Urt Ikaria
-
Upload
fitki-klosehollic-josa-pamungkas -
Category
Documents
-
view
222 -
download
4
description
Transcript of Urt Ikaria
8. URTIKARIA
8.1 Definisi
Urtikaria didefinisikan sebagai lesi kulit yang terdiri dari reaksi wheal dan
flare dengan edema intrakutaneus terlokalisasi diikuti oleh kemerahan (eritema)
yang gatal. Urtikaria adalah reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam
sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan
menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di
permukaan kulit sekitarnya terdapat halo. Urtikaria dapat disebut sebagai hives,
nettle rash, biduran, kaligata. Meski manifestasinya sekilas terlihat sederhana,
urtikaria adalah penyakit yang paling sering mengakibatkan gangguan pada
kualitas hidup dan dapat membuat penderitanya dibawa ke bagian gawat darurat.
8.2 Penyebab
A. Obat
Obat adalah penyebab tersering urtikaria akut. Penisilin dan antibiotik terkait
adalah penyebab tersering. Penisilin yang terkandung di dalam produk susu, akan
menyebabkan sensitivitas penisilin meningkat sehingga dapat mencetuskan
urtikaria. Hal ini merupakan salah satu faktor yang sering diabaikan. Insidensi
aspirin yang menginduksi urtikaria cenderung menurun, kemungkinan besar
terkait karena agen anti-inflamasi alternatif. Orang yang sensitif terhadap aspirin
dapat mengalami reaksi silang dengan pengawet dan pewarna makanan yang
sering dipakai yaitu: tartrazin, pewarna kuning azo benzone, pewarna azo
lainnya, salisilat alami, asam benzoat dan turunannya. Aspirin dapat
mengeksaserbasi 30% urtikaria kronik. Pasien dengan riwayat rhinitis alergi atau
asma, polip nasal dan makanan dapat menginduksi reaksi anafilaksis. Tepung
terigu yang terkontaminasi kutu dapat menjadi alergen. Hubungan antara
intoleransi aspirin dan kutu yang dapat menginduksi alergi saluran nafas belum
diketahui.
1
B. Makanan
Makanan juga termasuk salah satu penyebab tersering dari urtikaria akut,
sedangkan pada urtikaria kronik jarang terjadi. Alergen makanan tersering yaitu:
coklat, kerang, kacang, tomat, stroberi, melon, daging babi, keju, bawang putih,
bawang merah, telur, susu dan bumbu rempah-rempah. Alergen makanan yang
dapat mengalami reaksi silang dengan latex yaitu: kacang, markisa, pisang,
alpukat dan kiwi. Paparan terhadap ikan dan kerang yang mengandung parasit
Anisakis simplex walaupun telah dimasak secara matang dapat menyebabkan
angioedema dan urtikaria, hal ini menunjukkan bahwa alergi makanan laut
mungkin berkaitan dengan paparan terhadap antigen parasit.
C. Bahan tambahan makanan
Kurang dari 10% urtikaria kronik disebabkan bahan tambahan makanan.
Bahan tambahan makanan alami yang terlibat dalam urtikaria termasuk ragi,
salisilat, asam sitrus, telur dan albumin ikan. Bahan tambahan makanan buatan
yaitu: pengawet azo, asam benzoate dan derivatnya, sulfit, dan penisilin. Ragi
sering digunakan pada berbagai makanan, jika agen kausatif yang diduga berasal
dari roti, sosis, wine, bir, anggur, keju, cuka, asinan, saus tomat maka penggunaan
ragi harus dihindari. Makanan yang mengandung pengawet azo, dan asam
benzoate termasuk permen, minuman ringan, jelly, selai jeruk, puding susu,
berbagai kue dan penekuk, mayones, saus salad siap saji, paket sup, teri dan pasta
gigi berwarna juga harus dihindari. Dengan pengecualian dari sulfit dan penisilin,
sebagian besar bahan tambahan makanan dapat dihindari dengan mengkonsumsi
daging saja dan produk olahan susu.
D. Infeksi
Urtikaria akut dapat berhubungan dengan infeksi saluran nafas atas, terutama
infeksi streptococcus. Insidensi infeksi streptococcus pada kasus anak-anak
dengan urtikaria akut sering dilaporkan. Lokasi infeksi yang mungkin antara lain:
tonsil, gigi, sinus, kandung empedu, prostat, kandung kemih, atau ginjal harus
dipertimbangkan sebagai penyebab urtikaria akut atau kronik. Pada beberapa
pasien, pengobatan dengan antibiotik untuk Helycobacter pylori dapat
mengurangi urtikaria.
2
Infeksi kronik virus, seperti hepatitis B dan C, dapat menyebabkan
urtikaria. Infeksi akut mononucleosis dan psittacosis dapat memicu kondisi
tersebut. Cacing juga dapat memicu urtikaria seperti : Ascaris, Ankylostoma,
Strongyloides, Filaria, Echinococcus, Schistosoma, Trichinella, Toxocara dan
cacing hepar.
E. Stress emosional
Orang dengan stress emosional berat memiliki gambaran urtikaria lebih jelas,
apa penyebabnya. Pada urtikaria kolinergik stress emosional adalah salah satu
stimulus paling sering.
F. Mentol
Mentol jarang menyebabkan urtikaria. Biasanya ditemukan pada rokok
mentol, permen dan mint, spray aerosol, dan pengobatan topikal.
G. Neoplasma
Urtikaria memiliki asosiasi dengan karsinoma dan penyakit Hodgkin.
