UPAYA PENINGKATAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN …digilib.unila.ac.id/47232/6/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of UPAYA PENINGKATAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN …digilib.unila.ac.id/47232/6/SKRIPSI TANPA BAB...
UPAYA PENINGKATAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN ALATBANTU BOLA, BERPASANGAN DAN BANTUAN TEMAN PADA SISWA
SD NEGERI 01 BALAI MURNI JAYA
(Skripsi)
PROGRAM STUDI PENJASKESFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2018
Oleh :Ramando Gentana
ii
ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN ALATBANTU BOLA, BERPASANGAN DAN BANTUAN TEMAN PADA SISWA
SD NEGERI 01 BALAI MURNI JAYA
Oleh :
Ramando Gentana
Masalah penelitian ini adalah siswa takut melakukan gerakan kayang karena siswa
memiliki tingkat kelentukan yang kurang maksimal.
Adapun Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) dengan siklus sebanyak tiga siklus subjek
penelitian berjumlah 30 siswa, terdiri dari 20 laki-laki dan 10 perempuan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa setiap siklus terdapat adanya perbaikan hasil
belajar gerak dasar Kayang, Pada siklus pertama dengan bantuan alat bantu bola
dengan rata-rata nilai sebesar 62,33 dengan perhitungan efekivitas 32,94 % itu
berarti tindakan belum efektif. Pada siklus kedua dengan berpasangan dengan
rata-rata nilai sebesar 70,22 dengan perhitungan tingkat efekivitas 49,76 % itu
berarti tindakan belum efektif. Pada siklus ketiga dengan bantuan teman dengan
rata-rata nilai sebesar 82,33 dengan perhitungan tingkat efekivitas 75,59 %. Hasil
perhitungan telah meningkat lebih dari 50% itu artinya tindakan telah efektif
dengan alat bantu berupa bola, berpasangan dan bantuan teman.
Kata kunci : bantuan teman, berpasangan, bola, kayang
iii
ABSTRACT
KAYANG BASIC MOVEMENT IMPROVEMENT EFFORTS WITHBALL AID, PAIR UP AND FRIEND ASSISTANCE BALAI MURNI JAYA
TO CLASS STUDENTS PRIMARY SCHOOL
By :
Ramando Gentana
The problem of this research is students are afraid to do the kayang movement
because students have a level of flexibility that is less than optimal. as for the type
of research used is Classroom Action Research with a cycle of three cycles of
research subjects totaling 30 student consists of 20 man and 10 woman data
collection techniques use a basic observation scale of kayang motion skills. The
results of the analysis showed that in the first cycle with the help of a ball aid, an
increase in the average value of 62.33 was obtained by calculating the effectivity
level of 32.94%, which meant that the action had not been effective. In the second
cycle with a tool in the form of a pair up obtained an increase with an average
value of 70.22 with the calculation of the effectivity level of 49.76% that means
the action has not been effective. In the third cycle with the use of peer assistance,
an increase in the average value of 82.33 was obtained by calculating the
effectivity level of 75.59%. The conclusion of the analysis results that each cycle
has increased by more than 50%, which means that the action has been effective
with tools such as balls, pair up and friend assistance.
Keywords : balls, pair up, help friends, kayang
UPAYA PENINGKATAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN ALATBANTU BOLA, BERPASANGAN DAN BANTUAN TEMAN PADA SISWA
SD NEGERI 01 BALAI MURNI JAYA
Oleh :Ramando Gentana
1413051061
Skripsi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu PendidikanProgram Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM STUDI PENJASKESFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Ramando Gentana dilahirkan di
Menggala, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang
Bawang, Provinsi Lampung pada tanggal 17 April 1996.
Peneliti adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari
pasangan Bapak Yanto dan Ibu Deli Yanti. Pendidikan
Peneliti dimulai dari TK Bhakti Putra pada tahun 2002. Peneliti melanjutkan ke
Sekolah Dasar di SD Negeri 01 Suka Bhakti pada tahun 2002 dan lulus pada
tahun 2008. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama diselesaikan di SMP Negeri
1 Menggala pada tahun 2011. Kemudian peneliti melanjutkan ke Sekolah
Menengah Atas di SMA Negeri 1 Menggala dan lulus pada tahun 2014.
Selanjutnya pada tahun 2014 peneliti melanjutkan pendidikan ke Universitas
Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S-1
Penjaskesrek.
ix
MOTTO
“ Barang siapa bersungguh- sungguh, sesungguhnyakesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri.”
(Qs Al- Ankabut 29:6)
“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama adakomitmen bersama untuk menyelesaikan.”
(Ramando Gentana)
x
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur atas rahmat yangdiberikan Allah SWT. Dengan segala rasa syukur, karya ini
ku persembahkan kepada:
Kedua orang tua ku Bapak Yanto, SE dan Ibuku Deli Yanti, S.Pd.SDTerima kasih atas semua yang telah tercurahkan untukku,yang telah membesarkanku, mendidik, memberikan kasihsayang yang tulus, bekerja keras demi anak-anaknya danmemberikan motivasi terbesar dalam hidup untuk selaluberjuang mewujudkan impianku, serta tidak pernah lelah
memberikan nasihat dan doa demi kesuksesanku.Aku menyayangimu Bapak, Ibu.
Adikku Ravinda GentanaTerima kasih atas doa, keceriaan, kebersamaan dan motivasi
yang selalu diberikan untukku. Semoga karya ini menjadimotivasi kalian untuk menjadi lebih baik dariku dan jadilah
anak kebanggaan Bapak, dan Ibu
Keluarga besarkuTerima kasih atas doa dan dukungan yang selalu diberikan
untukku selama menyelesaikan studi ini.
Almamater tercinta Universitas Lampung
xi
SANWACANA
Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada program studi pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Unila.
Dengan judul “Upaya Peningkatan Gerak Dasar Kayang Dengan Bantuan
Bola, Box, dan Bantuan Teman Pada Siswa SD Negeri 01 Balai Murni Jaya”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada, Bapak Dr.
Rahmat Hermawan, M. Kes., selaku pembimbing Pertama Sekaligus Pembimbing
Kedua serta Pembimbing Akademik Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. dan Bapak
Drs. Herman Tarigan, M.Pd., selaku Pembahas, yang telah memberikan
bimbingan, Perbaikan, serta motivasi, pengarahan, serta kepercayaan kepada
penulis.
Serta tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd,, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
xii
3. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
dan kesehatan FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan Program Studi Penjaskes yang telah
memberikan pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
5. Ibu Deli Yanti, S.Pd.SD, Selaku Kepala SD Negeri 01 Balai Murni Jaya, dan
Bapak Khodirin, S.Pd, Selaku guru Penjaskes yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk melakukan penelitian sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
6. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 01 Balai Murni Jaya yang berpartisipasi
dalam penelitian ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Teman-teman seperjuangan, dalam suka dan duka di Program Studi S1
Penjaskes Universitas Lampung angkatan 2014 khususnya Kelas A yang
memberikan semangat, kenangan serta pelajaran berharga dalam hidupku.
