Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

108
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR METEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat) Disusu Oleh LAILATUL JUM’ATI 102017023995 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

Transcript of Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Page 1: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

METEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE SOSIODRAMA

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat)

Disusu Oleh

LAILATUL JUM’ATI

102017023995

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 2: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

ABSTRAK

LAILATUL JUM’ATI, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Matematika Dengan menggunakan Metode Sosiodrama (Penelitian

Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat. 2008) Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syaruf Hidatullah Jakarta, Juni 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dengan

penggunaan metode sosiodrama dalam pembelajaran matematika, mengetahui proses keaktifan siswa selama pembelajaran dengan metode sosiodrama, dan

mengetahui pendapat siswa mengenai penggunaan metode sosiodrama dalam pembelajaran di SMP Islamiyah Ciputat tahun ajaran 2007-2008 kelas VII.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Action Class Research

atau lebih dikenal dengan penelitian tindakan kelas.

Penelitian ini menggunakan dua siklus dengan tiap siklus terdiri dari empat

tahap yang berkaitan, yaitu tahap perencanan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Mekanisme pelaksanaan metode sosiodrama yaitu ketika guru terlebih

dahulu menceritakan materi yang akan disosiodramakan dan kemudian siswa secara sukarela atau ditunjuk melakukan aktivitas drama sesuai dengan materi

yang disampaikan. Hasil penelitian ini adalah pertama dengan pembelajaran menggunakan

metode sosiodrama tingkat motivasi siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Kedua, proses keaktifan

siswa selama pembelajaran berlangsung juga mengalami peningkatan, siswa lebih aktif dalam setiap pembelajaran, berani untuk maju kedepan, menganggapi setiap

permasalahan yang dibahas. Ketiga, pendapat siswa tentang pelaksanaan metode

sosiodrama ditanggapi dengan positif. Siswa senang pembelajaran menggunakan

sosiodrama karena pembelajaran matematika menjadi menyenangkan dan tidak

cepat jenuh.

Page 3: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT penguasa alam

semesta yang telah memberikan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh tanggung jawab. Shalawat

serta salam selalu dijunjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang

telah mengajarkan kita dari kebodohan menuju zaman cerah penuh ilmu dan

kebajikan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidatullah Jakarta. Penulis mengakui bahwa skripsi ini dapat selesai

atas bantuan banyak pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dorongan semangat baik

moril maupun materil. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M. Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Matematika dan

Bapak Otong Suhyanto, M. Si, selaku sekretaris jurusan Pendidikan

Matematika, yang telah banyak memberikan banyak bimbingan, arahan dan

nasehat kepada penulis.

3. Ibu Tita Khalis Maryati, S.si, M. Kom, selaku dosen penasehat akademik yang

telah banyak membimbing penulis selama proses perkuliahan.

4. Bapak Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd dan Bapak Drs. Karnadi, MRDM selaku

dosen pembimbing I dan dosen Pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini.

Terima kasih untuk semua arahan, bimbingan, dan ilmu yang telah diberikan

kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen

Jurusan Pendidikan Matematika yang telah membagi ilmunya selama penulis

Page 4: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

menjadi mahasiswi Pendidikan Matematika. Semoga Allah membalas atas

semua jasa baik bapak/ibu dosen sekalian.

6. Petugas perpustakaan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah menyediakan fasilitas kepustakaannya.

7. Bapak Mudalih S. Ag, kepala sekolah SMP Islamiyah Ciputat dan Bapak

Husen Sakilin S.Pd. yang telah memberikan kesempatan dan membantu

penulis dalam melakukan penelitian.

8. Suami tercinta dan Ananda Tersayang Amaliya Ashshalihah yang telah

memberikan doa, dukungan dan motivasi serta menghibur hati penulis selama

proses pembuatan skripsi.

9. Mawa beserta kakak dan abang-abangku yang banyak memberikan bantuan

dari awal penulis menjadi mahasiswa sampai lulus menjadi sarjana

10. Bapak, Mak, Hadi dan Muna yang telah memberikan bantuannya sehingga

skripsi dapat berjalan dengan lancer.

11. Ummi, Abi, tercinta dan kakak-kakak di kampung yang selalu mendoakan

penulis dan memberikan bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini

selesai dengan ridha Allah SWT.

12. Teman-teman jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2002, Ima, Teh Iz,

Ifat, Sule, Yeti, Bu Euis, Susilo, Neneng, Laksmy, Dedi, dan semuanya, yang

selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Juga kepada mbak nawiyah yang selalu membantu menjaga ananda.

13. Teman-teman IMAPA (Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Aceh) yang telah

memberikan bantuannya ketika penulis dalam kesulitan.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan mereka menjadi amal

shaleh dan dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang berlipat ganda, Aminn.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi pembaca sekalian serta dapat menjadi sumbangsih pemikiran bagi

dunia pendidikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, Juni 2008

Penulis

Page 5: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………… v

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… viii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………. 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian…………………………… 5

C. Pembatasan Fokus Penelitian……………………………………... 5

D. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 6

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian……………………………. 6

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Hakikat Motivasi Belajar …………………………………………. 8

1. Pengertian Motivasi Belajar ………………………………….. 8

2. Fungsi Motivasi ……………………………………………… 14

3. Jenis-jenis Motivasi …………………………………………. 15

4. Pengukuran Motivasi Belajar ………………………………… 18

5. Indikator Motiovasi Belajar siswa …………………………….

19

B. Hakikat Matematika ……………………………………………… 19

C. Hakikat Sosiodrama ……………………………………………… 21

1. Pengertian Sosiodrama ……………………………………….. 21

2. Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama ……………………….

26

3. Langkah-langkah Penerapan Metode Sosiodrama ……………. 27

D. Kerangka Berfikir …………………………………………………. 29

Page 6: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………........ 30

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan ………………………… 30

C. Subjek dan Pertisipan yang terlibat dalam Penelitian …………… 32

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ……………………… 33

E. Tahapan Intevensi Tindakan ……………………………………. 33

F. Hasil Intevensi Tindakan yang Diharapkan …………………….. 37

G. Data dan Sumber Data ………………………………………….. 38

H. Intrumen Pengunpulan Data …………………............................. 38

I. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………… 40

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ………………..........

40

K. Analisis Data dan Intepretasi Hasil Analisis …………………… 41

L. Tindak Lanjut Pengembangan Hasil Analisis …………………... 41

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ………………………………………………….. 42

B. Analisis Data Hasil Penelitian ………………………………… 57

C. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………….... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………………….. 66

B. Saran …………………………………………………………… 67

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 7: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Perolehan Nilai Tes Pendahuluan ……………………………. 43

Tabel 2 : Perolehan Skor Motivasi Siklus I …………………………… 58

Tabel 3 : Perolehan Skor Motivasi Siklus II …………………………... 58

Tabel 4 : Hasil Belajar Siklus I ……………………………………….. 59

Tabel 5 : Hasil Belajar Siklus II ………………………………………. 60

Tabel 6 : Perolehan Skor Pada Setiap Siklus …………………………. 63

Tabel 7 : Hasil Belajar dari Pra penelitian – Siklus II ………………… 63

Page 8: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Aktivitas Siswa Melakukan Sosiodrama Siklus I …………. 45

Gambar 2 : Aktivitas Siswa Mengisi Angket ………………………….. 47

Gambar 3 : Aktivitas Siswa Berdiskusi Menentukan Peran …………… 50

Gambar 4 : Aktivitas Siswa Melakukan Sosiodrama Siklus II ………… 50

Gambar 5 : Aktivitas Siswa Memperhatikan Teman Bersosiodrama ….. 51

Page 9: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ……………. 70

Lampiran 2 : Kisi – kisi Angket Motivasi ………………………………. 77

Lampiran 3 : Angket Motivasi …………………………………………... 78

Lampiran 4 : Perolehan Skor Motivasi …………………………………. 79

Lampiran 5 : Daftar Nilai Pada Penelitian Pendahuluan …………………

81

Lampiran 6 : Tabel Distribusi Frekuensi Penelitian Pendahuluan ……… 82

Lampiran 7 : Soal Tes Siklus I …………………………………………... 83

Lampiran 8 : Daftar Nilai Siklus I ……………………............................. 84

Lampiran 9 : Tabel Distribusi Frekuensi Soal Tes I ……………………… 85

Lampiran 10 : Soal Tes Siklus II ………………………………………….. 86

Lampiran 11 : Daftar Nilai Siklus II ………………………………………. 87

Lampiran 12 : Tabel Distribusi Frekuensi Soal Tes II ……………………... 88

Lampiran 13 : Lembar Observasi ………………………………………….. 89

Lampiran 14 : Daftar Nilai Tes Siklus I dan Siklus II ……………………... 90

Lampiran 15 : Format wawancara Siklus I ……………………………….... 92

Lampiran 16 : Format Wawancara Siklus II ……………………………….. 95

Page 10: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi

sumber daya manusia (SDM). Pendidikan merupakan satu-satunya cara agar

manusia dapat menjadi lebih baik dalam meningkatkan sumber daya manusia,

sehingga dapat mengimbangi setiap perkembangan yang terjadi agar tidak

tertinggal jauh oleh kemajuan teknologi.

Islam peduli terhadap pendidikan dengan dibuktikan dengan adanya

wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu surat Al-‘Alaq yang

intinya memerintahkan kita agar agar selalu membaca. Andai saja seluruh

umat Islam dapat menjalankan setiap anjuran dengan benar, maka mereka

tidak akan tertinggal jauh dan selalu akan menjadi umat terdepan.

Pemerintah telah mencanangkan pendidikan sebagai instrumen untuk

membangun bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih baik. Sebagaimana

yang telah ditulis dalam UU pendidikan no 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang

berbunyi :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1

Pendidikan menjadi tanggungjawab bersama, oleh karena perlu adanya

kerja sama dari berbagai pihak seperti penentu kebijakan, pihak sekolah,

orang tua, dan masyarakat luas. Hal ini perlu disadari bahwa masalah yang

dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini adalah sangat

beragam dan kompleks. Salah satunya adalah krisis paradigma berupa

kesenjangan dan ketidaksesuaian antara tujuan yang ingin dicapai dan

1 UU RI No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB II Pasal 3, (Jakarta: PO Panca

Usaha, 2003), Cet. Ke-1, h. 7

Page 11: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

paradigma yang dipergunakan. Sebagai contoh dari kesenjangan ini, siswa

pada setiap jenjang pendidikan dijejali dengan informasi-informasi yang harus

dikuasai siswa, sehingga siswa hanya mengatahui pengetahuan jangka pendek,

sementara kehidupan di masa depan menuntut pemecahan baru secara inovatif

dalam arti siswa dituntut memiliki pengetahuan jangka panjang.

Di pihak lain proses pembelajaran matematika yang berlangsung di

sekolah saat ini masih banyak didominasi oleh guru, di mana guru sebagai

sumber utama pengetahuan. Dalam proses pembelajaran ini metode ceramah

menjadi pilihan utama strategi pembelajaran. Penggunaan metode ceramah

secara dominan sangat tidak sesuai dengan pembelajaran matematika karena

konsep-konsep yang terkandung dalam matematika memiliki tingkat abstraksi

yang tinggi. Dengan model pembelajaran ini, pengetahuan yang dimiliki siswa

hanya bersifat prosedural, yakni siswa cenderung menghafal contoh-contoh

yang diberikan oleh guru tanpa terjadi pembentukan konsepsi yang benar

dalam struktur kognitif siswa. Keadaan ini membuat siswa mengalami

kesulitan memahami konsep sehingga beresiko tinggi terjadinya miskonsepsi.

Hal ini akan menyebabkan siswa mengalami kesulitan memahami konsep

lebih lanjut. Pembelajaran matematika yang didominasi metode ceramah

cenderung berorientasi kepada materi yang tercantum dalam kurikulum dan

buku teks, serta jarang mengaitkan materi yang dibahas dengan masalah yang

nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pelajaran matematika

dirasakan tidak bermanfaat, tidak menarik, dan membosankan oleh siswa,

yang pada akhirnya bermuara pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh

siswa dalam pelajaran matematika.

Keberadaan guru dalam suatu sekolah tidak dapat disangkali lagi, karena

tanpa adanya guru dalam suatu sekolah tidak akan dapat berjalan. Dalam hal

ini guru memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran,

sehingga untuk memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan guru yang

dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif dan kreatif serta dapat

memotivasi siswa untuk belajar dengan baik. Peran guru tidak hanya berhenti

Page 12: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

sebagai tenaga pengajar yang transfer ilmu saja, melainkan juga sebagai

motivator yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

Peranan guru juga bukan hanya sebagai pengajar dan pelatih, tetapi juga

sebagai pendidik dan pembimbing. Didikan dan bimbingan tidak hanya

diberikan dalam interaksi di dalam kelas tetapi juga di luar kelas, bahkan

mungkin terjadi pula diluar sekolah. Sosiodrama merupakan salah satu metode

mengajar yang sangat erat kaitannya dengan tingkah laku dalam hubungan

sosial. Yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

matematika.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan hasil

belajar. Oleh karena itu seorang guru harus dapat menentukan teknik

pembelajaran yang tepat sesuai dengan keadaan siswa yang dihadapinya yang

dapat memotivasi siswa dalam belajar. Bangkitnya motivasi siswa untuk

meraih suatu prestasi merupakan bagian dari keberhasilan seorang guru

sebagai pemberi motivasi dan merupakan suatu kebanggaan apabila melihat

siswa yang dibimbingnya mendapat suatu prestasi yang optimal.

Pembelajaran yang biasa di lakukan guru adalah dengan menggunakan

metode ceramah yang diakhiri dengan tanya jawab, kali ini peneliti akan

menerapkan metode sosiodrama dalam pembelajaran yang mengambil materi

aritmatika social. Aritmatika social merupakan materi sederhana yang selalu

terjadi di sekeliling kita, oleh karena itu sosiodrama merupakan metode yang

cocok untuk menjelaskan materi ini. Dipilihnya penerapan sosiodrama karena

beberapa indicator permasalahan yang muncul menunjukkan motivasi belajar

matematika siswa yang rendah. Diharapkan dengan sosiodrama, siswa

menjadi lebih mengerti, bersemangat dan bertanggung jawab dalam

melakukan tugasnya sebagai siswa.

Dari hasil observasi awal di SMP Islamiyah Ciputat kelas VII.5, diperoleh

informasi dan data bahwa sebagian besar siswa kurang termotivasi dalam

belajar matematika. Siswa terlihat malas dan kurang bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran. Hal ini merupakan masalah yang mendorong

penulis untuk melakukan penelitian.

Page 13: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Pra penelitian diawali dengan melakukan observasi di kelas selama dua

minggu dalam empat kali pertemuan dengan setiap pertemuan dua jam

pelajaran. Hasil pra penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tidak terdapat persiapan belajar yang dilaklukan siswa pada saat pelajaran

matematika akan dimulai. Hal ini ditandai dengan masih banyak siswa

yang keluar masuk ketika guru memasuki kelas.

2. ketika guru akan memulai pelajaran, terlihat siswa ada yang bercanda dan

mengobrol dengan teman lainnya.

3. Proses pembelajaran pasif. Hal ini ditunjukkan dengan siswa tidak

langsung menjawab apabila ditanya oleh guru, hanya beberapa orang

siswa saja yang mau maju mengerjakan soal dipapan tulis tanpa ditunjuk

terlebih dahulu, siswa tidak mau bertanya tentang materi pelajaran yang

belum dimengerti

4. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini

ditandai dengan kurangnya siswa yang berani menjawab soal ke depan

kelas dan sebahagian besar siswa tidak mengerti materi yang diberikan

oleh guru.

Berdasarkan permasalahan siswa kelas VII.5 SMP Islamiyah Ciputat

tersebut, terlihat motivasi belajar siswa rendah. Hal ini ditunjukkan dengan

persiapan siswa, ketekunan siswa dan antusias siswa yang kurang dalam

mengikuti pembelajaran matematika. Selain itu dari hasil identifikasi di atas

terdapat beberapa indikator yang menunjukkan bahwa sebagian siswa

mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar tersebut dapat dilihat dari

kondisi kepribadian siswa. Dari berbagai gejala kesulitan belajar tersebut salah

satunya adalah motivasi belajar siswa, oleh karena itu diperlukan usaha untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Penelitian tindakan kelas merupakan cara yang tepat untuk menerapkan

metode sosiodrama. Karena dengan menggunakan PTK, peneliti beserta guru

dapat mengamati dan menilai perkembangan siswa dari keaktifan siswa,

antusias siswa, aktivitas yang dilakukan dan lain-lain.

Page 14: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Usaha yang dilakukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan pada

kelas VII.5 SMP islamiyah Ciputat adalah dengan melakukan penelitian

tindakan melalui pembelajaran dengan menggunakan sosiodrama. Sehingga

diharapkan dapat tercipta suasana pembelajaran yang mendorong siswa untuk

meningkatkan motivasi belajar matematika dengan metode sosiodrama. Untuk

itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan

Motivasi Belajar Matematika Dengan Menggunakan Metode

Sosiodrama.”

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

1. Identifikasi Area

Area penelitian dalam penelitian tindakan ini adalah di kelas VII.5 SMP

Islamiyah Ciputat pada tahun ajaran 2007-2008. Jumlah siswa dalam kelas

penelitian ini 46 orang yang terdiri dari 23 putra dan 23 putri.

Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi bahwa akan

dilakukan upaya penerapan metode sosiodrama yang diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar matematika .

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada penelitian tindakan ini adalah peningkatkan

motivasi belajar matematika dengan menggunakan metode sosiodrama di

SMP Islamiyah Ciputat. Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan motivasi

belajar matematika adalah keinginan untuk mengetahui dan mempelajari

sesuatu serta membuktikannya dalam perubahan tingkah laku atau sikap.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

a. Motivasi adalah dorongan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Dalam hal ini motivasi yang dimaksud adalah motivasi belajar matematika

b. Metode sosiodrama adalah metode melakukan peran, yang akan membuat

siswa tertantang untuk melakukan peran tersebut.

Page 15: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah motivasi belajar matematika siswa meningkat dengan

pembelajaran menggunakan metode sosiodrama?

2. Apakah keaktifan siswa dalam belajar matematika meningkat dengan

pembelajaran menggunakan metode sosiodrama?

3. Bagaimanakah pendapat siswa mengenai metode sosiodrama dalam

pembelajaran?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode

sosiodrama terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas VII SMP

Islamiyah Ciputat pada tahun ajaran 2007-2008. Dimana metode

sosiodrama diharapkan dapat membuat belajar matematika itu sangat

menyenangkan dan akan menghasilkan siswa-siswa yang sangat

bermotivasi untuk belajar matematika. Selain itu penelitian ini juga

bertujuan:

a. Mengetahui tingkat motivasi belajar matematika siswa dengan

pembelajaran metode sosiodrama.

b. Mengetahui keaktifan siswa dalam belajar dengan menggunakan

metode sosiodrama.

c. Mengetahui pendapat dan kesan siswa tentang pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan berguna antara lain:

a. Kegunaan bagi siswa, dapat memotivasi belajar matematika dengan

mengurangi rasa enggannya terhadap matematika dan bisa menjadikan

matematika sebagai pelajaran yang menyenangkan serta dapat

membuat siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

Page 16: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

b. Bagi guru, diharapkan dapat menentukan strategi pembelajaran yang

efektif dan dapat menerapkannya pada proses belajar mengajar,

sehingga permasalahan yang ada dapat diminimalkan. Selain itu guru

juga dapat lebih mengenal penelitian tindakan, dan terbiasa melakukan

penelitian-penelitian kecil yang bermanfaat bagi perbaikan

pembelajaran matematika.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai

informasi dalam rangka upaya perbaikan pembelajaran khususnya

pembelajaran matematika.

d. Bagi ilmu, hasil penelitian ini dapat berguna dan sebagai informasi

bahwa pembelajaran matematika dapat digunakan dengan metode yang

menyenangkan sehingga siswa dapat menyukai pelajaran matematika.

Page 17: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

BAB II

Kajian Teori

A. Hakikat Motivasi belajar

1. Pengertian Motivasi

Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan "motif"

untuk menunjukkan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata "motif"

diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu bahkan motivasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern

(kesiapsiagaan). Berasal dari kata "motif" itu, maka motivasi dapat

diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi

aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai

tujuan sangat dirasakan/mendesak.

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang

dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.2

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang

ada pada organisme manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiawaan,

afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

2 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT. RajaGrafindo

Persada, 2006), h. 72-73

Page 18: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen

pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku

manusia.

- Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu;

meminpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya

kekuatan dalam ingatan, respon-respon efektif, dan kecendurungan

mendapat kesenangan.

- Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan

demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu

diarahkan terhadap sesuatu

- Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus

menginguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan

kekuatan-kekuatan individu.3

Timbulnya motivasi adalah suatu reaksi adanya kebutuhan yang

dirasakan sehingga timbul keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut

secara memuaskan. Motivasi dimaksudkan sebagai sesuatu yang dapat

membangkitkan suatu organisme untuk bertindak atau bertahan serta

memberikan arah untuk suatu kegiatan yang telah membangkitkan

semangat.

Berikut ini disampaikan dari beberapa pakar mengenai pengertian

motivasi:

Alisuf Sabri dalam bukunya pengantar psikologi umum dan

perkembangan memberikan pengertian motivasi sebagai segala sesuatu

yang menjadi pendorong tingkah laku yan menuntut atau mendorong

orang untuk memenuhi kebutuhan.4 Crider mengatakan bahwa motivasi

adalah sebagai hasrat, keinginan dan minat yang timbul dari seseorang dan

langsung ditujukan kepada suatu objek.5

3 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2002) cet. 7 h. 71

4 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1993), Cet. I, h. 129 5 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2002), h. 33

Page 19: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Cofer dan Appley mengatakan bahwa motivasi adalah proses untuk

meningkatkan tindakan, memelihara aktivitas untuk berkembang dan

mengatur pola aktivitas.6 Sedangkan menurut Drs. Sumadi Surya Brata,

motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu

untuk untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan.7

Menurut Hoy dan Miskel yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto

bahwa "motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang

kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-

pernyataan ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme

lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan

kearah pencapaian tujuan-tujuan personal."8

James O. Whittaker dalam Wasty Soemento memberikan pengertian

secara umum tentang motivasi, yakni kondisi-kondisi atau keadaan yang

mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk atau bertingkah

laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.9 Ivor K.

Davies mengemukakan bahwa motivasi adalah kekuatan tersembunyi di

dalam diri kita, yang mendorong diri kita untuk berkelakuan dan bertindak

dengan cara yang khas.10

Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi merupakan keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar

dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat

tercapai. Aminuddin Rasyad menyatakan bahwa dalam konsep

pembelajaran motivasi berarti seni mendorong peserta didik untuk

mendorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran

6 Sudibyo Setyobroto, Psikologi Sosial Pendidikan, (Percetakan Solo, 2003), h. 47

7 Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1989), Cet. IV, h.

85 8 M. Ngalim Purwanto, Psikologi …, h. 72

9 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan, (

Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. III, h. 191 10

Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: CV. Rajawali Pers, 1991), Cet. II, h.

214

Page 20: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

tercapai.11

Upaya menggerakkan dan mendorong kegiatan siswa untuk

belajar dengan penuh semangat dan vitalitas dinamakan memberi motivasi.

Dengan demikian motivasi belajar adalah usaha dari pihak luar dalam hal

ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan

peserta didiknya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses

belajar mengajar.12

Secara umum dapat dikatakan tujuan motivasi balajar adalah untuk

menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan

kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil

atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah

untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan

dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga

tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan

di dalam kurikulum sekolah

Motivasi dalam belajar dilakukan dengan mengatur situasi yang

atmosfir pembelajaran yang kondusif. Karena itu motivasi belajar penting

bagi siswa untuk : (1) menyadarkan kedudukan awal belajar, proses dan

hasil akhir; (2) menginformasi tentang kekuatan usaha belajar bila

dibandingkan dengan teman sebaya, (3) mengarahkan kegiatan kearah

pembelajaran yang lebih berkualitas, (4) membesarkan semangat belajar

bagi para siswa; (5) menyadarkan tentang adanya perjalanan yang harus

ditempuh dalam proses belajar. 13

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa,

misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan maka perlu

diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam,

mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti

pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya

untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan

11

Aminuddun Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003),

Cet III, h. 89 12

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar …, h. 92-93 13 Syaiful Sagala. M. Pd, Konsep … , h. 113

Page 21: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh

motivasi dalam dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi.

Motivasi belajar ini memberi gambaran bahwa jika motivasi yang

dilakukan guru dan juga siswanya sesuai dengan peruntukannya, maka

akan menimbulkan semangat yang tinggi untuk mencapai keberhasilan

yang bermutu. Adanya pandangan beberapa ahli yang menekankan segi-

segi tertentu pada motivasi tersebut justru mengisyaratkan agar guru

bertindak taktis dan kreatif dalam mengelola motivasi belajar siswa.

Ahmad Rohani dalam bukunya pengelolaan pengajaran mengatakan

bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam

menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu dengan: proses pembelajaran

yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan

pertanyaan kepada siswa untuk menyalurkan keinginan belajar,

menggunakan media dan alat bantu seperti gambar, foto, diagram dan lain

sebagainya.14 Sedangkan menurut Oemar Hamalik ada beberapa cara

untuk menggerakkan motivasi belajar siswa, diantaranya:15

a. Memberi angka

Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni

berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa yang mendapatkan

angka yang baik akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih

besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka kurang menimbulkan

frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik.

b. Pujian

Memberikan pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan

dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian

menimbulkan rasa puas dan senang.

c. Hadiah

14

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka cipta, 1995), h. 11-12 15

Oemar Hamalik, Proses Balajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. II, h.

160

Page 22: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu,

misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para siswa yang

mendapatkan atau menunjukkan haisl belajar yang baik.

d. Kerja kelompok

Dalam kerja kelompok dimana siswa melakukan kerja sama dalam

belajar, setiap anggota kelompok ingin mempertahankan nama baik

kelompoknya, ini dapat menjadi pendorong yang kuat dalam belajar.

e. Persaingan

Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif-motif

social kepada siswa. Hal ini dapat menjadikan siswa lebih semangat

dalam belajar.

f. Tujuan dan level of aspiration

Dari keluarga akan mendorong kegiatan siswa

g. Sarkasme

Yaitu dengan jalan mengajak para siswa yang mendapat hasil belajar

yang kurang. Dalam batas-batas tertentu sarkasme dapat mendorong

kegiatan belajar demi nama baiknya.

h. Penilaian

Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar, oleh

karena setiap anak menpunyai kecenderungan untuk memperoleh hasil

yang baik

i. Karya wisata dan ekskrusi

Cara ini dapat membangkitkan motivasi belajar oleh karena dalam

kegiatan ini siswa akn mendapat pengalaman langsung bermakna

baginya

j. Film Pendidikan

Setiap siswa merasa senang menonton film. Gambaran dan isi cerita

film lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.

k. Belajar melaliu radio

Page 23: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Mendengarkan radio lebih menghasilkan dari pada mendengarkan

ceramah guru.

Adapun proses pemberian motivasi guru kepada siswa mempunyai

fungsi antara lain:16

a. Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan

siaga.

b. Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang

berhubungan dengan pencapaian hasil belajar.

c. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil

jangka panjang.

Motivasi belajar merupakan unsur yang penting dalam proses

pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi belajar dalam diri siswa akan

menentukan apakah siswa akan terlibat secara aktif dalam pross

pembelajaran atau bersikap pasif dan tidak peduli. Guru perlu memahami

bahwa apapun yang dilakukan di ruang kelas mempunyai pengaruh, baik

positif maupun negative, terhadap motivasi siswa. Cara guru menyajikan

pelajaran, bagaimana kegiatan belajar dikelola di kelas, cara guru

berinteraksi dengan siswa, apakah guru memberikan kesempatan siswa

untuk lebih mendiri, dan kesempatan untuk bekerja sendiri atau dalam

kelompok, itu semua akan mempengaruhi motivasi siswa. Begitu

pentingnya motivasi, maka tugas guru yang terpenting adalah membangun

motivasi siswa terhadap apa yang dipelajari siswa.

2. Fungsi Motivasi

Motivasi merupakan factor psikis yang bersifat non-intelektual.

Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa

senang dan semangat untuk belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

16 Ramayulis, Ilmu Pendidikan …, h. 33

Page 24: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

kagiatan belajar, yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Sehubungan dengan hal tersebut asda tiga fungsi motivasi:17

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harys dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

Selain itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi. Seseorang melakukan sesuatu karena adanya

motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan

hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha dan terutama didasari

adanya motivasi, maka sesorang yang belajar itu akan menghasilkan

prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat

menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

3. Jenis-jenis Motivasi

Dalam masalah belajar motivasi merupakan salah satu faktor yang

sangat penting yang dapat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Motivasi yang dimiliki siswa merupakan energi untuk melakukan

perbuatan menuju tujuan atau cita-cita yang diharapkan.

Dilihat dari jenisnya terdapat dua jenis motivasi, yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

17 Sardiman. A. M, Interaksi dan Motivasi …, h. 85

Page 25: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa ada

rangsangan dari luar.18

Misalnya siswa mempunyai keinginan dari dalam

dirinya untuk belajar matematika, bukan untuk mendapat hadiah atau

dipuji oleh orang tua melainkan atas dasar kebutuhan siswa.

Motivasi intrinsik adalah hal atau keadaan yang berasal dari dalam

diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.

Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi

materi, dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk

kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.19

Menurut H. M. Alisuf Sabri, motivasi intrinsik adalah motivasi yang

timbul dari dalam diri seseorang yang erat hubungannya dengan tujuan

belajar. Misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh suatu

pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan dan sebagainya.20

Menurut

Tajab, motivasi intrinsik yaitu bahwa suatu aktivitas atau kegiatan belajar

dirnulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan

dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar pada

penghayatan kebutuhan siswa, kemudian siswa berupaya untuk memenuhi

kebutuhan itu melalui kegiatan belajar, dan belajar merupakan satu-

satunya cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.21

S. Nasution berpendapat bahwa, orang yang belajar dikatakan

memiliki motivasi intrinsik jika ia ingin mencapai tujuan yang terkandung

di dalam perbuatan itu. Misalnya siswa belajar karena ingin menjadi orang

yang terdidik atau karena ingin menjadi ahli dalam bidang tertentu, maka

untuk memenuhi semua itu hanya dapat dicapai dengan cara belajar.22

Siswa yang tennotivasi secara intrinsik dalam proses pembelajaran dapat

dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar

karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar.

18

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan …, h. 71 19

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya), h. 137 20

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi …, h. 13 21

Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abditama, 1994), Cet. I, h. 104 22 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. II, h. 77

Page 26: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

b. Motivasi Ekstrinsik

Yaitu motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan

dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan

sebenarnya yang ada di dalam diri siswa melainkan karena adanya

dorongan dari luar. Sebagai contoh seseorang belajar matematika karena

osok akan ada ujian dengan harapan mendapat nilai yang baik. Menurut

Tadjab, motivasi ekstrinsik dalam belajar adalah suatu aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu sendiri.

Muhibbin Syah mengartikan motivasi ekstrinsik adalah hal dan

keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya

untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah , peraturan/tata tertib

sekolah, suri teladan orang tua, guru dan seterusnya merupakan contoh-

contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk

belajar.23

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik

dalam belajar adalah daya penggerak yang mendorong seseorang untuk

melakukan kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan yang bukan

berasal dari dalam dirinya.

Sebagian besar guru menginginkan keadaan kelas dimana semua

siswanya memiliki motivasi intrinsik yang tinggi untuk belajar. Namun

kenyataannya hal itu jarang terjadi, oleh karena itu seorang guru harus

mampu menghadapi tantangan untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik

siswa, membangkitkan minatnya, menarik dan mempertahankan perhatian

siswa selama pembelajaran berlangsung agar siswa dapat belajar dengan

baik.

Tanpa adanya motivasi dalam belajar, tidak akan memberikan hasil

yang diinginkan. Oleh karena itu perlu adanya motivator-motivator seperti

23 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan …, h. 137

Page 27: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

kenaikan tingkat, penghargaan, pemberian umpan balik, skor, pujian dan

reward yang dipergunakan untuk mendorong siswa agar bersemangat

dalam belajar. Membangkitkan motivasi itu tidak mudah, oleh larena itu

guru perlu mengenal murid, dan mempunyai kesangupan kreatif untuk

menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan dan minat anak.

4. Mengukur Motivasi Belajar

Seorang guru perlu mengetahui dengan lebih jelas interaksi antara

tingkat motivasi siswa dengan pembelajaran agar dapat melakukan

intervensi pengajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Guru perlu

berusaha mencari strategi yang tepat untuk dapat membantu siswa belajar

apapun kecendrungan jenis motivasi yang mendorongnya belajar.

Motivasi belajar sangat berhubungan dengan hasil belajar siswa.

Hasil beberapa temuan penelitian yang dilakuakan oleh para ahli mengenai

hubungan antara motivasi dengan hasil belajar antara lain.24

a. Terdapat hubungan antara tingkat motivasi siswa dan hasil belajar, baik

terhadap hasil belajar pada suatu waktu tertentu maupun terhadap hasil

belajar selanjutnya. Tingkat motivasi belahar cenderung berkorelasi

positif dengan hasil belajar, artinya semakin tinggi/kuat tingkat

motivasi belajar, semakin baik hasil belajar siswa. Demikian pula hasil

belajar yang baik akan berpengaruh terhadap hasil belajar berikutnya,

Hal ini terjadi karena hasil belajar yang baik akan membuahkan

motivasi yang lebih kuat pula dalam didi siswa, yang akan

mempengaruhi hasil belajar selanjutnya.

b. Terdapat interaksi antara cara mengajar guru dengan pola motivasi

siswa, yang selanjutnya berpengaruh pula terhadap hasil belajar.

c. Guru dapat mengubah (meningkatkan) motivasi belajar siswa, dengan

pengertian guru dapat melakukan tindakan tertentu di dalam kelas

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

24 Suciati, dkk., Belajar dan Pembelajaran 2, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka, 2002), eel. III, h. 3.4.

Page 28: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

5. Indikator Motivasi Belajar Siswa

Ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang menurut Sardiman

adalah:25

a. Tekun menghadapi tugas

b. Ulet mengahadapi kesulitan

c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

f. Dapat mempertahankan pendapatnya

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

B. Hakikat Matematika

Mengkaji matematika bukanlah hal baru yang kita temui sekarang. Telah

banyak yang mengkaji sampai menjadi ahli dalam matematika. Bertanya

tentang “apakah matematika itu?” dapat dijawab secara berbeda-beda

tergantung pada bilamana pertanyaan itu dijawab, di mana dijawab, siapa yang

menjawab, dan apa sajakah yang dipandang termasuk dalam matematika.

Dengan demikian untuk menjawab pertanyaan “apakah matematika itu?” tidak

dapat dijawab dengan mudah dijawab dengan satu atau dua kalimat bagitu

saja, oleh karena itu kita harus berhati-hati.

Istilah mathematics (Inggris), mathematic (Jerman), mathematique

(Perancis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau

mathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica,

yng mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti

“relating to learning”. Perkataan itu menpunyai akar kata mathema yang

berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan mathematike

25 Sardiman. A. M, Interaksi dan Motivasi …, h. 83

Page 29: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang berupa, yaitu

mathanein yang mengandung arti belajar (berfikir).26

Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam

dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas manusia

kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis

dan sintetis dengan penalaran di dalam struktur koqnitif, sehingga sampailah

pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika.

