Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

25
MAKALAH URGENSI BANTUAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA Oleh : ARDA FEBRI GIANT PUTRA,S.H NIM. PROGRAM STUDI ILMU HUKUM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

description

SSSAA

Transcript of Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

Page 1: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

MAKALAH

URGENSI BANTUAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKUTINDAK PIDANA

Oleh :

ARDA FEBRI GIANT PUTRA,S.HNIM.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Page 2: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

2016

Page 3: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

URGENSI BANTUAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKUTINDAK PIDANA

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai suatu negara hukum harus selalu menjunjung tinggi hak

asasi manusia dalam segala bentuk, sebagaimana dimuat dalam Undang-Undang

Dasar (UUD) 1945 yang telah memberikan jaminan dan perlindungan agar setiap

orang memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum dengan tidak ada

kecualinya1. Adanya jaminan dan perlindungan tersebut memberikan petunjuk

pentingnya bantuan hukum guna menjamin agar setiap orang dapat terlindungi

hak-haknya dari tindakan hukum yang diskriminatif, sehingga apa yang menjadi

tujuan negara untuk menciptakan persamaan di hadapan hukum, dapat terlaksana

karena berjalannya fungsi dari bantuan hukum tersebut.

Salah satu prinsip hak asasi manusia adalah perlakuan yang sama di muka

umum (equality before the law) dan semua orang harus dapat menunjuk advokat

atau penasehat hukum (access to legal counsel) untuk dibela kepentingannya.

Bantuan hukum pada dasarnya sangat essensial dalam menciptakan kehidupan

yang adil. Bantuan hukum yang diberikan bertujuan untuk melindungi hak-hak

masyarakat dalam hal tersangkut masalah hukum agar terhindar dari segala

macam tindakan sewenang-wenang aparat penegak hukum, tanpa membedakan

1 Ramly Hutabarat, Persamaan di Hadapan Hukum di Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1985, Hlm.36

Page 4: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

perlakuan berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan

politik, nasional atau asal-muasal kebangsaan, kekayaan, kelahiran atau status dan

sebagainya2.

Bantuan hukum biasanya merupakan program hukum untuk membantu

pencari keadilan bagi rakyat kecil yang tidak mampu dan relatif buta hukum

khususnya3, agar dapat membantu pencapaian pemerataan keadilan karena dapat

dipermudah oleh usaha-usaha terbinanya sistem peradilan pidana yang terpadu.

Bantuan hukum diberikan kepada tersangka sejak ditangkap atau ditahan pada

semua tingkat pemeriksaan di pengadilan. Dalam pemeriksaan tingkat penyidikan

tersangka didampingi oleh penasehat hukum, yang boleh hadir dalam pemeriksaan

yang sedang berjalan, namun hanya bersifat pasif (diam, mendengarkan, tidak

boleh bicara). Ketentuan ini dapat dilihat dalam Pasal 74 dan Pasal 115 ayat (1),

Pasal 156 KUHAP. Dalam tingkat penyidikan tersebut, bantuan hukum diberikan

kepada tersangka sebelum dilakukan pemeriksaan. Haknya untuk didampingi oleh

penasehat hukum wajib disediakan penyidik walaupun tersangka tidak

menghendaki. Hak bantuan hukum bagi tersangka tersebut berlaku juga bagi

terdakwa pada saat atau tahap penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan. Bahkan

hak tersebut dimiliki oleh terdakwa sampai dengan terjadinya proses upaya hukum

setelah adanya putusan hukum.

Terpenuhinya hak atas bantuan hukum merupakan bagian dari pemenuhan

hak atas peradilan yang jujur dan tidak memihak. Hak-hak tersangka, termasuk

2 YLBHI & PSHK, Panduan Hukum di Indonesia (Pedoman Anda Memahami dan Menyelesaikan Masalah Hukum), Yayasan Obor Indonesia, Jakarta,2009, hlm 34

3Bambang Sunggono. Bantuan Hukum Dan Hak Asasi Manusia, CV Mandar Maju: Bandung, 2001, hlm 3-4

Page 5: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

mendapatkan bantuan hukum, diatur dalam Pasal 50-68 KUHAP. Hak tersebut

diberikan, “guna kepentingan pembelaan diri, tersangka atau terdakwa berhak

mendapatkan bantuan hukum oleh seseorang atau beberapa orang penasehat

hukum pada setiap tingkat pemeriksaan dan dalam setiap waktu yang

diperlukan”. Dalam penerapan Due Process of Law para penegak hukum dan

keadilan (jaksa, polisi, dan hakim) harus menganggap seorang tersangka atau

terdakwa tidak bersalah (presumption of innocence) sejak pertama kali ditangkap

dan kehadiran advokat sejak ditangkap sampai diinterogasi dan peradilan mutlak

harus dijamin. Pengaturan tentang bantuan hukum dari waktu ke waktu terus

berkembang apabila diamati dalam prakteknya di lapangan tidak membawa

perubahan banyak bagi perlakuan tidak adil yang menimpa masyarakat, tidak ada

prosedur yang jelas bagi pelaksanaannya dan juga tidak ada sanksi yang dapat

dikenakan bagi mereka yang melanggar hak tersangka atau terdakwa untuk

mendapatkan bantuan hukum.

Dalam negara hukum terletak ciri-ciri yang mendasar yaitu:

1. Pengakuan dan perlindungan atas hak asasi manusia yang mengandung

persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, kultur, dan pendidikan.

2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, serta tidak dipengaruhi oleh

kekuasaan apapun.

3. Legalitas dalam arti hukum dalam semua bentuknya4.

Payung hukum untuk melindungi hak anak di Indonesia adalah Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM), Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang

Page 6: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

4 Moh. Kusnadi Dan Bintan R. Saragih, 1983, Susunan Pembagian Kekuasaan Menurut Sistem UUD 1945. Grapindo, Jakarta, hlm. 27.

Page 7: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Namun yang menjadi masalah

adalah belum adanya kesiapan sarana dan prasarana bagi anak yang terlibat dalam

masalah hukum tersebut. Berkaitan dengan masalah bantuan hukum, hal yang

sangat penting untuk dikemukakan adalah bahwa dalam Bab VI KUHAP

mengenai tersangka dan terdakwa, tidak ada satu pasal pun yang secara tegas

mewajibkan aparat penyidik untuk segera memberitahukan hak-hak hukumnya

kepada tersangka atau terdakwa, termasuk hak untuk mendapatkan bantuan

hukum atau didampingi oleh penasehat hukum.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah urgensi pelaksanaan bantuan hukum terhadap anak sebagai

pelaku tindak pidana?

2. Kendala-kendala apa saja yang ditemui dalam pelaksanaan bantuan hukum

pada setiap tingkat peradilan pidana?

3. Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan

bantuan hukum pada setiap tingkat peradilan pidana?

Page 8: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

BAB II : PEMBAHASAN

A. Urgensi Pelaksanaan Bantuan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku

Tindak Pidana.

Pemberian bantuan hukum merupakan salah satu perwujudan dan

perlindungan terhadap hak asasi manusia yang sekaligus merupakan amanat dari

Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan Negara Indonesia adalah negara

hukum. Bantuan hukum menurut KUHAP dibedakan berdasarkan tingkat proses

pemeriksaan yaitu:

1. Bantuan hukum pada tingkat penyidikan

2. Bantuan hukum pada tingkat penuntutan

3. Bantuan hukum pada proses sidang pengadilan

1. Bantuan Hukum Pada Tingkat Penyidikan

Urgensi dalam pemberian bantuan hukum terhadap anak sebagai pelaku

tindak pidana ini pada tingkat penyidikan di Polresta Padang dan Polresta

Payakumbuh yakni berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang penyidik

di Polresta Payakumbuh, mengatakan bahwa pemberian bantuan hukum tidak

sekedar pemberitahuan akan hak-hak tersangka sewaktu dalam proses penyidikan

yang dilaksanakan oleh penyidik namun yang terpenting adalah pemberitahuan

akan hak untuk didampingi oleh seorang advokat bagi tersangka yang tidak

mampu dan diduga melakukan tindak pidana yang ancaman pidananya berat,

namun pada kasus anak-anak ini setiap tersangka diwajibkan untuk didampingi

advokat walaupun tersangka tidak menggunakan hak nya tersebut, akan tetapi

menurut penyidik semua akan hak-hak tersangka telah disampaikan kepada

tersangka, menyangkut dengan pendampingan seorang advokat oleh tersangka

Page 9: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

sendiri, itu semua merupakan hak dari tersangka sendiri, apakah tersangka

menggunakan haknya itu ataupun tidak, namun apabila tersangka menolak akan

didampingi advokat, pihak penyidik akan membuat suatu berita acara penolakan

hak bantuan hukum, dan tersangka diminta untuk membuat suatu surat pernyataan

yang menyatakan bahwa tersangka tidak akan menggunakan jasa advokat dalam

proses penyidikan ini, tanpa ada pemaksaan dari pihak yang berwajib12. Adanya

surat pernyataan penolakan dari tersangka tersebut harus diketahui dan turut

ditandatangani oleh advokat yang bersangkutan. Konsekuensi hukum adanya

berita acara atau surat pernyataan tersebut yang dilampirkan dalam berkas perkara

tersangka bersangkutan, menghapuskan kewajiban pejabat yang bersangkutan

untuk menunjuk advokat bagi tersangka.

