Upaya Peningkatan ASI

download Upaya Peningkatan ASI

of 17

description

semoga bermanfaat

Transcript of Upaya Peningkatan ASI

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul Upaya Peningkatan ASI telah mendapat persetujuan pada ........ Oktober 2015

Disusun oleh :Kartika Wijayanti P07124114014Mayasari Setyaningrum S P07124114020Pratitis Puspito P A W P P07124114029 Safitri P07124114035

Menyetujui,

Pembimbing

Anita Rahmawati, S.SiT, MPHNIP.19710811 200212 2 001

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangBerdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WHO, 1-1,5 juta bayi di dunia meninggal setiap tahunnya akibat tidak mendapatkan ASI secara eksklusif. Namun, tingginya tingkat mortalitas bayi tersebut kurang mendapat perhatian dari ibu. Mereka kurang memahami manfaat pemberian ASI secara eksklusif bagi pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati. Sehingga masih banyak ibu menyusui yang tidak tertib dan disiplin menyusui anaknya secara eksklusif bahkan tak sedikit yang memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sebelum waktunya yang justru sangat tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan salah satunya adalah diare dan terberatnya adalah terjadinya kematian pada bayi. Pemberian ASI secara eksklusif merupakan tindakan kasih sayang ibu pada buah hati dengan menyusui secara terus menerus selama 6 bulan pertama kelahiran bayi. Menyusui dalam konteks ini tidak memberikan makanan ataupun cairan apapun pada bayi selain ASI. Disamping untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, pemberian ASI eksklusif juga dapat meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan anak. ASI merupakan sumber nutrisi optimal bagi bayi selama 6 bulan pertama kelahiran karena terdapat berbagai antibodi untuk sebagai imunitas bagi bayi dari sang ibu. Oleh karena itu, proses dalam memproduksi ASI harus berlangsung secara continue dan optimal. Beberapa pengalaman yang dialami oleh ibu nifas adalah tidak keluarnya ASI secara optimal bahkan ada yang tidak bisa keluar sama sekali. Hal ini tentu sangat merugikan kesehatan ibu terutama bagi bayi. Dari beberapa paparan tersebut dibutuhkan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi ASI secara optimal. B. Rumusan MasalahApa sajakah upaya yang bisa digunakan untuk meningkatkan prduksi ASI selama ibu menyusui ?

C. TujuanMengetahui upaya memperbanyak produksi ASI selama masa menyusui

D. Manfaat Mahasiswa mampu mengetahui upaya dan cara-cara dalam meningkatkan prduksi ASI selama ibu menyusui

BAB IIPEMBAHASAN

UPAYA MEMPERBANYAK ASIMasalah yang paling sering dihadapi oleh ibu menyusui adalah kurangnya produksi ASI . Tubuh setiap wanita berbeda-beda, ada yang memiliki ASI berlimpah, ada pula yang ASI-nya sedikit pada beberapa hari pertama, bahkan beberapa minggu pertama. Berikut adalah upaya untuk memperbanyak ASI keluar. 1. Rangsangan Otot-Otot PayudaraRangsangan ini diperlukan untuk memperbnayak air susu ibu dengan mengaktivasi kelenjar-kelenjarnya. otot-otot payudara terdiri dari otot-otot polos. Dengan adanya rangsangan otot-otot akan berkontraksi lebih dan kontraksi ini diperlukan dalam laktasi. Rangasangan pada payudara dapat dilakukan dengan masase atau mengurut atau mengompres payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian.

2. Keteraturan Bayi MenghisapIsapan anak akan merangsang otot polos payudara untuk berkontraksi yang kemudian merangsang susunan syaraf disekitarnya dan meneruskan rangsangan ini keotak. Otak akan memerintahkan kelenjar hipofisis posterior untuk mengeluarkan hormon pituitarin yang lebih banyak, sehingga kadar hormon ekstrogen dan progresteron yang masih ada menjadi rendah. Pengeluaran hormon pituitarin yang lebih banyak akan mempengaruhi kuatnya kontraksi otot-otot polos uterus dan payudara. kontraksi otot tersebut berguna untuk pembentukkan ASI.