Menurut James and James dalam kamus matematikanya menyatakan

bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,

besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,

analisis, dan geometri.27

Dari berbagai pengertian tentang matematika yang dikemukakan diatas

dapat disimpulkan, bahwa matematika adalah suatu ilmu pengetahuan tentang

bilangan, logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang

dipresentasikan menggunakan simbol-simbol, yang dipandang dapat

menstruktur pola berpikir yang sistematis, kritis, logis, cermat, dan konsiten

dalam menyelesaikan suatu masalah.

Jika kita mengartikan matematika sebagai ilmu, maka matematika adalah

cabang ilmu yang tersusun secara sistematis dan eksak. Pengertian eksak

tersebut tidak berarti bahwa matematika eksak secara mutlak, akan tetapi

matematika sebagai ilmu lebih eksak daripada ilmu-ilmu social dan lebih

eksak dari pada ilmu-ilmu fisik. Oleh karena sifatnya yang eksak ini maka

matematika seringkali disebut ilmu pasti.

Matematika sering kali dipandang pula sebagai alat yang akurat untuk

menyelesaikan masalah-masalah social, ekonomi, fisika, kimia, biologi, dan

teknik. Sebagai bahasa atau alat matematika melayani ilimu-ilmu lain, peran

inilah yang digunakan sebagai alasan orang menyebut matematika dengan

julukan queen of science (ratunya ilmu). Bagaimana orang memerankan atau

26

Eman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Metematika Kontemporer, (Bandung:

UPI, 2002), h. 15-16. 27 Eman Seherman, dkk, StrategiPembellajaran …, h. 16-17

Page 30: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

menggunakan matematika pada ilmu-ilmu lain sebenarnya sangat tergantung

pada orang yang menggunakannya.28

Matematika merupakan bidang kajian disiplin ilmu yang selalu diajarkan

disetiap jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak (TK) sampai

sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan sampai perguruan

tinggi. Hal ini karena matematika merupakn salah satu ilmu yang sangat

berperan dalam kehidupan manusia. Seperti ynag dikemukakan Ruseffendi

yaitu: "kita harus menyadari bahwa matematika itu penting, baik sebagai alat

Bantu, sebagai ilmu, sebagai pembimbing pola piker, maupun sebagai bentuk

sikap".29

Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir, oleh karena

itu logika adalah dasar untuk terbentukya matematika. Logika adalah masa

bayi dari matematika, sebaliknya matematika adalah masa dewasa dari logika.

Masih banyak lagi definisi-definisi tentang matematika, tetapi tidak satupun

perumusan yang dapat diterima umum, atau sekurang-kurangnya dapat

diterima dari berbagai sudut pandang.

C,. Hakikat Metode Sosiodrama

1. Pengertian Sosiodrama

Proses belajar mengajar merupakan interaksi antar sesama guru dan

siswa juga antara siswa dan siswa. Metode sosiodrama sangat erat kaitannya

dengan interaksi tersebut. Peranan siswa dan guru dalam interaksi belajar-

mengajar ditentukan oleh strategi ataupun metode belajar-mengajar yang

ditetapkan.

Dalam proses belajar-mengajar yang mengaktifkan siswa, peranan

siswa lebih besar. Siswa tidak diberi bahan ajar yang sudah jadi atau sudah

selesai untuk tinggal menghafal, tetapi diberi persoalan-persoalan yang

membutuhkan pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintesis,

28

Ismail, dkk., Kapita Selecta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Unuversitas Terbuka,

1998), Cet. I, h. 1.6 29

E. T. Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua, Guru dan SPG,

(Bandung: Tarsito, 1980) Cet. I, Seri ke-5, h. 39

Page 31: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

perbandingan, penilaian, dan penyimpulan oleh para siswa sendiri. Dalam

strategi belajar-mengajar yang demikian, siswa berperan lebih aktif, mereka

adalah sebagai subjek yang berinteraksi bukan hanya guru tetapi manusia-

manusia sumber yang lain, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan

sesama siswa, dengan buku-buku serta media lainnya.

Interaksi guru dengan siswa bukan hanya dalam penguasaan bahan

ajaran, tetapi juga dalam penerimaan nilai-nilai, pengembangan sikap serta

dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dengan

demikian peranan guru juga bukan hanya sebagai pengajar dan pelatih,

tetapi juga sebagai pendidik dan pembimbing. Didikan dan bimbingan tidak

hanya diberikan dalam interaksi di dalam kelas tetapi juga di luar kelas,

bahkan mungkin terjadi pula diluar sekolah. Pengembangan sikap dan nilai

tidak diberikan dalam situasi belajar yang bersifat ekspositori, tetapi juga

lebih banyak dalam situasi yang bersifat intraktif: simulasi, bermain peran,

sosiodrama, klasifikasi nilai dan sebagainya, yang kaya dengan interaksi.30

Alat interaksi dapat diklarifikasikan dalam 3 golongan:

1. Pengalaman riil, yakni segenap media di dalam dunia kehidupan sehari-

hari

2. Pengalaman Buatan, yakni segenap media yang sengaja diciptakan untuk

mendekatkan pengertian pada pengalaman riil

3. Pengalaman Verbal, di mana bahasa adalah alat utama, baik lisan

maupun tertulis.

Jenis pengalaman pertama yang riil, dapat menghasikan pengertian

yang sangat teliti dan mendalam yang tidak akan dicapai dengan hanya

memahami pengalaman buatan ataupun pengalam verbal. Akan tetapi secara

praktis tidak mungkin semua hal harus dialami secara riil. Karenanya

pakailah pengalaman buatan melalui alat-alat pembantu yang khusus

diciptakan untuk mendekatkan murid pada pengalaman riil. Pengalaman

buatan juga dapat diperkenalkan melalui kegiatan-kegiatan yang tak banyak

30

R. Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) cet

ke 3 hal. 34

Page 32: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

menggunakan alat-alat pembantu, misalnya sandiwara boneka, atau sama

sekali tidak membutuhkan alat-alat khusus seperti dalam sosiodrama dan

bemain peranan.31

Metode sosiodrama atau bermain peran, merupakan metode yang

sering digunakan dalam mengajarkan nilai dan memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi dalam hubungan social dengan orang-orang di

lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya,

siswa-siswa diberi berbagai peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut,

serta mendiskusikannya di kelas.

Sosiodrama berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti social

menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat menunjukkan pada kegiatan-

kegiatan social, dan drama berarti mempertunjukkan, mempertontonkan atau

memperlihatkan. Social atau masyarakat terdiri dari manusia satu sama lain

terjalin hubungan yang dikatakan hubungan social. Drama dalam pengertian

luas adalah mempertunjukkan atau mempertontonkan suatu keadaan atau

peristiwa-peristiwa yang dialami orang, dan tingkah laku orang. Metode

sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan

mempertunjukkan atau mendramatisasi cara tingkah laku dalam hubungan

sosial. Jadi sosiodrama ialah metode mengajar yang dalam pelaksanaannya

peserta didik mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu

situasi social yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat

memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi social.32

Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah

metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan

bersama dan karenannya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah

sosiodrama berasal dari kata sosio = social dan drama. Kata drama adalah

suatu kejadian atau peristiwa dalam kehidupan manusia yang mengandung

konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau

31

Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar, (Bandung: Tarsito, 1986)

edisi ke 5 hal. 81-83 32

Syaiful Sagala. M. Pd, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005)

Cet. Ke 3. hal. 213

Page 33: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

lebih. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang

yang diamainkannya, misalnya bermain sebagai lurah, penjudi, nenek tua

renta dan sebagainya.33

Kedua metode tersebut biasanya disingkat menjadi metode

"sosiodrama" yang merupakan metode mengajar dengan cara

mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan social,

untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan social

tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru. Melalui

metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam

hubungan antara sesama manusia. Cara yang paling baik untuk memahami

nilai sosiodrama adalah: mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti

penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikiti langkah-langkah guru pada

saat memimpin sosiodrama.

Bila metode inl dikendalikan dengan cekatan oleh guru, banyak

manfaat yang dapat dipetik, sebagai metode cara ini : (1) Dapat

mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan, hal mana tidak selalu

terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti

persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan

pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia, seperti halnya

penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti,

ikut menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain

sebagainya. (3) Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan

memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.34

Sebaliknya betapapun besar nilai metode ini ditangan yang kurang bijaksana

akan menjadi nihil. Pada umumnya karena guru sendiri tidak paham akan

tujuan yang dicapai, atau guru memilih metode ini walaupun sebenarnya

kurang tepat untuk tujuan tertentu. Dapat terjadi guru tidak menyadari

pentingnya langkah langkah dalam metode ini.

33

Sri anitah Wiryawan, Noorhadi Th, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas

Terbuka,1999) h. 27 34 http://pakguruonline.pendidikan. net

Page 34: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama

antara lain adalah:35

3. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain

4. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab

5. Dapat belajar bagaimana mangambil keputusan dalm situasi kelompok

secara spontan

6. Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah

Dari sebuah artikel yang ditulis oleh Dr. Telesco disebutkan bahwa

sosiodrama memiliki empat komponen :36

a. Berbasis pada realitas dan permasalahan

Adegan situasi kehidupan sehari-hari dikembangkan oleh siswa

berdasarkan pada peristiwa actual, mengatur setting untuk peserta yang

diambil dari audiens untuk mengidentifikasi dan berinteraksi dengan

karakternya.

b. Improvisasi

Para actor menggambarkan karakter dalam scenario berbasis realitas dan

tetap menjiwai karakter selama sosiodrama berlangsung.

c. Dialog antara karakter dan audiens

Teknik sosiodrama bergantung pada dialog dengan audiens. Hal ini

merupakan landasan cara berfikir kritis, identifikasi masalah, dan

pembahasan yang berfokus pada solusi. Interaksi dengan anggota

audiens menjadi penting bagi keberhasilan metodologi.

d. Tujuan pendidikan, perilaku dan psikologi

Sosiodrama dapat digunakan untuk meraih tujuan pendidikan, sikap, dan

psikologis. Walaupun teknik sosiodrama efektif dalam meraih tujuan

pendidikan dengan anggota audiens, proses pengembangan sosiodrama

merupakan hal manjur bagi para actor terlibat dalam proses

pembelajaran. Karena karakter dan adegan dalam sosiodrama didasarkan

pada pengalaman hidup sehari-hari, para actor menjadi tenggelam dalam

35

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

cipta, 2002) cet. Ke 2 hal. 100 36 Telesco, Sosiodrama, dalam [email protected], 23 Februari 2008

Page 35: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

karakter mereka, sehingga proses pembelajaran individu semakin

meningkat. Metodologi ini merupakan alat yang sangat berharga untuk

meningkatkan kesadaran, menimbulkan perubahan, dan bahkan untuk

memfalitasi penyembuhan psikologis.

2. Kelebihan dan kekurangan Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama selain mempunyai beberapa kelebihan juga

mempunyai beberapa kelemahan, sebagai berikut:37

a. Kelebihan metode sosiodrama

1) Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi

bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami,

manghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang

harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus

tajam dan tahan lama.

2) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main

drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai

dengan waktu yang tersedia.

3) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan

akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni

drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan

menjadi pemain yang baik kelak.

4) Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-

baiknya

5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung

jawab dengan sesama

6) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah

dipahami orang lain.

37 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar ,… h. 101-102

Page 36: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

b. Kelemahan Metode Sosiodrama

2) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi

kurang kreatif

3) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka

pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan

4) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit

menjadi kurang bebas

5) Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton

yang kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.

3. Langkah-langkah penerapan metode Sosiodrama

Petunjuk guna menggunakan metode sosiodrama adalah:38

a) Tetapkan dahulu masalah-masalah social yang menarik perhatian siswa

untuk dibahas

b) Ceritakan kepada kelas mengenai isi dari masalah-masalah dalam

konteks cerita tersebut.

c) Tetapkan siswa yang dapat atau bersedia untuk memainkan

peranannya di depan kelas

d) Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu

sosiodrama sedang berlangsung.

e) Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit

sebelum mereka memainkan peranannya

f) Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai

ketegangan.

g) Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama

memecahkan masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut

h) Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan

pertimbangan lebih lanjut.

Sebelum metode sosiodrama digunakan, terlebih dahulu harus diawali

dengan penjelasan dari guru tentang situasi sosial yang akan didramatisasi

38Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar,… h. 100

Page 37: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

aloe para pemain/pelaku. Tanpa diberikan penjelasan, anak didik tidak

akan dapat melakukan peranannya dengan baik. Karena itu, ceramah

mengenai masalah spasial yang akan didemontrasikan penting sekali

dilaksanakan sebelum melakukan sosiodrama.

Sosiodrama adalah sandiwara tanpa naskah (script) dan tanpa latihan

terlebih dahulu, sehingga dilakukan secara spontan. Masalah yang

didramatisasikan adalah mengenai situasi sosial. Sosiodrama akan menarik

bila pada situasi yang sedang memuncak, kemudian dihentikan.

Selanjutnya diadakan diskusi, bagaimana jalan cerita seterusnya, atau

pemecahan masalah selanjutnya. Langkah-langkah yang mungkin

dilakukan dalam menggunakan metode ini adalah seperti tercantum dalam

tebel berikut.

No : Langkah : Jenis Kegiatan Belajar Mengajar

1. : Persiapan : 1. Menentukan dan menceritakan situasi

social yang akan didramatisasikan.

2. Memilih para pelaku

3.Mempersiapkan pelaku untuk

menentukan peranan masing-masing

2. : Pelaksanaan : 4. Siswa melakukan sosiodrama

5. Guru menghentikan sosiodrama pada

saat situasi sedang memuncak

6. Akhiri sosiodrama dengan diskusi

tentang cerita, atau pemecahan masalah

selanjutnya

3. : Evaluasi : 7. Siswa diberi tugas untuk menilai atau

Memberi Tanggapan terhadap

pelaksanaan sosiodrama

8. Siswa diberi kesempatan untuk membuat

Kesimpulan hasil sosiodrama

Page 38: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

D. Kerangka Berfikir

Rendahnya motivasi belajar siswa merupakan salah satu penyebab dari

rendahnya hasil belajar matematika. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar,

bias jadi dikarenakan dalam pola pembelajaran selama ini kurang melibatkan

sisa secara aktif. Untuk itu diperlukan paradigma baru dalam model

pembelajaran di sekolah

Pemilihan metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar,

seperti yang dikatakan Hudoyo bahwa strategi yang diambil dalam rangka

pembaharuan pendidikan, hendaknya guru mampu melibatkan siswanya

secara aktif dalam proses belajar mengajar sehinggga dapat meningkatkan

daya kreatifitas dan berfikir kritis siswa serta dapat memperkuat motivasi

mereka untuk belajar

Salah satu alternatif dalam metode pembelajaran adalah metode

sosiodrama. Sosiodrma adalah suatu variasi pengajaran dimana siswa belajar

dalam memecahkan masalah melalui peran yang mereka lakukan. Mereka yan

melakukan peran tersebut saling membantu, saling berdiskusi, dan saling

berkreasi dalam memahami satu materi pelajaran serta bekerja sama dalam

memecahkan masalah antara yang siswa yang berperan dengan siswa yang

tidak melakukan peran.

Dalam proses belajar mengajar matematika, guru harus mampu

melibatkan siswa secara aktif walaupun siswa mempunyai kemampuan yang

berbeda-beda. Dengan kemampuan yang berbeda ini dapat menanamkan dan

menumbuhkan sifat social pada siswa, diantaranya mendorong siswa untuk

saling membantu, bekerja sama, dan bertanggung jawab dalam memecahkan

suatu malah.

Dengan pengalaman belajar sosiodrama inilah munculnya motivasi

dalam belajar yang mana dapat memberikan pengaruh bagi pembelajaran

berikutnya. Siswa yang termotivasi dalam belajar meciptakan suasana belajar

yang menyenangkan dan membuat guru bersemangat dalam mengajar.

Page 39: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islamiyah

Ciputat yang beralamat di Jln. Kihajar Dewantara no. 23 Ciputat Tangerang.

Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas VII.5 SMP

Islamiyah Ciputat pada tahun ajaran 2007/2008 semester ganjil. Kegiatan

belajar menggajar dilakukan pada siang hari yaitu mulai pukul 13.00 sampai

dengan 17.30 WIB.

Waktu penelitian dimulai pada tanggal 29 November 2007 sampai 14

maret 2008.

B. Metode dan Desain intervensi Tindakan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau

lebih dikenal dengan Classroom Action Research dengan mengikuti model

yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1988). Penelitian ini terdiri

dari dua siklus dimana pada setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan,

yaitu tahap perencanan (plan), pelaksanaan tindakan (act), observasi (observe)

dan refleksi (reflect).

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan

penelitian. Peneliti membuat rencana dan skenario pembelajaran yang akan

disajikan dalam materi penelitian. Selain itu pada tahap ini juga peneliti

menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari permasalahan yang akan

dibahas dalam belajar sosiodrama, soal yang harus dikerjakan oleh siswa,

lembar obsevasi dan lembar wawancara.

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana dan

skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

Page 40: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

3. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

berlangsung. Peneliti dengan dibantu oleh guru mengamati segala aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dimaksudkan

sebagai kegiatan mengamati, mengenali, dan mendokumentasikan semua

gejala atau indikator dari proses, hasil tindakan terencana maupun efek

sampingnya.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan

tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis

bersama oleh guru dan peneliti, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan

yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu

adanya perbaikan. Refleksi ini dilakukan untuk memperoleh masukan bagi

rencana tindakan siklus berikutnya.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada desain

yang dikemukakan oleh Suhardjono adalah sebagai berikut: 39

39

Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

Cet. II, h. 74

Page 41: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

- Rendahnya motivasi belajar

- Rendahnya Hasil Belajar

Siklus I

Siklus II

C. Subjek / Partisipan Yang Terlibat dalam Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian tindakan ini adalah

seluruh siswa kelas VII.5 yang berjumlah 46 siswa yang terdiri dari 23 orang

putra dan 23 orang putri.

Pada saat pelaksanaan tindakan, guru matematika bertindak sebagai guru

yang menyampaikan materi aritmatika sosial dengan menggunakan metode

sosiodrama. Sedangkan peneliti bertindak sebagai observer yang mengamati

seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran

dengan menggunakan lembar observasi.

