Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

21
4. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Upaya pencegahan pemberantasan penyakit di Kecamatan Ngaliyan meliputi berbagai macam penyakit yang sering menjakiti masyarakat . Dalam praktiknya pencegahan penyakit menular membutuhkan kerja sama baik itu lintas program maupun lintas sektor, untuk kerjasama lintas program , misalnya dengan promkes dan kesling, Hari Rabu 17 juli 2013 lalu misalnya dilakukan promkes mengenai pencegahan HIV AIDS dan juga PSN di LP Kedung Pane oleh petugas promkes dan P2M .Adapun kerjasama lintas sektor upaya pencegahan penyakit menular bekerja sama dengan Global Fun,sebuah organisasi kesehatan Internasional yang mendanai pengobatan TBC dan AIDS, praktek dokter swasta dan apotek selain itu P2M juga bekerja sama dengan 6 kelurahan , yaitu antara lain : a. Kel. Ngaliyan : RW. 12 RT. 83 b. Kel. Bambankerep : RW. 4 RT. 25 c. Kel. Gondoriyo : RW. 12 RT. 40 d. Kel. Beringin : RW. 12 RT. 96 e. Kel. Podorejo : RW. 10 RT. 38 f. Kel. Wates : RW. 3 RT. 23 Dari ke 6 kelurahan tersebut, upaya P2M , melakukan kerja sama dalam hal penyuluhan

description

m

Transcript of Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

Page 1: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

4. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Upaya pencegahan pemberantasan penyakit di Kecamatan Ngaliyan

meliputi berbagai macam penyakit yang sering menjakiti masyarakat .

Dalam praktiknya pencegahan penyakit menular membutuhkan kerja sama

baik itu lintas program maupun lintas sektor, untuk kerjasama lintas

program , misalnya dengan promkes dan kesling, Hari Rabu 17 juli 2013

lalu misalnya dilakukan promkes mengenai pencegahan HIV AIDS dan

juga PSN di LP Kedung Pane oleh petugas promkes dan P2M .Adapun

kerjasama lintas sektor upaya pencegahan penyakit menular bekerja sama

dengan Global Fun,sebuah organisasi kesehatan Internasional yang

mendanai pengobatan TBC dan AIDS, praktek dokter swasta dan apotek

selain itu P2M juga bekerja sama dengan 6 kelurahan , yaitu antara lain :

a. Kel. Ngaliyan : RW. 12 RT. 83

b. Kel. Bambankerep : RW. 4 RT. 25

c. Kel. Gondoriyo : RW. 12 RT. 40

d. Kel. Beringin : RW. 12 RT. 96

e. Kel. Podorejo : RW. 10 RT. 38

f. Kel. Wates : RW. 3 RT. 23

Dari ke 6 kelurahan tersebut, upaya P2M , melakukan kerja sama dalam

hal penyuluhan pencegahan diare, DBD, dll. Adapun kegiatan-kegiatan

yang dimaksud , antara lain:

Posyandu (penyuluhan ttg

kesga)

Penyakit Wabah (DB,

Diare, PD3I)

Penylhn IMS, HIV/AIDS

Setiap bln 17 kali jam 10.00 dan

16.00

Setiap bln 4 kali / 2 kelurahan

Setiap bln sekali

Page 2: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

Kawasan Bebas Jentik

Penyluhn TB Paru

-

Setiap 3 bln sekali/6 kel

Setiap bln 4 kali/2 kel

Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular yang termasuk dalam

program P2M :

1. TB. Paru

2. Kusta

3. Pelayanan Imunisasi

4. Diare

5. ISPA

6. DBD

7. HIV / AIDS

A. Upaya pencegahan TB paru antara lain:

a. Pelacakan kontak penderita baru TBC BTA positif

b. Penyuluhan individu dan penyuluhan kelompok

c. Pelacakan sumber penularan TBC dan epidemiologi nya untuk

penanggulangan KLB

d. Lihat lingkungan sekitar penderita , ex: keluarga, apakah ada yg

memiliki gejala yang sama

e. Melakukan pemeriksaan laboratorium

f. Jika penderita mangkir dalam pemeriksaan , petugas puskesmas

mendatangi rumah yang bersangkutan

g. Melakukan pengawasan minum obat kepada penderita

Page 3: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

h. Melakukan penyuluhan kepada warga sekitar tentang apa itu tb dan

bagaimana penularannya

B. Upaya pencegahan Kusta antara lain :

1. Jangka panjang : Eliminasi kusta

2. Jangka menengah : Menurunkan angka kesakitan kusta menjadi 1 per 10.000

penduduk

3. Jangka pendek :

a. Penemuan penderita sedini mungkin

b. Implementasi MDT

c. Pembinaan pengobatan (Caseholding)

d. Mencegah cacat

e. Penyuluhan individu dan penyuluhan kelompok

f. Pengawasan sesudah RFT

C. Pelayanan Imunisasi

Imunisasi yang wajib :

1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine) : Untuk pemberian

kekebalan aktif terhadap tuberkulosis

2. Vaksin DPT : Untuk pemberian kekebalan secara simultan

terhadapdifteri, pertusis dan tetanus

3. Vaksin polio : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis

4. Vaksin campak : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit

campak

5. Vaksin hepatitis B : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi

yang disebabkan oleh virus hepatitis B

Imunisasi kepada bayi dan balita dan Ibu hamil diberikan setiap hari

Senin dan Rabu dan setiap imunisasi memiliki jadwalnya sendiri-sendiri.

Sedangkan untuk Capeng diberikan imunisasi TT sebulan sebelum

menikah dan sebulan setelah menikah.

Page 4: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

D. Upaya pencegahan Diare

Pencegahan diare pada konteks puskesmas , dapat dilakukan penyuluhan kepada

masyarakat tentang bahaya diare, penularan diare, pembiasaan hidup bersih , selain itu

juga dapat melalui sarana rehidrasi yang digolongkan menurut tempat pelayanan, yaitu

di Puskesmas, disebut Pojok UpayaRehidrasi Oral (URO) atau lebih dikenal dengan

nama POJOK ORALIT dan di Rumah Sakit disebut kegiatanPelatihan Diare

(KPD).

Pojok Oralit (Pojok URO)

Pojok oralit didirikan sebagai upaya terobosanuntuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat/ibu rumah tangga, kader dan

petugas kesehatan dalam tatalaksanapenderita diare.Juga merupakan

sarana rujukan penderitadiare, baik yang dari kader

maupunmasyarakat.Melalui pojok URO diharapkan dapatmeningkatkan

kepercayaan masyarakat danpetugas terhadap tatalaksana penderita

diarekhususnya dengan upaya rehidrasi oral.

Fungsi Pojok Oralit :

1. Mempromosikan upaya-upaya RehidrasiOral (URO)

2. Memberi pelayanan penderita diare

3. Memberikan pelatihan kader (Posyandu)

Tempat Pojok Oralit

Adalah bagian dari suatu ruangan diPuskesmas (di sudut ruangan

tunggupasien) dengan 1-2 meja kecil.Seorangpetugas Puskesmas

dapatmempromosikan URO kepada ibu-ibuyang sedang menunggu giliran

untuk suatupemeriksaan. Bila seseorang penderitamemerlukan URO,

Penderita tsb dapatduduk dikursi dibantu oleh ibu/keluarganyauntuk

melarutkan dan meminum oralitselama waktu observasi 3 jam.

Page 5: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

Cara membuat Oralit

1. Cuci tangan dengan air dan sabun

2. Sediakan 1 gelas air yang telah dimasak 200 cc

3. Masukkan 1 bungkus Oralit 200 cc

E. Upaya pencegahan DBD

Pemberantasan vektor penyakit. Salah satu kegiatan pencegahan dan

pemberantasan penyakit di Ngaliyan adalah pemberantasan sarang nyamuk

. Pemeriksaan dilakukan dengan mengumpulkan wakil warga, dan

perwakilan dari instansi yang terkait, yaitu personil dari koramil, polsek,

kecamatan, kelurahan dan puskesmas. Pemeriksaan dilakukan dengan

melihat:

1) Tempat penampungan air :

a. Bak kamar mandi / WC

b. Tempayangan

c. Tandon air

2) Non Tempat penampungan air

a. Pecahan botol / air kemasan

b. Kulkas / dispenser

c. Barang bekas

d. Vas bunga

e. Pot bunga

f. Lain-lain

Selain pemeriksaan, petugas juga melakukan promosi kesehatan kepada

warga tentang bahaya Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue dan

Demam Syok Syndrome serta penanggulangan penyakit penyakit

tersebut.

Page 6: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

Penyuluhan Penanggulangan yang diberikan merupakan program 3M

yaitu Menguras, Menguburdan Menutup. Selain penyuluhan juga

diberikan bubuk abate yang berfungsi membunuh jentik nyamuk

tersebut. Pada pemeriksaan jentik nyamuk yang telah dilakukan oleh

petugas promkes dan P2M, diketahui bahwa dari pemeriksaan tidak

ditemukan hasil jentik-jentik. Untuk pasien yang terjangkit DBD

Puskesmas Ngaliyan hanya menerima pasien dengan kadar trombosit

dibawah 150 dan diatas 100.

F. Upaya pencegahan HIV AIDS

Pada Hari Rabu , 17 Juli Petugas promkes dan P2M melakukan

penyuluhan HIV AIDS dan PSN DBD di LP Kedungpane , upaya-upaya

yang dilakukan antara lain :

1. Pemutusan mata rantai penularan ims termasuk infeksi HIVmelalui :

a. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual.

b. Pencegahan penularan melalui darah dan produk darah.

c. Pencegahan penularan dari ibu ke anak (Perinatal)

2. Memberikan dukungan pelayanan kesehatan/sosial bagimereka yang

terinfeksi HIV dan keluarganya.

3. Menyatukan semua sumber daya dan dana baik nasional dan

internasional untuk kegiatan-kegiatan pencegahan danpemberantasan

ims termasuk infeksi HIV/AIDS.

G. Upaya penanggulangan KLB

Secara praktis adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian

dan atau meningkatnya suatu kejadian/kesakitan yang bermakna secara

epidemiologis padda suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu.

Page 7: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

Kriteria kerja KLB :

a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak

ada/tidak dikenal di suatu daerah.

b. Adanya peningkatan kejadian kesakitan dua kali (2x) atau lebih

dibandingkan dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa

terjadi pada kurun waktu sebelumnya, tergantung dari jenis

penyakitnya.

c. Adanya peningkatan kejadian kesakitan atau kematian selama tiga

kurun waktu berturut-turut sesuai dengan penyakitnya.

A. Penanggulangan KLB dan Wabah Penyakit

Dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Laporan penyakit menular dan kematian dikelompokkan per daerah (dusun

dan desa).

2. Pengambilan sampel material untuk keperluan pemeriksaan laboratorium

sesuai dengan penyakitnya misalnya darah,rectal swab,air,contoh makanan

dan minuman,dahak dan materi lain yang sesuai (menurut kebutuhan).

3. Melacak orang yang berkontak dengan penderita (Foreward Contact

Traccing),dengan cara memeriksa keluarga penderita,tetangga,orang –

orang yang melayat untuk mengetahui luas penularan.

4. Melacak orang – orang yang berkontak dengan penderita sebelum

penderita sakit (backward contac traccing)untu mencari sumber penularan.

5. Tindakan pertama untuk menekan penjalaran diperlukan untuk

membatasi,mencegah dan memberantas penyebar luasan penyakit menular

sesuai dengan kemampuan,sampai diterimannya intruksi

Dinkes/Kandepkes atau datangnya tim gerak cepat yang ditugasi untuk

keperluan tersebut.

Page 8: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

6. Penyuluhan kesehatan dalam penanggulangan KLB atau wabah dititik

beratkan pada gerakan untuk menanggulangi penyakit misalnya :

a. Gerakan Pemberantasan sarang nyamuk

b. Gerakan Kebersihan Lingkungan

c. Gerakan Imunisasi masal

d. Gerakan Penemuan penderita demam (Mass Fever Survey)

Secara praktis ada beberapa unsur yang dapat dipergunakan dalam kegiatan

surveilans epidemiologi di puskesmas, dan unsur tersebut dipilih karena sudah

tersedianya data serta adanya kemampuan puskesmas untuk melaksanakannya.

Adapun unsur-unsur tersebut ialah:

1. Data kesakitan dapat diperoleh dari laporan bulanan data kesakitan puskesmas

yang memuat hampir semua penyakit yang diderita penduduk. Diambil

penyakit menular yang biasanya menimbulkan maasalah didaerah, baik karena

jumlah penderitanya yang banyak maupun yang menimbulkan banyak

kematian. Menurut penggolongan dalam daftar tabulasi data (DTD) penyakit-

penyakit yang perlu diamati secara terus-menerus .

Page 9: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

VARIABELSasaran % Satuan n %

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Pelayanan Imunisasi1. BCG 640,0 95% bayi 672 105 30 31,502.DPT/ HB3 640,1 90% bayi 619 96,7 30 29,013.Campak 640,0 90% bayi 640 100 30 30,004.Polio 4 639,8 90% bayi 650 101,6 30 30,485.DT pada murid SD / MI Kelas I 729,0 95% murid 729 100 20 20,006. Campak pada murid SD/ MI kls 1 729,0 95% murid 729 100 20 20,007. TT BIAS 1440,0 95% murid 1440 100 20 20,008. TT bumil 669,2 70% bumil 443 66,2 20 13,249.HB0 639,8 90% bayi 643 100,5 10 10,0510. Tingkat kelengkapan prasarana medis 2,0 100% persen 2 100 20 20,0011. Tingkat kepatuhan provider terhadap SOP 2,0 100% persen 2 100 20 20,00

Pengamatan Epidemiologi 1. Grafik mingguan penyakit potensial wabah 2,0 100% grafik 2 100 20 20,002. Tindak lanjut penanggulangan KLB ( PE ) * 28,0 100% kasus 28 100 30 30,003. Pemantauan Wilayah Setempat 2,0 100% PWS 2 100 20 20,004. Penemuan kasus AFP 0,0 2/ 100.000 kasus 0 100 20 0,00

penduduk 05. Kelengkapan laporan : - harian / W-1 100% hari 0 0 10 0,00 - mingguan / W-2 52,0 90% minggu 52 100 20 20,00 - bulanan/ C-1 12,0 100% bulan 12 100 10 10,007. Ketepatan laporan : - harian / W-1 352,0 100% hari 352 100 10 10,00 - mingguan / W-2 52,0 80% minggu 52 100 20 20,00 - bulanan/ C-1 12,0 100% bulan 12 100 10 10,00

Pemberantasan penyakit1.Diare1.1. Balita dengan diare yang ditangani 740,0 100% balita 370 50 15 7,501.2. Tingkat kepatuhan provider terhadap SOP pelayanan diare 2,0 100% petugas 2 100 10 10,001.3. Berfungsinya pojok oralit 2,0 2 buah 2 100 5 5,00

VARIABELSasaran % Satuan n %

2. ISPA 2.1. Balita dengan pneumonia yang ditemukan/ ditangani 15 100% balita 15 100 15 15,002.2.Tingkat kepatuhan provider terhadap SOP pelayanan ISPA / pneumonia 2 100% petugas 2 100 15 15,00

3.P2B2-. Pelaksanaan PE semua kasus DBD 42 80 kasus 42 89,28 60 53,57-. Ketepatan laporan PE DBD (< 24 jam) 19 60% kasus 19 100 60 60,00-. Pelaksanaan fogging sesuai dengan standart (< 5 hari) 1 70% kali 1 100 60 60,00-. PE peny. Leptospirosis/suspek AI/suspek Chikungunya 0 50% kasus 0 100 40 40,00-. Tingkat kepatuhan provider terhadap SOP DBD 1 100% petugas 1 100 50 50,00

4.TB Paru4.1. Angka Kesembuhan Penderita TB BTA positif 18,92 >85% orang 14 74 20 14,804.2. Pengambilan & fiksasi sputum tersangka penderita TB paru 180 80% kasus 180 100 20 20,004.3. Penemuan kasus BTA positif pada penderita TB paru 27 70% kasus 27 100 20 20,004.4. Penderita baru BTA positif yang diobati dengan strategi DOTS 27 50% orang 27 100 25 25,004.5. Penderita baru BTA positif yang konversi 19 80% orang 19 100 20 20,004.6. Tingkat kelangsungan pengobatan TB paru 39 100% orang 39 100 20 20,004.7.Tingkat kepatuhan provider terhadap SOP pelayanan TB paru 39 100% petugas 39 100 20 20,00

5. HIV & AIDS dan Infeksi Menular Seksual5.1. Klien yang mendapatkan penanganan HIV-AIDS 90% orang 0 20 0,005.2. Kasus IMS yang diobati 2,0 100% kasus 2 100 20 20,005.3. Tersangka kasus HIV/ AIDS yang ditemukan 100% kasus 0 15 0,005.4. Kasus HIV yang dirujuk ke RS 100% kasus 0 10 0,005.5. Tersangka kasus IMS yang ditemukan 2,0 30% kasus 2 100 20 20,005.6. Kasus IMS yang ditangani sesuai standar 2,0 30% kasus 2 100 20 20,00

PENCAPAIAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR ( h ) 1000 900

PROPORSI PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 800

KINERJA PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR= h/1000 x proporsi program 720,1184

REALISASIBobot

Nilai total

TARGET

TAHUN 2012

TARGET

VARIABEL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS NGALIYAN

REALISASIBobot Nilai

total

Page 10: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

Pada intinya P2M ,melakukan beberapa kegiatan upaya pemberantasan penyakit

menular yang diantaranya antara lain :

1. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini (SKD) / pengamatan penyakit.

2. Melaksanakan imunisasi.

3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue.

4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit tuberculosis.

5. Pencegahan dan penanggulangan penyakit Pnemonia pada Balita.

6. Pencegahan dan penanggulangan penyakit Diare pada Balita.

7. Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular Seksual (PMS) dan

HIV/ AIDS.

8. Eliminasi penyakit kusta.

9. Eradikasi polio, Eliminasi Tetanus Neonnatorum dan Reduksi Campak.

Adapun hambatan kegiatan pemberantasan penyakit menular (P2M) ,antara

lain :

1. Masih adanya masyarakat yang belum sadar akan pentingnya gizi dan

makanan yang seimbang, sehingga penyakit menjadi rawan terjangkit pada

masyarakat.

2. Kurangnya pengetarhuan masyarakat tentang DBD,Diare,Kusta dll dan

bahaya nya.

3. Belum adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup bersih dan

sehat.

4. Masih adanya pasien TB BTA aktif yang mangkir pengobatan ,sehingga

stadium nya menjadi lebih parah .

5. Masih adanya pasien yang sudah merasa sembuh ,padahal belum sembuh

sempurna, sehingga penyakit yang diderita kambuh kembali atau bahkan

lebih parah.

6. Pencatatan imunisasi TT pada ibu hamil yang masih carut marut

Page 11: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

 

 

 

Page 12: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

P2M untuk BAB 4 Pencegahan Penyakit Menular (P2M)

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan

dan pengendalian kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit. Upaya

kesehatan yang dilakukan diantaranya :

1.Melaksanakan sistem kewaspadaan dini (SKD) / pengamatan penyakit.

2.Melaksanakan imunisasi.

3.Pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue.

4.Pencegahan dan pemberantasan penyakit tuberculosis.

5.Pencegahan dan penanggulangan penyakit Pnemonia pada Balita.

6.Pencegahan dan penanggulangan penyakit Diare pada Balita.

7.Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular Seksual (PMS) dan

HIV/ AIDS.

8.Eliminasi penyakit kusta.

9.Eradikasi polio, Eliminasi Tetanus Neonnatorum dan Reduksi Campak.

Puskesmas dikatakan berhasil bila cakupan indikator yang diantaranya, antara

lain: 1. Pelayanana imunisasi

2.Pengamatan Epidemiologi

3.Pemberantasan penyakit Diare, ISPA,P2B2

4.Pemberantasan penyakit TB Paru

5. Pemberantasan penyakit HIV dan IMS

Telah mencapai target yang telah direncanakan. Berdasarkan data terakhir

yang sudah dilaporkan , terdapat 3 hal yang belum dicapai dari 3 indikator ,

diantaranya adalah :

1. Pencegahan dan penanggulangan penyakit diare pada balita khususnya

pada balita dengan diare yang ditangani, hanya mendapat pencapaian

50% sementara target nya adalah 100%

Page 13: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

2. Pelayanan imunisasi khususnya pada imunisasi TT pada ibu hamil yang

hanya mendapat persentase 66,2 % sementara target yang harus dicapai

adalah 70%

3. Pencegahan TB Paru khususnya pada angka kesembuhan TB BTA positif

,yaitu 74 % sementara target perencanaan yang diharapkan mencapai

lebih dari 85%

A. Faktor Pengahambat

1. Faktor penghambat angka balita dengan diare yang ditangani adalah

wilayah cakupan puskesmas yang begitu luas, sehingga masyarakat

memiliki banyak pilihan berobat , misal di dokter keluarga, bidan ,klinik,

rumah sakit dll. Sehingga tidak dipungkiri target pencapaian puskesmas

untuk balita dengan diare yang ditangani tidak sesuai target rencana.

2. Faktor penghambat angka imunisasi TT pada ibu hamil adalah karena

pencatatan bukti imunisasi yang masih carut marut, imunisasi untuk TT

adalah 5x, yang bisa didapat dari kelas 1 SD 1 kali, kelas 2 SD 1 kali,

kelas 3 SD 1 kali, dan untuk CAPENG sebulan sebelum menikah 1 kali,

dan sebulan sesudah menikah 1 kali, karena pencatatan yang carut marut

dan umumnya para ibu hamil tidak memiliki bukti apakah ibu sudah 5x

diimunisasi TT , sehingga perlu di imunisasi kembali.Oleh karena itu

target tindakan imunisasi TT pada ibu hamil belum memenuhi target

karena carut marutnya pencatatan data imunisasi TT pada ibu hamil.

3. Faktor pengambat angka kesembuhan pada TB BTA positif adalah pada

akhir pengobatan yang seharusnya penderita harus memeriksakan dahak

nya di laboratorium baru bisa dikatakan sembuh , para penderita TB BTA

positif di Kecamatan Ngaliyan tidak memeriksakan dahaknya ke

laboratorium puskesmas kembali, karena menurut mereka keadaan mereka

sudah sembuh dari TB BTA positif, padahal untuk dikatakan sembuh dari

TB BTA positif harus melalui pemeriksaan dahak kembali.

Page 14: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New

B. Tindak Lanjut

1. Tindak lanjut yang dilakukan untuk memenuhi target dari pada angka

balita dengan diare yang ditangani adalah dengan meningkatkan

pelayananan puskesmas mengenai pencegahan dan penanganan diare

dengan lebih mendayagunakan POR (Pojok Oralit) sebagai sarana nya,

sehingga masyarakat akan lebih tertarik untuk berkunjung di puskesmas,

dan derajat kesehatan masyarakat tentang diare lebih meningkat.

2. Tindak lanjut yang dilakukan untuk mencapai target dari pada angka

imunisasi TT pada ibu hamil adalah dengan perbaikan pada pencatatan

imunisasi TT , sehingga ibu hamil tersebut tidak akan bingung, apakah dia

harus di imunisasi TT atau tidak. Sehingga target menjadi jelas dan

tercapai.

3. Tindak lanjut yang dilakukan untuk meningkatkan angka kesembuhan TB

BTA positif adalah dengan memberi penyuluhan kepada warga tentang TB

, cara penularan TB dan pentingnya berobat sampai benar-benar sembuh

untuk pasien yang menderita TB BTA positif. Selain itu melakukan PMO

yang lebih ketat kepada pasien TB BTA positif dan memberi pengertian

kepada pasien agar berobat sampai sembuh total sehingga pasien menjadi

sadar akan berobat smpai penyakitnya benar-benar sembuh, dan kemudian

dapat menaikan angka kesembuhan TB BTA positif di wilayah Kecamatan

Ngaliyan.

Page 15: Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit ( Perbaikan) New