3. Kesehatan IbuKesehatan ibu memilikiperanan dalam produksi air susu ibu. Bila ibu tidak sehat, asupan makanannya kurang atau kekurangan darah untuk membawa nutrien yang akan diolah oleh sel-sel acini payudara. Hal ini menyebabkan produksi ASI menurun. Menurut Nilas dan Michael Newton dalam Briefs Footnes on Maternity Care, keberhasilan menyusui sangat bergantung pada emosi dan sikap ibu.

4. Makanan Dan Istirahat IbuMakanan diperlukan oleh ibu dalam jumlah yang lebih banyak dari hamil hingga masa nifas. Istirahat berarti mengadakan pelemasan pada otot-otot dan saraf setelah mengalami ketegangan karena beraktivitas. a. GiziPersiapan ibu untuk masa menyusui sudah dimulai sejak awal kehamilan, makanan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi:1) Zat gizi dalam ASI2) Kebutuhan zat gizi untuk memproduksi ASI3) Kebutuhan zat gizi untuk kesehatan ibu sendiri. Ibu dengan gizi baik akan dapat memberikan ASI :1) pada bulan pertama +/- 600 ml2) pada bulan ke III meningkat menjadi 700-750 ml 3) pada bulan ke IV meningkat menjadi 750-800 ml4) Kemudian menurun dan berkurang tergantung isapan bayiIbu dengan gizi kurang akan memberikan ASI, pada :1) Enam bulan I berkisar antara 500-700 ml2) Enam buln ke II berkisar antara 400-600 ml3) Tahun ke II menjadi 300-400 mlStatus gizi ibu tampaknya tidak mempengaruhi volume ASI atau kandungan mironutien dalam ASI-nya selama minggu-minggu pertama menyusui. Akan tetapi, ibu menyusui yang kekurangan gizi tidak akan dapat mempertahankan jumlah nutrient yang sama dalam jangka panjang. Kandungan lemak dalam ASI berkolerasi dengan kadar lemak tubuh ibu, dan komposisi asam lemak yang disekresikan melalui ASI sebagian mencerminkan komposisi asam lemak dalam asupan diet ibu. Baik kandungan vitamin larut dalam lemak maupun mineral dalam ASI tidak berfluktasi menurut asupan diet ibu. Kadar vitamin larut air berubah-ubah, bergantung pada asupan, sehingga suplementasi pada ibu akan tercermin pada peningkatan kadar dalam ASI-nya. Ibu menyusui yang vegetarian atau vegan mungkin memerlukan suplementasi tambahan dengan vitamin B12, vitamin D (jika pajanan sinar matahari tidak mencukupi) dan kalsium. Substansi yang berpotensi membahayakan seperti alcohol, obat, dan alergen yang dapat masuk melalui ASI, harus dihindari. Meskipun ASI adalah makanan ideal bagi hampir semua bayi, banyak wanita di negara barat memilih untuk tidak menyusui bayinya. Promosi kesehatan dan penyuluhan tentang menyusui telah meningkatkan prevalensi menyusui di Inggris. Tetapi angka ini masih tertinggal dari negara-negara eropa lainnya. a) Kandungan GiziSudah diketahui bahwa kebutuhan nutrisi ibu menyusui lebih tinggi daripada ibu hamil. Sebagian energi dan juga nutrisi pada kehamilan sebetulnya disimpan untuk keperluan menyusui. Susu yang dikeluarkan pada 4 bulan pertama pascapersalinan sebetulnya setara dengan keperluan energy total selama kehamilan. Pertambahan berat badan ibu yang ideal saat hamil dan berat lahir bayi yang cukup merupakan indikator tidak langsung status nutrisi yang baik saat kehamilan. Keadaan ini dapat menunjukkan kecukupan cadangan energi saat memasuki mase laktasi. Kebutuhan energy rata-rata untuk membentuk ASI selama 6 bulan pertama dan kedua, masing-masing 640 kkal/hari dan 510 kkal/hari. KarbohidratDalam ASI bentuk karbohidrat yang paling dominan adalah laktosa. Konsentrasi laktosa relative tidak