Pra Penelitian

(observasi awal)

Masalah Perencanaan tindakan siklus I

dengan metode Sosiodrama

Pelaksanaan tindakan

siklus I dengan metode

sosiodrama

Refleksi Pengamatan/pengumpulan data

Permasalahan baru hasil

refleksi siklus I

Perencanaan Tindakan

siklus II dengan

metode sosiodrama

Pelaksanaan tindakan

siklus II dengan metode

sosiodrama

Refleksi II Pengamatan/pengumpulan data

Permasalahan terselesaikan Permasalahan belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus

berikiutnya

Page 42: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Penelitian kualitatif menuntut kehadiran peneliti karena pengamatan dan

pengumpulan data dilakukan dalam situasi yang sebenarnya. Dalam penelitian

kolaborasi ini, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri,

sedangkan peneliti yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya

proses tindakan.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian

atau penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama

yang berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis

dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II,

jika data yang diperoleh masih memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan

kembali pada tindakan III dan seterusnya.

Bagan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 43: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

• Observasi awal kbm di kelas penelitian

• Tes diagnosa awal

Tahap perencanaan Perencanaan pendekatan pembelajaran dengan

menggunakan metode sosiodrama.

Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan metode sosiodrama pada pokok

bahasan aritmatika sosial yang terdiri dari

perhitungan untung - rugi, persentase untung

dan persentase rugi.

Tahap Observasi dan Evaluasi

• Pengamatan proses pembelajaran

• Evaluasi proses dan hasil

Tahap Analisis dan Refleksi Analisis dan refleksi terhadap hasil pengamatan dan evaluasi pembelajaran siklus I

Tahap Perencanaan Hasil revisi proses pembelajaran pada siklus I

dengan menggunakan metode sosiodrama yang

akan menjadi mesukan pada materi selanjutnya

Tahap Perencanaan Pelaksanaan proses belajar mengajar hasil

revisi pada pokok bahasan rabat, bruto, netto,

tara, perhitungan bunga bank.

Tahap Observasi dan Evaluasi

• Pengamatan proses pembelajaran

• Evaluasi proses dan hasil

pembelajaran

Tahap Analisis dan Refleksi Analisis dan refleksi terhadap hasil

pengamatan dan evaluasi pembelajran siklus II

Siklus I

Siklus II

Kegiatan Pendahuluan

Page 44: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Adapun uraian rencana kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Penelitian Pendahuluan

a. Pelaksanaan penelitian pendahuluan

Waktu pelaksanaan : 29, 30 November dan 1, 5, 7 Desember 2007

Pada pelaksanaan penelitian pendahuluan ini dilakukan observasi terhadap

penentuan kelas yang akan dijadikan kelas penelitian dan observasi

terhadap kegiatan belajar mengajar matematika di kelas penelitian. Hal ini

dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang akan

diberikan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

b. Tes penelitian pendahuluan

Waktu pelaksanaan : 8 Desember 2007

Tes penelitian pendahuluan ini merupakan ulangan harian siswa pada

materi sebelumnya. Tes ini dilaksanakan untuk mengukur kemampuan

siswa terhadap materi yang dipelajari. Hasil tes ini akan menjadi masukan

bagi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran selanjutnya.

2. Kegiatan Penelitian

a. Siklus I

1) Kegiatan 1 : Perencanaan tindakan siklus I

Waktu pelaksanaan : 10 – 21 Januari 2008

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah

pembuatan rencana pembelajaran dan scenario pembelajaran yang

akan disajikan dalam materi penelitian kegiatan siklus I dengan

menggunakan metode sosiodrama. Pada kegiatan ini peneliti juga

mempersiapkan aktivitas-aktivitas apa saja yang akan dilakukan

selama proses pembelajaran dengan metode sosiodrama.

2) Kegiatan 2 : Pelaksanaan tindakan

Waktu pelaksanaan: 14 - 15 Februari 2008

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan scenario

dan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam tahap ini peneliti

bertindak sebagai observer yang mengamati seluruh aktivitas siswa

Page 45: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

selama proses pembelajaran. Yang bertindak sebagai penyampai

materi dengan metode sosiodrama adalah guru matematika yang

mengajar di kelas tersebut. Yang akan membahas materi pehitungan

untung – rugi, perhitungan persentase untung dan persentase rugi.

3) Kegiatan 3 : Pelaksanaan tes akhir siklus I

Waktu pelasanaan : 21 Februari 2008

Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan tes akhir siklus I

kepada seluruh siswa kelas VII.5. Hasil tes tersebut akan digunakan

untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa.

4) Kegiatan 4 : Wawancara

Waktu pelaksanaan : 26 Februari 2008

Kegiatan penyebaran format wawancara dilakukan setelah selesai

diadakan tes akhir siklus I. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode

sosiodrama.

Setelah semua rangakaian siklus I selesai, selanjutnya dilakukan

analisis dan refleksi.hal ini dilakukan memperoleh masukan untuk

tindakan siklus selanjutnya.

b. Siklus II

1) Kegiatan 1 : Perencanaan tindaklan siklus II

Waktu pelaksanaan : 15, 16 Februari 2008

Kegiatan yang dilakukan adalah perencanaan tindakan yaitu membuat

scenario dan rencana pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II

dengan menggunakan sosiodrama.

2) Kegiatan 2 : Pelaksanaan tindakan

Waktu pelaksanaan : 22 – 28 Februari 2008

Kegiatan yang dilakukan adalah pelaksanakan scenario dan

perencanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Materi yang

disajikan adalah rabat, bruto, tara, netto, dan bunga bank.

Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti akan membagi siswa dalam

beberapa kelompok. Kelompok-kelompok tersebut akan diberikan satu

Page 46: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

permasalahan yang berbeda yang akan mereka sajikan dalam bentuk

sisiodrama.

3) Kegiatan 3 : Pelaksanaan tes akhir siklus II

Waktu pelakasanaan : 29 Februari 2008

Kegiatan yang dilaksanakan adalah melakukan tes akhir siklus II

kepada seluruh siswa kelas VII.5. hasil tes tersebut akan digunakan

untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa.

4) Kegiatan 4 : Wawancara

Waktu pelaksanaan : 2 Maret 2008

Format pertanyaan diberikan kepada siswa yang telah dipilih untuk

mengetahui tanggapan dan pendapat siswa tentang metode yang

digunakan.

Analisis dan refleksi siklus II kembali dilakukan untuk menilai

pelakasanaan metode dengan menggunakan metode sosiodrama.

Refleksi ini dilakukan untuk menilai apakah pelaksanaan penelitian

tindakan ini telah dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pelajaran

matematika atau masih terdapat kekurangan.

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan.

Penelitian ini mengungkapkan masalah rendahnya motivasi siswa dalam

belajar matematika. Dengan memanfaatkan teori-teori yang ada sebagai bahan

pendukung, dilakukan penelitian tindakan yang aplikatif yaitu pembelajaran

dengan menggunakan metode sosiodrama. Penerapan teknik ini dilakukan

berdasarkan asumsi bahwa motivasi belajar akan meningkat setelah diterapkan

metode tersebut.

Pada penelitian ini diupayakan untuk memberikan solusi terhadap masalah

yang dihadapi, yakni termotivasinya siswa dalam belajar matematika. Dengan

pemberian metode sosiodrama dalam pembelajaran matematika diharapkan

dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga hasil belajar

siswapun dapat meningkat.

Page 47: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

G. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa:

a. Data tes awal merupakan hasil ulangan harian siswa.

b. Data tentang aktivitas siswa merupakan hasil pengamatan pada saat

dilaksanakan tindakan, diambil dengan menggunakan lembar observasi

pada setiap siklus.

c. Data lapangan, yaitu mencatat seluruh perubahan dalam proses

kegiatan belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.

d. Data hasil belajar siswa merupakan hasil ulangan harian kepada

seluruh siswa pada setiap akhir siklus dan tes akhir belajar diakhir

penelitian.

e. Hasil wawancara dengan siswa mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki

dalam proses belajar mengajar di kelas.

f. Dokumentasi aktivitas siswa pada setiap siklus.

2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah siswa, guru dan peneliti yang

bertindak juga sebagai observer.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Intrumen pengumpulan data terdiri dari:

1. Lembar tes akhir setiap siklus dan tes hasil belajar

2. Lembar observasi pengamatan tingkah laku siswa setiap siklus

3. Angket wawancara untuk setiap siswa

4. Angket motivasi belajar siswa

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat mengeveluasi

harus valid. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam penelitian, instrument

hasil belajar terlebih dahulu diujicobakan dan mengukur validitas dan

reliabilitasnya.

Page 48: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

a. Validitas

Dalam menghitung instrument tes hasil belajar peneliti menggunakan

rumus korelasi biserial:40

bis

p

t

tM M p

S qγ

−=

bisγ : koefisien korelasi biserial

pM : rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi Item yang

dicari validitasnya

tM : rerata skor total

tS : standar deviasi dari skor total

P : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)

b. Reliabilitas

Untuk menghitung besarnya reliabilitas istrumen hasil belajar peneliti

peneliti mengguanakan rumus Kuder Richardson (K-R.20) sebagai

berikut:41

2

2111

s pqnr

n s=

− −

Keterangan :

11r : Reabilitas tes secara keseluruhan

P : proporsi subjek yang menjawab item yang benar

q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1–p) 2s

pq∑ : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

2s : varians tes

40

Suharsimi Arikunto, Dasar-DasarEvaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),

Cet. II, h. 79 41 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi…, h. 100

Page 49: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengamati

setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode

sosiodrama pada setiap siklus dan mencatat setiap kejadian yang berlangsung

pada saat pembelajaran berlangsung. Disetiap akhir siklus, peneliti

memberikan soal tes, dan format pertanyaan terbuka mengenai pendapat siswa

tentang metode sosiodrama. Peneliti juga memberikan tes hasil belajar diakhui

penelitian dan memberikan angket motivasi untuk siswa yang diisi pada setiap

elesai pembelajaran. Dan dokumentasi aktivitas siswa selama pembelajaran

dilakukan pada setiap siklus.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Pemeriksaan keabsahan atau keterpercayaan hasil temuan dari penelitian

tindakan ini menggunakan teknik tringulasi. Teknik tringulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif, sahih, dan handal

dalam penelitian ini digunakan tehnik triangulasi dan saturasi, yaitu:

1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara berbeda.

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa

dilakukan dengan mengobservasi siswa.

2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi

tentang hal yang sama. Untuk memperoleh tentang pemahaman siswa

dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan wawancara

dengan guru.

3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang

kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.

4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

Page 50: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis.

Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul.

Proses analisis data ini diawali mendata seluruh data yang ada dari berbagai

sumber, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data yang diperoleh

berupa aktivitas siswa dan data yang berupa kalimat-kalimat, diubah menjadi

kalimat yang bermakna dan ilmiah.

Proses analisis data memiliki empat tingkatan yaitu: pengumpulan data,

dimana mengumpulkan informasi-informasi berupa hasil kerja siswa, hasil

wawancara atau penelaah dokumen. Validasi, proses sinkronisasi hasil temuan

yang diperoleh. Proses tersebut dilakukan dengan mengkaji hasil temuan dari

berbagai sudut pandang dan berbagai pendapat pihak yang berkaitan.

Interpretasi, yakni kerja yang meliputi pengambilan hipotesis yang telah

divalidasikan dan tindakan mencocokkan dan menghubungkan denga teori

yang ada. Yang terakhir adalah merencanakan kembali perlakuan pada subjek

untuk mendapatkan data yang lebih baik lagi terhadap bukti-bukti yang

diperoleh.

L. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan.

Dalam penelitian tindakan ini karena keterbatasan peneliti dinilai sudah

adanya peningkatan motivasi belajar disertai dengan peningkatan hasil belajar

siswa maka penelitian dihentikan sampai dengan siklus II. Mengenai tindak

lanjutnya, akan diserahkan kepada guru yang bersangkutan untuk terus

mengembangkan metode ini dalam perencanaan tindakan selanjutnya.

Page 51: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

BAB IV

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisikan tiga hal besar yaitu deskripsi data, analisis data hasil penelitian,

dan pembahasan hasil penelitian. Deskripsi data membahas Penelitian

pendahuluan, siklus penelitian, analisis data hasil penelitian, dan pembahasan

hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

1. Penelitian pendahuluan

Pelaksanaan penelitian pendahuluan dilakukan selama enam kali

pertemuan yaitu pada tanggal 28, 30 November dan 1, 5, 7, 8 Desember 2007.

Penelitian pendahuluan ini terdiri dari lima kali tatap muka dan satu kali tes

pada pokok bahasan aljabar

Selama penelitian pendahuluan peneliti mengamati segala aktivitas siswa

selama pembelajaran tanpa bantuan observer. Adapun hasil penelitian

pendahuluan diperoleh beberapa aspek:

a. Aspek Siswa

- Tidak terdapat persiapan belajar yang dilakukan oleh siswa pada saat

pelajaran matematika akan dimulai. Hal ini ditandai masih banyak siswa

yang berada di luar kelas saat menunggu datangnya guru matematika

sambil bercanda dengan temannya.

- Hanya beberapa orang siswa yang siap memperhatikan ketika guru

menjelaskan materi pelajaran, sedangkan yang lainnya masih berbicara

dengan teman sebangkunya dan ada yang diam saja.

- Siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini

ditandai dengan kurangnya siswa yang berani menjawab soal ke depan

kelas dan sebahagian besar siswa tidak mengerti materi yang diberikan

oleh guru.

- Siswa tidak bersemangat mengikuti pelajaran matematika. Hal ini

ditunjukkan masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru ketika

Page 52: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

sedang menjelaskan materi, beberapa orang siswa malas mencatat

pelajaran dan mengantuk pada saat belajar di kelas.

- Ketika guru akan memulai pelajaran matematika, terlihat hanya beberapa

orang siswa yang mempersiapkan buku sedangkan yang lain masih ada

yang bercanda dan mengobrol dengan teman lainnya serta belum

mempersiapkan buku matematika.

b. Aspek Pembelajaran

- Proses pembelajaran pasif. Hal ini ditunjukkan dengan siswa tidak

langsung menjawab apa yang ditanya oleh guru, hanya beberapa orang

siswa yang mau maju mengerjakan soal di papan tulis tanpa ditunjuk

terlebih dahulu oleh guru sedangkan yang lain masih terlihat malu dan

takut salah, siswa tidak mau bertanya tentang materi pelajaran jika

menemui kesulitan.

Adapun hasil tes penelitian pndahuluan pada pokok bahasan operasi

hitung pada bentuk aljabar adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Tes Penelitian Pendahuluan

Interval Nilai Frekuensi Persentase

40 – 45 9 20

46 – 51 10 22,22

52 – 57 - -

58 – 63 13 28,88

64 – 69 - -

70 – 75 7 15,55

76 – 81 6 13,33

Jumlah 45 100 Keterangan: Rata-rata : 58,43

Nilai Tertinggi : 80

Nilai Terendah : 40

Siswa yang hadir : 45 orang

Siswa tidak hadir : 1 orang

Jumlah siswa : 46 orang

Sumber: Tes Penelitian Pendahuluan pada Materi Aljabar

Dari hasil penelitian pendahuluan ditemukan hasil belajar siswa rendah

dikarenakan siswa malu bertanya jika menemui kesulitan, malas mengerjakan

latihan atau tugas yang diberikan oleh guru serta semangat siswa dalam

Page 53: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

belajar sangat rendah. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu tindakan agar

motivasi belajar siswa meningkat. Dengan penerapan metode sosiodrama

diharapkan akan dapat memotivasi siswa dalam belajar dan dalam melakukan

segala aktifitas selama proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dua kali siklus. Siklus pertama terdiri dari tiga

kali pertemuan. Siklus kedua dilakukan juga tiga kali pertemuan.

Pada siklus pertama pokok bahasan yang disajikan adalah untung, rugi,

persentase untung dan persentase rugi. Pada siklus kedua., pokok bahasan

yang disajikan adalah diskon, netto, bunga bank dan pajak.

Pada masing-masing siklus ditempuh empat tahap yaitu tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.

I. Siklus pertama

a. Tahap Perencanaan

Pada siklus ini peneliti ingin melihat dan mengetahui apakah

dengan penerapan metode sosiodrama selama pembelajaran dapat

meningkatkan semangat siswa dalam belajar matematika sehingga

motivasi siswa untuk belajar matematika dapat meningkat. pada tahap

perencanaan ini peneliti menyusun rencana pembelajaran, lembar

observasi, dan angket motivasi.

b. Tahap pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus satu ini dimulai pada kamis, 14 Februari

2008. Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu dua jam pelajaran

dengan 40 menit untuk setiap jam pelajaran. Terdapat satu orang yang

tidak hadir pada pertemuan ini, karena sakit. Dalam melakukan

penelitian ini, guru sebagai penyampai materi sekaligus mengamati

aktivitas siswa dan peneliti sebagai observer yang mengamati aktivitas

siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan informasi segala aktivitas dan perubahan yang terjadi pada

siswa ketika pembelajaran berlangsung.

Page 54: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Pembelajaran dimulai dengan guru memberikan penjelasan tentang

sosiodrama dan memberikan gambaran seperti apa sosiodrama yang

akan dilakukan di kelas. Guru menyajikan materi untung dan rugi, dan

kemudian menjelaskan tentang materi yang akan disosiodramakan.

Kemudian menunjuk siswa yang akan melakukan sosiodrama dan

memberi kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa

menit sebelum mereka memainkan peranannya. Guru juga membimbing

siswa yang ingin melakukan sosiodrama untuk memahami masalah

terlebih dahulu, selanjutnya melakukan sosiodrama di depan kelas.

Siswa yang telah ditentukan memainkan peranannya di depan kelas.

Gambar I. Aktivitas siswa melakukan sosiodrama

Para siswa hanya melihat temannya yang sedang berakting tanpa

ikut aktif terlibat. Hal ini dikarenakan aktor yang melakukan peran di

depan kelas suaranya kecil dan guru kembali berulang-ulang kali

memberitahukan kepada aktor untuk lebih serius dalam berperan.