8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu
yang
membantu peneliti guna kelancaran penyusunan skripsi ini.
Wassalamualikum, Wr. Wb.
Bandar lampung, 03 Oktober 2018Penulis
Ramando Gentana
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
F. Penjelasan Judul ..................................................................................... 7
II. Tinjauan Pustaka
A. Pembelajaran Gerak .............................................................................. 8
B. Keterampilan Gerak Dasar .................................................................... 10
1. Gerak Reflek .................................................................................... 11
2. Gerak Dasar Fundamental ................................................................ 11
3. Kemampuan Perseptual.................................................................... 12
4. Kemampuan Fisik ............................................................................ 13
5. Gerak Keterampilan ......................................................................... 13
6. Komunikasi Non- Diskursif ............................................................. 13
C. Prinsip- prinsip Media Pembelajaran Alat Bantu Pembelajaran ........... 13
1. Prinsip- prinsip Media Pembelajaran ............................................... 13
2. Peran Media Pembelajaran............................................................... 15
3. Alat Bantu ........................................................................................ 16
4. Media Pembelajaran ......................................................................... 17
D. Senam .................................................................................................... 19
1. Pengertian Senam .............................................................................. 19
2. Senam Lantai .................................................................................... 20
3. Macam-macam Gerakan Senam Lantai ............................................ 21
xiv
E. Sikap kayang ......................................................................................... 23
F. Penelitian yang relevan .......................................................................... 24
G. Kerangka Berpikir ................................................................................. 24
H. Hipotesis ................................................................................................ 25
III. Metode Penelitian
A. Metode penelitian ................................................................................. 26
B. Variabel Penelitian ............................................................................... 28
C. Desain Penelitian .................................................................................. 28
1. Siklus Pertama ................................................................................. 29
2. Siklus Kedua .................................................................................... 31
3. Siklus KeTiga ................................................................................... 33
D. Subyek Penelitian ................................................................................. 35
E. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 35
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 36
G. Analisis Data ........................................................................................ 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 38
1. Deskripsi Data .................................................................................. 38
2. Hasil Analisis ................................................................................... 39
3. Analisis Efektivitas Pembelajaran Setiap Siklusnya ........................ 42
B. Pembahasan .......................................................................................... 43
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 47
B. Saran ..................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 49
LAMPIRAN .................................................................................................. 51
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Indikator Penilaian (Instrumen) ............................................................... 36
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PembelajaranGerak Dasar Kayang ............................................................................... 40
4.2 Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar KayangSiklus I ..................................................................................................... 41
4.3 Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar KayangSiklus II .................................................................................................... 41
4.4 Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak DasarKayang Siklus III ..................................................................................... 42
4.5 Hasil Ketuntasan Latihan Gerak Dasar Kayang Meningkat SecaraNyata Pada Siklus Ketiga........................................................................ 42
4.6 Deskripsi Efektivitas Pembelajaran Pada Setiap Siklus .......................... 43
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Ranah Gerak............................................................................................. 11
2.2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ............................................................. 15
2.3 Peran Media Pembelajaran....................................................................... 16
2.4 Bola Gym Ball ......................................................................................... 18
2.5 Berpasangan ............................................................................................. 18
2.6 Bantuan Teman ......................................................................................... 19
2.7 Matras ...................................................................................................... 19
3.1 Desain penelitian tindakan kelas.............................................................. 29
4.1 Prosentase Usia ........................................................................................ 39
4.2 Presentase Ketuntasan Belajar Pada Tes Awal, Siklus 1, Siklus 2dan Siklus 3.............................................................................................. 42
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...................................... 60
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..................................... 64
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III .................................. 68
Indikator Penilaian (Instrumen) ..................................................................... 72
Lampiran Tes Awal Keterampilan Gerak Dasar KayangSDN 01 Balai Murni Jaya .............................................................................. 73
Lampiran Tes Siklus I Keterampilan Gerak Dasar KayangSDN 01 Balai Murni Jaya ............................................................................. 74
Lampiran Tes Siklus II Keterampilan Gerak Dasar KayangSDN 01 Balai Murni Jaya .............................................................................. 75
Lampiran Tes Siklus III Keterampilan Gerak Dasar KayangSDN 01 Balai Murni Jaya .............................................................................. 76
Langkah- langkah Perhitungan Hasil Penelitian............................................. 77
Lampiran Dokumentasi Penelitian................................................................. 78
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang dilaksanakan sebagai proses
pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,
kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Olahraga
pendidikan diselenggarakan sebagai bagian dari proses pendidikan, secara
keseluruhan dan dilaksanakan baik pada jalur formal maupun non formal,
biasanya dilakukan oleh satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan.
Adapun ruang lingkup olahraga pendidikan sesuai dengan Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP/ tahun 2006).
Menurut Victor G. Simanjuntak (2008:13) bahwa: “Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari
pendidikan kesehatan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan
aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan
jasmani, mental, sosial, dan emosional yang selaras serasi dan
seimbang”. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media
untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan
motorik pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental,
emosional, sportifitas, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat
2
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas
fisik dan psikis yang seimbang.
Purwanto (2002:14) menyatakan bahwa, “Melalui pendidikan
jasmani anak didik akan memperoleh berbagai pengalaman terutama yang
sangat erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan,berbagai
ungkapan yang kreatif, inofatif, keterampilan gerak, kebugaran jasmani,
membiasakan hidup sehat, memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap
sesama manusia”. proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan
guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, tehnik
dan strategi permainan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur,
kerjasama, disiplin, bertanggung jawab) dan pembiasaan pola hidup sehat,
yang dalam pelaksanaanya bukan melalui pengajaran konvensional
didalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik,
mental intelektual, emosi dan sosial, sikap murid terhadap nilai-nilai
biasanya sangat dipengaruhi oleh persepsinya tentang tingkah laku
gurunya, Sarwoto (1994:4) berpendapat “Guru harus dapat memberikan
penafsiran yang tepat mengenai jenis dan fungsi tujuan yang akan di capai”.
Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus dapat sentuhan didaktik
metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan
pengajaran.
Menurut Margono (2009: 79) bahwa senam lantai yaitu latihan senam
yang dilakukan di atas matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari
mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan
tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat
3
meloncat ke depan atau ke belakang. Senam lantai dalam pembelajaran penjas
memiliki beragam gerak yang sangat komplek, antara lain guling ke depan,
guling ke belakang, lompat harimau, hand stand, sikap lilin, meroda, kayang
dll.