banyak berubah dibandingkan dengan zat nutrisi lainnya, namun perlu diperhatikan bahwa konsentrasi laktosa ini menurun pada ibu menyusui dengan gizi kurang. Karbohidrat dapat diperoleh dari nasi, roti, jagung, buah-buaha, susu, sayuran dan biji-bijian. Yang lebih dianjurkan adalah mengonsumsi nasi dengan tinggi serat seperti nasi merah, roti gandum, biscuit gandum, sereal gandum, dan oat. Presentasi karbohidrat yang dianjurkan berkisar 45-60% dari seluruh kebutuhan kalori hariannya. ProteinProtein merupakan kandungan ASI yang terpenting. Sebagian besar protein berbentuk protein whey, suatu protein yang mudah diserap. Kolostrum mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah protein pada ASI matur. Selain itu terdapat laktoferin, Ig A, Lisozim, serum albumin, dan kasein. Selain whey, dalam ASI juga terdapat kasein yang merupakan protein yang agak sulit dicerna tetapi hanya dalam jumlah sedikit, berbeda dengan susu sapi dimana jumlah kasein lebih besar daripada whey. Kebutuhan protein ibu menyusui meningkat lebih dari 50% dari kebutuhan perempuan dalam keadaan tidak menyusui. Sumber protein yang baik dianjurkan diperoleh dari susu rendah lemak, ikan, daging tanpa lemak, daging ayam tanpa kulit, telur, kacang-kacangan dan biji-bijian. Suplementasi susu skim tambahan dapat meningkatkan asupan protein dari 25 menjadi 100 gr protein per hari pada ibu yang kurang gizi. Dalam memenuhi asupan protein ini penting juga memperhatikan variasi dari sumber protein tersebut, karena komposisi asam amino sumber protein tersebut berbeda untuk tiap sumber protein. Artinya ikan, berbeda dengan ayam, juga berbeda dengan daging sapi. Persentasi protein yang dianjurkan sebesar 10-35% dari seluruh kebutuhan kalori harian. Kebutuhan protein dalam 6 bulan pertama, tidak sama dengan 6 bulan kedua. Pada 6 bulan kedua kebutuhannya turun 20%. LemakBagian terbesar kalori yang ada pada ASI berasal dari lemak. Kebutuhan energy selama menyusui sebagian dipenuhi dari ekstra lemak yang disimpan selama kehamilan. Pada ibu hamil dengan kenaikan berat badan 11-12 kg saat hamil akan mempunyai cadangan energy sebesar kurang lebih 3 kg, yang dimanfaatkan pada bulan-bulan pertama masa menyusui. Kebutuhan lemak yang dianjurkan antara 20-35% dari total kalori dengan paling tidak pada saat menyusui 20% lebih banyak. Lebih baik mengonsumsi lemak tidak jenuh (polyunsaturated atau monounsaturated fatty acid) dan mengurangi lemak dalam bentuk jenuh atau trans. Air Sebagian besar komposisi ASI adalah air, yaitu berkisar 85-95%. Kebutuhan air ini berhubungan dengan usia bayi dan jumlah produksi ASI. Semakin banyak asupan air, akan semakin banyak jumlah ASI-nya, namun pendapat ini ditentang oleh peneliti lain yang menyatakan kelebihan asupan air pada ibu menyusui, justru dapat mengganggu produksi ASI itu sendiri. Dengan demikian, tampaknya lebih baik mengonsumsi air sesuai dengan kebutuhan. VitaminKebutuhan vitamin pada ibu menyusui sangat bervariasi. Hal ini sangat berhubungan dengan kebutuhan bayi itu sendiri. Defisiensi vitamin tertentu pada ibu menyusui tampaknya dapat menyebabkan defisiensi vitamin pada bayinya. ASI tidak selalu mengandung vitamin dalam konsentrasi yang tinggi. Tampaknya komposisi ini disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Beberapa vitamin ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi pada kolostrum, tetapi menurun pada peralihan dan ASI matur atau sebaliknya. Konsentrasi vitamin pada ASI ada yang dapat diatur dengan pemberian nutrisi pada ibunya dan ada yang tidak. Untuk yang tidak, walaupun diberikan vitamin dosis tinggi pada ibunya, konsentrasinya pada ASI belum tentu bertambah tinggi. Faktor kecukupan gizi juga berpengaruh. Ibu menyusui dengan cukup gizi tidak akan bertambah konsentrasi vitaminnya di dalam ASI bila diberikan vitamin tambahan pada makanannya. Sehingga dapat disimpulkan pemenuhan kebutuhan vitamin untuk bayi melalui ASI, tampaknya mempunyai mekanisme sendiri.Salah satu vitamin yang penting adalah vitamin D. Di AS pernah dilaporkan banyaknya kasus penyakit rickets pada bayi menyusui yang ibunya, karena kepercayaannya, kurang asupan vitamin D. penambahan vitamin D 1000 IU/ hari pada ibu ternyata kemudian menurunkan kejadian penyakit rickets pada bayi menyusui ASI. Kebutuhanvitamin D pada ibu menyusui adalah 10 g/ hari (400 IU).Vitamin E diketahui konsentrasinya tinggi di dalam kolostrum dan konsentrasi ini menurun pada perjalanan waktu. Penambahan vitamin A pada makanan ibu menyusui ternyata tidak mempengaruhi konsentrasi vitamin A pada ASI. Ibu menggunakan cadangannya untuk memenuhi kebutuhan vitamin A di ASI. Untuk menjaga kecukupan cadangan tersebut dibutuhkan penambahan 500 RE pada 6 bulan pertama dan 400 RE pada 6 bulan berikutnya. Sedangkan untuk vitamin E konsentrasinya akan menyesuaikan dengan konsentrasi pada plasma ibu. Diperlukan asupan 3 mg/ hari bila produksi ASI 600 mL/ hari.Bayi dapat mengalami defisiensi vitamin K. Hal ini disebabkan karena walaupun kolostrum mengandung vitamin K, pada hari-hari pertama kolostrum masih belum keluar. Suplementasi vitamin K pada ibu menyusui ternyata tidak berpengaruh pada ASI. Oleh karena itu, semua bayi baru lahir harus mendapatkan suplementasi vitamin K berupa injeksi vitamin K1. Vitamin C ditemukan pada ASI dan berbanding lurus dengan konsentrasinya di dalam plasma ibu. Pemberian suplemen vitamin C 200 mg/ hari pada ibu dapat meningkatkan konsentrasinya pada ASI 24-61 mg/L. konsentrasi vitamin C ini sangat bervariasi dipengaruhi oleh asupan dan faktor-faktor lainnya. Dianjurkan untuk menambahkan konsumsi 35 mg pada 6 bulan pertama dan 30 mg pada 6 bulan kedua masa menyusui.Konsentrasi vitamin B1 (tiamin) akan meningkatkan ASI sesuai dengan perjalanan waktu. Konsentrasi vitamin B1 pada kolostrum lebih rendah disbanding susu lanjutan. Kebutuhan vitamin B1 bayi dipenuhi oleh ASI, Karena itu penting memperhatikan asupan vitamin B1 saat menyusui. Dianjurkan untuk menambah konsumsi 0,5 mg/hari selama masa menyusui. Begitu pula dengan vitamin B2, namun konsentrasi vitamin B2 akan menurun pada pemberian ASI jangka panjang. Konsentrasi vitamin B2 yang ada pada ASI menggambarkan asupan rata-rata. Suplementasi vitamin B2 dapat meningkatkan konsentrasinya di ASI sampai 2000 mg/L. Susu mengandung cukup banyak triptofan yang dapat diubah menjadi niasin, sehingga dapat menghindari defisiensi niasin. Konsentrasi niasin berubah-ubah di dalam ASI.Suplementasi asam pantotenat tidak mempengaruhi konsentrasinya di dalam ASI pada ibu menyusui dengan gizi cukup, namun hal ini bisa bermanfaat pada ibu menyusui dengan gizi kurang. Vitamin B6 (piridoksin) menunjukkan konsentrasi yang sesuai dengan konsentrsinya pada plasma ibu. Suplementasi vitamin B6 dapat melipatgandakan konsentrasinya