UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

20
111 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS BAHASA INGGRIS DALAM TEKS RECOUNT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PICTURES SERIES SISWA KELAS VIIID SMPN 2 KEBONAGUNG Nita Retnaningrum SMPN 2 Kebonagung [email protected] Abstrak- Artikel yang diambil dari PTK bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam menulis recount text sebelum menggunakan teknik picture series pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Kebonagung Pacitan; dan (2) mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam menulis recount text setelah menggunakan teknik picture series pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Kebonagung Pacitan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Sebelum menggunakan teknik picture series dari 22 orang siswa hanya lima orang yang memenuhi nilai KKM 78. Artinya, terlampauinya nilai KKM yang ditentukan, yaitu 78. Hasil tes awal (pratindakan) menunjukkan bahwa pada hasil karangan siswa masih banyak ditemukan kesalahan; (2) Kemampuan siswa dalam menulis recount text setelah menggunakan teknik picture series, a) Pada siklus I, teknik picture series diterapkan, hasilnya menunjukkan sebanyak 22% siswa mampu memeroleh nilai baik, 19,35% mendapat nilai cukup, dan 48% mendapat nilai di bawah KKM, b) Hasil karangan siswa pada siklus II memenuhi KKM. Presentase kesalahan organisasi pada kegiatan pratindakan, siklus I dan siklus II adalah pada kesalahan organisasi berkurang dari 45% menjadi 25% dan 9%, kesalahan pengembangan ide berkurang dari 58% menjadi 32% dan 16%, kesalahan tata bahasa berkurang dari 80% menjadi 48% dan 25%, dan kesalahan mekanik berkurang dari 25% menjadi 16% dan 6%; dan (3) Faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi pada penerapan teknik picture series dalam menulis recount text yang ditampilkan dengan menggunakan slide dapat memberikan stimulus kepada siswa tentang pembelajaran baru khususnya dalam menulis recount text. Dengan demikian, memudahkan siswa untuk memunculkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka yang akan dituangkan menjadi sebuah tulisan. Penambahan instrumen-instrumen baru dapat memudahkan siswa untuk menulis sebuah recount text dengan teknik picture series yang diterapkan. Di samping itu, dengan adanya pengulangan materi yang diberikan dan penguatan (reinforcement) yang memberikan respons baik terhadap hasil menulis siswa serta motivasi yang diberikan guru ketika pembelajaran berlangsung menyebabkan siswa bersemangat dalam menulis. Kata kunci: menulis, teks recount, tehnik pictures series

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

111

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

MENULIS BAHASA INGGRIS DALAM TEKS

RECOUNT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK

PICTURES SERIES SISWA KELAS VIIID

SMPN 2 KEBONAGUNG

Nita Retnaningrum

SMPN 2 Kebonagung

[email protected]

Abstrak-Artikel yang diambil dari PTK bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan

hasil pembelajaran dalam menulis recount text sebelum menggunakan teknik

picture series pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Kebonagung Pacitan; dan

(2) mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam menulis recount text setelah

menggunakan teknik picture series pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2

Kebonagung Pacitan.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Sebelum menggunakan teknik picture

series dari 22 orang siswa hanya lima orang yang memenuhi nilai KKM 78.

Artinya, terlampauinya nilai KKM yang ditentukan, yaitu 78. Hasil tes awal

(pratindakan) menunjukkan bahwa pada hasil karangan siswa masih banyak

ditemukan kesalahan; (2) Kemampuan siswa dalam menulis recount text setelah

menggunakan teknik picture series, a) Pada siklus I, teknik picture series

diterapkan, hasilnya menunjukkan sebanyak 22% siswa mampu memeroleh nilai

baik, 19,35% mendapat nilai cukup, dan 48% mendapat nilai di bawah KKM, b)

Hasil karangan siswa pada siklus II memenuhi KKM. Presentase kesalahan

organisasi pada kegiatan pratindakan, siklus I dan siklus II adalah pada kesalahan

organisasi berkurang dari 45% menjadi 25% dan 9%, kesalahan pengembangan

ide berkurang dari 58% menjadi 32% dan 16%, kesalahan tata bahasa berkurang

dari 80% menjadi 48% dan 25%, dan kesalahan mekanik berkurang dari 25%

menjadi 16% dan 6%; dan (3) Faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi

pada penerapan teknik picture series dalam menulis recount text yang ditampilkan

dengan menggunakan slide dapat memberikan stimulus kepada siswa tentang

pembelajaran baru khususnya dalam menulis recount text. Dengan demikian,

memudahkan siswa untuk memunculkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka

yang akan dituangkan menjadi sebuah tulisan. Penambahan instrumen-instrumen

baru dapat memudahkan siswa untuk menulis sebuah recount text dengan teknik

picture series yang diterapkan. Di samping itu, dengan adanya pengulangan

materi yang diberikan dan penguatan (reinforcement) yang memberikan respons

baik terhadap hasil menulis siswa serta motivasi yang diberikan guru ketika

pembelajaran berlangsung menyebabkan siswa bersemangat dalam menulis.

Kata kunci: menulis, teks recount, tehnik pictures series

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

112

PENDAHULUAN

Tujuan pengajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs adalah mengajarkan

kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, baik secara lisan maupun

tertulis, dengan menguasai keterampilan berbahasa baik yang bersifat productive;

berbicara dan menulis (speaking and reading) maupun yang bersifat receptive;

mendengar dan membaca (lestening and reading) (Depdiknas 2004 : 11).

Bahasa hadir dengan dua fungsinya, yaitu fungsi transaksional dan fungsi

interaksional. Fungsi transaksional merupakan fungsi bahasa untuk

mengekspresikan isi, fakta, atau proses. Fungsi interaksional merupakan fungsi

untuk mengekspresikan hubungan-hubungan sosial, sikap, dan opini pribadi.

Fungsi transaksional biasanya melalui bahasa tulis, sedangkan fungsi

interaksional biasanya disampaikan melalui bahasa lisan, meski tidak menutup

kemungkinan adanya kombinasi dari keduanya. Fungsi transaksional bahasa

memainkan peran yang vital dalam transfer of knowledge yang bermuara pada

peningkatan sumber daya manusia yang ditandai dengan semakin berkembangnya

IPTEK dan semakin meningkatnya kemakmuran manusia sejalan dengan

pemberdayaan dan pemanfaatan IPTEK yana ada.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris SMP/MTs adalah

berkomunikasi sescara lisan dan tertulis dengan menggunakan ragam bahasa yang

sesuai secara lancar dan akurat dalam wacana interaksional dan atau monolog

yang melibatkan wacana berbentuk deskriptif, naratif, spoof/recount, procedure,

report dengan variasi ungkapan makna interpersonal, ideasional dan tekstual

sederhana. Pembelajaran diarahkan pada pencapaian kompetensi yang terlihat

dalam kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan bahasa untuk

berkomunikasi. Adapun kompetensi yang dimaksud adalah Standard Kompetensi

dan Komptensi Dasar. Kompetensi Dasar mencakup kompetensi tindak bahasa

(actional competence), kompetensi linguistik, kompetensi sosiokultural,

kompetensi Strategis, dan Kompetensi pembentuk wacana. Kompetensi tindak

bahasa meliputi ketrampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Salah satu kompetensi dasar dalam keterampilan menulis adalah :

mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam essei pendek sangat sederhana

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

113

dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar, dan berirama

untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat dalam teks berbentuk deskriptif.

Rendahnya prestasi belajar siswa secara kuantitatif maupun kualitatif yang diukur

dengan standar ketuntasan minimal bisa dijadikan pedoman untuk mengetahui

keberhasilan kegiatan pembelajaran keterampilan menulis teks deskriptif dalam

Bahasa Inggris.(Depdiknas 2007 : 40)

Kondisi riil yang terjadi pada saat peneliti memberikan materi menulis

teks deskriptif dalam Bahasa inggris di kelas VIII D SMP N 2 Kebonagung,

kegiatan pembelajaran tidak berjalan sesuai harapan. Kenyataan yang ada di kelas,

ketika siswa diberi tugas menulis bahasa inggris dalam teks deskriptif adalah

sebagai berikut: sebanyak 60% siswa tidak melakukan apa-apa dengan alasan 1)

siswa tidak mengetahui tata bahasa dalam bahasa inggris 2) minimnya kosa kata

dalam bahasa inggris. Sebanyak 40 % siswa menulis tetapi tulisan mereka tidak

sesuai dengan aturan penulisan teks berbahasa inggris. Hal ini terjadi karena; 1)

kebiasaan siswa menterjemahkan kalimat bahasa Indonesia kedalam bahasa

inggris 2) ketika menulis siswa kurang memperhatikan tata bahasa yang tepat

dalam bahasa inggris. 3) siswa tidak memiliki konsep, ide dan gagasan yang

cukup untuk ditulis.

Melihat kondisi riil tentang penyebab rendahnya prestasi belajar siswa

menulis teks deskripsi dalam bahasa inggris di kelas VIII D, maka perlu adanya

upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yakni berupa langkah-langkah

kegiatan pembelajaran yang mampu merangsang siswa untuk berlatih menulis.

Pembelajaran yang dilakukan harus cukup memiliki karakteristik yang kuat dalam

menggali gagasan siswa diantaranya 1) tentang apa yang harus ditulis dan

bagaimana penulisanya 2) mampu mengembangkan rasa percaya diri yang cukup

sehingga siswa memiliki keberanian untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk

tulisan 3) memberikan kesempatan berlatih secara individu maupun kelompok,

serta mendapat kesempatan untuk dikoreksi, dikritik, dikomentari, dan mendapat

saran dari siswa lain maupun guru.

Sesuai dengan karakteristi kebutuhan layanan pembelajaran yang ada di

kelas VIII D, maka diperlukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya perbaikan

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

114

pelaksanaan kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris khususnya pada keterampilan

menulis teks recount. Untuk itu peneliti mengangkat masalah dengan penyelesaian

penelitian tindakan kelas yang berjudul: Meningkatkan Prestasi Belajar Menulis

Bahasa Inggris dalam Teks Recount dengan Menggunakan Tehnik Pictures Series

pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Kebonagung Tahun Pelajaran 2018/2019.

KAJIAN PUSTAKA

Hughey (1983:38) oleh Poernomo dalam majalah Media no 10/thn

XL/Desember 2010, mengemukakan bahwa keterampilan menulis sering menjadi

keterampilan yang tersulit diantara ketrampilan yang lain, yakni: mendengarkan,

membaca dan berbicara. Hal ini disebabkan dalam berkomunikasi dengan bahasa

tulis, seseorang dituntut bisa menyampaikan maksudnya tanpa adanya interaksi

tatap muka dimana makna ungkapan bisa dinegosiasikan. Ketrmpilan ini juga

diperoleh paling akhir setelah ketrampilan-ketrampilan lainnya. Heaton

(1975:135) menyatakan bahwa ketrampilan menulis merupakan sesuatu yang

kompleks dan kadang-kadang sulit diajarkan, memerlukan penguasaan tata

bahasa, konsep, retorika, dan elemen interpretasi. Jadi menulis dipandang sebagai

proses yang kompleks yang melibatkan berbagai komponen bahasa seperti tata

bahasa (grammar), ejaan dan tanda baca (mechanic), kosa kata (vocabulary),

retorika atau struktur teks (text organization), dan pengembangan ide (developing

ideas) yang cukup. Oleh karena itu. Tidaklah mengherankan jika banyak siswa

yang mengalami kesulitan dalam menulis apalagi dalam Bahasa Inggris. Para

siswa umumnya berpersepsi negative terhadap kegiatan menulis dan enggan

mencobanya karena merasa takut membuat kesalahan (Blanton, 1987:112)

Beberapa temuan di lapangan yang sering dijumpai seorang guru dalam

kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut (1) terbatasnya jumlah siswa

yang menerapkan teori tentang menulis seperti yang dilatihkan guru di sekolah,

(2) adanya anggapan siswa bahwa kegiatan menulis itu sukar, (3) guru kurang

bersemangat dalam pembelajaran menulis karena siswa tidak tertarik, (4) hasil test

formatif kurang menggembirakan , (5) kualitas belajar Bahasa belum memuaskan.

Siswa usia SMP merupakan transisi dari anak-anak ke usia remaja..

Intelektual anak tumbuh dan berkembang dengan baik maka siswa cenderung

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

115

tidak mengalami hambatan dalam pengembangan pengetahuannya. Faktor lain

adalah motivasi anak dalam membaca juga mengalami hambatan. Karena kita

ketahui motivasi merupakan motor penggerak aktivitas. Timbulnya motivasi

membaca anak akan membantu pengembangan ide, kegiatan membaca akan

memperluas wawasan siswa tentang berbagai model penuangan.

Kesulitan siswa menulis terjadi karena kurang paham terhadap beberapa

aktivitas menulis, diantaranya (a) mengeja, yaitu aktivitas memproduksi urutan

huruf yang tepat dalam ucapan atau tulisan dari suku kata. Kemampuan yang

dibutuhkan aktivitas mengeja antara lain: (1) Decoding, atau kemampuan

menguraikan simbol, (2) ingatan auditoris dan visual ,(3) divisualisasikan dalam

bentuk tulisan. (b) menulis permulaan. Kesulitan yang sering muncul dalam

proses menulis permulaan antara lain: (1) ketidakkonsistenan.

Dalam recount text siswa dituntut untuk membangun sebuah teks yang

terorganisasi atau terstruktur yang dirangkai untuk menceritakan kejadian-

kejadian pada masa lalu. Dengan kata lain, siswa menceritakan kejadian yang

dialami kepada orang lain yang dapat diungkapkan melalui bentuk tulisan yang di

dalamnya dituliskan kronologis peristiwa-peristiwa yang terjadi. Recount text

adalah jenis teks yang berisi tentang pengalaman pribadi seseorang yang

disampaikan secara terurut (Fadlun, 2011: 98).

Menurut Anderson & Anderson, (1997:48) recount text bertujuan untuk

memberikan gambaran kepada pembaca tentang sebuah peristiwa yang terjadi

menurut waktu dan tempat kejadiannya yang difokuskan adalah kejadian yang

ditulis secara berurutan. Terdapat tiga jenis recount text, yaitu (1) personal

recount: menceritakan kembali pengalaman di mana penulis telah terlibat secara

langsung; (2) factual recount: menceritakan kembali kejadian atau insiden seperti

berita koran, laporan kecelakaan; dan (3) imaginative recount: menceritakan peran

yang bersifat imajinatif dan menghubungkan kejadian khayalan (Emilia dkk,

2008:16).

Organisasi recount text biasanya dimulai dengan orientation yang

memasukkan unsur-unsur informasi latar belakang untuk membantu pembaca

memahami cerita. Biasanya ada penjelasan mengenai siapa, kapan, di mana, dan

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

116

mengapa yang biasanya ditulis dalam paragraf pertama. Selanjutnya diikuti

dengan kejadian penting (important events) yang dijelaskan dan biasanya disusun

dalam urutan waktu dari kejadian pertama sampai dengan kejadian terakhir. Teks

ini banyak mempunyai komentar evaluatif atau pernyataan simpulan yang

mungkin hanya berupa komentar mengenai kejadian yang telah terjadi

sebelumnya. Akan tetapi, ini bersifat opsional yang sering merupakan komentar

yang merefleksikan perasaan penulis tentang kejadian-kejadian yang disebutkan

sebelumnya.

Generic/Schematics Structure of Recount Text Sumber: Rangkuman

Intisari bahasa Inggris (Fadlun,2011: 98)

Generic structure of recount text Function

Orientation Pembukaan (pengenalan tokoh,

tempat, waktu dan kejadian/aktifitas si

pelaku)

Sequences of Events Kejadian (rangkaian kejadian yang

dilakukan)

Re-orientation/ Conclusion Simpulan (penutup yang menjelaskan

tentang persaan si pelaku dengan

kejadian atau aktifitas yang dilakukan)

Recount text memiliki tata bahasa dalam penulisannya seperti

penggunaan past tense, adverb of sequence time (kata keterangan urutan waktu)

seperti: first, then, next, finally, etc.; memakai personal pronoun (pronomina)

seperti: he, we, 15 hey, etc. (Fadlun, 2011:98). Menurut Anderson & Anderson

(1997) terdapat dua ciri recount text, yaitu sebagai berikut:

a. Menggunakan descriptive words untuk menggambarkan detail mengenai siapa,

apa, kapan, di mana dan bagaimana.

b. Menggunakan proper noun untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat di

dalam recount.

Menurut Harmer (2007:177), pengajar biasanya menggunakan gambar

atau grafik yang diambil melalui buku, koran, dan majalah atau fotografi untuk

memfasilitasi pembelajaran. Gambar dapat berupa bentuk dari flashcard, gambar

besar di dinding, fotografi (khususnya textbook) dan beberapa guru juga

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

117

menggunakan slide proyektor. Gambar dari keseluruhan dapat digunakan dalam

berbagai cara seperti berikut ini:

a. Drills: dengan kelas siswa tingkat terendah, flashcard khususnya digunakan

untuk memilah grammar sebagai isyarat kalimat yang berbeda dan

mempraktikkan tata bahasa.

b. Communication: gambar sangat berguna untuk berbagai aktivitas komunikasi.

Pengajar sering kali menggunakan gambar untuk kreativitas menulis. Mereka

ingin menyampaikan kepada siswa sebuah cerita dengan menggunakan

setidaknya tiga gambar di depan kelas. Dia bisa menyampaikan kepada

siswanya untuk membuat sebuah percakapan secara spesifik mengenai topik

dari gambar tersebut.

c. Understanding: yang paling cocok dalam penggunaan gambar adalah untuk

menjelaskan dan menganalisis maknanya. Dalam hal ini dapat memudahkan

guru dalam mengetahui kemampuan siswa akan suatu pemahaman melalui

media gambar.

d. Ornamentation: berbagai jenis gambar sering digunakan utuk membuat

pekerjaan menjadi lebih menarik. Dalam buku-buku teks modern, contohnya

teks bacaan yang dihiasi dengan foto-foto sangat diperlukan seperti dalam

majalah, koran dan artikel karena hal ini dapat menarik minat siswa dalam

kelas disamping itu guru dapat memiliki kekuatan untuk menyatukan pikiran

siswa.

e. Prediction: gambar sangat berguna untuk memberikan prediksi kepada siswa

tentang topik apa yang akan menjadi pelajaran selanjutnya. Siswa dapat

melihat gambar dan mencoba untuk menafsirkan apa yang dilihat. Ini sangat

besar memberikan keuntungan dengan melibatkan siswa kepada sebuah tugas.

f. Discussion: gambar dapat memberikan simulasi pertanyaan, seperti apa yang

diperlihatkan, apa yang dirasakan, apa yang dimaksudkan dan sebagainya.

Dengan memberikan simulasi-simulasi seperti itu maka pengajar dapat

menyuruh siswa untuk menulis sebuah deskripsi dari gambar tersebut.

Munadi (2014:89) mengatakan bahwa gambar merupakan media visual

yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab gambar dapat

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

118

mengganti kata verbal, mengongkretkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan

manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang

terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh

17 kata-kata. Berkaitan dengan definisi tersebut picture series adalah media,

sarana, atau alat berupa gambar yang disusun secara berseri dengan tujuan agar

siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara cepat dan tepat dengan

memperlihatkan rangkaian gambar di hadapan siswa dalam aktivitas pembelajaran

keterampilan menulis khususnya recount text.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

penelitian tindakan (action research). Menurut Zuriah (2006:92), pendekatan

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-oang atau perilaku yang diamati. Analisis

yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif analisis yang

berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematik atau

menyeluruh dan sistematis.

PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan

mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-

tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek

pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003: 3).

Menurut Arikunto (2012: 16), ada empat tahapan yang lazim dilalui,

yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Dalam

penelitian tindakan kelas ini digunakan dua siklus karena pada siklus kedua telah

tampak tejadinya peningkatan hasil tulisan siswa. Adapun proses dalam tiap-tiap

siklus dibagi sebagai berikut:

1. Proses siklus I

Proses siklus I dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut dijabarkan

seperti berikut ini.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

119

a. Perencanaan. Pada tahap perencanaan, disiapkan rancangan tindakan

dalam bentuk rencana pembelajaran (RPP), rencana evaluasi dalam bentuk

tes untuk mengukur dan mengetahui kemampuan siswa dalam menulis

recount text, menyiapkan kelengkapan instrumen dan sarana penelitian

lainnya.

b. Pelaksanaan. Tahap pelaksanaan dibagi menjadi tiga pertemuan mengingat

keterbatasan jam pelajaran bahasa Inggris. Pertemuan pertama

dilaksanakan pemberian materi, pertemuan kedua siswa diberikan sebuah

contoh yang telah dikombinasikan dengan teknik picture series, dan

pertemuan ketiga siswa diminta untuk membuat karangan recount text

berupa teks imajinatif yang dibangun dengan menggunakan teknik picture

series.

c. Observasi. Pengamatan dilakukan sewaktu proses pelaksanaan

pembelajaran berlangsung. Pengamatan dapat dilakukan dengan observasi

langsung sehingga dapat mengamati seluruh perilaku siswa.

d. Refleksi. Observasi, catatan penelitian dan hasil karangan siswa pada

siklus I dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembenahan pada

tindakan siklus II.

2. Proses Siklus II

Pelaksanaan siklus II merupakan refleksi dari siklus I untuk meningkatkan

kemampuan menulis siswa. Sama halnya dengan siklus I, tindakan siklus II ini

dibagi menjadi empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Namun, terdapat perbedaan dalam langkah-langkah pelaksanaanya

yang dibagi menjadi dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama siswa

diberikan contoh yang sama, tetapi disajikan dengan mengombinasikannya

dengan menambahkan dua instrumen baru. Kedua instrumen tersebut adalah

lembaran planning organizer dan composing organizer. Kemudian pada

pertemuan kedua siswa diberikan penugasan kembali untuk mengetahui hasil

yang diperoleh.

Analisis data adalah upaya peneliti menangani langsung masalah yang

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

120

terkandung dalam data. Metode analisis adalah cara yang ditempuh peneliti untuk

memahami permasalahan pemahaman tata bahasa Inggris yang menjadi objek

penelitian (Sudaryanto, 1993:6). Dalam penelitian ini, metode analisis data yang

digunakan berupa metode analisis kuantitatif dan metode kualitatif. Kedua metode

analisis ini dilakukan dengan caramembandingkan hasil pada setiap siklus yang

dilakukan. Menurut Cohen dkk (2007:461), metode kuantitatif adalah metode

yang menggunakan analisis angka (numerical analysis), sedangkan metode

kualitatif adalah pengorganisasian dan penjelasan data terkait situasi, pola, tema,

kategori, dan kebiasaan.

Pada metode analisis kuantitatif penelitian ini, data yang dianalisis

adalah hasil kuantitatif dari siswa. Hasil yang diperoleh siswa dikoreksi dengan

memberikan nilai yang dihitung untuk mengetahui nilai rerata yang diperoleh

siswa guna mengukur kemampuan siswa. Sebaliknya, dalam metode analisis

kualitatif data yang diperoleh berupa data observasi, hasil tes, dan dokumentasi

dianalisis untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap siswa

dalam menulis recount text sebelum dan setelah menggunakan teknik picture

series melalui tahapan siklus yang diberikan.

Data kuantitatif yang diperoleh dari kegiatan menulis siswa dianalisis

secara deskriptif dengan menggunakan rubrik penilaian menulis yang diadaptasi

dari skala rubrik analitik untuk penilaian tes menulis menurut Brown dan Bailey

(1984:254). Rubrik penilaian yang digunakan terdiri atas empat kriteria penilaian

yang berbeda. Kriteria tersebut adalah (1) organisasi, (2) pengembangan ide (3)

tata bahasa, dan (4) mekanik. Keempat kriteria penulisan tersebut dijabarkan ke

dalam tabel rubrik penilaian recount textberikut ini:

Tabel 1 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Organisasi

Skor Kategori Keterangan

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

121

Skor Kategori Keterangan

25—22 Sangat Baik Judul yang sesuai

Pendahuluan paragraf yang efektif, topik disebutkan

dan mengarah pada isi, pengaturan materi mengacu

pada perencanaan (harus dapat digeneralisasi oleh

pembaca), memberikan bukti yang mendukung

dan simpulan bersifat logis dan lengkap

21—17 Baik judul yang sesuai

pendahuluan dan simpulan dari isi

karangan dapat diterima, tetapi ada

beberapa ide yang tidak dikembangkan dengan baik.

Urutannya logis, tetapi ekspresi transisionalnya

tidak tampak 16—12 Cukup pendahuluan atau simpulan masalah dengan

urutan isi, generalisasi tidak didukung oleh bukti

yang ada, masalah pengorganisasi dan isi karangan

11—6 Kurang pendahuluan yang diketahui terbatas

pengorganisasian dapat dikenal secara langsung

masalah yang tidak lazim dengan pengorganisasian

ide, kurangnya bukti pendukung, dan simpulan tidak

logis dan organisasi yang tidak cocok

5—1 Sangat

Kurang

tidak adanya pendahuluan dan simpulan

tidak ada organisasi yang terlihat dalam isi/struktur

karangan, kurangnya bukti dan penulis tidak

membuat pengorganisasian komposisi (tidak dapat

dilihat oleh pembaca) Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254)

Pada rubrik penilaian tabel 1 penilaian kategori sangat baik misalnya,

berkurang nilainya dari 25—22 jika aspek-aspek penilaian seperi judul yang

sesuai, pendahuluan paragraf yang efektif, topik disebutkan dan mengarah pada

isi, pengaturan materi mengacu pada perencanaan (harus dapat digeneralisasi oleh

pembaca), memberikan bukti yang mendukung, dan simpulan bersifat logis dan

lengkap tidak disebutkan. Hal ini juga berlaku pada kategori penilaian baik,

cukup, kurang, dan sangat kurang. Indikator penilaian ini sangat memengaruhi

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

122

nilai siswa.

Tabel 2 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek PenilaianPengembangan Ide

Skor Kategori Keterangan

25—22 Sangat Baik karangan menggambarkan topik

ide karangan nyata dan dikembangkan secara

utuh

materi yang relevan dan isi,

merefleksikan ide 21—17 Baik karangan menunjukkan masalah tetapi

kehilangan beberapa poin

ide dapat dikembangkan lebih utuh

- beberapa ide yang kurang

relevan ditunjukkan

16—12 Cukup pengembangan ide tidak lengkap atau

karangan cenderung mengacu pada topik

11—6 Kurang ide tidak lengkap

karangan tidak merefleksikan pemikiran yang

teliti atau ditulis secara tergesa-gesa dan

upaya yang tidak seimbang pada isi 5—1 Sangat Kurang ide tidak lengkap

karangan tidak merefleksikan yang teliti atau

ditulis dengan tergesa- gesa dan

ketidakseimbangan isi Tabel 2 menggambarkan rubrik penilaian recount text dari aspek

penilaian penegmbangan ide. Skor 5—1 berkurang jika siswa menyebutkan jika

pada karangan siswa terdapat ide tidak lengkap, karangan tidak merefleksikan

yang teliti atau ditulis dengan tergesa-gesa, dan ketidakseimbangan isi.

Tabel 3 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Tata Bahasa

Skor Kategori Keterangan

25—22 Sangat Baik kefasihan tata bahasanya seperti penutur asli

penggunaan relative clause, prepositions,

modals, articles, verb, pronoun, conjunction,

adverb, forms and tense sequencing, dan

lainnya dengan benar dan tidak ada pemisahan

dalam kalimat.

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

123

21—17 Baik keahlian tata bahasa lebih baik

beberapa masalah tata bahasa tidak

memengaruhi komunikasi walaupun penulis

menyadari hal tersebut dan tidak terdapat

pemisahan dalam kalimat 16—7 Cukup ide diketahui oleh pembaca tapi masalah tata

bahasa nampak

pemasalahan tata bahasa terlihat dan

memberikan efek negatif dalam komunikasi dan

adanya pemisahan kalimat 11—6 Kurang adanya sejumlah masalah tata bahasa yang

serius terkait dengan ide

- membutuhkan beberapa kajian

ulang beberapa pokok bahasan tata bahasa

- kalimat susah dibaca

5—1 Sangat

Kurang

masalah tata bahsa yang tidak lazim ditemukan

pada pesan

- pembaca tidak dapat memahami

ide penulis dan struktur kalimat tidak dapat

dipahami

Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254)

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada aspek penilaian tata bahasa,

pemberian skor 11—6 berkurang jika dalam karangan siswa ditemukan adanya

sejumlah masalah tata bahasa yang serius terkait dengan ide, membutuhkan

beberapa kajian ulang beberapa pokok bahasan tata bahasa, kalimat susah

dibaca. Pemberian skor pada rentang nilai lainnya disesuaikan dengan kategori

yang ada.

Tabel 4 Rubrik Penilaian Recount Text, Kriteria Penilaian Mekanik

Skor Kategori Keterangan

25—22 Sangat

Baik

penggunaan pangtuasi/tanda baca dan ejaan bahasa

Inggris benar

penggunaan penulisan bahasa Inggris yang lazim

batasan kiri dan kanan, semua huruf kapital yang

dibutuhkan, spasi paragraf, tanda baca dan ejaan

sangat rapi 22—17 Baik terdapat beberapa masalah tanda baca dalam

penulisan

kesalahan ejaan yang kadang-kadang terjadi

rata kiri benar, kertas rapi, dan dapat dibaca

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

124

16—12 Cukup menggunakan penulisan yang umum tetapi

memiliki masalah

mengecoh pembaca

kesalahan tanda baca mengganggu ide

11—6 Kurang masalah yang serius dengan format penulisan

bagian-bagian karangan tidak dapat dibaca

kesalahan penulisan tanda baca

tidak dapat mengedukasi pembaca

5—1 Sangat

Kurang

kelalaian penuh dalam penulisan bahasa Inggris

yang lazim

tulisan tidak dapat dipahami

tidak adanya penggunaan huruf kapital, tidak ada

margin, dan kesalahan ejaan yang parah

Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254)

Tabel 4 berisikan rubrik penilaian recount text aspek mekanik. Rentang

nilai 16—12 dalam kategori cukup berkurang skornya jika ditemukan kesalahan-

kesalahan berikut, yaitu menggunakan penulisan yang umum tetapi memiliki

masalah, mengecoh pembaca, dan kesalahan tanda baca mengganggu ide.

Penilaian yang sama juga berlaku pada kategori yang lainnya dengan

mempertimbangkan unsur-unsur penilaian per kategori.

Selanjutnya perolehan skor siswa dianalisis berdasarkan rubrik penilaian

tersebut yang dianalisis menggunakan teori statistik deskriptif dengan level

kemampuan dan ketercapaian dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

diterapkan oleh SMPN 2 Kebonagung sebagai berikut

Tabel 5 Level Kemampuan dan Ketercapaian KKM

Jumlah Skor Kriteria

Kemampuan

Ketercapaian

KKM 90—100 Excellent (sangat baik) Terlampaui KKM

79—89 Good (baik) Terlampaui KKM

78 Sufficient (cukup) Tercapai KKM

60—77 Insufficient (kurang) Belum tercapai KKM

40—59 Poor (sangat kurang) Belum tercapai KKM

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

125

Sumber: Kurikulum SMPN 2 Kebonagung tentang Penetapan KKM

Setelah menentukan nilai siswa berdasarkan level kemampuan dan

ketercapaian KKM langkah berikutnya adalah mengukur tingkat partisipatif siswa

dengan menggunakan rumus yang dikutip dari Purwanto (2010:90) untuk

menentukan rerata kelas (mean) dan persentase respons dari kuisioner siswa

Data kualitatif yang diperoleh berupa observasi, tes, dan dokumentasi

dianalisis untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap siswa

dalam menulis recount text sebelum dan setelah teknik picture series diberikan.

Data hasil analisis siklus I menjadi refleksi untuk silkus II sehingga dapat

dilaksanakan perbaikan dalam proses pembelajaran tentang metode yang

digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini disajikan perbandingan perolehan nilai siswa tiap siklus,

seperti tabel berikut.

Tabel 6 Perbandingan Perolehan Skor Siswa pada Pratindakan, Siklus, I dan

Siklus II

No siswa

Skor Ket

Level KKM Siklus

Pratindakan I II

1 78 8

2

82 Tetap Terlampaui

2 70 7

8

78 Tetap Tercapai

3 69 7

3

79 Meningkat Terlampaui

4 72 7

8

78 Tetap Tercapai

5 62 7

0

78 Meningkat Tercapai

6 79 7

9

79 Tetap Terlampaui

7 72 7

5

78 Meningkat Tercapai

8 66 7

9

79 Tetap Terlampaui

9 73 7

4

78 Meningkat Tercapai

10 69 7

4

79 Meningkat Terlampaui

11 70 7

2

78 Meningkat Tercapai

12 72 7

6

78 Meningkat Tercapai

13 65 7

2

78 Meningkat Tercapai

14 70 7

8

84 Meningkat Tercapai

15 67 7

4

78 Meningkat Tercapai

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

126

No siswa

Skor Ket

Level KKM Siklus

Pratindakan I II

16 70 7

5

78 Meningkat Tercapai

17 69 7

3

78 Meningkat Tercapai

18 74 7

8

79 Meningkat Terlampaui

19 63 7

2

78 Meningkat Tercapai

20 78 8

3

87 Meningkat Terlampaui

21 76 7

8

78 Tetap Tercapai

22 79 8

5

90 Meningkat Terlampaui

Rata-rata

Kelas

70.22 75.54 79.54 Meningkat Terlampaui

Perbandingan hasil evaluasi yang tertera pada tabel di atas menunjukkan

perolehan nilai siswa selama siklus penelitian tindakan kelas dilaksanakan.

Tampak bahwa nilai rerata kelas meningkat pada setiap siklus yang diadakan.

Berdasarkan perolehan nilai individu siswa tampak bahwa beberapa siswa pada

siklus I dan siklus II memeroleh nilai tetap. Namun terjadi peningkatan dari nilai

pratindakan ke siklus berikutnya setelah treatmen diberikan. Ini berarti bahwa

peningkatan kemampuan menulis siswa dengan teknik picture series berhasil

diterapkan dalam kegiatan menulis recount text.

Tabel 7 Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

Kriteria Penilaian Perbandingan Nilai

Pratindakan Siklus I Sikl

us II Organisasi 17.8 19.68 21.16

Pengembangan ide 16.68 18.35 18.87

Tata Bahasa 16.39 17.35 18.35

Mekanik 19.35 19.77 21.16

Jumlah 70.22 75.54 79.54

Berdasarkan tabel perbandingan di atas diketahui bahwa kriteria

penilaian menulis yang diadaptasi dari rubrik penilaian menulis Brown & Bailey

(1984:254) dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Pada kriteria penilaian organisasi (pendahuluan, isi, dan simpulan) yang

ditunjukkan pada tabel perbandingan nilai pratindakan, siklus I, dan siklus II

tampak bahwa siswa mampu meningkatkan pemahaman mereka tentang

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

127

generic structure dari recount text itu sendiri. Siswa mampu menentukan

urutan kejadian secara kronologis sesuai dengan rangkaian peristiwa yang ada

pada slide picture series.

2. Pada kriteria penilaian pengembangan ide, terjadi peningkatan ke arah yang

lebih baik seperti pada tabel perbandingan di atas. Siswa mampu

mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka dengan cara mencatat

terlebih dahulu poin-poin penting yang ada pada gambar, kemudian

dikembangkan menjadi paragraf hingga membentuk sebuah karangan.

3. Peningkatan juga terjadi pada tata bahasa sesuai dengan yang tertera pada tabel

perbandingan di atas yang berarti bahwa pemahaman penggunaan tata bahasa

oleh siswa mulai bertambah karena ditekankan pengulangan materi tentang

struktur gramatika pada setiap pertemuan disetiap siklusnya sebelum

penugasan menulis dilakukan.

4. Pada aspek mekanik, siswa mampu menggunakan aspek-aspek penilaian

tersebut dengan baik. Mereka memberikan perhatian yang lebih tentang hal

tersebut sehingga kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan dapat

diminimalisasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan tersebut, dapat

diidentifikasikan tiga temuan yang bermakna yang berkaitan dengan rumusan

masalah. Temuan tersebut adalah kemampuan siswa dalam menulis recount text

sebelum menggunakan teknik picture series, kemampuan siswa dalam menulis

recount text setelah menggunakan teknik piture series dan faktor-faktor yang

memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan teknik picture series

dalam menulis recount text pada siswa kelas VIII D di SMP Negeri 2

Kebonagung. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan picture series yang ditampilkan dengan menggunakan slide

projector dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pada suatu materi baru.

Meningkatnya perhatian siswa disebabkan adanya stimulus yang diberikan

berupa picture series. Adanya penayangan gambar yang berwarna pada picture

series memberi daya tarik dalam pembelajaran khususnya dalam menulis

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

128

recount text yang memudahkan siswa untuk memunculkan ide-ide yang ada

dalam pikiran mereka sehingga dapat mudah tertuang dalam tulisan.

2. Terdapat instrumen-instrumen baru berupa planning organizer yang bertujuan

untuki memberi gambaran perencanaan recount text dan composing organizer

yang bertujuan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang ada pada

recount text. Penggunaan instrumen tersebut memudahkan siswa untuk

mencatat ide-ide penting yang ada. Ide-ide penting yang dicatat dalam

composing organizer dikembangkan menjadi sebuah recount text.

3. Adanya motivasi yang diberikan guru saat siswa sulit membuat judul yang

sesuai dengan tema yang berhubungan dengan picture series yang ditayangkan.

Pemberian motivasi ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat siswa dalam

berpikir secara kritis untuk menentukan sebuah judul yang bertitik tolak dari

simpulan yang ditulis siswa.

4. Adanya pengulangan materi dengan tujuan untuk lebih mengingatkan siswa

untuk menulis recount text dengan menggunakan teknik picture series.

Pengulangan materi yang diberikan secara berkala berupa penjelasan tentang

penggunaaan simple past tense dalam karangan membantu siswa memahami

pola kalimat simple past tense yang ada pada karangan recount text mereka.

5. Adanya penguatan (reinforcement) berupa pengulangan materi, pelatihan-

pelatihan menulis dan pujian yang diberikan guru memberikan respons baik

sehingga terjadi peningkatan dalam hasil tulisan recount text siswa.

6. Adanya ketertarikan siswa untuk menulis tidak hanya sebatas menulis

pengalaman atau wacana berita yang ditulis dalam bentuk lampau, siswa sudah

mampu menulis karangan sendiri dengan imajinasi yang dikembangkan setelah

melihat gambar yang ada.

SIMPULAN

Penggunaan teks recount dengan tehnik pictures series dapat

meningkatkan prestasi belajar menulis bahasa inggris siswa kelas VIII D SMP

Negeri 2 Kebonagung Tahun Pelajaran 2018/2019.

DAFTAR RUJUKAN

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

129

Anderson, M. & Anderson, K. 1997. Text Types in English 1. Melbourne:

Macmillan Education Australia.

Arikunto dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asthika, I Made Dharma. 2012. Improving The Ability To Use Verbs In

Paragraph Writing Through Grammar Transformational Teaching

Method. Denpasar: Universitas Udayana.

Baehaqi, Imam. 2009. A Handbook of English Grammar, Panduan Lengkap dan

Praktis Belajar Tata Bahasa Inggris. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.

Brown, J.D & Bailey, M. 1984. A Categorical Instrument for Scoring Second

Language Writing Skills. Language Learning Reasearch Club.

University of Michigan.

Brown, J.D . 1978. Prinsiple of Language and Teaching. Englewood Clift, N.J.:

Prentice-Hall.

Cahyo, Agus N. 2014. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual

dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press.

Disney Enterprises. 2014. Lost. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Dykes,

Barbara. 2007. Grammar for Everyone: Victoria: Acer Press

Fadlun, Bahasa. 2011. Rangkuman Intisari Bahasa Inggris. Surabaya: Pustaka

Agung Harapan.

Gie, The Liang. Terampil Mengarang Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar.

Yogyakarta : Andi.

Ghazali, H. A Syukur 2010. Pembelajaran keterampilan Berbahasa. Malang :

Aditama.

Leech, Geoffery. 2006. Glossary of Englsih Grammar: Edinburgh United

Kingdom: Edinburgh University Press.

Harmer, Jeremy. 2007. The Practice of English Language Teaching. Cambrigde :

Longman.

Hidayati. 2011. Peningkatan Kemampuan Menulis Wacana Narasi Melalui

Pengguanaan Media Gambar Berbasis Visual Gambar Berseri pada

Mahasiswa FKIP UMM. Denpasar: Universitas Udayana.

Iskandarwassid dan Dadang Suendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS …

130

Munadi, Yudi. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Purwanto. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Untuk Psikologi dan Pendidikan.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Skinner. 1957. Verbal Behavior. New York: Appleton-Century-Crofts, Inc.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Jakarta: Indonesian

Linguistics Development Project.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2000. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

Yule, George. 2010. The Study Of Language Fourth Edition. New York.

Cambridge University Press.

Zuriah, N. 2006, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi.

Jakarta: Bumi Aksara.