Senam adalah salah satu cabang olahraga yang masuk pada dalam
kelompok pelajaran aktifitas senam, yang mana pada kelompok ini pada
umumnya menjadi aktifitas yang digemari oleh anak-anak pada usia
sekolah menengah. Kelompok permainan dan olahraga ini terdiri dari
berbagai macam permainan antara lain : senam lantai, senam irama,
permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan
manipulatif, dan aktivitas lainnya.
Menurut Imam Hidayat (dalam Mahendra 2001:1) bahwa Senam
merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan
yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik
yang teratur. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi
program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang perkembangan
komponen kebugaran jasmani, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari
seluruh bagian tubuh. Disamping itu, senam juga berpotensi
mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi
penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olahraga.
Senam diperlukan di Sekolah Dasar sebagai alat untuk mengantar anak
mencapai perkembangan menyeluruh, mencakup aspek fisik, mental,
emossosial, dan moral. Gerakan-gerakannya tentu harus disesuaikan
dengan kepentingan itu, dan sejauh mungkin dimaksudkan untuk
4
memberikan pengalaman gerak sebanyak-banyaknya bagi anak. Upaya
meningkatkan kemampuan siswa SD melakukan kayang harus dilakukan
pembelajaran secara sistematis dan teratur. Selain itu, dibutuhkan cara belajar
yang tepat, karena kayang merupakan jenis keterampilan yang menuntut skill
yang tinggi terutama kelentukan. Kesulitan yang sering dialami siswa pada
gerakan kayang adalah siswa takut melakukan hal ini karena siswa memiliki
tingkat kelentukan yang kurang maksimal. Mengatasi kesulitan siswa dalam
melakukan kayang, maka perlu diciptakan cara belajar kayang dengan tepat
dan sesuai, salah satunya bentuk pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran alat bantu bola, berpasangan dan bantuan teman. Pembelajaran
kayang dengan menggunakan model pembelajaran alat bantu bola,
berpasangan dan bantuan teman merupakan salah satu cara atau solusi yang
ditawarkan untuk mengatasi kesulitan dalam melakukan kayang.
Upaya mencapai tujuan pembelajaran seperti yang tertuang dalam
Kurikulum tidaklah mudah, banyak sekali kendalanya. Kurangnya sarana
pembelajaran senam merupakan faktor yang dialami sekolah-sekolah
termasuk di SD Negeri 01 Balai Murni Jaya. Masih banyak sekolah-sekolah
yang tidak memperhatikan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan
jasmani. Biasanya sarana yang di sediakan oleh sekolah hanya untuk olahraga
permainan, itu pun terkadang tidak ideal.
Mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran alat
bantu bola, berpasangan dan bantuan teman terhadap peningkatan hasil belajar
kayang, maka perlu di lakukan penelitian dengan judul, “Upaya Peningkatan
5
Gerak Dasar Kayang Dengan Alat Bantu Bola, Berpasangan dan Alat Bantu
Teman Pada Siswa SD NEGERI 01 Balai Murni Jaya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. Keberhasilan gerak kayang sangat ditentukan oleh kemampuan otot
punggung dan kekuatan tungkai serta lengan.
2. Mayoritas siswa belum memiliki kelentukan otot punggung yang memadai
serta kekuatan otot tungkai dan lengan yang kuat.
3. Sikap kayang yang sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam
senam lantai sering sekali tidak diberi kepada para siswa sehingga bentuk
kayang tidak sempurna.
4. Kemampuan kayang banyak dilakukan secara asal-asalan sehingga bentuk
dan daya tahan kayang kurang maksimal.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
diatas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah dengan menggunakan alat bantu berupa bola, dapat meningkatkan
keterampilan gerak dasar kayang pada siswa SDN 01 Balai Murni Jaya?
2. Apakah dengan berpasangan, dapat meningkatkan keterampilan gerak
dasar kayang pada siswa SDN 01 Balai Murni Jaya?
3. Apakah dengan bantuan teman , dapat meningkatkan keterampilan gerak
dasar kayang pada siswa SDN 01 Balai Murni Jaya?
6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan diatas, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui peningkatan keterampilan kayang dengan menggunakan alat
bantu berupa Bola dapat membantu siswa SDN 01 Balai Murni Jaya dalam
melakukan gerak dasar kayang.
2. Mengetahui peningkatan keterampilan kayang dengan berpasangan dapat
membantu siswa SDN 01 Balai Murni Jaya dalam melakukan gerak dasar
kayang.
3. Mengetahui peningkatan keterampilan dengan menggunakan bantuan
teman dapat membantu siswa SDN 01 Balai Murni Jaya dalam melakukan
gerak dasar kayang.
E. Manfaat Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut diatas
diharapkan penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru Pensorkes & Pelatih
Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada guru mengenai
pembelajaran senam sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan professional guru dan pelatih dalam menyelenggarakan
pembelajaran disekolah.
2. Bagi Program Studi Penjaskes
Penelitian ini bisa menjadi wawasan bagi para mahasiswa yang akan
melakukan KKL dan KKN ataupun yang melakukan penelitian .
3. Bagi Club Senam Lampung
7
Dapat menjadi alternatif gaya belajar terhadap peningkatan senam
bagi pemula atlet senam.
4. Bagi Sekolah
Dapat menjadi tambahan wawasan dan sumbangan pemikiran yang
berguna untuk peningkatan mutu pembelajaran disekolah yang
bersangkutan.
F. Penjelasan Judul
1. Upaya untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari
jalan keluar. (KBBI).
2. Gerak dasar atau fundamental basic movement adalah pola gerak yang
inheren yang membentuk dasar-dasar untuk keterampilan gerak yang
kompleks. Harrow (1972:23).
3. Kayang Sikap kayang adalah sikap berdiri membelakangi matras dengan
kedua kaki agak dibuka dan kedua tangan diayunkan ke belakang, ke atas
secara perlahan hingga kedua telapak tangan menempel pada matras.
Lynne (2001:65).
4. Alat bantu adalah alat yang digunakan pengajar dalam menyampaikan
materi, dengan adanya alat peraga maka bahan ajar atau materi akan lebih
mudah dimengerti, oleh peserta didik. Yusuf (1985:68).
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Gerak
Pembelajaran gerak diperlukan adanya ketelitian terhadap teknik gerakan
yang benar, yaitu dimulai dari awal sampai akhir gerakan, sehingga
kemampuan tersebut akan memberikan sumbangan terhadap keberhasilan
tugas-tugas selanjutnya. Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang
penting di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam pendidikan Jasmani,
agar siswa terampil (mampu) dalam melakukan aktivitas fisik.
Menurut Sukadiyanto (1997:70) bahwa “kemampuan gerak adalah suatu
kemampuan seseorang dalam menampilkan keterampilan gerak yang lebih
luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan umum
yang berkaitan dengan penampilan berbagai ketrampilan atau tugas gerak”,
dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa kemampuan motorik adalah
suatu kemampuan yang diperoleh dari keterampilan gerak umum, yang
menjadi dasar untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
keterampilan gerak.
Seseorang yang memiliki tingkat kemampuan motorik yang tinggi dapat
diartikan bahwa orang tersebut memiliki potensi atau kemampuan untuk
melakukan keterampilan gerak yang lebih baik dibandingkan dengan orang
yang memiliki kemampuan motorik rendah. Menurut Schmidt (1991:40)
9
menjelaskan bahwa pembelajaran gerak adalah “a set of processed associated
with practice or experience leading to relatively permanent changes in the
capability responding”. Menurut Lutan (1988:93) bahwa kemampuan
motorik kasar adalah kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan
dan peragaan suatu ketrampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-
kanak.
Lutan (1988:106) menyebutkan bahwa, belajar ketrampilan gerak
berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari ketrampilan motorik
membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak yang
bersangkutan. Karena itu pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan info
penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana
penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini,
gerakan seseorang masih Nampak kaku, kurang terkoordinasi kurang
efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.
2. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa
melaksanakan tugas gerak, dan mulai mampu menyesuaikan diri
denganketrampilan yang dilakukan. Akan Nampak penampilan yang
terkoordinasidengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat
laun semakin konsisten.
3. Tahap otomatis
Pada tahap ini, ketrampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara
10
otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa
terganggu oleh kegiatan lainnya.
B. Keterampilan Gerak Dasar
Banyak pengertian dan ruang lingkup gerak dasar yang digunakan dalam
bidang olahraga. Gerak diartikan sebagai peralihan tempat atau kedudukan,
baik hanya sekali maupun berkali–kali, Lutan (1988:271). Menurut Sujarwo
(1991:13) keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
secara efektif dan efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari
kualitas koordinasi dan kontrol tubuh dalam melakukan gerak. Keterampilan
gerak diperoleh dari proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan
melakukan gerakan berulang-ulang dengan kesadaran fikir akan benar
tidaknya gerakan yang telah dilakukan. Menurut Sujarwo (1991:249)
keterampilan gerak dapat diartikan sebagai keterampilan untuk melakukan
tugas-tugas gerak tertentu dengan baik, dari pengertian tentang keterampilan
gerak dasar diatas dapat peneliti definisikan bahwa keterampilan gerak dasar
adalah kesanggupan atau kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan
mendasar atau teknik dasar secara efektif dan efisien.
Menurut Harrow (1972:24) gerak adalah keseluruhan proses yang terjadi
pada tubuh manusia, yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan
proses pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan
faktor psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik.
11
Gambar 2.1 Ranah Gerak (Harrow 1972)
1. Gerak Reflek
Gerak reflek adalah respon gerak atau aksi yang terjadi tanpa kemauan
sadar, yang ditimbulkan oleh suatu stimulus”.( Harrow, 1972:34).
2. Gerak Dasar Fundamental
Menurut Harrow (1972:34) Gerak dasar fundamental adalah gerakan
gerakan dasar yang berkembang sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan
tingkat kematangan pada anak”. Gerak fundamental dibagi menjadi tiga
Ranah GerakRanah=Domain=Bagian=Unsur
KLASIFIKASI GERAKAnita J. Harrow
GERAK DASARFUNDAMENTAL
(Gerakan-gerakandasar yangberkembang sejalandengan pertumbuhantubuh dan tingkatkematangan padaanak-anak)
GERAK DASARFUNDAMENTAL
(Gerakan-gerakan dasaryang berkembangsejalandenganpertumbuhantubuh dantingkat kematanganpada anak-anak)a. Gerak Lokomotorb. Gerak Lokomotorc. Gerak Manipulatif
KEMAMPUANPERSEPTUAL
(KemampuanuntukMenginterpretasistimulus yangditangkap olehorgan indera)a. Pengelihatanb. Pendengaranc. Perabad. Kemampuan
Koordinasi
KEMAMPUANFISIK(Kemampuan untukmemfungsikan sistemorgan tubuh dalammelakukan aktivitasgerak tubuh)a. Ketahananb. Kekuatanc. Fleksibilitasd. Kelincahan
KETRAMPILANGERAK
(Gerak mengikutipola/bentuktertentu memerlukankoordinasi kontrolsebagian/seluruh tubuhyang dapat dilakukanmelalui proses belajar)a. Adaptif Sederhanab. Adaptif Terpaduc. Adaptif Kompleks
KOMUNIKASINON DISKURSIF(Komunikasimelalui prilakugerak tubuh)a. Gerak
Ekspresifb. Gerak
Interpretif
12
yaitu lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif.
a. Gerakan lokomotor
Yaitu gerakan berpindah dari suatu tempat ketempat lain Misalnya
merangkak, berjalan, berlari dan meloncat.
b. Gerakan nonlokomotor
Yaitu gerakan yang berporos pada sumbu persendian trubuh tertentu
misalnya menekukan tangan, menekuk kaki, membungkuk, memilin
togok.
c. Gerakan manipulatif
Gerakan yang manipulasi atau memainkan objek tertentu mengunakan
tangan, kaki, atau bagian tubuh lain.
3. Kemampuan Perseptual
Kemampuan perseptual adalah kemampuan untuk menginterpretasikan
stimulus yang di tangkapoleh organ indra. Lima macam kemampuan
perceptual:
a. Pembedaan rasa gerak (kinestetik)
Adalah kemampuan untuk menginprestasi rasa posisi dan gerakan tubuh
atau bagian tubuh.
b. Pembedaan penglihat (visual)
Kemampuan menginterpretasikan stimulus yang di tangkap oleh mata
untuk bisa mengerti tentang apa yang di lihat, kemampuan ini berguna
dalam olahraga yang menggunakan objek yang harus di lihat.
c. Pembedaan pendengar (auditori)
Kemampuan menginterpretasikan stimulus yang di tangkap oleh talinga
13
untuk bisa mengerti tentang apa yang di dengar.
d. Pembedaan peraba(taktil)
Kemampuan menginterpretasi stimulus yang di tangkap oleh indra peraba
untuk bisa mengerti bagaimana keadaanse suatu yang di rabauntuk
menyentuh kulitnya.
e. Kemampuan koordinasi
Kemampuan memadukan persepsi atau pengertian yang di proleh dalam
menginterpretasikan stimulus.
4. Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik adalah kemampuan mempungsikan sistem organ-organ
tubuh dalam melakukan aktipitas gerak tubuh.secara garis besar
kemampuan fisik dapat di bedakan menjadi empat macam Ketahanan fisik,
Kekuatan, Fleksibilitas, Kelincahan.
5. Gerak Keterampilan
Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk
tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh
tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.
6. Komunikasi Non-Diskursif
Komunikasi non-diskursif adalah komunikasi melalui prilaku gerak
tubuh.
C. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran dan Alat Bantu Pembelajaran
1. Prinsip-Prinsip Media Pembelajaran
Sistem pendidikan menuntut fakta dan kondisi yang baru pula, baik
14
dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan tenaga
pengajar yang memiliki kemampuan yang lebih memadai, diperlukan dan
kinerja yang ekstra , peralatan yang lengkap dan administrasi yang lebih
teratur. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih
ekonomis, efesien dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak
menolak digunakan peralatan teknologi modern yang relevan dengan
tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. R. Murray Thomas dalam
Sumanto (1994:272 ), mengklasifikasikan media pendidikan berdasarkan
tiga jenjang pengalaman yaitu :
a. Pengalaman dari benda asli (reliefe experience)
b. Pengalaman dari benda tiruan (substitude of reliefeexperience)
c. Pengalaman dari kata-kata (words onley)
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Edgar Dale dalam Sumanto
(1994:271). Ia menyatakan bahwa hasil belajar seseorang diperoleh mulai
dari pengalaman langsung (kongkret) berdasarkan kenyataan yang ada
di lingkungan hidupnya, kemudian melalui benda-benda tiruan, dan
selanjutnya sampai kepada lambang-lambang verbal (abstrak). Untuk
kondisi seperti inilah kehadiran media pembelajaran menjadi sangat
signifikan bagi terciptanya proses dan hasil pembelajaran yang optimal.
Dalam posisinya ini, media diharapkan dapat merangsang keterlibatan
berbagai alat indera atau dimaksimalkan bagi seluruh alat indera
pembelajar. Di samping itu, Edgar Dale memberikan solusi untuk
memecahkan persoalan berdasarkan tingkat keabstrakan pengalaman
yang dihadapi pembelajar (peserta didik). Kenyataan ini didukung
15
oleh landasan teori penggunaan media yang dikemukakan oleh Edgar
Dale, yaitu teori Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone of
Experience) seperti gambar di bawah :
Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
2. Peranan Media Pembelajaran
Peranan media pembelajaran menurut Kemp, dkk. Dalam B. Uno, (2011,
116) adalah:
1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.
2. Pembelajaran lebih jelas dan ,menarik.
3. Proses pembelajaran lebih interaksi.
4. Efisiensi waktu dan tenaga.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar.
6. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
7. Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi
belajar.
8. Meningkatkan peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
16
Gambar 2.3 Peran Media Pembelajaran (B.Uno)
2. Alat Bantu
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “ yang
dipakai untuk mengerjakan sesuatu”. Alat merupakan bagian dari fasilitas
pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan
alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang
materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan materi tersebut agar
mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menurut guru agar mampu
menggunakan alat-alat yang dapat di sediakan oleh sekolah dan sekurang-
kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang
meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian
tujuan pengajaran yang diharapkan.
Yusuf (1985:68) Alat bantu adalah alat yang digunakan pengajar dalam
17
menyampaikan materi, dengan adanya alat peraga maka bahan ajar atau
materi akan lebih mudah dimengerti, oleh peserta didik. Alat peraga adalah
alat 9 yang dapat memperdengarkan atau dapat memperagakan bahan-bahan
tersebut, sehingga murid-murid dapat menyaksikan langsung, mengamat-
amati dengan cermat, memegang atau merasakan bahan-bahan peragaan
pelajar itu.
3. Media Pembelajaran
1. Bola Gym Ball
gym ball yaitu bola besar elastis yang biasa digunakan untuk olahraga
seperti yoga atau pilates. Bola ini memiliki banyak nama antara lain
exercise ball, Swiss ball, fitness ball, dan stability ball. Diameternya antara
35 sampai 85 cm. Bola ini harus diisi udara agar bisa digunakan untuk
latihan. Oleh karena digunakan untuk keperluan olahraga, tentu gym ball
ini memiliki manfaat.
Pertama, melatih keseimbangan. Salah satu manfaat paling besar yang
didapat dari gym ball adalah melatih keseimbangan.
Kedua, melatih kekuatan otot. Gym ball dapat digunakan untuk berbagai
macam latihan. Jika digunakan dengan benar, maka bisa membantu
memperkuat otot perut dan punggung bagian bawah.
Ketiga, melatih kelenturan tubuh. Latihan yang menggunakan gym ball
dapat membantu meningkatkan kelenturan tubuh.
Gambar 2.4 Bola Gym Ball
18
2. Berpasangan
Berpasangan dengan cara posisi teman telungkup kemudian siswa
melakukan kayang diatas punggung teman untuk melatih kelentukan,
karena kelentukan sangat diperlukan saat melakukan gerakan kayang.
Gambar 2.5 Berpasangan
3. Bantuan Teman
Bantuan teman untuk melatih keseimbangan dan mental siswa yang masih
takut untuk melakukan gerakan kayang agar siswa tersebut lebih berani
dan percaya diri.
Gambar 2.6 Bantuan Teman
4. Matras
Matras untuk senam ini dipergunakan sebagai alas agar tubuh tidak
langsung bersentuhan dengan lantai. Agar tidak terjadinya resiko
19
cedera dan sakit pada tubuh. Bahan matras sebaiknya terbuat dari
busa karet/ spon. Busa kemudian dibungkus dengan kain, perlak, atau
kulit. Tujuannya agar busa tidak cepat kotor. Busa. Ukuran matras
senam lantai Lebar matras 1,20 meter, Panjang matras 2 meter, Tebal
matras 10 - 15 cm.
Gambar 2.7 Matras
D. Senam
1. Pengertian Senam
Senam pertama kali diperkenalkan pada zaman Yunani kuno. Senam
berasal dari kata Gymnastics, Gymnas berarti telanjang, sebab pada waktu itu
orang-orang berlatih tanpa memakai pakaian. Sedangkan Gymnasium adalah
suatu tempat yang dipergunakan untuk mengadakan latihan senam.
Tujuannya ialah untuk mendapatkan kekuatan dan keindahan jasmani. cara
melakukannya sambil berpakaian minim atau telanjang. Maksudnya mungkin
agar dapat leluasa bergerak. Namun yang di lakukan senam ini hanya kaum
pria. Senam dinegeri kita sudah di kenal sejak zaman penjajahan belanda,
waktu itu bernama “Gymnastiek” sedangkan pada zaman Jepang di namakan
20
“taiso”. Pemakaian istilah senam sendiri kemungkinan bersamaan dengan
pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.
Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga
tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan
dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya
pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan
dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh
dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan,
keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang
sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak
artistik yang menarik.
2. Senam Lantai
Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang
menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan
pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat,
meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk
mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau
belakang. Bentuk latihannya merupakan gerakan dasar dari senam perkakas
(alat). Pada dasarnya bentuk-bentuk latihan bagi putra dan putri adalah sama,
hanya untuk putri hanya unsur gerak balet. Jenis senam juga di sebut latihan
bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan
suatu peralatan khusus.
