi, sebagai dorongan dalam upaya

konservasi yang khusus. Western (1995) dalam Avenzora (2008) menjelaskan

ekowisata adalah hal tentang menciptakan dan memuaskan suatu keinginan

terhadap alam, tentang mengeksploitasi wisata untuk konservasi, pembangunan

dan mencegah dampak negatif terhadap ekologi, kebudayaan dan keindahan.

Avenzora (2008) menyimpulkan dari pendapat para ahli bahwa pola pendefinisian

adalah berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai dari konsep yang ditawarkan,

berorientasi pada sumberdaya wisata yang digunakan dan berorientasi pada

bentuk-bentuk kegiatan wisata yang diselenggarakan.

Avenzora (2008) mendefinisikan ekowisata sebagai jiwa dari seluruh

aktivitas wisata dan ada tiga pilar yang didalamnya mencakup tiga aspek tersebut

Page 18: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

14

yaitu pilar ekologi, pilar ekonomi dan pilar sosial budaya. Nugroho (2011)

mendefinisikan ekowisata sebagai suatu kegiatan wisata yang dikemas secara

profesional, terlatih dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor atau

usaha ekonomi, yang mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan

kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumberdaya alam dan

lingkungan.

B. Wisatawan

Soekadijo (2000) mengemukakan wisatawan adalah orang yang

mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang

didatanginya, kemudian Suwantoro (2004) juga menjelaskan wisatawan adalah

seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut

dengan wisatawan jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau

negara yang dikunjungi. Suwantoro (2004) kemudian mengemukakan bahwa

syarat-syarat menjadi seorang wisatawan yaitu:

1. Memiliki tanda bukti diri, disebut sebagai passport yang dikeluarkan oleh

pejabat negara dimana wisatawan tersebut berdomisili atau menetap.

2. Memiliki ijin untuk meninggalkan negaranya dan bepergian ke luar negeri

atau disebut sebagai ijin keluar.

3. Memiliki surat ijin untuk memasuki negara tujuan wisata dan tinggal di

negara tersebut. Surat ini disebut sebagai visa yang dikeluarkan oleh pejabat

kedutaan atau kantor perwakilan negara yang akan dikunjungi.

4. Memiliki surat keterangan bebas dari penyakit tertentu yang ditunjukan

dengan kartu bukti kesehatan yang disebut sebagai kartu kuning. Ketentuan

ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada penduduk dari bahaya

penularan penyakit yang dibawa wisatawan.

5. Tiba di wilayah lintas batas dua negara, wisatawan tersebut akan diperiksa

oleh petugas Bea Cukai di pelabuhan udara, pelabuhan laut dan pos-pos

penjagaan perbatasan, baik di negara asalnya maupun di negara tujuannya.

Page 19: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

15

C. Motivasi dan Persepsi

Fahmi (2011) menjelaskan motivasi merupakan aktivitas perilaku yang

bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. Chung &

Meggison dalam Fahmi (2011) merumuskan bahwa motivasi sebagai perilaku

yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang

dilakukan seseorang dalam mengejar suatu tujuan, serta berkaitan erat dengan

kepuasan dan performansi pekerjaan. Hariandja dkk (2007) mendefinisikan

bahwa motivasi merupakan tujuan yang diinginkan yang mendorong orang

berperilaku tertentu sehingga motivasi sering diartikan sebagai keinginan, tujuan,

kebutuhan, atau dorongan dan sering dipakai secara bergantian untuk menjelaskan

motivasi seseorang.

Sunaryo (2004) mengutarakan bahwa persepsi merupakan proses akhir dari

pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya

stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak

dan kemudian individu menyadari tentang sesuatu. Persepsi proses internal yang

dilakukan memilih, mengevaluasi, dan mengorganisasikan rangsangan dari

lingkungan eksternal. Persepsi merupakan suatu cara untuk mengubah energi-

energi fisik lingkungan menjadi pengalaman yang bermakna (Mulyana, 2006).

D. Kawasan Karst dan Goa

Perencanaan sebuah ekowisata goa merupakan sebuah pemanfaatkan obyek

goa sebagai salah satu kawasan karst menjadi suatu destinasi wisata. Pengenalan

kawasan karst dan goa merupakan salah satu hal vital sebelum perencanaan

dilakukan. Pengenalan kawasan karst dan goa meliputi Pengertian kawasan karst

dan goa, kode etik dan moral penelusur goa, kondisi fisik goa, klasifikasi goa,

fungsi goa, ornamen goa, fungsi goa, ornamen goa, serta klasifikasi fauna yang

hidup di goa.

Page 20: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

16

1. Pengertian Kawasan Karst dan Goa

Samodra (2001) mengemukakan bahwa karst mengandung makna sebagai

suatu bentang alam yang secara khusus berkembang pada batuan karbonat (batu

gamping dan dolomite). Bentang alam tersebut baik berkelompok maupun

tunggal dibentuk dan dipengaruhi oleh proses pelarutan (kartisifikasi) yang

derajatnya lebih tinggi disbanding kawasan batuan lainnya. Karst saat ini

didefinisikan sebagai daerah yang memiliki bentang alam dan pola hidrologi

khusus yang terbentuk dari kombinasi sifat batuan yang memiliki tingkat

kelarutan tinggi serta porositas sekunder yang berkembang dengan baik (Ford &

William, 2007). Bentang alam dan pola hidrologi khusus tersebut antara lain

dicirikan dengan keterdapatan goa-goa, cekungan-cekungan tertutup, pola aliran

celah, kenampakan jejak aliran purba (flute rock outcrops) dan kelimpahan mata

air. Falah A.B.R dan Adiardi A.Z (2011) mengemukakan secara umum karst

memiliki dua aspek kajian, yaitu exokarst (karst permukaan) dan endokarst (karst

bawah permukaan).

Aristyanto (2005), menjelaskan bahwa goa merupakan suatu bentuk

ekosistem bawah permukaan (sub surface) yang unik dimana banyak menarik

perhatian ahli biospeleologi untuk mengamati daerah tersebut, karena ada

perbedaan dengan kehidupan di permukaan seperti :

a. Komunitas yang berbeda dengan permukaan, terutama atmosfir yang basah.

b. Lingkungan yang basah tanpa cahaya.

c. Perubahan system fisiologi karena faktor suhu, cahaya, dan tekanan yang

berbeda dengan permukaan.

Duckeck (2007) menyatakan bahwa goa adalah satu kekosongan dibawah

tanah dengan udara yang masuk , dan cukup besar untuk dilakukan penelitian

manusia. Goa adalah lubang alamiah di tanah yang cukup besar untuk dimasuki

manusia (Wood tanpa tahun), sedangkan Mulec et al (2008), berpendapat goa

adalah salah satu dari setiap lingkungan yang ekstrim, yang secara umum ditandai

oleh masukan gizi yang rendah. Samodra (2001), mengemukakan bahwa goa

merupakan lorong – lorong di bawah tanah yang terbentuk dari retakan – retakan

Page 21: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

17

akibat pelarutan batuan gamping, proses kimia yang terjadi dikawasan karst yang

memicu terbentuknya lorong-lorong goa, yang diwujudkan dalam bentuk reaksi :

CaCo3+Co2+H 2 OCa ¿¿

Air hujan yang mengandung Co2asal udara dan asal organik meresap

kedalam tanah, melarutkan batu gamping yang dilaluinya. Ca ¿¿yang dihasilkan

larutan kedalam air, sehingga lambat laun terbentuk rongga – rongga didalam batu

gamping. Lorong-lorong goa yang lurus, berbelok-belok dan bercabang

merupakan hasil kegiatan pelarutan air sepanjang ruang dan selama waktu

geologi. Goa juga merupakan salah satu fenomena alam yang memiliki keunikan

dan keindahan bawah tanah serta kelangkaan dan keendemikan fauna yang tinggal

didalamnya sehingga dapat dijadikan obyek daya tarik wisata menarik, baik

wisata minat khusus atau minat umum (Wijaya 2008).

2. Kode Etik dan Moral Penelusur Goa

Ko (2003) mengemukakan bahwa kegiatan penelusuran goa memiliki dua

tujuan yaitu untuk bertualang dan melakukan penelitian. Kode etik merupakan

suatu peraturan psikologis yang disepakati oleh suatu kelompok tertentu untuk

suatu tujuan tertentu. Penelitian dalam goa merupakan suatu kegiatan dilakukan

oleh pihak tertentu dan mempunyai tujuan pendidikan atau pengetahuan tanpa

merusak adanya ekosistem alami yang sedang diteliti. Kegiatan berpetualang

ialah sebuah kegiatan yang memiliki makna sangat luas dimana salah satunya

dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan wisata atau rekreasi yang dapat dilakukan

siapapun, sehingga kegiatan petualangan penelusuran goa pada dasarnya harus

memiliki kode etik atau batasan peraturan agar tidak merusak kondisi asli goa.

Kode etik dan moral penelusuran goa itu berisi :

a. Setiap penggiat penelusur goa harus sadar, bahwa alam goa merupakan

lingkungan yang sensitive dan rentan terhadap pencemaran, karenanya setiap

penggiat telusur goa diwajibkan untuk,

1. Tidak mengambil sesuatu kecuali gambar dan pengalaman

2. Tidak meninggalkan sesuatu kecuali jejak kaki

Page 22: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

18

3. Tidak membunuh sesuatu kecuali waktu.

b. Sadar bahwa setiap goa merupakan bentukan alam yang dalam prosesnya

membutuhkan kurun waktu ribuan tahun. Setiap tindakan untuk merusakm

mengambil atau memindahkan sesuatu yang berada didalam goa dengan atau

tanpa tujuan yang jelas dan ilmiah selektif akan menimbulkan kerugian yang

teramat sangat dan tak dapat ditebus oleh apapun.

c. Setiap kegiatan penelusuran goa dan penelitiannya harus dilakukan dengan

penuh hormat, tanpa mengganggu dan menggusur kehidupan biota

didalamnya.

d. Setiap kegiatan penelusuran goa baik penelitian maupun olahraga atau

petualangan bukan merupakan kegiatan yang perlu dipertontonkan dan tidak

memerlukan penonton.

e. Sesama penelusur goa harus saling menghormati, tidak memandang rendah

keterampilan dan kesanggupan sesama penelusur, jangan memaksakan diri

untuk masuk kedalam goa yang tingkat kesulitannya diluar batas kemampuan.

f. Rasa hormat antar sesama penggiat telusur goa ini ditunjukan dengan cara :

Tidak menggunakan perangkat atau peralatan yang diringgalkan penggiat

lain, tanpa seizin mereka.

Tidak membahayakan Penggiat lain, seperti melempar sesuatu kedalam

goa, atau memutuskan tali yang sedang digunakan penggiat lain.

Tidak menghasut orang lain terutama penduduk sekitar goa untuk

menghalangi penggiat lain untuk masuk kedalam goa.

g. Jangan melakukan penelitian yang sama dengan penelitian yang sedang

dilakukan penggiat lain di dalam goa yang sama dengan kata lain

menduplikasi, lalu segera mempublikasikannya ke media massa.

h. Tidak mempublikasikan petualangannya pada media massa untuk tujuan

pribadi/kelompok, tidak menyebut nama dan lokasi goa, karena ini dapat

mengundang pada vandalis untuk datang.

i. Jika memerlukan rekomendasi untuk memasuki goa, setelah itu wajib

membuat catatan perjalanan atau laporan secepatnya untuk dipertanggung

jawabkan pada pihak yang mengeluarkan izin.

Page 23: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

19

3. Kondisi fisik Goa

Sumarlin (2007) menyatakan bahwa pembentukan goa berlangsung dalam

waktu yang sangat panjang, dan sangat ditentukan oleh pergerakan atau aktivitas

air yang pembetukannya dapat mencapai ribuan hingga jutaan tahun, sehingga goa

yang memiliki sungai bawah tanah ataupun yang masih terlihat adanya aktivitas

air disebut goa aktif. Sementara itu, goa yang sudah tidak ditemukan aktivitas air

di dalamnya dinamakan goa fosil, artinya proses pembentukan goa tidak

berlangsung lagi.

Salah satu ciri yang paling khas dari goa adalah lorong-lorong yang

membentuk sistem perguaan. Hazelton dan Glenie (1962) dalam Sungkar (2007)

lorong goa yang panjangnya dapat mencapai puluhan kilometer terbagi kedalam 4

empat bagian :

1. Zona Terang : Dimulai dari mulut goa atau bagian dalam ceruk

yang masih dipengaruhi sinar matahari.

2. Zona Peralihan : Batas antara bagian terang dan gelap.

3. Zona Gelap : Bagian goa yang masih dipengaruhi oleh iklim

diluar goa sehingga suhu didalamnya masih berfluktuasi.

4. Zona Gelap Abadi : Bagian goa tanpa fluktuasi suhu dan sama sekali

tidak dipengaruhi oleh iklim diluar goa.

Kondisi iklim mikro goa mempunyai pengaruh terhadap proses adaptasi dan

kelangsungan hidup, beragam fauna yang tinggal di dalamnya. Beberapa faktor

lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi iklim mikro goa yaitu kelembaban

udara, suhu udara, kelembaban tanah, suhu tanah dan pH tanah (Laudensius

2008), keanekargaman hayati ekowistem karst khususnya pada endokarst

(komponen bawah tanah) sangat spesifik dan terbatas, spesies tersebut telah

beradaptasi pada lingkungan iklim mikro dengan faktor pembatasnya.

Page 24: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

20

4. Klasifikasi Goa

Goa merupakan kawasan yang memiliki berbagai klasifikasi sesuai fungsi

dan tujuan penelusurannya. Sungkar (2007) menjelaskan bahwa goa memiliki

empat klasifikasi berbeda yaitu berdasarkan akses masyarakat, kandungan isi,

derajat bahaya, serta berdasarkan letak dan batuan pembentuknya. Berikut

merupakan klasifikasi goa dengan indikatornya.

a. Klasifikasi goa berdasarkan akses masyarakat

Sungkar (2007) membagi enam kategori goa berdasarkan akses masyarakat

(Tabel 1). Pembagian kartifikasi tersebut berdasarkan kategori goa dari tingkat

kesulitan untuk menelusurinya maupun nilai yang terkandung pada goa

Tabel 1. Klasifikasi Goa berdasarkan akses masyarakatNo. Kategori Keterangan1. Goa yang tertutup (compeletely closed

caves)Derajat bahaya tinggi

2. Goa contoh (reference caves) Sedikit gangguan manusia, contoh baik kawasan karst, perlu diberi pagar (gating) khusus untuk penelitian, sebagai contol factor.

3. Goa dengan akses terbatas (limited access caves)

Keindahan, nilai ilmiah, bahaya untuk umum, terbuka untuk penelusur berpengalaman.

44.

Terbuka untuk penelusur goa (speleological access)

Dibuka untuk kepentingan speleologi, penelusur wajib memiliki surat bukti kompetensi.

5. Terbuka bagi wisatawan (tourist access) Dibuka untuk kunjungan wisatawan, ada kalanya ditutup untuk kepentingan regenarasi keperluan sifat-sifat dekoratif.

6. Terbuka untuk umum(open access) Nilai keindahan, tidak terdapat keunikan tertentu, derajat bahaya kecil, penting untuk keperluan pengetahuan umum.

Sumber : Sungkar (2007)

b. Klasifikasi goa berdasarkan kandungan isi

Sungkar (2007) membagi lima kategori goa berdasarkan kandungan isi

(Tabel 2). Pembagian klasifikasi tersebut berdasarkan tingkatan kelas goa

maupun nilai yang terkandung dalam goa.

Page 25: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

21

Tabel 2. Klasifikasi Goa berdasarkan kandungan isi

No. Kategori Uraian Keterangan

1. Kelas ANilai ilmiah atau keindahan rendah atau tidak ada.

Terbuka untuk umum tanpa ada batasan

2. Kelas B

Letak ornament sulit digapai, vandalism kecil, tidak mudah rusak, memiliki nilai ilmiah yang tidak mungkin terganggu secara serius oleh penelusur goa.

Terbuka untuk umum tanpa batasan, pintu masuk dilengkapi dengan plang bertulis tidak boleh merusak formasi goa.

3. Kelas C

Ornamen goa dengan lokasi rawan vandalism sehingga mudah rusak atau memiliki nilai ilmiah yang mungkin bisa rusak atau terganggu.

Diberi pintu, masuk denga ijin, akan diberi handout tentang konservasi goa sebagai bagian dari ijin.

4. Kelas D

Formasi luar biasa, sangat rapuh dan rawan kerusakan bahkan oleh penelusuran goa professional.

Diberi pintu, masuk dengan ijin, akan diberi handout tentang konservasi goa sebagai bagian dari ijin, penjaga menemani penelusur ke beberapa tempat tertentu.

