USM IMPLEMENTASI PEMILIHAN PERANGKAT DESA DI …
Transcript of USM IMPLEMENTASI PEMILIHAN PERANGKAT DESA DI …
i
USM
IMPLEMENTASI PEMILIHAN PERANGKAT DESA
DI KABUPATEN DEMAK BERDASARKAN PERDA
KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas
Dan Syarat-Syarat Guna Menyelesaikan
Program Studi Stara 1 Ilmu Hukum
Disusun Oleh :
Nama : Mulyana
Nim : A.131.15.0189
UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
SEMARANG
2019
v
DUKUMENTASI PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU HUKUM UNIVERSITAS SEMARANG
Perpustakaan Fakultas Ilmu Hukum Universitas Semarang dengan ini
menerangkan, bahwa skripsi dibawah dengan keterangan sebagai berikut
dengan Judul :
IMPLEMENTASI PEMILIHAN PERANGKAT DESA
DI KABUPATEN DEMAK BERDASARKAN PERDA
KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
Oleh :
Nama : Mulyana
Nim : A.131.15.0189
Telah didokumentasikan dengan nomor : .............................................
diperpustakaan Fakultas Ilmu Hukum Universitas Semarang untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, _____________________
Bagian Administrasi Perpustakaan
Fakultas Ilmu Hukum Universitas Semarang
( ...................................................... )
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya kepada penulis. Sehingga berkat
karunianya, penulis dapat menyelesaikan penulisan penyusunan skripsi ini
dengan judul : “ Implementasi Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten
Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018
Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa ”.
Penulis menyadari bahwa penulisan penyusunan skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, dukungan, dan doa dari berbagai
pihak, sejak awal masa perkuliahan hingga akhir penulisan ini. Oleh karena
itu Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih penulis kepada seluruh
pihak yang telah ikhlas membantu penulis dengan berbagai cara sehingga
Penulis dapat menjalani masa perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas
Semarang dengan baik dan lancar hingga menyelesaikan penulisan ini.
Sehubungan dengan penulisan penyusunan skripsi ini, penulis tidak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Andy Krisdasusila, S.E., M.M. Selaku Rektor Universitas
Semarang yang memberi dan menjadi motivasi bagi saya dalam
menuntut ilmu di Universitas Semarang.
2. Ibu B. Rini Heryanti, S.H., M.H. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Hukum
Universitas Semarang. Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan
kepada saya dan banyak mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Semarang.
vii
3. Bapak Muhammad Iftar Arya Putra, S.H., M.H. Selaku dosen wali yang
telah memberikan banyak arahan dan masukan serta dengan sabar
membimbing dan mengajari saya.
4. Bapak A. Heru Nuswanto, SH., MH. Selaku Dosen Pembimbing I dalam
penulisan penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas arahan judul akan
topik dan pembahasan dalam proposal penelitian ini. Atas saran-sarannya
juga penulis dapat membuat pola pikir yang lebih tepat dalam menyusun
materi proposal penelitian ini.
5. Bapak Dr. Amri P. Sihotang, S.S., S.H., M.Hum. Selaku Dosen
Pembimbing II dalam penulisan penyusunan skripsi ini. Terima kasih
telah meluangklan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis sehingga penulisan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Terima kasih kepada sahabat saya “ Jazuli Mukti “ sebagai sekretaris
desa, “ Ernawati “ sebagai bayan, dan “ Amin “ sebagai pejabat pamong
desa di desa Karangasem Kabupaten Demak. Serta saudara “ Ahmad
Muklis dan Irham“ sebagai mantan peserta seleksi perangkat desa dari
desa Perampelan Kabupaten Demak. Terima kasih atas sesi
wawancaranya dan beberapa data yang telah diberikan mengenai apa
yang penulis sedang teliti.
7. Kedua orang tua penulis, ayahanda “Syarief Hidayatullah“ dan ibunda
“Sumarni“. Istriku tercinta “Umi Fatimah“ dan anakku yang terkasih
“Muhammad Kenzie Alfatih“. Kakakku yang kubanggakan “Suyatnak“
dan adikku tersayang “Suyatmi“. Keluargaku yang ku banggakan “M.
Sapuwan, Sugiono, Muslih, A. Ghofur, A. Aris, Eko Agus Yusuf ” Serta
ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Kesempatan untuk menemukan kekuatan yang lebih baik dalam diri
kita muncul ketika hidup terlihat sangat menantang. Ketika kamu terhimpit
janganlah menjerit, jangan berkeluh kesah dan merasa resah, seakan kamu
sudah putus asa. Berdoalah dengan keyakinan dan mintalah jalan keluar,
bukalah mata dan mulailah mencari “.
# Joseph Campbell
Saya persembahkan Skripsi ini kepada :
Yang terkasih dan tersayang :
• Ayahanda “ Syarief Hidayatullah “ ;
• Ibunda “ Sumarni “ ;
• Istriku tercinta “ Umi Fatimah “ ;
• anakku yang terkasih “ Muhammad Kenzie Alfatih “.
• Kakakku yang ku banggakan “ Suyatnak”
• dan adikku tersayang “ Suyatmi ”
x
ABSTRAK
Pengangkatan perangkat desa dilakukan secara langsung guna membentuk
pemerintahan desa yang professional, efisien, dan efektif terbuka serta bertanggung
jawab. Jenis / tipe panelitian yuridis empiris, spesifikasi deskriptif analitis, metode
pengumpulan data lapangan dan kepustakaan yang meliputi bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder, metode analisis kualitatif. Implementasi pemilihan Perangkat
Desa adalah Penjaringan serangkaian kegiatan menerima berkas pendaftaran dan meneliti
persyaratan administrasi bakal calon Perangkat Desa, sedangkan penyaringan dalam
bentuk seleksi untuk menentukan calon Perangkat Desa yang dilakukan bagi pendaftar
yang dinyatakan lolos seleksi administrasi / penjaringan. Kendala dalam pemilihan
Perangkat Desa adalah kedisiplinan, kreatifitas dan kemampuan, tanggung jawab, serta
kerjasama antara sesama Aparatur Desa dan Tim dalam pemilihan Perangkat Desa.
Upaya memberi pelatihan dan memupuk tingkat kesadaran para calon Perangkat Desa
untuk memahami arti penting kedisiplinan. Berkembangnya kreativitas serta inovasi yang
harus dimiliki dalam membuat program pembangunan, pemerintahan, kesejahteraan
masyarakat dan lain sebagainya dapat mendukung pelayanan untuk meningkatkan derajat
kehidupan masyarakat.
Kata Kunci : Implementasi, Pemilihan, Perangkat Desa.
ABSTRACT
Appointment of village officials is carried out directly to form a village government
that is professional, efficient, and effective, open and responsible. Types / types of
juridical empirical research, analytical descriptive specifications, methods of field data
collection and literature covering primary legal materials and secondary legal materials,
qualitative analysis methods. Implementation of the selection of Village Devices is the
Selection of a series of activities to receive the registration file and examine the
administrative requirements of prospective Village Devices, while screening in the form
of selection to determine candidates for Village Devices conducted for applicants who
have passed the administrative / networking selection. Constraints in the selection of
Village Tools are discipline, creativity and ability, responsibility, and collaboration
between Village Apparatus and Teams in the selection of Village Devices. Efforts to
provide training and foster the level of awareness of prospective Village Devices to
understand the importance of discipline. The development of creativity and innovation
that must be possessed in making development programs, government, public welfare and
so on can support services to improve the lives of the people.
Keywords : Implementation, Election, Village Devices.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN MEMPERBANYAK ………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ………………………………. iv
DUKUMENTASI PERPUSTAKAAN ……………………………… v
KATA PENGANTAR ……………………………………………… vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………….. ix
ABSTRAK ………………………………………………………….. x
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. xi
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………. 1
A. Latar Belakang Penelitian ……………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………….. 8
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ……………………… 8
D. Keaslian Penelitian ……………………………………. 10
E. Sistematika Penulisan …………………………………. 13
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ………………………………… 14
A. Tentang Pemerintah Desa ……………………………. 14
B. Struktur Kelembagaan Dan Pemerintah Desa ………… 23
C. Tentang Pemilihan Perangkat Desa ………………….. 31
BAB III : METODE PENELITIAN ……………………………….. 39
A. Jenis / Tipe Penelitian ……………………………….. 40
B. Spesifikasi Penelitian …………………………………. 40
C. Metode Penentuan Sampel …………………………… 41
xii
D. Metode Pengumpulan Data …………………………… 42
E. Metode Analisis Data …………………………………. 44
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….. 46
A. Implementasi Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten
Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1
Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian
Perangkat Desa. 46
B. Kendala-Kendala Dalam Pemilihan Perangkat Desa Di
Kabupaten Demak Berdasarkan Perda Kabupaten
Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan
Dan Pemberhentian Perangkat Desa …………………. 57
C. Upaya Atas Kendala Dalam Pemilihan Perangkat Desa
Di Kabupaten Demak Berdasarkan Perda Kabupaten
Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan
Dan Pemberhentian Perangkat Desa …………………. 62
BAB V : PENUTUP ……………………………………………….. 66
A. Simpulan ……………………………………………… 66
B. Saran ……………………………………………….. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang penelitian
Penjelasan mengenai desa dalam Perda Kabupaten Demak Nomor 1
Tahun 2018 telah menggambarkan bentuk keseriusan Pemerintah
Kabupaten untuk membangun dan memperhatikan seluruh wilayahnya dari
desa, dijelaskan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan hak yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Demokrasi dianggap sebagai sistem pemerintahan yang dijalankan
melalui proses pemilihan yang dilakukan secara jujur dan terbuka, dimana
seluruh kelompok yang ikut bertarung siap menerima hasilnya sebagai suatu
realitas yang harus dihormati dan dihargai oleh semua pihak, dikarenakan
Indonesia merupakan negara hukum yang salah satunya ditandai oleh
diakuinya Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai perwujudan dari negara
hukum. Dalam berbangsa dan bernegara, demokrasi adalah sistem
pemerintahan yang diterapkan dalam sebuah negara berdasarkan aspirasi
rakyat, atau dapat dikatakan juga sebagai pemerintah dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat, begitulah pengertian demokrasi secara umum. 1
_______________________
1 Imam Mahdi, Hukum Tata Negara Indonesia, ( Yogyakarta : Teras Pres, 2011 ),
halaman 203.
2
Di dalam satuan pemerintah terendah atau yang disebut dengan desa
yaitu suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat termasuk kesatuan masyarakat hukum didalamnya
yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah
Camat dan berhak menyelenggarakan pemerintahannya sendiri dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Wahjudin Sumpeno, secara historis desa merupakan cikal
bakal terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan jauh sebelum
negara Indonesia terbentuk. Sejarah perkembangan desa di Indonesia
telah mengalami perjalanan yang sangat panjang, bahkan lebih tua
dari Republik Indonesia itu sendiri. Sebelum masa kolonial, di
berbagai daerah telah dikenal kelompok masyarakat yang bermukim
di suatu wilayah atau daerah tertentu dengan ikatan kekerabatan atau
keturunan. Pola pemukiman berdasarkan keturunan atau ikatan
emosional kekerabatan berkembang terus baik dalam ukuran maupun
jumlah yang membentuk kesatuan pemukiman. 2
Desa telah memiliki struktur kelembagaan yang mapan dan dihormati
serta dilestarikan oleh masyarakat desa yang bersangkutan, dengan keadaan
desa baik sebagai lembaga pemerintahan maupun sebagai entitas dalam
kesatuan masyarakat hukum adat menjadi sangat penting dan strategis.
Sebagai lembaga pemerintahan, desa merupakan ujung tombak pemberian
layanan kepada masyarakat, dan sebagai entitas kesatuan masyarakat
hukum, desa merupakan basis sistem kemasyarakatan bangsa Indonesia
yang sangat kokoh sehingga menjadi landasan yang paling mendasar untuk
pengembangan politik, ekonomi, sosial-budaya yang stabil dan dinamis.
_______________________
2 Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, ( Jakarta : PT Rajawali Pers, 2015 ),
halaman 225.
3
Landasan filosofis atas lahirnya Perda Kabupaten Demak Nomor 1
Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa
didasarkan kepada pertimbangan bahwa desa memiliki hak asal-usul dan
hak tradisional dalam mengatur kepentingan masyarakat setempat dan
berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan UUD 1945.
Secara yuridis, Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 lahir
berdasarkan amanah Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diatur dalam undang-undang.
Pengangkatan perangkat desa dilakukan secara langsung guna
membentuk pemerintahan desa yang professional, efisien, dan efektif
terbuka serta bertanggung jawab. Peraturan tentang desa bertujuan untuk
mengangkat desa pada posisi yang terhormat dalam ketatanegaraan
Republik Indonesia karena pengaturan desa akan menentukan format desa
yang tepat sesuai dengan keragaman lokal. Penguatan kemandirian desa
melalui peraturan tentang desa sebenarnya juga menempatkan desa sebagai
subjek pemerintahan dan pembangunannya dari bawah. 3
Persyaratan calon perangkat desa merupakan elemen penting dalam
suatu proses penyelengaraan pemerintahan desa, karena merupakan tolak
ukur calon perangkat dalam suatu desa. Maka dengan keluarnya Putusan
_______________________
3 Youla C. Sajangbati, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan Undang-
Undnag Nomor 6 Tahun 2014, ( Jurnal : Lex Administratum Vol. III / No.2 / April / 2015 /
pdf. ), halaman 25.
4
Mahkamah Konstitusi Nomor 128/PUU-XIII/2015, membuat konsep
pengangkatan perangkat desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa,
dan Peraturan Daerah Tentang pengangkatan dan pemberhentian perangkat
desa, menjadi tidak berlaku lagi.
Berdasarkan dari semua peraturan perundang-undangan yang telah
disebutkan diatas, di dalam Pasal 1 ayat 19 Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa menyebutkan bahwa Calon Perangkat Desa
adalah Calon yang telah memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Tim
sebagai Calon Perangkat Desa. Di dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Pasal 50 huruf (c) disebutkan bahwa persyaratan pencalonan perangkat
desa ialah terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di desa
setempat dan paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran.
Dalam setiap proses dan dinamika pembangunan desa khususnya di
Kabupaten Demak, tentunya ada hasil yang telah dikerjakan diharap dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada di setiap desa. Dengan adanya
pelimpahan kewenangan dan hak penuh terhadap desa melalui Perda
Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa, diharapkan seluruh desa yang ada di
Kabupaten Demak mampu membangun kemandirian dan kesejahteraan
5
masyarakat desa. Di Dalam Perda Kabupaten Demak, telah diatur
sedemikian rupa terkait bagaimana peran dan fungsi serta partisipasi
aparatur pemerintah desa maupun masyarakat untuk mewujudkan kemajuan
dan kemandirian di setiap desa di seluruh kabupaten. Tidak hanya itu,
kapasitas dari elemen pemerintahan desa maupun masyarakat juga menjadi
tolok ukur dari kemajuan desa.
HM. Natsir, selaku Bupati Kabupaten Demak mengatakan bahwa,
sangat diharapkan setiap desa yang berada di wilayah Kabupaten
Demak memiliki aparatur pemerintah dan perangkat desa yang
mempunyai kapasitas mumpuni dibidangnya masing-masing, artinya
kemampuan menguasai tugas dan tanggung jawab yang di emban oleh
aparatur dan perangkat desa serta kemampuan melihat maupun
menafsirkan peluang yang bisa dicapai untuk kemajuan desa.
Permasalahan yang banyak terjadi di Desa bahkan mencakup
keseluruhan pinggiran kota atau kabupaten adalah kurangnya
kompetensi yang dimiliki oleh aparatur pemerintah Desa. 4
Kesulitan yang terjadi mengenai kapasitas maupun kompetensi yang
dimiliki oleh perangkat desa yang ada di sebagian maupun kebanyakan
daerah yang ada Kabupaten Demak adalah bagaimana pelaksanaan seleksi
perangkat desa yang ada di setiap desa, karena tidak sedikit masyarakat desa
yang ingin dan mengikuti seleksi untuk menjadi perangkat desa, bahkan
banyak masalah yang terjadi saat proses seleksi perangkat desa, misalnya
banyak masyarakat yang mengikuti proses seleksi tetapi tidak memiliki latar
belakang maupun kapasitas dibidangnya.
Berbagai permasalahan dalam proses seleksi perangkat desa di
Kabupaten Demak yaitu adanya warga yang mengadu terkait adanya
rekayasa dalam proses Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa (P3D)
_______________________
4 Kendala Dalam Proses Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak ( http//:
tribunnews. com / 2018 / 11 / 27 / html. ), diakses pada tanggal 15 Februari 2019.
6
ditempatnya. Berbagai cara dilakukan untuk memuluskan kecurangan dalam
pelaksanaan seleksi perangkat desa yang dilakukan panitia pelaksana. Serta
adanya dugaan jual beli jabatan perangkat desa dengan tujuan untuk
menguatkan posisi Kepala Desa pada Pemilihan Kepala Desa yang akan
mendatang. Persoalan seperti ini sedikit sulit untuk dibawa ke ranah hukum,
mengingat bukti-bukti yang sangat sulit dibuktikan dan mudah terselubung
dengan rupiah serta kecurangan yang sudah tersistem sedemikian rupa.
Berbagai kecurangan terjadi dalam pelaksanaan seleksi perangkat desa
di Kabupaten Demak yaitu mulai dari penggunaan rekomendasi dari oknum
yang berkuasa disuatu desa hingga pembelian jabatan perangkat desa
dengan rupiah atau money politic, untuk menguatkan posisi Kepala Desa
yang akan dan sedang menjabat, serta persiapan untuk menghadapi
pemilihan Kepala Desa pada periode dimasa yang akan datang. Pada intinya
adalah bertujuan untuk memperoleh kekuasaan.
Jazuli Mukti, selaku sekretaris desa di Desa Karangasem Kecamatan
Sayung Kabupaten Demak mengatakan bahwa, pernah terjadi
kejanggalan dalam pelaksanaan seleksi perangkat desa hingga mantan
peserta seleksi pernah mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) untuk mempertanyakan prosedur yang seharusnya dalam
seleksi yang tidak sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun
2016 tentang Susunan Organisasi, kedudukan, tugas dan fungsi serta
tata kerja sekretariat daerah Kabupaten Demak. 5
Permasalahan di beberapa desa di seluruh Kabupaten Demak adalah
bahwa masyarakat belum begitu memahami peraturan yang baru mengenai
pengisian perangkat desa, terlebih dukuh (Kepala Dusun) harus melalui
seleksi bukan pemilihan secara langsung oleh masyarakat, sehingga perlu
_______________________
5 Wawancara dengan Jazuli Mukti, selaku sekretaris desa di desa Karangasem
Kabupaten Demak pada tanggal 29 Februari 2019.
7
adanya sosialisasi oleh pemerintah desa kepada masyarakat baik itu melalui
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Menteri
dalam Negeri Nomor 83 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Perangkat Desa, serta Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Peraturan Bupati Nomor 9 Tahun 2019 tentang perubahan atas
Peraturan Bupati Demak Nomor 36 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat
Daerah Kabupaten Demak, telah menjelaskan bagaimana proses
pelaksanaan seleksi perangkat, mulai dari Pembentukan Panitia Pelaksana
Seleksi, Penjaringan, Penyaringan, hingga Pelantikan dan Serah Terima
Jabatan Perangkat Desa. Apabila masih terjadi kekeliruan maupun kendala
dalam pelaksanaan seleksi perangkat desa, menjadi pertanyaan bagi
masyarakat dan refleksi bagi panitia pelaksana maupun unsur-unsur yang
terlibat di dalamnya.
Ahmad Muklis, selaku Mantan peserta seleksi perangkat desa dari
desa Perampelan Kabupaten Demak, mengatakan bahwa berbagai
kasus yang terjadi sebenarnya menggambarkan permasalahan utama
bahwa kualitas sumber daya manusia sebagai perangkat desa yang
masih rendah, adanya beberapa kasus pergantian kepala desa maupun
pergantian perangkat desa tanpa melalui seleksi dan adanya berbagai
kasus seleksi yang dilakukan tapi penuh kecurangan dengan politik
uang maupun nepotisme. Selain itu, masyarakat juga belum begitu
memahami peraturan yang baru mengenai pengisian perangkat desa,
terlebih dukuh (Kepala Dusun) harus melalui seleksi bukan pemilihan
secara langsung oleh masyarakat, sehingga perlu adanya sosialisasi
oleh pemerintah Kabupaten Demak kepada seluruh masyarakat. 6
_______________________
6 Wawancara dengan Ahmad Muklis, mantan peserta seleksi perangkat desa dari
desa Perampelan Kabupaten Demak pada tanggal 25 Februari 2019.
8
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena kaitannya
dengan ilmu Pemerintahan untuk mengetahui persoalan dalam pelaksanaan
rekrutmen perangkat desa. Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang
telah dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil
judul tentang “ Implementasi Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten
Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018
Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa “.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka penulis merumuskan beberapa
permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Bagaimanakah implementasi dalam pemilihan Perangkat Desa di
Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun
2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa ?
2. Apasaja kendala-kendala dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten
Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa ?
3. Bagaimanakah upaya mengatasi kendala dalam pemilihan Perangkat
Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1
Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa ?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan utama yang hendak dicapai peneliti dalam melakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
9
1. Untuk mengetahui implementasi dalam pemilihan Perangkat Desa di
Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun
2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pemilihan Perangkat Desa di
Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun
2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
3. Untuk mengetahui upaya mengatasi kendala dalam pemilihan Perangkat
Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1
Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Manfaat penelitian diharapkan dapat dipergunakan baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis :
a. Dapat memberikan sumbangan dan masukan pemikiran di bidang ilmu
pengetahuan hukum, khususnya mengenai pemilihan Perangkat Desa
di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1
Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah
pengetahuan di bidang hukum khususnya dalam pemilihan Perangkat
Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No.
1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa.
10
2. Manfaat Praktis :
a. Bagi Mahasiswa, sebagai masukan dan referensi kepada mahasiswa
baik secara hukum mengenai pemilihan Perangkat Desa di
Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1
Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa.
b. Bagi Pemerintah, dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada
kalangan Lembaga Pemerintah, Institusi Peradilan termasuk
Aparatur Penegak Hukum lainnya dalam rangka menerapkan dan
menegakkan undang-undang dalam pemilihan Perangkat Desa di
Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1
Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa.
c. Bagi Masyarakat, dapat mengetahui prosedur dan tatacara dalam
pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda
Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa.
D. Keaslian Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil topik : “ Implementasi
Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak Berdasarkan Perda
Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan
Pemberhentian Perangkat Desa “. Berdasarkan hasil penelusuran yang
Penulis lakukan terdapat penulisan yang serupa secara karakteristik, namun
11
meskipun hampir sama tetap terdapat perbedaan. Adapun Karya Ilmiah
yang hampir serupa di maksud adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Rekrutmen Perangkat Desa Di Kabupaten Kulon Progo
( Yohanes Meigelheis / Nim : 14520102 / Program Studi Ilmu
Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta 2018 ), dengan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Pelaksanaan Rekrutmen Perangkat Desa di Kabupaten
Kulon Progo, Khususnya di Desa Gotakan ?
b. Apa Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Rekrutmen Perangkat
Desa di Desa Gotakan ?
2. Aktualisasi Nilai Demokrasi dalam Perekrutan dan Penjaringan
Perangkat Desa ( Burhanudin Mukhamad Faturahman / Nim : 0341-
553737 / Program Pascasarjana Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
2018 ), dengan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apasaja Nilai-Nilai Demokrasi dalam Perekrutan Perangkat Desa ?
b. Bagaimanakah Manifestasi Nilai Demokrasi di Desa Tiremenggal ?
3. Pengangkatan Perangkat Desa Perspektif Siyasah : Studi Pasal 6 Ayat (2)
Perda Klaten Nomor 10 Tahun 2006 Tentang Pengangkatan Dan
Pemberhentian Perangkat Desa ( Rohmat Muhibullah / Nim : 12370020 /
Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam Sunan Kalijaga
Yogjakarta 2016 ), dengan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana implementasi sistem pengangkatan Perangkat Desa yang
terjadi di Kabupaten Klaten ?
12
b. Bagaimana pandangan Siyasah tentang sistem pengangkatan
Perangkat Desa yang di tunjau dari Pasal 6 Ayat (2) Perda Klaten
Nomor 10 Tahun 2006 ?
4. Pengaruh Rekruitmen Perangkat Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa
Di Desa Andapraja Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis ( Rose Siti
Badriah / Nim : 33542016 / Fakultas Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Galuh Ciamis 2016 ), dengan
rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana rekruitmen perangkat desa di Desa Andapraja Kecamatan
Rajadesa Kabupaten Ciamis ?
b. Bagaimana kinerja perangkat desa di Desa Andapraja Kecamatan
Rajadesa Kabupaten Ciamis ?
c. Bagaimana pengaruh rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja
perangkat desa di Desa Andapraja Kecamatan Rajadesa Kabupaten
Ciamis?
5. Pengangkatan Perangkat Desa Dalam Pandangan Hukum Islam Dan
Undang-Undang Nomer 6 Tentang Desa : Study di Pekon Negeriagung,
Kecamatan Talang Pandang, Kabupaten Tanggamus ( Salman Alfarezi /
Nim : 1321020033 / Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung 2017 ), dengan rumusan masalah :
a. Bagaimana pelaksanaan pengangkatan Perangkat Desa di Pekon
Negeriagung Talang Pandang ?
b. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang pengangkatan Perangkat
Desa di Pekon Negeriagung Talang Pandang ?
13
E. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, pada bab ini diuraikan tentang latar belakang
penelitian, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat
penelitian, keaslian penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka, pada bab ini berisi tentang pemerintah desa,
tentang pelayanan publik, dan struktur kelembagaan dan
pemerintah desa.
BAB III : Metode Penelitian, metode penelitian terdiri dari jenis / tipe
panelitian yang menggunakan yuridis empiris, spesifikasi
penelitian menggunakan deskriptif analitis, metode
pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data
penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan yang meliputi
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, metode
analisis datanya menggunakan analisis kualitatif.
BAB IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan, uraian mengenai persyaratan
dan prosedur dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten
Demak, kendala-kendala dalam pemilihan Perangkat Desa di
Kabupaten Demak, serta upaya atas kendala dalam pemilihan
Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda
Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa.
BAB V : Penutup, simpulan dari hasil penelitian, dan saran-saran.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemerintah Desa
Perkataan desa hanya dipakai di Jawa, Madura, Bali. Perkataan dusun
dipakai di Sumatera Selatan, di Maluku orang mengenal nama dusun-dati.
Di Batak perkataan dusun dipakai buat nama pedukuhan, di Aceh orang
memakai gampong dan meunasah buat daerah hukum yang paling bawah.
Di Batak, daerah hukum setingkat desa diberi nama kutam uta, atau huta.
Daerah hukum Minangkabau diberi nama nagari, di Sumatera Timur daerah
hukum yang paling bawah ialah suku, di Sumatera Selatan (Korintji,
Palembang, Bengkulu) nama daerah hukumnya disebut dusun dan daerah
gabungan dinamakan mendapo atau marga. 7
Adapun yang dinamakan desa ialah suatu kesatuan hukum, dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan
pemerintahan sendiri. Desa terjadi hanya satu tempat kediaman masyarakat
saja, ataupun terjadi dari satu induk desa dan beberapa tempat kediaman
sebagian dari masyarakat hukum yang terpisah yang merupakan kesatuan-
kesatuan tempat tinggal sendiri, kesatuan-kesatuan mana dinamakan
pedukuhan, ampean, kampong, cantilan, beserta tanah pertanian, tanah
perikanan darat, tanah hutan dan tanah belukar.
_______________________
7 Ni’matul Huda, Dinamika ketatanegaraan Indonesia dalam putusan Mahkamah
Konstitusi , ( Yogyakarta : FH UII Prees, 2011 ), halaman 34.
15
Berdasarkan Pasal 1 ayat 7 Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun
2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa, desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau
yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
Menurut H.A.W. Widjaja dalam bukunya “Otonomi Desa”
Pemerintahan Desa diartikan sebagai Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa yang merupakan subsistem dalam sistem penyelenggaraan
Pemerintah, sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung
jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa dan menyampaikan
laporan pelaksanaan tersebut kepada Bupati. 8
Tugas, wewenang dan kewajiban Kepala Desa menurut Bupati Nomor
9 Tahun 2019 tentang perubahan atas Peraturan Bupati Demak Nomor 36
Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Demak bahwa kepala desa
mempunyai tugas yaitu :
_______________________
8 H.A.W. Widjaja, Otonomi Desa, Cetakan Ke III ( Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2013 ), halaman 3.
16
1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan,
2. Menyelenggarakan urusan pembangunan, dan
3. Menyelenggarakan urusan kemasyarakatan.
Kewenangan Desa mencakup :
a) Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa,
b) Kewenangan yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan belum dilaksanakan oleh daerah dan
pemerintah, serta
c) Tugas pembantuan dari pemerintah propinsi atau pemerintah
kabupaten. 9
Kewenangan desa yang diatur berdasarkan :
a) Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang pedoman umum
kewenangan Desa,
b) Penetapan bentuk dan susunan organisasi pembentukan desa,
c) Pencalonan dan pemilihan serta penetapan kepala desa,
d) Pencalonan, pemilihan dan pengangkatan serta penetapan
perangkat desa, serta
e) Pembentukan dan penetapan lembaga kemasyarakatan, penetapan
dan pembentukan BPD (Badan Perwakilan Desa). 10
Dalam melaksanakan tugasnya, menurut Peraturan Bupati Nomor 9
Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Demak, kepala desa
mempunyai wewenang yaitu sebagai berikut :
1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan bersama BPD (Badan Permusyawaratan Daerah),
2. Mengajukan rancangan peraturan desa,
3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapatkan persetujuan bersama
dari BPD,
_______________________
9 Op.Cit., halaman 5. 10 Ibid.
17
4. Menyusun dan mengajukan rancangan mengenai APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa) untuk dibahas dan ditetapkan bersama
BPD,
5. Membina kehidupan masyarakat desa,
6. Membina perekonomian desa,
7. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif,
8. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, dan
9. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanaka tugas dan wewenangnya, kepala desa mempunyai
kewajiban yaitu sebagai berikut :
1. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan undang-
undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia,
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat,
3. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat,
4. Melaksanakan kehidupan demokrasi,
5. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas
kolusi, korupsi dan nepotisme,
6. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa,
18
7. Mentaati dan menegakkan seluruh ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku,
8. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan yang baik,
9. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan keuangan desa,
10. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa,
11. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa,
12. Mengembangkan pendapatan masyarakat desa,
13. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial dan adat
istiadat,
14. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa, serta
15. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan
lingkungan.
Sifat-sifat desa ada 4 (empat), antara lain sebagai berikut :
a) Hubungan-hubungan sosial yang ada di desa terbangun dari
pergaulan sosial secara personal antara sesama penduduk desa yang
telah berlangsung sejak lama. Bahkan, banyaknya desa-desa di
Indonesia yang usianya jauh lebih tua dari usia Negara Kesatuan
Republik Indonesia, menandai bahwa hubungan-hubungan sosial
tersebut telah terbentuk sejak lama.
b) Hubungan desa dengan ruang juga berlangsung dengan intensitas
yang sanagat tinggi. Bagi desa tanah dan ruang yang mereka
tinggali bukan semata-mata ruang mati yang dapat ditinggalkan
sewaktu-waktu atau diolah dan diuangkan (dijual) dengan sesuka
hati. Dari model semacam itulah muncul kearifan lokal (local
wisdom) yang teraktualisasi dalam bentuk-bentuk tindakan ramah
lingkungan masyarakat desa, penghargaan terhadap tanah, udara,
dan air.
c) Kehidupan desa bukan berlangsung sebagai kumpulan manusia
yang berhubungan secara kontraktual dan formal, melainkan
sekumpulan manusia yang memiliki pengalaman bersama,
sekaligus digerakkan oleh tradisi yang terbentuk dalam lintas
sejarah, dan terikat pada ruang. Setiap desa memiliki adat-istiadat,
sistem kelembagaan politik tradisional yang berbeda-beda dan
sejerahnya masing-masing. Misalnya, banyak desa yang masih
mempergunakan trah atau keturunan sebagai rujukan penilaian
siapa yang layak menjadi kepala desa.
19
d) Solidaritas yang terbentuk di desa biasanya bersifat mekanis yang
kental dengan nuansa kolektivitas. Dalam bentuk solidaritas
semacam itu, masyarakat desa menjadi kategori subyektif tersendiri
yang diikat oleh rasa kebersamaan dan saling topang. 11
Pada masa Hindia Belanda, pemerintahan diatur berbeda antara di
Jawa dan luar Jawa. Di Jawa diatur dalam Inlandsegemeente Ordonantie
(IGO), sedangkan di luar Jawa diatur dalam Inlandsegemeente Ordonantie
voor Buiten Gewesten (IGOB). Ketentuan ini hanya mengatur mengenai
organisasi desa, karena desa sebagai pemerintah asli telah ada jauh dari saat
pengaturan IGO atau IGOB. 12
Pada tahun 1965 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 1965 tentang Desapraja sebagai bentuk peralihan untuk
mempercepat terwujudnya daerah tingkat III di seluruh wilayah Republik
Indonesia. Undang-undang ini untuk menggantikan IGO dan IGOB, tetapi
pada perjalanannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tersebut belum
sempat diterapkan karena terjadi gerakan 30 S PKI. Kemudian di keluarkan
Tap MPRS No. XXI/MPRS/1966, tanggal 5 Juli 1966 untuk menunda
berlakunya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965. Kemudian lahir
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1969 tentang pernyataan tidak berlakunya
berbagai undang-undang dan peraturan pemerintah pengganti undang-
undang, maka Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 dinyatakan tidak
berlaku lagi. 13
_______________________
11 Naeni Amanulloh, Demokratisasi Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2015 ) , halaman 13. 12 Pemerintahan Desa, ( https:// massofa. wordpress. com / 2018 / 04 / 03 / html. ),
diakses terakhir pada 20 Oktober 2018. 13 Proses Pemilihan Kepala Desa, ( http:// ros-sharon. blogspot. co. id / 2016 / 11 /
makalah. html.), diakses terakhir tanggal 20 Oktober 2018.
20
Pada Orde Baru lahir Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa, secara substantif Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1979 menempatkan Kepala Desa bukanlah pemimpin masyarakat desa,
melainkan sebagai kepanjangan tangan pemerintah desa yang digunakan
untuk mengendalikan penduduk dan tanah desa. Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1979 menegaskan bahwa kepala desa dipilih oleh rakyat melalui
demokrasi langsung.
Berkaitan dengan kedudukan desa, maka dapat dilihat dalam Pasal 18
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah
provinsi dan daerah provinsi, dan itu dibagi atas kabupaten dan kota yang
tiap provinsi, kabupaten, kota itu mempunya pemerinthan daerah yang
diatur dengan undang-undang. Selanjutnya Pasal 18B ayat (2) UUD 1945
menyatakn bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup
dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.
Pada tahun 1999, Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengalami
amandemen termasuk Pasal 18, setelah amandemen UUD 1945, Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 diganti dengan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kedudukan desa di dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 desa adalah sebagai kesatuan
masyarakat hukum adat. Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
21
ini berusaha mengembalikan konsep dan bentuk desa seperti asal usulnya
yang tidak ada di dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979.
Munculnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pada era
reformasi menggambarkan semangat reformasi di segala aspek kehidupan
bernegara, berlangsung secara cepat, sehingga pada akhirnya dirasakan ada
substansi atau praktek penyelanggaraannya yang kurang sesuai dengan jiwa
dan semangat demokrasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam undang-undang ini juga mengatur tentang pemerintahan desa,
terdapat perubahan, namun tidak terlalu signifikan, perbedaan yang ada
hanya bersifat teknis, sehingga tidak menimbulkan perubahan yang
prinsipil, diantaranya adalah :
1. Desa dirumuskan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-itiadat
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.
2. Desa yang semula ditentukan hanya ada di daerah kabupaten, kemudian
juga bisa ada di daerah perkotaan.
3. Badan Perwakilan Desa diubah menjadi Badan Permusyawaratan Desa.
4. Desa boleh membuat lembaga yang bisa memberikan keuntungan
material / financial yang merupakan badan usaha milik desa, serta
5. Masa jabatan kepala desa dan badan perwakilan desa yang semula-mula
5 (lima) tahun diubah menjadi 6 (enam) tahun. 14
_______________________
14 Mashuri Maschab, Politik Pemerintahan Desa Di Indonesia, ( Yogyakarta :
PolGov, Fisipol UGM, 2013 ), halaman 147.
22
Desa dan Desa adat yang menjalankan dua fungsi yaitu fungsi
pemerintahan (local self government) dan mengurus urusan masyarakat
setempat sesuai dengan hak asal-usul dan hak tradisional (self governing
community). Kedudukan administrasi pemeritah desa yang berada di bawah
pemerintahan Kabupaten atau Kota (local self governmen) tidak
menghilangkan hak dan kewenangan desa sebagai kesatuan masyarakat
hukum adat untuk mengurus urusan masyarakat sesuai dengan asal-usul dan
adat istiadat yang masih hidup (self governing community). Oleh karena itu,
dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 juga mengatur kewenangan
urusan masyarakat sesuai dengan asal-usul dan adat istiadat yang masih
hidup (self governing community).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, maka pemerintah
Desa secara administratif berada di bawah pemerintahan Kabupaten atau
Kota (local self government). Namun tetap memiliki hak dan kewenangan
khusus untuk mengurus urusan masyarakat sesuai dengan hak asal-usul dan
adat istiadat yang masih hidup. Kewenangan khusus untuk mengurus urusan
masyarakat sesuai dengan asal-usul dan adat istiadat yang masih hidup
inilah yang akan membedakan desa dan kelurahan.
Selanjutnya di dalam penjelasan umum angka 2 huruf (b) ayat (1)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, ketentuan dalam Pasal 5 Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa desa berkedudukan
di wilayah Kabupaten / kota tersebut diperkuat dengan asas rekognisi, yaitu
pengakuan terhadap hak asal-usul. Dalam hal ini berarti desa diakui
keberadaannya oleh negara sebagai suatu organisasi pemerintahan yang
23
sudah ada dan dilakukan dalam kesatuan masyarakat adat sebelum lahirnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai kesatuan masyarakat adat, desa diakui keberadaannya oleh
negara sebagai satuan pemerintahan yang paling kecil dan terlibat bagi
terbentuknya negara, sehingga desa dibiarkan tumbuh dan
berkembang di luar susunan negara. Desa mempunyai kedudukan
yang sederajat dan sama pentingnya dengan kesatuan pemerintahan
seperti kabupaten dan kota. Kesederajatan ini mengandung makna,
bahwa kesatuan masyarakat hukum atau sebutan nama lainya berhak
atas segala perlakuan dan diberi kesempatan berkembang sebagai
subsistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan tetap berada
pada prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. 15
Dalam perspektif hukum, lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 adalah pergulatan politik yang panjang, sekaligus pergulatan
pemikiran untuk menjadikan desa sebagai basis pembangunan kualitas
kehidupan. Tarik ulur utama perdebatan tentang desa adalah permasalahan
kewenangannya, apakah tersentralisasi atau desentralisasi. Kelahiran
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 sangat erat kaitanya dengan
komoditas politik. Terlepas dari pertarungan politik dalam Pemilu 2014,
lahirnya undang-undang ini menjadikan masyarakat desa merasa lega
karena telah mendapat payung hukum yang lebih kuat.
B. Struktur Kelembagaan Dan Pemerintah Desa
1. Struktur Kelembagaan Desa
Alat-alat perlengkapan desa menurut Undang-Undang Nomor 19
Tahun 1965 terdiri dari kepala desapraja, badan permusyawaratan
desapraja, pamong desapraja, panitera desapraja, petugas desapraja, dan
_______________________
15 Iis Mardeli, Kedudukan Desa Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia,
( Tesis : Magister Ilmu Hukum Atmajaya Yogykarta, 2018 ), halaman 18.
24
badan pertimbangan desapraja. Sedangkan menurut Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1979 terdiri dari kepala desa, lembaga permusyawaratan
desa dan perangkat desa yang terdiri dari sekretaris desa dan kepala-
kepala dusun. Dari kedua undang-undang ini terlihat adanya perbedaan
dalam nama dan jumlah alat-alat perlengkapan desa yang ada. Apabila
diteliti lebih jauh bukan hanya nama dan jumlah itu saja yang berbeda.
Hal ini dapat dimaklumi, karena desapraja menurut Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 1965 merupakan suatu daerah (otonom), sedangkan
desa menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 merupakan suatu
wilayah (administratif). 16
Di dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1974 dinyatakan
bahwa pemerintah desa adalah pemerintah desa dan lembaga
musyawarah desa. Kepala dasa dipilih secara langsung oleh rakyat
melalui pemilihan kepala desa (Pilkades). Kepala desa tidak
bertangggung jawab kepada yang memilih (rakyat) tetapi kepada bupati
melalui camat. Sistem pertanggungjawaban yang demikian itu dipandang
kurang demokratis karena cenderung berorientasi ke atas, akibatnya
pemerintah desa kurang memperoleh dukungan atau legitimasi dari
warga masyarakat, seharusnya kepala desa bertanggungjawab kepada
rakyat yang memilihnya, yakni melalui Lembaga Musyawarah Desa.
Dalam melaksanakan tugasnya pemerintah desa dan pemerintah
kelurahan dibantu oleh perangkat desa dan perangkat kelurahan. Kepala
_______________________
16 Ni’matul Huda, Dinamika ketatanegaraan Indonesia dalam putusan Mahkamah
Konstitusi , ( Yogyakarta : FH UII Prees, 2011 ), halaman 161.
25
desa dan kepala kelurahan sebagai orang pertama yang mengemban
tugas dan kewajiban yang berat, karena ia adalah penyelenggara dan
penanggung jawab utama di bidang pemerintahan, pembangunan,
kemasyarakatan, dan urusan pemerintahan umum termasuk pembinaan
ketentraman serta ketertiban. 17
Lembaga Musyawarah Desa adalah lembaga permusyawaratan atau
permufakatan yang keanggotaannya terdiri atas kepala-kepala dusun, dan
dipimpin oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan serta pemuka-pemuka
masyarakat didesa yang bersangkutan. Dengan kata lain, Lembaga
Musyawarah Desa adalah wadah pertisipasi masyarakat dalam ikut serta
mengatur, merumuskan serta memutuskan segala putusan-putusan
didesa, dan mengawasi jalannya pemerintahan desa yang dilakukan oleh
kepala desa dan aparatur desa. Lembaga Musyawarah Desa dapat
diibaratkan sebagai tempat menampung aspirasi warga masyarakat desa
setempat, jadi semacam lembaga perwakilan rakyat desa. Konstruksi
yang demikian sangat dipengaruhi oleh sistem politik orde baru yang
cenderung sentralistik, serta memudahkan pemerintah pusat melakukan
campur tangan terhadap daerah maupun desa. 18
2. Organisasi Pemerintah Desa
Organisasi dapat diartikan sebagai penentuan dan pemerincian
segala aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, penglompokan
aktivitas-aktivitas, menetapkan siapa yang akan melaksanakan aktivitas
_______________________
17 Ibid., halaman 162. 18 Ibid., halaman 163.
26
tersebut yang masing-masing ada yang mengepalainya dan pelimpahan
atas wewenangnya untuk malaksanakan aktivitas, dengan lain kata fungsi
organisasi mencakup seluruh aktivitas dan hubungan wewenang tersebut.
Didalam usaha penyusunan organisasi pemerintahan desa harus
diperhatikan prinsip-prinsip organisasi yaitu adanya unsur-unsur
pimpinan, pembantu pimpinan, serta palaksana.
Struktur organisasi biasanya dituangkan dalam suatu bagan atau
struktur organisasi. Dalam usaha menyusun struktur organisasi
pemerintah desa, maka ketiga unsur diatas menjadi inti umum bagi setiap
organisasi pemerintahan desa. Pengembangan pada unsur pimpinan,
misalnya bahwa yang menjadi pimpinan adalah pemerintah desa yang
terdiri dari Kepala Desa, dan Lembaga Musyawarah Desa.
Pengembangan pada unsur pembantu atau staff ialah dengan
mengangkat seseorang sekretaris serta kepala-kepala urusan. Maka
struktur organisasi pemerintahan desa menjadi sebagai berikut : 19
_______________________
19 Bayu Surianingrat, Desa dan Kelurahan Menurut Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1979, ( http:// bkd. jakarta. go. id / 2018 / 03 / 25 / artikel / html.), diakses pada
tanggal 25 Januari 2019.
Kepala Desa / Lembaga Musyawarah Desa
Sekretaris
Kepala Urusan 1
Kepala Urusan 2
Kepala Urusan 3
Kepala Urusan 4
Kepala Dusun 1
Kepala Dusun 2
Kepala Dusun 3
Kepala Dusun 4
27
a) Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 :
a. Pemerintah Desa terdiri atas Kepala Desa dan Lembaga
Musyawarah Desa ;
b. Pemerintah Desa dalampelaksanaan tugasnya dibantu oleh
perangkat ;
c. Perangkat Desa terdiri atas Sekretaris Desa dan Kepala Dusun ;
d. Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa dan perangkat
desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3) diatur
dengan peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan
oleh Menteri Dalam Negeri ; dan
e. Peraturan Daerah yang dimaksud dengan ayat (4) baru berlaku
sesudah ada pengesahan dari pejabat yang berwenang.
b) Susunan Organisasi Pemerintah Desa :
a. Pemerintah Desa terdiri atas Kepala Desa dan Lembaga
Musyawarah Desa, serta
b. Pemerintah Desa dibantu oleh Sekretaris Desa dan Kepala Dusun.
3. Perangkat Desa
Dalam menjalankan suatu pemerintahan desa, perangkat desa
sangat diperlukan dalam menjalankan susunan dan tata kelola
pemerintahan di suatu desa. Perangkat desa terdiri atas :
a). Sekretaris Desa
Sekretariat desa adalah unsur staf yang membantu kepala desa
dalam menjalankan hak, wewenang dan kewajiban pimpinan
pemerintahan desa. Sekretaris desa diangkat dan diberhentikan oleh
28
Bupati atau Walikotamadya kepala daerah tingkat II setelah
mendengar pertimbangan camat atas usul kepala desa dan sesudah
mendengar pertimbangan Lembaga Musyawarah Desa. Kepala-kepala
urusan diangkat dan diberhentikan oleh Camat atas nama Bupati atau
Walikotamadya Kepala Daerah tingkat II atas usul kepala desa.
Syarat-syarat pengangkatan dan pemberhentian sekretaris desa dan
kepala-kepala urusan diatur dalam peraturan daerah sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Mentri Dalam Negeri. 20
Sekretaris desa terdiri dari Sekretaris desa dan kepala-kepala
urusan, dan dipimpin oleh sekretaris desa. Jika jabatan sekretaris desa
itu lowong, kepala desa mengajukan calon kepada kepala daerah
tingkat II melalui Camat. Kepala desa terlebih dahulu harus
mendengar pertimbangan Lembaga Musyawarah Desa. Camat
memberi pertimbangan terhadap usul kepala desa yang berwenang
mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Desa adalah Bupati atau
Waikotamadya Kepala Daerah tingkat II.
Untuk keprluan itu pemerintah daerah tingkat II harus membuat
peraturan daerah tentang syarat-syarat pengangkatan dan
pemberhentian sekretaris desa dan kepala urusan, sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Mentri Dalam Negeri. Pedoman
termaksud terutama mengenai syarat-syarat pengangkatan dan
pemberhentian sekretaris desa dan kepala urusan, antara lain :
_______________________
20 C.S.T. Kansil, Desa Kita Dalam Peraturan Tata Pemerintahan Desa, Cetakan
Ke-VII, ( Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 2014 ), halaman 48.
29
1). Syarat-syarat calon,
2). Tata cara pengangkatan,
3). Pemberhentian, dan
4). Dan lain sebagainya. 21
b). Kepala Dusun
Untuk memperlancar jalannya pemerintahan desa dalam desa
dibentuk dusun yang dikepalai oleh kepala dusun sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Mentri Dalam Negeri mengenai
pembentukan dusun dalam desa, dan ditetapkan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Faktor manusia atau jumlah penduduk, faktor alam, faktor letak
dan faktor sosial budaya termasuk adat-istiadat.
2) Faktor-faktor obyektif lainnya seperti penguasaan wilayah, dan
pelayanan.
Jumlah penduduk hendaknya tidak terlampau sedikit dan tidak
pula terlampau banyak, tetapi cukup dalam jangkauan pelayanan
kepala dusun. Demikian pula luas wilayahnya harus seimbang dengan
daya mampu kepala dusun dalam melaksanakan tugasnya sebagai
unsur pelaksana dari pemerintah desa. Kepala dusun tidak mempunyai
pembantu, ia adalah satu-satunya pelaksana pemerintahan desa di
dusunnya. Tidak ada ketentuan tentang banyaknya dusun dalam satu
desa, yang menjadi ukuran adalah terselenggaranya pemerintahan desa
dengan efisien, termasuk usaha pembangunan.
_____________
21 Bayu Surianingrat, Op.Cit.. halaman 62.
30
Kepala Desa, sekretaris desa dan stafnya beserta kepla dusun
dalam kata sehari-hari disebut pamong desa. Sesuai dengan Peraturan
Mentri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, sekretris desa di desa
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
1) Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,
administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.
2) Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi
perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor,
penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan
dinas, dan pelayanan umum.
3) Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi
keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan
pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi
penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga
pemerintahan desa lainnya.
4) Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana
anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data
dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi
program, serta penyusunan laporan. 22
_______________________
22 Bayu Surianingrat, Penjabaran Tentang Peraturan Mentri Dalam Nergri No. 84
Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa. ( http:// bkd.
jakarta. go. id / 2018 / 03 / 25 / artikel / html.), diakses pada tanggal 25 Januari 2019.
31
C. Pemilihan Perangkat Desa
Proses rekrutmen merupakan cara memanajemen karyawan atau
pegawai dalam sebuah organisasi agar dapat menjalankan sebuah organisasi
secara efektif. Secara teoritis, unsur manajemen meliputi man, money,
methods, materials, machine, market. Unsur manusia sebagai penggerak
utama organisasi atau lembaga yang harus melalui proses seleksi terlebih
dahulu sehingga dikenal manajemen kepegawaian.
Karyawan atau pegawai adalah aset utama atau pelaku utama yang
menjadi perencana, pembuat keputusan dan pelaku aktif dari organisasi.
Mereka memiliki pikiran, keinginan, perasaan, status, latar belakang
pendidikan, usia, dan jenis kelamin yang heterogen. Mereka bukanlah
mesin, uang, dan material yang sifatnya pasif dan dapat diatur sepenuhnya
dalam mendukung tercapainya tujuan. Kemampuan dan keterampilan
pegawai belum menjamin produktivitas kerja yang baik jika moral kerja dan
kedisiplinannya rendah. Mereka dapat dikatakan bermanfaat mendukung
terwujudnya tujuan jika mereka berkeinginan tinggi untuk berprestasi.
Kualitas dan kuantitas pegawai harus sesuai dengan kebutuhan agar
menunjang tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Penempatan tenaga
kerja juga harus tepat sesuai dengan kapasitasnya. Dengan demikian, gairah
kerja dan kedisiplinannya akan lebih baik serta efektif menunjang
terwujudnya tujuan organisasi. Oleh karena itu, pengadaan karyawan atau
pegawai harus didasarkan pada prinsip “apa” baru “siapa”. Apa artinya
menetapkan terlebih dahulu pekerjaan-pekerjaannya berdasarkan uraian
pekerjaan (job description). Siapa artinya mencari pegawai yang tepat untuk
32
menduduki jabatan tersebut berdasarkan spesifikasi pekerjaan (job
specification).
Pengadaan pegawai berdasarkan “siapa” kemudian “apa”,
menimbulkan ketidakcocokan atau mismanajemen dalam penempatan.
Penempatan pegawai yang jauh di luar kemampuannya mengakibatkan
moral kerja, semangat kerja dan kedisiplinan menjadi rendah. Adapun
proses rekrutmen pegawai (Utami, 2015:30-31), yaitu : 23
1. Peramalan kebutuhan tenaga kerja ;
2. Penarikan (recruitment) ;
3. Seleksi (selection) ; dan
4. Penempatan, orientasi, dan induksi karyawan atau pegawai.
Perekrutan pegawai hendaknya dilakukan dengan baik dan benar
sehingga pegawai yang diterima sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang
akan dilakukan. Keterlibatan partisipasi masyarakat luas sangatlah penting
terhadap dalam proses rekrutmen perangkat desa sebagai wujud dari
kehidupan demokrasi.
Sukamtim, rekrutmen adalah serentetan kegiatan oleh organisasi untuk
menarik calon pegawai yang memiliki kemampuan dan sikap yang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Selanjutnya, istilah rekrut berarti
serentetan kegiatan atau rangkaian kegiatan dan proses sah untuk
mendapatkan orang-orang yang tepat dalam jumlah yang cukup. Jadi
rekrutmen adalah sebuah proses dalam mendapatkan sejumlah orang
dengan kriteria tertentu untuk menghasilkan kualitas tertentu pula di
bidang kemampuannya untuk bekerja di organisasi atau lembaga yang
menyediakan fasilitas perekrutan. 24
_______________________
23 Utami, Pengaruh Rekruitmen Perangkat Desa Terhadap Kinerja Perangkat
Pemerintah Desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, ( Skripsi : Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Pancasakti Tegal, 2015 ), halaman 30. 24 Sukamti, Manajemen Personalia Dalam Menentukan Sumberdaya Manusia,
Cetakan Ke-III, ( Jakarta : P2IPTK, Dikti Depdikbud, 2010 ), halaman 23.
33
Proses rekrutmen perangkat Desa di Kabupaten Demak sendiri telah
diatur dalam Peraturan Bupati Demak Nomor 9 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Demak Nomor 36 Tahun 2016 Tentang
Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja
Sekretariat Daerah Kabupaten Demak Pasal 9 ayat 1 yaitu masyarakat yang
dapat diangkat menjadi Perangkat Desa adalah penduduk desa setempat
Warga Negara Republik Indonesia yang :
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
2. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah ;
3. Berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 60 (enam
puluh) tahun, dibuktikan dengan Akta kelahiran atau alat keterangan
pembuktian kelahiran yang lain, terhitung pada saat penutupan
pendaftaran ;
4. Berpendidikan paling rendah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau
sederajat, yang dibuktikan dengan ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar
(STTB) pendidikan formal dari tingkat dasar sampai dengan ijazah atau
STTB terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang ;
5. Bersedia bertempat tinggal tetap di Desa setempat ;
6. Bertempat tinggal di wilayah kerjanya, bagi Calon Kepala Dusun ;
7. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat keterangan dokter dari
Rumah Sakit Pemerintah atau Puskesmas setempat ;
34
8. Berkelakuan baik, dibuktikan dengan surat keterangan catatan kepolisian
atau keterangan lain dari Kepolisian Sektor setempat ;
9. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
ancaman pidananya minimal 5 tahun penjara berdasarkan keputusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang
dibuktikan dengan surat pernyataan ; dan
10. Terdaftar sebagai penduduk desa setempat paling sedikit 2 (dua) tahun
terakhir berturut-turut, dibuktikan dengan Kartu tanda Penduduk (KTP)
atau Kartu Keluarga (KK), kecuali bagi putra desa.
Dengan dilaksanakannya proses rekrutmen perangkat Desa di
Kabupaten Demak maka dibentuk tim Penjaringan dan Penyaringan
Perangkat Desa (P3D) dengan tugas sebagaimana Pasal 12 Peraturan Daerah
Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan
Pemberhentian Perangkat Desa yakni :
1. Menyusun jadwal kegiatan ;
2. Mengelola anggaran secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel serta
3. Menyusun tata tertib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Kemudian, melaksanakan sosialisasi lowongan perangkat desa kepada
masyarakat ;
5. Melaksanakan penjaringan atau pendaftaran bakal calon perangkat desa ;
6. Melaksanakan penyaringan atau ujian seleksi calon perangkat desa dan
menyiapkan tempat ujian calon perangkat desa.
7. Selanjutnya, melaksanakan penilaian hasil ujian calon perangkat desa ;
35
8. Melaksanakan tertib administrasi pelaksanaan penjaringan dan
penyaringan perangkat desa ;
9. Menyampaikan laporan kepada kepala desa untuk setiap tahapan
pelaksanaan penjaringan dan penyaringan perangkat desa disertai berita
acara dan menyampaikan informasi kepada masyarakat ;
10. Memperlakukan bakal calon perangkat desa secara adil dan setara ;
11. Melaksanakan tahapan pelaksanaan penjaringan dan penyaringan
perangkat desa tepat waktu ; dan
12. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada Kepala Desa.
Berdemokrasi bisa kita pahami sebagai konsep yang memiliki ruang
lingkup cukup luas. Jika dilihat dari keadaan faktualnya, demokrasi di
Indonesia masih berjalan sebagai proses di mana secara substansial
keseimbangan berbagai unsur masyarakat baik partai, lembaga antar
pemerintah, organisasi masyarakat menjadi tema yang menarik untuk dikaji.
Sehingga apapun bentuknya, fenomena demokrasi di Indonesia baik di
tingkat pusat hingga tingkat daerah sangat menarik untuk dibicarakan. Demi
kelestarian demokrasi diperlukan sebuah kesepakatan dari rakyat mengenai
makna demokrasi itu sendiri dari segi mekanisme kerja demokrasi dan
kegunaan demokrasi bagi kehidupan. Kekuatan demokrasi berasal dari
kehendak rakyat sendiri bertujuan untuk mencapai kebaikan bersama
sehingga persoalan demokrasi berkaitan dengan persoalan terakomodirnya
atau keterwakilan kehendak rakyat itu sendiri.
36
Rousseau, demokrasi adalah tahapan yang harus dilewati bagi negara
jika ingin sejahtera. Pernyataan ini merujuk bahwa demokrasi sebagai
acuan bagi semua negara jika ketatanegaraan suatu negara ingin
sempurna. Kemudian Rousseau menambahkan bahwa kesepurnaan
bukanlah milik manusia begitu pun demokrasi. Demokrasi dimaknai
bukan sebagai tujuan akhir namun lebih melihat kepada fakta tahapan
yang ada atau sedang berlangsung. Demokrasi akan berjalan
beriringan dengan berkembangnya zaman dan dipengaruhi oleh
budaya sebuah negara. Sehingga jika demokrasi diterapkan secara
kaku dan terlalu ideal, demokrasi yang nyata tidak akan terwujud. 25
Kelsen, menyatakan esensi demokrasi terdapat pada adanya kompromi
dalam menyatukan pendapat yang berbeda. Prinsipnya ada pada
penyelesaian konflik melalui norma yang tidak seluruhnya sesuai
dengan kepentingan dari salah satu pihak, dan juga tidak seluruhnya
bertentangan dengan kepentingan lainnya. Kompromi tersebut
cerminan cita-cita dalam penentuan kehendak sendiri secara sempurna
dan terus menjadi pembahasan antara kepentingan mayoritas dan
kepentingan minoritas agar terjadi kesepakatan bersama dan menjadi
pegangan masyarakat dalam menjalani kegiatan sehari-hari. 26
Arahan daripada sikap kompromi ini menunjukkan bahwa demokrasi
juga dipengaruhi oleh budaya suatu masyarakat yang selalu mengutamakan
kesepakatan bersama ketika terjadi permasalahan tidak saja diterapkan
dalam kelembagaan formal dan non formal, akan tetapi juga sebagai solusi
pemecahan masalah yang sifatnya horizontal di antara beragamnya
kepentingan di masyarakat. Kompromi tersebut merupakan salah satu ciri
yang dijadikan pegangan untuk memahami demokrasi. Kelsen memberikan
prinsip dalam memahami demokrasi yakni :
1. adanya kehendak mayoritas dan minoritas,
2. kehendak mayoritas tidak bisa menjadi dominasi absolut (mutlak),
_______________________
25 Rousseau, Du Contract Social ( Perjanjian Sosial ), Cetakan Kedua, ( Jakarta :
Visimedia, 2014 ), halaman 45. 26 Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, Cetakan Kedua, ( Bandung :
Nusamedia, 2015 ), halaman 30.
37
3. kompromi dikedepankan di antara kehendak mayoritas dengan kehendak
minoritas dalam menyikapi sebuah permasalahan serta solusi,
4. tidak ada paksaan dalam beragama dan berkeyakinan,
5. terdapat kebebasan berbicara, kebebasan pers, dan pendapat untuk
mengemukakan pendapat dijamin keberadaannya, baik melalui konstitusi
ataupun melalui kesepakatan adat, dan
6. tidak diketemukannya benturan kepentingan antara kehendak mayoritas
dan kehendak minoritas adalah ciri kompromi yang sehat. 27
Pendefinisian konsep keterbukaan dan inklusivitas merupakan dua
nilai kunci dalam demokrasi yang dianut dari sebuah legitimasi pada
pemerintahan yang demokratis. Keterbukaan yang demokratis dapat
dipahami sebagai akses terhadap informasi dan transparansi proses. Dengan
demikian, kemudahan masyarakat ataupun pihak-pihak lain untuk
mengetahui berbagai kegiatan pemerintahan terkait kebijakan publik tanpa
hambatan adalah elemen penting demokrasi. Akses terhadap informasi
menuju keterbukaan bermula dari sifat kerahasiaan dan yang lebih menarik
lagi dikarenakan saat ini penggunaan teknologi membuat akses terhadap
informasi lebih mudah dan harapan penyebarannya lebih luas kepada
masyarakat.
Selanjutnya, setelah keterbukaan terhadap informasi, aspek penting
keterbukaan lainnya adalah transparansi dalam pengambilan keputusan
pemerintah yang sepenuhnya terbuka bagi pengawasan publik artinya
pemerintah harus membuka ruang seluas-luasnya bagi publik untuk
27 Ibid.
38
bersama-sama mengawasi keputusan pemerintah. Dengan begitu,
masyarakat menjadi mengerti dan memahami bagian penting dalam proses
kebijakan publik. Hal ini dikarenakan setiap keputusan yang dibuat
ditujukan untuk masyarakat adalah sebagai solusi dari berbagai masalah
yang muncul di masyarakat itu sendiri. Istilah transparansi dalam
administrasi publik sering dikaitkan dengan konsep akuntabilitas pemerintah
yaitu legitimasi pemerintahan yang demokratis harus bertanggung jawab
kepada rakyat melalui proses transparansi dari keputusan yang dibuat.
Rossmann dan Shahnan, representatif menerangkan kepentingan
umum dicapai melalui sifat inklusif perwakilan dalam administrasi
publik yang secara luas mencerminkan kepentingan, pendapat,
kebutuhan, keinginan dan nilai-nilai masyarakat. Partisipasi
masyarakat merupakan definisi kedua dari inklusivitas di mana
pemerintahan demokratis didasarkan pada efektivitas partisipasi warga
negara bertujuan meningkatkan peran partisipasi masyarakat secara
aktif di dalam program pemerintah. Ukuran dari partisipasi
masyarakat adalah mekanisme partisipasi dan tingkat kualitas
keterlibatan masyarakat dalam partisipasi publik. 28
Nilai demokrasi penting lainnya yaitu responsivitas. Responsivitas ini
dapat ditingkatkan dan lebih responsif dengan memperhatikan pluralisme,
kreativitas dan keadilan dalam pelayanan publik. Pluralisme identik dengan
kemajemukan apabila dihubungkan dengan pelayanan oleh pemerintah
maka tuntutan pelayanan yang beragam harus dilakukan karena jika
memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh masyarakat yang
majemuk maka pelayanan oleh pemerintah cenderung kurang responsif.
_______________________
28 Rosemann & Shanahan, Defining and Archieving Normative Democratic Value in
Parcipatory Budgeting Process. Public Administration Review, ( https:// doi.org/ 10.1111/
2012 ), diakses pada tanggal 19 Mei 2019.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian, metodologi sangat berperan penting untuk
menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian dengan kata lain setiap
penelitian harus menggunakan metodologi sebagai tuntunan berfikir yang
sistematis agar dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah. Metodologi
merupakan pengetahuan tentang berbagai cara kerja untuk memahami
obyek-obyek yang menjadi sasaran dari pada ilmu pengetahuan yang
bersangkutan.
Metode adalah suatu cara untuk menemukan jawaban akan sesuatu
hal. Cara penemuan jawaban tersebut sudah tersusun dalam langkah-
langkah tertentu yang sistematis. Penelitian merupakan suatu sarana pokok
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena
penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis,
metodologis dan konsisten, dengan mengadakan analisa dan konstruksi. 29
Penelitian ( research ) dapat berarti pencarian kembali, yang bernilai
edukatif. Dengan demikian setiap penelitian berangkat dari ketidaktahuan
dan berakhir pada keraguan dan tahap selanjutnya berangkat dari keraguan
dan berakhir pada suatu hipotesis ( jawaban yang dapat dianggap hingga
dapat dibuktikan sebaliknya ). 30
_______________________
29 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2013 ),
halaman 1. 30 Zainal Asikin Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, ( Jakarta :
Rajawali Pers, 2010 ), halaman 19.
40
Dalam penelitian hukum juga dilakukan pemeriksaan yang mendalam
terhadap fakta-fakta hukum untuk selanjutnya digunakan dalam menjawab
permasalahan-permasalahan, maka peneliti melakukan penelitian hukum
dengan mengunakan metode-metode sebagai berikut :
A. Jenis / Tipe Penelitian
Jenis / Tipe penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah yuridis empiris, dimana penelitian dilakukan dengan meninjau
masalah yang diteliti dari segi ilmu hukum dengan mengkaji peraturan
perundang-undangan dan dengan melihat serta mengaitkan dengan
kenyataan yang ada didalam implementasinya yang bertujuan untuk
mendeskripsikan kegiatan atau peristiwa kegiatan atau peristiwa alamiah
dalam praktek sehari-hari. Perlunya penelitian hukum empiris ini adalah
beranjak dari norma hukum yang ada berkaitan permasalahan penelitian,
sehingga didalam mengkajinya lebih mengutamakan sumber data secara
sekunder. 31
B. Spesifikasi Penelitian
Spesifikasi penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif
analitis, metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan deskripsi
serta data yang seteliti mengenai implementasi pemilihan Perangkat Desa
di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1
Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Analisis juga dilakukan dengan menggunakan cara kualitatif dari teori
_______________________
31 Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
(,Jakarta : Salemba Humanika, 2010 ), halaman 76.
41
hukum atau doktrin-doktrin hukum terhadap kewenangan aparatur desa
dalam penyelenggaraan pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak
berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mempunyai
maksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subyek penelitian secara holistik serta dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus secara alamiah
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif
memiliki karakteristik yaitu :
1. Data penelitian diperoleh secara langsung dari lapangan, dan bukan
dari laboratorium atau penelitian yang terkontrol ;
2. Data digali dengan cara alamiah ; dan
3. Untuk memperoleh makna baru dalam bentuk kategori-kategori
jawaban, peneliti memiliki kewajiban untuk mengembangkan situasi
dialogis sebagai situasi ilmiah.
C. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi, adalah keseluruhan subyek hukum yang memiliki
karakteristik tertentu dan ditetapkan untuk diteliti. Berdasarkan
pengertian di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh Calon Perangkat Desa yang menjadi peserta pemilihan
di Kabupaten Demak yang berdasarkan ketetapan dan persyaratan
yang ada di ketentuan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018
tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa.
42
2. Sampel, adalah bagian dari populasi yang masih memiliki ciri-ciri
utama dari populasi dan ditetapkan untuk menjadi responden
penelitian. Sampel dalam penelitian ditetapkan dengan teknik
purposive sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan
dan tujuan penelitian. Berdasarkan pengertian di atas maka yang
menjadi responden atau sampel dalam penelitian ini adalah :
a) Sekretaris desa : 1 orang
b) Bayan : 1 orang
c) Pamong desa : 1 orang
d) Mantan peserta seleksi perangkat desa : 2 orang
________________________________________________________
Jumlah : 5 orang
D. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini melalui data primer,
yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui
wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak
resmi yang kemudian diolah oleh peneliti. Dan menggunakan data
sekunder, melalui studi kepustakaan, yaitu suatu metode pengumpulan
dengan cara membaca atau merangkai buku-buku peraturan perundang-
undangan dan sumber kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan
objek penelitian. Data sekunder di bidang hukum terdiri dari : 32
_______________________
32 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2014 ),
halaman 106.
43
1. Bahan Hukum Primer, yaitu segala informasi yang dibutuhkan
mengenai konsep penelitian ataupun yang terkait dengannya yang
diperoleh secara langsung dari unit analisa yang dijadikan sebagai
obyek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui
wawancara kepada responden yang telah ditetapkan.
2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu semua informasi yang diperoleh tidak
secara langsung, melalui dokumen-dokumen yang mencatat keadaan
konsep penelitian ataupun yang terkait dengan penelitian didalam unit
analisa yang dijadikan sebagai obyek penelitian. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh secara langsung maupun melalui internet,
buku-buku, makalah, jurnal, arsip-arsip yang berhubungan dengan
pokok-pokok penelitian, dan peraturan perundang-undangan. Adapun
undang-undang yang penulis gunakan adalah :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 84 Tahun 2015 Tentang
Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa.
c. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 128 / PUU / XIII / 2015
Tentang Pengisian Perangkat Desa.
d. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang
Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa.
e. Peraturan Bupati Demak Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Bupati Demak Nomor 36 Tahun 2016 Tentang
44
Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Demak.
3. Bahan Hukum Tersier, yaitu : Kamus, bahan dari internet dan lain-lain
yang merupakan bahan hukum yang memberikan penjelasan tentang
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
Selain menggunakan data sekunder, dalam penelitian ini juga
didukung data primer. Data primer di peroleh dengan cara wawancara
dan observasi dengan orang-orang yang terkait dalam Pemilihan
Perangkat Desa di beberapa desa yang berada di Kabupaten Demak.
Wawancara dilakukan kepada :
1) Jazuli Mukti, selaku sekretaris desa Karangasem Kabupaten Demak.
2) Ernawati, selaku Bayan di desa Karangasem Kabupaten Demak.
3) Amin, selaku pejabat Pamong Desa Karangasem Kabupaten Demak.
4) Ahmad Muklis, selaku Mantan peserta seleksi perangkat desa dari
Desa Perampelan Kabupaten Demak.
5) Irham, selaku Mantan peserta seleksi perangkat desa dari Desa
Perampelan Kabupaten Demak.
E. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, dalam penelitian ini data analisis yang di
gunakan adalah metode analisis kualitatif. Metode kualitatif digunakan
agar penulis dapat mengerti dan memahami gejala yang ditelitinya.
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya jadi satuan
45
yang dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain. 33
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala,
atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan
antara suatu gejala dengan gejala lain dimasyarakat. Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan ini menggunakan 3 (tiga) macam
analisis data model interaktif yang dapat digunakan, yaitu :
1. Reduksi Data, adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan
final dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data, adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data
dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta
memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan.
3. Penarikan Kesimpulan, merupakan bagian dari sutu kegiatan
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung. Kesimpulan ditarik semenjak peneliti
menyusun pencatatan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi,
arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi.
_______________________
33 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT Remaja Rosda
Karya, 2008 ), halaman 186.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Implementasi Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak
Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang
Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Desa mempunyai kedudukan yang sederajat dan sama pentingnya
dengan kesatuan pemerintahan seperti kabupaten dan kota. Kesederajatan
ini mengandung makna, bahwa kesatuan masyarakat hukum berhak atas
segala perlakuan dan diberi kesempatan berkembang sebagai subsistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan tetap berada pada prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 34
Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, maka pemerintah desa di
seluruh wiluayah Kabupaten Demak secara administratif berada di bawah
pemerintahan kabupaten atau kota (local self government), namun tetap
memiliki hak dan kewenangan khusus untuk mengurus urusan masyarakat
sesuai dengan hak dan adat istiadat yang masih berlaku. Kewenangan untuk
mengurus urusan masyarakat sesuai dengan adat istiadat yang masih berlaku
inilah yang akan membedakan desa dengan kelurahan.
Pemerintah Desa sebagai bentuk pemerintahan bawahan dan
merupakan pemerintahan tertua yang telah ada bahkan sebelum Indonesia
_______________________
34 Iis Mardeli, Kedudukan Desa Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia,
( Tesis : Magister Ilmu Hukum Atmajaya Yogykarta, 2014 ), halaman 18.
47
merdeka, eksistensinya diakui hingga saat ini. Melalui substansi yang
terkandung dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, secara konstitusional desa dengan hak tradisionalnya
memiliki kewenangan dalam menjalankan urusan rumah tangganya secara
mandiri. Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014, Kepala Desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa,
melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa. Makna yang terkandung dalam Pasal 26
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tersebut, tidak semata-mata bahwa
Kepala Desa sajalah yang mempunyai tugas dalam menjalankan
pemerintahan. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Kepala Desa
dibantu oleh Perangkat Desa, Perangkat Desa terdiri dari sekretaris desa dan
Perangkat Desa yang lainya. Penjelasan tersebut memperlihatkan bahwa
adanya kordinasi antara Kepala Desa dengan perangkatnya dalam
menjalankan pemerintahan. 35
Lahiranya Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 sangat erat
kaitanya dengan komoditas politik. Terlepas dari pertarungan politik dalam
Pemilu 2019, lahirnya peraturan daerah ini menjadikan masyarakat desa
khususnya Kabupaten Demak merasa lega karena telah mendapat payung
hukum yang lebih kuat dibandingkan pengaturan desa di dalam Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa maupun Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2015 tentang
_______________________
35 Ni’matul Huda, Hukum Pemerintahan Desa, Cetakan Pertama, ( Malang : Setara
Press, 2015 ), halaman 219.
48
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, yang menyebutkan
bahwa Perangkat Desa terdiri atas :
1) Sekretaris Desa, dipimpin oleh Sekretaris Desa dan dibantu oleh unsur
staff sekretariat yang bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang
administrasi pemerintahan desa. Sekretaris Desa dalam melaksanakan
tugasnya dibantu oleh kepala urusan ;
2) Unsur Pelaksana Teknis, unsur pembantu Kepala Desa yang
melaksanakan urusan teknis dilapangan seperti urusan pengairan,
keagamaan, dan lain-lain ; serta
3) Unsur Kewilayahan, yaitu membantu Kepala Desa diwilayah kerjanya
seperti Kepala Dusun.
Didalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, lebih
rincinya terdapat di dalam Pasal 48, telah dijelaskan bahwa Perangkat Desa
terdiri dari Sekretaris Desa, Pelaksana Kewilayahan dan Pelaksana Teknis.
Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 tersebut bertugas
membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya di
dalam wilayah desa itu sendiri, yang berhak mengangkat Perangkat Desa
adalah Kepala Desa, akan tetapi harus dikonsultasikan dengan Camat
dengan atas nama Bupati atau Walikota setempat.
Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Perda Kabupaten
Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Perangkat Desa diangkat dari warga desa yang memenuhi persyaratan, yang
secara rinci terdapat di dalam Pasal 8 yang menyatakan bahwa syarat yang
harus dipenuhi untuk diangkat sebagai Perangkat Desa antara lain :
49
1) Calon Perangkat Desa adalah warga Negara Republik Indonesia
dengan syarat sebagai berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika ;
c. Berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum atau
sederajat ;
d. Berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh
dua) tahun pada saat mendaftar sebagai Bakal Calon ;
e. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan
Catatan Kepolisan (SKCK) ;
f. Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara dengan
hukuman badan atau hukuman percobaan ;
g. Tidak sedang berstatus tersangka atau terdakwa karena tindak
pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara ;
h. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ;
i. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun
setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan
secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku
kejahatan berulang-ulang ; dan
j. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan Surat Keterangan
yang dikeluarkan oleh dokter pemerintah.
2) Anggota BPD yang mendaftarkan diri menjadi Calon Perangkat
Desa selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), harus mendapatkan izin dari Pejabat yang berwenang
dan mengundurkan diri dari jabatan / kedudukan semula.
3) Perangkat Desa yang mendaftarkan diri untuk jabatan Perangkat
Desa lainnya selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus mendapatkan izin dari Pejabat yang
berwenang dan mengundurkan diri dari jabatan / kedudukan
semula.
4) Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI / POLRI, pegawai BUMN /
BUMD dan pegawai swasta berbadan hukum yang mencalonkan
diri menjadi Calon Perangkat Desa selain harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
memperoleh Surat Izin dari Pejabat Pembina Kepegawaian atau
pejabat / pimpinan yang berwenang. 36
_______________________
36 Pasal 8 Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
50
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Perangkat Desa
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 34 ayat (2) wajib bertanggung
jawab kepada Kepala Desa. Adapun larangan bagi Perangkat Desa seperti
yang telah di atur dalam Pasal 28 yaitu sebagai berikut :
Perangkat Desa dilarang :
a) Melakukan perbuatan atau tindakan yang merugikan kepentingan
umum ;
b) Membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota
keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu ;
c) Menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau kewajibannya ;
d) Melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga dan/atau
golongan masyarakat tertentu ;
e) Melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat desa
dan/atau perbuatan tercela yang dapat menurunkan martabat
perangkat desa atau kehormatan pemerintah desa ;
f) Melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang,
dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan
atau tindakan yang akan dilakukannya ;
g) Menjadi pengurus partai politik ;
h) Menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang ;
i) Merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota badan
permusyawaratan desa, anggota dewan perwakilan rakyat republik
indonesia, dewan perwakilan daerah republik indonesia, dewan
perwakilan rakyat daerah provinsi atau dewan perwakilan rakyat
daerah kabupaten / kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam
peraturan perundangan-undangan ;
j) Ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum
dan/atau pemilihan kepala daerah ;
k) Melanggar sumpah / janji jabatan ;
l) Meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari kerja berturut-
turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
m) Bekerja pada instansi negeri atau swasta ; dan
n) Melakukan pungutan yang tidak sah dalam bentuk apapun. 37
Aturan mengenai Perangkat Desa yang melanggar larangan yang
dimaksud dalam Pasal 28 telah diatur di dalam Pasal 29 diantaranya akan
dikenakan sanksi administratif berupa teguran lisan maupun teguran berupa
_______________________
37 Ibid., Pasal 28.
51
tulisan. Dalam hal sanksi administratif sebagaimana yang telah dimaksud
Pasal 29 ayat (1) tidak dilaksanakan, akan dilakukan tindakan
pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian
untuk selamanya. Selanjutnya Pasal 30 mengatur pemberhentian Perangkat
Desa baik secara hormat maupun secara tidak hormat. Perangkat Desa
berhenti karena meninggal dunia, permintaan sendiri dan diberhentikan.
Maksud dari diberhentikan adalah Perangkat Desa yang dimaksud telah
berusia genap 60 (enam puluh) tahun, berhalangan tetap, tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Perangkat Desa atau karena melanggar larangan
sebagai Perangkat Desa. Perangkat Desa diberhentikan oleh Kepala Desa
setelah dikonsultasikan dengan Camat atas nama Bupati atau Walikota.
Di dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
pengaturan yang berkaitan dengan Perangkat Desa diatur pada bagian
kelima dengan prinsip dasar Perangkat Desa, yakni pada Pasal 48 yang
menyatakan bahwa Perangkat Desa terdiri atas :
1. Sekretariat Desa ;
2. Pelaksana Kewilayahan ; dan
3. Pelaksana Teknis.
Adapun tugas dari Perangkat Desa dinyatakan secara rinci dalam
Pasal 41 ayat (1) Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 yang
menyatakan bahwa Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya. Karena yang berhak mengangkat
Perangkat Desa yang telah diatur pada Pasal 41 ayat (2) yang menyatakan
bahwa Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan
52
dengan Camat atas nama Bupati atau Walikota, maka dalam hal
melakanakan tugas dan wewenang atas kinerjanya, Perangkat Desa
bertanggung jawab penuh kepada Kepala Desa.
HM. Natsir, selaku Bupati Kabupaten Demak mengatakan bahwa,
dilihat dari segi positif dari lahurnya Perda Kabupaten Demak Nomor
1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa, dapat membuat masyarakat lebih mengenal sosok Perangkat
Desa yang menjabat di desanya, dengan adanya Peraturan Daerah ini
calon Perangkat Desa paling tidak lebih mengenal kebiasaan, budaya
serta kehidupan sosial masyarakat di sekelilingnya. 38
Pemerintahan desa harus mendapatkan legitimasi warga agar seluruh
warga desa mendukung kebijakan yang dibuat oleh Perangkat Desa.
Sedangkan dilihat dari segi negatifnya pada Perda Kabupaten Demak
Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa ini membatasi warga masyarakat khususnya di Kabupaten Demak
untuk berkontribusi membangun pemerintahan desa yang sejatinya
merupakan pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat di tingkat
paling bawah, karena desa merupakan level terendah dalam sistem hierarki
ketatanegaraan Republik Indonesia.
Ernawati, selaku Bayan yang menjabat di desa Karangasem
Kabupaten Demak mengatakan bahwa, mekanisme pengangkatan
Perangkat Desa di Kabupaten Demak biasanya di bentuk oleh Kepala
Desa dengan tim yang terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris
dan minimal seorang anggota. Terkait masalah penjaringan dan
penyaringan seleksi calon Perangkat Desa tersebut, yang dimaksud
pengangkatan Perangkat Desa adalah kegiatan penjaringan dan
penyaringan hingga pelantikan Perangkat Desa. 39
_______________________
38 Ibid. 39 Wawancara dengan Ernawati, selaku Bayan di desa Karangasem Kabupaten
Demak pada tanggal 27 Februari 2019.
53
Penjaringan dalam Pasal 7 Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun
2018 ini diartikan sebagai serangkaian kegiatan menerima berkas
pendaftaran dan meneliti persyaratan administrasi bakal calon Perangkat
Desa, sedangkan penyaringan Perangkat Desa adalah kegiatan dalam bentuk
seleksi untuk menentukan calon Perangkat Desa yang dilakukan bagi
pendaftar yang dinyatakan lolos seleksi administrasi / penjaringan. Tentunya
dalam proses penjaringan calon Perangkat Desa harus diseleksi sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku mengenai ketentuan
persyaratan bakal calon Perangkat Desa.
Ahmad Muklis, selaku Mantan peserta seleksi perangkat desa dari
Desa Perampelan Kabupaten Demak, mengatakan bahwa biasanya
dalam prosedur perekrutan Perangkat Desa, Kepala Desa melakukan
penjaringan dan penyaringan calon yang dilakukan oleh Tim.
Pelaksanaan penjaringan dan penyaringan bakal calon dilaksanakan
paling lama 2 (dua) bulan setelah jabatan Perangkat Desa kosong atau
diberhentikan. Kemudian hasil penjaringan dan penyaringan bakal
calon sekurang-kurangnya 2 (dua) orang calon dikonsultasikan oleh
Kepala Desa kepada Camat. Camat memberikan rekomendasi tertulis
terhadap calon Perangkat Desa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja. Rekomendasi yang diberikan Camat berupa persetujuan atau
penolakan berdasarkan persyaratan yang ditentukan. 40
Menurut Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa ini, pasal-pasal yang
terdapat didalamnya sudah mengandung hak konstitusional yang dijamin
dalam UUD 1945, yaitu sebagai berikut :
1. Hak mendapatkan kemudahan untuk memperoleh kesempatan dan
manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan ;
2. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan ;
_______________________
40 Ibid.
54
3. Hak untuk bekerja dengan perlakuan yang adil ; serta
4. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
Berdasarkan penjelasan tersebut, sudah sangat mewakili hakikat
atau inti dari Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, yang mana dijelaskan
bahwa negara mengakui desa sebagaimana mengakui adat istidat, hak yang
ada didesa dan sesuai prinsip-prinsip demokrasi desa, antara lain : 41
a). Kepentingan Masyarakat Desa
Pelaksanaan pemerintahan desa harus berujung pada kepentingan
masyarakat desa. Kepentingan masyarakat desa umumnya yang berkait
dan menentukan kehidupan bermasyarakat warga desa, khususnya untuk
hal yang bersifat strategis. Posisi Perangkat Desa merupakan posisi yang
strategis dalam sistem pemerintahan desa, dimana sebagaian besar desa
yang masih menggunakan hak atau hukum untuk menjadikan warganya
yang ingin menjadi Perangkat Desa yang berada di setiap desanya.
b). Musyawarah
Setiap keputusan desa mengutamakan proses musyawarah mufakat.
Musyawarah merupakan pembahasan atas suatu masalah tertentu dengan
mengedepankan tukar pendapat serta argumentasi yang dilaksanakan
dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat. Berbeda dengan sistem
pengambilan keputusan yang mengedepankan pemungutan suara, prinsip
_______________________
41 Naeni Amanulloh, Demokratisasi Desa, ( Jakarta : Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015 ), halaman 22.
55
musyawarah mengedepankan tukar pendapat, pandangan, serta
argumentasi antar peserta musyawarah sampai dicapai mufakat.
c). Prikemanusiaan atau Humanis
Pengertian demokrasi dalam Perda Kabupaten Demak Nomor 1
Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa di
atas menempatkan pengakuan dan jaminan terhadap keluhuran harkat
dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa sebagai
tata perlakuan dasar atas manusia atau masyarakat desa. Itu berarti setiap
orang atau individu warga desa harus dilihat dalam posisinya yang luhur
dan mulia sebagai makhluk Tuhan.
d). Partisipasi
Partisipasi berarti keikutsertaan masyarakat desa dalam setiap
kegiatan dan pengambilan keputusan strategis di setiap desa. Perda
Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 meletakkan sifat partisipatif
sebagai asas pengaturan, yang artinya berkehendak untuk menopang
proses demokratisasi di desa. Sebagai asas pengaturan desa dan prinsip
demokrasi, partisipasi merupakan keharusan sebagai perwujudan hak
demokratik yang dimiliki oleh setiap warga desa sebagai pemegang
kekuasaan. Warga desa sebagai pemegang kekuasaan desa, maka warga
desa lebih partisipasi dalam hal pengangkatan Perangkat Desa, dimana
masyarakat desa ikut andil dalam pencalonan Perangkat Desa yang
ruangnya sangat luas tanpa adanya partisipasi dari orang yang berasal
dari luar desa setempat.
56
Sedangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 9 Tahun 2019 tentang
perubahan atas Peraturan Bupati Demak Nomor 36 Tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Sekretariat Daerah Kabupaten Demak, memberikan pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dan untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Sebagai komunitas yang diberi hak untuk berpemerintahan di wilayah
desa, pemerintahan atau kepemimpinan desa tidak seharusnya disamakan
dengan logika pemerintahan Kepala Daerah ataupun nasional. Selain itu,
terdapat kekhawatiran potensi eksploitasi sumber daya desa demi
kepentingan pribadi maupun elit desa jika posisi pemerintahan atau
Perangkat Desa diisi oleh orang yang tidak berasal atau berdomisili di desa
serta tidak mengetahui seluk beluk dari desa tersebut.
Terkait mengenai hal itu, Jazuli Mukti selaku Sekretaris Desa di desa
Karangasem Kabupaten Demak mengatakan bahwa, dengan adanya
dana desa yang di berikan oleh pemerintah pusat maupun Kepala
Daerah, yang berjumlah hampir mencapai 1 (satu) milyar perdesa, itu
angka yang sangat besar bagi sebuah desa. Hal ini lah yang membuat
masyarakat khawatir karena ditakutkan akan dimanfaatkan oleh
kepentingan segelintir orang di pemerintahan desa jika tidak
berdomisili atau mengenal daerah tersebut. 42
_______________________
42 Ibid.
57
B. Kendala-Kendala Dalam Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten
Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018
Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Pemilihan Perangkat Desa adalah bagian dari program pemerintahan
desa untuk menggantikan Perangkat Desa yang lama yang nantinya harus
mampu bekerja secara baik dan benar dalam mendampingi Kepala Desa
khususnya dalam melakukan pengelolaan administrasi desa maupun tentang
pengelolaan data-data yang berkaitan dengan desa dan pelayanan kepada
masyarakat di seluruh wilayah disekitar desa. Dalam Perda Kabupaten
Demak yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa haruslah berdasarkan pada ketentuan yang
ada, yang tentunya harus berdasar pada Pasal 34 ayat (2) Perda Kabupaten
Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Perangkat Desa yang menyebutkan bahwa pelaksana tugas Perangkat Desa
sebagaimana ditetapkan oleh Kepala Desa dengan Surat Perintah Tugas
yang tembusannya disampaikan kepada Bupati melalui Camat dan BPD.
Berkaitan dengan ketentuan tersebut, Amin selaku pejabat Pamong
Desa di desa Karangasem Kabupaten Demak menyatakan bahwa,
nantinya Perangkat Desa yang sudah dilantik dan menjabat dalam
melaksanakan urusan rumah tangga desa, yaitu melakukan
pembinaan, pembangunan masyarakat, dan membina perekonomian
desa, calon Perangkat Desa nantinya harus dapat menjalankan sistem
pemerintahan dalam desa karena masyarakat di setiap desa khususnya
di desa Karangasem Kabupaten Demak telah mengalami berkembang
dengan berbagai kegiatan yang semakin membutuhkan Perangkat
Desa yang profesional. 43
_______________________
43 Wawancara dengan Amin, selaku Pamong Desa di desa Karangasem Kabupaten
Demak pada tanggal 27 Februari 2019.
58
Seiring dengan perkembangan masyarakat tersebut, kebutuhan akan
pelayanan yang semakin kompleks serta pelayanan yang semakin baik,
cepat, dan tepat sangat diperlukan oleh masyarakat desa. Calon Perangkat
Desa yang berada di tengah-tengah masyarakat tersebut nantinya harus
mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sekitar. Dalam menjalankan tugasnya, Perangkat Desa merupakan sub-
sistem dari penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
perkembangan desanya tersebut.
Penyelenggaraan pemerintah desa akan tersusun dan semakin terarah
kearah yang lebih baik dan bahkan lebih maju apabila kinerja segenap
Perangkat Desa dalam memberikan pelayanan tidak lambat, tidak berbelit-
belit dan tidak formalitas belaka, sehingga masyarakat desa merasa
kepentingannya dapat terlayani dengan baik dan bersih dari unsur-unsur
korupsi, kolusi dan nepotisme. Maka dari itu, penyelenggaraan pemilihan
Perangkat Desa yang diselenggarakan oleh pemerintahan desa di seruruh
Kabupaten Demak harus mengacu pada Perda Kabupaten Demak Nomor 1
Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Calon Perangkat Desa nantinya diharapkan benar-benar mampu
menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana yang telah ditetapkan. Calon
Perangkat Desa harus benar-benar faham dalam menjalankan tugas pokok
dan fungsinya, berwawasan dan berpengetahuan yang luas. Serta pelayanan
kepada warga desa tidak bisa asal-asalan, segala aktifitas dan kebutuhan
yang diperlukan masyarakat harus dapat dilayani.
59
Dari hasil penelitian penulis berdasarkan wawancara, observasi dan
dokumentasi, terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam pemilihan
Perangkat Desa di seluruh Kabupaten Demak, baik dari Tim Pemilihan,
Aparatur Desa, bahkan calon Perangkat Desa itu sendiri, antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Kedisiplinan Sumber Daya Manusia sebagai calon Perangkat Desa yang
tertera dalam peraturan yang sudah ditetapkan masih kurang begitu
dipahami ;
2. Kreatifitas dan kemampuan Sumber Daya Manusia sebagai calon
Perangkat Desa kurang difahami ;
3. Tanggung jawab Sumber Daya Manusia sebagai calon Perangkat Desa
dalam memahami prosedur dan kewajibannya dalam masih kurang ; serta
4. Kerjasama antara sesama Aparatur Desa dan Tim dalam pemilihan
Perangkat Desa masih kurang terorganisir dengan baik.
Pada umumnya Kepala Desa di Kabupaten Demak selalu berharap
agar calon Perangkat Desa nantinya dapat diajak bekerjasama dalam suatu
pekerjaan, misalnya dalam administrasi desa, pelayanan kepada masyarakat,
pembangunan desa dan hal-hal lain yang bertujuan untuk meningkatkan
kinerja Perangkat Desa dengan saling bermusyawarah. Kinerja para
Perangkat Desa di Kabupaten Demak sebagaimana diketahui bahwa dalam
melaksanakan pekerjaannya selalu melakukan musyawarah dan saling
memberikan informasi kepada rekan kerjanya yang lain jika pekerjaan
tersebut dirasa perlu membutuhkan, baik itu Kepala Desa, Aparatur Desa
60
dan Kepala Dusun agar pekerjaan tersebut dapat terlaksana dan selesai
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kerjasama antara Kepala Desa dan Aparatur Desa dalam
penyelenggaraan pemilihan Perangkat Desa merupakan salah satu indikator
untuk melihat kompetensi dan kinerja calon Perangkat Desa nantinya.
Dalam hal ini kemampuan calon Perangkat Desa untuk bekerja sama dengan
masyarakat desa dalam menyelesaikan tugas yang akan dijalankan nanti
dapat terselesaikan dengan baik sehingga hasil pekerjaannya akan menjadi
semakin baik.
Calon Perangkat Desa harus mengetahui sistim kerjasama itu, intinya
menunjukkan adanya kesepakatan antara 2 (dua) orang atau lebih yang
saling menguntungkan dengan cara memberikan informasi secara langsung
kepada Perangkat Desa yang sangat dibutuhkan bantuannya untuk bekerja
sama dalam suatu pekerjaan, misalnya dalam bidang administrasi desa,
pelayanan kepada masyarakat desa, pembangunan desa, dan hal-hal lain
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja Perangkat Desa dengan
saling bermusyawarah.
Irham, selaku Mantan peserta seleksi perangkat desa dari Desa
Perampelan Kabupaten Demak mengatakan bahwa untuk
menyelesaikan pekerjaan yang akan dibebankan nantinya, masing-
masing calon Perangkat Desa harus mencoba melakukan kerjasama
dengan rekan kerjanya atau Aparatur Desa yang ada dan diharapkan
mampu untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan
kepadanya dari Perangkat Desa terdahulu, dimana calon Perangkat
Desa tersebut berkolaborasi dengan rekan kerja dalam satu pekerjaan
agar pekerjaan tersebut dapat selesai tepat pada waktunya. 44
_______________________
44 Wawancara dengan Irham, selaku mantan peserta seleksi perangkat desa dari desa
Perampelan Kabupaten Demak pada tanggal 26 Februari 2019.
61
Disiplin merupakan tindakan untuk mendorong para calon Perangkat
Desa agar memenuhi berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh calon
Perangkat Desa. Dengan demikian, pendisiplinan kepada calon Perangkat
Desa adalah suatu bentuk pelatihan untuk berusaha memperbaiki dan
membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku calon Perangkat Desa sehingga
nantinya secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan rekan
kerja serta meningkatkan prestasi kerjanya. Disiplin dapat juga diartikan
sebagai pengendalian diri agar tidak melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan falsafah dan moral pancasila.
Berdasarkan temuan dari penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan
Perangkat Desa dapat dilihat dari keseragaman dalam menggunakan pakaian
dinas pada saat jam kerja dan kinerja perangkat desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa dan datang ke kantor tepat pada waktunya. Hal ini
menyangkut tentang bagaimana Perangkat Desa di Kabupaten Demak dapat
menjalankan peraturan yang telah ditetapkan di kantor desa, antara lain
yaitu datang ke kantor sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan oleh
pemerintah desa.
Mashuri Maschab, mengatakan bahwa disiplin lahir, tumbuh dan
berkembang dari sikap seseorang di dalam sistem nilai budaya yang
telah ada di masyarakat. Terdapat suatu pokok yang membentuk
disiplin, yaitu sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem pada
nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Sikap tersebut merupakan
unsur yang hidup dalam jiwa manusia yang harus mampu bereaksi
terhadap lingkungannya yang dapat merubah tingkah laku atau
pemikiran. Sedangkan sistem nilai sosial budaya merupakan bagian
dari budaya yang berfungsi sebagai petunjuk, pedoman, atau penuntun
bagi perilaku manusia. 45
_______________________
45 Mashuri Maschab, Politik Pemerintahan Desa Di Indonesia, ( Yogyakarta :
PolGov, Fisipol UGM, 2013 ). Halaman 54.
62
Berkaitan dengan pokok masalah, maka disiplin dapat diartikan
sebagai sikap yang senantiasa mematuhi peraturan dalam melaksanakan
tugas. Dengan demikian, dalam kegiatan kerja setiap saat Kepala Desa dapat
mengambil tindakan-tindakan untuk memulihkan tindakan pelanggaran
sehingga dengan tindakan tersebut para Perangkat Desa akan menyesuaikan
dirinya kembali dengan standar peraturan yang berlaku atau menunjukkan
bahwa mereka tidak akan melakukan pelanggaran tersebut.
Ahmad Muklis, selaku Mantan peserta seleksi perangkat desa dari
Desa Perampelan Kabupaten Demak, mengatakan bahwa pada
kenyataan yang ada di beberapa desa di Kabupaten Demak, meskipun
Perangkat Desa antara satu dengan yang lain mengetahui bahwa
pulang lebih awal dari jam pulang kerja yang telah ditentukan itu
merupakan pelanggaran terhadap peraturan, tetapi masing-masing
Perangkat Desa tidak dapat memberikan teguran baik itu teguran lisan
maupun pemotongan gaji berkala karena pelanggaran tersebut
dilakukan secara bersama-sama. 46
C. Upaya Atas Kendala Dalam Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten
Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018
Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Berdasarkan hal yang telah diungkapkan tersebut di atas, upaya yang
harus dilakukan dalam mengatasi kendala ini adalah :
1. Memberi pelatihan dan memupuk tingkat kesadaran para calon Perangkat
Desa untuk memahami arti penting kedisiplinan.
Pemahaman yang mendalam tentang tugas pokok dan tanggung
jawabnya sebagai orang yang ditunjuk pemerintah desa untuk
menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diharapkan. Implementasi
_______________________
46 Ibid.
63
karakter disiplin pada Calon Perangkat Desa dalam menjalankan tugas
dan fungsi dapat diukur dengan menggunakan indikator tertib dengan
aturan-aturan yang ada, melakukan pekerjaan dengan penuh tanggung
jawab, melakukan sesuatu tanpa ada paksaan dari siapapun, dan taat
untuk menjalankan tugas serta fungsi. Calon Perangkat Desa sebagian
besar harus mampu melaksanakan aturan-aturan yang ada dengan tertib
seperti halnya waktu kehadiran dan pulang, jadwal pemakaian seragam
kerja, serta cara pelaksanaan kerja. Sebagian dari Calon Perangkat Desa
untuk waktu kehadiran masih mengalami keterlambatan waktu.
Selanjutnya dalam pelaksanaannya dapat dilihat dari menjalankan
tugas dan fungsinya dengan tanggung jawab yang tinggi. Diharapkan
pada setiap Calon Perangkat Desa untuk berusaha melaksanakan tugas
dan fungsi dengan penuh semangat tanpa ada rasa mengeluh dengan
pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap harinya. Selain itu dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi nantinya tidak tidak dengan rasa terpaksa
karena semua Calon Perangkat Desa sudah memiliki kesadaran dari
dalam diri masing-masing. Sebagai Calon Perangkat Desa yang memiliki
karakter disiplin diharapkan taat dalam menajalankan tugas dan fungsi.
Terbukti dari beberapa Calon Perangkat Desa melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan porsi yang menjadi tanggung jawab masing-
masing dan menjalankan tugas tambahan dari kepala desa.
Upaya membentuk karakter aparatur negara yang unggul dan
berkualitas serta mampu mengembangkan potensi kepribadian khususnya
dalam menanamkan nilai dan prinsip moral yang baik dalam
64
melaksanakan tugas dan fungsi selaku aparatur pemerintahan desa.
Praktek penyelenggaraan pemerintahan desa memang seringkali
mengalami persoalan-persoalan yang timbul terkait dengan hubungan
tersebut, termasuk tentang sikap disiplin Perangkat Desa dalam
menjalankan tugas dan fungsi. Untuk mencapai hasil yang baik dalam
menjalakan tugas dan fungsi, Calon Perangkat Desa diperlukan adanya
disiplin yang baik dari para anggota untuk menjadi Perangkat Desa.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Disamping itu
disiplin dapat dijadikan alat untuk membangun kepribadian Calon
Perangkat Desa dimana apabila lingkungan kerjanya baik maka akan
berdampak positif bagi pribadi Calon Perangkat Desa tersebut.
2. Setiap pelatihan dalam kegiatan pelayanan diupayakan selalu dapat dicari
pemecahan permasalahan yang ada.
Calon Perangkat Desa dituntut untuk dapat dengan segera dicari
solusi yang segera dikerjakan dengan kreatif agar masyarakat bisa
menilai secara langsung. Dalam melaksanakan urusan kemasyarakatan,
Calon Perangkat Desa dituntut dapat lebih tanggap menyikapi dan
menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi ditengah-tengah
masyarakat, Calon Perangkat Desa mampu bersifat netral, dengan
mengedepankan prinsip kebenaran tanpa harus memihak.
Dalam pelaksanaan pembinaan bagi Calon Perangkat Desa sesuai
dengan Pasal 14 ayat 2 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005, Calon Perangkat Desa harus terkesan netral dan melakukan
65
perannya dengan baik dalam membina kehidupan masyarakat desanya,
bahkan Calon Perangkat Desa harus dinilai mampu bekerja sama untuk
mengatasi konflik yang terjadi, hal ini harus dibuktikan dengan tindakan
Calon Perangkat Desa dalam menyelesaikan kelompok yang bertikai,
atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Calon Perangkat Desa harus
berperan dalam mengatasi persoalan yang menjadi sumber pertikaian
antar warga desa. Penyeselaian dari suatu permasalahan antar individu
dan kelompok adalah dengan cara ditimbulkan dalam diri masing-masing
dengan rasa saling menghormati.
Permasalahan antar kelompok tidak begitu mendapat perhitungan
oleh Perangkat Desa, apalagi sampai pada berujung konflik. Ketika
sebuah permasalahan hanya terjadi sekali tidak berdampak pada citra
buruk pemerintahan desa, maka perilaku itu dipandang sebagai sesuatu
yang tidak berbahaya. Namun ketika permasalahanan terjadi berulang
kali dan berujung pada etika yang buruk pada pemerintahan desa tersebut
barulah perkelahian mendapatkan perhatian. Pemerintahan desa pada
hakekatnya dibutuhkan untuk menjaga harmonisasi dalam masyarakat
serta lepas dari segala persinggungan internal masyarakat. Permasalahan
bisa diakibatkan oleh beberapa elemen di luar masyarakat itu sendiri,
adanya aktor luar bisa memicu perkelahian itu terjadi.
3. Pengawasan efektifitas kinerja Calon Perangkat Desa setiap saat perlu
mendapatkan perhatian dari pemegang kebijakan.
Komitmen pribadi dari masing-masing Calon Perangkat Desa
untuk selalu berkreasi dan berinovasi dalam setiap pekerjaan yang
66
menjadi beban tugas pokok dan fungsi Perangkat Desa. Menurut
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003, setiap penyelenggaraan publik harus memiliki
standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian
bagi penerima pelayanan yang dikaitkan dengan kinerja aparatur desa
menjadi landasan pokok dalam melaksanakan dalam pelayanan publik
kepada masyarakat. Dalam keefektifitasan kinerja Calon Perangkat Desa
harus mampu melaksanakan :
a). Kesederhanaan dalam pelayanan publik
Kesederhanaan ini mengandung arti bahwa prosedur atau
tatacara pelayanan diselenggarakan secara mudah dilaksanakan oleh
Perangkat Desa kepada masyarakat yang meminta pelayanan. Dalam
hal ini, kesederhanan berarti memudahkan masyarakat dalam
mengurus, mendapatkan pelayanan, antara lain dengan cara
mengurangi kesempatan terjadinya kontak langsung antara petugas
dan masyarakat pada saat ingin membuat surat-surat administrasi
melalui beberapa proses yaitu dapat melalui bapak RT, Kepala Dusun,
Sekretaris Desa lalu ditandatangai oleh Kepala Desa.
b). Kejelasan dan kepastian dalam pelayanan publik
Ini merupakan tata urutan atau bagan alur penanganan
pelayanan, serta nama-nama loket dan petugas masing-masing urusan
perlu dipasang secara terbuka dan jelas. Dalam melayani masyarakat
sudah selayaknya Aparatur Desa memberi pelayanan yang maksimal,
mulai dari prosedur tata cara pelayanan, persyaratan pelayanan,
67
pejabat yang berwenang dalam memberikan pelayanan, tarif
pelayanan dan jadwal waktu penyelesaian pelayanan.
c). Keamanan dalam pelayanan publik
Dalam pelayanan publik juga perlu diperhatikan tentang
kenyamanan bagi masyarakat yang memiliki keperluan. Proses
pelaksanaan pemberian pelayanan harus menciptakan mutu yang baik
seperti kecermatan penulisan dalam surat-surat, Perangkat Desa harus
memberikan pelayanan publik tersebut dengan baik serta mengayomi
dan mengarahkan masyarakat dan menyediakan tempat pelayanan
dengan kondisi baik.
d). Keterbukaan dalam pelayanan publik
Keterbukan merupakan proses pelayanan wajib diinformasikan
secara terbuka agar dapat diketahui dan dipahami oleh masyarakat,
baik diminta maupun tidak diminta. Dalam hal ini, keterbukaan yang
dimaksud adalah penginformasian prosedur pelayanan secara terbuka.
e). Keadilan dalam pelayanan publik
Keadilan merupakan jangkauan pelayanan yang harus
diusahakan seluas mungkin dan diberlakukan merata dan adil bagi
seluruh lapisan masyarakat. Golongan masyarakat yang menerima
pelayanan, hendaknya meliputi semua kelas sosial yang merata. Biaya
atau persyaratan yang dikenakan pada masyarakat juga harus merata.
f). Ketepatan waktu dalam pelayanan publik
Pelaksanaan pelayanan umum yang dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan. Dalam pembuatan surat-surat
68
ketepatan waktu tidak menjadi masalah besar dikarenakan Perangkat
Desa melayani masyarakat dengan ketentuan waktu yang sudah
ditentukan, jadi warga tidak perlu menunggu lama.
4. Berkembangnya kreativitas serta inovasi yang harus dimiliki oleh calon
Perangkat Desa.
Dalam membuat program pembangunan, pemerintahan,
kesejahteraan masyarakat dan lain sebagainya dapat mendukung
pelayanan untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat. Sebagai
Perangkat Desa yang baik haruslah bisa memberikan kreasi dan inovasi
untuk perkembangan di desa tempat ia melakukan pekerjaannya sehingga
memberikan suasana yang menyenangkan, menarik dan membanggakan.
Hasil kreasi dan inovasi mempunyai manfaat dan kegunaan dalam upaya
mengatasi suatu masalah, sehingga akan memberikan dampak positif
dan hasil yang lebih baik serta bersifat praktis. Begitu pula halnya
dengan calon Perangkat Desa di Kabupaten Demak yang akan dituntut
agar selalu dapat memberikan kreasi dan inovasi demi perkembangan
desanya dan hal itu harus dibuktikan oleh calon Perangkat Desa melalui
misalnya pembuatan majalah dinding kantor yang berisi tentang
informasi-informasi menarik mengenai segala kegiatan kepada
masyarakat desa ataupun hal-hal yang dapat memberikan semangat kerja
untuk Perangkat Desa yang ada di desa tersebut nantinya, dan kemudian
Perangkat Desa juga dituntut untuk selalu membuat program yang baru
dengan kreatifitas dan inovasi para Perangkat Desa itu sendiri.
69
HM. Natsir, selaku Bupati Kabupaten Demak mengatakan bahwa,
diharapkan terciptanya program yang ada di setiap desa di
Kabupaten Demak dapat terwujud dalam kegiatan yang terpadu,
berkelanjutan, efektif dan efisien. Hal tersebut diperlukan inovasi
dalam program secara lebih kreatif, dan menghindari kesan
mengada-ada atas program kegiatan yang hanya untuk
mendapatkan semaksimal mungkin anggaran. Sejauh ini Perangkat
Desa telah menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) yang
digunakan sebagai penunjang program pembangunan desa,
pemerintahan, administrasi dan pelayanan kepada masyarakat yang
diberikan oleh pemerintah Kabupaten berdasarkan luas wilayah,
jumlah penduduk, dan jarak antara ibukota kabupaten ke desa. 47
Berdasarkan pernyataan di atas, melalui berbagai program yang
telah dijalankan oleh Perangkat Desa baik itu mengenai pembangunan,
pemerintahan, administrasi, dan pelayanan kepada masyarakat dengan
menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) semakin memberikan peluang
kepada masing-masing para calon Perangkat Desa untuk menuangkan
kreasi dan inovasi yang dimiliki yang kemudian ditampilkan di papan
informasi atau majalan dinding kantor desa berdasarkan keinginan
Perangkat Desa itu sendiri dengan tujuan agar masyarakat dapat melihat
apa saja yang dilakukan sehingga terjadi keterbukaan antara calon
Perangkat Desa dan masyarakat desa setempat.
Kreasi dan inovasi yang disumbangkan oleh Perangkat Desa
nantinya untuk perkembangan desa biasanya disampaikan pada saat
Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes), atau biasa
juga pada saat rapat intern misalnya pembuatan majalah dinding yang
diadakan satu minggu satu kali yang dapat meningkatkan semangat kerja
para Perangkat Desa, Kepala Desa dan beserta staf Aparatur Desa.
_______________________
47 Ibid.
70
Berdasarkan hasil penelitian penulis bahwa tanggung jawab yang
diberikan kepada Perangkat Desa oleh masyarakat sudah cukup baik, hal
ini dibuktikan dengan pada saat ada masyarakat yang berurusan dengan
Perangkat Desa, mereka melayaninya dengan ramah dan sopan kepada
orang yang bersangkutan dan langsung melayani orang tersebut sesuai
dengan adat istiadat, norma agama, norma sosial, dan peraturan yang
berlaku di desa tersebut.
Ahmad Muklis, selaku Mantan peserta seleksi perangkat desa dari
Desa Perampelan Kabupaten Demak, mengatakan bahwa kesediaan
atau kemampuan calon Perangkat Desa dalam melaksanakan
pelatihan yang diberikan kepadanya dengan sebaik-baiknya,
bertanggung jawab dan tepat pada waktunya serta berani menerima
resiko atas pekerjaan yang dilakukan, itu merupakan sebuah hal
yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Jika
Perangkat Desa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi maka
pekerjaan dan pelayanan terhadap masyarakat dapat berjalan
dengan baik. Demikian juga halnya dengan Perangkat Desa di desa
Perampelan yang harus dapat memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi dalam menjalankan tugas dan fungsinya, terutama dalam
melakukan pelayanan kepada masyarakat. 48
_______________________
48 Ibid.
71
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam pemamparan yang telah penulis lakukan diatas, penelitian ini
mengabil simpulan dari 3 (Tiga) masalah pokok yang dikaji yaitu :
1. implementasi pemilihan Perangkat Desa adalah :
a) Calon Perangkat Desa adalah warga Negara Republik Indonesia
dengan syarat sebagai berikut :
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
2) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika ;
3) Berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum atau
sederajat ;
4) Berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua)
tahun pada saat mendaftar sebagai Bakal Calon ;
5) Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan
Catatan Kepolisan (SKCK) ;
6) Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara dengan hukuman
badan atau hukuman percobaan ;
7) Tidak sedang berstatus tersangka atau terdakwa karena tindak
pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara ;
72
8) Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ;
9) Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun
setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara
jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah
dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang ; dan
10) Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan Surat Keterangan
yang dikeluarkan oleh dokter pemerintah.
b) Anggota BPD yang mendaftarkan diri menjadi Calon Perangkat Desa
selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), harus mendapatkan izin dari Pejabat yang berwenang dan
mengundurkan diri dari jabatan / kedudukan semula.
c) Perangkat Desa yang mendaftarkan diri untuk jabatan Perangkat Desa
lainnya selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), harus mendapatkan izin dari Pejabat yang berwenang
dan mengundurkan diri dari jabatan / kedudukan semula.
d) Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI / POLRI, pegawai BUMN /
BUMD dan pegawai swasta berbadan hukum yang mencalonkan diri
menjadi Calon Perangkat Desa selain harus memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memperoleh Surat Izin
73
dari Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat / pimpinan yang
berwenang.
Penjaringan serangkaian kegiatan menerima berkas pendaftaran
dan meneliti persyaratan administrasi bakal calon Perangkat Desa,
sedangkan penyaringan dalam bentuk seleksi untuk menentukan calon
Perangkat Desa yang dilakukan bagi pendaftar yang dinyatakan lolos
seleksi administrasi / penjaringan. Tentunya dalam proses penjaringan
calon Perangkat Desa harus diseleksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan yang berlaku mengenai ketentuan persyaratan bakal calon
Perangkat Desa.
2. Kendala dalam pemilihan Perangkat Desa adalah :
b) Kedisiplinan Sumber Daya Manusia sebagai calon Perangkat Desa
yang tertera dalam peraturan yang sudah ditetapkan masih kurang
begitu dipahami ;
c) Kreatifitas dan kemampuan Sumber Daya Manusia sebagai calon
Perangkat Desa kurang difahami ;
d) Tanggung jawab Sumber Daya Manusia sebagai calon Perangkat Desa
dalam memahami prosedur dan kewajibannya dalam masih kurang ;
serta
e) Kerjasama antara sesama Aparatur Desa dan Tim dalam pemilihan
Perangkat Desa masih kurang terorganisir dengan baik.
3. Upaya atas kendala dalam pemilihan Perangkat Desa adalah :
a) Memberi pelatihan dan memupuk tingkat kesadaran para calon
Perangkat Desa untuk memahami arti penting kedisiplinan,
74
pemahaman yang mendalam tentang tugas pokok dan tanggung
jawabnya sebagai orang yang ditunjuk pemerintah desa untuk
menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diharapkan.
b) Setiap pelatihan dalam kegiatan pelayanan diupayakan selalu dapat
dicari pemecahan permasalahan yang ada untuk dapat dengan segera
dicari solusi yang segera dikerjakan dengan kreatif agar masyarakat
bisa menilai secara langsung.
c) Pengawasan efektifitas kinerja calon Perangkat Desa setiap saat perlu
mendapatkan perhatian dari pemegang kebijakan yang disertai oleh
komitmen pribadi dari masing-masing calon Perangkat Desa untuk
selalu berkreasi dan berinovasi dalam setiap pekerjaan yang menjadi
beban tugas pokok dan fungsi Perangkat Desa.
d) Berkembangnya kreativitas serta inovasi yang harus dimiliki oleh
calon Perangkat Desa dalam membuat program pembangunan,
pemerintahan, kesejahteraan masyarakat dan lain sebagainya dapat
mendukung pelayanan untuk meningkatkan derajat kehidupan
masyarakat.
B. Saran
Dari pemamparan simpulan dari penelitian yang penulis lakukan
diatas, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut, yaitu :
1. Bagi Pemerintah Kabupaten, Pemilihan Peragkat Desa untuk ke
depannya hendaknya dilaksanakan secara lebih ketet agar mendapat
Sumber Daya Manusia yabg lebih berkompeten dan berdedikasi dengan
75
baik di bidangnya secara demokratis dan berkeadilan untuk mewujudkan
permerintahan desa yang lebih baik.
2. Bagi Pemerintahan Desa, perlu adanya pembenahan bahwa Kepala Desa
harus membuat suatu aturan tata tertib yang jelas mengenai waktu mulai
kerja sampai berakhirnya waktu kerja dimaksudkan agar Kepala Desa
maupun perangkat lainnya.
3. Bagi Masyarakat, jangan pernah takut untuk melakukan suatu keluhan
atas kinerja yang kurang memuaskan oleh Perangkat Desa. Pihak
Pemerintah Desa juga dapat menyebarluaskan brosur tentang prosedur
pelayanan agar masyarakat mengetahui prosedur pengurusannya dan agar
tidak menimbulkan kesan yang berbelit-belit.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2014.
Amanulloh, Naeni. Demokratisasi Desa, Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2015.
Amiruddin, Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta :
Rajawali Pers, 2010.
Hardiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu
Sosial, Jakarta : Salemba Humanika, 2010.
Huda, Ni’matul. Hukum Pemerintahan Desa, Cetakan Pertama, Malang :
Setara Press, 2015.
Mahdi, Imam. Hukum Tata Negara Indonesia, Yogyakarta : Teras Pres,
2011.
Maschab, Mashuri. Politik Pemerintahan Desa Di Indonesia, Yogyakarta :
PolGov, Fisipol UGM, 2013.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosda Karya, 2008.
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta : PT Rajawali Pers, 2015.
Soekanto, Soerjono. Penelitian Hukum Normatif, Jakarta : Rajawali Pers,
2013.
Widjaja, H.A.W. Otonomi Desa, Cetakan Ke III, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2013.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 84 Tahun 2015 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa.
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 128 / PUU / XIII / 2015 Tentang
Pengisian Perangkat Desa.
Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang
Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Peraturan Bupati Demak Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Bupati Demak Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Susunan
Organisasi, Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja
Sekretariat Daerah Kabupaten Demak.
Makalah
Mardeli, Iis. Kedudukan Desa Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik
Indonesia, Tesis : Magister Ilmu Hukum Atmajaya Yogykarta, 2014.
Sajangbati, Youla C. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan
Undang-Undnag Nomor 6 Tahun 2014, Jurnal : Lex Administratum
Vol. III / No.2 / April / 2015 / pdf.
Website
Kendala Dalam Proses Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak
( http//: tribunnews. com / 2018 / 11 / 27 / html. ), diakses pada
tanggal 15 Februari 2019.
Pemerintahan Desa, ( https:// massofa. wordpress. com / 2018 / 04 / 03 /
html. ), diakses terakhir pada 20 Oktober 2018.
Proses Pemilihan Kepala Desa, ( http:// ros-sharon. blogspot. co. id / 2016 /
11 / makalah. html.), diakses terakhir tanggal 20 Oktober 2018.
Wawancara
Mukti, Jazuli. selaku sekretaris desa di desa Karangasem Kabupaten Demak
pada tanggal 29 Februari 2019.
Amin, selaku Pamong Desa di desa Karangasem Kabupaten Demak pada
tanggal 27 Februari 2019.
Ernawati, selaku Bayan di desa Karangasem Kabupaten Demak pada
tanggal 27 Februari 2019.
Irham, selaku Mantan peserta seleksi perangkat desa dari Desa Perampelan
Kabupaten Demak pada tanggal 26 Februari 2019.
Muklis, Ahmad. selaku Mantan peserta seleksi perangkat desa dari Desa
Perampelan Kabupaten Demak pada tanggal 25 Februari 2019.