21
3. Macam-macam Gerakan Senam Lantai
Adapun macam-macam gerakan senam lantai menurut Lynne (2001:65)
adalah sebagai berikut:
1. Guling Depan (Forward Roll)
Guling depan adalah bergerak sepanjang daerah tumpuan dengan cara
memutarkan badan kedepan (mengguling).
2. Guling Belakang (Backward Roll)
Guling belakang adalah gaya gerakan senam yang dimana posisi badan
berguling ke arah belakang badan melalui bagian belakang badan mulai
dari panggul bagian belakang, pinggang, punggung, dan tengkuk.
3. Gerakan Lenting
Gerakan lenting adalah suatu gerak senam lantai dengan melentingkan
badan ke depan atas dengan lemparan kedua kaki dan tolakan kedua
tangan.
4. Sikap Kayang
Sikap kayang adalah sikap berdiri membelakangi matras dengan kedua
kaki agak dibuka dan kedua tangan diayunkan ke belakang, ke atas secara
perlahan hingga kedua telapak tangan menempel pada matras. Kemudian
secara perlahan berdiri tegak.
5. Sikap Lilin
Sikap lilin adalah tidur terlentang, dengan dilanjutkan mengangkat kedua
kaki lurus ke atas (rapat) bersama-sama. Pinggang ditopang oleh kedua
tangan, sedangkan pundak tetap menempel pada lantai.
22
6. Round off
Round off adalah Suatu satuan gerakan yang terdiri dari beberapa gerakan
yaitu melakukan handstand dengan berputar pada sumbu tegak kemudian
menolak dengan ke 2 tangan tumpuan pada saat ke 2 kaki akan mendarat
dilantai.Gerakan ini memang sedikit sulit sehingga terkadang
membutuhkan bantuan orang lain.
7. Meroda
Gerak memutar tubuh dari sikap menyamping dengan tumpuan gerakan
pada kedua kaki dan tangan disebut sebagai gerakan meroda pada senam
lantai. Latihan meroda ini bisa dilakukan dengan tingkatan. Kita bisa
meningkatkan gerakan secara bertahap mulai dari melakukannya satu kali,
hingga beberapa kali jika sudah mahir melakukannya.
8. Lompat kangkang
Lompat kangkang adalah gerakan dalam senam lantai yang dilakukan
dengan lompatan dengan posisi panggul yang ditekuk menyudut, yaitu
lompatan dengan membuat sikap kangkang tanpa meluruskan badan
terlebih dahulu.
9. Berdiri Kepala (Headstand)
Sikap tegak dengan bertumpu pada kepala dan ditopang oleh kedua tangan,
gerakan ini sangat memperhatikan keseimbangan. Sikap permulaan
membungkuk bertumpu pada dahi dan tangan, dahi dan tangan membentuk
segitiga sama sisi. Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan. Untuk
menjaga agar badan tidak mengguling ke depan, panggul ke depan, dan
23
punggung membusur. Berakhir pada sikap badan tegak, dan tungkai rapat
lurus ke atas.
E. Sikap kayang
Sikap kayang adalah sikap berdiri membelakangi matras dengan kedua kaki
agak dibuka dan kedua tangan diayunkan ke belakang, ke atas secara perlahan
hingga kedua telapak tangan menempel pada matras. Kemudian secara
perlahan berdiri tegak.
Nilai dari pada gerakan kayang yaitu dengan menempatkan kaki lebih tinggi
memberikan tekanan pada bahu dan sedikit pada pinggang.
a. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan kayang yaitu:
1. Jarak kedua tangan dan kaki terlalu jauh.
2. Siku-siku bengkok disebabkan kekakuan persendian siku dan bahu.
3. Badan kurang melengkung (membusur), disebabkan kurang lemas/
lentuknya bagian punggung dan kekakuan pada otot perut.
4. Sikap kepala yang terlalu menengadah.
5. Kurang keseimbangan.
b. Cara memberi bantuan dalam gerakan kayang yaitu
1. Posisi penolong disamping anak yang melakukan gerakan kayang.
2. Membantu mengangkat dan agak membawa punggung/ bahu pelaku.
3. membantu menopang punggung/ bahu pelaku dan membawanya perlahan
kebawah.
F. Penelitian yang relevan
Penelitian tentang kayang beserta aspek-aspek yang mendukung gerakan
24
untuk melakukan kayang dengan baik telah berkembang dan tidak
bergantung pada satu hal yang sama.Seperti, aspek pendukung yang tidak
mengacu pada kondisi fisik saja, terdapat pula aspek pendukung lain yaitu
aspek moriil dan aspek eksternal. Contohnya adalah kondisi kejiwaan siswa
dan menggunakan alat bantu untuk melakukan gerak kayang. Berikut adalah
beberapa penelitian tentang kayang yang telah dilakukan:
1. Arizona, Skripsi. 2016. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Senam Lantai
Gerakan Kayang Melalui Penerapan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa
Kelas X MIA 7 SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Angger Budi Angkasa, Skripsi. 2014. “Efektivitas Pembelajaran Gerak
Dasar Kayang Dengan Bantuan Teman, Dinding dan Gymbal Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri 4 Pujo Dadi Pringsewu.
3. Desi Ekayani, Skripsi. 2012. “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar
Kayang Dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa
Kelas VI SD Negeri 1 Sukarame Tahun Pelajaran 2011/2012.
G. Kerangka Berpikir
Perkembangan keterampilan gerak dasar yang dilakukan sejak usia dini
akan menambah variasi gerak seseorang dan dapat menjadi pondasi yang kuat
untuk penyempurnaan suatu keterampilan gerak yang khusus. Keberhasilan
dalam proses pembelajaran keterampilan gerak, salah satunya ditentukan oleh
suatu pendekatan pembelajaran yang mengacu kepada asas penyesuaian
tingkat (DAP).
Proses pembelajaran keterampilan gerak yang efektif dan efisien hanya dapat
dicapai dengan memberikan tahapan pada tingkat keterampilan, mulai dari
25
yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Tingkat keterampilan
tersebut hanya mungkin dapat diperoleh dengan latihan yang berulang-ulang
dan melibatkan semua pengalaman gerak yang pernah diperoleh.
Menggunakan model pendekatan modifikasi dapat mengurangi rasa jenuh dan
bosan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga pada akhirnya
akan membantu bagi tercapainya suatu penguasaan keterampilan gerak dasar
kayang.
H. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang harus diuji
kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Arikunto (2010:110), mendefinisikan
hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
1. Jika menggunakan alat bantu yang berupa bola (gymball) maka diharapkan
dapat mengukur gerak kayang pada siswa SD Negeri 01 Balai Murni Jaya.
2. Jika menggunakan berpasangan maka diharapkan dapat mengukur gerak
kayang pada siswa SD Negeri 01 Balai Murni Jaya.
3. Jika menggunakan bantuan teman maka maka diharapkan dapat mengukur
gerak kayang pada SD Negeri 01 Balai Murni Jaya melakukan gerakan
kayang.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
Menurut Wardhani, dkk (2011:1.4) mendifinisakan PTK adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa menjadi meningkat.
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (Class room
Action Research) CAR hal ini menunjukan bahwa ruang lingkup penelitian
yang dilakukan di kelas atau lapangan pada jam pelajaran senam lantai
(kayang).
Secara Efisien, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan
kelas (PTK), yakni penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang
dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Tindakan adalah sebagai
perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru. Kelas
menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung.
Tujuan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan professional
pendidik dalam menangani proses belajar mengajar. Tujuan ini dapat dicapai
dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan
berbagai persoalan pembelajaran.Dalam PTK bukan hanya peneliti yang
merasakan hasil tindakan tetapi bila dilakukan pada responden maka
27
responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010 :134-135) ciri terpenting dari penelitian
tindakan adalah bahwa penelitian tersebut merupakan suatu upaya untuk
memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Dijelaskan
Arikunto bahwa berdasarkan ciri tersebut penelitian tindakan dapat dilakukan
dengan tujuan, setting dan lokasinya sekaligus tertuang dalam namanya,
antara lain:
a. Penelitian tindakan partisipatori (participatory action research)
b. Penelitian tindakan kritis (critical action research)
c. Penelitian tindakan kelas (classroom action research)
d. Penelitian tindakan institusi (institutional action research)
Dari keempat jenis penelitian tindakan diatas, yang akan dilaksanakan guru
ialah penelitian tindakan kelas guna melakukan perbaikan-perbaikan dan
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran dikelas.
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui beberapa siklus yang terdiri dari
merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan tahap refleksi.
1. Perencanaan (Planning)
Tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap
perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana
pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data
mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan
simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan
rancangan. Dalam penelitian tindakan, masing-masing berdiri sebagai peneliti
28
meskipun ketika menyusun rencana dilakukan bersama-sama.
2. Tindakan (Action)
Pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan,
yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Oberservasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam
suatu tindakan.
4. Refleksi
Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perharian suatu penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2010:161),
sedangkan Data adalahhasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta
ataupun angka. Dalam penelitian ini ditetapkan dua macam variabel. Adapun
variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah alat bantu berupa bola,
berpasangan dan bantuan teman.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Gerak Dasar kayang.
C. Desain Penelitian
Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sebanyak tiga siklus.
Pada setiap siklusnya diambil data atau penilaian dengan menggunakan
instrument penilaian yang telah disiapkan sebelumnya, pertemuan
29
dilaksanakan tes pendemonstrasian kemudian di antara setiap siklusnya
penelitian melaksanakan kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan
tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan
tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya. Sebelum memasuki
pelaksanaan penelitian siswa diberikan tes awal melakukan gerakan kayang
tanpa menggunakan alat bantu dan dinilai dengan menggunakan instrument
penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Gambar 3.1 : Desain Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto 2010:137)
1. Siklus Pertama
a) Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
30
2. Menyiapkan peralatan senam seperti matras.
3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus pertama, Yaitu
menggunakan alat bantu berupa bola.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
b) Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3 saf.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan
dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan
dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa diberikan contoh gerak melakukan kayang yang benar,
dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan
menggunakan alat bantu berupa bola.
Pelaksanaan :
- Siswa melakukan sikap awal gerakan kayang diatas bola
a. Badan berdiri tegak
b. Lengan di atas kepala
c. Pandangan lurus kedepan
- Siswa melakukan pelaksanaan kayang di atas bola
a. Badan melentingkan punggung di atas bola
b. Pandangan ke atas
c. Kedua tangan dilengkungkan ke belakang
kaki tetap lurus
31
- Siswa melakukan sikap akhir kayang diatas bola
a. Siswa menjaga keseimbangan agar tetap stabil
dan kembali ke sikap awal Setiap siswa
melakukan gerakan kayang sebanyak 3 kali
pengulangan. Setelah melakukan pengulangan sebanyak 3 kali, kemudian
di ambil data (nilai) dengan menggunakan instrumen yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
c) Observasi :
Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari
hasil siklus pertama.
d) Refleksi :
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan dengan guru
Pendidikan Jasmani.
2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.
3. Setelah didiskusikan maka tindakan pada siklus kedua adalah
berpasangan.
2. Siklus Keduaa) Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan senam untuk proses pembelajaran, seperti matras.
3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus kedua, Yaitu
berpasangan.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).
32
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b) Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3 saf.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan
dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan
dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh gerak melakukan kayang yang benar,
dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan berpasangan.
Pelaksanaan :
- Siswa melakukan sikap awal gerakan kayang dengan berpasangan
a. Badan berdiri tegak
b. Lengan di atas kepala
c. Kedua siku tangan diluruskan
d. Pandangan lurus kedepan
e. Dada dibusungkan
- Siswa melakukan pelaksanaan kayang dengan berpasangan
a. Siswa melakukan kayang diatas punggung teman, dalam posisi
terlungkup.
b. Pinggul sedkit turun
c. Pandangan ke atas
d. Kedua tangan dilengkungkan kebelakang kaki tetap lurus
- Siswa melakukan sikap akhir kayang dengan
berpasangan
a. Posisi tubuh melengkung ke belakang
33
bagai busur
b. Siswa menjaga keseimbangan agar tetap stabil dan kembali ke sikap
awal.
Setiap siswa melakukan gerakan kayang sebanyak 3 kali pengulangan.
Setelah melakukan pengulangan sebanyak 3 kali, kemudian di ambil data
(nilai) dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya.
c) Observasi :
Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari
hasil siklus kedua.
d) Refleksi :
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan dengan guru
Pendidikan Jasmani.
2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga.
3. Setelah di diskusikan maka tindakan pada siklus ketiga adalah
menggunakan bantuan teman.
3. Siklus KeTiga
a) Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan senam untuk seperti matras.
3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus pertama, Yaitu
menggunakan bantuan teman.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ke tiga.
34
b) Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3 saf.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan
dilakukan pada siklus ketiga, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan
dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh gerak melakukan kayang yang benar,
dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan
menggunakan bantuan teman.
Pelaksaan :
- Siswa melakukan sikap awal gerakan kayang dengan alat bantu teman
a. Badan berdiri tegak
b. Lengan di atas kepala
c. Kedua siku tangan diluruskan
d. Pandangan lurus kedepan
e. Dada dibusungkan
- Siswa melakukan pelaksanaan kayang dengan alat bantu teman
a. Siswa melentingkan punggung di atas kedua tangan teman
b. posisi teman berdiri disamping kanan kiri siswa yang
melakukan kayang dan pandangan ke atas
c. kedua tangan dilengkungkan kebelakang kaki tetap lurus
- Siswa melakukan sikap akhir kayang dengan alat bantu teman
a. Posisi tubuh melengkung ke belakang bagai busur
b. Siswa menjaga keseimbangan agar tetap stabil dan
kembali ke sikap awal.
35
Setiap siswa melakukan gerakan kayang sebanyak 3 kali pengulangan.
Setelah melakukan pengulangan sebanyak 3 kali, kemudian di ambil data
(nilai) dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya.
c) Observasi :
Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari
hasil siklus ketiga.
d) Refleksi :
Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes senam lantai pada teknik
kayang didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa
melalui refleksi dan hasil siklus ketiga apabila telah mencapai ketuntasan
pembelajaran maka dengan demikian penelitian ini pun dapat dihentikan pada
siklus ketiga, namun jika tidak maka akan dilanjutkan dengan siklus
berikutnya.
D. Subyek Penelitian
Untuk memperoleh data suatu penelitian diperlukan suatu sumber data
yang terdiri suatu subyek penelitian, seperti yang diterangkan Suharsimi
Arikunto (2010:173) Subyek penelitian adalah keseluruhan obyek
penyelidikan yaitu berisi seluruh siswa.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di lapangan SD Negeri 01 Balai Murni Jaya.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 40 hari sebelum melakukan penelitian,
36
terlebih dahulu siswa melakukan tes awal gerakan kayang dengan
menggunakan instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, untuk
menentukan alat bantu yang akan digunakan pada setiap siklusnya dan
urutan alat yang digunakan pada setiap siklusnya. Masing-masing siklus
dilakukan tiga kali pertemuan dengan menggunakan alat bantu berbeda-
beda. Setiap siklus diberikan penjelasan dan contoh melakukan gerak dasar
kayang yang benar, lalu siswa melakukan gerakan yang telah di contohkan,
di akhir pertemuan pada setiap siklus dievaluasi bersama para siswa dan
guru penjas, dan di akhir pertemuan pada setiap siklus, siswa dites dengan
menggunakan instrumen penilaian kayang yang telah dipersiapkan, lalu
data tersebut dihitung dan dianalisis.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK
(Penelitian Tindakan Kelas) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning
Ham dalam Muhajir (1997 : 58) Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK
dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikasi dan dapat berfungsi
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Alat ini berupa indikator dari penilaian (instrument) gerak dasar kayang
dengan menggunakan metode pembelajaran berupa bola, berpasangan dan
bantuan teman. Yaitu: 1) tahap persiapan, (2) Tahap gerak atau tahap
pelaksanaan, (3) Akhir gerak.(suryatna,2001).
G. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data
37
di analisis melalui tabulasi, persentase dan normatif menggunakan rumus
sebagai berikut:
P = × 100% (Djarwanto dan Subagyo, 2005: 108 )
P = 100Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah yang melakukan benar
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Siswa yang dikatakan tuntas apabila :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 70 atau persentase ketercapaian
65% secara perorangan (KKM SD Negeri 01 Balai Murni Jaya).
2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85 %
siswa yang telah mendapat nilai ≥ 70.
Penelitian ini dapat dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa jika
jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari pada
sesudah siklus kedua dan siklus ketiga dari jumlah siswa yang tuntas belajar
pada tindakan sisklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi
persentase peningkatan hasil belajar siswa.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari penelitian, pada setiap siklus maka
dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan dengan alat bantu pembelajaran
sebagai berikut:
1 Dengan menggunakan media alat bantu bola, siswa dapat mempermudah
dalam melakukan gerak dasar kayang tetapi belum efektif karena bola
tersebut masih sedikit lebih kecil sehingga belum bisa membentuk
gerakan kayang siswa.
2 Dengan menggunakan media berpasangan, beberapa siswa sudah dapat
melakukan gerak dasar kayang dengan baik tetapi masih belum bisa
efektif sepenuhnya dikarenakan berpasangan tersebut masih belum bisa
membentuk lentingan badan siswa dari sikap awal hingga akhir.
3 Dengan menggunakan media bantuan teman, ternyata siswa dapat
melakukan gerak dasar kayang dengan sangat baik. Karena melalui
bantuan teman dapat menopang dan melatih siswa dalam melakukan
gerakan dari awal hingga akhir.
48
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa kegiatan PTK
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut :
1. Hendaknya siswa-siswi SD Negeri 01 Balai Murni Jaya meningkatkan
kemampuan baik dalam pengetahuan maupun kemampuan motorik,
melalui berbagai sumber dan berbagai alat, khususnya pada kemampuan
gerak dasar kayang dan pembelajaran keterampilan motorik lain pada
umumnya.
2. Penelitian ini dirasakan masih banyak keterbatasannya, oleh karena
itu diharapkan adanya tindak lanjut dan penyempurnaan khususnya
bagi mahasiswa penjaskes agar dapat terus memperbaiki dan dapat
melakukan penelitian selanjutnya.
3. Perlu menambah jumlah tindakan dengan metode atau model
pembelajaran yang berbentuk beda dengan penilitian yang dilakukan ini,
dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah informasi yang berbeda pula.
49
DAFTAR PUSTAKA
Anita J. Harrow. (1972). A Taxonomy of the Psychomotor Domain. New York:Longman.
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Badan Standar Nasional Pedidikan.2006. Panduan Peyusuan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan. Jakarta: Depdikdas
Brick, Lynne. 2001. Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Djarwanto PS, dan Subagyo, Pangestu. 2005. Statistik Induktif. Edisi Kelima.Yogyakarta : BPFE.
Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide To Classroom Research. Philadelphia:Open University Press.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik, Pengantar Teori danMetode. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK.
Mahendra, Agus. Pembelajaran Senam Untuk Sekolah. Depdikas . Jakarta : 2002.
Margono, Agus.2009. Senam. Surakarta: UNS Press
Muhajir. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Depdikbud Dirjen Dikti.
Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
Sanjaya, Wina. (1992). penelitian tindakan kelas Jakarta: kencana, 2010.
Sarwoto. 1994. Strategi Pembelajaran DAP.
Schmidt, Richard A. 1991. Motor Learning and Performance. Champaign.
50
Human Kinetics Books. Publisher. Inc.
Simanjuntak Victor G, Kaswari, dan Eka Supristna. 2008. PendidikanJasmani dan kesehatan. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi DepartemenPendidikan Nasional.
Sukadiyanto.1997. ”Penentuan tahap Kemampuan Motorik Anak SekolahDasar”. Yogyakarta: FIK UNY.
Sujarwo 1991. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud :Jakarta.
Sumanto.1994. Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Penataran Guru Penjas.
Uno, Hamzah B. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: BumiAksara, 2009.
Wardhani, Igak dan Kuswaya Wihardit. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.Universitas Terbuka. Jakarta.
Yusuf, Tayar. 1985. Alat Bantu Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru.