UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN HAFALAN...

81
UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN HAFALAN ASMA’UL HUSNA DENGAN METODE MENYANYI ( Studi Tindakan Kelas pada Kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh: KUSMIATUN NIM : 093111362 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN HAFALAN...

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN HAFALAN ASMA’UL HUSNA DENGAN

METODE MENYANYI ( Studi Tindakan Kelas pada Kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda

Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

KUSMIATUN NIM : 093111362

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2011

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Kusmiatun NIM : 093111362 Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 8 Juni 2011 Saya yang menyatakan, Kusmiatun NIM: 093111362

NOTA PEMBIMBING

Semarang, 8 Juni 2011

Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul : Upaya Peningkatan Hasil Pembelajaran Hafalan Asma’ul

Husna dengan Metode Menyanyi (Studi Tindakan Kelas pada Kelas B Raudlatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011)

Nama : Kusmiatun NIM : 093111362 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing H. Ahmad Magfurin , M. Ag. NIP. 197501202000031001

MOTTO

|| ||···· ÷÷ ÷÷‚‚‚‚ uu uu‹‹‹‹ øø øø9999 uu uuρρρρ šš šš ÏÏ ÏÏ%%%% ©© ©©!!!! $$ $$#### öö ööθθθθ ss ss9999 (( ((####θθθθ ää ää.... tt tt���� ss ss???? ôô ôô ÏÏ ÏÏΒΒΒΒ óó óóΟΟΟΟ ÎÎ ÎÎγγγγ ÏÏ ÏÏzzzz���� ùù ùù==== yy yy ZZ ZZππππ −− −−ƒƒƒƒ ÍÍ ÍÍ hh hh‘‘‘‘ èè è茌ŒŒ $$$$ ¸¸ ¸¸����≈≈≈≈ yy yyèèèè ÅÅ ÅÅÊÊÊÊ

(( ((####θθθθ èè èèùùùù%%%% ss ss{{{{ öö ööΝΝΝΝ ÎÎ ÎÎγγγγ øø øøŠŠŠŠ nn nn==== tt ttææææ (( ((####θθθθ àà àà)))) −− −−GGGG uu uu‹‹‹‹ ùù ùù==== ss ssùùùù ©© ©©!!!! $$ $$#### (( ((####θθθθ ää ää9999θθθθ àà àà)))) uu uu‹‹‹‹ øø øø9999 uu uuρρρρ ZZ ZZωωωω öö ööθθθθ ss ss%%%% #### ´´ ´´‰‰‰‰ƒƒƒƒ ÏÏ Ïω‰‰‰ yy yy™™™™

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka oleh sebab itu hendaklah mereka

bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar

(Q.S. an-Nisa 4: 9)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk 1. Ibuku tersayang Hj. Siti Rohmah yang telah menanamkan keimanan padaku

sejak kecil dengan keteladanan, doa-doa dan kasih sayang yang tulus yang

selalu mengiringi langkahku.

2. Suamiku tercinta H. Hisyam Wahyudi yang dengan penuh kesabaran yang

selalu mendampingi, membimbing dan memotivasi diriku dalam menuntut

ilmu.

3. Putriku tersayang, Ulik Malihatussholihah, yang selalu saya harapkan dan

banggakan untuk menjadi putri yang sholihah.

4. Semua guru RA Miftahul Huda, Ibu Hj. Djuwariah, Ibu Muslihah A.Ma. Ibu

Istiqomah S.Pd. yang tercinta.

5. Almamaterku tercinta Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

6. Semua keluarga besarku, sahabat-sahabat seperjuangan dan handai tolan yang

selalu memberi semangat padaku.

ABSTRAK

Judul : Upaya Peningkatan Hasil Pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna dengan Metode Menyanyi (Studi Tindakan Kelas pada Kelas B Raudlatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011)

Nama : Kusmiatun NIM : 093111362 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode menyanyi versi sholawatan band Wali dalam peningkatan hasil pembelajaran hafalan siswa Raudhatul Athfal Glagah Kulon Dawe Kudus. Penelitian ini menggunakan metode tes, wawancara, observasi dan pelaksanaan penelitian dilakukan secara bersiklus. Data observasi penelitian menunjukan adanya penguasaan peningkatan hasil pembelajaran hafalan dengan metode menyanyi versi band Wali. Data tersebut diperoleh dari hasil uji kemampuan pada empat tahap, yaitu sebelum tindakan pra sikus, setelah tindakan siklus I, setelah siklus II dan setelah tindakan siklus III.

Sebelum pra siklus I, 2 anak menguasai, 5 anak kurang menguasai, 3 anak sangat tidak menguasai. Setelah tindakan siklus I, 5 anak menguasai, 11 anak kurang menguasai, 2 anak tidak menguasai. Setelah tindakan siklus II, 2 anak sangat menguasai, 12 anak kurang menguasai, 2 anak tidak menguasai, 1 anak sangat tidak menguasai. Setelah tindakan siklus III, 0 anak sangat tidak menguasai, 5 anak sangat menguasai, 14 anak menguasai, 1 anak menguasai.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode menyanyi yang biasa digunakan dalam pembelajaran di Raudhatul Athfal sesuai dengan karakteristik anak RA yang suka meniru, ingin mencoba, riang dan gembira dan tak pernah lepas dari aktivitas menyanyi.

Keberhasilan peningkatan hafalan, disamping penerapan metode yang dilakukan oleh guru, juga ditentukan oleh peranan orang tua dan lingkungan sekitar yang kondusif. Dalam kegiatan belajar mengajar guru adalah sebagai sutradara sekaligus aktor didalam proses pembelajaran , maka kemampuan guru dalam strategi pembelajaran sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan anak.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga karya ini dapat

terselesaikan. Sholawat dan salam tetap tercurahkan keharibaan Nabi Muhammad

SAW beserta keluarganya, sahabat dan pengikut setia beliau sepanjang masa.

Penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul” Upaya Peningkatan Hasil

Pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna dengan Metode Menyanyi (Studi Tindakan

Kelas pada Kelas B Raudhathul Athfal Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran

2010/2011)” ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Penulis menyadari bahwa karya ini tak akan terselesaikan dengan baik

tanpa dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

2. Ahmad Muthohar, M. Ag., selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. H. Ahmad Magfurin, M. Ag. Selaku pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dan tenaga dalam membimbing penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Pengelola Progam Kualifikasi S1 untuk Guru RA dan Madrasah

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

5. Seluruh Dosen program Kualifikasi S1 untuk Guru RA dan Madrasah

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

6. Seluruh karyawan dan karyawati IAIN Walisongo Semarang

7. Seluruh handai taulan dan sahabat tersayang khususnya yang telah

memberikan dukungan yang luar biasa baik materiil dan spiritual kepada

penulis.

Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain doa, semoga

amal baik mereka diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan imbalan yang

berlipat ganda. Akhirnya penulis berharap agar karya ini dapat bermanfaat bagi

dunia pendidikan dan menjadi penyemangat bagi penulis untuk menghasilkan

karya-karya berikutnya, Amiin.

Semarang , Mei 2011 Penulis, Kusmiataun NIM: 093111362

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………….….…………………………. i HALAMAN DEKLARASI…………...………………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING…………………………………………. iv HALAMAN MOTTO ………………………………………………………… v HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………… …………….…… vi HALAMAN ABSTRAK………………...………… ...………………….…… vii HALAMAN KATA PENGANTAR ………… …… ..……………………… viii HALAMAN DAFTAR ISI ……………………...…………………………… x HALAMAN DAFTAR TABEL … ………..………………………………… xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………....………… 1

B. Penegasan Istilah………………………………….…...…...… 3

C. Rumusan Masalah………………………………….……...…. 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………..........……..….….... 4

BAB II : HASIL PEMBELAJARAN ANTARA HAFALAN ASMA’UL HUSNA DAN METODE MENYANYI

A. Kajian Pustaka ............................................................................ 6

1. Hasil Pembelajaran ………….........…………….….…..... 6

2. Hafalan Asma’ul Husna…………...………………….…. 9

3. Metode Menyanyi……………………………….…..…... 14 4. Pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna melalui Menyanyi 18

B. Kerangka Berpikir……………………………………………... 22

C. Hipotesis Tindakan…………………………………………..… 22

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian …………………………….....………..……… 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………….….......…. 23

C. Subyek Penelitian…………………………………....………... 23

D. Teknik pengumpulan Data…………………..…….………....… 24

E. Rencana Tindakan……………………………...….………....… 25

F. Pelaksanaan Tindakan. ……………………………...…….…… 25

G. Teknik Analisa Data…………………….....…………………… 26

H. Kreteria Evaluasi dan Refleksi………………....………………. 26

I. Indikator Pencapaian………………………………....………… 26

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................ 27

1. Data Umum RA Miftahul Huda ……………………….….... 27

2. Data Kusus.....................………………………………..….... 30

3. Pelaksanaan Tindakan …..……………………………….….. 31

a. Refleksi Tindakan Siklus………………………….......… 32

b. Pelaksanaan siklus I……………………………….....….. 35

c. Pelaksanaan Siklus II…………………………….....….... 39

d. Pelaksanaan Siklus III…………………………….......… 44

4. Analisis Data .......................................…………………….... 47

B. Pembahasan ...........................……………...…………………………... 48

BAB IV : PENUTUP. A. Kesimpulan ……………………………….....………………… 50

B. Saran …..........………………………..……………………...… 50

C. Penutup………………………………………...………………. 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Guru Dan Karyawan Ra Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011 ........................................ 28 Tabel 2 : Keadaan Siswa RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus 29 Tabel 3 : Keadaan Sarana Prasarana RA Miftahul MudaGlagah Kulon

Dawe Kudus ................................................................................. 30 Tabel 4 : Tingkat Penguasaan Terhadap HafalanAsma’ul Husna Kelas B RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus ........................... 31 Tabel 5 : Upaya Peningkatan Pelafalan Asma’ul Husna ............................. 36 Tabel 6 : Upaya Peningkatan Hafalan Asma’ul Husna Siklus III ............... 37 Tabel 7 : Data Peningkatan Kemampuan Pelafalan Asmaul Husna dalam

Bimbingan Siklus I ....................................................................... 38 Tabel 8 : Penambahan Tindakan pada Siklus II ........................................... 41 Tabel 9 : Upaya Peningkatan Hafalan Menyebutkan Asma’ul Husna ........ 41 Tabel 10 : Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................ 42 Tabel 11 : Pengulangan dan Penambahan Materi Bimbingan pada Siklus III 45 Tabel 12 : Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus III ....................... 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik adalah membantu

dan membimbing siswa untuk mencapai kedewasaan seluruh ranah kejiwaan

sesuai dengan kreteria yang telah ditetapkan. Untuk menjalankan tugas dan

tanggung jawab itu, guru berkewajiban merealisasikan segenap upaya yang

mengarah kepada pengertian membantu dan membimbing siswa dalam

melapangkan jalan menuju perubahan positif seluruh ranah kejiwaan.

Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaraan, khususnya

pengajaran agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan materi

pengajaran kepada siswa secara baik sehingga dicapai hasil yang efektif dan

efisien. Disamping itu sering dijumpai kurangnya perhatian guru agama

terhadap penggunaan metode mengajar dalam upaya meningkatkan mutu

pengajaran yang baik.

Metode pengajaran adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1 Maka metode pengajaran

merupakan bagian integral dalam suatu sistem pengajaran.

Guru Raudhatul Athfal dalam melaksanakan pembelajaran harus

menentukan metode yang sesuai dengan tema pembahasan yang diajarkan.

Metode pembelajaran merupakan bagian dari perangkat software

pendidikan, keberadaannya ditantang untuk responsif terhadap kemajuan dan

karakteristik pembelajaran itu sendiri, sehingga dalam pembelajaran sangat

mengedepankan kejelian metode, materi ajar, kondisi psikis pembelajar dan

usia peserta didik.2

1 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam , (Jakarta: Ciputat Press,

2002), hlm. 31. 2 Moh Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, (Semarang: Unnes Press, 2006),

hlm. 53.

Metode menyanyi merupakan metode yang tepat untuk

menyampaikan materi pembalajaran bagi siswa anak usia pra sekolah atau

Raudlatul Athfal. Dengan menyanyi, anak diajak mengekpresikan kondisi

psikisnya secara bebas dan menyenangkan. Menyanyi merupakan aktifitas

yang disukai oleh anak-anak dan anakpun akan cepat merespon materi

pelajaran melalui syair lagu lagu yang dinyanyikannya. Dari syair lagu itulah

anak akan belajar. Dan anak yang mempunyai minat untuk belajar sambil

bernyanyi akan memotivasi anak untuk belajar. 3

Metode menyanyi merupakan cara mencapai pendidikan dalam Islam,

salah satunya adalah penanaman akidah yang murni didalamnya anak. Media

yang paling penting dalam mengajarkan akidah yang benar kepada anak

adalah menyampaikan keyakinan tauhid seperti beriman kepada Allah,

malaikatNya, beriman kepada taqdir dan pentingnya mencintai Allah dan

Rasulnya, dengan format yang sederhana yang bisa dicerna dengan anak.4

Pendidikan agama Islam berfungsi memelihara dan mengembangkan

fitrah dan sumber daya insan yang ada pada peserta didik menuju pada

terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam

yang di ridhoi Allah yaitu yang dapat mengembangkan wawasannya, jati

dirinya, kreatifitasnya, menginternalisasikan nilai-nilai insaniah dan Ilahiyah

yang dapat menopang dan memajukan kehidupannya baik individu maupun

sosial didunia dan akhirat.5 Dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Islam

berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan Islam dengan bidang-bidang

studi (pendekatan) yang lain. Implikasinya lebih lanjut pedidikan agama

Islam harus dilaksanakan sejak dini sebelum anak memperoleh pendidikan

atau pengajaran ilmu-ilmu lain.

Berdasarkan pemikiran tersebut diatas penulis tertarik untuk

membahas masalah tersebut dengan judul: “Upaya Peningkatan Hasil

3 Depdiknas, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, (Jakarta:

Depdiknas, 2006), hlm. 5. 4 Syekh Kholid bin Abdurraman Al Akk,, Cara Islam Mendidik Anak, (Yogyakarta:

Arruzz Media, 2006), hlm. 129. 5 Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005), hlm. 334.

