UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami...

70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CERDAS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS III SLB ABCD TUNAS PEMBANGUNAN I NOGOSARI BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: GIMER SUYATNO X.5211004 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI, 2012

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI

BACAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CERDAS PADA

SISWA TUNAGRAHITA KELAS III SLB ABCD TUNAS

PEMBANGUNAN I NOGOSARI BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

GIMER SUYATNO

X.5211004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI, 2012

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Gimer Suyatno. ”UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMIISI BACAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIAMELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CERDAS PADA SISWATUNAGRAHITA KELAS III SLB ABCD TUNAS PEMBANGUNAN INOGOSARI BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Skripsi,Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret,Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami isibacaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran membacacerdas pada siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD Tunas Pembangunan INogosari Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas(PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar,dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan prosesdalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswatunagrahita kelas III semester II SLB Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolalitahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 4 siswa. Teknik pengumpulan datamenggunakan observasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswadalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaranmembaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data kemampuan memahami isibacaan awal, sedangkan tes digunakan untuk memperoleh data kemampuanmemahami isi bacaan siklus I dan II. Teknik analisis data digunakan analisisdeskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan kemampuan memahami isibacaan antarsiklus, yang dianalisis adalah kemampuan memahami isi bacaansiswa sebelum melalui pembelajaran membaca cerdas dan kemampuanmemahami isi bacaan siswa setelah melalui pembelajaran membaca cerdassebanyak dua siklus.

Hasil penelitian data awal nilai kemampuan memahami isi bacaan,diketahui nilai rerata sebesar 50,00. Seluruh siswa mendapat nilai kurang dari60,00 dan belum ada yang tuntas. Hasil tes pada siklus I, diketahui rerata nilaikemampuan memahami isi bacaan sebesar 60,00, ketuntasan secara klasikal telahmencapai 75,00%. Hasil tes pada siklus II, diketahui rerata nilai kemampuanmemahami isi bacaan sebesar 67,50, seluruh siswa siswa mendapat nilai 60,00atau lebih (tuntas belajarnya). Ketuntasan secara klasikal telah mencapai100,00%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaranmembaca cerdas dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dalampembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita kelas III SLB ABCDTunas Pembangunan I Nogosari Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

Kata kunci: kemampuan memahami isi bacaan, pembelajaran membaca cerdas,siswa tunagrahita.

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Gimer Suyatno. ”AN EFFORT TO INCREASE THE ABILITY TOCOMPREHEND THE CONTENT OF READING TEXT IN TEACHINGINDONESIAN THROUGH SMART READING TEACHING ON THEMENTALLY RETARDED CLASS III SLB ABCD TUNAS PEMBANGUNAN INOGOSARI BOYOLALI IN THE SCHOOL YEAR 2011/2012”. Skripsi,Surakarta: The Faculty of Teacher Training and Science Education, Sebelas MaretUniversity, Jule, 2012.

The aim of this study is to increase the ability to comprehend the content ofreading text in teaching Indonesian through smart reading teaching on thementally retarded class III SLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolaliin the school year 2011/2012.

The approach used in this study is Class Action Research (CAR). It is astudy done by teacher in the class where he teaches by stressing on perfectness orincreasing practice and process in teaching Indonesian. The subject of this studyis all of elementary class III students semester II in SLB Tunas Pembangunan INogosari Boyolali in the school year 2011/2012 that consisting of 4 students.This study uses observation as the technique to collect the data. It observes theteacher’s activity and the students’ activity in studying the ability to comprehendthe content of reading text through smart reading teaching. Documentation is usedto get the data of the early ability to comprehend the content of reading text,while the test is used to get the data of the ability to comprehend the content ofreading text in the cycles I and II. To analyze the data this sudy uses descriptivecomparative analysis, that is by comparing the ability to comprehend the contentof reading text inter-cycles. The data being analyzed are the ability tocomprehend the content of reading text before applying smart reading teachingand the ability to comprehend the content of reading text after applying smartreading teaching, two cycles .

From the early data about the value of ability to comprehend the content ofreading text, the result of this study shows that the average value is 50.00. All ofthe students get value less than 60.00, so no one passes. The result of the test inthe cycle I shows that the average value to comprehend the content of reading textis 60.00, so the classical exhaustiveness has reached 75.00%. The result of the testin the cycle II shows that the average value to comprehend the content of readingtext is 67.50, all of the students get value 60.00 or more. (It’s better than before.)So the classical exhaustiveness has reached 100.00%.

Based on the result of this study, it can be concluded that smart readingteaching can increase the ability to comprehend the content of reading text inteaching Indonesian on the mentally retarded class III SLB ABCD TunasPembangunan I Nogosari Boyolali in the school year 2011/2012.

Key words: the ability to comprehend the content of reading text, smart readingteaching, mentally retarded.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyeru kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan

beriman kepada Allah ... “ (Q.S. Ali Imron: 110).

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan

kepada:

- Istri tercinta.

- Anak-anak tersayang.

- Rekan-rekan PLB FKIP UNS.

- Murid-murid yang kusayangi.

- Almamater.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar Biasa, Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan penelitian tindakan kelas ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak

akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala

bentuk bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si., atas nama Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan

kelas.

3. Drs. Hermawan, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa yang telah

memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Drs. Maryadi, M.Ag., selaku pembimbing I yang telah memberikan petunjuk

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Dewi Sri Rejeki, S.Pd.,M.Pd., selaku pembimbing II yang dengan sabar telah

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

6. Sugimin, S.Pd., Kepala SLB Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali yang

telah memberikan ijin tempat penelitian dan informasi yang dibutuhkan

penulis.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian

tindakan kelas ini.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan,

karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan.

Semoga kebaikan Bapak, Ibu, mendapat pahala dari Allah SWT., dan

menjadi amal kebaikan yang tiada putus-putusnya dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 6

A. Kajian Pustaka ........................................................................... 6

1. Tinjauan tentang Anak Tunagrahita ................................... 6

2. Tinjauan tentang Kemampuan Memahami Isi Bacaan ....... 12

3. Tinjauan tentang Membaca Cerdas .................................... 15

B. Kerangka Berpikir...................................................................... 24

C. Hipotesis Tindakan .................................................................... 25

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Halaman

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 26

B. Subyek Penelitian ...................................................................... 27

C. Data dan Sumber Data .............................................................. 27

D. Pengumpulan Data .................................................................... 27

E. Uji Validitas Data ..................................................................... 31

F. Analisis Data ............................................................................. 33

G. Indikator Kinerja Penelitian....................................................... 33

H. Prosedur Penelitian ................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 37

A. Deskripsi Pratindakan ................................................................ 37

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ..................................... 38

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ............................... 49

D. Pembahaan ................................................................................ 52

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN...................................... 54

A. Simpulan .................................................................................... 54

B. Implikasi...................................................................................... 54

C. Saran ........................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 58

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 26

Tabel 2. Daftar Siswa Tunagrahita Kelas III SLB Tunas Pembangunan INogosari Boyolali sebagai Subyek Penelitian................................. 27

Tabel 3. Kemampuan Memahami Isi Bacaan Siswa Tunagrahita Kelas IIISLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali padaKondisi Awal .................................................................................. 37

Tabel 4. Kemampuan Memahami Isi Bacaan Siswa Tunagrahita Kelas IIISLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali padaSiklus I ............................................................................................ 42

Tabel 5. Kemampuan Memahami Isi bacaan Siswa Tunagrahita Kelas IIISLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali padaSiklus II ........................................................................................... 47

Tabel 6. Kemampuan Memahami Isi Bacaan Setiap Siklus MelaluiPembelajaran Membaca Cerdas ....................................................... 50

Tabel 7. Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Setiap Siklus .... 51

Tabel 8. Peningkatan Kemampuan memahami isi bacaan Setiap Siklus ..... 51

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Kerangka Berpikir ........................................................................... 24

Bagan 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas ...................................................... 36

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Kemampuan Mehamai Isi Bacaan pada Kondisi Awal ................ 38

Grafik 2. Kemampuan Mehamai Isi Bacaan pada Siklus I .......................... 42

Grafik 3. Kemampuan Mehamai Isi Bacaan pada Siklus II ......................... 48

Grafik 4. Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan MelaluiPembelajaran Membaca Cerdas .................................................... 51

Grafik 5. Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Setiap Siklus ... 51

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRANHalaman

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian....................................................... 58

Lampiran 2. Silabus ...................................................................................... 59

Lampiran 3. Kisi-kisi Soal Tes Bahasa Indonesia Kelas D III/C SLBABCD TP 1 Nogosari Boyolali ................................................ 60

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................. 61

Lampiran 5. Lembar Pengamatan Proses, Psikomotor, Perilaku Berkarak-ter, Keterampilan Sosial ........................................................... 68

Lampiran 6. Kemampuan Memahami Isi Bacaan Siswa Tunagrahita KelasIII SLB Tunas Pembangunan I Nogosari (Nilai Awal) ............ 72

Lampiran 7. Kemampuan Memahami Isi Bacaan Siswa Tunagrahita KelasIII SLB Tunas Pembangunan I Nogosari (Siklus I) ................. 73

Lampiran 8. Kemampuan Memahami Isi Bacaan Siswa Tunagrahita KelasIII SLB Tunas Pembangunan I Nogosari (Siklus II) ................ 74

Lampiran 9. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (Siklus I) ........................ 75

Lampiran 10. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (Siklus II) ...................... 76

Lampiran 11. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (Siklus I) ...................... 77

Lampiran 12. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (Siklus II) ..................... 78

Lampiran 13. Foto-foto Kegiatan Penelitian ................................................. 79

Lampiran 14. Perijinan Penelitian................................................................... 81

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut pandangan umum sekolah merupakan lembaga pendidikan yang

dapat mengubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik dan lebih terarah, baik di

lingkungan sekolah dan luar sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2003:vii) “sekolah

sebagai sistem terbuka, sebagai sistem sosial, dan sekolah sebagai agen

perubahan, bukan hanya harus peka penyesuaian diri, melainkan seharusnya pula

dapat mengantisipasikan perkembangan-perkembangan yang akan terjadi dalam

kurun waktu tertentu.”

Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan di sekolah harus menyediakan

sarana belajar yang sesuai kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah disusun untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap

pengembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pendidikan

nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai

dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk

mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam

rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Isi kurikulum pendidikan

dasar memuat sekurang-kurangnya bahan kajian dan pelajaran tentang:

pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan

menulis, matematika (termasuk menghitung), pengantar sains dan teknologi, ilmu

bumi, sejarah nasional dan sejarah umum, kerajinan tangan dan kesenian,

pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar, serta bahasa Inggris.

Mata pelajaran bahasa Indonesia dan sastra adalah program untuk

mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap

bahasa Indonesia. Bahasa berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi, melalui

bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi

pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan

intelektual.

1

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Ruang lingkup pengajaran bahasa Indonesia kelas III SLB tunagrahita

meliputi penguasaan kebahasaan, kemampuan memahami, mengapresiasikan

karya sastra, kemampuan menggunakan bahasa Indonesia. Penguasaan mata

pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni

faktor dari dalam diri siswa maupun faktor dari luar diri siswa. Pengaruh diri luar

diri siswa salah satunya adalah metode pendekatan yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah

khususnya di Sekolah Luar Biasa dimungkinkan dapat berhasil dengan baik dan

maksimal bila didukung oleh pembelajaran membaca cerdas.

Dalam berkomunikasi anak tunagrahita banyak mengalami kesulitan untuk mendapatkan

kosakata yang sesuai untuk mengungkapkan apa yang diinginkan. Hal ini dapat dimaklumi karena

mereka mengalami kekurangan dalam hal perbendaharaan kata yang disebabkan oleh IQ anak

tunagrahita 70 ke bawah. Menurut Japan League for Mentally Retarded adalah ”lambannya

fungsi intelektual, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes inteligensi baku dan terjadi pada masa

perkembangannya, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun” (Geniofam, 2010: 10).

Agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang ramah dan menyenangkan, dan dapat

meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada mata pelajaran bahasa Indonesia anak

tunagrahita, maka guru dalam menyampaikan materi dapat melalui pembelajaran membaca cerdas.

“Mengingat karakteristik dan hambatan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus (ABK), maka

ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus. Yakni pola pembelajaran yang

disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka” (Satmoko Budi Santoso, 2010: 128).

Anak berkelainan mental atau tunagrahita, yaitu “anak yang diidentifikasi

memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendah atau di bawah rata-rata,

sehingga untuk mengerjakan tugas perkembangannya memerlukan bantuan atau

layanan secara khusus, termasuk kebutuhan program pendidikan dan bimbingan“

(Mohammad Efendi, 2006: 9). Perkembangan anak tunagrahita salah satunya

adalah perkembangan kemampuan memahami isi bacaan dalam mengikuti

pelajaran bahasa Indonesia diharapkan anak tunagrahita dapat mengikuti sesuai

dengan kurikulum yang telah ditetapkan di SDLB.

Layanan khusus yang diperlukan bagi anak-anak yang mengalami

hambatan mental adalah pendekatan di dalam pembelajarannya. Pendekatan itu

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

perlu didasari oleh berbagai teori belajar yang sesuai dengan karakteristik belajar

mereka. Kesesuaian dengan karakteristik belajar bagi anak tunagrahita juga

menentukan di dalam pengembangan kurikulum bagi anak tunagrahita sampai ke

tingkat operasional dalam pembelajaran; tahapan materi, penentuan strategi pada

masing-masing tingkat pembelajaran masih perlu modifikasi dalam penerapannya

di setiap bidang studi.

Pendekatan pembelajaran bagi anak hambatan mental yang mendasarkan

teori pembelajaran dimaksudkan untuk dasar filosifi dalam pengembangan

pembelajaran bagi anak tunagrahita. Untuk itu, ketepatan pendekatan

keterampilan pembelajaran sangat diperlukan oleh guru dalam melakukan inovasi

pembelajaran. Demikian juga pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi

memahami isi bacaan siswa kelas III tunagrahita, guru berusaha untuk

meningkatkan kemampuan siswa yang selama ini dirasakan masih rendah, karena

dari empat siswa hanya satu siswa yang mendapat nilai 60, sedangkan tiga siswa

mendapat nilai kurang dari 60 atau masih di bawah KKM.

Pembelajaran membaca cerdas sangat dimungkinkan bisa digunakan

sebagai upaya meningkatkan isi bacaan karena tidak hanya menekankan hafalan

dan pengetahuan siap. Pembelajaran membaca cerdas menekankan keaktifan

siswa dalam menemukan konsep, proses membaca cerdas dikembangkan melalui

konsep yang mudah dikuasai dan siswa dapat menemukan konsep baru

berdasarkan konsep yang telah dimiliki.

Proses memahami isi bacaan merupakan hal yang tidak mudah. Proses

memahami isi bacaan dalam praktiknya melibatkan proses kognitif yang meliputi

kemampuan mengingat, berpikir dan bernalar. Kemampuan kognitif dimaksudkan

adalah kemampuan menemukan dan memahami informasi yang tertuang dalam

bacaan secara tepat dan kritis. Seseorang dikatakan memahami isi bacaan jika ia

dapat menjawab dengan tepat pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan yang

bersifat tersurat maupun tersirat. Rendahnya kemampuan memahami isi bacaan

mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa.

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan

judul: Upaya Meningkatkan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran Membaca Cerdas Pada

Siswa Tunagrahita Kelas III SLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari

Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah seperti telah diuraikan di depan,

maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah melalui pembelajaran membaca

cerdas dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali

tahun pelajaran 2011/2012 ?.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

memahami isi bacaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui

pembelajaran membaca cerdas pada siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD Tunas

Pembangunan I Nogosari Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis dan

praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah ilmu tentang pembelajaran membaca cerdas dalam

memahami isi bacaan pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Menemukan alternatif untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa

tunagrahita kelas III SLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

b. Mencari solusi permasalahan yang dialami siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD Tunas

Pembangunan I Nogosari Boyolali dalam meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan

pembelajaran Bahasa Indonesia.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita

a. Pengertian Anak Tunagrahita

Ada beberapa istilah mengenai anak tunagrahita, yaitu terbelakang

mental, tuna mental, lemah otak, lemah fikiran, dan mentaly retarded. Smith,

et.all., (2002: 43) mengemukakan bahwa:

People who are mentally retarded overtime have been rejerred to asdumb, stupid, immature defective, deficientg, subnormal, incompetent,and dull. Terms such as idiot, imbelice, moron and feebleminded werecommonly used historically to label this population. Although the wordfaal referred to those who lwere mentally ill, and the word idiot wasdirected toward individuals who were severely retarded, these termswere frequently used interchangeably.

Terjemahannya sebagai berikut:

(Di waktu yang lalu orang-orang menyebut retardasi mental denganistilah dungu (dumb), bodoh (stupid), tidak masuk (immature), cacat(defective), kurang sempurna (deficient), di bawah normal (subnormal),tidak mampu (incompetent), dan dan tumpul (dull). Istilah lainnya idiot,imbecile, moron, dan feebleminded digunakan untuk melabel kelompokmenyandang tersebut. Walaupun kata tolol (fool) menunjuk ke orangsakit mental, dan kata idiot, mengarah individu yang cacat berat,keduanya sering digunakan secara bergantian.

Menurut Munzayanah (2000: 13), “Anak tunagrahita adalah anak yang

mengalami hambatan dalam bidang intelektual serta seluruh kepribadiannya,

sehingga mereka tidak mampu hidup dengan kekuatan sendiri di dalam

masyarakat”.

“Anak tunagrahita adalah individu yang memiliki tingkat kecerdasan di

bawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku

yang muncul dalam masa perkembangan” (Satmoko Budi Santoso, 2010: 130).

Menurut Bratanata yang dikutip Mohammad Efendi (2006: 88) bahwa:

6

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Seseorang dikategorikan berkelainan mental subnormal atautunagrahita, jika ia memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikianrendahnya (di bawah normal), sehingga untuk meniti tugasperkembangannya memerlukan bantuan atau layanan secara spesifik,termasuk dalam program pendidikannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian seperti yang dikemukakan di atas,

maka dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud anak tunagrahita adalah

mereka yang jelas-jelas mengalami keterlambatan dalam perkembangan

kecerdasan, sehingga untuk mengembangkan potensinya secara optimal

diperlukan pelayanan pendidikan secara khusus. Karena kelainannya itu maka

mereka mengalami kesulitan dalam belajarnya dimana mereka terlihat sering

ketinggalan dari teman-temannya yang normal.

b. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Klasifikasi diperlukan untuk memudahkan pemberian bantuan atau

pelayanan kepada anak tunagrahita. Dalam pengklasifikasian ini terdapat

berbagai cara sesuai dengan sudut pandang disiplin ilmu dan ahli yang

mengemukakannya.

Yusak S. (2003: 61) mengklasifikasikan anak tunagrahita berdasarkan

IQ (tingkat kecerdasan) sebagai berikut:

“Idiot yaitu kapasitas kecerdasannya maksimal sama dengan anaknormal berusia 2 tahun. IQ nya antara 0–19. Imbisil kapasitaskecerdasannya maksimal sama dengan anak normal yang berusia 7tahun, minimal sama dengan anak normal usia 3 tahun, IQ nya 20–49.Debil yaitu kapasitas kecerdasannya maksimal sama dengan anaknormal berusia 10 tahun, minimal 7 tahun, IQ nya 50 – 69. Slowlearners yaitu kapasitas kecerdasannya maksimal sama dengan anaknormal. IQ nya 78 – 89.”

Pendapat lain dikemukakan oleh Satmoko Budi Santoso (2010: 130)

yang mengklasifikasikan anak tunagrahita yaitu: “Klasifikasi tunagrahita

berdasarkan pada tingkatan IQ (intelligen quotient). Tunagrahita ringan (IQ =

51-70), tunagrahita sedang (IQ = 36-50), tunagrahita berat (IQ = 20-35), dan

tunagrhaita sangat berat (IQ di bawah 20).”

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi anak

tunagrahita adalah IQ nya antara 0-19, kecerdasannya maksimal sama dengan

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

anak normal yang berusia 2-3 tahun, IQ antara 20-49. Debil yaitu kapasitas

kecerdasannya maksimal sama dengan anak normal berusia 7-10 tahun, IQ

antara 50-69. Slow learners yaitu kapasitas kecerdasannya maksimal sama

dengan anak normal. IQ antara 78-89 tak lebih dari kecerdasan anak normal

usia 16 tahun. Tarap perbatasan atau lambat belajar mempunyai IQ = 51-70

untuk tunagrahita ringan, IQ = 36-50 untuk tunagrahita sedang, IQ = 20-35

untuk tunagrahita berat, dan IQ di bawah 20 untuk tunagrahita sangat berat.

Berdasarkan klasifikasi tersebut penulis akan meneliti siswa

penyandang tunagrahita, yang tergolong mampu didik yang mempunyai IQ

antara 36-70, anak yang tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa,

tetapi ia masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui

pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal.

Kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak tunagrahita mampu

didik antara lain: 1) membaca, menulis, mengeja, dan berhitung; 2)

menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain; 3)

keterampilan yang sederhana untuk kepentingan kerja di kemudian hari.

Kesimpulan anak tunagrahita mampu didik adalah anak tunagrahita yang dapat

dididik secara minimal dalam bidang-bidang akademis, sosial, dan pekerjaan.

c. Faktor Penyebab Tunagrahita

Tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari

dalam maupun faktor dari luar diri anak. Adapun faktor penyebab tunagrahita

menurut beberapa pendapat sebagai berikut:

Menurut Mohammad Efendi (2006: 91), bahwa "sebab terjadinya

ketunagrahitaan pada seseorang menurut kurun waktu terjadinya, yaitu dibawa

sejak lahir (faktor endogen) dan faktor dari luar seperti penyakit atau keadaan

lainnya (faktor eksogen)." Faktor endogen yaitu faktor ketidaksempuraan

psikobiologis dalam memindahkan gen, sedangkan faktor eksogen yaitu faktor

yang terjdi akibat perubahan patologis dari perkembangan normal. Dari sisi

pertumbuhan dan perkembangan, penyebab ketunagrahitaan menurut

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Devenport yang dikutip Mohammad Efendi (2006: 91) dapat dirinci melalui

jenjang sebagai berikut:

1) kelainan atau keturunan yang timbul pada benih plasma;2) kelainan atau keturunan yang dihasilkan selama penyuburan telur;3) kelainan atau keturunan yang diakibatkan dengan implantasi;4) kelainan atau keturunan yang timbul dalam embrio;5) kelainan atau keturunan yang timbul dari luka saat kelaihiran;6) kelainan atau keturunan yang timbul dalam janin;7) kelainan atau keturunan yang timbul pada masa bayi dan masa

kanak-kanak.

Anak tunagrahita dapat disebabkan antara lain:

Ketunagrahitaan can be caused by heredity and not hereditary. Geneticdamage in off spring, such as damage to cell chromosomes, genes, andone or both parents suffer from disorder or simply as a bearer ofproperties. Factors outside the cell lineage, because of factorsincluding malnutrition, accidents (head trauma), and metabolicdisorders. (http://pustakaut.ac.id/puslataionline.php?menu=bmpshort).(Ketunagrahitaan dapat disebabkan oleh keturunan dan bukanketurunan. Genetik kerusakan pada keturunannya, seprti kerusakankromosom sel, gen, dan salah satu atau kedua orangtua menderitakelainan atau hanya sebagai pembawa sifat. Faktor-faktor di luarketurunan, karena faktor termasuk kekurangan gizi, kecelakaan (traumakepala), dan gangguan metabolisme.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab anak

tunagrahita adalah: pada masa prenatal kekurangan vitamin, gangguan

psikologis sang ibu, gangguan kelainan janin; pada masa natal proses kelahiran

tidak sempurna, masa pos natal, anak tunagrahita dapat disebabkan pada waktu

kecil pernah sakit secara terus menerus; faktor keturunan, gangguan

metabolisme dan gizi, infeksi dan keracunan. Di samping itu juga disebabkan

oleh predisposisi genetik terhadap gens atau faktor ekologis atau lingkungan,

dan waktu terjadinya pemaparan, misalnya janin terpapar virus rubella sewaktu

berusia trimester pertama maka kecacatan dapat berat.

d. Karakteristik Anak Tunagrahita.

Anak tunagrahita memiliki beberapa karakteristik. Menurut Geniofam

(2010: 25-26), anak tunagrahita bisa diketahui jelas secara fisik, antara lain:

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1) Penampilan fisik tidak seimbang, mislanya kepala terlalu kecil/besar;2) Tidak dapat mengurus diri sndiri sesuai usia;3) Perkembangan bicara/bahasa terlambat;4) Tidak ada atau kurang perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan

kosong);5) Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali);6) Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler).

Smith, et.all. yang dikutip Mumpuniarti (2007: 10-11) menguraikan

ciri-ciri anak tunagrahita sebagai berikut:

1) Kondisi kecerdasan fungsionala) Asesmen fungsi kecerdasan harus diperoleh dari berbagai sumber

informasi, dan kesepakatan sebagai cacat mental merupakantanggungjawab bersama secara tim multidisipliner.

b) Skala skor IQ kurang dari 75.2) Adaptasi tingkah laku

a) Harus diukur secara langsung seperti ukuran pada evaluasiperformance individu dibandingkan dengan kelompok usiasebaya yang sama (same-age peers) dari latar belakang budayayang sama.

b) Teridentifikasi deficit dalam dua atau lebih bidang keterampilanadaptif.

3) Periode perkembangana) Sampai usia 21 atau di bawahnya.b) Ketidaksesuaian secara terus menerus sampai lebih dari satu

tahun.4) Performance dalam bidang pendidikan

a) Evaluasi tampilan pada bidang pendidikan dalam konteks aruslingkungan.

b) Teridentifikasi deficit dalam seluruh bidang akademik inti(matematika, bahasa, membaca, seni, dan science).

c) Deficit secara signifikan pada skor individual berkurang satustandart penyimpangan di bawah rata-rata dari sampelstandardisasi nasional.

d) Pengukuran yang distandarisasi harus divalidasi lebih lanjut olehdata di sekolah pada dokumen yang berbeda antara individuperformance dan performance kelompok usia sebaya dari latarbelakang budaya yang sama.

e) Asesmen dari akademik performance harus juga inkludterdokumenasi daya tahan intervensi pendidikan umum.

Dalam jurnal internasional, Oliver & Williams (2005: 6) menjelaskan

bahwa:

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Generally tunagrahita child characreristics in term of academic,social/emotional, physical/health. In addition it is also necessary toreview ketunagrahitaan heavy and light, so it needs to be discussedkarakteristik tunagrahita lightweight, tunagrahita medium, and heavyand very heavy tunagrahita.(Secara umum karakteristik anak tunagrahita ditinjau dari segiakademik, sisial/emosional, fisik/kesehatan. Di samping perlu puladitinjau berat dan ringannya ketunagrahitaan, sehingga perlu dibahaskarakteristik tunagrahita ringan, tunagrahita sedand, tunagrahita beratdan sangat berat).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri anak

tunagrahita adalah: kapasitas belajarnya amat terbatas dalam pergaulan mereka

tidak dapat mengurus, mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian,

mengalami kesukaran berfikir abstrak, merekaa berbicara lancar, mereka masih

dapat mengikuti pelajaran akademik di sekolah biasa ataupun khusus,

mengalami gangguan dalam sosialisasi, iri hati kodrati yang merupakan dasar

rasa keadilan, bergaul mencampurkan diri dengan orang lain, sikap yang ingin

memisahkan diri atau menarik diri, penyesuaian diri yang kaku dan labil, pada

umur 16 tahun baru mencapai umur kecerdasan yang sama dengan anak umur

12 tahun.

e. Dampak Tunagrahita bagi Siswa

Ketidakmampuan anak tunagrahita meraih prestasi yang lebih baik dan

sejajar dengan anak normal, karena ingatan anak tunagrahita sangat lemah

dibanding dengan anak normal. Maka tidak heran, jika instruksi yang diberikan

kepada anak tunagrahita cenderung tidak melalui proses analisis kognitif.

Perkembangan kognitif anak tunagrahita sering mengalami kegagalan dalam

melampaui periode atau tahapan perkembangan. Bahkan dalam taraf

perkembangan yang paling sederhana pun, anak tuna grhaita seringkali tidak

mampu menyelesaikan dengan baik.

Keterlambatan perkembangan kognitif pada anak tunagrahita menjadi

masalah besar bagi anak tunagrahita ketika meniti tugas perkembangannya.

Beberapa hambatan yang tampak pada anak tunagrahita dari segi kognitif dan

sekaligus menjadi karakteristiknya menurut Mohammad Efendi (2006: 98),

sebagai berikut:

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Cenderung memiliki kemampuan berpikir konkret dan sukarberpikir.

2) Mengalami kesulitan dalam konsentrasi.3) Kemampuan sosialisasinya terbatas.4) Tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit.5) Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi.6) Pada tunagrahita mampu didik, prestasi tertnggi bidang baca, tulis,

hitung tidak lebih dari anak normal setingkat kelas III-IV SD.

Keterbatasan daya pikir yang dialami anak tunagrahita menyebabkan

mereka sulit mengontrol, apakah perilaku yang ditampakkan dalam aktivitas

sehari-hari wajar atau tidak, baik perilaku yang berlebihan maupun perilaku

yang kurang serasi. Atas dasar itulah maka untuk anak tunagrahita perlu

dilakukan modifikasi perilaku melalui terapi perilaku.

Dalam memberikan terapi perilaku pada anak tunagrahita, seorang

terapis harus memiliki sikap sebagaimana yang dipersyaratkan dalam

pendidikan humanistik, yaitu penerimaan secara hangat, antusias tinggi,

ketulusan dan kesungguhan, serta menaruh empati yang tinggi terhadap kondisi

anak. Tanpa dilengkapi persyaratan tersebut, penerapan teknik motifikasi

perilaku pada anak tunagrahita tidak banyak memberikan hasil yang berarti.

2. Tinjauan Tentang Kemampuan Memahami Isi Bacaan

a. Pengertian Kemampuan Memahami Bacaan

Kemampuan memahami bacaan memiliki beberapa pengertian menurut

pandangan beberapa pendapat. Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan

beberapa pendapat yang berkaitan dengan kemampuan membaca permulaan.

Menurut Bormouth yang dikutip Darmiyati Zuchdi (2007: 22),

“kemampuan adalah seperangkat keterampilan yang digeneralisasi, yang

memungkinan orang memperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh

dari kegiatan”. Pendapat lain dikemukakan oleh Jhonson yang dikutip Cece

Wijaya dan Rusyan A. Tabrahi (2002: 8) menjelaskan bahwa “kemampuan

merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai

dengan kondisi yang diharapkan”.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut Gordon (2006:42) “memahami isi bacaan adalah proses

kompleks yang melibatkan pemanfaatan berbagai kemampuan yang berhasil

maupun yang gagal.” Setelah membaca, seharusnya siswa mampu mengingat

informasi dalam bacaan tersebut. Apa dan seberapa banyak yang siswa ingat

tergantung pada banyak faktor.

Menurut Robin yang dikutip Samsu Somadayo (2011: 3) memahami

bacaan adalah “proses intelektual yang kompleks yang mencakup dua

kemampuan utama, yaitu: penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir

tentang konsep verbal”. Pendapat ini memandang bahwa memahami bacaan,

secara simultan terjadi konsentrasi dua arah dalam pikiran pembaca dalam

melakukan aktivitas membaca, pembaca secara aktif merespon dengan

mengungkapkan bunyi tulisan dan bahasa yang dibaca. Untuk itu pembaca

dituntut untuk dapat mengungkapkan makna yang terkandung di dalam

tulisan..

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, penulis simpulkan bahwa

kemampuan memahami isi bacaan adalah perilaku rasional yang dimiliki oleh

seseorang untuk menemukan dan menguasai makna melalui kerjasama

kemampuan mengingat, memikirkan, menafsirkan, memahami informasi

tertulis yang berupa teks, wacana, dan bacaan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Memahami Isi Bacaan

Faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi proses pemahaman bacaan

baik kuantitas maupun kualitas pemahaman terhadap materi bacaan menurut

Gordon (2006:43-44) meliputi “kecepatan membaca, tujuan membaca, sifat

materi bacaan, tata letak materi bacaan, dan lingkungan tempat membaca.”

Kecepatan membaca, jika melampaui batas-batas tertentu, bisa

memberikan efek merugikan terhadap pemahaman. Batas-batas tersebut sangat

bervariasi, tergantung orang dan waktunya. Jika seseorang berniat membaca

dengan kecepatan dua kali lipat kecepatan terbaik, mungkin mengira sebagai

pemahaman akan berkurang. Perkiraan itu ada benarnya, jika mencoba

meningkatkan kecepatan membaca secara bertahap, pemahaman tidak akan

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berkurang. Kalaupun berkurang, hal ini bersifat semantara dan tidak akan

terjadi lagi jika sudah terbiasa membaca lebih cepat.

Tujuan membaca, tentu saja berkaitan erat dengan motivasi dalam

membaca dan minat terhadap materi bacaan. Jika motivasi dan minat sangat

rendah atau bahkan sama sekali tidak ada, menetapkan tujuan yang jelas sering

kali tidak menciptakan motivasi dan meningaktkan minat baca, walaupun

sedikit, kehadirannya sangat berarti.

Burne (dalam Darmiyati Zuchdi, 2007:24) mengklasifikasikan faktor-

faktor yang mempengaruhi memahami bacaan yakni “(1) faktor yang berkaitan

dengan pembaca (reader-related factor); (2) faktor-faktor yang berkaitan

dengan penulis atau pengarang (authur-related factor); (3) faktor-faktor yang

berkaitan dengan teks bacaan (text-related factor).”

Ketepatan guru dalam mendiagnosis hal-hal yang diduga sebagai faktor

yang mempengaruhi kemampuan siswa seperti yang penulis uraikan tersebut di

atas dapat menjadi petunjuk bagi guru bahasa Indonesia menangani

permasalahan dalam pengajaran membaca. Pembaca yang efektif

menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks

dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.

c. Strategi Memahami Isi Bacaan

Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap bahan bacaan, pembaca

menggunakan strategi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-

faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu teks dan konteks.

Pada dasarnya, strategi membaca menggambarkan bagaimana pembaca

memproses bacaan sehingga dia memperoleh pemahaman terhadap bacaan

tersebut. Klein (dalam Farida Rahim, 2007: 36) mengategorikan model-model

strategi membaca ke dalam tiga jenis, yaitu bawah-atas (bottom-up), atas-

bawah (top-down), dan model membaca campuran (eclectic).

Dari ketiga jenis strategi membaca tersebut menurut Farida Rahim

(2007: 36) dapat dijelaskan sebagai berikut

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1) Strategi Bawah-Atas (Bottom-Up)

Dalam strategi batas-atas pembaca memulai proses pemahaman teks

dari tataran kebahasaan yang paling rendah menuju ke yang tinggi. Pembaca

model ini mulai dari mengidentifikasi huruf-huruf, kata, frasa, kalimat dan

terus bergerak ke tataran yang lebih tinggi, sampai akhirnya dia memahami

isi teks. Pemahaman ini dibangun berdasarkan data visual yang berasal dari

teks melalui tahapan yang lebih rendah ke tahapan yang lebih tinggi.

2) Strategi Atas-Bawah (Up-Buttom)

Dalam strategi atas-bawah merupakan kebalikan dari strategi

bawah-atas. Pada strategi atas-bawah, pembaca memulai proses pemahaman

teks dari tataran yang lebih tinggi. Dalam hal ini, pembaca mulai dengan

prediksi, kemudian mencari input untuk mendapatkan informasi yang cocok

dalam teks.

3) Campuran (Electic)

Dalam strategi pemahaman bacaan tidak harus memakai salah satu

strategi saja, siswa dapat mengambil dan memilih yang terbaik dari semua

strategi yang ada, termasuk pandangan-pandangan teori dan model

pengajaran membaca. Begitu juga model bawah-atas dan atas-bawah bisa

digunakan dalam waktu bersamaan jika diperlukan.

Berdasarlam kajian teori tentang kemampuan memahami bacaan di atas,

dalam penelitian ini indikator aspek kemampuan memahami bacaan yang

dijadikan alat ukur meliputi: kemampuan siswa memahami makna kata dalam

wacana, makna frase dalam wacana, kalimat dalam wacana, ide pokok/topik

wacana, jenis paragraf, pola paragraf, letak kalimat utama pada wacana, dan

memahami tema, latar, pesan/amanat wacana.

3. Tinjauan Tentang Membaca Cerdas

a. Pengertian Membaca Cerdas

Membaca memiliki beberapa pengertian yang bervariasi dipandang dari

sudut pandag yang berbeda. Menurut Gilet dan Temple yang dikutip Syafi’ie

(1999: 6), ”membaca adalah kegiatan fisual, berupa serangkaian gerakan mata

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan

kelompok kata, melihat ulang kata-kata dan kelompok kata untuk memperoleh

pemahaan terhadap bacaan.”

Menurut Samsu Somadayo (2011: 4), ”membaca adalah suatu kegiatan

interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di

dalam bahan tulis.” Menurut Farida Rahim (2007: 3), bahwa ”definisi

membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca

adalah strategtis, dan (3) membaca merupakan interaktif.”

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

membaca adalah kegiatan interaktif, serangkaian proses dan strategis gerakan

mata untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di

dalam bahan tulis untuk memperoleh pemahaan terhadap bacaan.

Sedangkan membaca cerdas yang dimaksudkan dalam penelitin ini

adalah ”membaca yang berpartisipasif aktif dalam proses membaca,

mempunyai tujuan yang jelas serta memonitor tujuan membaca dari teks yang

dibaca” (Samsu Somadayo, 2011: 3).

c. Manfaat Membaca

Membaca memberikan banyak manfaat. Beberapa pendapat

memberikan pandangan yang bervariasi tentang manfaat membaca. Berikut

dikemukakan manfaat membaca:

Menurut Farida Rahim (2007:1), “masyarakat yang gemar membaca

memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningaktkan

kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada

masa-masa mendatang.” Adapun manfaat membaca adalah:

1) dapat menemukan sejumlah informasi dan pengetahuan yang sangatberguna dalam kehidupan; 2) dapat mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia; 3) dapat mengayakanbatin, meluaskan cakrawala kehidupan; 4) isi yang terkandung dalamteks yang dibacanya dapat segera dikethaui; 5) membaca intensif dapatmenghemat energi, karena tidak terpancang pada suatu situasi, tempatdan waktu karena tidak menggangu orang di sekelilingnya. (FaridaRahim, 2007:2)

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-

hari baik bagi guru maupun siswa. Beribu judul buku dan berjuta koran

diterbitkan setiap hari. Ledakan informasi ini menimbulkan tekanan pada guru

untuk menyiapkan bacaan yang memuat informasi yang relevan untuk siswa-

siswanya. Walupun tidak semua informasi perlu dibaca, tetapi jenis-jenis

bacaan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan guru dan siswa

tentu perlu dibaca.

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh kemampuan dan

kesempatannya dalam membaca, karena membaca merupakan kunci seseorang

meraih berbagai ilmu pengetahuan, teknologi dan wawasan kebudayaan yang

ada di dunia.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca memiliki

banyak manfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dengan

membaca kita akan memiliki banyak pengetahuan dan dapat menularkan ilmu

yang telah kita peroleh kepada orang lain.

d. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena siswa yang membaca

dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan siswa

yang tidak mempunyai tujuan. Kegiatan membaca yang dilakukan seseorang,

memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama membaca adalah untuk memperoleh

informasi dan memahami makna bacaan. Menurut Suwaryono Wiryodijoyo

(1999:1) tujuan membaca sebagai berikut:

(1) Membaca untuk kesenangan, materi bacaan berupa roman, novel,komik; (2) Membaca untuk penerapan praktis, materi bacaan berupabuku petunjuk praktis, buku resep makanan, modul ketrampilan; (3)Membaca untuk mencari informasi khusus, materi bacaan berupaensiklopedia, kamus, buku petunjuk telepon; (4) Membaca untukmendapatkan gambaran umum, materi bacaan berupa buku teori, bukuteks, esay; (5) Membaca untuk mengevaluasi secara umum, materibacannya berupa roman, novel, maupun puisi.

Dalam hubungannya dengan tujuan membaca, Djago Tarigan (2005:37)

mengemukakan bahwa:

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tujuan utama membaca adalah memperoleh kesuksesan, pemahaman penuhterhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisme, nada-nada tambahan yang bersifatemosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang jugasarana-sarana linguistik yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Burn yang dikutip Farida Rahim (2007:11), tujuan

membaca mencakup:

1) kesenangan;2) menyempurnakan membaca nyaring;3) menggunakan strategi tertentu;4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

diketahuinya;6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi

yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain danmempelajari tentang struktur teks;

9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Membaca semakin penting bagi siswa tunagrahita. Setiap aspek

kehidupan baik di sekolah maupun di rumah. Tujuan membaca pada siswa

tunagrahita agar anak tidak ketinggalan terhadap mata pelajaran yang diterima

di sekolah, sehingga setiap kelas dapat diikuti anak tunagrahita sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan dalam KTSP SLB.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

membaca adalah memahami maksud keseluruhan yang terkandung dalam teks

bacaan sampai hal yang paling mendetail, tujuan tersebut belum dapat

sepenuhnya dicapai anak-anak tunagrahita, terutama pada saat awal

pembelajaran membaca sehingga diperlukan inovasi pembelajaran dari guru

yang tepat.

e. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca.

Tujuan membaca, tentu saja berkaitan erat dengan motivasi dalam

membaca dan minat terhadap materi bacaan. Jika motivasi dan minat sangat

rendah atau bahkan sama sekali tidak ada, menetapkan tujuan yang jelas sering

kali tidak menciptakan motivasi dan meningkatkan minat baca, walaupun

sedikit, kehadirannya sangat berarti.

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kemampuan membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktoryang ada dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik(kebahasaan), minat, motivasi, dan kumpulan membaca (seberapa baikpembaca dapat membaca), sedangkan faktor dari luar diri pembacasalah satunya adalah faktor kesiapan guru dalam pembelajaran (Johnsondan Pearson dalam Darmiyati Zuhdi, 2007:23-24).”

Ketepatan guru dalam mendiagnosis hal-hal yang diduga sebagai faktor

yang mempengaruhi kemampuan siswa seperti yang penulis uraikan tersebut di

atas dapat menjadi petunjuk bagi guru bahasa Indonesia menangani

permasalahan dalam pengajaran membaca. Pembaca yang efektif

menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks

dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.

Mengenai berbagai faktor penentuan kemampuan membaca, menurut

Yap yang dikutip Darmiyati Zuchdi (2007:25), diutarakan sebagai berikut:

Kemampuan membaca seseorang sangat ditentukan oleh faktorkuantitas membacanya, maksudnya adalah kemampuan membacaseseorang itu sangat dipengaruhi oleh jumlah waktu yang digunakanuntuk melakukan aktivitas membaca. Semakin bayak waktu membacasetiap hari, besar kemungkinan semakin tinggi tingkat komprehensinyaatau semakin mudah memahami bacaan.

Suyatmi (1997: 11) menjelaskan beberapa faktor penunjang kegiatan

membaca, antara lain:

1) Faktor intern meliputi: kompetensi bahasa, minat, motivasi,konsentrasi, ketekunan, kesehatan jasmani dan rohani, kemampuanmenetralkan titik kelemahan, memiliki latar belakang pengetahuanyang sesuai dan penguasaan kosa kata yang memadai sertakemampuan memahami maksud bacaan secara cepat dan cermat.

2) Faktor ekstern/dari luar meliputi: (a) Pengadaan buku-buku bacaanyang baik sesuai dengan kebutuhan, menarik, dan menimbulkankeasyikan dan harga yang terjangkau masyarakat luas, (b) Unsur-unsur dalam bacaan dan sifat-sifat lingkungan baca atau faktorketerbacaan, (c) Kondisi dan situasi lingkungan yang merangsangkegemaran membaca, termasuk didalamnya pengadaan tempatbelajar, sussana keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, teman guru,dan tokoh masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor

yang mempengaruhi perkembangan kemampuan membaca baik itu faktor

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

instrinsik maupun faktor ekstrinsik. Bagi anak tunagrahita faktor instrinsik

berupa kemampuan psikologis antara lain tingkat intelegensi yang rendah,

kemampuan koordinasi motorik lambat, bicara lambat dan daya ingat yang

rendah perlu diperhatikan dengan merangsang kemampuannya berupa

stimulus dari luar.

f. Strategi Membaca Cerdas

Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap bahan bacaan, pembaca

menggunakan stretegi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-

faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu teks dan konteks.

Menurut Darmiyati Zuchdi (2007: 61-62), bahwa ada beberapa strategi

membaca yang dapat digunakan antara lain: 1) metode abjad, 2) metode bunyi,

3) metode kupas rangkai suku kata, 4) metode kata lembaga, 5) metode global,

dan 6) metode Struktural Analitik Sistetik (SAS). Berikut akan dijelaskan

beberapa metode dalam pembelajaran membaca permulaan:

1) Metode Abjad dan Metode Bunyi

Dalam penerapannya, kedua metode tersebut sering menggunakan

kata lepas.

Misalnya :

a) Metode abjad (dalam mengucapkan huruf-hurufnya sesuai dengan abjad

“a”, “be”, “ce”, “de”, dan seterusnya).

Contoh: bo – bo

bobo

b) Metode bunyi (dalam mengucapkan huruf-huufnya sesuai dengan

bunyinyaa, beh, ceh, deh, dan seterusnya).

Contoh: bo – bo

beh – o – bo beh – o – bo

bobo

Perbedaan antara metode abjad dan metode bunyi terletak pada

pengucapan huruf.

2) Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Kedua metode ini dalam penerapannya menggunakan cara mengurai

dan merangkaikan.

a) Metode Kupas Rangkai Suku Kata

Penerapannya guru menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Guru mengenalkan huruf kepada siswa

(2) Merangkaikan suku kata menjadi huruf

(3) Menggabungkan huruf menjadi suku kata.

Misalnya : ma – ta

m – a – t – a

ma – ta

b) Metode Kata Lembaga

Penerapannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Membaca kata yang sudah dikenal siswa

(2) Menguraikan kata menjadi suku kata

(3) Menguraikan suku kata menjadi huruf

(4) Menggabungkan huruf menjadi suku kata

(5) Menggabungkan suku kata menjadi kata

Misalnya:

bola

bo – la

b – o – l – a

bo – la

bola

3) Metode Global

Dalam penerapannya menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Mengkaji salah satu kata

b) Menguraikan huruf menjadi suku kata

c) Menguraikan suku kata menjadi huruf

d) Menggabungkan huruf menjadi suku kata

e) Merangkai suku kata menjadi kata

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

f) Merangkai kata menjadi kalimat

Misalnya : andi bermain catur

bermain

ber – ma – in

b – e – r – m – a – i – n

ber – ma – in

bermain

andi bermain catur

4) Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

Menurut Momo dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (2001: 63-66)

dalam pelaksanaannya, metode ini dibagi dalam dua tahap yakni: a) tanpa

buku, dan b) menggunakan buku. Pada tahap tanpa buku, pembelajarannya

dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

a) Merekam bahasa siswa

Bahasa yang digunakan oleh siswa dalam percakapan, direkam untuk

digunakan sebagai bahan bacaan.

b) Menampilkan gambar sambil bercerita

Guru memperlihatkan gambar kepada siswa, sambil bercerita sesuai

dengan gambar tersebut.

Misalnya : ini budi

budi duduk di kursi

budi sedang belajar menulis

Kalimat tersebut ditulis di papan tulis dan digunakan sebagai bahan

cerita.

c) Membaca Gambar

Misalnya: guru memperlihatkan gambar seorang ibu yang sedang

memegang sapu, sambil mengucapkan kalimat, “ini ibu ani”.

d) Membaca gambar dengan kartu kalimat

Setelah siswa dapat membaca tulisan di bawah gambar, guru

menempatkan kartu kalimat di bawah gambar. Untuk memudahkan

pelaksanaan dapat digunakan media berupa papan flannel, kartu kalimat,

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kartu kata, kartu huruf dan kartu gambar. Dengan menggunakan media

tersebut untuk menguraikan dan menggabungkan akan lebih mudah.

e) Membaca kalimat secara Struktural (S)

Setelah siswa dapat membaca tulisan di bawah gambar, gambar

dikurangi sehingga siswa dapat membaca tanpa dibantu dengan gambar.

Dengan dihilangkannya gambar maka yang dibaca siswa adalah kalimat

(tulisan).

Misalnya : ini bola

ini bola budi

ini bola amir

f) Proses Analitik (A)

Sesudah siswa dapat membaca kalimat, mulailah menganalisis kalimat

menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf.

Misalnya : ini bola

ini – bola

i – ni – bo – la

i – n – i – b – o – l – a

g) Proses Sintetik (S)

Setelah siswa mengenal huruf-huruf dalam kalimat, huruf itu dirangkai

lagi menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat

seperti semula.

Misalnya : i – n – i – b – o – l – a

i – ni – bo – la

ini – bola

ini bola

Secara utuh proses SAS tersebut sebagai berikut :

ini bola

ini – bola

i – ni – bo – la

i – n – i – b – o – l – a

i – ni – bo – la

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

ini – bola

ini bola

Berdasarkan metode di atas, tidak ada satu metode yang paling baik.

Semua metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Di dalam

pembelajaran, guru harus mampu memilih dan menggunakan metode sesuai

dengan bahan atau materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada

siswa.

B. Kerangka Berpikir

Siswa yang memiliki kemampuan memahami isi bacaan baik secara

kuantitas maupun kualitas akan cepat mengetahui ide, gagasan, maksud yang

terkandung dalam bacaan. Maka diduga kemampuan memahami isi bacaan

memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar bahasa Indonesia. Semakin

baik kemampuan memahami isi bacaan, dimungkinkan semakin tinggi pula

prestasi belajar bahasa Indonesia.

Dalam memahami isi bacaan, pembelajaran membaca cerdas siswa sangat

diperlukan, karena dengan membaca cerdas siswa akan lebih memahami isi

bacaan tersebut sehingga kemampian memahami isi bacaan meningkat. Jadi

penerapan pembelajaran membaca cerdas sangat tepat karena pembelajaran

membaca cerdas merupakan upaya dari guru dengan cara memberi stimulus,

pengarahan, dan mengaktifkan indera siswa agar siswa mau belajar sehingga

dapat mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi-potensi yang ada.

Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarah jalannya

penelitian tindakan kelas ini agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan

adalah sebagai berikut:

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Bagan 1. Kerangka Berfikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikrian di atas, hipotesis tindakan penelitian

yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Pembelajaran membaca cerdas dapat

meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD Tunas Pembangunan I

Nogosari Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

Kondisi awal

Guru dalam pembelajaran bahasaIndonesia belum menggunakanpembelajaran membaca cerdas

Kemampuanmemahami isi bacaan

rendah

Guru dalam pembelajaran bahasaIndonesia menggunakan pembelajaran

membaca cerdas

Kemampuanmemahami isi bacaan

meningkatKondisi Akhir

Tindakan

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dalam bahasa Inggris diartikan Classroom Action Research (CAR) yaitu penelitian

yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam

pembelajaran (Susilo, 2007: 16). Penelitian dilaksanakan di kelas III Tunagrahita

SLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali pada pembelajaran mata

pelajaran Bahasa Indonesia pada semester II tahun pelajaran 2011/2012, dengan

alasan bahwa hasil belajar memahami isi bacaan siswa kelas III masih rendah.

2. Jadwal Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dirancang selama empat bulan dengan rincian

kegiatan sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

KegiatanBulan ke .....

1 2 3 41. Persiapan

a. Studi eksploratifb. Perumusan masalahc. Konsultasi proposal PTKd. Penyusunan instrumen

2. Tahap Pelaksanaana. Perencanaan tindakanb. Implementasi tindakan

3. Analisisa. Klasifikasi datab. Analisis datac. Interpretrasi datad. Perumusan hasil penelitian

4. Tahap Penyusunan Laporana. Penyusunan laporan PTKb. Ujian

26

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini subyek penelitian adalah siswa tunagrahita

kelas III SLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Kabupaten Boyolali

berjumlah 4 siswa terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 1 perempuan.

Tabel 2. Daftar Siswa Tunagrahita Kelas III SLB ABCD Tunas Pembangunan INogosari sebagai Subyek Penelitian.

No. Kode Siswa Jenis Kelamin

1

2

3

4

AS

MK

AD

NF

L

L

L

P

C. Data dan Sumber Data

Data diperoleh dari dokumentasi, tes, dan observasi. Sumber data

penelitian tindakan kelas ini berasal dari siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD

Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali sebagai subjek penelitian. Data yang

berupa nilai kemampuan memahami isi membaca dalam bentuk angka diperoleh

dengan menggunakan tes setelah dalam proses pembelajaran menerapkan

pembelajaran membaca cerdas.

D. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dan harus

diperhatikan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian, karena hal ini

merupakan sesuatu yang paling mendasar guna keberhasilan suatu penelitian

dapat tercapai. Penelitian, di samping perlu menggunakan metode yang tepat, juga

perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik

dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang

objektif. Di bawah ini akan diuraikan teknik penelitian yang digunakan dalam

penelitian sebagai cara yang ditempuh untuk mengumpulkan data yang dilakukan

secara terencana dan sistematis untuk pemecahan masalah.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berorientasi pada judul penelitian maka metode yang akan digunakan

dalam penelitian tindakan kelas ini dengan metode dokumentasi, tes, dan

observasi.

1. Dokumentasi

a. Pengertian Dokumentasi

Dokumentasi memiliki beberapa pengertian yang berbeda antara satu

dengan yang lain, yang pada dasarnya memiliki prinsip yang sama. Dari

beberapa literatur diperoleh penjelasan sebagai berikut:

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 200) “dokumentasi yaitu data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, notulen, legger, agenda,

dsb”. Menurut Margono (2009: 161), “dokumentasi adalah cara pengumpulan

data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-

buku pentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian.”

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

dokumentasi adalah cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel

melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil, catatan, notuler, legger, agenda, atau hukum-

hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian

b. Dokumentasi yang digunakan

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk

memperoleh data tentang kemampuan awal memahami isi bacaan yang diambil

dari nilai ulangan siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD Tunas Pembangunan

I Nogosari yang berupa nilai.

2. Tes

a) Pengertian Tes

Data kemampuan memahami isi bacaan diperlukan tes, agar peneliti

dapat pengetahui kemampuan memahami bacaan yang diperoleh siswa pada

siklus I dan siklus II setelah dalam pembelajaran melalui pembelajaran

membaca cerdas.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

“Tes adalah sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas

yang harus dikerjakan” (Saifuddin Azwar, 2001: 2). Menurut Suharsimi

Arikunto (2006:138) tes adalah “Serentetan pertanyaan atau latihan atau alat

lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah

suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat, berujud pertanyaan yang harus dijawab

oleh siswa baik secara individu atau kelompok.

b) Macam-macam Tes

Tes terdiri dari bermacam-macam. Macam-macam tes antara lain

sebagai berikut: 1) Tes benar salah, 2) Tes pilihan ganda, 3) Tes menjodohkan,

4) Tes isian atau melengkapi, 5) Tes jawaban singkat (Suharsimi Arikunto,

2006:139).

c) Tes yang Digunakan

Materi tes kemampuan memahami isi bacaan meliputi: kemampuan

siswa dalam menyebutkan beberapa kata sesuai dengan soal tes yang diberikan

guru yang diperoleh dari bahan bacaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Kemampuan memahami isi bacaan membaca siswa diukur melalui tes.

Setelah dilaksanakan tindakan, siswa dites dengan menggunakan soal isian

yang menitikberatkan pada segi penerapan pada akhir pembelajaran setiap

siklus.

3. Observasi

a. Pengertian Observasi

Observasi memiliki beberapa pengertian yang berbeda antara satu

dengan yang lain, yang pada dasarnya memiliki prinsip yang sama. Dari

beberapa literatur diperoleh penjelasan sebagai berikut:

“Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan

pengamatan secara langsung mengenal fenomena-fenomena dan gejala psikis

maupun psikologi dengan pencatatan. Format yang disusun berisi item-item

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi” (Suharsimi

Arikunto, 2006: 229). Menurut Supardi (2008: 127), “observasi adalah

kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek

tindakan telah mencapai sasaran.”

Kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah

kegiatan pengamatan (pengambilan data) secara langsung mengenal fenomena-

fenomena dan gejala psikis maupun psikologi dengan pencatatan untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.

b. Macam-macam Observasi

Observasi ini dilakukan untuk mengamati secara langsung proses dan

dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah

perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Dalam melakukan observasi proses,

menurut Retno Winarni (2009: 84-85) ada 4 metode observasi yaitu: a)

observasi terbuka, b) observasi terfokus, c) observasi terstruktur, dan d)

observasi sistematik.

1) Observasi Terbuka

Pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya

menggunakan kertas kosong merekam pelajaran yang diamati.

2) Observasi Terfokus

Ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran.

Misalnya: yang diamati kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi.

3) Observasi Terstruktur

Observasi menggunakan instrumen yang terstruktur dan siap pakai,

sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda (√) pada tempat

yang disediakan.

4) Observasi Sistematik

Observasi sistematik lebih rinci dalam kategori yang diamati. Misalnya

dalam pemberian penguatan, data dikategorikan menjadi penguatan verbal

dan nonverbal.

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

c. Observasi yang Digunakan

Dalam penelitian in digunakan observasi terstruktur, dimana observasi

menggunakan instrumen yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat

hanya tinggal membubuhkan tanda () pada tempat yang disediakan pada

lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran

memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas. Alasan

digunakan observasi terstruktur adalah untuk mempermudah observer

melakukan pengamatan dan observasi tertruktur sesuai dengan masalah yang

diteliti.

E. Uji Validitas Data

Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembandingan data itu (Moelong dalam Sarwiji Suwandi, 2008: 69).

Validitas data yang digunakan antara lain dengan triangulasi sumber data

dan triangulasi metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik triangulasi

untuk mengetahui kemampuan memahami isi membaca dan faktor penyebabnya.

Untuk itu peneliti membandingkan data dari hasil penelitian. Triangulasi data

dilakukan dengan cara :

1. Cross checking, peneliti melakukan pengecekan (checking) antara hasil

metode pengumpulan data yang diperoleh melalui tes, observasi dan

dokumentasi dengan memadukan hasil ketiganya. Dalam hal ini bertujuan

memperoleh informasi yang benar dan meyakinkan.

2. Cek ricek, yaitu pengulangan kembali data yang diperoleh melalui berbagai

sumber data, waktu, maupun metode dan informasi serta tempat memperoleh

data (setting).

Berdasarkan dengan hal tersebut di atas maka dapat dirumuskan langkah-

langkah yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang terpercaya melalui:

1. Pengamatan secara terus menerus. Kegiatan ini dimaksudkan bahwa peneliti

berusaha untuk selalu mengamati melalui pembelajaran membaca cerdas

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dalam meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan siswa tunagrahita

sedang kelas III semester II di SLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari

tahun pelajaran 2011/2012. Dengan demikian, peneliti dapat memperhatikan

segala kegiatan yang terjadi dengan lebih cermat, aktual, terinci dan

mendalam. Di samping itu, peneliti mengumpulkan hal-hal yang bermakna

untuk lebih memahami gejala yang terjadi. Pengamatan secara terus-menerus

ini dilakukan selain untuk menemukan hal-hal yang konsisten, juga dilakukan

sebagai upaya untuk memenuhi kriteria reliabilitas data yang diperoleh.

2. Trianggulasi data. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data yang diperoleh melalui pengamatan, untuk mencari

atau memperoleh standar kepercayaan data yang diperoleh dengan jalan

melakukan pengecekan data, cek ulang dan cek silang pada dua atau lebih

informasi. Setelah mengadakan pengamatan, peneliti mengadakan penelitian

kembali, mencocokkan data yang diberikan oleh informan satu dengan

informan yang lainnya. Peneliti meminta kembali penjelasan, atau informasi

baru dari informan yang sama dan pertanyaan yang sama tetapi dengan waktu

dan situasi yang berbeda.

Adapun validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan content

validity yaitu validitas isi.

Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakupkeseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes itu. Pengertianmencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti tes itu haruskomprehensif akan tetapi isinya harus pula tetap relevan dan tidak keluardari batasan tujuan pengukuran (Saifuddin Azwar, 2001: 175).

Pengujian validitasi isi tidak melalui analisis statistik tetapi

menggunakan analisis rasional. Salah satu cara yang praktis untuk melihat apakah

validitas isi telah terpenuhi adalah dengan melihat apakah item-item dalam tes

telah ditulis sesuai dengan blue-printnya yaitu telah sesuai dengan batasan domain

ukur yang telah ditetapkan semula dan memeriksa apakah masing-masing item

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkapnya. Uji validitas

dalam penelitian disusun kisi-kisi soal.

F. Analisis Data

Analisis hasil pembelajaran meliputi hasil penelitian dari tes yang

diperoleh pada penelitian tindakan kelas. Data berupa hasil tes kemampuan

memahami isi membaca berupa skor tingkat kemampuan siswa dalam memahami

isi membaca. Data berupa hasil tes klasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data

tersebut dianalisis secara diskriptif komparatif, yang dianalisis adalah hasil nilai

tes siswa pra siklus dibandingkan dengan siklus I dan II setelah menerapkan

pembelajaran membaca cerdas sehingga hasilnya dapat mencapai batas

keberhasilan yang ditetapkan.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator pencapaian dalam penelitian ini adalah apabila kemampuan

memahami isi bacaan siswa mendapat nilai 60 atau lebih sebagai batas tuntas

pembelajaran memahami isi membaca. Penetapan indikator pencapaian ini

disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti batas minimal nilai yang dicapai

dan ketuntasan belajar tergantung pada guru kelas yang secara empiris tahu

betul keadaan murid-murid di kelasnya (sesuai dengan KTSP ).

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang telah

didesain dalam variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

model yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan

pengembangan dari model Kurt Lewin. Suharsimi Arikunto (2007: 16)

mengemukakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian

tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah,

yaitu:

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

1. Perencanaan atau planning

Menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan sebelum

pelaksanaan tindakan (penyiapan perangkat pembelajaran, skenario

pembelajaran membaca cerdas, observasi, dan evaluasi) yang dapat dirinci

sebagai berikut:

a. Merencanakan pembelajaran membaca cerdas

b. Menentukan pokok bahasan.

c. Mengembangkan skenario pembelajaran.

d. Menyiapkan sumber belajar.

e. Mengembangkan faktor evaluasi.

f. Mengembangkan faktor observasi.

2. Tindakan atau acting

Berisi uraian tahapan-tahapn tindakan yang akan dilakukan oleh

peneliti maupun siswa dalam pembelajaran. Menerapkan tindakan mengacu

pada skenario pembelajaran, meliputi:

1. Kegiatan Awal

a. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa.

b. Guru mengajak siswa berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

b. Elaborasi

c. Konfirmasi

3. Kegiatan Penutup

3. Pengamatan atau observing

Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan

siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah

disiapkan peneliti, sebagai berikut:

a. Pengamatan aktivitas guru, meliputi:

1) Menyiapkan RPP

2) Menyediakan materi dan sumber belajar

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3) Pengolahan waktu dan penguasaan materi

4) Menanggapi usulan siswa

5) Membuat kesimpulan

6) Melaksanakan evaluasi

b. Pengamatan aktivitas siswa, meliputi:

1) Memperhatikan penjelasan guru

2) Membeca suku kata dan kata

3) Bertanya pada guru

4) Membaca dengan lesan

5) Mengerjakan LKS

4. Refleksi atau reflecting

Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa dan hasil

observasi. Berdasarkan hasil analisis akan diperoleh kesimpulan bagian fase

mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah

memenuhi target. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami

perbaikan apabila capaian pada indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

sesuai target atau bahkan melebihnya.

Model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen tersebut kemudian

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Kedua ahli ini memandang

komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka menyatukan dua

komponen yang kedua dan ketiga, yaitu tindakan dan pengamatan sebagai suatu

kesatuan. Hasil dari pengamatan ini kemudian dijadikan dasar sebagai langkah

berikutnya, yaitu refleksi kemudian disusun sebuah modifikasi yang

diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begitu

seharusnya.

Langkah-langkah tindakan kelas tersebut di atas dapat diilustrasikan dalam

bagan 2 berikut:

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Bagan 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, 2007: 16)

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Pembelajaran bahasa Indonesia materi meningkatkan kemampuan

memahami isi bacaan anak tunagrahita sedang kelas III SLB ABCD Tunas

Pembangunan I Nogosari pada kondisi awal dikemas oleh guru dengan alokasi

waktu 2 x 30 menit. Guru mengawali pembelajaran dengan mengkondisikan

kelas, mengabsen terlebih dan melaksanakan apersepsi guna menggali

pengetahuan awal siswa. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan

metode ceramah yang yang biasa digunakan guru. Pada akhir pembelajaran, guru

memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang berkaitan dengan

kemampuan memahami isi bacaan. Pembelajaran diakhiri tanpa diberikan

penguatan atau umpan balik dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran memahami isi bacaan sebelum

melalui membaca cerdas pada kondisi awal, berikut ini dapat disajikan

kemampuan memahami isi bacaan yang diperoleh siswa.

Tabel 3. Kemampuan Memahami Isi Bacaan Siswa Tunagrahita Kelas III SLBABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali pada Kondisi Awal.

No. Urut Nama Subyek Nilai Keterangan*)

1 AS 60 Sudah tuntas

2 MK 50 Belum tuntas

3 AD 40 Belum tuntas

4 NF 50 Belum tuntas

Jumlah 200

Nilai Rata-rata 50,00

Ketuntasan Klasikal 25 % Belum tuntas

*) Batas tuntas (KKM) = 60Sumber data: Lampiran 6 halaman 72.

Kemampuan memahami isi bacaan siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD

Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali pada kondisi awal dapat digambarkan

dalam bentuk grafik sebagai berikut:

37

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

010203040506070

AS MK AD NF

Kemampuan Awal

Grafik 1. Kemampuan Memahami Isi Bacaan pada Kondisi Awal.

Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan sebanyak 3

siswa memperoleh nilai di bawah 60 dan hanya 1 siswa yang mendapat nilai 60,

nilai rata-rata 50,00 dan ketuntasan klasikal mencapai 25%. Data ini menunjukkan

bahwa pembelajaran memahami isi bacaan bagi anak tunagrahita kelas III SLB

ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali belum memenuhi batas tuntas

yang ditetapkan. Dengan demikian, pada kondisi awal ini pembelajaran

memahami isi bacaan dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan kemampuan memahami isi bacaan yang masih rendah, maka

guru berusaha melakukan inovasi pembelajaran agar kemampuan memahami isi

bacaan dapat ditingkatkan. Inisiatif yang diambil guru serta didukung oleh kepala

sekolah dan dibantu teman guru kolaborasi, dilakukan inovasi pembelajaran

melalui pembelajaran membaca cerdas dengan tujuan meningkatkan aktivitas

belajar dan kemampuan memahami isi bacaan bagi siswa tunagrahita sedang, serta

aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi kegiatan-

kegiatan:

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran

bahasa Indonesia siklus I ini dirancang dengan dua kali pertemuan. Alokasi

waktu pertemuan adalah 2 x 30 menit setiap pertemuan. RPP mencakup

ketentuan: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kemampuan

awal, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,

langkah-langkah kegiatan, sumber belajar, dan evaluasi. (Lampiran 4

halaman 61).

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang digunakan adalah kelas yang

biasa digunakan setiap hari. Kelas tidak didesain secara khusus, untuk

pelaksanaan pembelajaran, kursi diatur sedemikian rupa (membentuk

lingkaran) sehingga guru dapat melaksanakan inovasi pembelajaran melalui

pembelajaran membaca cerdas dengan baik; (2) Mempersiapkan bahan

bacaan sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Menyiapkan Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat segala aktivitas

selama pelaksanaan pembelajaran berisi daftar isian mencakup kegiatan

siswa dan juga kegiatan guru. Lembar pengamatan yang digunakan untuk

siswa meliputi bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran yang

meliputi: memperhatikan penjelasan guru, membaca suku kata dan kata,

pertanyaan pada guru, untuk kerja di depan kelas, dan mengerjakan LKS.

Lembar pengamatan yang digunakan untuk guru meliputi bagaimana guru

mengajar, yang meliputi: menyiapkan RPP, pengkondisian kelas,

menyediakan materi dan sumber belajar, melakukan informasi

pendahuluan, pengolahan waktu dan penguasaan materi, menanggapi

usulan siswa, membuat kesimpulan, dan melaksanakan evaluasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa.

b. Guru mengajak siswa berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2) Kegiatan Inti (40 menit)

a. Eksplorasi

(1) Dengan bantuan guru siswa menyebutkan benda di sekitar kelas.

(2) Siswa menyebutkan benda yang ada di sekitar kelas.

(3) Dengan bantuan guru, siswa menyebutkan bagian-bagian anggota

meja, kursi, gitar.

(4) Dengan bantuan guru, siswa menyebutkan kegunaan bagian-bagian

anggota meja, kursi, dan gitar.

b. Elaborasi

(1) Siswa menyebutkan benda di sekitar kelas.

(2) Siswa menyebutkan bagian-bagian anggota meja, kursi, gitar.

(3) Siswa menyebutkan kegunaan bagian anggota meja, kursi, dan gitar.

c. Konfirmasi

(1) Guru menanyakan kembali tentang benda yang ada di sekitar kelas.

(2) Guru menanyakan kepada siswa tentang bagian-bagian anggota

meja, kursi, maupun gitar.

(3) Guru menanyakan kepada siswa tentang kegunaan bagian-bagian

anggota meja, kursi, maupun gitar.

3) Kegiatan Penutup (10 menit)

a. Guru menyarankan siswa supaya belajar dengan rajin.

b. Guru mengajak semua siswa berdoa mengakhiri pelajaran.

Kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca

cerdas pada Siklus I disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Kemampuan Memahami Isi Bacaan Siswa Tunagrahita Kelas III SLBABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali pada Siklus I.

No. Urut Nama Subyek Nilai Keterangan*)

1 AS 70 Sudah tuntas

2 MK 60 Sudah tuntas

3 AD 50 Belum tuntas

4 NF 60 Sudah tuntas

Jumlah 240Nilai Rata-rata 60,00

Ketuntasan Klasikal 75 % Belum tuntas*) Batas tuntas (KKM) = 60Sumber data: Lampiran 7 halaman 73.