5. Kelas E

Nilai ilmiah sangat mudah terganggu dan rusak (contoh : biota goa, yang habitatnya rapuh/endemic/terancam punah, nilai arkeologi, formasi goa jarang ditemukan ditempat lain).

Diberi pintu, masuk dengan ijin, hanya untuk peneliti yang bonafit.

Sumber : Sungkar (2007)

c. Klasifikasi goa berdasarkan derajat bahaya

Sungkar (2007), membagi lima kategori goa berdasarkan derajat bahaya

(Tabel 3). Pembagian klasifikasi tersebut berdasarkan tingkatan kelas goa,

tingkat bahaya dan persyaratan untuk memasuki goa.

Tabel 3.Klasifikasi Goa berdasarkan derajat bahaya

No. Kategori Uraian Keterangan

1. Kelas Satu Tingkat bahaya rendah Terbuka untuk umum

2. Kelas DuaTingkat bahaya sedang, sebagian besar horizontal

Terbuka untuk umum, pintu masuk dilengkapi papan yang menyatakan persyaratan perlengkapan masuk goa.

Page 26: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

22

Lanjutan Tabel 3. Klasifikasi Goa berdasarkan derajat bahaya

No Kategori Uraian Keterangan

3 Kelas TigaTingkat bahaya dari segi struktur goa yang tidak ada di kelas 1 dan 2

Diberi pagar dimana memungkinkan, masuk dengan ijin, ada papan pengumuman persyaratan masuk goa dan tempat mendapatkan ijin masuk.

4. Kelas EmpatPaling bahaya dari segi structural

Pagar, ijin, papan pengumuman persyaratan masuk dan tempat mendapat ijin.

5. Kelas LimaSangat berbahaya disebabkan kondisi goa

Insect/Reptil beracun, gas beracun, penyakit, banjir, tempat tertentu, membutuhkan kemampuan menyelam, pagar, ijin.

Sumber : Sungkar (2007)

d. Klasifikasi goa berdasarkan Letak dan Batuan Pembentuknya

Mayapala (2008) membagi klasifikasi goa berdasarkan letak dan batuan

pembentuknya (Tabel 4). Pembagian klasifikasi tersebut bertujuan untuk

membedakan goa berdasarkan letak dan pembentuknya, sekaligus untuk

penyesuaian pemanfaatannya.

Tabel 4. Klasifikasi Goa berdasarkan Letak dan Batuan Pembentuknya

No. Kategori Keterangan

1. Goa Lava Terbentuknya akibat pergeseran permukaan tanah akibat gejala keaktifan vulkanologi, biasanya sangat rapuh karena terbentuk dari batuan muda (endapan lahar) dan tidak memiliki ornament batuan yang khas.

2. Goa Litoral Sesuai namanya terdapat di daerah pantai, palung laut, ataupun di tebing muara sungai, terbentuk akibat terpaan air laut (abrasi)

3. Goa Batu Gamping (Karst) Fenomena bentukan goa terbesar (70% terbentuk dari seluruh goa di dunia). Terbentuk akibat terjadinya peristiwa karst (pelarutan batuan kapur akibat aktifitas air) sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan gamping.

4. Goa Pasir, Goa Batu Halit, Goa es Bentukan goa yang sangat jarang dijumpai di dunia, hanya meliputi 5% dari seluruh jumlah

Page 27: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

23

goa di duniaSumber : Sungkar (2007)

5. Fungsi Goa

Pada dasarnya goa memiliki berbagai fungsi dalam aspek ekologi, social –

masyarakat hingga fungsi lainnya. Mayapala (2008) menyebutkan beberapa

fungsi goa diantaranya :

a. Tempat berlindung (primitive) manusia dan hewan.

b. Tempat penambangan mineral (kalsit/gamping, guano), tempat perburuan

(wallet, sriti, kelelawar).

c. Obyek wisata alam bebas dan wisata minat khusus.

d. Obyek social budaya (legenda, mistik), gudang air tanah potensial sepanjang

tahun.

e. Laboratorium ilmiah yang peka, lengkap dan langka.

f. Indikator perubahan lingkungan paling sensitive.

g. Fasilitas penyangga mikro ekosistem yang sangat peka dan vital bagi

kehidupan makro ekosistem di luar goa.

6. Ornamen Goa

Goa memiliki ornamen-ornamen yang indah dan jarang kita jumpai di alam

terbuka. Di tengah kegelapan abadi proses pengendapan berlangsung hingga

membentuk ornament goa (speleothem). Proses ini disebabkan karena air tanah

yang menetes dari atap goa mengandung lebih banyak Co2 dari pada udara

sekitarnya. Co2 menguap dari tetesan air tersebut agar seimbang, hal ini

menyebabkan berkurangnya jumlah asam karbonat, yang artinya kemampuan

melarutkan kalsit menjadi berkurang. Akibatnya air tersebut menjadi jenuh kalsit

(CaCo¿¿3)¿ dan kemudian mengendap (Nin 2006).

7. Klasifikasi Fauna Goa

Berdasarkan tingkat adaptasi di dalam gua, fauna gua dibedakan menjadi

tiga kelompok yaitu trogloxenes, troglophiles dan troglobionts (Howarth 1983).

Page 28: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

24

Pengelompokan jenis fauna goa ini bertujuan untuk identifikasi jenis fauna goa

berdasarkan adaptasi didalam goa, dengan kedalaman yang berbeda.

A. Kelompok trogloxenes merupakan kelompok dari fauna gua yang

menggunakan gua sebagai tempat tinggal namun hidupnya secara periodik

masih tergantung pada lingkungan luar gua terutama untuk mencari pakan.

Contoh fauna dalam kelompok ini adalah kelelawar, walet, sriti dan

mamalia lain yang tinggal di sekitar mulut gua.

B. Kelompok troglophiles merupakan kelompok fauna yang seluruh daur

hidupnya terdapat di dalam gua namun kelompok ini juga dapat hidup di

dalam maupun di luar gua.

C. Kelompok troglobionts merupakaran sebuah kelompok fauna yang memiliki

tingkat adaptasi goa yang tinggi, karena mereka tinggal didalam goa yang

sangat dalam dan memiliki reduksi cahaya yang minim bahkan tidak ada,

sehingga fauna-fauna beradaptasi hingga memiliki pigmen khusus, seperti

bermata kecil, bahkan tidak ada sama sekali.

D. Wisata Goa

Samodra (2001) menyatakan bahwa goa adalah situs bagi keindahan,

misteri, hiburan, dan petualangan sehingga merupakan tempat yang cocok untuk

berekreasi dan berwisata. Selain itu kawasan karst memliki tiga nilai yang unik

yaitu ilmiah, nilai ekonomi, dan nilai kemanusiaan yang dapat diketahui dari

beberapa aspek. Nilai ekonomi dari aspek pariwisata bentang alam kawasan karst

menawarkan keindahan, keunikan dan kelangkaan yang mempunyai nilai jual

tinggi sehingga dapat dimanfaatkan pada sector pariwisata.

Sungkar (2007) mengemukakan bahwa caving atau dikenal dengan

spelunking merupakan suatu kegiatan petualangan di bawah tanah yang

memanfaatkan keberadaan ekosistem goa. Widjanarko (2008) menyatakan bahwa

pengelolaan goa sekarang ini telah menjadi suatu ilmu pengetahuan tersendiri,

dengan diawali oleh prosfesional yang dipekerjakan oleh departemen pemerintah

dan beberapa sektor swasta. Widjanarko (2008) juga menyatakan ada beberapa

hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan wisata goa :

1. Dampak pengunjung dan infrastruktur sebuah goa wisata.

Page 29: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

25

2. Teknik dan metode pembersihan goa (bentukan yang ada di dalamnya) yang

dipergunakan dan dampaknya.

3. Pengaruh kunjungan rekreasi (berbagai bentuk) di dalam goa, baik wisata

minat khusus maupun wisata umum.

4. Risiko Radon didalam goa, gas radon-222 telah menjadi hal yang penting

karena potensial berbahaya didalam rumah, tambang, dan goa.

5. Kapasitas muat goa dan konsep pengelolaan alternatif.

Pengelolaan alternatif berkaitan dengan dampak pengunjung terhadap

kondisi asli goa yang harus dikonservasi merupakan salah satu kewajiban yang

harus dilakukan. Ko (2007) mengemukakan bentuk wisata yang dikemas dengan

wisata minat umum.

a. Hanya melihat-lihat mulai dari mulut goa sampai batas kedalaman tertentu.

b. Tidak membutuhkan peraturan khusus.

Pengembangan wisata goa minat umum juga harus mempunyai syarat

umum dalam segi AMDAL ( Analisis Dampak Lingkungan). Ko (1997)

menyebutkan syarat umum dari segi AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

untuk pengembangan wisata goa minta umum terdiri diri :

1. Daya dukung dinamis

2. Zona dasar

3. Sirkulasi pengunjung goa

4. Pemberdayaan masyarakat

5. Perlindungan bentukan alam yang unik dan langka termasuk budaya setempat

biota goa

6. Sistem pengelolaan yang baik

7. Evaluasi dan perbaikan secara berkala

8. Memperhatikan saran dan masukan dari pengunjung

9. Pemasaran dan promosi.

Wisata minta khusus merupakan salah bentuk kegiatan yang dapat

dilakukan pada kawasan karst utamanya adalah goa. Ko (2007) juga menyatakan

beberapa hal secara umum mengenai wisata goa minta khusus, sebagai berikut :

Page 30: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

26

a. Penelusuran

b. Perlengkapan khusus : pakaian , helm speleo, sepatu khusus, peralatan untuk

penulusuran goa vertikal.

Wisata minat khusus pada kawasan goa juga harus memiliki syarat umum

dari segi AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan). Syarat umum dari segi

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) untuk pengembangan wisata

minat khusus pada kawasan goa juga telah dijelaskan oleh Ko (2007) sebagai

berikut :

1. Melakukan kajian derajat kesulitan penelusuran dan bahaya yang timbul

terutama pada musim hujan

2. Meneliti keterampilan para penelusur goa serta perlengkapan yang

digunakan termasuk self-rescue.

3. Menyediakan peta goa, jika belum ada para penelusur diminta untuk

memetakannya

4. Mengingatkan kepada para penelusur untuk senantiasa bertanggung jawab

dan memenuhi kode etik penelusuran yang berlaku

5. Kejelasan sistem perijinan dan SAR oleh instansi terkait

6. Melakukan kajian berkala terhadap tingkat kerusakan dan pencemaran goa.

Kegiatan penelusuran goa merupakan salah satu kegiatan pengembangan

sebagai destinasi wisata. Kegiatan ini memiliki tujuan tertentu yang telah

dijelaskan oleh Bachri (1997) dalam Sungkar (2007) sebagai berikut :

1. Disertivikasi produk wisata

2. Pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal berdasarkan prinsip

konservasi

3. Sebagai tempat diklat, penelitian, dan pemasyarakatan aspek speleologi

dan pariwisata goa

Page 31: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

27

4. Mengembangkan obyek wisata goa yang memenuhi prinsip perencanaan

yang secara alamiah

5. Menciptakan masyarakat yang menghargai dan mencintai alam dan

lingkungannya.

6. Mengumpulkan data dan informasi goa yang memberi manfaat bagi

pengelolaan obyek wisata goa secara efektif dan efisien.

7. Menciptakan , mengembangkan dan mengelola salah satu goa menjadi

model yang didasarkan pada aspek pelestarian lingkungan dan prinsip

ekosistem.

8. Menciptakan sistem pengelolaan obyek wisata goa secara terpadu.

E. Masyarakat

Setiadi (2006) mengatakan bahwa karakteristik dari masyarakat terletak

pada kelompok manusia yang bebas dan bersifat kekal, menempati kawasan

tertentu, memiliki kebudayaan serta terjalin dalam suatu hubungan di antara

anggota-anggotanya. Masyarakat merupakan kelompok atau kolektivitas manusia

yang melakukan antar hubungan sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan

perhatian dan tujuan bersama serta telah melakukan jalinan secara

berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.

Waluya (2007) menjelaskan bahwa masyarakat merupakan kumpulan

individu dan kelompok yang membentuk organisasi sosial yang bersifat kompleks

dalam organisasi sosial tersebut terdapat nilai-nilai dan norma-norma sosial yang

berfungsi sebagai aturan-aturan untuk bertingkah laku dan berinteraksi dalam

kehidupan bermasyarakat. Santosa (2004) memaparkan bahwa masyarakat adalah

suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh derajat hubungan sosial

tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan

masyarakat setempat.

Falah (2008) mengemukakan bahwa masyarakat karst, merupakan subyek

utama yang hidup di ruang lingkup kajian speleologi yang dikategorikan menjadi

dua kelompok yaitu masyarakat pasif dan masyarakat partisipatif. Masyarakat

pasif memiliki perananhanya sebatas penyedia rumah singgah (basecamp),

Page 32: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

28

penunjuk jalan hingga pembawa barang atau porter. Masyarakat partisipatif

memiliki peran secara langsung dalam usaha identifikasi potensi kawasan, usaha

publikasi terhadap sesama masyarakat hingga peran sebagai garda terakhir

terhadap ancaman yang kian merajalela terhadap lingkungan karst.

F. Program Wisata

Program wisata adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu

untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi

pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai

sasaran tertentu (DEPHUT, 2009). Program ekowisata menurut DEPBUDPAR

(2005) merupakan rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan

atau seperangkat kegiatan ekowisata yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat

dilaksanakan oleh pengunjung dalam waktu tertentu.

G. Perencanaan Wisata

Nugroho (2001) mengatakan bahwa perencanaan merupakan suatu sajian

atau gambaran keadaan akan datang dari wilayah ekowisata yang efisien dan

berkelanjutan. Perencanaan memuat tujuan dan sasaran pengelolaan wilayah

dilandasi dukungan aspek kelembagaan dan peraturan pendukungnya, serta

memuat uraian mengenai langkah-langkah strategis, manajemen aksi,

pembiayaan, dan penetapan wilayah (zoning). Umar (2003) mendefinisikan

bahwa perencanaan merupakan kegiatan atau proses membuat rencana yang akan

dipakai dalam rangka melaksanakan pencapaian tujuan, yang di dalam

kegiatannya banyak berhadapan dengan berbagai keterbatasan sumberdaya seperti

tenaga kerja, dana, waktu, peralatan dan kemampuan.

Avenzora (2010) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan suatu kegiatan

mengelaborasi berbagai pertimbangan obyektif yang dilakukan secara sadar untuk

mencapai visi dan misi ekowisata yang ditetapkan melalui berbagai tindakan yang

dibutuhkan secara efektif, terdanai dengan mempertimbangkan berbagai kondisi

dimasa yang akan datang, pengalaman yang sudah terjadi selama ini, seni,

teknologi, dan manajemen yang ada. Terry dalam Wrihatnolo (2006)

perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta

Page 33: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

29

menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan

menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini

diperlukan untuk mennncapai suatu hasil tertentu.

I. Media Promosi

Buchari Alma dalam Hurriyati (2010), promosi adalah suatu bentuk

komunikasi pemasaran, dengan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan

informasi, menpengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada

produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Buchari Alma dalam

Hurriyati (2010) juga menjelaskan bahwa tujuan utama dari promosi adalah

menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan

pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Meskipun

secara umum bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk tersebut

dapat dibedakan berdasarkan tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu sering

disebut bauran promosi penjualan, public relation, dan direct marketing, word of

mouth. Bentuk promosi yang dilakukan dalam pengembangan ini adalah mass

selling yaitu dengan menggunakan media masa yang dapat disebarkan pada orang

banyak.

Audio Visual

Rohani dalam Herdiannanda (2010) mengemukakan bahwa, media audio

visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan

zaman (kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat

dilihat dan didengar).

Sedangkan menurut Winataputra dalam Herdiannanda (2010), audio visual

merupakan kombinasi audio dan visual. Penyajian materi atau bahan ajar akan

lebih optimal dengan menggunakan media ini. Media audio visual adalah media

yang dapat dilihat dan dapat didengar dan dapat sebagai bahan diskusi. Media

audio visual dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok,yaitu :

Slide Suara

Page 34: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

30

Slide suara adalah pengembangan dari slide biasa yang belum menggunakan

suarakemudian digabungkan dengan audio yang berhubungan dengan temanya.

Slide suara biasanya berupa power point yang berisi materi pembelajaran disertai

dengan suara.

Film Nyata

Film nyata menggambarkan kejadian tertentu secara lebih hidup, karena

diperagakan langsung oleh manusia atau makhluk hidup lainnya dan ditampilkan

apa adanya sesuai dengan alur cerita. Film nyata dapat berupa film dokumenter,

sinetron, radiovision dan sebagainya.

