UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA...

133
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI MANAJEMEN SETTING KELAS (Studi Tindakan pada Siswa Kelas VII SMP N 28 Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh MUFNIL IDA NIM 3105240 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI

MANAJEMEN SETTING KELAS

(Studi Tindakan pada Siswa Kelas VII SMP N 28 Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syaratguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

MUFNIL IDANIM 3105240

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

ii

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

N a m a : MUFNIL IDA

N I M : 3105240Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAI

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJARSISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUIMANAJEMEN SETTING KELAS (Studi Tindakan padaSiswa Kelas VII SMP N 28 Semarang)

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

23 Juni 2010Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, Juli 2010

Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Drs. Wahyudi, M.Pd. Ahmad Maghfurin, M.A.NIP. 19680314 199503 1 001 NIP. 19750120 200003 1 001

Penguji I, Penguji II,

Drs. Sajid Iskandar Nadhifah, M.SI.NIP. 19480212 198703 1 002 NIP. 19750827 200312 2 003

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

iii

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, Juni 2010Lamp : 4 (empat) eksHal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

An. Sdri. Mufnil Ida Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah kami mengadakan koreksi perbaikan seperlunya maka

bersama ini saya kirimkan naskan skripsi saudara:

Nama : MUFNIL IDA

NIM : 053111240 / 3105240

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dengan Judul : UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI

MANAJEMEN SETTING KELAS (Studi Tindakan

pada Siswa Kelas VII SMP N 28 Semarang)

Dengan ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut di atas dapat

segera dimunaqasahkan.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Ismail SM, M.Ag. Drs. Ikhrom, M.Ag.NIP. 19711021 199703 1 002 NIP. 19650329 199403 1 002

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

iv

MOTTO

O ó¡ Î0«!$#Ç`» uH÷q§•9$#ÉOŠÏm§•9$#

óO s9r&÷y uŽô³ nSy7s9x8 u‘ô‰|¹ÇÊÈ$uZ÷è|Êururš•Ztãx8 u‘ø— ÍrÇËÈü“Ï% ©!$#uÙ s)Rr&x8 t• ôgsßÇÌÈ

$uZ÷èsùu‘ury7s9x8 t• ø. ÏŒÇÍȨb Î*sùyìtBÎŽô£ ãèø9$##·Žô£ ç„ÇÎȨb Î)yìtBÎŽô£ ãèø9$##ZŽô£ ç„ÇÏÈ#sŒÎ*sù

|Møî t• sùó=|ÁR$$ sùÇÐÈ4’n<Î) ury7În/ u‘=xî ö‘$$sùÇÑÈ

“(1) Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, (2) dan Kami telahmenghilangkan daripadamu bebanmu, (3) yang memberatkan punggungmu ? (4)dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. (5) Karena sesungguhnyasesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan itu adakemudahan.(7) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlahdengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (8) dan hanya kepada Tuhanmulahhendaknya kamu berharap”. (Q.S. Al Insyirah : 1-8)

1 Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahnya, (Semarang : CV. Toha Putra,

1989), hlm 1073.

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Sederhana ini untuk :

1. Kedua Bapak dan Ibu yang terhormat

2. Suamiku tercinta

3. Ananda Azril Azka Anbamy yang tersayang

4. Kakak-Kakakku dan ponakan-ponakanku yang lucu

5. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini

6. Pembaca yang budiman.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

vi

DEKLARASI

Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Kendal, 21 Juni 2010

Deklarator,

Mufnil IdaNIM 3105240

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

vii

ABSTRAK

Mufnil Ida (NIM: 3105240). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar SiswaPada Mata Pelajaran PAI Melalui Manajemen Setting Kelas (StudiTindakan pada Siswa Kelas VII SMP N 28 Semarang).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) motivasi belajar siswaterhadap mata pelajaran PAI setelah digunakan strategi manajemen setting kelas(2) bagaimana penerapan manajemen setting kelas dalam menumbuhkan motivasi,keaktifan, dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan metode studi tindakan (action research) padasiswa dengan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapasiklus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, metodewawancara, metode tes dan metode dokumentasi. Dari hasil observasi secaralangsung di kelas VII C SMP N 28 Semarang melalui penelitian tindakan tahapprasiklus dapat diketahui bahwa pada pembelajaran PAI, model pembelajaranyang diterapkan oleh guru mata pelajaran masih menggunakan metode ceramahdan siswa masih cenderung pasif. Proses belajar mengajar belum mencerminkanpembelajaran aktif, sehingga komunikasi yang terjalin cenderung masihkomunikasi satu arah. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswakelas VII C yang mendapat pembelajaran PAI tahun ajaran 2009 /2010 semester Iyang berjumlah 30 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan manajemen settingkelas, suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan siswa ikut terlibat aktifdalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh kesiapan siswa menerimapelajaran, perhatian siswa dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa dalamkelas, dan mampu menghadapi kesulitan. Penelitian ini dilaksanakan dalam empattahap yaitu, prasiklus, siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada tahap prasiklus,motivasi belajar siswa mempunyai persentase sebesar 62,22% dan rata-rata hasiltest akhir 72,53. Pada siklus I setelah dilakukan tindakan, motivasi belajar siswameningkat menjadi 68,89% dan rata-rata hasil tes akhir 74,83. Pada tahap siklus IIpersentase motivasi belajar siswa meningkat menjadi 77,78% dan rata-rata hasiltes akhir sebesar 77,93. Sedangkan pada tahap siklus III setelah dilakukantindakan, persentase motivasi belajar siswa meningkat menjadi 85,56% dan rata-rata hasil tes akhir sebesar 80,63.

Hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasibelajar siswa setelah diterapkan manajemen setting kelas. Hasil penelitian tersebutdiharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi semua pihakterutama guru/tenaga pengajar, orang tua dan siswa.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang

telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga menjadikan kita

lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi penulis, sehingga dapat

menyusun skripsi ini.

Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada penghulu para

nabi dan rasul, junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah

membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-

ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di

akhirat kelak.

Merupakan suatu kebanggaan tersendiri, jika suatu tugas dapat

terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi

merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis menyadari, banyak hambatan yang

menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan

kemampuan yang penulis miliki. Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan, tentunya karena bantuan dari berbagai pihak.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan yang sangat berarti bagi penulis.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang;

2. Ismail SM, M.Ag. dan Ikhrom, M. Ag. selaku pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini;

3. Drs. Sugeng Ristiyanto, M. Ag. selaku dosen wali yang telah mengarahkan

dan membimbing penulis selama studi;

4. Para dosen pengajar beserta karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan,

sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini;

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

ix

5. Pengelola perpustakaan fakultas Tarbiyah beserta karyawan yang telah

memberikan fasilitas dan layanan peminjaman sumber referensi;

6. Teguh Waluyo, S. Pd. MM. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 28 Semarang

yang telah memberikan izin penelitian;

7. Iswatun Khasanah, M. Ag. selaku guru mitra/kolaborator yang dengan ikhlas

meluangkan waktunya untuk berkolaborasi dalam penelitian yang penulis

lakukan;

8. Bapak, ibu, kakak serta suami dan anakku tercinta yang telah mencurahkan

kasih sayang, perhatian dan do’anya untuk tetap bersemangat menggapai cita-

cita demi keberhasilan penulis; dan

9. Teman-teman seperjuangan PAI B angkatan 2005 (Aliyah, Soendari, Ulis,

Etik, Umas, Fitri dan Ranti) yang senantiasa mengiringi perjalanan penulis

selama studi, dan semua pihak yang turut serta membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.

Kepada mereka semua, penulis sampaikan ucapan terima kasih dengan

tulus, serta iringan do’a semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka

dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya. Semoga skripsi

yang berjudul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

PAI Melalui Manajemen Setting Kelas (Studi Tindakan Pada Siswa Kelas VII

SMP N 28 Semarang) ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan

membacanya.

Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum

mencapai kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Namun penulis

berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para

pembaca pada umumnya. Amin.

Kendal, Juni 2010

Penulis,

Mufnil IdaNIM 3105240

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN ABSTRAK............................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN DEKLARASI........................................................................... v

HALAMAN MOTTO................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................... 1

B. Penegasan Istilah ................................................................. 6

C. Rumusan Masalah................................................................ 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................. 9

BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar............................................. 11

2. Macam-macam Motivasi Belajar ..................................... 13

3. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar............... 16

4. Fungsi Motivasi dalam Belajar ........................................ 18

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar........ 20

B. Mata Pelajaran PAI

1. Pengertian PAI di SMP ................................................... 26

2. Tujuan Pembelajaran PAI di SMP ................................... 27

3. Ruang Lingkup Mapel PAI di SMP ................................. 28

C. Manajemen Setting Kelas

1. Pengertian Manajemen Setting Kelas............................... 31

2. Ruang Lingkup Manajemen Setting Kelas ....................... 35

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

xi

3. Tujuan Manajemen Setting Kelas .................................... 39

4. Fungsi Manajemen Setting Kelas..................................... 40

5. Bentuk-bentuk Manajemen Setting Kelas ........................ 41

D. Kajian Pustaka ..................................................................... 50

E. Pengajuan Hipotesis............................................................. 52

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ................................................................. 53

B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 53

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................. 53

D. Metode Penelitian ................................................................ 54

E. Siklus Kegiatan.................................................................... 58

F. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data...................... 64

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Tahap Prasiklus ............ 67

B. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ......................... 71

C. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ........................ 77

D. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus III....................... 83

E. Keterbatasan Penelitian........................................................ 88

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................... 90

B. Saran ................................................................................... 91

C. Penutup................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Indikator Motivasi Belajar Siswa.................................................... 17

Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ................ 54

Tabel 3 Indikator Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran.................... 56

Tabel 4 Nama-nama Siswa Kelas VII C SMPN 28 Semarang ..................... 57

Tabel 5 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Tahap Prasiklus ................ 68

Tabel 6 Hasil Tes Akhir Tahap Prasiklus..................................................... 69

Tabel 7 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I.............................. 72

Tabel 8 Hasil Tes Akhir Siklus I.................................................................. 74

Tabel 9 Perbandingan Jumlah Skor dan Persentase Motivasi Belajar Siswa

Tahap Prasiklus dan Siklus I ........................................................... 75

Tabel 10 Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Tahap Prasiklus dan Siklus I ..... 75

Tabel 11 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 78

Tabel 12 Hasil Tes Akhir Siklus II ................................................................ 80

Tabel 13 Perbandingan Jumlah Skor dan Persentase Motivasi Belajar Siswa

Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 81

Tabel 14 Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Siklus I dan Siklus II................. 81

Tabel 15 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus III ........................... 84

Tabel 16 Hasil Tes Praktik Shalat Wajib Siklus III........................................ 86

Tabel 17 Perbandingan Jumlah Skor dan Persentase Motivasi Belajar Siswa

Tahap Prasiklus, Siklus I, II, dan III................................................ 87

Tabel 18 Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Tahap Prasiklus, Siklus I, II,

dan III............................................................................................. 87

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Penelitian Tindakan .............................................................. 55

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.2 Oleh karena itu,

pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan potensi tersebut.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada bagaimana proses belajar

yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang dengan mengikuti prinsip-

prinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif

siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian, dalam

KBM, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan

otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar

tetap berada pada diri siswa, dan guru hanya bertanggung jawab untuk

menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab

siswa untuk belajar secara berkelanjutan atau sepanjang hayat.3

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara

potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. 4

Pada umumnya, siswa memberikan respons dan berperilaku baik jika

guru bersifat menunjang dan membantu selama berlangsungnya pembelajaran.

Motivasi siswa dipengaruhi secara positif oleh guru yang bersemangat dan

antusias terhadap isi/materi yang diajarkannya. Guru juga perlu memberikan

2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : RemajaRosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm.1.

3 Masnur Muslich, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2008), hlm. 48.

4 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008),hlm.23.

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

2

umpan balik yang positif sepanjang berlangsungnya kegiatan belajar

mengajar. Untuk itu, guru perlu menciptakan suasana lingkungan kelas yang

menyenangkan (comfortable) dan menunjang (supportive), sehingga

membangkitkan motivasi siswa untuk mencapai hasil belajar yang positif.5

Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu

menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif. Guru harus mampu

memotivasi siswa dalam belajar mengajar. Kemampuan guru dalam dua hal

tersebut akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara

optimal. Kondisi seperti itu dapat terwujud, jika guru dapat menggunakan

strategi tertentu dalam pemakaian metodenya, sehingga dia dapat mengajar

dengan tepat, efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan

belajar serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik.6

Suatu metode bisa dikatakan efektif, jika prestasi belajar yang diinginkan

dapat dicapai dengan memakai metode tertentu, tetapi dapat menghasilkan

prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik haruslah

bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan

semata-mata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku

secara terpadu. Perubahan ini tentu harus dapat dilihat dan diamati, bersifat

khusus dan operasional, dalam arti mudah diukur.

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, di

antaranya adalah motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor penting

dalam setiap aspek kehidupan manusia. Demikian juga para siswa mau

melakukan sesuatu bilamana berguna bagi mereka untuk melakukan tugas-

tugas pekerjaan sekolah. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi mungkin

gagal dalam pelajaran karena kekurangan motivasi. Hasil baik tercapai dengan

motivasi yang kuat.7

Dalam sebuah kelas kadang ditemukan siswa yang malas berpartisipasi

dalam kegiatan belajar. Sebagian dari mereka tidak mengetahui bahwa semua

5 Oemar Hamalik , Kurikulum dan Pembelajaran , ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 87.6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

2003), hlm.65.7 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), Cet.2, hlm. 73

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

3

mata pelajaran dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari studi pasti

membantu kesuksesan mereka pada masa depan. Untuk itulah, guru

memegang posisi penting dalam memberikan dorongan dan harapan. Guru

dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan

rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar. Keterlibatan siswa secara

aktif dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan, agar belajar menjadi efektif

dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. 8

Dalam kegiatan belajar mengajar kadang ditemukan siswa yang malas

berpartisipasi dalam belajar. Sementara siswa yang lain aktif berpartisipasi

dalam kegiatan. Seorang atau dua orang siswa duduk dengan santainya dikursi

mereka dengan alam pemikiran yang jauh entah ke mana. Sedikit pun tidak

bergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan

penjelasan guru atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. 9

Keadaan minat terhadap suatu mata pelajaran tersebut menjadi pangkal

penyebab mengapa siswa tidak berminat untuk mencatat apa yang

disampaikan oleh guru. Itulah pertanda bahwa siswa tidak mempunyai

motivasi untuk belajar. Hal tersebut di karenakan oleh minimnya motivasi

yang ada dalam diri siswa. Jika hal ini terjadi, guru harus mampu

membangkitkan motivasi dari luar diri siswa. Hal ini diharapkan untuk

membantu agar siswa mempunyai minat dan semangat untuk belajar, sehingga

dengan bantuan itu siswa dapat keluar dari kesulitan belajar. 10

Mengingat demikian penting motivasi bagi siswa dalam belajar, maka

guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar para siswanya. Dalam

usaha ini banyaklah cara yang dapat dilakukan. Menciptakan kondisi-kondisi

tertentu dapat membangkitkan motivasi belajar.

Selain motivasi, salah satu upaya untuk meningkatkan mutu kegiatan

belajar mengajar, khususnya mutu proses belajar dan hasil belajar adalah

peningkatan mutu guru sehingga memiliki kemampuan profesional yang

8 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006),hlm.21.

9 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta :PT. Rineka Cipta, 2002), hlm.114.10 Ibid.

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

4

memadai. Profesionalitas guru harus terlihat pada kemampuannya mengelola

kelas dan mengajar secara efektif. Guru harus mampu membelajarkan para

siswa menguasai bahan pelajaran yang diberikannya sesuai dengan tuntutan

kurikulum. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pembelajarannya

secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan

pengajaran. 11

Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah

berpengalaman adalah manajemen kelas. Manajemen kelas merupakan

masalah yang kompleks. Guru menggunakannya untuk menciptakan dan

mempertahankan kondisi kelas untuk mencapai tujuan pengajaran secara

efisien dan memungkinkan siswa dapat belajar. Tugas utama dan yang paling

sulit dilakukan guru adalah manajemen kelas, lebih-lebih tidak ada satu pun

pendekatan yang dikatakan paling baik. 12

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu

mengatur siswa dan mengelola sarana pengajaran. Guru harus

mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan

pengajaran. Manajemen kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi

terjadinya proses interaksi edukatif yang efektif. 13

Kemampuan manajemen kelas menentukan keberhasilan pembelajaran.

Tanpa kemampuan manajemen kelas yang efektif, segala kemampuan guru

yang lain dapat menjadi netral dalam arti kurang memberikan pengaruh atau

dampak positif terhadap pembelajaran siswa. Tiada gunanya seorang guru

menguasai bahan pembelajaran, tidak bermanfaat kemampuannya

menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang menarik sesuai dengan pokok

bahasan, tiada gunanya dia mengetahui jenis pertanyaan yang perlu

ditanyakan atau kemampuannya menjelaskan pelajaran secara gamblang; jika

11 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002),Cet.2, hlm. 166 – 167.

12 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2002), hlm. 144.

13 Ibid, hlm. 145.

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

5

segala yang diupayakan guru itu tidak diperhatikan atau didengarkan oleh para

siswanya. 14

Salah satu bentuk manajemen kelas bagi guru yang penting adalah

mengelola kelas dan penataan ruang yang terlihat asri, rapi, indah sehingga

membuat anak kerasan di dalam kelas, dan pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan. Ada beberapa manfaat manajemen setting kelas yang menarik

antara lain siswa tidak merasa jenuh, siswa akan merasa betah dalam kelas,

siswa termotivasi dalam belajar serta dapat menumbuhkan kreativitas untuk

mendesain kelas yang lebih rapi.

Lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat

kegiatan belajar aktif. Tidak ada satu pun susunan yang mutlak ideal, namun

ada banyak pilihan yang tersedia. “Pendekorasian interior” kegiatan belajar

aktif merupakan hal yang menyenangkan dan menantang (khususnya bila

perabotannya kurang ideal). Dalam beberapa kasus, perabotan kelas bisa

disusun ulang untuk menciptakan formasi yang berbeda. Bahkan meja

tradisional bisa disatukan agar membentuk meja besar dan juga membentuk

formasi yang berbeda. 15

Siswa dalam suatu kelas biasanya memiliki kemampuan beragam, ada

yang memiliki tingkat kepandaian yang tinggi, sedang, dan kurang. Menurut

pandangan psikologi pendidikan, sebenarnya tidak ada siswa yang pandai atau

bodoh, yang lebih tepat adalah siswa dengan kemampuan lambat atau cepat

dalam belajar. Dalam materi yang sama, bagi siswa satu memerlukan dua kali

pertemuan untuk memahami isinya, namun bagi siswa lain perlu empat kali

pertemuan atau lebih untuk dapat menyerapnya.

Karena itu, guru perlu mengatur kapan siswa bekerja secara perorangan,

berpasangan, kelompok atau klasikal. Jika harus dibentuk kelompok, kapan

siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuannya sehingga ia dapat

berkonsentrasi membantu siswa yang kurang, dan kapan siswa dikelompokkan

14 E. C. Wragg, Pengelolaan Kelas, terj. Anwar Jasin, (Jakarta : PT. Grasindo, 1996),hlm.1.

15 Melvin L. Silberman, Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif), terj.RaisulMuttaqien, (Bandung : Nusamedia, 2006), hlm. 35.

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

6

secara campuran berbagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya (Peer

teaching).16

Manajemen setting kelas meliputi pengelolaan beberapa benda / objek

yang ada dalam ruang belajar seperti meja, kursi, pajangan sebagai hasil karya

siswa, perabot sekolah, atau sumber belajar yang ada di kelas. Pengelolaan

meja-kursi dapat disusun secara kelompok, lingkaran, berbentuk U atau

bentuk berjajar atau secara berbaris. Susunan ini tergantung strategi yang

digunakan dan tujuan yang akan dicapai.

Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas, dapat dilakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai sebagai alternatif dalam

penyelesaian permasalahan ini. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk

memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Upaya penelitian tindakan

kelas (PTK) diharapkan dapat menciptakan budaya belajar (learning culture)

di kalangan guru-siswa.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menawarkan peluang sebagai strategi

pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menampilkan pola

kerja yang bersifat kolaboratif.

Berangkat dari pokok permasalahan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran PAI Melalui Manajemen Setting Kelas (Studi Tindakan

pada Siswa Kelas VII SMP N 28 Semarang) .

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok

kajian penelitian ini, perlu dijelaskan batas-batas pengertian dan maksud dari

penelitian. Sebagaimana disebutkan di atas, judul penelitian ini adalah “Upaya

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Melalui

16 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : RaSAILMedia Group, 2008), hlm.57.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

7

Manajemen Setting Kelas (Studi Tindakan Pada Siswa Kelas VII SMP N 28

Semarang)”.

Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan hingga terbentuk suatu pengertian

yang utuh sesuai dengan maksud sebenarnya dari judul penelitian tersebut

antara lain :

1. Upaya adalah usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya.17

2. Meningkatkan motivasi belajar siswa

Meningkatkan adalah menaikkan, mempertinggi, memperhebat (derajat,

taraf dan sebagainya).18

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya dalam diri

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan

seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai

serangkaian tingkah laku atau perbuatan.

Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif

menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan

mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang

mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu. 19

Adapun tentang pengertian belajar banyak dari pakar pendidikan

yang mendefinisikan mengenai hal tersebut. Slameto mengartikan belajar

sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.20

Belajar menurut Muhibbin Syah secara umum dapat dipahami

sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

17 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), hlm. 995.

18 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1992), hlm.1078.

19 Moh. Uzer Usman, Op. Cit., hlm. 28.20 Slameto, Op. Cit., hlm.2.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

8

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif.21

Jadi secara sederhana motivasi belajar siswa dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar (siswa) itu dapat

tercapai.

3. Mata pelajaran PAI

PAI adalah nama bidang studi atau mata pelajaran agama Islam.

Pendidikan agama Islam merupakan sebutan yang diberikan pada salah

satu subjek pelajaran oleh siswa Muslim dalam menyelesaikan

pendidikannya di tingkat tertentu.

4. Manajemen Setting Kelas

Manajemen kelas adalah nama lain dari pengelolaan kelas, yang berarti

manajemen kelas dan pengelolaan kelas punya arti dan pengertian yang sama,

yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah

dirumuskan sebelumnya. 22

Manajemen adalah ilmu, yaitu yang mempelajari dan meneliti upaya

manusia untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan

efisien dengan bantuan beberapa sumber. 23

Sedangkan kelas menunjukkan pada kegiatan yang menciptakan dan

mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar.

Menurut Suharsimi Arikunto, kelas adalah bagian atau unit terkecil dari

sekolahan yang terdiri dari sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama

mendapat pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. 24 Adapun kelas

pada umumnya dibedakan menjadi dua bagian : a. Fisik (ruang kelas, sarana

21 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. RemajaRosdakarya, 2000), hlm.92.

22 Sufyarma M, Kapita Selekta Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2003), hlm.187.23 Onong Uchjana Effendy, Sistem Informasi dalam Manajemen, (Bandung : Alumni,

1981), hlm.6.24 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm.3.

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

9

prasarana), b. Nonfisik (siswa). Sedangkan yang dimaksud kelas dalam judul

penelitian ini adalah ruangan kelas dan perlengkapan proses pembelajaran.

Jadi manajemen setting kelas adalah suatu ketrampilan / usaha yang

dilakukan guru atau penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dalam suatu

kelas untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal melalui

pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas) sehingga tujuan pembelajaran

yang diharapkan dapat tercapai.

5. SMP Negeri 28 Semarang

Adalah lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama yang berstandar

Nasional (SSN) yang berlokasi di Jl. Kyai Gilang Kelurahan Mangkang Kulon

Kecamatan Tugu Kota Semarang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI

melalui manajemen setting kelas ?

2. Apakah manajemen setting kelas pada pembelajaran PAI dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tidak terlepas dari pokok permasalahan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI

setelah digunakan strategi manajemen setting kelas.

b. Untuk mengetahui penerapan manajemen setting kelas dalam

menumbuhkan motivasi dan keaktifan serta meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat :

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

10

a. Secara Teori

Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat mengetahui konsep

manajemen setting kelas khususnya dalam pembelajaran PAI di

sekolah yang penulis teliti yaitu SMP N 28 Semarang.

b. Secara Praktis

1) Lahirnya suatu model pembelajaran yang dapat memberi nuansa

baru bagi siswa untuk semangat belajar dan berperan aktif dalam

proses pembelajaran serta mampu menghadapi masalah-masalah

baru dalam lingkungan yang semakin hari semakin kompleks.

2) Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran

yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP 2006) yang berakarkan kurikulum 2004, yakni memberi

banyak keaktifan pada siswa dan guru sebagai fasilitator.

3) Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini akan memberikan

sumbangan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran PAI.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

11

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

a. Motivasi

Menurut Frederick J. McDonald mengatakan bahwa : Motivation

is an energy change within the person characterized by affective

arousal and anticipatory goal reactions. 25 “Motivasi adalah suatu

perubahan energi yang ada dalam pribadi seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perubahan sikap (affective) dan reaksi-reaksi untuk

mencapai tujuan”.

Richard M. Sterrs dan Lyman W. Porter dalam bukunya

mengatakan The term motivation was originally derived from the

Latin word movere which means to move .26 Istilah motivasi

berasal dari bahasa Latin, dari kata movere yang berarti

menggerakkan/mendorong. Menurut Anita E. Woolfolk, Motivation is

usually defined as an internal state that arouses, direct, and maintain

behavior.27 “Motivasi biasanya didefinisikan sebagai suatu keadaan

dalam diri seseorang yang mendorong, menguatkan dan

mempengaruhi tingkah laku.

Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata, “motivasi adalah

keadaan dalam pribadi orang yang mendorong seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan”.28

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut di

atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan yang

25 Frederick J. Mc.Donald, Educational Psychology, (Tokyo : Overseas Publications, Ltd.,1959), hlm.77.

26 Richard M. Steers dan Lyman W. Potter, Motivation And Work Behavior, (Singapore :Mc. Graw Hill, 1973), hlm. 5 .

27 Anita E. Woolfolk, Educational Psychology, 6th ed. (USA : Allyn & Bacon, 1980), hlm.330.

28 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.70.

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

12

berasal dari dalam diri yang menggerakkan seseorang untuk bersikap

atau bertindak yang pangkalnya adalah untuk mencapai suatu tujuan

yang diinginkan.

b. Belajar

Belajar mempunyai arti suatu proses perubahan di dalam

kepribadian manusia. Perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan

daya pikir.29

S. Nasution menjelaskan belajar diartikan sebagai perubahan

kelakuan berkat pengalaman dan latihan.30 Adapun Morgan dalam

bukunya Introduction of Psychology mendefinisikan belajar sebagai

berikut : Learning is any relatively permanent change in behavior

which occurs as result of experience 31 (Belajar adalah perubahan

tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman).

Menurut Muhibbin Syah, belajar dapat dipahami sebagai tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai

hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif.32 Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis

simpulkan bahwa belajar adalah usaha-usaha yang dilakukan seseorang

untuk melakukan perubahan tingkah laku pada dirinya sebagai akibat

dari kenyataan atau pengalaman masa lalu yang menimbulkan

pengetahuan.

29 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), Cet.2 , hlm.1.30 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), Cet. 2, hlm.

34.31 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York : Mc.Graw Hill Book

Company, 1971, hlm. 187.32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2000), Cet. 5 . hlm. 92.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

13

c. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri individu yang

menggerakkan tingkah laku seseorang untuk melakukan proses belajar

sehingga mencapai tujuan yang dikehendaki.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan

ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka, ia akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi

itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah

tumbuh di dalam diri seseorang.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan

yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Menurut Sardiman A. M, motivasi belajar merupakan faktor

psikis yang bersifat non-intelektual.33 Peranannnya yang khas adalah

dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk

belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak

energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Dalam kaitannya dengan belajar mengajar, guru mempunyai

peran penting untuk menciptakan kondisi atau suatu proses yang

mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Guru perlu

mendorong atau membangkitkan motivasi siswa, sehingga dia mau

melakukan kegiatan belajar.

2. Macam-macam Motivasi Belajar

Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul

akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut34 :

33 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindopersada, 2001), hlm. 73.

34 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006),hlm. 29.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

14

a. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu

sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas

kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh

ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa,

dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari

orang lain. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam

dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang

tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Seseorang yang

mempunyai motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar.

Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa

semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan

berguna pada masa kini dan masa masa yang akan datang.

Apa pun yang dilakukan oleh seseorang itu jika di niati dari

dalam hati (niat/memotivasi diri sendiri untuk melakukan sesuatu)

merupakan salah satu motivasi intrinsik, sebagaimana hadits riwayat

Imam Bukhori berikut ini

:

:

) (35

Dari Umar bin Khattab r.a dia berkata; saya mendengar

Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan

tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)

berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin

mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya

kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya

karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin

35 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al Bukhori, Shahih AlBukhori, (Beirut Libanon : Darul kutub al ‘Alamiyah, 1992), Jilid I, hlm. 3.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

15

dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia

niatkan.(HR. Imam Bukhori).

Dari hadits di atas, dapat dipahami bahwasanya setiap orang akan

memperoleh balasan amalan yang dia lakukan sesuai dengan niatnya.

Niat dalam ajaran Islam menempati posisi sentral, karena setiap

perbuatan pasti berawal dari niat. Niat juga akan menentukan apa yang

akan kita dapat.

Dalam hal belajar, jika siswa melakukannya dengan sungguh-

sungguh (niat/memotivasi diri untuk melakukan sesuatu), maka ia akan

memperoleh hasil dari kegiatan belajar tersebut.

b. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu. Apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari

orang lain, sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau

melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar

karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama

di kelasnya.

Dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik intrinsik

maupun ekstrinsik diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan

memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah

siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu

pulalah kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan. Karena motivasi

mempunyai tiga fungsi yakni :

a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan

b. Penentu arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

16

c. Penyeleksi perbuatan, sehingga perbuatan orang yang mempunyai

motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang

ingin dicapai. 36

3. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Ada tidaknya motivasi dalam diri siswa dapat diamati dari observasi

tingkah lakunya. Apabila siswa mempunyai motivasi, ia akan :

1) bersungguh-sungguh, menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan

rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;

2) berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan

kegiatan tersebut; dan

3) terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.37

Sedangkan menurut Sardiman A.M., motivasi yang ada pada diri

setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut 38 :

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktuyang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukandorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puasdengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orangdewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakkriminal, amoral dan sebagainya).

d. Lebih senang bekerja mandiri.e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti

seseorang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri

motivasi seperti itu penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam

36 S. Nasution, Op. Cit., hlm. 76 – 77.37 Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001),

hlm. 138.38 Sardiman A.M., Op. Cit., hlm. 81.

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

17

kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun

mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan

hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan

terjebak pada sesuatu yang rutinitis dan mekanis. Siswa harus mampu

mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan

dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga

peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana

memikirkan pemecahannya. Hal itu semua harus dipahami agar guru

dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang

tepat dan optimal.

Motivasi merupakan energi penting dalam meraih keberhasilan

karena motivasi merupakan unsur penentu yang mempengaruhi

perilaku dalam individu, merupakan daya penggerak aktif, yang terjadi

pada masa tertentu dengan sebuah tujuan tertentu.

Berbagai pendapat tentang ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi

belajar tersebut, dapat penulis rumuskan ke dalam bentuk tabel

indikator motivasi belajar sebagai berikut :

Tabel 1

Indikator Motivasi Belajar Siswa

Variabel Indikator Motivasi BelajarØ Hadir lebih awal sebelum pelajaran dimulaiØMenyiapkan buku dan alat tulisØ Siswa mengkondisikan diri saat pelajaran

dimulai.ØSuasana tenang dan kondusif saat pelajaran

dimulai

Kesiapan siswadalam menerimapelajaran

ØSiswa menyiapkan buku pelajaran dan sumberbelajar lainnya yang berkaitan dengan materiØ Perhatian siswa terpusat dan aktifitas

pembelajaran siswa tampakØMencatat penjelasan dari guru

Perhatian siswadalam prosespembelajaran

ØMerespon penjelasan guruØMengungkapkan pendapatØ Aktif bertanyaØ Aktif menjawab

Keaktifan siswadalam kelas

ØMerespons pendapat / jawaban siswa lain

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

18

Ø Komunikasi antarsiswaØMengerjakan tugas PR di rumahØ Senang mencari dan mengerjakan soal-soal

latihanØMenyelesaikan tugas individuØMenyelesaikan tugas kelompok

Mampumenghadapikesulitan

Ø Aktif berpartisipasi dalam kelompok

4. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi motivasi adalah

mendorong, menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul

keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat

memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.39 Dalam kegiatan belajar

mengajar diperlukan adanya motivasi. Dengan adanya motivasi, hasil

belajar yang diperoleh akan menjadi optimal. Semakin tepat motivasi yang

diberikan, semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. 40

Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah semua berjalan seperti apa

yang diinginkan guru. Banyak hambatan yang dihadapi agar materi yang

disampaikan mudah dipahami dan di mengerti oleh siswa. Sebagai contoh,

di kelas ditemukan siswa yang malas berpartisipasi dalam belajar.

Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran tersebut menjadi pangkal

penyebab mengapa siswa tidak berminat untuk mencatat ataupun

memperhatikan apa-apa yang telah disampaikan guru apalagi untuk

belajar mandiri. 41

Hal tersebut di karenakan minimnya motivasi yang ada dalam diri

siswa. Jika hal ini terjadi, guru harus mampu membangkitkan motivasi

siswa dengan memberikan motivasi dari luar diri siswa. Hal ini diharapkan

untuk membantu siswa agar mempunyai minat dan semangat untuk

belajar. Motivasi merupakan kunci sukses dalam belajar. Semakin tepat

39 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.73.

40 Sardiman A.M., Op. Cit., hlm. 82.41 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 122.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

19

motivasi yang diberikan guru atau semakin tinggi motivasi belajar yang

dimiliki siswa, maka semakin berhasil pelajaran yang disampaikan.

Perlu ditegaskan, bahwa setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan

atau bertalian dengan tujuan. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai,

semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi (tindakan mencapai

tujuan dilakukan). Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya

kegiatan atau tindakan. 42

Keberhasilan suatu usaha dalam mencapai tujuan, sangatlah

ditentukan oleh kuat lemahnya motivasi. Prestasi yang baik akan sulit

didapat tanpa adanya usaha mengatasi permasalahan atau kesulitan. Proses

usaha dalam menyelesaikan kesulitan tersebut memberikan dorongan yang

sungguh kuat. Dalam Islam secara jelas menerangkan bahwa memotivasi

dalam usaha mengatasi kesulitan sangatlah berhubungan erat dengan

keberhasilan seseorang. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar-Ra’d

ayat 11 :

žcÎ) …….©!$#ŸwçŽÉi•tóãƒ$tBBQöq s)Î/4Ó®Lym(#rçŽÉi•tóãƒ$tBöN ÍkŦàÿRr' Î/3..........

..Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaumsehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(QS. Surat Ar-Ra’d ayat 11) 43

Dari ayat di atas, bisa diketahui bahwa motivasi memiliki fungsi

yang sangat besar dalam mencapai tujuan, yaitu menggapai cita-cita,

keberhasilan atau adanya kerusakan dalam diri seseorang.

Ada tiga fungsi motivasi, yakni 44 :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan;

42 Ngalim Purwanto, Op.Cit., hlm. 73 – 74.43 Departemen Agama Repubik Indonesia, Al Qur an dan Terjemahnya, (Semarang : CV.

Toha Putra, 1989), hlm. 370.44 Sardiman A.M., Op. Cit., hlm. 83.

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

20

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; dan

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan

dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik,

sebab tidak serasi dengan tujuan.

Dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang fungsi motivasi. Motivasi

berfungsi mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan sesuatu.

Motivasi menentukan arah perbuatan yang diinginkan untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki, dan menyeleksi atau memilih kegiatan dan

perbuatan yakni perbuatan mana yang akan dikerjakan dengan tanpa rasa

keterpaksaan dengan senang hati.

Dalam pembelajaran, guru hendaknya membuat segala sesuatu yang

sulit menjadi mudah dan sekaligus menyenangkan. Sehingga siswa tidak

tertekan secara psikologis dan tidak bosan dengan suasana di kelas.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi menurut Eysenck dan kawan-kawan, sebagaimana disadur

oleh Slameto, dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan

tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah

laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan

konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya.45

Siswa yang tampaknya tidak memiliki motivasi, mungkin pada

kenyataannya cukup bermotivasi tapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan

pengajar. Mungkin siswa cukup bermotivasi untuk berprestasi di sekolah,

45 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,2003), hlm.170.

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

21

akan tetapi pada saat yang sama ada kekuatan-kekuatan lain, seperti

misalnya teman-teman yang mendorongnya untuk tidak berprestasi di

sekolah.

Dalam hal ini, perlu diungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar terdiri dari faktor internal dan eksternal.

1) Faktor Internal

a) Biologis

Secara biologi seseorang juga memerlukan dorongan untuk

mencapai sesuatu yang diinginkannya.

(1) Rasa cinta

Ini merupakan kebutuhan afeksi dan pertalian dengan orang

lain. Allah berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 59 :

öq s9uróO ßgRr&(#q àÊu‘!$tBÞO ßg9 s?#uäª!$#¼ã& è!q ß™u‘ur(#q ä9$s%ur$uZç6 ó¡ ymª!$#

$oYŠÏ?÷s ã‹ y™ª!$#ÏB¾Ï& Î#ôÒ sùÿ¼ ã&è!q ß™u‘ur!$RÎ)’n<Î)«!$#šcq ç6 Ïîºu‘ÇÎÒÈ

“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yangdiberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata:"Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepadakami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharapkepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagimereka)”. 46

Kata targhib berasal dari kata raghbah, yang mengikuti

pola kata taf iil. Kata raghbah secara harfiah berarti cinta,

senang kepada yang baik. Penjelasan kata targhiib dan tabsyiir

ialah kalau kata tabsyiir adalah mencintai kebaikan karena ada

dorongan mendapatkan imbalan kongkret. Sedangkan targhiib

ialah mencintai kebaikan demi meningkatkan kualitas

46 Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 288.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

22

kebajikan dirinya walaupun tidak mendapatkan imbalan

kongkret.

(2) Kesehatan

Kesehatan penting untuk belajar, karena mendorong perhatian

untuk lebih meningkatkan belajarnya.

b) Fisiologis

Merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, terdiri dari : 47

(1) Makanan

Merupakan sumber energi utama untuk melakukan aktivitas

belajar.

(2) Pakaian

Merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi yang akan

menunjukkan kepribadian dirinya.

(3) Tempat berlindung

Ini sangat dibutuhkan untuk mampu mempertahankan hidup.

c) Psikologis

Secara psikologi, seorang siswa juga memerlukan motivasi belajar,

di antaranya adalah :

(1) Stimulasi terhadap diri sendiri (autonomy of self reward)

Autonomy of self reward yaitu siswa memberi stimulasi

terhadap dirinya sendiri, sehingga dirinya melakukan fungsi

penggerakan itu. 48

(2) Percaya diri (Self Confidence)

Ini merupakan modal utama bagi seorang pelajar untuk belajar

lebih tekun dan lebih baik lagi karena didorong rasa keinginan

yang tinggi didasari percaya diri.

47 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm.81.

48 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm.116.

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

23

(3) Pengembangan diri (Self Actualization)

Ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri

sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya.49

(4) Rasa ingin tahu (Curiosity)

Ini merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin

tahunya untuk mendapatkan pengetahuan, keterangan-

keterangan dan untuk mengerti sesuatu. 50

2) Faktor Eksternal

Di samping faktor internal dapat dilihat juga beberapa faktor eksternal

yang mempengaruhi motivasi belajar, antara lain :

a) Lingkungan Fisik

(1) Cuaca

Cuaca yang baik dan mendukung mampu membantu kegiatan

belajar siswa dan tentunya akan tercipta kondisi yang indah

tanpa gangguan.

(2) Lingkungan sekolah yang sehat dan bersih

Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah maka

semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. 51

b) Lingkungan Psikologi

(1) Rasa aman

Ini merupakan kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan

yang dapat diramalkan. Ketidakpastian, ketidakadilan,

keterancaman akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan

pada diri individu.

(2) Pemberian Pujian

Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik

merupakan motivasi yang baik. Namun harus diingat, bahwa

efek pujian itu tergantung pada siapa yang memberi pujian dan

49 Slameto, Op. Cit., hlm. 172.50 Ibid.51 Dimyati dan Mudjiono, Op.Cit., hlm. 99.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

24

siapa yang menerima pujian. Oleh karena itu supaya pujian ini

merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat.52

(3) Pemberian Penghargaan atau Ganjaran

Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah setelah

seseorang menerima penghargaan karena telah melakukan

kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus melakukannya

sendiri di luar kelas. 53

(4) Ego Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerima tantangan sehingga bekerja

dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu

bentuk motivasi yang cukup penting.54

c) Lingkungan Budaya

(1) Kompetisi dan Kooperasi

Persaingan merupakan insentif pada kondisi-kondisi tertentu,

tetapi dapat merusak kondisi orang lain. Dalam kompetisi harus

terdapat kesepakatan yang sama untuk menang. Kompetisi

harus mengandung suatu tingkat kesamaan dan sifat-sifat para

peserta. Adapun kebutuhan akan realisasi diri, diterima oleh

kelompok, dan kebutuhan rasa aman dan keselamatan dapat

lebih banyak dipenuhi dengan kerjasama.