Bahasa yang digunakan oleh actor adalah bahasa sehari-hari, sesuai

dengan materi yang dibahas yaitu untung-rugi, mereka juga berdialog

layaknya seorang penjual dan pembeli.

Aktivitas mencatat dilakukan semua siswa ketika sosiodrama sedang

berlangsung, karena jika mereka tidak mencatat mereka tidak akan tahu

permasalahan apa yang sedang dibahas.

Page 55: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Guru memotong sosiodrama ketika sosiodrama dianggap sudah

tidak kondusif. Guru menjelaskan tentang apa yang telah

disosiodramakan dan menarik kesimpulan bersama-sama dengan siswa.

Kemudian peneliti membagikan kuisioner kepada siswa untuk langsung

diisi. Pertemuan pertama banyak siswa yang masih bingung dengan

pembelajaran menggunakan sosiodrama. Siswa mengalami kesulitan

dalam berdialog, dan selalu bertanya pada guru apa yang harus mereka

bicarakan.

Pertemuan kedua belajar mengajar dilaksanakan Jum’at, 18

Februari 2008. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah

mengenai persentase untung dan persentase rugi.

Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan materi yang

akan disosiodramakan, dimana guru memberikan kesempatan siswa

untuk mengajukan dirinya secara suka rela untuk melakukan sosiodrama

di depan kelas. Pertemuan kali ini lima orang siswa maju untuk

melakukan sosiodrama. Para siswa yang siap untuk bersosiodrama,

mulai berisik memikirkan jalan cerita dan dialog yang akan mereka

sajikan.

Pada awal-awal mereka juga takut untuk memulai sosiodrama,

kemudian terlihat lebih bersemangat dalam berperan di depan kelas.

Para audiens juga mulai aktif menanggapi persoalan yang sedang

dibahas oleh para actor. Siswa banyak memanfaatkan keadaan ketika

sosiodrama sedang berlangsung untuk berpindah-pindah tempat duduk.

Audiens juga mencatat permasalahan yang sedang

disosiodramakan, tapi juga terlihat siswa yang hanya duduk diam saja.

Dalam hal ini guru juga berperan sebagai sutradara, yang sekali-kali

dapat memotong jalannya sosiodrama ketika jalan cerita mulai tidak

sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Guru memotong sosiodrama

ketika sosiodrama sudah tidak pada permasalahan yang dibahas, dan

menjelaskan kembali kepada pelaku tentang permasalahan yang

seharusnya mereka lakukan. Setelah sosiodrama terlaksana, guru beserta

Page 56: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

siswa membahas materi yang telah disajikan tadi, dan bersama-sama

menarik kesimpulan mengenai materi yang disosiodramakan.

Kemudian peneliti memberikan kuisioner motivasi untuk diisi

langsung oleh siswa.

Gambar 2. Aktivitas siswa mengisi angket

Siklus I berakhir pada kamis, 21 Februari 2008. guru

memberikan soal tes kepada seluruh siswa kelas VII.5 sebanyak lima

soal dalam bentuk essay. Tes tersebut dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat pemahaman materi yang telah diajarkan dalam dua kali

pertemuan.

Selasa, 26 Februari 2008 pada saat jam istirahat peneliti

melakukan wawancara dengan beberapa orang siswa yang dipilih dari

kelas tinggi, sedang dan rendah. Wawancara ini dilakukan untuk

mendapatkan informasi yang lebih valid mengenai pendapat siswa

tentang penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran

matematika.

Setelah siklus pertama selesai terlaksana maka pada tahap refleksi

dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan

metode soisodrama yang telah dilakukan pada siklus I

menggambarkan kurangnya keinginan siswa untuk ikut aktif dalam

menyelesaikan setiap masalah yang disajikan dalam sosiodrama.

Page 57: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Untuk itu pada siklus selanjutnya siswa akan diberikan kesempatan

maju bagi mereka yang belum pernah melakukan sosiodrama.

Banyaknya siswa yang berpindah tempat duduk ketika sosiodrama sedang

berlangsung, hal ini dimanfaatkan siswa bukan untuk memperhatikan

sosiodrama tapi untuk ngobrol dengan teman. Untuk siklus kedua

pembelajaran akan dilakukan dengan bekelompok, agar setiap siswa

cukup duduk dengan kelompoknya masing-masing.

Untuk lebih meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam

pembelajaran, pada siklus kedua siswa yang belum pernah melakukan

sosiodrama, akan ditunjuk oleh guru untuk berperan dan mereka dapat

memilih permasalahan apa yang menurut mereka mudah untuk

disosiodramakan sehingga mereka berani untuk berperan didepan kelas.

Berdasarkan pengamatan selama kegiatan siklus I dapat dikemukan bahwa

motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode

sosiodrama perlu ditingkatkan kepada siswa untuk lebih berusaha aktif

dalam setiap pembelajaran.

II. Siklus Kedua

Pembelajaran matematika pada siklus kedua dimulai pada Jum’at,

22 Februari 2008. Pokok bahasan yang disajikan adalah diskon, netto,

bunga bank dan pajak.

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan dimulai dengan membuat rencana pembelajaran

untuk tiap pertemuan, menyiapkan soal tes siklus kedua, soal tes akhir

pembelajaran dan lembar observasi. Materi yang akan dibahas pada siklus

kedua ini mengenai diskon, netto, bunga bank dan pajak.

Pada siklus ini tiap kelompok diberikan satu masalah untuk mereka

sosidramakan. Peneliti ingin mengetahui apakah motivasi siswa dapat

lebih meningkat dari siklus I dengan pemberian materi pada setiap

kelompok untuk disosiodramakan.

Page 58: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran matematika pada siklus kedua, guru mengawali

dengan mengabsen. Siswa yang tidak hadir satu orang tanpa keterangan.

Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama siklus kedua adalah

diskon, netto, bruto, tara.

Pembelajaran dimulai dengan terlebih dahulu membagi kelompok ke

dalam 4 kelompok. Kelompok ditentukan menurut barisan masing-masing

yang terdiri dari 4 baris. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan

disosiodramakan. Kelompok satu diminta untuk menentukan siapa yang

akan melakukan peranannya di depan kelas. Kali ini guru tidak memotong

sosiodrama karena dianggap sudah bagus.

Pada saat sosiodrama sedang berlangsung, antara actor dengan actor

yang lain melakukan kerjasama yang baik. Audiens juga turut serta dalam

memecahkan masalah yang dibahas kejadian tersebut dapat terlihat dari

penuturan siswa berikut ini:

Siswa A4 yang sedang melakukan peran bertanya pada audiens, A4:

“Penonton, kalau harganya Rp70.000,00 dapat diskon 50%, jadi berapa?”

C3 sebagai audiens langsung menjawab, “Rp35.000,00.”

Guru dan para audiens memberikan tepuk tangan setelah sosiodrama

selesai. Aktivitas siswa dalam memperhatikan guru dalam menjelaskan

dan memperhatikan temannya yang sedang bersosiodrama sangat bagus.

Aktivitas mencatat dilakukan semua siswa ketika sosiodrama sedang

berlangsung.

Setelah sosiodrama selesai, guru dan siswa sama-sama berdiskusi

tentang materi yang disosiodramakan, dan perwakilan dari kelompok satu

diminta untuk maju kedepan untuk menyampaikan kesimpulan tentang

materi yang telah disosiodramakan.

Page 59: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Gambar 3. Aktivitas siswa ketika berdiskusi menentukan peran

Guru kembali menjelaskan materi kedua. Kali ini kelompok tiga

mempersiapkan siswa yang akan maju. Ada 4 orang siswa yang maju pada

materi netto yang disosiodramakan. Para actor kali ini berperan dengan

menggunakan bahasa betawi. Para audiens menyaksikan peran actor

sambil tersenyum dan ada yang mengantuk. Audiens juga sangat

interaktif. Antara actor dapat bekerjasama dalam melakukan sosiodrama.

Gambar 4. Aktivitas siswa melakukan sosiodrama

Ketika sosiodrama selesai, guru kembali mendiskusikannya dengan

siswa, dan perwakilan dari kelompok tiga maju kedepan untuk

mempresentasikan kesimpulan tentang materi yang disosiodramakan.

Setelah selesai, peneliti membagikan kuisioner motivasi untuk di isi

langsung oleh siswa.

Kamis, 28 Februari 2008 pelaksanaan belajar mengajar untuk kedua

kalinya pada siklus kedua dilakukan. Pada pertemuan kali ini 1 orang

tidak masuk dan tanpa keterangan. Pembelajaran dimulai langsung oleh

Page 60: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

guru dengan menceritakan materi yang harus disosiodramakan. Materi

yang dibahas adalah bunga bank dan pajak. Kali ini 2 kelompok maju

secara bersamaan pada satu materi. Mereka terlihat bergitu antusias,

sehingga suasana kelas menjadi berisik dan tak terkendali. Guru langsung

mengambil alih kelas agar siswa yang telah ditunjuk kelompoknya untuk

berperan, segera melakukan sosiodrama.

Ketika sosiodrama sedang berlangsung, guru 2 kali memberhentikan

jalannya sosiodrama, pertama karena suara mereka sangat kecil sehingga

tidak dapat didengar dan kedua karena ada beberapa actor yang masih

sangat gugup dalam berperan di depan kelas.

Gambar 5. Aktivitas siswa memperhatikan teman yang bersosiodrama

Dalam melakukan peran kali ini, tidak semua aktor maju secara

bersamaan. Mereka telah mengaturnya dengan sebaik mungkin sesuai

dengan peran masing. Aktor yang maju dari kedua kelompok ada delapan

orang. Aktor dan audiens juga sama-sama bekerjasama dalam

memecahkan permasalahan yang dibahas, hal ini terlihat dari dialog

berikut ini:

F1 : “Bapak udah nabung selama 1 tahun. Uang bapak sebelumnya

Rp1.000.000,00, di tambah bunga 12% setahun. Jadi uang bapak ……..

(bertanya kepada audiens). “Penonton, uang satu juta, di tambah bunga

12% jadi berapa?”

Siswa langsung menghitung, beberapa menit kemudian ada yang

menjawab, A4 : “Uangnya jadi Rp1.120.000,00”

Page 61: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Audien beserta guru memberikan tepuk tangan kepada para actor

yang telah berperan. Sosiodrama terakhir selesai dilaksanakan, guru

langsung menjelaskan contoh soal yang akan dibahas sama-sama dengan

siswa. Perwakilan dari masing-masing kelompok maju kedepan untuk

mempresentasikan kesimpulan materi yang telah mereka perankan tadi.

Pada saat sosiodrama sedang berlangsung, guru dua kali memberhentikan

sosiodrama, pertama saat G5 berdialog dengan suara kecil dan kedua

ketika F1 terlihat gugup saat berdialog dengan sesama actor. Pertemuan

terakhir pembelajaran dengan metode sosiodrama, siswa sangat aktif.

Antara actor juga terlihat kerja sama yang baik dalam melakukan

perannya. Siswa yang ketika pembelajaran tidak menggunakan sosidrama

hanya diam saja, kali ini menjadi aktif terlibat dan berperan di depan

kelas.

Setelah sosiodrama selesai, guru dan siswa sama-sama berdiskusi

tentang materi yang disosiodramakan, dan perwakilan dari kelompok dua

dan perwakilan dari kelompok empat diminta untuk maju kedepan untuk

menyampaikan kesimpulan tentang materi yang telah disosiodramakan

yaitu tentang materi bunga bank dan pajak. Guru menutup dengan dengan

menyampaikan bahwa hari ini merupakan hari terakhir pembelajaran

menggunakan metode sosiodrama. Kemudian observer untuk terakhir

kalinya membagikan kuisioner motivasi dan langsung di isi oleh siswa.

Pertemuan ketiga Jum’at, 29 Februari 2008 merupakan pelaksanaan

tes siklus kedua. Guru membagikan soal tes kepada seluruh siswa kelas

VII.5 sebanyak lima soal dalam bentuk essay. Soal yang dibuat

disesuaikan dengan materi yang telah dibahas pada saat pelaksanaan siklus

kedua. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada peningkatan

hasil belajar antara siklus pertama dengan siklus kedua.

Setelah siklus kedua selesai dilaksanakan, peneliti beserta guru

melakukan refleksi. Berdasarkan hasil observasi pada siklus kedua

diperoleh hasil bahwa bertambahnya keinginan siswa untuk ikut aktif

dalam menyelesaikan masalah yang disajikan dengan sosiodrama

Page 62: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

menandakan antusias siswa dalam melaksanakan sosiodrama begitu

tinggi. Pelaksanaan sosiodrama dengan pembentukan kelompok,

memberikan kesempatan bagi siswa yang belum pernah maju untuk

berperan di depan kelas. Pelaksanaan sosiodrama memang membuat

suasana kelas menjadi berisik dan banyak siswa yang jalan-jalan tidak

duduk di tempatnya masing-masing. Sehingga kadang-kadang susah untuk

membuat suasana kelas menjadi kondusif kembali.

Beragamnya kemampuan siswa dalam melakukan sosiodrama

menghasilkan dialog yang beraneka ragam dan kadang tidak ada

keseragaman bicara antara satu actor dengan actor yang lain. Penjelasan

materi dengan diskusi dan kemudian di presentasikan, lebih membuat

siswa mengerti tentang materi yang disosiodramakan.

Secara umum dapat dikatakan penerapan metode sosiodrama untuk

meningkatkan motivasi belajar matematika siswa khususnya pada subjek

penelitian sudah tercapai dan tidak dilanjutan ketahap selanjutnya.

3. Hasil Pelaksanaan Penelitian

Dilihat dari indikator yang ada dibab II, maka dapat di deskripsikan

pencapaian motivasi dari setiap siklus yaitu sebagai berikut:

a. Tekun Menghadapi Tugas

Pada awal pelaksanaan siklus pertama, siswa masih banyak yang tidak

memperhatikan gururnya. Kamis 14 Februari 2008, suasana kelas sangat

ribut. Karena baru mencoba metode ini, siswa sangat kesulitan dalam

menyampaikan materi yang dibahas, sehingga guru harus berulang-

ulang kali memberitahu tentang bagaimana proses sosiodrama yang

seharusnya terlaksanakan.

Aktivitas siswa ketika guru menjelaskan sosiodrama mereka

mendengarkan dengan seksama. Ketika guru menunjuk siswa yang

harus maju, mereka keberatan dengan alasan takut, belum bisa, siswa

terlihat sangat tegang, siswa A7: ”Gak bisa pak, malu”. Hal ini wajar

terjadi mengingat metode sosiodrama belum pernah diterapkan dalam

Page 63: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

pembelajaran matematika. Siswa berulang-ulang kali bertanya dialog

seperti apa yang harus mereka bicarakan, A4:” Pak, gimana sih

mulainya, trus ngomongnya gimana?”. Guru kembali memberikan

motivasi bahwa mereka bisa berdialog dengan bahasa yang ingin mereka

ucapkan sehari-hari. Mereka memberikan alasan takut, malu dan tidak

bisa. Hal ini menunjukkan siswa belum tekun dalam menghadapi tugas

yang diberikan guru.

Pada pelaksanaan sosiodrama disiklus kedua, baru terlihat siswa begitu

antusias saat diberi tugas untuk melakukan sosiodrama. Siswa secara

berkelompok menyelesaikan tugas yang diberi guru dengan sangat

tekun.

b. Ulet Menghadapi Kesulitan

Pelaksanaan sosiodrama dimulai dengan diceritakannya masalah yang

akan disosiodramakan. Pada siklus pertama ada 3 orang siswa yang

bersedia melakukan sosiodrama di depan kelas. Hal ini menunjukkan

keuletan untuk menghadapi masalah yang belum pernah dilakukannya

sebelumnya. Pada siklus kedua siswa yang belum pernah maju

sebelumnya juga ikut melakukan sosiodrama, mereka mulai

menunjukkan untuk bisa menyelesaikan masalah sosiodrama.

c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah

Pertemuan pertama siklus pertama, hanya 3 orang siswa yang

menunjukkan minatnya terhadap sosiodrama. Pertemuan kedua, Jum’at

15 Februari 2008, ketika guru dan peneliti masuk dalam kelas, suasana

kelas sangat tenang. Guru memulai dengan menjelaskan tujuan

pembelajaran dan menceritakan tentang materi yang akan

disosiodramakan. Semua siswa memperhatikan guru dalam menjelaskan

sosiodrama. Kali ini siswa ada yang ditunjuk dan ada yang dengan

sukarela mengajukan dirinya untuk melakukan sosiodrama, terlihat

banyak siswa yang juga ingin melakukan sosiodrama. Pertemuan kali ini

lima orang siswa maju untuk melakukan sosiodrama. Para siswa yang

Page 64: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

siap untuk bersosiodrama, mulai berisik memikirkan jalan cerita dan

dialog yang akan mereka sajikan.

Pada awal-awal mereka juga takut untuk memulai sosiodrama,

kemudian terlihat lebih bersemangat dalam berperan di depan kelas.

Para audiens juga mulai aktif menanggapi persoalan yang sedang

dibahas oleh para actor.

