Upaya Pemberantasan Demam Berdarah Terdiri Dari 3 Hal

7
Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal. 1) Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) Diagnosis dini dan pengobatan dini, 3) Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah baik lintas sektor maupun lintas program dan masyarakat termasuk sektor swasta. Tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam upaya pemberantasan penyakit DBD antara lain membuat kebijakan dan rencana strategis penanggulangan penyakit DBD, mengembangkan teknologi pemberantasan, mengembangkan pedoman pemberantasan, memberikan pelatihan dan bantuan teknis, melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan serta penggerakan masyarakat Masyarakat dapat ikut berperan dalam 3 upaya pemberantasan penyakit DBD tersebut. Sebagai contoh: peran masyarakat dalam kegiatan surveilans penyakit, yaitu masyarakat dapat mengenali secara dini tanda-tanda penyakit DBD yang menimpa salah satu anggota keluarga maupun tetangga mereka dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Sehingga bisa dilakukan penegakan diagnosa secara dini dan diberikan pertolongan dan pengobatan dini. Dengan demikian gerakan PSN dengan 3M Plus yaitu Menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali atau menaburinya dengan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk Aedes aegipty tidak bisa bertelur di tempat itu, Mengubur/membuang pada tempatnya barang-barang bekas seperti ban bekas, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan. Masyarakat dapat juga melakukan upaya mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan obat gosok antinyamuk, tidur dengan kelambu, menyemprot rumah dengan obat nyamuk yang tersedia luas di pasaran. Hal sederhana lainnya yang dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat adalah menata gantungan baju dengan baik agar tidak menjadi tempat hinggap dan istirahat nyamuk Aedes aegypti. Berbagai gerakan yang pernah ada di masyarakat seperti Gerakan Disiplin Nasional (GDN), Gerakan Jumat Bersih (GJB), Adipura, Kota Sehat dan gerakan-gerakan lain serupa dapat dihidupkan kembali untuk membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jika ini dilakukan maka selain penyakit DBD Indonesia dalam peta wabah demam berdarah dengue ada di posisi yang memprihatinkan. Dalam jumlah angka kesakitan (morbidity rate) dan kematian (mortality rate) demam berdarah dengue di kawasan Asia Tenggara, selama kurun waktu 1985- 2004, Indonesia berada di urutan kedua terbesar setelah

Transcript of Upaya Pemberantasan Demam Berdarah Terdiri Dari 3 Hal

Page 1: Upaya Pemberantasan Demam Berdarah Terdiri Dari 3 Hal

Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal. 1) Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) Diagnosis dini dan pengobatan dini, 3) Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah baik lintas sektor maupun lintas program dan masyarakat termasuk sektor swasta. Tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam upaya pemberantasan penyakit DBD antara lain membuat kebijakan dan rencana strategis penanggulangan penyakit DBD, mengembangkan teknologi pemberantasan, mengembangkan pedoman pemberantasan, memberikan pelatihan dan bantuan teknis, melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan serta penggerakan masyarakat

Masyarakat dapat ikut berperan dalam 3 upaya pemberantasan penyakit DBD tersebut. Sebagai contoh: peran masyarakat dalam kegiatan surveilans penyakit, yaitu masyarakat dapat mengenali secara dini tanda-tanda penyakit DBD yang menimpa salah satu anggota keluarga maupun tetangga mereka dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Sehingga bisa dilakukan penegakan diagnosa secara dini dan diberikan pertolongan dan pengobatan dini.Dengan demikian gerakan PSN dengan 3M Plus yaitu Menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali atau menaburinya dengan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk Aedes aegipty tidak bisa bertelur di tempat itu, Mengubur/membuang pada tempatnya barang-barang bekas seperti ban bekas, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan.

Masyarakat dapat juga melakukan upaya mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan obat gosok antinyamuk, tidur dengan kelambu, menyemprot rumah dengan obat nyamuk yang tersedia luas di pasaran. Hal sederhana lainnya yang dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat adalah menata gantungan baju dengan baik agar tidak menjadi tempat hinggap dan istirahat nyamuk Aedes aegypti.

Berbagai gerakan yang pernah ada di masyarakat seperti Gerakan Disiplin Nasional (GDN), Gerakan Jumat Bersih (GJB), Adipura, Kota Sehat dan gerakan-gerakan lain serupa dapat dihidupkan kembali untuk membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jika ini dilakukan maka selain penyakit DBD

Indonesia dalam peta wabah demam berdarah dengue ada di posisi yang memprihatinkan. Dalam jumlah angka kesakitan (morbidity rate) dan kematian (mortality rate) demam berdarah dengue di kawasan Asia Tenggara, selama kurun waktu 1985-2004, Indonesia berada di urutan kedua terbesar setelah Thailand (WHO 2004). Selama tahun 1985-2004, di Indonesia tercatat angka penderita demam berdarah dengue terendah 10.362 pada tahun 1989 dan tertinggi 72.133 orang pada tahun 1998, dengan angka kematian terendah 422 orang pada tahun 1999 dan tertinggi 1.527 pada tahun 1988 (Lihat Tabel 1). Angka kematian DBD dalam persentase (case fatality rate) Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara dapat dilihat pada Tabel 2. (excluded).Kebijakan Khusus Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue. Upaya

penanggulangan KLB DBD meliputi: (1) pengobatan dan perawatan penderita, (2)

penyelidikan epidemiologi dan sarang nyamuk penular DBD, (3) pemberantasan vektor

Page 2: Upaya Pemberantasan Demam Berdarah Terdiri Dari 3 Hal

(yaitu nyamuk penularnya), (4) penyuluhan kepada masyarakat, (5) evaluasi

penanggulangan KLB (Ditjen PPM & PLP 1987).

Pemberantasan vektor merupakan upaya yang mutlak untuk memutuskan rantai

penularan (WHO 2004), (Suroso 1983), (Suroso & Umar 1999), (Nadesul 2004), (Bang

& Tonn 1993). Strategi yang dilakukan di Indonesia adalah Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN), pengasapan (fogging), dan larvasiding, yaitu memusnahkan jentik

nyamuk dengan menaburkan bubuk abate ke air yang tergenang di dalam tampungan-

tampungan air.

 

Program yang dilakukan adalah gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara

massal dan nasional. PSN dilakukan dengan menerapkan 3M (Menutup wadah-wadah

tampungan air, Mengubur atau membakar barang-barang bekas yang dapat menjadi

sarang nyamuk, dan Menguras atau mengganti air di tempat tampungan air). Kegiatan

3M dihimbau untuk dilakukan oleh masyarakat satu minggu sekali. Gerakan ini

dicanangkan oleh Pemerintah setiap tahunnya pada saat musim penghujan di mana wabah

demam berdarah dengue biasa terjadi. Pada program pembangunan 2004-2005,

pencanangan Gerakan PSN dimulai sejak November 2004 dan ditegaskan kembali oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Februari 2005.

Kebijakan lainnya dalam upaya penanganan KLB-DBD:

· Pemerintah menginstruksikan semua rumah sakit baik negeri maupun swasta untuk tidak

menolak pasien penderita DBD.

· Pemerintah merekomendasikan sejumlah rumah sakit milik pemerintah untuk memberikan

pengobatan gratis kepada penderita DBD yang dirawat di ruang perawatan kelas III.

· Pemerintah merekrut juru pemantau jentik (”jumantik”) untuk memeriksa jentik-jentik

nyamuk Aedes aegypti di setiap rumah tangga.

· Pemerintah melakukan penyuluhan masyarakat melalui iklan layanan masyarakat di media

massa, brosur dan penyuluhan melalui tenaga kesehatan.

· Pemerintah melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui perkembangan virus

dengue.

Page 3: Upaya Pemberantasan Demam Berdarah Terdiri Dari 3 Hal

· Pemerintah menerapkan sistem peringatan dini dan menetapkan status Kejadian Luar Biasa

pada wilayah yang mengalami ledakan kejadian demam berdarah dengue.

· Pemerintah memberikan perlakuan seperti pada penanganan Kejadian Luar Biasa, walaupun

kejadiannya belum sampai pada kriteria Kejadian Luar Biasa (Depkes 2005b).

a. LingkunganMetode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh : menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti dan menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan? air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah?. Tumpah atau bocornya air dari pipa distribusi, katup air, meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi habitat yang penting untuk larva Aedes aegypti jika tindakan pencegahan tidak dilakukan.b. BiologisPengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14). Peran pemangsa yang dimainkan oleh copepod crustacea (sejenis udang-udangan) telah didokumentasikan pada tahun 1930-1950 sebagai predator yang efektif terhadap Aedes aegypti (Kay BH., 1996). Selain itu juga digunakan perangkap telur autosidal (perangkap telur pembunuh) yang saat ini sedang dikembangkan di Singapura.

c. KimiawiCara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan (fogging) (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M Plus, yaitu menutup, menguras dan mengubur barang-barang yang bisa dijadikan sarang nyamuk. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat (Deubel V et al., 2001).Pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali (revitalisasi) pokjanal DBD di Desa/Kelurahan maupun Kecamatan dengan fokus pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemeriksaan jentik berkala. Perekrutan warga masyarakat sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan pemantauan jentik, pemberantasan sarang nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan. Peran media massa dalam penanggulangan KLB DBD dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat juga ditingkatkan. Dengan adanya sistem

Page 4: Upaya Pemberantasan Demam Berdarah Terdiri Dari 3 Hal

pelaporan dan pemberitahuan kepada khalayak yang cepat diharapkan masyarakat dan departemen terkait lebih wasapada. Intensifikasi pengamatan (surveilans) penyakit DBD dan vektor dengan dukungan laboratorium yang memadai di tingkat Puskesmas Kecamatan/Kabupaten juga perlu dibenahi (Kristina et al., 2004).

Memang, berbagai upaya penanggulangan penyakit DBD telah dilakukan pemerintah. Namun, tampaknya berbagai upaya tersebut belum memberikan hasil memuaskan. Hal itu diakibatkan oleh berbagai faktor. Misalnya, berbagai program tersebut cenderung bersifat parsial, sesaat, sporadis, kurang sistematis, dan kurang melibatkan partisipasi masyarakat luas.

Menurut Menkes, keberhasilan Pemkot Pekalongan dalam mencegah penyebaran DBD tidak terlepas dari usaha warga masyarakat termasuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan melibatkan anak didik untuk memberantas jentik nyamuk di rumah maupun di lingkungan sekolah masing-masing guna menghentikan penyebaran kasus DBD.  Kegiatan ini  merupakan kegiatan strategis karena dengan demikian anak sejak kecil sudah dibentuk persepsinya dan pemahamannya bahwa jentik atau nyamuk walaupun makhluk kecil, namun tidak bisa diremehkan karena dapat menimbulkan berbagai penyakit antara lain demam berdarah dengue.

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :1. LingkunganMetode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh: Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu. Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali. Menutup dengan rapat tempat penampungan air. Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.2. BiologisPengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).3. KimiawiCara pengendalian ini antara lain dengan: Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah:a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD. b. Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM/ program kartu sehat . (SK Menkes No. 143/Menkes/II/2004 tanggal 20 Februari 2004). c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD.

Page 5: Upaya Pemberantasan Demam Berdarah Terdiri Dari 3 Hal

d. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik (jumantik).e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur). f. Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang terdiri dari unsur-unsur : Ikatan Dokter Anak Indonesia Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia Asosiasi Rumah Sakit Daerahg. Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing Rp. 500 juta, di luar bantuan gratis ke rumah sakit.h. Mengundang konsultan WHO untuk memberikan pandangan, saran dan bantuan teknis.i. Menyediakan call center . � � DKI Jakarta, Pusadaldukes (021) 34835188 (24 jam) DEPKES, Sub Direktorat Surveilans (021) 4265974, (021) 42802669 DEPKES, Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) (021) 5265043j. Melakukan Kajian Sero-Epidemiologis untuk mengetahui penyebaran virus dengue.