Pembelajaran Hafalan Asma‘ul Husna Dengan Metode Menyanyi (Studi

Tindakan Kelas Pada Kelas B. Raudlatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon

Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011)

B. Penegasan Istilah

Peneliti mempertegas dan memperjelas kata-kata yang terdapat pada

judul penelitian ini dengan maksud untuk menghindari kesalahan dalam

penafsiran, adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Upaya adalah usaha, ihtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan

persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya).6 Yang dimaksud disini

adalah usaha dalam memberikan pendidikan kepada anak didik.

2. Peningkatan dari kata dasar tingkat, jenjang atau babak.mendapat awalan

“pe’ dan akhiran “an” artinya susuna yang berlapis-lapis atau berlenggek-

lenggek seperti lenggek rumah tumpuhan pada tanggga (jenjang)

sedangkan yang dimaksud adalah jenjang yang akan dicapai.7

3. Hasil Pembelajaran, Hasil adalah adalah suatu yang menjadi akibat dari

usaha.8 Jadi yang dimaksud dengan Pembelajaran adalah usaha siswa

mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat dari perlakuan guru.9

4. Hafalan, yang dihafalkan: Ia selalu mendapat nilai baik untuk pelajaran.10

5. Asma’ul Husna, adalah nama-nama Allah yang Bagus. Sebagaimana yang

tercantum dalam surat al-A’raf ayat 180 yang artinya Allah mempunyai

Asma’ul Husna maka bermohonlah kepadaNya.11

6. Metode menyanyi, Metode adalah cara mengajar (mendidik ,meneliti dan

sebagainya).12 menyanyi adalah bernyanyi mengeluarkan suara bernada,

berlagu (dengan lirik atau tidak).13 Jadi yang disebut metode menyanyi

6 Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm.

1250. 7 Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1197. 8 Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 383. 9 Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori dan Praktek, Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Group 2008), hlm. 216. 10 Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 381. 11 Soenarjo , Al Qur’an Dan Terjemahnya , (Jakarta: Depag RI, 1989), hlm. 252. 12 Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 741. 13 Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 790.

disini cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran

dengan menyanyi, karena metode ini sangat disukai anak-anak, dengan

menyanyi anak-anak hatinya merasa senang dan terhibur sambil belajar.

D. Rumusan Masalah

Berangkat dari uraian tersebut diatas maka yang menjadi inti dari

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana anak kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon

Dawe Kudus selama ini belajar menghafalkan Asma’ul Husna?

2. Bagaimana penerapan metode menyanyi dalam pembelajaran hafalan

Asma’ul Husna pada Kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah

Kulon Dawe Kudus?

3. Sejauh mana metode menyanyi dapat meningkatkan hasil pembelajaran

hafalan Asma’ul Husna kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah

Kulon Dawe Kudus?

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian.

a. Untuk mengetahui bagaimana anak-anak kelas B Raudlatul Athfal

Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus belajar menghafalkan

Asma’ul Husna dengan menyanyi.

b. Untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran Asma’ul Husna anak

kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus

melalui metode menyanyi.

c. Untuk meningkatkan efektifitas hafalan Asma’ul Husna dalam

meningkatkan hasil pembelajaran.

2. Manfaat Penelitian.

a. Manfaat secara teoritis

Penelitian yang penulis kaji ini, diharapkan akan bermanfaat

sebagai masukan atau sumbangan pemikiran di dunia pendidikan Islam

khususnya, para pendidik, para orang tua sebagai pendidik di lingkungan

keluarga, dan umumnya terhadap generasi- generasi yang akan datang.

b. Manfaat Praktis

Kesimpulan dari penelitian ini, yang berbentuk rumusan-rumusan

praktis akan bermanfaat sebagai wacana, gambaran maupun bahan

pertimbangan bagi semua pihak, bahwa metode menyanyi sangat efektif

dalam mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran anak pra

sekolah atau Raudhatul Athfal. Syair-syair lagu yang dinyanyikan anak

tentu saja yang berupa nyanyian keagamaan yang pada intinya bersifat

mendidik yang berisi nilai releginya.

c. Manfaat Bagi Penelitian.

Konsep dari penelitian ini akan bermanfaat bagi petunjuk, arahan

dalam dunia pendidikan dalam rangka mendidik anak usia pra sekolah.

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HASIL PEMBELAJARAN

HAFALAN ASMA’UL HUSNA DAN METODE MENYANYI

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Pembelajaran

a. Pengertian Hasil Pembelajaran

Mengulas hasil belajar pada dasarnya adalah teknik

memperoleh informasi bagaimana ukuran keberhasilan dan hasil akhir

dalam proses pembelajaran.14 Adapun hasil belajar merupakan

cerminan kemampuan anak yang dicapai dari suatu tahapan

pengamalan belajar dalam suatu kompetensi dasar.15 Menurut

Siskandar yang dikutip Mansyur bahwa kompetensi dasar merupakan

pengembangan potensi-potensi perkembangan anak yang diwujudkan

dalam bentuk kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai dengan

usianya.

Untuk memperoleh pemahaman tentang hasil belajar, langkah

yang bijak diantaranya adalah memahami pemikiran para pakar untuk

menerawang konsepnya tentang hasil belajar. Menurut Benjamin S

Bloom dalam karyanya Taxonomy of educational obyectives yang

dikutip Moh Rosyid bahwa hasil belajar ukurannya adalah jika peserta

didik mampu menguasai tiga ranah (domain) yakni Kognitif, afektif

dan psikomotorik oleh Furchan ketiga domain itu identik dengan cipta,

14 Moh Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, (Semarang: Unnes Press, 2006), hlm.

41. 15 Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2006), hlm. 71.

rasa dan karsa. Sehingga tiga ranah tersebut ditambahkannya dengan

nilai.16 Sebagaimana penulis jabarkan sebagai berikut:

a). Domain Kognitif pengetahuan yang menyangkut peristilahan, prinsip dan kaidah, pemahaman dengan menerjemahkan penafsiran menentukan memperhatikan dan mengartikan. Penerapan melalui pemecahan masalah menggunakan konsep, menganalisis mengenali kesalahan merumuskan dan mengevaluasi dengan harapan mampu menilai berdasarkan norma tertentu.

b) Domain afektif meliputi penerimaan (mampu menunjukkan, mengakui, dan mendengarkan), partisipasi aktif, Penilaian/ penentuan sikap (mampu menerima suatu nilai bersikap positif atau negatif), organisasi (mampu membentuk sistem nilai, menangkap antar makna bertanggung jawab dan menyatukan nilai), pembentukan pola hidup (mampu menunjukkan, mempertimbangkan dan melibatkan diri).

c) Domain psikomotorik meliputi persepsi yakni mampu menafsirkan rangsangan, peka rangsangan dan mendeskriminasikan, kesiapan (mampu konsentrasi secara fisik dan mental) gerakan terbimbing, gerakan terbiasa (mampu berketrampilan dan berpegang pada pola) gerakan komplek (terampil dan lancar), kreatif (mampu menciptakan yang baru dan selalu berinisiatif.

d) Domain nilai meliputi nilai kebutuhan berupa ikhlas, ridlo, tawadlu’ dan istiqomah, nilai Kemanusiaan (toleran adil dan bertanggung jawab, peduli empati dan jujur).17

Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman

dan proses belajar siswa.18 Namun demikian pengungkapan ranah rasa

siswa sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada

yang bersifat tidak dapat diraba. Oleh karena itu yang dapat dilakukan

guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan

tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat

mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik

yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

16 Moh. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, hlm. 41. 17 Moh. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, hlm. 41. 18 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung: Remaja

Rosda Karya, 1999 ), hlm. 150.

Sedangkan keberhasilan proses pembelajaran adalah ukuran

perbuatan peserta didik atau out put setelah proses belajar mengajar.19

Hal tersebut dapat difahami bahwa hasil belajar adalah aktifitas

peserta didik yang mencerminkan materi yang telah diserap dalam

proses belajar, cerminan tersebut berupa sikap (afektif), nalar berfikir

(kognitif) dan keteguhan hidup ( psikomotorik).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar.

Keberhasilan proses belajar sehingga menghasilkan hasil

belajar yang maksimal sangat dipengaruhi oleh dua unsur yakni unsur

intern dan unsur ektern. Unsur intern meliputi fisik, misalnya

kesehatan dan fungsi optimal panca indra. Unsur psikis meliputi

minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan (daya) pikir.

Sedangkan unsur ektern meliputi lingkungan alam dan sosial budaya

dan perangkat pendukung yang meliputi kurikulum, program

pembelajaran, sarana belajar, fasilitas belajar dan guru atau pendidik.20

Proses belajar dan hasil belajar sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor utama, sehingga pendidik harus mampu memahami

permasalahan belajar dan menentukan faktor kesulitan belajar tersebut

sehingga dapat mencari solusi atau alternative agar proses belajar

berhasil maksimal. Adapun jenis kesulitan belajar menurut Darsono

yang dikutif Moh Rosyid dipetakan menjadi tiga jenis, yakni intern-

ektern, faktor proses belajar, kompleksitas, sebagaimana paparan

berikut ini:

a) Faktor intern-ektern : kemampuan belajar rendah, sikap belajar yang tidak memadai, bakat minat tidak sesuai dengan bahan yang dipelajari, kondisi fisik tidak menunjang, serta sarana dan lingkungan tidak mendukung.

b) Faktor ketika proses belajar, sebelum, ketika dan sesudah belajar. c) Proses belajar terganggu karena kurang minat terhadap bidang

studi. d) Kompleksitas meliputi:

19 Moh. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, hlm. 42. 20 Moh Rosyid, Guru, (Kudus: STAIN Kudus Press, 2007), hlm. 66.

1) Proses belajar terganggu karena kurang minat terhadap bidang studi.

2) Proses belajar terhambat karena potensi intelektualitas rendah menghadapi bidang studi tertentu.

3) Belajar terganggu karena gangguan otak . 4) Belajar lambat karena perkembangan IQ lamban. 5) Hasil belajar terganggu bukan karena IQ tetapi karena suatu

hal yang belum terdeteksi.21

2. Hafalan Asma’ul Husna

a. Pengertian Hafalan Asma’ul Husna.

Proses menghafal merupakan aktifitas yang dilakukan

setelah melampaui beberapa aktifitas belajar meliputi membaca,

mendengar, dan menulis. Dengan menghafal diharapkan proses

mendapatkan pengetahuan dapat terekam setiap saat dan dapat

memunculkan memori yang mengendap dalam otak, karena

aktifitas menghafal membutuhkan kekuatan memori tinggi.22

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan

yaitu yang dikemukakan teori psikologi daya, menurut teori ini,

belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang

terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal,

merasakan, berfikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan

pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang seperti

halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-

daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan

akan menjadi sempurna.23 Siswa yang belajar dengan prinsip

pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa dan pengulangan untuk

membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaan-

kebiasaan menghafal materi pelajaran bila diulang-ulang akan

mengingat pelajaran tersebut.

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa

yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang diterima, tidak

21 Moh Rosyid, Guru, hlm. 66-67. 22 Moh. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, hlm. 38.

23 Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 46.

sekedar menyimpannya saja tanpa mengandalkan transformasi.

Menurut teori ini anak mempunyai sifat-sifat aktif konstruktif dan

mampu merencanakan sesuatu.24 Anak adalah makluk yang aktif,

guru sebagai pembimbing dan pengarah. Guru yang memberi

pembelajaran dengan cara hafalan dan diterima anak dan disimpan

didalam otaknya dan timbullah daya ingat pada anak dan

menggunakan pengetahuan yang diperolehnya.

Sedangkan pengertian Asma’ul Husna adalah nama-nama

Allah yang Bagus, menurut Achmadi Asma’ul Husna adalah

merupakan sifat-sifat kesempurnaan Ilahi.25 Kelebihan manusia itu

terutama karena memperoleh percikan sifat-sifat kesempurnaan

Ilahi yang jumlahnya 99. sehingga memungkinkan manusia hidup

dengan berbagai kemampuan dan kewenangan sesuai dengan

Asma’ul Husna dalam batas-batas kemakhlukannya. Percikan

Asma’ul Husna itu pada hakekatnya masih merupakan potensi

yang baru, berarti setelah dikembangkan dan diaktualisasikan

melalui proses pendidikan. Firman Allah :

¬! uρ â !$oÿ ôœ F{$# 4o_ ó¡çt ø:$# çνθãã÷Š $$ sù $ pκÍ5 ( (#ρâ‘sŒ uρ tÏ%©! $# šχρ߉Ås ù=ãƒ

þ’Îû ϵÍ×‾≈ yϑ ó™r& 4 tβ ÷ρt“ ôf ã‹ y™ $ tΒ (#θçΡ% x. tβθè=yϑ ÷ètƒ ∩⊇∇⊃∪

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. al-A’Raf : 180). 26

Dari ayat tersebut diatas hendaknya manusia itu dapat

mengenal nama-nama Allah yang bagus yang jumlahnya 99,

24 Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, hlm.44-45 . 25 Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,

1992), hlm. 31. 26 Jejen Musfah, Indeks al-Quran Praktis, (Jakarta: Mizan Publika, 2007), hlm. 40.

sebagai cara untuk mengenalkan nama-nama Allah dan sifat-sifat

Allah kepada anak didik dimulai sejak kecil atau usia pra sekolah.

b. Tujuan Hafalan Asma’ul Husna

Islam mengajarkan bahwa dalam menyampaikan pelajaran

seorang pengajar tidak mendorong pelajarnya untuk mepelajari

sesuatu diluar kemampuannya. Atau dengan kata lain bahwa dalam

proses belajar mengajar, pengajar harus memperhatikan keadaan

pelajar, tingkat pertumbuhan dan perbedaan perorangan yang

terdapat diantara mereka. Dalam hal ini para ahli menggolongkan

murid dalam tiga tipe:

1) Tipe auditif yang mudah menerima pelajaran melalui pendengaran.

2) Tipe universal, yang mudah menerima pelajaran melalui penglihatan.

3) Tipe motorik yang mudah menerima pelajaran melalui gerakan.27

Dalam hubungan tiga tipe diatas seorang pengajar harus

dapat pula mempergunakan metode sehingga dapat mengaktifkan

seluruh alat indra pelajar baik alat visual, auditif maupun motorik

lainnnya, karena itu metode disamping untuk keperluan

mentransfer pengetahuan juga harus dapat berfungsi sebagai sarana

mengembangkan sifat inovatif pada diri pelajar.

Cara mengajarkan Asma’ul Husna sama dengan

mengajarkan hafalan surat-surat pendek kepada anak adalah :

1) Materi yang akan diberikan diucapkan dulu oleh guru secara menyeluruh dan tartil, bagian yang sulit bagi murid agar diulang-ulang dengan jelas.

2) Murid kemudian mengikuti dan menghafal bagian demi bagian jadi tidak sekaligus.

3) Jika murid sudah dapat menghafal bagian-bagian itu di ulang-ulang maka murid berangsur-angsur dapat hafal seluruhnya.

27 Ramayulius, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001),

hlm. 79.

4) Bagian yang sudah dihafal hendaknya selalu diulang-ulang agar anak tidak lupa.28

Pengajaran memerlukan banyak mengulang, pengulangan

pelajaran yang telah dipelajari akan memperkuat hasil belajar.

Syaibani mengatakan sesuai dengan yang dikutip Ramayulius yang

mengatakan bahwa al-Qur’an banyak melakukan pengulangan

maka dapat dijadikan dalil untuk memperkuat, perlunya prinsip

pengulangan ini di pertimbangkan.29 Pengulangan dalam proses

belajar mengajar berlandaskan kepada dua hal pertama individu

pada umumnya meniru orang lain, apalagi yang ditiru cukup

berpengaruh, kedua peniruan dan pengulangan memperhatikan

efektifitas yang tinggi dalam hasil belajar. Nabi Muhammad Saw

ketika menerima wahyu yang pertama dalam keadaan “meniru dan

mengulang” apa yang di sampaikan Jibril As.30

Dalam mengulang pelajaran ada dua prinsip yang harus

diperhatikan baik pelajar maupun pengajar yaitu:

1) Materi yang di ulang harus dipahami dengan baik dan benar.

Mengulang suatu yang dipahami lebih mudah daripada

mengulang sesuatu yang tidak dipahami.

2) Dalam melakukan pengulangan jangan terlalu lama lebih baik

frekuensi mengulang banyak tetapi waktunya sedikit dari pada

frekuensinya mengulang sekali (lama).

Siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai

dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan, pengertian)

dalam memori serta meningkatkan kemampuan menghubungkan

materi tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang ia

28 Depag RI, Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di RA Bidang Pengembangan

Agama Islam , Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 2001), hlm. 7. 29 Ramayulius, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hlm. 95. 30 Ramayulius, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hlm. 96

hadapi.31 Jadi materi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan

cara diulang-ulang akan meningkatkan daya ingat anak.

c. Manfaat Hafalan Asmaul Husna.

Mengajar adalah membimbing pengalaman belajar.

Pengalaman itu sendiri adalah mungkin diperoleh bila murid

dengan keaktifan sendiri bereaksi terhadap lingkungan. Belajar itu

bisa berhasil bila melalui bermacam-macam kegiatan, kegiatan

tersebut dapat digolongkan menjadi keaktifan jasmani dan rohani

ialah murid tidak hanya duduk dan mendengar. Murid aktif

rohaninya jika daya jiwa anak bekerja sebanyak-banyaknya

mengamat-amati, menyelidiki, mengingat-ingat menguraikan,

mengasosiasikan ketentuan yang satu dengan ketentuan yang lain.

Menghafal materi pelajaran pada dasarnya adalah murid

aktif jasmaninya dengan sendirinya juga aktif rohaninya. Hafalan

Asmaul Husna pada dasarnya menuntun murid untuk belajar

sambil mengulang-ulang selain melatih daya ingatnya juga melatih

anak berfikir kepada jalan fikiran tauhid. Tujuan menjelaskan

tauhid ialah agar murid berkembang pikirannya dan memupuk

jiwanya kearah I’tikad yang benar-benar yakin bahwa satu-satunya

Tuhan Yang Maha Esa, tidak kurang dan tidak lebih.32 Dalam

menjelaskan keimanan kepada Allah, murid cukup dengan

mendengarkan saja dengan tertib dan gembira guru mengulang-

ulang yang penting dapat menyentuh jiwa murid-muridnya

sehingga murid dapat mengikuti jalan fikiran guru yaitu

meyakinkan murid bahwa Allah itu benar Esa.

Dalam pembelajaran hafalan Asma’ul Husna setiap anak

memiliki sejumlah dorongan yang berhubungan kebutuhan yaitu

mengenal nama-nama Allah yang bagus. Disamping itu didalam

menghafalkan Ama’ul Husna guru harus berusaha menumbuhkan

31 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 120. 32 Zakiah Daradjat dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Depag,

2004), hlm. 291.

perhatian, minat dan motivasi untuk mempelajarinya, artinya

perhatian sebagai konsentrasi jiwa yang merupakan syarat mutlak

bagi berhasilnya pelajaran-pelajaran.

Sedangkan murid yang mempunyai minat terhadap hafalan

Asmaul Husna dengan sendirinya perhatiannya kearah hafalan

Asmaul Husna tersebut.

3. Metode Menyanyi

Metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan

pelajaran kepada murid dimaksudkan agar murid dapat menangkap

pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh anak dengan

baik.33 Oleh karena itu terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh.

Dalam memilih cara atau metode ini guru memperhatikan hakikat anak

didik yang hendak di didik.

Metode menyanyi adalah suatu metode pembelajaran yang

diterapkan pada pembelajaran anak Raudhatul Athfal. Guru berkeyakinan

bahwa metode menyanyi akan menjadikan pemahaman siswa akan lebih

baik. Suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan dan

mendorong partisipasi aktif murid.

Anak pra sekolah adalah peniru ulung yang menyukai proses

kegiatan yang menyenangkan bagi anak seperti bermain akan di ulang-

ulang oleh anak-anak pra sekolah, belajar melalui bermain dengan

menggunakan seluruh inderanya.34

Menurut Froble pendiri taman kanak-kanak pertama di dunia,

pendiri sekolah di Jerman mengatakan bahwa anak kecil itu seharusnya

dianggap sebagai tumbuh-tumbuhan yang masih meminta pemeliharaan

serta perhatian sepenuhnya dari juru taman. Froble berkeinginan agar

anak-anak kecil itu sedapat mungkin didekatkan dengan alam. Dalam

33 Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),

hlm. 61. 34 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum RA, (Jakarta : Depag RI,

2005), hlm. 12.

taman tersebut diajarkan nyanyian-nyanyian, permainan serta macam-

macam pekerjaan anak. Froble ingin menggunakan keinginan untuk

bertenaga dari tiap-tiap anak kecil, hingga segala tingkah lakunya yang

oleh anak-anak sendiri dialami sebagai kesenangan, memberi manfaat

yang sebesar-besarnya, baik untuk hidup lahir maupun untuk

rohaninya.35

Pendidikan Froble adalah perkembangan yang diawasi, titik berat

pendidikannya adalah kreatifitas. Artinya agar pendidikan anak berhasil

dengan baik, dibutuhkan kriatifitas anak itu sendiri mengembangkan

dirinya. Tujuan akhir pendidikan Froble adalah mencapai integritas diri

dengan alam cosmos ini, sesuai dengan kehendak Tuhan penciptanya

manusia perlu dikembangkan agar mencapai kedudukan yang cocok di

jagad raya ini.36

Proses pembelajaran di Raudhatul Athfal pada dasarnya adalah

anak yang senang menyanyi, berarti guru memahami karakteristik siwa.

Karakteristik siswa akan sangat mempengaruhi dalam pemilihan strategi,

pengelolaan yang berkaitan dengan menata pengajaran. Sehingga

berpengaruh pada hasil belajar.37

Metode menyanyi adalah metode yang tepat di terapkan dalam

pembelajaran usia anak pra sekolah atau anak Raudhatul Athfal. Karena

dengan menyanyi anak akan merasa senang dan akan mudah menerima

dan cepat menghafal materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Karena tujuan dari menyanyi yang terdiri dari syair-syair lagu yang

diulang-ulang adalah memupuk perasaan irama dan perasaan estetis

memperkaya perbendaharaan kata yang melatih daya ingatan.38

Untuk menentukan strategi menyanyi bagi pembelajaran anak

Raudhatul Athfal adalah guru harus memilih lagu-lagu yang sesuai

35 Grace Ananta Irlanari, “ Sejarah Pendidikan Pra Sekolah”, dalam http.www.google.

com, diakses tanggal 12 februari 2011. 36 Made Pidarta , Landasan Kependidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,1997), hlm. 117 . 37 Hamzah Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,

2005), hlm. 158. 38 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum RA, hlm. 9

dengan usia perkembangan anak dan mudah dicerna oleh anak. Nyanyian

yang dipakai untuk mengenalkan nama-nama Allah melalui ciptaan dan

sifat-sifat-Nya dapat diajarkan dengan cara menyanyi dengan nyanyian

berdasarkan agama.39

Berikut ini adalah contoh syair yang dinyanyikan pada materi

Asma’ul Husna, guru dapat mengajak siswa untuk menyanyikan lagu

tentang nama-nama Allah yang Bagus versi sholawat band Wali yaitu :

MARI SHOLAWAT

Sholatullah salamullah, Ala thoha Rosulillah

Sholatullah salamullah, ala yasin Habibillah

Tawa salna bibismillah, wabilhadi Rosulillah

Wakulli mujahidilillah, biahlil badri ya Allah

Dari pada kita pacaran, lebih baik kita sholawatan

Dari pada kita berduaan, nanti bakal di hasut setan

Awas jangan dekat-dekatan, kita kan belum ada ikatan

Dari pada dekat-dekatan, mending kita sholawatan

Bukan aku tak suka padamu, bukan aku tak mau denganmu

Tapi aku mau lihat dulu setebal apa imanmu

Sudahlah engkau lupakan, anggap saja kita ta’arifan

Sudahlah ku jangan kau pikirkan

Mending kita sholawatan

NADHAM AL ASMA’UL HUSNA

ס ������������ �� �� �����

������������� ס��������ٷ�� ��� �����ئ ס����������� ��

���� ������ه� ס�������� ��

39 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum RA, hlm. 5.

��% ס����ا� �� �#�ح �� ������ %����ا,+ ��*(ز ס��'��& ���� ��'��ر����� ס���/. ��-*�+

�'�������2 ס&�1 ���/. ����� ��7آو�����5 ס�����4 ���,و� �9 ����2 ס���'����2,�ظ *�� � ��*�� ס�����ل �����م ��� ������ ��*��د ס���ا�+ ����2م ��2ق �����لס ��'��ث ����7� ����5 ����2� ס��A�ى�����ن B�'���5C2��� 5�2 ס��� ��)��� ��ا�C�� �2� ס ������ ���ا2� ���A������Aס�� �DE��� ��A��� �D. ��ا��4ه���'�&� ס ��ا�� ������#�ا ס ���ا�5 ���#(��5 �و ��� � #F��� و�����1 סB��� /اا��لوا��Gام ס ����� ا���� +* ���� &- �5HI*�� 5Fס ��*�� ��J�� +F�*�� و� סF �� +��F�� ث���'� 5 ��وا ס ��ه��ي �����+ �زMل /��L ס����C�� ��7و�

4. Pembelajaran Asma’ul Husna Melalui Metode Mernyanyi

Masa kanak- kanak lazim disebut masa keindahan (estetis)

dimana perasaan terutama memegang peranan penting disamping unsur-

unsur jasmani dan karsa, pikiran mulai bekerja, tetapi unsur pemikiran

dan keputusannya masih oleh perasaan dan kebutuhan-kebutuhan

jasmaninya, khayalannyapun memegang paranan penting pula.40 Jadi

pendidikan agama pada masa anak-anak perlu ditanamkan dengan cara

menyenangkan alasannya anak pada usia dini dalam rangka penanaman

nilai-nilai agama, karena pada masa itu anak-anak memiliki kepekaan

emosi yang tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka. Pada masa

itu anak mulai mempunyai minat, semua perilaku anak membentuk suatu

pola perilaku, mengasah potensi positif diri, sebagai individu mahluk

sosial dan hamba Allah. Agar minat anak tumbuh subur harus dilatih

dengan cara yang menyenangkan agar anak tidak merasa terpaksa dalam

melakukan kegiatan.

