Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi...

23
1 Laporan Penelitian Individu UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MELALUI PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA PADA MAHASISWA BIOLOGI STAIN PALANGKA RAYA (Penelitian Tindakan Kelas Mahasiswa Semester IV Tadris Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Palangka Raya) Oleh J U M R O D A H NIP. 197909012003122002 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PALANGKA RAYA 2010

description

pemahaman konsep

Transcript of Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi...

Page 1: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

1

Laporan Penelitian Individu

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN

KETERAMPILAN GENERIK SAINS MELALUI PRAKTIKUM ZOOLOGI

VERTEBRATA PADA MAHASISWA BIOLOGI STAIN PALANGKA RAYA

(Penelitian Tindakan Kelas Mahasiswa Semester IV Tadris Biologi Jurusan Tarbiyah

STAIN Palangka Raya)

Oleh

J U M R O D A H

NIP. 197909012003122002

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PALANGKA RAYA

2010

Page 2: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengamatan dosen pengampu pada praktikum zoologi vertebrata

sebelumnya, mahasiswa yang mengikuti praktikum hanya menunaikan kewajibannya karena di

Tadris Biologi kalau memprogram mata kuliah yang ada praktikumnya maka wajib ikut

praktikum. Hal ini sesuai kurikulum yang ada di Tadris Biologi yaitu untuk mata kuliah

zoologi vertebrata terdiri dari 3 SKS, 2 SKS untuk teori memerlukan waktu 100 menit dan 1

SKS untuk praktikum memerlukan waktu 120 menit. Mahasiswa yang mengikuti

praktikum juga kurang memahami materi yang diberikan di praktikum terbukti pada saat

pengamatan spesimen seharusnya menggambar dan menganalisis apa yang terlihat dari

spesimen tersebut, tetapi yang terjadi mahasiswa praktikan menggambar dan mengalisis

dari buku yang berhubungan dengan spes imen t ersebut.

Dari data survey oleh peneliti dan wawancara dengan dosen mitra yang memegang

mata kuliah dan praktikum zoologi vertebrata semester sebelumnya dari 38 mahasiswa yang

menempuh zoologi vertebrata terdapat 11 mahasiswa yang harus mengulang mata kuliah

tersebut karena mendapat nilai yang sangat rendah, berarti sekitar 29 % dari jumlah

mahasiswa pengampu mata kuliah zoologi vertebrata, terdapat 7 mahasiswa atau sekitar 18, 5

% yang hanya menunaikan tugas dan praktikumnya saja tanpa memahami materi yang

disampaikan, dan terdapat 5 mahasiswa yang mendapat nilai sempurna artinya sangat memahami

baik dari teori maupun praktikum, berarti sekitar 13 %, dan terdapat 15 mahasiswa sekitar 39,5

% yang mendapat nilai dengan kategori sedang.

Biologi sebagai sebuah ilmu dasar mencakup tiga aspek, yaitu produk, proses,

dan sikap. Pembelajaran biologi yang baik harus dapat mengembangkan ketiga aspek

tersebut sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu perlu dikembangkan model-model

pembelajaran biologi yang dapat meningkatkan penguasaan konsep sekaligus dapat

meningkatkan keterampilan generik sains peserta didik.

Praktikum mengandung aspek generik yang nampaknya kurang banyak diberi

penekanan dalam pembelajarannya. Kemampuan keterampilan generik sains merupakan

kemampuan dasar perpaduan antara pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan tersebut

tidak tergantung pada domain atau dis iplin ilmu namun mengacu pada strategi kognitif.

Kemampuan keterampilan generik sains merupakan kemampuan yang dapat diterapkan pada

Page 3: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

3

berbagai bidang dan untuk memperolehnya diperlukan waktu yang lama (Gibb dalam

Rustaman. et al. 2007).

Praktikum merupakan wahana ideal untuk mengembangkan keterampilan generik,

baik yang berupa perencanaan, pelaksanaan, maupun pelaporan. Praktikum juga potensial

untuk pengembangan kemampuan generik lainnya pengambilan keputusan, pemecahan

masalah, komunikasi, kerja kelompok, dan penalaran tingkat tinggi (Gibb, 2002).

Praktikum sangat penting bagi mata kuliah sains dalam hal ini adalah zoologi

vertebrata. Baik pengajar maupun mahasiswa pada dasarnya menaruh harapan yang tinggi

terhadap praktikum. Pengajar berharap dengan praktikum mahasiswa akan lebih paham

konsep yang dipelajari, terbangkitkan motivasinya untuk belajar sains, berkembang

keterampilan generik sains, dan tumbuh sikap ilmiahnya. Dipihak mahasiswa, mereka juga

berharap bisa menikmati pengalaman-pengalaman baru untuk menikmati, mencoba,

menggunakan alat, dan bereksperimen (Solomon, 1994: 84).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa praktikum memiliki peranan yang

cukup besar dalam membekali kemampuan keterampilan generik sains pada mahasiswa.

Rustman, et al., 2007 menunjukkan bahwa hasil pembelajaran p rakt ikum regular p ada

mat a kuliah F is iologi T umbuhan dap at membekali kemampuan generik pada calon guru

biologi yang meliputi: pengamatan, pemodelan, sebab akibat, inferensi dan bahasa simbolik

dengan rerata nilai tergolong tinggi 61,2. Sedangkan menurut Widodo. et al, 2007

menunjukkan keterampilan generik sains (KGS) untuk guru diklat pada pembelajaran

praktikum Fisika, yang meliputi pemahaman hukum sebab akibat, kerangka logika taat azas,

bahasa simbolik, inferensi logika, pemodelan matematika, dan membangun konsep, memiliki

nilai rata-rata 35,73 % termasuk dalam kategori sedang, juga rata-rata peningkatan konsep

(N-Gain) sebesar 36,65 % termasuk dalam kategori sedang.

Pada praktikum Zoologi Vertebrata ini mencakup pembahasan tentang hewan

tingkat tinggi yang meliputi: kelas Pisces, kelas Amphibia, kelas Reptil, kelas Aves dan

kelas Mammalia. Pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini adalah yang

berhubungan dengan morfologi dan macam-macam s istem, seperti sistem pencernaan,

sistem reproduksi, sistem pernapasan, dan sistem saraf.

Page 4: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

4

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang menunjukkan bahwa mahasiswa biologi

selain harus menguasai konsep materi juga harus memiliki skill dalam hal ini adalah

keterampilan generik sains yang dapat diperoleh melalui praktikum-praktikum.

Fokus penelitian ini adalah mencoba menggali pengaruh praktikum Zoologi

Vertebrata t erhadap penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada mahasiswa

biologi STAIN Palangka Raya. Yang mana keterampilan generik sains difokuskan pada:

pengamatan langsung, sebab akibat, inferensi logika, dan membangun konsep.

Materi praktikum zoologi vertebrata mencakup 5 (lima) tema yaitu kelas pisces,

kelas amphibia, kelas reptil, kelas aves, dan kelas mammalia. Karena keterbatasan waktu dan

tenaga maka peneliti hanya memfokuskan pada beberapa pengamatan yaitu, pengamatan

secara morfologi, sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem pernapasan, dan sistem saraf.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang akan diteliti

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: "Bagaimana upaya peningkatan

penguasaan konsep dan keterampilan generik sains melalui praktikum Zoologi Vertebrata pada

mahasiswa Semester IV Jurusan Tarbiyah Tadris Biologi di STAIN Palangka Raya?"

Untuk lebih rinciny a masalah yang akan dit elit i dijabarkan kedalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penguasaan konsep melalui praktikum zoologi vertebrata pada mahasiswa Semester

IV Jurusan Tarbiyah Tadris Biologi di STAIN Palangka Raya dapat ditingkatkan?

2. Apakah keterampilan generik sains melalui praktikum zoologi vertebrata pada mahasiswa

Semester IV Jurusan Tarbiyah Tadris Biologi di STAIN Palangka Raya dapat

ditingkatkan?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Penguasaaan konsep melalui praktikum zoologi vertebrata pada mahasiswa semester IV

Jurusan Tarbiyah Tadris Biologi di STAIN Palangka Raya setelah penerapan praktikum.

2. Upaya meningkatkan keterampilan generik sains melalui praktikum zoologi vertebrata,

pada mahasiswa Semester IV Jurusan Tarbiyah Tadris Biologi di STAIN Palangka Raya

setelah penerapan praktikum.

Page 5: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

5

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Upaya untuk mengungkap dan mensosialisasikan kemampuan generik sains yang

penting dikembangkan dalam dunia pendidikan, dan dapat dibekalkan melalui

praktikum.

2. Landasan untuk pengembangan model pembelajaran praktikum yang dapat meningkatkan

penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada mahasiswa Jurusan Tarbiyah

Tadris Biologi di STAIN Palangka Raya.

F. Definisi Operasional

Agar diperoleh kesamaan persepsi dan menghindari perbedaan dalam penelitian

ini, maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah yang digunakan, Berikut ini dijelaskan

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Praktikum Zoologi Vertebrata adalah kegiatan atau praktek yang dilakukan di dalam

laboratorium untuk mengamati baik secara morfologi maupun sistem pencernaan, sistem

pernapasan, sistem reproduksi, pada Pisces, Amphibia, Reptil, Aves, dan Mammalia.

2. Penguasaan konsep merupakan kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menguasai

konsep-konsep pada Pisces, Amphibia, Reptil, Aves, dan Mammalia.

3. Kemampuan generik sains adalah kemampuan mahasiswa dalam kegiatan praktikum

yang meliputi pengamatan secara langsung, sebab akibat, inferensi logika, dan

membangun konsep.

Page 6: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Praktikum

Dalam pendidikan sains kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian int egral

dari kegiat an belajar mengajar, khususny a biologi. Hal ini menunjukkan betapa

pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan biologi.

Praktikum adalah suatu kegiatan praktik, baik yang dilakukan di laboratorium maupun di luar

laboratorium seperti di kelas atau di alam terbuka, berkaitan dengan suatu bidang ilmu

tertentu, seperti Zoologi Vertebrata. Praktikum antara lain dapat digunakan untuk:

observasi, klasifikasi, klarifikasi, uji coba, penelitian dan sebagainya (Rustaman dan

Pramadi, 1996; Subiyanto, 1988 dalam Rustaman, et.al., 2007). Praktikum atau kerja

laboratoriun memiliki tujuan kognitif, psikomotor dan afektif. Tujuan kognitif meliputi:

Mempromosikan pengembangan intelektual, meningkatkan belajar konsep-konsep ilmiah,

mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengembangkan berpikir kreatif,

meningkatkan pemahaman sains dan metode ilmiah. Tujuan Psikomotor prakt ik atau

prosedural meliputi: Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penampilan

investigasi ilmiah, mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam menganalisis temuan

data, mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam berkomunikasi, mengembangkan

keterampilan-keterampilan dalam bekerja dengan yang lain. Tujuan afektif meliputi:

meningkatkan sikap ilmiah, memp romosikan p ersep s i-perseps i p os it if unt uk

memah ami dan mempengaruhi lingkungan (Pabelon dan Mendoza, 2000. dalam

Rustaman, et.al., 2007).

Praktikum merupakan metode yang memfasilitasi diperolehnya berbagai

keterampilan-keterampilan yang meliputi: keterampilan merencanakan, keterampilan

menemukan masalah, keterampilan mengumpulkan informasi, keterampilan memproses

informasi, keterampilan interpretasi, dan keteramp ilan komunikas i (Pabelon and

Mendoz a, 2000, dalam Rust aman, et. al., 2007). Praktikum dapat berupa: latihan, misalnya

latihan pengunaan alat; dapat berupa pengalaman, misalnya dalam bentuk verifikasi atau

induksi; dan dapat berupa investigasi atau eksperimen. Menurut Subiyanto (1988: 130),

eksperimen adalah akt ivitas yang memadukan semua keterampilan proses ilmu

pengetahuan alam yang telah dipelajari mahasiswa sebelumnya. Suatu eksperimen dapat

diawali dengan suatu pertanyaan. Berbagai tahap untuk menjawab pertanyaan itu, dapat

Page 7: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

7

rnencakup mengidentifikasi variabel, merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang

investigasi atau penyelidikan, mengumpulkan data, dan mengolah data, serta membuat

kesimpulan (Subiyanto, 1988:130; Rahman, 2007 dalam Rustaman, et. al., 2007).

Woolnough & Allsop (Rustaman, 2005: 136) mengemukakan empat alasan

mengenai pentingnya kegiatan praktikum sains: Pertama: praktikum membangkitkan

motivasi belajar sains. Belajar mahasiswa dipengaruhi oleh motivasi, siswa yang termotivasi

untuk belajar akan bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. Melalui kegiatan

laboratorium, mahasiswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan

ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang kegiatan praktikum dimana mahasiswa menemukan

pengetahuan melalui ekspiorasi alam. Kedua: praktikum mengembangkan ket erampilan

dasar melakukan eksperimen. Melakukan eksperimen merupakan kegiatan yang banyak

dilakukan oleh para ilmuwan. Untuk melakukan eksperimen ini diperlukan beberapa

keterampilan dasar seperti mengamati, mengestimasi, mengukur dan memanipulasi peralatan

biologi. Dengan kegiatan praktikum, mahasiswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan

bereksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat,

mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih, rnenggunakan dan

menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan menginterpret asikan eksperimen.

Ketiga: praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Banyak para pakar pendidikan

Sains meyakini bahwa cara yang terbaik untuk belajar pendekatan ilmiah adalah dengan

menjadikan s iswa sebagai scientis . Keempat: praktikum menunjang materi pelajaran.

Kegiatan praktikum memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk menemukan teori, dan

membuktikan teori. Selain itu praktikum dalam pelajaran biologi dapat membentuk ilustrasi

bagi konsep dan prinsip biologi.

B. Penguasaan Konsep

Yuliati (2005) mengatakan bahwa penguasaan didefinisikan sebagai kemampuan

untuk memahami materi bahan. Proses penguasaan terjadi karena adanya kemampuan

menjabarkan materi atau bahan ke dalam materi lain. Penguasaan juga dapat ditunjukkan

dengan kemampuan memperkirakan kecenderungan, kemampuan meramalkan akibat-

akibat dari berbagai penyebab suatu gejala. Selanjutnya Sudjana, (2004) mengatakan bahwa

penguasaan dapat di golongkan ke dalam tiga kategori yaitu (1) tingkat rendah adalah

kemampuan terjemahan dalam art i yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Indonesia ke

dalam bahasa inggris (2) pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian

Page 8: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

8

terdahulu dengan yang diket ahui berikutnya dan (3) pemahaman ekstrapolasi, yakni

dengan eksptrapolas i seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat

ramalan tentang konsekuensi, atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu,dimensi,

kasus atau masalah.

Penguasaan konsep dapat ditunjukkan dengan berbagai cara. Dalam pembelajaran

dengan model konstruktivisme pemahaman konsep dapat ditunjukkan dengan kemampuan

siswa untuk mengungkapkan pikirannya dalam bentuk bahasa. Siswa yang dapat

menjawab pertanyaan mengenai apa yang tidak dikuasainya menunjukkan penguasaan

konsep yang lebih baik. Dalam sistem pendidikan di Indonesia berlandaskan pada pemikiran

bahwa penguasaan konsep ditunjukkan dengan has il belajar melalui tes. Oleh karena itu,

evaluasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini menggunakan tes dan observasi

proses belajar yang merupakan modifikasi ant ara evaluas i p embel ajar an t radis ional

dengan p embela jaran konstruktivisme (Yuliati, 2005).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kalau mahasiswa sudah memahami materi

pelajaran dengan baik maka hasil yang akan di dapat juga lebih baik daripada kalau

mahasiswa hanya mengingat saja, apalagi dalam pembelajaran biologi faktor penguasaan ini

sangat penting sekali.

C. Kemampuan Keterampilan Generik Sains

Kemampuan generik merupakan hasil interaksi kompleks antara pengetahuan dengan

keterampilan sehingga untuk menguasainya diperlukan interaksi yang berulang kali dan waktu

yang relative lama (Haladyna, 1997:8). Kemampuan generik merupakan strategi kognitif, dan

dikenal pula dengan sebutan kemampuan kunci, kemampuan inti (core skill), kemampuan

esensial, dan kemampuan dasar. Kemampuan generik antara lain meliputi keterampilan:

komunikasi, kerja tim, pemecahan masalah, inisiatif dan usaha (initiative and enterprise),

merencanakan dan mengorganisasi, menajemen diri, keterampilan belajar, dan keterampilan

teknologi. Hal yang berkait an dengan atribut personal meliputi: loyalitas, komitmen, jujur,

antusias, dapat dipercaya, sikap simbang terhadap pekerjaan dan kehidupan rumah,

motivasi, presentasi personal, akal sehat, penghargaan positif, rasa humor, kemampuan

mengatasi tekanan, dan kemampuan adaptasi (Gibb, 2002). Belakangan telah pula

dilakukan pengelompokan pada kemampuan generik yang ragamnya antara lain meliputi

pengamatan, pemodelan, sebab akibat, inferens i, dan bahasa simbolik (Moerwani, et al.,

2001, Brotosiswoyo, 2001; Rahman, 2007 dalam Nuryani, et al, 2007).

Page 9: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

9

1. Pengamatan langsung

Sains merupakan ilmu tentang fenomena dan perilaku alam sepanjang masih dapat

diamati oleh manusia. Hal ini menuntut adanya kemampuan manusia untuk melakukan

pengamatan langsung dan mencari keterkaitan-keterkaitan sebab akibat dari pengamatan

tersebut. Pengamatan merupakan suatu aktivitas observasi yang melibatkan panca indera

dan juga pengukuran. Pengamatan dapat berupa pengamatan langsung maupun pengamatan

tidak langsung. Pengamatan langsung merupakan pengamatan yang objeknya langsung dapat

diindera baik mengunakan alat seperti mikroskop maupun tidak. (Moerwani, et al., 2001,

Brotosiswoyo, 2001; Rahman, 2007 dalam Nuryani, et al, 2007).

Kemampuan generik pengamatan menuntut kemampuan mahasiswa disamping

mampu mengamati dengan cermat menggunakan panca indera, juga menuntut kemampuan

mengukur, menafsirkan, menentukan, menggambar dan menjelaskan hasil pengamatan.

Dengan demikian untuk mampu mengamati dengan baik diperlukan strategi kognitif.

2. Sebab akibat

Sebab akibat banyak terkait dalam proses-proses biologi sehinga kemampuan generik

ini penting dilatihkan untuk pemahaman biologi. Sebab dapat diartikan sebagai hal yang

mengakibatkan sesuatu sedangkan akibat adalah hasil dari sesuatu peristiwa atau perbuatan

(Poerwadarminta, 1983; Rahman, 2007 dalam Nuryani, et al, 2007).

3. Inferensi logika

Inferensi merupakan kemampuan generik ditujukan untuk membuat suatu generalisasi

atau mengambil suatu kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik dapat berupa penjelasan atau

interpretasi dari hasil suatu observasi atau suatu kajian (Subiyanto, 1988:117) atau berupa

kesimpulan terhadap persoalan baru sebagai akibat logis dari kes impulan-kes impulan

atau t eori-teori yang ada, tanpa melihat bagaimana makna konkret sesungguhnya

(Moerwani, et al, 2001:64; Rahman, 2007). Logika sangat berperan dalam melahirkan

hulcumhukum sains. Banyak fakta yang tak dapat diamati langsung dapat ditemukan melalui

inferensia logika dari konsekuensi-konsekuensi logis hasil pemikiran dalam belajar sains.

Misalnya titik nol derajat Kelvin sampai saat ini belum dapat direalisasikan keberadaannya,

tetapi orang yakin bahwa itu benar.

4. Membangun konsep

Tidak semua fenomena alam dapat dipahami dengan bahasa sehari-hari, karena

itu diperlukan bahasa khusus ini yang dapat disebut konsep. Tadi belajar sains memerlukan

kemampuan untuk mernbangun konsep, agar bisa ditelaah lebih lanjut untuk memerlukan

Page 10: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

10

pemahaman yang lebih lanjut, konsep-konsep inilah diuji keterapannya. Sedikitnya ada tiga

komponen utama kemampuan generik, yakni prosedur, prinsip, dan memorasi atau ingatan.

Prosedur mencakup seperangkat langkah yang digunakan untuk melakukan keterampilan.

Prinsip berkenaan dengan kemampuan memahami dan menerapkan konsep-konsep tertentu

untuk menuntun kapan dan bagaimana suatu langkah atau prosedur dilakukan. Memorasi

berupa mengingat urutan langkah-langkah (Gibb, 2002).

Page 11: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Tarbiyah Tadris Biologi STAIN Palangkaraya.

Penelitian dilaksanakan pada mahasiswa semester IV (empat) tahun angkatan 2008/2009 yang

mengambil mata kuliah Zoologi Vertebrata.

B. Subyek Penelitian

Suby ek p enelit ian adalah mahasiswa T adris Biologi S-1 ST AIN

Palangkaraya pada Jurusan pada semester IV. Jumlah subyek penelitian sebanyak 40 mahasiswa.

C. Prose dur Peneliti an

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 2 (dua) siklus. Adapun prosedur

penelitian tindakan kelas ini mengacu kepada pendapat Mc Taggart dan Kemmis yang meliputi:

(1) perencanaan (planning); (2) pelaksanaan tindakan (action); (3) observasi (observation);

dan (4) refleksi (reflection).

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti akan melakukan beberapa aktifitas, yaitu:

Siklus I

1. Perencanaan

Membuat skenario pembelajaran berupa Rencana Pelajaran (RP) pada pokok

bahasan Pisces, Amphibia, dan Reptilia, tiga kali tatap muka. (2)

Membuat/menyiapkan media/alat bantu termasuk petunjuk praktikum, mendesain

soal keterampilan generik sains dalam kegiatan praktikum (3) Mendesain alat

evaluas i berupa soal pre-test dan post-test setiap topik yang akan diajarkan.

2. Tindakan

Kegiat an y ang dilaksanakan dalam t ahap ini adalah melaksanakan skenario

pembelajaran pada materi pertama yaitu kelas Pisces, Amphihia, dan Reptil.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati mahasiswa selama melakukan praktikum dan

memberikan tes soal KGS dan tes penguasaan konsep yang disesuaikan dengan tema

yang akan dipraktikumkan.

Page 12: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

12

4. Refleksi

Peneliti merefleksi untuk mengkaji keunggulan dan kelemahan pada pelaksanaan

tindakan untuk menetapkan Iangkah-langkah pada siklus berikutnya.

Siklus II

Pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus II pada prinsipnya sama dengan

pelaksanaan siklus I. Hal yang membedakan adalah pada pemberian tindakan. Pemberian

tindakan pada siklus II difokuskan pada materi tentang Aves dan Mammalia dengan dua kali

pertemuan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk menjaring data penelitian. Instrumen ini

terdiri dari t es pilihan ganda untuk mengetahui pengetahuan konsep mahasiswa pada

praktikum Zoologi Vertebrata. Dan soal untuk mengetahui kemampuan generik sains

mahasiswa pada praktikum Zoologi Vertebrata. Instrumen ini dikembangkan oleh peneliti,

melalui proses judgement, dan uji coba, kemudian di analisis dengan menggunakan program

Anates versi 4.

E. Analisis Tes

Dalam menganalisis tes instrumen soal peneliti menggolongkan dua golongan yaitu:

Pertama, analisis tes soal instrumen penguasaan konsep. Kedua, analisis tes soal instrumen

keterampilan generik sains.

Untuk keperluan pengumpulan data dibutuhkan suatu tes yang baik. Tes yang baik biasanya

memenuhi kriteria validitas tinggi, reliabilitas tinggi, daya pembeda yang baik, dan tingkat

kesukaran yang layak. Untuk mengetahui kriteria.

Page 13: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian dan pembahasan. Pemaparan diawali

dengan penelitian penguasaan konsep pada Praktikum Zoologi Vertebrata dengan pokok

pembahasan kelas Pisces, Amphibia, Reptil, Aves dan Mammalia dan dilanjutkan dengan

pemaparan tentang Keterampilan Generic Sains (KGS) yang meliputi pengamatan langsung,

sebab akibat, inferensi logika dan membangun konsep. Penelitian tindakan ini dilakukan pada

mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah mata kuliah Zoologi Vertebrata semester

genap pada Jurusan Tarbiyah Tadris Biologi STAIN Palangkaraya meliputi: (1) pemberian

pretest dan postest, (2) pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus yang terdiri dari tahap:

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, refleksi; (3) data penguasaan konsep

dan Keterampilan Generik Sains pada siklus I dan siklus II.

A.1. HASIL PELAKSANAAN PRAKTIKUM PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada mahasiswa STAIN Palangka Raya

Program Studi Tadris Biologi angkatan 2008/2009 semester IV dilaksanakan selama dua

siklus berturut-turut. Siklus pertama dilaksanakan selama tiga pertemuan. Pada siklus I

kemampuan penguasaan konsep Mahasiswa mencapai nilai rata-rata 47, 38 sedangkan

kemampuan KGS mencapai nilai rata-rata 48,25 dan belum memenuhi nilai KKM yang

ditetapkan yaitu sebesar 60. dengan demikian perlu dilaksanakan upaya untuk meningkatkan

hasil belajar mahasiswa.

Perbaikan praktikum yang dilaksanakan pada siklus II berdasarkan hasil observasi

dan refleksi yang dilakukan pada siklus I. Perbaikan praktikum ini dilaksanakan selama dua

pertemuan dan hasilnya menunjukkan telah terjadi peningkatan positif terhadap kemampuan

penguasaan konsep dan kemampuan KGS Mahasiswa. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Nilai Penguasaan Konsep dan KGS

NO NAMA Nilai Penguasaan Konsep NILAI KGS

SIKLUS I

SIKLUS II

N-GAIN SIKLUS

I SIKLUS

II N-GAIN

1 Mhs1 55 80 0.56 55 87 0.71 2 Mhs2 50 67 0.34 40 87 0.78 3 Mhs3 50 73 0.46 45 73 0.51 4 Mhs4 50 73 0.46 40 80 0.67

Page 14: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

14

5 Mhs5 45 80 0.64 50 67 0.34 6 Mhs6 40 80 0.67 45 80 0.64 7 Mhs7 45 73 0.51 45 87 0.76 8 Mhs8 55 67 0.27 45 80 0.64 9 Mhs9 50 73 0.46 50 67 0.34 10 Mhs10 45 67 0.40 45 87 0.76 11 Mhs11 55 73 0.40 50 80 0.60 12 Mhs12 50 80 0.60 40 73 0.55 13 Mhs13 45 80 0.64 50 87 0.74 14 Mhs14 40 73 0.55 50 80 0.60 15 Mhs15 50 67 0.34 55 87 0.71 16 Mhs16 60 67 0.18 50 73 0.46 17 Mhs17 50 73 0.46 45 73 0.51 18 Mhs18 45 80 0.64 40 80 0.67 19 Mhs19 45 80 0.64 45 73 0.51 20 Mhs20 50 67 0.34 50 80 0.60 21 Mhs21 45 80 0.64 45 73 0.51 22 Mhs22 55 73 0.40 50 80 0.60 23 Mhs23 60 73 0.33 55 80 0.56 24 Mhs24 50 73 0.46 45 80 0.64 25 Mhs25 55 67 0.27 50 87 0.74 26 Mhs26 50 80 0.60 45 73 0.51 27 Mhs27 50 73 0.46 55 80 0.56 28 Mhs28 45 80 0.64 50 67 0.34 29 Mhs29 45 73 0.51 45 73 0.51 30 Mhs30 35 73 0.58 50 87 0.74 31 Mhs31 40 80 0.67 45 73 0.51 32 Mhs32 55 80 0.56 55 80 0.56 33 Mhs33 45 73 0.51 60 67 0.18 34 Mhs34 40 80 0.67 45 87 0.76 35 Mhs35 45 80 0.64 50 80 0.60 36 Mhs36 45 80 0.64 50 73 0.46 37 Mhs37 50 80 0.60 55 67 0.27 38 Mhs38 45 80 0.64 50 80 0.60 39 Mhs39 30 73 0.61 55 87 0.71 40 Mhs40 35 73 0.58 40 67 0.45 Rata-rata 47,38 75,17 0.51 48,25 78,00 0.57

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui peningkatan penguasaan konsep pada praktikum

zoologi vertebrata pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dengan kategori sedang

yaitu 0,51. Begitu juga dengan peningkatan KGS dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan N-Gain dengan kategori sedang, yaitu 0,57. Pembelajaran dilaksanakan

sebanyak lima pertemuan, dengan soal-soal latihan/tugas pada setiap pertemuannya yang

berisi permasalahan antara lain lamanya waktu yang di gunakan pada saat pengamatan,

Page 15: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

15

kesulitan mahasiswa memahami bahasa latin yang di gunakan untuk menyebutkan organ-

organ yang di amati, kesulitan mahasiswa menggambarkan dan menganalisis organ apa saja

yang masuk dalam rangkaian suatu sistem, misalnya sistem pencernaan. Alokasi waktu yang

disediakan dalam praktikum ini untuk satu kali pertemuan adalah 2 X 60 menit, karena sesuai

dengan silabus yang ada di STAIN Palangka Raya khususnya Tadris Biologi bahwa mata

kuliah zoologi vertebrata bernilai 3 SKS, yang 2 SKS di gunakan untuk teori, yang mana

lama waktu yang di gunakan untuk teori 2 X 50 menit, sedang 1 SKS di gunakan untuk

praktikum. Yang membedakan praktikum dengan pembelajaran lain adalah pada saat

pengamatan praktikum mahasiswa di tunjukkan langsung pada objek yang akan di amati,

sehingga mahasiswa dapat belajar secara langsung dan bersifat memberi pengalaman yang

bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi dan keterampilan generik sains.

B. PEMBAHASAN

1. Penguasaan Konsep Pada Praktikum Zoologi Vertebrata Pada siklus I

dan Siklus II

Berdasarkan Tabel 4.1 siklus I pada penguasaan konsep praktikum zoologi

vertebrata rata-rata kemampuan awal mahasiswa 47,38 %. Hal ini belum memenuhi nilai

KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 60. Dari data tersebut maka dapat di analisis bahwa dari

40 mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah zoologi vertebrata hanya 2 mahasiswa atau

5 % dari jumlah mahasiswa tersebut dinyatakan tidak remedial artinya mahasiswa tersebut

telah melakukan ketuntasan belajar. Sedangkan 38 atau 95 % mahasiswa yang

memprogramkan mata kuliah zoologi vertebrata dinyatakan remedial karena tidak memenuhi

nilai KKM.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan dosen mitra, ada

beberapa hal yang di sepakati:

a. Dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa belum sepenuhnya memahami materi yang

akan di praktikumkan, terbukti pada saat pengamatan spesimen, seharusnya apa yang

diamati itu yang di gambar, tetapi pada kenyataannya mahasiswa menggambar dari buku

yang ada hubungannya dengan pengamatan tersebut.

b. Kelemahan mahasiswa memahami tentang cara kerja dalam praktikum, hal ini terlihat

pada saat mensectio spesimen banyak mengalami kesalahan akibatnya ada beberapa

organ pecah atau hancur sehingga tidak dapat dilakukan pengamatan pada organ dan

sistem tersebut.

Page 16: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

16

c. Bahasa yang digunakan dalam praktikum zoologi vertebrata banyak menggunakan

bahasa latin, sehingga mahasiswa kurang memahaminya

d. Pada saat pengamatan sistem-sistem, baik itu sistem pencernaan, maupun sistem yang

lain mahasiswa kebingungan mengurutkan secara sistematis organ-organ yang ada dalam

sistem tersebut

e. Waktu yang di gunakan dalam praktikum dengan 1 kali pertemuan adalah 120 menit,

waktu tersebut masih sangat kurang karena spesimen yang diamati cukup banyak.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka didapatkan saran-saran perbaikan untuk

dilakukan pada siklus berikutnya. Perbaikan praktikum yang dilaksanakan pada siklus II

berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang dilakukan pada siklus I. Perbaikan praktikum

ini dilaksanakan selama dua pertemuan dan hasilnya menunjukkan telah terjadi peningkatan

positif terhadap kemampuan penguasaan konsep dan kemampuan KGS Mahasiswa. Hal ini

digambarkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.1 Diagram Kemampuan Penguasaan Konsep pada siklus I dan II

Sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati bersama baik dengan peneliti

maupun dosen mitra, maka pada siklus kedua ini dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga

dapat dilihat pada Gambar 4.1 siklus II pada penguasaan konsep praktikum zoologi vertebrata

rata-rata kemampuan mahasiswa mengalami peningkatan yaitu menjadi 75,1 %. Hal ini sudah

memenuhi nilai KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 60. Dari data tersebut maka dapat di

analisis bahwa dari 40 mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah zoologi vertebrata 100

10

30

50

70

90

Siklus I Siklus II N-Gain

47,38

75,17

0,51

KPK

Page 17: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

17

% mahasiswa yang dinyatakan tidak remedial karena memenuhi nilai KKM. Hal ini sesuai

dengan pendapat Woolnough (dalam Rustaman, 2005: 138) salah satu kontribusi praktikum

dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran karena mahasiswa di beri

pengalaman langsung untuk mengindra fenomena alam dengan segenap indranya.

Pengalaman langsung mahasiswa terhadap apa yang diamati menjadi prasyarat penting untuk

mendalami dan memahami materi pelajaran. Berkaitan hal itu Rustaman (2005: 138)

mengemukakan apabila kegiatan praktikum berformat discovery, fakta-fakta yang diamati

menjadi landasan pembentukan konsep atau prinsip atau prinsip dalam pikirannya. Apabila

kegiatan praktikum bersifat verifikasi, fakta-fakta yang diamati menjadi bukti konkret

kebenaran konsep atau prinsip yang dipelajarinya sehingga pemahaman mahasiswa lebih

mendalam. Sedangkan rata-rata N-Gain mendapat 0,51 dengan kategori sedang. Angka-angka

ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penguasaan konsep pada mahasiswa dengan

kategori sedang. Peningkatan ini menunjukkan bahwa penguasaan konsep zoologi vertebrata

semakin baik, sesuai dengan pendapat Klinger (Diawati dan Herlina, 2007: 79) bahwa dalam

proses pembelajaran pebelajar diberi kesempatan untuk mendapat pengalaman langsung,

terbiasa dalam proses penemuan dalam suatu konsep sehingga konsep yang ditemukan akan

bertahan lama. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kalau mahasiswa sudah

memahami materi pelajaran dengan baik maka hasil yang akan di dapat juga lebih baik

daripada kalau mahasiswa hanya mengingat saja, apalagi dalam pembelajaran biologi faktor

penguasaan ini sangat penting sekali.

Penguasaan konsep diperoleh melalui proses belajar. Sementara itu belajar sendiri

merupakan proses kognitif yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir

bersamaan. Dahar (dalam Syaiful, 2006). Ketiga proses tersebut adalah (1) memperoleh

informasi baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan

pengetahuan. Hal ini di pertegas oleh Martin (dalam Poedjiadi 2005) bahwa penguasaan

konsep merupakan kemampuan menerangkan sesuatu dengan kata-kata sendiri, menafsirkan

dan menarik kesimpulan dari informasi yang didapatkan oleh individu. Penguasaan konsep

yang baik dapat mewujudkan hasil belajar yang baik pula. Berkait an dengan ini Rosser

(dalam Syaiful, 2006) menyatakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili

satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian. kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang

mempunyai atribut-atribut yang sama.

Dengan adanya peningkat an penguasaan konsep praktikum zoologi vertebrata

pada mahasiswa di harapkan dapat meningkatkan kualitas kelulusan calon guru biologi

Page 18: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

18

sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Hal ini akan

berdampak positif terhadap siswa yang akan diajarkan. Hal ini sesuai dengan Suryadi dan

Tilaar (Kotten, 2005: 87) kemampuan guru menguasai materi pelajaran memberikan

pengaruh positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa. Pendapat ini didukung oleh Saud

(2009: 54) memang terdapat hubungan yang positif antara penguasaan bahan oleh guru

dengan hasil belajar siswa. Hal senada diungkapkan oleh Jumrodah (2009: 147) bahwa ada

korelasi yang signif ikan antara penguasaan konsep guru terhadap penguasaan konsep siswa

dengan nilai korelasi adalah 0,8. Artinya, makin tinggi penguasaan bahan oleh guru makin

tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa.

2. Keterampilan Generik Sains Pada Praktikum Zoologi Vertebrata Pada siklus I dan

Siklus II

Indikator kemampuan mahasiswa yang ingin dicapai dalam penelitian ini selain

penguasaan konsep pada praktikum zoologi vertebrata juga keterampilan generik sains. Di

samping itu, indikator dalam penelitian ini tidak terlepas dari kurikulum STAIN Palangka

Raya. Jika dilihat dari kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 60. Hal ini telah

dipenuhi pada siklus II sehingga nilai rerata mahasiswa pada KD tersebut mencapai nilai

diatas KKM.

Berdasarkan Tabel 4.1 siklus I pada keterampilan generik sains praktikum zoologi

vertebrata rata-rata kemampuan awal mahasiswa 48,25 %. Hal ini belum memenuhi nilai

KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 60. Dari data tersebut maka dapat di analisis bahwa dari

40 mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah zoologi vertebrata hanya 1 mahasiswa atau

2,5 % dari jumlah mahasiswa tersebut dinyatakan tidak remedial artinya mahasiswa tersebut

telah melakukan ketuntasan belajar. Sedangkan 39 atau 97,5 % mahasiswa yang

memprogramkan mata kuliah zoologi vertebrata dinyatakan remedial karena tidak memenuhi

nilai KKM.

Berdasarkan hasil refleksi yang disepakati peneliti bersama dosen mitra, maka

kegiatan praktikum untuk pengamatan secara langsung pada sistem hanya difokuskan pada 3

sistem yaitu sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem reproduksi, hal ini dilakukan

karena keterbatasan waktu yang tersedia.

Pada Tabel 4.1 pada siklus I dan II dapat di lihat bahwa peningkatan KGS

mahasiswa pada praktikum zoologi vertebrata mengalami peningkatan (N-Gain) dengan

kategori sedang yaitu: 0.57. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini:

Page 19: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

19

Gambar 4.2 Diagram keterampilan generik sains pada siklus I dan II

Berdasarkan Gambar 4.2 maka dapat diketahui terjadi peningkatan keterampilan

generik sains dari siklus I ke siklus II. Hal ini disebabkan karena praktikum dapat

membangkitkan motivasi belajar sains. Sejalan dengan pendapat Woolnough & Allsop

(Rustaman, 2005: 136) bahwa ada empat alasan penting dalam pelaksanaan praktikum salah

satunya adalah dapat membangkitkan motivasi belajar sains. Belajar mahasiswa dipengaruhi

oleh motivasi, mahasiswa yang termotivasi untuk belajar akan bersungguh-sungguh dalam

mempelajari sesuatu. Melalui kegiatan laboratorium, mahasiswa diberi kesempatan untuk

memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang kegiatan

praktikum dimana mahasiswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasi alam. Mahasiswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mendorong perhatian dan minatnya terkonsentrasi

pada hal-hal yang harus dipelajari, sehingga dapat mencapai tujuan belajar secara maksimal.

Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi akan mempermudah proses belajar mengajar

dalam mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan sebab menurut hasil penelitian

Sipayung (2001) menunjukkan motivasi belajar siswa berkorelasi positif dengan prestasi

belajarnya. Hal ini dipertegas oleh (Hodson, 1993; Rustaman et al., 2005) bahwa secara

umum tujuan praktikum meliputi: 1) untuk memotivasi siswa sebab kegiatan praktikum pada

umumnya menarik bagi mahasiswa sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar sains; 2)

untuk mengajarkan keterampilan generik sains; 3) untuk meningkatkan pemahaman konsep;

4) untuk memahami dan menggunakan metode ilmiah; 5) untuk mengembangkan sikap-sikap

ilmiah.

Terjadinya peningkatan keterampilan generik sains dari siklus I ke siklus II juga

didasarkan pada akhir praktikum mahasiswa diminta secara kelompok untuk

10

30

50

70

90

Siklus I Siklus II N-Gain

48,25

78

0,57

KPK

Page 20: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

20

mempresentasikan hasil pengamatan yang telah dilakukan, sehingga hal ini dapat menambah

pengusaan konsep dan keterampilan generik sains pada mahasiswa tersebut. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sere (2002: 82) menyatakan bahwa kegiatan praktikum bukan hanya

membantu mahasiswa untuk memahami konsep namun juga mendorong mahasiswa untuk

belajar, membuat mahasiswa bisa mengerjakan sesuatu, dan membuat mahasiswa belajar

mengerjakan sesuatu.

Pada saat praktikum mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok, hal ini

bertujuan: 1) Karena keterbatasan alat yang dimiliki oleh laboratorium biologi; 2)

Memudahkan untuk membimbing mahasiswa, karena adanya tutor sebaya. Dengan adanya

kerja kelompok ini peneliti berharap mahasiswa dapat mengatasi kesulitannya baik dalam

pengamatan maupun dalam penggunaan alat, karena dalam kelompok tersebut mahasiswa

dapat berkomunikasi diantara mereka.Hal ini di dukung oleh Tsai, 1999 (dalam Widodo &

Ramdaningsih, 2006: 155) bahwa kerja kelompok dalam praktikum sesungguhnya bukan

hanya bisa mengatasi masalah keterbatasan alat dan bahan, namun juga bisa memfasilitasi

mahasiswa untuk belajar. Percakapan antar mahasiswa selama proses praktikum merupakan

wahana berbagi ide dan pendapat dan karenanya bisa membantu mahasiswa untuk belajar.

Interaksi dalam kelompok juga mempunyai manfaat lain, misalnya melatih mahasiswa untuk

saling membantu karena kerja kelompok dalam praktikum mempunyai beberapa manfaat,

maka peneliti membagi kelompok praktikum dengan jumlah perkelompok terdiri dari 4-5

orang, hal ini peneliti ingin mencapai hasil maksimal dalam kerja kelompok praktikum

tersebut.

Dengan melakukan pengamatan dalam praktikum dapat meningkatkan keterampilan

generik sains. Hal ini di dukung oleh Pabelon dan Mendoza, 2000. (dalam Rustaman, et.al.,

2007) bahwa praktikum atau kerja laboratoriun memiliki tujuan kognitif, psikomotor dan

afektif. Hal senada diungkapkan oleh Haladyna, (1997: 8). Kemampuan generik dapat

meningkatkan strategi kognitif, karena merupakan kemampuan kunci, kemampuan inti (core

skill), kemampuan esensial, dan kemampuan dasar dalam pembelajar sains yang diterapkan

melalui praktikum.

Pelaksanaan praktikum di jadikan wahana aktivitas mahasiswa untuk mengeksplor

semaksimal dirinya dalam membekali keterampilan dan penguasaan konsep. Sesuai dengan

bentuk praktikum (praktikum pemberian pengalaman) tujuan utama praktikum adalah untuk

memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk mengamati objek/fenomena guna

mendukung pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dipelajari. Oleh karena itu

sangat dimengerti diperlukan waktu yang lama untuk pengamatan dan diskusi.

Page 21: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

21

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Praktikum zoologi vertebrata pada mahasiswa semester IV Jurusan Tarbiyah Tadris

Biologi STAIN Palangka Raya dapat meningkatkan penguasaan konsep (N-Gain) dengan

kategori sedang yaitu: 0.51

Praktikum zoologi vertebrata pada mahasiswa semester IV Jurusan Tarbiyah Tadris

Biologi STAIN Palangka Raya dapat meningkatkan keterampilan generik sains (N-Gain)

dengan kategori sedang yaitu: 0.57

B. SARAN

1. Perlu adanya modifikasi pada pembelajaran praktikum zoologi vertebrata di Tadris

Biologi khususnya untuk meningkatkan keterampilan generik sains

2. Perlu dilakukan penelitian dan pengembangan pada pembelajaran praktikum zoologi

vertebrata khususnya dan praktikum lain pada umumnya, guna diperoleh model

pembelajaran praktikum yang cocok untuk meningkatkan kemampuan generik sains.

Page 22: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

22

DAFTAR PUSTAKA Arikunto S, Suhardjono, & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Akasara. Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manjemen.

Bandung: Dewa Ruchi. Basrowi & Suwandi. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia

Indonesia. Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Diawati, C dan Herlina, K. (2007). Enhancing Elementary School Teacher’s Comprehension

of Science Concept and Science Process Skills Through Modelling in Discovery and Inqury. Proceeding of The First International Seminar on Science Education. Bandung: Indonesia University of Education.

Gaffar, F.M. (1987). Perencanaan Pendidikan, Teori, dan Metodologi. Jakarta: Depdikbud,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Haladyna, T.M. (1997). Writing Test Item To Evaluate Higher Order Thinking. Allyn and

Bacon, Boston. Hodson, D. (1993). Re-Thinking odl ways: Toward A More Critical Approach to Practical

Work in School Science. Studies in Science Education. Jumrodah. (2009). Manfaat Sharing Pengalaman mengajar dalam Forum KKG Bagi

Peningkatan keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Serta Penguasaan konsep Guru Pada Mata Pelajaran IPA SD. Tesis Magister pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Karno To. (2003). Mengenal Analisis Tes. Pengantar ke Program Komputer Anates. Edisi

ke-2. Bandung: UPI. Kotten B. N. (2005). “Upaya Pengembangan Profesional Guru Sekolah Dasar”. Jurnal ilmu

Pendidikan, (Februari 2005, Jilid 12 Nomer 1). Penerbit: LPTK dan ISPI. Liliasari, et al. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Hipermedia Indulcsi Magnetik terhadap

Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika. Bandung: Proceeding of The F irst Int ernational Seminar on Science Education.

Meltzer, D.E. (2002). "The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual

Learning Gain in Physics: 'hidden variable' in Diagnostic Pretestt Scores'. American Journal of Physics, 70, (12), 1259-1267.

NRC. (1996). National Science Education Standard Washingt on, DC: National

Academy Press.

Page 23: Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Generik Sains Melalui Praktikum Zoologi Vertebrata Pada Mahasiswa Biologi STAIN PalangkaRaya (1)

23

Nana Syaodih.S. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rust aman, N.Y. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang:

Universitas Negeri Malang. Rustaman, N. Y. (2006). Laporan Hasil Analisis Siswa, Guru, dan Sekolah dikaitkan dengan

prestas i s iswa survei utama TIMMS 2003. Pusat Penelit ian Pendidikan Badan Penelitian Pengembangan Pendidikan Dep Dik Nas. Jakarta.

Rustaman, et al. (2007). Peran Praktikum Dalam Membekali Kemampuan Generik Pada

Caton Guru (Studi Kasus pada Prak tik um Reguler Fis iologi Tumbuhan di LPTK). Bandung: Proceeding of The F irst Int ernat ional Seminar on Science Education.

Rella Turella. (2002). Pendekatan Pembelajaran Air dan Pencemarannya untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep, Keterampilan Proses Sains, Sikap Siswa Kelas I SLTP Melalui Pendekatan S-T-M. Bandung: Tesis Tidak Diterbitkan.

Rahman, T. (2007). Profil Kemampuan Generik Caton Guru dalam Membuat Laporan

Praktikum. Jurnal Sosiohumanitas. 11. (1). 63 – 78. Stringer, Ernie. (2004). Action Research in Education. Columbus: Pearson, Menvi

Prentice Hall. Syaiful, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sudjana, N. (2004). Penilaiart Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya. Suryadi, A. dan Tilaar, H.A.R. (1996). Analisis Kebijakan Pendidikan: Suatau Pengantar.

Bandung: Remaja Rosdakarya Sipayung, J. (2001) Studi Hubungan Motivasi dengan prestasi Belajar Fisika pada Siswa

SMA Negeri 3 Sentani Jaya pura. Ganesha Digital Library. Soenriadji. (1994). Materi Pokok Zoologi Vertebrata. Jakarta: Depdiknas Sere, M.G. (2002). Towards Renewed Research Questions from The Outcomes of The

European Project Labwork in Science Education. Science Education Widodo et al, (2007). Pengaruh Model Pebelajaran Hipermedia Induksi Magnet& Terhadap

Penguasaan Konsep dan Keterampilan Gener ik Sains Guru Fisika. Bandung: Proceeding of The First International Seminar on Science Education.

Widodo A. & Ramdaningsih V.K. (2006). Analisis Kegiatan Biologi dengan Menggunakan

Video. Bandung: Jurnal Metalogika Bidang Kependidikan MIPA. Vol. 9 Nomor 2 Juli 2006