URGENSI BIMBINGAN ROHANI DALAM MEMBANTU PENYEMBUHAN PENDERITA GANGGUAN JIWA...
Transcript of URGENSI BIMBINGAN ROHANI DALAM MEMBANTU PENYEMBUHAN PENDERITA GANGGUAN JIWA...
-
PENYEMBUHAN PENDERITA GANGGUAN JIWA DI
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh
Miss Ruyanee Chakapi
NIM. UB.140012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
URGENSI BIMBINGAN ROHANI DALAM MEMBANTU
-
Jambi, 29 Oktober 2018
Pembimbing I : Sya’roni, S.Ag., M.Pd
Pembimbing II : Neneng Hasanah.,S.Ag., M.Pd.I
Alamat : Fakultas Dakwah UIN STS Jambi Kepada Yth.
Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Bapak Dekan
Simp. Sungai Duren Fak. Dakwah
Muaro Jambi di-
JAMBI
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuia dengan persyaratan
yang berlaku di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, maka kami berpendapat bahwa
Skripsi saudara Miss Ruyanee Chakapi dengan judul “Urgensi Bimbingan
Rohani dalam Membantu Penyembuhan Penderita Gangguan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi” telah dapat diajukan untuk
dimunaqashahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaStrata
Satu (S1) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islampada Fakultas Dakwah UIN STS
Jambi.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak/Ibu, semoga
bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.
-
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Miss Ruyanee Chakapi
Nim : UB.140012
Tempat/Tanggal Lahir : Patani, 1 April 1997
Konsentrasi : Bimbingan Penyuluhan Islam
Alamat : Thailand, M.5 T. Bannangsareg A. Mouang
J. Yala 95000
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul
“Urgensi Bimbingan Rohani dalam Membantu Penyembuhan Penderita
Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi” adalah benar
karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai
ketentuan yang berlaku. Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak
benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang
berlaku di Indonesia dan ketentuan di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, termasuk
pencabutan gelar yang saya peroleh melalui Skripsi ini.
Demikianla Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.
Jambi,29 Oktober 2018
-
PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh Miss Ruyanee Chakapi NIM UB. 140012 dengan
judul “Urgensi Bimbingan Rohani dalam Membantu Penyembuhan Penderita
Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi” yang
dimunaqasahkan oleh Sidang Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri STS
Jambi pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 18 Oktober 2018
Jam : 09.15-10.15
Tempat : Ruang Kubah Emas
Telah diperbaiki sebagaimana hasil sidang Munaqasah diatas dan telah
diterima sebagai bagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu
(S1) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Universitas
Islam Negeri STS Jambi.
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS DAKWAH Jl. Jambi-Ma. Bulian KM.16Simp. Sungai Duren Telp. (0741) 582020
-
MOTTO
َونُ نَ زُِّل ِمَن اْلُقْرآِن َما ُهَو ِشفَ آءٌ َورَْحَمٌة لِّْلُمْؤِمِنيَن َوَّل َيزِيُد الظَاِلِميَن إِ َّل َخَسارًا ﴿٢٨﴾
“Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang
zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian”. (QS. Al-
Isra: 82).1
1Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Quran dan Terjemahanya (Jakarta: CV
Pustaka Agung Harapan, 2007) 290.
-
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas yang memprihatinkan dan
memerlukan perhatian, yaitu Bimbingan rohani Pasien dilakukan oleh
manusia dan kepada manusia., oleh karena itu Al-Qur’an dan Hadist
menganjurkan pada manusia agar memberikan bimbingan dan nasehat dengan
wajar hal tersebut merupakan sumber segala sumber pedoman hidup umat
Islam, al-Qur’an dan Sunnah Rasul dapat diistilahkan sebagai landasan ideal
dan konseptual bimbingan rohani Islam, dari Al-Qur’an dan sunnah Rasul
itulah gagasan, tujuan dan konsep.
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan menekankan pada pengamatan manusia, melalui observasi,
wawancara yang bersifat empiris di Instalasi Rehabilitasi Mental Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan teknik
Hubermandan Milles yaitu teknik analisis data yang dilakukan sejak
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, maupun menarik kesimpulan,
artinya meskipun sudah sampai kesimpulan bila ada bandingan informasi
yang kurang akan dicari lagi di lapangan (dikumpul lagi).
Hasil penelitian ini di temukan bahwa faktor penyebab gangguan jiwa
pada pasien rawat inap di rumah sakit jiwa derah provinsi jambi banyakan
dari faktor keluarga, ekonomi dan pelaksanan bimbingan rohani dilakukan
oleh rohaniawan dengan memberikan bimbingan rohani dengan metoder
ceramah, hafalan, istiqfar dan dzikir. Penyebab gangguan jiwa pada pasien
rawat inap di rumah sakit jiwa derah provinsi jambi adalah faktor biologis,
psikologis, ansietas, sosio-kultural, setimulus. Pelaksanaan bimbingan rohani
yang di lakukan oleh rohaniwan dengan menggunakan terapi religi, terapi
gerak, terapi kerja dan terapi musik. Kemudian adapun faktpr pendukung
yaitu kerja sama yang diberikan oleh pihak lain dan pasien, sedangkan faktor
penghambatnya adalah saat proses bimbingan sebahagian pasien keadaan
keadaannya ada yang masih belum stabil. Dan karena itu dalam melakukan
bimbingan rohani terhadap pasien yang mengalami gangguan jiwa seorang
bimbingan rohani harus berhati-hati dan mempunyai keahlian khusus
(kopetensi) dalam bidang Bimbingan Rohani Islam.
-
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Ayah bunda ku tercinta Bapak
Ibrohim Chakapi dan Ibu Wemah Aumimg, yang telah mendidik, menjaga
dan berjuang, memberikan motivasi dan semangat untuk hidup ku selama ini,
serta Do‟a dan kasih sayang selalu engkau curahkan kepada ku, sehingga
aku bisa menyelesaikan studi S1 ini
Kakak-kakak ku yang tersayang Weyoh Chakapi, Anisah Chakapi, dan
Masni Chakapi, yang selalu memdamping ku setiab masa, selau memberi
nasehat untuk ku agar bersemangat dalam kuliah ini
Adik-adik ku yang tersayang selalu menjadi Motivasi hidupku dan harapan
ku di masa depan
Teman-teman Organisasi, Hanee dan Suadah yang selalu samping ku
memberi semangat masa ku lelah, mengajar arti kawan sejati
Terimakasih semoga karya ini menjadi sebuah hadiah untuk mereka
yang penulis cintai dan sayangi Aminn.
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan
rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul: “Urgensi Bimbingan Rohani dalam
Membantu Penyembuhan Penderita Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi” dan tidak lupa solawat dan salam kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliah
kepada zaman Islamiyah oleh ilmu pengetahuan yang berguna bagi seluruh
umat manusia dunia dan akhirat.
Penelitian ini penulis Skripsi ini bertunjuk untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Strata (S.1) dalam Prodi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis banyak mendapat arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril maupun material,
pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Sya‟roni S,Ag M.Pd dan Ibu Neneng Hasanah.,S.Ag., M.Pd.I
selaku Pembimbing I dan II yang telah membimbing saya dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Sya‟roni S,Ag., M.Pd selaku ketua jurusan dan Bapak Edi
Kusnadi S,Ag M.Phill selaku Sekretaris jurusan BPI (Bimbingan
Penyuluhan Islam) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Nilyati S,Ag. M. Fil.I selaku bimbingan Akademik yang telah
membimbing penulis selama perkuliahan.
4. Bapak Samsu, S,Ag M.Pd.I, P,hD. Selaku Dekan Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani S.H, M.Hum, selaku wakil Dekan I
Fakultas Dakwah.
-
6. Bapak Dr. H Hadri Hasan M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Dr. H. Su‟aidi As‟ari MA. Ph.D selaku wakil Rektor I, Bapak Dr,
H. Hidayat, M.pd selaku wakil Rektor II, Ibu Fhadila Jamil M.pd selaku
wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
8. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar di Fakultas Dakwah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Bapak Kabag TU dan Karyawan Fakultas Dakwah dan Bapak Karyawan/I
Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Kepala Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Kepala Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
11. Ustadz dan Ustadzah Asrama Ma‟ahad Al-Jami‟ah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
12. Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi beserta seluruh
Bapak/Ibu Pegawai, Karyawan/I, Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada
penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis mengucapkan
terimakasih yang tidak terhingga semoga Amal baik semua pihak dibalas oleh
Allah SWT.
Jambi, 29 Oktober 2018
Penulis
Miss Ruyanee Chakapi
UB.140012
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................ ii
SURAT PENYATAAN ORISINAL SKRIPSI ........................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
MOTTO ......................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
TRANSLITERASI ........................................................................................ xiii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Permasalahan ......................................................................... 6
C. Batasan Masalah .................................................................... 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 7
E. Kerangka Teori ...................................................................... 8
F. Metode Penelitian .................................................................. 22
G. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................... 27
H. Studi Relevan ........................................................................ 30
BAB IIGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kedudukan dan Hukum.......................................................... 31
B. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi ..................................................................................... 31
C. Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi ..................................................................................... 32
D. Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi .................. 33
E. Daftar Jumlah Pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi ........................................................................................ 39
-
BAB IIIFAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA DAN
PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI DI RUMAH
SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
A. Faktor Penyebab Gangguan Jiwa .......................................... 43
B. Jenis-jenis Gangguan Jiwa .................................................... 47
C. Pelaksanaan Bimbingan Rohani Penderita Gangguan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi ............................ 51
BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENYEBAB DALAM
MEMBANTU PENYEMBUHAN PENDERITA
GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH PROVINSI JAMBI
A. Faktor-faktor Pendukung dan Penyebab dalam Membantu
Penyembuhan Gangguan Jiwa .............................................. 60
B. Urgensi Rohaniawan ............................................................. 61
C. Hasil Bimbingan Rohani dalam Penyembuhan Penderita
Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi ..................................................................................... 64
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 67
B. Saran ...................................................................................... 68
C. Kata Penutup ......................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi Mental ................... 13
Tabel 2 : Tata Hubungan kerja ............................................................... 19
Tabel 3 : Bangunan Utama ..................................................................... 37
Tabel 4 : Jumlah Penyakit Terbanyak Rawat Inap ................................. 39
Tabel 5 : Jumlah Penyakit Terbanyak Rawat Jalan ................................. 39
Tabel 6 : Jadual Kegiatan ....................................................................... 55
Tabel 7 :Jumlah kunjungan Klien di Ruang Rehabilitasi Mental ........... 56
-
TRANSLITERASI
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
T ط ‟ ا
Z ظ b ة
„ ع t ت
Gh غ th ث
F ف j ج
Q ق h ح
K ك Kh خ
L ل d د
M م Dh ذ
N ن R ر
H ه Z ز
W و S ش
‟ ء Sh ش
Y ي S ص
d ض
B. Vokal dan Harkat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
Ī ِاى ā ـــــَب a َا
Aw َاو á َاى u ُا
Ay َاى ū ُا i ِا
-
C. Tā’ Marbūtah
Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam :
1. Tā‟ Marbūtah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
translitersinya adalah /h/.
Arab Indonesia
صالةSalāh
مراةMir‟āh
2. Ta Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan
dammah, maka transliterasinya adalah /t/.
Arab Indonesia
وزارة التربيةWizārat al-Tarbiyah
مراة السمنMir‟at al-zaman
3. Ta Marbutah yang berharkat tanwin maka translitnya adalah /tan/tin/tun.
Contoh:
Arab Indonesia
فجـئًة
-
A. Latar Belakang Masalah
Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari Bahasa
Inggris “guidance”. Kata “guidance”adalah kata dalam bentuk mashdar(kata
benda)yang berasal dari kata kerja “to guide” artinya menunjukkan,
membimbing, atau menuntun orang lain ke jalan yang benar.2Jadi petunjuk
kata “guidance” berarti pemberian petunjuk, pemberian bimbingan ataupun
tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan.
Bimbingan rohani pasien dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu Al-
Qur‟an dan Hadist menganjurkan pada manusia agar memberikan bimbingan
dan nasehat dengan wajar hal tersebut merupakan sumber segala sumber
pedoman hidup umat Islam, Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul dapat diistilahkan
sebagai landasan ideal dan konseptual bimbingan rohani Islam. Dari Al-
Qur‟an dan sunnah Rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep (pengertian
makna hakiki)bimbingan rohani Islam bersumber.3 Hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam QS. Al-Imran ayat 104 dan QS.Yunus ayat 57.
َهْوَن َُعِن ُاْلُمنَكِر َُوأُْولَِئَك ُه ُُم ُ ْْيِ َُويَْأُمُروَن ُبِاْلَمْعُروِف َُويَ ن ْ ٌة َُيْدُعوَن ُِإََل ُاْلَْ نُكْم ُأُمَّ َوْلَتُكن ُمِّ اْلُمْفِلُحون ُ ُ﴿ٗٓٔ﴾
“(Yaitu) Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang
mungkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-
Imran:104).4
2Arifin, Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama(Jakarta:Bulan
Bintang, 1979), 18. 3Fauziah, “Bimbingan dan Konseling Islam”, diakses melalui alamat
https://hasnaseptifauziahmediabki.wordpress.com/rohani, tanggal 5 Januari 2018. 4Lajnah Pentanshih Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya(Bandng:Departemen
Agama RI., 2007), 63.
1
BAB I
PENDAHULUAN
https://hasnaseptifauziahmediabki.wordpress.com/rohani
-
ن ُرَّبُِّكْم َُوِشف َُآء ٌُ ُلَِّما ُِف ُالصُُّدوِر َُوُهًدى َُوَرْْحٌَة ُ ْوِعظٌَة ُمِّ يَا ُأَي َُّها ُالنَّاُس َُقْد َُجاء َُْتُكم ُمَّ لِّْلُمْؤِمِني ُ ُ﴿٥٘﴾
“(Yaitu)Wahai manusia sesungguh,telah datang kepadamu pelajaran (Al-
Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”.5(QS. Yunus:57)
Dari ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa kita diwajibkan menyeru
atau mengingatkan kepada kebaikan.dan itu dapat kita lakukan melalui
bimbingan rohani Islam atau bimbingan penyuluhan Agama. Karena dengan
Agama dapat menentukan kita kearah jalan kebenaran sehingga kita akan
meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Agama sebagai sistem yang menyeluruh (total system) mempunyai
ajaran dan dorongan kepada niat batin dan nilai lahir manusia secara sekaligus
dan terpadu.Agama juga berfungsi sebagai bimbingan, tuntutan, petunjuk,
peringatan, pendorong, pembentuk motivasi hidup, pemberi solusi dan sarana
hidup tenang dan bahagia.
Bahagia diartikan dengan merasa tenang dalam diri seseorang, orang
yang bahagia dalam hidupnya adalah orang yang mampu bersyukur meskipun
banyak tekanan dalam hidupnya. Hal ini sepertinya tidak dapat dirasakan oleh
orang yang terkena gangguan jiwa atau disebut dengan penderita gangguan
jiwa.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia jiwa mempunyai makna yaitu,
ruh manusia yang ada didalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup.
Sedangkan gangguan jiwa menurut kamus besar bahasa Indonesia
adalahketidakseimbangan jiwa yang mengakibatkan terjadinya
ketidaknormalan sikap atau tingkah laku.6
5Ibid., 215.
6Badan pengembangan dan pembinaan bahasa, kementerian pendidikan dan kebudayaan
Rebublik Indonesia. Kamus besar bahasa Indonesia edisi ke 5, 2016. (aplikasi android).
-
Gangguan jiwa menurut Djamaluddin adalah kesulitan yang harus
dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan
karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya
sendiri.Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (kognitif),
kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psykomotor). Gangguan jiwa
merupakan penyakit yang dialami oleh seseorang yang mempengaruhi emosi,
pikiran atau tingkahlaku mereka, diluar kepercayaan budaya dan kepribadian
mereka, dan menimbulkan efek yang negatif bagi kehidupan mereka atau
kehidupan keluarga mereka.7
Dari beberapa pengertian gangguan jiwa diatas dapat diasumsikan
bahwa penderita gangguan jiwa adalah orang yang mengalami kesulitan yang
terjadi akibat jiwanya yang terganggu, hal ini menyebabkan penderita
mengalami kesulitan dalam bermasyarakat dan beradaptasi dengan
lingkungan.
Oleh karena itu penderita harus diingatkan kembali kepada tuntunan
Agama, melalui ajaran Al-Quran dan Hadis, namun kenyataannya sulit sekali
bagi penderita gangguan jiwa untuk kembali dengan sendirinya menyadari
pentingnya kembali kepada tuntunan Al-Quran mengingat segala fungsi
jiwanya sedang terganggu, ia sangat sulit menerima realitas atau kenyataan
yang ada, oleh karena itulah peran seorang rohaniawan sangat penting dalam
membantu proses penderita untuk kembali sembuh.
Sebagaimana diketahui bahwa Rohaniawan adalah orang yang
mementingkan kehidupan kerohanian daripada yang lain atau orang yang ahli
didalam hal kerohanian. Sedangkan Islam adalah agama yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad Saw. yang berpedoman pada kitab suci Al-Quran yang
diturunkan kedunia melalui wahyu Allah Swt.
Rohaniawan Islam ini tentunya bersifat memberikan bimbingan rohani
Islam dan kalau dilihat arti dari bimbingan Islam adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan
7Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (Surabaya: Airlangga University Press, 2005), 3.
-
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan
akhirat.8
Jadi dapat di katakan pengertian rohaniawan Islam yakni orang yang
mementingkan kehidupan kerohanian yang memberikan bantuan terhadap
individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan-ketentuan dan petunjuk
Allah.
Oleh karena itu keberadaan seorang rohaniawan sangat membantu
dalam penyembuhan penderita gangguan jiwa, dalam hal ini rohaniawan
dianggap sebagai orang yang mampu memberikan arahan kepada penderita
untuk kembali mengingat Allah dengan berpedoman dengan Al-Quran dan
Hadis.
