Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

185

Click here to load reader

Transcript of Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Page 1: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

BAB 1. DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

A. DATA ORGANISASI PERUSAHAAN

A.1. Pendahuluan

Latar belakang perusahaan ini merupakan keinginan kami untuk

berwirausaha dengan baik. Ini merupakan suatu tantangan yang tidak mudah dan

memerlukan perjuangan dan keuletan. Motivasi tersebut kami dasari sebagai

langkah awal PT. SARANA PERENCANA JAYA untuk mewujudkan keinginan

diatas dengan bekerja keras dan berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-

baiknya kepada seluruh rekanan.

PT. SARANA PERENCANA JAYA didirikan dengan dilandasi semangat

profesionalisme untuk memenuhi tantangan akan jasa konsultansi dimasa sekarang

dan akan datang. Seperti diketahui jasa konsultansi akan sangat diperlukan

partsipasinya dalam pembangunan Nasional.

.

A.2. Data Administrasi Perusahaan

1. Nama Perusahaan : PT. SARANA PERENCANA JAYA

2. Kantor Pusat : Komplek Pratama Asri C-20 Soekarno-Hatta

Kel. Cipamokolan, Kec. Rancasari

Kota Bandung Tlp. (022) 88880585

3. Studio : Komplek Pratama Asri C-20 Soekarno-Hatta

Tlp. (022) 88880585

4. Akta Notaris

Akta Pendirian : PT.SARANA PERENCANA JAYA

No. Tanggal : No. 17 Tanggal 22 April 2009

Notaris : Harry Susanto, SH

5. Surat Pengukuhan Kehakiman : Keputusan Menteri Kehakiman RI.

No. AHU-32553.AH.01.01 Tahun 2009

6. N.P.W.P ( Nomor Pokok Wajib Pajak ) : 21.104.020.9-429.000

1

Page 2: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

7. P.P.K.P ( Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak )

Nomor : PEM-103/WPJ.09/KP.0303/2008

Jenis Usaha : 8324. Jasa Bangunan, Arsitek dan teknik

Nomor Pengukuhan : PKP. 02.789.059.9-429.000

Mulai Tanggal : 28 Maret 2008

8. T.D.P (Tanda Daftar Perusahaan )

Nomor Pendaftaran : 101115114712

Status : Pusat

Masa Berlaku : 29 Juli 2014

9. S.K.D.P ( Surat Keterangan Domisili Perusahaan)

Nomor : 01 / DP /I /2008

Wilayah : Cisaranten

Kecamatan : Rancasari

Kelurahan : Cipamokolan

RT / RW : 08 / 01

10. Referensi Bank : Bank Mandiri Cabang Metro Bandung

11. S I U P : No. 510/1-5122/2009/6497-BPPT

12. I U J K : 1-3273-094308-1-000335

13. SERTIFIKAT BADAN USAHA :

Layanan Jasa Konstruksi Bidang : Tata Lingkungan No. 00002541

Layanan Jasa Konstruksi Bidang : Sipil No. 00002539

14. SERTIFIKAT AMDAL :

Sertifikat Tanda Registrasi Kompetensi : 0083/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH

2

Page 3: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

A.3. Struktur Organisasi Perusahaan

STRUKTUR ORGANISASI

PT. SARANA PERENCANA JAYA

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perusahaan

3

DIREKTUR UTAMA

KARUNIA HARTINI P, ST

KABAG TEKNIS

Ir. A. D. Saputra

DIREKTUR

YAYAT SUPRIATNA

KABAG KEUANGAN

Indra Suhendar

KOMISARIS

(HERAWATI)

Page 4: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

B. DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS

B.1. Umum

Dokumen ini dipersiapkan oleh Konsultan selaku konsultan yang telah lulus

prakualifikasi dalam Pengadaan Jasa Konsultasi pekerjaan tersebut di atas.

Uraian berikut member gambaran tentang segala yang dimiliki oleh perusahaan dan

pengalamannya yang terkait. Rincian lebih lanjut dari latar belakang perusahaan dan

aktifitasnya diberikan pada lembar – lembar berikut ini.

B.2. Pengalaman Perusahaan.

a. Studi Kelayakan

Meliputi studi besaran dan investasi yang diperlukan dalam suatu konstruksi

dengan penelitian pendahuluan guna menentukan kelayakan sosial, teknik dan

ekonomi suatu proyek.

b. Pengembangan Wilayah :

Pengembangan Wilayah Kota

Pengembangan Wilayah Regional

c. Studi dan Analisa Dampak Lingkungan :

Perencanaan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)

Studi Usaha Pengelolaan Lingkungan (UKL – UPL )

Analisa Dampak Lingkungan Pengembangan Wilayah

Analisa Dampak Lingkungan Pengembangan Industri

B.3. Daftar Pengalaman Kerja Sejenis

Disamping itu Konsultan telah menyelesaikan beberapa paket pekerjaan. Bersama

ini kami lampirkan daftar pengalaman perusahaan untuk pekerjaan sejenis selama

periode 10 ( Sepuluh ) tahun terakhir.

4

Page 5: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Tabel 1.1 Daftar Pengalaman Kerja Sejenis

No Pengguna Jasa / Sumber Dana Nama Paket Pekerjaan Lingkup Layanan PeriodeOrang Bulan

Nilai Kontrak Mitra Kerja

1 2 3 4 5 6 7 8

1Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Belitung Timur

Penyusunan AMDAL Terpadu Wilayah Pertambangan Rakyat di Kab. Belitung Timur

Tata Lingkungan 12 Juli 2013-28 Nopember 2013

6 Orang Rp. 339.251.000 -

2Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara

FS dan AMDAL Peningkatan Jalan Dua Jalur Pasar Mangkurawang Menuju Lapangan Pemuda Kecamatan Tenggaraong

Tata Lingkungan 15 Agustus 2013-13 Desember 2013 12 Orang Rp. 489.995.000 -

3 PIU-IAIN Raden Fatah PalembangPenyusunan Dokumen AMDAL Kampus B IAIN Raden Fatah di Jakabaring

Tata Lingkungan8 Orang Rp. 577.000.000 -

4Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cirebon

Penyusunan Revisi AMDAL TPA KopiluhurTata Lingkungan 13 September 2013- 11

Desember 20137 Orang Rp. 266.824.800 -

5 PT. Jakarta IntilandAMDAL Pembangunan Kawasan Perdagangan dan Pertokoan PT. Jakarta Intiland

Tata Lingkungan4 Juni 2012-

8 Nopember 20126 orang Rp. 200.000.000 -

6 PT. WINTAI GARMENTPenyusunan dan Pembuatan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup atas Rencana Pembangunan Pabrik Garmen PT. WINTAI GARMENT

Tata Lingkungan18 Agustus 2012 -14 Oktober 2012

3 orang Rp. 20.000.000 -

7Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Anambas

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Kepulauan Anambas

Tata Lingkungan3 September 2012 - 02

Desember 20127 orang Rp. 257.950.000 -

8Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Anambas

Penyusunan Dokumen Lingkungan UKL-UPL Pengerukan Alur dan Kolam Kuala Maras

Tata Lingkungan3 September 2012 - 02

Desember 20127 orang Rp. 269.525.000 -

9Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi

UKL & UPL Pek. Pembangunan Rusunawa Leuwigajah

Tata Lingkungan 01 Nopember 2011 4 orang Rp. 49.885.000 -

10Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung

Penyusunan Dokumen UKL-UPL IPAL TahuKecamatan Cangkuang

Tata Lingkungan30 Juni 2010 -

28 September 20104 orang Rp. 34.542.750

PT. Rencana Cipta Mandiri

11

Pemerintah Kab. SukabumiDinas KepariwisataanKebudayaan Kepemudaan danOlahraga

Pekerjaan AMDAL Untuk Revitalisasi dan PembangunanSarana dan Prasarana Olahraga (GOR) Cisaat

Tata Lingkungan2 Agustus 2010 -2 Nopember 2010

5 orang Rp. 148.830.000PT. Rencana Cipta Mandiri

12Pemerintah Kab. BandungDinas Perumahan, PenataanRuang Dan Kebersihan

Penyusunan UPL/UKL Air Bersih Program P2TPD Tata Lingkungan08 Oktober 2009 -08 Desember 2009

4 orang Rp. 49.500,000PT. Rencana Cipta Mandiri

13CisanggarungPPK-02 Perencana danProgram

Studi UKL dan UPL Sabo Dam Cibatu, Kab. Garut Tata Lingkungan29 April 2009 -

29 Agustus 20097 orang Rp. 312.262.000

PT. Rencana Cipta Mandiri

14 Dinas Kebersihan dan Review DED TPA Kopiluhur Tata Lingkungan 25 Mei 2009 - 5 orang Rp. 93.775,000 PT. Rencana

5

Page 6: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Pengguna Jasa / Sumber Dana Nama Paket Pekerjaan Lingkup Layanan PeriodeOrang Bulan

Nilai Kontrak Mitra Kerja

PertamananPemkot Cirebon

22 Agustus 2009 Cipta Mandiri

15Dinas Kebersihan dan PertamananPemkot Bandung

Feasiblity Studi Dan Analisis Kajian Lingkungan RTH Eks TPA Cicabe

Tata Lingkungan26 Mei 2009 -

26 Agustus 20095 orang Rp. 96.700,000

PT. Rencana Cipta Mandiri

16 PT. Nikomas GemilangPenyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak(AMDAL) Pembangunan Kawasan Industri Sepatu PT. Nikomas Gemilang

Tata Lingkungan20 Juni 2009 -

20 September 20096 orang Rp. 175.395,000

PT. Rencana Cipta Mandiri

6

Page 7: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

C. REFERENSI DARI PENGGUNA JASA

Berdasarkan daftar pengalaman kerja pada Sub Bab sebelumnya, maka kami

lampirkan referensi dari pengguna jasa untuk pekerjaan sejenis selama periode 10

(Sepuluh) tahun terakhir (Terlampir Pada Folder terpisah yang telah terupload).

D. URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

Berdasarkan daftar pengalaman kerja pada Bab sebelumnya, maka kami lampirkan

uraian pengalaman kerja dari Konsultan untuk pekerjaan sejenis selama periode 10

(Sepuluh) tahun terakhir (Terlampir Pada Folder terpisah yang telah terupload).

7

Page 8: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Berikut ini adalah pengalaman perusahaan dengan pekerjaan sejenis :

1. Pengguna Jasa : PT. Jakarta Intiland

2. Nama Paket Pekerjaan : AMDAL Pembangunan Kawasan Perdagangan dan Pertokoan PT. Jakarta Intiland

3. Lingkup Produk Utama : - Sosialisasi : surat kabar setempat - Pertemuan Konsultasi Masyarakat / Konsultasi Publik - Penetapan KA ANDAL ditandatangani oleh Kepala BPLHD Provinsi Jawa Barat - Survey, pengambilan sampling dan analisis komponen lingkungan terkena dampak penting - Rekomendasi Kelayakan Lingkungan ANDAL, RKL dan RPL ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat

4. Lokasi Kegiatan : Kota Tasikmalaya

5. Nilai Kontrak : Rp. 200.000.000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 4 Juni 2012 - 8 Nopember 2012

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 6 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Lingkungan 13. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 14. Tenaga Ahli Ahli Biologi 15. Tenaga Ahli Ahli Kesehatan Masyarakat 16. Tenaga Ahli Ahli Lalu Lintas dan Transportasi 1

8

Page 9: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : PT. WINTAI GARMENT

2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan dan Pembuatan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup atas Rencana Pembangunan Pabrik Garmen PT. WINTAI GARMENT

3. Lingkup Produk Utama : - Survey, pengambilan sampling dan analisis komponen lingkungan terkena dampak - Rekomendasi UKL - UPL ditandatangani oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Majalengka

4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Majalengka

5. Nilai Kontrak : Rp. 20.000.000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 18 Agustus 2012 - 14 Oktober 2012

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 3 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Lalu Lintas dan Transportasi 13. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 1

9

Page 10: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Anambas

2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Kepulauan Anambas

3. Lingkup Produk Utama : - Survey dan analisis komponen lingkungan terkena dampak - Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan - Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Kepulauan Anambas yang merupakan satu kesatuan dari RTRW Kep. Anambas 4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Kepulauan Anambas

5. Nilai Kontrak : Rp. 257.950.000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 3 September 2012 - 02 Desember 2012

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 7 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Hidrologi 13. Tenaga Ahli Ahli Tata Ruang Wilayah 14. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 15. Tenaga Ahli Ahli Pertanian 16. Tenaga Ahli Ahli Kimia - Fisik 17. Tenaga Ahli Ahli Biologi 1

10

Page 11: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Anambas

2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Dokumen Lingkungan UKL-UPL Pengerukan Alur dan Kolam Kuala Maras

3. Lingkup Produk Utama : - Survey, pengambilan sampling dan analisis komponen lingkungan terkena dampak - Rekomendasi UKL - UPL ditandatangani oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kepulauan Anambas 4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Kepulauan Anambas

5. Nilai Kontrak : Rp. 269.525.000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 3 September 2012 - 02 Desember 2012

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 7 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Lingkungan 13. Tenaga Ahli Ahli Kesehatan Masyarakat 14. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 15. Tenaga Ahli Ahli Hidrologi 16. Tenaga Ahli Ahli Kimia - Fisik 17. Tenaga Ahli Ahli Biologi 1

11

Page 12: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi

2. Nama Paket Pekerjaan : UKL & UPL Pek. Pembangunan Rusunawa Leuwigajah

3. Lingkup Produk Utama : - Survey, pengambilan sampling dan analisis komponen lingkungan terkena dampak - Rekomendasi UKL - UPL ditandatangani oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Cimahi 4. Lokasi Kegiatan : Kota Cimahi

5. Nilai Kontrak : Rp. 49.885.000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 01 Nopember 2011

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 4 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Sipil 13. Tenaga Ahli Ahli Kesehatan Masyarakat 14. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 1

12

Page 13: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung

2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Dokumen UKL-UPL IPAL Tahu Kecamatan Cangkuang

3. Lingkup Produk Utama : - Survey, pengambilan sampling dan analisis komponen lingkungan terkena dampak - Rekomendasi UKL - UPL ditandatangani oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bandung 4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Bandung

5. Nilai Kontrak : Rp. 34.542.750

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 30 Juni 2010 - 28 September 2010

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 3 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. PT. Rencana Cipta Mandiri - Orang Bulan 1 Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Sipil 13. Tenaga Ahli Ahli Kesehatan Masyarakat 14. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 1

13

Page 14: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : Pemerintah Kab. Sukabumi Dinas Kepariwisataan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga

2. Nama Paket Pekerjaan : Pekerjaan AMDAL Untuk Revitalisasi dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga (GOR) Cisaat

3. Lingkup Produk Utama : - Sosialisasi : surat kabar setempat - Pertemuan Konsultasi Masyarakat / Konsultasi Publik - Penetapan KA ANDAL ditandatangani oleh Kepala BLH Kabupaten Sukabumi - Survey, pengambilan sampling dan analisis komponen lingkungan terkena dampak penting - Rekomendasi Kelayakan Lingkungan ANDAL, RKL dan RPL ditandatangani oleh Bupati Sukabumi

4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Sukabumi

5. Nilai Kontrak : Rp. 148.830.000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 2 Agustus 2010 - 2 Nopember 2010

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 4 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. PT. Rencana Cipta Mandiri - Orang Bulan 1 Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Sipil 13. Tenaga Ahli Ahli Kesehatan Masyarakat 14. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 15. Tenaga Ahli Ahli Biologi 1

14

Page 15: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : Pemerintah Kab. Bandung Dinas Perumahan, Penataan Ruang Dan Kebersihan

2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan UPL/UKL Air Bersih Program P2TPD

3. Lingkup Produk Utama : - Survey, pengambilan sampling dan analisis komponen lingkungan terkena dampak - Rekomendasi UKL - UPL ditandatangani oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bandung

4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Bandung

5. Nilai Kontrak : Rp. 49.500,000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 08 Oktober 2009 - 08 Desember 2009

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 4 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. PT. Rencana Cipta Mandiri - Orang Bulan 1 Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Sipil 13. Tenaga Ahli Ahli Kesehatan Masyarakat 14. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 1

15

Page 16: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : Cisanggarung PPK-02 Perencana dan Program

2. Nama Paket Pekerjaan : Studi UKL dan UPL Sabo Dam Cibatu, Kab. Garut

3. Lingkup Produk Utama : - Survey, pengambilan sampling dan analisis komponen lingkungan terkena dampak - Rekomendasi UKL - UPL ditandatangani oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Garut

4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Garut

5. Nilai Kontrak : Rp. 312.262.000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 29 April 2009 - 29 Agustus 2009

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 4 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. PT. Rencana Cipta Mandiri - Orang Bulan 2 Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Sipil Bangunan Air 12. Tenaga Ahli Ahli Lingkungan 13. Tenaga Ahli Ahli Kesehatan Masyarakat 14. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 15. Tenaga Ahli Ahli Hidrologi 16. Tenaga Ahli Ahli Kimia - Fisik 17. Tenaga Ahli Ahli Biologi 1

16

Page 17: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Cirebon

2. Nama Paket Pekerjaan : Review DED TPA Kopiluhur

3. Lingkup Produk Utama : - Survey, pengambilan sampling dan perencanaan TPA Kopiluhur - Dokumen Review DED TPA Kopiluhur disetujui oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Cirebon

4. Lokasi Kegiatan : Kota Cirebon

5. Nilai Kontrak : Rp. 93.775,000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 25 Mei 2009 - 22 Agustus 2009

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 4 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. PT. Rencana Cipta Mandiri - Orang Bulan 1 Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Sipil 13. Tenaga Ahli Ahli Kesehatan Masyarakat 14. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 15. Tenaga Ahli Ahli Geodesi 1

17

Page 18: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Bandung

2. Nama Paket Pekerjaan : Feasiblity Studi Dan Analisis Kajian Lingkungan RTH Eks TPA Cicabe

3. Lingkup Produk Utama : - Survey, pengambilan sampling dan analisis kajian lingkungan - Dokumen Feasiblity Studi Dan Analisis Kajian Lingkungan RTH Eks TPA Cicabe disetujui oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Bandung 4. Lokasi Kegiatan : Kota Bandung

5. Nilai Kontrak : Rp. 96.700,000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 26 Mei 2009 - 26 Agustus 2009

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 4 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. PT. Rencana Cipta Mandiri - Orang Bulan 1 Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Tata Ruang Wilayah 13. Tenaga Ahli Ahli Kesehatan Masyarakat 14. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 15. Tenaga Ahli Ahli Biologi 1

18

Page 19: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

1. Pengguna Jasa : PT. Nikomas Gemilang

2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak (AMDAL) Pembangunan Kawasan Industri Sepatu PT. Nikomas Gemilang

3. Lingkup Produk Utama : - Sosialisasi : surat kabar setempat - Pertemuan Konsultasi Masyarakat / Konsultasi Publik - Penetapan KA ANDAL ditandatangani oleh Kepala BLH Kabupaten Sukabumi - Survey, pengambilan sampling dan analisis komponen lingkungan terkena dampak penting - Rekomendasi Kelayakan Lingkungan ANDAL, RKL dan RPL ditandatangani oleh Bupati Sukabumi

4. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Sukabumi

5. Nilai Kontrak : Rp. 175.395,000

6. No. Kontrak : -

7. Waktu Pelaksanaan : 20 Juni 2009 - 20 September 2009

8. Nama Pemimpin Kemitraan : -Alamat : -Negara Asal : -

9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia 4 OB

10. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia

a. PT. Rencana Cipta Mandiri - Orang Bulan 2 Orang Bulanb. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulanc. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Buland. ……………………………. - Orang Bulan - Orang Bulan

Tenaga Ahli tetap yang terlibat : Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

1. Ketua Tim Ahli Lingkungan 12. Tenaga Ahli Ahli Sipil 13. Tenaga Ahli Ahli Kesehatan Masyarakat 14. Tenaga Ahli Ahli Sosial Ekonomi Budaya 15. Tenaga Ahli Ahli Biologi 16. Tenaga Ahli Ahli Lalu Lintas dan Transportasi 1

19

Page 20: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

BAB 2. PENDEKATAN dan METODOLOGI

A. TANGGAPAN dan SARAN Terhadap KERANGKA ACUAN KERJA

A.1. Tanggapan dan Saran Secara Umum Terhadap KAK

Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dilakukan pembangunan di segala

bidang. Salah satu modal pembangunan ialah sumberdaya alam. Sumberdaya alam

yang ada jumlahnya terbatas, maka perlu dilakukan pengelolaan sumberdaya guna

meningkatkannya. Salah satu usaha meningkatkan sumberdaya ialah dengan

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan diupayakan agar terjadi kelestarian

sumberdaya untuk keperluan generasi sekarang dan mendatang. Salah satu upaya

pengelolaan sumberdaya alam ialah dengan mengembangkan sumberdaya air.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan akan tetap berpedoman pada lingkup

pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference (KAK) pekerjaan

tersebut. Secara umum lingkup kegiatan yang diuraikan dalam KAK telah diuraikan

dan sesuai dengan tahapan kegiatan.

Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan dalam pelaksanaannya akan ada beberapa

aspek serta permasalahan yang harus disesuaikan dengan kondisi lokasi dan

keinginan dari masyarakat setempat serta kajian dari aspek lingkungan perlu

dijadikan bahan pertimbangan. Oleh karena setiap pembangunan sekarang ini harus

mengedepankan aspek lingkungan terutama aspek sosial masyarakat agar tidak

menimbulkan persepsi negatif di masyarakat. Sehingga keberhasilan pelaksanaan

pekerjaan ini akan dapat tercapai jika konsultan memahami dengan seksama

terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka Acuan Kerja (Term of

Reference/TOR).

A.2. Tanggapan Terhadap Latar Belakang Pekerjaan

Pantai di Kabupaten Karangasem telah mengalami abrasi, dimana pada lokasi ini

merupakan daerah konsentrasi energi gelombang yang menghantam pantai,

sehingga mengakibatkan erosi pantai yang cukup besar. Hal ini akan mengancam

permukiman, pertanian, sarana dan prasarana jalan, tempat ibadah, obyek dan

fasilitas pendukung wisata, dan fasilitas umum lainnya. Pemerintah melalui

Kementeriaan Pekerjaan Umum akan melakukan upaya penanggulangan erosi

20

Page 21: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

pantai. Namun untuk pengembangan lebih lanjut, perlu adanya perencanaan design

sehingga nantinya dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan sehingga hasil

pembangunan pengamanan pantai betul-betul tepat sasaran dan berwawasan

lingkungan.

Mengingat hal tersebut Pembangunan pengaman pantai sebagai prasarana

pengendalian abrasi pantai merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi

masalah tingginya tingkat abrasai pantai. Disamping itu, pembangunan pengaman

pantai merupakan suatu usaha konservasi kawasan pantai, Dimana pembangunan

yang akan dilakukan ini harus merupakan pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan agar terjadi kelestarian sumberdaya untuk keperluan

generasi sekarang dan mendatang.

A.3. Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan Pekerjaan

Mengingat bahwa pembangunan ini akan menimbulkan dampak yang cukup luas dan

berarti terhadap lingkungan, maka Penyusunan AMDAL merupakan suatu keharusan

untuk dikerjakan. Dimana dalam studi lingkungan ini akan mengkaji dengan

mendalam untuk mengetahui lebih awal dampak-dampak yang timbul dan

komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak dari rencana

pembangunan yang akan dilaksanakan.

Melihat beberapa hal tersebut di atas maka maksud dari penyusunan AMDAL ini

adalah melaksanakan analisa mengenai dampak lingkungan akibat pelaksanaan

kegiatan Konservasi pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem dengan analisa

dampak, evaluasi dampak dan renacana pengelolaan lingkungan serta rencana

pemantauan lingkungan untuk mewujudkan pembanguan pengaman pantai yang

berwawasan lingkungan.

Sedangkan tujuan penyusunan AMDAL itu sendiri adalah mengidentifikasi rencana

kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan dan

terpenuhinya persyaratan lingkungan untuk rencana Konservasi Pantai Candidasa di

Kabupaten Karangasem.

A.4. Tanggapan Terhadap Lingkup Pekerjaan

Konsultan menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pekerjaan ini akan tercapai

jika memahami dengan seksama terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka

Acuan Kerja. Dengan demikian keseluruhan lingkup pekerjaan yang masuk

didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan baik, dan sasaran dari pekerjaan

21

Page 22: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

yang diharapkan bisa tercapai dengan tepat waktu. Dan konsultan cukup memahami

apa yang disajikan dalam KAK, maupun penjelasan-penjelasan yang disampaikan

dalam rapat penjelasan yang telah dilakukan.

Jenis-jenis kegiatan yang harus dilaksanakan dalam studi ini telah dijabarkan secara

rinci dalam KAK. Dan setelah mempelajari, maka Konsultan menanggapi bahwa

sebenarnya item pekerjaan yang tercantum dalam KAK cukup banyak dan cukup

luas, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya konsultan akan lebih cermat

dalam menentukan metode pelaksanaan agar semua item kegiatan yang harus

terlaksana tidak ada yang terlewatkan atau item pekerjaan yang tumpang tindih.

Dengan demikian keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan studi ini dapat tercapai

sesuai dengan alokasi waktu, biaya dan mutu pekerjaan.

A.6. Tanggapan Terhadap Waktu

Dalam Kerangka Acuan Kerja telah ditetapkan bahwa jangka waktu pelaksanaan

pekerjaan ini adalah 5 (lima) bulan atau 150 (seratus lima puluh) hari kalender

memang terlihat cukup pendek apalagi melihat volume pekerjaan yang meliputi kajian

semua aspek baik teknis, lingkungan dan ekonomi. Akan tetapi dengan pengalaman

konsultan dengan dalam penanganan dan dukungan Tenaga Ahli yang cukup

berpengalaman dalam bidangnya, maka konsultan dalam hal ini akan menerapkan

strategi penanganan pekerjaan secara terperogram dan terkoordinasi.

Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh konsultan, maka

dalam penyusunan Bagan Alir dan Jadwal Pelaksanaan, Jadwal Personil dan Jadwal

Penggunaan Alat harus sangat hati-hati dan harus konsekuen dengan Jadwal

masing-masing, agar tidak terdapat kegiatan yang mundur. Apabila ada kegiatan

yang mundur maka semua kegiatan yang telah disusun tidak akan berjalan sesuai

dengan kehendak.

Konsultan akan berusaha memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang disediakan

untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas seperti yang diharapkan, dengan

dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan pekerjaan ini.

A.7. Tanggapan dan Saran Terhadap Personil/Fasilitas Pendukung dari PPK

Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik mengenai

jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman personil, menurut

Konsultan telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut dalam studi ini. Dalam

22

Page 23: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

hal ini konsultan akan mengusulkan Tenaga Ahli dengan pendidikan (S1) sesuai

bidang keahliannya, bersetifikat sebagai Tenaga Ahli yang dikeluarkan Asosiasi

Keahlian atau Badan/Lembaga yang berwenang serta memiliki pengalaman sesuai

bidang keahlian untuk menangani pekerjaan sejenis.

Dalam hal fasilitas, untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak proyek

telah menyediakan fasilitas meliputi:

Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan dukungan

dengan instansi terkait.

Peminjaman referensi yang ada pada proyek.

Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan

Kewajiban Konsultan.

Menyediakan tenaga ahli sesuai dengan keperluan studi / pekerjaan.

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan KAK, serta peraturan lain yang akan di

sepakati bersama.

Menyediakan fasilitas transportasi sesuai keperluan.

Menyediakan biaya mobilisasi dan demobilisasi tenaga dari dan ke lokasi

pekerjaan.

Konsultan menanggapi bahwa kebutuhan akan fasilitas dan peralatan yang

disediakan oleh pihak pemrakarsa pekerjaan sangat erat hubungannya dengan

kelancaran pekerjaan, sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang

dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya.

23

Page 24: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

B. PENDEKATAN dan METODOLOGI

B.1. Umum

Pulau Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata international di Indonesia.

Industri pariwisata di Bali merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

nasional yang cukup besar. Sebagian dari pusat-pusat pariwisata di Pulau Bali

berkembang pesat di daerah pantai. Akhir-akhir ini masalah yang muncul didaerah

pantai tersebut, tidak hanya erosi yang mengakibatkan mundurnya garis pantai, atau

munculnya tanah timbul sehingga garis pantai maju secara tidak terkontrol, tetapi juga

pemanfaatan daerah pantai yang belum mempertimbangkan sumber daya alam yang

profesional. Dalam penanganan masalah erosi pantai dan muara sungai yang meliputi

segala aspek maka diperlukan perencanaan yang terpadu dan menyeluruh.

Pantai di Kabupaten Karangasem telah mengalami abrasi, dimana pada lokasi ini

merupakan daerah konsentrasi energi gelombang yang menghantam pantai, sehingga

mengakibatkan erosi pantai yang cukup besar. Hal ini akan mengancam permukiman,

pertanian, sarana dan prasarana jalan, tempat ibadah, obyek dan fasilitas pendukung

wisata, dan fasilitas umum lainnya. Pemerintah melalui Kementeriaan Pekerjaan

Umum akan melakukan upaya penanggulangan erosi pantai. Namun untuk

pengembangan lebih lanjut, perlu adanya perencanaan design sehingga nantinya

dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan sehingga hasil pembangunan pengamanan

pantai betul-betul tepat sasaran dan berwawasan lingkungan.

Tujuan dan manfaat pembangunan tidak semata-mata untuk kepentingan ekonomi

melainkan pembangunan kesejahteraan dan budaya yang peduli terhadap masalah –

masalah lingkungan. Manfaat bagi warga menuju pada keseimbangan kesejahteraan

raga dan jiwa (balanced needs between the body and the mind). Antara sisi konstruksi

dan produk harus memperhatikan dan memperhitungkan daya dukung (carrying

capacity) tidak saja daya dukung secara ekonomis melainkan juga daya dukung

sosial, budaya, serta lingkungan. Pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa

pelaksanaan pembangunan di segala bidang haruslah dilaksanakan secara bijaksana

dengan mengembangkan sistem pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan

tetap memperhatikan Kepentingan-kepentingan pelestarian sumber daya alam dan

lingkungan hidup serta mengendalikan adanya pencemaran. Dalam hubungan dengan

pembangunan pengaman pantai dan upaya menekan timbulnya dampak penting

terhadap pencemaran lingkungan maka dipandang perlu pemrakarsa kegiatan

menyusun Upaya Pengolahan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup seperti yang dirumuskan dalam undang-

24

Page 25: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

undang Nomor 23 tahun 1997 yang mengacu pada pengertian pengelolaan

lingkungan meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengedalian lingkungan hidup dapat

dilaksanakan dengan baik.

Studi AMDAL kegiatan pembangunan pengamanan pantai mengacu pada pada

Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL).

Penyusunan AMDAL ini mengacu pada ketentuan perundangan-undangan sebagai

berikut:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM)

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 181/KPTS/M/2005.

Surat Edaran Bersama Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor

1203/D.II/03/2000 SE-38/A/2000 Tanggal 17 Maret 2000 Tentang Petunjuk

penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk jasa konsultansi (Biaya

Langsung Personil (Remuneration) dan Biaya Langsung Non Personil (Direct

Reimbursable Cost).

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum no 22/SE/M/2007 tentang Pedoman

Besaran Biaya Personil dalam Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) /

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Paket Pekerjaan Konsultasi di Lingkungan

Departemen Pekerjaan Umum

Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Beserta Pelaksanaannya.

Peraturan Menteri PU No. 46/PRT/1990 tentang Pedoman Teknis AMDAL

Proyek-proyek di Lingkungan Pekerjaan Umum.

Keputusan Menteri PU No. 506/KPTS/1991, Tentang Pedoman Tata Laksana

AMDAL Proyek-proyek di Lingkungan Pekerjaan Umum.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 10/MENLH/8/1994 tentang

Pedoman Penentuan Dampak Penting.

25

Page 26: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14/MENLH/3/1994, tentang

Pedoman Umum Penyusunan Analisa Dampak Lingkungan.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12/MENLH/3/1996, tentang

Pedoman Umum RKL dan RPL.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 39/MENLH/8/1996, tentang

Jenis Usaha atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan.

Berbagai ketentuan tersebut di atas mewajibkan pihak pemrakarsa rencana kegiatan

untuk melakukan studi AMDAL. Di samping itu, ketentuan tersebut juga akan

digunakan sebagai acuan dalam penyusunan rencana pengelolaan lingkungan hidup

dan rencana pemantauan lingkungan hidup.

B.1.1. Nama Pekerjaan

Nama Pekerjaan ini adalah AMDAL Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten

Karangasem.

B.1.2. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan AMDAL Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem

adalah di pantai candidasa Kabupaten Karangasem.

B.1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud Kegiatan

Maksud dari pekerjaan ini adalah melaksanakan analisa mengenai dampak

lingkungan akibat pelaksanaan Konservasi Pantai Candidasa di Kab. Karangasem

dengan analisa dampak, evaluasi dampak dan rencana pengelolaan lingkungan serta

rencana pemantauan lingkungan

Tujuan Kegiatan

Mengidentifikasikan rencana kegiatan proyek yang berpotensi menimbulkan dampak

penting terhadap lingkungan.

Mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena

dampak penting akibat kegiatan proyek.

Memprakirakan mengevaluasi rencana kegiatan proyek yang menimbulkan

dampak penting terhadap lingkungan.

26

Page 27: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Merumuskan saran dan tindak lanjut dalam upaya pengelolaan dan pemantauan

lingkungan yang berupa Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL).

B.1.4. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Untuk pelaksanaan pekerjaan AMDAL Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten

Karangasem disediakan waktu tidak lebih dari 5 (lima) bulan atau 150 (seratus dlima

puluh) hari termasuk mobilisasi terhitung setelah ditetapkan Surat Perintah Mulai Kerja

oleh Kepala Satuan Kerja.

B.1.8. Kegiatan Yang Dilaksanakan

Uraian Kegiatan dan Keluaran

Berikut ini uraian kegiatan yang harus dilakukan dalam penyusunan Dokumen

AMDAl Konservasi Pantai Candidasa di Kab. Karangasem yang terdiri dari ;

1. Dokumen Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)

2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

5. Dokumen Ringkasan Eksekutif

Sedangkan tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan dalam menyusun dokumen

AMDAL tersebut diatas, adalah sebagai berikut :

1. Survey Pendahuluan

Kegiatan ini diperlukan agar Konsultan mempunyai gambaran tentang lokasi studi,

kondisi tapak proyek, pengumpulan data primer dan sekunder, koordinasi dengan

instansi yang bertanggung jawab dan instansi terkait serta sebagai bahan

masukan untuk proses pelingkupan (scoping).

2. Melaksanakan Sosialisasi AMDAL

Tujuan dilaksanakan sosialisasi adalah mengakomodasi keterlibatan masyarakat

dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL.

Instansi yang bertanggung jawab dan dibantu Konsultan meliputi :

Mengumumkan rencana usaha dan/atau kegiatan sebelum dimulai

penyusunan dokumen AMDAL melalui media masa, papan pengumuman.

Menyelenggarakan konsultansi publik kepada warga masyarakat yang

berkepentingan dalam penyusunan dokumen Kerangka Acuan ANDAL.

Memberikan informasi mengenai dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL, dan

RPL.

27

Page 28: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Menanggapi saran, pednapat dan tanggapan yang disampaikan oleh warga

masyarakat yang berkepentingan.

3. Penyusunan Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)

Dalam menyusun dokumen KA-ANDAL perlu mempertimbangkan faktor-faktor

sebagai berikut :

a. Keanekaragaman

ANDAL bertujuan menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu

rencana dan kegiatan terhadap lingkungan hidup. Keanekaragaman rencann

usaha dan kegiatan serta rona lingkungan hidup, menyebabkan kemungkinan

timbulnya suatu dampak terhadap lingkungan hidup akan berbeda-beda pula.

Dengan adanya Kerangka Acuan ANDAL diharapkan dapat memberikan

arahan tentang komponen kegiatan dan komponen rona lingkungan yang

harus ditelaah dan diamati dalam penyusunan ANDAL.

b. Keterbatasan Sumber Daya

Penyusunan ANDAL seringkali dihadapkan pada keterbatasan sumber daya,

seperti keterbatasan waktu, dana, tenaga dan metoda. Dengan adanya KA –

ANDAL akan menyesuaikan ketegasan tentang bagaimana menyesuaikan

tujuan dan hasil yang ingin dicapai dalam penyusunan ANDAL dengan

keterbatasan sumber daya tanpa mengurangi mutu pekerjaan ANDAL.

4. Sidang Pembahasan/Presentasi Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)

Sidang Pembahasan Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) dilaksanakan setelah

draft KA-ANDAL tersebut telah diselesaikan dan diserahkan kepada Komisi

AMDAL. Apabila dokumen KA-ANDAL tersebut ke Komisi Penilai AMDAL secara

administrasi sudah lengkap, maka dokumen tersebut siap dan layak

dipresentasikan dinilai di hadapan Komisi Penilai AMDAL dan masyarakatv yang

berkepentingan.

5. Survey Pengumpulan Data

Survey pengumpulan data yang dilaksanakan merupakan suvey lanjutan untuk

mendapatkan data primer maupun sekunder untuk menyusun dokumen ANDAL.

Jenis maupun jumlah yang dibutuhkan di dalam pengumpulan data primer

merupakan data-data yang sudah disepakati di dalam dokumen Kerangka Acuan

ANDAL demikian pula, untuk data sekunder.

6. Pengolahan dan Analisis Data

28

Page 29: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Dalam tahap ini dilakukan pengolahan dan analisis data primer dan sekuner

sesuai dengan metode analisis yang dicantumkan dalam KA-ANDAL. Demikian

pula terhadap sampel-sampel yang perlu dianalisis di laboratorium. Dalam

melakukan analisis data, diharapkan berpedoman pada Pedoman Teknis

Penyusunan AMDAL untuk melaksanakan identifikasi dampak, dapat mengunakan

Matriks Interaksi dan Flow Chart (Bagan Alir), serta metode yang lain, sedangkan

proses pelingkupan juga dilaksanakan pada tahap identifikasi ini, sehingga

diperoleh dampak penting (hipotik), dan isu-isu pokok yang diprakirakan akan

terjadi. Adapun untuk prakiraan dampak, akan dilakukan berdasarkan besarana

(magnitude) perubahan komponen lingkungan akibat adanya kegiatan proyek dan

berdasarkan perbandingan tingkat kepentingan nilai parameter lingkungan hidup

dengan nilai ambang batas. Untuk mengevaluasi dampak bersifat langsung atau

tidak langsung, sinergis atai antagonis, kumulatif atau tidak.

1) Kegiatan yang Harus Ditelaah Dampaknya

a. Tahap pra-Konstruksi

b. Tahap Konstruksi

c. Tahap Pasca-Konstruksi

2) Komponen Lingkungan Yang Ditelaah

Komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak akibat kegiatan proyek

meliputi : komponen biogeofisik – kimia, sosial ekonomi dan budaya serta

sarana dan prasarana umum di sekitar lokasi proyek. Secara rinci, komponen

lingkungan pada masing-masing aspek yang dipandang relevan ditelaah dalam

Penyusunan AMDAL Konservasi Pantai Candidasa di Kab. Karangasem

meliputi :

a. Aspek Biogeofisik – Kimia

Hidrologi

Fisiografi, morfologi, topografi dan struktur geologi.

Ruang, Lahan dan Tanah meliputi penggunaan ruang (tata ruang), tata

guna lahan serta jenis dan sifat fisik kimia tanah pada tapak proyek.

Biologi meliputi meliputi inventarisasi jenis, komposisi, nilai ekologis dan

penyebaran flora/ fauna terutama yang dilindungi baik di darat maupun

di air (aquatik).

b. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya

1) Kependudukan

2) Faktor Ekonomi : Kegiatan perekonomian masyarakat yang menonjol

dalam kaitannya dengan ekonomi setempat maupun regional, lapangan

29

Page 30: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

usaha dan mata pencaharian masyarakat yang utama/ dominan di

sekitar lokasi studi.

3) Sosial Budaya

Kondisi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di wilayah

studi, termasuk jenis-jenis penyakit yang sering terjadi maupun vector

bpenyakit yang ada.

Sikap dan persepsi masyarakat terhadap kehadiran proyek.

Perubahan sosial yang terjadi dan yang diperkirakan akan terjadi

akibat kehadiran proyek.

Kegiatan masyarakat setempat yang berkaitan dengan keberadaan

proyek seperti kegiatan adat istiadat dan aktivitas masyarakat.

Keberadaan peninggalan sejarah yang bersinggungan langsung

dengan aktivitas proyek.

c. Sarana dan Prasarana Umum

Mencakup inventarisasi dan analisis jumlah dan lokasi sarana/ prasarana

umum di wilayah studi, antara lain : jalur transportasi darat, pelabuhan laut

dan sarana/prasarana perekonomian dll.

3) Prakiraan dan Evaluasi Dampak

Perkiraan dampak ditekankan pada pengaruh rencana kegiatan terhadap

komponen lingkungan baik fisik kimia, biotis maupun sosekbudkes. Metode

perkiraan dampak vpada keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan

Hidup (KLH), tentang Pedoman Penentuan Dampak Penting. Didalam dampak

penting dari suatu kegiatan ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :

Jumlah Manusia yang terkena dampak

Luas wilayah persebaran dampak

Lamanya dampak berlangsung

Intensitas Dampak

Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak

Sifat kumulatif dampak

Berbalik atau tidak berbaliknya dampak tersebut

Berdasarkan hal tersebut diatas maka metode perkiraan digunakan dalam studi ini

bersifat informal yaitu metode perkiraan dan profesional judgement berdasarkan

profesi yang dimiliki pakar. Selanjutnya hasil dari penggunaan metode tersebut

digambarkan dalam matrik sederhana yang menunjukan interaksi antara

komponen lingkungan yang terkena dampak.

30

Page 31: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Adapun evaluasi dampak didasarkan atas intensitas dampak serta derajat

pentingnya dampak yang terjadi. Dari hasil penelitian tersebut akan dapat

diketahui komponen kegiatan mana yang menimbulkan dampak dan komponen

lingkungan mana yang terkena dampak paling besar. Selanjutnya dapat

memberikan rekomendasi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan perlu adanya

evaluasi dampak secara holistik dengan menialai dampak yang terjadi terhadap

semua komponen lingkungan secara integrasi dan menyimpulkan pengaruh

keberadaan proyek tersebut.

7. Penyusunan Dokumen ANDAL RKL dan PRL

Penyusunan draft dokumen ANDAL dapat dilakukan lebih awal tanpa harus

menunggu proses pengolahan data dan selesainya uji laboratorium dan siap

dipresentasikan apabila secara teknis dan administrative sudah lengkap. Rencana

Pengelolan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

hendaknya disusun dengan memperhatikan pendekatan-pendekatan teknis,

ekonomis dan kelembagaan dengan mengacu pada hasil studi evaluasi

lingkungan yang telah dilakukan, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

RKL hendaknya berisi ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan dampak

berdasarkan hasil kajian terhadap lingkungan dan ditulis secara singkat dan

jelas bersifat instruktif dan berisi ketentuan antara lain :

Jenis dampak yang harus dikelola

Tata cara atau teknik pengolahannya

Lingkup tugas dan tanggung jawab pemrakarsa dan instansi terkait

Sumber dana

2) Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

RPL hendaknya berii tentang ketentuan-ketentuan pokok pemantauan hasil

pelaksanaan RKL dan ditulis secara singkat dan jelas, dan bersifat instruktif

serta berisi :

Komoponen lingkungan yang dipantau

Tata cara pemantauan yang mencakup lokasi dan periode atau lamanya

waktu pemantauan

Lingkup tugas dan tanggung jawab pmerakarsa dan instansi terkait.

8. Sidang Pembahasan/Penilaian Dokumen ANDAL, RKL dan RPL

31

Page 32: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Sidang pembahasan/penilaian dokumen ANDAL, RKL dan RPL dihadapan Komisi

Penilai AMDAL dan masyarakat yang berkepentingan apabila dokumen - dokumen

tersebut telah diserahkan dan secara administrasi telah dinyatakan lengkap dan

layak untuk dinilai.

9. Penyusunan Laporan Akhir Dokumen ANDAL, RKL dan RPL

Draft dokumen ANDAL, RKL dan RPL yang telah dinilai oleh Komisi AMDAL

selanjutnya diperbaiki, dan hasil perbaikan dokumen-dokumen tersebut

merupakan laporan akhir untuk mendapatkan rekomendasi kelayakan dari Bupati.

B.3. Pebdekatan Studi Penyusunan AMDAL

A. Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Prinsip-prinsip umum pembangunan berkelanjutan dalam sistem pengaturan

sumberdaya alam yang mengalami perkembangan yang cepat sejak Deklarasi

Stockholm – 72, kemudian berkembang dan diperluas dalam Deklarasi Rio pada

tahun 1992, dan kemudian mencapai puncaknya pada Deklarasi Johannesburg pada

tahun 2002. Diantara prinsip-prinsip umum pembangunan berkelanjutan adalah

sebagai berikut:

a. Kewajiban yang dimuat dalam Prinsip 21 Deklarasi Stockholm dan prinsip 2

Deklarasi Rio yang mengatur hak berdaulat negara atas sumberdaya alam dan

tanggungjawab negara untuk mencegah dampak lingkungan yang bersifat lintas

batas batas negara;

b. Prinsip melakukan tindakan pencegahan (the principle of prevention action);

c. Prinsip bertetangga yang baik dan kewajiban melakukan kerjasama internasional;

d. Prinsip pembangunan berkelanjutan (the principle of sustainable development);

e. Prinsip kehati-hatian (the precautionary principle);

f. Prinsip pencemar membayar (the polluter – pays principle); dan

g. Prinsip kebersamaan dengan tanggungjawab yang berbeda (the principle of

common but differentiated responsibility).

Konsep berkelanjutan ini setidaknya mengandung dua dimensi, yaitu dimensi waktu

karena berkelanjutan yang tidak lain menyangkut apa yang akan terjadi di masa

mendatang, dan dimensi interaksi antara sistem ekonomi dan sistem sumberdaya

alam dan lingkungan (Heal, 1998 dalam Fauzi, 2004). Pezzey (1992) melihat aspek

keberlanjutan dari sisi yang berbeda. Dia melihat bahwa keberlanjutan memiliki

32

Page 33: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

pengertian statik dan dinamik. Keberlanjutan statik diartikan sebagai pemanfaatan

sumberdaya alam terbarukan dengan laju teknologi yang konstan, sementara

keberlanjutan dinamik diartikan sebagai pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak

terbarukan dengan tingkat teknologi yang terus berubah (Fauzi, 2004). Dalam

kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan, terdapat dua kaidah yang harus

diperhatikan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, yaitu (Pearce dan

Turner, 1990):

a. Untuk sumberdaya alam yang terbarukan (renewable resources) dinyatakan

bahwa laju pemanenan harus lebih kecil atau sama dengan laju regenerasi

(produksi lestari).

b. Untuk masalah lingkungan dinyatakan bahwa laju pembuangan (limbah) harus

lebih kecil atau setara dengan kapasitas asimilasi lingkungan.

Aspek operasional dari konsep keberlanjutan ini dapat dipahami lebih jauh dengan

adanya lima alternatif pengertian sebagaimana yang diuraikan Perman, (1996) dalam

Fauzi (2004), sebagai berikut:

a. Suatu kondisi dikatakan berkelanjutan (sustainable) jika utilitas yang diperoleh

masyarakat tidak berkurang sepanjang waktu dan konsumsi tidak menurun

sepanjang waktu (non-declining consumption).

b. Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumberdaya alam dikelola sedemikian rupa

untuk memelihara kesempatan produksi di masa mendatang.

c. Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumberdaya alam (natural capital stock)

tidak berkurang sepanjang waktu (non-declining).

d. Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumberdaya alam dikelola untuk

mempertahankan produksi jasa sumberdaya alam.

e. Keberlanjutan adalah kondisi dimana kondisi minimum keseimbangan dan daya

tahan (resilience) ekosistem terpenuhi.

Selain definisi operasional diatas, Haris (2000) dalam Fauzi (2004) melihat bahwa

konsep keberlanjutan dapat diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu:

a. Keberlanjutan ekonomi, yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu

menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan

pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat

merusak produksi.

33

Page 34: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

b. Keberlanjutan lingkungan: Sistem yang berkelanjutan secara lingkungan harus

mampu memelihara sumberdaya yang stabil, menghindari eksploitasi

sumberdaya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga

menyangkut pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan

fungis ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi.

c. Keberlanjutan sosial: Keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang

mampu mencapai kesetaraan, menyediakan layanan social termasuk kesehatan,

pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.

Menurut Munasinghe (1993), pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga tujuan

utama, yaitu: tujuan ekonomi (economic objective), tujuan ekologi (ecological

objective) dan tujuan sosial (social objective). Tujuan ekonomi terkait dengan

masalah efisiensi (efficiency) dan pertumbuhan (growth); tujuan ekologi terkait

dengan masalah konservasi sumberdaya alam (natural resources conservation); dan

tujuan sosial terkait dengan masalah pengurangan kemiskinan (poverty) dan

pemerataan (equity). Dengan demikian, tujuan pembangunan berkelanjutan pada

dasarnya terletak pada adanya harmonisasi antara tujuan ekonomi, tujuan ekologi

dan tujuan sosial. Menurut ASCE (1998) keberlanjutan adalah keberfungsian suatu

sistem saat ini dan yang akan datang dengan memperhatikan aspek lingkungan,

sosial, ekonomi, dan teknologi. Keberlanjutan banyak dipengaruhi oleh variabel

variabel teknis dan non teknis (Choguill, 1996).

B. Kebijakan Lingkungan Terkait dengan Penyusunan Dokumen AMDAL

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan

aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk

menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,

kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Namun kegiatan pembangunan juga mengandung risiko terjadinya pencemaran dan

kerusakan lingkungan. Kondisi ini dapat mengakibatkan daya dukung, daya tampung,

dan produktivitas lingkungan hidup menurun yang pada akhirnya menjadi beban

sosial. Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus dilindungi dan dikelola

dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas

keadilan. Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup harus dapat memberikan

kemanfaatan ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan berdasarkan prinsip

34

Page 35: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

kehati-hatian, demokrasi lingkungan, desentralisasi, serta pengakuan dan

penghargaan terhadap kearifan lokal dan kearifan lingkungan. Penggunaan sumber

daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi Iingkungan hidup.

Sebagai konsekuensi dari kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan

harus dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan

mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Kebijakan lingkungan hidup bertitik tolak dari Garis-Garis Besar Haluan Negara

(GBHN) yang mencantumkan bahwa hakekat pembangunan Indonesia adalah

pembangunan untuk manusia seutuhnya dengan ciri-ciri pokok-pokok keselarasan

hubungan antara manusia dengan Tuhan Maha Pencipta, antara manusia dengan

masyarakat dan antara manusia dengan lingkungan alam. Jadi, apapun yang kita

bangun, arah pembangunan tersebut tidak boleh melepaskan diri dari tujuan

membentuk manusia seutuhnya.

Implementasi adanya kebijakan lingkungan hidup telah ditandai dengan adanya

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Sebagai pelaksanaan dari UU tersebut dikeluarkanlah Peraturan

Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Menurut peraturan, kegiatan yang diprakirakan berpotensi memberikan dampak

terhadap lingkungan meliputi :

1. Perubahan bentuk alam dan bentang alam.

2. Eksploitasi sumberdaya alam baik yang terbaharui

maupun yang tidak terbaharui.

3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat

menimbulkan pemborosan, pencemaran, kerusakan lingkungan hidup serta

kemerosotan sumberdaya alam dalam pemanfaatannya.

4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat

mempengaruhi alam, lingkungan buatan serta lingkungan sosial budaya.

5. Proses dan kegiatan hasilnya akan dapat

mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumberdaya alam dan / atau

perlindungan cagar budaya.

6. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan

jasad renik.

7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non

hayati.

35

Page 36: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

8. Penerapan teknologi yang diprakirakan mempunyai

potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan.

9. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan / atau

mempengaruhi pertahanan negara.

Secara bertahap pula, Pemerintah Pusat telah mendelegasikan wewenangnya

kepada Pemerintah Daerah dalam pemeliharaan lingkungan hidup dan pengelolaan

sumber daya alam secara selektif sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-

Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Mendayagunakan sumber

daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan

kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan,

kepentingan sosial- ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta penataan ruang.

Sebagai pemrakarsa dari kegiatan Konservasi Pantai Candidasa di Kab.

Karangasem, maka terdapat beberapa kebijakan pengelolaan lingkungan dan upaya–

upaya yang harus dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai Bali-Penida yaitu sebagai

berikut :

Setiap kegiatan yang menyangkut kepentingan orang

banyak atau masyarakat luas maka dalam penggunaan sumber daya alam harus

diikuti dengan usaha / langkah yang mendukung kegiatan dan kepentingan

masyarakat di sekitar proyek.

Setiap kegiatan yang menyangkut eksploitasi sumber

daya alam atau penurunan tingkat produktivitas SDA harus diikuti / diimbangi

dengan tindakan pembinaan, peremajaan, dan pembinaan secara fisik.

Selalu memperhatikan kelestarian ekologi dan

kepentingan ekonomi secara seimbang.

Senantiasa melakukan evaluasi dan peninjauan

terhadap kegiatan yang telah dilakukan demi terlaksananya kebijakan-kebijakan

pembangunan yang baik dan berwawasan lingkungan.

C. Pendekatan Studi Penyusunan Dokumen AMDAL

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian lingkungan

hidup yang digunakan untuk memprakirakan dampak penting terhadap lingkungan

dari suatu rencana kegiatan. Hasil AMDAL dimaksudkan untuk memberi arahan bagi

pihak perancang rencana kegiatan untuk mengendalikan dampak lingkungan yang

diperkirakan terjadi. Dengan demikian, rencana kegiatan akan menjadi lebih ramah

lingkungan dan lebih dapat diterima masyarakat sekitar. Hasil AMDAL juga menjadi

36

Page 37: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

dasar bagi pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang tentang suatu

rencana kegiatan dan memberi jaminan kepada pemberi izin bahwa dampak

lingkungan dari rencana kegiatan dapat dan akan ditanggulangi. AMDAL sebaiknya

dilakukan pada tahap awal perencanaan rencana kegiatan, sebelum diselesaikannya

rancang-bangun rinci (detailed engineering design), agar semua hasil AMDAL dapat

menjadi masukan bagi rancang-bangun rinci.

Proses AMDAL akan menghasilkan 4 (empat) buah dokumen utama sebagai berikut,

1. Laporan Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) yang menjelaskan lingkup kajian

dampak lingkungan hidup yang akan dilakukan. Hasil penilaian dokumen KA-

ANDAL adalah sebuah kesepakatan antara pemrakarsa dengan pemerintah

tentang apa yang akan dikaji dalam tahap ANDAL.

2. Laporan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) yang menuangkan hasil

kajian antara lain tentang prakiraan dan evaluasi dampak penting yang dilakukan

dalam studi ANDAL. Laporan ini ditutup dengan pembahasan tentang dampak-

dampak yang dianggap penting serta arahan untuk pengelolaan dampaknya.

3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang dikembangkan

berdasarkan arahan dalam ANDAL dan berisi uraian tentang bagaimana dampak

penting negatif akan diminimalisasi dan dampak penting positif akan dioptimalkan

pengaruhnya.

4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) berisi uraian tentang

bagaimana dampak-dampak penting akan dipantau untuk memastikan bahwa

pengaruhnya pada lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dapat teratasi.

37

Page 38: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Gambar 2.1 Proses AMDAL Yang Menggambarkan Dokumen Lingkungan dan

Penilaiannya

Disamping itu, terdapat dokumen Ringkasan Eksekutif yang merupakan ringkasan

dari dokumen ANDAL dan RKL/RPL. Dokumen Ringkasan Eksekutif, ANDAL, dan

RKL/RPL digunakan sebagai dasar bagi intansi pemerintah yang berwenang untuk

mengambil ke-putusan tentang layak-tidaknya suatu rencana kegiatan dari segi

lingkungan hidup. Selain itu, dokumen-dokumen ini juga dimanfaatkan oleh

pemrakarsa untuk merancang kegiatan yang berwawasan lingkungan.

Dokumen Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) memegang peranan yang sangat

penting dalam proses AMDAL karena dalam dokumen inilah pemrakarsa

menuangkan niatnya melakukan kajian ANDAL dan menjelaskan apa saja yang akan

dikaji. Untuk menentukan apa yang akan dikaji, akan dilakukan suatu tahap yang

disebut pelingkupan.

D. TUJUAN PELINGKUPAN

Seperti halnya dengan kajian-kajian yang lain, kajian ANDAL membutuhkan fokus

yang jelas, batasan yang pasti, dan mengikuti rambu-rambu yang disepakati. Fokus

38

Page 39: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

dan batasan itu ditentukan sebelum kajian dilaksanakan, yaitu pada tahap

merancang kajian. Tanpa rancangan kajian yang jelas, kajian dampak lingkungan

(ANDAL) berpotensi menjadi sebuah kajian tidak berarah yang kemudian tidak ada

nilai dan manfaatnya. Rancangan kajian ANDAL itulah yang dikenal sebagai ‘lingkup

studi ANDAL’ dan merupakan hasil proses pelingkupan. Dengan kata lain,

pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDAL agar menjadi kajian yang

tepat sasaran.

Pada umumnya, sebuah rancangan kajian ilmiah harus menjawab pertanyaan Apa

yang dikaji? Dimana dan kapan kajian dilakukan? Bagaimana kajian akan

dilakukan? Siapa saja yang terlibat dalam kajian? Oleh karena itu, rancangan suatu

kajian ANDAL harus meliputi:

fokus kajian, terutama dampak-dampak penting yang diperkirakan akan terjadi

lokasi dimana kajian akan dilakukan

kapan kajian akan dilakukan

metode studi dan

tenaga ahli apa saja yang akan dilibatkan dalam kajian

Rancangan kajian ANDAL yang baik akan memberi manfaat tambahan bagi

pelaksanaan AMDAL, yaitu dalam hal pemakaian biaya, tenaga, dan waktu secara

efektif dan efisien.

Pada akhir proses Pelingkupan akan dihasilkan sejumlah pernyataan yang

membentuk rancangan kajian ANDAL, yaitu:

pernyataan-pernyataan tentang dampak yang akan dikaji dalam ANDAL, dikenal

dengan sebutan “dampak penting hipotetik”. Dampak-dampak ini, berdasarkan

hipotesa (dugaan awal), diperkirakan akan terjadi dan memerlukan kajian yang

mendalam untuk membuktikan dugaan tersebut; dan

penentuan lokasi dan waktu kajian ANDAL yang menggambarkan wilayah-

wilayah dimana kajian terhadap dugaan dampak akan dilakukan serta faktor

waktu yang berkaitan dengan kajian dampak.

Kedua hasil pelingkupan di atas kemudian dipakai untuk menentukan metodologi

studi serta tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam ANDAL.

E. LANGKAH KERJA DALAM PROSES PELINGKUPAN

Untuk melaksanakan proses pelingkupan, Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 8 Tahun 2006 memaparkan sejumlah langkah kerja dalam bentuk tata-

39

Page 40: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

laksana. Gambar 3.2 menunjukkan alur proses pelingkupan sesuai dengan aturan

pemerintah, khususnya Permen LH 08/2006.

Gambar 2.2 Proses Pelingkupan sesuai Permen LH 08/2006

Seluruh langkah kerja ini didasari oleh suatu proses berpikir yang baku dalam dunia

penelitian ilmiah, yaitu bagaimana merancang suatu kajian. Dengan memahami esensi dari

setiap langkah kerja maka tidak sulit untuk memahami apa yang perlu dilakukan pada setiap

langkah kerja. Esensi proses pelingkupan cukup sederhana, sebagaimana terlihat dalam

tabel di bawah ini (Tabel 2.1).

Tabel 2.1 Esensi Tata Laksana Pelingkupan Sesuai Permen LH 08/2006

40

Page 41: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

F. INPUT DAN OUTPUT PELINGKUPAN

Setiap tahap yang tercantum dalam Gambar 3.2 menggunakan input (masukan)

tertentu dan menghasilkan output (hasil) tertentu pula. Beberapa tahapan dapat

menggunakan input yang sama. Sedangkan masing-masing tahap akan

menghasilkan output yang spesifik dan menjadi dasar bagi tahap selanjutnya. Tabel

3.2 menjabarkan input dan output dari masing-masing tahap di atas.

Dampak yang perlu atau akan dikaji dalam ANDAL harus dinyatakan secara lengkap

karena informasi itu akan digunakan untuk merencanakan kajian ANDAL. Ada unsur-

unsur informasi yang sebaiknya ditulis dalam pernyataan dampak hipotetik.

Tabel 2.2 Input dan output untuk setiap tahapan pelingkupan

41

Page 42: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Unsur-unsur ini berguna untuk membentuk rancangan kajian ANDAL atau dikenal

sebagai “lingkup kajian ANDAL”, yang terdiri dari:

1. batas wilayah studi dan rentang waktu prakiraan dampak.

2. metode penelitian yang diharapkan dapat membuktikan hipotesa tentang dampak

yang dikaji;

3. kedalaman studi ANDAL, digambarkan sebagai jumlah sampel yang harus

dikumpulkan dan dianalisis;

4. susunan tim AMDAL yang diperlukan untuk melakukan kajian dengan interaksi,

metodologi, dan kedalaman studi di atas.

42

Page 43: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

B.4. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Pemilihan metode studi untuk kegiatan penyusunan AMDAL diperlukan dalam rangka

mendapatkan hasil telaahan analisis dan evaluasi dampak yang mungkin terjadi

dengan hasil lebih tepat dan akurat. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu

proses pengumpulan data dan informasi dasar jenis-jenis kegiatan dan rona

lingkungan saat ini yang bersifat sebagai data yang sahih dan reliable. Rencana

Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem memerlukan data-data yang

terkait dengan data proyek secara teknis maupun data-data rona lingkungan yang

menggambarkan kondisi lingkungan awal sebelum dilakukan rencana kegiatan.

Penyusunan AMDAL Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem,

memerlukan data-data yang terkait dengan data proyek secara teknis maupun data-

data rona lingkungan yang menggambarkan kondisi lingkungan awal (base line)

sebelum dilakukan rencana kegiatan.

Dasar pendekatan studi yang dilakukan adalah dengan cara mengenali seluruh

interaksi antar komponen kegiatan dan lingkungan dalam suatu ekosistem secara

terpadu. Kegiatan identifikasi dampak, prakiraan dampak dan evaluasi dampak

merupakan suatu proses kegiatan ANDAL guna memperoleh tingkatan besar dan

pentingnya dampak yang selanjutnya menjadi acuan dalam kegiatan pengelolaan

dan pemantauan lingkungan. Pola pendekatan yang akan dilakukan untuk

pembuatan studi ANDAL dapat dilihat pada Gambar 2.3. Berikut ini metode studi

yang dilakukan dalam penyusunan Dokumen AMDAL :

1. SOSIALISASI MEDIA MASA DAN KONSULTASI PUBLIK

Kegiatan sosialisasi dengan masyarakat sekitar pada untuk Rencana Konservasi

Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem dilakukan dengan 2 cara yakni melalui

sosialisasi di media massa serta konsultasi publik masyarakat sekitar. Kegiatan

sosialisasi pada media massa dan konsultasi publik ini merupakan kegiatan informasi

awal bahwa akan dilakukan kegiatan Rencana Konservasi Pantai Candidasa di

Kabupaten Karangasem dan fasilitas penunjangnya. Tujuan dari kegiatan sosialisasi

pada media massa dan konsultasi publik ini untuk mendapatkan masukan yang

berupa saran pendapat dan tanggapan masyarakat secara langsung tentang rencana

proyek. Masukan dan tanggapan tersebut akan dijadikan sebagai bahan kajian dan

43

Page 44: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

telaahan dalam penyusunan AMDAL. Dari kegiatan publikasi rencana kegiatan

tersebut juga akan diketahui semua aspirasi masyarakat yang berhubungan dengan

proyek. Kegiatan publikasi dan sosialisasi rencana kegiatan dalam proses AMDAL

bertujuan untuk :

1. Melindungi kepentingan masyarakat di sekitar rencana Konservasi Pantai

Candidasa di Kabupaten Karangasem

2. Memberdayakan masyarakat dalam pengambilan keputusan atas kegiatan

Rencana Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem dan fasilitas

penunjangnya yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

3. Memastikan adanya transparansi dalam keseluruhan proses AMDAL dan rencana

kegiatan tersebut.

4. Menciptakan suasana kemitraan yang setara antara semua pihak yang

berkepentingan, yaitu dengan menghormati hak-hak semua pihak untuk

mendapatkan informasi dan mewajibkan semua pihak untuk menyampaikan

informasi yang harus diketahui pihak lain yang terpengaruh.

2. METODE PENGUMPULAN DATA

Jenis data yang dibutuhkan untuk Studi AMDAL dapat mencakup data primer

maupun data sekunder yang erat hubungannya dengan dampak penting yang akan

ditimbulkan oleh rencana kegiatan konservasi pantai candidasa do Kab.

Karangasem. Data primer merupakan data yang didapat melalui pengukuran,

pengamatan, wawancara/kuesioner atau sampling (yang kemudian dianalisis di

laboratorium) secara langsung di lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan

data yang dikumpulkan melalui data penelitian orang lain atau instansi yang telah

dipublikasikan untuk umum dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengumpulan data, dilakukan pendekatan yang

disesuaikan dengan komponen lingkungan yang akan diamati, yaitu antara lain:

a) Pendekatan Penelaahan Pustaka

Metode ini adalah melalui penelahaan terhadap buku , jurnal ilmiah atau publikasi

umum lainnya (sumbernya valid) yang erat kaitannya dengan studi AMDAL

Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem.

Termasuk dalam hal ini adalah memperhatikan studi-studi AMDAL yang pernah

dilaksanakan oleh berbagai instansi yang ada di dalam dan disekitar daerah

lingkungan kerja Kabupaten karangasem Provinsi Bali. Penyusun juga dapat

menggunakan data yang ada dari hasil studi AMDAL tersebut selama data

44

Page 45: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

tersebut masih relevan untuk dapat dipergunakan dikaitkan dengan komponen

lingkungannya.

Gambar 2.3. Diagram Alir Penyusunan AMDAL

b) Pendekatan Survei Lapangan

Dalam metode survei lapangan ini dapat dibedakan lagi atas beberapa metode

sesuai dengan komponen lingkungan yang akan diteliti:

a. Metode Pengukuran dan Pengamatan Langsung

Metode ini adalah dengan melakukan pengukuran dan pengamatan

komponen lingkungan secara langsung sesuai dengan kondisi yang ada di

lapangan misalnya: kualitas udara, kepadatan lalu-lintas dan lainnya.

b. Metode Sampling Sesaat atau Periodik

Metode ini adalah dengan cara pengambilan sampel komponen lingkungan

pada saat yang telah ditentukan sebelumnya secara berkala atau periodik

45

Page 46: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

untuk kemudian dilakukan analisis sampelnya di laboratorium, misalnya:

pengambilan sampel air, udara, dan lainnya.

c. Metode Wawancara dengan Kuesioner

Metode wawancara dengan kuesioner ini pada dasarnya adalah melakukan

tanya jawab secara langsung kepada penduduk yang berada di sekitar

rencana pembangunan untuk mendapatkan tanggapan dan persepsinya

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Oleh karena itu metode ini umumnya digunakan untuk pengamatan komponen

sosial ekonomi dan budaya. Terdapat 2 (dua) jenis data yang akan digunakan

untuk aspek sosial ekonomi dan budaya, yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara atau diskusi dengan

masyarakat atau dengan tokoh masyarakat dan aparat pemerintah.

Wawancara akan dilakukan oleh surveyor yang dipandu dengan kuisioner.

Data sekunder diperoleh dari monografi/potensi kelurahan dan kecamatan

maupun dari “Kabupaten karangasem Dalam Angka” atau dari dinas-dinas

terkait.

c) Pendekatan Instansional

Pendekatan ini dengan mengadakan pendekatan langsung kepada instansi terkait

yang diharapkan memiliki data yang diperlukan dalam studi AMDAL.

Pengumpulan dan analisa data yang berupa parameter – parameter dari berbagai

komponen lingkungan perlu dilakukan untuk:

a. Menelaah, mengamati, dan mengukur rona lingkungan awal yang diprakirakan

akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek.

b. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang di

prakirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup

sekitarnya.

c. Memprakirakan kualitas lingkungan akibat kegiatan proyek, berdasarkan

perhitungan pada data (parameter) rona lingkungan awal.

Secara umum metode pengumpulan data untuk keseluruhan komponen

lingkungan yang akan ditelaah yang terkait dengan dampak penting hipotetik,

dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Metode Pengumpulan Data Primer dan Sekunder

46

Page 47: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Komponen

LingkunganJenis Data Jumlah dan Lokasi

Metode

Pengumpulan

Data

Instansi yang

Dihubungi

F I S I K – K I M I A

- FISIOGRAFI DAN

GEOLOGI

- Topografi

- Geologi

- Jenis Tanah

- Morfologi dll

Wilayah Kabupaten

Kabupaten Karangasem

Inventarisasi data

sekunder

BPS Kabupaten

Karangasem

- RUANG, LAHAN

DAN TANAH

- Tata Guna

Lahan

- RTRW

- Wilayah studi

- Wilayah studi

Overlay peta tata

guna lahan

Overlay peta

RTRW

Bappeda kab

Karangasem

Bappeda kab

Karangasem

-KUALITAS

UDARA DAN

KEBISINGAN

- Kualitas udara

- Tingkat

kebisingan

sesaat

- tapak proyek dan lokasi

sekitar pelaksanaan

pekerjaan

- tapak proyek dan lokasi

sekitar pelaksanaan

pekerjaan

Analisa

Laboratorium

Analisa

Laboratorium

Laboratorium

lingkungan

Laboratorium

lingkungan

- TRANSPORTASI - Volume lalu-

lintas

- Kerusakan

jalan

- Kemacetan

lalu-lintas

- Kecelakaan

lalu-lintas

- Wilayah studi dan akses

jalan menuju wilayah studi

- Wilayah studi dan akses

jalan menuju wilayah studi

- Wilayah studi dan akses

jalan menuju wilayah studi

- Wilayah studi dan akses

jalan menuju wilayah studi

Inventarisasi dan

observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Dinas perhubungan

B I O L O G I - Keanekaraga

man vegetasi

- Keanekaraga

man satwa

- Biota perairan

Wilayah studi

Wilayah studi

Wilayah studi

Observasi dan

inventarisasi

Observasi dan

inventarisasi

Analisa

laboratorium

SOSIAL-EKONOMI

BUDAYA

- DEMOGRAFI - Jumlah

penduduk

- Kepadat

an penduduk

- Jenis

Kabupaten Karangasem Inventarisasi BPS Kabupaten

Karangasem

47

Page 48: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Komponen

LingkunganJenis Data Jumlah dan Lokasi

Metode

Pengumpulan

Data

Instansi yang

Dihubungi

- SOSIAL

BUDAYA

- SOSIAL

EKONOMI

kelamin

- Mobilita

s penduduk

- Tingkat

pendidikan

- Sarana

pendidikan

- Jumlah

pemeluk

- Sarana

peribadatan

- Mata

pencaharian

- Kegiata

n

perekonomian

- Tingkat

pendapatan

- Interaksi

Sosial dan bu-

daya

- Kamtib

mas

- Sikap/

Persepsi

masyarakat

Kabupaten Karangasem

Kabupaten Karangasem

Inventarisasi dan

wawancara

Inventarisasi dan

wawancara

BPS Kabupaten

Karangasem

BPS Kabupaten

Karangasem

- KESEHATAN

MASYARAKAT

- Kesehat

an masyarakat

- Kesehat

an lingkungan

- Fasilitas

kesehatan

Puskesmas Pembantu di

Kabupaten Karangasem

Inventarisasi dan

wawancara

Dinas Kesehatan

Kabupaten

Karangasem

Sumber: Analisis penyusun AMDAL, 2012

3. Metode Pengumpulan Data Primer

48

Page 49: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Data primer fisik-kimia dan biologi dapat diperoleh dengan mengambil contoh

(sampel) di lapangan, yang kemudian dianalisis di laboratorium. Sedangkan data

primer sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat yang berada dalam batas

wilayah studi (diutamakan yang terkena dampak), dilakukan dengan cara tanya-

jawab atau wawancara secara langsung pada responden. Pertanyaan disusun dalam

bentuk kuesioner, yang digunakan pewawancara sebagai acuan dalam mendapatkan

data yang diperlukan.

Data primer yang perlu dikumpulkan untuk mendiskripsikan rona lingkungan

awal/saat ini, adalah sebagai berikut:

1. Data Komponen Lingkungan Fisik-Kimia

a) Kualitas Udara dan Kebisingan

Data kualitas udara merupakan data primer yang diperoleh dari pengukuran

dilapangan. Pengukuran kualitas udara dilakukan di wilayah studi dan di

pemukiman yang diprakirakan akan terkena dampak akibat kegiatan

pembangunan. Kualitas udara di daerah lokasi dan sekitarnya sangat tergantung

pada kondisi geografi, topografi, klimatologi, dan meteorologi daerah tersebut,

sedangkan untuk kebisingan dapat timbul baik oleh proses/kegiatan alam seperti

angin dan aktifitas manusia. Untuk parameter kualitas udara ambien dan

kebisingan yang diambil untuk studi AMDAL adalah gas dan partikel (debu) serta

tingkat kebisingan.

Pengukuran dilapangan didasarkan pada pergerakan dan arah angin yang

dominan. Pengambilan contoh udara ambien dilakukan dengan mengoperasikan

Impinger untuk gas dan dust sampler untuk pengukuran debu. Larutan gas dan

contoh udara yang diperoleh dianalisis di laboratorium menggunakan

spektrophotometer dan kromatografi gas.

Pengambilan contoh tersebut didasari atas pertimbangan, bahwa gas polutan dan

debu dalam udara ambien maupun tingkat kebisingan akan terdispersi, serta

kemungkinannya dapat menimbulkan dampak terhadap reseptor, yaitu manusia

dan lingkungan di sekitarnya. Lokasi sampling ditetapkan berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut:

1) Rencana proyek

2) Arah dan kecepatan angin yang dominan di rencana proyek

3) Pola atau distribusi pemukiman penduduk/kegiatan disekitar lokasi proyek

49

Page 50: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Pelaksanaan pengambilan contoh udara dan analisis terhadap kadar bahan

pencemar udara dilakukan melalui kerja sama dengan Laboratorium yang ditunjuk

oleh Pemerintah.

Titik contoh pengamatan kualitas udara dilakukan pada titik yang dianggap

representatif dengan 3 (tiga) lokasi yang mewakili dari berbagai arah angin

sekeliling daripada letak lokasi proyek. Untuk kebisingan dilakukan juga pada 3

(tiga) lokasi yang sama dengan lokasi kualitas udara (debu dan gas) dengan

pengambilan sampling setiap titik yang dilakukan secara sesaat (grab sample).

Rincian penempatan titik sampling kualitas udara dan tingkat kebisingan adalah:

Metode pengambilan sampel udara ambien dan kebisingan yang dilakukan

mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1405/MenKes/SK/XI/2002

tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambien.

b) Kualitas Air Permukaan

Parameter kualitas air permukaan yang diambil adalah sangat tergantung dari

keberadaan badan air terdekat, berdasarkan pola aliran yang ada. Parameter yang

dipilih adalah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air dan Peraturan

Gubernur Bali No 8 tahun 2007. Pengambilan sampel kualitas air permukaan

dilakukan pada badan air dekat pada sungai dengan tiga titik yaitu hulu, tengah

dan hilir

c) Kualitas air bersih

Pengambilan sampel juga dilakukan untuk kualitas air tanah/sumur untuk

mengetahui kualitas air tanah sebelum kegiatan proyek pembangunan dilakukan.

Pengambilan air sumur dilakukan pada warga atau permukiman terdekat dengan

lokasi proyek.

Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri E. Coli maka pada air sumur dan air PDAM

perlu dilakukan pengambilan sampel mikrobiologi. Adapun batas syarat ada

tidaknya unsur mikroba pada air bersih mengacu pada Per.Menkes RI. No

416/MENKES/Per/IX/ 1990 dimana untuk air minum jumlah E. coli adalah 0

sedang untuk air bersih bukan perpipaan batas syaratnya adalah 50 MPN/JPT.

d) Sistem Transportasi

50

Page 51: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Keberadaan rencana Konservasi Pantai Candidasa yang diprediksi akan

menimbulkan bangkitan lalu lintas baru dan kemungkinan kerusakan jalan yang

akan menambah beban jalan di sekitar lokasi, mengingat jumlah dan jenis

kendaraan yang akan membawa peralatan dan material pipa serta material

penunjang cukup signifikan dalam menambah kepadatan lalu-lintas. Dengan

makin banyaknya truk-truk/kendaraan berat yang melewati jalan menuju lokasi

proyek akan menyebabkan turunnya tingkat pelayanan lalu lintas. Dengan

memperkirakan besarnya perubahan tingkat pelayanan jalan yang ditimbulkan

akibat kegiatan proyek, dapat diketahui sejauh mana pengaruh bangkitan lalu

lintas baru tersebut berdampak pada kinerja lalu lintas ruas jalan maupun

persimpangan.

Untuk mengetahui kondisi transportasi di wilayah studi maka diperlukan

pengambilan data primer pada ruas jalan keluar masuk lokasi proyek dengan

pengamatan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Atribut jalan meliputi dimensi bagian-bagian jalan, yaitu panjang ruas jalan,

lebar jalur lalu lintas dan geometrik simpang;

2. Volume lalu lintas terklasifikasi;

3. Gerakan membelok arus lalu lintas pada persimpangan (turning movement).

Untuk memperoleh data primer, kegiatan yang dilakukan adalah survei

inventarisasi jalan (inventory survey), survei volume lalu lintas terklasifikasi (traffic

counting survey), survei pergerakkan membelok (turning movement survey) dan

survei bangkitan lalu lintas kawasan pembanding. Teknik pelaksanaannya adalah

sebagai berikut (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Panduan Pengumpulan

Data, 2001):

1. Survei Inventarisasi jalan (inventory survey);

a. Maksud dan tujuan survei inventarisasi jalan (inventory survey)

Maksud pelaksanaan survei inventarisasi jalan adalah untuk mengumpulkan

data yang berkaitan dengan atribut jalan, meliputi:

1) Panjang ruas jalan;

2) Lebar jalan;

3) Ruang Pemanfaatan Jalan (RUMAJA); dan

4) Geometrik simpang;

Tujuan pelaksanaan survei inventarisasi jalan adalah untuk dipergunakan

dalam:

1) Menghitung kapasitas jalan;

2) Menghitung kapasitas persimpangan; dan

51

Page 52: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

3) Analisis kinerja ruas jalan dan persimpangan

b. Target data

Data yang akan diamati dan dikumpulkan serta dicatat melalui formulir

survei inventarisasi jalan, mencakup:

1) Panjang ruas jalan;

2) Lebar jalan, daerah manfaat jalan, lajur-lajur lalu lintas dan trotoar;

3) Jenis dan lokasi rambu-rambu lalu lintas, marka jalan serta lokasi dari

perlengkapan jalan lainnya; dan

4) Desain geometrik persimpangan.

c. Waktu pelaksanaan:

Survei dilaksanakan pada jam di luar jam sibuk.

d. Metodologi pelaksanaan:

1) Lokasi survei ditentukan pada ruas jalan dan persimpangan yang

merupakan area terkena dampak yaitu Jalan Keluar Masuk

Pelaksanaan Kegiatan Konservasi Pantai Candidasa yang menjadi

jalan akses menuju lokasi proyek

2) Lama survei: 1 hari

2. Survei Volume lalu lintas terklasifikasi (traffic counting survey);

a. Maksud dan tujuan survei volume lalu lintas terklasifikasi (traffic counting

survey)

Maksud pelaksanaan survei volume lalu lintas terklasifikasi adalah untuk

mengumpulkan data volume lalu lintas pada suatu ruas jalan. Tujuan

pelaksanaan survei volume lalu lintas terklasifikasi adalah mencatat setiap

kendaraan yang lewat (melewati suatu titik atau garis tertentu) sehingga

didapatkan informasi mengenai:

1) Pola arus lalu lintas;

2) Volume lalu lintas tiap pergerakkan;

3) Komposisi kendaraan dalam lalu lintas;

4) Faktor untuk memprediksi lalu lintas yang akan datang; dan

5) Tingkat okupansi kendaraan dalam lalu lintas.

b. Target data

Data yang akan diamati dan dikumpulkan serta dicatat melalui formulir

survei volume lalu lintas terklasifikasi adalah jumlah kendaraan yang

melewati titik pengamatan dalam periode waktu 15 menit yang dipisahkan

52

Page 53: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

dalam 4 kategori yaitu kendaraan ringan (light vehicle), kendaraan berat

(heavy vehicle), sepeda motor (motorcycle) dan kendaraan tidak bermotor

(unmotorized).

c. Waktu pelaksanaan

Survei dilaksanakan selama 1 hari pada jam sibuk pagi, siang dan sore

masing-masing selama 3 jam.

d. Metodologi pelaksanaan

1) Lokasi survei ditentukan pada dua titik Jalan Keluar Masuk Pelaksanaan

Kegiatan Konservasi Pantai Candidasa.

2) Lama survei: 1 hari

3. Survei gerakan membelok (turning movement survey);

a. Maksud dan tujuan survei gerakan membelok (turning movement survey)

Maksud pelaksanaan survei gerakan membelok adalah untuk

mengumpulkan data volume lalu lintas tiap gerakan pada persimpangan.

Tujuan pelaksanaan survei gerakan membelok adalah mencatat setiap

kendaraan yang bergerak pada persimpangan sehingga didapatkan

informasi mengenai:

1) Pola arus lalu lintas pada persimpangan; dan

2) Volume lalu lintas tiap arah pergerakan;

b. Target data

Data yang akan diamati dan dikumpulkan serta dicatat melalui formulir

survei gerakan membelok adalah jumlah kendaraan yang bergerak pada

persimpangan pada tiap-tiap arah pergerakkan dalam periode waktu 15

menit yang dipisahkan dalam 4 kategori yaitu kendaraan ringan (ligth

vehicle), kendaraan berat (heavy vehicle), sepeda motor (motorcycle) dan

kendaraan tidak bermotor (unmotorized).

c. Waktu pelaksanaan

Survei dilaksanakan selama 1 hari pada jam sibuk pagi, siang dan sore

masing-masing selama 3 jam.

d. Metodologi pelaksanaan

1) Lokasi survei ditentukan pada Jalan Keluar Masuk Pelaksanaan Kegiatan

Konservasi Pantai Candidasa.

2) Lama survei: 1 hari.

Selain jumlah volume kendaraan untuk mendapatkan kapasitas ruas dan

persimpangan jalan dibutuhkan data geometrik ruas dan persimpangan yang berupa

53

Page 54: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

besaran lebar badan jalan, bahu jalan, median, dan hambatan samping, dimana data

ini dapat diketahui dari survey inventori jalan.

Mengenai survey akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Survey volume lalu lintas

Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas di sekitar

lokasi proyek. Survey lalu lintas dilakukan baik di ruas jalan maupun di

persimpangan. Jenis survey yaitu survey pencatatan jumlah kendaraan (per

jenis kendaraan per arah).

b. Survey Inventori Jalan

Survey ini dilakukan untuk menginventarisasi tentang situasi, panjang jalan,

lebar bahu, trotoar, median, drainase, persimpangan dengan jalan lain,

bangunan pelengkap jalan dan lain-lain yang berada di daerah pengawasan

jalan dengan pengamatan minimal 50 meter dan maksimal 25 meter, atau

sesuai dengan kebutuhan.

Pelaksanaan ini harus sesuai dengan pedoman survey jalan yang dikeluarkan

oleh Direktorat Jenderal Bina Marga No. 016/T/BNKT/1990 dan pedoman yang

berlaku lainnya serta sesuai dengan permintaan Pemberi Tugas.

e) Ruang, Lahan dan Tanah

Parameter yang diamati adalah peruntukan lahan dengan kategori sebagai berikut

1. Penggunaan lahan pada saat ini di sekitar rencana kegiatan/proyek. Obyek

yang diamati adalah kondisi penggunaan lahan di kawasan Pelaksanaan

Kegiatan Konservasi Pantai Candidasa sebagai lokasi rencana Pelaksanaan

Kegiatan Konservasi Pantai Candidasa serta penggunaan lahan di luar

kawasan yang diprakirakan akan terpengaruh oleh rencana kegiatan/proyek.

Kegiatan pengamatan penggunaan lahan di sekitar rencana kegiatan/proyek ini

dilakukan sebagai dasar untuk mendeskripsikan rona awal penggunaan lahan.

2. Peruntukan lahan yang sudah direncanakan sesuai Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Karangasem. Kegiatan inventarisasi penggunaan lahan di

sekitar rencana kegiatan/proyek ini dilakukan untuk memprakirakan pola

penggunaan lahan apabila tidak ada kegiatan pembangunan/proyek.

3. Penggunaan lahan yang akan dikembangkan untuk Pelaksanaan Kegiatan

Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem, dikembangkan sesuai

atau tidaknya dengan rencana tata ruang wilayah yang ada. Kegiatan ini

dilakukan untuk penyesuaian (matching) dengan rencana tata ruang yang ada

sehingga tidak menyimpang dengan rencana tata ruang yang ada.

54

Page 55: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

4. Karakteristik tanah dan kemampuan tanah di lokasi kegiatan yang berpengaruh

pada kekuatan menahan struktur bangunan pengaman pantai.

2. Data Komponen Lingkungan Biologi

a. Vegetasi

Metodologi pengumpulan data untuk aspek biologi mencakup komponen berikut:

Analisis fungsi vegetasi dalam ekosistem:

1. Tumbuhan sebagai evapotranspirator

2. Tumbuhan sebagai penghasil senyawa allelokimia

3. Sebagai penyelenggara relung ekologi (sumber pangan, tempat istirahat,

bermain dan berkembang biak satwa liar)

Metode pengumpulan data primer untuk vegetasi dilakukan dengan cara

pengamatan langsung di lapangan baik di lokasi permukiman terdekat dengan

lokasi proyek maupun di dalam tapak areal proyek. Pengamatan dilakukan untuk

mendapatkan inventarisasi jenis, jumlah, dan karakteristik vegetasi darat tersebut,

serta potensinya sebagai pendukung ekosistem daratan dan kategori

kelangkaannya. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif

dengan penetapan pembuatan plot-plot cuplikan dan secara wawancara langsung

pada penghuni permukiman terdekat di wilayah proyek.

Pengambilan data vegetasi dilakukan secara purposive random sampling dengan

metode Plot (berpetak) Ganda 1, yakni dengan dengan banyak petak yang

tersebar secara sistematis menurut bentuk komunitas. Ukuran petak berbeda-beda

menurut kelompok tumbuhan, yaitu :

Plot 10 X 10 m, kelompok tumbuhan verba untuk diameter batang > 20 cm;

Plot 5 x 5 m , kelompok tumbuhan bawah yaitu untuk diameter batang < 20 cm

dan tinggi > 1,5 m

Plot 1 X 1 m, kelompok semak/anakan/perdu yaitu dengan tinggi 0 - 1,5 m.

Karena cukup luasnya lokasi proyek, maka pengumpulan vegetesi dilakukan

dengan sampling dengan metode purposive sampling (sampling bertujuan), hal ini

sesuai dengan perbedaan komunitas yang ada pada lokasi proyek. Berdasarkan

karakteristik topografis area lokasi proyek tersebut maka sampling analisis

vegetasi juga berdasarkan perbedaan komunitas tersebut. Luas sampling untuk

area perbukitan, dataran dan sekitar tempat berair, karena merupakan komunitas

yang homogen hanya diambil 5 % dari luas area yang sama.

1

55

Page 56: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Gambar 2.4. Contoh Penentuan Cuplikan Sampling Biologi

b. Satwa darat

Pengumpulan data fauna yang hidup pada lokasi proyek dan sekitarnya yang

termasuk dalam wilayah dampak, meliputi fauna yang bergerak aktif maupun yang

pasif. Pengumpulan data fauna pada lokasi proyek adalah fauna yang menempati

relung ekologis, meliputi Mammalia, Aves, Reptilia dan Pisces.

Untuk lokasi satwa di darat yang diamati sama dengan lokasi pengamatan untuk

vegetasi darat, dan dilakukan secara bersamaan dengan pengamatan untuk

vegetasi darat. Komponen satwa darat yang diamati dan diinventarisasi adalah

satwa liar yang mungkin ada maupun satwa binaan, baik dari jenis mammalia

maupun jenis-jenis burung (aves). Metode pengumpulan data lainnya dilakukan

dengan cara wawancara dengan warga sekitar proyek Pelaksanaan Kegiatan

Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem.

Pengumpulan data pada komponen fauna yang terkait dengan jenis hewan

bergerak aktif seperti pada golongan Mammalia dan Aves dilakukan dengan

menggunakan metode Sampling Biotik (hewan bergerak) : Garis Transek. Pada

metode ini peneliti berjalan sepanjang garis transek yang panjangnya L.

Pengamatan hewan dilakukan pada kedua sisi transek, kemudian jarak ( r ) antara

lokasi hewan yang terlihat ( x ) dengan pengamat ( Z ) diperkirakan panjangnya.

Karena luasnya daerah pengamatan, maka analisis fauna dilakukan dengan

sampling dengan metode purposive sampling (sesuai dengan perbedaan

komunitas). Luas sampling hanya diambil 5 %.

56

Page 57: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Gambar 3.5. Contoh Metode Transek

3. Data Komponen Lingkungan Sosial-Ekonomi-Budaya

Pengumpulan data primer sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dilakukan

dengan wawancara terstruktur menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman

wawancara. Wawancara dilakukan dengan memperhatikan keragaman dan strata

sosial masyarakat dan melihat jarak tempat tinggal dari sumber dampak.

Responden anggota masyarakat biasa terutama mereka yang tinggal di sekitar

lokasi rencana kegiatan.

Pertimbangan lain dalam pengambilan sampling adalah pemilihan masyarakat

yang benar-benar berpotensi mendapat dampak langsung ataupun masyarakat

yang dianggap sebagai pemerhati lingkungan sekitar.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak proporsional.

Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan proporsi jumlah KK pada Desa di

wilayah studi.

Jumlah sampel minimal yang diambil ditentukan berdasarkan proporsi

menggunakan persamaan sebagai berikut

2

22/ )1(

d

ppzno

a. Sosial-Ekonomi

Pengumpulan data primer untuk aspek sosial-ekonomi dilakukan dengan cara:

1. Masukan langsung dari masyarakat yang berada di dalam batasan sosial atau

batasan wilayah studi ANDAL, yaitu masyarakat di wilayah yang berada dekat

proyek yang mungkin terkena dampak langsung maupun tidak langsung hasil

kuisioner pada saat sosialisasi dan konsultasi publik.

57

Page 58: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

2. Masukan langsung dari masyarakat pemerhati setelah membaca pemasangan

iklan di koran lokal maupun nasional.

3. Hasil kuisioner untuk masyarakat yang berada di dalam batasan sosial atau

batasan wilayah studi ANDAL, yaitu masyarakat di wilayah maupun masyarakat

terdekat proyek yang mungkin terkena dampak langsung maupun tidak

langsung.

Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dilakukan dengan sistem Simple

Random Sampling (sampel acak sederhana), dengan pemilihan responden pada

wilayah Desa terdekat yang menjadi wilayah studi. Pengambilan sampel dilakukan

berdasarkan proporsi jumlah KK.

b. Sosial-Budaya

Pengumpulan data primer untuk aspek sosial-budaya dilakukan sama dengan

pengumpulan data aspek sosial-ekonomi yaitu:

1. Masukan langsung dari masyarakat yang berada di dalam batasan sosial atau

batasan wilayah studi ANDAL, yaitu masyarakat di wilayah yang mungkin

terkena dampak langsung maupun tidak langsung hasil kuisioner pada saat

sosialisasi dan konsultasi publik.

2. Masukan langsung dari masyarakat pemerhati setelah membaca pemasangan

iklan di koran nasional dan lokal.

3. Hasil kuisioner untuk masyarakat yang berada di dalam batasan sosial atau

batasan wilayah studi ANDAL, yaitu masyarakat di wilayah yang mungkin

terkena dampak langsung maupun tidak langsung

Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dilakukan dengan sistem Simple

Random Sampling (sampel acak sederhana). Kemudian jumlah sampel minimal KK

tersebut didistribusikan di wilayah studi yang ditentukan dengan rumus sebagai

berikut

dimana: n : jumlah sampel minimal yang diambil

N : jumlah populasi

P : asumsi proporsi jumlah KK yang setuju dengan rencana kegiatan

pembangunan proyek = 0.5 (diambil angka yang akan memaksimumkan

jumlah sampel)

α : taraf signifikansi dari distribusi normal = 0.05

z : 1.96 (angka tabel distribusi normal baku untuk taraf signifikan 0.05)

58

Page 59: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

d : tingkat kesalahan pengambilan sampel (besarnya delta/error antara

ekspektasi dengan observasi = 0.05)

hn : jumlah sampel per kelurahan wilayah studi (KK)

hN : jumlah populasi per kelurahan wilayah studi (KK)

Sampling masing-masing di 2 Desa didistribusikan dengan cara acak dengan

menggunakan tabel bilangan acak berdasarkan daftar nama KK yang ada

dikelurahan. Nama KK yang tersampling yang nantinya diberi kuisioner.

4. Data Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat

Pengumpulan data primer, dilakukan melalui wawancara langsung terhadap

penduduk di wilayah studi terutama di wilayah tapak proyek. Parameter lingkungan

yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh

terhadap kesehatan adalah:

1. Sanitasi Lingkungan

Sanitasi Lingkungan yang dimaksud di sini adalah cerminan kondisi kesehatan

lingkungan hidup. Penduduk di wilayah studi akan menghasilkan limbah

domestic seperti limbah dapur, limbah kamar mandi, jamban, limbah

padat/sampah, serta air bersih yang digunakan, dapat mempengaruhi sanitasi

lingkungan disekitarnya. Data ini digunakan untuk mengetahui kondisi

kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan di wilayah

studi.

2. Tingkat kesehatan Masyarakat

Kondisi sanitasi lingkungan yang terkena dampak kegiatan ditambah dengan

kondisi kesehatan masyarakat setempat, akan sangat berpengaruh terhadap

tingkat kesehatan masyarakat. Pengumpulan data primer kondisi kesehatan

masyarakat dilakukan melalui wawancara langsung dan menyebar kuesioner

terhadap penduduk diwilayah studi. Kuesioner yang digunakan dirancang

sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh data identitas responden, umur

berdasarkan tahun, pekerjaan, pendidikan, lama tinggal, kebiasaan merokok

dan kondisi kesehatan saat ini terutama hal-hal yang terkait dengan kelainan

faal.

Untuk menganalisis data primer digunakan beberapa metoda statistika yang

digunakan untuk membantu menganalisis hubungan, pengaruh atau komparasi

pada variabel kontrol dan variabel yang diteliti.

59

Page 60: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Data-data hasil kegiatan Konsultasi Publik (sosialisasi pada masyarakat) juga

mendukung keseluruhan metode pengumpulan data primer di atas, yaitu berupa

saran, tanggapan dan pendapat dari masyarakat yang berkepentingan terhadap

keberadaan proyek Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem

beserta sarana prasarananya tersebut.

3. Metode Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan melalui instansi terkait dengan

studi AMDAL Pelaksanaan Kegiatan Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten

Karangasem beserta sarana prasarananya. Data sekunder yang diambil umumnya

adalah data fisiografi, hidrologi, tata ruang dan lahan, sosial-ekonomi, budaya, dan

kesehatan masyarakat. Data ini antara lain berupa peta-peta, data statistik, laporan

studi, laporan puskesmas di daerah wilayah studi dan lain sebagainya. Data

sekunder ini dapat diperoleh dari laporan penyelidikan/studi terdahulu maupun

data/informasi yang berasal dari instansi/dinas terkait.

Beberapa data sekunder dapat diperoleh melalui:

a. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karangasem, untuk memperoleh data-data

terkait kebijakan lingkungan yang dibuat dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku di wilayah studi.

b. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Karangasem untuk

memperoleh data fisiografi, hidrologi, tata ruang dan lahan, dan seluruh sarana

dan prasarana di wilayah studi.

c. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem untuk memperoleh data demografi

dan kependudukan di wilayah Kabupaten Karangasem

d. Dinas Perhubungan Kominfo Kabupaten Karangasem, untuk memperoleh data-

data terkait kebijakan kegiatan transportasi darat, data lalu-lintas dan jaringan jalan

di wilayah studi.

e. Dinas PU Kabupaten Karangasem untuk memperoleh data Sistem Drainase di

wilayah studi dan studi-studi yang terkait dengan sistem drainase permukiman dan

juga sistem jaringan jalan di Kabupaten Karangasem.

f. Puskesmas di wilayah Kabupaten Karangasem untuk memperoleh data kesehatan

lingkungan dan kesehatan masyarakat di wilayah studi.

g. Kantor Kecamatan, Kabupaten Karangasem untuk memperoleh data demografi

dan kependudukan, serta sosial-ekonomi-budaya.

h. Kantor Desa/Kelurahan untuk memperoleh data demografi dan kependudukan.

60

Page 61: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

i. Instansi terkait lainnya

4. METODE ANALISIS DATA

Untuk memprakirakan besaran dampak akan digunakan metoda formal dan informal

sesuai masing-masing aspek lingkungan. Data primer dan sekunder yang telah

dikumpulkan tidak semuanya dilakukan analisis. Penentuan dan analisis data,

bergantung pada kemungkinan terjadinya prakiraan dampak besar dan penting, di

wilayah sekitar lokasi dan akibat adanya rencana/usaha kegiatan Konservasi Pantai

Candidasa Kabupaten Karangasem.

Analisis data untuk tiap komponen dijelaskan sebagai berikut:

A. Metoda Formal

Metoda formal yang digunakan dalam prakiraan ini adalah pendekatan dengan

perhitungan matematik. Dengan metode ini, hubungan sebab akibat yang

menggambarkan dampak kegiatan proyek terhadap komponen lingkungan akan

dirumuskan secara kuantitatif, misalnya dalam bentuk rasio-rasio kuantitatif dan

model-model matematik. Contoh-contoh model matematik adalah sebagai berikut.

Metode analisis data untuk setiap komponen lingkungan adalah :

1. Data Komponen Lingkungan Fisik-Kimia

a. Kualitas udara dan Kebisingan

Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan antara data yang terukur

dengan baku mutu kualitas udara ambien yang mengacu pada:

Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48/MENLH/11/1996 Untuk Baku Mutu

Tingkat Kebisingan

Peraturan Gubernur No 8 tahun 2007

Data awal ini akan berguna sebagai pembanding pada saat pengelolaan dan

pemantauan kelak, apakah daerah ini terkena dampak pencemaran udara dan

kebisingan akibat Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem.

Kualitas udara merupakan salah satu komponen lingkungan yang menjadi dampak

proyek, pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun saat operasional

(pasca-konstruksi). Oleh karena itu, diperlukan pengukuran dan analisis untuk

mengetahui kondisi kualitas udara sebelum proyek berjalan, agar dapat

61

Page 62: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

dibandingkan dengan kondisi kualitas udara saat proyek berjalan. Gangguan atau

perubahan kualitas udara, terutama akan terjadi sebagai akibat kegiatan

transportasi dan pengoperasian proyek. Prakiraan dampak yang akan timbul

karena kegiatan tersebut terhadap kualitas udara, akan didekati dengan model

kualitas udara berdasarkan distribusi Gauss.

Hubungan antara tingkat pengemisian pencemar dengan konsentrasi pencemar

yang akan terjadi terhadap lingkungan dinyatakan dalam persamaan:

Dengan:

C(z,x) = Konsentrasi zat pencemar (μg/m3)

QL = Laju emisi persatuan jarak (gr/sec. m)

x = Jarak sumber pencemar ke penerima (m)

z = Ketinggian penerima di atas tanah (m)

u = Kecepatan angin rata-rata

σ = Koefisien dispersi vertikal Gaussian

Besarnya baku mutu emisi sumber bergerak dapat dihitung berdasarkan faktor

emisi dari WHO Offset Publication No. 62, 1982. Besarnya emisi (pollutan) bahan

bakar solar untuk masing-masing parameter kualitas udara secara lebih jelas

disajikan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Baku Mutu Emisi Pollutan Per m3 Bahan Bakar

No. Polutan Faktor Emisi (kg/satuan waktu)

1 SO2 7,9544

2 NO2 9,2103

3 CO 36,4226

4 Partikulat/Debu 2,0095

Sumber: WHO Offset Publication N0. 62, 1982

Besarnya emisi = Faktor Emisi x Jumlah Bahan Bakar

Metode analisis dan peralatan untuk aspek kualitas udara dan kebisingan adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.5. Metode Analisis Kualitas Udara dan Kebisingan

No ParameterMetode

Analisis

Alat

Analisis

Baku Mutu

(g/m3)

1 Sulfur Dioksida (SO2) Pararosanilin Spectrophotometer 220

62

Page 63: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No ParameterMetode

Analisis

Alat

Analisis

Baku Mutu

(g/m3)

2 Karbon Monoksida (CO) NDIR NDIR Analyzer 260

3 Nitrogen Dioksida (NO2) Saltzman Spectrophotometer 92,5

4 Oksidan (O3) Chemiluminescent Spectrophotometer 0,1 ppm

5 Hidrokarbon (HC) Flame Ionization Gas Chromatography 98,7

6 Partikel < 10 m (PM10) Gravimetrik Timbangan Analitik

Ku-antitatif, dust

sampler

92,5

7 Debu Gravimetrik Timbangan Analitik

Ku-antitatif, dust

sampler

260

8 Timbal (Pb) Gravimetrik

Pengabuan

Hi-Vol

AAS

60

9 Nitrat (NH3) Nessier Spectrophotometer 1360

10 H2S Mercurythiocyanate NDIR Analyzer 42

11 Kebisingan Statistik Sound Level Meter 55* db (A)

70** db (A)

Keterangan:

Baku Mutu Kualitas Udara Ambien sesuai PP.41/1999 dan Peraturan Gubernur Bali

No.8 tahun 2007 serta Baku Mutu Kebisingan sesuai KEP-48/MENLH/11/1996;

*= Baku Mutu Tingkat kebisingan di Perumahan dan Pemukiman;

**= Baku Mutu Tingkat Kebisingan di Kawasan Industri.

b. Kualitas Air

Parameter kualitas air permukaan yang diteliti merujuk pada Peraturan Pemerintah

Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air dan Peraturan Gubernur Bali No 8 Tahun 2007, sedangkan untuk

kualitas air sumur dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat Pengawasan Kualitas Air. Parameter,

metode analisis dan peralatan yang digunakan untuk penelitian kualitas air adalah

sebagai berikut.

Tabel 2.6. Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan

63

Page 64: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Parameter SatuanBaku Mutu

Air Kelas II *)Metoda

A. FISIKA

1 Temperatur oC deviasi 3 Termometer

2

Total Disolved Solid

(TDS) mg/L 1000

Gravimetri

3

Padatan Tersuspensi

(SS) mg/L 50

Gravimetri

B. KIMIA 

1 pH - 6,0 - 9,0 pH meter

2 Barium mg/L Ba (-) AAS

3 Besi mg/L Fe (-) Spektrofotometri

 4 Boron mg/L B 1 AAS

5 Mangan mg/L Mn (-) Spektrofotometri

6 Tembaga mg/L Cu 0,02 AAS

7 Seng mg/L Zn 0,05 AAS

8 Krom Heksavalen mg/L Cr6+ 0,05 AAS

9 Kadmium mg/L Cd 0,01 AAS

10 Raksa mg/L Hg 0,002 AAS

11 Timbal mg/L Pb 0,03 AAS

12 Arsen mg/L As 1 AAS

13 Selenium mg/L Se 0,05 AAS

14 Kobalt mg/L Co 0,2 AAS

15 Khlorida mg/L Cl 600 Argentometri

16 Sulfat mg/L SO4 (-) Spektrofotometri

17 Sianida mg/L CN 0,02 Spektrofotometri

18 Sulfida mg/L H2S 0,002 Iodometri

19 Fluorida mg/L F 1,5 Spektrofotometri

20 Sisa Khlor Bebas mg/L Cl2 0,03 Iodometri

21 Total Phospat

mg/L PO4-

P 0,2

Spektrofotometri

22 Nitrat

mg/L NO3-

N 10

Spektrofotometri

64

Page 65: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Parameter SatuanBaku Mutu

Air Kelas II *)Metoda

23 Nitrit

mg/L NO2-

N 0,06

Spektrofotometri

24 Amonia Bebas mg/L NH3-N (-) Spektrofotometri

25 BOD mg/L O2 3 Winkler

26 COD mg/L O2 25 Reflux/Titimetri

27 Disolved Oxygen (DO) mg/L O2 4 Iodometri

28 Detergent Anionik mg/L LAS 0,2 Spektrofotometri

29 Fenol mg/L 0,001 Spektrofotometri

30 Minyak & Lemak mg/L 1 Gravimetri

C. MIKROBIOLOGI

1 Fecal Coliform MPN/100ml 2000 -

2 Total coliform MPN/100ml 10000 -

Keterangan: *) = PP No. 82 Tahun 2001

Tabel 2.7. Metode Analisis Kualitas Air

No Parameter Metode Analisis Alat Analisis Baku Mutu

A. FISIKA

1 Warna Kalorimetrik/

spektrofotometrik

Kalorimeter/

Spektrofotometer

50 TCU

2 Rasa dan Bau Organoleptik -- Tidak

berasa dan

berbau

3 Kekeruhan Turbidimetrik Turbidimeter 25 NTU

4 Padatan terlarut

(TDS)

Gravimetrik Timbangan Analitik

dan kertas saring

0,45 m

1500 mg/l

5 Suhu Expansion Termometer Suhu Udara

30C

B. KIMIA

65

Page 66: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Parameter Metode Analisis Alat Analisis Baku Mutu

No Parameter Metode Analisis Alat Analisis Baku Mutu

1 Air Raksa(Hg) Spektroskopi

Serapan Atom

Atomic Absorption

Spectrophotometer

(AAS)

0,001mg/l

2 Arsen (As) Pembentukan Arsen

Spektroskopi

Serapan Atom

Atomic Absorption

Spectrophotometer

(AAS)

0,05mg/l

3 Florida (F) Spektrofotometrik Spektrofotometer 1,5 mg/l

4 Krom

hexavalent (Cr6+)

Ko-Presipitasi

Spektros kopi

Serapan Atom

Flameless Atomic

Ab sorption

Spectrophoto meter

(AAS)

0,05mg/l

5 Kadmium (Cd) Ekstraksi solven –

Spektroskopi

Serapan Atom

Flameless Atomic

Ab sorption

Spectrophoto meter

(AAS)

0,005mg/l

6 Nitrit sebagai N2 Spektrofotometrik Spektrofotometer 1 mg/l

7 Nitrat sebagai N3 Spektrofotometrik Spektrofotometer 10 mg/l

8 Selenium (Se) Reduksi dengan

Nyala hidrogen

(Spektroskopi

Serapan Atom)

Spektroskopi

Serapan Atom

0,01 mg/l

9 Aluminium (Al) Spektrofotometrik,

Spektroskopi

Serapan Atom

Spektrofotometer,

AAS

0,2 mg/l

10 Besi (Fe) Spektrofotometrik,

Spektroskopi

Serapan Atom

Spektrofotometer,

AAS

1 mg/l

11 Kesadahan

(CaCO3)

Konduktivitimetrik Salinometer 500 mg/l

12 Klorida (Cl) Titrasi Argentometrik Titrasi 600 mg/l

13 Mangan (Mn) Spektrofotometrik,

Spektroskopi

Serapan Atom

Spektrofotometer,

AAS

0,5 mg/l

66

Page 67: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Parameter Metode Analisis Alat Analisis Baku Mutu

14 Ph Potensiometrik Ph meter 6,5 – 9

15 Zeng (Zn) Ekstraksi solven –

Spektroskopi

Serapan Atom

Flameless Atomic

Ab sorption

Spectrophoto meter

(AAS)

15 mg/l

16 Sulfat (SO4) Gravimetrik Skala Analisis 400 mg/l

17 Sianida Spektrofotometrik,

Spektroskopi

Serapan Atom

Spektrofotometer,

AAS

0,1 mg/l

18 Timbal(Pb) Spektrofotometrik,

Spektroskopi

Serapan Atom

Spektrofotometer,

AAS

0,1 mg/l

B. KIMIA ORGANIK

No Parameter Metode Analisis Alat Analisis Baku Mutu

1 Zat

Organik(KMnO4)

Titrasi Buret 10mg/l

2 Diterjen Titrasi Buret 0,5mg/l

C. MIKROBIOLOGI

No Parameter Metode Analisis Alat Analisis Baku Mutu

1 Fecal Coliform MPN or Filtration MPN Table, Filter

hol-der and

counterfunnel

50

2 Total Coliform MPN or Filtration MPN Table, Filter

hol-der and

counterfunnel

10

Sumber: KepMenKes No.416/MENKES/Per/IX/1990

Untuk analisis mikrobiologi air minum/bersih adalah menggunakan secara mikrobiologi

dengan metode MPN/JPT, sesuai dengan persyaratan pada Per.Men.Kes RI No. 416

/MEN.KES/PER/IX/1990.

Tabel 2.8. Metode Analisis Pengujian Mikrobiologis Air Bersih

67

Page 68: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Parameter Satuan Metode

Batas

Maksimum)*

AM AB P/N

Total kolifomJPT/100

ml

Tabung ganda, APHA

9221.E,Ed.20.19980 10/50

Koliform tinjaJPT/100

ml

Tabung ganda, APHA

9221.E,Ed.20.19980 #

Angka lempeng

total

JPT/100

ml

Metode Tabur APHA

9215.B,Ed.20.1998# #

Sumber: Per.Men.Kes RI No. 416 /MEN.KES/PER/IX/1990

c. Sistem Drainase

Dalam menganalisis sistem hidrologi/drainase di kawasan studi, maka perencanaan

arah dan pola aliran serta sistem jaringan drainase diarahkan untuk dapat

menampung limpasan air hujan di area perencanaan sesuai curah hujan rencana

yang ditetapkan. Hal-hal yang diamati secara primer dianalisis sesuai dengan ada

tidaknya kemampuan saluran dalam menampung debit banjir, maupun kemampuan

tukad untuk mengalirkan air maupun kelayakan daya tampung yang dimiliki

d. Sistem Transportasi

Data-data transportasi berupa volume lalu-lintas dari berbagai jenis kendaraan

dianalisis dengan menggunakan prediksi peningkatan jumlah kendaraan terhadap

pola distribusinya di jalan. Prediksi jumlah kendaraan sangat penting untuk

memprakirakan sampai berapa lama terjadi kemacetan, tinggi kerusakan jalan dan

tingkat pelayanan jalan.

Data survey volume lalu lintas dapat dianalisa secara diskriptif dengan perhitungan

volume lalu-lintas seluruh jalan yang diteliti dan tiap jenis kendaraan yang diamati

untuk setiap interval 15 menit. Dianalisa pula kecenderungan arus lalu-lintas pada

jam-jam puncak pagi, siang dan malam hari.

Untuk mengetahui tingkat kerusakan jalan, perlu terlebih dahulu dilakukan prakiraan

pertambahan jumlah lalu lintas dan jenis kendaraan yang lewat/digunakan. Tahap

berikutnya adalah menganalisa tingkat kerusakan jalan dengan metode analisis yang

umumnya digunakan oleh Bina Marga yaitu:

1. Nilai Prosentase Kerusakan (Np)

68

Page 69: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Nilai prosentase kerusakan merupakan prosentase luas permukaan jalan yang

rusak terhadap keseluruhan bagian jalan yang ditinjau dengan nilai Np

sebagai berikut:

Nilai Np = 2 jika kerusakan 0% - 5% : sedikit sekali

Nilai Np = 3 jika kerusakan 5% - 20% : sedikit

Nilai Np = 5 jika kerusakan 20% - 40% : sedang

Nilai Np = 7 jika kerusakan > 40 : banyak

2. Nilai bobot kerusakan jalan (Nb)

Nilai bobot kerusakan jalan dapat dilihat dari pengamatan langsung dari jalan

dengan bentuk kerusakan sebagai berikut:

a. Tambalan : 4

b. Retak : 5

c. Lepas : 5,5

d. Lubang : 6

e. Alur : 6

f. Gelombang : 6,5

g. Ambles : 7

h. Belahan : 7

3. Nilai jumlah kerusakan jalan (Nj)

Nilai jumlah kerusakan jalan merupakan perkalian antara nilai prosentase

kerusakan jalan (Np) dan nilai bobot kerusakan jalan (Nb). Nilai jumlah

kerusakan jalan (Nj) diperoleh dari Manual Penilaian Kondisi Permukaan

Jalan, Ditjen Bina Marga, tahun 1979, sehingga Nj = Np x Nb.

Tabel 2.9 Nilai Jumlah Kerusakan (Nj)

NoJenis kerusakan

Sedikit

sekaliSedikit Sedang Banyak

1

2

3

4

5

6

7

Tambalan

Retak

Lepas

Lubang

Alur

Gelombang

Ambles

8

10

11

12

12

13

17

12

15

16.5

18

18

19.5

21

16

20

27.5

30

30

32.5

35

20

25

38.5

42

42

45

49

69

Page 70: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

NoJenis kerusakan

Sedikit

sekaliSedikit Sedang Banyak

8 Belahan 14 21 35 49

Jumlah

Sumber: Manual Penilaian Kondisi Permukaan Jalan, Direktorat Jendral Bina Marga

4. Nilai Kerusakan Jalan (Nr)

Nr merupakan nilai yang diperoleh dari total nilai jumlah kerusakan.

5. Nilai Kenyamanan (Nn)

Nilai kenyamanan jalan diperoleh dari hasil penilaian dengan batasan sebagai

berikut:

a. Nyaman = 30

b. Kurang nyaman = 45

c. Tidak nyaman = 55

6. Nilai Gabungan Kondisi (Ng)

Ng merupakan nilai yang diperoleh dari gabungan antara nilai kerusakan (Nr)

dan nilai kenyamanan (Nn) dengan hubungan sebagai berikut:

Ng = 0,5 Nr + 0,5 Nn

7. Nilai Kondisi Permukaan Jalan (V)

V adalah nilai yang diperoleh dari nilai gabungan kondisi. Dengan

diketahuinya nilai gabungan kondisi, maka dapat ditentukan nilai kondisi

permukaan jalan

Tabel 2.10. Hubungan Nilai Gabungan Kondisi dengan Nilai Kondisi Permukaan

No. Kondisi Nilai Kondisi Permukaan Nilai Gabungan Kondisi

1

2

3

4

Sangat baik

Baik

Sedang

Jelek

8-10

6-8

4-6

<4

20-30

30-50

50-75

75-150

Sumber: Manual Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan Direktoral Jendral Bina Marga

e. Ruang, Lahan dan Tanah

Parameter yang diamati adalah peruntukan lahan dengan kategori sebagai berikut

1. Penggunaan lahan pada saat ini disekitar rencana kegiatan/proyek. Obyek yang

diamati adalah kondisi penggunaan lahan di sekitar lokasi proyek serta

penggunaan lahan di luar lokasi proyek yang diprakirakan akan terpengaruh

70

Page 71: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

oleh rencana kegiatan/proyek. Kegiatan pengamatan penggunaan lahan

disekitar rencana kegiatan/proyek ini dilakukan sebagai dasar untuk

mendeskripsikan rona awal penggunaan lahan.

2. Peruntukan lahan yang sudah direncanakan Pemerintah Kabupaten

Karangasem melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ada.

3. Analisis terhadap perubahan tata guna lahan dan tata ruang dilakukan dengan

melihat kesesuaian antara proyek yang dilaksanaka1n dengan produk

RTRW/RTRK ataupun RDTRK di wilayah yang menjadi lokasi proyek.

f. Data Komponen Lingkungan Biologi

Analisa komponen biologi dapat dijelaskan sebagai berikut :

f.1. Vegetasi darat

Jumlah individu Spesies AKerapatan = ----------------------------------------------- X 100%

Luas area sampling

Jumlah plot ditemukan Spesies AFrekwensi = ----------------------------------------------- X 100%

Jumlah seluruh plot

Jumlah basal area spesies ADominasi = ----------------------------------------------- X 100%

Luas area sampling

Kerapatan Spesies AKerapatan relatif = ----------------------------------------------- X 100%

Kerapatan seluruh jenis

Frekwensi Spesies AFrekwensi relatif = ---------------------------------------------- X 100%

Frekwensi seluruh jenis

Dominansi Spesies ADominansi relatif = ----------------------------------------------- X 100%

Dominansi seluruh jenis

Indek Nilai Penting = Kerapatan relatif + Frekwensi relatif + Dominansi relatif.

Referensi : Agoes Soegianto, 1994, “ Ekologi Kuantitatif “ Usaha Nasional,

Surabaya

Dari data indek nilai penting (IVi) yang berkisar antara 0 – 3 (300%), dapat digunakan

untuk mendiskripsikan adanya dominansi suatu spesies dalam komunitas.

71

Page 72: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

f.2. Fauna daratan

Fauna dataran yang teridentifikasi dapat diprediksi kepadatan populasinya.

Kepadatan populasi (N) dalam suatu tempat (A), dapat dihitung dengan rumus :

( Agoes Soegianto, 1994, “ Ekologi Kuantitatif “ Usaha Nasional, Surabaya)

n(2n –1)AN = ----------------

2LrSedangkan analisis struktur komunitas fauna daratan, digunakan indeks Simpson

(1949), sebagai berikut :

ni(ni-1) = -------------------

N(N-1)

Dimana adalah indek dominansi dan ni adalah jumlah individu spesies ke i , bila

suatu komunitas memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, maka akan mempunyai

dominansi yang rendah. Jenis keanekaragaman dapat dihitung dengan rumus :

Ds = 1 -

Dimana Ds adalah indeks Keanekaragaman Simpson, nilai berkisar antara 0 – 1

makin mendekati 1 tingkat keanekaragaman makin tinggi.

Hasil pengamatan burung dianalisis kelimpahannya dengan indeks Kelimpahan

Jorgennsen, dengan perhitungan :

D = ni / N X 100 %

D = Indeks Kelimpahan jenis burung 1

ni = Jumlah individu burung jenis 1

N = Jumlah individu total semua jenis burung

g. Data Komponen Lingkungan Sosial-Ekonomi-Budaya

Analisis komponen sosial-ekonomi-budaya dilakukan dengan tujuan untuk melihat

pola kecenderungan dan bukan merupakan pola hubungan antar variabel, sehingga

digunakan metode statistik deskriptif. Data-data demografi dan kependudukan

dianalisis secara kuantitatif melalui beberapa rumusan seperti perhitungan

kepadatan penduduk, proyeksi jumlah penduduk dengan dasar perhitungan kondisi

penduduk saat ini.

Untuk data sosial-ekonomi seperti masalah ketenaga-kerjaan dan tingkat

pendapatan dapat dianalisis secara kualitatif berdasarkan kegiatan mobilisasi tenaga

72

Page 73: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

kerja untuk pembangunan serta kegiatan perekonomian setempat yang

mendukungnya.

Untuk data sosial-budaya yang meliputi persepsi masyarakat, ada tidaknya

keresahan masyarakat/sosial, kamtibmas dapat dianalisis secara kualitatif

berdasarkan data yang telah dihasilkan dari hasil wawancara/kuisioner dan

konsultasi publik yang telah dilakukan. Beberapa rumusan yang dapat digunakan

untuk aspek sosial-ekonomi-budaya adalah sebagai berikut:

Rasio beban ketergantungan (Dependency Ratio) (Suwandjoko Warpani, ITB

Press)

DR = P(0-14) P65 + x k

P(15-64)

Dimana:

DR =dependency ratio (%)

P(0-14) dan P65+ = jumlah penduduk yang berusia 0 – 14 dan lebih dari 64 tahun.

P(15-64) = jumlah penduduk yang berusia 15 – 64 tahun (usia Produktif)

K =satuan per 100

Kepadatan Penduduk (Dencity) (Suwandjoko Warpani, ITB Press)

D = P o

L

D = kepadatan Penduduk wilayah dan tahun tertentu (jiwa/km2)

Po = Jumlah penduduk pada wilayah dan tahun tertentu (jiwa/km2)

L = Luas wilayah (km2)

Rasio Jenis Kelamin (sex Ratio) (Suwandjoko Warpani, ITB Press)

SR = P Laki x k

P Wanita

Dimana: SR = Sex Ratio (%)

P Laki = Jumlah Penduduk laki-laki (jiwa)

P Wanita = Jumlah Penduduk Wanita (jiwa)

K = Satuan Per 100

h. Data Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat

73

Page 74: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Komponen kesehatan masyarakat yang akan dianalisis dalam studi AMDAL ini

adalah data-data yang terkait dengan sarana dan prasarana kesehatan, tenaga

medis, temuan jenis penyakit terbanyak, perilaku masyarakat terkait dengan

kesehatannya, dan fasilitas sanitasi lingkungan yang dimiliki masyarakat. Metode

analisanya adalah statistik deskriptif, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

Untuk menganalisa aspek kesehatan masyarakat digunakan metode profesional

judgement yang didukung oleh data hasil kuesioner maupun data sekunder dari

Puskesmas setempat. Jenis penyakit yang digunakan sebagai indikator dalam

analisa ini adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), alergi serta diare. ISPA

merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang menyerang

saluran pernapasan bagian atas (hidung dan pangkal tenggorok). Penyakit ini

ditularkan melalui udara (airborne infection). Oleh karena itu, angka kejadian

penyakit ISPA (prevalensi) akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat

pencemaran udara di lingkungan tersebut. Selain ISPA, alergi juga bisa ditimbulkan

akibat terjadinya pencemaran udara. Jenis penyakit lain yang dapat dijadikan

indikator untuk menganalisis dampak terhadap kesehatan masyarakat adalah

meningkatnya jenis penyakit yang dominan di daerah tersebut selain ISPA dan alergi

yaitu diare yang disebabkan karena penurunan kualitas lingkungan akibat genangan

ataupun pencemaran terhadap air permukaan/air sumur penduduk.

Analisis resiko kualitatif dan kuantitatif diprakirakan dengan menggunakan data

kecenderungan penyakit yang diderita masyarakat `sekitar yang kemudian

dikorelasikan dengan penyakit yang biasa timbul akibat kegiatan. Analisis biaya

dampak kesehatan dilakukan dengan perhitungan terhadap jumlah penyakit yang

biasa diderita oleh masyarakat akibat kegiatan dan kemudian dihitung biaya

penanggulangan dampak kesehatan tersebut. Analisis perubahan perilaku

masyarakat dilakukan untuk menentukan besaran dampak yang dihasilkan akibat

isu pokok pada suatu kegiatan.

5. METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Prakiraan dampak yang dimaksud merupakan proses pendugaan adanya dampak

lingkungan akibat kegiatan proyek Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten

Karangasem pada perspektif ruang, waktu, dan tahapan kegiatan, baik ditinjau dari

besaran dampak maupun tingkat kepentingan dampak. Besaran dampak menunjukkan

besarnya perubahan lingkungan yang terjadi akibat rencana kegiatan. Sedangkan tingkat

kepentingan dampak menunjukkan nilai pentingnya perubahan lingkungan akibat

rencana kegiatan.

74

Page 75: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Langkah awal dalam memprakirakan dampak adalah dengan mengidentifikasi dampak

kegiatan proyek Rencana Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem

terhadap komponen lingkungan. Proses identifikasi dampak dilakukan dengan

menggunakan metode cheklist yang dituangkan dalam matriks interaksi antara

komponen kegiatan dengan komponen lingkungan. Proses selanjutnya adalah

melakukan pelingkupan untuk menentukan komponen kegiatan dan lingkungan yang

benar-benar mempunyai kaitan yang sangat kuat yang nantinya akan diprediksi dan

dievaluasi dampaknya. Selain identifikasi, dalam memprediksi dampak juga dibuat

diagram alir dampak untuk memperlihatkan alur dampak, sehingga akan terlihat gradasi

dampak yang meliputi dampak primer, sekunder dan tersier.

Metode yang akan digunakan untuk melakukan prakiraan dampak dapat memilih dari

salah satu metode yang ada tergantungan pada jenis komponen lingkungan yang

dimaksud. Adapun metode-metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Metode Pendekatan Model Matematis

Melalui penggunaan rumus matematis yang sesuai dengan kegiatan proyek serta

keadaan alam disekitar proyek yang akan diperkirakan seberapa jauh dampak yang

akan terjadi. Dampak yang diperkirakan dengan metode pendekatan model matematis

adalah penurunan jumlah vegetasi, debu dan penurunan kualitas udara, tumpahan

material di jalan,tersedianya jalan akses, kecelakaan kerja, perubahan kualitas air

permukaan, erosi dan sedimentasi, perubahan kuantitas dan kualitas air tanah,

pengendalian banjir, peningkatan limbah padat dan cair domestic.

b. Metode Pendekatan Berdasarkan Analogi

Prakiraan dampak dengan metode ini adalah dengan mengkaji masalah lingkungan

yang timbul di suatu lokasi yang mempunyai perilaku ekosistem yang sama dengan

lokasi proyek yang akan diperkirakan dampaknya.

Lokasi tersebut dipakai sebagai suatu pembanding/analog dari suatu lokasi proyek

yang akan dipakai sebagai studi, dalam hal ini lokasi proyek Rencana Konservasi

Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem, sehingga akan diperoleh prakiraan

masalah-masalah lingkungan yang akan timbul dari kegiatan proyek ini. Komponen

lingkungan yang prakirakan dampaknya berdasarkan pada analogi adalah: Keresahan

masyarakat, nilai kompensasi, gangguan kesehatan masyarakat, terciptanya

kesempatan kerja, kerusakan jalan, dan timbulan limbah B3 (padat dan cair), dll.

75

Page 76: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

c. Metode Pendekatan Berdasarkan Empiris

Melalui metode yang berdasarkan hukum-hukum yang berlaku di lingkungan yang

menggambarkan sebab akibat. Komponen lingkungan yang prakiraan dampaknya

berdasarkan empiris antara lain peningkatan estetika lingkungan, timbulnya bau tidak

sedap dan vektor penyakit, pengembangan pariwisata, pengembangan budidaya

perikanan..

d. Metode Pendekatan dengan Penggunaan Baku Mutu Lingkungan

Prakiraan dampak dengan metode ini menggunakan pendekatan pada standar atau

kriteria baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan berdasarkan pada peraturan

perundangan yang berlaku, baik yang berskala nasional, sektoral maupun regional.

Standar (baku mutu)ataupun kriteria ini umumnya dipergunakan sebagai pembanding

terhadap nilai parameter komponen lingkungan yang telah maupun yang akan

diperkirakan berubah terhadap nilai ambang batas yang diperbolehkan atau diijinkan.

Komponen lingkungan yang menggunakan baku mutu lingkungan adalah kualitas air,

kualitas udara dan kebisingan.

e. Metode Penilaian Para Ahli (Profesional Judgement)

Dampak lingkungan yang akan timbul dari proyek Konservasi Pantai Candidasa di

Kabupaten Karangasem diprakirakan oleh para anggota tim ahli sesuai dengan

keahlian dari masing-masing anggota tim. Dengan pengalaman dalam disiplin ilmu

pakar yang bersangkutan mempunyai intuisi yang kuat terhadap sesuatu hal dalam

bidang atau komponen yang ditekuni, dari alasan ini maka pendugaan komponen

lingkungan dapat didekati dengan kepakaran para ahli dibidangnya. Komponen

lingkungan yang digunakan biasanya bukan komponen yang detail, tetapi merupakan

bidang yang luas. Komponen lingkungan yang prakirakan dampaknya berdasarkan

penilaian (judgement) adalah: kualitas udara dan kebisingan, air tanah, flora dan

fauna, kesehatan masyarakat, konflik sosial/ketidakpuasan, sanitasi lingkungan, serta

persepsi dan sikap masyarakat.

Beberapa metode formal yang dapat digunakan untuk menghitung perubahan

lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Perubahan Kualitas Udara

Selain dengan gaussian methode, perubahan kualitas udara dapat dihitung melalui

pendekatan konversi ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) yang berpedoman

pada Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep. 107-/KABAPEDAL/11/1997 tentang

76

Page 77: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi ISPU sebagai

berikut:

Tabel 2.11. Batas ISPU dalam satuan SI (pada T = 25 C dan 760 mm Hg)

Indeks Standar

Pencemar

Udara

24 jam PM10

(g/m3)

24 jam SO2

(g/m3)

8jam CO

g/m3)

1 jam O3

(g/m3)

1 jam NO2

(g/m3)

50

100

200

300

400

500

50

150

350

420

500

600

80

365

800

1600

2100

2620

5

10

17

34

46

57,5

120

235

400

800

1000

1200

(2)

(2)

1130

2260

3000

3750

Sumber: Kep-107/KABAPEDAL/11/1997

Kategori dan rentang Polutan Standart Index, sebagai berikut:

0 - 50 : Baik

51 - 100 : Sedang

101 – 199 : Tidak sehat

200 – 299 : Sangat tidak sehat

300 - keatas : Berbahaya

2. Kebisingan karena mobilitas alat dan material

Pernyataan tingkat bising sesuai dengan Kepmen LH Nomor

KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan sebagai berikut:

Tingkat Bising Ekivalen: iL1,0Jek 10N

N

1log10L

dengan: N = Jumlah total pengukuran

NJ = Jumlah pengukuran pada tingkat bising Li

Lek = Tingkat bising ekivalen

Tingkat Bising Siang: ekiLJS NL .1,010

15

1log10

dengan: LS = Tingkat bising siang

Leki = Jumlah jam pada tingkat kebisingan Lek

Tingkat Bising Malam: ekiLJM NL .1,010

9

1log10

dengan: LM = Tingkat bising malam

77

Page 78: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Lek = Jumlah jam pada tingkat kebisingan Lek

Tingkat Bising Siang-Malam:

ekieki L

JL

JSM NNL .1,0.1,0 109

110

15

1log10

dengan: LSM = Tingkat bising siang-malam

Lek = Jumlah jam pada tingkat kebisingan Lek

Metode formal untuk menghitung tingkat kebisingan di sekitar lokasi kegiatan

akibat lalu-lintas darat adalah sebagai berikut:

Ae = 7,4. 10-8 f2 r/B

Dimana:

Ae = tingkat kebisingan yang dilemahkan oleh absorbsi udara (dB)

f = tingkat frekuensi sumber bising (Hz)

r = jarak sumber ke reseptor (m)

B = kelembaban relative (%)

Untuk skala perubahan kualitas kebisingan selain dapat dihitung dengan formula

diatas, secara umum skala tingkat kebisingan dapat dikonversi melalui Nilai Skala

Kualitas Lingkungan Kebisingan.

Tabel 3.12. Skala Kualitas Lingkungan Kebisingan

Skala Tingkat kebisingan (dBA)

5 50-60 (a) 50-55 (b) 50-52 (c)

4 60-70 (a) 55- 63 (b) 52-59 (c)

3 70-80 (a) 63-71(b) 59-64 (c)

2 80-90 (a) 71- 82 (b) 64-77 (c)

1 90-100 (a) 82-100 (b) 77-100 (c)

Sumber: Canter and Hill, 1999

Keterangan: a. sesaat pada suatu waktu

b. sering di beberapa tempat

c. terus menerus di beberapa tempat

Atau dapat pula dihitung akumulasi rambatan tingkat kebisingan kegiatan

operasional proyek dengan formula sebagai berikut: (Razif M, Adhi Y, 2001)

LP total = 10 log (P12/P0

2) + (P22/P0

2)

78

Page 79: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Dimana:

LP total = tingkat kebisingan total (dBA)

P1 = intensitas suara sumber 1 (N/m2)

P2 = intensitas suara sumber 2 (N/m2)

P0 = Intensitas suara referensi (N/m2)

Perubahan tingkat kebisingan karena perubahan jarak dapat dihitung dengan

rumus:

LP 2 = LP1 - 20 log (R2/R1)

Dimana:

LP 1 = tingkat kebisingan pada jarak r1 (dBA)

LP 2 = tingkat kebisingan pada jarak r2 (dBA)

r1 = jarak pengukukuran kebisingan dari sumber kebisingan 1

r2 = jarak pengukukuran kebisingan dari sumber kebisingan 2

Tabel 2.13. Rambatan Bising Peralatan Konstruksi

Jarak dari

Sumber

Bising (R),

m

Rambatan Bising, dBA

Cement

MixerCrane Derrick

Hammmer

Pile

0 110,0 100,0 95,0 115,0

100 62,0 52,0 47,0 67,0

200 56,0 46,0 41,0 61,0

300 52,5 42,5 37,0 58,0

400 50,0 40,0 35,0 55,0

500 48,0 38,0 33,0 53,0

3. Kualitas Air

Untuk menentukan besarnya beban pencemaran kegiatan terhadap kualitas air

akan digunakan bentuk persamaan sebagai berikut:

BP = total (BP dp) j - total (BP tp)j

dimana:

dp = dengan proyek

79

Page 80: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

tp = tanpa proyek

j = jenis/sumber limbah

Dengan menganggap bahwa antara air dengan limbah akan tercampur dengan

sempurna maka besarnya kandungan parameter tertentu dalam air (badan air)

akan dihitung dari persamaan Mixing Zone Model sebagai berikut:

C = Q0.C0 + Q1.C1

Q0 + Q1

dimana:

Q0 = laju aliran badan air

Q1 = laju aliran limbah cair

C0 = konsentrasi zat tertentu dalam badan air

C1 = konsentrasi zat tertentu dalam air limbah

C = konsentrasi zat tertentu dalam sungai/perairan setelah bercampur

4. Volume Air Limbah

Metode formal untuk menghitung produksi limbah cair adalah sebagai berikut: (Ir.

Achmad Mufid, Pengelolaan Air Limbah, 1989)

Vc = (0,7 - 0,8) x Q x P

dimana:

Vc : produksi limbah cair (m3)

Q : kebutuhan air bersih, l/orang/hari

P : jumlah pemakai (orang)

5. Kebutuhan Air bersih

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah diproyeksikan

untuk 5-10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap pemakai setelah

ditambahkan 20% sebagai faktor kehilangan air (kebocoran). Kebutuhan total ini dipakai

untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih dapat digunakan. Kebutuhan air

ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

a. Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut:

80

Page 81: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

dengan pengertian:

Qrnd = kebutuhan air (liter/hari)

q = konsumsi air per orang per hari (liter/orang/hari)

P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)

f = faktor maksimum (1,05-1,15)

b. Hitung kebutuhan air total dengan persamaan:

dengan pengerean:

Qt = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20% (liter/hari)

c. Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat

mencukupi kebutuhan ini. Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku lain.

6. Sistem transportasi

Volume kendaraan yang lewat di jalan dianalisis dengan menggunakan prediksi

peningkatan jumlah kendaraan terhadap pola distribusinya. Dampak yang

diperkirakan timbul dalam aspek transportasi adalah kemacetan lalu lintas dan

kerusakan jalan. Dengan memperkirakan besarnya kemacetan yang ditimbulkan

akibat kegiatan proyek, parameter yang ditinjau adalah kapasitas jalan dan derajat

kejenuhan. Untuk memperkirakan derajat kerusakan jalan, perlu terlebih dahulu

dilakukan prakiraan pertambahan jumlah lalu lintas dan jenis kendaraan yang

lewat/digunakan. Tahap berikutnya adalah menganalisis tingkat kerusakan jalan

dengan cara yang digunakan oleh Bina Marga.

Jumlah volume material dan jadwal pengangkutannya untuk memprediksikan

volume kendaraan pengangkut material yang akan beroperasi selama kegiatan

berlangsung. Pertambahan transportasi tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

(Razif M, Adhi Y, 2001).

N = (N.V)/(T.Q),

Dimana:

N = jumlah truk (N/hari)

V = volume bahan bangunan (m3)

T = waktu kontruksi (bulan)

Q = transported soil (m3/hari) = 60 q E/Cm

E = waktu effisiensi

81

Page 82: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Cm = necessary time (menit) = 3.3 L + 16

L = jarak transportasi (km)

N = (N.V)/(T.Q)

Untuk memprakirakan ada tidaknya perubahan tingkat pelayanan jalan atau

derajat kejenuhan suatu jalan (DS) dapat dipakai acuan Manual Kapasitas Jalan

Indonesia (MKJI) 1997. Apabila dikerjakan secara manual rumus-rumus yang

dipakai adalah sebagaimana diuraikan dibawah. Berikut ini adalah rumusan yang

digunakan dalam analisa prakiraan dampak.

Perhitungan Kapasitas Jalan

C = Co * FCw * FCsf

Dimana:

C = Kapasitas (smp/jam)

Co = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCw = Faktor penyesuaian kap. Akibat lebar jalur lalu lintas

FCsp = Faktor penyesuaian kap. Akibat pemisahan arah

FCsf = Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan

samping

Derajat Jenuh

DS = Q/C

Dimana:

DS = Derajat Jenuh

Q = Arus Lalu Lintas (smp / jam)

C = kapasitas aktual (pcu/h)

C = CO x FCw x FCSP x FCSF x FCCS

C0 = kapasitas dasar (pcu/h)

FCw = adjusment faktor untuk lebar jalan

FCSP = adjusment faktor untuk arah

FCSF = adjustment faktor untuk kebebasan samping (bahu jalan atau

kerb)

FCCS = adjustment faktor untuk besarnya kota.

Kecepatan Arus Bebas

FV = (Fvo + FVw) *FFVsf * FFVrc

82

Page 83: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Dimana:

FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)

Fvo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)

FVw = Penyesuaian untuk akibat hambatan samping dan lebar bahu

FFVsf = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar

bahu

FFVrc = Faktor penyesuaian akibat kelas fungsional jalan dan tata

guna Lahan

Kecepatan rata-rata

Kecepatan rata-rata dihitung dengan mempergunakan MKJI 1997 dengan input

kecepatan arus bebas dan derajat jenuh.

7. Sosial-Ekonomi-Budaya

Model formal akan digunakan untuk menduga jumlah penduduk setelah proyek

pembangunan dilaksanakan, mengikuti formula sebagai berikut:

Pn = Po (1 + rn)

Dimana:

Pn = jumlah penduduk pada saat proyek dilaksanakan

Po = jumlah penduduk pada saat pengukuran (rona lingkungan awal)

r = rata-rata pertumbuhan penduduk selama kurun waktu n-

t = waktu prediksi (tahun)

Untuk aspek sosial ekonomi dan budaya prakiraan besarnya dampak dilakukan

dengan 2 (dua) cara yaitu dengan metode formal dan dengan metode informal.

Metode formal digunakan untuk memprakirakan besarnya perubahan dari variabel-

variabel yang dapat terukur secara kuantitatif, diantaranya perubahan pendapatan,

adanya kesempatan kerja, perubahan mata pencaharian.

Sedangkan metode informal yang digunakan adalah teknik analogi. Metode ini

digunakan untuk memprakirakan besarnya dampak dari variabel-variabel yang

bersifat kualitatif misalnya, keresahan masyarakat. Berikut ini disajikan cara yang

digunakan untuk perhitungan prakiraan dampak komponen sosekbudkes.

Tabel 3.15. Metode Prakiraan Dampak Komponen Sosekbudkes

83

Page 84: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Komponen Indikator Metode Prakiraan dampak

1 Pendapatan

Masyarakat

Peningkatan /penurunan

pendapatan

Naik, jika:

> X – Z a / 2 S / n

turun jika:

< X + Z a / 2 S / n

2 Mata

Pencaharian

Perubahan mata pencaharian Jumlah penduduk yang

kehilangan mata pencaharian

3 Kesempatan

Kerja

Tersedianya lapangan kerja dan

berusaha

Jumlah tenaga kerja yang

terserap oleh proyek dan

munculnya kesempatan

berusaha

4 Interaksi

Sosial

Persepsi masyarakat terhadap

pendatang

Analisa kualitatif terhadap hasil

kuesioner tentang adanya

pendatang baru.

5 Sikap dan

Persepsi

Adanya persepsi masyarakat

dengan adanya proyek (baik

dalam bentuk ganti rugi maupun

perubahan sosial, ekonomi dan

budaya)

Analisa kualitatif (proporsi)

berdasarkan pendapatan

masyarakat (dari data kuesioner)

8. Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat

Besaran dampak mencakup jenis, sifat, sebaran dan beban yang diproyeksikan

kepada jumlah penduduk terkena dampak. Sementara kecenderungan

dimaksudkan sebagai dampak yang segera muncul dan dampak tertunda. Jadi

metoda yang akan digunakan hendaknya merupakan rangkuman dan dua hal

tersebut.

Beberapa metoda yang dapat dipergunakan untuk prakiraan dampak kesehatan

masyarakat yang berkaitan dengan perubahan lingkungan berdasar Keputusan

Ka. BAPEDAL Nomor KEP. 124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek

Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan AMDAL antara lain adalah:

Perkiraan perluasan habitat vektor penyakit

Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif

Analisis jalur pemajanan di masa depan

Analisis risiko epidomiologis (absolute risk, attributable, dan relatif risk)

Analisis biaya dampak kesehatan

84

Page 85: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Analisis perubahan perilaku masyarakat terhadap dampak kesehatan.

Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih kualitas lingkungan, yaitu pada

saat kegiatan rencana Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem

berlangsung mulai tahap pra konstruksi sampai pasca konstruksi (RL dengan

proyek) dan kondisi kualitas lingkungan pada saat belum dibangunnya proyek

(RL tanpa proyek).

Berbeda dengan prakiraan dampak penting yang ditinjau berdasarkan enam

kriteria untuk satu komponen lingkungan, besarnya dampak atau kriteria kualitas

lingkungan yang terjadi dan ditinjau per komponen kegiatan untuk satu komponen

lingkungan.

Dari kajian pada bab prakiraan dampak atau penentuan besarnya perubahan

kualitas lingkungan akibat kegiatan, besarnya perubahan kualitas lingkungan

tersebut diberi bobot dalam angka 1 hingga 5, yang disesuaikan dengan data dari

literatur & acuan yang digunakan yaitu Standard Skala Kualitas Lingkungan dari

Chafid Fandeli, “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan

Pemapanannya Dalam Pembangunan”, Tabel 7.13. hal. 169.

Berdasarkan acuan ini, perubahan kualitas lingkungan dibagi dalam 5 (lima)

skala, yaitu:

skala 1 : kondisi lingkungan sangat buruk

skala 2 : kondisi lingkungan buruk

skala 3 : kondisi lingkungan sedang

skala 4 : kondisi lingkungan baik

skala 5 : kondisi lingkungan sangat baik

Seperti pada tabel 2.16 dan 2.17 berikut adalah skala kualitas lingkungan yang

dapat digunakan untuk menilai skala besarnya perubahan kualitas lingkungan.

Tabel 2.16. Kriteria Kualitas Lingkungan Geo Fisik Kimia

NoKomponen

Lingkungan

Nilai dan Rentangan *)

1 2 3 4 5

I

1

2

II

1

KUALITAS UDARA

Debu ( mg/m3)

Bau

KEBISINGAN

Tingkat Kebisingan

(dBA)

0.26

Sangat

berbau

> 60

0.20-0.25

Berbau

56-60

0.13-0.19

Agak berbau

51-55

0.06-0.12

Sedikit

berbau

45-60

0.05

Tidak berbau

41-45

85

Page 86: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

NoKomponen

Lingkungan

Nilai dan Rentangan *)

1 2 3 4 5

III

1

2

3

IV

1

2

V

1

2

3

4

TANAH & LAHAN

Topografi (%)

Tata Guna Lahan

Erosi Longsoran

HIDROLOGI

Kualitas Air

a. Warna

b. Rasa

c. Bau

d. Kekeruhan

Debit (m3/hr)

LINGKUNGAN

Estetika Lingkungan

Limbah Domestik

(m3/hr)

Kualitas Jalan

Gangguan Lalu-lintas

15

Terjadi

perubahan

81-100%

> 10 kali

Setahun

Hitam-coklat

Asin

Sangat

berbau

Keruh

berlumpur

< 1

Kondisi

alamiah

kurang

> 5.50

> 40% rusak

> 40%

8-15

Perubahan

61-80%

6-9 kali per

tahun

Agak coklat

Payau

Berbau tanpa

dicium

langsung

Keruh

1-10

Kondisi

alamiah

sedang

4.76-5.50

21-40%

Rusak

21-40%

5-8

Perubahan

41-60%

5-3 kali per

tahun

Kuning

Asam

Berbau bila

dicium

langsung

Agak keruh

10-50

Kondisi

alamiah

cukup

4.01-4.75

11-20%

rusak

< 10%

2-5

Perubahan

21-40%

2-1 kali per

tahun

Agak kuning

Agak asam

Agak berbau

bila dicium

langsung

Bening

berwarna

50-100

Kondisi

alamiah baik

3.26-4.00

< 10%

Rusak

< 10%

0-2

Perubahan

20%

Tidak pernah

longsor

Terang

Tawar

Tidak berbau

Bening tak

berwarna

> 100

Kondisi

alamiah

sangat baik

3.25

Tidak terjadi

kerusakan

Tidak

terganggu

Sumber: Fandeli, Chafid (1992)

*) Keterangan: nilai/kriteria

1. sangat jelek

2. jelek

3. sedang

4. baik

86

Page 87: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

5. sangat baik

Tabel 2.17. Kriteria Kualitas Lingkungan Biologi dan Sosekbudkesmas

No. Komponen LingkunganNilai dan Rentangan *)

1 2 3 4 5

I

1

2

3

II

1

2

3

4

5

BIOLOGI

Keanekaragaman Flora

Keanekaragaman Fauna

Kerapatan Relatif Vegetasi

(ph/ha)

SOSEKBUDKESMAS

Mata Pencaharian

Interaksi Sosial (Norma

Sosial)

Nilai Budaya

Kesehatan Masyarakat (5

macam jenis penyakit

terbanyak)

Persepsi Masyarakat

0-0.17

0-0.17

20

Menganggur

Terjadi

perubahan

sangat besar

Sda

1-5 semuanya

penyakit

infeksi.

Sangat tidak

setuju (>70%)

0.18-0.35

0.18-0.35

21-50

Tidak

menentu

Terjadi

perubahan

besar

Sda

1-3

penyakit

infeksi; 4-5

bukan

Tidak setuju

(50-69%)

0.36-0.53

0.36-0.53

51-100

Ada mata

pencaharian

Terjadi

perubahan

agak besar

Sda

1-2 penyakit

infeksi; 3-5

bukan.

Kurang setuju

(30-49%)

0.54-0.71

0.54-0.71

101-200

Ada mata

pencaharian

pokok

Hanya sedikit

terjadi

perubahan.

Sda

1 penyakit

infeksi; 2-5

bukan

Setuju

(10-29%)

0.72

0.72

200

Ada mata

pencaharian

pokok+

sambilan.

Tidak terjadi

perubahan

Sda

Tidak ada

penyakit

infeksi

Sangat setuju

(<10%)

Sumber: Fandeli, Chafid (1992)

*) Keterangan: nilai/kriteria

1. sangat jelek 4. baik

2. jelek 5. sangat baik

3. sedang

Selanjutnya melalui proses perhitungan ini akan diperoleh skala besarnya

perubahan kualitas lingkungan bila dibandingkan dengan kualitas lingkungan pada

kondisi awal (sebelum ada proyek) yang juga dibagi menjadi 3 (tiga) skala, baik

positip maupun negatip yaitu:

87

Page 88: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

skala 1 : besar perubahan kualitas lingkungan (prakiraan dampak) kecil

skala 2 : besar perubahan kualitas lingkungan sedang

skala 3 : besar perubahan kualitas lingkungan besar

Untuk penentuan dampak penting maka batasan kriteria penentuan dampak

penting dapat ditunjukkan pada Tabel 3.18. Dengan menggunakan berbagai

metode prakiraan dampak, dampak penting hipotetik yang diindikasikan akan

timbul dianalisis untuk mengetahui sifat dan tingkat kepentingan dampak yang

selanjutnya dipakai sebagai acuan untuk melakukan evaluasi dampak penting.

Dampak penting dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Dampak positif/negatif penting

Dampak positif/negatif tidak penting

Dampak positif merupakan dampak yang ditimbulkan akibat rencana kegiatan

yang difatnya menguntungkan/meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang ada

sebelumnya. Sedangkan dampak negative merupakan dampak yang ditimbulkan

akibat rencana kegiatan yang sifatnya dapat merugikan/menurunkan kondisi

lingkungan hidup.

Untuk memprakirakan ukuran pentingnya dampak maka diperlukan batasan

kriteria dampak penting dan tidaknya dampak berdasarkan prioritas dampak

penting hipotetik dampak yang telah dihasilkan sebelumnya. Berdasarkan UU No

32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup, maka

dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha

dan/atau kegiatan;

b. Luas wilayah penyebaran dampak;

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;

e. Sifat kumulatif dampak;

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau

g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Setiap komponen lingkungan yang ditinjau dari enam kriteria tersebut dengan

kriteria pentingnya dampak akan dibagi menjadi 2 (dua) penggolongan yaitu P

(Penting) dan TP (Tidak Penting). Penentuan arti pentingnya perubahan kualitas

lingkungan digunakan sebagai acuan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun

1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup pasal 3 dan pasal 5,

dan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep 056

88

Page 89: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Tahun 1994, dan UU No 32 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa dampak

penting suatu komponen lingkungan hidup ditentukan oleh:

1. Jumlah manusia yang terkena dampak.

Pengertian manusia yang akan terkena dampak mencakup aspek yang luas,

maka kriteria penting dikaitkan dengan sendi-sendi kehidupan yang di

masyarakat mempunyai posisi / nilai penting. Dampak lingkungan rencana

usaha/kegiatan yang penentuannya didasarkan pada sendi-sendi kehidupan

pada masyarakat dan jumlah manusia yang terkena dampak menjadi penting

bilamana: “ manusia di wilayah studi ANDAL yang terkena dampak lingkungan

tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha/kegiatan, jumlahnya sama atau lebih

besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat dari usaha/kegiatan di

wilayah studi”.

2. Luas wilayah penyebaran dampak

Dampak lingkungan dari rencana usaha/kegiatan bersifat penting bilamana

”rencana usaha/kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami

perubahan mendasar dari segi intensitas dampak, atau tidak berbalik dampak

atau segi kumulatif dampak.

3. Lamanya dan intensitas dampak berlangsung

Dampak kegiatan dapat berlangsung lama atau dalam waktu singkat pada

setiap tahap pembangunan rencana kegiatan. Atas dasar pengertian ini maka

dampak lingkungan bersifat penting apabila rencana usaha/kegiatan

mengakibatkan timbulnya perubahan mendasar dari segi lamanya dan

intensitas dampak.

4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak

Dikarenakan dampak terhadap komponen lingkungan akan berdampak lanjut

terhadap komponen lingkungan lainnya, sehingga atas pengertian ini dampak

tergolong penting bila: rencana usaha/kegiatan menimbulkan dampak sekunder

dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama

dengan komponen yang terkena dampak primer.

5. Sifat kumulatif dampak tersebut

Dampak suatu usaha/kegiatan tergolong berdampak penting bilamana:

a. Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus sehingga

pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam

atau sosial yang menerimanya.

89

Page 90: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

b. Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu

sehingga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau social yang

menerimanya.

c. Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek yang

saling memperkuat (sinergis).

6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak bersifat penting bilamana: perubahan yang akan dialami oleh suatu

komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan

intervensi manusia”.

7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Dampak bersifat penting bilamana:

1. Ilmu pengetahuan dan Teknologi /rekayasa sangat sulit diperoleh, dipelajari

dan diterapkan

2. Teknologi yang sulit diterapkan dan tidak didukung teori ilmu pengetahuan

dinilai penting

3. Sedangkan untuk menentukan skala pentingnya masing-masing kriteria

dampak dapat ditunjukkan pada Tabel 2.18.

Tabel 2.18. Batasan Kriteria Penentuan Dampak Penting

(Kep. Ka.Bapedal No.056/1994)

No.Faktor Penentu Dampak

Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak penting Penting

1 Jumlah manusia yang

terkena dampak

Perbandingan antara

penduduk yang terkena

dampak negatip dengan

penduduk yang menikmati

manfaat kurang dari 100%

Perbandingan antara

penduduk yang terkena

dampak negatip dengan

penduduk yang menik-mati

manfaat lebih besar atau

sama dengan dari 100%

2 Luas wilayah persebaran

dampak

Tidak ada wilayah yang

mengalami perubahan

mendasar dari segi inten-

sitas dampak tidak

berbaliknya dampak atau

segi kumulatif dampak

Ada wilayah yang

mengalami perubahan

mendasar dari segi

intensitas dampak atau

tidak berbaliknya dampak

atau segi kumulatif dampak

3 Lama berlangsungnya Dampak yang terjadi hanya Dampak yang terjadi hanya

90

Page 91: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No.Faktor Penentu Dampak

Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak penting Penting

dampak dan intensitas

dampak

berlangsung pada kurang

dari satu tahapan kegiatan

intensitas dampak:

Tidak ada perubahan

pada sifat fisik atau hayati

lingkungan yang

melampaui baku mutu

lingkungan yang telah

ditetapkan

Tidak ada perubahan

mendasar pada

komponen lingkungan

hidup yang melampaui

kriteria mendasar

berdasar pertimbangan

ilmiah

Tidak ada spesies langka,

endemik yang dilindungi

menurut peraturan

perundang-undangan

yang berlaku, terancam

punah atau habitat

alaminya mengalami

kerusakan

Tidak ada gangguan atau

kerusakan pada kawasan

lindung

Tidak ada kerusakan atau

pemusnahan benda-

benda bersejarah

Tidak mengakibatkan

konflik di kalangan

masyarakat, Pemda

berlangsung pada kurang

dari satu tahapan kegiatan

intensitas dampak:

Ada perubahan pada

sifat fisik atau hayati

lingkungan yang

melampaui baku mutu

ling-kungan yang telah

ditetapkan

Ada perubahan

mendasar pada kom-

ponen lingkungan hidup

yang melampaui kriteria

men-dasar berdasar

pertim-bangan ilmiah

Ada spesies langka ,

endemik yang dilindungi

menurut peraturan per-

undang-undangan yang

berlaku, terancam punah

atau habitat alaminya

mengalami kerusakan

Ada gangguan atau

kerusakan pada

kawasan lindung

Ada kerusakan atau

pemusnahan benda-

benda bersejarah

Mengakibatkan konflik

di kalangan masyarakat,

Pemda maupun

Pemerin-tah Pusat

91

Page 92: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No.Faktor Penentu Dampak

Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak penting Penting

maupun Pemerintah

Pusat

Tidak mengubah atau

memodifikasi area yang

mempunyai keindahan

alami yang tinggi

Mengubah atau

memodifikasi area yang

mempunyai keindahan

alami yang tinggi

4 Komponen lain yang

terkena dampak

Tidak menimbulkan dampak

sekunder dan dampak

lanjutan lainnya yang jumlah

komponennya lebih atau

sama dengan komponen

lingkungan yang terkena

dampak primer

menimbulkan dampak

sekunder dan dampak

lanjutan lainnya yang

jumlah komponennya lebih

atau sama dengan

komponen lingkungan yang

terkena dampak primer

5 Sifat kumulatif dampak Tidak kumulatif Bersifat kumulatif, tidak

dapat diasimilasi oleh

lingkungan dan bersifat

sinergetik

6 Berbalik atau tidak

berbaliknya dampak

Dapat dipulihkan Tidak dapat dipulihkan

Tabel 2.19. Kriteria Penentuan Dampak Penting Komponen Fisik-Kimia

No Faktor Penentu

Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak Penting Penting

1 Jumlah manusia yang

terkena dampak

Penduduk di wilayah studi yang

terkena dampak < 50%

Penduduk di wilayah studi

yang terkena dampak > 50%;

dan penduduk di luar wilayah

studi berpotensi terkena

dampak

2 Luas Wilayah

persebaran dampak

Luas tapak kegiatan dan

disekitar tapak kegiatan dengan

radius < 500 m

Melebihi luas tapak kegiatan

dengan radius > 500 m

3 Lama berlangsungnya

dampak dan

Dampak yang terjadi

berlangsung pada < satu

Dampak yang terjadi

berlangsung pada > satu

92

Page 93: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Faktor Penentu

Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak Penting Penting

Intensitas dampak tahapan kegiatan

Perubahan pada sifat fisik

lingkungan tidak melampaui

baku mutu yang telah

ditetapkan

Tidak mengakibatkan konflik

di kala ngan masyarakat,

pemkot maupun pemerintah

pusat

tahapan kegiatan

Perubahan pada sifat fisik

lingkungan melampaui

baku mutu yang telah

ditetapkan

Mengakibatkan konflik di

kala ngan masyarakat,

pemkot maupun

pemerintah pusat

4 Komponen yang

terkena dampak

Tidak menimbulkan dampak

lanjutan pada komponen lain

menimbulkan dampak lanjutan

pada komponen lain

5 Sifat Komulatif

Dampak

Tidak komulatif Komulatif dalam waktu dan

ruang yang sama

6 Berbalik atau tidak

berbaliknya dampak

Dapat berbalik tanpa melalui

pengelolaan

Tidak dapat berbalik/dapat

berbalik setelah melalui

pengelolaan

Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun AMDAL

Tabel 2.20. Kriteria Penentuan Dampak Penting Komponen Sosekbud

No Faktor Penentu

Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak Penting Penting

1 Jumlah manusia yang

terkena dampak

Jumlah penduduk yang

mengalami perubahan struktur

ekonomi, sosial dan budaya

secara positif lebih besar

dibanding yang terkena

dampak negatif

Jumlah penduduk yang

mengalami perubahan struktur

ekonomi, sosial dan budaya

secara positif lebih kecil

dibanding yang terkena

dampak negatif

2 Luas Wilayah

persebaran dampak

Terpusat, berada di sekitar

lokasi kegiatan pembangunan

proyek

Menyebar minimal sampai

batas wilayah studi/ desa

lokasi proyek

3 Lama berlangsungnya

dampak dan

Intensitas dampak

Dampak yang terjadi

berlangsung pada < satu

tahapan kegiatan

Dampak yang terjadi

berlangsung pada satu atau

lebih tahapan kegiatan

93

Page 94: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Faktor Penentu

Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak Penting Penting

Tidak ada wilayah yang

mengalami perubahan

mendasar dari struktur

ekonomi, sosial dan budaya

warganya

Tidak merubah struktur

EKSOSBUD warga

Tidak mengakibatkan konflik

secara vertikal maupun

horisontal

Terdapat wilayah yang

mengalami perubahan

mendasar dari struktur

ekonomi, sosial dan budaya

warganya

merubah struktur

EKSOSBUD warga

Mengakibatkan konflik

secara vertikal maupun

horisontal

4 Komponen yang

terkena dampak

Tidak menimbulkan perubahan

struktur EKSOSBUD yang

negatif bagi masyarakat luas di

luar area proyek

menimbulkan perubahan

struktur EKSOSBUD yang

negatif bagi masya rakat luas

di luar area proyek

5 Sifat Kumulatif

Dampak

Perubahan struktur

EKSOSBUD tidak bersifat

komulatif dalam jangka panjang

bagi masyarakat disekitar area

proyek

Perubahan struktur

EKSOSBUD bersifat komulatif

dalam jangka panjang bagi

masyarakat disekitar area

proyek

6 Berbalik atau tidak

berbaliknya dampak

Perubahan struktur

EKSOSBUD dapat mencapai

keseimbangan kembali

Perubahan struktur

EKSOSBUD tidak dapat

mencapai keseimbangan

kembali

Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun AMDAL

Tabel 2.21. Kriteria Penentuan Dampak Penting Komponen Kesehatan Masyarakat

No Faktor Penentu

Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak Penting Penting

1 Jumlah manusia yang

terkena dampak

Penduduk di wilayah studi yang

terkena dampak < 50%

Penduduk di wilayah studi

yang terkena dampak >50%;

dan penduduk di luar wilayah

studi berpotensi terkena

94

Page 95: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Faktor Penentu

Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak Penting Penting

dampak

2 Luas Wilayah

persebaran dampak

Terpusat, berada di sekitar

lokasi kegiatan pembangunan

proyek

Menyebar minimal sampai

batas wilayah studi/ desa

lokasi proyek

3 Lama berlangsungnya

dampak dan

Intensitas dampak

Dampak yang terjadi bersifat

sementara, tidak berlangsung

lama dan tidak menyebabkan

perubahan mendasar pada

kondisi kesehatan masyarakat

Dampak yang terjadi

berlangsung lama, sehingga

menyebabkan perubahan

mendasar pada kondisi

kesehatan masyarakat.

Terjadi lonjakan kasus

penyakit/kematian minimal

2 kali dari kondisi normal

akibat kegiatan proyek

Terdapat kasus penyakit

yang dapat menimbulkan

kematian

4 Komponen yang

terkena dampak

Tidak menimbulkan dampak

lanjutan pada komponen lain

menimbulkan dampak lanjutan

pada komponen lain

5 Sifat Komulatif

Dampak

Tidak komulatif Komulatif dalam waktu dan

ruang yang sama

6 Berbalik atau tidak

berbaliknya dampak

Dapat berbalik tanpa melalui

pengelola an

Tidak dapat berbalik/dapat

berbalik setelah melalui

pengelolaan

Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun AMDAL

Tabel 2.22. Kriteria Penentuan Dampak Penting Komponen Hidrologi

No Faktor Penentu

Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak Penting Penting

1 Jumlah manusia yang

terkena dampak

Penduduk di wilayah studi yang

terkena dampak < 50%

Penduduk di wilayah studi

yang terkena dampak >50%;

dan penduduk di luar wilayah

studi berpotensi terkena

dampak

95

Page 96: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Faktor Penentu

Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak Penting Penting

2 Luas Wilayah

persebaran dampak

Terpusat, berada di sekitar

lokasi kegiatan pembangunan

proyek

Menyebar minimal sampai

batas wilayah studi/ desa

lokasi proyek

3 Lama berlangsungnya

dampak dan

Intensitas dampak

Dampak yang terjadi

berlangsung pada < satu

tahapan kegiatan

Tidak menyebabkan

perubahan yang mendasar

pada sistem drainase

Meskipun terjadi peningkatan

aliran permukaan, namun

tidak menga kibatkan

peningkatan frekuensi

kejadian banjir

Dampak yang terjadi

berlangsung lebih dari satu

tahapan kegiatan

menyebabkan perubahan

yang mendasar pada sistem

drainase

Menyebabkan peningkatan

aliran permukaan sehingga

akan mengakibatkan

kawasan akan sering/selalu

tergenang apabila hujan

4 Komponen yang

terkena dampak

Tidak menimbulkan dampak

lanjutan pada komponen lain

menimbulkan dampak lanjutan

pada komponen lain

5 Sifat Komulatif

Dampak

Tidak komulatif Komulatif dalam waktu dan

ruang yang sama

6 Berbalik atau tidak

berbaliknya dampak

Dapat berbalik tanpa melalui

pengelolaan

Tidak dapat berbalik/dapat

berbalik setelah melalui

pengelolaan

Tabel 2.23. Kriteria Penentuan Dampak Penting Komponen Transportasi

No Faktor Penentu

Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak Penting Penting

1 Jumlah manusia yang

terkena dampak

Penduduk di wilayah studi yang

terkena dampak < 50%

Penduduk di wilayah studi

yang terkena dampak >50%;

2 Luas Wilayah

persebaran dampak

Terpusat, berada di sekitar

lokasi kegiatan pembangunan

proyek

Menyebar minimal sampai

batas wilayah studi/ desa/

jalan-jalan arteri di sekitar

lokasi proyek

3 Lama berlangsungnya

dampak dan

Dampak yang terjadi

berlangsung pada < satu

Dampak yang terjadi

berlangsung pada > satu

96

Page 97: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

No Faktor Penentu

Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting

Tidak Penting Penting

Intensitas dampak tahapan kegiatan

Tidak menyebabkan

perubahan mendasar pada

sarana dan prasarana

transportasi

Tidak menyebabkan

perubahan pada sarana

perjalanan

tahapan kegiatan

menyebabkan perubahan

mendasar pada sarana dan

prasarana transportasi

menyebabkan perubahan

pada sarana perjalanan t

4 Komponen yang

terkena dampak

Tidak menimbulkan dampak

lanjutan pada komponen lain

menimbulkan dampak lanjutan

pada komponen lain

5 Sifat Komulatif

Dampak

Tidak komulatif Komulatif dalam waktu dan

ruang yang sama

6 Berbalik atau tidak

berbaliknya dampak

Dapat berbalik tanpa melalui

pengelola an

Tidak dapat berbalik/dapat

berbalik setelah melalui

pengelolaan

Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun AMDAL

Dari 2 data yaitu data prakiraan pentingnya dampak berdasarkan 6 kriteria

berdasar pada PP No. 27 tahun 1999 yaitu skala P (penting) dan TP (tidak

penting) serta skala perubahan kualitas lingkungan yang diperoleh dengan

menggunakan metode formal dan non formal, yang disatukan dalam bentuk matrik

tipe Leopold dimana setiap kolom komponen kegiatan dan komponen lingkungan

akan diisikan skala besar dampak lingkungan (M) dan skala pentingnya dampak

(I).

Sebagai evaluasi akhir dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan, apabila:

1. Apabila P = 1 dan besar prakiraan dampak 2 berarti dampak besar dan

penting

2. Apabila P = 1 dan besar prakiraan dampak 1 tetapi prakiraan pentingnya

dampak (P) untuk jumlah manusia yang terkena dampak, maka dampak yang

terjadi merupakan dampak besar dan penting

97

Page 98: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

3. Apabila P 2 dan besar prakiraan dampak 1 dengan salah satu kriteria

dampak penting adalah jumlah manusia yang terkena dampak, maka dampak

merupakan dampak besar dan penting

4. Apabila P 3 dan besar prakiraan dampak = 1 maka dampak merupakan

dampak besar dan penting

5. Apabila P 2 dan besar prakiraan dampak 2 maka dampak merupakan

dampak besar dan penting

6. Di luar hasil evaluasi tersebut, bukan merupakan dampak besar dan penting

6. METODE EVALUASI DAMPAK PENTING

a) Telaahan Terhadap Dampak Penting

Telaahan terhadap dampak penting akan dilakukan secara holistik, maksudnya dengan

telaahan yang bersifat holistik di sini, adalah telaahan secara totalitas terhadap beragam

dampak penting dengan kegiatan yang merupakan penyebab/sumber dampak. Semua

komponen lingkungan yang terkena dampak penting tersebut (baik positif maupun

negatif), telaah sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi,

sehingga dapat diketahui sejauh mana pertimbangan dampak penting yang bersifat

positif, dengan yang bersifat negatif.

Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan yang diprakirakan akan

terkena dampak penting diberikan dalam pedoman mengenai Ukuran Dampak Penting.

Dampak penting hasil evaluasi ini merupakan dampak penting yang akan dikelola. Dari

hasil evaluasi dampak lingkungan ini pula akan diusulkan beberapa cara

penanggulangan dampak untuk menghindari, mengurangi, memperbaiki atau

kompensasi terhadap setiap dampak yang merugikan dan dianggap penting. Dalam

penanggulangan dampak, masalah sosial ekonomi dan sosial budaya akan mendapat

perhatian utama.

b) Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan

Untuk memudahkan penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), maka

telaahan dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat dilihat dengan jelas:

1. Hubungan sebab-akibat antara rencana kegiatan dan rona lingkungan awal dengan

dampak positif dan negatif yang diprakirakan akan timbul.

2. Ciri dari dampak penting yang timbul, seperti:

Apakah terdapat dampak penting, baik positif maupun negatif akan berlangsung

terus menerus selama kegiatan yang bersangkutan berlangsung

98

Page 99: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Apakah terdapat hubungan timbal-balik yang antagonis antara dampak yang satu

dengan dampak yang lain

Bilamana ambang batas dampak penting mulai dilampaui setelah rencana

kegiatan dilaksanakan, atau akan berlangsung terus menerus sejak masa pra

konstruksi sampai dengan masa pasca konstruksi berakhir.

3. Kesenjangan antara perubahan kondisi masyarakat yang diinginkan dan perubahan

kondisi masyarakat yang mungkin terjadi akibat rencana kegiatan. Untuk itu perlu

diketahui kondisi masyarakat yang akan terkena dampak negatif dan kondisi

masyarakat yang akan terkena dampak positif.

4. Luas sebaran dapak penting: lokal, regional atau bahkan internasional yang melewati

batas Negara.

Dari matrik dampak besar dan penting dari rencana kegiatan, dapat dilakukan kajian

dampak secara holistik sehingga akan terlihat secara jelas karakteristik lingkungan yang

mengalami perubahan, agar dapat digunakan:

1. Sebagai arahan yang jelas komponen parameter lingkungan mana yang perlu

dikelola dan jenis kegiatan mana yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan

penting sehingga perlu dikendalikan secara cermat.

2. Sebagai dasar dalam menentukan usaha-usaha apa yang diperlukan untuk menekan

dampak besar dan penting.

3. Digunakan untuk mengevaluasi efektivitas biaya yang direncanakan untuk

penanggulangan dampak.

4. Pengambil keputusan untuk menetapkan keputusannya.

Hasil evaluasi dampak tersebut akan digunakan untuk menyusun suatu alternative

pengendalian dan pencegahan dampak negatip dan pengembangan dampak positip

dalam rencana pengelolaan dan rencana pemantauan lingkungan (RKL/RPL).

7. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA

PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

AMDAL mempunyai filosofi dasar bahwa dampak lingkungan tidak mutlak terjadi jika ada

perhatian pada faktor lingkungan di tahap perencanaan. AMDAL berlandaskan 3 (tiga)

prinsip, yaitu mencegah, meminimalisasi, dan mengendalikan.

• Mencegah dampak (avoidance) – bahwa suatu dampak dapat dicegah dengan

merancang, dari awal, kegiatan yang berwawasan lingkungan.

99

Page 100: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

• Minimalisasi dampak (minimization) – bahwa jika suatu dampak tidak dapat dicegah,

dampak tersebut dapat ditekan besaran dan/atau sebarannya.

• Pengendalian dan/atau kompensasi dampak (mitigation and/or compensation) –

bahwa jika suatu dampak tidak dapat dicegah dan tidak dapat diminimalisasi, dampak

tersebut dapat dikendalikan dengan pendekatan teknologi dan/atau pengelolaan yang

baik atau dengan pemberian kompensasi kepada mereka yang terkena dampak

tersebut.

Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam membuat arahan RKL maupun RPL adalah

harus terlihat dengan jelas hubungan sebab-akibat antara kegiatan dan rona lingkungan

awal dengan dampak positip dan negatip yang diprakirakan timbul, hubungan timbal balik

yang antagonis antara dampak yang satu dengan dampak lainnya, maupun luasan

dampak yang terjadi apakah dalam skala lokal, regional atau nasional.

1. Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

Dalam merumuskan rencana pengelolaan lingkungan, pertimbangan utama adalah

pengendalian sumber penyebab dampak agar dampak yang masuk ke dalam

lingkungan dapat dicegah atau dikurangi. Tindakan pencegahan dan minimalisasi

dampak tersebut dapat dilakukan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi

serta perubahan sikap manusia yang terlibat dalam aktivitas rencana kegiatan.

Untuk dampak sosial-ekonomi-budaya, tindakan pencegahan dapat dilakukan

melalui pendekatan yang intensif kepada instansi yang terkait dan masyarakat yang

terkena dampak sedini mungkin, selanjutnya rencana pengelolaan lingkungan

dirumuskan untuk mengendalikan dampak yang masuk ke dalam lingkungan. Selain

itu, pertimbangan ekonomi selalu diperhatikan agar perhitungan biaya/manfaat

ekonomi masih tetap menguntungkan, dengan kata lain penanganan dampak masih

layak secara ekonomi

Arahan RKL pada kegiatan Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem

dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu:

1. Pendekatan teknologi

Pendekatan teknologi merupakan pendekatan dengan memanfaatkan teknologi

yang ada dalam melakukan pencegahan, pengendalian dan penanggulangan

dampak. Pendekatan teknologi pada prinsipnya memusatkan perhatian pada

alternatif cara-cara teknologi apa saja yang tepat dan dapat digunakan secara

berhasil guna dan berdaya guna dalam menangani dampak lingkungan yang

100

Page 101: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

ditimbulkan. Teknologi yang dipergunakan tentunya harus disesuaikan dengan

dampak yang diperkirakan akan timbul

2. Pendekatan sosial-ekonomi-budaya

Pendekatan sosial-ekonomi-budaya merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh

dalam upaya mencegah, menanggulangi dan menangani dampak besar dan

penting yang terjadi terhadap lingkungan terutama lingkungan sosial-ekonomi-

budaya melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial dan

bantuan peran serta pemerintah. Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk

mengurangi terjadinya gesekan antara masyarakat sekitar proyek dan

pemrakarsa proyek.

3. Pendekatan institusional

Pendekatan institusional adalah pendekatan yang dilakukan melalui mekanisme

kerjasama antara kelembagaan baik kelembagaan pemerintah maupun swasta

yang akan ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak besar

dan penting terhadap lingkungan hidup. Pendekatan institusional dilakukan untuk

mendapatkan pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien.

RKL pada dasarnya disusun dengan tujuan agar pihak-pihak yang berkepentingan

atas terlaksananya pengelolaan lingkungan mempunyai dokumen tertulis resmi yang

disepakati dan menjadi komitmen pelaksanaan pengendalian dampak di dalam

kegiatan Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem tersebut.

Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dibuat dalam bentuk tabel

dengan urutan sebagai berikut :

a. Jenis Dampak,

b. Sumber Dampak,

c. Tolok Ukur Dampak,

d. Parameter Dampak,

e. Tujuan Pengelolaan,

f. Pendekatan Teknologi, Pendekatan Sosial-Ekonomi-Budaya, Pendekatan

Institusi,

g. Lokasi Pengelolaan,

h. Periode Pengelolaan,

i. Institusi Pengelolaan Lingkungan yang meliputi Pelaksana, Pengawas dan

Pelaporan.

2. Arahan Rencana Pemantauan Lingkungan

Rencana pemantauan lingkungan dilakukan untuk mengetahui perubahan lingkungan

yang terjadi setelah dilakukan pengelolaan lingkungan. Selain itu, RPL digunakan

101

Page 102: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan kegiatan pengelolaan lingkungan.

Dasar penentuan titik pantauan adalah titik-titik sumber pencemar yang akan dikelola,

sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi pemantauan sama dengan lokasi

pengelolaan lingkungan. Bila terjadi penyimpangan di lapangan maka haruslah

dilakukan mitigasi atau pengelolaan baru atau kegiatan dikembalikan seperti yang

tertuang pada dokumen RKL yang telah disahkan.

Pada dasarnya kegiatan RPL ini dilakukan setelah kegiatan pada RKL dilakukan.

Apabila terjadi penyimpangan maka dipertimbangkan upaya-upaya perbaikan berupa

mitigasi atau pengelolaan lebih lanjut. Dengan demikian dapat dipahami bahwa

pemantauan adalah alat managemen atau alat pengambilan keputusan. Pemantauan

sendiri bukanlah sasaran akhir tetapi merupakan masukan bagi pengambilan

keputusan pengelolaan lingkungan.

Dalam pemantauan lingkungan perlu diperhatikan prinsip-prinsip pemantauan

sebagai berikut:

a. Komponen lingkungan yang dipantau adalah yang diperkirakan mengalami

perubahan mendasar atau terkena dampak penting negatip.

b. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak atau pada

komponen/parameter lingkungan yang terkena dampak. Dengan memantau

kedua hal tersebut maka dapat dinilai/ diuji efektivitas kegiatan pengelolaan

lingkungan.

c. Pemantauan lingkungan harus layak secara ekonomi.

d. Rancangan manajemen pengumpulan data dan informasi dari aspek-aspek yang

perlu dipantau, yakni yang mencakup :

e. Lokasi pemantauan.

f. Frekuensi atau jangka waktu pemantauan.

g. Metode pengumpulan data dan informasi.

h. Metode analitik data

i. Kelembagaan pemantau lingkungan atau instansi yang bertanggung-jawab

sebagai penyandang dana pemantauan

B.5. Program Kerja

B.5.1. Umum

Rencana kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan dari

konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana kerja ini akan

diuraikan urutan – urutan pekerjaan, konsep penanganan masalah, tanggung jawab

102

Page 103: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

dan personil yang terlibat, pengerahan sarana maupun personil pendukung, schedule

pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil. Untuk memudahkan dalam

pelaksanaan pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan.

Bagan Alir ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga

dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus berpatokkan pada Bagan

Alir Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.

B.5.2. Rencana Kerja

Rencana kerja ini disusun berdasarkan tahapan kegiatan sesuai dengan lingkup

pekerjaan sesuai dengan KAK. Secara garis besar rencana kerja pelaksanaan

pekerjaan diuraikan sebagai berikut :

A. Pengumpulan Data Primer

Dalam usaha pengumpulan data primer penunjang pelaksanaan pekerjaan, ada

beberapa metode yang akan digunakan.

1. Survei Lapangan

Pada tahap ini, lebih ditekankan pengumpulan data dan investigasi pada data

primer untuk melengkapi data yang sudah ada dan memperbaruhinya.

Sosial Ekonomi

Data sosial ekonomi didapatkan dari project area pada saat studi dilakukan

yang mempunyai fungsi unuk meninjau kesiapan penduduk untuk menerima

pembangunan yang direncanakan. Data tersebut meliputi kependudukan,

mata pencaharian, pendapatan penduduk, pendidikan dan Ketata Negaraan

Tata Guna Tanah

Data tata guna tanah diperlukan untuk mengetahui peruntukan lahan pada

rencana lokasi dan gambaran tentang tingkat perkembangan yang telah

dicapai di lingkungan project area pada saat ini.

Kependudukan

Data kependudukan sangat diperlukan untuk mengetahui potensi kebutuhan

sumber daya manusia pada saat ini dan kebutuhannya untuk usulan

pembangunan.

Aspek Lingkungan dan Pembangunan

Sebagaimana telah ditetapkan poleh pemerintah yaitu pembangunan yang

harus berwawasan lingkungan, maka kegiatan survei lingkungan ditujukan

untuk memprediksi kemungkinan yang bisa mempengaruhi kualitas

lingkungan sebagaimana akibat adanya pembangunan.

103

Page 104: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Pengamatan lapangan yang dilakukan dalam rangka pengumpulan data

umumnya dalam kurun waktu yang singkat dan lebih ditujukan untuk

mengidentifikasi dampak potensial yang timbul. Target pelaksanaan ini dapat

dicapai melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut :

Melaksanakan pengamatan secara umum terhadap lokasi proyek berikut

rencana tata letak kegiatan. Bila kegiatan sudah berjalan perlu dilakukan pula

pengamatan terhadap jalannya proses konstruksi dan limbah yang mungkin

dihasilkan.

Melakukan diskusi dengan pemrakarsa kegiatan perihal karakteristik rencana

kegiatan (misal, asal dan jumlah bahan baku yang akan digunakan,

rangkaian proses Konstruksi, jenis limbah yang dihasilkan, jumlah karyawan

yang diserap, rencana penanganan limbah dan lain-lain). Untuk kegiatan

yang telah berjalan dapat diperoleh data dan informasi yang lebih rinci.

Pengamatan secara umum terhadap kondisi bentang alam, perairan umum,

kondisi biologi, dan sosial ekonomi wilayah sekitar rencana kegiatan proyek.

Wawancara singkat dengan tokoh-tokoh masyarakat sekitar rencana

kegiatan dan pejabat pemerintahan setempat perihal rencana kegiatan.

Wawancara singkat ini diperlukan dalam rangka untuk memperoleh masukan

tentang hal-hal yang dipandang penting oleh masyarakat dan pemerintahan

setempat sehubungan dengan adanya rencana kegiatan/proyek.

Data primer yang didapat merupakan hasil pengamatan di lapangan, dimana

data pengamatan berbagai komponen fisik kimia, biotis dan sosial, budaya,

ekonomi serta budaya yang diteliti merupakan gambaran kondisi saat studi

dilakukan.

Pedoman pengumpulan data dan analsis data disesuaikan dengan data yang

telah ditetapkan dalam keputusan Menteri Negara Kependudukan dan

Lingkungan Hidup (KLH) Nomor 50 Kep.Men. KLH/6/1987 tanggal 4 Juni

1987 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.

a. Personil Yang Bertugas :

Team Leader

Ahli Sumber Daya Air

Ahli Lingkungan

b. Waktu Kegiatan :

Dilaksanakan pada Bulan Ke-1

B. Pengumpulan Data Sekunder

104

Page 105: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan yang ada kaitannya dengan studi yang

dimaksud yang disediakan oleh Badan Pelaksana Proyek, dan instasi - instansi

terkait yang meliputi Kantor Wilayah/Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali/Sub Dinas

Pengairan dan instansi terkait di Daerah Tingkat II, Daerah Tingkat I Bali (Bappeda,

Kantor Statistik dan instansi lainnya) dan Departemen pekerjaan Umum/Direktorat

Jenderal Pengairan (Pusbitbang pengairan, Direktorat Bina Program pengairan dan

Direktorat Sungai ). Data yang diperlukan sebagai penunjang proses pelaksanaan

studi adalah data pertanian, data demografi, data sosial ekonomi, data teknis

mengenai rencana pembangunan dan data penunjang yang lain.

a. Personil Yang Bertugas :

Team Leader

Ahli Sumber Daya Air

Ahli Lingkungan

b. Waktu Kegiatan :

Dilaksanakan pada Bulan Ke-1

C. Identifikasi Dampak

Identifikasi dampak dilakukan untuk mengetahui ada/tidaknya pengaruh suatu

kegiatan proyek terhadap lingkungan. Dalam penelitian ini akan digunakan metode

checlist atau daftar uji sederhana, yang pada dasarnya digunakan untuk menetukan

komponen lingkungan mana yang akan terkena dampak terhadap komponen

tersebut, komponen - komponen yang tekena dampak diberi tanda V.

a. Personil Yang Bertugas :

Team Leader

Ahli Sumber Daya Air

Teknik Sipil

Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya

Ahli Lingkungan

b. Waktu Kegiatan :

Dilaksanakan pada Bulan Ke-1 hingga bulan ke -3

D. Metode Prakiraan dan Evaluasi Dampak

Perkiraan dampak ditekankan pada pengaruh rencana kegiatan terhadap komponen

lingkungan baik fisik kimia, biotis maupun sosekbudkesmas. Metode perkiraan

dampak didasarkan pada Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup

105

Page 106: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

(KLH) Nomor Kep.49/men.KLH/6/1987 tanggal 4 Juni 1987 tentang Pedoman

Penentuan Dampak Penting, didalam dampak penting dari suatu kegiatan ditentukan

oleh hal-hal sebagai berikut :

Perkiraan dampak ditekankan pada pengaruh rencana kegiatan terhadap komponen

lingkungan baik fisik kimia, biotis maupun sosekbudkes. Metode perkiraan dampak

pada keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH), tentang

Pedoman Penentuan Dampak Penting. Didalam dampak penting dari suatu kegiatan

ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :

Jumlah Manusia yang terkena dampak

Luas wilayah persebaran dampak

Lamanya dampak berlangsung

Intensitas Dampak

Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak

Sifat kumulatif dampak

Berbalik atau tidak berbaliknya dampak tersebut

Berdasarkan hal tersebut diatas maka metode perkiraan digunakan dalam studi ini

bersifata informal yaitu metode perkiraan dan profesional judgement berdasarkan

profesi yang dimiliki pakar. Selanjutnya hasil dari penggunaan metode tersebut

digambarkan dalam matrik sederhana yang menunjukan interaksi antara komponen

lingkungan yang terkena dampak.

Adapun evaluasi dampak didasarkan atas intensitas dampak serta derajat

pentingnya dampak yang terjadi. Dari hasil penelitian tersebut akan dapat diketahui

komponen kegiatan mana yang menimbulkan dampak dan komponen lingkungan

mana yang terkena dampak paling besar. Selanjutnya dapat memberikan

rekomendasi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan perlu adanya evaluasi

dampak secara holistik dengan menialai dampak yang terjadi terhadap semua

komponen lingkungan secara integrasi dan menyimpulkan pengaruh keberadaan

proyek tersebut.

a. Personil Yang Bertugas :

Team Leader

Ahli Desain/Struktur

Ahli Lingkungan

b. Waktu Kegiatan :

Dilaksanakan pada Bulan Ke-2 sampai bulan ke 3

E. Penyusunan RKL dan RPL

106

Page 107: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Rencana Pengelolan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan hendaknya

disusun dengan memperhatikan pendekatan-pendekatan teknis, ekonomis dan

kelembagaan dengan mengacu pada hasil studi evaluasi lingkungan yang telah

dilakukan, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

RKL hendaknya berisi ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan dampak berdasarkan

hasil kajian terhadap lingkungan dan ditulis secara singkat dan jelas bersifat instruktif

dan berisi ketentuan antara lain :

Jenis dampak yang harus dikelola

Tata cara atau teknik pengolahannya

Lingkup tugas dan tanggung jawab

pemrakarsa dan instansi terkait

Sumber dana

2. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

RPL hendaknya berii tentang ketentuan-ketentuan pokok pemantauan hasil

pelaksanaan RKL dan ditulis secara singkat dan jelas, dan bersifat instruktif serta

berisi :

Komponen lingkungan yang

dipantau

Tata cara pemantauan yang

mencakup lokasi dan periode atau lamanya waktu pemantauan

Lingkup tugas dan tanggung

jawab pmerakarsa dan instansi terkait.

a. Personil Yang Bertugas :

Team Leader

Ahli Desain/Struktur

Ahli Lingkungan

b. Waktu Kegiatan :

Dilaksanakan pada Minggu Ke-1 dan Ke-4 pada Bulan Ke-5

F. Penyusunan Laporan

4.1. Jenis dan Jumlah

Konsultan memahami bahwa produk dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah

beberapa jenis laporan yang disusun dan diserahkan selama masa kontrak.

107

Page 108: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Sesuai dengan KAK maka Konsultan harus menyerahkan beberapa jenis laporan

dan jumlah sesuai dengan tertuang di KAK ke Satuan Kerja, meliputi :

108

Page 109: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

109

Page 110: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

B.6. Apresiasi dan Inovasi

A. Telaahan Terhadap Dampak Penting

Ada sebelas dampak penting yang bersifat negatif dan positif yang ditelaah dalam

uraian berikut, yang merupakan dampak dari kegiatan proyek terhadap lingkungan.

Adapun kesebelas dampak penting tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menurunnya kualitas udara

2. Terganggunya aliran air sungai

3. Menurunnya kualitas air

4. Menurunnya flora dan fauna darat

5. Terganggunya flora dan fauna air

6. Meningkatnya komunitas flora dan fauna air

7. Timbulnya keresahan masyarakat

8. Hilangnya mata pencaharian penduduk

9. Terganggunya kawasan suci

10. Terjadinya kecelakaan kerja

11. Terjadinya kesehatan masyarakat

1. Menurunnya kualitas udara

Pada kegiatan Konservasi Pantai Candidasa Di Kabupaten Karangasem akan

mengakibatkan terjadinya peningkatan debu dari angkutan barang timbunan yang

dipindahkan dari quary ke tempat konstruksi. Peningkatan aktivitas angkutan

material ini akan mengakibatkan teremisinya debu ke atmosfer. Emisi gas lain

dari kendaraan pengangkutnya untuk kendaraan dengan bahan bakar solar yang

terbesar adalah gas NO2 dan SO2-nya, sedangkan untuk kendaraan berbahan

bakar bensin emisi gas buangnya sebagian besar adalah HC dan CO.

Konsentrasi gas-gas ini akan meningkat dengan semakin besarnya beban yang

diterima kendaraan dan macam operasional mesin kendaraannya. Berdasarkan

besarnya nilai yang diemisikan oleh kendaraan proyek maka besaran dampaknya

dapat dikatagorikan besar.

Terjadinya penurunnya terhadap kualitas udara yang berasal dari kegiatan

pembangunan pengaman pantai utama ini akan terjadi sepanjang jalur

transportasi sementara yang dibangun di sekitar sungai dan selama masa

konstruksi. Masyarakat yang terkena dampak hanya terbatas pada yang bekerja

di proyek yang mencapai ratusan. Karena lokasi pengaman pantai jauh dari

pemukiman dan kondisi sekelilingnya masih sangat alami dan asri. Meskipun

demikian, khusus untuk komponen debu yang bila kegiatan proyek dilakukan

110

Page 111: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

pada musim kemarau, maka akan dapat beterbangan cukup jauh ke daerah

pemukiman penduduk sehingga kesehatan masyarakat akan terganggu terutama

infeksi pada saluran pernafasan atas.

2. Menurunnya Kualitas Air

Menurunnya kualitas air pada kegiatan pembersihan dan pematangan lahan serta

pada kegiatan pembangunan di sekitar pantai terutama akan terjadi pada air laut

yaitu kualitas air laut mengingat ditapak proyek dan sekitarnya adalah badan

pantai. Dampak yang terjadi merupakan dampak turunan atau dampak tidak

langsung. Sebelum mengenai komponen lingkungan kualitas air terlebih dahulu

akan mengenai komponen lingkungan tanah dan hidrologi. Komponen lingkungan

tanah yang terkena dampak adalah berupa peningkatan erosi tanah yang

akhirnya diteruskan oleh limpasan air permukaan (run off) hasil erosi ke perairan

laut.

Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan yang meliputi kegiatan

pembersihan vegetasi dan bangunan, pengupasan lapisan permukaan serta

pengurugan lahan untuk pembangunan di lokasi kegiatan. Kegiatan ini akan

menyebabkan adanya lahan yang terbuka dan adanya timbunan tanah yang

belum terlindungi yang akan mudah tererosi apabila turun hujan. Agregat dan

partikel tanah yang terlepas pada kegiatan ini akan terangkut oleh air hujan

yang mengalir dipermukaan akan masuk ke perairan pantai Proses

pengangkutan agregat dan partikel tanah ini dapat meningkatkan nilai kekeruhan

dan kandungan padatan tersuspensi, pelumpuran dan pendangkalan sungai

termasuk menurunnya kualitas air sungai. Disamping itu tingkat dekomposisi

kimia yang dibawa bersama-sama dengan material tanah akan dapat

meningkatkan BOD dan COD dan menurunkan kadar oksigen terlarut (DO) pada

perairan disepanjang alirannya.

Intensitas dampak juga diprakirakan kecil sebagai akibat sifat air laut yang

mengalir dan sangat dinamis. Intensitas dampak berlangsung selama kegiatan

konstruksi. Namun dampak ikutannya dapat terjadi pada komponen lingkungan

lainnya yaitu flora dan fauna air.

3. Menurunnya flora dan fauna darat

Pada tahap konstruksi, kegiatan pembersihan dan pematangan lahan yang akan

mengawali pembangunan meliputi pembersihan lokasi pantai dan sepanjang

rencana konervasi dari berbagai jenis tumbuhan yang akan menurunkan

111

Page 112: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

keberadaan flora dan fauna darat. Besarnya dampak berupa hilangnya berbagai

jenis flora darat pada berbagai tingkatan pertumbuhan yang ada baik pada strata

pohon dan strata tiang vegetasi tak stabil, walaupun strata anakan tergolong

stabil. Adapun kondisi lingkungan awal, secara umum flora daratnya dapat

dikelompokkan menjadi tanaman budidaya pertanian dan vegetasi sempadan

sungai.

Adanya kegiatan penebangan pohon pada tapak proyek yang teridentifikasi pada

lingkungan yang asri serta memiliki keanekaragaman tanaman yang tinggi,

sehingga dampaknya tergolong besar dan penting. Secara ekologis, nampaknya

jenis flora penyusun ekosistem (ekosistim alami) pada tapak proyek relatif sama

dengan jenis flora penyusun ekosistem disekitarnya. Sehingga berkurangnya

populasi tegakan di areal rencana tapak kegiatan tidak akan berpengaruh nyata

terhadap keberadaan habitat fauna. Namun prakiraan dampak ini akan dapat

diantisipasi dengan proses penataan penanaman menjelang akhir tahap

konstruksi, sehingga dampak yang akan terjadi tidak akumulatif, serta bersifat

berbalik

Bermigrasinya fauna darat akan terjadi saat dilakukan kegiatan penebangan

tanaman. Pemakaian alat bantu mekanik pada saat penebangan akan

menimbulkan kebisingan dari pengoperasian alat berat, mobil crane, excavator,

truk molen yang dapat menimbulkan kebisingan puncak mencapai 85 dB. yang

berdampak terhadap kenyamanan fauna khususnya burung, sehingga proses

migrasi akan terjadi. Migrasi fauna hanya akan terjadi ke tempat terdekat/<200 m

disekitarnya, mengingat daerah sekitarnya mempunyai kondisi ekosistem yang

sama dan bahkan mengarah ke lebih baik. Dari hasil pengamatan lapang tidak

ada teridentifikasi fauna langka.

4. Terganggunya flora dan fauna air

Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan kemudian kegiatan pembangunan

jaringan distribusi, akan banyak melakukan pembongkaran terhadap lapisan

tanah sehingga cecerannya akan menurunkan kualitas air laut yang selanjutnya

mengganggu flora dan fauna air sungai yang ada.

Besarnya dampak kegiatan konstruksi di tapak proyek berpotensi menimbulkan

terjadinya erosi tanah yang mengarah ke perairan sungai. Selanjutnya flora dan

fauna air terganggu. Dampak yang ditimbulkan terjadi pada tahap kontruksi

hingga awal tahap pasca konstruksi. Selama itu kondisi plankton, benthos dan

ikan akan mengalami tekanan.

112

Page 113: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

5. Meningkatnya komunitas flora dan fauna air

Setelah jaringan nantinya berfungsi maka tercipta suatu ekosistem perairan

dengan tipe tergenang dari yang tadinya jenis air mengalir Dengan demikian,

plankton yang biasanya sulit berkembang karena belum sempat tumbuh sudah

terlanjur hanyut ke hilir. Dengan tipe tergenang ini maka plankton memiliki

kesempatan besar untuk tumbuh dan berkembang, sehingga bukan hanya

jenisnya yang bertambah tetapi kelimpahannya juga meningkat. Hal ini memberi

implikasi terhadap bertambahnya ketersediaan makanan bagi benih-benih ikan.

Akibatnya biota lain juga turut berkembang di lokasi tersebut. Dengan kata lain

adanya air yang tergenang ini memacu pertambahan jenis dan kelimpahan biota

lain sehingga kondisi ekosistem pantai menjadi komplit. Semua trofik level

ekologi perairan berkembang. Produsen perairan yang berkembang baik, akan

mengakibatkan level konsumennya berkembang sejalan dengan waktu untuk

membentuk kesetimbangan yang dinamis.

6. Timbulnya keresahan masyarakat

Rencana kegiatan pembangunan ini, menimbulkan banyak pertanyaan di

masyarakat sekitarnya. Kegiatan sosialisasi diperkirakan dapat menimbulkan

dampak berupa sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap rencana proyek.

Hal ini dapat terjadi apabila sosialisasi proyek tidak dilakukan dengan baik.

Masyarakat tidak mendapatkan informasi yang baik dan benar tentang rencana

kegiatan yang akan dilakukan. Selama ini masyarakat belum jelas tahu proyek

apa sebenarnya yang akan direncanakan dibangun, di mana tempat yang pasti

proyek tersebut dibangun, apa yang akan terjadi kemudian dengan para pemilik

lahan dan keluarga-keluarga yang tinggal dilokasi.

Persepsi dan sikap negatif masyarakat terhadap rencana pembangunan dapat

terjadi karena masyarakat tidak mendapat informasi yang baik, benar, dan

memadai. Maka dari itu pada tahap prakonstruksi kegiatan sosialisasi menjadi

bagian yang sangat penting dalam kegiatan ini. Masyarakat perlu mengetahui

tentang site plan dari rencana kegiatan, kepastian luas lahan yang diperlukan,

jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan dan dampak apa yang

mungkin timbul sebagai akibat kegiatan rencana proyek (baik dampak positif

maupun dampak negatif), rencana penggunaan tenaga kerja dan sebagainya

secara detail dan intensif.

Kegiatan pasca konstruksi berupa pemeliharaan jaringan distribusi, maka dalam

hal penggunaan air sungai dan mata air untuk berbagai kepentingan serta dalam

113

Page 114: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

pembagian hasil retribusi, maka kalau tidak terkelola dengan baik akan

berpeluang terjadinya keresahan bahkan konflik, disamping itu pembagian air

yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat juga akan memicu terganggunya

keamanan dan ketertiban masyarakat khususnya penduduk yang berada di

sekitar lokasi hingga ke hilir.

7. Terjadinya Kecelakaan Kerja

Pembersihan dan pematangan lahan kemudian kegiatan pembangunan

bangunan utama dan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana akan

menimbulkan dampak terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Kondisi lahan

yang amat terjal, kemudian banyaknya pohon baik besar maupun kecil yang akan

ditebang, berpeluang terjadinya kecelakaan kerja.

Tenaga kerja yang dipergunakan dalam pembangunan ini mencapai puluhan.

Banyaknya pekerja yang beroperasi dalam waktu bersamaan bila tidak diatur

dengan baik dan bila mereka tidak mengindahkan aturan-aturan keselamatan

kerja, maka peluang terjadinya kecelakaan kerja semakin tinggi.

Berdasarkan kriteria ukuran dampak penting maka jumlah manusia yang terkena

dampak oleh kegiatan pembersihan dan pematangan lahan adalah para pekerja

yang mengerjakan kegiatan itu. Luas wilayah persebaran dampak hanya di lokasi

kegiatan atau lahan yang dibuka dengan intensitas ringan, dan dampak yang

timbul bersifat sementara, hanya selama kegiatan pembersihan lahan

berlangsung. Komponen lingkungan lain yang ikut terkena dampak adalah

kualitas udara, estetika, flora dan fauna darat, kualitas air sungai. Dampak tidak

bersifat kumulatif dan berbalik ketika kegiatan pembersihan lahan berakhir.

Pembangunan diprakirakan dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan

masyarakat khususnya kesehatan pekerja. Dampak ini kemungkinan timbul

karena banyaknya alat berat yang digunakan serta tingginya resiko pekerjaan di

lokasi-lokasi yang sulit.

B. Telaah Sebagai Dasar Pengelolaan

Berdasarkan hasil evaluasi dampak penting, komponen lingkungan yang terkena

dampak penting adalah sebagai berikut :

1. Dampak komponen lingkungan fisik

Menurunnya kualitas udara

Terganggunya aliran air sungai

Menurunnya Kualitas Air

114

Page 115: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

2. Dampak komponen biologi

Menurunnya flora dan fauna darat

Terganggunya flora dan fauna air

Meningkatnya komunitas flora dan fauna air

3. Dampak pada komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya

Timbulnya Keresahan Masyarakat

Hilangnya mata pencaharian penduduk

Terganggunya Kawasan Suci

4. Dampak pada komponen lingkungan kesehatan masyarakat

Terjadinya Kecelakaan kerja

Terjadinya kecelakaan masyarakat

Arahan pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk

mengurangi atau meminimalkan dampak penting yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan terhadap menurunnya kualitas udara

Kegiatan yang menimbulkan menurunnya kualitas udara adalah adanya zat

pencemaran berupa debu dan gas-gas pencemar pada kegiatan pengoperasian alat-

alat berat. Untuk mengurangi atau meminimalkan dampak negatip yang terjadi dapat

dilakukan dengan cara :

Melakukan penyiraman jalan-jalan kerja secara berkala

Pemberian biaya perawatan/pengobatan kepada masyarakat yang sakit sebagai

akibat terpapar oleh debu dan gas pencemar.

2. Pengelolaan terhadap terganggunya aliran air laut

Terganggunya aliran air laut akan terjadi pada kegiatan pembersihan lahan dan

pembangunan konstruksi. Untuk mengurangi atau meminimalkan dampak penting

yang terjadi dapat dilakukan upaya-upaya pengelolaan sebagai berikut :

Mencegah terjadinya erosi ataupun longsor dari tebing-tebing pantai agar tidak

menutup jalan air

3. Pengelolaan terhadap menurunnya Kualitas Air

Kualitas air yang mengalami penurunan adalah kualitas air laut yang terjadi pada

kegiatan pembersihan lahan dan pembangunan. Untuk mengurangi dampak negatip

yang timbul dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

115

Page 116: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Pemasangan penutup bak kendaraan pengangkut tanah di sekitar lokasi untuk

mencegah ccerannya yang masuk ke perairan laut

Mencegah terjadinya erosi ataupun longsor dari tebing-tebing sungai agar tidak

masuk ke badan air laut

4. Pengelolaan terhadap menurunnya flora dan fauna darat

Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan yang akan mengawali pembangunan

meliputi pembersihan lokasi dari berbagai jenis tumbuhan yang akan menurunkan

keberadaan flora dan fauna darat. Untuk meminimalkan dampak penting yang terjadi

tersebut dapat dilakukan upaya-upaya pengelolaan sebagai berikut :

Menyisakan vegetasi-vegetasi yang tidak terkena genangan

Menanam kembali jenis-jenis vegetasi yang hilang setelah fase pembangunan

selesai

Meminimalkan gangguan di tempat-tempat lain sekitar lokasi sebagai tempat

hijrah sementara begi satwa-satwa yang ada di lokasi

5. Pengelolaan terhadap terganggunya flora dan fauna air

Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan kemudian kegiatan pembangunan

konstruksi serta pembangunan sarana dan prasarana, akan banyak melakukan

pembongkaran terhadap lapisan tanah sehingga cecerannya akan menurunkan

kualitas air laut yang selanjutnya mengganggu flora dan fauna air laut yang ada.

Untuk mengurangi dan meminimalkan dampak negatip penting yang timbul dapat

dilakukan upaya-upaya sebagai beikut :

Pemasangan penutup bak kendaraan pengangkut tanah di sekitar lokasi untuk

mencegah cecerannya yang masuk ke perairan laut.

Mencegah terjadinya erosi ataupun longsor dari tebing-tebing pantai agar tidak

masuk ke badan air laut.

6. Pengelolaan terhadap meningkatnya komunitas flora dan fauna air

Adanya air yang tergenang setelah fase pemeliharaan ini akan memacu

pertambahan jenis dan kelimpahan biota lain sehingga kondisi ekosistem perairan

pantai menjadi komplit. Semua trofik level ekologi perairan berkembang. Untuk

meningkatkan dampak positif penting yang timbul dapat dilakukan upaya-upaya

sebagai beikut :

Melakukan monitoring kualitas air secara berkala di perairan pantai

7. Pengelolaan terhadap timbulnya keresahan masyarakat

116

Page 117: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat disebabkan oleh beberapa kegiatan

antara lain ; kegiatan pengadaan lahan, sosialisasi rencana kegiatan; perekrutan

tenaga kerja baik pada tahap konstruksi maupun pada tahap operasional. Rencana

kegiatan pembangunan, menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat. Untuk

mengurangi dan meminimalkan dampak negatip yang timbul dapat dilakukan upaya-

upaya sebagai beikut :

Mengadakan sosialisasi secara terus menerus tentang rencana usaha dan/atau

kegiatan kepada masyarakat khususnya masyarakat yang terkena dampak

Mengutamakan tenaga kerja setempat, khususnya masyarakat yang lahannya

dibebaskan/masyarakat yang kehilangan mata pencahariannya baik pada tahap

konstruksi maupun pada tahap operasional

Menjalin kerjasama dan hubungan baik dengan semua instansi-instansi setempat.

Menyediakan dana untuk kegiatan Community Development yang memadai untuk

pemberdayaan masyarakat desa sekitar.

8. Pengelolaan terhadap terjadinya kecelakaan kerja

Terjadinya kecelakaan kerja pada tahap konstruksi yang mana kondisi lahan yang

amat terjal, kemudian banyaknya pohon baik besar maupun kecil yang akan

ditebang, berpeluang terjadinya kecelakaan kerja. Upaya mencegah terjadinya

kecelakaan kerja antara lain :

Pekerja wajib menggunakan helm untuk melindungi kepala dari benturan benda

keras.

Penggunaan masker pelindung muka dan mata wajib bagi para pekerja untuk

menghindari iritasi dan cedera pada mata.

Pekerja harus menggunakan alat-alat keselamatan lainnya sesuai dengan

standard operating procedure (SOP).

C. Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan

Untuk menetapkan rekomendasi penilaian kelayakan lingkungan dapat dilakukan

melalui empat pendekatan yaitu: (1) pendekatan tata ruang, (2) pendekatan teknologi

pengelolaan lingkungan, (3) pendekatan manfaat, dan (4) pendekatan persetujuan

masyarakat.

Pendekatan tata ruang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Provinsi Bali Nomor 3

Tahun 2005 tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi Bali, bahwa pembangunan

pengaman pantai ini tidak bertentangan dengan RTRW Provinsi Bali.

117

Page 118: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Pendekatan teknologi pengelolaan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan

bahwa pembangunan apapun jenisnya, akan memberikan dampak baik positif

maupun negatif, tidak terkecuali hal yang sama akan terjadi pada pembangunan ini.

Adanya dampak negatif yang akan terjadi harus diantisipasi sedini mungkin dan

dapat dicarikan upaya pengelolaannya agar dampak negatif yang terjadi dapat

ditekan seminimal mungkin, sedangkan dampak positifnya dapat dikembangkan

semaksimal mungkin agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

masyarakat di sekitar.

Pendekatan manfaat. Rencana pembangunan ini merupakan proyek yang sangat

penting dan strategis serta untuk kepentingan rakyat banyak, karena menghasilkan

berbagai manfaat dalam jangka pendek dan jangka panjang. Nilai manfaat lebih

banyak dibandingkan dengan dampak negatif yang terjadi. Nilai manfaat adalah

sebagai berikut :

Lebih tersedianya sumber air bagi kebutuhan air minum masyarakat.

Meningkatkan pengembangan pemanfaatan mata air untuk kemudian

dimanfaatkan bagi aktivitas masyarakat dan lingkungan.

Pendekatan persetujuan masyarakat. Dari hasil studi, masyarakat umum, tokoh-

tokoh masyarakat, dan pemilik lahan di sekitar lokasi rencana pembangunan

Pendekatan-pendekatan tersebut akan dituangkan dalam rencana pengelolaan dan

pemantauan lingkungan yang wajib diikuti oleh pemrakarsa, sehingga masyarakat

dapat menerima keberadaan proyek.

Dengan memperhatikan hasil analisis dari pendekatan tata ruang, pendekatan

teknologi pengelolaan lingkungan, pendekatan manfaat, dan pendekatan persetujuan

masyarakat, maka secara umum semua dampak-dampak negative yang dapat terjadi

terhadap lingkungan di sekitar dapat dikelola dengan baik. Pengelolan tersebut

intinya adalah sosialisasi secara jelas terhadap aspek social budaya dan ganti rugi

lahan penduduk sesuai kesepakatan. Oleh karenanya, rencana pembangunan ini

layak dari segi lingkungan.

118

Page 119: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

C. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

C.1. Umum

Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan konsultan akan menyusun jadwal

pelaksanaan pekerjaan berdasarkan lingkup pekerjaan dan waktu pelasanaan

pekerjaan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai

dengan mutu pekerjaan yang diharapkan KAK dan dengan waktu yang tersedia serta

kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan. Jadwal pelaksanaan

pekerjaan menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

alokasi waktu yang disediakan.

C.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, alokasi waktu untuk pelaksanaan pekerjaan ini

adalah selama 5 (lima) bulan atau 150 (seratus lima puluh) hari kalender. Agar

pelaksanaan pekerjaan ini tepat waktu maka dibutuhkan jadwal pelaksanaan yang

disusun secara cermat. Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang

mengatur kapan suatu kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu

pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya.

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan

pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam KAK.

Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini dibuat untuk menyesuaikan antara kegiatan yang

harus dilakukan dengan waktu pelaksanaan yang disediakan, sehingga pengalokasian

waktu untuk masing-masing kegiatan menjadi jelas. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

(Terlampir).

119

Page 120: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

120

Page 121: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

D. KOMPOSISI TIM dan PENUGASAN

D.1. Umum

Dalam bab ini diuraikan bagan organisasi pengguna jasa, penyedia jasa, struktur

organisasi, komposisi tim dan penugasaannya yang menggambarkan hubungan

koordinasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa serta masing-masing Tim

Konsultan. Dalam struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang melibatkan

beberapa tenaga profesional, tenaga sub profesional dan tenaga penunjang

dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan bidang

keahliannya. Untuk memperjelas alur koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini,

maka dibuat bagan organisasi pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan berjalan

sesuai KAK. Disamping itu konsultan juga menyadari adanya mekanisme kontrol

terhadap proses dan hasil dari pekerjaan konsultan.

D.2. Bagan Organisasi dan Organisasi Pelaksana

D.2.1. STRUKTUR ORGANISASI PENGGUNA JASA

Berdasarkan dasar hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak maka

pelaksana kegiatan didukung oleh direksi pekerjaan akan mengontrol dan

mengevaluasi mutu seluruh proses pelaksanaan kegiatan dan produk yang akan

diserahkan.

Berikut disampaikan struktur organisasi Pengguna Jasa yang terkait langsung

dengan pekerjaan.

1) Kuasa Pengguna Anggaran : Kepala Balai Wilayah Sungai Bali -

Penida

( Ir. I Gusti Ngurah Raka, Msi ).

2) Pengguna Jasa : Pejabat Pembuat Komitmen

3) Bendahara Pengeluaran : To be name

4) Pejabat Penguji dan Penerbit SPM : To be name

5) Pelaksana Administrasi : To be name

6) Pelaksana Teknik : To be name

151

Page 122: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

7) Direksi Pekerjaan : To be name

8) Tim Teknis Pekerjaan :

1. To be name

2. To be name

Struktur Organisasi Pengguna Jasa dalam hal ini adalah Satuan Kerja Balai Wilayah

Sungai Bali - Penida secara lengkap disajikan pada Gambar berikut ini.

152

Page 123: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Gambar Struktur Organisasi Pengguna Jasa

D.2.2. STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan metode kerja dan rencana kerja

serta organisasi kerja yang efisien, sistematis dan sederhana, sehingga akan

menghasilkan suatu produk kerja yang baik, tepat waktu dan tepat mutu.

Organisasi Penyedia Jasa (Tim Konsultan) disusun berdasarkan macam pekerjaan

dan waktu yang sudah dijelaskan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tim yang

bekerja didukung sepenuhnya oleh semua tingkat fungsional dari perusahaan

konsultan.

153

BENDAHARA PENGELUARAN

To be name

PENGUJI SPM

To be name

PPK

To be name

Ir. I Gusti Ngurah Raka, Msi

KEPALA SATUAN KERJA BWS BALI - PENIDA

To be name

PELAKSANA TEKNIK PELAKSANA ADMINISTRASI

To be name

DIREKSI PEKERJAAN

To be name

TIM TEKNIS PEKERJAAN

To be name

To be name

Page 124: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Struktur organisasi Penyedia Jasa merupakan Tim Konsultan yang diketuai oleh

Team Leader yang bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil atau produk dari

pekerjaan.

D.2.3. STRUKTUR ORGANISASI HUBUNGAN KERJA ANTARA PENGGUNA JASA DAN

PENYEDIA JASA

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini faktor efektifitas dan efisiensi dalam hubungan

kerja antara pihak Pengguna Jasa dan pihak Penyedia Jasa (Konsultan) secara tidak

langsung sangat mempengaruhi hasil akhir pekerjaan tersebut.

Oleh karena itu koordinasi melalui tata laksana struktur organisasi antara Pengguna

Jasa dan Penyedia Jasa (Konsultan) adalah sangat penting.

Hubungan kerja antara Pengguna Jasa dengan Penyedia Jasa (Konsultan) dalam

pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Pengguna Jasa memberi informasi dan petunjuk-petunjuk yang berguna untuk

pelaksanaan pekerjaan.

Penyedia Jasa adalah Tim Konsultan sebagai Tim Ahli yang bertanggung jawab

penuh atas hasil-hasil pekerjaan, dimana Tim didukung sepenuhnya oleh semua

tingkat fungsional dari perusahaan.

Hubungan kerja antara Pengguna Jasa dengan Penyedia Jasa (Konsultan) dapat

diperiksa pada Bagan Organisasi Pelaksana Pekerjaan.

Bagan organisasi untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan untuk membuat jalur

koordinasi untuk semua personil pelaksana. Di dalam bagan organisasi tersebut

Team Leader membawahi semua personil pelaksana yang terdiri dari :

Profesional Staff.

A. Team Leader

Seorang Sarjana (S1) Multi Disiplin Ilmu yang berpengalaman di bidang

perencanaan sumber daya air dan kajian lingkungan minimal 6 tahun dan

memiliki Sertifikat AMDAL A & yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi yang telah

terakreditasi oleh Lembaga yang berwenang.

1. Bertanggung jawab atas kemajuan pekerjaan dan menjaga profesionalisme

dan standar teknis selama pelaksanaan pekerjaan.

2. Membuat program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan

154

Page 125: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

3. Bertanggung jawab terhadap seluruh isi laporan-laporan

4. Waktu penugasan selama 5 (lima) bulan atau sesuai dengan kebutuhan.

B. Ahli Teknik Pantai

Sarjana Teknik Sipil / Pengairan / Kelautan (S1) dengan pengalaman kerja

sedikitnya 4 (empat) tahun. Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang dikeluarkan

oleh asosiasi profesi atau Sertifikat Keahlian SKAP) yang dikeluarkan oleh LPJK

dengan Klasifikasi Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik Rawa dan Pantai.

Dalam bidang keahliannya terutama dalam analisa hasil survey bathimetry,

pembangkitan gelombang, analisa angin, gelombang dan arus (hydro-

ceanografi), perhitungan perencanaan struktur bangunan pantai dan system

planning untuk pekerjaan perencanaan / desain bangunan pengamanan pantai

dalam kaitannya dengan pengembangan dan pengamanan daerah pantai.

Mampu bekerja sama dalam tim dan koordinasi desain pada pihak pemilik

pekerjaan. Waktu penugasan selama 2 (dua) bulan atau sesuai dengan

kebutuhan.

C. Ahli Sumber Daya Air

Seorang Sarjana Teknik Pengairan (S1) yang berpengalaman dibidangnya

minimal 4 tahun dan memiliki mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) di bidang

Sumber Daya Air yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi yang telah terakreditasi

oleh Lembaga yang berwenang. Tugas dan tanggung-jawab sebagai berikut :

1. Membuat analisa pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil dalam

hubunganya dengan penyusunan matrik identifikasi dampak.

2. Mengkaji dan menganalisa komponen kegiatan pada tahap pra konstruksi,

konstruksi dan paska konstruksi yang menimbulkan dampak lingkungan.

3. Mengkaji dampak yang ditimbulkan terhadap komponen lingkungan.

4. Membantu merumuskan dan penyusunan dokumen upaya pengelolaan

danpemantauan dampak lingkungan hidup.

5. Waktu penugasan selama 3 (tiga) bulan atau sesuai dengan kebutuhan.

D. Ahli Sosial – Ekonomi dan Budaya

Seorang Sarjana Sosiologi/Sosial Ekonomi budaya (S1) yang berpengalaman

dibidangnya minimal 4 tahun. Tugas dan tanggung-jawab sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab dalam pengumpulan data, mengidentifikasi komponen

lingkungan social, ekonomi dan budaya yang terkena dampak.

155

Page 126: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

2. Menyusun prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan yang terjadi akibat

adanya proyek terhadap masyarakat sekitar proyek.

3. Membantu merumuskan dan penyusunan dokumen upaya pengelolaan

dan pemantauan dampak lingkungan hidup.

4. Waktu penugasan selama 2 (dua) bulan atau sesuai dengan kebutuhan.

E. Ahli Teknik Lingkungan

Seorang Sarjana Teknik Lingkungan (S1) yang berpengalaman dibidangnya

minimal 4 tahun dan memiliki Keahlian (SKA) di bidang Teknik Lingkungan yang

diterbitkan oleh Asosiasi Profesi yang telah terakreditasi oleh Lembaga yang

berwenang. Tanggung-jawab sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab dalam pengumpulan data, mengidentifikasi komponen

lingkungan (fisik-kimia, biologi, kesehatan masyarakat) yang terkena

dampak.

2. Mengidentifikasi lokasi titik-titik pengambilan sample dan menganalisis.

3. Menyusun prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan yang timbul akibat

kegiatan proyek.

4. Membantu merumuskan dan penyusunan dokumen upaya pengelolaan

dan pemantauan dampak lingkungan hidup.

5. Waktu penugasan selama 3 (tiga) bulan atau sesuai dengan kebutuhan.

Tenaga Sub Professional

a. Enumerator (2 orang),

Seorang lulusan D3 dengan pengalaman kerja di bidang survey sosial

ekonomi dan lingkungan sekurang-kurangnya 2 tahun dan bertugas untuk

mengumpulkan data sekunder. Dengan waktu penugasan selama 3 (tiga)

bulan atau sesuai dengan kebutuhan.

Tenaga Pendukung

a. Tenaga Administrasi dan Keuangan, (1 orang)

Seorang Tamatan S1/D3 Ekonomi dengan pengalaman kerja minimal 4

(empat) tahun untuk S1, dan 6 (enam) tahun untuk D3. Berpengalaman pada

bidang administrasi dan keuangan dan menguasai sistem aplikasi komputer.

Dengan waktu penugasan selama 5 (lima) bulan atau sesuai dengan

kebutuhan

b. Tenaga Operator Komputer, (1 orang)

156

Page 127: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Seorang Tamatan SMA Sederajad . Menguasai penyusunan serta pengetikan

laporan-laporan dan ahli dalam mengoperasikan komputer. Dengan waktu

penugasan selama 3,5 (tiga koma lima) bulan atau sesuai dengan kebutuhan.

157

Page 128: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Daftar Personil Pekerjaan AMDAL Konservasi Pantai Candidasa di Kabupaten Karangasem

NO. NAMA PERSONIL PERUSAHAANTENAGA AHLI LOKAL/ASING

LINGKUP KEAHLIAN

POSISI DIUSULKAN

URAIAN PEKERJAANJUMLAH ORANG BULAN

                   

A Profesional Staf            

                   

1 Ahmad Dani, STPT. SARANA PERENCANA

JAYA

Tenaga Ahli Lokal

Ahli Penyusunan

AMDAL

Team Leader

Mempunyai kemampuan memimpin team dan dapat bekerja sama dengan pihak lain yang terkait serta dapat memecahkan segala persoalan yang timbul.

Bertanggung jawab terhadap setiap tahapan pelaksanaan kegiatan.

Melakukan kontrol dan koordinasi terhadap semua personil

Menjalin kerjasama yang baik dengan Pemberi Tugas.

Bertanggung jawab atas kemajuan pekerjaan dan menjaga profesionalisme dan standar teknis selama pelaksanaan pekerjaan.

Membuat program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Bertanggung jawab terhadap seluruh isi laporan, hasil perencanaan dan gambar yang disusun.

5.00

2 Ir. I Made SudirgaPT. SARANA PERENCANA

JAYA

Tenaga Ahli Lokal

Bidang Sipil, sub Bidang

Teknik Rawa dan

Pantai

Ahli Teknik Pantai

Bertanggung jawab terhadap inventarisasi data berkaitan dengan perencanaan Konservasi pantai

Menghitung, mengevaluasi dan menganalisa hasil pengumpulan data yang dilakukan dan menganalisis

2.00

158

Page 129: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

NO. NAMA PERSONIL PERUSAHAANTENAGA AHLI LOKAL/ASING

LINGKUP KEAHLIAN

POSISI DIUSULKAN

URAIAN PEKERJAANJUMLAH ORANG BULAN

dampak pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi

Menyusun laporan yang berkaitan dengan data teknis dan gambar perencanaan Konservasi pantai.

3 Ir. Eko Supoyono  PT. SARANA PERENCANA

JAYA

Tenaga Ahli Lokal

Bidang Sumber Daya Air

Ahli Sumber Daya Air

Membuat analisa pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil dalam hubunganya dengan penyusunan matrik identifikasi dampak.

Mengkaji dan menganalisa komponen kegiatan pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan paska konstruksi yang menimbulkan dampak lingkungan.

Mengkaji dampak yang ditimbulkan terhadap komponen lingkungan.

Membantu merumuskan dan penyusunan dokumen upaya pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup.

3.00

4  Ike Darwatiningsih, SE     PT. SARANA PERENCANA

JAYA

Tenaga Ahli Lokal

Bidang Sosial

Ekonomi Budaya

Ahli Sosial Ekonomi Budaya

Bertanggung jawab terhadap inventarisasi kebutuhan data mengenai kondisi komponen sosio-ekonomi-budaya dan kesehatan masyarakat.

Menghitung, mengevaluasi dan menganalisa hasil pengumpulan data yang dilakukan.

Mengidentifikasi, memprakirakan dan mengevaluasi dampak rencana kegiatan terhadap komponen sosio-ekonomi- budaya dan kesehatan masyarakat.

Menyusun laporan yang berkaitan

2.00

159

Page 130: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

NO. NAMA PERSONIL PERUSAHAANTENAGA AHLI LOKAL/ASING

LINGKUP KEAHLIAN

POSISI DIUSULKAN

URAIAN PEKERJAANJUMLAH ORANG BULAN

dengan komponen sosio-ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.

5 Karunia Hartini Purnamasari, STPT. SARANA PERENCANA

JAYA

Tenaga Ahli Lokal

Bidang Teknik

Lingkungan

Ahli Teknik Lingkungan

Bertanggung jawab dalam pengumpulan data, mengidentifikasi komponen lingkungan (fisik-kimia, biologi, kesehatan masyarakat) yang terkena dampak.

Mengidentifikasi lokasi titik-titik pengambilan sample dan menganalisis.

Menyusun prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan yang timbul akibat kegiatan proyek.

Membantu merumuskan dan penyusunan dokumen upaya pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup

3.00

                   

B Sub Profesional Staff            

                   

1 To Be NamePT. SARANA PERENCANA

JAYA

Tenaga Ahli Lokal

Bidang Survey Sosial

Ekonomi

Enumerator Mengumpulkan data sekunder 3.00

2 To Be NamePT. SARANA PERENCANA

JAYA

Tenaga Ahli Lokal

Bidang Survey Sosial

Ekonomi

Enumerator Mengumpulkan data sekunder 3.00

C Supporting Staff            

160

Page 131: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

NO. NAMA PERSONIL PERUSAHAANTENAGA AHLI LOKAL/ASING

LINGKUP KEAHLIAN

POSISI DIUSULKAN

URAIAN PEKERJAANJUMLAH ORANG BULAN

                   

1 To Be NamePT. SARANA PERENCANA

JAYA

Tenaga Ahli Lokal

Bidang administrasi

dan keuangan

Tenaga Administrasi

dan Keuangan

Membantu administrasi perusahaan 5.00

3  To Be Name    PT. SARANA PERENCANA

JAYA

Tenaga Ahli Lokal

Bidang komputer

Operator Komputer

Membantu penyusunan serta pengetikan laporan - laporan serta mengoperasikan komputer

3.50

161

Page 132: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

E. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

E.1. Umum

Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan menugaskan

beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam Kerangka Acuan Kerja

(KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut dikoornidir oleh seorang Team Leader

yang memiliki kemampuan dalam koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna

jasa, instansi teknis terkait dan Tenaga Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan

dalam pelaksanaan studi ini telah memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang

penanganan pekerjaan sejenis dalam pengembangan sumber daya air. Masing-masing

Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan tanggung-jawab masing-masing sesuai dengan

bidang keahliannya.

Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa untuk menangani

pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

162

Page 133: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

Tabel Penugasan Personil

NO POSISI NAMA PERSONILBULAN KE Orang

Bulan KetI       II       III       IV       V      

                                                 

A Profesional Staf                                              

Nasional                    

1 Team Leader Ahmad Dani, ST  

                                      5.00  

2 Ahli Teknik PantaiIr. I Made Sudirga

                                        2.00  

3 Ahli Sumber Daya Sir Ir. Eko Supyono        

                                3.00  

4 Ahli Sosio-Ekonomi-Budaya  Ike Darwatiningsih, SE 

                                      3.00  

5 Ahli Teknik Llingkungan Karunia Hartini Purnamasri, ST               

                        3.00  

Subtotal 16.00  

BSub Professional&Supporting Staf

                                             

Nasional                    

1Tenaga Administrasi dan Keuangan

To Be Name                                         5.00  

2 Operator KomputerTo be name

                                        3.50  

3 EnumeratorTo Be Name (2 orang)

                                        3.00  

163

Page 134: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

NO POSISI NAMA PERSONILBULAN KE Orang

Bulan KetI       II       III       IV       V      

Subtotal 11.00  

Total 27.00  

164

Page 135: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

F. FASILITAS PENDUKUNG YANG DISEDIAKAN dan JADWAL

PENGGUNAAN PERALATAN

Keberadaan fasilitas pendukung meskipun tidak secara langsung namun sangat

mempengaruhi kelancaran kegiatan dalam rangka melaksanakan semua lingkup

pekerjaan yang di embankan dalam Kerangka Acuan Kerja. Secara umum fasilitas

pendukung yang dibutuhkan berupa sarana dan prasarana yang diperlukan akan

disediakan dan ditempatkan di kantor yang dimiliki oleh Konsultan saat ini.

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, Konsultan akan menyediakan

peralatan dan fasilitas kerja, antara lain :

1. Fasilitas Ruang Kantor

Fasilitas pendukung yang saat ini sudah dimiliki dan tersedia di kantor Konsultan

diantaranya :

a. Ruang kerja sebanyak 1 ruangan yang memadai untuk menampung tenaga

ahli, asisten, dan tenaga pendukung untuk bekerja dengan baik,

b. Ruang rapat dengan kapasitas 20 orang yang cukup untuk menampung

semua anggota tim konsultan ketika melakukan rapat terbuka maupun

pertemuan denagn pihak lain,

c. Fasilitas komunikasi berupa jalur telepon dan mesin facsimile yang siap

digunakan setiap saat, termasuk sambungan dengan jalur intrnet untuk

mengumpulkan data, informasi dan komunikasi.

d. Fasilitas penerangan, AC, dan fasum (WC, tempat ibadah, dll) yang telah

terpasang dan tersedia.

2. Fasilitas Pendukung Yang Harus Disediakan

Fasilitas pendukung yang saat ini belum dimiliki dan tersedia di Kantor Konsultan

sehingga di usulkan untuk diadakan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini,

diantaranya :

a. Perangkat komputer tambahan untuk operasional asisten ahli dan operator

komputer sebanyak + 2 unit yang perlu disewa selama masa pelaksanaan

pekerjaan ini,

b. Printer dan tintanya yang khusus digunakan unutk melaksanakan pekerjaan

ini sebanyak + 2 unit yang disewa selama masa pelaksanaan pekerjaan ini,

165

Page 136: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

c. Sewa kendaraan untuk Transportasi Tim Konsultan ketika melaksanakan

survey di lapangan dan presentasi ke kantor Pemberi Kerja. Penyewaan

kendaraan dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

166

Page 137: Ustek AMDAL Konservasi Pantai Candidasa_SPJ

167