Film Tidak Nyata

Secara umum, film tidak nyata juga menggambarkan kejadian tertentu

dengan disertai alur cerita. Namun, film tidak nyata termasuk film ringan dan

cenderung menghibur. Film kartun dan animasi merupakan film tidak nyata,

karena dalam penggambaran cerita tidak diperagakan langsung oleh makhluk

hidup.

Pengambilan Gambar

Nugroho (2011) menjelaskan bahwa Kegiatan produksi video dan dalam

kegiatan penulisan naskah video terdapat beberapa istilah dalam penulisan naskah

tersebut berkaitan dengan metode pengambilan gambar yang akan membantu anda

dalam proses produksi video. Nugroho (2011) juga menjelaskan bahwa gambar

atau aspek visual dari suatu program video yang tampak di layar kaca monitor

adalah hasil dari serangkaian pengambilan gambar atau shooting dengan berbagai

jenis shot yang perlu dikuasai (Tabel 1) dalam kegiatan produksi.

Tabel 1. Berbagai jenis yang perlu dikuasai dalam kegiatan produksi video.

Jenis ShootPenulisan Keterangan

SingkatVisualisasi

Page 35: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

31

Long Shot (LS)

LS. Untuk pengambilan gambar keseluruhan. Bila Objeknya orang maka seluruh tubuh dan latar belakang akan tampak semua.

Wide Shot/Angle (WS/WA)

WS/WA. Hasilnya seperti LS.hasilnya bagian tepi berkesan Lengkung.

Medium Long Shot (MLS)

MLS. Disebut juga knee Shot. Bila Objeknya orang maka yang tampak hanya dari kepala sampai lutut. Bagian belakang terlihat rinci.

Medium Shot

(MS)

MS.Hanya dari kepala sampai lutut. Bagian latar belakang terlhat rinci.

Medium Close up/ Shot Sering disebut Chest/Bust Shoot. Untuk objek

Orang bila benda tampak

keseluruhan bagiannya.

Page 36: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

32

Close up/Shot (CU/CS)

CU/CS. Untuk orang hanya tampak bagian wajahnya.Benda-benda tampak jelas bagian-bagiannya.

Big Close Up/Shot

BCU/BCS.

Sering disebut Very CloseUp

(VCU).Bila objeknya orang

hanya bagian tertentu yang

terlihat, seperti mata dengan

bagian-bagian yang terlihat

jelas.

Group Shot Group S.pengambilan gambar untuk sekelompok orang (bila objeknya gambar orang)

Two Shot2-Shot /2S. Bila Objeknya orang, Pengambilan difokuskan kepada dua orang.

Over Shoulder Shot

OSS. Biasanya digunakan untuk meliputi. Dua orang yang sedang bercakap-cakap. Pengambilannya melalui belakang bahu (membelakangi kamera ) secara bergantian.

Page 37: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

33

Dari tabel jenis-jenis pengambilan gambar tersebut dapat ditambahkan

beberapa catatan sebagai berikut.

1. Pada dasarnya media dalam bentuk televisi adalah media close up maka

efektivitas penyampaian pesan adalah dengan menggunakan lebih banyak jenis-

jenis shot close.

2. Long shot apalagi Extreme Long shot sebaiknya tidak digunakan, karena

kamera televisi berbeda dengan kamera film. Untuk menciptakan suatu awal

pengambilan sebagai informasi tentang lokasi dan setting kejadian dapat

digunakan MLS.

3. MCU, MS, dan MLS adalah jenis pengambilan gambar yang mempunyai

karakteristik untuk menimbulkan kesan tenang dan santai.

4. BCU dan CU adalah jenis pengambilan gambar yang cepat memberi kesan

tegang, bersungguh-sungguh, serius, dan takut.

Jenis pengambilan gambar tersebut dihasilkan atas arahan sutradara kepada

juru kamera pada waktu shooting. Visualisasi yang dihasilkan merupakan hasil

pengoperasian kamera dengan memanipulasi lensa.

Skenario

Syd Field (1994) mengemukakan bahwa skenario itu adalah sebuah naskah

cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog, yang

disusun dalam konteks struktur dramatik. Seorang penulis skenario dituntut untuk

mampu menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya menjadi sebuah

gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang layar bioskop atau

televisi. adapun fungsi dari skenario adalah untuk digunakan sebagai petunjuk

kerja dalam pembuatan film, sehingga metode penulisannya juga telah memenuhi

kesepakatan komunikasi semua pihak dalam proses produksi videonya. Syd

Field (1994) juga menjelaskan bahwa unsur dalam tahapan metode penulisan

skenario sebagai berikut :

Page 38: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

34

Inti Cerita

Tahap awal dalam penulisan skenario adalah menentukan inti cerita yang

akan dikembangkan menjadi sebuah skenario. Dalam inti cerita ini seorang

penulis atau sutradara sudah mempunyai gambaran singkat tentang plot, karakter

utama, maupun setting dari cerita. Inti cerita ini bisa berasal dari ide/inspirasi

yang ditemukan baik dalam imajinasi atau fenomena keseharian.

Sinopsis

Sinopsis adalah ringkasan cerita yang akan dikembangkan menjadi

skenario. Pada umumnya Sinopsis ditulis semenarik mungkin dengan maksud

menggoda pembacanya untuk membaca skenario dari sinopsis tersebut. Panjang

sinopsis biasanya dari setengah sampai dua halaman.

Penentuan Karakter

Karakter atau tokoh merupakan salah satu unsur terpenting dalam skenario

sama halnya dalam cerpen maupun novel. Akan tetapi dalam skenario, karakter

harus lebih dikembangkan secara lebih rinci. Hal ini juga berhubungan dengan

kebutuhan aktor atau aktris yang akan memerankan karakter tersebut. Perincian

karakter dalam skenario biasanya meliputi nama peran, jenis kelamin, usia, ciri-

ciri fisik, sifat/prilakunya, pendidikan, kebiasaan, hubungan dengan karakter yang

lain, dan sebagainya.

Penyusunan Plot

Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam

menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur

plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set up atau awal konflik (babak I),

confrontation atau komplikasi masalah (Babak II), dan resolution atau

penyelesaian masalah (Babak III). Dengan adanya plot yang disusun terlebih

dahulu akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario.

Pembuatan Outline

Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi

bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah

sebagai berikut :

Page 39: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

35

1. Di Kawasan Puncak :

1.1. Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya,

1.2. Alam menghentikan kegiatan melukisnya begitu melihat seorang gadis

berdiri di tepi jurang sambil memandang ke dasar jurang dan bersiap-

siap melompat,

1.3.Alam yang melihat kejadian tersebut menjadi panik dan berteriak agar

gadis itu tidak melompat,

1.4.Gadis itu tidak menanggapinya, dia tetap memandangi dasar jurang

dengan tatapan kosong,

1.5.Alam berlari ke arah tepi jurang tempat gadis itu berada,

1.6.Alam tiba di tepi jurang dengan terengah-engah, namun dia tidak

menemukan gadis itu lagi, dan seterusnya.

Scene

Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. scene

heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu

adegan. INT atau singkatan dari interior digunakan apabila pengambilan gambar

dilakukan di dalam ruangan, sedangkan EXT atau singkatan dari exterior

digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun

bentuk scene heading adalah sebagai berikut :

“1. EXT. KAWASAN PUNCAK – PAGI”

Action

Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene

atau adegan yang merupakan penjabaran dari Outline yang sudah dibuat

sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :

1. EXT. KAWASAN PUNCAK - PAGI

“Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya.”

Page 40: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

36

Dialog dan Parenthetical

Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam

adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus

dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih,

menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi

perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa

melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa

menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen (O.S).

Nugroho (2011) kemudian menjelaskan metode penulisan skenario, dapat

dimulai dengan mengkombinasikan penulisan dari seluruh komponen ide cerita

yang telah dijabarkan kedalam unsur yang ada dalam konsep penulisan skenario.

Nugroho (2011) juga mengemukakan bahwa dalam penulisan sebuah skenario

terdapat dua opsi dalam metode penulisan, yang terdiri dari :

1. Naskah Satu Kolom

Dalam naskah satu kolom, penulisan deskripsi unsur audio dan visual tidak

dipisahkan. Semua ditulis berurutan tanpa pemisahan kolom. Khusus untuk

program yang akan direkam dengan multi kamera televisi dan tidak dengan teknik

film (satu kamera) perlu diperhatikan bahwa:

- Adegan (scene) tidak perlu diberi nomor urut karena progresi perekaman akan

terjadi bersamaan dengan saat penampilan.

- Pendekatan produksi video (multi kamera) biasanya post produksi tidak terlalu

banyak bekerja. Misalnya, tidak banyak penyuntingan dan unsure dramatik sudah

dilaksanakan pada saat perekaman.

Berikut merupakan contoh format penulisan dengan metode penulisan

naskah satu kolom. Metode penulisan ini dinilai cukup efisien untuk pembuatan

fim profesional.

Page 41: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

37

Cover

(nama Production)

(judul film)

(Ide Cerita & Penulis Skenario)

II.Isi

INTI CERITA

SINOPSIS

01. INT. RUMAH MAKAN – SIANG (SCENE/Setting)

(Outline) Tampak terlihat beberapa orang sedang menikmati hidangan di

rumah makan tersebut.

(Karakter) ROMI (25) terlihat duduk sambil menelepon seseorang lewat

HP miliknya. Pakaiannya seperti seorang eksekutif muda.

Dialog

(OS)

Sate padangnya satu, sate kambing satu..

(Outline 2) Lalu muncul beberapa orang bergaya mafia. Berjalan SLOW

MOTION. Kemudian mereka pun duduk di salah satu tempat.

2. Naskah Dua Kolom

Dalam naskah dua kolom penulisan deskripsi visual seperti setting, gerakan

kamera, instruksi acting, dan efek visual dituliskan di kolom yang terpisah dari

kolom audio. Jadi, kolom audio khususuntuk menuliskan unsur-unsur audio

termasuk narasi, dialog, sound effect, musik, dan instruksi auditif.

Pada prinsipnya, dari segi isi, naskah satu kolom dan dua kolom akan

menghasilkan produk yang identik. Namun, dari segi tata letak tampak lebih

konvensional. Berikut merupakan contoh format penulisan metode naskah dua

kolom.

Page 42: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

38

Cover

(nama Production)

(judul film)

(Ide Cerita & Penulis Skenario)

INTI CERITA

SINOPSIS

Video Audio

01. INT.-RUANG KELAS - PAGI

a. LS.- PAK GURU DUDUK ADI MEMBERI SALAM KEPADA PAK GURU DARI KURSINYA. b. CU. ADI c. LS. PAK GURU MENGANG GUK LALU MELIHAT SEKE LILING KELAS

FADE IN : MUSIK PEMBUKA

FADE OUT : MUSIK PEMBUKA

ADI : (MEMBERI SALAM)

FX : SUARA BEL SEKOLAH

Page 43: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

39

III. KONDISI UMUM

A. Letak dan Luas Kawasan

Kabupaten Tasikmalaya mempunyai keunggulan yang cukup baik, ditinjau

dari aspek geografis maupun sumberdaya. Kabupaten ini terletak di provinsi Jawa

Barat secara geografis Kabupaten Tasikmalaya terletak pada 107°56'-108°8' BT,

7°10' -7°49' LS, sedangkan secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten

Tasikmalaya dapat dilihat pada Gambar 2:

Sumber : http://www.pa-tasikmalaya.go.id/yuridiksi-pa

Gambar 2. Peta Kawasan Kabupaten Tasikmalaya

Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Garut dari sebelah timur,

dibatasi oleh dataran tinggi Pegunungan Galunggung, sepanjang barat daya

hingga barat laut. Di sebelah utara, Kabupaten Tasikmalaya berbatasan

Page 44: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

40

dengan Kabupaten Majalengka dan di tenggara berbatasan dengan Kabupaten

Ciamis. Selain itu, Kabupaten berbagi sedikit daerahnya dengan Kota

Tasikmalaya, yang terletak di perbatasan timur laut. Sementara di selatan,

Kabupaten Tasikmalaya dibatasi oleh Samudera Hindia. Kabupaten Tasikmalaya

memiliki bentangan terjauh dari utara ke selatan sekitar 75 Km, dan sekitar 56,25

Km dari timur ke barat. Kabupaten Tasikmalaya memiliki luas 2,563.35 km².

B. Kawasan

Kabupaten Tasikmalaya memiliki kondisi fisik kawasan yang meliputi

ketinggian tempat dan topografi, kondisi tanah, serta iklim dan curah hujan.

Kondisi fisik kawasan Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:

1. Topografi

Kabupaten ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur

dikarenakan Kabupaten Tasikmalaya dilalui oleh rantai gunung berapi di Pulau

Jawa. Jenis tanah di Kabupaten Tasikmalaya dapat diklasifikasikan menjadi tiga

jenis tanah yaitu tanah litosol, regosol, dan latosol. Hal ini didukung oleh peta

jenis tanah Kabupaten Tasikmalaya yang bersumber dari Balai Penelitian Tanah

Bogor tahun 1996. Tanah litosol merupakan tanah dangkal di atas batuan keras.

Tanah ini tergolong muda dengan bahan induk dangkal kurang dari 40 cm dan

bersifat agak peka terhadap erosi dan kesuburan sedang.

Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari 39 Kecamatan, 351 desa Tiga kecamatan

merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah pesisir dan lautan yaitu

Kecamatan Cikalong, Cipatujah dan Karangnunggal, dengan panjang garis pantai

56 km. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah

perbukitan, khususnya di daerah timur Kabupaten. Beberapa daerah berupa

pegunungan, seperti di bagian barat laut terdapat pegunungan Galunggung.

Ketinggian rata-rata dari Kabupaten ini adalah 200 hingga 500 meter. 

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar antara 0

sampai dengan 2.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Secara umum wilayah

tersebut dapat dibedakan menurut ketinggiannya, yaitu pada bagian Utara

merupakan wilayah dataran tinggi dan bagian Selatan merupakan wilayah dataran

Page 45: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

41

rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 hingga 100 meter dpl. Kondisi

kemiringan lahan di Kabupaten Tasikmalaya berturut-turut, yaitu Sangat Curam

(>40%) sebesar 1,39% dari luas Kabupaten Tasikmalaya, Agak Curam (15%-

40%) sebesar 25,35%, Curam (5%-15%) sebesar 27,11%, Landai (2%-5%)

sebesar 13,27%, dan Datar (0%-2%) sebesar 32,87% dari luas Kabupaten

Tasikmalaya. Berdasarkan data kemiringan lahan terlihat bahwa sebagian besar

bentang alam Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan datar

sampai dengan agak curam, dengan kondisi kemiringan lahan tersebut kurang

menguntungkan untuk pengembangan prasarana dan sarana wilayah (Gambar 3).

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Tasikmalaya_Regency_hilly_view.jpgGambar 3. Perbukitan Sodong Hilir, Kabupaten Tasikmalaya

2. Iklim dan Curah Hujan

Kabupaten Tasikmalaya berada padarongga lereng gunung sehingga dapat

memasok tangkapan curah hujan dan kawasan resapan air lebih banyak.

Kelebihan tersebut didukung oleh iklim tropis hutan hujan di mana Kabupaten

Tasikmalaya mendapatkan hujan deras. Kabupaten ini menerima curah hujan

tahunan rata-rata 2,072 mm. Meskipun mendapatkan hujan deras,Sebagian kecil

wilayah Kabupaten Tasikmalaya 0,81% berada pada ketinggian di atas 1.500

Mdpl, sehingga keadaan iklim pada umumnya bersifat tropis dan beriklim sedang

dengan rata-rata suhu di dataran rendah antara 20o-34oC dan di dataran tinggi

Page 46: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

42

berkisar antara 18 o-22oC. curah hujan rata-rata 2,072 mm/tahun, jumlah hari hujan

rata-rata 82 hari.

3. Hidrologi

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya berada pada dasar lekukan terendah dari

punggung pegunungan Pulau Jawa dimana Gunung Talagabodas menjadi salah

satu puncaknya, sehingga termasuk pada wilayah tangkapan hujan. Kondisi

hidrologi di wilayah Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari Daerah Aliran sungai

besar dan sungai kecil yang merupakan bagian dari sistem drainase. Kabupaten

Tasikmalaya memiliki enam daerah aliran sungai besar atau sungai utama, yaitu

Sungai Cilangla, Cimedang, Cisanggiri, Cipatujah, Citanduy, dan Sungai

Ciwulan. Pola aliran daerah aliran sungai umumnya berpola radial, karena lebih

dipengaruhi dominansi vulkanik. Pada daerah tektonik pola aliran berubah

menjadi tidak teratur (irregular), tergantung pada bentuk dan arah proses tektonik

yang terjadi. Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki 36 sumber mata air, 31 situ

(danau kecil), bendungan 23 buah dan 368.793 m saluran pembawa air (irigasi).

C. Kondisi Biotik Kawasan

Kondisi biotik kawasan terkait pada potensi makhluk hidup yang terdapat

pada kawasan sekitar Kabupaten Tasikmalaya. Informasi utama yang disajikan

pada kondisi biotik adalah kondisi flora dan fauna. Flora di Kabupaten

Tasikmalaya terdiri dari tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai hasil kreatif.

Fauna di Kabupaten Tasikmalaya memiliki ciri khas yang cukup unik karena letak

geografisnya yang memiliki pantai selatan sehingga salah satu daerahnya telah

dijadikan tempat persinggahan hewan langka penyu hijau.

1. Keanekaragaman Flora

Kabupaten Tasikmalaya memiliki keanekaragaman flora.

Keanekaragaman tersebut di dukung oleh keadaan wilayahnya dan iklim yang

terdapat di wilayah tersebut. Flora yang terkenal dari kabupaten Tasikmalaya

adalah mendong. Mendong adalah salah satu tumbuhan yang hidup di rawa,

Page 47: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

43

tanaman ini tumbuh di daerah yang berlumpur dan memiliki air yang cukup.

Seperti pada Gambar 4.

Sumber : http://manonjayakotaksalak.wordpress.com/ikar-mendong-tasikmalaya/Gambar 4. Flora Mendongdi Kabupaten Tasikmalaya

Mendong (Fimbristylis globulosa (Retz.) Kunth) merupakan bahan dasar

industri rumah tangga kerajinan tikar yang banyak dijumpai di daerah Kabupaten

Tasikmalaya. Selain sebagai bahan dasar kerajinan tikar, Mendong juga dapat

dibuat kerajinan lain di antaranya topi, keranjang, tas dan lain (Gambar 5).

Tanaman ini tumbuh tersebar mulai dari Ceylon, India, Asia Selatan, Cina,

Miclainnya. Mendong selain ditanam di Jawa (khususnya di Jawa Barat) juga di

Sumatera dan Sularonesia dan Polynesia. Di Indonesia tumbuh di Jawa,

Sumatera, Kalimantan dan Irian. Untuk meningkatkan kesejahteraan pengrajin

tikar dalam industri rumah tangga dan pendapatan daerah maka pemerintah

Kabupaten Tasikmalaya memilih dan menetapkan tanaman Mendong sebagai

flora identitasnya.

Page 48: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

44

Sumber :http://himarihandycraft.wordpress.com/himari-tas-wanita/Gambar 5. Hasil kerajinan tumbuhan mendong

2. Keanekaragaman Fauna

Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah yang memiliki

keanekaragaman jenis fauna yang melimpah terutama pada fauna perairan.

Kawasan yang memiliki daratan luas ini memiliki potensi fauna berupa penyu.

Ada tiga jenis penyu yang berkembang biak dengan baik di Pantai Sindangkerta,

yaitu Penyu Belimbing (Dhermochelys coriacea), Penyu Tempayan (Caretta

caretta) dan Penyu Hijau (Chelonia mydas). Di antara ketiga penyu tersebut,

Penyu Hijau adalah yang paling terkenal rawan penjarahan dan eksploitasi.

(Gambar 6.)

Page 49: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

45

Sumber: http://worldwildlife.org/penyuhijau/singdangkertaGambar 6.Potensi fauna penyu hijau

Ukuran penyu hijau setelah dewasa dapat mencapai 250 cm, namun ukuran

yang lazim berkisar 80 hingga 150 cm. Beratnya dapat mencapai 130 kilogram.

Ciri khas lainnya adalah terdapatnya kuku pada kaki renangnya.

D. Kondisi Sosial Masyarakat

Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya memiliki

perekonomian yang bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan

serta juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggung yang

memiliki kualitas cukup baik bagi bahan bangunan, industri, dan perdagangan.

Demografi. Jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2007 tercatat

sebanyak 1.750.018 jiwa, dengan komposisi penduduk menurut jenis kelamin

terdiri dari laki-laki 890.299 jiwa dan wanita 859.719 jiwa. Laju pertumbuhan

penduduk, sedangkan laju pertumbuhan penduduk ( LPP ) : 1,01 (menurut data

dari BPS) dan salah satu variabel demografi yang berpengaruh terhadap

perkembangan kualitas penduduk yaitu fertilitas (TFR). Sedangkan untuk TFR

Kabupaten Tasikmalaya menurut data dari BPS Tahun 2007 sebesar 2,22. Jumlah

penduduk bekerja sebesar 719.356 jiwa, dengan jenis pekerjaannya lebih besar

pada sektor pertanian, perdagangan, dan Industri Kecil. Sedangkan untuk sektor

lainnya sangat relatif kecil.

Page 50: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

46

Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat telah

dilaksanakan diantaranya pembinaan kelompok usaha sebanyak 40 orang,

pembinaan bagi pencari kerja sebanyak 1950 orang, pembinaan perusahaan

sebanyak 32 perusahaan dan pembinaan pekerja sebanyak 5578 pekerja pada

tahun 2007.

Ekonomi. Kabupaten Tasikmalaya dikenal sebagai basis perekonomian

rakyat dan usaha kecil menengah seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payung

kertas. Selain itu, kawasan ini juga dikenal sebagai daerah kredit. Hal ini

dikarenakan banyaknya pedagang dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi

sebagai pedagang yang menggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan

umumnya adalah barang-barang kelontong dan kebutuhan rumah tangga.Sektor

pertanian sebagai sektor penyedia lapangan kerja Kabupaten Tasikmalaya

terbesar, yaitu sekitar 43,22% kesempatan kerja berasal dari sektor pertanian,

diikuti perdagangan 24,75 %, dan jasa-jasa 11,08 %. Sektor pertanian merupakan

penyedia utama kebutuhan pangan masyarakat yang merupakan kebutuhan dasar

dan hak asasi manusia. Sektor pertanian juga menyediakan pasar yang sangat

besar untuk produk manufaktur karena jumlah penduduk perdesaan yang besar

dan terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, sektor pertanian merupakan

salah satu sektor yang paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah

perdesaan melalui peningkatan pendapatan mereka yang bekerja di sektor

pertanian. Komoditas unggulan sektor pertanian Kabupaten Tasikmalaya yang

sudah berorientasi ekspor antara lain: Padi Organik (SRI) dengan sentra di tujuh

Kecamatan, yaitu Sukaresik, Cisayong, Sukaraja, Manonjaya, Cineam,

Sukahening dan Salawu serta Manggis dengan sentra di Puspahiang, Mendong

dan Golok Galonggong Manonjaya. Sedangkan pada sektor industri adalah

kerajinan dengan sentra di Rajapolah dan bordir dengan sentra di Sukaraja.

E. Potensi Wisata

Kabupaten Tasikmalaya merupakan suatu daerah yang memiliki berbagai

obyek dan daya tarik wisata yang menarik. Obyek dan daya tarik wisata tersebut

berupa sumberdaya alam goa yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten

tasikmalaya.

Page 51: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

47

1. Potensi wisata goa

Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

cukup banyak goa. Salah satu potensi wisata goanya adalah Goa Safarwadi. Goa

Safarwadi merupakan salah satu objek wisata rohani. Goa Safarwadi juga disebut

Goa Pamijahan karena letaknya di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong.

Pada lokasi tersebut juga terletak Makam Syeh Abdul Muchyi, yang merupakan

salah satu Objek Wisata Rohani/Religi yang cukup terkenal di Tasikmalaya.

Hingga saat ini lokasi itu diyakini sebagai tempat yang sakral, hingga menjadi

salah satu tujuan bagi para peziarah.

Sumber : http://anyenata.blogspot.com/2010/11/wisata-rohani.htmlGambar 7. Goa Safarwadi

Selain goa safarwadi masih ada beberapa goa alami yang berpotensi untuk

menjadi sebuah destinasi wisata goa. Goa tersebut antara lain Goa Potong Kujang

di Kecamatan Culamega, Goa Sarongge di Kecamatan Cipatujah, Goa

Ara/kapinis, Goa Rengganis, Goa Nyai dan Goa Ciodeng di Kecamatan

Pancatengah, Goa Cupu Agung (Goa Sukarno) dan Goa Hulu Kuya di Kecamatan

Cikatomas, Goa Anteg di Kecamatan Salopa, Goa Malawang di Kecamatan

Karangnunggal.

2. Potensi Wisata Lain

Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki berbagai macam potensi wisata lain

yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Potensi wisata

lain berkaitan dengan gejala alam seperti Gunung Galunggung, Pantai Cipatujah,

Page 52: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

48

Pantai Sindangken, Pantai Karang Tawulan . Obyek dan daya tarik wisata berupa

sumberdaya budaya adalah Kampung Naga dan Pusat Kerajinan Rajapolah

a. Kampung Naga

Kampung Naga merupakan perkampungan tradisional dengan luas areal

kurang lebih 4 ha. Lokasi obyek wisata Kampung Naga terletak pada ruas jalan

raya yang menghubungkan Tasikmalaya - Bandung melalui Garut, yaitu kurang

lebih pada kilometer ke 30 ke arah Barat kota Tasikmalaya. Secara administratif,

Kampung Naga berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten

Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Kampung ini berada di lembah yang subur,

dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan

keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat

Kampung Naga. Di sebelah Selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan di

sebelah Utara dan Timur dibatasi oleh sungai Ciwulan yang sumber airnya berasal

dari Gunung Cikuray di daerah Garut. Obyek wisata Kampung Naga tersebut

dapat dilihat pada Gambar 8.

Sumber : http://cmurphy-indonesiabound.blogspot.com/kampung-naga

Gambar 8. Obyek Wisata Kampung Naga Di Kabupaten Tasikmalaya

Kampung Naga  dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat

dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya. Masyarakat Kampung

Naga hidup pada suatu tatanan yang dikondisikan dalam suasana kesahajaan dan

lingkungan kearifan tradisional yang lekat. Daya tarik obyek wisata Kampung

Page 53: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

49

Naga terletak pada kehidupan yang unik dari komunitas yang terletak di Kampung

Naga tersebut. Kehidupan mereka dapat berbaur dengan masyrakat modern,

beragama Islam, tetapi masih kuat memelihara adat istiadat leluhurnya. Seperti

berbagai upacara adat, upacara hari-hari besar Islam misalnya Upacara bulan

Mulud atau Alif dengan melaksanakan Pedaran atau pembacaan Sejarah Nenek

Moyang. Proses ini dimulai dengan mandi di Sungai Ciwulan dan wisatawan

boleh mengikuti acara tersebut dengan syarat harus mematuhi peraturan yang

berlaku.

Bangunan di Kampung Naga memiliki bentuk yang sama, baik rumah,

masjid, patemon (balai pertemuan) dan lumbung padi. Atapnya terbuat dari daun

rumbia, daun kelapa, atau injuk sebagi penutup bumbungan. Dinding rumah dan

bangunan lainnya, terbuat dari anyaman bambu atau bilik, sedangkan pintu

bangunan terbuat dari serat rotan dan semua bangunan menghadap Utara atau

Selatan. Tumpukan batu yang tersusun rapi dengan tata letak dan bahan alami

merupakan ciri khas gara arsitektur dan ornamen Perkampungan Naga. Obyek

wisata ini merupakan salah satu obyek wisata budaya di Tasikmlaya. Wisatawan

biasanya memiliki minat khusus yaitu ingin mengetahui dan membuktikan secara

nyata keadaan tesebut. 

b. Pusat Kerajinan Rajapolah

Obyek wisata Pusat Kerajinan Rajapolah merupakan pusat kerajinan tangan

yang terletak di kabupaten Tasikmalaya. Pusat kerajinan tangan ini menjual

berbagai barang–barang dengan desain yang unik dan menarik serta kualitas

tinggi. barang-barang yang dijual di antaranya adalah dari payung, sandal, lampu

hias dan kerajinan tangan lainnya. Harga yang ditawarkan juga cukp bervariasi

sehingga menjadikan pengunjung dapat memilih barang-barang yang sesuai

dengan keinginan dan kebutuhannya.  Pusat kerajinan Rajapolah dapat dilihat

pada Gambar 9.

Page 54: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

50

Sumber: http://ragamhandicraftrajapolah.wordpress.com/sentra-kerajinan-rajapolah/

Gambar 9. Pusat Kerajinan Rajapolah Di Kabupaten Tasikmalaya

Barang–barang hasil dari kerajinan tangan yang dijual di obyek wisata ini

menggunakan bahan dasar berupa serat alami seperti Bambu, Pandan, Eceng

gondok dan serat lainnya yang memiliki sifat ramah lingkungan. Hal ini

menjadikan kerajinan tangan di daerah Rajapolah berbeda dengan kerajinan

tangan lainnya.

c. Gunung Galunggung

Obyek wisata Gunung Galunggung merupakan obyek wisata di Kabupaten

Tasikmalaya yang terbentuk akibat letusan yang terjadi pada tanggal 5 April 1982.

Sisa-sisa letusan yang membentuk danau, kawah dan sumber air panas,

menjadikan kawasan ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang indah dan

mempesona. Obyek wisata Gunung Galunggung dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 55: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

51

Sumber :http://cubbyrecha.wordpress.com/gunung-galunggung-tasikmalaya-jabar/Gambar 10. Gunung Galunggung Di Kabupaten Tasikmalaya

Obyek wisata Gunung Galunggung ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu

danau air dingin yang terdapat di dalam kawah gunung dan tidak memiliki bau

belerang seperti yang terjadi pada gunung-gunung berapi pada umumnya. Pada

saat cuaca cerah, terdapat aliran-aliran sungai dari bukit Gunung Galunggu yang

dapat dilihat dari dataran di bawahnya yang lebih rendah. Pemandangan tersebut

memiliki nilai keindahan tersendiri bagi wisatawan yang melihatnya. Di kaki

Gunung Galunggung terdapat pemandian air panas yang mengandung mineral

berkhasiat untuk penyembuhan penyakit kulit maupun kesehatan dan kesegaran

jasmani. Selain itu, wisatawan juga dapat melakukan kegiatan pendakian melalui

“Tangga 1000” dan “Tangga Biru”.

F. Aksesibilitas

Kabupaten Tasikmalaya terletak di antara Kabupaten Garut sebelah barat

dan Kabupaten Ciamis sebelah timur, ysng menjadikan posisinya strategis sebagai

kota transit. Jalur darat Kabupaten Tasikmalaya dapat dicapai baik menggunakan

kendaraan pribadi, bus atau kereta.

1. Kendaraan Pribadi

Aksesibilitas menuju Kabupaten Tasikmalaya dapat dilakukan

menggunakan kendaraan pribadi baik roda empat atau roda dua, dengan kadar

waktu yang berbeda satu sama lain dalam mengakses Kabupaten Tasikmalaya.

Page 56: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

52

Kendaraan beroda empat seperti mobil dapat mengakses Kabupaten Tasikmlaya

dengan waktu tempuh sekitar delapan jam lamanya, dengan rute, Jakarta, Bogor

Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya. Kendaraan roda dua dapat mengakses rute

yang sama dengan rute roda empat, namun waktu tempuh yang didapat akan

sedikit lebih lama, karena motor harus melewati jalan regular semenjak dari awal

perjalanan.

2. Bus atau Kendaraan Umum Lainnya

Terminal utama tipe A terletak di pusat kota Tasikmalaya di jalan Letnan

Harun Kota Tasikmalaya. Bus-bus tersebut yang menghubungkan Tasikmalaya

dengan Jakarta, Bandung, Cikarang, dan lain-lain dengan waktu tempuh Tasik-

Jakarta kurang lebih enam jam dengan berbagai tipe mobil seperti ekonomi-AC,

eksekutif dan super eksekutif, yang melayani setiap satu jam sekali.Berikut adalah

harga dan jadwal keberangkatan bus Bogor – Tasikmalaya, 06:00 (AC) &

07:00,18:00 (AC) & 19:00 Patas AC seat 2-2 Rp. 45.000,- Patas non AC seat 3-2

Rp. 38.000.

3. Kereta Api

Stasiun Tasikmalaya terdapat di pusat kota yan terletak dijalan RAA

Wuratanuningrat Kota Tasikmalaya. Stasiun ini melayani rute ke semua daerah di

Tasikmalaya dan Luar Tasikmalaya seperti Bandung, Karawang, Jakarta,

Jogyakarta dan lain-lain. Hubungan dengan Jakarta dilayani dengan kereta api

kelas ekonomi (Serayu) dari Stasiun Tasikmalaya menuju stasiun Kota Jakarta.

Page 57: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

53

IV. METODE PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

A. Lokasi danWaktu

Lokasi pelaksanaan Tugas Akhir tentang Perencanaan Ekowisata Goa

adalah di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan pelaksanaan

Tugas Akhir dilaksanakan selama 45 hari terhitung dari Bulan Januari sampai

Maret 2012. Rencana tata waktu pelaksanaan secara terperinci adalah sebagai

berikut (Tabel5)

Tabel 5. Rencana Tata Waktu Pelaksanaan Tugas Akhir

No Kegiatan

November

Desember Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Tahap Persiapan

- Studi Pustaka

-Penyusunan Proposal

2. Pengumpulan Data Sekunder TA

3. Pengumpulan Data Primer TA

4. Pengolahan dan Analisis Data

5. Revisi data

6. Penyusunan Laporan Tugas Akhir

B. Alat dan Bahan

Alat yang dipergunakan selama kegiatan pengambilan data

dilapangan hingga pengelolaan data Tugas Akhir dapat dilihat

pada (Tabel 6). Alat digunakan untuk menunjang kegiatan

pengambilan data.

Tabel 6. Alat yang digunakanNo.

Alat Fungsi

1. Kamera DSLR (Nikon D3100)

Digunakan sebagai alat dokumentasi

Page 58: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

54

2. Tripod Digunakan sebagai alat penyangga kamera3. Laptop Digunakan mengolah data4. Alat tulis Menulis data yang dibutuhkan5. Kuesioner Digunakan untuk menilai suatu objek6. Buku literature Sebagai acuan dan panduan selama kegiatan Tugas Akhir7. Senter atau

HeadlampSebagai Penerang Gelap

8. Kuesioner Digunakan untuk mengambil data dari pengunjung, masyarakat, dan pengelola terkait dengan kegiatan pengelolaan goa, untuk pengembangan wisata goa.

9. Peta Kawasan Digunakan untuk peninjauan lokasi kawasan dalam bidang gambar10.

Kompas Digunakan untuk mengetahui arah mata angina

11.

Pita Ukur Digunakan untuk mengukur dimensi fisik

12,

GPS Digunakan untuk menentukan titik koordinat goa

13.

Sepatu Boot Digunakan untuk melindungi kaki dari bahaya kecelakaan

14.

Webbing Digunakan sebagai alat bantu pengkuran dan pemetaan

15.

Termometer Digunakan untuk mengukur suhu

16.

Coverall Digunakan untuk melindungi tubuh dari bahaya

Obyek yang diamati dalam kegiatan Tugas Akhir ini secara

umum adalah sumberdaya wisata goa berupa obyek geologi atau

abiotik goa, serta unsur biotik yang ada didalam dansekitar goa,

beserta keterkaitan sosial-budaya masyarakat terhadap goa

tersebut, Selain itu responden yang diambil sebagai penilai yang

obyektif yaitu pengunjung, pengelola, serta masyarakat disekitar

kawasan goa.

C. Jenis Data

Data yang diambil dalam pelaksanaan tugas akhir ini berupa

data primer dan data sekunder. Pembagian jenis data ini

berdasarkan bentuk pengambilan data pada saat dilakukannya

kegiatan tugas akhir. Jenis data primer dan sekunder tersebut

dirinci sebagai berikut :

Page 59: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

55

1. Data primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan atau

merupakan data pokok. Data-data tersebut antara lain kondisi fisik goa, iklim,

aksesibilitas, sarana, kondisi sekitar, daya dukung, keamanan, pengunjung,

ketersediaan air dan peta dimensi goa, yang kemudian akan menjadi dasar

klasifikasi goa berdasarkan akses masyarakat, kandungan isi, derajat bahaya, serta

berdasarkan pada letak dan batuan pembentuknya (Tabel 7).

Tabel 7. Data Primer

Data primer Data yang dikumpulkan

Sumber Data Metode

Sumberdaya Goa

Potensi Fisik dan Daya Tarik Goa

Derajat Kesulitan Goa, Titik Koordinat Goa,Panjang Goa, Tinggi Goa, Ukuran Mulut GoaKelelmbaban Goa, Debit Air, Suhu GoaOrnamen Goa, Flora dan Fauna didalam maupun diluar Goa

LapangLapangLapangLapangLapangLapangLapangLapangLapangLapang

PengukuranPengukuranPengamatanPengukuranPengukuranPengukuranPengukuranPengukuranPengamatanPengamatan

Aksesibilitas

Letak goa dari perumahan pendudukLetak goa dari jalan rayaJarak goa dari obyek wisata lain

Lapang LapangLapang

Pengukuran

Pengukuran

Pengukuran

Fasilitas sarana

Peminjaman AlatShelterMusholaToiletAir bersih

LapangLapangLapangLapangLapang

PengamatanPengamatanPengamatanPengamatanPengamatan

Keamanan

BinatangLuapan AirKecelakaan

LapangLapangLapang

PengamatanPengamatanPengamatan

Page 60: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

56

Pengunjung Kondisi

Aktual Pengunjung

Karakteristik Pengunjung (umur, jenis kelamin, asal, pendidikan, dan pekerjaan)

Lapang Wawancara

Masyarakat

Kondisi sekitar dan daya dukung kawasan

Karakteristik, Persepsi,Kesiapan Masyarakat,

Lapang Wawancara

PengelolaPengelola Karakteristik,

Persepsi pengelola terkait Kawasan goa, penilaian kelayakan obyek, kesiapan pengelola

Lapang Wawancara

2. Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung, yakni melalui studi literatur. Data sekunder terdiri atas

kondisi umum, dan Kondisi Pengunjung (Tabel 8).

Tabel 8. Data Sekunder

Data sekunder Data yang dikumpulkan

Sumber Data

Metode

Kondisi Umum Kawasan

SejarahLetak dan LuasIklim dan TopografiSosial Ekonomi Masyarakat

Dokumen dan Laporan Demografi desa Dokumen dan laporan Demografi desa

Studi literatur

Studi literatur

Studi literatur

Studi literatur

D. Metode Pengambilan Data

Kegiatan penggalian data potensi sumberdaya goa dan data lain merupakan

salah satu aspek vital dalam proses perencanaan ekowisata goa. Penggunaan

Page 61: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

57

metode yang berkaitan merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan agar

pengukuran atau penggalian data potensi sumber daya goa dan data lain berjalan

dengan efektif. Metode yang digunakan antara lain ialah metode pengamatan dan

pengukuran kondisi fisik goa, metode wawancara masyarakat, wisatawan, dan

pengelola.

1. Metode Pengamatan dan Pengukuran Kondisi Fisik Goa

Kegiatan pengamatan dan pengukuran kondisi fisik goa merupakan salah

satu tahap yang dilakukan untuk mengetahui sumberdaya dan potensi lain dengan

observasi, identifikasi dan dokumentasi. Kegiatan observasi, identifikasi, dan

dokumentasi pengukuran serta pengamatan ini meliputi pengukuran derajat

kesulitan, pengambilan titik koordinat dan pemetaan goa, pengukuran kondisi

iklim mikro, pengamatan ornamen goa dan daya tarik lain, dan pengamatan

aksesibilitas, sarana, dan keamanan.

a. Pengukuran Derajat Kesulitan

Penentuan derajat kesulitan goa merupakan tahap awal dalam proses

identifikasi dan observasi. Kegiatan pengukuran dan pengamatan ini

menggunakan 4 parameter (Ko 2001) yaitu :

1. Aktivitas tubuh berupa berdiri (> 160 cm), merunduk (140-160 cm),

jongkok (120-140 cm), merangkak (80 – 120 cm), merayap (<80cm).

Berenang memiliki nilai paling tinggi dibandingkan dengan aktivitas

lainnya karena berenang ini membutuhkan keterampilan yang khusus dalam

melakukannya.

2. Kondisi Air (debit air) dalam goa menjadi parameter penilaian yang penting

karena akan menentukan tingkat kesulitan dalam penelusuran goa.Debit air

yang lebih besar lebih menyulitkan untuk ditelusuri dibandingkan dengan

goa yang memiliki debit air yang kecil. Semakin tinggi debit air, maka

semakin besar nilai yang diberikan.

3. Panjang lorong goa merupakan salah satu parameter yang penting dalam

penilaian derajat kesulitan. Semakin panjang lorong goa semakin tinggi

nilai yang diberikan. Goa yang panjang akan membutuhkan daya tahan

Page 62: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

58

tubuh yang lebih dibandingkan dengan goa yang pendek karena semakin ke

dalam goa ketersediaan oksigen semakin menipis.

4. Bentuk mulut goa merupakan parameter yang cukup menentukan dalam

penelusuran goa. Bentuk mulut goa vertical akan lebih membutuhkan

keterampilan, daya tahan tubuh dan ketersediaan alat lengkap

dibandingkan dengan bentuk mulut goa yang horizontal. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada (Tabel 9).

Tabel 9. Parameter penilaian derajat kesulitan goa Parameter 1 Parameter 2 Parameter 3 Parameter 4

Aktivitas Tubuh NilaiDebitAir

Nilai Panjang Goa Nilai Bentuk Mulut Goa Nilai

Berdiri 0 0 – 40 0 0 - 50 0 Horizontal 0Merunduk 0.5 41 – 80 0.5 51 – 100 0.5 Vertikal 0.5

Jongkok 1 81 – 120 1 101 – 150 1

Merangkak 1.5 121 – 1601

1.5151 – 200 1.5

Merayap 2 >160 2 >200 2Berenang 2.5 2.5 2.5Sumber : Ko (2001)

b. Pengambilan Titik Koordinat dan Pemetaan Goa

Pengambilan titik koordinat letak lokasi goa dilakukan dengan GPS (Global

Position System), serta untuk metode survey arah pengambilan data pemetaan

bagian dalam goa dilakukan dengan metode forward (Gambar 11) yaitu pembaca

alat dan pencatat pada system stasiun pengukuran pertama, kemudian pembaca

alat menentukan target stasiun kedua. Setelah pembacaan selesai, pembaca alat

dan pencatat berpindah ke stasiun kedua dan menentukan tujuan stasiun ketiga.

Demikian seterusnya sampai stasiun pengukuran terakhir.Untuk arah survey

berdasarkan arah pengumpulan data menggunakan metode top to bottom, dimulai

dari pintu goa sampai ujung lorong atau dasar dari goa atau sampai stasiun

terakhir. Grade pemetaan yang digunakan yaitu Grade III, karena peralatan yang

digunakan terbatas pada kompas, pita ukur dan klinometer (Grade Survey Center

Line standard BCRA, sumber Surveying Cave, Bryan Ellis, 1970).

Page 63: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

Panjang

lebar

Dalam

Arah Arus

59

Gambar 11. Pemetaan goa dengan menggunakan metode forward

c. Pengukuran Kondisi Iklim Mikro

Pengukuran kondisi iklim mikro goa. Iklim mikro goa yang diambil seperti

suhu dan kelembaban diukur dengan meggunakan termometer. Pengukuran debit

air dilakukan dengan metode botol, yaitu dengan bola botol dialirkan dari titik

awal acuan sampai titik akhir acuan dengan menghitung waktu alir sehingga dapat

diketahui kecepatan arus air, Setelah itu dilakukan pengukuran lebar dan

kedalaman rerata sungai (Gambar 12).

Gambar 12. Pengukuran debit air sungai menggunakan metode pingpong

d. Pegamatan Ornamen Goa dan Daya Tarik lain

Pengamatan ornamen goa yang menarik dan daya tarik lain di setiap goa

dilakukan dengan mencatat jenis dan jumah ornamen serta daya tarik lain serta

mencatat ornamen dan daya tarik lain yang paling menonjol pada setiap goa,

kemudian dilakukan pula pengamatan derajat kesulitan ( merayap, jongkok,

berenang, dan lain – lain) pada setiap goa.

e. Pengamatan Aksesibilitas, Sarana, Keamanan, dan Daya Dukung lain

Pengamatan aksesibilitas, sarana, keamanan dan daya dukung lain,

dilakukan dengan secara langsung kelapangan dan mencatat data yang ada,

Page 64: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

60

dengan kombinasi wawancara sejumlah pihak terkait, seperti masyarakat sekitar,

atau pengelola kawasan.

2. Masyarakat

Data masyarakat meliputi karakteristik, persepsi, kesiapan masyarakat dan

keterlibatan masyarakat melalui penyebaran kuesioner yang bersifat Close Ended

yaitu kuesioner dengan pilihan jawaban yang telah disediakan. Responden yang

diambil datanya secara acak menggunakan sampling size sebesar minimal 30

responden. Hal ini didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa untuk

penelitian yang menggunakan analisa data dengan statistik, jumlah sampel terkecil

adalah sebanyak 30 orang. Singarimbun (1989 : 170 – 171) dalam Ihyani F

(2010).

3. Wisatawan

Data mengenai wisatawan yang diperlukan dalam kegiatan penelitian yaitu

karakteristik, motivasi serta persepsi mengenai perencanaan ekowisata goa. Data

tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan metode observasi langsung dan

penyebaran daftar pertanyaan (kuesioner). Kegiatan observasi dilakukan dengan

mengunjungi dan mengamati langsung wisatawan atau pengunjung di lokasi

setiap goa dan dilanjutkan dengan penyebaran daftar pertanyaan atau kuesioner.

Daftar pertanyaan disusun dengan pola close ended (pilihan ganda), dimana dalam

pola ini wisatawan atau pengunjung dapat langsung memilih jawaban dari aspek

yang telah disediakan.

Daftar pertanyaan disebarkan kepada responden dengan jumlah responden

sebanyak 30 responden yang ditentukan dengan metode convenience sample yaitu

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, wisatawan yang ditemui

peneliti dan bersedia menjadi responden. Jumlah tersebut dianggap telah

mewakili populasi yang ada dalam klasifikasi actual demand yang selalu datang,

pengunjung potencial demand yang berpotensi datang,atau pengunjung dengan

klasifikasi latend demand. Hal ini dikarenakan tidak diketahuinya jumlah

pengunjung yang datang per-periode tertentu di setiap goa.

Page 65: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

61

4. Pengelola

Data dari pengelola yaitu meliputi karakteristik, persepsi dan kesiapan

pengelola atas perencanaan ekowisata goa yang akan dilakukan pada kawasan.

Pengambilan data kepada pihak pengelola dilakukan karena pengelola merupakan

salah satu pihak yang mempunyai peran sebagai asesor untuk mendukung aspek

komparatif-edukatif dalam proses analisis kuantitatif atau penilaian potensi

ekowisata goa di Kabupaten tasikmalaya dengan menggunakan indikator

penilaian potensi Avenzora (2008). Pengambilan data pihak pengelola dilakukan

dengan wawancara dan mengajukan kuesioner untuk kemudian dilakukan

observasi terhadap informasi yang diperoleh dari hasil data kuesioner. Pihak

pengelola yang disebutkan yaitu petugas lapangan dan staf terkait. Pengelola

menjadi pihak yang penting untuk diketahui datanya karena bertindak sebagai

perantara. Perantara yang dimaksud ialah mempunyai fungsi untukmenjadi

penghubung antara pengunjung dengan aktivitas wisata serta masyarakat yang

terdapat pada kawasan. Pengelola juga dinilai sebagai pihak yang memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang cukup mengenai kondisi aktual kawasan, atau

informasi mengenai ekowisata goa.

E. Metode Analisis Data

Berdasarkan data yang menjadi bahan analisis, analisis data yang digunakan

dalam Tugas Akhir ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif

kuantitatif. Metode deskriptif menurut Kusmayadi dan Endar (2000) diacu dalam

Widagti (2003) adalah penelitian yang berusaha menggambarkan atau

menvisualisasikan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan

sistematis, aktual dan akurat. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk

menguraikan data yang didapat sehingga diperoleh gambaran pengembangan jenis

ekowisata goa. Analisis deskriptif kualitatif digunakan dalam mendeskripsikan

data yang didapatkan secara jelas tanpa menggunakan penghitungan. Data yang

dapat digunakan dalam analisis data kualitatif adalah pendeskripsian tentang

ornamen goa dan biota didalamnya. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan

untuk menghitung data yang diperoleh melalui pengukuran dan perhitungan,

Page 66: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

v = kecepatans = Jarakt = waktu

D = rata – rata kedalaman d = kedalaman

D = rata – rata kedalaman d = kedalaman

62

seperti debit air, atau panjang goa. Hasil dari data tersebut akan diolah dalam

grafik dan bentuk presentase.

1. Suhu dan kelembaban udara

Metode yang digunakan yaitu dengan pengukuran suhu setiap goa.

Pengukuran suhu ini menggunakan termometer basah dan kering. Jenis data yang

diambil adalah suhu dan kelembaban lokasi di kawasan tersebut. Data tersebut

dalam daftar isian (thally sheet) yang untuk selanjutnya dibuat rekapannya pada

tabel rekapitulasi pengamatan. Hasil rekapan tersebut kemudian disimpulkan dan

akan diketahui suhu dan kelembaban rata-rata dari lokasi tersebut.

2. Pengukuran debit air sungai

Parameter yang diukur adalah lebar sungai rata-rata, kedalaman sungai rata-

rata, panjang sungai rata-rata dan kecepatan arus sungai rata-rata, dengan

menggunakan metode botol. Kemudian dari data pengukuran di lapangan dapat

dihitung untuk mendapatkan hasil mengenai kecepatan arus, kedalaman rata-rata,

dan debit air dengan menggunakan rumus di bawah ini.

F. Metode Pembuatan Output Media Promosi

Output yang dihasilkan dari perencanaan ekowisata goa di Kabupaten

Tasikmalaya yakni berupa media promosi audio visual yang mempunyai fungsi

dan tujuan untuk memberi informasi dari potensi wisata serta sebagai pemasaran

kawasan wisata.

Page 67: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

63

Latar Belakang. Media promosi dalam bentuk audio visual atau film

merupakan salah satu media yang efisien bagi promosi atau informasi suatu

obyek, hal tersebut dikarenakan film mempunyai kelebihan yaitu berupa

menyampaikan informasi dalam gambar bergerak dan dapat diiringi suara yang

dapat disesuaikan lamanya dengan durasi. Film dapat membawa penonton

merasakan dan melihat sendiri informasi yang disajikan. Pengambilan gambar

dilakukan dengan menggunakan kamera DSLR atau handycam beserta bantuan

tripod dan perangkat lainnya. Kemudian data mentah dari pengambilan gambar di

lapangan di olah melalui proses editing dengan menggunakan software Corel

Ulead Video Studio, yang kemudian hasil dari pengolahan tersebut menghasilkan

media promosi dalam bentuk audio visual mengenai ekowisata goa di Kabupaten

Tasikmalaya.

Konsep Perencanaan Produksi Film. Informasi potensi goa dan daya

dukungnya merupakan isi utama dalam film, selain sebagai visualisasi potensi

kepada masyarakat luas, juga sebagai media promosi wisata khususnya untuk

program ekowisata goa, dan umumnya untuk pariwisata di Kabupaten

Tasikmalaya. Pemilihan potensi yang dijadikan isi disesuaikan dengan hasil

identifikasi, observasi, dan wawancara pada lokasi. Informasi yang terutama

harus disampaikan adalah manfaat goa terhadap lingkungan sekitar, dari aspek

ekologi, budaya dan perekonomian, sehingga masyarakat diajak untuk menjaga

dan melestarikan goa tersebut. Film akan dikemas dengan dua opsi pengemasan

konsep, yang pertama dengan konsep dokumenter asli yang mengkombinasikan

narasi langsung dalam bentuk visual atau audio. Narator akan dibebankan pada

editor, tanpa adanya sebuah karakter tertentu didalam produksi pengambilan

gambar. Konsep pengemasan yang kedua ialah berupa adanya penggunaan

sebuah karakter pengantar informasi (narator) didalam sebuah film tersebut dari

awal hingga akhir, dan narasi tidak dilakukan secara langsung. Informasi yang

disajikan dalam film dokumenter diringkas secara sederhana, dengan durasi ± 15

menit. Setelah penentuan konsep pengemasan produksi film yang disesuaikan

dengan kondisi aktual, kemudian akan dilakukan penyusunan sinopsis dan

skenario yang selanjutnya langsung dilakukan pengambilan materi film.

Page 68: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

Bagaimana Memanfaatkan Potensi Goa di Kabupaten Tasikmalaya menjadi sebuah produk Ekowisata Goa

Variabel Essensial

Sumberdaya Goa

Potensi Fisik dan Daya Tarik GoaAksesibilitasFasilitas saranaKeamanan

InstitusiMasyarakat Wisatawan

-Kebijakan Rencana Institusi Anggaran

KarakteristikPersepsi, Kesiapan Masyarakat,

- Karakteristik- Motivasi - persepsi

- berbagai parameter variable essensial sesuai dengan menggunakan Thally Sheet.

Audio Visual

Corel Ulead Video StudioAdobe Premier

Adobe PhtoshopCorel Draw

Investigasi

Sumberdaya Potensial Ekowisata Goa

Program Wisata

DesainPromosi

Media Promosi

Kuesioner

- Close Ended- Random Sampling

Indikator PotensiSumberdaya Ekowisata Goa (Avenzora,2008)

- Keunikan- Kelangkaan- Keindahan

- Seasonality- Sensitifitas- Aksesibilitas- fungsi sosial

ungsi Sosial

64

G. Kerangka Pemikiran

Gambar 13. Kerangka Berfikir

Observasi

Page 69: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

65

DAFTAR PUSTAKA

Aristyanto MH. 2005. Introduksi Speleologi.http://www.indover.org. Diakses Pada tanggal 27 November 2012

Avenzora, R. 2008. Ekoturisme Teori dan Praktek. BPR NAD-NIAS. Banda Aceh

Duckeck J. 2007. Classification of caves. http://www.showcaves.com/english/explain/speleology/classification.html. Diakses pada tanggal 26 november 2012.

Ernawati, Izwerni, Nelmira W. 2008 Tata Busana. Direktorat Pembinaan Sekolah menengah kejuruan. Jakarta.

Fahmi, I. 2011. Manajemen (Teori, Kasus, dan Solusi). Alfabeta. Bandung.

Falah ABR. 2008. Makalah Indonesia Scientific Karst forum (Upaya Perlindungan Karst dan Pembelajaran Masyarakat Melalui Kegiatan Speleologi Partisipatif). Gunung Sewu Karst Forum. Yogyakarta.

Field S. 1994. The Foundations of Screenwriting.

Ford and Wiliams. 2007. Hydrogeology and Geomorphology.

Gema. 2004. Sejarah Penelusuran Goa. Pecinta Alam Universitas Katolik-St Thomas Sumatera utara. http://www.highcamp.web.id/file/artikelanda/file02.htm Diakses pada tanggal 27 November 2012

Hariandja, Marihot, TE. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Grasindo: Jakarta.

Herdiannanda D. 2010. Pemanfaatan Audio Visual (Film Kartun) Sebagai Media Bantu Siswa Dalam penguasaan Kosakata bahasa mandarin Di SMA Negeri 4 Surakarta. Tugas Akhir. Jurusan Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Senirupa. Universitas Sebelas Maret. Surakata.

Hidayat O. 2009. Pengembangan Program Wisata Goa di Taman Wisata Alam PangandaranCiamis Provinsi Jawa Barat.Tugas Akhir di Direktorat Program Diploma Program keahlian Ekowisata Institut Pertanian Bogor.

Howarth. 1983. Classification Of Caves Animal. http://cavefauna.wordpress.com/biospeleology/adaptasi-fauna-gua/. Diakses pada tanggal 28 November 2012.

Ihyani F. 2010. Hubungan Strategi Sosial Program Tegal Sehat 2010 Terhadap Tingkat kesadaran Kesehatan Masyarakat Kota Tegal. Tugas Akhir.

Page 70: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

66

Pendidikan Diploma Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro. Semarang

Joni A, Puspitasri AY, Nurlinda R. 2010. Poster dan Film Sebagai Media Pendidikan Konservasi Goa Putih di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Penelitian. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Edisi ketiga. Jakarta

Ko RKT. 2001. Obyek Wisata Alam (Pedoman Identifikasi, Pengembangan, Pengelolaan, Pemeliharaan dan Pemasaran). Yayasan Buena Vista Bogor.

Ko RKT. 2003. Dunia Bawah Tanah (Kode Etik dan Moral Penelusur Goa). Natura. Tangerang.

Laudensius O dan Wardhanna ADA. 2000. Keanekaragaman Arthropoda Goa di Kawasan Karst Pacitan. UKM Palawa UAJY dan Fakultas Biologi UAJY Biota. Jurnal Kawasan karst. Vol. VI (1).

Mayapala. 2008. Geologi Goa. http://subterra.web.id/speleologi-karstologi/geologi-goa.html. Diakses pada tanggal 27 November 2012.

Mulec J, Kosi G, Vrhovs’ek D. 2008. Characterization of cave aerophytic algal communities and effects of irradiance levels on production pigments. Journal of Cave and Karst Studies. V (70), no. 1:3-12. Springer.

Muljadi, AJ. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Mulyana, D. 2006. Komunikasi Antar Budaya. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulyana, D. 2007. Ilmu komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulyati T. 2007. Kajian Kondisi Goa untuk Pengembangan Wisata Minat Khusus Di Kawasan Karst Gudawang Kabupaten Bogor.Skripsi.Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Bogor.

Muslich M, Suyono. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Kosakata Berbasis Audio-Visual untuk Peningkatan Kompetensi Berbahasa Indonesia Anak Usia Dini. Jurnal Penelitiam Kependidikan. Tahun 19, Nomor 1. Fakultas Sastra Universitas negeri Malang. Malang.

Nin. 2006. Menelusuri Goa Leang Pute. http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=16963. Diakses pada tanggal 27 November 2012.

Page 71: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

67

Nugroho, I. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Nugroho W. 2011. Modul Cara Menulis Naskah Video (Skenario).

Puldo-Bosch A, Martin-Rosales W, et all. 1997. Human Impact in a Tourist Karstic Cave (Aracena, Spain). Research Article. Environmental Geology 31 (3/4) June 1997. Springer-Verlag.

Robbins SP., Timothy AJ. 2008. Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Jakarta.

Rochani A. 2000. Media Sebagai Bahan Ajaran Pendidikan. Bumi Aksara :

Jakarta.

Samodra H. 2001. Nilai Strategis Kawasan Karst di Indonesia Pengelolaan dan perlindungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.

Santosa S. 2004. Dinamika Kelompok. Bumi Aksara. Jakarta.

Setiadi EM., Hakam KA., Effendi R. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana. Jakarta.

Simamora, B. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Singgih Y. 2002. Asas-asas Psikologi. PT. BPK Gunung Mulia. Jakarta.

Soekadijo RG. 2000. Anatomi Pariwisata. PT Gramedia Pusaka Utama. Jakarta.

Sumarlin O. 2007. Keindahan Dunia Bawah Tanah. Perhimpunan Pecinta Alam.Jantera, Geografi UPI. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/1205/22/cakrawala/utama01.htm. Diakses pada tanggal 25 November 2012.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Sungkar A. 2007a. Suatu Keindahan Alam Bawah Tanah. Makalah Pada Penelitian Pemandu Wisata Petualangan dan Eksplorasi: Bogor, 30 Juli – 18 Agustus 2007. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sungkar A. 2007b. Wisata Goa. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sunjayadi A. 2008. Mengabadikan Estetika Fotografi dalam Promosi Pariwisata. Jurnal umum. Vol.10 NO.2, Oktober 2008 (301-306). Wacana.

Suwantoro, G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Andi. Yogyakarta.

Page 72: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

68

Widjanarko S. 2008. Goa Wisata. http://subterra.web.id/opini/goa-wisata.html. Diakses pada tanggal 28 November 2012.

Wrihatnolo, R. 2006. Manajemen Pembangunan Indonesia. Elex Media Komputindo.

Wood J. [Tanpa Tahun]. Goa (Kenyataan, Cerita, Aktivita). Saputra L, editor. Quality Press.

Page 73: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

69

LAMPIRAN

Page 74: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

70

Lampiran 1. Kuesioner Accessor

KUESIONER ACCESSOR

EKOWISATA GOA DI KABUPATEN TASIKMALAYA

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui persepsi Assesor mengenai “Perencanaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat”.

Identitas penyebar kuesioner :

Nama : Afrodita Indayana Lokasi Penyebaran : ………..

Nim : J3B110049 Tanggal penyebaran :…-…./2012

Program Keahlian : Ekowisata

Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor, Indonesia

A. Persepsi

Potensi Goa ........................ di Kabupaten Tasikmalaya

1. Apakah keunikan dari Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten Tasikmalaya dan berapakah kadar keunikannya?

Nama ObyekNilai*

1 2 3 4 5 6 7Aspek Penilaian

a. Bentuk dan/atau ukuran dimensi goa tersebut sangat berbeda dengan goa sejenis pada umumnya

b. Warna-warna goa tersebut sangat berbeda dengan warna-warna goa sejenis pada umumnya

c. Topografi yang timbul pada goa tersebut sangat berbeda dengan topografi pada goa sejenis pada umumnya

d. Manfaat dan fungsi sosial dari goa tersebut sangat berbeda dengan manfaat dan fungsi sosial goa sejenis pada umumnya

e. Tempat dan ruang goa tersebut sangat berbeda dengan tempat dan ruang tumbuh goa sejenis pada umumnya

f. Waktu kejadian goa tersebut sangat berbeda dengan waktu tumbuh goa sejenis pada umunya

g. Dinamika alam yang terjadi pada goa tersebut sangat berbeda dengan dinamika pada goa sejenis pada umumnya

Keterangan 1. sangat tidak unik, 2. tidak unik, 3. agak tidak unik, 4. biasa saja, 5. agak unik, 6. Unik, 7. sangat unik

Page 75: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

71

2. Apakah Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten Tasikmalaya masuk dalam kategori langka dan berapakah kadar kelangkaannya?

Nama Obyek Nilai*1 2 3 4 5 6 7

Aspek Penilaian

a. Goatesebut telah masuk dalam daftar kelangkaan Internasional

b. Goa ejala Alam tersebut telah masuk dalam daftar kelangkaan Nasional

c. Goatersebut tidak terdapat di provinsi laind. Goa tersebut bersifat endemik dan tidak terdapat

pada Kabupaten laine. Goatersebut tidak terdapat pada kecamatan lainf. Pengulangan proses kejadian Goa tersebut

sangat langka dalam kurun waktu tertentug. Pengulangan proses kejadian Goa tersebut

sangat langka sesuai dengan prakondisi tertentu yang tidak dapat diprediksi kejadiannya

Keterangan: 1. sangat tidak langka, 2. tidak langka, 3. agak tidak langka, 4. biasa saja, 5. Agak langka, 6. Langka, 7. sangat langka3. Apakah Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten

Tasikmalaya mempunyai keindahan tertentu dan berapakah kadar keindahanya?

Nama Obyek Nilai*1 2 3 4 5 6 7

Aspek Penilaian

a. Keindahan komposisi dan nuansa bentuk dari goatersebut

b. Keindahan komposisi dan nuansa warna dari goatersebut

c. Keindahan komposisi dan nuansa dimensi ukuran dari goatersebut

d. Keindahan komposisi dan nuansa ruang goatersebut dengan alam sekitarnya

e. Keindahan komposisi dan nuansa visual secara totalitas dari goatersebut

f. Kepuasan psikologi pengunjung dari komposisi dan nuansa goatersebut

g. Keindahan komposisi dan nuansa afirmatif dari proses goatersebut

Keterangan: 1. Sangat indah, 2. Tidak indah, 3. Agak tidak indah, 4. Biasa saja, 5. Agak indah, 6. Indah, 7. Sangat Indah

Page 76: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

72

4. Apakah Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten Tasikmalaya mempunyai waktu-waktu tertentu (musiman) untuk dikunjungi dan berapakah kadar musiman tersebut?

Nama Obyek Nilai*1 2 3 4 5 6 7

Aspek Penilaian

a. Goatersebut hanya muncul dan dapat dinikmati beberapa saat saja pada hari tertentu

b. Goatersebut hanya muncul dan dapat dinikmati pada hari-hari tertentu dalam periode minggu kejadian

c. Dinamika perilaku Goatersebut hanya muncul dan dapat dinikmati pada minggu tertentu periode bulan tertentu

d. Goatersebut hanya dapat dinikmati pada kondisi bulan tertentu dalam tahun tertentu

e. Goatersebut hanya dapat dinikmati pada bulan tertentu dalam suatu periode tahun tertentu

f. Goatersebut hanya dapat dinikmati dalam kurun waktu yang singkat pada periode maksimal 3 tahun sekali

g. Goa tersebut hanya bisa dinikmati oleh pengunjung dengan kelompok umur dan fisik tertentu dan/atau status sosial tertentu

Keterangan: 1. sangat tidak musiman, 2. tidak musiman, 3. agak tidak musiman, 4. Biasa saja, 5.Agak musiman, 6. Musiman, 7. Sangat Musiman

5. Apakah Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten Tasikmalaya memiliki tingkat sensitivitas terhadap pengaruh luar dan berapakah kadar sensitivitas tersebut?

Nama ObyekNilai*

1 2 3 4 5 6 7Aspek Penilaian

a. Peristiwa kejadian Goatersebut tidak terpengaruh oleh kehadiran sedikit atau banyak pengunjung dalam jarak pandang optimal

b. Kualitas kejadian Goatersebut tidak terpengaruh oleh kehadiran sedikit atau banyak pengunjung dalam jarak pandang optimal

c. Kuantitas kejadian Goatersebut tidak terpengaruh oleh kehadiran sedikit atau banyak pengunjung yang dalam jarak pandang optimal

d. Kehadiran pengunjung untuk menikmati Goatersebut pada jarak pandang optimal tidak mempengaruhi terjadinya kejadian fenomena alam lain disekitarnya

e. Kehadiran pengunjung untuk menikmati Goatersebut pada jarak pandang optimal tidak

Page 77: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

73

mempengaruhi kualitas kejadian fenomena alam lain disekitarnya

f. Kehadiran pengunjung untuk menikmati Goatersebut pada jarak pandang optimal tidak mempengaruhi kuantitas kejadian fenomena alam lain disekitarnya

g. Kehadiran pengunjung untuk menikmati Goatersebut dalam bentuk physical contact tidak memnyebabkan berubahnya secara permanen kualitas dan kuantitas kejadian Gejala Alam tersebut ataupun gejala alam lain yang terkait

h. Daya dukung fisik Goa tersebut tidak terganggu karena penggunaan areal tersebut oleh pengunjung sebagai tempat berbagai kegiatan rekreasi dan wisata yang diijinkan di tempat tersebut

i. Daya dukung ekologis Goa tersebut tidak terganggu karena penggunaan areal tersebut oleh pengunjung sebagai tempat berbagai kegiatan rekreasi dan wisata yang diijinkan di tempat tersebut

j. Daya dukung psikologi pengunjungtidak terganggu karena penggunaan areal tersebut oleh pengunjung sebagai tempat berbagai kegiatan rekreasi dan wisata yang mempunyai turn- over factor rendah untuk setiap kegiatan rekreasi dan wisata yang diijinkan dilakukan di tempat tersebut

Keterangan: 1. sangat tidak sensitif, 2. tidak sensitif, 3. agak tidak sensitif, 4. biasa saja, 5. agak sensitif, 6. sensitif, 7. sangat sensitif,6. Apakah aksesibilitas menuju lokasi Goa ........................ yang terdapat di kecamatan

........................ Kabupaten Tasikmalayamudah dijangkau dan berapakah kadar jangkauan tersebut?

Nama ObyekNilai*

1 2 3 4 5 6 7Aspek Penilaian

a. Lokasi Goatersebut dapat dijangkau dengan kendaraan umum dalam waktu maksimal 2 jam dari ibukota kabupaten

b. Lokasi Goatersebut dapat dijangkau dengan kendaraan umum dalam waktu maksimal jam dari ibukota kecamatan

c. Lokasi Goatersebut dapat dijangkau oleh semua jenis kendaraan roda empat

d. Pengunjung dapat menjangkau lokasi Goatersebut tanpa harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melebihi 2 kilometer

e. Untuk menjangkau lokasi tumbuh Goatersebut tersedia kendaraan umum yang beroperasi setidaknya 16 jam dalam sehari

Page 78: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

74

f. Lokasi Goatersebut dapat dijangkau pengunjung dalam segala cuaca

g. Pada musim penghujan, Goatersebut hanya dapat dijangkau dengan kendaraan tertentu

Keterangan: 1.sangat tidak terjangkau, 2. tidak terjangkau3. agak tidak terjangkau, 4. biasa saja, 5. agak terjangkau, , 6. Terjangkau, 7. sangat terjangkau

7. Apakah fungsi sosial dari Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten Tasikmalaya,yang dimanfaatkan dan berapakah kadar pemanfaatan tersebut?

Nama ObyekNilai*

1 2 3 4 5 6 7Aspek Penilaian

a. Gejala alam tersebut diyakini dan dipercaya oleh masyarakat setempat mempunyai sejarah yang sangat kuat dengan cikal bakal dan perkembangan berkehidupan komunitas masyarakat tersbut.

b. Goatersebut hingga saat ini masih digunakan sebagai salah satu sumber elemen kehidupan sosial budaya keseharian mayarakat setempat

c. Goatersebut hingga saat ini masih digunakan sebaaia salah satu sumber elemen budaya pada berbagai upacara budaya dalam dinamika budaya masyarakat setempat

d. Goatersebut hingga saat ini hanya digunakan sebagai salah satu sumber elemen budaya tertentu saja dalam dinamika sosial budaya masyarakat setempat

e. Goatersebut hingga saat ini digunakan sebagai salah satu sumber elemen ekonomi utama bagi kehidupan sosial ekonomi keseharian masyarakat setempat

f. Goatersebut hingga saat ini digunakan hanya sebagai salah satu sumber elemen ekonomi bagi kehidupan sosial ekonomi keseharian masyarakat setempat

g. Goa tersebut hingga saat ini hanya sebagai salah satu identitas regional bagi masyarakat setempat

Keterangan: 1. sangat tidak bermanfaat, 2. tidak bermanfaat, 3. agak tidak bermanfaat, 4. Biasa saja, 5.Agak bermanfaat, 6. Bermanfaat, 7. Sangat bermanfaat

Page 79: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

75

Lampiran 2. Kuesioner Wisatawan/Pengunjung

TUGAS AKHIR

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA

PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER WISATAWAN/PENGUNJUNG

EKOWISATA GOA DI KABUPATEN TASIKMALAYA

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui karakteristik, motivasi dan persepsi pengunjung mengenai “Perencanaan Ekowisata Ekowisata Goa Di Kabupaten Tasikmalaya”

Identitas Penyebar Kuesioner:

Nama : Afrodita Indayana Lokasi Penyebaran :…………….

NIM : J3B110049 Tanggal/Penyebaran : ……../2012

Program Keahlian : Ekowisata

Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor, IndonesiaA. Katareristik Responden No. Responden: .....

1. Nama : …………………………(boleh tidak diisi)2. Jenis kelamin : L/P * 3. Status pernikahan : Single/Menikah *4. Umur : …….. Tahun5. Asal Daerah :……………………………………………6. Pendidikan Terakhir :

a. SDb. SMPc. SMAd. Diploma (D1/ D2/ D3)e. Sarjana (S1/ S2/ S3)f. Lainnya (sebutkan)…………........

7. Pekerjaan : a. Pelajarb. Mahasiswac. Pegawai Negeri Sipild. TNI/ POLRIe. Pegawai BUMN/ BUMD

Page 80: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

76

f. Guru/ Doseng. Pegawai Swastah. Lainnya (sebutkan)…………….

8. Pendapatan : a. < 100.000b. 100.000 – 1000.000c. 1000.000 – 2.500.000d. > 2.500.000

9. Kunjungan : a. Sendirib. Keluargac. Temand. Rombongane. Lainnya (sebutkan)…………….

10. Berapa kali Anda pernah mengunjungi tempat ini ?a. Pertama kalib. 2 kalic. 3 – 5 kalid. 5 – 10 kalie. Lainnya (sebutkan)……………..

B. Motivasi

Beri tanda chekhlist (√) pada jawaban yang menurut anda paling tepat pada kolom yang telah disediakan.1. Darimanakah Anda mengetahui informasi mengenai goa .....................?

Sumber informasiKadar Informasi

1 2 3 4 5 6 7a. Pribadi

b. Teman/keluarga/saudara

c. Koran/Majalah/surat kabar

d. Brosur/Leaflet/Booklet

e. Radio/ iklan di televise

f. Website

g. Jaringan social

h. Lainnya (sebutkan)

Keterangan : 1. sangat tidak jelas2. tidak jelas3. agak tidak jelas4. biasa saja5. agak jelas6. jelas7. sangat jelas

Page 81: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

77

2. Apakah motivasi Anda mengunjungi goa ....................... ?

(Responden dapat memilih jawaban lebih dari satu)

MotivasiSkala

Prioritas*)

Aspek Jawaban

1 2 3 4 5 6 7a. Penelitian/ Pendidikan

b. Bisnis/ Pekerjaan

c. Kontak Sosial

d. Spiritual

e. Wisata

f. Rekreasi

Keterangan 1) Sangat tidak puas, 2) Tidak puas, 3) Agak tidak puas, 4) Biasa saja, 5) Agak puas, 6) Puas, 7) Sangat puas

*) Skala prioritas diisi berdasarkan prioritas utama dalam rentang angka 1 untuk yang paling prioritas sampai seterusnya.

C. Persepsi

Beri tanda chekhlist (√)pada jawaban yang menurut anda paling tepat pada kolom yang telah disediakan :

1. Bagaimana menurut anda potensi ekowisata goa di goa ....................... ?

Page 82: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

78

1. Berapa lamakah waktu yang Anda miliki jika ekowisata goa telah terwujud?

Lama waktuKadar Kesesuaian

1 2 3 4 5 6 7

b. 1 hari

c. 2 hari

d. 3 hari

*Keterangan Nilai:

1. Keunikan

2. Kelangkaan

3.Keindahan

4.Seasonality

5.Sensitifitas

6.Aksesibilitas

7.Fungsi Sosial

Keterangan :

1. sangat tidak efektif

2. tidak efektif

3. agak tidak efektif

No. Nama Obyek PenilaianNilai*

1 2 3 4 5 6 7

1. Kondisi Sekitar

Aksesibilitas

Letak Goa

Sarana dan Prasarana

.................................

..................................

2. Kondisi fisik (Ornamen goa)- Mulut goa

- Stalagtit

- Stalagmite

- Sumber air goa

- ...................

- ...................

- .......................

- .........................

3. Kondisi Biotik - Fauna Goa

- Flora goa (sekitarnya)

4. Obyek Lain

Budaya

Spiritual

.........................

...........................

Page 83: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

79

d. 4 hari

e. 1 minggu

f. Lainnya2. Setujukah Anda jika di Kabupaten Tasikmalaya direncanakan ekowisata goa ?

a. Sangat tidak setujub. Tidak setujuc. Agak tidak setujud. Biasa sajae. Agak setujuf. Setujug. Sangat Setuju

Lampiran 3. Kuesioner Masyarakat

TUGAS AKHIR

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA

PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER MASYARAKAT

DI KABUPATEN TASIKMALAYA

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui karakteristik, persepsi dan kesiapan masyarakat mengenai “Perencanaan Ekowisata Goa Di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Sumatera Barat”

Identitas Penyebar Kuesioner:

Nama : Afrodita Indayana Lokasi Penyebaran :…………….

NIM : J3B11004 Tanggal/Penyebaran : ……../2012

Program Keahlian : Ekowisata

Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor, IndonesiaA. Karakteristik Masyarakat No. Responden: .....

1. Nama : …………………………2. Jenis kelamin : L/P * 3. Status pernikahan : Single/Menikah *4. Umur : …….. Tahun

Page 84: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

80

5. Asal Daerah :……………………………………………

6. Pendidikan Terakhir : a. SDb. SMPc. SMAd. Diploma (D1/ D2/ D3)e. Sarjana (S1/ S2/ S3)f. Lainnya (sebutkan)…………........

7. Pekerjaan : a. Pelajarb. Mahasiswac. Pegawai Negeri Sipild. TNI/ POLRIe. Pegawai BUMN/ BUMDf. Guru/ Doseng. Pegawai Swastah. Lainnya (sebutkan)…………….

8. Pendapatan : a. < 100.000b. 100.000 – 1000.000c. 1000.000 – 2.500.000d. > 2.500.000

B. Persepsi Masyarakat

Beri tanda chekhlist (√) pada jawaban yang menurut anda paling tepat pada

kolom yang telah disediakan.

1. Apakah persepsi masyarakat terhadap potensi ekowisata goa di Kabupaten Tasikmalaya ?

*Keterangan Nilai:1. Keunikan2. Kelangkaan3.Keindahan4. Seosanality5.Sensitifitas6.Aksesibilitas7. Fungsi Sosial

Page 85: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

81

8. Setujukah Anda jika di Kabupaten tasikmalaya direncanakan Ekowisata goa?

a. Sangat tidak setujub. Tidak setujuc. Agak tidak setujud. Biasa sajae. Agak setujuf. Setujug. Sangat Setuju

C. Kesiapan

Masyarakat

Beri tanda chekhlist (√) pada jawaban yang menurut anda paling tepat pada kolom yang telah disediakan.

1. Untuk mewujudkan perencanaan ekowisata goa di Kabupaten Tasikmalaya, maka setujukah anda untuk menyiapkan diri dalam hal-hal berikut ?

Standard PelaksanaanAspek Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

A. Etika Pelayanan kepada pengunjung

=No.

Nama ObyekNilai*

1 2 3 4 5 6 7

1. Kondisi Sekitar

Aksesibilitas

Letak Goa

Sarana dan Prasarana

.................................

..................................

2. Kondisi fisik (Ornamen goa)- Mulut goa

- Stalagtit

- Stalagmite

- Sumber air goa

- ...................

- ...................

- .......................

- .........................

3. Kondisi Biotik - Fauna Goa

- Flora goa (sekitarnya)

Obyek Lain

Budaya

Spiritual

.........................

...........................

Page 86: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

82

a. Setiap masyarakat diharuskan untuk mengucapkan salam kepada pengunjung

b. Setiap masyarakat diharuskan untuk memberikan senyum kepada pengunjung

c. Masyarakat dapat menjalin komunikasi dengan baik terhadap pengunjung

d. Masyarakat tidak melakukan hal senono terhadap pengunjung

e. Masyarakat harus berkata jujur kepada pengunjung

f.Masyarakat tidak membeda-bedakan pengunjung dalam hal usia, suku, warga Negara dan agama.

g. Masyarakat harus berpenampilan yang baik dan wajar dengan menggunakan pakaian yang sopan dan rapih saat berhadapan dengan pengunjung

h. Dalam berkomunikasi masyarakat harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan sopan

i. Masyarakat harus menghindari kebiasaan buruk saat melayani pengunjung seperti merokok, makan, tidak menatap pengunjung saat berbicara, mendengarkan musik dengan menggunakan hadset

j. Masyarakat tidak memotong pembicaraan pengunjung yang sedang berbicara

k. Masyarakat tidak mengharapkan tips dari pengunjung

l. Masyarakat tidak membicarakan masalah pribadi kepada pengunjung

m. Masyarakat dilarang menggunakan kata-kata yang menyinggung unsur-unsur sara (agama,suku,ras,dan bangsa)

n. Masyarakat memberikan informasi secara benar dan membantu apabila diperlukan

o. Masyarakat wajib mentaati etika pelayanan

Cara Menilai :1. Sangat Tidak Siap; 2. Tidak Siap; 3. Agak Tidak Siap; 4. Biasa Saja; 5. Agak Siap; 6. Siap; 7. Sangat Siap.

Standard PelaksanaanAspek Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

B. Keamanan dan Keselamatan kepada pengunjung

a. Masyarakat selalu Menjalankan sistem keamanan lingkungan (SISKAMLING)

b. Masyarakat harus mengetahui mengenai identitas pengunjung yang mengunjungi goadi Kabupaten Tasikmalaya

c. Masyarakat mengetahui mengenai pengetahuan dasar

Page 87: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

83

penyakit ringan dan memiliki pengetahuan tentang P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

d. Masyarakat menyediakan alat P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

e. Masyarakat harus memberikan informasi kepada pengunjung mengenai aturan adat yang terdapat masyarakat sekitar goadi Kabupaten Tasikmalaya

f. Masyarakat memastikan pengunjung agar tidak mengambil benda sejarah, benda peninggalan, flora,fauna yang terdapat di objek wisata

g. Masyarakat menyediakan pusat informasi

h. Masyarakat cepat tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan oleh gangguan kemanan,kecelakaan,pencemaran dan bencana alam.

i. Masyarakat harus melakukan pengawasan terhadap pengunjung yang melakukan aktifitas wisata

j. Apabila ada yang melakukan perkelahian atau perusakan masyarakat wajib menghentikannya dan melaporkan kepada pihak yang berwajib.

k. Apabila menemukan barang yang hilang atau ketinggalan masyarakat wajib menggembalikan kepada pemiliknya atau menyerahkan kepada petugas yang berwenang dan petugas desa wajib menggembalikan barang tersebut kepada pemiliknya

l. Jika terjadi kecelakaan masyarakat wajib menolong,dengan bantuan medis dan jika perlukan dirujuk ke rumah sakit

m. Masyarakat wajib mentaati peraturan keamanan dan keselamatan pengunjung

Cara Menilai :1. Sangat Tidak Siap; 2. Tidak Siap; 3. Agak Tidak Siap; 4. Biasa Saja; 5. Agak Siap; 6. Siap; 7. Sangat Siap.

Standard Pelaksanaan Aspek Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

C. Persaingan Usaha

a. Masyarakat memutuskan bersama mengenai harga

b. Masyarakat tidak membeda-bedakan mengenai harga pengunjung lokal dan mancanegara.

c. Masyarakat harus membagi pembagian wilayah untuk melakukan persaingan usaha

d. Masyarakat menyediakan barang yang berkualitas agar pengunjung tidak kecewa dan tidak memberikan penilaian

Page 88: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

84

yang negatif terhadap suatu tempat usaha tersebut

e. Masyarakat melakukan promosi secara langsung contohnya menjadi pemandu wisata di kawasan sekitar goa, dan mengantarkan ke pusat informasi

f. Masyarakat harus menjual macam-macam produk khas Tasikmalaya

g. Masyarakat harus menyediakan jasa penginapan dan penyewaan transportasi

h. Pedagang melakukan persaingan yang sehat dengan mengedepankan keunggulan prodak dan layanan yang bermutu

i. Menyediakan kotak kritik dan saran untuk pembeli

j. Pedagang wajib mentaati etika persaingan usaha

D. kenyamanan dan kebersihan bagi Pengunjung

a. Masyarakat harus memperhatikan kebersihan lingkungan

b. Masyarakat harus menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah

c.Masyarakat dan atau pengunjung dilarang membawa barang-barang terlarang contohnyaminuman keras, narkotika dan psikotropika

d. Masyarakat dan atau pengunjung dilarang merusak fasilitas yang terdapat sekitar kawasan ekowisata goa di Kabupaten Tasikmalaya

e. Masyarakat dan Pengunjung wajib mengambil sampah yang terlihat di sekitar kawasan

f. Masyarakat wajib bergotong royong sekurang-kurangnya satu kali dalam seminggu untuk kebesihan kawasan

g. Masyarakat menyediakan fasilitas MCK yang bersih dan layak digunakan

h. Masyarakat dan atau wisatawan harus mentaati peraturan kesehatan yang ada di sekitar kawasan ekowisata goa

Keterangan :1. Sangat Tidak Siap, 2.Tidak Siap, 3.Agak Tidak Siap, 4. Biasa Saja, 5.Agak Siap, 6.

Siap, 7. Sangat Siap.

Page 89: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

85

Lampiran 4.Kuesioner Pengelola

KUESIONER PENGELOLA

KABUPATEN TASIKMALAYA

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui karakteristik, persepsi, kebijakan dan anggaran pengelola mengenai “Perencanaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat”.

Identitas penyebar kuesioner :

Nama : Afrodita Indayana Lokasi Penyebaran : ………..

Nim : J3B110049 Tanggal penyebaran :…-…./2012

Program Keahlian : Ekowisata

Program Diploma Institut Pertanian Bogor, Indonesia

A. Karakteristik Institusi No Responden:……

Jenis Kelamin : P/L

Usia : ……. Tahun

Asal Daerah :

Status : Menikah/Belum Menikah*

Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi*

Pekerjaan :

Pendapatan : a. < Rp. 1.000.000

b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000

c. Lainnya ……

*) coret yang tidak perlu

Page 90: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

86

B. Persepsi

Potensi Goa ........................ di Kabupaten Tasikmalaya

1. Apakah keunikan dari Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten Tasikmalaya dan berapakah kadar keunikannya?

Nama ObyekNilai*

1 2 3 4 5 6 7Aspek Penilaian

a. Bentuk dan/atau ukuran dimensi goa tersebut sangat berbeda dengan goa sejenis pada umumnya

b. Warna-warna goa tersebut sangat berbeda dengan warna-warna goa sejenis pada umumnya

c. Topografi yang timbul pada goa tersebut sangat berbeda dengan topografi pada goa sejenis pada umumnya

d. Manfaat dan fungsi sosial dari goa tersebut sangat berbeda dengan manfaat dan fungsi sosial goa sejenis pada umumnya

e. Tempat dan ruang goa tersebut sangat berbeda dengan tempat dan ruang tumbuh goa sejenis pada umumnya

f. Waktu kejadian goa tersebut sangat berbeda dengan waktu tumbuh goa sejenis pada umunya

g. Dinamika alam yang terjadi pada goa tersebut sangat berbeda dengan dinamika pada goa sejenis pada umumnya

Keterangan 1. sangat tidak unik, 2. tidak unik, 3. agak tidak unik, 4. biasa saja, 5. agak unik, 6. Unik, 7. sangat unik

2. Apakah Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................Kabupaten Tasikmalaya masuk dalam kategori langka dan berapakah kadar kelangkaannya?

Nama Obyek Nilai*1 2 3 4 5 6 7

Aspek Penilaian

a. Goatesebut telah masuk dalam daftar kelangkaan Internasional

b. Goa ejala Alam tersebut telah masuk dalam daftar kelangkaan Nasional

c. Goatersebut tidak terdapat di provinsi laind. Goa tersebut bersifat endemik dan tidak terdapat

pada Kabupaten laine. Goatersebut tidak terdapat pada kecamatan lainf. Pengulangan proses kejadian Goa tersebut

sangat langka dalam kurun waktu tertentug. Pengulangan proses kejadian Goa tersebut

sangat langka sesuai dengan prakondisi tertentu yang tidak dapat diprediksi kejadiannya

Page 91: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

87

Keterangan: 1. sangat tidak langka, 2. tidak langka, 3. agak tidak langka, 4. biasa saja, 5. Agak langka, 6. Langka, 7. sangat langka3. Apakah Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten

Tasikmalaya mempunyai keindahan tertentu dan berapakah kadar keindahanya?

Nama Obyek Nilai*1 2 3 4 5 6 7

Aspek Penilaian

a. Keindahan komposisi dan nuansa bentuk dari goatersebut

b. Keindahan komposisi dan nuansa warna dari goatersebut

c. Keindahan komposisi dan nuansa dimensi ukuran dari goatersebut

d. Keindahan komposisi dan nuansa ruang goatersebut dengan alam sekitarnya

e. Keindahan komposisi dan nuansa visual secara totalitas dari goatersebut

f. Kepuasan psikologi pengunjung dari komposisi dan nuansa goatersebut

g. Keindahan komposisi dan nuansa afirmatif dari proses goatersebut

Keterangan: 1. Sangat indah, 2. Tidak indah, 3. Agak tidak indah, 4. Biasa saja, 5. Agak indah, 6. Indah, 7. Sangat Indah

4. Apakah Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten Tasikmalaya mempunyai waktu-waktu tertentu (musiman) untuk dikunjungi dan berapakah kadar musiman tersebut?

Nama Obyek Nilai*1 2 3 4 5 6 7

Aspek Penilaian

a. Goatersebut hanya muncul dan dapat dinikmati beberapa saat saja pada hari tertentu

b. Goatersebut hanya muncul dan dapat dinikmati pada hari-hari tertentu dalam periode minggu kejadian

c. Dinamika perilaku Goatersebut hanya muncul dan dapat dinikmati pada minggu tertentu periode bulan tertentu

d. Goatersebut hanya dapat dinikmati pada kondisi bulan tertentu dalam tahun tertentu

e. Goatersebut hanya dapat dinikmati pada bulan tertentu dalam suatu periode tahun tertentu

f. Goatersebut hanya dapat dinikmati dalam kurun waktu yang singkat pada periode maksimal 3 tahun sekali

g. Goa tersebut hanya bisa dinikmati oleh pengunjung dengan kelompok umur dan fisik tertentu dan/atau status sosial tertentu

Page 92: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

88

Keterangan: 1. sangat tidak musiman, 2. tidak musiman, 3. agak tidak musiman, 4. Biasa saja, 5.Agak musiman, 6. Musiman, 7. Sangat Musiman

5. Apakah Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten Tasikmalaya memiliki tingkat sensitivitas terhadap pengaruh luar dan berapakah kadar sensitivitas tersebut?

Nama ObyekNilai*

1 2 3 4 5 6 7Aspek Penilaian

a. Peristiwa kejadian Goatersebut tidak terpengaruh oleh kehadiran sedikit atau banyak pengunjung dalam jarak pandang optimal

b. Kualitas kejadian Goatersebut tidak terpengaruh oleh kehadiran sedikit atau banyak pengunjung dalam jarak pandang optimal

c. Kuantitas kejadian Goatersebut tidak terpengaruh oleh kehadiran sedikit atau banyak pengunjung yang dalam jarak pandang optimal

d. Kehadiran pengunjung untuk menikmati Goatersebut pada jarak pandang optimal tidak mempengaruhi terjadinya kejadian fenomena alam lain disekitarnya

e. Kehadiran pengunjung untuk menikmati Goatersebut pada jarak pandang optimal tidak mempengaruhi kualitas kejadian fenomena alam lain disekitarnya

f. Kehadiran pengunjung untuk menikmati Goatersebut pada jarak pandang optimal tidak mempengaruhi kuantitas kejadian fenomena alam lain disekitarnya

g. Kehadiran pengunjung untuk menikmati Goatersebut dalam bentuk physical contact tidak memnyebabkan berubahnya secara permanen kualitas dan kuantitas kejadian Gejala Alam tersebut ataupun gejala alam lain yang terkait

h. Daya dukung fisik Goa tersebut tidak terganggu karena penggunaan areal tersebut oleh pengunjung sebagai tempat berbagai kegiatan rekreasi dan wisata yang diijinkan di tempat tersebut

i. Daya dukung ekologis Goa tersebut tidak terganggu karena penggunaan areal tersebut oleh pengunjung sebagai tempat berbagai kegiatan rekreasi dan wisata yang diijinkan di tempat tersebut

j. Daya dukung psikologi pengunjungtidak terganggu karena penggunaan areal tersebut oleh pengunjung sebagai tempat berbagai kegiatan rekreasi dan wisata yang mempunyai turn- over factor rendah untuk setiap kegiatan rekreasi dan wisata yang diijinkan dilakukan di tempat

Page 93: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

89

tersebut

Keterangan: 1. sangat tidak sensitif, 2. tidak sensitif, 3. agak tidak sensitif, 4. biasa saja, 5. agak sensitif, 6. sensitif, 7. sangat sensitif,6. Apakah aksesibilitas menuju lokasi Goa ........................ yang terdapat di kecamatan

........................ Kabupaten Tasikmalayamudah dijangkau dan berapakah kadar jangkauan tersebut?

Nama ObyekNilai*

1 2 3 4 5 6 7Aspek Penilaian

a. Lokasi Goatersebut dapat dijangkau dengan kendaraan umum dalam waktu maksimal 2 jam dari ibukota kabupaten

b. Lokasi Goatersebut dapat dijangkau dengan kendaraan umum dalam waktu maksimal jam dari ibukota kecamatan

c. Lokasi Goatersebut dapat dijangkau oleh semua jenis kendaraan roda empat

d. Pengunjung dapat menjangkau lokasi Goatersebut tanpa harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melebihi 2 kilometer

e. Untuk menjangkau lokasi tumbuh Goatersebut tersedia kendaraan umum yang beroperasi setidaknya 16 jam dalam sehari

f. Lokasi Goatersebut dapat dijangkau pengunjung dalam segala cuaca

g. Pada musim penghujan, Goatersebut hanya dapat dijangkau dengan kendaraan tertentu

Keterangan: 1.sangat tidak terjangkau, 2. tidak terjangkau3. agak tidak terjangkau, 4. biasa saja, 5. agak terjangkau, , 6. Terjangkau, 7. sangat terjangkau

7. Apakah fungsi sosial dari Goa ........................ yang terdapat di kecamatan ........................ Kabupaten Tasikmalaya,yang dimanfaatkan dan berapakah kadar pemanfaatan tersebut?

Nama ObyekNilai*

1 2 3 4 5 6 7Aspek Penilaian

a. Gejala alam tersebut diyakini dan dipercaya oleh masyarakat setempat mempunyai sejarah yang sangat kuat dengan cikal bakal dan perkembangan berkehidupan komunitas masyarakat tersbut.

b. Goatersebut hingga saat ini masih digunakan sebagai salah satu sumber elemen kehidupan sosial budaya keseharian mayarakat setempat

c. Goatersebut hingga saat ini masih digunakan sebaaia salah satu sumber elemen budaya pada berbagai upacara budaya dalam dinamika budaya masyarakat setempat

d. Goatersebut hingga saat ini hanya digunakan

Page 94: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

90

sebagai salah satu sumber elemen budaya tertentu saja dalam dinamika sosial budaya masyarakat setempat

e. Goatersebut hingga saat ini digunakan sebagai salah satu sumber elemen ekonomi utama bagi kehidupan sosial ekonomi keseharian masyarakat setempat

f. Goatersebut hingga saat ini digunakan hanya sebagai salah satu sumber elemen ekonomi bagi kehidupan sosial ekonomi keseharian masyarakat setempat

g. Goa tersebut hingga saat ini hanya sebagai salah satu identitas regional bagi masyarakat setempat

Keterangan: 1. sangat tidak bermanfaat, 2. tidak bermanfaat, 3. agak tidak bermanfaat, 4. Biasa saja, 5.Agak bermanfaat, 6. Bermanfaat, 7. Sangat bermanfaat

C.Anggaran

1. Apakah Pengelola menyediakan anggaran khusus untuk Perencanaan Ekowisata Goa?

No. Penempatan DanaAspek Jawaban

1 2 3 4 5 6 71. Fasilitas 2. Aksesibilitas3. Keamanan4. Kebersihan5. Sarana dan Prasarana6. Pemeliharaan7. Penyelenggaraan

eventperiodic8. Promosi

Keterangan: 1. sangat tidak menyediakan, 2. tidak menyediakan, 3. agak tidak menyediakan, 4. belum menyediakan, 5. agak menyediakan, 6. Menyediakan, 7. Sangat menyediakan

D. Kesiapan Institusi

1. Untuk mewujudkan perencanaan Ekowisata Goa, maka setujukah anda untuk menyiapkan diri dalam hal-hal berikut :

Standard PelaksanakanAspek Jawaban

1 2 3 4 5 6 7A. Etika Pelayanan Kepada Pengunjung dan Wisatawan

a. Setiap pengelola diharuskan untuk bersikap santun kepada pengunjung dan wisatawa

b. Setiap pengelola diharuskan untuk memberikan senyum kepada pengunjung dan wisatawan

c. Setiap pengelola diharuskan berkomunikasi dengan baik terhadap pengunjung dan wisatawan

d. Setiap pengelola tidak melakukan hal senono terhadap pengunjung dan wisatawan

e. Pengelola diharuskan bersikap ramah terhadap pengunjung dan wisatawan

f. Pengelola harus mengharagai kritik dan saran dari

Page 95: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

91

pengunjung dan wisatawan

g. Pengelola tidak membeda-bedakan status sosial pengunjung dan wisatawan

B. Keamanan dan Keselamatan kepada pengunjunga. Institusi menyediakan alat P3K (Pertolongan Pertama

Pada Kecelakaan) b. Institusi cepat tanggap terhadap keadaan darurat yang di

sebabkan oleh gangguan keamanan,kecelakaan, pencemaran dan bencana alam

c. Institusi membuat peraturan mengenai keselamatan pengunjung

d. Pengelola mengatur sistem keamanan lingkungan dalam kegiatan ekowisata goa

Standard PelaksanakanAspek Jawaban

1 2 3 4 5 6 7C. Persaingan Usahaa. Pengelola membuat aturan mengenai persaingan usaha b. Pengelola membantu dalam hal pendanaan, promosi,

pengembangan usaha dan memberikan link c. Pengelola menentukan lokasi berdagang d. Pengelola menetapkan standar kualitas barang yang akan

dijual, contohnya makanan yang harus diperhatikan tanggal kadarluarsanya

e. Pengelola mengatur kualitas bahan baku barang dagangan D. Kenyamanan dan Kebersihan bagi Masyarakata. Pengelola membatasi pengunjung yang datang ke

Kabupaten Tasikmalayab. Pengelola dan masyarakat mengatur jalur sirkulasi

pengunjung yang datang ke Kabupaten Tasikmalayac. Pengelola dan masyarakat memperhatikan kebersihan

lingkungand. Pengelola menyediakan tempat pembuangan sampah.e. Pengelola membuat peraturan kebersihanf. Pengelola menyediakan tim kesehatan

Keterangan : 1. sangat tidak siap, 2.tidak siap, 3.agak tidak siap, 4. biasa saja, 5.agak siap, 6. Siap, 7. sangat siap

Page 96: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

92

Lampiran 5. Tally Sheet Pengukuran dan Pemetaan

Page 97: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

93

Lampiran 6. Tally Sheet Daya

Page 98: Usulan Kegiatan Tugas Akhir Perencaan Ekowisata Goa di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat (Afrodita Indayana)

94

Lampiran 7. Jurnal Kegiatan Harian

JURNAL KEGIATAN HARIAN

Nama Mahasiswa : Afrodita Indayana

NIM : J3B110049

Lokasi : Kabupaten Tasikmalaya

Direktorat Program Diploma-Institut Pertanian Bogor (IPB)

No

Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan Paraf

……….……………….2013

Pembimbing Lapang

(…..................................................)