di dalam ASI. Dianjurkan menambah konsumsi B6 0,5 mg/hari selama menyusui. Hal serupa tampak pada vitamin B12 (sianokobalamin) terutaa pada ibu yang tidak makan daging. Asam folat konsentrasinya rendah di kolostrum. Ibu menyusui mempunyai system proteksi yaitu mampu mencukupi kebutuhan asam folat untuk bayi, walaupun pada keadaan anemia megaloblastik. Konsentrasi biotin di kolostrum rendah, dan makin meningkat pada ASI lanjutan. Pada ibu menyusui gizi kurang pemberian tambahan biotin dapat meningkatkan konsentrasinya di ASI, namun tidak pada ibu menyusui dengan gizi cukup. Konsumsi asam folat 280 mg per hari dianjurkan pada 6 bulan pertama dan 260 mg per hari untuk selanjutnya. MineralZat besi yang terdapa di ASI lebih mudah diabsorpsi daripada yang terdapat di susu formula. Cadangan besi yang dimiliki bayi saat lahir cukup untuk memenuhi kebutuhannya selama 4-6 bulan pertama. ASI mensuplai 0,3 mg zat besi per liter. Mengenai penambahan zat besi pada ibu menyusui masih belum disepakati. Ada penelitian yang menyatakan perlunya suplementasi zat besi pada 6 bulan, bahkan sampai 1 tahun untuk mencegah defisiensi besi. Namun demikian ada bukti pula bahwa pada ibu yang menderita anemia defiseiensi besi, konsentrasi zat besinya tidak menurun. Penambahan zat besi juga tidak meningkatkan konsentrasi besi di dalam ASI. Asupan zat besi 15 mg per har diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu menyusui.Kebutuhan Kalsium untuk ibu menyusui sebesar 1.5 2 g/hari, supaya terdapat 0.3 0.5 g di ASInya. Penambahan kalsium pada makanan tidak meningkatkan konsentrasi kalsium di ASI. Penambahan kalsium tampaknya lebih bermanfaat untuk ibu, karena kalsium yang dimiliki oleh ibunya didistribusikan ke ASI, sehingga ibu menyusui yang kekurangan kalsium pada makanannya dan menyusui untuk jangka waktu lama dilaporkan dapat menderita osteomalasia dan kejang (tetani). Begitu pula dengan fosfor. Dibutuhkan asupan 1200 mg/hari untuk fosfor.Seng, tembaga, mangan, selenium, fluoride dan magnesium ditemukan dalam ASI. Namun tampaknya penambahan mineral-mineral ini pada makanan ibu tidak berhubungan langsung dengan konsentrasinya di dalam ASI. Tampaknya ASI mempunyai mekanisme sendiri yang dapat mengatur kecukupan kompisisi mineral ini. Untuk seng dianjurkan ekstra diet 7 mg/hari dan 14 mg/hari pada 6 bulan pertama dan kedua menyusui. Magnesium perlu ditambahkan 60 mg/hari pada makanan ibu menyusui. Dibtuhkan selenium 20 g/hari untuk mencegah kekurangan pada ibu saat masa menyusui.Yodium merupakan salah satu mineral yang penting yang ditemukan pada ASI. Di dalam kolostrum konsentrasinya mencapai 200 mg/L dan menjadi 100 mg/L pada susu lanjutannya. Konsumsi garam yang mengandung yodium oleh ibu menyusui dapat meningkatkan konsentrasi yodium di dalam ASI. Pemberian ASI pada 6 bulan pertama dilaporkan dapat mengurangi dampak kretin kongenital pada perkembangan fisik dan mental.b) Makanan Ibu MenyusuiPada prinsipnya makanan untuk ibu menyusui harus cukup mengandung kalori untuk mengganti energy yang dikeluarkan maupun dibutuhkan kembali untuk menghasilkan air susu. Komposisii bahan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrient untuk menjaga stamina dan berat badan ibu selama penyusunan. Makanan ibu menyusui harus mengandung ; cairan; vitamin, mineral. Cairan yang paling baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui ialah berupa air putih, kira-kira 3 liter atau setara dengan 12 gelas perhari. Meskipun susu suplemen mempunyai arti penting gizi yang baik, namun tidak dapat berfungsi sebagai bahan pengganti zat gizi essensial yang lain secara keseluruhan. Makanan bergizi tidak selalu mahal. Banyak bahan makanan bergizi yang harganya relative murah bahkan ada yang bisa dibudidayakan sendiri disekitar kita. Sumber protein cenderung dihubungkan dengan sesuatu yang mahal, padahal beberapa sumber protein nabati murahseperti tempe, tahu, kacang-kacangan. Sumber protein nabati seperti telur, daging, ayam, sapi, ikan memang relative mahal. Tetapi jangan lupa ada ikan teri yang bisa terjangkau harganya. Bahan makanan sumber karbohidrat misalnya berupa; beras, jangung, gandum, kentang, sagu, ubi. Disarankan untuk tidak mengkonsumsi mie instant, kecuali dilengkapi dengan telur daging dan sayuran. Buah-buahan sangat diperlukan oleh ibu yang sedang menyusui. Pisang, papaya selalu dipandang sebelah mata dan dikalaim buah murahan padahal papaya mengandung zat gizi yang baik. Kandungan dalam buah papaya melancarkan pencernaan makanan, serta memudahkan pengeluaran sisa bahan makanan yang tercerna dalam bentuk feses/ tinja. Pisang dikenal memiliki kandungan gizi yang lengkap. Di Indonesia, harga pisang relative murah, berbeda dengan harga pisang di AS atau Arab. Pisang dan papaya dikenal sebagai buah tanpa musim dan bisa ditanam dipekarangan rumah. Papaya berkhasiat melancarkan ASI, sedang pisang karbohidratnya berperan sebagai cadangan makanan. Pisang juga berkhasiat menurunkan koresterol darah, emjaga kesehatan jantung, dan membantu sirkulasi oksigen dalam otak. Buah-buahan yang bewarna dan oranye lainya, seperti jeruk, manga melon, juga baik untuk dikonsumsi. Namun untuk buah nangka, cempedak dan durian karena menghasilkan gas-gas dalam saluran pencernaan sehingga mengganggu lambung dan usus. Sayuran berdaun hijau seperti kangkung, bayam, katuk, sangat bermanfaat bagi ibu menyusui. Jenis-jenis sayuran ini mudah ditanam di pekarangan rumah. Sayuran hijau untuk mengatasi kurang darah (anemia), serta melancarkan ASI. Sayuran yang termasuk kubis-kubisan perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan gas dalam saluran pencernaan sehingga menimbulkan gangguan pencernaan pada lambung serta tinja yang encer pada bayi yang disusui. Hendaknya ibu yang sedang menyusui mengonsumsi lebih banyak makanan yang banyak mengandung zat besi, zat kapur, dan vitamin A. Ibu yang sedang berada pada fase menyusui sebaiknya mengurangi mengonsumsi kopi dan teh, karena dapat mengganggu penyerapan zat besi. Kalsium juga dapat menghalangi zat besi, waktu minum susu juga perlu diperhatikan. Dianjurkan untuk tidak meminum susu atau sumber kalsium lain setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Jarak waktu minimal yaitu 1,5-2 jam.c) Prinsip dan Syarat Makanan Ibu Menyusui Prinsip Sama dengan makanan wanita dewasa, hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik. SyaratSusunan menu harus seimbang. Dianjurkan meminum 8-12 gelas/ hari. Menghindari makanan yang banyak menggunakan alcohol, guna kelancaran pencernaan ibu. Dianjurkan banyak makan sayuran bewarnaDiit ibu menyusui sangat penting agar diperoleh anak-anak yang sehat. Diit yang baik selama ibu menyusuiyang berfariasi dan seimbang, akan berdampak positif pada komposisi ASI dan tumbuh kembang bayi.

5. Upaya Hormonal Telah kita ketahui proses laktasi akan melibatkan unsur hormonal di dalam tubuh manusia. Setelah memasuki usia kehamilan 16 minggu, wanita hamil tersebut sudah mulai memproduksi ASI tidak berlanjut karena tertahan oleh kehamilannya. Ketika bayi lahir dan plasenta keluar, hormon yang mempengaruhi proses pembentukan ASI akan menjadi aktif, apalagi bila tindakan inisiasi menyusu dini (IMD) dilakukan. Hisapan bayi akan mengirim sinyal ke otak ibu untuk mempengaruhi bagian otak yang disebut hipofisis. Hipofisis bagian depan akan mengeluarkan hormon prolaktin yang akan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan refleks prolaktin yang berperan dalam produksi ASI. Hipofisis posterior akan mengeluarkan hormon oksitosin yang akan masuk ke dalam liran darah dan menimbulkan efek oksitosin untuk kontraksi otot yang ada di sekeliling saluran ASI, sehingga ASI yang sudah diproduksi dapat dikeluarkan. Oksitosin selain berperan pada ASI juga mempunyai peranan pada kontraksi uterus, sehingga sering terasa kontraksi saat menyusui dan peristaltis usus. Oksitosin juga berpengaruh terhadap perilaku sosial seperti gairah seksual dan perilaku saat hamil. Untuk sintesis oksitosin, bahan dasarnya dapat diperoleh dengan mengkonsumsi kacang-kacangan. Oksitosin juga meningkat dengan melakukan bonding.Kelelahan maupun masalah-masalah psikologis pada ibu dapat mengahambat kerja oksitosin, seperti : kekhawatiran ibu bahwa ia tidak mampu menyusui atau merawat bayi, khawatir mengenai pekerjaannya, peselisihan dengan pasangan atau anggota keluarga lain. Sebaliknya rasa bahagia menjadi seorang ibu dalam pengasuhan anak dan hal lain akan memicu pengeluaran oksitosin.Dengan demikian kita mengetahui bahwa hal yang utama untuk proses laktasi adalah stimulasi pada payudara, baik oleh hisapan bayi maupun kegiatan memerah ASI, baik secara manual atau dengan alat. Hisapan bayi merupakan hal yang terbaik untuk menstimulasi payudara dalam memproduksi dan mengeluarkan ASI. Untuk dapat mengeluarkan ASI secara efektif, bayi harus melekat dengan baik pada payudara.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan paparan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa upaya untuk meningkatkan produksi ASI adalah :1. Merangsangan otot-otot payudara dengan cara memasase atau mengurut atau mengompres payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian. 2. Teratur dan sering dalam menyusui bayi 3. Menjaga kesehatan ibu4. Mengoptimalkan asupan makanan dan pola istirahat ibu5. Mengupayakan aspek hormonal dengan stimulasi payudara

B. Saran 1. Ibu menyusui harus menjaga kesehatan dirinya dan mengoptimalkan asupan nutri dalam makanan selama hamil untuk kulitas dan kelangsungan selama masa laktasi2. Ibu hamil harus senantiasa menstimulasi dan merawat kebersihan payudara secara rutin 3. Ibu menyusui harus menyusui bayinya sesering mungkin dan setiap bayi menginginkan ASI agar produksi ASI tidak terhambat4. Ibu menyusui diharapkan tidak memberikan makanan apapun selain ASI selama masa menyusui secara eksklusif selama 0-6 bulan bayi lahir.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Nugraheni. 2009.Panduan Ibu Cerdas (ASI dan Tumbuh Kembang Bayi). Yogyakarta: MedPressBahiyatun.2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGCBarasi, Mary E. 2007.At a Glance ILMU GIZI. Jakarta: ErlanggaM, A. Nanis Sacharina, dkk. 2010. Indonesia Menyusui._______:Badan Penerbit IDAISoetjiningsih, DSAK._______. ASI PETUNJUK UNTUK TENAGA KESEHATAN. Jakarta: EGC

1