Berbeda dengan siklus I, pembelajaran pada siklus kedua, siswa sudah

mulai aktif. Siswa kelihatan sangat antusias dalam memulai

pembelajaran. Hal ini juga membuat guru sangat rileks dalam

menyampaikan permasalahan yang akan disosiodramakan. Suasana

kelas tidak ribut saat pembagian kelompok karena pembagian kelompok

ditentukan perbaris. Kelompok yang mendapat tugas untuk melakukan

sosiodrama tidak ada yang mengungkapkan keluhannya bahwa mereka

takut dan malu dalam bersosiodrama, siswa terlihat antusias dalam

berdiskusi dengan teman kelompoknya. Siswa mulai menunjukkan

minatnya terhadap permasalahan yang diceritakan oleh guru untuk

disosiodramakan.

d. Lebih Senang Bekerja Mandiri

Pada pembelajaran dengan sosiodrama, siswa bekerja sama dalam

melakukan peran di depan kelas. Pada siklus kedua, pembelajaran dibagi

perkelompok. Setiap kelompok yang telah diberikan permasalahan oleh

guru bekerja sama dengan baik untuk tampil melakukan sosiodrama. Hal

ini menunjukkan mereka bekerja mandiri untuk bisa menyelesaikan

masalah dan melakukan sosiodrama.

e. Cepat Bosan Pada Tugas-tugas rutin

Siswa yang memiliki nilai rata-rata yang tinggi terlihat cepat bosan pada

tugas-tugas rutin. Yang mungkin juga terjadi pada siswa lain. Pada

observasi pendahuluan sebelum diterapkan sosiodrama, guru selalu

mengajar dengan menggunakan metode ceramah. Saat sosiodrama

diterapkan pada beberapa pertemuan, semangat siswa dalam belajar

terlihat semakin meningkat. Hal ini menunjukkan siswa yang memiliki

Page 65: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

motivasi dalam belajar cepat bosan pada tugas-tugas rutin. Karena

membuat mereka menjadi tidak kreatif dalam menyelesaikan masalah

matematika.

f. Dapat Mempertahankan Pendapatnya

Siswa yang melakukan sosiodrama ke depan kelas mempunyai

kreativitas masing-masaing dalam mengungkapkan masalah yang

dibahas dalam bentuk sosiodrama. Saat guru bertanya pada siswa

bagaimana pelaksanaan sosiodrama, masing – masing siswa mempunyai

pendapat yang berbeda-beda.

g. Tidak Mudah Melepaskan Hal yang Diyakini

Pada setiap akhir pertemuan siklus kedua, masing-masing kelompok

mengutus perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan

kesimpulan dari materi yang disosiodramakan. Setiap kelompok

mempunyai kesimulan sendiri-sendiri dan mereka merasa yakin apa

yang mereka presentasikan.

h. Senang Mencari dan Memecahkan Masalah Soal-soal

Suatu masalah biasanya memuat situasi yang mendorong seseorang

untuk menyelesaikan, akan tetapi tidak tau secara langsung apa yang

harus dikerjakan untuk menyelasaikan masalah tersebut. Jika suatu

masalah diberikan kepada seorang anak tersebut dan anak tersebut

Lngsung mengetahui cara menyelesaikannya dengan benar, maka soal

tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah.

Pada siklus pertama sudah terlihat siswa yang suka memecahkan

masalah sosiodrama tapi hanya beberapa orang saja. Pada pembelajaran

siklus kedua siswa sudah banyak yang antusias dalam memecahkan

masalah yang harus disosiodramakan. Aktor dan audiens juga sama-

sama bekerjasama dalam memecahkan permasalahan yang dibahas, hal

ini terlihat dari dialog berikut ini: F1 : “Bapak udah nabung selama 1

tahun. Uang bapak sebelumnya Rp1.000.000,00, di tambah bunga 12%

setahun. Jadi uang bapak …….. (bertanya kepada audiens). “Penonton,

uang satu juta, di tambah bunga 12% jadi berapa?”

Page 66: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Siswa langsung menghitung, beberapa menit kemudian ada yang

menjawab, A4 : “Uangnya jadi Rp1.120.000,00”

Berdasarkan hasil observasi pada siklus kedua diperoleh hasil bahwa

bertambahnya keinginan siswa untuk ikut aktif dalam menyelesaikan

masalah yang disajikan dengan sosiodrama menandakan antusias siswa

dalam melaksanakan sosiodrama begitu tinggi. Pelaksanaan sosiodrama

dengan pembentukan kelompok, memberikan kesempatan bagi siswa

yang belum pernah maju untuk berperan di depan kelas

Pertemuan ketiga, Jum’at, 29 Februari 2008, merupakan pelaksanaan tes

siklus kedua. Siswa mengerjakan tes dengan seksama dan suasana kelas

ketika tes berlangsung sangat kondusif. Pada akhir pertemuan, A4

bertanya “Pak, minggu depan kita belajar kayak gini lagi nggak?”, Guru:

“Minggu depan kita belajar seperti biasa.”, E2 “Yah pak, kayak gini lagi

dong. Semangat nih.”. Guru hanya tersenyum, hal ini menandakan siswa

sangat antusias belajar dengan menggunakan metode sosiodrama.

B. Analisis Data Hasil Penelitian

Bagian ini menjelaskan analisis data hasil penelitian yang meliputi. Perolehan

Skor Motivasi Belajar, dan hasil belajar siswa.

1. Perolehan Skor Motivasi Belajar

Dalam perolehan skor, dikategorikan menjadi tiga, yaitu siswa yang mendapat

skor tinggi, skor sedang, dan skor rendah.

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh skor antara 1

dan 6 disebut skor rendah, siswa yang memperoleh skor antara 6 dan 12

disebut skor sedang dan siswa yang memperoleh skor antara 12 dan 17

disebut skor tinggi.

1 6 12 17

Rendah Sedang Tinggi

Page 67: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

a. Perolehan Skor Siklus Pertama

Tabel 2: Perolehan skor motivasi siswa siklus kedua

Kategori Jumlah Siswa yang

memperoleh skor

Skor Tinggi 27

Skor Sedang 14

Skor Rendah 5

Jumlah 46

Berdasarkan tabel di atas perolehan skor selama dua kali pertemuan

pada siklus I terlihat cukup baik, karena siswa yang mendapat motivasi rendah

ada 5 orang. Yang memperoleh skor motivasi sedang sebanyak 14 orang dan

yang mendapatkan skor tinggi ada 27 orang. Perolehan skor motivasi ini

menunjukkan motivasi siswa pada siklus satu masih perlu ditingkatkan lagi.

b. Perolehan Skor Siklus kedua

Tabel 3. Perolehan total skor motivasi siswa pada kegiatan siklus kedua

Kategori Jumlah Siswa yang

memperoleh skor

Skor Tinggi 29

Skor Sedang 15

Skor Rendah 2

Jumlah 46

Berdasarkan tabel di atas perolehan skor motivasi tertinggi meningkat

pada siklus kedua, dan perolehan skor terendah yaitu 2 orang. Perolehan skor

sedang berjumlah 15 orang dan perolehan skor tinggi meningkat menjadi 29

orang.

Page 68: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus pertama digambara sebagai berikut.

a. Hasil Belajar Siklus I

Hasil belajar siswa selama siklus I diperoleh seperti tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I

Interval Nilai Frekuensi Persentase

40 – 48 6 13,64

49 – 57 -

58 – 66 21 47,73

67 – 75 9 20,45

76 – 84 6 13,63

85 – 93 -

94 – 102 2 4,55

Jumlah 45 100 Keterangan: Rata-rata : 62,63

Nilai Tertinggi : 100

Nilai Terendah : 40

Siswa yang hadir : 44 orang

Siswa tidak hadir : 2 orang

Jumlah siswa : 46 orang

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mendapatkan nilai sesuai dengan

SKBHM meningkat. Pada tes pendahuluan ada 25 siswa yang mendapatkan

nilai sesuai standar SKBHM, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 38

orang. Dengan perincian siswa yang mendapat nilai 58 – 66 sebanyak 21

orang (47,73%), siswa yang mendapat nilai 67 – 75 sebanyak 9 orang

(20,45%), siswa yang mendapat nilai 76 – 84 sebanyak 6 orang (13,63%) dan

siswa yang mendapat nilai 94 – 100 sebanyak 2 orang (4,55%). Ini

menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan penelitian

pendahuluan.

b. Hasil Belajar Siklus Kedua

Hasil belajar siswa pada siklus kedua ini diperoleh dari tes siklus pada

pertemuan keenam. Hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 69: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Tabel 5. Hasil belajar siswa pada siklus kedua

Interval Nilai Frekuensi Persentase

60 – 65 11 25

66 – 71 8 18,18

72 – 77 - -

78 – 83 13 29,55

84 – 89 - -

90 – 95 5 11,36

96 – 101 7 15,91

Jumlah 44 100 Keterangan: Rata-rata : 77,77

Nilai Tertinggi : 100 Nilai Terendah : 60

Siswa yang hadir : 44 orang

Siswa tidak hadir : 2 orang

Jumlah siswa : 46 orang

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan informasi bahwa nilai rata-rata kelas

pada siklus kedua mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan rata-rata

kelas pada siklus I. Rata-rata perolehan nilai pada siklus kedua adalah 77,77

sedangkan nilai rata-rata pada siklus I adalah 62,63. pada siklus kedua seluruh

siswa mendapatkan nilai yang sesuai dengan SKBHM. Hal ini menunjukkan

adanya peningkatan yang cukup berarti karena siswa mendapatlan nilai yang

memenuhi standar ketuntasan belajar dan bisa dikatakan tuntas dalam belajar.

11 orang (25%) siswa berada dalam interval nilai 60 – 65, siswa yang

mendapat nilai 66 – 71 sebanyak 8 orang (18,18%), siswa yang mendapat

nilai 78 – 83 sebanyak 13 orang (29,55%), siswa yang mendapat nilai 90 – 95

sebanyak 5 oarang (11,36%), dan siswa yang mendapat nilai 96 – 101

sebanyak 7 orang (15,91%). Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai

sesuai dengan SKBHM sebanyak 38 orang. Ini menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar pada siklus kedua dibandingkan dengan siklus I.

Oleh karena itu penelitian ini cukup sampai pada siklus kedua dan tidak

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Page 70: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

C. Hasil Wawancara Siswa

� Wawancara Siklus Pertama

Pada tanggal 26 Februari 2008, peneliti mewawancarai 3 orang siswa yang

merupakan perwakilan dari kelas penelitian. Berikut ini beberapa pertanyaan

dan jawabannya yang peneliti ajukan kepada 3 orang siswa:

Pertanyaan yang diajukan:

a) Jelaskan pendapatmu tentang penggunaan metode sosiodrama dalam

belajar!

b) Dengan menggunakan metode ini apakah pelajaran matematika menjadi

lebih menyenangkan?

c) Apakah guru lainnya pernah menggunakan metode seperti ini

sebelumnya?

d) Apakah kamu merasa tertantang untuk maju kedepan memerankan yang

diceritakan guru?

e) Apakah dengan penggunaan metode ini membuat kamu brsemangat dalam

belajar matematika? Jelaskan!

f) Bagaimana menurutmu, apakah teman-teman kamu juga dapat menerima

metode belajar seperti ini? Jelaskan!

• Siswa pertama adalah siswa yang memiliki rata-rata kelas tertinggi dan

memiliki skor motivasi yang tinggi

Mengaku senang belajar dengan menggunakan metode sosiodrama karena jadi

menambah wawasan. Belajar matematika menjadi lebih menyenangkan

dengan sosiodrama. Guru lain belum pernah menggunakan metode

sosiodrama. Merasa tertantang untuk maju berperan kedepan. Dengan

sosiodrama belajar lebih bersemangat karena belajar tidak jenuh. Teman-

teman juga senang dengan metode seperti ini

• Siswa kedua adalah siswa yang memiliki skor motivasi sedang

Mengaku suka belajar dengan sosiodrama karena tidak bosan. Belajar

matematika jadi lebih menyenangkan. Belum ada guru yang mengajar seperti

ini. merasa tertantang ingin maju. Belajar lebih bersemangat karena

menyenangkan. Teman-teman senang dengan metode ini

Page 71: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

• Siswa ketiga adalah siswa yang memiliki skor terendah

Mengaku suka belajar dengan sosiodrama karena sambil bermain. Belajar jadi

menyenangkan. Tidak ada guru yang mengajar seperti ini. Tidak ingin maju.

Belajar lebih menyenangkan karena tidak cepat jenuh. teman-teman ada yang

tidak suka dengan metode ini

Dari hasil wawancara di atas, terlihat secara keseluruhan bahwa semangat

siswa terhadap pelajaran matematika dengan menggunakan metode

sosiodrama cukup baik. Mereka mempunyai semangat untuk tetap

meningkatkan prestasinya.

� Wawancara Siklus Kedua

Pada tanggal 3 Maret 2008, peneliti kembali melakukan wawancara

terhadap 3 orang siswa. Berikut ini hasil wawancara dengan 3 orang

siswa:

Pertanyaan yang diajukan:

1. Bagaimana menurutmu pembelajaran sosiodrama dengan berkelompok?

2. Apakah kamu melakukan kerjasama yang baik dengan anggota

kelompokmu?

3. Apakah dengan berkelompok masalah matematika lebih mudah

diselesaikan?

4. Apakah pembelajaran sosiodrama dengan berkelompok membuat kamu

lebih bersemangat?

5. Apakah seluruh anggota kelompokmu ikut memecahkan masalah yang

disosiodramakan?

• Siswa pertama adalah siswa yang memiliki skor motivasi tinggi

Siswa pertama mengaku sosiodrama dengan berkelompok lebih asyik karena

banyak teman. Saya bekerja sama dengan baik sesama anggota kelompok.

Lebih mudah diselesaikan dengan berkelompok. Lebih bersemangat dengan

berkelompok. Mereka ikut memecahkan masalah dalam sosiodrama

• Siswa kedua adalah siswa yang memiliki skor sedang.

Siswa kedua mengaku berkelompok lebih menyenangkan karena rame.

Saya bekerja sama dengan teman kelompok. Berkelompok lebih mudah dicari

Page 72: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

penyelesaiannya. Mengaku lebih bersemangat dengan berkelompok. Teman-

teman ada yang ikut memecahkan masalah ada yang diam saja

• Siswa ketiga adalah siswa dengan skor sedang

Mengaku berkelompok lebih menyenangkan. Saya malas memecahkan

masalah. Dengan kelompok banyak teman lain yang mengerjakan. Mengaku

lebih bersemangat dengan sosiodrama. Teman-teman ikut memecahkan

masalah dan ada yang main-main.

Dari wawancara diatas, terlihat secara keseluruhan motivasi siswa

terhadap pelajaran matematika cukup baik. Mereka mempunyai semangat

untuk menyelesaikan permasalahan matematika.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini, digambarkan pembahasan hasil penelitian yang meliputi

perolehan skor motivasi, hasil belajar siswa, aktifitas siswa, pendapat siswa

terhadap pembelajaran menggunakan metode sosiodrama.

1). Perolehan skor motivasi meningkat

Dilihat perolehan skor motivasi bahwa terjadinya peningkatan dari

setiap siklus.

Tabel : Perolehan skor pada setiap siklus

Jumlah siswa yang

memperoleh skor Katagori

Siklus I Siklus II

Skor Tinggi 27 29

Skor Sedang 14 15

Skor Rendah 5 2

Jumlah 46 46

Hal ini dapat dibuktikan juga dari meningkatnya aktivitas siswa yang

terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung. Begitu juga dengan

semangat siswa yang juga meningkat seperti terlihat dari penuturan

berikut, A4 bertanya “Pak, minggu depan kita belajar kayak gini lagi

Page 73: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

nggak?”, Guru: “Minggu depan kita belajar seperti biasa.”, E2 “Yah pak,

kayak gini lagi dong. Semangat nih.”. Guru hanya tersenyum dan tidak

menanggapinya.

Melakukan sosiodrama dengan berkelompok dapat meningkatkan

semangat siswa dalam melakukan sosiodrama.

2). Hasil Belajar siswa

Meningkatnya motivasi siswa juga di dukung dengan adanya

peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus Perolehan nilai tes

siklus I dan siklus kedua dapat dilihat dilampiran.

Berikut tabel dan grafik peningkatan hasil belajar dari prapenelitian

sampai siklus kedua

Tabel 9: Hasil belajar dari prapenelitian – siklus kedua

Pendahuluan Siklus Pertama Siklus Kedua

58,43 62,63 77,77

Peningkatan Hasil Belajar

58.43

63.43

68.43

73.43

Pendahuluan Siklus I Siklus II

Tahapan Pembelajaran

Ha

sil B

ela

jar

Dilihat dari grafik dan tabel di atas perolehan nilai tes siklus ini

menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada siklus pertama rata-rata

kelas perolehan nilai tes adalah 62,63 dengan jumlah siswa yang mencapai

nilai sesuai SKBHM sebanyak 38 orang. Sedangkan pada siklus kedua

rata-rata nilai tes yang diperoleh siswa adalah 77,77 dengan jumlah siswa

yang mencapai nilai sesuai dengan SKBHM sebanyak 44 orang. Hal ini

Page 74: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa selama pembelajaran

dilakukan dengan metode sosiodrama. Peningkatan aktivitas atau motivasi

siswa dalam belajar disertai dengan peningkatan hasil belajar.

3). Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi peneliti, keaktifan siswa pada siklus I belum

terjadi peningkatan sebagaimana halnya saat penelitian pendahuluan.

Siswa hanya diam saja pada saat guru bertanya. Tidak adanya keinginan

siswa untuk maju ke depan kelas melakukan sosiodrama. Dilihat dari

lembar observasi, keaktifan siswa baru mengalami peningkatan pada

siklus kedua. Melakukan peran sesuai dengan kelompok masing-masing,

membuat beberapa siswa yang belum pernah melakukan sosiodrama, ikut

serta berperan di kelas. Pembagian kelompok dalam melakukan

sosiodrama menumbuhkan tanggung jawab antar anggota kelompok dan

dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar dan dapat

menumbuhkan semangat siswa dalam belajar sehingga motivasi belajar

siswapun meningkat. Aktivias siswa dalam bertanya dan melakukan

sosiodrama meningkat pada setiap siklus. Hal ini menunjukkan motivasi

siswa meningkat ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang juga meningkat

4). Pendapat Siswa mengenai pembelajaran dengan sosiodrama

Menganalisis data skor yang telah dibahas di atas, ada siswa yang

skornya tidak meningkat dari siklus I sampai siklus kedua. Setelah

dilakukan wawancara, ternyata siswa tersebut tidak suka pembelajaran

dengan menggunakan sosiodrama. Pada siswa yang memperoleh skor

tinggi, mereka sangat senang dengan metode sosiodrama karena tidak

terlalu jenuh, dan mereka jadi lebih memahami pelajaran dengan metode

ini. Siswa yang memperoleh skor terendah menyatakan bahwa metode

sosiodrama biasa-biasa saja, hanya saja dengan metode ini bisa membuat

mereka lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran di sekolah karena

tidak membosankan.

Page 75: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menggambarkan kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan hasil penelitian dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari semakin tingginya peran serta

siswa dalam pembelajaran, keaktifan siswa dalam pembelajaran semakin

meningkat.

2. Interaksi antara siswa meningkat, hal ini ditunjukkan dengan adanya

keaktifan siswa dalam merespon pembelajaran yang dilakukan. Di

samping itu adanya kerjasama antara pelaku dengan audiens dalam

memecahkan permasalahan yang sedang dibahas. Tambahan lagi,

pembelajaran dengan metode sosiodrama dapat menumbuhkan sikap

bersosiolisasi dan membuat siswa lebih aktif untuk terlibat langsung dalam

kegiatan pembelajaran serta siswa merasa senang, dan tidak jenuh. Siswa

tidak takut dan malu untuk aktif dalam setiap pembelajaran.

3. Penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran dapat meningkatkan

keaktifan, komunikasi, rasa tanggung jawab dan semangat antara siswa

dalam belajar matematika.

4. Hasil belajar siswa juga meningkat dibuktikan dengan adanya peningkatan

nilai tes unit pada siklus pertama dan kedua. Nilai rata-rata siswa pada tiap

siklus meniak dan berhasil mencapai nilai sesuai standar ketuntasan belajar

hasil minimum (SKBHM) yang ditetapkan sekolah di mana penelitian

dilakukan yaitu nilai rata-rata siswa pada siklus pertama sebesar 62,63

naik menjadi 77,77 pada siklus kedua.

Page 76: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberi saran sebaiknya guru

memberikan variasi mengajar dengan berbagai metode pembelajaran di

antaranya adalah penggunaan sosiodrama yang terbukti efektif dalam

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran terutama bagi mata pelajaran

matematika yang dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit.

2. Bagi kepala sekolah dan pejabat dinas pendidikan terkait, agar dapat

memberikan dorongan dan pelatihan kepada guru dalam pengembangan

penggunaan metode sosiodrama pada mata pelajaran matematika.

3. Hasil penelitian ini sebaiknya dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut

dalam meneliti penggunaan sosiodrama pada mata pelajaran matematika

dan juga mata pelajaran lain sebagai pengembangan teori lebih lanjut.

Page 77: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II 2006

Arikunto,Suharsimi, Dasar-DasarEvaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

2001

Asnawir, M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

Rineka Cipta, Cet. Ke 2, 2002.

E. T. Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua, Guru dan

SPG, Bandung: Tarsito, Cet. I, 1980.

Hamalik, Oemar, Proses Balajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II, 2003.

Ismail, dkk., Kapita Selecta Pembelajaran Matematika, Jakarta: Unuversitas

Terbuka, Cet. I, 1998.

K. Davies, Ivor, Pengelolaan Belajar, Jakarta: CV. Rajawali Pers, Cet. II, 1991.

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, Cet. 7, 2002.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2002.

Rasyad, Aminuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka Press, Cet III, 2003

R. Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, Cet

ke 3, 2003.

Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka cipta, 1995.

Rochiati Wiriaatmaja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung:

Remaja Rosdakarya, Cet.II, 2006.

Sabri, Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, Cet. I, 1993.

S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II, 2000.

Page 78: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2006.

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke 3, 2005.

Setyobroto, Sudibyo, Psikologi Sosial Pendidikan, Percetakan Solo, 2003.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan,

Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 1990.

Suciati, dkk., Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka, Cet. III, 2002.

Suherman, Eman, dkk, Strategi Pembelajaran Metematika Kontemporer,

Bandung: UPI, 2002.

Surya Brata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali, Cet. IV,

1989.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar, Bandung: Tarsito,

edisi ke 5, 1986.

Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II, 2006.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Rosdakarya, edisi revisi, 2002.

Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya: Karya Abditama, Cet. I, 1994.

Telesco, Sosiodrama, dalam [email protected], 23 Februari 2008

Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas, Depdikbud Direktorat

Jendral Pendidikan dan Kebudayaan: 1999.

UU SISDIKNAS RI No. 20 Th. 2003 Bab II Pasal 3, Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Wiryawan, Sri anitah, Noorhadi Th, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

Universitas Terbuka,1999.

Page 79: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Lampiran 1.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP SIKLUS I)

Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII / 1

Alokasi waktu : 4 x 40 menit ( 2 pertemuan )

Standar Kompetensi :

Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar :

Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika social

yang sederhana

Indikator:

a. Menghitung nilai keseluruhan, nilai per-unit dan nilai sebagian

b. Menentukan besar dan presentase laba, rugi, harga jual, harga beli, rabat,

bunga tunggal dalam kegiatan ekonomi.

A.Tujuan Pembelajaran : a. Siswa dapat menghitung nilai keseluruhan, nilai per-unit dan nilai

sebagian b. Siswa dapat menentukan besar dan presentase laba, rugi, harga jual, harga

beli, rabat, bunga tunggal dalam kegiatan ekonomi.

B. Materi ajar. a. Aritmatika sosial

C. Metode pembelajaran.

a. Sosiodrama

D. Langkah-langkah kegiatan.

Pertemuan Pertama

Pendahuluan (10 menit)

� Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa diminta menyebutkan mata pencaharian orang tuanya.

Siswa diminta menyebutkan unsur-unsur dalam perdagangan (

uang, barang, harga jual, harga beli, untung, rugi, pedagang,

pembeli, bruto, netto, tara, komisi/persenan, diskon rabat, cash,

kredit, lusin, kodi, dll) � Motivasi : Pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 80: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Kegiatan inti � Siswa mensosiodramakan tentang perdagangan tempe

� Guru menceritakan kepada kelas mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut

� Guru menunjuk siswa A berperan sebagai pembuat tempe .B berperan sebagai anak pembuat tempe yang bertugas mengantar tempe yang sudah

jadi kepada pedagang. C,D, E, Segagai pedagang tempe. Siswa yang lain sebagai pembeli.

� Sebagai tempe, setiap anak diminta mengumpulkan kertas masing-masing

satu lembar, siswa A membuat bungkusan menyerupai tempe (dapat

dibantu siswa lain)

� Guru menjelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada

waktu sosiodrama sedang berlangsung.

� Sosiodrama dapat dimulai jika tempe sudah siap. Pembuat tempe diminta

menentukan sendiri harga tiap tempe.

� Siswa B mengantar tempe ke pedagang C, D, dan E dengan harga yang

sudah ditentukan.

� Pedagang C, D dan E diminta menentukan harga sendiri dalam menjual

tempenya.(boleh pakai label)

� Siswa yang lain membeli tempe dari pedagang C, D, atau E. sosiodrama

selesai setelah tempe habis (dapat juga dibatasi waktu). � Guru dapat memotong sosiodrama pada waktu situasi kelas kurang

kondusif. Lalu memberi pengarahan agar sosiodrama berjalan lebih efektif.

� Dari kejadian tadi guru menjelaskan kembali, mana harga beli, mana harga jual dipandang dari pedagang. Untung atau rugikah pedagang-pedagang

itu, dalam keadaan bagaimana pedagang dikatakan untung dan bagaimana pula bila rugi.

Penutup

� Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat rangkuman.

Pertemuan kedua.

� Apersepsi : Mengingat kembali tentang kegiatan ekonomi sehari-hari.

� Motivasi : Pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Inti

� Guru menceritakan kepada kelas mengenai isi dari masalah-masalah dalam

konteks cerita tersebut. Ada siswa yang berperan sebagai penjual pulpen yang mengharapkan keuntungan sebesar 10%. Dan siswa yang lain

sebagai pembeli.

Page 81: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

� Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin mengajukan diri

untuk melakukan sisodrama.

� Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang telah menunjuk dirinya

melakukan sosiodrama, untuk memikirkan jalan cerita yang akan mereka sosiodramakan.

� Guru menjelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama sedang berlangsung.

� Guru dapat memotong sosiodrama pada waktu situasi kelas kurang kondusif. Lalu memberi pengarahan agar sosiodrama berjalan lebih

efektif. � Dari kejadian tadi guru menjelaskan kembali mana persentase untung dan

yang disebat seperti apakah persentase rugi, dan sama-sama siswa menarik

kesimpulan.

Penutup

� Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat rangkuman.

Pertemuan ketiga � Apersepsi : Mengingat kembali tentang kegiatan ekonomi sehari-hari.

� Motivasi : Pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti.

� Memberikan soal tes

Penutup � Siswa mengumpulkan soal

E. Alat dan sumber belajar. Alat : -

Sumber bahan ajar : Wono Setya Budi, Matematika untuk SMP kelas

VII semester 1, 1A, Erlangga: kurikulum 2004

Berbasis Kompetensi.

LKS Cakrawala untuk SMP kelas VII semester I

F. Penilaian.

Teknik penilaian : test. Bentuk Instrumen : Pertanyaan lisan dan tertulis

Instrumen. 1. Seorang pedagang membeli sebuah radio dengan harga Rp165.000,00,

kemudian radio itu dijual dengan harga RP190.000,00. Tentukan untung atau ruginya pedagang itu?

Page 82: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

2. Seorang pedagang membeli 10 ekor ayam dengan harga seluruhnya

Rp135.000,00, kemudian 3 ekor ayam dijual dengan harga Rp14.500,00

tiap ekor, dan sisanya dijual dengan harga Rp13.000,00 tiap ekor.

Tentukan untung atau ruginya pedagang itu? 3. Paman membeli sepeda motor bekas dengan harga Rp3.450.000,00.

sepeda motor itu diperbaiki dengan biaya Rp175.000,00, kemudian dijual dengan harga Rp3.600.000,00. Tentukan untung atau ruginya paman?

4. Hitunglah besar keuntungan dan presentase dari harga beli radio Rp700.000,00 dan harga jual Rp840.000,00!

5. Ayah membeli sebuah rumah dengan harga Rp40.000.000,00, karena sesuatu hal, rumah itu dijual lagi sehingga rugi 5%. Dengan harga berapa

rumah itu dijual?

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP SIKLUS II)

Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII / 1

Alokasi waktu : 6 x 40 menit ( 3 pertemuan )

Standar Kompetensi :

Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar :

Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika social

yang sederhana

Indikator:

a. Menghitung nilai keseluruhan, nilai per-unit dan nilai sebagian

b. Menentukan besar dan presentase laba, rugi, harga jual, harga beli, rabat,

bunga tunggal dalam kegiatan ekonomi.

A.Tujuan Pembelajaran : c. Siswa dapat menghitung nilai keseluruhan, nilai per-unit dan nilai

sebagian d. Siswa dapat menentukan besar dan presentase laba, rugi, harga jual, harga

beli, rabat, bunga tunggal dalam kegiatan ekonomi.

B. Materi ajar.

Page 83: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

a. Aritmatika sosial

C. Metode pembelajaran.

Sosiodrama

D. Langkah-langkah kegiatan.

Pertemuan Pertama

Pendahuluan (10 menit) � Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa diminta menyebutkan mata pencaharian orang tuanya. Siswa diminta menyebutkan unsur-unsur dalam perdagangan (

uang, barang, harga jual, harga beli, untung, rugi, pedagang,

pembeli, bruto, netto, tara, komisi/persenan, diskon rabat, cash,

kredit, lusin, kodi, dll)

� Motivasi : Pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti

� Siswa mensosiodramakan tentang perdagangan baju

� Guru menceritakan kepada kelas mengenai isi dari masalah-masalah dalam

konteks cerita tersebut

� Guru menunjuk siswa A berperan sebagai pegawai Ramayana .B,C berperan sebagai anak sekolah yang sedang jalan-jalan untuk membeli

jaket. D, Sebagai kasir. Siswa yang lain sebagai pendengar yang aktif. � Guru menjelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada

waktu sosiodrama sedang berlangsung. � Pegawai Ramayana menjaga dan melayani berbagai merek jaket yang akan

dibeli. � Siswa B ingin membeli jaket dan mengajak siswa C untuk menemaninya.

Jaket yang B inginkan mendapat diskon

� Guru dapat memotong sosiodrama pada waktu situasi kelas kurang

kondusif. Lalu memberi pengarahan agar sosiodrama berjalan lebih

efektif.

� Dari kejadian tadi siswa berkelompok untuk mediskusikan, apa itu diskon

dan menentukan harga setelah didiskon

� Kelompok yang sudah maju, kembali mempresentasikan kesimpulan yang

telah mereka diskusikan.

� Guru kembali menceritakan permasalahan kedua yaitu tentang bruto,

netto, tara

� Siswa mensosiodramakan tentang pembelian beras

� Guru menunjuk siswa A berperan sebagai siswa yang membeli beras.

Page 84: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

� Siswa B, C, D berperan sebagai teman siswa A yang sedang pulang dari

rumah teman, dan bertemu dengan siswa A dijalan. Kemudian A mengajak

mereka untuk sama-sama membeli beras.

� Mereka melihat di karung ada tulisan netto, dan mereka membahasnya bersama-sama

� Guru memotong sosiodrama ketika permasalahan yang dibahas sudah mencukupi

� Dari kejadian tadi kelompok yang maju mendiskusikannya, apa itu bruto, netto, tara

� Salah satu siswa dari kelompok diminta menyampaikan hasil diskusi, siswa dari kelompok lain diminta menanggapi. Guru membimbing

seperlunya dan memberi penguatan jika sudah benar.

Penutup

� Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat rangkuman.

� Siswa dan guru membuat refleksi

Pertemuan kedua.

� Apersepsi : Mengingat kembali tentang kegiatan ekonomi sehari-hari.

� Motivasi : Pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti.

� Siswa mensosiodramakan tentang pajak dan bunga bank � Guru menceritakan kepada kelas mengenai isi dari masalah-masalah dalam

konteks cerita tersebut � Guru menunjuk siswa A berperan sebagai kasir dalam pengambilan gaji,

siswa B berperan sebagai petugas bank. Siswa C, D berperan sebagai karyawan yang sedang mangambil gaji dan siswa D berniat mengambil

tabungannya yang sudah disimpan selama 1 tahun. Siswa yang lain sebagai pendengar yang aktif

� Guru menjelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada

waktu sosiodrama sedang berlangsung.

� Siswa C, D megambil gaji dari perusahaan tempat mereka bekerja.

Ternyata gaji mereka di potong pajak.

� Siswa D kemudian ke bank untuk mengambil uang yang telah

disimpannya selama setahun, dan uangnya bartambah karena adanya

bunga bank.

� Guru memotong sosiodrama ketika permasalahan yang dibahas sudah

mencukupi

� Dari kejadian tadi kelompok yang maju mendiskusikannya tentang pajak

dan bunga bank

� Salah satu siswa dari kelompok diminta menyampaikan hasil diskusi,

siswa dari kelompok lain diminta menanggapi. Guru membimbing seperlunya dan memberi penguatan jika sudah benar.

Page 85: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Penutup

� Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat rangkuman.

� Siswa dan guru membuat refleksi

Pertemuan ketiga

� Apersepsi : Mengingat kembali tentang materi yang telah disampaikan � Motivasi : Pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti. � Memberikan soal tes

Penutup

� Siswa mengumpulkan soal

E. Alat dan sumber belajar.

Alat : -

Sumber bahan ajar : Wono Setya Budi, Matematika untuk SMP kelas

VII semester 1, 1A, Erlangga: kurikulum 2004

Berbasis Kompetensi.

LKS Cakrawala untuk SMP kelas VII semester I

F. Penilaian. Teknik penilaian : test.

Bentuk Instrumen : Pertanyaan lisan dan tertulis Instrumen.

1. Suatu toko furniture memberikan potongan 15% pada setiap orang yang membeli dengan pembayaran langsung. Jika seseorang membeli satu unit

meja makan seharga Rp1.200.000,00, tentukan harga yang harus dibayar

oleh pembeli

2. Seseorang membeli kedelai seberat 98,5 kg. jika potongan berat karung

sebesar 1,5 kg dan harga kedelai perkilo Rp3.700,00, berapa uang yang

harus dibayarkan

3. Andi menyimpan di Bank ABC sebanyak Rp1.500.000,00 dengan bunga

12%. Hitunglah jumlah uang Andi setelah menyimpan uang selama

b. 1 tahun

c. 8 bulan

4. Paman menerima gaji sebesar Rp2.000.000,00 dan harus membayar pajak

sebesar 10%. Berapa besar gaji bersih paman.

5. Harga mobil adalah 30 juta rupiah. Pembeli diberi potongan harga 3% dan

harus membayar pajak 5% dari harga setelah potongan. Berapa jumlah uang yang harus dibayar pleh pembeli

Page 86: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Lampiran 2.

Kisi – kisi Angket Motivasi

No Indicator Motivasi

Page 87: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Lampiran 3.