Menurut Lowry dan Rankin sebagaimana disadur oleh Oemar

Hamalik, kerjasama adalah fungsi utama dan merupakan

bentuk yang paling dasar dari hubungan antarkelompok.55

52 Sardiman A.M., Op.Cit., hlm. 92.53 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 1992), hlm.

184.54 Sardiman A.M., Op. Cit., hlm. 91.55 Oemar Hamalik, Op. Cit., hlm. 186.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

25

d) Lingkungan Keluarga

(1) Bimbingan

Orang tua yang mampu membimbing anaknya dengan tekun

dan teliti, tentunya anak pun termotivasi untuk mengetahui dan

meningkatkan pengetahuan yang belum ia miliki.

(2) Arahan

Dalam keluarga, seorang anak cenderung meniru tingkah laku

orang tuanya. Oleh karena itu orang tua mempunyai peran

sangat besar dalam menunjukkan tingkah laku yang baik agar

bisa diikutinya. Hal ini mendorong semangat anak dalam

bertingkah laku dan akan mengetahui mana yang baik

dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. 56

e) Lingkungan Sekolah (Kelas)

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru

mampu mengatur siswa dan mengelola sarana pengajaran

(manajemen setting kelas). Guru harus mampu mengendalikannya

dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan

pengajaran dan hubungan interpersonal yang baik antara guru dan

siswa. Manajemen kelas yang efektif dan menyenangkan dapat

membangkitkan motivasi siswa dalam belajar sesuai dengan

kemampuannya.

Dalam pelaksanaan pendidikan tiap siswa memiliki motivasi

(dorongan/alasan) untuk melaksanakan kegiatan. Dalam

pendidikan, motivasi yang kuat memudahkan pencapaian tujuan,

karena motivasi yang kuat ini melahirkan usaha aktivitas dan minat

yang benar dalam mencapai tujuan itu. Guru perlu mengusahakan

agar siswa dalam proses belajar sesuatu disertai dengan motivasi

yang memadai. Seperti yang diketahui, motivasi adalah dorongan

yang menentukan tingkah laku dan perbuatan manusia. Ia menjadi

56 Slameto, Op. Cit., hlm. 176.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

26

kunci utama dalam menafsirkan dan melahirkan perbuatan

manusia.

B. Mata Pelajaran PAI

1. Pengertian PAI di SMP

Di dalam GBPP PAI di sekolah umum dijelaskan pendidikan agama

Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,

memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan

untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.57

PAI adalah nama bidang studi atau mata pelajaran agama Islam.

Berdasarkan Undang-Undang No. 2 / 1989 Pasal 39 (2), disebutkan makna

dari PAI adalah sebagai salah satu bidang studi pendidikan yang bersama-

sama dalam pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan

menjadi kurikulum wajib bagi setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan. 58

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa 59 :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sertaketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Sedangkan menurut Syaikh Musthafa Al Ghulayani 60 :

:

57 Muhaimin, et.al, Op. Cit., hlm. 75 – 76.58 Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar

Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm.17.59 Tim Redaksi Media Wacana,UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (SISDIKNAS), (Jogjakarta : Media Wacana Press, 2003), hlm. 9.60 Syaikh Musthafa Al Ghulayani, Idhatun Nasyi in, (Beirut : Al Maktabah Al ‘Asriyyah,

1953), hlm. 185.

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

27

Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang mulia dalam jiwa murid

serta menyiraminya dengan petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi

kecenderungan jiwa yang membuahkan keutamaan, kebaikan, serta cinta

bekerja yang berguna bagi tanah air.

Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan pada

salah satu subjek pelajaran oleh siswa Muslim dalam menyelesaikan

pendidikannya di tingkat tertentu. Ia merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah, sehingga merupakan alat untuk

mencapai tujuan sekolah yang bersangkutan.

Selanjutnya dalam kurikulum 2004 disebutkan bahwa PAI adalah

upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal,

memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam di barengi

dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain, dalam

hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa. 61

Jadi yang di maksud PAI di SMP adalah mata pelajaran yang

diupayakan secara sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk

memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam melalui

kegiatan bimbingan. Pengajaran dan latihan serta menghormati penganut

agama lain, dalam hubungan dengan kerukunan antar umat beragama

dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.

2. Tujuan Pembelajaran PAI di SMP

Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa

tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan

pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.62

Selanjutnya menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, PAI di

sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan

61 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 130.

62 Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, Op. Cit., hlm. 17.

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

28

melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan dan

pengamalan serta pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga

menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketaqwaan, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pada jenjang

yang lebih tinggi.63

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan tujuan PAI di SMP adalah

untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa dengan menjalankan segala perintah-Nya melalui

pemberian dan pemupukan pengetahuan, pemahaman, penghayatan,

pengamalan serta pengalaman siswa tentang ajaran agama Islam.

3. Ruang Lingkup Mapel PAI di SMP

Pada tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama, mata pelajaran PAI

secara keseluruhannya dalam lingkup keimanan, fiqh/ibadah, Al Qur’an

dan al hadist, akhlak, muamalah, syari’ah dan tarikh atau sejarah Islam.64

Ruang lingkup PAI meliputi perwujudan keserasian, keselarasan dan

keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama

manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.65

Dilihat dari sudut ruang lingkup pembahasannya, PAI sebagai mata

pelajaran yang umum dilaksanakan di sekolah menengah pertama, di

antaranya :

a. Pengajaran Keimanan

Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Dzat mutlak yang

Maha Esa yaitu Allah beserta sifat dan wujudnya yang sering disebut

dengan tauhid. Tauhid menjadi rukun iman dan prima causa seluruh

keyakinan Islam.66 Keimanan merupakan akar atau pokok agama,

pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang berbagai

aspek kepercayaan.

63 Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit., hlm. 135.64 Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, Op.Cit., hlm. 183.65 Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit., hlm. 131.66 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2000), Cet. 3, hlm.199.

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

29

b. Pengajaran Akhlak

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq. Secara bahasa

akhlak artinya adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Sedangkan secara istilah akhlak adalah ilmu yang menentukan batas

antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang

perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.67

Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup

manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan

manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia dan

lainnya itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam

menjalankan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh akidah yang

kokoh. 68 Dalam pelaksanaannya pengajaran ini berarti proses kegiatan

belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak

baik.

c. Pengajaran Ibadah

Ibadah menurut bahasa artinya taat, tunduk, turut, ikut dan

berdoa. 69 Dalam pengertian yang khusus ibadah adalah segala bentuk

pengabdian yang sudah digariskan oleh syariat Islam baik bentuknya,

caranya, waktunya serta syarat dan rukunnya seperti sholat, puasa,

zakat, haji dan lain-lain. 70

Aspek ibadah ini seluruhnya dimuat dalam ilmu fiqih, karena itu

ada yang mengidentikkan ibadah dengan fiqih adalah pengajaran

ibadah. Ini tentu tidak benar, karena fiqih merupakan bidang studi

Islam yang terkait langsung dengan kehidupan masyarakat serta tidak

hanya mengkaji ibadah saja.71

67 M. Ramli HS, dkk., Memahami Konsep Dasar Islam, (Semarang : UPT MKUUNNES, 2004), Cet. 2 , hlm. 141.

68 Muhaimin, et. al. Op. Cit., hlm. 80.69 Muhammad Daud Ali, Op. Cit., hlm. 244.70 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,

2001), hlm. 70.71 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), Cet.

3, hlm. 247.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

30

Pengajaran ibadah ini, tidak hanya memberikan pengetahuan

tentang ibadah tetapi menciptakan suasana yang menyenangkan,

sehingga situasi dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan

baik.

d. Pengajaran Al Qur’an

Al Qur’an adalah sumber ajaran agama (juga ajaran) Islam

pertama dan utama. Al Qur’an adalah sumber asli dari semua ajaran

dan syari’at Islam yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah

SAW yang memuat firman-firman (wahyu) Allah. 72

Dalam hal ini pada tingkatan SMP, diharapkan siswa mampu

membaca Al Qur’an, memahami, dan menghayati ayat-ayat Al Qur’an

pilihan yang berkenaan dengan keimanan, ibadah, akhlak, hukum dan

kemasyarakatan serta menarik hikmah yang terkandung di dalamnya

secara keseluruhan dalam setiap aspek kehidupan.

e. Pengajaran Muamalah

Muamalah merupakan sikap hidup dan kepribadian hidup

manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi,

sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, IPTEK,

olahraga/kesehatan, dll) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh. 73

Muamalah adalah tuntunan hidup manusia sebagai mahkluk

psiko fisik yang berada di tengah manusia lainnya. Oleh karena itu

muamalah merangkum seluruh dimensi sosial manusia seperti aturan

pernikahan, pewarisan, ekonomi dan pidana dan sebagainya yang

menyangkut tata hukum dalam hubungan sosial. 74

f. Pengajaran Syari’ah

Syari’ah adalah ukuran atau undang-undang Allah yang berisi

tata cara pengaturan perilaku hidup manusia dan alam sekitarnya untuk

mencapai keridhaan Allah yaitu keselamatan di dunia dan akhirat.

72 Muhammad Daud Ali, Op. Cit., hlm. 93.73 Muhaimin, Op., Cit., hlm. 80.74 M. Ramli HS, dkk., Op. Cit., hlm.130.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

31

Dilihat dari segi ilmu hukum syari’at merupakan dasar-dasar

hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui Rasul-Nya, yang wajib

diikuti oleh orang Islam berdasarkan iman yang berkaitan dengan

akhlak baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dengan sesama

manusia dan lingkungannya. Dasar-dasar hukum ini dijelaskan dan

dirinci lebih lanjut oleh Rasulullah menjadi lebih konkrit karena norma

yang terdapat dalam Al Qur’an dan Hadits masih bersifat umum

terutama dibidang muamalahnya.75

g. Pengajaran Tarikh atau Sejarah Kebudayaan Islam

Tarikh merupakan suatu bidang studi yang memberikan

pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Islam yang meliputi

masa sebelum kelahiran Islam, masa Nabi dan sesudahnya baik pada

masa Umayah dan Abbasiyah serta perkembangan Islam di Indonesia

dan di dunia.76

Pelaksanaan tarikh ini diharapkan mampu membantu

peningkatan iman siswa dalam rangka pembentukan pribadi Muslim

disamping memupuk rasa kecintaan dan kekaguman terhadap Islam

dan kebudayaannya, memberikan bekal kepada siswa dalam

melanjutkan tingkatan pendidikan yang lebih tinggi atau untuk

menjalani kehidupan pribadi mereka bila putus sekolah, mendukung

perkembangan Islam masa kini dan mendatang, disamping meluaskan

cakrawala pandangannya terhadap makna Islam bagi kepentingan

kebudayaan umat Islam.

C. Manajemen Setting Kelas

1. Pengertian Manajemen Setting Kelas

Manajemen kelas terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan kelas.

Manajemen berasal dari istilah Inggris “management” kemudian terbawa

oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke bahasa Indonesia lalu

75 Ibid., hlm. 99 – 100.76 Muhaimin, et. al., Op.Cit., hlm. 83.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

32

istilah Inggris itu diindonesiakan yang kemudian mempunyai arti sama

dengan pengelolaan.77

Banyak ahli pendidikan mempunyai pandangan yang bervariasi

tentang manajemen, diantaranya adalah :

a. Stanly Vance seperti yang dikutip Ibnu Syamsi, menyatakan bahwa :

Management is simply process of decision making and control over the

actions human beings for the express purpose of attaining

predetermined goals.

Artinya : Manajemen adalah proses pengambilan keputusan dan

pengendalian terhadap tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya. 78

b. George R. Terry, seperti yang dikutip Winardi mengatakan bahwa :

manajemen adalah sebuah proses yang khas, terdiri dari tindakan-

tindakan : perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber daya lainnya.79

c. Menurut Onong Uchjana Effendy, manajemen adalah ilmu, yaitu yang

mempelajari dan meneliti upaya manusia untuk mencapai tujuan yang

telah direncanakan secara efektif dan efisien dengan bantuan beberapa

sumber.80

d. Manajemen menurut Ibrahim Ismat Muthowim adalah :

81

77 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. 4, hlm. 7.

78 Ibnu Syamsi, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen, (Jakarta : Rineka Cipta,1994), hlm. 59.

79 Winardi, Asas-asas Manajemen, terj. George R. Terry, Principles of Management, 7thEdition, (Bandung : Alumni, 1979), hlm. 3.

80 Onong Uchjana Effendy, Sistem Informasi dalam Manajemen, (Bandung : Alumni,1981), hlm. 6.

81 Ibrahim Ishmat Muthowim, Al Ushul Al Idariyah Li Al Tarbiyah, (Riyad : Dar AlSyuruq, 1996), hlm. 2.

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

33

Artinya : Manajemen adalah suatu aktivitas yang mengakibatkan

pengarahan, pengawasan, dan pengerahan segenap kemampuan untuk

melakukan sesuatu aktivitas dalam organisasi.

Dari pengertian di atas, secara umum dapat diambil pengertian

manajemen adalah suatu proses yang didasari dengan ilmu untuk

melakukan sebuah pekerjaan dengan tindakan-tindakan yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan dan ditentukan sebelumnya.

Selanjutnya pada istilah “kelas”, pengertian kelas menurut

pandangan umum dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Kelas dalam bentuk fisik, yaitu ruangan dan fasilitas belajar

b. Kelas dalam bentuk nonfisik, yaitu siswa.82

Karena kelas mempunyai dua pandangan berbeda maka kelas juga

mempunyai pengertian yang berbeda. Pengertian kelas dalam bentuk fisik

dan mempunyai arti sempit adalah ruangan yang dibatasi oleh empat

dinding, tempat sejumlah anak didik berkumpul dan mendapat pelajaran

atau mengikuti proses belajar mengajar, seperti contoh pembicaraan :

“Kelas ini berukuran 6 x 8 meter persegi”. Sedangkan pengertian kelas

dalam bentuk nonfisik atau luas adalah suatu masyarakat kecil yang

merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan

organisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan

kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan, 83

seperti dalam contoh pembicaraan : “Juara kelas III A mempunyai total

nilai 108 pada EBTA”.

Dalam didaktik terkadang suatu pengertian umum mengenai kelas

adalah bagian atau unit terkecil dari sekolahan yang terdiri dari

82 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 68.83 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta : Gunung

Agung, 1985), hlm. 116.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

34

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang

sama dari guru yang sama pula.84

Dengan melihat dan mengkaji pengertian “manajemen” dan “kelas”

di atas, maka dapat diartikan manajemen kelas adalah suatu usaha yang

dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan dengan didasari ilmu untuk

mendayagunakan potensi kelas, baik dari fisik atau nonfisik untuk

mencapai tujuan atau sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dan ditentukan

dengan cara merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengawasi.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, pengelolaan kelas adalah

suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar

mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi

optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang

diharapkan.85

Sudirman N, dkk, juga mengemukakan pendapat bahwa manajemen

kelas adalah ketrampilan bertindak seorang guru, dan pengelolaan kelas

adalah suatu alat untuk mengembangkan kerjasama dan dinamika kelas

yang stabil walaupun banyak gangguan dan perubahan dalam

lingkungan.86

Akoib berpendapat bahwa pengelolaan kelas menunjukkan pada

kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang

optimal bagi terjadinya proses belajar. 87

Dalam kegiatan belajar terdapat dua hal yang turut menentukan

berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengaturan kelas

dan pengaturan pengajaran itu sendiri. Kedua hal tersebut saling berkaitan.

Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan instruksional

tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola kelas. Kelas yang baik

dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar dengan

84 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 17.85 Ibid, hlm. 67.86 Sudirman N., dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, tth), hlm. 331.87 Akoib, Pengelolaan Kelas, (Surakarta : FKIP UNS, 1984), hlm. 4.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

35

tenang sehingga itu merupakan titik awal keberhasilan suatu pengajaran.88

Mengelola kelas secara baik dalam rangka menyediakan kondisi yang

kondusif saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pembelajaran yang

efektif merupakan salah satu kemampuan profesional yang harus dimiliki

oleh guru.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu

mengatur siswa dan mengelola sarana pengajaran serta mengendalikannya

dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran dan

hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa. Manajemen kelas

yang efektif dan menyenangkan dapat membangkitkan minat siswa dalam

belajar sesuai dengan kemampuannya.

2. Ruang Lingkup Manajemen Setting Kelas

Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa ruang lingkup kegiatan

manajemen kelas ada dua, meliputi :

a. Pengelolaan siswa, di antaranya : mendaftar, mencatat, menempatkan,

melaporkan dan administrasi siswa.

b. Pengelolaan fisik, di antaranya : ruangan, perabot, dan alat pelajaran. 89

Sedangkan menurut Richard Dunne Ted Wrag dalam bukunya yang

disadur oleh Anwar Jasin ada beberapa hal yang harus dilakukan agar

pembelajaran menjadi sukses, diantaranya :

a. Display (pameran di kelas)

b. Pengaturan perabotan

c. Aturan

d. Gaya mengajar

e. Penilaian

f. Monitor. 90

Adapun pendapat E. C. Wragg dalam bukunya yang disadur oleh

Anwar Jasin ada lima kegiatan manajemen kelas, meliputi :

88 Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta : Grasindo, 1992),hlm. 63.

89 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 68.90 Anwar Jasin, Pembelajaran Efektif, (Jakarta : Grasindo, 1961), hlm. 50.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

36

a. Mengelola kelompok dan individu (siswa)

b. Pengelolaan waktu

c. Pengelolaan ruang

d. Kewaspadaan

e. Penyimpangan dan gangguan. 91

Dalam penelitian ini tidak semua ruang lingkup akan dibahas, akan

tetapi hanya tiga hal yang menjadi indikator, yaitu :

a. Penataan ruang kelas

Untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut mampu mengelola

kelas yakni menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya

proses belajar mengajar. Kalau belum kondusif, guru harus berusaha

seoptimal mungkin untuk membenahinya. Oleh karena itu kegiatan

manajemen kelas menyangkut “mengatur tata ruang (setting) kelas

yang memadai untuk pengajaran” dan “menciptakan iklim belajar

mengajar yang serasi”.92

Mengatur tata ruang kelas maksudnya guru harus dapat

mendesain dan mengatur ruang kelas sedemikian rupa sehingga guru

dan siswa itu kreatif, kerasan belajar di ruang itu. Misalnya bagaimana

mengatur meja dan tempat duduk, menempatkan papan tulis, tempat

meja guru, bahkan bagaimana pula harus mengatur hiasan di dalam

ruangan kelas. Di samping itu semua, kelas harus selalu dalam keadaan

bersih. 93

Lingkungan fisik kelas dapat menjadi faktor penting untuk

mempengaruhi para siswa. Posisi tempat duduk guru perlu dipikirkan,

mencari tempat dimana guru bisa menguasai kelas. Posisi tersebut

hendaknya memenuhi kebutuhan-kebutuhan di bawah ini, diantaranya:

1) Semua siswa dapat melihat guru dengan jelas ketika ia duduk, dan

begitu juga guru dapat melihat keadaan siswa saat dia duduk.

91 E.C. Wragg, Pengelolaan Kelas, terj. Anwar Jasin (Jakarta : Grasindo, 1996), hlm.74.

92 Sardiman A.M., Op. Cit., hlm. 167.93 Ibid.

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

37

2) Meja dan kursi guru tampak jelas dari pintu masuk. 94

Kemudian yang harus dipikirkan adalah pengaturan bangku

siswa. Kesulitan utama dalam pekerjaan ini adalah ketika bangku harus

ditata sedemikian rupa agar siswa bisa bekerja sendiri dalam tugas

individu dan mudah bekerja sama dalam tugas kelompok. Kesulitan

kedua adalah mengaturnya, sehingga ruangan yang diperlukan siswa

cukup, disamping masih luang juga jalan untuk keliling. 95

Kegiatan belajar mengajar di dalam dan diluar kelas perlu

kelengkapan belajar mengajar yaitu sarana belajar. Alat kelengkapan

kelas itu dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Alat-alat kependidikan yang berhubungan langsung dengan proses

belajar mengajar, seperti papan tulis, kapur, buku sumber, alat

peraga dan lain-lain.

2) Alat-alat nonkependidikan yang tidak langsung berhubungan

dengan proses belajar mengajar seperti meja, kursi, almari, buku

raport, absensi, jendela dan lain-lain. 96

Dalam masalah alat kelengkapan kelas ini perlu adanya

pemeliharaan dan penyimpanan di tempat yang tidak mengganggu

proses belajar mengajar saat tidak digunakan, perlu ditekankan pula

aspek pengaturannya yang menyangkut kerapian dan keindahan kelas.

b. Pengelolaan siswa

Dalam manajemen kelas, guru dituntut harus menguasai kelas

agar tercapai kondisi yang kondusif, maksudnya guru harus mampu

menangani dan mengarahkan tingkah laku siswanya agar tidak

merusak suasana kelas. Kalau sekiranya terdapat tingkah laku siswa

yang kurang serasi, misalnya ramai, nakal, ngantuk atau mengganggu

teman lain, guru harus dapat mengambil tindakan yang tepat,

94 Michael Marland, Seni Mengelola Kelas, (Semarang : Dahara Prize, 1990), Cet. 3,hlm. 44.

95 Ibid, hlm. 45 – 46.96 Hadari Nawawi, Op. Cit., hlm. 136.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

38

menghentikan tingkah laku siswa tadi, kemudian mengarahkan

kepada yang lebih produktif. 97

Dalam hal ini secara konkrit ada beberapa langkah yang dapat

diambil oleh guru 98 , yaitu :

1) Langkah-langkah siswa yang sudah sesuai dengan tujuan perlu

dikembangkan dengan memberi dukungan yang positif.

2) Guru mengambil tindakan yang tepat bila siswa menyimpang dari

tugas.

3) Sikap siswa yang keras ditanggapi dengan memadai dan tenang

4) Guru harus memperhatikan dan memperhitungkan reaksi-reaksi

yang tidak diharapkan.

c. Pengelolaan Waktu belajar mengajar

Dalam konteks belajar klasikal, penggunaan waktu merupakan

masalah penting. Sering terjadi keterbatasan waktu yang tersedia

dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan waktu guru untuk

perencanaan dan persiapan seharusnya dilakukan sebelum waktu

pelajaran tersebut dimulai. Apabila ingin waktu tidak tersia-sia maka

perencanaan dan persiapan harus matang. Guru harus tahu kapan dia

menerangkan, mengamati siswa, mengajukan pertanyaan ataupun

berbicara dengan siswa secara individual atau kelompok.99

Apabila dalam pengelolaan waktu tepat dan berjalan lancar maka

proses belajar mengajar akan lancar dan waktu lebih efisien serta tepat

guna dan tepat sasaran. Setelah pengelolaan waktu tercapai maka bisa

dikatakan guru itu akan mempengaruhi manajemen kelas dan

pemanfaatan media. Bila waktu terbuang sia-sia tanpa adanya tujuan

dan mengarah pada tujuan pembelajaran maka bisa dikatakan

manajemen kelas belum berhasil. Apabila waktu tidak diatur

sedemikian rupa untuk dan bagaimana fungsinya, maka pemanfaatan

mediapun kurang dan jauh dari suasana kondusif.

97 Sardiman A.M., Op. Cit, hlm. 167.98 Ibid.99 E.C.Wragg, Op. Cit, hlm. 75 – 76.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

39

3. Tujuan Manajemen Setting Kelas

Proses pendidikan akan berjalan baik, apabila proses pembelajaran

itu terjadi dalam suasana yang sedemikian rupa dimana siswa dalam

keadaan sikap penuh perhatian sehingga kegiatan belajar mengajar dapat

berjalan dengan efektif dan efisien. Maksudnya siswa itu dalam keadaan

berminat untuk terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.

Manajemen kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Tujuan

merupakan sesuatu yang diharapkan dari suatu proses yang panjang karena

tujuan merupakan sesuatu yang esensial, oleh karena itu besar maknanya

dalam segala aktifitas. Tujuan dapat dijadikan petunjuk dalam

melaksanakan aktivitas. Sebagaimana telah dijelaskan Sayyed Ahmad Al

Hasyimi dalam kitabnya Mukhtar Al Akhadits sebagai berikut

:.

)(100

Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda : ketika

urusan diberikan (diserahkan) kepada yang bukan ahlinya (tidak mampu)

maka tunggulah kehancurannya . (HR. Imam Bukhari).

Hadits tersebut menunjukkan betapa Islam menekankan pentingnya

manajemen dan kepemimpinan dalam setiap aktivitas, termasuk di

dalamnya aktivitas kependidikan. Suatu aktivitas akan berjalan lancar dan

teratur apabila didasarkan pada manajemen yang sehat dan didukung oleh

kepentingan yang tepat dan handal.

Semua komponen keterampilan manajemen kelas mempunyai

tujuan yang baik untuk siswa maupun guru, 101 yaitu:

100 Sayyed Ahmad Al Hasyimi, Mukhtar al Akhadist an Nabawiyyah wa Al hikami alMuhammadiyah (Indonesia : Dar Ihyaul Kutub al ‘Arabiyyah, 1948), hlm. 19.

101 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :Rineka Cipta, 2000), hlm. 147 – 148.

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

40

a. Untuk Siswa

1) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu

terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri

sendiri.

2) Membantu siswa mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata

tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu

peringatan dan bukan kemarahan.

3) Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam

tugas dan pada kegiatan yang diadakan.

b. Untuk Guru

1) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan

pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat.

2) Menyadari kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan dalam

memberi petunjuk secara jelas kepada siswa.

3) Mempelajari bagaimana merespons secara efektif terhadap tingkah

laku siswa yang mengganggu.

4) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat

digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku siswa

yang muncul di dalam kelas.

4. Fungsi Manajemen Setting Kelas

Manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan

potensi kelas. Karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu

dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. Oleh sebab itu,

agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap siswa untuk belajar,

kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru. 102 Untuk dapat

menciptakan suasana kelas yang baik, diperlukan seperangkat ketrampilan

manajemen kelas dan menerapkannya dalam proses pembelajaran secara

efektif sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

102 Ibid., hlm. 172.

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

41

Terkait dengan manajemen kelas, maka guru mempunyai empat

fungsi pokok sebagai berikut 103 :

a. Merencanakan (planning)

Adalah pekerjaan seorang guru untuk menyusun tujuan

pembelajaran.

b. Mengorganisasikan (organizing)

Adalah pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan

menghubungkan sumber-sumber belajar, sehingga dapat mewujudkan

tujuan belajar dengan cara yang paling efektif dan efisien.

c. Memimpin

Adalah pekerjaan seorang guru untuk memilih strategi mengajar

yang sesuai dan mempunyai daya tarik agar siswanya mau belajar.

d. Mengawasi (supervising)

Adalah pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah

fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin kelas telah

berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan.

Dalam manajemen kelas ada dua subyek yang memegang

peranan penting, yaitu guru dan siswa. Pada dasarnya kegiatan guru

dalam mengajar atau saat pengajaran berlangsung dapat

dikelompokkan menjadi dua kegiatan yaitu pengelolaan pengajaran

dan pengelolaan kelas. Pengelolaan pengajaran adalah kegiatan

mengajar itu sendiri yang melibatkan secara langsung komponen

materi pengajaran, metode pembelajaran dan alat bantu mengajar

dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan pengelolaan

kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan

pengajaran dapat berlangsung secara optimal.

5. Bentuk-Bentuk Manajemen Setting Kelas

Lingkungan fisik dalam ruangan kelas dapat menjadikan belajar

aktif. Tidak ada satu pun bentuk ruang kelas yang ideal, namun ada

103 Ivor K. Davis, Pengelolaan Belajar terj. Sudarsono Sudirjo, (Jakarta : CV. Rajawali,1991), Cet. 2, hlm. 35.

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

42

beberapa pilihan yang dapat diambil sebagai variasi. Dekorasi interior

kelas perlu dirancang yang memungkinkan siswa belajar secara aktif,

inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). 104

Ada setidaknya 10 (sepuluh) macam formasi kelas dalam kerangka

mendukung penerapan pembelajaran aktif. Setting atau formasi kelas

berikut ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen,

namun hanya sebagai alternatif dalam manajemen setting kelas. Jika

meubeler (meja atau kursi) yang ada di ruang kelas dapat dengan mudah

dipindah-pindah, maka sangat mungkin menggunakan beberapa formasi

ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang diinginkan guru.

a. Formasi Huruf U

Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para siswa

dapat melihat guru dan media visual dengan mudah dan mereka saling

berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk

membagi bahan pelajaran kepada siswa secara cepat karena guru dapat

masuk ke huruf U dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat

materi.

Guru dapat menyusun meja dan kursi dalam format U sebagai

berikut :

104 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang :RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 58.

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

43

Selain model di atas, format U berikut ini memungkinkan

kelompok kecil yang terdiri dari tiga siswa atau lebih dapat keluar

masuk dari tempatnya dengan mudah.

b. Formasi Corak Tim

Guru mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran di ruang

kelas agar memungkinkan siswa untuk melakukan interaksi tim. Guru

dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja untuk susunan

yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan, beberapa siswa harus

memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang kelas

untuk melihat guru, papan tulis atau layar.

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

44

Atau guru dapat meletakkan kursi-kursi setengah lingkaran

sehingga tidak ada siswa yang membelakangi papan tulis.

c. Meja Konferensi

Formasi ini paling baik dilakukan jika meja berbentuk persegi

panjang. Susunan ini dapat mengurangi peran penting siswa.105

Jika guru duduk di tengah-tengah sisi yang luas, para siswa di

ujung merasa tertutup seperti tampak pada gambar berikut :

Guru dapat membentuk sebuah susunan meja konferensi dengan

menggabungkan beberapa meja kecil (di tengahnya biasanya kosong)

seperti tampak pada gambar berikut :

105 Ibid, hlm. 58 – 60.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

45

d. Formasi Lingkaran

Para siswa duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi

untuk melakukan interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah

lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh.

Jika guru menginginkan siswa memiliki tempat untuk menulis,

hendaknya digunakan susunan peripheral, yakni meja ditempatkan di

belakang siswa. Guru dapat menyuruh siswa memutar kursi-kursinya

melingkar ketika guru menginginkan diskusi kelompok.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

46

e. Kelompok Untuk Kelompok

Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau

untuk menyusun permainan peran, berdebat atau observasi dari

kreatifitas kelompok. Guru dapat meletakkan meja pertemuan di

tengah-tengah, yang dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar.

f. Tempat Kerja (Workstation)

Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, dimana

setiap siswa duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti

mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja laborat) tepat

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

47

setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong partner

belajar untuk menempatkan dua siswa pada tempat yang sama.

g. Pengelompokan Terpisah (Breakout Groupings)

Jika kelas cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, guru

dapat meletakkan meja-meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat

melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Guru dapat

menempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan

sehingga tim-tim itu tidak saling mengganggu. Tetapi hendaknya

dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh

dari ruang kelas, sehingga hubungan diantara siswa sulit dijaga.

h. Susunan Chevron

Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak memungkinkan

untuk melakukan belajar aktif, jika terdapat banyak siswa (tiga puluh

atau lebih) dan hanya tersedia beberapa meja, barangkali guru perlu

menyusun siswa dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

48

jarak antara para siswa, pandangan lebih baik dan lebih

memungkinkan untuk melihat siswa lain dari pada baris lurus. Dalam

susunan ini, tempat paling bagus ada pada pusat tanpa jalan tengah,

seperti tampak pada gambar berikut :

i. Kelas Tradisional

Format atau setting kelas ini banyak digunakan di lembaga

pendidikan mana pun karena paling mudah dan sederhana. Tetapi

secara psikologis, bila digunakan sepanjang masa tanpa variasi format

lain akan berpengaruh terhadap gape psikologis siswa. Siswa akan

merasa minder, takut dan tidak terbuka dengan teman, karena sesama

siswa tidak pernah saling berhadapan (face to face) dan hanya melihat

punggung temannya sepanjang tahun dalam belajar. Meskipun

demikian, tidak berarti format kelas seperti ini tidak bisa digunakan

untuk pembelajaran aktif. Tentu hal ini tergantung bagaimana guru

menciptakan suasana belajar aktif dengan strategi yang tepat. Berikut

ini tampak gambar / formasi kelas tradisional :

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

49

j. Auditorium / Aula

Formasi auditorium atau aula merupakan tawaran alternatif

dalam menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium

menyediakan lingkungan yang terbatas untuk belajar aktif. Hal ini

dapat dicoba untuk dilakukan guru guna mengurangi kebosanan siswa

yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional (tradisional).

Jika sebuah kelas memiliki tempat duduk yang mudah dipindah-

pindah, maka guru dapat membuat bentuk pembelajaran ala auditorium

untuk membuat hubungan lebih erat dan memudahkan siswa melihat

guru. 106

106 Ibid., hlm. 61-68.

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

50

Demikianlah beberapa alternatif setting kelas terkait formasi

meja dan kursi serta ruang belajar yang dapat dipilih guru dalam

mengelola pelaksanaan pembelajaran di kelas. Formasi yang

digambarkan di depan bukan merupakan bentuk yang paten dalam arti

tidak dapat dirubah, tetapi bersifat fleksibel dan sangat mungkin

dilakukan modifikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Disamping formasi kursi dan meja, setting kelas juga terkait

dengan penempatan pajangan hasil karya, portofolio siswa, pojok baca,

tugas sarapan pagi, dan sejenisnya. Hal ini merupakan bagian tak

terpisahkan dari upaya menciptakan suasana yang mengesankan dan

mencapai tujuan pembelajaran.

D. Kajian Pustaka

Dalam pembuatan skripsi ini, peneliti mencoba menggali informasi

terhadap skripsi atau karya ilmiah lainnya yang relevan dengan permasalahan

yang sedang digarap sebagai bahan pertimbangan untuk membandingkan

masalah-masalah yang diteliti baik dalam segi metode maupun objek

penelitian. Beberapa referensi pustaka pokok yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah :

Skripsi yang ditulis oleh Zukhrifatul Jannah (3100029) Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (2007) berjudul Pengaruh Ketrampilan

Pengelolaan Kelas terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

PAI di SMP N 1 Kendal , yang mengkaji ada atau tidaknya pengaruh

keterampilan pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran PAI. Pengelolaan yang dikaji terbatas pada pengelolaan kelas dari

segi nonfisik yaitu pengelolaan siswa dalam kelas.

Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Wakhid (3100141) berjudul Persepsi

Siswa tentang Manajemen Kelas dan Pengaruhnya terhadap Minat Belajar

PAI Siswa di SMP N 02 Wirosari Grobogan . Tulisan tersebut membahas

tanggapan siswa terhadap sesuatu yang dilakukan guru dalam

mendayagunakan potensi fisik (penataan ruang kelas, penggunaan fasilitas

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

51

belajar mengajar) atau nonfisik (aturan-aturan kelas, administrasi kelas,

catatan-catatan) untuk mencapai tujuan atau sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan untuk meningkatkan minat belajar PAI siswa di SMP N 02

Wirosari Grobogan.

Skripsi yang ditulis oleh Annis Afifah (3103206) berjudul Pengaruh

Persepsi Siswa tentang Ketrampilan Guru Mengelola Kelas terhadap Minat

Belajar PAI Siswa SMPN 1 Welahan Jepara . Dalam penelitian tersebut

pengelolaan kelas didasarkan pada penataan siswa dalam kelas, penataan

ruang dan alat pengajaran serta penciptaan disiplin kelas.

Dalam skripsinya, penulis memaparkan kemampuan mengelola kelas

sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Dengan adanya pengelolaan

kelas yang efektif, maka siswa akan mempunyai persepsi atau tanggapan yang

positif terhadap pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sehingga

diharapkan dengan persepsi atau sikap yang positif tersebut, akan timbul minat

yang kuat pada diri siswa untuk melakukan efektifitas belajar.

Buku yang berjudul Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis

PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)

karangan Ismail SM, M.Ag., memaparkan beberapa alternatif setting kelas

terkait formasi meja dan kursi serta ruang belajar yang dapat dipilih guru

dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran di kelas. Formasi yang

digambarkan bukan merupakan bentuk yang paten dalam arti tidak dapat

diubah, tetapi bersifat fleksibel dan sangat mungkin dilakukan modifikasi

sesuai dengan kondisi kebutuhan.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penulis lebih menitikberatkan

pada kajian “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran PAI Melalui Manajemen Setting Kelas (Studi Tindakan Pada Siswa

Kelas VII SMP Negeri 28 Semarang)”. Pada penelitian ini, penulis lebih

memfokuskan pembahasan pada penciptaan lingkungan fisik belajar yang

merupakan salah satu alternatif dalam memecahkan kesulitan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar. Siswa harus dikembangkan secara optimal dengan

memberikan kemudahan mempelajari ilmu pengetahuan yang kompleks.

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

52

Berbagai faktor penyebab kesulitan belajar pada siswa ini termuara pada

menurunnya motivasi belajar, sedangkan motivasi belajar sendiri salah

satunya disebabkan oleh faktor ekstern. Untuk itu guru sebagai pengelola

kelas yang secara langsung melakukan kontak baik dengan lingkungan

maupun siswa, harus mempunyai data lengkap terhadap keadaan yang ada

disekitarnya.

Dalam kerangka mewujudkan desain belajar siswa maka pengaturan

kelas dan siswa (setting kelas) merupakan tahap yang penting dalam

melaksanakan proses belajar mengajar. Karena itu, kursi, meja dan ruang

belajar perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan

pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik.

E. Pengajuan Hipotesis

Berkaitan dengan hipotesis penelitian, perlu dicatat bahwa keberadaan

hipotesis adalah sebagai kesimpulan sementara tentang masalah yang

merupakan perkiraan tentang keterikatan variable-variabel yang diteliti.

Menurut Sutrisno Hadi hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan

mungkin juga salah, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannnya.107

Berdasarkan uraian kajian teori di atas dapat dimunculkan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

1. Penerapan manajemen setting kelas pada mata pelajaran PAI dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa

2. Penerapan manajemen setting kelas dalam mata pelajaran PAI dapat

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

107 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta : ANDI Offset, 2004),hlm.63.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pokok penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI

setelah digunakan strategi manajemen setting kelas.

2. Untuk mengetahui penerapan manajemen setting kelas dalam

menumbuhkan motivasi dan keaktifan serta meningkatkan hasil belajar

siswa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Melalui Manajemen Setting Kelas (Studi

Tindakan pada Siswa Kelas VII SMP N 28 Semarang)” ini merupakan

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini

dilaksanakan mulai 26 Oktober sampai 16 Nopember 2009.

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 28

Semarang.

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan di SMP Negeri 28 Semarang.

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

54

Tabel 2

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Waktu (Minggu ke)No. Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 61 Persiapan Menyusun konsep

pelaksanaanX

Menyusun jadwal dan tugas X Menyusun instrumen X Diskusi konsep pelaksanaan X

2 Pelaksanaan Menyiapkan kelas dan alat X Pelaksanaan pra siklus X Melakukan tindakan siklus I X Melakukan tindakan siklus II X Melakukan tindakan siklus III X

3 Pembuatan Laporan Menyusun konsep laporan X

D. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu

kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh

sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,

berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.108

1. Model Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis

dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran

berdasarkan refleksi mengenai hasil tindakan-tindakan pada siklus

sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi.109

108 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : RemajaRosdakarya, 2006), hlm. 12.

109 Ibid., hlm. 66.

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

55

Gambar 1

Model Penelitian Tindakan 110

2. Kolaborasi

Kolaborasi yang yang dimaksud adalah sudut pandang setiap orang

akan dianggap memberikan andil pada pemahaman. Dalam asas ini,

peneliti perlu selalu ingat bahwa ia adalah bagian dari situasi yang diteliti,

ia bukan pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses situasi

tersebut. Kolaborasi di antara keanggotaan situasi inilah yang

memungkinkan proses tersebut berlangsung.111 Kerjasama ini diharapkan

dapat memberikan andil demi terciptanya tujuan penelitian. Yang menjadi

kolaborator dalam penelitian ini adalah Ibu Iswatun Khasanah, M. Ag.

selaku guru mata pelajaran PAI kelas VII C.

3. Variabel Penelitian

110 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), Cet. I.hlm. 16.

111 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara,2007), hlm. 71.

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

?

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

56

Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi :

a. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran

b. Perhatian siswa dalam proses pembelajaran

c. Keaktifan siswa dalam kelas

d. Mampu menghadapi kesulitan

Sedangkan indikator dari setiap variabel di atas adalah sebagai

berikut

Indikator Kinerja

Tabel 3

Indikator Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran

No. Variabel Indikator Motivasi Belajar1 Kesiapan siswa menerima

pelajaran. Indikatorpencapaian mencapai limakadar dengan skala (1 s.d 5).Indikator pencapaian di atas75%.

Ø Hadir lebih awal sebelum pelajarandimulai

ØMenyiapkan buku dan alat tulisØ Siswa mengkondisikan diri saat pelajaran

dimulai.Ø Suasana tenang dan kondusif saat

pelajaran dimulaiØ Siswa menyiapkan buku pelajaran dan

sumber belajar lainnya yang berkaitandengan materi

2 Perhatian siswa dalampembelajaran.Indikator pencapaianmencapai lima kadar denganskala (1 s.d 5). Indikatorpencapaian di atas 75%.

Ø Perhatian siswa terpusat dan aktifitaspembelajaran siswa tampak

ØMencatat penjelasan dari guruØMerespons penjelasan guru

3 Keaktifan siswa dalam kelas.Indikator pencapaianmencapai lima kadar denganskala (1 s.d 5). Indikatorpencapaian di atas 75%.

ØMengungkapkan pendapatØ Aktif bertanyaØ Aktif menjawabØMerespon pendapat / jawaban siswa lainØ Komunikasi antarsiswa

4 Mampu menghadapikesulitan.Indikator pencapaianmencapai lima kadar denganskala (1 s/d 5).Indikator pencapaian di atas75%.

ØMengerjakan tugas PR di rumahØ Senang mencari dan mengerjakan soal-

soal latihanØMenyelesaikan tugas individuØMenyelesaikan tugas kelompokØ Aktif berpartisipasi dalam kelompok

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

57

Rata-rata nilai yang dicapai diatas hasil ketuntasan belajaryang ditentukan yaitu 71.

Ø Diadakan tes akhir setelah pembelajaranprasiklus, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3.

4. Subyek Penelitian

Jumlah keseluruhan siswa yang ada di SMP Negeri 28 Semarang

tahun ajaran 2009/2010 adalah 780 siswa yang dibagi menjadi 22 kelas.

Kelas VII berjumlah 223 siswa (95 putra dan 128 putri), kelas VIII

berjumlah 274 siswa (129 putra dan 145 putri), kelas IX berjumlah 283

siswa (138 putra dan 145 putri).112 Sedangkan yang menjadi subyek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VII C yang mendapat pelajaran PAI tahun

ajaran 2009/2010 semester I yang berjumlah 30 siswa.

Tabel 4

Nama – nama siswa kelas VII C SMP N 28 Semarang 113

No. Nama Jenis Kelamin1 Amelia Fajar Safitri P2 Amy Nadia Alifah P3 Andhyka Pranadita L4 Arif Maulana L5 Eka Fadlilatun P6 Hardiah Putri Utami P7 Juliana P8 M. Wahyu Hidayat L9 M. Yusril Rif’an Abid Tamami L10 Maulina Nailissyifa P11 Muhamad Lutfi Anam L12 Muhammad Ageng Jenar L13 Mukhamad Sobirin L14 Nanda Puspa Anisya P15 Nenny Ratnawati P16 Puspa Ayu Ariyananda P17 Reza Afif Bayu Rizqi L18 Richardo Kurnia Novianto L19 Rima Editya Septiyani P20 Rofidah Yunita Ambarsari P21 Rosi Masyito P22 Rosita Ratnaningtyas P

112 Dokumen SMP N 28 Semarang tahun ajaran 2009/2010.113 Ibid.

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

58

23 Sarlita Armita Sari P24 Septi Dwi Cahyanti P25 Upi Zulfikar L26 Vitdo Ade Pangestu L27 Wicaksana Alif Saputra L28 Winda Kurnia Sari P29 Zawian Deva Sugiarto L30 Zayyana Arova P

E. Siklus Kegiatan

Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut :

1. Persiapan

a. Permohonan ijin kepada Bapak Teguh Waluyo, S.Pd, MM selaku

Kepala Sekolah SMP N 28 Semarang pada 26 Oktober 2009 untuk

mengamati proses pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas VII C.

b. Pengamatan dan wawancara

Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan instrumen observasi pada saat pembelajaran PAI

berlangsung di kelas VII C SMP N 28 Semarang. Dalam pembelajaran

PAI tersebut, guru belum menerapkan manajemen setting kelas dan

masih menggunakan setting kelas model tradisional yang identik

dengan metode ceramah dan pembelajaran masih berpusat pada guru.

Dalam hal ini peneliti menemukan kurangnya motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran PAI dengan indikasi sebagai berikut :

- Siswa kurang memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan.

- Siswa cenderung pasif dan tidak banyak yang berkomentar

terhadap materi pelajaran.

- Siswa kurang berani dalam menyampaikan pendapat.

- Komunikasi yang terjalin saat pembelajaran hanya komunikasi satu

arah.

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

59

Setelah pembelajaran selesai, peneliti melakukan wawancara

dengan guru PAI kelas VII C tersebut guna membahas permasalahan

yang nampak pada saat pembelajaran PAI berlangsung.114

c. Menyusun rencana penelitian

Pelaksanaan penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu siklus I,

siklus II dan siklus III yang setiap siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Untuk mendapatkan data awal,

peneliti melaksanakan pengamatan awal yang disebut sebagai

prasiklus.

2. Pelaksanaan

a. Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I ini sebagai tindak lanjut atas

refleksi prasiklus. Siklus I dilaksanakan pada 2 November 2009

dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Perencanaan

a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah

disiapkan dalam prototype. Penekanan perencanaan disini

adalah menyiapkan siswa benar-benar berada pada suasana

penyadaran diri untuk tetap selalu termotivasi dalam belajar

dengan menekankan pada keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran dan berada pada konsentrasi materi pelajaran PAI

yang sedang dibahas atau dipelajari.

b) Menyiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan

manajemen setting kelas yang sesuai dengan formasi tempat

duduk siswa dan metode / strategi pembelajaran yang dipakai.

Sehingga materi pokok yang sedang dipelajari dapat dipahami

oleh siswa dengan mudah dan senantiasa termotivasi serta

selalu aktif dalam proses belajar.

114 Hasil Pengamatan di Kelas VII C SMP N 28 Semarang Pada tanggal 26 Oktober2009.

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

60

c) Bersama dengan guru PAI, peneliti :

(1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam

PBM

(2) Menentukan pokok bahasan

(3) Mengembangkan skenario pembelajaran

(4) Menyiapkan sumber belajar

(5) Mengembangkan format evaluasi

(6) Mengembangkan format observasi pembelajaran

d) Menyiapkan lembar soal yang digunakan untuk akhir

pembelajaran sebagai tes formatif dan soal yang dikerjakan

dirumah, sehingga siswa tetap termotivasi untuk belajar

meskipun berada dirumah.

2) Pelaksanaan

Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh

peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai

berikut :

a) Guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang

akan dibahas dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

manajemen setting kelas yang disesuaikan dengan metode /

strategi yang dipakai dan materi pokok yang sedang dipelajari.

Sedangkan peneliti mengamati, menilai melalui lembar

observasi berkaitan dengan keaktifan belajar dalam kelas serta

mencatat apa yang terjadi di dalam kelas pada siklus I.

c) Guru menerapkan metode atau model yang dipakai dalam

PBM.

d) Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario

pembelajaran.

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

61

e) Untuk menghemat waktu pembelajaran di kelas terkait dengan

manajemen setting kelas maka formasi tempat duduk siswa,

penataan ruangan dalam kelas serta pembentukan kelompok

dilakukan di luar jam pelajaran yang kemudian diumumkan

pada waktu pembelajaran.

f) Guru memberikan soal yang akan dijawab dan didiskusikan

melalui kelompok sedangkan peneliti menilai bagaimana

aktivitas siswa dalam kelompok tersebut. Melalui diskusi

antarkelompok, diharapkan siswa dapat menuangkan ide

berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.

g) Guru memberikan soal yang sifatnya pengamatan di dalam

kehidupan nyata terhadap materi pelajaran yang sedang

dipelajari.

h) Guru melaksanakan tes formatif secara indidual.

3) Pengamatan

a) Guru mengamati keaktifan siswa siklus I.

b) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa

mulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran

hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian untuk masing-masing

siswa tentang indikator keaktifan dan keterampilan proses yang

telah disiapkan.

c) Guru mengamati hasil tes formatif, apakah sudah mencapai

ketuntasan belajar.

d) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan LKS.

e) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang

dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan

harapan penelitian.

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

62

b) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan

mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu

refleksi, apakah ada yang perlu dipertahankan dan diperbaiki.

c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil

evaluasi untuk tindakan berikutnya.

d) Membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I.

b. Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut atas

refleksi siklus I. Siklus II dilaksanakan pada 9 Nopember 2009 dengan

kegiatan sebagai berikut :

1) Perencanaan

a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan

masalah.

b) Meninjau kembali rencana pembelajaran yang disiapkan untuk

siklus II dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus I.

Penekanan perencanaan pada siklus ini adalah kesiapan siswa

menerima pelajaran, perhatian siswa dalam pembelajaran,

keaktifan siswa dalam kelas dan mampu menghadapi kesulitan.

c) Menyiapkan lembar evaluasi yang akan dibagikan setelah

penggunaan metode / model pembelajaran yang dipakai.

2) Pelaksanaan

a) Guru menyampaikan tujuan dan gambaran konsep

pembelajaran.

b) Melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario dan

hasil refleksi.

c) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran dengan penerapan manajemen setting kelas,

tetapi formasi tempat duduk siswa berbeda dengan siklus I

karena disesuaikan lagi dengan metode dan materi yang

dipelajari.

d) Guru melakukan tes formatif secara individual.

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

63

3) Pengamatan

a) Pengamatan dilakukan bersama dengan tindakan, dengan

menggunakan instrumen yang telah tersedia. Fokus

pengamatan adalah kegiatan siswa dalam mengerjakan sesuai

dengan skenario pembelajaran.

b) Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran dan

membandingkannya dengan hasil siklus I.

c) Guru bersama peneliti mengamati hasil tes formatif apakah

sudah mencapai ketuntasan belajar ?

d) Peneliti mencatat semua kelemahan, baik ketidaksesuaian

antara tindakan dengan skenario maupun tindakan dan respons

siswa yang berbeda dengan yang diharapkan.

4) Refleksi

a) Secara kolaboratif peneliti dan guru mapel PAI menganalisis

hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi,

membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus

II.

b) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil

evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

c. Siklus III

Pelaksanaan tindakan siklus III ini sebagai tindak lanjut atas

refleksi siklus II. Siklus III dilaksanakan pada 16 Nopember 2009

dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Perencanaan

a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan

untuk siklus III. Disini benar-benar dipersiapkan lebih terarah

pada indikator pencapaian.

b) Menyiapkan instrumen tes akhir dan meninjau lebih detail

tentang indikator motivasi belajar siswa dalam pembelajaran.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

64

c) Mempersiapkan bantuan lebih khusus pada siswa-siswa yang

belum kelihatan aktif dan masih kesulitan dalam memahami

pelajaran.

2) Pelaksanaan

Secara kolaboratif peneliti dan guru mapel PAI mengawasi

dan membimbing siswa dalam melaksanakan semua tindakan

siklus III seperti pada siklus I dan II. Peneliti dan guru mitra harus

benar-benar memperhatikan jalannya pembelajaran dan keaktifan

individu.

3) Pengamatan

a) Melakukan pengamatan bersama pada tindakan siklus III dengan

menggunakan lembar observasi yang telah tersedia.

b) Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa dalam mengerjakan

sesuatu yang sesuai dengan skenario pembelajaran dengan

melihat motivasi belajar siswa dilihat secara jeli terhadap semua

indikator pencapaian. Apakah setiap individu sudah memenuhi

standar minimal pencapaian indikator.

4) Refleksi

Hasil dari pengamatan dianalisis untuk memperoleh

gambaran bagaimana hasil dari tindakan yang telah dilakukan. Jika

permasalahan sudah terselesaikan dan sudah dirasa cukup maka

tindakan akan dihentikan.

F. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun

bahan-bahan (=data) yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

65

sedang dijadikan sasaran pengamatan.115 Dalam penelitian ini metode

observasi digunakan untuk melihat atau mengamati perubahan

fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat

dilakukan penilaian pada perubahan tersebut. Dalam observasi ini

dilaksanakan di kelas saat proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

b. Metode Wawancara

Wawancara atau interview merupakan sebuah percakapan antara

dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti

kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab. 116

Dalam penelitian tindakan kelas menurut Hopkins, wawancara adalah

suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat

dari sudut pandang yang lain. 117

Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mewawancarai guru

sebagai mitra kerja dalam melaksanakan penelitian yaitu Ibu Iswatun

Khasanah, M.Ag. selaku guru Mapel PAI Kelas VII C di SMP 28

Semarang.

c. Metode Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 118

Instrumen yang berupa tes, peneliti gunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar setelah

mempelajari sesuatu.

Metode tes ini oleh peneliti digunakan untuk mengetahui hasil

belajar siswa setelah melakukan pembelajaran PAI melalui

115 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2007), hlm. 76.

116 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif dalam Pendidikan, (Bandung : PustakaSetia, 2002), hlm. 130.

117 Rochiati Wiriaatmadja, Op.Cit., hlm. 117.118 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), Cet.3, hlm.

127.

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

66

manajemen setting kelas sebagai evaluasi setelah proses pembelajaran

berlangsung.

d. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya “dokumen” yang artinya barang-

barang tertulis. 119

Sumber dokumentasi pada dasarnya adalah segala bentuk

sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen baik resmi

maupun yang tidak resmi. 120

Metode dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang

bersifat dokumenter yang tidak dapat diperoleh melalui pengamatan.

2. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data.

Data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes

atau dengan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif

untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator

motivasi belajar siswa tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan

pembelajaran melalui manajemen setting kelas dalam pembelajaran PAI.

Adapun teknik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa

data skala penilaian yang diperoleh dari observasi (pengamatan) motivasi

belajar siswa dari indikator masing-masing variabel, analisis yang

digunakan adalah persentase dengan rumus sebagai berikut

x100%maksimalSkor

dicapaiyangSkorPersentase =

119 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998), hlm.149.

120 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Statistik, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), hlm. 41.

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

67

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Tahap Prasiklus

Pelaksanaan pembelajaran tahap prasiklus untuk kelas VII C yang

diampu oleh Ibu Iswatun khasanah, M. Ag. dilaksanakan pada hari Senin, 26

Oktober 2009. Pada tahap prasiklus ini materi yang diajarkan adalah Bab

Thaharah (bersuci) tentang “Ketentuan-Ketentuan Mandi Wajib”. Tahap

prasiklus, ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam

mengikuti pembelajaran PAI sebelum diterapkannya manajemen setting kelas.

Dengan melihat dan mengamati secara langsung proses pembelajaran di kelas,

kemudian dicatat tentang apa saja yang terjadi dalam kelas tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan tahap prasiklus ini,

dalam proses pembelajarannya guru mata pelajaran PAI masih menggunakan

metode ceramah, dan komunikasi yang terjalin hanya komunikasi satu arah.

Format atau setting kelas yang digunakan adalah bentuk kelas tradisional,

yang banyak digunakan di lembaga pendidikan karena paling mudah dan

sederhana. Kelas tradisional secara psikologi, bila digunakan sepanjang masa

tanpa variasi format lain akan berpengaruh terhadap gape psikologis siswa.

Siswa akan merasa minder, takut dan tidak terbuka dengan teman, karena

sesama siswa tidak pernah saling berhadapan (face to face) dan hanya melihat

punggung temannya sepanjang tahun dalam belajar. Interaksi antara guru dan

siswa maupun antarsiswa tidak dapat terjalin dengan baik. Variasi kerja siswa

yang memungkinkan siswa bekerjasama secara perorangan, berpasangan atau

kelompok, juga tidak dapat berjalan dengan baik, karena mereka hanya

mendengar penjelasan guru dan menatap papan tulis.

Pengamatan pada tahap prasiklus ini, menggunakan lembar observasi

motivasi belajar siswa yang dipegang oleh peneliti dan lembar kerja soal yang

dipegang oleh guru, untuk dibagikan kepada siswa di akhir pembelajaran.

Lembar kerja ini adalah sebagai tes kemampuan untuk mengetahui

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

68

kemampuan siswa dalam memahami materi sebelum diterapkannya

manajemen setting kelas.

Tabel 5

Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Tahap Prasiklus

No Variabel Indikator Motivasi Belajar Skor1. I Ø Hadir lebih awal sebelum pelajaran dimulai

Ø Menyiapkan buku dan alat tulisØ Siswa mengkondisikan diri saat pelajaran

dimulaiØ Suasana tenang dan kondusif saat pelajaran

dimulaiØ Siswa menyiapkan buku pelajaran dan sumber

belajar lainnya yang berkaitan dengan materi

343

3

4

2. II Ø Perhatian siswa terpusat dan aktifitaspembelajaran siswa tampak

Ø Mencatat penjelasan dari guruØ Merespon penjelasan guru

2

43

3. III Ø Mengungkapkan pendapatØ Aktif bertanyaØ Aktif menjawabØ Merespons pendapat / jawaban siswa lainØ Komunikasi antar siswa

33333

4. IV Ø Mengerjakan tugas PR di rumahØ Senang mencari dan mengerjakan soal-soal

latihanØ Menyelesaikan tugas individuØ Menyelesaikan tugas kelompokØ Aktif berpartisipasi dalam kelompok

33

333

Jumlah 56 Keterangan :

Variabel I : Kesiapan siswa menerima pelajaran

Variabel II : Perhatian siswa dalam pembelajaran

Variabel III : Keaktifan siswa dalam kelas

Variabel IV : Mampu menghadapi kesulitan

Skor : 5 (sangat baik)

4 (baik)

3 (cukup)

2 (rendah)

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

69

1 (kurang)

Skor maksimal : 90

Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari skor indikator masing-

masing variabel di atas dalam proses pembelajaran PAI pada tahap prasiklus

bahwa motivasi belajar siswa sebelum diterapkannya manajemen setting kelas

dapat dipersentasekan sebagai berikut

Persentase = %100xmaksimalskor

dicapaiyangskor

= %1009056 x

= 62,22%

Tabel 6

Hasil Tes Akhir Tahap Prasiklus

No Nama Nilai1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.

Amelia Fajar SafitriAmy Nadia AlifahAndhyka Prana DitaArif MaulanaEka FadlilatunHardiah Putri UtamiJulianaM. Wahyu HidayatM. Yusril Rif’an Abid T.Maulina NailissyifaMuhamad Lutfi AnamMuhammad Ageng JenarMukhammad SobirinNanda Puspa AnisyaNenny RatnawatiPuspa Ayu AriyanandaReza Afif Bayu RizqiRichardo Kurnia NoviantoRima Editya SeptiyaniRofidah Yunita AmbarsariRosi MasyitoRosita RatnaningtyasSarlita Armita SariSepti Dwi Cahyanti

806476687454787666927878504866904070607892728288

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

70

25.26.27.28.29.30.

Upi ZulfikarVitdo Ade PangestuWicaksana Alif SaputraWinda Kurnia SariZawian Deva SugiartoZayyana Arova

948290604882

Jumlah 2176Rata-rata 72,53

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada tahap prasiklus,

diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1. Perhatian siswa kurang terfokus pada pelajaran dan aktifitas pembelajaran

belum tampak.

2. Siswa cenderung pasif dan tidak banyak bertanya atau berkomentar

(merespons) terhadap pelajaran.

3. Siswa kurang berani dalam menyampaikan pendapat.

4. Komunikasi yang terjalin pada saat pembelajaran hanya komunikasi satu

arah.

5. Metode yang diterapkan masih mengedepankan metode ceramah.

6. Setting kelas yang digunakan, yakni penataan ruang kelas dan pengaturan

meja-kursi siswa masih model konvensional. Siswa yang tempat duduknya

paling belakang masih melakukan aktivitas selain pembelajara, seperti

halnya bicara sendiri atau berbisik-bisik dengan temannya dan

mengerjakan tugas mata pelajaran selain mapel PAI.

Berkaitan dengan hasil tes akhir tahap prasiklus, peneliti menggunakan

hasil tes dari Ulangan Harian Terprogram (UHT) I yang dilaksanakan pada

hari Rabu, 2 September 2009, yakni sebulan sebelum tindakan tahap prasiklus

dilakukan. Meskipun nilai rata-rata kelas sudah di atas Kriteria Ketuntasan

Minimum yakni 72, 53 dari yang ditentukan yaitu 71, tetapi masih ada 12

siswa yang nilainya dibawah KKM atau belum tuntas.

Setelah mengamati secara langsung proses pembelajaran PAI kelas VII

C pada tahap prasiklus, kemudian peneliti mengidentifikasi permasalahan

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

71

tersebut. Peneliti mendiskusikannya dengan guru mitra, yang kemudian

direfleksikan dalam bentuk solusi untuk pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu :

1. Menerapkan model pembelajaran kontekstual.

2. Menerapkan komponen yang terdapat dalam pembelajaran kontekstual.

3. Menata ulang kembali setting kelas yang akan digunakan untuk

pembelajaran aktif, yaitu dengan menyusun bangku dan meja-meja hingga

membentuk formasi huruf ”U”.

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencerminkan

pembelajaran kontekstual, dengan menyesuaikan strategi / metode

pembelajaran dan setting kelas yang digunakan.

B. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri

dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi ”Perbedaan

Hadas dan Najis”, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu,

juga dipersiapkan lembar observasi motivasi belajar siswa dan lembar

penilaian setting kelas.

2. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I, dilaksanakan

pada hari Senin, 2 November 2009. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pembelajaran PAI, yang telah dipersiapkan peneliti

dan kolaborator dengan materi ”Perbedaan Hadas dan Najis”, yang di

dalamnya memuat komponen pembelajaran kontekstual, yaitu :

a. Guru menjelaskan tentang hadas dan najis, pembagiannya serta cara

mensucikannya.

b. Siswa menanyakan materi yang belum dipahami tentang hadas dan

najis.

c. Siswa berdiskusi untuk mencari perbedaan antara hadas dan najis pada

lembar / kolom yang diberikan oleh guru.

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

72

d. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing di

depan kelas.

e. Kelompok lain menanggapi.

f. Guru sebagai fasilitator.

g. Guru mengakhiri proses ini dengan memberikan klarifikasi dan

kesimpulan serta tindak lanjut dengan memberikan evaluasi tes

tertulis.

3. Observasi (Pengamatan)

Observasi (pengamatan) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan pembelajaran. Adapun data hasil penelitian tindakan pada

siklus I adalah sebagai berikut :

Tabel 7

Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I

No Variabel Indikator Motivasi Belajar Skor1. I Ø Hadir lebih awal sebelum pelajaran dimulai

Ø Menyiapkan buku dan alat tulisØ Siswa mengkondisikan diri saat pelajaran

dimulaiØ Suasana tenang dan kondusif saat pelajaran

dimulaiØ Siswa menyiapkan buku pelajaran dan sumber

belajar lainnya yang berkaitan dengan materi

443

3

4

2. II Ø Perhatian siswa terpusat dan aktifitaspembelajaran siswa tampak

Ø Mencatat penjelasan dari guruØ Merespons penjelasan guru

3

44

3. III Ø Mengungkapkan pendapatØ Aktif bertanyaØ Aktif menjawabØ Merespons pendapat / jawaban siswa lainØ Komunikasi antarsiswa

44334

4. IV Ø Mengerjakan tugas PR di rumahØ Senang mencari dan mengerjakan soal-soal

latihanØ Menyelesaikan tugas individuØ Menyelesaikan tugas kelompokØ Aktif berpartisipasi dalam kelompok

33

333

Jumlah 62

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

73

Keterangan :

Variabel I : Kesiapan siswa menerima pelajaran

Variabel II : Perhatian siswa dalam pembelajaran

Variabel III : Keaktifan siswa dalam kelas

Variabel IV : Mampu menghadapi kesulitan

Skor : 5 (sangat baik)

4 (baik)

3 (cukup)

2 (rendah)

1 (kurang)

Skor maksimal : 90

Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari skor indikator masing-

masing variabel motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI pada tahap

siklus I setelah diterapkan manajemen setting kelas dapat dipersentasekan

sebagai berikut :

Persentase = %100xmaksimalskor

dicapaiyangskor

= %1009062 x

= 68,89%

Hasil pengamatan pada tahap siklus I tersebut diperoleh informasi

bahwa dalam proses pembelajaran :

1. Perhatian siswa sedikit demi sedikit mulai terfokus pada pelajaran dan

aktivitas pembelajaran siswa mulai tampak.

2. Siswa mulai aktif bertanya dan berkomentar terhadap pelajaran.

3. Siswa mulai berani dalam menyampaikan pendapat meskipun masih harus

ditunjuk oleh guru.

4. Siswa mulai menunjukkan kesungguhannya dalam mengerjakan tugas.

5. Komunikasi yang terjalin menjadi komunikasi dua arah.

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

74

Tabel 8

Hasil Tes Akhir Siklus I

No Nama Nilai1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.

Amelia Fajar SafitriAmy Nadia AlifahAndhyka Prana DitaArif MaulanaEka FadlilatunHardiah Putri UtamiJulianaM. Wahyu HidayatM. Yusril Rif’an Abid T.Maulina NailissyifaMuhamad Lutfi AnamMuhammad Ageng JenarMukhamad SobirinNanda Puspa AnisyaNenny RatnawatiPuspa Ayu AriyanandaReza Afif Bayu RizqiRichardo Kurnia NoviantoRima Editya SeptiyaniRofidah Yunita AmbarsariRosi MasyitoRosita RatnaningtyasSarlita Armita SariSepti Dwi CahyantiUpi ZulfikarVitdo Ade PangestuWicaksana Alif SaputraWinda Kurnia SariZawian Deva SugiartoZayyana Arova

757075757560757575908080606075855575657585758085908085706080

Jumlah 2245Rata-rata 74,83

Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan diakhir pembelajaran

pada siklus I, diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 74,83

yang sebelumnya pada tahap prasiklus sebesar 72,53. Dari data yang diperoleh

pada prasiklus ada 12 siswa yang belum tuntas, pada tahap siklus I ini masih

tersisa delapan siswa yang belum tuntas.

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

75

Tabel 9

Perbandingan Jumlah Skor dan Persentase Motivasi Belajar Siswa

Tahap Prasiklus dan Siklus I

No Pelaksanaan Tindakan Jumlah Skor Persentase (%)1. Prasiklus 56 62,22%2. Siklus I 62 68,89%

Tabel 10

Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Tahap Prasiklus dan Siklus I

No Pelaksanaan Tindakan Rata-rata1. Prasiklus 72,532. Siklus I 74,83

4. Refleksi

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I ini, guru mencoba

menggunakan setting kelas “formasi huruf U”. Formasi ini dapat

digunakan untuk berbagai tujuan. Dengan menggunakan formasi ini, para

siswa dapat melihat guru atau media visual dengan mudah dan mereka

saling berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk

membagi bahan pelajaran kepada siswa secara cepat karena guru dapat

masuk ke huruf U dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat

materi. Formasi huruf U ini juga memungkinkan kelompok kecil yang

terdiri dari tiga siswa atau lebih dapat keluar masuk dari tempatnya dengan

mudah.

Salah seorang siswa bernama Mukhammad Sobirin mengatakan

bahwa, dengan setting kelas formasi huruf U ini dia dapat melihat guru

dengan mudah tanpa terhalang oleh punggung temannya dan dapat

berpartisipasi aktif dalam kegiatan.

Pada proses pembelajaran sebelumnya, siswa tersebut duduk di

bagian kursi paling belakang, sehingga seringkali tidak memperhatikan

penjelasan dari guru dan sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Hal ini tentu

tidak baik bagi siswa tersebut dan keberlangsungan proses pembelajaran.

Oleh karena itu, guru dapat mengatur siswa dan mengelola sarana

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

76

pengajaan (manajemen setting kelas) untuk menciptakan suasana

pembelajaran aktif yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus I ini, guru

bersama peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran

tersebut dengan mendiskusikan kendala atau masalah yang dihadapi ketika

berada di kelas. Dari hasil evaluasi siklus I, menghasilkan beberapa catatan

yang akan direfleksikan pada pelaksanaan pembelajaran tahap siklus II,

yaitu sebagai berikut :

1. Siswa belum sepenuhnya menjadi pusat kegiatan pembelajaran dan

antara satu siswa dengan siswa lain belum saling terjadi proses tanya

jawab.

2. Pembentukan kelompok diskusi sudah diterapkan, tetapi

pelaksanaannya kurang maksimal. Guru masih terlalu banyak

mengarahkan dan peran guru masih dominan dalam diskusi.

3. Penampilan siswa untuk menyampaikan hasil diskusi masih kurang

berani, kecuali kalau ditunjuk oleh guru.

4. Pelaksanaan materi pemodelan tidak dapat diterapkan, karena materi

yang disampaikan bukan merupakan materi keterampilan atau cara

melakukan sesuatu.

5. Masih adanya siswa yang menjadi trouble maker dalam kelompok.

Aspek yang mendapat penilaian kurang di atas, merupakan suatu

kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian

untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II adalah :

1. Memberikan motivasi untuk semangat belajar kepada siswa dengan

menyampaikan materi pelajaran secara kontekstual, yakni mengaitkan

materi (memberi contoh) yang sesuai dengan kehidupan nyata siswa.

2. Meninjau kembali RPP yang berbasis manajemen setting kelas dengan

menata ruangan kelas menjadi bentuk ”Formasi Corak Tim”.

3. Materi disampaikan dengan bentuk praktik.

4. Memberikan tugas pengamatan di lingkungan masing-masing siswa

sesuai dengan materi yang disampaikan.

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

77

C. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran, dengan materi

”Ketentuan-ketentuan Shalat wajib” yang berbasis manajemen setting

kelas dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu, juga

dipersiapkan lembar observasi motivasi belajar siswa dan soal tes tertulis

untuk dibagikan diakhir pembelajaran.

2. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II,

dilaksanakan pada hari Senin, 9 November 2009. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan

refleksi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada sikus I

tidak terulang lagi pada siklus II. Adapun proses belajar mengajar yang

mengacu pada rencana pembelajaran PAI, yang telah dipersiapkan peneliti

dan kolaborator dengan materi ”Menjelaskan Ketentuan-ketentuan Shalat

Wajib” adalah sebagai berikut :

a. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil.

b. Guru meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja di ruang kelas

(membentuk formasi corak tim), agar memungkinkan siswa untuk

melakukan interaksi tim.

c. Guru menjelaskan pengertian dan syarat-syarat shalat wajib.

d. Siswa menanyakan materi yang belum dipahami mengenai shalat

wajib.

e. Siswa berlatih membaca dalil naqli tentang shalat wajib dengan

metode tutor sebaya.

f. Masing-masing kelompok yang sudah dibentuk, mengirimkan delegasi

ke beberapa kelompok baru berdasarkan materi yang berbeda.

g. Siswa yang menjadi delegasi di beberapa kelompok materi, kembali ke

kelompok awal untuk bertukar informasi hasilnya masing-masing, ke

anggota kelompok yang lain.

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

78

h. Siswa berdiskusi untuk mencari dan menemukan informasi mengenai

shalat wajib melalui ayat Al Qur’an dan Hadits.

i. Guru melempar beberapa pertanyaan untuk menjajaki pemahaman dan

kompetensi yang dimiliki siswa.

j. Guru mengembalikan siswa ke dalam posisi semula untuk mengulas

lagi seandainya ada masalah yang belum terpecahkan.

k. Guru mengakhiri proses ini, dengan klarifikasi dan kesimpulan serta

tindak lanjut.

3. Observasi (Pengamatan)

Observasi (pengamatan) dilakukan bersamaan dengan pelaksanan

pembelajaran. Adapun data hasil penelitian tindakan pada siklus II adalah

sebagai berikut :

Tabel 11

Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II

No Variabel Indikator Motivasi Belajar Siswa Skor1. I Ø Hadir lebih awal sebelum pelajaran dimulai

Ø Menyiapkan buku dan alat tulisØ Siswa mengkondisikan diri saat pelajaran

dimulaiØ Suasana tenang dan kondusif saat pelajaran

dimulaiØ Siswa menyiapkan buku pelajaran dan sumber

belajar lainnya yang berkaitan dengan materi

443

3

4

2. II Ø Perhatian siswa terpusat dan aktifitaspembelajaran siswa tampak

Ø Mencatat penjelasan dari guruØ Merespons penjelasan guru

4

44

3. III Ø Mengungkapkan pendapatØ Aktif bertanyaØ Aktif menjawabØ Merespons pendapat / jawaban siswa lainØ Komunikasi antarsiswa

55345

4. IV Ø Mengerjakan tugas PR di rumahØ Senang mencari dan mengerjakan soal-soal

latihanØ Menyelesaikan tugas individuØ Menyelesaikan tugas kelompokØ Aktif berpartisipasi dalam kelompok

43

344

Jumlah 70

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

79

Keterangan :

Variabel I : Kesiapan siswa menerima pelajaran

Variabel II : Perhatian siswa dalam pembelajaran

Variabel III : Keaktifan siswa dalam kelas

Variabel IV : Mampu menghadapi kesulitan

Skor : 5 (sangat baik)

4 (baik)

3 (cukup)

2 (rendah)

1 (kurang)

Skor maksimal : 90

Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari skor indikator masing-

masing variabel motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI pada tahap

siklus II setelah diterapkan manajemen setting kelas dapat dipersentasekan

sebagai berikut :

Persentase = %100xmaksimalskor

dicapaiyangskor

= %1009070 x

= 77,78%

Hasil pengamatan pada tahap siklus II tersebut diperoleh informasi

bahwa dalam proses pembelajaran :

1. Perhatian siswa sudah terfokus pada pelajaran dan aktivitas pembelajaran

siswa tampak.

2. Keaktifan siswa baik dalam bertanya maupun merespons jawaban siswa

lain mengalami peningkatan dan berani menyampaikan hasil karya di

depan kelas.

3. Siswa mulai berani menyampaikan pendapat tanpa disuruh oleh guru.

4. Kerja kelompok tampak saat mengerjakan tugas kelompok.

5. Siswa dengan sungguh-sungguh mengerjakan tugas sesuai fungsi dalam

kelompoknya masing-masing. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

80

tergantung sepenuhnya pada guru dan mereka berusaha mencari informasi

sebanyak-banyaknya untuk didiskusikan dalam kelas permasalahan yang

mereka hadapi siap untuk ditanyakan pada guru.

Tabel 12

Hasil Tes Akhir Siklus II

No Nama Nilai1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.

Amelia Fajar SafitriAmy Nadia AlifahAndhyka Prana DitaArif MaulanaEka FadlilatunHardiah Putri UtamiJulianaM. Wahyu HidayatM. Yusril Rif’an Abid T.Maulina NailissyifaMuhamad Lutfi AnamMuhammad Ageng JenarMukhamad SobirinNanda Puspa AnisyaNenny RatnawatiPuspa Ayu AriyanandaReza Afif Bayu RizqiRichardo Kurnia NoviantoRima Editya SeptiyaniRofidah Yunita AmbarsariRosi MasyitoRosita RatnaningtyasSarlita Armita SariSepti Dwi CahyantiUpi ZulfikarVitdo Ade PangestuWicaksana Alif SaputraWinda Kurnia SariZawian Deva SugiartoZayyana Arova

787475747965788175918182727278886074708088747884918188756884

Jumlah 2338Rata-rata 77,93

Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan diakhir pembelajaran

pada siklus II diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 77,93

yang sebelumnya pada tahap siklus I sebesar 74,83. Dari data yang diperoleh

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

81

pada siklus I ada delapan siswa yang belum tuntas. Pada tahap siklus II ini

hanya tersisa empat siswa yang belum tuntas.

Tabel 13

Perbandingan Jumlah Skor dan Persentase Motivasi Belajar Siswa

Tahap Siklus I dan Siklus II

No Pelaksanaan Tindakan Jumlah Skor Persentase (%)1. Siklus I 62 68,89%2. Siklus II 70 77,78%

Tabel 14

Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Tahap Siklus I dan Siklus II

No Pelaksanaan Tindakan Rata-rata1. Siklus I 74,832. Siklus II 77,93

4. Refleksi

Pelaksanaan tindakan siklus II ini, guru menggunakan setting kelas

“formasi corak tim”. Guru mencoba mengelompokkan meja-meja setengah

lingkaran di ruang kelas agar memungkinkan siswa untuk melakukan

interaksi tim. Guru juga dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-

meja untuk susunan yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan, beberapa

siswa harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang

kelas untuk melihat guru, papan tulis atau layar.

Guru juga dapat memilih alternatif lain dengan meletakkan kursi-kursi

setengah lingkaran sehingga tidak ada siswa yang membelakangi papan

tulis. Pada tahap siklus II ini, guru memakai strategi Jigsaw Learning,

yakni belajar melalui tukar delegasi antarkelompok. Guru memadukan

metode ini dengan setting kelas formasi corak tim.

Upi Zulfikar, salah seorang siswa mengatakan bahwa suasana

pembelajaran kali ini berbeda dari sebelumnya. Biasanya ia berdiskusi

dengan teman sebelahnya atau siswa yang duduk di depannya. Dengan

strategi dan setting kelas ini, siswa tersebut menjadi termotivasi dalam

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

82

belajar karena dapat memperoleh pengetahuan baru, menemukan konsep

yang diperoleh dari hasil diskusi dengan siswa lain dalam kelas.

Siswa lain, Zayyana Arova mengemukakan bahwa strategi yang

dipadukan dengan setting kelas ini, membuka jalan baginya untuk

membangun komunikasi dengan siswa lain. Dalam kegiatan belajar

mengajar sebelumnya, siswa ini cenderung pendiam, jarang

menyampaikan pendapat dan pasif dalam kegiatan, padahal sebenarnya ia

siswa yang pandai.

Dengan penerapan strategi dan setting kelas ini, siswa tersebut

menjadi ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan. Tujuan penerapan strategi

ini adalah untuk melatih siswa agar terbiasa berdiskusi dan bertanggung

jawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi

pokok kepada teman sekelasnya.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih

terdapat kekurangan dan kelemahan. Perlu adanya refleksi untuk perbaikan

yang akan dilaksanakan pada siklus III, antara lain :

1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan / menemukan konsep dan harus lebih tegas pada siswa yang

membuat kegaduhan.

3. Guru harus mendistribusikan waktu dengan baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Dari hasil pengamatan jumlah skor motivasi belajar siswa dan rata-

rata hasil tes akhir yang dilakukan diakhir pembelajaran menunjukkan

adanya peningkatan motivasi belajar siswa kelas VII C pada mata

pelajaran PAI. Dengan demikian rumusan tindakan yang diterapkan pada

siklus II akan tetap dipertahankan untuk diterapkan kembali pada siklus

III.

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

83

D. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus III

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang berbasis

manajemen setting kelas dengan materi ”Mempraktikkan Shalat Wajib”

dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu, juga dipersiapkan

lembar observasi motivasi belajar siswa dan lembar penilaian praktik

shalat wajib.

2. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus III dilaksanakan pada

hari Senin, 16 November 2009. Adapun proses belajar mengajar mengacu

pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus II,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada sikus II tidak terulang lagi pada

siklus III. Adapun proses belajar mengajar yang mengacu pada rencana

pembelajaran PAI, yang telah dipersiapkan peneliti dan kolaborator,

dengan materi ”Mempraktikkan Shalat Wajib” adalah sebagai berikut :

1. Setting kelas berbentuk formasi lingkaran yang bertempat di Musholla

SMP Negeri 28 Semarang.

2. Guru memotivasi siswa pentingnya shalat dengan benar dan khusyu’.

3. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)

dan siswa duduk membentuk sebuah lingkaran.

4. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan tugas yang harus

dilakukan siswa.

5. Siswa menghafalkan bacaan-bacaan shalat dengan metode tutor

sebaya.

6. Guru sebagai model mendemonstrasikan gerakan-gerakan sholat

terlebih dahulu.

7. Siswa melakukan praktik shalat wajib dengan berkelompok.

8. Siswa membiasakan diri melakukan shalat wajib dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

84

3. Observasi (Pengamatan)

Observasi (pengamatan) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

pembelajaran. Adapun data hasil penelitian tindakan pada siklus III adalah

sebagai berikut

Tabel 15

Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus III

No Variabel Indikator Motivasi Belajar Siswa Skor1. I Ø Hadir lebih awal sebelum pelajaran dimulai

Ø Menyiapkan buku dan alat tulisØ Siswa mengkondisikan diri saat pelajaran

dimulaiØ Suasana tenang dan kondusif saat pelajaran

dimulaiØ Siswa menyiapkan buku pelajaran dan sumber

belajar lainnya yang berkaitan dengan materi

444

3

4

2. II Ø Perhatian siswa terpusat dan aktifitaspembelajaran siswa tampak

Ø Mencatat penjelasan dari guruØ Merespons penjelasan guru

5

44

3. III Ø Mengungkapkan pendapatØ Aktif bertanyaØ Aktif menjawabØ Merespons pendapat / jawaban siswa lainØ Komunikasi antarsiswa

55455

4. IV Ø Mengerjakan tugas PR di rumahØ Senang mencari dan mengerjakan soal-soal

latihanØ Menyelesaikan tugas individuØ Menyelesaikan tugas kelompokØ Aktif berpartisipasi dalam kelompok

43

455

Jumlah 77 Keterangan :

Variabel I : Kesiapan siswa menerima pelajaran

Variabel II : Perhatian siswa dalam pembelajaran

Variabel III : Keaktifan siswa dalam kelas

Variabel IV : Mampu menghadapi kesulitan

Skor : 5 (sangat baik)

4 (baik)

3 (cukup)

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

85

2 (rendah)

1 (kurang)

Skor maksimal : 90

Hasil pengamatan oleh peneliti, yang dilihat dari skor indikator

masing-masing variabel motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI pada

tahap siklus III setelah diterapkan manajemen setting kelas dapat

dipersentasekan sebagai berikut :

Persentase = %100xmaksimalskor

iyangdicapaskor

= %1009077 x

= 85,56%

Pada tahap ini, akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar, dengan

penerapan manajemen setting kelas. Dari data yang telah diperoleh dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Selama proses belajar mengajar, guru telah melaksanakan semua rencana

pembelajaran dengan baik.

2. Berdasarkan data hasil pengamatan, diketahui bahwa siswa aktif selama

proses pembelajaran berlangsung dan terlihat sangat termotivasi dalam

belajar.

3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan

dan peningkatan, sehingga menjadi lebih baik. Walaupun terkadang masih

terdapat satu atau dua anak yang membuat gaduh dalam kelas, tapi dapat

ditangani dengan baik oleh guru.

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

86

Tabel 16

Hasil Tes Praktik Shalat Wajib Pada Siklus III

No Nama Nilai1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.

Amelia Fajar SafitriAmy Nadia AlifahAndhyka Prana DitaArif MaulanaEka FadlilatunHardiah Putri UtamiJulianaM. Wahyu HidayatM. Yusril Rif’an Abid T.Maulina NailissyifaMuhamad Lutfi AnamMuhammad Ageng JenarMukhamad SobirinNanda Puspa AnisyaNenny RatnawatiPuspa Ayu AriyanandaReza Afif Bayu RizqiRichardo Kurnia NoviantoRima Editya SeptiyaniRofidah Yunita AmbarsariRosi MasyitoRosita RatnaningtyasSarlita Armita SariSepti Dwi CahyantiUpi ZulfikarVitdo Ade PangestuWicaksana Alif SaputraWinda Kurnia SariZawian Deva SugiartoZayyana Arova

808075808572808578958283757580907275758390727585958089747386

Jumlah 2419Rata-rata 80,63

Berkaitan dengan hasil tes praktik shalat wajib pada siklus III yang

dilaksanakan untuk mengukur kemampuan siswa dari ranah psikomotoriknya,

maka diperoleh bahwa rata-rata hasil tes praktik sebesar 80,63.

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

87

Tabel 17

Perbandingan Jumlah Skor dan Persentase Motivasi Belajar Siswa

Tahap Prasiklus, Siklus I, II dan III

No Pelaksanaan Tindakan Jumlah Skor Persentase (%)1. Prasiklus 56 62,2%2. Siklus I 62 68,89%3. Siklus II 70 77,78%4. Siklus III 77 85,56%

Tabel 18

Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Pada Tahap Prasiklus,

Siklus I, II dan III

No Pelaksanaan Tindakan Rata-rata1. Prasiklus 72, 532. Siklus I 74,833. Siklus II 77,934. Siklus III 80,63

4. Refleksi

Pada pelaksanaan siklus III ini, guru menerapkan settting kelas

formasi lingkaran. Materi yang dipelajari adalah praktik shalat wajib, oleh

karena itu guru menerapkan setting kelas tersebut di musholla SMPN 28

Semarang. Para siswa duduk membentuk sebuah lingkaran di musholla

tanpa meja atau kursi untuk melakukan interaksi berhadap-hadapan secara

langsung.

Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari lima sampai enam siswa. Setiap kelompok menghafal doa atau

bacaan-bacaan di masing-masing rakaat dalam shalat, dengan cara apabila

salah satu menghafal, yang lain menyimak dan membetulkan yang salah.

Setelah hafal kemudian masing-masing kelompok mempraktikkan atau

mendemonstrasikan shalat wajib, salah satu menjadi imam dan yang lain

menjadi makmum.

Salah seorang siswa bernama M. Wahyu Hidayat menyampaikan

pendapatnya bahwa pembelajaran seperti inilah yang seharusnya diperoleh

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

88

siswa. Dengan memakai setting kelas formasi lingkaran yang bertempat di

musholla, siswa merasa seperti melaksanakan sholat yang sebenarnya

(kontekstual). Tata cara wudlu dan tata cara urutan shalat di praktikkan

sebagaimana orang yang sedang beribadah. M. Wahyu Hidayat juga

berpendapat, hal-hal yang belum ia ketahui dapat langsung ia tanyakan

pada guru. Siswa tersebut juga dapat langsung membenarkan gerakan

shalat yang salah dengan bertanya langsung kepada guru.

Pada siklus III ini, guru telah menerapkan manajemen setting kelas

dengan baik. Dilihat dari pengamatan saat pelaksanaan proses belajar

mengajar, juga sudah berjalan dengan baik pula, maka tidak diperlukan

revisi terlalu banyak. Yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya

adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada.

Tujuannya agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya,

penerapan manajemen setting kelas dapat meningkatkan proses belajar

mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Melalui tabel perbandingan dalam penelitian ini, menunjukkan

bahwa manajemen setting kelas mempunyai dampak positif dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Hal ini

dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan guru. Skor motivasi belajar siswa meningkat dari prasiklus,

siklus I, II dan III yaitu masing-masing 56, 62, 70 dan 77.

E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMP Negeri 28

Semarang ini, mencoba menerapkan manajemen setting kelas sebagai

upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

Merupakan keterbatasan penelitian, di antaranya cara memperoleh data

dari penelitian tersebut, peneliti harus mengamati secara langsung dengan

cermat penerapan manajemen setting kelas. Dengan mengamati secara

langsung, maka peneliti yang dibantu oleh kolaborator harus benar-benar

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

89

bekerja keras untuk memperoleh data dan mengetahui perkembangan yang

dialami oleh siswa selama model pembelajaran tersebut diterapkan.

2. Penelitian di SMP Negeri 28 Semarang oleh peneliti yang dilaksanakan di

kelas VII C menerapkan manajemen setting kelas. Dalam penelitian ini

yang menjadi subyek penelitian hanya siswa kelas VII C yang berjumlah

30 siswa, sehingga penelitian ini tidak dapat menyeluruh di semua kelas.

Hal ini di karenakan keterbatasan peneliti untuk melakukan penelitian di

semua kelas di SMP Negeri 28 Semarang.

3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti di SMP Negeri 28

Semarang tidak terlepas dari sumber-sumber pustaka sebagai landasan

teori. Dengan segala keterbatasan yang peneliti miliki, maka referensi,

daftar pustaka atau hasil-hasil penelitian yang relevan kurang maksimal

dalam mencari sumber tersebut, sehingga menjadi sebuah kekurangan dan

keterbatasan dalam penelitian ini.

4. Penelitian ini dilaksanakan pada saat menjelang pergantian kepala sekolah

yang lama dengan kepala sekolah yang baru. Kolaborator (guru mitra)

masih sibuk mempersiapkan laporan-laporan pertanggungjawaban

kegiatan maupun administrasi untuk diserahkan kepada kepala sekolah

yang lama. Saat penelitian ini dimulai, para siswa baru saja selesai

melaksanakan Tes Mid semerter I, sehingga guru mata pelajaran PAI

masih sibuk mengoreksi nilai dan melaporkan hasil Tes Mid Semester I

tersebut kepada kepala sekolah.

Keterbatasan-keterbatasan yang peneliti hadapi, tentunya sedikit

banyak berpengaruh terhadap penelitian yang dilakukan. Namun demikian,

meskipun banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, peneliti

bersyukur bahwa penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Deskripsi data dan analisis penelitian tentang upaya meningkatkan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI melalui manajemen setting

kelas di SMP Negeri 28 Semarang, dari hasil penelitian yang telah dilakukan

berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis, maka pada akhir skripsi ini

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran PAI yang menerapkan manajemen setting kelas ini,

merupakan salah satu cara dari sekian banyak cara untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Keberhasilan penerapan

model pembelajaran melalui manajemen setting kelas, sebagai upaya

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP N 28 Semarang,

ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku siswa dalam proses

pembelajaran. Variabelnya yaitu, kesiapan siswa dalam menerima

pelajaran, perhatian siswa dalam pembelajaran, keaktifan siswa dalam

kelas serta mampu menghadapi kesulitan. Ditunjukkan juga oleh adanya

peningkatan nilai rata-rata tes akhir dari masing-masing siklus. Hal ini

dapat dilihat dari perolehan skor yang dipersentasekan melalui

pengamatan, tentang motivasi belajar siswa dari indikator masing-masing

variabel. Persentase peningkatan motivasi belajar siswa dari prasiklus,

siklus I, II sampai III yaitu 62,2% meningkat menjadi 85,56%. Angka

tersebut di atas indikator pencapaian yang ditentukan yaitu 75%.

Sedangkan peningkatan nilai rata-rata tes akhir dari prasiklus, siklus I, II

sampai III yakni dari 72,53 meningkat menjadi 80,63. Peningkatan

tersebut di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mapel PAI yang

ditentukan yaitu 71.

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikerjakan peneliti di SMP Negeri

28 Semarang, dengan menerapkan manajemen setting kelas sebagai upaya

meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI ini,

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

91

dilakukan melalui tahapan-tahapan yang disebut siklus. Hal tersebut

dilakukan, untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran PAI melalui manajemen setting kelas.

Penerapan pembelajaran dengan mengunakan manajemen setting kelas

dalam penelitian ini, membawa dampak positif terhadap aktivitas belajar

siswa, terutama mengurangi kejenuhan, rasa bosan, dan sebagai variasi

dalam pembelajaran.

B. Saran

Hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar proses

belajar mengajar lebih efektif dan lebih meningkatkan motivasi belajar siswa,

maka peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah

tersebut di atas sebagai berikut :

1. Pada Guru Mata Pelajaran PAI

a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar

paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi

tersampaikan secara optimal.

b. Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran. Meskipun

dalam taraf sederhana, tetapi siswa nantinya diharapkan dapat

memperoleh pengetahuan baru, menemukan konsep dan memperoleh

ketrampilan, sehingga siswa berhasil dalam studinya serta mampu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

c. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan manajemen setting

kelas ini membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra bagi guru. Hal

tersebut di karenakan, guru harus menata ulang kembali ruang kelas

yang formasinya disesuaikan dengan metode dan materi, agar

memungkinkan pembelajaran aktif. Menciptakan suasana

pembelajaran aktif bukan perkara yang mudah, guru hendaknya

merancang sedemikian rupa strategi pembelajaran di kelas dan

memperkaya variasi gaya mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

92

kejenuhan dan rasa bosan yang dialami siswa. Guru diharapkan selalu

memantau perkembangan para siswanya, terutama dari perilaku,

pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.

d. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan manajemen setting

kelas pada mata pelajaran PAI, agar dapat dilakukan tidak hanya

sampai pada selesainya penelitian ini saja, tetapi dilanjutkan dan

dilaksanakan secara kontinyu sebagai program untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa dan mengurangi kejenuhan pada waktu

melaksanakan pembelajaran.

2. Pihak Sekolah

a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung kegiatan pembelajaran

yang berlangsung, dengan memfasilitasi atau menyediakan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan untuk digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

b. Kepada semua pihak sekolah terutama guru, sudah seharusnya

meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi profesional. Guru

harus membekali diri dengan pengetahuan yang luas. Kompetensi yang

dimiliki seorang guru, berpengaruh terhadap keberhasilan proses

pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran tersebut, pada akhirnya akan

menghasilkan siswa yang berprestasi, berbudi pekerti luhur dan

berakhlakul karimah, sehingga berdampak positif bagi perkembangan

dan kemajuan sekolah.

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Dalam pembahasan skripsi ini, tentunya tidak luput dari kekurangan

dan ketidaksempurnaan. Hal ini di karenakan keterbatasan kemampuan dan

kurangnya pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, saran dan kritik yang

konstruktif, sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan.

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

93

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga amal baiknya mendapat

balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap, semoga skripsi yang

sederhana ini bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan bagi para pembaca

pada umumya. Amin.

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

94

DAFTAR PUSTAKA

Akoib, Pengelolaan Kelas, Surakarta : FKIP UNS, 1984.

Al Bukhori, Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Shahih alBukhori, Jilid I, Beirut Libanon : Darul Kutub al ’Alamiyah, 1992.

Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Statistik, Jakarta : Bumi Aksara, 1993.

Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Raja GrafindoPersada, 2000, Cet. 3.

A. M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2001.

Arikunto, Suharsimi, Pengelolan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. 4.

, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 1998.

, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif dalam Pendidikan, Bandung :Pustaka Setia, 2002.

Daradjat, Zakiah, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : BumiAksara, 2001.

Davis, Ivor K, Pengelolaan Belajar, terj. Sudarsono Sudirjo, Jakarta : CV.Rajawali, 1991.

Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahnya, Semarang : CV. Toha Putra,1989.

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002.

_________, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002, Cet. 2.

_________, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT RinekaCipta, 2002.

Effendy, Onong Uchjana, Sistem Informasi dalam Manajemen, Bandung :Alumni, 1981.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta : ANDI Offset, 2004.

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

95

Hakim, Thursan, Belajar Secara Efektif, Jakarta : Bumi Aksara, 2001, Cet. 2.

Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru, 1992.

________, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

HS, M. Ramli, dkk, Memahami Konsep Dasar Islam, Semarang : UPT MKUUNNES, 2004, Cet. 2.

Ibrahim Ishmat Muthowim, Al Ushul Al Idariyah Li Al Tarbiyah, Riyad : Dar AlSyuruq, 1996.

Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang :RaSAIL Media Group, 2008.

Jasin, Anwar, Pembelajaran Efektif, Jakarta : Grasindo, 1961.

Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung : RemajaRosdakarya, 2004.

Marland, Michael, Seni Mengelola Kelas, Semarang : Dahara Prize, 1990, Cet. 3.

McDonald, Frederick J., Educational Psychology, Tokyo : Overseas Publications,Ltd., 1959.

Morgan, Clifford T., Introduction to Psychology, New York : Mc. Graw HillBook Company, 1971.

M, Sufyarma, Kapita Selekta Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2003.

Mudjiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2006.

Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : Remaja Rosdakarya,2001.

Muslich, Masnur, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: BumiAksara, 2008.

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, Cet. 3.

Nasution, S., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2000, Cet.2.

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999,Cet. 3.

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

96

Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta : GunungAgung, 1985.

N, Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, tth.

Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,1992.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000.

Sayyed Ahmad Al Hasyimi, Mukhtar Al Akhadits an Nabawiyyah wa Al HikamiAl Muhammadiyah, Indonesia : Dar Ihyaul Kutub Al ‘Arabiyyah,1948.

Semiawan, Conny, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Jakarta : Grasindo,1992.

Silberman, Melvin L., Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif), terj.Raisul Muttaqien, Bandung : Nusamedia, 2006.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. RinekaCipta, 2003.

Steers, Richard M. dan Lyman W. Potter, Motivation and Work Behavior,Singapore : Mc. Graw Hill, 1973.

Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2007.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2000, Cet. 5.

Syaikh Musthafa Al Ghulayani, Idhatun Nasyi in, Beirut : Al Maktabah Al‘Asriyyah, 1953.

Syamsi, Ibnu, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen, Jakarta : Rineka Cipta,1994.

Thoha, Chabib dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan ProsesBelajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta : PustakaPelajar, 1998.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990.

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

97

Tim Redaksi Media Wacana, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional (SISDIKNAS), Jogjakarta : Media Wacana Press,2003.

Uno, Hamzah B., Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara,2008.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya,2006.

Winardi, Asas-Asas Manajemen, terj. George R. Terry, Principles ofManagement, 7th Ed., Bandung : Alumni, 1979.

Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : RemajaRosdakarya, 2005.

Woolfolk, Anita E., Educational Psychology, 6th ed., USA : Allyn & Bacon, 1980.

Wragg, E. C., Pengelolaan Kelas, terj. Anwar Jasin. Jakarta : PT. Grasindo, 1996.

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta : BumiAksara, 2006.

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

98

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kendal, 20 Nopember 1986 sebagai anak terakhir

dari tujuh bersaudara keluarga Bapak Muhammad Dasuki dan Ibu Mun’imah.

Alamat tinggal penulis di Jl. K.H. Abdul Halim Rt. 02 Rw. 02 Ds. Margosari –

Suropadan Kec. Patebon Kab. Kendal 51351.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN 01 Margosari tahun

1998. Melanjutkan di MTs Negeri Kendal dan lulus pada tahun 2001. Kemudian

melanjutkan di MA Negeri Kendal, lulus pada tahun 2004. Melanjutkan di

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Pendidikan Agama Islam

angkatan 2005.

Kendal, Juni 2010

Mufnil Ida

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

99

LEMBAR OBSERVASIMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII

SMP N 28 SEMARANG

SIKLUS IMata Pelajaran :Pokok Bahasan :Sub Pokok Bahasan :Jam ke :Petunjuk :1. Pusatkan perhatian anda pada perilaku siswa di dalam kelas2. Tuliskan hasil pengamatan anda pada skala penilaian dengan tanda cek ( )

pada setiap indikator dengan skala penilaian :A : Sangat baik, B : Baik, C : Cukup, D : Kurang, E : Kurang Sekali

Skala PenilaianA B C D ENO. Variabel Indikator Motivasi Belajar5 4 3 2 1

Ø Hadir lebih awal sebelum pelajarandimulai

ØMenyiapkan buku dan alat tulisØ Siswa mengkondisikan diri saat

pelajaran dimulai.ØSuasana tenang dan kondusif saat

pelajaran dimulai

1 Kesiapan siswadalam menerimapelajaran

ØSiswa menyiapkan buku pelajarandan sumber belajar lainnya yangberkaitan dengan materiØ Perhatian siswa terpusat dan

aktifitas pembelajaran siswa tampakØMencatat penjelasan dari guru

2. Perhatian siswadalam prosespembelajaran

ØMerespon penjelasan dari guruØMengungkapkan pendapatØ Aktif dalam bertanyaØ Aktif dalam menjawabØMerespon pendapat / jawaban siswa

lain

3. Keaktifan siswadi dalam kelas

Ø Komunikasi antar siswaØMengerjakan tugas PR di rumahØ Senang mencari dan mengerjakan

soal-soal latihanØMenyelesaikan tugas individuØMenyelesaikan tugas kelompok

4. Mampumenghadapikesulitan

Ø Aktif berpartisipasi dalamkelompok

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

100

LEMBAR PENILAIAN SETTING KELAS

Nama Sekolah :Kelas :Hari/Tanggal Penilaian :

Petunjuk :1. Pusatkan perhatian anda pada kondisi perabotan dan setting kelas pada saat

proses pembelajaran !2. Tuliskan hasil penilaian anda dengan tanda cek ( ) pada kolom yang telah

tersedia

PenilaianNo. Aspek yang

dinilai SETTING KELASYa Tidak

1. Papan tulis a. Kesesuaian dengan ukuran kelasb. Warna cat memenuhi persyaratanc. Diletakkan ditempat yang sesuaid. Dapat ditulisi dengan jelase. Dilengkapi dengan tempat kapur dan penghapus

2. Meja Guru a. Ukurannya memadai dengan gurub. Diletakkan di tempat yang sesuaic. Dilengkapi dengan lacid. Dilengkapi dengan tempat duduk yang memadaie. Dilengkapi dengan taplak meja, vas bunga dan tempat presensi

3. Meja dan a. Meja terpisah dengan tempat duduk Kursi siswa b. Jumlah tempat duduk sesuai dengan

jumlah mejac. Jumlah tempat duduk sesuai dengan jumlah siswad. Ada tempat untuk menyimpan alat pelajarane. Diatur dengan rapif. Diatur sedemikian rupa sehingga siswa dapat dengan mudah melihat papan tulis

4. Papan Presensi a. Ada papan presensi siswab. Diisi sesuai dengan ketentuanc. Diletakkan di tempat yang sesuaid. Bentuk dan ukurannya memadai

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

101

5. Alat kebersihan a. Ada tempat untuk meletakkan alat kebersihanb. Ada sapu, tempat sampah, dan kemoceng (sulak)

6. Dinding a. Warna cat dinding sesuaib.. Tidak ada corat-coret ditembokc. Dinding dihiasi gambar-gambar yang edukatifd. Ada jadwal pelajaran dan piket siswae. Hasil karya siswa dipajang di dinding

7. Lantai,VentilasiDan Penerangan

a. Dilengkapi dengan jendela yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kelasb. Pintu dapat dibuka dan ditutup dengan mudahc. Ada lampu sebagai penerangand. Lantai rata dan bersih

Semarang, 2009 Observer

MUFNIL IDA NIM. 3105240

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

102

Lampiran :Tahap Pra Siklus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) 5. 1

Sekolah : SMP 28 SemarangMata pelajaran : Pendidkan Agama IslamKelas / semester : VII / 1Standar Kompetensi : 5. Memahami ketentuan-ketentuan thaharah(bersuci)Kompetensi Dasar : 5.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan mandi wajibIndikator : ó Menjelaskan pengertian mandi wajib

• Menyebutkan hal-hal yang menyebabkanmandi wajib

• Menjelaskan tata cara mandi wajib• Mendemonstrasikan mandi wajib

Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)

Tujuan PembelajaranSiswa dapat menjelaskan pengertian dan tata cara mandi wajib, hal-hal yangmenyebabkannya serta mendemontrasikannnya

Materi PembelajaranØ Pengertian mandi wajibØ Hal-hal yang menyebabkan mandi wajibØ Tata cara mandi wajibØ Demontrasi mandi wajib

Metode Pembelajaranv Ceramahv Tanya jawabv Demonstrasi

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan- Membaca surat pendek dalam Al Qur’an- Apersepsi- Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya thaharah terutama mandi

wajib- Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

103

Kegaiatan Inti¬ Guru menjelaskan pengertian mandi wajib dan hal-hal yang menyebabkan

mandi wajib¬ Siswa menelaah lebih dalam mengenai tata cara mandi wajib¬ Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas mengenai mandi wajib¬ Siswa berlatih mendemontrasikan mandi wajib dengan menggunakan alat

peraga berupa boneka.

Kegiatan Penutup± Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam

KD iniBermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ?

Sumber belajar{ Buku PAI kelas VII Penerbit Yudhistira{ Buku PAI kelas VII Penerbit Depag{ LKS Cerah kelas VII{ Mushaf Al Qur’an

Penilaian

Tehnik♦ Tes tertulis

Bentuk instrumen♦ Tes uraian

Instrumen1. Jelaskan pengertian mandi wajib !2. Jelaskan cara-cara mandi wajib !3. Jelaskan sebab-sebab mandi wajib !4. Apakah hukum mandi wajib ?5. Jelaskan sunah mandi wajib !

Semarang, Juli 2009MengetahuiKepala Sekolah Guru Mapel PAI

Teguh Waluyo, S.Pd.MM Iswatun Khasanah, M.AgNIP. 19620410 198302 1 003 NIP. 19781203 200501 2 004

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

104

Lampiran :Siklus 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) 5. 2

Berbasis Manajemen Setting Kelas

Sekolah : SMP 28 SemarangMata pelajaran : Pendidkan Agama IslamKelas / semester : VII / 1Standar Kompetensi : 5. Memahami ketentuan-ketentuan thaharah(bersuci)Kompetensi Dasar : 5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najisIndikator : ó Menjelaskan pengertian hadas dan najis

• Menyebutkan macam-macam hadas dan caramensucikannya

• Menyebutkan macam-macam najis dan caramensucikannya

• Menjelaskan perbedaan antara hadas dengannajis

Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)

Tujuan PembelajaranSiswa dapat menjelaskan pengertian hadas dan najis, menyebutkan macam-macamnya dan cara mensucikannya, serta menjelaskan perbedaan antara hadasdengan najis

Materi PembelajaranØ Pengertian hadas dan najisØ Macam-macam hadas dan cara mensucikannyaØ Macam-macam najis dan cara mensucikannyaØ Perbedaan antara hadas dengan najis

Metode Pembelajaranv Ceramahv Tanya jawabv Diskusiv CTL (Contextual Teaching and Learning)

Model Setting KelasF Formasi huruf U

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

105

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan- Membaca surat pendek dalam Al Qur’an- Apersepsi- Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya bersuci- Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)

dan mensetting kelas dengan formasi huruf U

Kegaiatan Inti¬ Guru menjelaskan tentang hadas dan najis, pembagiannya serta cara

mensucikannya¬ Siswa menanyakan materi yang belum dipahami tentang hadas dan najis¬ Siswa berdiskusi untuk mencari perbedaan antara hadas dan najis dalam

kelompoknya pada lembar / kolom yang diberikan oleh guru¬ Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing di depan

kelas¬ Kelompok lain menanggapi¬ Guru sebagai fasilitator

Kegiatan Penutup± Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak

lanjut dengan memberi evaluasi test tertulis± Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam

KD iniBermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ?

± Do’a dan salan

Sumber belajar{ Buku PAI kelas VII Penerbit Yudhistira (halaman 77 – 86){ Buku PAI kelas VII Penerbit Depag (halaman 87 – 99){ LKS KTSP Cerah PAI kelas VII Penerbit CV Teguh Karya (halaman 41 –

42){ Mushaf Al Qur’an

Penilaian

Teknik♦ Tes unjuk kerja

Bentuk instrumen♦ Tes identifikasi

Instrumen

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

106

Perbedaan Hadas dan NajisNo. Perbedaan Hadas Najis1 Pengertian 1. 1.

2 Macam / jenisnya 2. 2.

3 Cara mensucikannya 3. 3.

4 Perbedaan lain.......? 4. 4.

Semarang, Nopember 2009MengetahuiKepala Sekolah Guru Mapel PAI

Teguh Waluyo, S.Pd.MM Iswatun Khasanah, M.AgNIP. 19620410 198302 1 003 NIP. 19781203 200501 2 004

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

107

Lampiran :Siklus 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) 6.1

Berbasis Manajemen Setting Kelas

Sekolah : SMP 28 SemarangMata pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas / semester : VII / 1Standar Kompetensi : 6. Memahami tata cara shalatKompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan shalat wajibIndikator : ó Menjelaskan pengertian shalat wajib

• Membaca dan mengartikan dalil naqli tentangshalat wajib

• Menyebutkan syarat-syarat shalat• Menyebutkan rukun shalat• Menyebutkan sunah-sunah shalat• Menyebutkan hal-hal yang membatalkan

shalatAlokasi waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)

Tujuan PembelajaranSiswa dapat menjelaskan pengertian, syarat-syarat, rukun, sunah-sunah sertabatalnya shalat wajib, membaca dan mengartikan dalil naqlinya

Materi PembelajaranØ Pengertian shalat wajibØ Dalil naqi tentang shalat wajibØ Syarat-syarat shalatØ Rukun shalatØ Sunah-sunah shalatØ Hal-hal yang membatalkan shalat

Metode Pembelajaranv Ceramahv Tanya jawabv Tutor sebayav Reading Guide (bacaan terbimbing)v Jigsaw Learning

Model Setting KelasF Formasi Corak Tim

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

108

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan- Membaca surat pendek dalam Al Qur’an- Apersepsi- Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya shalat wajib- Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil- Guru meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja diruang kelas

sehingga membentuk formasi corak tim agar memungkinkan peserta didikmelakukan interaksi tim

Kegiatan Inti¬ Guru menjelaskan pengertian dan syarat-syarat shalat wajib¬ Siswa menanyakan materi yang belum dipahami mengenai materi shalat

wajib¬ Siswa berlatih membaca dalil naqli tentang shalat wajib dengan metode

tutor sebaya¬ Masing-masing kelompok yang sudah dibentuk mengirimkan delegasi ke

beberapa kelompok baru berdasarkan materi yang berbeda¬ Siswa yang menjadi delegasi di beberapa kelompok materi kembali ke

kelompok awal untuk bertukar informasi hasilnya masing-masing keanggota kelompok yang lain

¬ Siswa berdiskusi untuk mencari dan menemukan informasi mengenaishalat wajib melalui ayat Al Qur’an dan hadist

¬ Guru melempar beberapa pertanyaan untuk menjajagi pemahaman dankompetensi yang dimiliki siswa

Kegiatan Penutup± Guru mengembalikan siswa ke dalam posisi semula untuk mengulas lagi

seandainya ada masalah yang belum terpecahkan± Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak

lanjut± Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam

KD iniBermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ?

± Salan dan Do’a

Sumber belajar{ Buku PAI kelas VII Penerbit Yudhistira (halaman 87 – 90){ Buku PAI kelas VII Penerbit Depag (halaman 101 – 105){ LKS KTSP Cerah PAI kelas VII (halaman 46 – 48){ Mushaf Al Qur’an

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

109

Penilaian

Teknik♦ Tes tertulis

Bentuk instrumen♦ Tes pilihan ganda (multiple choice)

InstrumenUji kompetensi dalam LKS cerah halaman 52 - 53

Semarang, Nopember 2009MengetahuiKepala Sekolah Guru Mapel PAI

Teguh Waluyo, S.Pd.MM Iswatun Khasanah, M.AgNIP. 19620410 198302 1 003 NIP. 19781203 200501 2 004

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

110

Lampiran :Siklus 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) 6.2

Berbasis Manajemen Setting Kelas

Sekolah : SMP 28 SemarangMata pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas / semester : VII / 1Standar Kompetensi : 6. Memahami tata cara sholatKompetensi Dasar : 6.2 Mempraktikkan shalat wajibIndikator : ó Hafal bacaan-bacaan shalat

• Memperagakan gerakan-gerakan shalat• Mempraktikkan shalat wajib

Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan)

Tujuan PembelajaranSiswa dapat hafal bacaan-bacaan shalat, memperagakan gerakan-gerakannya sertamempraktikannya

Materi PembelajaranØ Hafalan bacaan-bacaan shalatØ Peragaan gerakan-gerakan shalatØ Praktikkan shalat wajib

Metode Pembelajaranv Ceramahv Tutor sebayav Demonstrasiv Modellingv CTL (Contextual Teaching and Learning)

Model Setting KelasF Formasi lingkaran yang bertempat di mushola

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan- Membaca surat pendek dalam Al Qur’an- Apersepsi- Guru memotivasi siswa pentingnya shalat dengan benar dan khusyu’- Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)

dan siswa duduk membentuk sebuah lingkaran

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

111

Kegiatan Inti¬ Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan tugas yang harus

dilakukan siswa¬ Siswa menghafalkan bacaan-bacaan shalat dengan metode tutor sebaya¬ Guru sebagai model mendemonstrasikan gerakan-gerakan shalat terlebih

dahulu¬ Siswa melakukan praktik shalat dengan berkelompok¬ Siswa membiasakan diri melakukan shalat wajib dalam kehidupan sehari-

hari

Kegiatan Penutup± Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam

KD iniBermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?

± Do’a dan salan

Sumber belajar{ Buku PAI kelas VII Penerbit Yudhistira (halaman 91 – 95){ Buku PAI kelas VII Penerbit Depag (halaman 107 – 111){ LKS KTSP Cerah PAI kelas VII Penerbit CV Teguh Karya (halaman 48 –

50){ Mushaf Al Qur’an

Penilaian

Teknik♦ Tes unjuk kerja

Bentuk instrumen♦ Tes identifikasi

Instrumen♦ Praktikkan shalat maghrib dengan benar !

Rubrik

Aspek yang dinilai Indikator kemampuan Nilai

• Khusyu’ 100• Melaksanakan shalat wajib tanpa melakukan

kesalahan baik bacaan maupun gerakan • KurangKhusyu’ 95

• Khusyu’ 90• Melaksanakan shalat wajib denganmelakukan 1-10 kesalahan bacaan maupungerakan

• KurangKhusyu’ 85

Ø Bacaan-bacaanbaik rukunmaupun sunah

Ø Gerakan-gerakan rukun

Ø Kekhusyu’an/tumakninah/ • Melaksanakan shalat wajib dengan • Khusyu’ 80

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

112

melakukan 11-20 kesalahan bacaan maupungerakan

• KurangKhusyu’ 75

• Khusyu’ 70• Melaksanakan shalat wajib denganmelakukan 21-30 kesalahan bacaan maupungerakan

• KurangKhusyu’ 65

• Khusyu’ 60

penghayatan

• Melaksanakan shalat wajib denganmelakukan lebih dari 30 kesalahan bacaanmaupun gerakan

• KurangKhusyu’ 55

Semarang, Nopember 2009MengetahuiKepala Sekolah Guru Mapel PAI

Teguh Waluyo, S.Pd.MM Iswatun Khasanah, M.AgNIP. 19620410 198302 1 003 NIP. 19781203 200501 2 004

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

113

Lampiran :Siklus 1

Soal Tes Tertulis

Materi : Ketentuan Thaharah (Mandi Wajib, Hadas dan Najis)Mapel : Pendidikan Agama IslamKelas / semester : VII / 1Nama / No. Absen :

Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, catau d !1. Hukum bersuci bagi orang yang berhadas besar adalah.........

a. mubah c. sunahb. makruh d. wajib

2. Dibawah ini air yang suci tetapi tidak mensucikan, kecuali …..a. air kelapa c. air sumurb. air teh d. air yang dipanaskan di bejana

3. Cara bersuci bagi orang yang berhadas kecil jika tidak ada air adalah ......a. tayamum c. istinja’b. wudhu d. mandi wajib

4. Bagi orang yang terkena najis mukhafafah, maka cara mensucikannyadengan ......a. mencuci sebanyak tujuh kalib. mencuci sebanyak tiga kalic. cukup memercikan air kepada benda yang terkena najisd. dicuci dengan sabun atau deterjen

5. Air yang suci dan dapat mensucikan adalah .......a. air mutanajis c. air bersihb. air mutlak d. air alami

6. Yang termasuk hadas besar berikut ini, kecuali........a. wiladah c. kotoran binatangb. mengeluarkan mani d. bersetubuh

7. Menggosok seluruh badan dengan tangan hukumnya.......a. mubah c. wajibb. sunah d. makruh

8. Berikut ini larangan bagi wanita yang sedang haid maupun nifas, kecuali........a. sholat c. bersetubuhb. masuk masjid d. makan dan minum

9. Di bawah ini adalah cara mensucikan najis mughaladzah adalah........a. dicuci sebanyak 7 kali salah satunya menggunakan debub. disiram air yang telah masak paling sedikit 5 kalic. cukup memercikan air kepada benda yang terkena najisd. disabun sebanyak 3 kali

10. Terkena air kencing orang dewasa termasuk najis........a. mutawasithah c. mukhafafah

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

114

b. mughaladzah d. najis berat11. Hal-hal yang menyebabkan seseorang berhadas besar adalah.......

a. terkena kotoran binatang c. nifasb. buang air besar d. terkena darah atau nanah

12. Suatu benda yang terkena najis mughaladzah akan dapat dikatakan suciapabila dicuci dengan air dan salah satunya dicampur dengan .......a. debu c. cukab. deterjen d. kapur barus

13. Menyengaja menghilangkan hadas karena junub adalah ........a. syarat mandi wajib c. sunah mandi wajibb. rukun mandi wajib d. batalnya mandi wajib

14. Bagi orang yang terkena najis mutawasithah, maka cara mensucikannyaadalah.........a. disiram sampai hilang bau, warna dan zatnyab. direndam selama tiga hari dan dicampur dengan deterjenc. cukup dipercikkan air sajad. dicuci sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur debu

15. Di bawah ini adalah rukun mandi wajib adalah .........a. niat dan menyiramkan air ke seluruh tubuhb. niat, menyiramkan air ke selutuh tubuh, dan tertibc. menyiramkan air ke seluruh tubuh dan terakhir tertibd. niat dan menyiramkan air dari ujung rambut sampai ke ujung kaki

16. Bagi orang yang berhadas kecil maka cara mensucikannya adalah........a. wudhu c. mandi biasab. istinja’ d. mandi wajib

17. Ketika memulai untuk mandi wajib, maka disunahkan untuk membaca ..........a. Basmalah c. Takbirb. Hamdalah d. Tasbih

18. Bersentuhan antara kulit seorang laki-laki dengan perempuan dapatmenyebabkan.........a. sahnya sholat c. sempurnanya sholatb. batalnya sholat d. tidak batalnya sholat

19. Berikut ini sunah-sunah dalam mandi wajib, kecuali.......a. mendahulukan tangan dan kakib. mengalirkan air ke seluruh tubuhc. menggosok seluruh badan dan tangand. membaca basmalah pada permulaan mandi

20. bagi wanita yang telah selesai masa haidnya maka diharuskan........a. mandi biasa c. mandi wajibb. bertayamum d. istinja’

21. Darah seorang wanita setelah melahirkan juga disebut.........a. nifas c. haidb. wadiah d. menstruasi

22. Cara bersuci bagi seorang wanita setelah masa nifasnya selesai adalah ........

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

115

a. wudhu c. tayamumb. mandi wajib d. mandi biasa

23. Berikut ini adalah sunah-sunah dalam mandi wajib, kecuali........a. membaca basmalah ketika mengawali mandib. mendahulukan anggota badan yang kananc. berwudhu sebelum memulai mandid. menggunakan air yang telah dimasak terlebih dahulu

24. Menyiram air ke seluruh tubuh adalah ............a. wudhu c. mandi wajibb. istinja’ d. Tayamum

25. Najis itu dapat digolongkan menjadi 3 tiga macam, berikut ini macam-macamnajis, kecuali........a. mughaladzah c. mukhafaffahb. mutawasithah d. mutlaq

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

116

TABEL PERBEDAANANTARA HADAS DENGAN NAJIS

Petunjuk :Carilah perbedaan antara hadas dengan najis ditinjau dari berbagai aspeknya, mulaidari pengertian, macam/jenisnya maupun cara mensucikannya serta carilahperbedaan lain yang mungkin dapat kamu temukan !

No. Ditinjau dari segi /aspek ...............

Hadas Najis

1 Pengertian

2 Macam / Jenisnya a.

b.

a.

b.

c.

3 Cara mensucikannya a.

b.

a.

b.

c.

4 Perbedaan lain.....?

Kelompok :

Ketua :

Sekretaris :

Anggota :

1.

2.

3.

4.

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

117

Lampiran :Siklus 2

SOAL TES TERTULIS

Materi : Ketentuan Shalat WajibMapel : Pendidikan Agama IslamKelas / Semester : VII / 1Nama / No. Absen :

Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,atau d !1. Orang yang tidak sempurna akal pikirannya adalah tidak memenuhi dari........

a. Syarat wajib shalat c. Syarat sah shalatb. Rukun shalat d. Sunah shalat

2. Arti shalat menurut bahasa adalah.........a. Mengingat c. Memohonb. Takut d. Mendekatkan

3. Perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu diterima oleh NabiMuhammad SAW, ketika.......a. isra’ mi’raj c. hijrahb. wukuf d. berkhalwat

4. Shalat lima waktu juga disebut........a. Shalat biasa c. Shalat sunahb. Shalat fardhu d. Shalat mutlak

5. Suci dari hadas adalah salah satu dari.......a. Sunah shalat c. Syarat wajib shalatb. Rukun shalat d. Syarat sah shalat

6. Mengingat Allah dalam setiap waktu dan berbagai keadaan disebut.......a. i’tikaf c. tadarusb. do’a d. dzikir

7. Salah satu rukun shalat adalah........a. ruku’ dengan tuma’ninah c. Membaca ayat atau surat

Al Qur’anb. membaca do’a ketika sujud d. Mengangkat kedua tangan

ketika takbir8. Arti dari adalah ...........

a. Allah Maha Mendengar c. Allah Maha Kuasab. Allah Maha Esa d. Allah Maha Besar

9. Bacaan disamping dibaca dalam shalat ketika......a. ruku’ c. sujudb. duduk diantara dua sujud d. i’tidal

10. Setelah selesai takbiratul ihram maka tangan kanan diletakkan di.......a. samping telinga c. lututb. punggung tangan kiri d. paha

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

118

11. Shalat yang dikerjakan setelah terbenam matahari adalah shalat.......a. Dzuhur c. Maghribb. Ashar d. Subuh

12. Berikut ini adalah sunah shalat, kecuali........a. mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihramb. diam sebentar sebelum dan sesudah membaca Al fatihahc. takbir ketika turun dan bangun selain ketika akan i’tidald. membaca shalawat atas nabi Muhammad SAW

13. Menyengaja dalam hati untuk melaksanakan shalat disebut…….a. tuma’ninah c. niatb. tertib d. khusyu’

14. Telah masuk waktu shalat adalah salah satu dari ……..a. syarat wajib shalat c. rukun shalatb. sunah shalat d. syarat sah shalat

15. Apabila dalam shalat meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja,maka shalatnya.......a. batal shalatnya c. tetap sah shalatnyab. sah shalatnya d. tidak batal shalatnya

16. Apabila kita sedang melaksanakan shalat, maka harus dengan sikap.......a. tuma’ninah c. tawadhu’b. tasamuh d. taqarrub

17. .........Bacaan diatas adalah potongan dari bacaan..........a. tasyahud awal c. do’a iftitahb. tasyahud akhir d. duduk diantara dua sujud

18. Membaca salam dalam shalat termasuk..........a. syarat sah shalat c. Sunah shalatb. syarat wajib shalat d. Rukun shalat

19. bacaan disamping adalah bacaan........a. salam c. sujudb. ruku’ d. i’tidal

20. Shalat yang dikerjakan setelah hilangnya mega merah di sebelah barat sampaimenjelang terbitnya fajar disebelah timur adalah.......a. Subuh c. Maghribb. Asar d. Isya’

21. Shalat yang dikerjakan ketika matahari telah tergelincir di sebelah baratadalah.......a. Subuh c. Asharb. Dzuhur d. Maghrib

22.Bacaan diatas adalah bacaan ........a. ruku’ c. sujudb. i’tidal d. duduk diantara dua sujud

23. Gerakan setelah i’tidal adalah.......a. takbiratul ihram c. sujud

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

119

b. ruku’ d. Duduk diantaranya duasujud

24. Arti dari mukallaf adalah.......a. Setiap mslim yang telah memenuhi syarat c. Setiap manusia yang

dewasab. Setiap muslim besar maupun kecil d. Orang tidak berhadas

besar25. Shalat jum’at dilaksanakan pada waktu .......

a. Pada hari jum’at waktu subuh c. Pada hari jum’at padawaktu dzuhur

b. Pada hari jum’at pada waktu ashar d. Pada hari jum’at waktuisya’

26. Nama lain dari shalat fardhu adalah........a. Shalat lima waktu yang diwajibkan oleh Allahb. Shalat yang dikerjakan pada malam haric. Shalat yang dikerjakan pada siang harid. Seluruh shalat sunah

27. Membaca surat Al Fatihah pada setiap rakaat dalam shalat fardhu adalah........a. Wajib c. Mubahb. Sunah d. tidak sah

28. Selain shalat yang lima waktu itu, shalat wajib yang harus dikerjakan adalahshalat........a. Tahajud c. Jum’atb. Tahiyatul Masjid d. Rawatib

29. Setelah takbiratul ihram maka selanjutnya disunahkan membaca.........a. Basmalah c. Hamdalahb. Al Fatihah d. Do’a iftitah

30. Shalat jenazah hukumnya ...........a. Sunah muakad c. Fardhu ainb. Fardhu kifayah d. Mubah

ó Selamat Mengerjakan ñ

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/95/jtptiain-gdl... · sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) sesungguhnya sesudah kesulitan

120

Lampiran :Siklus 3

SOAL TES PRAKTIK

Materi : Mempraktikkan Shalat WajibMapel : Pendidikan Agama IslamKelas / Semester : VII / 1

Praktik Shalat Wajib

Dalam melaksanakan praktik shalat wajib ada beberapa hal yang harusdiperhatikan, sebagai berikut :1. Kelompok yang sudah ditentukan yang terdiri dari 5- 6 orang menghafal do’a

atau bacaan-bacaan di masing-masing rakaat dalam shalat wajib dengan caraapabila salah satu menghafal, yang lain menyimak dan membetulkan yangsalah, begitu seterusnya !

2. Setelah hafal kemudian masing-masing kelompok mempraktikkan ataumendemonstrasikan shalat wajib, salah satu menjadi imam dan yang lainmenjadi makmum.

3. Shalat wajib yang dipraktikkan adalah shalat maghrib.