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kemampuan memahami isi bacaan pada siklus I dapat digambarkan

dalam bentuk grafik sebagai berikut:

0

20

40

60

80

AS MK AD NF

Nilai Siswa

Grafik 2. Kemampuan Memahami Isi Bacaan pada Siklus I.

c. Pengamatan

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan

bahwa siswa belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini terlihat

pada saat guru memberikan penjelasan melalui pembelajaran membaca cerdas,

tidak semua siswa memperhatikan, masih terdapat siswa yang kurang

memperhatikan pembelajaran dari guru, ada pandangan siswa yang diarahkan

ke luar kelas dan memikirkan yang lain, bahkan masih ada siswa yang kurang

paham terhadap pembelajaran membaca cerdas yang ditunjukkan guru tentang

teknik mempelajari kemampuan memahami isi bacaan. Hal ini terjadi karena

siswa tidak memikirkan betapa terbatasnya alokasi waktu yang tersedia

sehingga mereka kurang bisa memanfaatkan waktu yang baik.

Pada saat melakukan pengamatan, masih terlihat kekurangsiapan pada

diri siswa. Masih ada di antara mereka yang hanya sekedar membaca sepintas

materi bacaan pada saat guru memberikan pelajaran melalui pembelajaran

membaca cerdas, siswa tanpa banyak melakukan aktivitas membaca untuk

memahami isi bacaan. Mereka tidak memperhatikan apa yang disampaikan

guru dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui

pembelajaran membaca cerdas.

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Pada saat mendengarkan penjelasan dari guru, siswa belum

melakukannya dengan segera teknik pembelajaran membaca cerdas yang

praktis sehingga waktu kurang efektif. Siswa juga masih pasif dalam bertanya,

belum banyak memberikan komentar terhadap materi yang dibahas. Hal ini

disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan tanya jawab dalam diskusi

kelas. Siswa belum biasa mengeluarkan pendapat di hadapan teman-

temannya.

Hasil lembar pengamatan aktivitas guru (lampiran 9 hal. 75) masih

rendah, karena aktivitas guru mengajar materi memahami isi bacaan melalui

pembelajaran cerdas penguasaan guru baru mencapai 70,00%, sehingga pada

siklus berikutnya diharapkan ada peningkatan aktivitas guru, yaitu dengan

melakukan perbaikan terhadap aktivitas yang masih kurang, yaitu dengan

melakukan pembenahan terhadap aktivitas yang masih rendah.

Hasil lembar pengamatan aktivitas siswa (lampiran 11 halaman 77)

masih rendah, karena aktivitas belajar dalam memahami isi bacaan melalui

pembelajaran membaca cerdas penguasaan siswa baru mencapai 59,00%,

sehingga pada siklus berikutnya diharapkan ada peningkatan aktivitas siswa,

dengan melakukan perbaikan terhadap aktivitas belajar siswa yang masih

kurang melalui pembelajaran membaca cerdas.

Tabel 5. Aktivitas Siswa Tunagrahita Kelas III SLB ABCD TunasPembangunan I Nogosari pada Siklus I.

No. Aktivitas SiswaS K O R

AS MK AD NF1 Mendengarkan penjelasan guru 4 3 2 3

2 Membaca kata dan suku kata 3 2 3 3

3 Bertanya pada guru 3 3 3 3

4 Unjuk kerja di depan kelas 4 2 3 3

5 Mengerjakan LKS 3 2 3 4

Jumlah Skor 17 12 14 16

Total Skor 17 + 12 + 14 + 16 = 59

Ketuntasan Kasikal 59 : 100 x 100% = 59 %

Sumber data: Lampiran 11 halaman 77.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Aktivitas siswa pada siklus I dapat digambarkan dalam bentuk grafik

sebagai berikut:

13579

1113151719

AS MK AD NF

Aktivitas Siswa

Grafik 3. Aktivitas Siswa pada Siklus I.

Berdasarkan hasil observasi siklus I, diketahui siswa belum dapat

memanfatkan waktu dengan baik dalam memahami isi bacaan melalui

pembelajaran membaca cerdas. Untuk menindaklanjutinya, pembelajaran pada

siklus II perlu ditekankan pada siswa pentingnya strategi membaca cerdas

yang efektif.

Kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dan jarangnya

tanya jawab dilakukan antara siswa dengan siswa dan bertanya pada guru

disebabkan oleh kekurangpahaman siswa akan pentingnya pembelajaran

membaca cerdas, masih terdapat siswa yang menghadapi kesulitan ketika akan

mengucapkan suku kata dan kata. Perlu ditingkatkan keaktifan siswa dalam

bertanya kepada guru. Siswa perlu dibangkitkan semangatnya sehingga

penerapan pembelajaran membaca cerdas yang dilaksanakan guru bermanfaat

untuk menyempurnakan pemahaman terhadap peningkatan kemampuan

memahami isi bacaan.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa siswa belum dapat

memanfatkan waktu dengan baik. Untuk menindaklanjutinya, pembelajaran

pada siklus II perlu ditekankan pada siswa pentingnya pemanfaatan waktu.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Kurang semangatnya siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran

meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dan jarangnya tanya jawab

dilakukan antara siswa dengan siswa dan bertanya pada guru disebabkan siswa

kurang paham akan pentingnya pembelajaran membaca cerdas untuk

meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan sehingga masih terdapat

siswa yang menghadapi kesulitan ketika akan menyampaikan isi bacaan. Oleh

sebab itu, pada pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa agar

lebih mempersiapkan diri dan memperhatikan pembelajaran membaca cerdas

yang ditunjukkan guru.

Perlu ditingkatkan keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru. Siswa

perlu dibangkitkan semangatnya sehingga penerapan pembelajaran membaca

cerdas yang dilaksanakan guru bermanfaat untuk menyempurnakan

pemahaman terhadap peningkatan kemampuan memahami isi bacaan. Siswa

masih perlu dibimbing dan diarahkan karena aktivitas untuk bertanya masih

sangat kurang.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pembelajaran bahasa Indonesia materi meningkatkan kemampuan

memahami isi bacaan pada siklus II masih ditujukan pada pemahaman siswa

terhadap pemanfaatan pembelajaran membaca cerdas. Pelaksanaannya dirancang

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-

kegiatan:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran

bahasa Indonesia siklus II ini dirancang dengan dua kali pertemuan. Alokasi

waktu pertemuan 2 x 30 menit setiap pertemuan. RPP mencakup ketentuan:

standar kometensi, kompetensi dasar, indikator, kemampuan awal, tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah

kegiatan, sumber belajar, dan evaluasi. (Lampiran 4 halaman 61).

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang digunakan adalah kelas yang

biasa digunakan setiap hari. Kelas tidak didesain secara khusus, untuk

pelaksanaan pembelajaran, kursi diatur sedemikian rupa (membentuk

lingkaran) sehingga guru dapat melaksanakan inovasi pembelajaran melalui

pembelajaran membaca cerdas dengan baik; (2) Mempersiapkan bahan

bacaan sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Menyiapkan Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat segala aktivitas

selama pelaksanaan pembelajaran yang berisi daftar isian yang mencakup

kegiatan siswa dan kegiatan guru. Lembar pengamatan yang digunakan

untuk siswa meliputi bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran yang

meliputi: memperhatikan penjelasan guru, membaca suku kata dan kata,

pertanyaan pada guru, untuk kerja di depan kelas, dan mengerjakan LKS.

Lembar pengamatan yang digunakan untuk guru meliputi bagaimana guru

mengajar, yang meliputi: menyiapkan RPP, pengkondisian kelas,

menyediakan materi dan sumber belajar, melakukan informasi

pendahuluan, pengolahan waktu dan penguasaan materi, menanggapi

usulan siswa, membuat kesimpulan, dan melaksanakan evaluasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa.

b) Guru mengajak siswa berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

c) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti (40 menit)

a) Eksplorasi

(1) Dengan bantuan guru siswa menyebutkan benda di sekitar kelas.

(2) Dengan bantuan guru, siswa menyebutkan bagian-bagian anggota

meja, kursi, gitar.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

(3) Dengan bantuan guru, siswa menyebutkan kegunaan bagian-bagian

anggota meja, kursi, dan gitar.

b) Elaborasi

(1) Siswa menyebutkan benda di sekitar kelas.

(2) Siswa menyebutkan bagian-bagian anggota meja, kursi, maupun

gitar.

(3) Siswa menyebutkan kegunaan bagian-bagian anggota meja, kursi,

dan gitar.

c) Konfirmasi

(1) Guru menanyakan kembali tentang benda yang ada di sekitar kelas.

(2) Guru menanyakan kepada siswa tentang bagian-bagian anggota meja,

kursi, maupun gitar.

(3) Guru menanyakan kepada siswa tentang kegunaan bagian-bagian

anggota meja, kursi, maupun gitar.

3) Kegiatan Penutup (10 menit)

a. Guru menyarankan siswa supaya belajar dengan rajin.

b. Guru mengajak semua siswa berdoa mengakhiri pelajaran.

Hasil belajar kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran

membaca cerdas pada Siklus II disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 6. Kemampuan Memahami Isi bacaan Siswa Tunagrahita Kelas III SLBABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali pada Siklus II.

No. Urut Nama Subyek Nilai Keterangan*)

1 AS 70 Sudah tuntas

2 MK 70 Sudah tuntas

3 AD 60 Sudah tuntas

4 NF 70 Sudah tuntas

Jumlah 270

Nilai Rata-rata 67,50

Ketuntasan Klasikal 100 % Sudah tuntas

*) Batas tuntas (KKM) = 60Sumber data: Lampiran 8 halaman 74.

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Kemampuan memahami isi bacaan siswa tunagrahita kelas III SLB

ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali pada siklus II dapat

digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

0

20

40

60

80

AS MK AD NF

Nilai Siswa

Grafik 4. Kemampuan Memahami Isi Bacaan pada Siklus I.

c. Pengamatan

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan

bahwa siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Pada saat membaca

materi melalui pembelajaran membaca cerdas, seluruh siswa telah menyiapkan

diri. Mereka membaca suku kata dan kata dengan strategi membaca cerdas

yang dianjurkan guru yang terdapat dalam materi bacaan. Seluruh siswa sudah

mau bertanya kepada guru untuk menggali beberapa pengalaman yang diingat

dari pembelajaran membaca cerdas sehingga informasi yang didapatkan dari

pembelajaran membaca cerdas dapat diserap oleh siswa.

Pada saat membaca cerdas, siswa telah melakukannya dengan segera

sehingga waktu yang tersedia dapat diefektifkan dengan baik. Seluruh siswa

sudah aktif dalam bertanya jawab dan banyak memberikan komentar terhadap

materi pembelajaran membaca cerdas. Hal ini disebabkan karena siswa sudah

mulai terbiasa melakukan tanya jawab saat guru memberikan penjelasan yang

terdapat dalam materi bacaan. Siswa sudah mulai terbiasa mengeluarkan

pendapat di hadapan teman-temannya dari hasil membaca cerdas.

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Berdasarkan hasil lembar pengamatan aktivitas guru (lampiran 12 hal.

78) sudah meningkat, aktivitas guru mengajar materi memahami isi bacaan

melalui pembelajaran cerdas penguasaan guru telah mencapai 90,00%, guru

telah melakukan perbaikan terhadap aktivitas yang masih kurang, yaitu dengan

melakukan pembenahan terhadap aktivitas yang masih rendah.

Berdasarkan hasil lembar pengamatan aktivitas siswa (lampiran 14 hal.

80) sudah meningkat, aktivitas belajar dalam memahami isi bacaan melalui

pembelajaran membaca cerdas penguasaan siswa telah mencapai 82,00%,

siswa sangat antusias melaksanakan pembelajaran membaca cerdas, apa yang

disarankan guru dalam dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran.

Tabel 7. Aktivitas Siswa Tunagrahita Kelas III SLB ABCD TunasPembangunan I Nogosari pada Siklus II.

No. Aktivitas SiswaS K O R

AS MK AD NF1 Mendengarkan penjelasan guru 5 4 4 52 Membaca kata dan suku kata 4 4 4 43 Bertanya pada guru 4 4 5 44 Unjuk kerja di depan kelas 5 5 4 45 Mengerjakan LKS 4 5 4 4

Jumlah Skor 22 18 21 21Total Skor 22 + 18 + 21 + 21 = 82

Ketuntasan Kasikal 82 : 100 x 100% = 82 %

Sumber data: Lampiran 12 halaman 78.

Aktivitas siswa pada siklus I dapat digambarkan dalam bentuk grafik

sebagai berikut:

1012141618202224

AS MK AD NF

Aktivitas Siswa

Grafik 5. Aktivitas Siswa pada Siklus I.

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Peran guru membangkitkan semangat siswa semakin meningkat. Guru

mulai mengarahkan bagaimana siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik

untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan secara cermat dan

cepat melalui pembelajaran membaca cerdas. Selama mendampingi siswa

belajar, guru sudah dapat memberikan bimbingan agar siswa terbiasa dengan

pembelajaran dengan memanfaatkan pembelajaran membaca cerdas, yang

segala sesuatunya yang kurang jelas dapat ditanyakan langsung kepada guru.

Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa kemampuan

memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas lebih baik

daripada siklus I. Guru terus menerus menekankan pada siswa akan pentingnya

menghargai waktu dalam meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan.

Semangat siswa meningkat dalam kegiatan memahami isi bacaan,

siswa paham akan pentingnya bertanya kepada guru yang berkaitan dengan

pembelajaran membaca cerdas sehingga kesulitan yang dihadapi ketika akan

membaca dapat teratasi. Pada pembelajaran berikutnya guru lebih menekankan

kepada siswa untuk lebih mempersiapkan diri sebelum melakukan kegiatan

memahami isi bacaan dengan memanfaatkan pembelajaran membaca cerdas.

Guru memberikan motivasi kepada siswa akan perlunya peningkatan

keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan terhadap permasalahan yang

belum jelas. Siswa perlu memiliki semangatnya sehingga dalam meningkatkan

kemampuan memahami isi bacaan untuk menyempurnakan pemahaman

terhadap materi belajar bahasa Indonesia. Siswa terus dibimbing guru dan

diarahkan untuk meningkatkan aktivitas belajar, untuk terus bertanya kepada

guru terhadap materi yang kurang jelas terhadap pembelajaran membaca

cerdas yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan memahami isi bacaan.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa siswa telah memanfatkan

waktu dengan lebih baik daripada siklus I. Guru terus menerus menekankan

pada siswa akan pentingnya menghargai waktu dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan.

Semangat siswa meningkat melakukan kegiatan memahami isi bacaan,

siswa memberanikan bertanya pada guru dan paham akan pentingnya bertanya

kepada guru sehingga kesulitan yang dihadapi ketika akan membaca dapat

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

teratasi. Pembelajaran berikutnya guru lebih menekankan kepada siswa untuk

mempersiapkan diri sebelum melakukan kegiatan memahami isi bacaan

melalui pembelajaran membaca cerdas yang telah dipersiapkan guru.

Guru memberikan motivasi kepada siswa akan perlunya peningkatan

keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan terhadap permasalahan yang

belum jelas. Siswa perlu memiliki semangatnya sehingga dalam meningkatkan

kemampuan memahami isi bacaan untuk menyempurnakan pemahaman

terhadap materi belajar bahasa Indonesia. Siswa terus dibimbing guru dan

diarahkan untuk meningkatkan aktivitas belajar, untuk terus bertanya kepada

guru terhadap materi yang kurang jelas terhadap pembelajaran membaca

cerdas yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan memahami isi bacaan.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Data awal kemampuan memahami isi bacaan, diketahui nilai rata-rata

50,00 tiga siswa memperoleh nilai di bawah 60 dan hanya satu siswa yang

mendapat nilai 60. Berdasarkan data, sebagian besar siswa belum mencapai batas

tuntas. Demikian pula, secara klasikal belum mencapai ketuntasan.

Hasil tes pada siklus I, diketahui rata-rata kemampuan memahami isi

bacaan sebesar 60,00, sebanyak 3 siswa mendapat nilai 60,00 atau lebih (tuntas

belajarnya) dan tinggal 1 siswa yang belum tuntas, karena nilainya masih di

bawah 60,00. Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 75,00%. Berdasarkan

data tersebut, secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar.

Hasil tes pada siklus II, diketahui rata-rata kemampuan memahami isi

bacaan sebesar 67,50, seluruh siswa siswa mendapat nilai 60,00 atau lebih (tuntas

belajarnya). Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 100,00%. Berdasarkan

data tersebut, secara klasikal telah mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil observasi, dengan upaya-upaya perbaikan yang

dilakukan pada pembelajaran memahami isi bacaan melalui pembelajaran

membaca cerdas, hasil yang dicapai siswa mengalami peningkatan. Peningkatan

tersebut dapat dilihat dari naiknya persentase hasil tes yang diperoleh siswa pada

setiap siklusnya.

Kemampuan memahami isi bacaan setiap siklus melalui pembelajarn

cerdas dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 8. Kemampuan Memahami Isi Bacaan Setiap Siklus Melalui PembelajaranMembaca Cerdas.

No. Nama Siswa Nilai Awal Siklus I Siklus II

1 AS 60 70 70

2 MK 50 60 70

3 AD 40 50 60

4 NF 50 60 70

JUMLAH 200 240 270

RATA-RATA 50,00 60,00 67,50

KETUNTASAN BELAJAR 25 % 75,00 % 100 %

Dari hasil nilai rata-rata secara individu dari setiap siklus dapat dibuat

grafik perbandingan sebagai berikut:

30

40

50

60

70

80

AS MK AD NF

Nilai Awal Siklus I Siklus II

Grafik 6. Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan MelaluiPembelajaran Membaca Cerdas.

Tabel 9. Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Setiap Siklus

S i k l u s Nilai Rata-rata Peningkatan

Tes Awal 50,00 -

Siklus I 60,00 10,00

Siklus II 67,50 07,50

Peningkatan kemampuan memahami isi bacaan melalui penerapan

pembelajaran membaca cerdas digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

30

40

50

60

70

Kemampuan Mehahami Isi Bacaan

Nilai Awal Siklus I Siklus II

Grafik 7. Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Setiap Siklus.

Hasil penilaian melalui tes menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan

memahami isi bacaan telah mencapai 67,50 dari 4 siswa seluruhnya mendapat

nilai 60,00 atau lebih. Ketuntasan secara klasikal sebesar 100% siswa mendapat

nilai 60,00 ke atas yang dapat diasumsikan indikator kinerja secara klasikal telah

mencapai batas tuntas.

D. Pembahasan

Data awal nilai memahami isi bacaan, rata-rata kelas belum mencapai

batas tuntas. Demikian pula, secara klasikal belum mencapai ketuntasan.

Berdasarkan hasil tes pada siklus I, secara klasikal telah mengalami meningkatan

tetapi secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar memahami isi bacaan.

Berdasarkan hasil tes pada siklus II, secara klasikal telah mengalami meningkatan

dibanding siklus I dan telah mencapai ketuntasan belajar memahami isi bacaan.

Berdasarkan hasil observasi, dengan upaya-upaya perbaikan yang

dilakukan pada pembelajaran memahami isi bacaan melalui pembelajaran

membaca cerdas, hasil yang dicapai siswa mengalami peningkatan. Peningkatan

tersebut dapat dilihat dari naiknya persentase hasil tes yang diperoleh siswa. Dari

nilai rata-rata kemampuan memahami isi bacaan siswa tunagrahita kelas III SLB

ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali secara klasikal dari setiap siklus.

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Hasil penelitian ini bila dihubungkan dengan kajian teori masih relevan,

karena pembelajaran membaca cerdas memiliki beberapa kelebihan, antara lain

sangat dimungkinkan bisa digunakan sebagai upaya meningkatkan isi bacaan

karena tidak hanya menekankan hafalan dan pengetahuan siap. Sebagaimana yang

dikemukakan Farida Rahim (2007:2), membaca memberikan beberapa manfaat,

antara lain: 1) dapat menemukan sejumlah informasi dan pengetahuan yang

sangat berguna dalam kehidupan; 2) dapat mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia; 3) dapat mengayakan batin,

meluaskan cakrawala kehidupan; 4) isi yang terkandung dalam teks yang

dibacanya dapat segera dikethaui; 5) membaca intensif dapat menghemat energi,

karena tidak terpancang pada suatu situasi, tempat dan waktu karena tidak

menggangu orang di sekelilingnya.

Keberhasilan siswa dalam memahami isi bacaan ditentukan oleh

kemampuan dan kesempatannya dalam membaca secara cerdas yaitu

menggunakan beberapa strategi membaca yang disesuaikan dengan materi isi

bacaan, karena membaca cerdas merupakan kunci siswa untuk mengetahui makna

yang terkandung di dalam bacaan. Membaca cerdas memiliki banyak manfaat,

baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dengan membaca cerdas,

siswa akan memiliki banyak pengetahuan yang didapat dari apa yang dibaca.

Strategi pembelajaran membaca cerdas yang dapat digunakan antara lain:

metode abjad, metode bunyi, metode kupas rangkai suku kata, metode kata

lembaga, metode global, dan metode Struktural Analitik Sistetik (SAS). Dari

beberapa strategi membaca cerdas tersebut, guru dapat menerapkan salah satu

strategi yang sesuai dengan karakteristik anak tunagrahita, dengan tujuan siswa

dapat memahami maksud keseluruhan yang terkandung dalam teks bacaan.

Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran membaca

cerdas dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pembelajaran

Bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD Tunas

Pembangunan I Nogosari tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian tersebut

didukung oleh beberapa teori yang menyatakan bahwa pembelajaran membaca

cerdas memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan memahami

isi bacaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa tunagrahita.

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil penelitian data awal nilai memahami isi bacaan diketahui nilai rata-

rata sebesar 50,00. Sebanyak 3 siswa mendapat nilai kurang dari 60,00 dan 1

siswa mendapat nilai 60,00, ketuntasan klasikal sebesar 25%. Hasil tes pada siklus

I, diketahui rata-rata nilai memahami isi bacaan sebesar 60,00, ketuntasan secara

klasikal telah mencapai 75,00%. Hasil tes pada siklus II, diketahui rata-rata nilai

memahami isi bacaan sebesar 67,50, seluruh siswa siswa mendapat nilai 60,00

atau lebih (tuntas belajarnya). Ketuntasan secara klasikal telah mencapai

100,00%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

membaca cerdas dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD

Tunas Pembangunan I Nogosari Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

B. Implikasi

Model pembelajaran ini digunakan oleh guru terutama dalam menghadapi

masalah atau mengatasi masalah peningkatan kemampuan memahami isi bacaan.

Dalam pembelajaran membaca cerdas bagi siswa tunagrahita ada kendala yaitu

karena terbatasnya yang ada pada anak tunagrahita dan bagi siswa yang sudah

lancar membaca akan mengalami kejenuhan. Oleh sebab itu guru hendaknya

kreatif dan aktif sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan simpati/rasa senang

kepada siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca cerdas. Pada akhirnya

kemampuan memahami isi bacaan siswa tunagrahita kelas III menjadi optimal

sesuai dengan batas ketuntasan belajar baik secara individual maupun secara

klasikal.

Hasil penelitian ternyata bahwa pembelajaran membaca cerdas dapat

meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dalam pembelajaran Bahasa

54

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN …/Upaya...dalam pembelajaran kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran membaca cerdas, dokumentasi untuk memperoleh data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Indonesia siswa tunagrahita kelas III SLB ABCD Tunas Pembangunan I Nogosari

Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2011. Dengan demikian implikasi dari penelitian

tersebut dapat dirumuskan bahwa untuk meningkatkan siswa memahami isi

bacaan seorang guru bisa menggunakan alternatif pembelajaran membaca cerdas.

C. Saran

1. Untuk siswa

a. Untuk siswa yang sudah tuntas, tetapi nilainya hanya sebatas KKM perlu

ditingkatkan pembelajarannya melalui pembelajaran membaca cerdas,

tidak malu untuk bertanya dan meminta petunjuk guru.

b. Untuk siswa yang sudah optimal memahami isi bacaan perlu

dipertahankan dengan jalan meningkatkan frekuensi membaca cerdas.

2. Peneliti lain.

Hendaknya peneliti lain dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah

satu wacana untuk mengadakan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan

memahami isi bacaan dan untuk penelitian dengan jumlah sampel yang lebih

banyak.