Angket Motivasi

Nama : ……………………

Kelas : …………

Topic :

Petunjuk Pengisian

1. Tulis nama dan kelas anda pada tempat yang telah disediakan

2. Berilah tanda cek list (√) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan anda

3. Pilih salah satu jawaban yang terdapat pada kolom:

a. Ya

b. Tidak

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Saya suka dengan masalah yang disosiodramakan

2. Saya bosan dengan masalah yang disosiodramakan

3. Masalah yang di sosiodramakan tidak menarik

4. Saya suka dengan peran yang teman saya perankan

5. Saya tertarik untuk berperan di depan kelas

6. Saya berperan di depan kelas berupaya untuk bisa

7. Saya secara sukarela menunjukkan diri untuk

berperan

8. Saya berperan kalau di tunjuk guru saja

9. Saya memperhatikan guru dalam menjelaskan sosiodrama

10. Saya mengantuk ketika sosiodrama sedang berlangsung

11. Saya ikut aktif dalam menanggapi persoalan yang di bahas

12. Saya mengerti setiap masalah yang di bahas dengan sosiodrama

13. Saya bertanya pada guru tentang materi yang belum

mengerti

14. Saya malas menanggapi persoalan yang dibahas

15. Saya bersemangat untuk menyelesaikan soal

matematika setelah penyampaian materi dengan

sosiodrama

16. Saya tidak dapat menyelesaikan soal matematika

Page 88: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

yang penyampaian materinya dengan sosiodrama

17. Setiap guru mengadakan Tanya jawab saya diam saja

Lampiran 4

Perolehan Skor Motivasi Siswa

Perolehan skor No Kode Siswa

Siklus I Siklus II

1 A1 11 11

2 A2 11 11

3 A3 11 12

4 A4 17 17

5 A5 9 11

6 B1 9 11

7 B2 11 12

8 B3 16 13

9 B4 12 12

10 B5 16 16

11 C1 13 17

12 C2 11 11

13 C3 17 17

14 C4 16 16

15 C5 15 15

16 D1 10 6

17 D2 7 8

18 D3 10 10

19 D4 15 17

20 D5 13 15

21 E1 17 16

22 E2 15 16

23 E3 12 11

24 E4 15 14

25 E5 10 10

26 F1 17 17

27 F2 16 13

28 F3 12 9

29 F4 13 13

30 F5 6 7

31 G1 14 15

32 G2 13 13

Page 89: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

33 G3 10 6

34 G4 6 6

35 G5 14 15

36 H1 11 9

37 H2 16 14

38 H3 12 10

39 H4 14 14

40 H5 6 8

41 I1 12 10

42 I2 13 13

43 I3 13 13

44 I4 6 9

45 I5 13 12

46 J1 6 6

Page 90: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Lampiran 5

Daftar Nilai Ulangan Harian Pada Penelitian Pendahuluan

Kode Siswa Nilai Ulangan Harian Kode Siswa Nilai Ulangan Harian

A1 40 H4 60

A2 50 H5 40

A3 50 I1 70

A4 80 I2 70

A5 40 I3 -

B1 40 I4 40

B2 50 I5 70

B3 60 J1 70

B4 50

B5 60

Nilai Rata-rata : 58,43

C1 40

C2 40

C3 80

C4 50

C5 60

D1 50

D2 50

D3 50

D4 70

D5 60

E1 50

E2 80

E3 40

E4 60

E5 60

F1 80

Page 91: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

F2 70

F3 60

F4 50

F5 80

G1 60

G2 80

G3 60

G4 40

G5 70

H1 60

H2 60

H3 60

Lampiran 6

Perhitungan Tabel Distribusi Frekuensi Penelitian Pendahuluan

1. Menentukan Rentang

R = H – L

= nilai terbesar – nilai terkecil

= 80 – 40

= 40

2. Menentukan Banyaknya Kelas

K = 1 + 3,3 log n

K = 1 + 3,3 log 46

K = 1 + 5,5

K = 6,5 → 7 (dibulatkan)

3. Menentukan Panjang Kelas Interval

67,57

40→===

K

RP (dibulatkan)

4. Perhitungan Frekuensi Absolut dan Frekuensi Relatif

Page 92: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

a. Frekuensi absolute dihitung berdasarkan jumlah nilai yang terletak pada

kelas interval tersebut

b. Frekuensi relatif = %100.

×∑ f

AbsolutF

5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Inteval Nilai f % if ix ii xf •

40 – 45 9 20 9 42,5 382,5

46 – 51 10 22,22 10 48,5 485

52 – 57 - - - 54,5 -

58 – 63 13 28,88 13 60,5 786,5

64 – 69 - - - 66,5 -

70 – 75 7 15,55 7 72,5 507,5

76 – 71 6 13,33 6 78,5 471

Jumlah 45 45 2632,5

6. Menentukan Mean

X = 43,5845

5,2632==

∑∑

i

ii

f

xf

Lampiran 7

Soal Tes Siklus I

Nama : ………………. Nilai :

Kelas : ……………….

Petunjuk mengerjakan soal

1. Tuliskan jawaban pada lembar jawaban yang telah disediakan

2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah

3. kerjakan soal secara lengkap

4. Periksa terlebih dahulu jawaban anda sebelum dikumpulkan

SELAMAT BEKERJA

Page 93: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

1. Seorang pedagang membeli sebuah radio dengan harga Rp165.000,00,

kemudian radio itu dijual dengan harga RP190.000,00. Tentukan untung atau

ruginya pedagang itu?

2. Seorang pedagang membeli 10 ekor ayam dengan harga seluruhnya

Rp135.000,00, kemudian 3 ekor ayam dijual dengan harga Rp14.500,00 tiap

ekor, dan sisanya dijual dengan harga Rp13.000,00 tiap ekor. Tentukan untung

atau ruginya pedagang itu?

3. Paman membeli sepeda motor bekas dengan harga Rp3.450.000,00. sepeda

motor itu diperbaiki dengan biaya Rp175.000,00, kemudian dijual dengan

harga Rp3.600.000,00. Tentukan untung atau ruginya paman?

4. Hitunglah besar keuntungan dan presentase dari harga beli radio

Rp700.000,00 dan harga jual Rp840.000,00!

5. Ayah membeli sebuah rumah dengan harga Rp40.000.000,00, karena sesuatu

hal, rumah itu dijual lagi sehingga rugi 5%. Dengan harga berapa rumah itu

dijual?

Lampiran 8

Daftar Nilai Siklus I

Kode Siswa Nilai Ulangan Harian Kode Siswa Nilai Ulangan Harian

A1 40 H4 70

A2 60 H5 60

A3 60 I1 60

A4 60 I2 70

A5 40 I3 70

B1 40 I4 60

B2 60 I5 70

B3 80 J1 70

B4 60

B5 80

Nilai Rata-rata : 62,63

C1 60

Page 94: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

C2 60

C3 100

C4 80

C5 60

D1 60

D2 60

D3 40

D4 60

D5 60

E1 80

E2 80

E3 40

E4 60

E5 40

F1 100

F2 60

F3 60

F4 70

F5 60

G1 60

G2 70

G3 70

G4 -

G5 70

H1 60

H2 80

H3 60

Lampiran 9

Perhitungan Tabel Distribusi Frekuensi Siklus I

1. Menentukan Rentang

R = H – L

= nilai terbesar – nilai terkecil

= 100 – 40

= 60

Page 95: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

2. Menentukan Banyaknya Kelas

K = 1 + 3,3 log n

K = 1 + 3,3 log 46

K = 1 + 5,5

K = 6,5 → 7 (dibulatkan)

3. Menentukan Panjang Kelas Interval

5,87

60===

K

RP → 9 (dibulatkan)

4 Perhitungan Frekuensi Absolut dan Frekuensi Relatif

a. Frekuensi absolute dihitung berdasarkan jumlah nilai yang terletak pada

kelas interval tersebut

b. Frekuensi relatif = %100.

×∑ f

AbsolutF

5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Inteval Nilai f % if ix ii xf •

40 – 48 6 13,64 6 44 264

49 – 57 - - - 53 -

58 – 66 21 47,73 21 62 1302

67 – 75 9 20,45 9 71 639

76 – 84 6 13,64 6 80 480

85 – 93 - - - 89 -

94 – 102 2 4,55 2 98 196

Jumlah 45 45 2881

6. Menentukan Mean

X = 63,6245

2881==

∑∑

i

ii

f

xf

Page 96: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Lampiran 10

Soal Tes Siklus II

Nama : ………………. Nilai :

Kelas : ……………….

Petunjuk mengerjakan soal

5. Tuliskan jawaban pada lembar jawaban yang telah disediakan

6. Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah

7. kerjakan soal secara lengkap

8. Periksa terlebih dahulu jawaban anda sebelum dikumpulkan

SELAMAT BEKERJA

1. Suatu toko furniture memberikan potongan 15% pada setiap orang yang

membeli dengan pembayaran langsung. Jika seseorang membeli satu unit meja

makan seharga Rp1.200.000,00, tentukan harga yang harus dibayar oleh

pembeli

2. Seseorang membeli kedelai seberat 98,5 kg. jika potongan berat karung

sebesar 1,5 kg dan harga kedelai perkilo Rp3.700,00, berapa uang yang harus

dibayarkan

3. Andi menyimpan di Bank ABC sebanyak Rp1.500.000,00 dengan bunga 12%.

Hitunglah jumlah uang Andi setelah menyimpan uang selama

a. 1 tahun

b. 8 bulan

4. Paman menerima gaji sebesar Rp2.000.000,00 dan harus membayar pajak

sebesar 10%. Berapa besar gaji bersih paman.

Page 97: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

5. Harga mobil adalah 30 juta rupiah. Pembeli diberi potongan harga 3% dan

harus membayar pajak 5% dari harga setelah potongan. Berapa jumlah uang

yang harus dibayar pleh pembeli

Lampiran 11

Daftar Nilai Siklus II

Kode Siswa Nilai Ulangan Harian Kode Siswa Nilai Ulangan Harian

A1 60 H4 80

A2 70 H5 60

A3 60 I1 80

A4 90 I2 80

A5 60 I3 80

B1 60 I4 60

B2 70 I5 80

B3 70 J1 -

B4 70

B5 80

Nilai Rata-rata : 77,77

C1 90

C2 90

C3 100

C4 90

C5 80

D1 60

D2 60

D3 60

D4 100

D5 90

E1 100

E2 100

E3 70

E4 80

E5 60

F1 100

F2 90

F3 70

F4 80

F5 60

G1 100

G2 80

G3 -

Page 98: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

G4 60

G5 100

H1 70

H2 80

H3 70

Lampiran 12

Perhitungan Tabel Distribusi Frekuensi Siklus II

1. Menentukan Rentang

R = H – L

= nilai terbesar – nilai terkecil

= 100 – 60

= 40

2. Menentukan Banyaknya Kelas

K = 1 + 3,3 log n

K = 1 + 3,3 log 46

K = 1 + 5,5

K = 6,5 → 7 (dibulatkan)

3. Menentukan Panjang Kelas Interval

67,57

40→===

K

RP (dibulatkan)

4 Perhitungan Frekuensi Absolut dan Frekuensi Relatif

a. Frekuensi absolute dihitung berdasarkan jumlah nilai yang terletak pada

kelas interval tersebut

b. Frekuensi relatif = %100.

×∑ f

AbsolutF

5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Inteval Nilai f % if ix ii xf •

60 – 65 11 25 11 62,5 687,5

66 – 71 8 18,18 8 68,5 548

72 – 77 - - - 74,5 -

78 – 83 13 29,55 13 80,5 1046,5

84 – 89 - - - 86,5 -

90 – 95 5 11,36 5 92,5 462,5

Page 99: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

96 – 101 7 15,91 7 98,5 689,5

Jumlah 44 44 3434

6. Menentukan Mean

X = 77,7744

3434==

∑∑

i

ii

f

xf

Lampiran 13

Lembar Observasi Siswa

Banyaknya siswa yang

melakukan aktivitas pada

pertemuan ke- No Aktiitas siswa

1 2

Rata-rata

persentase

1. Siswa sudah berada didalam

kelas saat guru memasuki kelas

2. Menjawab pertanyaan guru

tentang materi pelajaran

3. Memperhatikan guru

4. Bertanya pada guru tentang materi pelajaran

5. Maju kedepan melakukan sosiodrama

6. Memperhatikan teman yang

sedang melakukan sosiodrama

7. Aktif dalam menanggapi

persoalan yang dibahas

8. Mencatat masalah yang sedang

dibahas

Page 100: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Lampiran 14

Daftar Nilai Tes Siklus I dan II

Nilai Tes Siklus No Kode Siswa

Siklus I Siklus II

1 A1 40 60

2 A2 60 70

3 A3 60 60

4 A4 60 90

5 A5 40 60

6 B1 40 60

7 B2 60 70

8 B3 80 70

9 B4 60 70

10 B5 80 80

11 C1 60 90

12 C2 60 90

13 C3 100 100

14 C4 80 90

15 C5 60 80

16 D1 60 60

17 D2 60 60

18 D3 40 60

19 D4 60 100

20 D5 60 90

21 E1 80 100

22 E2 80 100

23 E3 40 70

24 E4 60 80

25 E5 40 60

26 F1 100 100

27 F2 60 90

28 F3 60 70

29 F4 70 80

30 F5 60 60

31 G1 60 100

32 G2 70 80

33 G3 70 -

34 G4 - 60

35 G5 70 100

36 H1 60 70

37 H2 80 80

Page 101: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

38 H3 60 70

39 H4 70 80

40 H5 60 60

41 I1 60 80

42 I2 70 80

43 I3 70 80

44 I4 60 60

45 I5 70 80

46 J1 70 -

Nilai Rata-Rata 62,63 77,77

Page 102: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Lampiran 15

Format Wawancara Siklus I

Kode Siswa : A4

1. Jelaskan pendapatmu tentang penggunaan metode sosiodrama dalam

belajar!

Senang belajar dengan menggunakan metode sosiodrama karena jadi

menambah wawasan

2. Dengan menggunakan metode ini apakah pelajaran matematika menjadi

lebih menyenangkan?

Belajar matematika menjadi lebih menyenangkan dengan sosiodrama

3. Apakah guru lainnya pernah menggunakan metode seperti ini

sebelumnya?

Guru lain belum pernah menggunakan metodesosiodrama

4. Apakah kamu merasa tertantang untuk maju kedepan memerankan yang

diceritakan guru?

Merasa tertantang untuk maju berperan kedepan

5. Apakah dengan penggunaan metode ini membuat kamu brsemangat dalam

belajar matematika? Jelaskan!

Dengan sosiodrama belajar lebih bersemangat karena belajar tidak jenuh

6. Bagaimana menurutmu, apakah teman-teman kamu juga dapat menerima

metode belajar seperti ini? Jelaskan!

Teman-teman juga senang dengan metode seperti ini

Page 103: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Format Wawancara Siklus I

Kode Siswa : H1

1. Jelaskan pendapatmu tentang penggunaan metode sosiodrama dalam

belajar!

Suka belajar dengan sosiodrama karena tidak bosan

2. Dengan menggunakan metode ini apakah pelajaran matematika menjadi

lebih menyenangkan?

Belajar matematika jadi lebih menyenangkan

3. Apakah guru lainnya pernah menggunakan metode seperti ini

sebelumnya?

Belum ada guru yang mengajar seperti ini

4. Apakah kamu merasa tertantang untuk maju kedepan memerankan yang

diceritakan guru?

Ya, merasa tertantang ingin maju

5. Apakah dengan penggunaan metode ini membuat kamu brsemangat dalam

belajar matematika? Jelaskan!

Belajar lebih bersemangat karena menyenangkan

6. Bagaimana menurutmu, apakah teman-teman kamu juga dapat menerima

metode belajar seperti ini? Jelaskan!

Teman-teman senang dengan metode ini

Page 104: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Format wawancara Siklus I

Kode Siswa : I4

1. Jelaskan pendapatmu tentang penggunaan metode sosiodrama dalam

belajar!

Suka belajar dengan metode ini karena tidak bosan

2. Dengan menggunakan metode ini apakah pelajaran matematika menjadi

lebih menyenangkan?

Biasa-biasa saja

3. Apakah guru lainnya pernah menggunakan metode seperti ini

sebelumnya?

Tidak ada guru yang mengajar seperti ini

4. Apakah kamu merasa tertantang untuk maju kedepan memerankan yang

diceritakan guru?

Tidak ingin maju

5. Apakah dengan penggunaan metode ini membuat kamu bersemangat

dalam belajar matematika? Jelaskan!

Belajar lebih menyenangkan karena tidak cepat jenuh

6. Bagaimana menurutmu, apakah teman-teman kamu juga dapat menerima

metode belajar seperti ini? Jelaskan!

Tidak, teman-teman ada yang tidak suka dengan metode ini

Page 105: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Lampiran 16

Format Wawancara Siklus II

Kode Siswa : F1

6. Bagaimana menurutmu pembelajaran sosiodrama dengan berkelompok?

Sosiodrama berkelompok lebih asyik karena banyak teman

7. Apakah kamu melakukan kerjasama yang baik dengan anggota

kelompokmu?

Saya bekerja sama dengan baik sesama anggota kelompok

8. Apakah dengan berkelompok masalah matematika lebih mudah

diselesaikan?

Lebih mudah diselesaikan dengan berkelompok

9. Apakah pembelajaran sosiodrama dengan berkelompok membuat kamu

lebih bersemangat?

Iya, lebih bersemangat

10. Apakah seluruh anggota kelompokmu ikut memecahkan masalah yang

disosiodramakan?

Mereka ikut memecahkan masalah dalam sosiodrama

Page 106: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Format Wawancara Siklus II

Kode Siswa : D3

1. Bagaimana menurutmu pembelajaran sosiodrama dengan berkelompok?

Berkelompok lebih menyenangkan karena rame

2. Apakah kamu melakukan kerjasama yang baik dengan anggota

kelompokmu?

Saya bekerja sama dengan teman kelompok

3. Apakah dengan berkelompok masalah matematika lebih mudah

diselesaikan?

Berkelompok lebih mudah dicari penyelesaiannya

4. Apakah pembelajaran sosiodrama dengan berkelompok membuat kamu

lebih bersemangat?

Iya, lebih bersemangat

5. Apakah seluruh anggota kelompokmu ikut memecahkan masalah yang

disosiodramakan?

Teman-teman ada yang ikut memecahkan masalah ada yang diam saja

Page 107: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...

Format Wawancara Siklus II

Kode Siswa : D1

1. Bagaimana menurutmu pembelajaran sosiodrama dengan berkelompok?

Berkelompok lebih enak

2. Apakah kamu melakukan kerjasama yang baik dengan anggota

kelompokmu?

Saya malas memecahkan masalah

3. Apakah dengan berkelompok masalah matematika lebih mudah

diselesaikan?

Dengan kelompok banyak teman lain yang mengerjakan

4. Apakah pembelajaran sosiodrama dengan berkelompok membuat kamu

lebih bersemangat?

Iya, lebih bersemangat

5. Apakah seluruh anggota kelompokmu ikut memecahkan masalah yang

disosiodramakan?

Teman-teman ada yang ikut memecahkan masalah dan ada yang main-

main

Page 108: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan ...