URGENSI BIMBINGAN ROHANI DALAM MEMBANTU PENYEMBUHAN PENDERITA GANGGUAN JIWA...

98
PENYEMBUHAN PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Oleh Miss Ruyanee Chakapi NIM. UB.140012 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018 URGENSI BIMBINGAN ROHANI DALAM MEMBANTU

Transcript of URGENSI BIMBINGAN ROHANI DALAM MEMBANTU PENYEMBUHAN PENDERITA GANGGUAN JIWA...

  • PENYEMBUHAN PENDERITA GANGGUAN JIWA DI

    RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

    Strata Satu (S1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam

    Fakultas Dakwah

    Oleh

    Miss Ruyanee Chakapi

    NIM. UB.140012

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

    FAKULTAS DAKWAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2018

    URGENSI BIMBINGAN ROHANI DALAM MEMBANTU

  • Jambi, 29 Oktober 2018

    Pembimbing I : Sya’roni, S.Ag., M.Pd

    Pembimbing II : Neneng Hasanah.,S.Ag., M.Pd.I

    Alamat : Fakultas Dakwah UIN STS Jambi Kepada Yth.

    Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Bapak Dekan

    Simp. Sungai Duren Fak. Dakwah

    Muaro Jambi di-

    JAMBI

    NOTA DINAS

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuia dengan persyaratan

    yang berlaku di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, maka kami berpendapat bahwa

    Skripsi saudara Miss Ruyanee Chakapi dengan judul “Urgensi Bimbingan

    Rohani dalam Membantu Penyembuhan Penderita Gangguan Jiwa di

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi” telah dapat diajukan untuk

    dimunaqashahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaStrata

    Satu (S1) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islampada Fakultas Dakwah UIN STS

    Jambi.

    Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak/Ibu, semoga

    bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

  • SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Miss Ruyanee Chakapi

    Nim : UB.140012

    Tempat/Tanggal Lahir : Patani, 1 April 1997

    Konsentrasi : Bimbingan Penyuluhan Islam

    Alamat : Thailand, M.5 T. Bannangsareg A. Mouang

    J. Yala 95000

    Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul

    “Urgensi Bimbingan Rohani dalam Membantu Penyembuhan Penderita

    Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi” adalah benar

    karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai

    ketentuan yang berlaku. Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak

    benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang

    berlaku di Indonesia dan ketentuan di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, termasuk

    pencabutan gelar yang saya peroleh melalui Skripsi ini.

    Demikianla Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

    dipergunakan seperlunya.

    Jambi,29 Oktober 2018

  • PENGESAHAN

    Skripsi yang ditulis oleh Miss Ruyanee Chakapi NIM UB. 140012 dengan

    judul “Urgensi Bimbingan Rohani dalam Membantu Penyembuhan Penderita

    Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi” yang

    dimunaqasahkan oleh Sidang Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri STS

    Jambi pada:

    Hari : Kamis

    Tanggal : 18 Oktober 2018

    Jam : 09.15-10.15

    Tempat : Ruang Kubah Emas

    Telah diperbaiki sebagaimana hasil sidang Munaqasah diatas dan telah

    diterima sebagai bagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu

    (S1) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Universitas

    Islam Negeri STS Jambi.

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS DAKWAH Jl. Jambi-Ma. Bulian KM.16Simp. Sungai Duren Telp. (0741) 582020

  • MOTTO

    َونُ نَ زُِّل ِمَن اْلُقْرآِن َما ُهَو ِشفَ آءٌ َورَْحَمٌة لِّْلُمْؤِمِنيَن َوَّل َيزِيُد الظَاِلِميَن إِ َّل َخَسارًا ﴿٢٨﴾

    “Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar

    dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang

    zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian”. (QS. Al-

    Isra: 82).1

    1Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Quran dan Terjemahanya (Jakarta: CV

    Pustaka Agung Harapan, 2007) 290.

  • ABSTRAK

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas yang memprihatinkan dan

    memerlukan perhatian, yaitu Bimbingan rohani Pasien dilakukan oleh

    manusia dan kepada manusia., oleh karena itu Al-Qur’an dan Hadist

    menganjurkan pada manusia agar memberikan bimbingan dan nasehat dengan

    wajar hal tersebut merupakan sumber segala sumber pedoman hidup umat

    Islam, al-Qur’an dan Sunnah Rasul dapat diistilahkan sebagai landasan ideal

    dan konseptual bimbingan rohani Islam, dari Al-Qur’an dan sunnah Rasul

    itulah gagasan, tujuan dan konsep.

    Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif

    dengan menekankan pada pengamatan manusia, melalui observasi,

    wawancara yang bersifat empiris di Instalasi Rehabilitasi Mental Rumah Sakit

    Jiwa Daerah Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan teknik

    Hubermandan Milles yaitu teknik analisis data yang dilakukan sejak

    pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, maupun menarik kesimpulan,

    artinya meskipun sudah sampai kesimpulan bila ada bandingan informasi

    yang kurang akan dicari lagi di lapangan (dikumpul lagi).

    Hasil penelitian ini di temukan bahwa faktor penyebab gangguan jiwa

    pada pasien rawat inap di rumah sakit jiwa derah provinsi jambi banyakan

    dari faktor keluarga, ekonomi dan pelaksanan bimbingan rohani dilakukan

    oleh rohaniawan dengan memberikan bimbingan rohani dengan metoder

    ceramah, hafalan, istiqfar dan dzikir. Penyebab gangguan jiwa pada pasien

    rawat inap di rumah sakit jiwa derah provinsi jambi adalah faktor biologis,

    psikologis, ansietas, sosio-kultural, setimulus. Pelaksanaan bimbingan rohani

    yang di lakukan oleh rohaniwan dengan menggunakan terapi religi, terapi

    gerak, terapi kerja dan terapi musik. Kemudian adapun faktpr pendukung

    yaitu kerja sama yang diberikan oleh pihak lain dan pasien, sedangkan faktor

    penghambatnya adalah saat proses bimbingan sebahagian pasien keadaan

    keadaannya ada yang masih belum stabil. Dan karena itu dalam melakukan

    bimbingan rohani terhadap pasien yang mengalami gangguan jiwa seorang

    bimbingan rohani harus berhati-hati dan mempunyai keahlian khusus

    (kopetensi) dalam bidang Bimbingan Rohani Islam.

  • PERSEMBAHAN

    Skripsi ini kupersembahkan kepada Ayah bunda ku tercinta Bapak

    Ibrohim Chakapi dan Ibu Wemah Aumimg, yang telah mendidik, menjaga

    dan berjuang, memberikan motivasi dan semangat untuk hidup ku selama ini,

    serta Do‟a dan kasih sayang selalu engkau curahkan kepada ku, sehingga

    aku bisa menyelesaikan studi S1 ini

    Kakak-kakak ku yang tersayang Weyoh Chakapi, Anisah Chakapi, dan

    Masni Chakapi, yang selalu memdamping ku setiab masa, selau memberi

    nasehat untuk ku agar bersemangat dalam kuliah ini

    Adik-adik ku yang tersayang selalu menjadi Motivasi hidupku dan harapan

    ku di masa depan

    Teman-teman Organisasi, Hanee dan Suadah yang selalu samping ku

    memberi semangat masa ku lelah, mengajar arti kawan sejati

    Terimakasih semoga karya ini menjadi sebuah hadiah untuk mereka

    yang penulis cintai dan sayangi Aminn.

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan

    rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penulisan skripsi ini dengan judul: “Urgensi Bimbingan Rohani dalam

    Membantu Penyembuhan Penderita Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa

    Daerah Provinsi Jambi” dan tidak lupa solawat dan salam kepada junjungan

    Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliah

    kepada zaman Islamiyah oleh ilmu pengetahuan yang berguna bagi seluruh

    umat manusia dunia dan akhirat.

    Penelitian ini penulis Skripsi ini bertunjuk untuk memenuhi persyaratan

    memperoleh gelar Sarjana Strata (S.1) dalam Prodi Bimbingan dan

    Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    Dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis banyak mendapat arahan dan

    bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril maupun material,

    pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terimakasih yang sebesar-

    besarnya kepada:

    1. Bapak Sya‟roni S,Ag M.Pd dan Ibu Neneng Hasanah.,S.Ag., M.Pd.I

    selaku Pembimbing I dan II yang telah membimbing saya dalam

    penyusunan skripsi ini.

    2. Bapak Sya‟roni S,Ag., M.Pd selaku ketua jurusan dan Bapak Edi

    Kusnadi S,Ag M.Phill selaku Sekretaris jurusan BPI (Bimbingan

    Penyuluhan Islam) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Nilyati S,Ag. M. Fil.I selaku bimbingan Akademik yang telah

    membimbing penulis selama perkuliahan.

    4. Bapak Samsu, S,Ag M.Pd.I, P,hD. Selaku Dekan Fakultas Dakwah

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani S.H, M.Hum, selaku wakil Dekan I

    Fakultas Dakwah.

  • 6. Bapak Dr. H Hadri Hasan M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    7. Bapak Dr. H. Su‟aidi As‟ari MA. Ph.D selaku wakil Rektor I, Bapak Dr,

    H. Hidayat, M.pd selaku wakil Rektor II, Ibu Fhadila Jamil M.pd selaku

    wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    8. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar di Fakultas Dakwah Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    9. Bapak Kabag TU dan Karyawan Fakultas Dakwah dan Bapak Karyawan/I

    Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    10. Kepala Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Kepala Perpustakaan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    11. Ustadz dan Ustadzah Asrama Ma‟ahad Al-Jami‟ah Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    12. Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi beserta seluruh

    Bapak/Ibu Pegawai, Karyawan/I, Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

    Provinsi Jambi.

    Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada

    penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis mengucapkan

    terimakasih yang tidak terhingga semoga Amal baik semua pihak dibalas oleh

    Allah SWT.

    Jambi, 29 Oktober 2018

    Penulis

    Miss Ruyanee Chakapi

    UB.140012

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    NOTA DINAS ................................................................................................ ii

    SURAT PENYATAAN ORISINAL SKRIPSI ........................................... iii

    PENGESAHAN ............................................................................................. iv

    MOTTO ......................................................................................................... v

    ABSTRAK ..................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. x

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

    TRANSLITERASI ........................................................................................ xiii

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

    B. Permasalahan ......................................................................... 6

    C. Batasan Masalah .................................................................... 7

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 7

    E. Kerangka Teori ...................................................................... 8

    F. Metode Penelitian .................................................................. 22

    G. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................... 27

    H. Studi Relevan ........................................................................ 30

    BAB IIGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Kedudukan dan Hukum.......................................................... 31

    B. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

    Jambi ..................................................................................... 31

    C. Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

    Jambi ..................................................................................... 32

    D. Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi .................. 33

    E. Daftar Jumlah Pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

    Jambi ........................................................................................ 39

  • BAB IIIFAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA DAN

    PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI DI RUMAH

    SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI

    A. Faktor Penyebab Gangguan Jiwa .......................................... 43

    B. Jenis-jenis Gangguan Jiwa .................................................... 47

    C. Pelaksanaan Bimbingan Rohani Penderita Gangguan Jiwa di

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi ............................ 51

    BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENYEBAB DALAM

    MEMBANTU PENYEMBUHAN PENDERITA

    GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA

    DAERAH PROVINSI JAMBI

    A. Faktor-faktor Pendukung dan Penyebab dalam Membantu

    Penyembuhan Gangguan Jiwa .............................................. 60

    B. Urgensi Rohaniawan ............................................................. 61

    C. Hasil Bimbingan Rohani dalam Penyembuhan Penderita

    Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

    Jambi ..................................................................................... 64

    BAB VPENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................ 67

    B. Saran ...................................................................................... 68

    C. Kata Penutup ......................................................................... 69

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1 : Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi Mental ................... 13

    Tabel 2 : Tata Hubungan kerja ............................................................... 19

    Tabel 3 : Bangunan Utama ..................................................................... 37

    Tabel 4 : Jumlah Penyakit Terbanyak Rawat Inap ................................. 39

    Tabel 5 : Jumlah Penyakit Terbanyak Rawat Jalan ................................. 39

    Tabel 6 : Jadual Kegiatan ....................................................................... 55

    Tabel 7 :Jumlah kunjungan Klien di Ruang Rehabilitasi Mental ........... 56

  • TRANSLITERASI

    A. Alfabet

    Arab Indonesia Arab Indonesia

    T ط ‟ ا

    Z ظ b ة

    „ ع t ت

    Gh غ th ث

    F ف j ج

    Q ق h ح

    K ك Kh خ

    L ل d د

    M م Dh ذ

    N ن R ر

    H ه Z ز

    W و S ش

    ‟ ء Sh ش

    Y ي S ص

    d ض

    B. Vokal dan Harkat

    Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

    Ī ِاى ā ـــــَب a َا

    Aw َاو á َاى u ُا

    Ay َاى ū ُا i ِا

  • C. Tā’ Marbūtah

    Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam :

    1. Tā‟ Marbūtah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka

    translitersinya adalah /h/.

    Arab Indonesia

    صالةSalāh

    مراةMir‟āh

    2. Ta Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan

    dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

    Arab Indonesia

    وزارة التربيةWizārat al-Tarbiyah

    مراة السمنMir‟at al-zaman

    3. Ta Marbutah yang berharkat tanwin maka translitnya adalah /tan/tin/tun.

    Contoh:

    Arab Indonesia

    فجـئًة

  • A. Latar Belakang Masalah

    Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari Bahasa

    Inggris “guidance”. Kata “guidance”adalah kata dalam bentuk mashdar(kata

    benda)yang berasal dari kata kerja “to guide” artinya menunjukkan,

    membimbing, atau menuntun orang lain ke jalan yang benar.2Jadi petunjuk

    kata “guidance” berarti pemberian petunjuk, pemberian bimbingan ataupun

    tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan.

    Bimbingan rohani pasien dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu Al-

    Qur‟an dan Hadist menganjurkan pada manusia agar memberikan bimbingan

    dan nasehat dengan wajar hal tersebut merupakan sumber segala sumber

    pedoman hidup umat Islam, Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul dapat diistilahkan

    sebagai landasan ideal dan konseptual bimbingan rohani Islam. Dari Al-

    Qur‟an dan sunnah Rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep (pengertian

    makna hakiki)bimbingan rohani Islam bersumber.3 Hal ini sesuai dengan

    firman Allah dalam QS. Al-Imran ayat 104 dan QS.Yunus ayat 57.

    َهْوَن َُعِن ُاْلُمنَكِر َُوأُْولَِئَك ُه ُُم ُ ْْيِ َُويَْأُمُروَن ُبِاْلَمْعُروِف َُويَ ن ْ ٌة َُيْدُعوَن ُِإََل ُاْلَْ نُكْم ُأُمَّ َوْلَتُكن ُمِّ اْلُمْفِلُحون ُ ُ﴿ٗٓٔ﴾

    “(Yaitu) Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru

    kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang

    mungkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-

    Imran:104).4

    2Arifin, Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama(Jakarta:Bulan

    Bintang, 1979), 18. 3Fauziah, “Bimbingan dan Konseling Islam”, diakses melalui alamat

    https://hasnaseptifauziahmediabki.wordpress.com/rohani, tanggal 5 Januari 2018. 4Lajnah Pentanshih Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya(Bandng:Departemen

    Agama RI., 2007), 63.

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    https://hasnaseptifauziahmediabki.wordpress.com/rohani

  • ن ُرَّبُِّكْم َُوِشف َُآء ٌُ ُلَِّما ُِف ُالصُُّدوِر َُوُهًدى َُوَرْْحٌَة ُ ْوِعظٌَة ُمِّ يَا ُأَي َُّها ُالنَّاُس َُقْد َُجاء َُْتُكم ُمَّ لِّْلُمْؤِمِني ُ ُ﴿٥٘﴾

    “(Yaitu)Wahai manusia sesungguh,telah datang kepadamu pelajaran (Al-

    Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”.5(QS. Yunus:57)

    Dari ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa kita diwajibkan menyeru

    atau mengingatkan kepada kebaikan.dan itu dapat kita lakukan melalui

    bimbingan rohani Islam atau bimbingan penyuluhan Agama. Karena dengan

    Agama dapat menentukan kita kearah jalan kebenaran sehingga kita akan

    meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

    Agama sebagai sistem yang menyeluruh (total system) mempunyai

    ajaran dan dorongan kepada niat batin dan nilai lahir manusia secara sekaligus

    dan terpadu.Agama juga berfungsi sebagai bimbingan, tuntutan, petunjuk,

    peringatan, pendorong, pembentuk motivasi hidup, pemberi solusi dan sarana

    hidup tenang dan bahagia.

    Bahagia diartikan dengan merasa tenang dalam diri seseorang, orang

    yang bahagia dalam hidupnya adalah orang yang mampu bersyukur meskipun

    banyak tekanan dalam hidupnya. Hal ini sepertinya tidak dapat dirasakan oleh

    orang yang terkena gangguan jiwa atau disebut dengan penderita gangguan

    jiwa.

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia jiwa mempunyai makna yaitu,

    ruh manusia yang ada didalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup.

    Sedangkan gangguan jiwa menurut kamus besar bahasa Indonesia

    adalahketidakseimbangan jiwa yang mengakibatkan terjadinya

    ketidaknormalan sikap atau tingkah laku.6

    5Ibid., 215.

    6Badan pengembangan dan pembinaan bahasa, kementerian pendidikan dan kebudayaan

    Rebublik Indonesia. Kamus besar bahasa Indonesia edisi ke 5, 2016. (aplikasi android).

  • Gangguan jiwa menurut Djamaluddin adalah kesulitan yang harus

    dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan

    karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya

    sendiri.Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (kognitif),

    kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psykomotor). Gangguan jiwa

    merupakan penyakit yang dialami oleh seseorang yang mempengaruhi emosi,

    pikiran atau tingkahlaku mereka, diluar kepercayaan budaya dan kepribadian

    mereka, dan menimbulkan efek yang negatif bagi kehidupan mereka atau

    kehidupan keluarga mereka.7

    Dari beberapa pengertian gangguan jiwa diatas dapat diasumsikan

    bahwa penderita gangguan jiwa adalah orang yang mengalami kesulitan yang

    terjadi akibat jiwanya yang terganggu, hal ini menyebabkan penderita

    mengalami kesulitan dalam bermasyarakat dan beradaptasi dengan

    lingkungan.

    Oleh karena itu penderita harus diingatkan kembali kepada tuntunan

    Agama, melalui ajaran Al-Quran dan Hadis, namun kenyataannya sulit sekali

    bagi penderita gangguan jiwa untuk kembali dengan sendirinya menyadari

    pentingnya kembali kepada tuntunan Al-Quran mengingat segala fungsi

    jiwanya sedang terganggu, ia sangat sulit menerima realitas atau kenyataan

    yang ada, oleh karena itulah peran seorang rohaniawan sangat penting dalam

    membantu proses penderita untuk kembali sembuh.

    Sebagaimana diketahui bahwa Rohaniawan adalah orang yang

    mementingkan kehidupan kerohanian daripada yang lain atau orang yang ahli

    didalam hal kerohanian. Sedangkan Islam adalah agama yang diajarkan oleh

    Nabi Muhammad Saw. yang berpedoman pada kitab suci Al-Quran yang

    diturunkan kedunia melalui wahyu Allah Swt.

    Rohaniawan Islam ini tentunya bersifat memberikan bimbingan rohani

    Islam dan kalau dilihat arti dari bimbingan Islam adalah proses pemberian

    bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan

    7Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (Surabaya: Airlangga University Press, 2005), 3.

  • petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan

    akhirat.8

    Jadi dapat di katakan pengertian rohaniawan Islam yakni orang yang

    mementingkan kehidupan kerohanian yang memberikan bantuan terhadap

    individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan-ketentuan dan petunjuk

    Allah.

    Oleh karena itu keberadaan seorang rohaniawan sangat membantu

    dalam penyembuhan penderita gangguan jiwa, dalam hal ini rohaniawan

    dianggap sebagai orang yang mampu memberikan arahan kepada penderita

    untuk kembali mengingat Allah dengan berpedoman dengan Al-Quran dan

    Hadis.

    Namun kenyataannya tidak banyak yang mengetahui betapa pentingnya

    seorang rohaniawan disebuah rehabilitasi kesehatan mental maupun ditempat-

    tempat sosial tertentu, ini dapat dilihat dengan minimnya keberadaan seorang

    rohaniawan di rumah sakit. Khususnya ini terlihat pada Rumah Sakit Jiwa

    daerah Provinsi Jambi yang hanya memiliki seorang tenaga rohaniawan saja.

    Sedangkan dia hanya merawat banyak pasien yang mengalami gangguan jiwa.

    Maka dengan penelitian ini penulis ingin melihat bagaimana peran

    seorang rohaniawan dalam membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa

    di rumah sakit jiwa daerah provinsi jambi, hal ini berguna untuk memberikan

    informasi bahwa keberadaan seorang rohaniawan sangat penting, oleh sebab

    itu maka kita harus mengetahui bagaimana peran yang dilakukan rohaniawan

    dalam membantu penyembuhan pasien yang mengalami gangguan jiwa.

    Sebagaimana kita ketahui bahwa peran adalah aspek dinamis

    kedudukan (status).Apabila seorang melaksanakan hak dan kewajibannya

    maka dia menjalankan suatu peranan.Setiap orang juga mempunyai macam-

    macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya.Hal itu

    sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi

    8Taufik, “Peran rohaniawan Islam, kesembuhan pasien dan bimbingan penyuluhan

    Islam”, diakses melalui alamathttp://library. walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf 23-11-2017.

  • masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat

    kepadanya.

    Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan

    hubungan antara peranan-peranan.Peran yang melekat pada diri seseorang

    harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan.Posisi

    seseorang dalam masyarakat (social-potition)merupakan unsur statis yang

    menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat.

    Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan

    sebagai suatu proses jadi, seorang menduduk suatu posisi dalam masyarakat

    serta menjalankan suatu peranan.9

    Namun dalam hal ini peran rohaniawan di rumah sakit jiwa daerah

    provinsi juga dilihat dari visi misi rumah sakit yang ingin menjadi rumah sakit

    unggul, seperti berikut dibawah ini akan dijelaskan beberapa visi misi rumah

    sakit jiwa daerah provinsi Jambi, karena tentu saja apapun yang menjadi dasar

    pedoman pelaksanaan kegiatan dirumah sakit, tidak terlepas dari tujuan dan

    fungsi rumah sakit itu sendiri.

    Berikut visi misi rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi yaitu: Visi

    (menjadi rumah sakit jiwa hebat dengan pelayanan prima), Misi (memberikan

    pelayanan kesehatan jiwa dan penanggulangan narkoba yang bermutu,

    meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa dan

    penanggulangan narkoba, meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana,

    prasarana, peralatan medik dan penunjang medik rumah sakit jiwa,

    meningkatkan tata kelola rumah sakit yang baik dan kualitas serta

    kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit, meningkatkan

    fungsi rumah sakit sebagai sarana pendidikan dan latihan serta penelitian).10

    Berdasarkan pada teori dan observasi diatas maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian lebih mendalam, maka penelitian ini diberijudul “Peran

    9Taufik, “Peran rohaniawan Islam, kesembuhan pasien dan bimbingan penyuluhan

    Islam”, diakses melalui alamathttp://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-

    2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf, 23-11-2017. 10

    Observasi penulis dilapangan pada 22-11-2017, Visi Misi Rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi.

    http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf,%2023-11-2017http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf,%2023-11-2017

  • rohaniawan dalam membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa di

    rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi”.

    B. Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas masalah Pokokyang

    diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Peran rohaniawan dalam

    membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa di Rumah sakit jiwa daerah

    Provinsi Jambi, maka rumusan masalah yang akan di bahas yakni:

    1. Apafaktor penyebab gangguan jiwa pada penderita di Rumah Sakit Jiwa

    daerah Provinsi Jambi ?

    2. Bagaimana pelaksanaan bimbingan yang di lakukan oleh Rohaniawan

    terhadap penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi

    Jambi ?

    3. Bagaimana Faktor pendukung dan penghambat dalam membantu

    penyembuhan penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa daerah

    Provinsi Jambi ?

    4. Bagaimana peranan Rohaniawan dalam penyembuhan pasien gangguan

    jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi ?

    C. Batasan masalah

    Penelitian ini hanya berbicara tentang Peran Rohaniawan Islam dalam

    membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa di Rumah sakit jiwadaerah

    Provinsi Jambi.Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Rehabilitasi Mental

    penderita dari Ruang Gama di Rumah SakitJiwa daerah Provinsi Jambi.Selain

    itu penelitian juga disesuaikan dengan latar belakang di atas

    D. Tujuan dan kegunaan penelitian

    Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mencapai beberapa

    tujuan tentang Peran Rohaniawan Islam dalam membantu penyembuhan

    penderita gangguan jiwa di rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi dengan

    mengetahui beberapa aspek yaitu:

    1. Mengetahui faktor penyebab gangguan jiwa pada penderita di Rumah

    Sakit Jiwa daerah Provinsi Jambi.

  • 2. Mengetahui pelaksanaan bimbingan yang di lakukan oleh Rohaniawan

    terhadap penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi

    Jambi.

    3. Mengetahui Faktor pendukung dan penghambat dalam membantu

    penyembuhan penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa daerah

    Provinsi Jambi.

    4. Mengetahui peranan rohaniawan dalam penyembuhan pasien gangguan

    jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.

    Adapun Kegunaan penelitian ini adalah:

    1. Memberikan sumbangan positif terhadap keilmuan difakultas Dakwah,

    terutama Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

    2. Memberikan informasi bagi peneliti mengenai peran rohaniawan dalam

    membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa di rumah sakit jiwa

    daerah provinsi jambi.

    3. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat

    dibidang psikologi, sosiologi, ilmu sosial, bimbingan rohani dan

    penyuluhan yang bekerja di Dinas sosial dan panti-panti sosial maupun

    pengembangan kemasyarakatan seperti LSM.

    E. Kerangka Teori

    Penelitian ini diikat oleh teori yang mengasumsikan adanya peran

    rohaniawan dalam membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa di

    rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi.

    Untuk mengetahui sumber rujukan yang relevan dengan masalah yang

    penulis lakukan perlu disusun kerangka teoritik.Kerangkateoritik merupakan

    tuntutan untuk memecahkan masalah.Sebelum membahas tentang peran

    rohaniawan, kiranya perlu terlebih dahulu membahas tentang pengertian peran

    agar lebih terarah.

    1. Bimbingan Rohani Islam

    Bimbingan rohani Islam adalah bimbingan yang menggunakan dasar-

    dasar keIslaman yang diberikan kepada pasien rawat inap di Rumah sakit

  • jiwa. Bimbingan rohani Islam mempunyai beberapa definisi diantara adalah

    sebagai berikut:

    Bimbingan rohani Islam adalah yang memberikan santunan rohani

    kepada pasien dan keluarga dalam bentuk pemberian motivasi agar tabah,

    Ikhlas sabar dalam menghadapi cobaan, dengan memberikan tuntunan do‟a,

    cara bersuci, shalat, dan amalan ibadah lainnya yang dilakukan dalam

    keadaan sakit.11

    Bimbingan rohani Islam adalah kegiatan yang di dalamnya terjadi

    proses bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di rumah sakit,

    sebagai upaya menyempurnakan ketenangan ikhtiar medis dengan ikhtiar

    spiritual.dengan tujuan memberikan ketenangan dan kesejukan hati dengan

    dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, bertawakal dan senantiasa

    menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah.12

    Dari beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa pengertian

    bimbingan rohani Islam adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada

    individu atau berdasarkan ajaran Islam agar individu atau orang yang

    gangguan jiwa bisa sembuh dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga

    dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.sedangkan bimbingan rohani

    Islam di rumah sakit adalah salah satu bentuk pelayanan rohani Islam yang

    diberikan petugas bimbingan rohani Islam kepada pasien yang bertujuan

    untuk menyembuhkan pasien dan ketenangan dalam menghadapi gangguan

    jiwa dalam menyadari kembali akan penciptaannya sebagai makluk Allah

    SWT, yaitu menyembahnya supaya dapat mencapai kebahagiaan hidup di

    dunia dan di akhirat.

    2. Rohaniawan Islam

    RohaniawanIslam adalah penyuluh agama atau orang yang

    mementingkan kehidupan kerohanian dari pada yang lain atau orang yang ahli

    11

    Baedi Buhkori. Upaya Optimalisasi Sistem Pelayanan Kerohanian bagi Pasien Rawat Inap (Semarang: Walisongo, 2005), 19.

    12Salim Samsudin. Bimbingan Rohani Pasien Upaya Mensinergisitaskan Layanan Media

    dan Spiritual di Rumah Sakit1(Semarang: Pustaka Belajar, 2005), 1.

  • dalam hal rohani.Sedangkan Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi

    Muhammad saw yang berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan

    kedunia melalui wahyu Allah SWT.

    Rohaniawan Islam ini tentunya bersifat memberikan bimbingan rohani

    Islam dan kalau dilihat arti dari bimbingan Islami adalah proses pemberian

    bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan

    petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di

    akhirat.13

    Berikut ini adalah hubungan antar variabel dalam penulisan ini, yang

    penulis susun dengan skema berikut ini:14

    3. Gangguan jiwa

    Pengertian gangguan jiwa menurut Frederick H.Kanfer dan Amold

    P.Goldstein, yaitu kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena

    hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang

    kehidupan dan sikapnya terhadap diri sendiri.15

    Gangguan jiwa adalah perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan

    yang masuk akal, berlebihan, berlangsung lama, dan menyebabkan kendala

    13

    Taufik, “Peran rohaniawan Islam, kesembuhan pasien dan bimbingan penyuluhan

    Islam”, diakses melalui alamathttp://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-

    2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf,23-11-2017. 14

    Ibid, 32. 15

    Djamaluddin Ancok, Psikologi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 91.

    Rohaniawan Islam Kesembuhan Pasien

    - Kesehatan pasien yang sudah

    sembuh seperti semula

    - Jasmaninya terlihat menjadi

    segar kembali

    - Mampu menjadi manusia

    yang produktif lagi

    - Mampu menghadapi

    tantangan kehidupan dengan

    tegar

    - perannya dalam penyembuhan

    pasien

    - dalam kegiatan kerohanian

    selalu berpedoman pada ajaran

    Islam

    - Taat dalam melaksanakan

    norma-norma lahir manusia

    - dalam pelaksanaan tugasnya

    selalu berada pada jalanyang

    baik dan menuju sasaran mulia

    http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf%20%2023-11-2017http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf%20%2023-11-2017

  • terhadap individu atau orang lain.16 Gangguan jiwa merupakan penyakit yang

    di alami oleh seseorang yang mempengaruhi emosi, pikiran atau tingkahlaku

    mereka, diluar kepercayaan budaya dan kepribadian mereka, dan

    menimbulkan efek yang negative bagi kehidupan mereka atau kehidupan

    keluarga mereka.17

    Gangguan jiwa merupakan sindrom atau pola perilaku psikologik

    seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas

    berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress)atau Hendaya

    (impairment/disability)di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari

    manusia.Sebagai tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah disfungsi

    dalam segi perilaku.Psikologik, atau biologik dan gangguan itu tidak semata-

    mata terletak di dalam hubungan antara orang itu dengan masyarakat.18

    Penderitagangguan jiwa, seberat apapun bisa pulih asalkan mendapat

    pengobatan dan dukungan psikososial yang dibutuhkannya.Mereka bisa pulih

    dan kembali hidup di masyarakat secara produktif, baik secara ekonomis

    maupun sosial.Sebagian besar dari mereka bisa terbebas dari keharusan

    minum obathanya saja, seperti juga kesehatan badan, kesehatan jiwa tetap

    harus dipelihara dan ditingkatkan.Tanpa peliharaan, baik kesehatan fisik

    maupun jiwa seseorang bisa kembali jatuh sakit.19

    Dengan demikian dapat kita pahami bahwa gejala-gejala gangguan jiwa

    ialah hasil interaksi yang komplek antara unsur somatic, psikologik, dan

    sosiobudaya. Gejala-gejala inilah sebenarnya menandakan dekompensari

    proses adaptasi dan terdapat terutama pada pemikiran, perasaan dan

    perilaku.20

    16

    Sulswati, Konsep dasar Keperawatan Kesehatan jiwa (Jakarta: EGC, 2005), 3. 17

    Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi IX, (Surabaya: Airlangga Univesity

    Press, 2005), 3. 18

    Rusdi Maslim, PPDGI-III (Jakarta: PT. Nuh Jaya, 2001), 7. 19

    Gunawan setiadi, Pemulihan Gangguan Jiwa (Jawa tengah: Purworejo 2014), 4. 20

    Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi IX, (Surabaya: Airlangga Univesity

    Press, 2005), 93.

  • 4. Instalasi Rehabilitasi Mental

    Rehabilitasi didefinisikan sebagai suatu program holistic dan terpadu

    atas intervensi-intervensi medis, fisik, psikososial, dan vokanisional yang

    memberdayakan individu penyandang cacat untuk meraih pencapaian pribadi,

    kebermaknaan social, dan interaksi efektif yang fungsional.

    Program rehabilitas dengan gangguan jiwa merupakan pencegahan

    tersier, aktivitas yang dilakukan petunjuk untuk menurunkan kecacatan yang

    disebabkan oleh penyakit jiwa kronis/berat yang dimiliki individu. Kecacatan

    yang dimaksud di sini adalah keterbatasan individu dalam melaksanakan

    suatu aktivitas seperti layaknya orang normal, misalnya ketidakmampuan

    individu dalam berhias/ berdandan, atau membersihkan diri.

    Secara umum, program rehabilitasi diartikan sebagai proses membantu

    individu kembali pada tingkat fungsi tertinggi. Namun demikian proses yang

    dimaksud pada definisi tersebut tidak hanya sebatas membantu individu agar

    dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi karena penyakit yang

    dideritanya. Lebih jauh lagi program rehabilitas diartikan sebagai suatu proses

    yang dinamis yang menitikberatkan pada pengembangan diri individu baik

    pada aspek fisik, social, psikologis, dan spiritual.21

    Rehabilitasi mental (psikososial) adalah serangkaian usaha yang

    terkoordinasi atas; upaya media, social, edukasional dan vokasional untuk

    melatih kembali seseorang yang memiliki hambatan agar dapat berfungsi

    kembali seoptimal mungkin.22

    Falsafah, Nilai dan Tujuan Instalasi Rehabilitasi Mental

    Visi

    Memberikan upaya rehabilitas Mental unggul dan bermutu untuk

    meningkatkan kualitas hidup tanpa meningkatkan akar nilai-nilai.

    21

    Dokumen, Pendoman Pengorganisasian Intalasi Rehabilitas Mental Rumah Sakit Jiwa

    Daerah Provinsi Jambi,1. 22

    Ibid, 2.

  • Misi

    1. Memberikan upaya rehabilitasi mental yang komprehensif.

    2. Memberikan pelayanan upayarehabilitasi mental secara jujur, terbuka

    dan teratur.

    3. Melakukan penelitian dan pengembangan pelayanan rehabilitasi

    mental mengacu pada akar nilai-nilai, seni dan budaya setempat.

    Motto kerja

    R amah dalam memberikan pelayanan

    S tandarisasi dalam melaksanakan kegiatan

    J ujur dan tanggung jawab dalam pengelolaan

    S etia pada janji dan ucapan

    M engutamakan kebersamaan dan koordinasi

    Falsafah

    “peningkatan kualitas hidupmu adalah kebahagian kami”23

    23

    Ibid, 7.

  • Tabel 1.1 Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitas24

    24

    Ibid, 9.

    Direktur Utama

    Direktur Pelayanan Medik

    dan keperawatan

    Bidang perawatan Direktur Utama

    Kepala Intalasi Rehabilitas Mental

    dan Keperawatan

    Maisarah,S.Pd

    Penanggungjawab Psikologi

    Dwi Wahyu Sho‟imah, S.Psi

    Pekerja Sosial

    Temmardi

    Penangungjawab

    Terapi gerak

    Penangung

    jawab

    Terapi

    gerak

    Penangungjawab

    Terapi Religi

    Penangungjawab

    Terapi gerak

    Arsis Ahmad Husen

    Hj. Rohani

    Bidan pertanian

    Arbainsyah

    Bidan keterampilan

    Kurniati

    Zuariyah

  • Uraian Jabatan Instalasi Rehabilitas Mental

    Instalasi rehabilitasi mental Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi

    sesuai dengan struktur organisasi terdiri dari beberapa fungsional medis dan

    fungsionalis non medis. Dalam bab ini diuraikan nama dan tujuan jabatan,

    uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta beberapa uraian yang dapat

    dijelaskan sebagai berikut:25

    1. Kepala Instalasi Rehabilitasi Mental

    a. Pengertian

    Seorang yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola

    instalasi rehabilitasi.

    b. Tujuan Jabatan

    1) Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan instalasi

    Rehabilitasi Mental Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.

    2) Menjamin terwujudnya Visi Misi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

    Jambi dalam pelayanan di bagian instalasi Rehabilitasi Mental

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.

    3) Menjamin terlaksana perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

    pengendalian dan evaluasi di instalasi Rehabilitasi Mental Rumah

    Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.

    4) Menjamin tercapainya mutu pelayanan yang memuaskan pelanggan

    di bagian instalasi Rehabilitasi Mental Rumah Sakit jiwa Daerah

    Provinsi Jambi.

    c. Kedudukan dalam Organisasi

    1) Atasan langsung :

    Direktur Pelayanan medik dan keperawatan juga berkoordinasi dengan

    kepala bidang pelayanan medik dan kepala seksi pencegahan dan

    penyuluhan.

    2) Membawahi :

    25

    Ibid, 10.

  • Penanggung jawab psikologi, pekerja sosial, dan penanggung jawab

    terapi Rehabilitasi mental.

    d. Wewenang

    1) Mengusulkan pengembangan SDM

    2) Mengusulkan RKA, Protap, Standar pelayanan dan peralatan sesuai

    dengan kebutuhan di instalasi Rehabilitasi Mental.

    3) Membina, memotivasi karyawan, menilai pelaksanaan dan hasil

    kerja karyawan serta mengusulkan pemberian penghargaan bagi

    karyawan yang berprestasi di instalasi Rehabilitasi Mental.

    4) Mengatur pelaksanaan kerja (jadwal dinas, tugas pokok, cuti dan

    lembur) di Instalasi Rehabilitasi mental.

    5) Mengatur penggunaan fasilitas yang ada di instalasi Rehabilitasi

    Mental.

    6) Mengatur karyawan di instalasi Rehabilitasi Mental yang

    melakukan tindakan penyimpangan Protap PUK.

    7) Mengusulkan penggantikan/ penambahan/ pengurangan peralatan

    inventaris di instalasi Rehabilitasi Mental.

    8) Memberi masukan, saran dan pendapat kepada untuk kemajuan

    Rumah Sakit.

    9) Menyetujui cuti dan kerja lembur karyawan di intalasi Rehabilitasi

    Mental.

    10) Memimpin pertemuan secara berkala maupun insidentil di instalasi

    Rehabilitasi Mental.

    e. Tolak Ukur Keberhasilan

    1) Pelayanan di bagian instalasi Rehabilitasi Mental memuaskan

    pengguna jasa (cepat, tepat dan akurat).

    2) Dilaksanakan tahapan manajerial (perencanaan, pengorganisasian,

    penggerakan, pengendalian dan evaluasi).

    3) Dilaksanakan visi, misi motto dan budaya kerja Rumah Sakit Jiwa

    Daerah Provinsi Janbi.

    4) Terciptanya hubungan kerja intern dan ekstern yang harmonis.

  • 5) Terpeliharanya program pendidikan, pelatihan, seminar dan

    pengembangan SDM.

    6) Terpenuhinya hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan yang

    berlaku.

    7) Tersajinya laporan rutin tepat waktu dan akurat.26

    2. Penanggung jawab Psikologi

    a. Pengertian

    Penanggung jawab Psikologi adalah Sarjana Psikologi yang ditunjuk

    oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi untuk melakukan pelayanan

    psikologi di intalasi Rehabilitasi Mental Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

    Jambi.

    b. Tangguang jawab

    1) Kebenaran proses pelayanan psikologi.

    2) Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien dalam proses

    pelayanan Psikologi.

    3) Menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan selain proses

    pelayanan psikologi.

    c. Wewenang

    1) Melakukan proses seleksi pasien Rehabilitasi Mental.

    2) Mengevaluasi perkembangan pasien Rehabilitas Mental.

    3) Mengusulkan pasien yang layak untuk dipulangkan atau

    disalurkan ketempat latihan kerja.

    3. Pekerja Sosial

    a. Assesment bio, psiko, sosial-spiritual.

    b. Pekerja sosial sangat berperan dalam upaya restorasi fungsi

    psikososial dan meningkatkan kualitas hitup.

    c. Memulihkan dan mengembangkan kemampauan seseorang yang

    mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi

    sosialnya secara wajar dan optimal.

    d. Melayani kegiatan Day Care dan Home Care.

    26

    Ibid, 10-14.

  • e. Mediator peran di keluarga dan bimbingan lanjut (after care) pasien.

    f. Melayani kegiatan pendampingan pasien kembali kekeluarga dan

    masyarakat serta melakukan edukasi keluarga pasien agar

    memberikan dukungan untuk kesembuhan pasien sehingga pasien

    tidak mudah kambuh lagi.

    g. Kunjungan rumah/home visite

    h. Pemberdayaan di masyarakat

    i. Bertanggng jawab kepada kepala Instalasi.27

    4. Penanggung jawab Terapi Kerja Bidang Pertanian:

    Keterampilan, memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi,

    berkepribadian yang menarik, dan dapat bersosialisasi dengan baik dan

    professional.

    a. Menyipkan alat-alat pertanian yang diperlukan.

    b. Mengajar klien ke lahan dan mengarahkan, memandu,

    mencontohkan cara:

    1) Pengolahan tanah

    2) Pengaturan jarak tanam

    3) Pemilihan benih yang baik

    4) Pemupukan dan pemberatasan hama

    5) Pemungutan hasil panen

    c. Menyimpan kembali alat-alat pertanian yang telah dipergunakan.

    d. Mengajak klien kembali keruang rehabilitas serta cuci tangan dan

    kaki.

    e. Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi.28

    5. Penanggung jawab Terapi Kerja Bidang Keterampilan:

    Memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian yang

    menarik, dan dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.

    a. Mencatat dan mengisi status klien.

    b. Menyiapkan alat-alat keterampilan.

    27

    Dokumen, Pendoman Pengorganisasian Intalasi Rehabilitas Mental Rumah Sakit Jiwa

    Daerah Provinsi Jambi, 16. 28

    Ibid.

  • c. Membimbing, mengarahkan dan mencontohkan cara dan teknik

    membuat kerajinan.

    d. Menyiapkan kembali alat dan bahan keterampilan yang telah dibuat.

    e. Pemberian snack klien.

    f. Mencatat kemajuan klien dalam mengikuti.

    g. Bertanggung jawab kepala Instalasi.29

    6. Penanggung jawab Terapi Gerak dan Olahraga:

    a. Mencatat dan mengisi status klien.

    b. Menyiapkan alat-alat olahraga yang diperlukan.

    c. Membimbing, mengarah dan mencontohkan cara dan teknik gerak

    serta olahraga yang telah dipergunakan.

    d. Pemberian snack klien.

    e. Mencatat kemajuan klien dalam mengikuti kegiatan

    f. Mengabsen dan mengantar klien ke ruang rawat inap

    g. Bertangguan jawab kepada kepala Instalasi.30

    7. Penanggung jawab Terapi Religi:

    a. Menyiapkan alat-alat diperlukan.

    b. Melaksanakan ceramah, pengajian dan mudzakarah.

    c. Melaksanakan latihan dan praktek ibadah.

    d. Pemberian snack klien.

    e. Mencatat kemajuan klien dalam mengikuti kegiatan.

    f. Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi.31

    8. Penanggung jawab Terapi Musik:

    a. Mencatat dan mengisi status klien.

    b. Menyiapkan alat-alat untuk terapi musik.

    c. Membimbing kembali alat-alat yang telah dipergunakan.

    d. Pemberian snack klien

    e. Mencatat dan mengantar klien ke ruang rawat inap

    29

    Ibid, 16-17. 3030

    Dokumen, Pendoman Pengorganisasian Intalasi Rehabilitas Mental Rumah Sakit Jiwa

    Daerah Provinsi Jambi, 17. 31

    Ibid.

  • f. Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi.32

    Tabel 1.2 Tata Hubungan Kerja

    Bagian tata hubungan kerja Instalsi Rehabilitasi Mental.33

    9. Kegiatan Orientasi

    untuk mendapatkan sumber daya manusia instalasi Rehabilitasi Mental

    yang handal, terampil dan kualitas tinggi, dalam menunjang pelayanan

    Rehabilitasi Mental yang baik dan bermutu, maka perlu dilaksanakan program

    32

    Dokumen, Pendoman Pengorganisasian Intalasi Rehabilitas Mental Rumah Sakit Jiwa

    Daerah Provinsi Jambi, 17. 33

    Ibid, 18.

    Rekan

    Medis

    Logistik

    Umum

    Instalasi

    Rawat

    Inap Instalasi

    Rehabilitas

    Mental Bidan

    Pelayanan

    Medik Instalasi

    Rawat

    Inap

    Bidan

    Keperawa

    -tan

  • orientasi bagi pegawai baru yang akan bertugas di instalasi rehabilitasi

    mental. Hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah pasien yang harus

    dilakukan penambahan jumlah staf. Pemberian ceramah dan diskusi perlu

    dilakukan sebelum dilakukan pelatihan sehingga dapat memberikan

    pemahaman kegiatan yang ada di instalasi Rehabilitas Mental.34

    Sebagai persiapan untuk mengikuti pelatihan sehingga dapat dijalani

    dengan baik pelaksanaan program orientasi pegawai baru instalasi Rehabilitas

    Mental dilakukan dengan cara berikut:

    a. Ceramah dan diskusi

    Ceramah dan diskusi yang akan diberikan secara bergantian sesuai

    dengan jadwal oleh kepala instalasi Rehabilitasi mental serta para pelaksana

    Rehabilitasi mental.

    Materi yang diberikan sebagai berikut:

    1) Arah kebijakan Rehabilitasi Psikologi pada ODGJ.

    2) Konsep layanan Rehabilitasi Psikologi sebagai layanan

    Multidisiplin.

    3) Peran rumah sakit jiwa faham meningkatkan kemandirian pasien

    melalui Rehabilitas Psikososial.

    4) Konsep dasar Rehabilitasi.

    b. Pelatihan

    Pelatihan akan dipandu, kepala intalasi Rehabilitasi Mental dan staf

    yang komponen yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya.

    1) Manajemen pelayanan Rehabilitasi Psikolonal.

    2) Latihan keterampilan Sosial.

    3) Layanan Psikoedukasi yang menjawab dan memberdayakan

    pemenuhan kebutuhan.

    4) Remediasasi kognitif pada gangguan skizofrenia.

    5) Terapi okupasi dan vokasional pada Orang Dengan Gangguan

    Jiwa (ODGJ).

    34

    Dokumen, Pendoman Pengorganisasian Intalasi Rehabilitas Mental Rumah Sakit Jiwa

    Daerah Provinsi Jambi, 23.

  • c. Jadwal Pelaksanaan

    Lama orientasi dan pelatihan dilakukan sesuai dengan bidang kegiatan

    Rehabilitasi mental yang akan menjadi tanggung jawan karyawan yang

    bersangkutan.

    d. Evaluasi

    Evaluasi dilakukan oleh kepala instalasi rehabilitas mental pada 3 bulan

    pertama, 6 bulan pertama, lalu evaluasi terakhir pada 1 tahun pertama

    karyawan tersebut bekerja di instalasi Rehabilitasi mental Rumah Sakit Jiwa

    Daerah Provinsi Jambi.35

    F. Metode Penelitian

    Untuk memperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan

    metode pengambilan data sebagai berikut:

    1. Pendekatan Penelitian

    Untuk mengkaji persoalan dalam penelitian ini akan digunakan

    pendekatan penelitian kualitatif-deskriptif, yang meminjam istilah Kriek dan

    Miller merupakan tradisi penelitian ilmu pengetahuan sosial bergantung pada

    pengamatan manusia dalam kawasan yang berhubungan dengan orang-orang

    tersebut dalam bahasa dan peristilahan yang digunakan.36 Karena itu dalam

    pemahaman Bogdan dan Biklen, data yang dihasilkan dalam penelitian

    kualitatif adalah data diamati.Inilah yang menjadi penyebab studi kualitatif

    diistilahkan Inquiry research naturalistik research.37

    2. Settingdan subjek penelitian

    a. Setting Penelitian

    Peneliti mengambil lokasi penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

    Jambi.Alasan mengapa Instalasi Peranrohaniawan di Rumah sakit jiwa Daerah

    Provinsi jambi ini penulis pilih sebagai setting penelitian, yaitu karena

    35

    Ibid, 23-24. 36

    Lexy Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996),6. 37

    RC. Bogdan dan Biklen, Quantitative research and Introduction to theory and method (London:Allyn and Bacon, 1998),41.

  • berdasarkan hasil observasi penulis, penulis menemukan sesuatu yang sangat

    unik dan menarik yaitu pada waktu penulis sedang mendengar ceramah dari

    seorang Rohaniawan, pada pelaksanaan terapi religi bersama rehabilitas rumah

    sakit jiwa, penulis menemukan sesuatu yang baru yaitu waktu pasien

    mendengar ceramah.

    Alasan yang paling mendasar kenapa penulis ingin sekali melakukan

    penelitian diinstalasi Rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi ini adalah karena

    satu hal yaitu persoalan mental illness atau mental disorder yang dalam bahasa

    kita gangguan jiwa belum mendapat perhatian mendalam bagi kebanyakan

    masyarakat.Terlebih lagi Tempatnya yang strategis dan ekonomis membuat

    penulis bisa mengunjungi setiap waktu, sehingga penulis bisa mendapatkan data

    yang lebih akurat.

    b. Subjek Penelitian

    Subjek adalah responden dan informan yang akan diminta

    keterangan.Sedangkan subjek dalam penelitian kualitatif ini terdiri dari

    Rohaniawan rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi dan para terapis serta

    psikolog.Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat aktif,

    cukupmengetahui, memahami, atau dan berkepentingan dengan aktivitas

    yangakan diteliti, serta memberikan informasi secara benar.38Oleh karena itu

    penulis mengambil subjek penelitian adalah orang-orang yang memang ada

    didalam penelitian ini seperti tersebut diatas, Agar informasi yang penulis

    dapat memang dapat diuji validitasnya.

    3. Sumber dan Jenis data

    a. Sumber data

    Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/peristiwa,

    dan dokumentasi.(1)Sumber data berbentuk perkataan maupun tindakan

    sumber data orang yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa

    jawaban lisan melalui wawancara.39(2)Sumber data suasana/peristiwa berupa

    38

    Tim Penyusun. Panduan Penulisan karya ilmiah mahasiswa Fakultas ushulluddin IAIN sts Jambi. (jambi: fak. Ushuluddin IAIN sts Jambi), 59.

    39Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta:Bumi Aksara,1989), 114.

  • suasana yang bergerak (peristiwa)ataupun diam (suasana).40(3)sumber data

    dokumen, yaitu data paper, literatur atau berbagai referensi yang menjadi

    bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti dan dapat

    dijadikan dokumen.

    b. Jenis data

    1. Data primer

    Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber

    pertama yaitu prilaku masyarakat melalui penelitian lapangan.41Data primer

    merupakan sumber data penelitian yang dikumpulkan dan diolah suatu

    organisasi atau perorangan dari objeknya.42Dalam penelitian ini, data primer

    yang dapat diperoleh penelitian adalah hasil wawancara dengan seorang

    informasi, yaitu Rohaniawan Islam di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

    Jambi.

    2. Data sekunder

    Data skunder adalah data ang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi,

    buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan

    sebagainya.43Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

    dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain. Data

    sekunder dalam penelitian ini adalah jurnal, skripsi, buku-buku, dokumen-

    dokumen dan studi lainnya.

    4. Metode Pengumpulan Data

    Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan tiga Teknik

    yang dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan datanya dapat

    dipertanggung jawabkan, yaitu:

    Pertama, dokumentasi, dokumen merupakan catatan peristiwa yang

    sudah berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

    40

    Arikunto, Prosedur Penelitian, 114. 41

    Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press 1986), 12. 42

    Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alvabeta, 2008),102. 43

    Ibid, 12.

  • monumental dari seseorang.44 Dokumentasi juga berupa pengumpulan data

    melalui cara peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip, teori, dan buku-buku

    yang menjadi acuan dalam penelitian lebih lanjut.

    Kedua, wawancara, metode wawancara diguna untuk memperoleh

    informasi tentang hal-hal yang tidak dapat diperoleh lewat pengamatan.Ada

    tiga cara untuk melakukan interview: melalui percakapan informal (interview

    bebas), menggunakan pedoman wawancara, menggunakan pedoman

    baku.45Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

    melalui tanya jawab.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak pewawancara

    dan narasumber.

    Ketiga, Studi literatur, menggunakan bahan-bahan referensi atau kajian

    pustaka, meliputi buku-buku dan data dari internet yang sesuai dengan

    masalah yang dikaji.

    5. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis

    mengalir.46Yaitu teknik analisis yang dilakukan sejak pengumpulan data,

    reduksi data, penyajian data, maupun penarikan kesimpulan, artinya meskipun

    sudah sampai kesimpulan bila dipandang ada informasi yang kurang akan

    dicari lagi dilapangan (dikumpulkan lagi).

    Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas

    pertanyaan prihal rumusan-rumusan dan pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang

    diperoleh dalam proyek penelitian.47

    Langkah analisis ini sebagai berikut:

    a. Reduksi data (data reduction)yaitu merangkum, memilih hal-hal

    pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

    44

    Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,2009),240.

    45Burhan Ashsofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Rineka Cipta 1996),59.

    46Matthew B. Dan A Miles Dan A Michael Guberman, Qualitative Data Analysis (A

    Source Book of New Methods (Beverly Hilles:sage Publications,1984), 21-24. 47

    Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT Remaja 2002), 103.

  • polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

    memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

    untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya

    bila diperlukan.48

    b. Penyajian data (data display)yaitu penyajian data berupa narasi

    pengungkapan secara tertulis agar alur kronologis peristiwa dapat

    mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dibalik peristiwa tersebut.

    Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

    bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

    sejenisnya.49

    c. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi-conclusion)yaitu suatu kegiatan

    yang dilakukan selama penelitian berlangsung.Makna yang muncul

    harus selalu diujikebenarannya dan kesesuaiannya melalui proses

    pemeriksaan keabsahan data sehingga validitasnya terjamin.

    G. Pemeriksaan Keabsahan Data

    Untuk memperoleh data yang terpercayadan dapat dipercaya (reliable),

    maka peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data yang didasarkan

    atas sejumlah kriteria.Dalam penelitian kualitatif, upaya pemeriksaan

    keabsahan data dapat dilakukan lewat empat cara yaitu:

    1. Perpanjangan Keikutsertaan

    Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan

    peneliti dilokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi

    dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan

    data, karena kesalahan penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau

    responden, disengaja atau tidak sengaja.

    Distorsi data dari peneliti dapat muncul karena adanya nilai-nilai

    bawaan dari peneliti atau adanya keterasingan peneliti dari lapangan yang

    48

    Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015), 247.

    49Ibid, 249.

  • diteliti sedangkan distorsi data dari responden, dapat timbul secara tidak

    sengaja, akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan, atau muncul

    dengan sengaja, karena responden berupaya memberikan informasi fiktif yang

    dapat menyenangkan peneliti.50Ataupun untuk menutupi fakta yang

    sebenarnya.

    Distorsi data tersebut, dapat dihindari melalui perpanjangan

    keikutsertaan peneliti di lapangan yang diharapkan dapat menjadikan data

    yang diperoleh memiliki derajat realibilitas dan validitas yang tinggi,

    perpanjangan keikutsetaan peneliti pada akhirnya juga akan menjadi semacam

    motivasi untuk menjalin hubungan baik yang saling mempercayai antara

    responden sebagai objek penelitian dengan peneliti.

    2. Ketekunan Pengamatan

    Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan

    pengamatan secara teliti, rinci.dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor

    yang menonjol dalam penelitian.Faktor-faktor tersebut selanjutnya ditelaah,

    sehingga peneliti dapat memahami faktor-faktor tersebut.Ketekunan

    pengamatan dilakukan dalam upaya mendapatkan karakteristik data yang

    benar-benar relevan dan terfokus pada objek penelitian.

    Permasalahan dan fokus penelitian.Hal ini diharapkan pula dapat

    mengurangi distorsi data yang mungkin timbul akibat keterburuan peneliti

    untuk menilai suatu persoalan, ataupun distorsi data yang timbul dari

    kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar, misalnya

    berdusta, menipu, dan berpura-pura.51

    3. Trianggulasi

    Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu di luar data pokok, untuk keperluan pengecekan

    reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai

    data yang diperoleh dari berbagai data yang diperoleh dari berbagai

    50

    Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya,1996), 6. 51

    Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya,1996), 177.

  • informan.Terdapat empat macam teknik trianggulasi yang akan digunakan

    dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan sumber, metode,

    penyidik, dan teori.

    Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

    balik derajat realibilitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

    alat yang berbeda dalam metode kualitatif.Yaitu dengan cara-cara sebagai

    berikut; Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

    wawancara; Membandingkan apa yang dikatakan informan diruang umum

    (public)dengan apa yang dikatakan di ruang pribadi (privat); Membandingkan

    apa yang dikatakan informan pada suatu waktu penelitian tertentu dengan apa

    yang dikatakan sepanjang waktu penelitian; Membandingkan keadaan dan

    perspektif seorang informan dengan berbagai atau pandangan informan

    lainnya, seperti dosen, mahasiswa, atau pimpinan prodi; Membandingkan

    hasil wawancara dengan isi dokumen terkait.52

    Trianggulasi dengan metode, merupakan teknik pengecekan keabsahan

    data dengan meneliti hasil konsistensi, reabilitas, dan validitas data yang

    diperoleh melalui metode pengumpulan data tertentu.Terdapat dua cara yang

    dapat dilakukan dalam trianggulasi dengan metode, yaitu:pengecekan derajat

    kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data;

    pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang

    sama.53

    Trianggulasi dengan penyidik, yaitu teknik pengecekan data melalui

    perbandingan hasil daya yang diperoleh dari satu pengamat dengan hasil

    penyelidikan pengamat lainnya.Cara ini dapat dilakukan bila penelitian

    dilakukan dalam suatu kelompok, di mana masing-masing peneliti kemudian

    membandingkan hasil penelitiannya.54 Trianggulasi dengan teori, yaitu

    pengecekan keabsahan data melalui perbandingan dua atau lebih teori yang

    52

    Michael Quinn Patton, Qualitative Data Analysis: A source of New Methods (Beverly Hill: Sage Publications,1986), 331.

    53Paton, Qualitative Data Analysis,331.

    54Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung:Remaja Rosdakarya,1996),

    178.

  • berbicara tentang hal sama, dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan

    banding tentang suatu hal yang diteliti.55Penerapan teknik tersebut, dapat

    dilakukan dengan memasukkan teori-teori pembanding untuk memperkaya

    dan membandingkan penjelasan pada teori utama yang digunakan dalam

    penelitian.

    4. Diskusi dengan Teman Sejawat

    Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan

    melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang

    diterima benar-benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau

    informan.Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan

    sumbangan pemikiran, masukan, dan saran yang berharga dan konstruktif

    dalam meninjau keabsahan data.

    H. Studi Relevan

    Kajian dan penelitian Peran Rohaniawan dalam membantu

    penyembuhan penderita gangguan jiwa sudah banyak dilakukan. Maka

    penulis akan memaparkan penelitian yang pernah ada dengan skripsi yang

    penulis buat Antara:

    Skripsi tentang“Peran Rohaniawan Islam di Rumah Sakit Islam Sulthan

    Agung Semarang dalam memotivasikan kesembuhan Pasien”. Oleh saudara

    Taufik yang mengkaji tentang peranan Rohaniawan dalam memotivasi

    kesembuhan pasien.Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

    lebih lanjut bagaimanakah peran factor psikologis dan spiritual dalam

    membantu proses penyembuhan pasien di rumah sakit. Penelitian yang

    bersifat survei ini menggunakan metode observasi, wawancara dan angket

    analisis data dilakukan deskriptif kualitatif.Hasil penelitian ini adalah peran

    rohaniawan dalam menjalankan tugasnya menggunakan metode langsung dan

    metode tidak langsung.Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan

    pemberian penyuluhan Islam pasien bisa tersugesti dan menjadi lebih tenang

    55

    Yvonna Lincoln & Egon S Cuba, Content Anaysis:An Introduction to its

    Methodology(Beverly Hills:Sage Publications,1981), 327.

  • serta semangat untuk cepat sembuh serta mempasrahkan dirinya pada Allah

    Swt.56 Perbedaan dengan penulisan yang penulis lakukan adalah pada

    penulisan saudara Taufik mengacu pada tingkat motivasi kesembuhan pasien,

    sedangkan perbedaannya penulis membatasi Rohaniwan dalam penyembuhan

    pasien.

    Skripsi Rika Oktoviyani Mahasiswa Fakultas Dakwah Jurusan

    Pengembangan Masyarakat Islam, IAIN Raden Intan Bandar Lampung,

    dengan judul “Materi Dakwah dalam perawatan Rohani Islam pada Pasien

    Rawat inap Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung”.Skripsi ini

    membahas mengenai materi dakwah yang diberikan pada da‟i dalam

    perawatan rohaniah sebagai upaya memberikan motivasi kepada para pasien

    rawat inap melalui kesabaran, tayammum, tata acara sholat, dzikir dan materi-

    materi tentang surga dan neraka.Skripsi ini menggunakan metode penelitian

    lapangan (Field Research)dan menurut sifatnya adalah penelitian deskriptif

    dengan menggunakan Teknik pengumpulan data questioner dan wawancara

    serta menggunakan analisis dan kualitatif.57

    Perbedaannya dengan penelitian skripsi penulis adalah pada masalahan

    yang diangkat, pada skripsi Rika Oktoviyani ini membahas mengenai materi

    yang diberikan oleh para da‟i kepada para pasien rawat inap sebagai motivasi,

    sedangkan dalam penelitian penulis ini membahas mengenai Peran

    Rohaniawan dalam membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa pada

    pasien rawat inap. Hal yang dapat menjadi acuan adalah mengenai tujuan dari

    penelitian Rika Oktoviyani.

    Skripsi yang ketiga adalah “Pengaruh Bimbingan Rohani Islam

    Terhadap Penurunan Kecemasan pada Pasien Pra Oprasi di RSI Sultan

    Agung Semarang”yang dilaku oleh Zulfa.Mendefinisikan bahwa dengan

    56

    Taufik, Peran Rohaniawan Islam di Rmah Sakit Islam Sulthan Agung Semarang

    dalam memotivasikan kesembuhan Pasien(Semarang: Skripsi Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2005)

    57Rika Oktoviyani, Materi Dakwah dalam perawatan Rhani Islam pada Pasien Rawat

    inap Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampug(Bandar Lampung: Skripsi IAIN Raden Intan

    Bandar Lampung, 2005)

  • adanya petugas bimbingan Rohani dapat memberikan pengaruh sehingga

    dapat mrngurangi kecemasan pada pasien.58

    Sementara dalam penelitian ini, peneliti ingin memfokuskan mengenai

    Peran seorang rohaniawan bukan hanya ditujukan kepada pasien melainkan

    juga bisa dimanfaatkan untuk perawat atau pegawai rumah sakit.Dengan

    adanya petugas Rohaniwan perannya peran khusus juga bisa dijadikan

    seorang Rohaniawan untuk pasien rawat inap melalui terapi Religi.Karena

    petugas rohaniawan selalu berpedoman Al-Quran dan Hadist.Dampak dari

    Peran rohaniwan tersebut dapat mengatasi gangguan jiwa.Peneliti ingin

    menawarkan dengan menggunakan pendekatan peran roniawan sehingga

    dapat mengatasi gangguan jiwa.Dari beberapa literatur di atas tidak ada yang

    menjelaskan tentang pelaksanaan Peran Rohaniawan dalam membantu

    penyembuhan penderita gangguan Jiwa di Ruma Sakit Jiwa daerah Provinsi

    Jambi.

    58

    Zulfa, Pengaruh Bimbingan Rohani Islam Terhadap Penurunan Kecemasan pada

    Pasien Pra Oprasi di RSI Sultan Agung Semarang (Semarang: skripsi 2009).

  • BAB II

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Kedudukan dan Dasar Hukum

    Menurut data yang penulis dapatkan di Rumah Sakit Jiwa Daerah

    Provinsi Jambi, menjelaskan bahwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

    Jambi merupakan salah satu SKPD pemerintah Provinsi Jambi yang dibentuk

    berdasarkan peraturan Daerah No. 14 tahun 2002 tentang struktur Organisasi

    dan Tata kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dan pada tahun 2008

    tentang pembentukan Organisasi Insprektorat, Bappeda dan Lembagateknis

    Daerah Provinsi Jambi. Selanjutnya sesuai keputusan Gubenur Jambi Nomor:

    149/kep.Gub. RSJD/2011 tanggai 7 April 2011, Rumah Sakit Jiwa Daerah

    Provinsi Jambi dapat digunakan langsung untuk membiayai operasional dan

    biaya kegiatan rumah sakit yang pelayanannya mencakup seluruh Kabupaten

    Kota Provinsi Jambi yang jumlah penduduknya 3.092.365 Jiwa (berdasarkan

    sensus penduduk 2010).59

    B. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi

    Berdasarkan peraturan Daerah No. 15 tahun 2008 tentang Struktur

    Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dsn Lembaga Teknis Daerah

    Provinsi Jambi, Bahwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi termasuk

    kedalam satuan lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi. Uraian Tugas Pokok

    dan Fungsi Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi mempunyai melaksanakan

    penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan Jiwa Masyarakat.

    Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Rumah Sakit Jiwa Daerah

    Provinsi Jambi mempunyai fungsi:

    1. Penyelenggaraan usaha pelayanan kesehatan jiwa, peningkatan,

    pencegahan dan pemulihan.

    59

    Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017). 1.

    31

  • 2. Penyelenggaraan usaha pelayanan kesehatan jiwa penyembuhan.

    3. Penyelenggaraan pelayanan Rehabilitas medik.

    4. Penyelenggaraan pelayanan medik, penunjang medik dan non medik.

    5. Penyelenggaraanrujukan (sistem referal).

    6. Penyelenggaraan pelayanan jiwa kemasyarakatan.

    7. Penyelenggaraan pengembangan sumberdaya manusia.

    8. Paenyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

    9. Pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan.

    10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    C. Strutur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dan

    Instansi Rehabilitas

    1. Rumah Sakit Jiwa

    Berdasarkan data yang didapatkan penulis tentang struktur organisasi

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi yaitu dipimpin oleh Direktur

    dengan susunan organisasi sebagai berikut:

    a. Direktur Umum

    Direktur utama mempunyai tugas:

    1) Melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam tugas dan

    fungsi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.

    2) Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Direktur, bagian,

    dan kelompak jabatan fungsional.

    b. Direktur Umum Keuangan dan Penunjang Medik yang membawahi:

    1) Bagian Tata usaha

    2) Bagian penunjang Medik, Diagnostik dan Rekam Medik

    c. Direktur pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi:

    1) Bagian pelayanan Medik

    2) Bagian keperawatan

  • d. Kelompak Jabatan Fungsional60

    2. Instansi Rehabilitasi Mental

    Penjelasan tentang Instalasi rehabilitasiMental akan digambarkan

    berdasarkan Bagan struktur organisasi Instalasi rehabilitasi Mental pada

    bagian lampiran.

    D. Profil Rumah Sakit Daerah Provinsi Jambi

    Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari Rumah Sakit Jiwa Daerah

    Provinsi Jambi, menjelaskan bahwa keadaan Rumah Sakit Jiwa adalah

    sebagai berikut:

    1. Riwayat berdirinya Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi terletak di Desar Kenali

    Besar Kecamatan Kota Baru lebih kurang 9.5 km kearah barat dari pusat

    Kota Jambi. Rumah Sakit JIwa Daerah Provinsi Jambi berasal dari Rumah

    Sakit Jiwa Pusat Jambi yang disbanding melalui dana proyek peningkatan

    pelayanan Ksehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI Tahun 1981/1982,

    dibangun di atas tanah seluas lebih kurang 10 haktar (98,693 M) dengan luas

    bangunan yaitu 3,366 M.61

    Peresmian oprasionalnya oleh Menteri Kesehatan RI Dr. Soewarjono

    Suryaningrat pada tanggal 15 Februari 1983, dengan kepastian tempat tidur

    saat itu sebanyak 60 tempat tidur. Pada tanggal 15 Februari 1984, oleh

    Menteri Kesehatam Republik Indonesia, rumah sakit jiwa ini ditetapkan

    sebagai Rumah Sakit Jiwa kelas B dengan surat keputusan No.

    350/Menkes/SK/VII/1984. Lulus Akreditasi KARS 5 (lima) pelayanan pada

    tahun 2001 dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor: YM.00.03.2.25272

    tanggal 15 november 2001.62

    60

    Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017), 10. 61

    Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017), 1. 62

    Ibid, 1.

  • Pada tanggal 22 Desember 2011 Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi

    Jambi telah lulus lagi Akreditasi KARS 5 (lima) pelayanan dengan SK

    Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor KARS-SERT/222?XII/2011. Sejak

    otonomi Daerah, berdasarkan peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2002

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi,

    maka Rumah Sakit Jiwa Jambi yang semula disebut Rumah Sakit Jiwa Pusat

    Jambi berubah menjadi Rumah Sakit Daerah Provinsi Jambi dan pada tahun

    2008 mengalami reorganisasi sesuai dengan peraturan Daerah No. 15 tahun

    2008 tentang organisasi danTata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga

    Teknis daerah Provinsi Jambi.63

    Sesuai perkembangannya, pada tahun 2006 dengan Surat Keputusan

    Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Nomor

    188.46/05/TU?RSJ tanggal 2 Januari 2006 tentang penempatan perubahan

    jumlah tempat tidur ditetapakan menjadi 150 tempat tidur.

    selanjutnya pada tahun 2008 berdasarkan surat keputusan Direktur

    utama Rumah Sakit Jiwa Daerah PrNomor 188.46/18/TU/. tanggal 3 Januari

    2008, jumlah tempat yang tersedia telah ditetapkan menjadi 200 tempat tidur.

    Pada tanggal 1 November 2012 berdasarkan surat keputusan Direktur

    Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Pronsi Jambi Nomor: SK-331/RSJ

    11.3/XII/2012, jumlah tempat tidur ditetapkan sebanyak 340 tempat tidur.

    Adapun izin oprasional Rumah Sakit telah diperbarui oleh Badan

    Penanaman Model Daerah dan pelayanan Perizinin Terpadu Provinsi Jambi

    Nomor: 390 Tahun 2016.

    2. Identitas Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi

    a. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jabi

    b. Alamat/Telp : Jln. Dr. Purwodadi KM. 9,5 Kenali Besar

    Telp : Telepon (0741) 580254 Fax (0741)

    58054

    c. Kepemilikan : Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

    63

    Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017). 1-2.

  • d. Nama Direktur :

    1. Dr.Dengara Pane,Sp.KJ (alm)(1983-1989)

    2. Dr. Asianto Supargo, Sp.KJ (1989-1999)

    3. Plh. Bambang Hko Sunaryanto, Sp.KJ (Januari 1999-Agustus1999)

    4. Dr. H, Chaery Surjadi Indra M,Sp.KJ (1999-2009)

    5. Dr. H Bambang EkoSunaryantp, Sp.KJ (2009-2010)

    6. Dr. Hj. Hernayawati, M.Kes (September 2010-sekarang).64

    3. Visi, Misi, Motto dan budaya kerja

    Visi yang ingin dicapai Rumah Sakit Jiwa dalam pembangunan Kesehatan

    tahun 2016-2021 adalah “menjadi Rumah sakit Jiwa HEBAT dengan

    pelayanan Prima. Adapun yang dimaksud atau makna dari kata HEBAT

    adalah bahwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi diharapkan mampu

    memberikan pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat dengan memuaskan

    dan terjangkau serta mampu membiayai kebutuhan operasional melalui

    pendapatan rumah sakit HEBAT merupakan singkatan dari:

    H : Holistik atau menyeluruh dalam memberikan pelayanan.

    E : Efesien dalam melayani Klien/Pasien

    B : berbasis Masyarakat, maksudnya pelayanan yang diberikan tidak hanya

    di dalam gedung, akan tetapi pelayanannya juga sampai ke masyarakat paling

    bawah.

    A : Adil, maksudnya adalah semua petugas RS selalu bersikap adil dalam

    memberikan pelayanan, tidak memandang suku, Agama, terikat ekonomi

    jenis kelamin pasiennya.

    T : Transparan, maksudnya adalah semua petugas biaya yang dikenakan

    atau yang dibebankan pada pasien disampaikan secara terbuka, tidak ada

    ditutupi.65

    64

    Dokumen Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi (Brosur), Selayang Pandang

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 1. 65

    Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017). 4.

  • Untuk mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi,

    ada 5 (lima misi yang diembankan), yaitu:

    1) Memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan penanggulangan Narkoba

    yang bermutu.

    2) Peningkatan pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa dan

    penangulangan Narkoba.

    3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana, prasarana, peralatan medik

    dan penunjung medik Rumah Sakit.

    4) Meningkatkan Tata kelola Rumah Sakit yang baik dan kualitas serta

    kesejahteraan SDM Rumah Sakit.

    5) Meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai sarana pendidikan dan latihan

    serta penelitian.66

    Motto dan budaya Kerja: adanya motto dan budaya kerja dapat

    membantu menanamkan mental kerja yang baik bagi efektivitas dan

    efisiensiorganisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi adalah

    “melayani secara professional dengan sentuhan insani”.67

    Sedangkan budaya kerja yang di anut Rumah Sakit Jiwa Daerah

    Provinsi Jambi pelayanan dengan penuh BAKTI (B: Berwibawa, A: Adik, K:

    Kerjasama, T: Tanggungjawab, I: Itikad baik) adalah pelayanan berbasis

    prima yaitu:

    P : Profesional adalah pelayanan berdasarkan pada kompetensi dan

    standard pelayanan yang telah ditentukan.

    R : Ramah adalah pelayanan dengan senyum, sapa,santun dan sabar.

    I : Inovatif adalah pelayanan dengan kreativitas yang tinggi untuk

    meningkatkan mutu, efektivitas dan efisiensi.

    M : memuaskan adalah pelayanan yang dapat memenuhi keinginan

    konsumen dengan biaya terjangkau serta menjadi tempat pilihan untuk

    berobat.

    66

    Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017). 4. 67

    Ibid, 4.

  • A : Akuntabel: adalah pelayanan dengan biaya transparan dan dapat

    dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan berlaku.68

    4. Fasilitas dan Sarana

    Fasilitas dan sarana adalah sangat penting keberdayaannya untuk

    mendukung kelancaran kegiatan pengobatan di rumah sakit jiwa daerah

    provinsi Jambi, berikut fasilitas dan saranadi rumah sakit jiwa daerah

    provinsi Jambi diruang dalam bentuk tabel.

    Tabel 2.1 Bangunan Utama

    No Uraian Luas (M) Kondisi

    1.

    2.

    3.

    Ruang Administrasi dan Manajemen

    Gedung Instalasi Gawatdarurat

    Gedung Instalasirawatjalan I:

    a. Klinik Jiwa anak dan remaja

    b. Klinik Jiwa Dewasa

    c. Klinik Jiwa Psikogeriati (Lansia)

    d. Klinik NAPZA

    e. Klinik Gigi

    f. Ruang Farmasi

    g. Ruang Rekam Medik

    h. Ruang Laboratorium

    i. Ruang PKRS

    j. Ruang Admistion

    k. Ruang JKN centre

    l. Ruang pengaduan masyarakat

    Instalasi Rawat Jalan II:

    a. Klinik Syaraf

    b. Klinik Anak

    c. Klinik Kulit dan Kelamin

    d. Klinik Penyakit dalam

    e. Klinik akupuntur

    f. Klinik Rehabmedik

    g. Ruang Fisioterapi

    h. Ruang Komie Medik, SPI

    i. Ruang Psikometeri

    604

    380

    390

    390

    2 Lt/Baik

    1Lt/Baik

    Baik

    Baik

    68

    Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:

    Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017). 5.

  • 4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.

    15.

    16.

    17.

    18.

    19.

    20.

    21.

    22.

    23.

    Gedung Radio logi

    Gedung Dapur Gizi

    Instalasi Rawat Inap

    a. Ruang UPIP

    b. Ruang Epsilon

    c. Ruang Beta

    d. Ruang Gama

    e. Ruang Teta

    f. Ruang Delta

    g. Ruang Srikandi

    h. Ruang Yudistira

    i. Ruang Arjuna

    j. Ruang Shinta

    k. Ruang Sigma

    l. Ruang Pega

    m. Ruang Arimbi

    n. Ruang PTRM

    Gedung Gudang Central

    Perpustakaan

    Gedung Laundry

    Instalasi Pengolahan Air limbah

    Tempat penyimpanan sementara

    Limbah B3

    Tempat pembuangan sampah

    sementara

    Gedung IPRS (Workshop)

    Aula (ruang pertemuan)

    Ruang Diklat

    Tempat ibadah (mushola)

    Rumah Dinas Dokter Specialis

    Rumah Dinas Perawat

    Asrama Mahasiswa

    180

    840

    85

    300

    333

    374

    300

    393

    174

    174

    168

    85

    180

    282

    1750

    96

    236

    48

    200

    35

    20

    25

    99

    212

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

  • Pos Satpam

    Kantin

    Hall Badminton

    Lapangan Tenis

    Ruang Generator/Genset

    Tempat parkir roda dua

    Tempat penitipan anak

    Garasi kendaraan roda 4

    Gedung Asset

  • E. Biodata Pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi

    Tabel 2.2 Jumlah Penyakit terbanyak Rawat Inap Tahun 2017

    Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi Jambi69

    Tabel 2.3 Jumlah Penyakit terbanyak Rawat Jalan Tahun