Urtikaria dingin dengan kryoglobulinemia telah dilaporkan memiliki hubungan
dengan leukimia kronik limfositik.
H. Inhalan
Rumput polen, tungau debu rumah, bulu, formaldehid, akrolein (diproduksi
ketika menggoreng dengan lemak babi atau rokok yang mengandung gliserin),
bubuk kedelai, lentil yang telah di masak, biji kapas, bulu binatang, kosmetik,
dan aerosol telah diketahui dapat menyebabkan urtikaria.
I. Alkohol
Urtikaria dapat diinduksi oleh ingesti alkohol. Mekanisme induksi alkohol
menstimulasi sel mast secara tidak langsung masih belum diketahui. Anggur
putih mengandung sulfit, yang dapat menyebabkan urtikaria.
J. Ketidakseimbangan hormon
Urtikaria kronik dua kali lebih sering pada wanita daripada pria dan rendah
nya level dehydroepiandrosterone (DHEA)-S di pertimbangkan sebagai penyebab
ketidakseimbangan hormon
K. Genetik
3
Polimorfisme pada gen reseptor β2 adrenergik ditemukan pada urtikaria akut
yang disebabkan oleh intoleransi aspirin.
8.3 Gambaran Klinis
Keluhan subjektif biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Klinis tampak
eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah
tampak lebih pucat. Eritema atau kemerahan bila ditekan akan memutih.
Bentuknya dapat papular seperti pada urtikaria sengatan serangga, bersarnya
dapat lentikular, nummular, sampai plakat. Bila mengenai jaringan yang lebih
dalam sampai dermis dan jaringan submukosa atau subkutan, juga beberapa alat
dalam misalnya saluran cerna dan napas, disebut angioedema
Pada dermografisme lesi sering berbentuk linear di kulit yang terkena goresan
bena tumpul , timbul dalam waktu lebih kurang 30 menit. Pada urtikaria solar lesi
terdapat pada bagian tubuh yang terbuka. Pada urtikaria dingin dan panas lesi
akan terlihat pada daerah yang terkena dingin dan panas. Urtikaria akibat
penyinaran biasanya pada gelombang 400-500 nm, klinis berbentuk urtikaria
popular.
Lesi urtikaria kolinergik adalah kecil-kecil dengan diameter 1-3 mm
dikelilingi daerah warna merah namun dapat pula nummular dan berknfluen
membentuk plakat. biasanya terdapat pada daerah yang berkeringat. Dapat timbul
pada peningkatan suhu tubuh, emosi, makanan yang merangsang dan pekerjaan
berat. Unutuk urtikaria akibat obat atau makanan ummnya timbul secara akut dan
generalisata.
8.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal dari urtikaria akut adalah pemberian antihistamin. Pada
orang dewasa, antihistamin non sedatif dapat menurunkan risiko gangguan
psikomotor. Jika penyebab episode akut dapat diketahui, maka pemicu tersebut
harus dihindari. Pada pasien dengan urtikaria akut yang tidak respon terhadap
antihistamin, kortikosteroid sistemik secara umum cukup efektif. Gejala berulang
cenderung berkurang pada pemberian kortikosteroid sistemik selama 3 minggu
4
dengan tapering off jika dibandingkan dengan pemberian kortikosteroid dalam
jangka waktu yang lebih pendek.
Untuk reaksi yang lebih berat, termasuk anafilaksis, penanganan
kardiovaskular dan sistem pernafasan adalah hal yang paling penting. Dosis
sebanyak 0,3 ml dari 1:1000 dilusi epinefrin dapat dibrikan setiap 10-20 menit
jika dibutuhkan. Pada anak kecil, digunakan setengah dari dilusi. Pada kasus
dengan progresivitas yang cepat, intubasi atau trakeotomi mungkin dibutuhkan.
Terapi tambahan seperti antihistamin intra muscular (25-50 mg hidroksizin atau
difenhidramin setiap 6 jam jika dibutuhkan) dan kortikosteroid sistemik (250 mg
hidrokortison atau 50 mg metilprednisolon intravena setiap 6 jam untuk dosis 2-
4x).
8.5 Komplikasi
Urtikaria bisa sembuh sendiri tanpa komplikasi. Namun pasien dengan
gatal yang hebat bisa menyebabkan purpuradan excoriasi yang bisa menjadi
infeksi sekunder. Penggunaan antihistamin bisa menyebabkan somnolens dan
bibir kering. Pasien dengan keadaan pennyakit yang berat bisa mempengaruhi
kualitas hidup. Dapat pule terjadi angioedema.
8.6 Pencegahan
A. Menghindari alergen yang diketahui. Ttermasuk beberapa makanan dan
penyedap makanan, obat-obatan adan beberapa situasi seperti panas,
dingin, atau stres emosional.
B. Membuat catatan, mencatat kapan dan dimana urtikaria terjadi dan apa
saja yang kita makan sebelumnya. Hal ini akan memebantu untuk mencari
penyebab urtikaria.
C. Hindari pengobatan yang mencetuskan urtikaria misalnya pada orang yang
antibiotik golongan penisilin, aspirin dan lainnya.
(Djuanda,2007)(James, 2006) (Kartowigno, 2011)
5
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Jakarta : Balai
Penerbit FKUI,2007: 169-177
2. James, Wlliam D. et al. 2006. Erythema and Urticaria. Andrew's Disease
of the Skin Clinical Dermathology 10th edition. Elseivier inc. p. 149-150.
3. Kartowigno S, sepuluh besar kelompok penyakit kulit, Palembang :
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2011: 151-166
6