Namun kenyataannya tidak banyak yang mengetahui betapa pentingnya
seorang rohaniawan disebuah rehabilitasi kesehatan mental maupun ditempat-
tempat sosial tertentu, ini dapat dilihat dengan minimnya keberadaan seorang
rohaniawan di rumah sakit. Khususnya ini terlihat pada Rumah Sakit Jiwa
daerah Provinsi Jambi yang hanya memiliki seorang tenaga rohaniawan saja.
Sedangkan dia hanya merawat banyak pasien yang mengalami gangguan jiwa.
Maka dengan penelitian ini penulis ingin melihat bagaimana peran
seorang rohaniawan dalam membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa
di rumah sakit jiwa daerah provinsi jambi, hal ini berguna untuk memberikan
informasi bahwa keberadaan seorang rohaniawan sangat penting, oleh sebab
itu maka kita harus mengetahui bagaimana peran yang dilakukan rohaniawan
dalam membantu penyembuhan pasien yang mengalami gangguan jiwa.
Sebagaimana kita ketahui bahwa peran adalah aspek dinamis
kedudukan (status).Apabila seorang melaksanakan hak dan kewajibannya
maka dia menjalankan suatu peranan.Setiap orang juga mempunyai macam-
macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya.Hal itu
sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi
8Taufik, “Peran rohaniawan Islam, kesembuhan pasien dan bimbingan penyuluhan
Islam”, diakses melalui alamathttp://library. walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf 23-11-2017.
-
masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat
kepadanya.
Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan
hubungan antara peranan-peranan.Peran yang melekat pada diri seseorang
harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan.Posisi
seseorang dalam masyarakat (social-potition)merupakan unsur statis yang
menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat.
Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses jadi, seorang menduduk suatu posisi dalam masyarakat
serta menjalankan suatu peranan.9
Namun dalam hal ini peran rohaniawan di rumah sakit jiwa daerah
provinsi juga dilihat dari visi misi rumah sakit yang ingin menjadi rumah sakit
unggul, seperti berikut dibawah ini akan dijelaskan beberapa visi misi rumah
sakit jiwa daerah provinsi Jambi, karena tentu saja apapun yang menjadi dasar
pedoman pelaksanaan kegiatan dirumah sakit, tidak terlepas dari tujuan dan
fungsi rumah sakit itu sendiri.
Berikut visi misi rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi yaitu: Visi
(menjadi rumah sakit jiwa hebat dengan pelayanan prima), Misi (memberikan
pelayanan kesehatan jiwa dan penanggulangan narkoba yang bermutu,
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa dan
penanggulangan narkoba, meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana,
prasarana, peralatan medik dan penunjang medik rumah sakit jiwa,
meningkatkan tata kelola rumah sakit yang baik dan kualitas serta
kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit, meningkatkan
fungsi rumah sakit sebagai sarana pendidikan dan latihan serta penelitian).10
Berdasarkan pada teori dan observasi diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih mendalam, maka penelitian ini diberijudul “Peran
9Taufik, “Peran rohaniawan Islam, kesembuhan pasien dan bimbingan penyuluhan
Islam”, diakses melalui alamathttp://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-
2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf, 23-11-2017. 10
Observasi penulis dilapangan pada 22-11-2017, Visi Misi Rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf,%2023-11-2017http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf,%2023-11-2017
-
rohaniawan dalam membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa di
rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi”.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas masalah Pokokyang
diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Peran rohaniawan dalam
membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa di Rumah sakit jiwa daerah
Provinsi Jambi, maka rumusan masalah yang akan di bahas yakni:
1. Apafaktor penyebab gangguan jiwa pada penderita di Rumah Sakit Jiwa
daerah Provinsi Jambi ?
2. Bagaimana pelaksanaan bimbingan yang di lakukan oleh Rohaniawan
terhadap penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi
Jambi ?
3. Bagaimana Faktor pendukung dan penghambat dalam membantu
penyembuhan penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa daerah
Provinsi Jambi ?
4. Bagaimana peranan Rohaniawan dalam penyembuhan pasien gangguan
jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi ?
C. Batasan masalah
Penelitian ini hanya berbicara tentang Peran Rohaniawan Islam dalam
membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa di Rumah sakit jiwadaerah
Provinsi Jambi.Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Rehabilitasi Mental
penderita dari Ruang Gama di Rumah SakitJiwa daerah Provinsi Jambi.Selain
itu penelitian juga disesuaikan dengan latar belakang di atas
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mencapai beberapa
tujuan tentang Peran Rohaniawan Islam dalam membantu penyembuhan
penderita gangguan jiwa di rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi dengan
mengetahui beberapa aspek yaitu:
1. Mengetahui faktor penyebab gangguan jiwa pada penderita di Rumah
Sakit Jiwa daerah Provinsi Jambi.
-
2. Mengetahui pelaksanaan bimbingan yang di lakukan oleh Rohaniawan
terhadap penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi
Jambi.
3. Mengetahui Faktor pendukung dan penghambat dalam membantu
penyembuhan penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa daerah
Provinsi Jambi.
4. Mengetahui peranan rohaniawan dalam penyembuhan pasien gangguan
jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.
Adapun Kegunaan penelitian ini adalah:
1. Memberikan sumbangan positif terhadap keilmuan difakultas Dakwah,
terutama Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.
2. Memberikan informasi bagi peneliti mengenai peran rohaniawan dalam
membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa di rumah sakit jiwa
daerah provinsi jambi.
3. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat
dibidang psikologi, sosiologi, ilmu sosial, bimbingan rohani dan
penyuluhan yang bekerja di Dinas sosial dan panti-panti sosial maupun
pengembangan kemasyarakatan seperti LSM.
E. Kerangka Teori
Penelitian ini diikat oleh teori yang mengasumsikan adanya peran
rohaniawan dalam membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa di
rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi.
Untuk mengetahui sumber rujukan yang relevan dengan masalah yang
penulis lakukan perlu disusun kerangka teoritik.Kerangkateoritik merupakan
tuntutan untuk memecahkan masalah.Sebelum membahas tentang peran
rohaniawan, kiranya perlu terlebih dahulu membahas tentang pengertian peran
agar lebih terarah.
1. Bimbingan Rohani Islam
Bimbingan rohani Islam adalah bimbingan yang menggunakan dasar-
dasar keIslaman yang diberikan kepada pasien rawat inap di Rumah sakit
-
jiwa. Bimbingan rohani Islam mempunyai beberapa definisi diantara adalah
sebagai berikut:
Bimbingan rohani Islam adalah yang memberikan santunan rohani
kepada pasien dan keluarga dalam bentuk pemberian motivasi agar tabah,
Ikhlas sabar dalam menghadapi cobaan, dengan memberikan tuntunan do‟a,
cara bersuci, shalat, dan amalan ibadah lainnya yang dilakukan dalam
keadaan sakit.11
Bimbingan rohani Islam adalah kegiatan yang di dalamnya terjadi
proses bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di rumah sakit,
sebagai upaya menyempurnakan ketenangan ikhtiar medis dengan ikhtiar
spiritual.dengan tujuan memberikan ketenangan dan kesejukan hati dengan
dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, bertawakal dan senantiasa
menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah.12
Dari beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa pengertian
bimbingan rohani Islam adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada
individu atau berdasarkan ajaran Islam agar individu atau orang yang
gangguan jiwa bisa sembuh dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga
dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.sedangkan bimbingan rohani
Islam di rumah sakit adalah salah satu bentuk pelayanan rohani Islam yang
diberikan petugas bimbingan rohani Islam kepada pasien yang bertujuan
untuk menyembuhkan pasien dan ketenangan dalam menghadapi gangguan
jiwa dalam menyadari kembali akan penciptaannya sebagai makluk Allah
SWT, yaitu menyembahnya supaya dapat mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.
2. Rohaniawan Islam
RohaniawanIslam adalah penyuluh agama atau orang yang
mementingkan kehidupan kerohanian dari pada yang lain atau orang yang ahli
11
Baedi Buhkori. Upaya Optimalisasi Sistem Pelayanan Kerohanian bagi Pasien Rawat Inap (Semarang: Walisongo, 2005), 19.
12Salim Samsudin. Bimbingan Rohani Pasien Upaya Mensinergisitaskan Layanan Media
dan Spiritual di Rumah Sakit1(Semarang: Pustaka Belajar, 2005), 1.
-
dalam hal rohani.Sedangkan Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad saw yang berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan
kedunia melalui wahyu Allah SWT.
Rohaniawan Islam ini tentunya bersifat memberikan bimbingan rohani
Islam dan kalau dilihat arti dari bimbingan Islami adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.13
Berikut ini adalah hubungan antar variabel dalam penulisan ini, yang
penulis susun dengan skema berikut ini:14
3. Gangguan jiwa
Pengertian gangguan jiwa menurut Frederick H.Kanfer dan Amold
P.Goldstein, yaitu kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena
hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang
kehidupan dan sikapnya terhadap diri sendiri.15
Gangguan jiwa adalah perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan
yang masuk akal, berlebihan, berlangsung lama, dan menyebabkan kendala
13
Taufik, “Peran rohaniawan Islam, kesembuhan pasien dan bimbingan penyuluhan
Islam”, diakses melalui alamathttp://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-
2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf,23-11-2017. 14
Ibid, 32. 15
Djamaluddin Ancok, Psikologi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 91.
Rohaniawan Islam Kesembuhan Pasien
- Kesehatan pasien yang sudah
sembuh seperti semula
- Jasmaninya terlihat menjadi
segar kembali
- Mampu menjadi manusia
yang produktif lagi
- Mampu menghadapi
tantangan kehidupan dengan
tegar
- perannya dalam penyembuhan
pasien
- dalam kegiatan kerohanian
selalu berpedoman pada ajaran
Islam
- Taat dalam melaksanakan
norma-norma lahir manusia
- dalam pelaksanaan tugasnya
selalu berada pada jalanyang
baik dan menuju sasaran mulia
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf%20%2023-11-2017http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-taufik1100-564-Bab2_110-8.pdf%20%2023-11-2017
-
terhadap individu atau orang lain.16 Gangguan jiwa merupakan penyakit yang
di alami oleh seseorang yang mempengaruhi emosi, pikiran atau tingkahlaku
mereka, diluar kepercayaan budaya dan kepribadian mereka, dan
menimbulkan efek yang negative bagi kehidupan mereka atau kehidupan
keluarga mereka.17
Gangguan jiwa merupakan sindrom atau pola perilaku psikologik
seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress)atau Hendaya
(impairment/disability)di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari
manusia.Sebagai tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah disfungsi
dalam segi perilaku.Psikologik, atau biologik dan gangguan itu tidak semata-
mata terletak di dalam hubungan antara orang itu dengan masyarakat.18
Penderitagangguan jiwa, seberat apapun bisa pulih asalkan mendapat
pengobatan dan dukungan psikososial yang dibutuhkannya.Mereka bisa pulih
dan kembali hidup di masyarakat secara produktif, baik secara ekonomis
maupun sosial.Sebagian besar dari mereka bisa terbebas dari keharusan
minum obathanya saja, seperti juga kesehatan badan, kesehatan jiwa tetap
harus dipelihara dan ditingkatkan.Tanpa peliharaan, baik kesehatan fisik
maupun jiwa seseorang bisa kembali jatuh sakit.19
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa gejala-gejala gangguan jiwa
ialah hasil interaksi yang komplek antara unsur somatic, psikologik, dan
sosiobudaya. Gejala-gejala inilah sebenarnya menandakan dekompensari
proses adaptasi dan terdapat terutama pada pemikiran, perasaan dan
perilaku.20
16
Sulswati, Konsep dasar Keperawatan Kesehatan jiwa (Jakarta: EGC, 2005), 3. 17
Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi IX, (Surabaya: Airlangga Univesity
Press, 2005), 3. 18
Rusdi Maslim, PPDGI-III (Jakarta: PT. Nuh Jaya, 2001), 7. 19
Gunawan setiadi, Pemulihan Gangguan Jiwa (Jawa tengah: Purworejo 2014), 4. 20
Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi IX, (Surabaya: Airlangga Univesity
Press, 2005), 93.
-
4. Instalasi Rehabilitasi Mental
Rehabilitasi didefinisikan sebagai suatu program holistic dan terpadu
atas intervensi-intervensi medis, fisik, psikososial, dan vokanisional yang
memberdayakan individu penyandang cacat untuk meraih pencapaian pribadi,
kebermaknaan social, dan interaksi efektif yang fungsional.
Program rehabilitas dengan gangguan jiwa merupakan pencegahan
tersier, aktivitas yang dilakukan petunjuk untuk menurunkan kecacatan yang
disebabkan oleh penyakit jiwa kronis/berat yang dimiliki individu. Kecacatan
yang dimaksud di sini adalah keterbatasan individu dalam melaksanakan
suatu aktivitas seperti layaknya orang normal, misalnya ketidakmampuan
individu dalam berhias/ berdandan, atau membersihkan diri.
Secara umum, program rehabilitasi diartikan sebagai proses membantu
individu kembali pada tingkat fungsi tertinggi. Namun demikian proses yang
dimaksud pada definisi tersebut tidak hanya sebatas membantu individu agar
dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi karena penyakit yang
dideritanya. Lebih jauh lagi program rehabilitas diartikan sebagai suatu proses
yang dinamis yang menitikberatkan pada pengembangan diri individu baik
pada aspek fisik, social, psikologis, dan spiritual.21
Rehabilitasi mental (psikososial) adalah serangkaian usaha yang
terkoordinasi atas; upaya media, social, edukasional dan vokasional untuk
melatih kembali seseorang yang memiliki hambatan agar dapat berfungsi
kembali seoptimal mungkin.22
Falsafah, Nilai dan Tujuan Instalasi Rehabilitasi Mental
Visi
Memberikan upaya rehabilitas Mental unggul dan bermutu untuk
meningkatkan kualitas hidup tanpa meningkatkan akar nilai-nilai.
21
Dokumen, Pendoman Pengorganisasian Intalasi Rehabilitas Mental Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi,1. 22
Ibid, 2.
-
Misi
1. Memberikan upaya rehabilitasi mental yang komprehensif.
2. Memberikan pelayanan upayarehabilitasi mental secara jujur, terbuka
dan teratur.
3. Melakukan penelitian dan pengembangan pelayanan rehabilitasi
mental mengacu pada akar nilai-nilai, seni dan budaya setempat.
Motto kerja
R amah dalam memberikan pelayanan
S tandarisasi dalam melaksanakan kegiatan
J ujur dan tanggung jawab dalam pengelolaan
S etia pada janji dan ucapan
M engutamakan kebersamaan dan koordinasi
Falsafah
“peningkatan kualitas hidupmu adalah kebahagian kami”23
23
Ibid, 7.
-
Tabel 1.1 Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitas24
24
Ibid, 9.
Direktur Utama
Direktur Pelayanan Medik
dan keperawatan
Bidang perawatan Direktur Utama
Kepala Intalasi Rehabilitas Mental
dan Keperawatan
Maisarah,S.Pd
Penanggungjawab Psikologi
Dwi Wahyu Sho‟imah, S.Psi
Pekerja Sosial
Temmardi
Penangungjawab
Terapi gerak
Penangung
jawab
Terapi
gerak
Penangungjawab
Terapi Religi
Penangungjawab
Terapi gerak
Arsis Ahmad Husen
Hj. Rohani
Bidan pertanian
Arbainsyah
Bidan keterampilan
Kurniati
Zuariyah
-
Uraian Jabatan Instalasi Rehabilitas Mental
Instalasi rehabilitasi mental Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
sesuai dengan struktur organisasi terdiri dari beberapa fungsional medis dan
fungsionalis non medis. Dalam bab ini diuraikan nama dan tujuan jabatan,
uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta beberapa uraian yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:25
1. Kepala Instalasi Rehabilitasi Mental
a. Pengertian
Seorang yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
instalasi rehabilitasi.
b. Tujuan Jabatan
1) Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan instalasi
Rehabilitasi Mental Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.
2) Menjamin terwujudnya Visi Misi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi dalam pelayanan di bagian instalasi Rehabilitasi Mental
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.
3) Menjamin terlaksana perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengendalian dan evaluasi di instalasi Rehabilitasi Mental Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.
4) Menjamin tercapainya mutu pelayanan yang memuaskan pelanggan
di bagian instalasi Rehabilitasi Mental Rumah Sakit jiwa Daerah
Provinsi Jambi.
c. Kedudukan dalam Organisasi
1) Atasan langsung :
Direktur Pelayanan medik dan keperawatan juga berkoordinasi dengan
kepala bidang pelayanan medik dan kepala seksi pencegahan dan
penyuluhan.
2) Membawahi :
25
Ibid, 10.
-
Penanggung jawab psikologi, pekerja sosial, dan penanggung jawab
terapi Rehabilitasi mental.
d. Wewenang
1) Mengusulkan pengembangan SDM
2) Mengusulkan RKA, Protap, Standar pelayanan dan peralatan sesuai
dengan kebutuhan di instalasi Rehabilitasi Mental.
3) Membina, memotivasi karyawan, menilai pelaksanaan dan hasil
kerja karyawan serta mengusulkan pemberian penghargaan bagi
karyawan yang berprestasi di instalasi Rehabilitasi Mental.
4) Mengatur pelaksanaan kerja (jadwal dinas, tugas pokok, cuti dan
lembur) di Instalasi Rehabilitasi mental.
5) Mengatur penggunaan fasilitas yang ada di instalasi Rehabilitasi
Mental.
6) Mengatur karyawan di instalasi Rehabilitasi Mental yang
melakukan tindakan penyimpangan Protap PUK.
7) Mengusulkan penggantikan/ penambahan/ pengurangan peralatan
inventaris di instalasi Rehabilitasi Mental.
8) Memberi masukan, saran dan pendapat kepada untuk kemajuan
Rumah Sakit.
9) Menyetujui cuti dan kerja lembur karyawan di intalasi Rehabilitasi
Mental.
10) Memimpin pertemuan secara berkala maupun insidentil di instalasi
Rehabilitasi Mental.
e. Tolak Ukur Keberhasilan
1) Pelayanan di bagian instalasi Rehabilitasi Mental memuaskan
pengguna jasa (cepat, tepat dan akurat).
2) Dilaksanakan tahapan manajerial (perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengendalian dan evaluasi).
3) Dilaksanakan visi, misi motto dan budaya kerja Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Janbi.
4) Terciptanya hubungan kerja intern dan ekstern yang harmonis.
-
5) Terpeliharanya program pendidikan, pelatihan, seminar dan
pengembangan SDM.
6) Terpenuhinya hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
7) Tersajinya laporan rutin tepat waktu dan akurat.26
2. Penanggung jawab Psikologi
a. Pengertian
Penanggung jawab Psikologi adalah Sarjana Psikologi yang ditunjuk
oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi untuk melakukan pelayanan
psikologi di intalasi Rehabilitasi Mental Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi.
b. Tangguang jawab
1) Kebenaran proses pelayanan psikologi.
2) Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien dalam proses
pelayanan Psikologi.
3) Menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan selain proses
pelayanan psikologi.
c. Wewenang
1) Melakukan proses seleksi pasien Rehabilitasi Mental.
2) Mengevaluasi perkembangan pasien Rehabilitas Mental.
3) Mengusulkan pasien yang layak untuk dipulangkan atau
disalurkan ketempat latihan kerja.
3. Pekerja Sosial
a. Assesment bio, psiko, sosial-spiritual.
b. Pekerja sosial sangat berperan dalam upaya restorasi fungsi
psikososial dan meningkatkan kualitas hitup.
c. Memulihkan dan mengembangkan kemampauan seseorang yang
mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi
sosialnya secara wajar dan optimal.
d. Melayani kegiatan Day Care dan Home Care.
26
Ibid, 10-14.
-
e. Mediator peran di keluarga dan bimbingan lanjut (after care) pasien.
f. Melayani kegiatan pendampingan pasien kembali kekeluarga dan
masyarakat serta melakukan edukasi keluarga pasien agar
memberikan dukungan untuk kesembuhan pasien sehingga pasien
tidak mudah kambuh lagi.
g. Kunjungan rumah/home visite
h. Pemberdayaan di masyarakat
i. Bertanggng jawab kepada kepala Instalasi.27
4. Penanggung jawab Terapi Kerja Bidang Pertanian:
Keterampilan, memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi,
berkepribadian yang menarik, dan dapat bersosialisasi dengan baik dan
professional.
a. Menyipkan alat-alat pertanian yang diperlukan.
b. Mengajar klien ke lahan dan mengarahkan, memandu,
mencontohkan cara:
1) Pengolahan tanah
2) Pengaturan jarak tanam
3) Pemilihan benih yang baik
4) Pemupukan dan pemberatasan hama
5) Pemungutan hasil panen
c. Menyimpan kembali alat-alat pertanian yang telah dipergunakan.
d. Mengajak klien kembali keruang rehabilitas serta cuci tangan dan
kaki.
e. Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi.28
5. Penanggung jawab Terapi Kerja Bidang Keterampilan:
Memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian yang
menarik, dan dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
a. Mencatat dan mengisi status klien.
b. Menyiapkan alat-alat keterampilan.
27
Dokumen, Pendoman Pengorganisasian Intalasi Rehabilitas Mental Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi, 16. 28
Ibid.
-
c. Membimbing, mengarahkan dan mencontohkan cara dan teknik
membuat kerajinan.
d. Menyiapkan kembali alat dan bahan keterampilan yang telah dibuat.
e. Pemberian snack klien.
f. Mencatat kemajuan klien dalam mengikuti.
g. Bertanggung jawab kepala Instalasi.29
6. Penanggung jawab Terapi Gerak dan Olahraga:
a. Mencatat dan mengisi status klien.
b. Menyiapkan alat-alat olahraga yang diperlukan.
c. Membimbing, mengarah dan mencontohkan cara dan teknik gerak
serta olahraga yang telah dipergunakan.
d. Pemberian snack klien.
e. Mencatat kemajuan klien dalam mengikuti kegiatan
f. Mengabsen dan mengantar klien ke ruang rawat inap
g. Bertangguan jawab kepada kepala Instalasi.30
7. Penanggung jawab Terapi Religi:
a. Menyiapkan alat-alat diperlukan.
b. Melaksanakan ceramah, pengajian dan mudzakarah.
c. Melaksanakan latihan dan praktek ibadah.
d. Pemberian snack klien.
e. Mencatat kemajuan klien dalam mengikuti kegiatan.
f. Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi.31
8. Penanggung jawab Terapi Musik:
a. Mencatat dan mengisi status klien.
b. Menyiapkan alat-alat untuk terapi musik.
c. Membimbing kembali alat-alat yang telah dipergunakan.
d. Pemberian snack klien
e. Mencatat dan mengantar klien ke ruang rawat inap
29
Ibid, 16-17. 3030
Dokumen, Pendoman Pengorganisasian Intalasi Rehabilitas Mental Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi, 17. 31
Ibid.
-
f. Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi.32
Tabel 1.2 Tata Hubungan Kerja
Bagian tata hubungan kerja Instalsi Rehabilitasi Mental.33
9. Kegiatan Orientasi
untuk mendapatkan sumber daya manusia instalasi Rehabilitasi Mental
yang handal, terampil dan kualitas tinggi, dalam menunjang pelayanan
Rehabilitasi Mental yang baik dan bermutu, maka perlu dilaksanakan program
32
Dokumen, Pendoman Pengorganisasian Intalasi Rehabilitas Mental Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi, 17. 33
Ibid, 18.
Rekan
Medis
Logistik
Umum
Instalasi
Rawat
Inap Instalasi
Rehabilitas
Mental Bidan
Pelayanan
Medik Instalasi
Rawat
Inap
Bidan
Keperawa
-tan
-
orientasi bagi pegawai baru yang akan bertugas di instalasi rehabilitasi
mental. Hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah pasien yang harus
dilakukan penambahan jumlah staf. Pemberian ceramah dan diskusi perlu
dilakukan sebelum dilakukan pelatihan sehingga dapat memberikan
pemahaman kegiatan yang ada di instalasi Rehabilitas Mental.34
Sebagai persiapan untuk mengikuti pelatihan sehingga dapat dijalani
dengan baik pelaksanaan program orientasi pegawai baru instalasi Rehabilitas
Mental dilakukan dengan cara berikut:
a. Ceramah dan diskusi
Ceramah dan diskusi yang akan diberikan secara bergantian sesuai
dengan jadwal oleh kepala instalasi Rehabilitasi mental serta para pelaksana
Rehabilitasi mental.
Materi yang diberikan sebagai berikut:
1) Arah kebijakan Rehabilitasi Psikologi pada ODGJ.
2) Konsep layanan Rehabilitasi Psikologi sebagai layanan
Multidisiplin.
3) Peran rumah sakit jiwa faham meningkatkan kemandirian pasien
melalui Rehabilitas Psikososial.
4) Konsep dasar Rehabilitasi.
b. Pelatihan
Pelatihan akan dipandu, kepala intalasi Rehabilitasi Mental dan staf
yang komponen yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya.
1) Manajemen pelayanan Rehabilitasi Psikolonal.
2) Latihan keterampilan Sosial.
3) Layanan Psikoedukasi yang menjawab dan memberdayakan
pemenuhan kebutuhan.
4) Remediasasi kognitif pada gangguan skizofrenia.
5) Terapi okupasi dan vokasional pada Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ).
34
Dokumen, Pendoman Pengorganisasian Intalasi Rehabilitas Mental Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi, 23.
-
c. Jadwal Pelaksanaan
Lama orientasi dan pelatihan dilakukan sesuai dengan bidang kegiatan
Rehabilitasi mental yang akan menjadi tanggung jawan karyawan yang
bersangkutan.
d. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh kepala instalasi rehabilitas mental pada 3 bulan
pertama, 6 bulan pertama, lalu evaluasi terakhir pada 1 tahun pertama
karyawan tersebut bekerja di instalasi Rehabilitasi mental Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi.35
F. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan
metode pengambilan data sebagai berikut:
1. Pendekatan Penelitian
Untuk mengkaji persoalan dalam penelitian ini akan digunakan
pendekatan penelitian kualitatif-deskriptif, yang meminjam istilah Kriek dan
Miller merupakan tradisi penelitian ilmu pengetahuan sosial bergantung pada
pengamatan manusia dalam kawasan yang berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasa dan peristilahan yang digunakan.36 Karena itu dalam
pemahaman Bogdan dan Biklen, data yang dihasilkan dalam penelitian
kualitatif adalah data diamati.Inilah yang menjadi penyebab studi kualitatif
diistilahkan Inquiry research naturalistik research.37
2. Settingdan subjek penelitian
a. Setting Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi.Alasan mengapa Instalasi Peranrohaniawan di Rumah sakit jiwa Daerah
Provinsi jambi ini penulis pilih sebagai setting penelitian, yaitu karena
35
Ibid, 23-24. 36
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996),6. 37
RC. Bogdan dan Biklen, Quantitative research and Introduction to theory and method (London:Allyn and Bacon, 1998),41.
-
berdasarkan hasil observasi penulis, penulis menemukan sesuatu yang sangat
unik dan menarik yaitu pada waktu penulis sedang mendengar ceramah dari
seorang Rohaniawan, pada pelaksanaan terapi religi bersama rehabilitas rumah
sakit jiwa, penulis menemukan sesuatu yang baru yaitu waktu pasien
mendengar ceramah.
Alasan yang paling mendasar kenapa penulis ingin sekali melakukan
penelitian diinstalasi Rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi ini adalah karena
satu hal yaitu persoalan mental illness atau mental disorder yang dalam bahasa
kita gangguan jiwa belum mendapat perhatian mendalam bagi kebanyakan
masyarakat.Terlebih lagi Tempatnya yang strategis dan ekonomis membuat
penulis bisa mengunjungi setiap waktu, sehingga penulis bisa mendapatkan data
yang lebih akurat.
b. Subjek Penelitian
Subjek adalah responden dan informan yang akan diminta
keterangan.Sedangkan subjek dalam penelitian kualitatif ini terdiri dari
Rohaniawan rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi dan para terapis serta
psikolog.Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat aktif,
cukupmengetahui, memahami, atau dan berkepentingan dengan aktivitas
yangakan diteliti, serta memberikan informasi secara benar.38Oleh karena itu
penulis mengambil subjek penelitian adalah orang-orang yang memang ada
didalam penelitian ini seperti tersebut diatas, Agar informasi yang penulis
dapat memang dapat diuji validitasnya.
3. Sumber dan Jenis data
a. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/peristiwa,
dan dokumentasi.(1)Sumber data berbentuk perkataan maupun tindakan
sumber data orang yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa
jawaban lisan melalui wawancara.39(2)Sumber data suasana/peristiwa berupa
38
Tim Penyusun. Panduan Penulisan karya ilmiah mahasiswa Fakultas ushulluddin IAIN sts Jambi. (jambi: fak. Ushuluddin IAIN sts Jambi), 59.
39Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta:Bumi Aksara,1989), 114.
-
suasana yang bergerak (peristiwa)ataupun diam (suasana).40(3)sumber data
dokumen, yaitu data paper, literatur atau berbagai referensi yang menjadi
bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti dan dapat
dijadikan dokumen.
b. Jenis data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
pertama yaitu prilaku masyarakat melalui penelitian lapangan.41Data primer
merupakan sumber data penelitian yang dikumpulkan dan diolah suatu
organisasi atau perorangan dari objeknya.42Dalam penelitian ini, data primer
yang dapat diperoleh penelitian adalah hasil wawancara dengan seorang
informasi, yaitu Rohaniawan Islam di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi.
2. Data sekunder
Data skunder adalah data ang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi,
buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan
sebagainya.43Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah jurnal, skripsi, buku-buku, dokumen-
dokumen dan studi lainnya.
4. Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan tiga Teknik
yang dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan datanya dapat
dipertanggung jawabkan, yaitu:
Pertama, dokumentasi, dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
40
Arikunto, Prosedur Penelitian, 114. 41
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press 1986), 12. 42
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alvabeta, 2008),102. 43
Ibid, 12.
-
monumental dari seseorang.44 Dokumentasi juga berupa pengumpulan data
melalui cara peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip, teori, dan buku-buku
yang menjadi acuan dalam penelitian lebih lanjut.
Kedua, wawancara, metode wawancara diguna untuk memperoleh
informasi tentang hal-hal yang tidak dapat diperoleh lewat pengamatan.Ada
tiga cara untuk melakukan interview: melalui percakapan informal (interview
bebas), menggunakan pedoman wawancara, menggunakan pedoman
baku.45Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
melalui tanya jawab.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak pewawancara
dan narasumber.
Ketiga, Studi literatur, menggunakan bahan-bahan referensi atau kajian
pustaka, meliputi buku-buku dan data dari internet yang sesuai dengan
masalah yang dikaji.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
mengalir.46Yaitu teknik analisis yang dilakukan sejak pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, maupun penarikan kesimpulan, artinya meskipun
sudah sampai kesimpulan bila dipandang ada informasi yang kurang akan
dicari lagi dilapangan (dikumpulkan lagi).
Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan prihal rumusan-rumusan dan pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang
diperoleh dalam proyek penelitian.47
Langkah analisis ini sebagai berikut:
a. Reduksi data (data reduction)yaitu merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
44
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,2009),240.
45Burhan Ashsofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Rineka Cipta 1996),59.
46Matthew B. Dan A Miles Dan A Michael Guberman, Qualitative Data Analysis (A
Source Book of New Methods (Beverly Hilles:sage Publications,1984), 21-24. 47
Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT Remaja 2002), 103.
-
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
bila diperlukan.48
b. Penyajian data (data display)yaitu penyajian data berupa narasi
pengungkapan secara tertulis agar alur kronologis peristiwa dapat
mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dibalik peristiwa tersebut.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya.49
c. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi-conclusion)yaitu suatu kegiatan
yang dilakukan selama penelitian berlangsung.Makna yang muncul
harus selalu diujikebenarannya dan kesesuaiannya melalui proses
pemeriksaan keabsahan data sehingga validitasnya terjamin.
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpercayadan dapat dipercaya (reliable),
maka peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data yang didasarkan
atas sejumlah kriteria.Dalam penelitian kualitatif, upaya pemeriksaan
keabsahan data dapat dilakukan lewat empat cara yaitu:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan
peneliti dilokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi
dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan
data, karena kesalahan penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau
responden, disengaja atau tidak sengaja.
Distorsi data dari peneliti dapat muncul karena adanya nilai-nilai
bawaan dari peneliti atau adanya keterasingan peneliti dari lapangan yang
48
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015), 247.
49Ibid, 249.
-
diteliti sedangkan distorsi data dari responden, dapat timbul secara tidak
sengaja, akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan, atau muncul
dengan sengaja, karena responden berupaya memberikan informasi fiktif yang
dapat menyenangkan peneliti.50Ataupun untuk menutupi fakta yang
sebenarnya.
Distorsi data tersebut, dapat dihindari melalui perpanjangan
keikutsertaan peneliti di lapangan yang diharapkan dapat menjadikan data
yang diperoleh memiliki derajat realibilitas dan validitas yang tinggi,
perpanjangan keikutsetaan peneliti pada akhirnya juga akan menjadi semacam
motivasi untuk menjalin hubungan baik yang saling mempercayai antara
responden sebagai objek penelitian dengan peneliti.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci.dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor
yang menonjol dalam penelitian.Faktor-faktor tersebut selanjutnya ditelaah,
sehingga peneliti dapat memahami faktor-faktor tersebut.Ketekunan
pengamatan dilakukan dalam upaya mendapatkan karakteristik data yang
benar-benar relevan dan terfokus pada objek penelitian.
Permasalahan dan fokus penelitian.Hal ini diharapkan pula dapat
mengurangi distorsi data yang mungkin timbul akibat keterburuan peneliti
untuk menilai suatu persoalan, ataupun distorsi data yang timbul dari
kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar, misalnya
berdusta, menipu, dan berpura-pura.51
3. Trianggulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu di luar data pokok, untuk keperluan pengecekan
reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai
data yang diperoleh dari berbagai data yang diperoleh dari berbagai
50
Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya,1996), 6. 51
Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya,1996), 177.
-
informan.Terdapat empat macam teknik trianggulasi yang akan digunakan
dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan sumber, metode,
penyidik, dan teori.
Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat realibilitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam metode kualitatif.Yaitu dengan cara-cara sebagai
berikut; Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara; Membandingkan apa yang dikatakan informan diruang umum
(public)dengan apa yang dikatakan di ruang pribadi (privat); Membandingkan
apa yang dikatakan informan pada suatu waktu penelitian tertentu dengan apa
yang dikatakan sepanjang waktu penelitian; Membandingkan keadaan dan
perspektif seorang informan dengan berbagai atau pandangan informan
lainnya, seperti dosen, mahasiswa, atau pimpinan prodi; Membandingkan
hasil wawancara dengan isi dokumen terkait.52
Trianggulasi dengan metode, merupakan teknik pengecekan keabsahan
data dengan meneliti hasil konsistensi, reabilitas, dan validitas data yang
diperoleh melalui metode pengumpulan data tertentu.Terdapat dua cara yang
dapat dilakukan dalam trianggulasi dengan metode, yaitu:pengecekan derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data;
pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang
sama.53
Trianggulasi dengan penyidik, yaitu teknik pengecekan data melalui
perbandingan hasil daya yang diperoleh dari satu pengamat dengan hasil
penyelidikan pengamat lainnya.Cara ini dapat dilakukan bila penelitian
dilakukan dalam suatu kelompok, di mana masing-masing peneliti kemudian
membandingkan hasil penelitiannya.54 Trianggulasi dengan teori, yaitu
pengecekan keabsahan data melalui perbandingan dua atau lebih teori yang
52
Michael Quinn Patton, Qualitative Data Analysis: A source of New Methods (Beverly Hill: Sage Publications,1986), 331.
53Paton, Qualitative Data Analysis,331.
54Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung:Remaja Rosdakarya,1996),
178.
-
berbicara tentang hal sama, dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan
banding tentang suatu hal yang diteliti.55Penerapan teknik tersebut, dapat
dilakukan dengan memasukkan teori-teori pembanding untuk memperkaya
dan membandingkan penjelasan pada teori utama yang digunakan dalam
penelitian.
4. Diskusi dengan Teman Sejawat
Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan
melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang
diterima benar-benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau
informan.Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan
sumbangan pemikiran, masukan, dan saran yang berharga dan konstruktif
dalam meninjau keabsahan data.
H. Studi Relevan
Kajian dan penelitian Peran Rohaniawan dalam membantu
penyembuhan penderita gangguan jiwa sudah banyak dilakukan. Maka
penulis akan memaparkan penelitian yang pernah ada dengan skripsi yang
penulis buat Antara:
Skripsi tentang“Peran Rohaniawan Islam di Rumah Sakit Islam Sulthan
Agung Semarang dalam memotivasikan kesembuhan Pasien”. Oleh saudara
Taufik yang mengkaji tentang peranan Rohaniawan dalam memotivasi
kesembuhan pasien.Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
lebih lanjut bagaimanakah peran factor psikologis dan spiritual dalam
membantu proses penyembuhan pasien di rumah sakit. Penelitian yang
bersifat survei ini menggunakan metode observasi, wawancara dan angket
analisis data dilakukan deskriptif kualitatif.Hasil penelitian ini adalah peran
rohaniawan dalam menjalankan tugasnya menggunakan metode langsung dan
metode tidak langsung.Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan
pemberian penyuluhan Islam pasien bisa tersugesti dan menjadi lebih tenang
55
Yvonna Lincoln & Egon S Cuba, Content Anaysis:An Introduction to its
Methodology(Beverly Hills:Sage Publications,1981), 327.
-
serta semangat untuk cepat sembuh serta mempasrahkan dirinya pada Allah
Swt.56 Perbedaan dengan penulisan yang penulis lakukan adalah pada
penulisan saudara Taufik mengacu pada tingkat motivasi kesembuhan pasien,
sedangkan perbedaannya penulis membatasi Rohaniwan dalam penyembuhan
pasien.
Skripsi Rika Oktoviyani Mahasiswa Fakultas Dakwah Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam, IAIN Raden Intan Bandar Lampung,
dengan judul “Materi Dakwah dalam perawatan Rohani Islam pada Pasien
Rawat inap Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung”.Skripsi ini
membahas mengenai materi dakwah yang diberikan pada da‟i dalam
perawatan rohaniah sebagai upaya memberikan motivasi kepada para pasien
rawat inap melalui kesabaran, tayammum, tata acara sholat, dzikir dan materi-
materi tentang surga dan neraka.Skripsi ini menggunakan metode penelitian
lapangan (Field Research)dan menurut sifatnya adalah penelitian deskriptif
dengan menggunakan Teknik pengumpulan data questioner dan wawancara
serta menggunakan analisis dan kualitatif.57
Perbedaannya dengan penelitian skripsi penulis adalah pada masalahan
yang diangkat, pada skripsi Rika Oktoviyani ini membahas mengenai materi
yang diberikan oleh para da‟i kepada para pasien rawat inap sebagai motivasi,
sedangkan dalam penelitian penulis ini membahas mengenai Peran
Rohaniawan dalam membantu penyembuhan penderita gangguan jiwa pada
pasien rawat inap. Hal yang dapat menjadi acuan adalah mengenai tujuan dari
penelitian Rika Oktoviyani.
Skripsi yang ketiga adalah “Pengaruh Bimbingan Rohani Islam
Terhadap Penurunan Kecemasan pada Pasien Pra Oprasi di RSI Sultan
Agung Semarang”yang dilaku oleh Zulfa.Mendefinisikan bahwa dengan
56
Taufik, Peran Rohaniawan Islam di Rmah Sakit Islam Sulthan Agung Semarang
dalam memotivasikan kesembuhan Pasien(Semarang: Skripsi Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2005)
57Rika Oktoviyani, Materi Dakwah dalam perawatan Rhani Islam pada Pasien Rawat
inap Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampug(Bandar Lampung: Skripsi IAIN Raden Intan
Bandar Lampung, 2005)
-
adanya petugas bimbingan Rohani dapat memberikan pengaruh sehingga
dapat mrngurangi kecemasan pada pasien.58
Sementara dalam penelitian ini, peneliti ingin memfokuskan mengenai
Peran seorang rohaniawan bukan hanya ditujukan kepada pasien melainkan
juga bisa dimanfaatkan untuk perawat atau pegawai rumah sakit.Dengan
adanya petugas Rohaniwan perannya peran khusus juga bisa dijadikan
seorang Rohaniawan untuk pasien rawat inap melalui terapi Religi.Karena
petugas rohaniawan selalu berpedoman Al-Quran dan Hadist.Dampak dari
Peran rohaniwan tersebut dapat mengatasi gangguan jiwa.Peneliti ingin
menawarkan dengan menggunakan pendekatan peran roniawan sehingga
dapat mengatasi gangguan jiwa.Dari beberapa literatur di atas tidak ada yang
menjelaskan tentang pelaksanaan Peran Rohaniawan dalam membantu
penyembuhan penderita gangguan Jiwa di Ruma Sakit Jiwa daerah Provinsi
Jambi.
58
Zulfa, Pengaruh Bimbingan Rohani Islam Terhadap Penurunan Kecemasan pada
Pasien Pra Oprasi di RSI Sultan Agung Semarang (Semarang: skripsi 2009).
-
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kedudukan dan Dasar Hukum
Menurut data yang penulis dapatkan di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi, menjelaskan bahwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi merupakan salah satu SKPD pemerintah Provinsi Jambi yang dibentuk
berdasarkan peraturan Daerah No. 14 tahun 2002 tentang struktur Organisasi
dan Tata kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dan pada tahun 2008
tentang pembentukan Organisasi Insprektorat, Bappeda dan Lembagateknis
Daerah Provinsi Jambi. Selanjutnya sesuai keputusan Gubenur Jambi Nomor:
149/kep.Gub. RSJD/2011 tanggai 7 April 2011, Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi dapat digunakan langsung untuk membiayai operasional dan
biaya kegiatan rumah sakit yang pelayanannya mencakup seluruh Kabupaten
Kota Provinsi Jambi yang jumlah penduduknya 3.092.365 Jiwa (berdasarkan
sensus penduduk 2010).59
B. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
Berdasarkan peraturan Daerah No. 15 tahun 2008 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dsn Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Jambi, Bahwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi termasuk
kedalam satuan lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi. Uraian Tugas Pokok
dan Fungsi Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi mempunyai melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan Jiwa Masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan usaha pelayanan kesehatan jiwa, peningkatan,
pencegahan dan pemulihan.
59
Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017). 1.
31
-
2. Penyelenggaraan usaha pelayanan kesehatan jiwa penyembuhan.
3. Penyelenggaraan pelayanan Rehabilitas medik.
4. Penyelenggaraan pelayanan medik, penunjang medik dan non medik.
5. Penyelenggaraanrujukan (sistem referal).
6. Penyelenggaraan pelayanan jiwa kemasyarakatan.
7. Penyelenggaraan pengembangan sumberdaya manusia.
8. Paenyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
9. Pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
C. Strutur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dan
Instansi Rehabilitas
1. Rumah Sakit Jiwa
Berdasarkan data yang didapatkan penulis tentang struktur organisasi
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi yaitu dipimpin oleh Direktur
dengan susunan organisasi sebagai berikut:
a. Direktur Umum
Direktur utama mempunyai tugas:
1) Melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam tugas dan
fungsi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.
2) Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Direktur, bagian,
dan kelompak jabatan fungsional.
b. Direktur Umum Keuangan dan Penunjang Medik yang membawahi:
1) Bagian Tata usaha
2) Bagian penunjang Medik, Diagnostik dan Rekam Medik
c. Direktur pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi:
1) Bagian pelayanan Medik
2) Bagian keperawatan
-
d. Kelompak Jabatan Fungsional60
2. Instansi Rehabilitasi Mental
Penjelasan tentang Instalasi rehabilitasiMental akan digambarkan
berdasarkan Bagan struktur organisasi Instalasi rehabilitasi Mental pada
bagian lampiran.
D. Profil Rumah Sakit Daerah Provinsi Jambi
Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi, menjelaskan bahwa keadaan Rumah Sakit Jiwa adalah
sebagai berikut:
1. Riwayat berdirinya Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi terletak di Desar Kenali
Besar Kecamatan Kota Baru lebih kurang 9.5 km kearah barat dari pusat
Kota Jambi. Rumah Sakit JIwa Daerah Provinsi Jambi berasal dari Rumah
Sakit Jiwa Pusat Jambi yang disbanding melalui dana proyek peningkatan
pelayanan Ksehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI Tahun 1981/1982,
dibangun di atas tanah seluas lebih kurang 10 haktar (98,693 M) dengan luas
bangunan yaitu 3,366 M.61
Peresmian oprasionalnya oleh Menteri Kesehatan RI Dr. Soewarjono
Suryaningrat pada tanggal 15 Februari 1983, dengan kepastian tempat tidur
saat itu sebanyak 60 tempat tidur. Pada tanggal 15 Februari 1984, oleh
Menteri Kesehatam Republik Indonesia, rumah sakit jiwa ini ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Jiwa kelas B dengan surat keputusan No.
350/Menkes/SK/VII/1984. Lulus Akreditasi KARS 5 (lima) pelayanan pada
tahun 2001 dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor: YM.00.03.2.25272
tanggal 15 november 2001.62
60
Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017), 10. 61
Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017), 1. 62
Ibid, 1.
-
Pada tanggal 22 Desember 2011 Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi
Jambi telah lulus lagi Akreditasi KARS 5 (lima) pelayanan dengan SK
Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor KARS-SERT/222?XII/2011. Sejak
otonomi Daerah, berdasarkan peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2002
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi,
maka Rumah Sakit Jiwa Jambi yang semula disebut Rumah Sakit Jiwa Pusat
Jambi berubah menjadi Rumah Sakit Daerah Provinsi Jambi dan pada tahun
2008 mengalami reorganisasi sesuai dengan peraturan Daerah No. 15 tahun
2008 tentang organisasi danTata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga
Teknis daerah Provinsi Jambi.63
Sesuai perkembangannya, pada tahun 2006 dengan Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Nomor
188.46/05/TU?RSJ tanggal 2 Januari 2006 tentang penempatan perubahan
jumlah tempat tidur ditetapakan menjadi 150 tempat tidur.
selanjutnya pada tahun 2008 berdasarkan surat keputusan Direktur
utama Rumah Sakit Jiwa Daerah PrNomor 188.46/18/TU/. tanggal 3 Januari
2008, jumlah tempat yang tersedia telah ditetapkan menjadi 200 tempat tidur.
Pada tanggal 1 November 2012 berdasarkan surat keputusan Direktur
Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Pronsi Jambi Nomor: SK-331/RSJ
11.3/XII/2012, jumlah tempat tidur ditetapkan sebanyak 340 tempat tidur.
Adapun izin oprasional Rumah Sakit telah diperbarui oleh Badan
Penanaman Model Daerah dan pelayanan Perizinin Terpadu Provinsi Jambi
Nomor: 390 Tahun 2016.
2. Identitas Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
a. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jabi
b. Alamat/Telp : Jln. Dr. Purwodadi KM. 9,5 Kenali Besar
Telp : Telepon (0741) 580254 Fax (0741)
58054
c. Kepemilikan : Pemerintah Daerah Provinsi Jambi
63
Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017). 1-2.
-
d. Nama Direktur :
1. Dr.Dengara Pane,Sp.KJ (alm)(1983-1989)
2. Dr. Asianto Supargo, Sp.KJ (1989-1999)
3. Plh. Bambang Hko Sunaryanto, Sp.KJ (Januari 1999-Agustus1999)
4. Dr. H, Chaery Surjadi Indra M,Sp.KJ (1999-2009)
5. Dr. H Bambang EkoSunaryantp, Sp.KJ (2009-2010)
6. Dr. Hj. Hernayawati, M.Kes (September 2010-sekarang).64
3. Visi, Misi, Motto dan budaya kerja
Visi yang ingin dicapai Rumah Sakit Jiwa dalam pembangunan Kesehatan
tahun 2016-2021 adalah “menjadi Rumah sakit Jiwa HEBAT dengan
pelayanan Prima. Adapun yang dimaksud atau makna dari kata HEBAT
adalah bahwa Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi diharapkan mampu
memberikan pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat dengan memuaskan
dan terjangkau serta mampu membiayai kebutuhan operasional melalui
pendapatan rumah sakit HEBAT merupakan singkatan dari:
H : Holistik atau menyeluruh dalam memberikan pelayanan.
E : Efesien dalam melayani Klien/Pasien
B : berbasis Masyarakat, maksudnya pelayanan yang diberikan tidak hanya
di dalam gedung, akan tetapi pelayanannya juga sampai ke masyarakat paling
bawah.
A : Adil, maksudnya adalah semua petugas RS selalu bersikap adil dalam
memberikan pelayanan, tidak memandang suku, Agama, terikat ekonomi
jenis kelamin pasiennya.
T : Transparan, maksudnya adalah semua petugas biaya yang dikenakan
atau yang dibebankan pada pasien disampaikan secara terbuka, tidak ada
ditutupi.65
64
Dokumen Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi (Brosur), Selayang Pandang
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 1. 65
Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017). 4.
-
Untuk mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi,
ada 5 (lima misi yang diembankan), yaitu:
1) Memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan penanggulangan Narkoba
yang bermutu.
2) Peningkatan pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa dan
penangulangan Narkoba.
3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana, prasarana, peralatan medik
dan penunjung medik Rumah Sakit.
4) Meningkatkan Tata kelola Rumah Sakit yang baik dan kualitas serta
kesejahteraan SDM Rumah Sakit.
5) Meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai sarana pendidikan dan latihan
serta penelitian.66
Motto dan budaya Kerja: adanya motto dan budaya kerja dapat
membantu menanamkan mental kerja yang baik bagi efektivitas dan
efisiensiorganisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi adalah
“melayani secara professional dengan sentuhan insani”.67
Sedangkan budaya kerja yang di anut Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi pelayanan dengan penuh BAKTI (B: Berwibawa, A: Adik, K:
Kerjasama, T: Tanggungjawab, I: Itikad baik) adalah pelayanan berbasis
prima yaitu:
P : Profesional adalah pelayanan berdasarkan pada kompetensi dan
standard pelayanan yang telah ditentukan.
R : Ramah adalah pelayanan dengan senyum, sapa,santun dan sabar.
I : Inovatif adalah pelayanan dengan kreativitas yang tinggi untuk
meningkatkan mutu, efektivitas dan efisiensi.
M : memuaskan adalah pelayanan yang dapat memenuhi keinginan
konsumen dengan biaya terjangkau serta menjadi tempat pilihan untuk
berobat.
66
Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017). 4. 67
Ibid, 4.
-
A : Akuntabel: adalah pelayanan dengan biaya transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan berlaku.68
4. Fasilitas dan Sarana
Fasilitas dan sarana adalah sangat penting keberdayaannya untuk
mendukung kelancaran kegiatan pengobatan di rumah sakit jiwa daerah
provinsi Jambi, berikut fasilitas dan saranadi rumah sakit jiwa daerah
provinsi Jambi diruang dalam bentuk tabel.
Tabel 2.1 Bangunan Utama
No Uraian Luas (M) Kondisi
1.
2.
3.
Ruang Administrasi dan Manajemen
Gedung Instalasi Gawatdarurat
Gedung Instalasirawatjalan I:
a. Klinik Jiwa anak dan remaja
b. Klinik Jiwa Dewasa
c. Klinik Jiwa Psikogeriati (Lansia)
d. Klinik NAPZA
e. Klinik Gigi
f. Ruang Farmasi
g. Ruang Rekam Medik
h. Ruang Laboratorium
i. Ruang PKRS
j. Ruang Admistion
k. Ruang JKN centre
l. Ruang pengaduan masyarakat
Instalasi Rawat Jalan II:
a. Klinik Syaraf
b. Klinik Anak
c. Klinik Kulit dan Kelamin
d. Klinik Penyakit dalam
e. Klinik akupuntur
f. Klinik Rehabmedik
g. Ruang Fisioterapi
h. Ruang Komie Medik, SPI
i. Ruang Psikometeri
604
380
390
390
2 Lt/Baik
1Lt/Baik
Baik
Baik
68
Tim Penyusun, Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 (Jambi:
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, 2017). 5.
-
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Gedung Radio logi
Gedung Dapur Gizi
Instalasi Rawat Inap
a. Ruang UPIP
b. Ruang Epsilon
c. Ruang Beta
d. Ruang Gama
e. Ruang Teta
f. Ruang Delta
g. Ruang Srikandi
h. Ruang Yudistira
i. Ruang Arjuna
j. Ruang Shinta
k. Ruang Sigma
l. Ruang Pega
m. Ruang Arimbi
n. Ruang PTRM
Gedung Gudang Central
Perpustakaan
Gedung Laundry
Instalasi Pengolahan Air limbah
Tempat penyimpanan sementara
Limbah B3
Tempat pembuangan sampah
sementara
Gedung IPRS (Workshop)
Aula (ruang pertemuan)
Ruang Diklat
Tempat ibadah (mushola)
Rumah Dinas Dokter Specialis
Rumah Dinas Perawat
Asrama Mahasiswa
180
840
85
300
333
374
300
393
174
174
168
85
180
282
1750
96
236
48
200
35
20
25
99
212
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
-
Pos Satpam
Kantin
Hall Badminton
Lapangan Tenis
Ruang Generator/Genset
Tempat parkir roda dua
Tempat penitipan anak
Garasi kendaraan roda 4
Gedung Asset
-
E. Biodata Pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
Tabel 2.2 Jumlah Penyakit terbanyak Rawat Inap Tahun 2017
Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi Jambi69
Tabel 2.3 Jumlah Penyakit terbanyak Rawat Jalan Tahun