Kehidupan agama pada anak sebagian besar tumbuh mula-mula

secara verbal (ucapan). Mereka menghafal secara verbal kalimat-kalimat

keagamaan dan selain itu pula dari amalan yang mereka laksanakan

berdasarkan pengalaman yang menurut ketentuan yang diajarkan kepada

mereka. Anak-anak dalam rangka menghafalkan Asma’ul Husna pada

perkembangannya sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan

agamanya di usia dewasanya. Perilaku keagamaan yang dilakukan oleh

anak pada dasarnya diperoleh dari meniru gurunya, baik berupa

pembiasaan maupun pengajaran yang intensif. Dalam segala hal anak

merupakan peniru yang ulung, dan sifat yang peniru ini merupakan

modal yang positif dalam pendidikan keagamaan pada anak. meniru

dinamis dan berkreasi merupakan karakteristik anak. Pembentukan diri

anak terjadi melalui peniruan dari apa yang mereka saksikan

disekitarnya. Anak selalu terdorong untuk aktif melakukan berbagai

40 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma’arif,

1986), hlm. 96.

aktifitas dalam ekplorasi diri dan lingkungannya. Jadi jika guru dalam

proses pembelajaran di RA memakai metode menyanyi dalam

menghafalkan Asma’ul Husna maka anak akan meniru dan akhirnya pada

aktifitas meniru terjadi proses belajar bagi anak. Belajar adalah

diwajibkan bagi umat Islam sebagaimana firman Allah:

ª!!!! $$ $$#### uu uuρρρρ ΝΝΝΝ ää ää3333 yy yy____ tt tt���� ÷÷ ÷÷zzzz rr rr&&&& .. .. ÏÏ ÏÏ ii iiΒΒΒΒ ÈÈ ÈÈββββθθθθ ää ääÜÜÜÜ çç çç//// öö ööΝΝΝΝ ää ää3333 ÏÏ ÏÏFFFF≈≈≈≈ yy yyγγγγ ¨¨ ¨¨ΒΒΒΒ éé éé&&&& ŸŸ ŸŸωωωω šš ššχχχχθθθθ ßß ßßϑϑϑϑ nn nn==== ÷÷ ÷÷èèèè ss ss???? $$$$ \\ \\↔↔↔↔ øø øø‹‹‹‹ xx xx©©©© ŸŸ ŸŸ≅≅≅≅ yy yyèèèè yy yy____ uu uuρρρρ ãã ãã ΝΝΝΝ ää ää3333 ss ss9999 yy yyìììì ôô ôôϑϑϑϑ ¡¡ ¡¡¡¡¡¡9999 $$ $$#### tt tt����≈≈≈≈ || ||ÁÁÁÁ öö öö//// FF FF{{{{ $$ $$#### uu uuρρρρ nn nnοοοο yy yy‰‰‰‰ ÏÏ ÏÏ↔↔↔↔ øø øøùùùù FF FF{{{{ $$ $$#### uu uuρρρρ �� �� öö ööΝΝΝΝ ää ää3333 ªª ªª==== yy yyèèèè ss ss9999 šχχχχρρρρ ãã ãã���� ää ää3333 ôô ôô±±±± ss ss???? ∩∩∩∩∠∠∠∠∇∇∇∇∪∪∪∪

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. an_Nahl: 78) 41

Pengertian ayat diatas menurut Muhibbin Syah adalah bahwa

umat manusia dilahirkan dalam keadaan kosong tak berilmu

pengetahuan. Namun Tuhan memberikan potensi yang bersifat jasmaniah

dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Potensi-potensi

tersebut terdapat dalam organ-organ fisio psikis manusia yang berfungsi

sebagai alat penting untuk melakukan kegiatan-kegiatan. Adapun alat

tersebut yang terungkap dalam ayat tersebut adalah :

1) Indera penglihatan (mata) yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual.

2) Indera pendengar (telinga) yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal atau stimulus suara dan bunyi-bunyian.

3) Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang komplek untuk menyerap, mengolah, menyimpan dan mereproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan (kognitif). 42

41 Soenarjo, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Depag RI , Semarang, Toha Putra,1989),

hlm. 413. 42 Muhibbin Syah, Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),

hlm. 87.

Menghafal Asma’ul Husna dengan metode menyanyi pada

dasarnya adalah belajar dengan menggunakan ketiga alat fisio psikis

tersebut. Yang pada intinya guru mengenalkan nama-nama Allah kepada

peserta didik untuk mengajarkan keimanan secara murni dengan metode

yang paling mudah dicerna oleh anak. Sedangkan cara yang

ditauladankan Rasulullah SAW dalam berinteraksi dengan anak-anak

adalah:

a) Mengajarkan kata Allah kepada anak pada awal pembicaraannya, kemudian dilanjutkan dengan kalimah tauhid .

b) Menanamkan kecintaan kepada Allah dan kecintaan kepada Rasulullah SAW, pada awal kesadaran pengetahuan, dan kemampuan membedakan baik buruk.

c) Mengajarkan al-Qur’an kepada anak dimulai surat-surat pendek kemudian surat panjang dan seterusnya dengan membiasakan membaca dan mendengarkan bacaannya.

d) Membiasakan anak-anak sholat pada usia tujuh tahun. 43

Imam Ghozali berkata sebagaimana yang dikutip Syekh Khalid bin Abdurrahman al-Akk “Sebaiknya kebiasaan tersebut diatas diberikan kepada anak pada awal pertumbuhannya agar ia bisa menghafalkan dengan baik, seraya menjelaskan maknanya sedikit demi sedikit. Dimulai dengan hafalan, kemudian pemahaman, kemudian keyakinan dan pemantapan serta pembenaran selanjutnya secara intensif membaca al-Qur’an dan tafsirnya, membaca Hadits dan pengertiannya dan mengajarkan tugas-tugas ibadah hingga keyakinannya senantiasa bertambah kokoh dengan dalil-dalil al-Qur’an dan argumentasinya yang didengarnya.44

Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal guru dituntut

kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, upaya-upaya untuk

membangkitkan motivasi belajar tersebut menurut Wina Sanjaya antara

lain:

a. Memperjelas tujuan yang akan dicapai

Tujuan yang jelas akan dicapai akan menumbuhkan minat siswa

untuk belajar dan semakin jelas tujuan yang akan dicapai maka akan

semakin kuat motivasi belajar siswa. Begitu pula dalam pembelajaran

43 Syekh Khalid bin Abdurrahman Al Akk, Cara Islam Mendidik Anak, (Yogyakarta: Ar

Ruzz Media, 2006 ), hlm. 135-136. 44 Syekh Khalid bin Abdurrahman Al Akk, Cara Islam Mendidik Anak , hlm. 136-137.

hafalan Asma’ul Husna guru harus mempunyai tujuan, yaitu

menanamkan keimanan kepada Allah bagi anak didik.

b. Membangkitkan minat siswa

Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki

minat untuk belajar. Cara membangkitkan minat belajar adalah minat

siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi

pelajaran itu berguna untuk kehidupannya, dan materi pelajaran sesuai

dengan kemampuan siswa serta guru menggunakan model dan strategi

pembelajaran secara bervariasi.

c. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar

Siswa dapat belajar dengan baik manakala dalam suasana yang

menyenangkan, merasa aman, bebas sangat berperan dalam

menggairahkan siswa dalam pembelajaran hafalan Asma’ul Husna.

d. Memberikan pujian bagi siswa yang wajar terhadap keberhasilan siswa

Pujian dari guru merupakan penghargaan kepada murid yang

sudah berhasil menghafalkan Asma’ul Husna dengan menyanyi diberi

pujian oleh guru.

e. Memberikan penilaian

Banyak siswa yang belajar ingin memperoleh nilai yang bagus,

untuk itu penilaian harus dilakukan dengan segera. Sebagian siswa nilai

menjadi motivasi yang kuat untuk belajar.

f. Memberikan komentar terhadap hasil belajar siswa

Siswa butuh penghargaan, penghargaan bisa dilakukan dengan

memberikan komentar yang positif misalnya bagus, jempol, pintar dan

lain sebagainya. Karena komentar yang positif dapat meningkatkan

motivasi siswa.

Berpijak dari uraian yang penulis rumuskan diatas dapat diperoleh

pemahaman bahwa pada dasarnya peningkatan hasil pembelajaran

hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi adalah sangat efektif.

Karena dengan menyanyi anak pada dasarnya merasa senang, dengan

menyanyi anak akan cepat menghafal syair-syair yang berisi nama-nama

Allah yang bagus.

Dengan demikian kompetensi dan hasil belajar yang perlu dicapai

pada aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama adalah

kemampuan melakukan ibadah, mengenal, percaya akan ciptaan Tuhan

dan mencintai sesama manusia.45

B. Kerangka Berfikir

Metode menyanyi dalam skripsi ini adalah cara penulis rencanakan

dengan tujuan membelajarkan anak untuk meningkatkan hasil pembelajaran

hafalan Asma ul Husna.

Rendahnya hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna dipengaruhi

oleh banyak faktor, diantaranya adalah penerapan metode yang kurang tepat

dan monoton. Dengan metode menyanyi diharapkan memberikan warna baru

dalam proses pembelajaran hafalan Asma’ul Husna di kelompok B RA

Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus. Hal ini berdasarkan pemikiran

bahwa metode menyanyi akan menjadikan pemahaman siswa akan lebih baik

dan suasana yang menggembirakan akan mendorong partisipasi aktif murid,

serta memupuk perasaan keagamaan dan memperkaya perbendaharaan kata

serta melatih daya ingat sehingga hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna

meningkat.

C. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Penerapan metode menyanyi pada pembelajaran Asma’ul Husna adalah

metode yang paling efektif dan efisien bagi anak Raudhatul Athfal untuk

meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna pada kelas B

Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus.

45 Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, hlm. 72.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dimana

peneliti melakukan penelitian dilapangan. Penelitian ini juga merupakan

penelitian tindakan kelas karena peneliti melakukan sebuah tindakan untuk

membuktikan efektifitas sebuah metode yaitu metode menyanyi dalam

peningkatan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. Penelitian ini juga

bersifat kuantitatif karena data yang didapatkan berupa data kualitatif

kemudian dirubah menjadi data kuantitatif untuk mengukur efektifitas

penggunaan metode menyanyi pada kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda

Glagah Kolon Dawe Kudus.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kelompok B Raudhatul Athfal Miftahul Huda

Glagah Kulon Dawe Kudus Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2011 sampai

dengan 24 Mei 2011 di Raudlatul Athfal Miftahul Huda Gagah Kulon Dawe

Kudus.

C. Subyek Penelitian

Sebuah penelitian dilakukan untuk memperoleh data yang kemudian

dianalisa dan akhirnya disimpulkan. Dalam sebuah penilitian keberadaan

subyek penelitian merupakan syarat yang harus di penuhi. Dalam penelitian

subyek penelitiannya adalah peserta didik Raudhatul Athfal yang berjumlah

20 anak yang terdiri dari 12 peserta didik perempuan dan 8 peserta didik

laki-laki.

D. Teknik Pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data yang relevan dalam penelitian ini, maka

peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap

suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera.46 Metode ini

digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengamati pembelajaran

Asma’ul Husna di Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe

Kudus.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan

pula.47 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data ditujukan kepada

guru RA untuk siswa Raudhatul Athfal tentang pembelajaran Asma’ul

Husna dengan metode menyanyi di Raudhatul Athfal Miftahul Huda

Glagah Kulon Dawe Kudus.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode untuk mendapatkan data

yang berupa dokumen atau barang tertulis.48 Metode ini digunakan untuk

mendapatkan data yang bersifat dokumenter seperti buku induk, raport

dan surat keterangan lainnya.

d. Metode tes.

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.49 Metode

ini digunakan untuk menguji kemampuan penguasaan siswa terhadap

hafalan Asma’ul Husna.

46 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneletian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1992), hlm. 128. 47 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakart: Rineka Cipta , 2007), hlm. 165. 48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneletian suatu Pendekatan Praktik, hlm. 131. 49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneletian suatu Pendekatan Praktik, hlm. 123.

E. Rencana Tindakan

Rencana kegiatan yang dilakukan dalam action research ini adalah

sebagai berikut :

1. Membuat tes uji kemampuan dalam melafalkan dan menghafalkan 99

Asma’ul Husna.

2. Membuat lembar observasi tentang upaya untuk meningkatkan hasil

pembelajaran hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi.

3. Menyediakan sarana dan prasarana sebagai upaya untuk meningkatkan

hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi.

4. Mendesain evaluasi tentang tingkat keberhasilan upaya-upaya yang

dilakukan terhadap kemampuan anak dalam meningkatkan hasil

pembelajaran hafalan Asma’ul Husna dengan metode menyanyi.

F. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan upaya-

upaya yang harus ditempuh dalam meningkatkan hafalan Asma’ul Husna

dengan metode menyanyi. Pembelajarn dilakukan dalam 3 siklus, masing-

masing siklus melalui tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan

dan refleksi.50

Sesudah suatu siklus diimplementasikan, khususnya setelah ada

refleksi kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi

terhadap implementasi dari siklus sebelumnya. Selanjutnya berdasarkan pada

perencanaan ulang tersebut dilaksanakan terhadap bentuk siklus tersendiri

(Siklus II), dan sesudah siklus II diimplementasikan, setelah ada refleksi

kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap

implementasi dari siklus sebelumnya. Berdasarkan pada perencanaan ulang

tersebut dilaksanakan terhadap bentuk siklus tersendiri (siklus III), setelah

ada refleksi, berarti pada siklus III dapat diketahui bahwa upaya-upaya yang

dilakukan berhasil.

50 Wardani Igak, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas terbuka, 2006), hlm. 2.3.

G. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari lapangan kemudian dianalisa. Teknik

analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil tes

pada setiap tahapan. Jika hasil pembelajaran anak meningkat berarti metode

yang diterapkan yaitu metode menyanyi sangat efektif.

H. Kriteria Evaluasi dan Refleksi

Dalam setiap akhir pelaksanaan siklus diadakan evaluasi dan

refleksi. Hal ini dilakukan untuk dijadikan pedoman dalam siklus berikutnya,

jika belum berhasil maka peneliti dan kolaborator melaksanakan koreksi atas

tahapan sebelumnya, merencanakan tindakan pada siklus selanjutnya, dan

hal-hal yang perlu dilengkapi diperbaiki dan disempurnakan guna mencari

format ideal dalam pelaksanaan metode dimaksud.

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pembelajaran hafalan Asma’ul Husna bagi

anak dalam proses pembelajaran, aspek-aspek yang diamati adalah tentang

pelafalan Asma’ul Husna, menyebutkan Asma’ul Husna serta menghafalkan

Asma’ul Husna. Jadi hafalan anak dalam proses pembelajaran hafalan

Asma’ul Husna standar keberhasilannya adalah berdasarkan pelaksanaan

tindakan siklus I, siklus II dan siklus III. Beberapa tahapan siklus tersebut

terjadi perbaikan kondisi atau perbaikan penguasaan hafalan Asma’ul Husna

dengan metode menyanyi dari siklus sebelumnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Umum Raudhatul Athfal Miftahul Huda

a. Sejarah Berdiri RA Miftahul Huda

RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus adalah

lembaga pendidikan agama Islam swasta setingkat pendidikan

prasekolah. Didirikan oleh muslimat Nadhatul Ulama ranting

Glagah Kulon Dawe Kudus. Raudhatul Athfal Miftahul Huda

difasilitasi oleh yayasan pendidikan Islam Miftahul Huda di Desa

Glagah Kulon Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus atas permintaan

dan partisipasi masyarakat yang menginginkan adanya pendidikan

Raudhatul Athfal, maka pada tanggal 25 Juli 1983 didirikan

Raudhatul Athfal Miftahul Huda dan memperoleh SK dari

Kementrian Agama dengan nomor piagam WK/5.b.108.79/RA/

P9M/84 dan sekarang sudah terakreditasi B dan kepala sekolah

pertama adalah Hj. Juwariyah.51

b. Letak Geografis RA Miftahul Huda

RA Miftahul Huda Glagah kulon Dawe Kudus dilihat dari

letak geografis sangat strategis, karena keberadaannya berada

ditengah-tengah desa, yaitu sebelah timur ada rumah penduduk,

sebelah selatan rumah penduduk, sebelah barat rumah penduduk dan

sebelah utara jalan raya yang merupakan jalur alternatif dari arah

kabupaten kudus kearah kabupaten pati.

c. Visi Misi RA Miftahul Huda

1) Visi

Bertaqwa dan berakhlak mulia, sehat, mandiri, disiplin dan menguasai ilmu pengetahuan dan seni, cinta lingkungan dan tanah air.

51 Wawancara dengan Kepala RA Miftahul Huda, Glagah Kulon Dawe Kudus, 10 Mei 2011

2) Misi

a) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

b) Membudayakan perilaku positif dalam kehidupan sehari-

hari.

c) Mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan

sehari-hari.

d) Mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan

sehari-hari.

d. Keadaan Guru dan karyawan RA Miftahul Huda

Sebuah lembaga pendidikan, guru memiliki peranan

penting bagi kemajuan dan kualitas dilembaga pendidikan dalam

proses pembelajaran. Guru yang mengajar di Raudhatul Athfal

Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus adalah guru yang

memiliki kualifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan karena

pengalaman mengajar sudah dilakukan selama bertahun-tahun

menangani pendidikan prasekolah, ditambah pendidikan yang

sesuai dengan bidangnya. Adapun daftar guru Raudhatul Athfal

Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus secara lengkap dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1 Daftar Guru dan karyawan RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe

Kudus Tahun Ajaran 2010/2011

No. Nama Guru Jabatan Mengajar

1 Hj. Djuwariyah Kepala Kelas A

2 Hj. Kusmiatun

A.Ma Guru Kelas A

3 Muslihah A.Ma Guru Kelas B

4 Istiqomah S.Pd. Guru Kelas B

e. Keadaan Anak didik RAMiftahul Huda

Dalam kegiatan belajar mengajar selain guru tentunya juga

siswa merupakan syarat mutlak dalam lembaga pendidikan, guru

yang berkualitas tidak akan berfungsi jika tidak ada siswa. Jumlah

siswa yang banyak memiliki arti bahwa lembaga tersebut memiliki

kepercayaan masyarakat sekitar. Dan semakin sedikit jumlah murid

atau menurunnya minat masyarakat memasukkan putra-putrinya

dilembaga tersebut berarti kurang mendapatkan kepercayaan.

Adapun keadaan siswa Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah

Kulon Dawe Kudus dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Keadaan Anak Didik Raudhatul Athfal Miftahul Huda

No. Kelas Jumlah Wali kelas

1 A 20 Hj. Kusmiatun A. Ma

2 B 20 Istiqomah S. Pd.

Jumlah 40

f. Keadaan Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor dominan

dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran dalam

mencapai tujuan yang diharapkan sekolah. Fasilitas sarana belajar,

khususnya ruang kelas yang cukup memadai, disamping itu juga

telah dilengkapi kebutuhan-kebutuhan yang ada kaitanya dengan

pembelajaran ini. Adapun sarana dan prasarana yang ada di RA

Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus sebagai berikut.

Tabel 3 Keadaan sarana prasarana RA Miftahul Huda Glagah

Kulon Dawe Kudus

No. Jenis Ruangan Jumlah Kondisi

1 Ruang Kelas 2 ruang Baik

2 Kantor 1 ruang Baik

3 Ruang Main 1 ruang Baik

4 Koperasi 1 ruang Baik

5 Perpustakaan 1 ruang Baik

6 Kamar Mandi 1 ruang Baik

2. Data Khusus

Data tentang hasil pembelajaran hafalan Asmaul Husna pada

kelas B Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus.

Penelitian lapangan yang penulis lakukan terhadap responden yaitu kelas

B. Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah kulon Dawe kudus tentang

hasil pembelajaran hafalan As maul Husna.

Untuk mengetahui tingkat penguasaan hafalan siswa kelas B

Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus terhadap

hafalan Asmaul Husna dilakukan dengan memberikan tes uji

kemampuan berupa 5 soal tentang materi Asma’ul Husna. Dari jawaban

yang mereka berikan dapat dinilai sebagai indikator tingkat penguasaan

mereka terhadap hafalan Asma’ul Husna. Indikasi-indikasi tersebut

adalah sangat menguasai (SM), menguasai (M), Indikator soal uji

kemampuan terdiri dari pelafalan dan hafalan.

Lima soal berupa implikasinya untuk mengukur kemampuan

penguasaan pelafalan dan hafalan. Kisi-kisi soal tes uji Kemampuan

dapat dilihat pada halaman lampiran-lampiran.

Adapun deskripsi jawaban tes uji tingkat penguasaan kelas

Raudlatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus terhadap

hafalan Asma’ul Husna pra siklus yang dilaksanakan pada tanggal 10

Mei 2011 dengan perolehan nilai sebagaimana dapat dilihat pada

lampiran-lampiran.

Sedangkan prosentasi terhadap tes penguasaan terhadap hafalan

Asma’ul Husna dapat di lihat pada table berikut ini.

Tabel 4 Pra Siklus tingkat penguasaan terhadap

hafalan Asma’ul Husna Kelas B RA Miftahul Huda

No. Kategori Tingkat Kemampuan Pelafalan Hafalan

F % F % 1 2 3 4 5

Sangat menguasai (SM) Mengusai (M) Kurang Menguasai (KM) Tidak Menguasai (TM) Sangat Tidak Menguasai (STM)

2 3 2 10 3

10 15 10 50 15

0 2 5 10 3

0 10 25 50 15

Jumlah 20 100% 20 100%

Rekapitulasi jawaban masing-masing anak atas tes tentang

tingkat penguasaan mereka terhadap hafalan Asma’ul Husna dapat

dilihat pada halaman lampiran-lampiran. Dan berdasarkan hasil uji

tingkat penguasaan hafalan Asma’ul Husna, ternyata siswa yang

dianggap menguasai bidang hafalan Asma’ul Husna hanya 2 anak saja.

Maka selanjutnya keseluruhan responden tersebut akan dijadikan sebagai

objek tindakan kelas pada penelitian ini.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas ini terbagi menjadi 3 siklus yaitu

siklus I, Siklus II, Siklus III.

a. Refleksi Sebelum Tindakan

Dengan hasil uji kemampuan dari tes penguasaan tersebut

diatas dan hasil pengamatan pada tahun ajaran sebelumnya yaitu

tahun ajaran 2009/2010, di Raudlatul Athfal Miftahul Huda Glagah

Kulon Dawe Kudus diperoleh keterangan sebagai berikut :

1) 4 anak merasa ingin mengantuk, menyandarkan kepalanya

dimeja saat pemberian materi hafalan Asma’ul Husna, mereka

merespon sejenak saat ditegur guru, setelah itu kembali ke

posisi semula.

2) 6 anak cenderung berbicara sendiri atau sesama teman di

sebelahnya, tidak konsentrasi dan tidak fokus kepada materi

yang diberikan.

3) 5 anak bahkan asyik bermain sendiri karena mereka merasa

bosan mendengarkan materi yang disampaikan guru.

4) 3 anak agak mau mendengarkan materi yang diberikan.

5) 2 anak mau menirukan saat diberikan materi.

Perlu diketahui bahwa kondisi 20 anak memberikan respon

yang berbeda -beda dan keterangan diatas adalah yang terjadi setiap

harinya.

Berdasarkan data-data hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar dari siswa Kelas B Raudhatul

Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus mengalami

kesulitan dalam hafalan dan melafalkan Asma’ul Husna.

Kesulitan dalam melafalkan dan menghafalkan tersebut

dikarenakan beberapa hal antara lain :

1) Rendahnya minat anak untuk menguasai tema menghafalkan

Asma’ul Husna.

2) Kesulitan mereka dalam melafalkan Asma’ul Husna.

3) Proses belajar mengajar yang monoton dan membosankan.

4) Tidak adanya prioritas waktu yang dialokasikan untuk anak

dalam melafalkan dan menghafalkan Asma’ul Husna.

5) Rendahnya kontrol dan motivasi orang tua terhadap putra-

putrinya dalam belajar Asma’ul Husna.

6) Rendahnya partisipasi masyarakat untuk menciptkan suasana

yang kondusif agar anak senang dan sering untuk melafalkan

dan menghafalkan Asma’ul Husna.

Oleh karena itu, perlu adanya peran aktif guru sebagi aktor

sekaligus sutradara dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan

pemahaman serta penambahan daya ingat dalam menghafalkan

Asma’ul Husna, juga memberikan layanan konsultasi dan bimbingan

diluar jam sekolah, bimbingan belajar dan menghafalkan serta

membangun hubungan yang baik dengan orang tua dan lingkungan

untuk mendukung para siswa dalam upaya meningkatkan hasil

pembelajaran hafalan Asma’ul Husna.

Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan

guru Raudhatul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus

diperoleh keterangan sebagai berikut:

1) Upaya untuk meningkatkan hafalan adalah membangun

meningkatkan kerja sama guru dengan orang tua murid untuk

memfasilitasi dalam hal waktu, sarana prasarana kepada putra-

putri mereka dalam menghafalkan Asma’ul Husna diluar jam

sekolah.

2) Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat penguasaan

anak dalam bidang hafalan Asma’ul Husna adalah dikarenakan

proses belajar mengajar yang monoton sehingga suasana kurang

menyenangkan. Hal ini dikarenakan penerapan metode belajar

mengajar yang monoton dan kurang variatif.

3) Materi yang sepenuhnya belum dikuasai akan menjadikan

rendahnya minat dan motivasi belajar Asma’ul Husna.

4) Meningkatkan terciptanya situasi belajar mengajar yang

menyenangkan disekolah dengan menggunakan metode-metode

pelengkap dan menunjang dalam proses pembelajaran hafalan

Asma’ul Husna, sehingga pembelajaran lebih bervariasi , lebih

menyenangkan dan dapat menghilangkan kebosanan.

Hal tersebut disampaikan oleh guru Raudhatul Athfal

Mifthul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus . Secara psikologis,

sebagai guru mereka merasa belum menyelesaikan tugas guru

sebagai motivator dalam membimbing murid-murid untuk

meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna. Sehingga

mereka beranggapan bahwa mereka masih mempunyai tugas yang

belum diselesaikan .

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

untuk meningkatkan daya ingat dalam hafalan dapat dilakukan

dengan meningkatkan penguasaan pada bidang hafalan Asma’ul

Husna, sedangkan peningkatan motivasi dan semangat hafalan yang

melibatkan semua pihak terkait dalam mengawasi, memotivasi dan

membimbing para anak dalam menambah daya ingat pada bidang

hafalan Asma’ul Husna.

Demi mencapai hasil yang maksimal maka selanjutnya

peneliti melakukan diskusi dengan kolaborator yaitu ibu Muslikhah

A.Ma. Diskusi tersebut menghasilkan Rencana tindakan kelas

dengan menambah kapasitas hafalan siswa dengan metode

menyanyi.

Adapun langkah-langkah pemberian bimbingan dengan

metode menyanyi adalah sebagai berikut :

1) Mengidentifikasikan Siswa

Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik tingkat

laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran hafalan

Asma’ul Husna.

2) Identifikasi Masalah

Langkah ini ditempuh untuk memetakan jenis masalah yang

dihadapi oleh para siswa.

3) Diagnosa Masalah

Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab kurangnya

tingkat hafalan siswa.

4) Pragnosa

Hal ini dilakukan untuk mencari alternatif jalan pemecahan

masalah (problem solving) yang mungkin ditempuh.

5) Pemberian Batuan Menambah Hafalan dengan Cara :

a) Merancang metode menyanyi untuk materi Asm’ul Husna.

b) Membuat rencana kegiatan harian (RKH) dengan membuat

dengan menerapkan metode menyanyi.

c) Menyiapkan lembar refleksi hasil pembelajaran.

6) Evaluasi Kegiatan

Evaluasi ini dilakukan dengan membuat lembar observasi untuk

mengetahui kondisi mereka selama masa bimbingan. Rencana

tersebut dilakukan dengan beberapa siklus sampai berhasil

meningkatkan tingkat hafalan pada anak.

b. Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan siklus 1 dilakukan pada hari kamis tangggal 12

Mei 2011 dapat berjalan dengan lancar tanpa halangan yang berarti.

Sesuai dengan rancangan rencana tindakan bimbingan menghafal atau

mengingat, maka tindakan yang pertama kali dilakukan adalah dengan

mengidentifikasikan gaya belajar, frekwensi dan intensitasnya dan

mengetahui sebab-sebab kurangnya hafalan anak. Hal ini dilakukan

untuk mencari solusi yang tepat dalam rangka keluar dari

permasalahan pada pembelajaran Asma’ul Husna.

Dari identifikas terhadap para siswa yang peneliti dilakukan

pada jam istirahat dan sebelum bel masuk kelas dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

1) Semua siswa mengatakan bahwa mereka tidak pernah menghafal

Asma’ul Husna dengan menyanyi di luar kelas.

2) Semua siswa mengatakan bahwa mereka menghafal Asma’ul

Husna agak kesulitan dan pada pembelajaran selanjutnya mereka

malas mendengarkan materi tersebut.

3) Siswa ketika dirumah, sebagian besar memilih bermain, menonton

televisi dan belajar bidang pengembangan lain yang mereka

senangi.

Dari jawaban-jawaban yang telah diperoleh tersebut ternyata

pernyataan-pernyataan mereka hampir sama dan saling mendukung.

Hal ini menunjukan bahwa jawaban yang diberikan oleh responden

adalah objektif dan apa adanya. Indikator objektifitas jawaban mereka

juga dapat dilihat dari kesamaan jawaban yaitu ketika dirumah

memang tak pernah di ingat. Setelah diagnosa permasalahan

didapatkan, langkah selanjutnya adalah melakukan prognosa yaitu

mencari jalan alternatif atau solusi untuk memecahkan masalah bagi

anak dalam pelafalan dan hafalan.

Pada tahap ini didasarkan pada kesulitan dalam hafalan.

Alternatif yang ditempuh dalam siklus I ini adalah memberikan cara

pelafalan yang benar dalam mengucapkan Asma’ul Husna selama ini

kurang fasih. Kemudian guru memberikan bimbingan kepada mereka

untuk mengingat pelafalan yang benar, setelah itu guru harus

mendampingi anak serta mengontrol pelaksanaan tahapan tersebut

sehingga berhasil secara optimal. Perincian tindakan ini selengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5 Upaya Peningkatan Pelafalan Asma’ul Husna

No. Tujuan Upaya / Tindakan

1. Menghilangkan Aspek Kesulitan pada Anak dalam pelafalan Asma’ul Husna

a. Memberikan contoh cara pelafalan Asma’ul Husna dengan benar.

b. Menggunakan mulut sebagai media pembelajaran, atau meminta salah satu anak yang sudah mampu melafalkan Asma’ul Husna dengan benar sehingga menarik minat anak-anak yang lain agar lebih termotivasi untuk memperhatikan dan mengikuti cara pelafalan yang benar.

c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan bimbingan pada siklus I serta menyusun rencana bimbingan Siklus II.

Sedangkan upaya atau tindakan untuk meningkatkan hafalan

Asma’ul Husna adalah tercantum pada tabel dibawah ini.

Tabel 6 Upaya Peningkatan Hafalan Asma’ul Husna Siklus I

No. Tujuan Upaya /Tindakan

Upaya menghilangkan Aspek Kesulitan pada Anak dalam pelafalan Asma’ul Husna

a. Memberikan contoh cara pelafalan Asma’ul Husna dengan benar.

b. Menggunakan mulut sebagai alat peraga, atau meminta salah satu anak yang sudah mampu melafalkan Asma’ul Husna dengan benar sehingga menarik minat anak-anak yang lain agar lebih termotivasi untuk memperhatikan dan mengikuti cara pelafalan yang benar.

c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan bimbingan tersebut serta menyusun rencana tindakan dalam bimbingan Siklus I.

Waktu pelaksanaan bimbingan hafalan dilakukan di saat bermain

pada waktu istirahat dan saat waktu dijemput orang tuanya untuk

pulang. Selama masa bimbingan dilakukan, tingkah laku dan

peningkatan dalam hal hafalan diamati dengan cermat.

Pengamatan hasil observasi pada tindakan siklus I dilakukan

bertahap dengan kegiatan bimbingan hafalan menggunakan lembar

observasi yang telah tersedia. Fokus pengamatan meliputi dua hal

penting yaitu kemampuan melafalkan dan peningkatan hafalan anak.

Dari hasil pengamatan setelah dilakukan tindakan siklus I

diperoleh nilai dari penguasaan melafalkan dan hafalan masing-

masing anak pada materi pembelajaran Asma’ul Husna sebagaimana

tertera pada lampiran-lampiran. Dan prosentase tingkat penguasaan

pelafalan dan hafalan anak di peroleh data sebagaimana dalam tabel

VII

Tabel 7 Data peningkatan kemampuan pelafalan Asma’ul Husna

dalam bimbingan siklus I

No.

Tingkat Kemampuan

Pelafalan HafalanPelafalan

F % F % 1. Sangat menguasai (SM) 6 30% 0 0 2. Menguasai (M) 11 55% 5 25 3. Kurang Menguasai (KM) 1 5% 11 55 4. Tidak Menguasai (TM) 2 10% 2 10 5. Sangat Tidak Menguasai (STM) 0 0% 2 10

Jumlah 20 100% 20 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tindakan Siklus I

sudah menunjukan hasil yang memuaskan sebagaimana yang

diharapkan dan sudah ada peningkatan dalam pelafalan. Sebelas anak

atau 55% telah mampu melafalkan dari materi yang yang harus

dikuasai dalam tindakan Siklus I dapat diuraikan sebagai berikut :

1) 55% responden menguasai pelafalan dengan baik setelah mengikuti

bimbingan.

2) 30% responden secara bertahap sudah dapat memusatkan

perhatian dan melafalkan dengan baik setelah mengikuti

bimbingan.

3) 5% responden kurang menguasai pelafalan walaupun sudah

mengikuti bimbingan. Namun bisa dilanjutkan bimbingan

pelafalan sambil mengikuti bimbingan di Siklus II nanti.

4) 10% responden sangat tidak menguasai pelafalan inipun bisa

dilanjutkan ke bimbingan pelafalan sambil mengikuti bimbingan

di Siklus II.

c. Pelaksanaan Sklus II

Berdasarkan hasil yang dilakukan pada siklus pertama, maka

pada siklus kedua ini peneliti merumuskan beberapa analisis sebagai

berikut :

1) Penguasaan menghafal secara komprehensif belum mampu

dikuasai oleh semua anak.

2) Penguasaan untuk mengingat yang telah di kuasai oleh 5 anak,

sedangkan yang lainnya mulai termotivasi untuk mengejar

ketinggalan dari teman-teman sekelasnya.

3) Perubahan metode dan kondisi belajar mengajar dikelas

menjadikan suasana dalam kegiatan belajar- mengajar pada bidang

hafalan Asma’ul Husna semakin kondusif dan menyenangkan.

4) Setelah tindakan siklus pertama terjadi peningkatan prosentase

anak yang mampu menghafal ada 5 anak atau 25 % dari 0 %

sebelum tindakan siklus I.

Dengan menganalisis data-data yang ditemukan pasca

tindakan siklus pertama peneliti mengadakan diskusi dengan

kalaborator untuk yang kedua kalinya dalam menentukan langah-

langkah dalam langkah-langkah yang berikutnya .dari hasil diskusi

dengan kalaborator, peneliti mengambil langkah-langkah dalam

tindakan siklus kedua sebagai berikut :

1) Mangambil satuan tindakan tambahan bimbingan menghafal atau

mengingat bidang hafalan Asma’ul Husna dalam hal ini yang

digunakan adalah 1- 44 Asma’ul Husna disebutkan dengan

menyanyi.

2) Mempersiapkan materi dalam rangka perbaikan pelafalan dan

penambahan daya hafalan pada anak yang telah mengalami

kemajuan pasca tindakan siklus pertama.

3) Mempersiapkan lembar observasi kegiatan selama pelaksanaan

tindakan siklus kedua berlangsung.

4) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan bimbingan pada siklus

kedua ini.

5) Melakukan wawancara pasca tindakan siklus kedua.

Langkah awal pada siklus kedua ini adalah mengidentifikasi

permasalahan yang menjadi penyebab kurang maksimalnya

pelaksanaan tindakan pada siklus pertama sekaligus menemukan

upaya-upaya pemecahannya. Adapaun rumusan tindakannya adalah

tetap memaksimalkan tindakan pada siklus pertama dengan

penambahan metode untuk memudahkan pemahaman pada anak yang

sudah berhasil menghafal pada siklus pertama, memberikan motivasi

bagi anak-anak lainnya agar segera mampu menghafal Asma’ul Husna.

Pelaksanaan siklus II ini berlangsung pada hari sabtu tanggal

14 Mei 2011. pelaksanaan siklus II ini juga melibatkan partisipasi aktif

dari fihak-fihak terkait seperti guru kelas, guru yang lain , orang tua

murid dan masyarakat sekitar. Peran guru dalam memfasilitasi mereka

yang menjadi sampel dalam penelitian ini sangat dominan dengan cara

recalling atau mengingat kembali materi yang lalu dan secara intensif

menghidupkan kegiatan atau pelafalan secara bersama-sama sebelum

materi berikutnya, dimulai untuk meningkatkan pemahaman dalam

pelafalan dan hafalan anak yang lain serta memperdekat kesenjangan,

kemampuan antara anak yang menjadi sempel dengan teman-teman

yang lain.

Adapun tindakan pada siklus kedua ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8 Penambahan tindakan pada siklus II

No. Tujuan Upaya / Tindakan

1. Menghilangkan aspek kesulitan dalam pelafalan sifat- sifat Allah

a. Memberikan contoh kembali cara pelafalan sifat-sifat Allah dengan benar.

b. Menggunakan alat peraga berupa gerakan mulut dan meminta salah satu siawa menirukan didepan kelas yang tetap dipandu guru , untuk menarik minat anak dalam mengikuti pelafalan Asma’ul Husna dengan baik.

c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

terhadap keberhasilan pada siklus II serta menyusun rencana bimbingan siklus III

Tabel 9 Upaya peningkatan hafalan menyebutkan Asma’ul

Husna

No. Tujuan Upaya / Tujuan

1 Menghilangkan aspek kesulitan dalam menghafalkan Asma’ul Husna

a. Menjelaskan kembali pelafalan Asma’ul

Husna dengan benar.

b. Menyebutkan 44 kata Asma’ul Husna

dengan benar.

c. Memberikan cara menghafal dan

Mengefektifkan metode recall menyanyi

untuk memancing respon yang diharapkan

mampu meningkatkan hafalan.

i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

terhadap keberhasilan bimbingan tersebut

serta menyusun rencana tindakan dalam

siklus III

Sebagaimana pada siklus pertama, pengamatan pada siklus

kedua juga dilakukan pada setiap tahap kegiatan anak dengan

menggunakan lembar observasi dan jurnal yang telah tersedia.

Sedangkan obyek pengamatan tetap difokuskan pada dua hal yaitu

pelafalan dan kemampuan menghafal. Nilai dari masing-masing abak

pada tindakan siklus II ini sebagaimana dapat di lihat pada lampiran-

lampiran.

Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan informasi sebagaimana terlampir pada tabel berikut ini.

Tabel 10 Hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II

No. Kategori Tingkat Kemampuan Pelafalan Hafalan

1. 2. 3. 4. 5.

Sangat Menguasai (SM) Menguasai ( M ) Kurang Menguasai ( KM ) Tidak Menguasai( TM ) Sangat Tidak Menguasai (STM)

Benar % 44 kata % 10 8 2 - -

50 40 10 - -

2 12 3 2 1

10 60 15 10 5

Jumlah 20 100 20 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa anak

yang mengalami peningkatan penguasaan pelafalan sudah meningkat.

Namun masih ada 2 anak yang belum menguasai menghafal 1- 44 kata

dari Asma’ul Husna . 3 anak yang sebelum siklus pertama dimulai

dengan menunjukkan sikap acuh tak acuh dan merasa malas terhadap

pelafalan Asma’ul Husna, tetapi pada tindakan siklus II ini sudah

mampu mengimbangi kemampuan pelafalan yang dilakukan teman-

temannya

Hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan selama berlangsungnya siklus tindakan kedua ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) Semua siswa yang bermasalah dengan hafalan Asma’ul Husna

telah berhasil melafalkan Asma’ul Husna sesuai dengan contoh

pelafalan yang mereka terima.

2) Pemberian bimbingan pelafalan dan pemahaman Asma’ul Husna

dengan menyanyi memberikan kemudahan bagi para siswa dalam

menghafal dan memahami Asma’ul Husna.

3) Penguasaan pelafalan dan menyebutkan dengan menyanyi

menjadikan anak lebih mudah dalam menghafal Asma’ul Husna.

4) Pengelolaan kelas dan membentuk kondisi belajar mengajar yang

kondusif dan menyenangkan mampu meningkatkan minat anak

dalam kegiatan belajar mengajar.

5) Perhatian, kontrol dan motivasi guru, orang tua dan masyarakat

baik pada jam sekolah maupun diluar jam sekolah mampu

meningkatkan prestasi menghafal atau mengingat terhadap

temaAsma’ul Husna.

6) Dampak dari hal tersebut diats menjadikan anak merasa lebih

nyaman dalam mengikuti pembelajaran Asma’ul Husna.

Dibawah ini adalah hasil wawancara dengan beberapa anak yang

masih mengalami kesulitan setelah tindakan siklus kedua :

1) Semua siswa menyatakan bahwa mereka telah mampu melafalkan

Asma;ul Husna setelah memperoleh bimbingan dari guru yaitu cara

pelafalan yang benar dan menyebutkan Asma’ul Husna dengan

menyanyi menjadikan anak mulai bisa mengingat atau menghafal

Asma;ul Husna secara praktis dan cepat.

2) Rata-rata dari siswa menyatakan bahwa interaksi yang terjadi

antara siswa dengan para guru dan orang tua menjadikan mereka

cepat bisa melafalkan dan menghafalkan Asma’ul Husna, dan

menjadikan 3 anak yang semula malas terhadap hafalan Asma’ul

Husna, sekarang bisa termotivasi untuk mengejar ketinggalan dari

teman-temannya.

Berdasarkan hasil pengamatan dan data wawancara terhadap

anak yang menjadi sempel dalam penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa upaya peningkatan hasil pembelajaran hafalan asma’ul Husna

melalui metode menyanyi belum sepenuhnya berhasil, meskipun

mereka semua telah mengalami perubahan dalam meningkatnya hasil

pembelajaran.

Tujuan akhir dari upaya penguasaan mereka terhadap hafalan

Asma’ul Husna indikator target tersebut bisa dilihat dari penguasaan

pemahaman pelafalan dengan benar dan hafalan 99 Asma’ul Husna.

Sementara indikator yang diperlihatkan oleh mereka semua baru

menyebutkan dan mengingat 44 kata dari Asma’ul Husna.

d. Pelaksanaan Siklus III Berdasarkan pada tindakan pelaksanaan siklus II, maka tujuan

utama dari tindakan siklus III ini dirumuskan sebagai berikut :

1) Mengoptimalkan penerapan metode pada siklus III dengan harapan

mampu memacu kemampuan pelafalan dan menghafal bagi siswa.

2) Mengulang-ulang dalam menyebutkan 1 – 44 Asma’ul Husna

dengan menyanyi untuk menguatkan, memancing ingatan dan

menambah 55 sifat Allah sehingga menjadi genap 99 Asma’ul

Husna.

3) Mengintensifkan bimbingan belajar menghafal atau mengingat.

Pada pelaksanaan siklus III peneliti melakukan perencanaan

tindakan yang akan dilakukan setelah berdiskusi dengan kolaborator

maka rencana tindakan yang diambil adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan materi yang sitematis dan praktis untuk

mempermudah peningkatan hafalan.

2) Menyiapkan lembar observasi.

3) Melakukakn wawancara.

4) Melakukan evaluasi terhadap tindakan siklus.III.

Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2011.

pada siklus III ini bimbingan peningkatan hafalan lebih diintensifkan.

Karena jika pada siklus pertama dan kedua bimbingan dilaksanakan

disekolah bimbingan juga diberikan saat anak menunggu dijemput

orang tuanya untuk pulang dan pada saat istirahat sambil bermain.

Agar mampu menanamkan hafalan yang kuat tentang

pelafalan Asma’ul Husna maka peneliti mengulang-ulang materi yang

pernah diberikan. Adapun draf petunjuk tindakan siklus ketiga ini dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 11 Pengulangan dan penambahan materi bimbingan pada siklus III

No. Kategori Tingkat Kemampuan Pelafalan Hafalan

1. 2. 3. 4. 5.

Sangat Menguasai (SM) Menguasai ( M ) Kurang Menguasai ( KM ) Tidak Menguasai( TM ) Sangat Tidak Menguasai ( STM )

Benar % 44 kata % 10 8 2 - -

50 40 10 - -

2 12 3 2 1

10 60 15 10 5

Jumlah 20 100 20 100

Sebagaimana pada siklus I dan II , pengamatan pada siklus III

juga dilakukan pada setiap tahap kegiatan siswa dengan menggunakan

lembar observasi dan jurnal yang telah disediakan, sedangkan obyek

pengamatan difokuskan pada penyebutan dan peningkatan hafalan

Asma’ul Husna. Pada tindakan siklus ini nilai tes masing-masing anak

dapat di lihat pada lampiran-lampiran. Hasil pengamatan pada siklus III

menunjukkan informasi sebagaimana tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 12 Hasil observasi pelaksanaan tindakan Siklus III

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dan dengan

berdasarkan pada lembar observasi serta jurnal kegiatan pada siklus III

yang menekankan pelafalan dan hafalan Asma’ul Husna dengan

metode menyanyi diperoleh data dan informasi sebagai berikut:

1) Dengan pengulangan materi yang harus diingat membuat siswa

semakin menguasai materi melalui hafalan atau ingatannya.

NO Kategori Tingkat Kemampuan Pelafalan Hafalan

1. 2. 3. 4. 5.

Sangat Menguasai (SM) Menguasai ( M ) Kurang Menguasai ( KM ) Tidak Menguasai( TM ) Sangat Tidak Menguasai ( STM )

Benar % 99 kata % 15 5 - - -

75 25 - - -

5 14 1 - -

25 70 5 - -

Jumlah 20 100 20 100

2) Dengan tindakan pada siklus III, 5 anak sangat menguasai untuk

melafalkan dan menghafalkan 99 Asma’ul Husna, 14 anak

menguasai untuk mengingat 99 Asma’ul Husna dan hanya 1 anak

yang kurang menguasai pelafalannya.

3) Siswa yang semula paling tertinggal sudah mampu menyesuaikan

diri dengan teman-temannya dalam pelafalan dan menghafal atau

mengingat bacaan Asma’ul Husna.

4) Siswa secara keseluruhan sudah menampakkan peningkatan yang

maksimal dalam melafalkan dan menghafalkan Asma’ul Husna.

5) Metode menyanyi dapat mempermudah anak-anak dalam

menghafal Asma’ul Husna.

Hasil wawancara pasca siklus III diperoleh data sebagai berikut : 1) Dengan melafalkan, dengan contoh yang benar, menghafal atau

mengingat dengan menyanyi, serta bimbingan praktis yang

diberikan pada siklus-siklus tindakan membantu siswa yang

semula malas untuk menyebutkan dan menghafal atau mengingat

Asma’ul Husna menjadi mudah untuk menghafalkannya.

2) Kemudahan yang siswa rasakan dalam menghafal dan

menyebutkan Asma’ul Husna menjadi mudah untuk

menghafalkannya.

3) Usaha keras semua siswa serta dukungan dari berbagai fihak

meningkatkan keberhasilan mereka dalam memahami, melafalkan

serta menghafalkan Asma’ul Husna .

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa

upaya peningkatan hasil pembelajaran hafalan asma’ul Husna melalui

metode menyanyi telah berhasil.

Secara bertahap siswa sudah mulai bisa mengikuti pelafalan

dan hafalan Asma’ul Husna dengan nyaman tanpa merasa malas,

mengantuk, bermain sendiri, berbicara sendiri seperti yang mereka

lakukan sebelum penelitian diadakan.

4. Analisis

a. Siklus I

Tidakan pada siklus I dapat dianalisis bahwa dari hasil

evaluasi pada pelaksanaan siklus I menunjukkan adanya beberapa

kelemahan yang menyebabkan kurang berhasilnya bimbingan pada

siklus I. data yang ada menunjukkan bahwa sebanyak 15% sangat

tidak menguasai pelafalan dan 15 % sangat tidak menguasai

hafalan.

Setelah memperoleh hasil yang demikian maka selanjutnya

peneliti mengadakan tindakan tambahan untuk perbaikan

bimbingan belajar dan menghafal dengan mengulang kembali

pelafalan Asma’ul Husna yang selama ini bisa dilafalkan dengan

baik. Disamping itu peningkatan motivasi dan pemberian petunjuk

yang jelas sistemik dan lebih mudah melafalkan materi yang

seharusnya dikuasai. Jadi dapat dikatakan bahwa pemberian

bimbingan pelafalan dan hafalan dapat meningkatkan kemampuan

anak dalam menguasai hafalan Asma’ul Husna.

b. Siklus II

Tindakan pada pelaksanaan siklus II dapat dianalisis

bahwa dari hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus II masih

ditemukan beberapa hal yang harus diperbaiki untuk bimbingan

pelafalan dan hafalan selanjutnya hal ini terlihat dari hasil evaluasi

pelaksanaan siklus II yang belum dapat meningkatkan penguasaan

pelafalan dan hafalan bagi sermua siswa.

Dengan demikian sebagian siswa telah merasakan manfaat

dari bimbingan pelafalan dan hafalan ini. Beberapa anak sudah

menemukan metode yang tepat untuk melafalkan dan

menghafalkan bagi mereka dan sudah merasa tidak ada problem.

Jadi semua siswa yang bermasalah dalam menguasai hafalan

Asma’ul Husna pasca tindakan siklus II ini tinggal dua anak saja

yang tetap terus diberi bimbingan.

c. Siklus III

Tindakan pada pelaksanaan siklus III yaitu setelah

melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan siklus II dan perbaikan

siklus III dapat dikatakan bahwa siklus III ini akan berhasil

mengatasi permasalahan para siswa dalam hafalkan Asma’ul

Husna. Hal ini menunjukkan bahwa dari 20 anak yang mengikuti

tindakan siklus I , II dan III semuanya telah terbebas dari

permasalahan yang mereka hadapi berupa rasa malas, mengantuk,

bermain sendiri, berbicara saat proses pembelajaran hafalan

Asma’ul Husna. Jadi semua siswa pada siklus III ini semua siswa

telah mengalami peningkatan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul

Husna.

B. Pembahasan

Secara keseluruhan siklus tindakan yang dilaksanakan dari sebelum

tindakan siklus I, pelaksanaan siklus I, pelaksanaan siklus II dan

pelaksanaan siklus III dapat jelaskan sebagai berikut :

Sebelum tindakan siklus I dapat peneliti jelaskan bedasarkan tes uji

penguasaan hafalan Asma’ul Husna pada Kelas B Raudhatul Athfal

Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus dapat diketahui bahwa rat-rata

penguasaan siswa terhadap hafalan Asma’ul Husna tergolong masih rendah

dan anak kurang merespon materi.

Pelaksanaan siklus I dapat dijelaskan bahwa setelah dilaksanakan

tindakan siklus I, 6 anak telah mengalami peningkatan penguasaan hafala

Asma’ul Husna dan 4 anak belum mengalami peningkatan yang positif.

Pelaksanaan siklus II dapat dijelaskan bahwa setelah siswa

mengikuti bimbingan belajar dalam pelafalan dan hafalan pada siklus II, 4

anak yang pada siklus I mengalami permasalahan pada siklus II ini tinggal 3

anak yang perlu mendapatkan bimbingan khusus, bimbingan ini mereka

ikuti dalam tindakan siklus III.

Pelaksanaan siklus III dapat dijelaskan bahwa siswa setelah

memperoleh bimbingan dalam siklus III mengalami banyak peningkatan

dalam penguasaan hafalan Asma’ul Husna yaitu sebanyak 19 anak,

sedangkan 1 anak masih dinilai kurang menguasai hafalan Asma’ul Husna.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pebahasan pada penelitian yang telah peneliti

tuangkan dalam penulisa skripsi ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Tindakan siklus I menunjukkan hasil yang memuaskan yakni sudah ada

peningkatan dalam hafalan yaitu 11 anak atau 55 % anak telah mampu

melafalkan dari materi Asmaul Husna.6 atau 30 % dari responden secara

bertahap sudah dapat memusatkan perhatian dan melafalkan dengan baik

setelah mengikuti bimbingan . 1 atau 5 % responden kurang menguasai

pelafalan walaupun sudah mengikuti bimbingan. 2 atau 10% responden

sangat tidak menuasai .

2. Tindakan Siklus II dapat di simpulkan bahwa anak yang mengalami

peningkatan penguasaan pelafalan sudah meningkat yaitu 10 anak sudah

benar dalam pelafalannya. Namun masih ada 2 anak yang belum

menguasai hafalan 1samapi 44 dari Asma’ul Husna ,. 3 anak yang

sebelum siklus pertama tidak menguasai pelafalandan hafalan Asma’ul

Husna tetapi pada tindakan tindakan siklus II ini sudah mampu

melafalkan dan menghafalkannya Asma’ul Jusna.

3. Tindakan Siklus III 5 anak atau 25% sangat menguasai untuk melafalkan

dan menghafalkan 99 Asma’ul Husna 14 anak atau 70 % anak

menguasai untuk mengingat 99 Asma’ul Husna dan hanya 1 anak 5 %

yang kurang menguasai hafalannya.

B. Saran

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru adalah sebagai actor sekaligus

sutradara didalam kelas, maka guru dituntut untuk membimbing siswa

dengan menggunakan metode yang relevan sesuai dengan usia

perkembangan anak,sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

2. Siswa RA yang cenderung suka menyanyi harus diarahkan dengan baik

melalui lagu keagamaan daya ingat siswa untuk mengingat

materikeagamaan juga yang berisi nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan

dapat terbina dengan baik.

3. Sekolah hendaknya menyediakan sarana prasarana seperti alat peraga atau

media pengajaran yang menunjang keberhasilan metode menyanyi ,

misalnya tape recorder, VCD, TV, serta proyektor, untuk digunakan

sebagai media pembelajaran.

4. Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak,

hendaknya selalu memantau, mengawasi, membimbing, memotivasi,

putra-putrinya ketika dirumah, agar anak selalu belajar sehingga anak

mampu menguasai materi pembelajaran yang telah diajarkan oloeh

gurunya disekolahan.

C. Penutup

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, berkat bimbingan,

anugerah, rahmat dan taufiqNya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

guna memperoleh sarjana Pendidikan Islam Program Strata I dalam ilmu

pendidikan agama Islam IAIN Walisongo Semarang.

Penulis sadar bahwa skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun yang

selalu penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Dengan segenap kerendahan hati penulis mohon kepada Allah SWT

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat pada diri penulis khususnya

dan kepada para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media,

1992. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Peneletian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta, 1992. Daradjat, Zakiah dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta :

Depag, 2004. ______, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di RA Bidang

Pengembangan Agama Islam , Pengembangan Bahasa, Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 2001.

_______, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum RA, Jakarta: Depag RI, 2005. Depdiknas , Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. _______, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, Jakarta:

Depdiknas, 2006. Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Igak, Wardani, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas terbuka,

2006. Irlanari, Grace Ananta, “ Sejarah Pendidikan Pra Sekolah”, dalam

http.www.google. com, diakses tanggal 12 februari 2011. Kholid, Syekh bin Abdurraman Al Akk, Cara Islam Mendidik Anak,

Yogyakarta: Arruzz Media, 2006. Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakart: Rineka Cipta , 2007.

Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al Ma’arif, 1986.

Musfah, Jejen, Indeks al-Quran Praktis, Jakarta: Mizan Publika, 2007. Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta,1997. Ramayulius, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001. . Rosyid, Moh, Strategi Pembelajaran Demokratis, Semarang: Unnes Press, 2006.

_______, Guru, Kudus: STAIN Kudus Press, 2007. Sanjaya, Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori dan Praktek, Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Group 2008.

Soenarjo, Al Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, Semarang: Toha Putra, 1989. Syah, Muhibbin, Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. _______, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja

Rosda Karya, 1999. Uno, Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi

Aksara, 2005. Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat

Press, 2002.

Lampiran 1

DAFTAR NAMA-NAMA ANAK YANG DIGUNAKAN

SEBAGAI SUBYEK

No. Nama Jenis kelamin

1 Ahmad Sugianto Laki-laki 2 Annisa’ Indri Perempuan 3 Aulia Rahma Pradita Perempuan 4 Azma Vilia Salsabila Perempuan 5 Cika Dzatul Naziyah Perempuan 6 Devina Maharani Perempuan 7 Ervas A. Hairul Anam Laki-laki 8 Fadlan Raffi Laki-laki 9 Farid Alfan Wahhab Laki-laki 10 Kianu Zacky Laki-laki 11 Muhammad Aniq NN Laki-laki 12 Muhammad baiz Fahmi Perempuan 13 Muhammad Ferdiansyah Laki-laki 14 Muhibbatul Ulya Perempuan 15 Naila Nurul Hidayah Perempuan 16 Nasywa Aulia Ramadhani Perempuan 17 Nazifa Marsya Ramadhan Perempuan 18 Niken Ayu Syafitri Perempuan 19 Nusula Aulia Ramadhan Perempuan 20 Safira Rahma Aulia Perempuan

Lampiran 2

TES UJI KEMAMPUAN PRA SIKLUS

Tes Uji Kemampuan Tingkat Penguasaan Terhadap Materi Asma’ul Husna Untuk soal kemampuan ini, soal diberikan kepada guru dengan jawaban anak

akan ditulis dan dikumpulkan oleh guru. 1. Coba lafalkan 22 Asma’ul Husna bersama-sama dengan ibu guru

2. Coba hafalkan 22 Asma’ul Husna bersama-sama tanpa ibu guru

3. Apa yang paling anda sukai, menyanyi atau mendengarkan keterangan dari

ibu guru?

4. Tugas apa yang anda sukai?

5. Coba maju kedepan, anda menyanyi atau berdoa?

Lampiran 3

TES UJI KEMAMPUAN SEBELUM SIKLUS II

1. Coba lafalkan 44 Asma’ul Husna

2. Coba lafalkan 44 Asma’ul Husna bersama-sama dengan ibu guru.

3. Coba lafalkan 44 Asma’ul Husna dengan menyanyi

4. Coba lafalkan 44 Asma’ul Husna dengan menyanyi versi sholawatan

band wali.

Lampiran 4

TES UJI KEMAMPUAN SEBELUM SIKLUS III

1. Coba lafalkan 44 Asma’ul Husna dengan menyanyi versi sholawatan

band wali.

2. Coba lafalkan 55 Asma’ul Husna dengan fasih dan benar.

3. Coba lafalkan 55 Asma’ul Husna dengan menyanyi versi sholawatan

band wali.

4. Coba lafalkan 99 Asma’ul Husna dengan menyanyi versi sholawatan

band wali.

Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA (Untuk siswa)

Wawancara : Sebelum Bimbingan Siklus I Tempat : Roudhlotul Athfal Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe

Kudus. Hari/Tanggal : 12 Mei 2011 Proses Wawancara Tanya Jawab

No. Pertanyaan Kunci Jawaban

1.

2.

3.

4.

5.

Apakah anda selalu menghafal Asma’ul Husna ketika diluar atau dirumah? Apakah sebabnya anda kurang suka untuk melafalkan dan menghafalkan Asmaul Husna? Mana yang kamu sukai melafalkan atau menghafalkan Asmaul Husna Bagaimana sikap anda, senang ataukah malas kalau diberi materi melafalkan dan menghafal Asmaul Husna? Jika anda disuruh untuk melafalkan dan menghafalkan meteri lain apakah kamu senang atau tidak senang?

Ya/tidak • Bosan

• Ngantuk

• Malas

• Malafalkan

• Menghafalkan

• Senang

• Malas

• Senang

• Tidak senang

Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Guru)

Wawancara : Sebelum Bimbingan Siklus I Tempat : RA Miftahul Huda Glagah Kulon Dawe Kudus.

Hari/Tanggal : 12 Mei 2011

Proses wawancara tanya jawab

1. Hal-hal apa sajakah yang dapat menumbuhkan minat anak untuk selalu

mengingat Asma’ul Husna.

2. Factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kurangnya minat anak

dalam menghafalkan Asma’ul Husna.

3. Bagaimanakah pendapat anda mengenai kesulitan belajar Asma’ul

Husna, melafalkan atau menghafalkan?

4. Bagaimana langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi pesoalan

tersebut pada nomor 3 diatas?

5. Apakah meteri yang belum sepenuhnya dipahami atau dihafal

menyebabkan anak merasa malas dan bosan dan lainya dalam

mengikuti pembelajaran hafalan Asma’ul Husna?

Lampiran 7

PEDOMAN OBSERVASI

Untuk Guru 1. Persiapan guru dalam pembelajaran materi Asma’ul Husna

2. Penguasaan guru terhadap materi Asma’ul Husna.

3. Metode yang di pakai dalam pembelajaran hafalan As maul

Husna.

4. Alat peraga yang di gunakan dalam pembelajaran materi

Asma’ul Husna.

5. Cara guru memberikan contoh dalam pembelajaran hafalan

Asma’ul Husna.

6. Cara guru mengatasi kesulitan dalam pembelajaran hafalan

Asma’ul Husna.

7. Hasil pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna dengan metode

menyanyi.

Untuk Siswa 1. Perhatian anak dalam pembelajaran hafalan Asma’ul Husna

2. Minat anak dalam pembelajaran Hafalan Asma’ul Husna.

3. Keaktifan anak dalam pembelajaran hafalan Asma’ul Husna

4. Kesulitan yang di alami anak dalam pembelajaran hafalan

Asma;ul Husna.

5. Nyanyian yang di senangi anak dalam pembelajaran

Asma’ul Husna.

Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI

Bidang pengembangan : Asma’ul Husna Kelompok semester : B/II Hari /tanggal : 12 Mei 2011 Fokus : Metode menyanyi versi Sholawatan Band Wali

dapat meningkatkan hasil pembelajaran hafalan Asma’ul Husna.

No. Aspek Yang Dinilai B C K Keterangan

1. Guru KBM

1.1 Persiapan sarana pembelajaran

1.2 Meguasai materi

1.3 Metode Menyanyi

1.4 Penggunaan alat

1.5 Memberi contoh pelafalan

1.6 Memberi contoh hafalan

1.7 Memberi contoh hafalan dengan

menyanyi

1.8 Menghilangkan aspek kesulitan

pada hafalan

V V V V

V V V V

Berjalan lancar tingkatkan penggunaan metode manyanyi

2. 2.1 Perhatian anak

2.2 Minat belajar

2.3 Keaktifan anak

2.4 Penguasaan anak

2.5 Keberhasilan

V

V V V V

Lampiran 9

LEMBAR PENILAIAN

Kegiatan : Hafalan Asma’ul Husna Kelompok : B Hari / tanggal : 12 mei 2011 Siklus I Petunjuk Penilaian √ : Anak sangat menguasai (SM) pelafalan dan hafalan Asma.ul Husna. ● : Anak menguasai (M) pelafalan dan hafalan Asma’ul Husna. x : Anak kurang menguasai (KM) pelafalan dan hafalan Asma’ul Husna ○ : Anak tidak menguasai (TM) pelafalan dan hafalan Asma’ul husna. - : Anak sangat tidak menguasai (STM) pelafalan dan hafalan Asma.ul Husna.

Lampiran 10

HASIL EVALUASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

No Nama Pelafalan Hafalan Nilai akhir

SM M KM TM STM SM M KM TM STM √ ● x 0 _

1 Ahmad Sugianto √ √ √

2 Annisa’ Indri √ √ √

3 Aulia Rahma P. √ √ ●

4 Azma filia S √ √ ●

5 Cika dzatul F. √ √ √

6 Devina Maharani √ √ x

7 Ervas A. Hairul. √ √ √ 8 Fadlan Raffi √ √ x

9 Farid alfian W √ √ 0

10 Kianu Zacky √ √ √

11 Muhammad Aniq √ √ x

12 Muhammad Baiz √ √ x

13 Muhammad F √ √ ●

14 Muhibbatul ulya √ √ ●

15 Naila Nurul H. √ √ 0

16 Nasyifa Aulia R. √ √ x

17 Nazifa Marsya R √ √ x -

18 Niken Ayu S. √ √ x

19 Nuzula Aulia R √ √ x

20 Safira Rahma A √ √ x

5 4 9 2

Lampiran 11

HASIL EVALUASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

No Nama Pelafalan Hafalan Nilai akhir

SM M KM TM STM SM M KM TM STM √ ● x 0 -

1 Ahmad Sugianto √ √ √

2 Annisa’ Indri √ √ ●

3 Aulia Rahma P. √ √ √

4 Azma filia S √ √ √

5 Cika dzatul F. √ √ √

6 Devina Maharani √ √ √

7 Ervas A. Hairul √ √ ●

8 Fadlan Raffi √ √ ●

9 Farid alfian W √ √ ● 10 Kianu Zacky √ √ √

11 Muhammad Aniq √ √ ●

12 Muhammad Baiz √ √ √

13 Muhammad F √ √ √

14 Muhibbatul ulya √ √ x

15 Naila Nurul H. √ √ x

16 Nasyifa Aulia R. √ √ √

17 Nazifa Marsya R √ √ √

18 Niken Ayu S. √ √ ●

19 Nuzula Aulia R √ √ ●

20 Safira Rahma A √ √ ●

10 8 2 - -

Lampiran 13

HASIL EVALUASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS III

No Nama Pelafalan Hafalan Nilai akhir

SM M KM TM STM SM M KM TM STM √ ● x 0

1 Ahmad Sugianto √ √ √

2 Annisa’ Indri √ √ ●

3 Aulia Rahma P. √ √ √

4 Azma filia S √ √ √

5 Cika dzatul F. √ √ ●

6 Devina Maharani √ √ √

7 Ervas A. Hairul √ √ x

8 Fadlan Raffi √ √ ●

9 Farid alfian W √ √ √

10 Kianu Zacky √ √ √

11 Muhammad Aniq √ √ √

12 Muhammad Baiz √ √ √

13 Muhammad F √ √ √

14 Muhibbatul ulya √ √ √

15 Naila Nurul H. √ √ √

16 Nasyifa Aulia R. √ √ √

17 Nazifa Marsya R √ √ √

18 Niken Ayu S. √ √ √

19 Nuzula Aulia R √ √ √

20 Safira Rahma A √ √ √

16 3 1

Lampiran 14

RENCANA KEGIATAN HARIAN PERBAIKAN SIKLUS I

Bidang Pengembangan : Materi Asma’ul Husna Tema : Mengenal Asma’ul Husna Kelompok / Smester : B/ II Hari / tanggal : Kamis 12 Mei 2011

I. Kompetensi Dasar

Anak memahami dan mengenal sifat-sifat Allah melalui ciptaan-Nya II. Indikator

a. Melatih disiplin.

b. Membiasakan mengucap salam.

c. Membiasakan mengucap do’a

d. Membiasakan melafalkan Asma’ul Husna

e. Lebih cepat untuk menghafal Asma’ul Husna.

III. Tujuan Pembahasan

1. Anak dapat melafalkan Asma’ul Husna dengan fasih dan benar.

2. Anak dapat menghafalkan Asma’ul Husna dengan benar.

3. Anak lebih cepat untuk menghafal Asma’ul Husna

IV. Materi Media dan Sumber

a. Materi : Hafalan Asma’ul Husna

b. Media : Mulut

c. Sumber : Amdjat Al Hafidz, Nadham Asma’ul Husna Semarang

Universitas Wahid Hasyim , 2009. d. metode : Menyanyi

V. Kegiatan Pembelajaran / Langkah Kegiatan

A. Pembukaan atau kegiatan awal.

1. Berbaris

2. Salam pembuka.

3. Berdoa sebelum belajar.

4. Berdoa untuk ke dua orang tua

5. Berdoa selamat Dunia Akherat .

6. Membaca surat al Fatihah

7. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan .

B. Kegiatan Inti

1. Guru mengulang contoh pelafalan 99 Asma’ul Husna dengan fasih

dan benar

2. Guru mengulang pelafalkan dan hafalan 22 Asma’ul Husna

dengan menyanyi pada waktu bermain, beristirahat, pada waktu

menunggu dijemput orang tuanya.

3. Guru mengamati anak dan memberi kesempatan untuk bertanya.

4. Guru mengulang materi apabila ada anak yang belum jelas.

5. Anak ,menyebutkan atau melafalkan Asma’ul Husna sesuai yang

diajarkan oleh guru.

6. Guru mengamati anak dan memberikan bimbingan bagi anak yang

membutuhkan.

C. Istirahat

1. Berdoa sebelum dan sesudah makan.

2. Bermain diluar kelas.

D. Kegiatan Akhir.

1. Mengulang materi yang telah diajarkan oleh guru.

2. Memberikan informasi kegiatan anak besuk.

3. Berdoa .

4. Salam .Pulang.

Lampiran 15

RENCANA KEGIATAN HARIAN PERBAIKAN SIKLUS II

Bidang Pengembangan : Materi Asma’ul Husna Tema : Mengenal Asma’ul Husna Kelompok / Smester : B/ II Hari / tanggal : 14 Mei 2011

I. Kompetensi Dasar

Anak memahami dan mengenal sifat-sifat Allah melalui ciptaan-Nya II. Indikator

a. Meningkatkan penguasaan pelafalan dan hafalan 22 Asma’ul Husna

b. Mengetahui 22 Asma’ul husna berikutnya.

c. Mengetahui 25 Amaul Husna berikutnya.

III. Tujuan Pembahasan

1. Anak dapat melafalkan dan menghafalkan 22 Asma’ul Husna dengan

fasih dan benar.

2. Anak dapat menghafalkan dan menhafalkan 22.Asma’ul Husna dengan

benar.

3. Anak lebih cepat untuk menghafal 25 Asma’ul Husna berikutnya.

IV. Materi Media dan Sumber

a. Materi : Hafalan Asma’ul Husna

b. Media : Mulut

c. Sumber : Amdjat al Hafidz, Nadham Asma’ul Husna Semarang

Universitas Wahid Hasyim , 2009 d. metode : Menyanyi

V. Kegiatan Pembelajaran / Langkah Kegiatan

A. Pembukaan atau kegiatan awal.

1. Berbaris

2. Salam pembuka.

3. Berdoa sebelum belajar.

4. Berdoa untuk ke dua orang tua

5. Berdoa selamat Dunia Akherat .

6. Membaca surat al Fatihah

7. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan .

B. Kegiatan Inti

1. Guru mengulang contoh pelafalan 99 Asma’ul Husna dengan fasih

dan benar

2. Guru melafalkan 22 Asma’ul Husna dengan menyanyi .

3. Guru mengamati anak dan memberi kesempatan untuk bertanya.

4. Guru mengulang materi apabila ada anak yang belum jelas.

5. Anak melafalkan dan menghafalkan 99 Asma’ul Husna sesuai yang

diajarkan oleh guru.

6. Guru mengamati anak dan memberikan bimbingan bagi anak yang

membutuhkan.

C. Istirahat

1. Berdoa sebelum dan sesudah makan.

2. Bermain diluar kelas.

D. Kegiatan Akhir.

1. Mengulang materi yang telah diajarkan oleh guru.

2. Memberikan informasi kegiatan anak besuk.

3. Berdoa .

4. Salam

5. Pulang.