2. Bantuan Hukum Pada Tingkat Penuntutan

Pada tahap proses penuntutan di Kejaksaan Negeri, pelaksanaan bantuan

hukum yang dimaksud yakni penyampaian hak-hak terdakwa dalam pemeriksaan

lanjutan oleh jaksa, dimana dal am pemeriksaan ini terdakwa hanyadi tanya

kembali mengenai kronologis perkara atau pemeriksaan berita acara perkara.

Menurut jaksa Mulyana13, ia mengatakan bahwa dalam tingkat penyidikan apabila

tersangka memakai advokat maka pada tahap dua yakni penyerahan tersangka dan

barang bukti oleh penyidik kepolisian kepada ke kejaksaan, advokat tersebut

boleh hadir dalam pemeriksaan hanya sebatas mendengarkan saja dan tidak boleh

ikut campur dalam hal pemeriksaan yang sedang berlangsung. Apabila pada tahap

penyidikan dikepolisian tersangka tidak menggunakan jasa advokat maka pada

tahap penuntutan ini pun penasehat hukum tidak mendampingi terdakwa.

Terdakwa hanya bisa mendapatkan jasa bantuan hukum kembali apabila terdakwa

tersebut telah menjalankan proses persidangan, maka penasehat hukum dapat

Page 10: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

dimintakan kepada pihak yang berkewajiban yakni hakim yang berwenang dalam

memutuskan perkara tersebut. Selanjutnya jaksa Mulyana juga mengatakan bahwa

anak-anak sebagai pelaku tindak pidana ini wajib didampingi oleh penasehat

hukum walaupun kasus atau tindak pidana yang dilakukan nya tidak diancam

dengan pidana berat atau pidana lima tahun ke atas.

3. Bantuan Hukum Pada Tingkat Persidangan

Menurut hakim di Pengadilan Negeri, keberadaan advokat di dalam

persidangan maupun di luar persidangan, menyatakan bahwa pemberian bantuan

hukum kepada anak dapat dilihat dari pasal yang dilanggar oleh anak tersebut,

namun Undang-Undang No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak menyatakan

anak wajib didampingi oleh advokat untuk mendapatkan bantuan hukum.

Walaupun Undang-Undang menyatakan wajib didampingi

advokat jika anak ataupun orang tuanya tidak bersedia maka tidak ada paksaan

bahwa anak harus didampingi oleh advokat, dan jika kasus yang dilanggar oleh

anak tersebut berat maka ia harus didampingi oleh advokat, pihak pengadilan

dapat memberikan bantuan hukum berupa mendatangkan seorang advokat bagi

anak yang tidak mampu untuk membayar jasa advokat namun anak berkeinginan

untuk didampingi oleh penasehat hukum14. Pendapat hakim lain menyatakan

bahwa setiap anak berhak untuk didampingi oleh advokat karena itu merupakan

bagian dari hak asasi manusia dari anak tersebut, namun Undang-Undang Nomor

3 tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana menyebutkan pemberian bantuan hukum terhadap anak dalam persidangan

maupun di luar persidangan dengan cara didampingi oleh penasehat hukumnya

maka wajib dan harus disediakan oleh Pengadilan Negeri jika anak tersebut tidak

mampu untuk membayar advokat yang disebut juga dengan bantuan hukum

prodeo atau pemberian bantuan hukum cuma-cuma oleh pihak pengadilan

Page 11: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

terhadap terdakwa.15. Dalam tingkat persidangan di pengadilan ini sebelum

dilaksanakan sidang, maka hakim juga memberitahukan akan hak-hak terdakwa,

termasuk hak dalam pendampingan oleh advokat tersebut.

B. Kendala-Kendala Yang Ditemui Dalam Pelaksanaan Bantuan Hukum

Pada Setiap Tingkat Peradilan Pidana.

1. Kendala-Kendala Yang ditemui Dalam Pelaksanaan Bantuan Hukum Pada Tingkat Penyidikan.

Berdasarkan wawancara dengan penyidik pada instansi kepolisian,

menyatakan bahwa walaupun penyidik telah memberitahukan akan hak-hak

dari tersangka pelaku tindak pidana khusus nya anak sebagai pelaku bahwa

hak mereka untuk didampingi advokat telah diberikan, namun pada akhirnya

tergantung kepada pelaku tindak pidana itu sendiri apakah memakai advokat

yang di tunjuk oleh penyidik atau menolak, jika menolak maka tersangka

disuruh membuat sebuah surat pernyataan penolakan advokat dan

menandatangani sebuah berita acara penolakan advokat sebagaimana

sebelumnya telah ada surat penunjukan advokat oleh pihak kepolisian16.

2. Kendala-Kendala Yang ditemui Dalam Pelaksanaan Bantuan Hukum

Pada Tingkat Penuntutan

Pada tahap penuntutan pada kejaksaan, menurut salah seorang

penuntut umum/jaksa menyatakan bahwa apabila pada tahap penyidikan di

kepolisian tersangka anak itu sendiri tidak didampingi oleh advokat dalam

pemeriksaannya maka pada tahap lanjutan yakni tahap penuntutan tersangka

juga tidak dapat didampingi oleh seorang advokat, menurut jaksa tersebut

apabila dari awal pemeriksaan tersangka telah didampingi

oleh advokat maka akan berlanjut pada tahap pemeriksaan berikutnya, akan

tetapi fungsi dari penasehat hukum pada tahap penuntutan ini hanya sekedar

mendengar saja atau lebih pasif, dan tidak boleh ikut campur dalam

Page 12: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

pemeriksaan terhadap tersangka17. Kendala yang dapat ditemui dalam

pelaksanaan bantuan hukum di tingkat penuntutan adalah

a. Tidak ada advokat yang mau ditunjuk secara gratis untuk

mendampingi tersangka.

b. Tidak ada anggaran Institusi Kejaksaan untuk menyediakan advokat

bagi tersangka.

3. Kendala-Kendala Yang ditemui Dalam Pelaksanaan Bantuan Hukum

Pada Tingkat Persidangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan hakim maka tidak ada

kendala yang berarti dalam pelaksanaan bantuan hukum disini, karena

semua aspek dalam pemberian hak-hak terdakwa telah dipenuhi

sebagaimana mestinya., pihak pengadilan telah bekerja sama dengan pihak

advokat/pengacara pada lembaga bantuan hukum (LBH) tertentu dan pihak

Balai Permasyarakatan (BAPAS). Akan tetapi kendala yang ada dalam

persidangan ini diantaranya adalah pihak Balai Permasyarakatan hanya

hadir pada sidang pertama saja, karena keterbatasan pihak Balai

Permasyarakatan dengan alasan tertentu untuk hadir pada setiap

persidangan dan kekurangan staf Balai Permasyarakatan itu sendiri18.

Secara keseluruhan tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan

bantuan hukum pada proses persidangan ini.

17 Wawancara dengan jaksa penuntut umum di Kejaksaan Negeri 18 Wawancara dengan hakim Pengadilan

Page 13: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

C. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Rangka Pelaksanaan Bantuan

Hukum Pada Setiap Tingkat Peradilan Pidana.

1. Upaya Mengatasi Kendala Dalam Pelaksanaan Bantuan Hukum

Pada Tingkat Penyidikan

Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh penyidik dalam

mengatasi kendala tersebut yakni:

a) Memberitahu tersangka bahwa tindak pidana yang dilakukannya

tersebut harus didampingi oleh advokat, baik advokat yang ditunjuk

oleh pihak penyidik maupun advokat sendiri dalam proses

pemeriksaan.

b) Pihak penyidik bekerja sama dengan advokat dalam pemberian

bantuan hukum terhadap anak yang melakukan tindak pidana.

c) Menyediakan anggaran khusus untuk advokat yang ditunjuk oleh pihak

penyidik.

2. Upaya Mengatasi Kendala Dalam Pelaksanaan Bantuan Hukum Pada

Tingkat Penuntutan

Menurut jaksa penuntut umum, pemberian bantuan hukum berupa

pendampingan oleh advokat merupakan lanjutan dari tingkat penyidikan,

apabila tersangka didampingi pada tingkat penyidikan maka dikejaksaan

juga akan didampingi. Dan apabila pada tingkat penyidikan tersangka

menolak kehadiran advokat, maka pada tingkat penuntutan juga tidak

Page 14: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

berwenang untuk memberikan bantuan hukum. Hanya pemberitahuan hak-

hak tersangka dalam proses pemeriksaaan. Dalam hal ini upaya yang

dilakukan oleh pihak kejaksaan berupa memberi tahu tersangka bahwa

berhak untuk memperoleh bantuan hukum, walaupun di tingkat penyidikan

tersangka menolak hak tersebut, namun pada tahap penuntutan ini pihak

kejaksaan harus menyediakan advokat dan menyediakan anggaran khusus

untuk itu.

3. Upaya Mengatasi Kendala Dalam Pelaksanaan Bantuan Hukum Pada

Tingkat Persidangan

Walaupun tidak ada kendala yang cukup berarti dalam pemberian

bantuan hukum pada tingkat persidangan ini, hendaknya pihak pengadilan

tetap melakukan upaya untuk lebih terciptanya proses persidangan yang

lebih fair dan terbuka seperti:

a) Hakim memberi pengertian kepada terdakwa bahwa pentingnya

bantuan hukum dalam hal pendampingan terdakwa dalam proses

persidangan.

b) Hakim menunjuk seorang advokat untuk mendampingi terdakwa.

Page 15: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bantuan hukum bagi anak adalah sesuatu yang urgen yakni kalau ada

pemeriksaan yang tidak didampingi advokat pada tingkat penyidikan,

tingkat penuntutan, tingkat persidangan maka pemeriksaan itu

seyogyanya dinilai sebagai sesuatu yang tidak sah. Keharusan

didampingi oleh penasehat hukum itu adalah untuk tindak pidana yang

diancam dengan ancaman hukuman 5 (lima) tahun lebih.

2. Dalam pemberian bantuan hukum terhadap anak sebagai pelaku tindak

pidana di wilayah hukum Pengadilan juga mengalami kendala-kendala

berupa ketersediaan advokat sangat terbatas, tidak ada advokat yang mau

ditunjuk secara gratis untuk mendampingi tersangka, keterbatasan

anggaran dari instansi untuk membiayai bantuan hukum itu sendiri.

3. Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan bantuan hukum

pada setiap tingkat peradilan pidana di wilayah hukum Pengadilan yakni:

Penyampaian hak-hak anak sebagai tersangka, terdakwa, narapidana

dalam hal pemberian bantuan hukum berupa hak dalam pendampingan

oleh advokat pada setiap proses peradilan, instansi kepolisian, kejaksaan

bekerja sama dengan penasehat hukum dalam pemberian bantuan hukum

terhadap anak yang melakukan tindak pidana, menyediakan anggaran

khusus untuk advokat yang ditunjuk oleh pihak penyidik.

Page 16: Urgensi Bantuan Hukum Terhadap Anak

B. Saran

1. Perlunya pengaturan yang jelas tentang hukum terhadap anak pelaku

tindak pidana dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Hendaknya pemberian bantuan hukum terhadap anak pelaku tindak

pidana dimulai dari proses penyidikan, penuntutan, persidangan, benar-

benar dapat terealisasi secara nyata ke depannya dan harus dirumuskan

dalam bentuk-bentuk bantuan hukum yang dapat diterima oleh anak,

orang tua, advokat, serta aparat penegak hukum dalam pelaksanaannya

dapat terealisasi secara baik.

2. Dalam hal kendala yang dihadapi aparat penegak hukum, diharapkan

semua mekanisme dalam sub sistem peradilan pidana dapat berpedoman

kepada sistem hukum dan struktur pelaksana yang digambarkan bahwa

adanya hubungan baik antara sub sistem peradilan tersebut agar tidak

terjadi kesalahan komunikasi dalam menangani suatu kasus yang

mengakibatkan terabainya hak-hak anak pelaku tindak pidana tersbut.

3. Setiap sub sistem peradilan pidana yang ada, haruslah menggunakan

kekuatan yang ekstra untuk mengatasi kendala yang ditemukan, sehingga

kedepannya kendala yang ada tidaklah menjadi kendala yang berarti,

seperti adanya penyalahgunaan kewajiban oleh kepolisian,kejaksaan

dengan tidak memberitahukan hak-hak dari tersangka/terdakwa dalam hal

bantuan hukum, adanya advokat yang menolak memberikan bantuan

hukum cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu.