PENGARUH PENERAPAN METODE MEMBACA CEPAT TERHADAP … · 2021. 1. 21. · Kemampuan Memahami Isi...

121
PENGARUH PENERAPAN METODE MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN PADA SISWA KELAS V SD INPRES PAKATTO CADDI KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar OLEH SRI WAHYUNI 105401107916 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASAR 2020

Transcript of PENGARUH PENERAPAN METODE MEMBACA CEPAT TERHADAP … · 2021. 1. 21. · Kemampuan Memahami Isi...

  • PENGARUH PENERAPAN METODE MEMBACA CEPAT TERHADAP

    KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN PADA SISWA KELAS V

    SD INPRES PAKATTO CADDI KECAMATAN

    BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    OLEH

    SRI WAHYUNI

    105401107916

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASAR

    2020

  • iii

  • iv

  • v

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : SRI WAHYUNI

    NIM : 10540 11079 16

    Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Metode Membaca Cepat Terhadap

    Kemampuan Memahami Isi Bacaan pada Siswa Kelas V

    SD Inpres Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu

    Kabupaten Gowa.

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim

    Penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

    dibuatkan oleh siapapun .

    Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

    apabila pernyataan ini tidak benar.

    Makassar, Oktober 2020

    Yang Membuat Pernyataan

    SRI WAHYUNI

    10540 11079 16

    iv

  • vi

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    SURAT PERJANJIAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : SRI WAHYUNI

    NIM : 10540 11079 16

    Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

    1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

    akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

    2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

    pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

    3. Saya tidak akan melakukan penjiplakkan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

    4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia

    menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

    Makassar, Oktober 2020

    Yang Membuat Perjanjian

    SRI WAHYUNI

    10540 11079 16

    v

  • vii

    Motto dan Persembahan

    “Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil ; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.”

    (Evelyn Underhill)

    Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya ( terjemahan Q . S Al-Baqarah : 286)

    Kupersembahkan karya ini teruntuk Ayah dan Ibu ku yang telah

    membesarkan, mendoakan dan memberikan kasih sayangnya

    dengan sepenuh hati serta saudara-saudaraku yang telah

    memberikan dukungannya dan terima kasih untuk orang-orang

    yang selalu memberikan semangat.

    vi

  • viii

    ABSTRAK

    Sri Wahyuni, 2020. Pengaruh Penerapan Metode Membaca Cepat Terhadap

    Kemampuan Memahami Isi Bacaan pada Siswa Kelas V SD Inpres Pakatto Caddi

    Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Skripsi. Dibimbing oleh Rosmini

    Madeamin dan Syahruddin.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan

    penerapan Metode Membaca Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Bacaan

    pada Siswa Kelas V SD Inpres Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu

    Kabupaten Gowa. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan

    menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

    Kuasi Eksperimen dengan tipe pretest posttest control group design. Penelitian ini

    mengambil sampel sebanyak 10 siswa kelompok eksperimen dan 10 siswa

    kelompok kontrol. Jadi jumlah keseluruhan sampel ialah 20 siswa. Teknik

    pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total sampling, dengan

    menjadikan populasi sebagai sampel yaitu 20 siswa. Data dikumpulkan melalui

    tes. Hasil analisis data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22 dilakukan

    dengan menggunakan t sampel independent data dan perbandingan rata-rata

    diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada

    perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan memahami isi bacaan siswa kelompok

    eksperimen dengan siswa kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelompok

    terlihat dari perbandingan nilai rata-rata diketahui perolehan nilai rata-rata

    kelompok eksperimen 89,00 sedangkan rata-rata kelompok kontrol 66,20

    (89,00>66,20). Nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar daripada nilai

    rata-rata kelompok kontrol. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu 6,109

    selanjutnya adalah mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 18 dan nilai 0,05/2 =

    0,025 adapun t tabel yaitu 2.100. Karena t hitung > t tabel (t hitung = 6,109 dan t

    tabel = 2.100) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.

    Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan

    metode membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi bacaan pada siswa

    kelas V SD Inpres Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

    Kata Kunci :Membaca Cepat, Memahami Isi Bacaan.

    vii

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmanirrahim

    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    “Pengaruh Penerapan Metode Membaca Cepat Terhadap Kemampuan

    Memahami Isi Bacaan Pada Siswa Kelas V SD Inpres Pakatto Caddi Kecamatan

    Bontomarannu Kabupaten Gowa”.Sebagai salah satu persyaratan guna

    memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

    Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

    Makassar. Salam dan salawat yang melimpah semoga selalu tercurah kepada Nabi

    Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang istiqomah

    dan setia di jalan Allah, hingga akhir zaman nanti. Amin, ya rabbal alamin !

    Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit mengalami hambatan, akan

    tetapi atas berkat pertolongan sang khalik Allah Swt penulis dapat mengatasinya

    dengan baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena

    itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritikan dan saran

    sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

    Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

    ayahanda Hanaping dan ibunda Juliati yang telah mencurahkan cinta dan kasih

    sayangnya, serta doa yang tiada henti-hentinya demi kesuksesan penulis.

    Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, Skripsi ini

    tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan

    viii

  • x

    terima kasih sebesar-besarnya kepada. Dr. Hj. Rosmini Madeamin, M.Pd.

    Pembimbing I dan Dr. Syahruddin, M.Pd. Pembimbing II yang telah meluangkan

    waktunya untuk memberikan arahan, motivasi, serta bimbingan dengan penuh

    kesabaran dan ketulusan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

    Tidak lupa pula penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

    kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah

    Makassar, Erwin Akib, S,.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan yang telah membina, membimbing dan memberikan kemudahan

    sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini.

    Begitu pula ucapan terima kasih kepada Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. dan

    Ernawati, S.P.d., M.P.d. Ketua Jurusan dan sekretaris jurusan Pendidikan Guru

    Sekolah Dasar dan para dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang tidak

    dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bimbingan dan jasa-jasa beliau selama

    penulis mengikuti perkuliahan serta Teman-teman seperjuangan kelas PGSD B

    angkatan 2016.

    Saran dan kritikan dari berbagai pihak, sangat penulis harapkan sebagai

    bahan acuan untuk perbaikan dan penyempurnaan bahwa proposal ini masih

    sangat jauh dari kesempurnaan.

    Makassar, Oktober 2020

    Penulis

    ix

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

    SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

    SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

    ABSTRAK ...................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

    BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 8

    A. Kajian Teori ......................................................................................... 8

    1. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 8

    2. Hakikat Metode Membaca Cepat ................................................... 9

    a. Pengertian Membaca Cepat...................................................... 9

    b. Tujuan Membaca Cepat ........................................................... 11

    c. Manfaat Membaca Cepat ......................................................... 11

    x

  • xii

    d. Langkah-langkah Membaca Cepat ........................................... 12

    e. Menghilangkan Kebiasaan Buruk Dalam Membaca................ 14

    f. Pengukuran Membaca Cepat.................................................... 16

    3. Hakikat Kemampuan Memahami Isi Bacaan ................................. 17

    a. Pengertian Kemampuan Memahami Isi Bacaan ...................... 17

    b. Aspek-aspek Kemampuan Pemahaman Isi Bacaan ................. 20

    c. Teknik Pengajaran Pemahaman Isi Bacaan ............................. 21

    d. Pengukuran Kemampuan Memahami Isi Bacaan .................... 23

    B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 25

    C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 27

    BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 28

    A. Rancangan dan Jenis penelitian ........................................................... 28

    B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 29

    C. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 31

    D. Instrumen Penelitian............................................................................. 31

    E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33

    F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 34

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 39

    A. Hasil Penelitian .................................................................................... 39

    B. Pembahasan .......................................................................................... 51

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 56

    A. Simpulan .............................................................................................. 56

    B. Saran ..................................................................................................... 57

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

    LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

    xi

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Pretest Posttest Control Group Design ............................................ 29

    Tabel 3.2 Populasi Siswa ................................................................................. 30

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Kemampuan Memahami Isi Bacaan .......................... 32

    Tabel 3.4 Tingkat Kecepatan Membaca .......................................................... 35

    Tabel 3.5 Kategori Pemahaman Isi Bacaan ..................................................... 36

    Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Memahami Isi Bacaan

    Kelompok Eksperimen .................................................................... 40

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Memahami Isi Bacaan

    Kelompok Kontrol ........................................................................... 41

    Tabel 4.3 Deskripsi Data Pretest kelompok Eksperimen ................................ 42

    Tabel 4.4 Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ...................................... 43

    Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Memahami Isi Bacaan

    Kelompok Eksperimen................................................................... . 44

    Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Memahami Isi Bacaan

    Kelompok Kontrol ........................................................................... 45

    Tabel 4.7 Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen .............................. 46

    Tabel 4.8 Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol .................................... 47

    Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Penelitian........................................................ 48

    Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Penelitian .................................................. 49

    Tabel 4.11 Uji Hipotesis .................................................................................. 50

    Tabel 4.12 Perbandingan Nilai Rata-rata ........................................................ 51

    xii

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir ................................................................ 26

    xiii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam

    kehidupan manusia. Manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan

    sesamanya melalui perantaraan bahasa. Oleh karena itu, bahasa dijadikan

    sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Melalui bahasa,

    manusia dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya, baik secara lisan

    maupun tertulis kepada orang lain. Mencermati pentingnya bahasa dalam

    kehidupan sehari-hari, wajar jika dalam pendidikan formal pembelajaran

    bahasa selalu mendapat perhatian lebih banyak.

    Dalam sistem pendidikan di Indonesia, pembelajaran bahasa menjadi

    mata pelajaran wajib pada semua satuan dan jenjang pendidikan. Hal ini

    disebabkan oleh kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa

    pengantar dalam dunia pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi

    membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan,

    berpartisipasi dalam masyakarat dengan menggunakan kemampuan analitis

    dan imajinatif (Depdiknas, 2006).

    Keterampilan dalam membaca perlu dikuasai setiap siswa. Dalam

    menuntaskan studi, keahlian membaca sangat dibutuhkan. Seperti kita tahu,

    buat mendaftar sekolah dasar siswa wajib mampu membaca, menulis, serta

    berhitung. Inilah sebab kenapa membaca butuh dianjurkan disaat usia dini.

    Membaca sebagai hal yang amat berarti buat dilakukan bukan sekedar buat

  • 2

    belajar namun pula kebutuhan supaya jadi insan yang lebih baik serta lebih

    banyak mengenali hal- hal lain di luar dirinya. Membaca sangat fungsional

    dalam kehidupan manusia.

    Secara umum tujuan belajar bahasa bagi anak sekolah dasar adalah;

    (1) dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi verbal, (2) dapat

    mengembangkan perbendaharaan bentuk-bentuk ujaran, (3) dapat

    mengembangkan pengetahuan kemampuan mempengaruhi orang lain melalui

    bahasa, dan (4) dapat mengembangkan kepuasan personal dan estetis dalam

    mengapresiasi bahasa. Guru harus berupaya agar pembelajaran bahasa

    Indonesia dapat mewujudkan keempat tujuan tersebut secara seimbang

    supaya kebutuhan anak terhadap bahasa bisa terpenuhi dengan baik.

    Agar harapan tersebut dapat terwujud, maka para ahli pengajar bahasa

    menyarankan penggunaan pengajaran bahasa yang utuh, yaitu sebuah

    pendekatan yang memandang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis

    sebagai suatu bagian yang terpadu. Bahasa harus diajarkan dalam cara yang

    utuh dan terpadu.

    Karakteristik kelas bahasa terpadu adalah: (1) aktivitas berbahasa di

    kelas hendaknya menyajikan keempat keterampilan berbahasa (menyimak,

    berbicara, membaca, dan menulis) sebagai proses bahasa yang saling

    bergantung secara alami, (2) kelas diupayakan menyerupai lingkungan rumah

    yang memungkinkan anak untuk menikmati buku favorit, (3) tersedia tempat

    untuk membaca, berdiskusi, atau membuat permainan, (4) tulisan, catatan,

    karya seni anak dipajang dengan teratur, (5) kelas diupayakan ramai dan

  • 3

    sibuk, (6) anak acapkali belajar dengan melibatkan diri dalam aktivitas

    pembelajaran dengan topik atau tema tunggal seperi menulis, studi sosial, dan

    musik.

    Di zaman yang serba cepat saat ini menjadikan setiap orang dituntut

    untuk menghasilkan sesuatu yang banyak dalam waktu yang relatif singkat,

    begitu pula dalam mendapatkan informasi. Seseorang membutuhkan metode

    khusus dalam membaca guna mendapatkan informasi yang lebih banyak

    dalam waktunya yang sudah semakin sempit untuk membaca. Salah satu

    metode yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran ialah metode

    Membaca Cepat.

    Membaca cepat merupakan metode perpaduan keterampilan motorik(

    gerakan mata) ataupun keterampilan visual dengan keterampilan kognitif

    seorang dalam membaca. Keterampilan membaca cepat merupakan

    keterampilan memilah isi teks yang wajib dibaca sesuai dengan tujuan yang

    terdapat relevansinya dengan pembaca, tanpa membuang- buang waktu untuk

    menekuni bagian- bagian lain yang tidak dibutuhkan.

    Pada saat kita membaca, yang kita cari ialah data pokok pada teks

    tersebut. Realitasnya, masih banyak orang yang tidak mempunyai tujuan

    membaca yang jelas sehingga dia tidak mudah buat memperoleh data yang

    dibutuhkannya. Supaya kita dapat menguasai isi teks dengan baik, kita wajib

    memahami ide pokok sang penulis. Sedangkan itu, ide pengembang ataupun

    ide penjelas dari sesuatu tulisan bisa pula kita pahami apabila kita belum

    menguasai ide pokok sang penulis. dalam perihal ini, kita sangat memerlukan

  • 4

    cara membaca yang secara efisien serta efesien. Disinilah kita butuh

    mengendalikan strategi membaca kita. Untuk itu kapan membaca dengan

    kecepatan teratas, kapan membaca dengan kecepatan rendah( lelet) serta

    kapan membaca dengan kecepatan wajar.

    Berdasarkan hasil observasi penulis pada siswa kelas V di SD Inpres

    Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa kesalahan yang

    banyak terjadi pada siswa pada saat membaca yakni mereka cuma membaca

    semata- mata memandang simbol- simbol maupun deretan kata yang terdapat

    dalam teks tanpa mengaitkan proses berpikir, sehingga sangat sedikit uraian

    dan data maupun pengetahuan yang didapatnya pada saat penulis bertanya

    kembali tentang teks yang dibacanya. Seperti halnya di sekolah tempat

    penulis melaksanakan observasi, penulis memperoleh masih banyaknya siswa

    yang membaca dengan suara yang keras, membaca dengan ditunjuk, masih

    banyak yang merasa tidak mudah mengerjakan soal sesuai bacaan yang telah

    dibacanya.

    Pengajaran guru yang monoton ialah hanya dengan metode ceramah

    membuat kebanyakan siswa merasa bosan serta jenuh dan tidak termotivasi

    dalam belajar khususnya dalam pembelajaran membaca. Banyak siswa yang

    mengobrol disaat guru memerintahkan siswa untuk membaca, hal ini

    diakibatkan siswa kurang tertarik dengan kegiatan membaca tersebut.

    Sebelum memulai aktivitas membaca, guru perlu menumbuhkan minat

    serta motivasi siswa untuk membaca dan setelah itu fokuskan siswa untuk

    membaca. Untuk menarik minat serta motivasi siswa agar semangat membaca

  • 5

    yang disertai dengan pemahaman terhadap memahami isi bacaan, untuk itu

    diperlukan suatu metode yang berbeda agar pembelajaran membaca lebih

    menarik, terarah dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan yakni

    pemahaman terhadap teks yang dibacanya.

    Berdasarkan pemikiran di atas, Peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Membaca Cepat

    Terhadap Kemampuan Memahami Isi Bacaan Pada Siswa Kelas V SD Inpres

    Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:

    1. Bagaimana penerapan metode membaca cepat terhadap kemampuan

    memahami isi bacaan pada siswa kelas V di SD Inpres Pakatto Caddi

    Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa?

    2. Bagaimana pengaruh metode membaca cepat terhadap kemampuan

    memahami isi bacaan pada siswa kelas V di SD Inpres Pakatto Caddi

    Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai adalah :

    1. Untuk mengetahui penerapan metode membaca cepat terhadap

    kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V di SD Inpres

    Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

  • 6

    2. Untuk mengetahui pengaruh metode membaca cepat terhadap

    kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V di SD Inpres

    Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

    maupun praktis.

    1. Manfaat teoretis

    a. Dapat menambah referensi strategi pembelajaran Bahasa Indonesia

    Khususnya memahami isi bacaan.

    b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

    yang signifikan dikalangan para pemikir serta intelektual sehingga

    semakin menambahkan khasanah ilmu pengetahuan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Untuk Sekolah

    Pengembangan bidang pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar

    yang akan menjadi tempat penelitian, ialah dalam upaya

    meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan dalam

    pembelajaran Bahasa Indonesia.

    b. Untuk Guru

    Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini bisa

    memberikan kontribusi positif bagi guru, yang nantinya bisa dijadikan

    pedoman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

  • 7

    c. Bagi Peneliti

    Menambah wawasan, pengalaman, pengetahuan dan menerapkan

    ilmu-ilmu baru yang diperoleh dari penelitian ini guna

    mengembangkan diri untuk menjadi pendidik yang lebih baik lagi.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. KAJIAN TEORI

    1. Hasil Penelitian Relevan

    Roosmawarni Ismi F (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

    “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca melalui Metode Speed

    Reading pada Siswa Kelas V MI Al-Hidayah Ngadirojo Ampel Boyolali”

    Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa kemampuan

    peserta didik dalam hal membaca menunjukkan adanya peningkatan jika

    dibandingkan antara hasil tes pada pembelajaran pra siklus I dan siklus II

    yang telah menggunakan metode speed reading. Maka hipotesis menyatakan

    bahwa metode speed reading dapat meningkatkan kemampuan membaca pada

    siswa kelas V MI Al- Hidayah Ngadirojo Ampel, terbukti dan dapat diterima.

    Hilma Silmy (2014) yang berjudul “Pengaruh Penerapan Teknik

    Membaca Cepat Terhadap penemuan Kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV

    SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan” Dari hasil penelitian dan

    pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil tes keterampilan membaca

    terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf peserta didik kelompok

    eksperimen lebih baik dibandingkan dengan peserta didik kelompok kontrol.

    Secara umum adanya perbedaan keterampilan membaca terhadap penemuan

    kalimat utama antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada

    kelompok eksperimen diterapkan teknik membaca cepat terhadap penemuan

    kalimat utama pada tiap paragraf.

  • 9

    2. Hakikat Metode Membaca Cepat

    a. Pengertian Membaca Cepat

    Membaca cepat merupakan metode perpaduan keterampilan

    motorik (gerakan mata) ataupun keterampilan visual dengan

    keterampilan kognitif seorang dalam membaca. Keterampilan membaca

    cepat merupakan keterampilan memilah isi teks yang wajib dibaca sesuai

    dengan tujuan yang terdapat relevansinya dengan pembaca, tanpa

    membuang- buang waktu untuk menekuni bagian- bagian lain yang tidak

    dibutuhkan.

    Pentingnya mengetahui serta menerapkan strategi membaca dengan

    baik akan membuat kita semakin cepat membaca dan mengerti apa yang

    dibaca. Sesungguhnya, tidak setiap kata yang tercetak dalam buku itu

    harus dibaca, dan tidak semua detail buku harus dipelajari. Sumber

    bacaan yang dipilih serta strategi membaca yang digunakan akan

    menentukan sejauh mana kita bisa dengan cepat memahami bacaan

    tersebut.

    Ibrahim (dalam Alek A dan H. Achmad H, 2010 : 91), Terdapat

    beberapa teknik membaca menurut tujuan-tujuannya, ialah:

    a. Membaca teknis yang tujuan supaya pembaca mempunyai

    kemampuan membaca yang diucapkan serta dilagukan secara tepat

    sesuai dengan isi dan arti bacaan.

    b. Membaca tanpa suara yang tujuannya supaya pembaca dapat

    memahami isi bacaan.

  • 10

    c. Membaca indah tujuannya supaya pembaca dapat membaca yang

    menggambarkan penghayatan keindahan bacaan.

    d. Membaca bahasa bertujuan supaya pembaca bisa meningkatkan

    kemampuannya di bidang berbahasa. Uraian teks tujuannya supaya

    pembaca dapat memahami isi bacaan yang sedang dibaca sehingga

    untuk membaca suatu bahan teks, tiap teknik yang digunakan

    mempunyai tujuan masing-masing yang berbeda tergantung dengan

    teknik membaca yang digunakan pembaca.

    Menurut Hidayat Rahmat, (2012 : 7), mengatakan membaca cepat

    dan efektif adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan dengan

    tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya. Perihal ini

    berarti dalam membaca tidak hanya kecepatannya yang menjadi patokan,

    tetapi juga disertai pemahaman bacaan. Membaca cepat menggambarkan

    sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca serta tingkatan

    pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila seseorang bisa

    membaca dengan waktu yang sedikit serta pemahaman yang tinggi maka

    seseorang tersebut bisa dikatakan pembaca cepat.

    Menurut pendapat para pakar di atas, membaca cepat bisa

    dimaksud sebagai teknik yang dilakukan seseorang untuk membaca

    dengan waktu yang relatif cepat dengan menitikberatkan pada proses

    berpikir serta mengingat apa yang dibacanya.

  • 11

    b. Tujuan Membaca Cepat

    Tujuan awal diadakannya pengajaran membaca cepat kepada siswa

    adalah agar siswa dapat membaca secara efektif dan efisien serta

    mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif

    singkat. Dalam hal ini, yang dipentingkan bukanlah masalah kecepatan

    siswa dalam membaca, melainkan tingkat pemahaman isi bacaan setelah

    dibaca oleh siswa secara cepat. Percuma apabila siswa dapat membaca

    dengan cepat tetapi tidak dapat memahami isinya.

    c. Manfaat Membaca Cepat

    Muhammad Noer (2010 : 22) mengatakan terdapat 3 manfaat

    membaca cepat yakni (1) Memilah informasi penting dan tidak, (2)

    Menguasai informasi dengan cepat, (3) Menambah pemahaman.

    Irwan Widiatmoko juga menjelaskan beberapa makna yang bisa

    diperoleh dari membaca cepat, yakni:

    a. Mengidentifikasi topik bacaan

    b. Mengetahui pendapat orang lain (opini)

    c. Memperoleh bagian penting yang dapat diperlukan

    d. Mengetahui organisasi penulisan

    e. Mengaplikasikan penyegaran atas apa yang pernah dibaca

    f. Mencari informasi

    g. Menelusuri bahan halaman buku atau bacaan dalam waktu singkat, dan

    h. Tidak banyak waktu yang terbuang.

  • 12

    Menurut pendapat para pakar di atas, metode membaca cepat

    mempunyai sebagian manfaat dan juga makna yang diperoleh apabila

    diterapkan. Tidak hanya semata-mata mengenali caranya saja.

    d. Langkah-Langkah Membaca Cepat

    Membaca cepat tidak hanya terkait dengan cara mengidentifikasi

    kumpulan kata maupun menghilangkan kebiasaan kurang baik yang

    membatasi. Salah satu aspek yang kerap diabaikan yaitu langkah-langkah

    dan perilaku yang baik pada saat membaca. Berikut ini langkah-langkah

    membaca cepat menurut Irwan Widiatmoko, ialah:

    1. Rileks

    Tubuh yang rileks membantu penyerapan data yang lebih baik.

    posisi yang rileks sekaligus menambah konsentrasi dan kecepatan.

    2. Jarak antara mata dan tulisan.

    Membaca hendak jadi lambat pada saat mata sudah mulai lelah.

    apabila itu berlangsung, cobalah keluar ruangan sebentar serta

    pandanglah daun pohon-pohon yang hijau, langit, gunung, bangunan,

    atau benda apa pun yang terjauh yang dapat Anda lihat. Tutup mata

    Anda, tarik nafas dalam-dalam, dan keluarkan sambil merasakan

    kehangatan dan kenyamanan yang menjalari tubuh. Jaga jarak antara

    mata dan tulisan. Jarak yang terlalu dekat akan mengurangi bidang

    pandang dan membuat mata bekerja lebih keras. Sebaliknya, jarak yang

    terlalu jauh membuat tulisan kurang jelas serta nampak kabur.

  • 13

    3. Hindari gerakan tubuh yang tidak perlu

    Pada saat membaca, terkadang seseorang melakukan hal-hal yang

    tidak bermanfaat seperti menggerak-gerakkan pulpen, dsb. Hal tersebut

    merupakan respons alami tubuh ketika sedang berpikir, menganalisis,

    gelisah, atau tidak yakin akan sesuatu. Di sisi lain, gerakan tersebut juga

    mengambil energi yang sebenarnya bisa difokuskan untuk kegiatan

    membaca itu sendiri

    4. Kerjasama dua tangan

    Pada saat kecepatan membaca mulai meningkat, kecepatan dan

    kerjasama kedua tangan dalam memegang buku, mengarahkan mata

    untuk membaca tulisan, serta membolak-balik halaman menjadi penting.

    Dengan kerjasama dua tangan yang baik, akan menjadikan seseorang

    membaca dengan lebih cepat dan efektif.

    Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu paham beberapa

    langkah membaca cepat, ialah:

    1. Langkah pertama adalah persiapan

    Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul ini kita

    coba menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta

    pengalaman yang telah kita alami. Kita bisa menafsirkan isi bacaan dari

    judul yang dibaca. Hubungkan pengalaman/wawasan yang kita miliki

    dengan judul bahan bacaan yang akan dibaca. Kemudian perhatikan

    gambar dan keterangan gambar dari materi yang akan dibaca. Biasanya

    gambar atau ilustrasi dalam buku mengilustrasikan isi bacaan. Oleh

  • 14

    sebab itu symbol visual ini dapat membantu kita memahami isi bacaan.

    Selanjutnya kita perlu memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring.

    Huruf yang dicetak berbeda ini melambangkan kata/kalimat penting

    dalam isi bacaan. Langkah selanjutnya ialah membaca alinea awal dan

    akhir. Alinea awal mengantarkan pembaca pada isi bacaan, sedangkan

    aliena akhir biasanya berupa pokok pikiran dari isi bacaan. Melalui alinea

    awal dan akhir ini dapat membantu kita menafsirkan keseluruhan isi

    bacaan.

    2. Langkah kedua adalah pelaksanaan

    Jika kita telah melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah bisa

    membayangkan cerita umum isi bacaan dalam buku yang akan kita baca.

    Selanjutnya kita bisa memulai membaca cepat dengan menggunakan dua

    teknik tadi yaitu scaning dan skimming. Di sini kita dapat mencari kata-

    kata kunci yang ada dalam kalimat, selanjutnya dihubungkan melalui

    asosiasi serta imajinasi kita sehingga bisa dengan cepat mengambil

    makna isi bacaan tanpa harus membaca seluruh isi buku.

    e. Menghilangkan Kebiasaan Buruk dalam Membaca

    Setiap orang biasanya memiliki satu atau lebih kebiasaan membaca

    yang buruk sehingga memperlambat kecepatan baca. Kebiasaan ini

    diperoleh dari proses membaca yang salah sejak masa kecil dan terbawa

    terus ketika dewasa. Kebiasaan yang lazim dimiliki orang dan perlu

    diperbaiki jika ingin menjadi pembaca cepat adalah:

  • 15

    1. Vokalisasi

    Vokalisasi berarti melafalkan apa yang dibaca. Tingkat vokalisasi

    ini berbeda-beda pada tiap orang termasuk tinggi rendahnya bunyi yang

    dilafalkan. Vokalisasi akan menyebabkan kecepatan baca turun drastis

    menjadi setara kecepatan berbicara.

    2. Gerakan Bibir

    Gerakan bibir sangat mirip dengan vokalisasi. Bedanya yaitu pada

    saat vokalisasi mengeluarkan suara, maka pada gerakan bibir hanya ada

    gerakan saja tanpa disertai suara. Karena alat berbicara yang digunakan

    pada dasarnya sama yaitu menggunakan bibir dan lidah, dapat dipastikan

    kecepatan membaca dengan cara ini juga setara dengan kecepatan

    berbicara.

    3. Gerakan Kepala

    Kebiasaan ini relatif lebih ringan dari kedua kebiasaan yang telah

    dijelaskan sebelumnya. Menggerakkan kepala dari arah kiri secara teratur

    perlahan-lahan bergerak ke kanan mengikuti alur bahan bacaan bisa

    mengurangi kecepatan baca karena gerakan kepala tersebut

    membutuhkan waktu tertentu untuk melakukannya. Dengan

    menghilangkan kebiasaan ini, biasanya sekaligus bisa menghilangkan

    kebiasaan membaca kata per kata serta mulai berusaha menangkap

    beberapa kata sekaligus.

    4. Regresi

    Regresi yaitu sebuah kebiasaan membaca bahan bacaan kemudian

  • 16

    mengulangnya kembali karena khawatir apa yang baru saja dibaca tidak

    terpahami.

    5. Sub Vokalisasi

    Sub vokalisasi adalah membaca dalam hati yang bisa menganggu

    kecepatan membaca pada saat seseorang membacanya dengan terlalu

    menghayati kata perkata.

    f. Pengukuran Membaca Cepat

    Pemahaman seseorang terhadap isi bacaan saat membaca cepat,

    dapat dinilai dari ketepatan menemukan gagasan utamanya. Selain itu,

    dapat dinilai dari ketepatan menjawab pertanyaan yang ada. Oleh sebab

    itu, setiap pelaku baca cepat harus mampu untuk memahami apa-apa

    yang dibacanya, pada saat ketika diminta untuk menceritakan ulang dia

    mampu untuk melakukannya Atau ketika diminta untuk menjawab

    berbagai soal pertanyaan, ia pun mampu untuk menjawab dengan benar.

    Cara menghitung kecepatan efektif membaca yakni:

    KPM =

    Keterangan:

    Kpm : Kata per menit

    q : Jumlah kata

    t : Lama waktu yang dibutuhkan

    60 : Satuan detik dalam 1 menit

    Satuan pengukur kemampuan membaca seseorang dinyatakan dalam

    satuan KPM (kata per menit).

  • 17

    3. Hakikat Kemampuan Memahami Isi Bacaan

    a. Pengertian Kemampuan Memahami Isi Bacaan

    Pemahaman bacaan yakni aktivitas dari proses komunikasi berpikir

    dalam memindahkan pemikiran penulis ke dalam pemikiran pembaca.

    Uraian ialah proses perpaduan antara data lama serta data baru. Data

    lama terdiri dari pengetahuan pemakai bahasa tentang dunia serta

    pengetahuan ini terinternalisasi serta menyatu dengan sistem struktur

    kognitif. Data baru terdiri dari data auditif yang ditangkap alat

    pendengar, ataupun data visual yang ditangkap alat indra mata.

    Penjelasan teks bertujuan buat membagikan evaluasi terhadap karya tulis

    dengan jalur mengaitkan diri dengan sebaik- baiknya pada teks serta

    membuat analisis yang bisa dihandalkan.

    Dalam memahami bacaan, pada dasarnya terdiri atas kata sesuai

    penggunaannya dalam wacana, mengidentifikasi susunan organisasi

    wacana serta antar ikatan bagian- bagiannya, mengidentifikasi pokok-

    pokok benak yang terungkapkan, sanggup menanggapi pertanyaan-

    pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit ada di wacana, sanggup

    menanggapi pertanyaan- pertanyaan yang jawabannya ada dalam wacana

    walaupun diungkapkan dengan perkata yang berbeda, sanggup menarik

    inferensi tentang isi wacana, sanggup mengidentifikasi serta menguasai

    perkata serta ungkapan-ungkapan buat menguasai nuansa sastra, sanggup

    mengidentifikasi serta menguasai maksud serta pesan penulis selaku

  • 18

    bagian dari uraian tentang penulis. Tidak hanya itu, pembaca wajib

    mempunyai 4 persyaratan pokok buat penjelasan teks.

    Hardjasujana (Alek A serta H. Achmad H. P, 2010: 80)

    mengatakan jika persyaratan pokok itu antara lain: pengetahuan tentang

    bidang ilmu yang disajikan dalam bahan yang lagi dibaca, perilaku

    bertanya serta memperkirakan yang tidak tergesa- gesa, pelaksanaan

    bermacam tata cara analisis yang logis ataupun penelitian ilmiah, serta

    kegiatan yang diambil bersumber pada analisis.

    Selanjutnya, pemahaman bacaan adalah membaca dalam hati yang

    dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yaitu suatu

    kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf relatif

    rendah. Kedua, membaca intensif, yaitu suatu kegiatan membaca dengan

    teliti serta terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas

    pendek kira-kira dua hingga empat halaman.

    Alek A dan H. Achmad H.P (2010 : 91) mengemukakan sebagian

    karakteristik pemahaman bacaan, ialah:

    1. Pemahaman bacaan ialah membaca pada tingkatan bebas, maksudnya

    aktivitas berpikir yang terlihat bersifat individual serta personal.

    2. Berpusat pada permasalahan.

    3. Bersifat analitis.

    4. Didasarkan atas usaha yang terus menerus untuk menemukan

    kebenaran.

  • 19

    5. Bersifat kreatif serta imajinatif.

    6. Terbuka terhadap gagasan terbaik.

    7. Sebagian pengalaman yang mengaitkan diri pembaca.

    8. Peka terhadap kata serta memiliki perbendaharaan kata yang luas, dan

    9. Membaca untuk mengingat bukan untuk melupakan.

    Menurut Subadiyono (2011 : 63) untuk dapat memahami bacaan

    secara detail sebaiknya melakukan tiga fase membaca yakni (1) fase

    sebelum membaca (mengaktifkan makna) merupakan fase pengaktifan

    pengetahuan awal sebelum membaca. (2) fase selama membaca

    (membangun makna) yaitu fase untuk memonitor pemahaman,

    memaknai, menginterpretasi, membaca ulang, bertanya pada diri sendiri

    atau juga kepada pengajar. (3) fase setelah membaca (membangun

    kembali dan memperluas makna) yakni fase yang menuntut pelajar

    berusaha membangun kembali atau memperluas makna atau isi yang

    terkandung dalam teks yang dibaca.

    Menurut pendapat para pakar di atas, pemahaman bacaan dapat

    dimaksudkan sebagai proses membaca yang bertujuan untuk

    mendapatkan pemahaman mengenai hal-hal yang dibaca. Seseorang

    dapat dikatakan memahami isi bacaan ketika ia dapat menjawab

    pertanyaan seputar isi bacaan, dapat menjelaskan isi bacaan dengan

    bahasanya sendiri, serta dapat mengetahui maksud penulis dalam menulis

    bacaan tersebut.

  • 20

    b. Aspek-Aspek Kemampuan Pemahaman Isi Bacaan

    Kemampuan pemahaman isi bacaan terdiri dari beberapa aspek

    kemampuan. Anderson dalam Sujanto, dkk mengadakan pembagian atas

    7 aspek kemampuan, ialah: pengetahuan tentang arti, pengetahuan

    tentang kenyataan, kemampuan mengenali tema inti, kemampuan

    mengikuti tataan bacaan ataupun bagian bacaan, kemampuan menangkap

    ikatan kausal, kemampuan menarik kesimpulan, serta kemampuan

    menemukan maksud penulis.

    Berbeda dengan klasifikasi Anderson seperti di atas, Barret dalam

    Sujanto, dkk mengembangkan klasifikasi kemampuan pemahaman itu

    menjadi dua aspek, yakni aspek kognitif dan aspek afektif. Dari dua

    aspek tersebut diturunkan menjadi 5 aspek kemampuan, yakni

    kemampuan memahami literal, kemampuan mereorganisasi, kemampuan

    menyimpulkan, kemampuan mengevaluasi, serta kemampuan

    mengapresiasi.

    Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca,

    ialah:

    1. Keterampilan yang bersifat mekanis yang dianggap berada pada

    urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup: pengenalan bentuk

    huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase,

    pola klause, kalimat, dll.), Pengenalan hubungan/korespondensi pola

    ejaan dan bunyi, serta Kecepatan membaca bertaraf lambat.

  • 21

    2. Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada

    pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup: memahami

    pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), memahami

    signifikansi atau makna, evaluasi dan penilaian, serta kecepatan

    membaca yang fleksibel, mudah disesuaikan dengan keadaan.

    Dari penjelasan beberapa para pakar di atas, dapat disimpulkan

    bahwa terdapat beberapa aspek penting dalam membaca diantaranya

    yaitu aspek yang bersifat pemahaman. Dari aspek pemahaman ini,

    seseorang dapat mengetahui maksud bacaan serta mampu menyimpulkan

    isi bacaan yang ia baca serta mampu memahami makna kata yang

    terdapat dalam bacaan.

    c. Teknik Pengajaran Pemahaman Isi Bacaan

    Dalam menuntaskan suatu pekerjaan ada baiknya kita memakai

    teknik-teknik tertentu sehingga apa yang kita mau bisa berakhir lebih

    cepat dan lebih baik. begitu pula dengan membaca. Terdapat teknik-

    teknik tertentu dalam membaca ataupun dalam mengarahkan kegiatan

    membaca tersebut. Di sekolah, pengajaran keterampilan pemahaman

    bacaan kurang menemukan atensi yang layak. Dalam perihal ini, para

    guru hendaknya mengetahui dan mencamkan bahwa membaca itu

    tidaklah terjadi secara otomatis. Pertanyaan yang disusun sebaik-baiknya

    akan menimbulkan sikap penasaran dan ingin meneliti. Dengan

    pertanyaan itu, murid haruslah tumbuh kemampuannya untuk

  • 22

    mengklasifikasikan informasi/kejadian, mengambil pesan yang terdapat

    dalam bacaan serta menyimpulkan isi bacaan yang dia baca.

    Dalam menambah kemampuan membaca para pelajar hingga guru

    memiliki tanggung jawab berat, paling sedikit meliputi 6 hal utama ialah:

    1. Memperluas pengalaman para pelajar sehingga mereka hendak

    menguasai kondisi serta seluk-beluk kebudayaan.

    2. Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa) serta makna-makna perkata baru

    3. Mengarahkan ikatan bunyi bahasa dan lambang atau simbol

    4. Membantu para pelajar memahami struktur-struktur (tercantum

    struktur kalimat)

    5. Mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman kepada para

    pelajar

    6. Membantu para pelajar untuk meningkatkan kecepatan dalam

    membaca.

    Usaha yang bisa dilakukan untuk menjaga agar motivasi atau

    dorongan membaca selalu besar, maka pengajaran yang dilakukan oleh

    guru hendaknya berjalan dalam dua arus yang sejajar. Pertama, guru

    membantu para pelajar membaca bahan-bahan yang menarik serta

    bermanfaat secepat mungkin. Kedua, guru secara sistematis mengajarkan

    korespondensi atau hubungan hubungan bunyi dan lambang yang

    diperlukan oleh para pelajar untuk memahami serta mendorong mereka

    membaca sendiri. Jadi dalam hal ini, peran guru sangat besar serta

    dibutuhkan kreativitas serta inovasi dalam setiap pembelajaran agar

  • 23

    pembelajaran membaca menjadi menarik dan dapat diikuti oleh siswa

    dengan baik.

    d. Pengukuran Kemampuan Memahami Isi Bacaan

    Kemampuan membaca dimaksud sebagai kemampuan untuk

    menguasai data yang diinformasikan pihak lain melalui sarana tulisan.

    Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur kompetensi

    siswa memahami isi data yang ada dalam bacaan. Oleh karena itu,

    bacaan yang diujikan hendaklah yang memiliki data yang menuntut

    untuk dimengerti.

    Berpikir jenjang pemahaman antara lain dimaksudkan untuk

    mengukur pemahaman siswa tentang adanya hubungan yang sederhana

    di antara fakta-fakta atau konsep. Soal berpikir jenjang ini setingkat lebih

    tinggi dari soal jenjang hafalan. Secara teoretis dikatakan bahwa

    kemampuan berpikir jenjang hafalan dikatakan sebagai prasyarat untuk

    berpikir jenjang pemahaman. Butir butir soal jenjang ini banyak dipakai

    untuk mengukur kemampuan pemahaman berbagai wacana dalam ujian

    menyimak dan membaca. Bahkan, secara umum dapat dikatakan tujuan

    untuk pembelajaran kemampuan berbahasa aktif reseptif adalah untuk

    menerima informasi yang disampaikan lewat lisan dan tulisan. Untuk

    dapat menerima informasi yang terkandung dalam suatu wacana dengan

    baik tentu diprasyarati oleh kemampuan untuk memahaminya yang

    dalam banyak hal, ia amat ditentukan oleh penguasaan terhadap bahasa

    yang dipergunakan.

  • 24

    Ada banyak teknik mengukur kemampuan pemahaman terhadap

    suatu wacana, misalnya dengan menanyakan ide pokok, gagasan, tema,

    makna istilah yang dipergunakan, dll. Pemahaman wacana di sini juga

    mencakup makna tersurat dan tersirat sekaligus. Tes kemampuan

    pemahaman wacana dapat juga berupa kemampuan membedakan

    informasi dalam wacana yang berupa fakta dan pendapat, atau

    membedakan apakah informasi itu berupa laporan, penyimpulan, atau

    penilaian.

    Untuk mengetahui seberapa paham siswa terhadap bacaan yang ia

    baca, maka perlu dilakukan sebuah pengukuran. Jika sebuah tes sekadar

    menuntut siswa mengidentifikasi, memilih, atau merespon jawaban yang

    telah disediakan, misalnya bentuk soal objektif seperti pilihan ganda, tes

    itu merupakan tes tradisional. Sebaliknya, jika tes pemahaman pesan

    tertulis itu sekaligus menuntut siswa untuk mengonstruksi jawaban

    sendiri, baik secara lisan, tertulis, ataupun keduanya, tes itu menjadi tes

    otentik. Mengkonstruksi jawaban sendiri artinya peserta didik membuat

    jawaban sesuai dengan pemahamannya terhadap pesan dan

    kemampuannya membahasakan kembali baik secara lisan maupun

    tertulis.

  • 25

    B. Kerangka Pikir

    Dalam melakukan penelitian ini dan menjawab rumusan masalah dari

    penelitian, pola pikir sangat penting. Pola pikir dapat mempermudah langkah

    langkah ataupun prosedur yang akan ditempuh dalam penelitian. Kerangka

    pemikiran untuk menjawab Bagaimana pengaruh metode membaca cepat

    dengan pemahaman isi bacaan siswa.

    Dalam proses pembelajaran, siswa sangat diharapkan bisa memahami

    isi bacaan yang dia baca, oleh karena itu keterampilan membaca peserta didik

    perlu dilatih dengan menggunakan teknik maupun metode yang dapat

    mendukung serta meningkatkan keterampilan membaca siswa. Selain itu

    tidak jarang siswa yang merasa malas, bosan dan kurang semangat dalam

    membaca, maka dari itu perlu dilakukan suatu hal yang baru dalam

    pembelajaran membaca.

    Membaca cepat menitikberatkan pada pemahaman, karena membaca

    cepat tidak hanya sekadar melihat bacaan melainkan memahami suatu bacaan

    itu sendiri. Membaca cepat juga dapat menyelesaikan masalah-masalah siswa

    dalam membaca dan dapat membantu siswa untuk lebih baik memahami isi

    bacaan. Oleh karena itu, metode membaca cepat diharapkan dapat

    meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD

    dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir

    dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

  • 26

    Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

    Pemahaman Isi Bacaan

    Kondisi

    Awal

    Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

    Diberikan Perlakuan

    (Pembelajaran Metode

    Membaca Cepat)

    Tidak Diberikan Perlakuan

    (Pembelajaran Konvensional)

    Analisis Hasil

    Temuan

  • 27

    C. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis adalah anggapan teoretis yang dapat dipertegas atau ditolak secara

    empiris. Dapat juga dipandang sebagai konklusi, suatu konklusi yang sifatnya

    sementara. berdasarkan kerangka fikir di atas, maka dapat dirumuskan

    hipotesis penelitiannya sebagai berikut:

    H0 = Tidak terdapat pengaruh penerapan metode membaca cepat terhadap

    kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD Inpres

    Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

    H1 = Terdapat pengaruh penerapan metode membaca cepat terhadap

    kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD Inpres

    Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

    Keterangan :

    H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y

    H1 = Ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    jenis dalam penelitian ini yaitu eksperimental, penelitian dengan

    melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen. Kepada tiap kelompok

    eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi yang

    dapat dikontrol. Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok

    eksperimen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan sebelum dan

    sesudah perlakuan.

    Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini ialah pendekatan

    kuantitatif yang berjenis Quasi Experimental dengan desain penelitian Pretest

    Posttest Control Group Design. Desain ini melibatkan dua kelompok subjek,

    satu diberi perlakuan (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-

    apa (kelompok kontrol).

    Untuk lebih mengefesiensikan waktu maka penelitian dilaksanakan

    hanya pada 1 kelas saja, pertama-tama melakukan pembelajaran seperti biasa,

    lalu diberikan tes awal (pre-test) mengenai pembelajaran. Setelah itu

    diberikan perlakuan dengan menggunakan metode membaca cepat, kemudian

    pada akhir pembelajaran diberikan tes akhir (post-test). Dengan adanya pre-

    test dan post-test dapat memperlihatkan perbedaan sebelum dan sesudah

    perlakuan (treatment) Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut :

  • 29

    Tabel 3.1

    Pretest Posttest Control Group Design

    Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

    Eksperimen T1 E T2

    Kontrol T1 - T2

    Keterangan :

    T1 : Tes awal yang sama pada kedua kelompok

    E : Perlakuan yang diberikan dengan metode membaca cepat

    T2 : Tes akhir yang sama pada kedua kelompok.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Setiap diadakan penelitian, peneliti tidak pernah lepas dari urusan

    populasi karena diadakannya penelitian ini berarti ada objek yang diteliti

    dan dari objek yang diteliti itulah yang dikenal dengan istilah populasi.

    Menurut Sugiyono (2017:80) populasi adalah wilayah generalisasi

    yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai jumlah dan

    karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dianalisis dan

    kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian, populasi dalam

    penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Pakatto Caddi Kecamatan

    bontomarannu Kabupaten Gowa dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang.

  • 30

    Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas V SD Inpres Pakatto Caddi

    Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa

    Kelas

    Jumalah Murid Jumlah

    Laki – laki Perempuan

    V 9 11 20

    Sumber Data : Kantor Tata Usaha SD Inpres Pakatto Caddi

    Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa

    2. Sampel

    Sampel dalam penelitian yang digunakan sebanyak 20 orang dari

    jumlah keseluruhan populasi dikarenakan tidak semua jumlah siswa

    memenuhi kriteria penelitian.

    Teknik sampling yaitu sebuah metode yang dilakukan untuk

    menentukan jumlah serta anggota sampel. Setiap anggota tentu saja wakil

    dari populasi yang dipilih setelah dikelompokkan berdasarkan kesamaan

    karakter. Teknik sampling yang digunakan peneliti yaitu sampling jenuh

    yang artinya adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

    digunakan sebagai sampel.

    Mengacu pada Quasi eksperimen yang ciri utamanya adalah tidak

    memilih sampel secara acak (random sampling) serta menggunakan

    kelompok yang sudah ada maka sebelum dilakukan penelitian, peneliti

    terlebih dahulu mengelompokkan siswa yang ingin digunakan berdasarkan

    jumlah siswa yang sudah ada sebagai sampel sebanyak 20 orang.

  • 31

    C. Definisi Operasional Variabel

    Penulis mengemukakan definisi operasional variabel dimana dalam

    penelitian ini variabel (x) metode membaca cepat dan variabel (y)

    kemampuan memahami isi bacaan yang penjelasannya sebagai berikut:

    1. Penggunaan Metode Membaca Cepat

    Metode membaca cepat yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

    metode membaca yang mengutamakan kecepatan namun tidak

    meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya.

    2. Kemampuan Memahami Isi Bacaan

    Kemampuan memahami isi bacaan yang dimaksud dalam penelitian

    ini yaitu siswa mampu mengetahui maksud dari isi bacaan baik yang

    tersurat maupun tersirat.

    D. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian merupakan perlengkapan ataupun fasilitas yang

    digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data supaya pekerjaannya

    lebih mudah serta hasilnya lebih baik. Pemilihan instrumen sangat ditetapkan

    oleh teknik yang digunakan peneliti untuk mengolah data bila sudah

    terkumpul. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur

    keberhasilan siswa adalah soal tes Bacaan.

    1. Soal Teks Bacaan

    Soal teks bacaan merupakan soal yang petanyaannya dibaca untuk

    mengenali tipe jawaban apa yang dibutuhkan dari pertanyaan tersebut. soal

    tes membaca yang digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa

  • 32

    merupakan soal teks Bacaan yang berbentuk uraian dengan jumlah soal

    sebanyak 10 nomor. Pedoman dalam membuat soal tes adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 3.3

    Kisi-Kisi Tes Kemampuan Memahami Isi Bacaan

    Kemampuan

    Rincian Kemampuan

    Jumlah

    Butir Soal Nomor

    Soal

    Mengukur tingkat

    kemampuan

    memahami bacaan

    1. Mampu menjawab

    pertanyaan tentang

    gagasan utama suatu

    bacaan

    1

    1

    2. Mampu menentukan tema suatu teks bacaan

    1

    2

    3. Mampu menjawab

    pertanyaan tentang

    makna kata sesuai

    dengan penggunaannya

    dalam teks bacaan

    3

    3, 4, 5

    4. Mampu membedakan

    kalimat yang

    merupakan pendapat

    dan kalimat yang

    merupakan fakta

    3

    6, 7, 8

    5. Mampu menjawab

    pertanyaan tentang hal-

    hal yang tersurat dan

    tersirat dalam bacaan.

    2

    9, 10

  • 33

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang

    digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dalam

    penelitian ini menggunakan bebrapa teknik yaitu :

    1. Tes Awal (Pre-test)

    Teknik pre-test untuk mengetahui kemampuan siswa memahami isi

    bacaan sebelum diberikan perlakuan (treatment).

    2. Tes Akhir (Post-test)

    Teknik Post-test untuk mengetahui kemampuan siswa memahami

    isi bacaan sesudah diberikan perlakuan (treatment). Tes ini dilakukan

    setelah selesai mengikuti program pembelajaran membaca yang dikenai

    perlakuan pada kelompok eksperimen saja. Dari tes tersebut dapat

    diketahui tingkat kemampuan siswa memahami isi bacaan, baik yang di

    kelompok eksperimen maupun di kelompok kontrol sesudah diberikan

    perlakuan.

    3. Observasi

    Observasi (observation) atau pengamatan adalah suatu teknik atau

    cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

    kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan

    mengamati jalannya proses pembelajaran membaca dengan menggunakan

    metode membaca cepat di kelas V SD Inpres pakatto Caddi Kecamatan

    Bontomarannu Kabupaten Gowa.

  • 34

    F. Teknik Analisis Data

    Analisis dalam penelitian jenis merupakan cara berpikir. Perihal itu

    berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk

    menentukan bagian, ikatan antar bagian, serta hubungannya dengan

    keseluruhan. Teknik analisis data pula ialah cara yang digunakan untuk

    menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data

    tersebut dapat dimengerti bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja,

    melainkan juga oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh

    ialah sebagai berikut:

    1. Pemberian Skor

    Peneliti memberikan skor terhadap jawaban siswa atas pertanyaan

    yang ada dalam tes. Tes sesuai dengan kisi-kisi yang ada. Soal tes

    pemahaman bacaan berjumlah 10 Soal.

    2. Analisis Univariat

    Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap sebuah

    variabel. Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dari masing-masing

    variabel.

    a) Kecepatan Membaca

    Tingkat kecepatan membaca dapat dilihat pada tabel

    sebagai berikut:

  • 35

    Tabel 3.4

    Tingkat Kecepatan Membaca

    No Kecepatan Membaca

    Kata Per Menit (KPM)

    Kategori

    1. 200-... Baik Sekali

    2. 151 - 200 Baik

    3. 101 - 150 Cukup Baik

    4. 50-100 Kurang

    ( Sumber: Kumalasari, 2012: 4)

    Adapun rumus yang dipergunakan dalam menghitung kecepatan

    membaca tersebut adalah:

    Jumlah kata yang dibaca x 60 = Jumlah Kata Per Menit(KPM)

    Jumlah detik untuk membaca

    b) Memahami Isi Bacaan

    Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami

    bacaan, maka diberikan lembar tes uraian dengan kisi-kisi seperti yang

    ada pada tabel 3.3. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung

    hasil pemahaman isi bacaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

    S = R x 100%

    N

    Keterangan:

    S = Nilai yang diharapkan

    R = Jumlah skor dari soal yang dijawab benar

    N = Skor maksimal dari tes tersebut.

  • 36

    Tabel 3.5

    Kategori Pemahaman Isi Bacaan

    Presentase Jawaban Benar/

    Tingkat Penguaasaan

    Kategori

    91% - 100% Baik Sekali

    81% - 90% Baik

    71% - 80 % Sedang

    61% - 70% Kurang

    .... - 60 % Kurang Sekali

    (Sumber : Vidya Kamalasari 2012: 4)

    Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung hasil

    tes siswa adalah sebagai berikut:

    KP = Jumlah Jawaban Benar x 100

    Jumlah skor maksimal

    c) Uji Analisis Statistik Deskriptif

    Analisis deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis

    data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

    terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

    berlaku untuk umum atau generalisasi. Untuk mendeskripsikan data yang

    diperoleh dari hasil pretest dan posttest kedua kelompok mean, median,

    modus, range, dan standard deviation. Dalam penelitian ini dilakukan

    dengan bantuan SPSS 22 for Windows.

    d) Analisis Statistik Inferensial

    Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik

    probabilitas), yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data

    sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inferensial

  • 37

    digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis namun sebelumnya

    dilakukan uji prasyarat berikut:

    a. Uji Normalitas Data

    Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data

    berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan

    teknik Shapiro-Wilk pada sistem SPSS versi 22. Data dapat dikatakan

    berdistribusi normal jika nilai sig > 0,05. Begitupun sebaliknya jka data

    tidak berdistribusi normal apabila nilai sig < 0,05. Dengan taraf

    kesalahan 0,05.

    b. Uji Homogenitas

    Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut

    memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Jika hasil uji homogenitas

    menunjukkan tingkat signifikansi atau probabilitas > 0,05 maka dapat dikatakan

    bahwa varian yang dimiliki oleh sampel- sampel yang bersangkutan tidak

    jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen.

    c. Uji Hipotesis

    Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan

    normalitas serta homogenitas, dan data populasi sudah diketahui

    berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji

    hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode

    membaca cepat dengan kemampuan memahami isi teks bacaan

    dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran

    konvensional. Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 22

  • 38

    for Windows yaitu dengan teknik analisis independent samples T- Test

    dengan taraf signifikannya adalah 0,05.

    Adapun kemungkinan hasil penelitian yaitu:

    - Hipotesis Alternatif (H1). Terdapat pengaruh penerapan metode

    membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi bacaan pada

    siswa kelas V SD Inpres Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu

    Kabupaten Gowa.

    - Hipotesis Alternatif (H0). Tidak ada pengaruh penerapan metode

    membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi bacaan pada

    siswa kelas V SD Inpres Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu

    Kabupaten Gowa.

    Dengan pengambilan keputusan berdasarkan t tabel:

    a) Jika nilai thitung > nilai ttabel maka hipotesis nol (H0) ditolak dan

    hipotesis alternatif (H1) diterima berarti terdapat perbedaan yang

    signifikan penerapan metode membaca cepat terhadap kemampuan

    memahami isi bacaan.

    b) Jika nilai thitung < nilai ttabel maka hipotesis nol (H0) diterima dan

    hipotesis alternatif (H1) ditolak berarti tidak terdapat perbedaan yang

    signifikan penerapan metode membaca cepat terhadap kemampuan

    memahami isi bacaan.

    Dasar pengambilan keputusan dalam independent samples T-Test:

    Berdasarkan perbandingan nilai signifikansi sebagai berikut:

    a) Jika sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

    b) Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 terima.

  • 39

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Pada bab ini akan dibahas deskripsi data hasil penelitian kemampuan

    memahami isi bacaan siswa kelas V SD Inpres Pakatto caddi kecamatan

    Bontomarannu Kabupaten Gowa yang diajar dengan metode ceramah dengan

    siswa yang diajar dengan menggunakan metode membaca cepat, sehingga peneliti

    dapat memperoleh data Pretest dan posttest. Data hasil penelitian yang terkumpul

    dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif

    dan inferensial. Adapun hasil analisis masing-masing data tersebut adalah sebagai

    berikut:

    1. Analisis Statistik Deskriptif

    a) Analisis Statistik Deskriptif Sebelum Perlakuan

    Pada analisis deksriptif sebelum perlakuan data yang dianalisis yaitu

    data pretest kelompok eksperimen dan data pretest kelompok kontrol.

    Kelompok eksperimen adalah kelompok yang dalam pembelajarannya

    menggunakan metode membaca cepat dan Kelompok kontrol adalah

    kelompok yang dalam pembelajarannya hanya menggunakan metode

    konvensional. Pemberian pretest dilakukan sebelum masing-masing

    kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Adapun hasil analisis data

    dengan menggunakan SPSS 22 sebagai berikut:

  • 40

    Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Memahami Isi

    Bacaan Kelompok Eksperimen Pretest Eksperimen

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

    Valid

    60 2 20,0 20,0 20,0

    68 5 50,0 50,0 70,0

    72 1 10,0 10,0 80,0

    76 2 20,0 20,0 100,0

    Total 10 100,0 100,0

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui frekuensi nilai siswa pretest

    Kelompok Eksperimen sebelum diberi perlakuan antara lain siswa yang

    mendapat nilai 60 sebanyak 2 siswa, nilai 68 sebanyak 5 siswa, nilai 72

    sebanyak 1 siswa, dan nilai 76 sebanyak 2 siswa. Nilai tertinggi yang

    diperoleh pretest kelompok eksperimen yaitu 76 sedangkan nilai terendah

    yaitu 60, dilihat dari pernyataan tersebut dapat diketahui 20 % siswa

    pretest kelompok eksperimen mendapat nilai di bawah KKM (KKM=65)

    atau terdapat 2 siswa yang tidak berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan

    80 % mendapat nilai diatas KKM atau dengan kata lain 8 siswa berhasil

    mencapai nilai lebih, dengan demikian presentase siswa yang mencapai

    nilai KKM lebih besar dari pada siswa yang belum mencapai nilai KKM.

  • 41

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Memahami Isi

    Bacaan Kelompok Kontrol

    Pretest_Kontrol

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

    Valid 40 1 10,0 10,0 10,0

    56 1 10,0 10,0 20,0

    58 3 30,0 30,0 50,0

    60 3 30,0 30,0 80,0

    64 2 20,0 20,0 100,0

    Total 10 100,0 100,0

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui frekuensi nilai siswa pretest

    Kelompok Kontrol sebelum diberi perlakuan antara lain siswa yang

    mendapat nilai 40 sebanyak 1 siswa, nilai 56 sebanyak 1 siswa, nilai 58

    sebanyak 3 siswa, nilai 60 sebanyak 3 siswa dan nilai 64 sebanyak 2 siswa.

    Nilai tertinggi yang diperoleh pretest kelompok Kontrol yaitu 64

    sedangkan nilai terendah yaitu 40, dilihat dari pernyataan tersebut dapat

    diketahui 100 % siswa pretest kelompok kontrol mendapat nilai di bawah

    KKM (KKM=65) atau terdapat 10 siswa yang tidak berhasil mencapai

    nilai KKM, sedangkan 0 % mendapat nilai diatas KKM atau dengan kata

    lain tidak ada siswa berhasil mencapai nilai lebih, dengan demikian

    presentase siswa yang belum mencapai nilai KKM lebih besar dari pada

    siswa yang mencapai nilai KKM.

    Distribusi frekuensi hasil Pretest kemampuan memahami isi bacaan

    menjadi dasar untuk melakukan analisis deskriptif, setelah kedua data

    tersebut dianalisis dengan analisis deskriptif menggunakan aplikasi SPSS

    22. Adapun hasil analisis deskriptif kedua data yaitu sebagai berikut:

  • 42

    Tabel 4.3 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen

    Statistics

    Pretest Eksperimen

    N Valid 10

    Missing 0

    Mean 68,40

    Median 68,00

    Mode 68

    Std. Deviation 5,481

    Variance 30,044

    Range 16

    Minimum 60

    Maximum 76

    Sum 684

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.3 diketahui hasil pretest kelompok eksperimen

    diperoleh nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 68,40 dengan jumlah

    sampel 10 siswa dengan jumlah data 684. dengan varian 30.044 dan

    standar deviasi/simpanan baku sebesar 5.481. nilai maksimum adalah 76

    dan nilai minimum adalah 60, maka rentang nilainya adalah 16. Median

    adalah 68 serta modusnya 68.

  • 43

    Tabel 4.4

    Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol

    Statistics

    Pretest Kontrol

    N Valid 10

    Missing 0

    Mean 57,80

    Median 59,00

    Mode 58a

    Std. Deviation 6,763

    Variance 45,733

    Range 24

    Minimum 40

    Maximum 64

    Sum 578

    a. Multiple modes exist. The smallest

    value is shown

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.4 diketahui hasil pretest kelompok kontrol

    diperoleh nilai rata-rata kelompok kontrol yaitu 57,80 dengan jumlah

    sampel 10 siswa dengan jumlah data 578. dengan varian 45,733 dan

    standar deviasi/simpanan baku sebesar 6,763. nilai maksimum adalah 64

    dan nilai minimum adalah 40, maka rentang nilainya adalah 24. Median

    adalah 59 serta modusnya 58.

    b) Analisis Statistik Deskriptif Setelah Perlakuan

    Pada analisis deskriptif setelah perlakuan data yang dianalisis yaitu

    data posttest kelompok eksperimen dan data Posttest kelompok kontrol.

    Analisis data setelah perlakuan bertujuan untuk mengetahui kondisi

    sampel setelah diberi perlakuan yang berupa metode membaca cepat

  • 44

    terhadap kemampuan memahami isi bacaan siswa pada kelompok

    eksperimen dan tanpa perlakuan di kelas kontrol. Adapun hasil Distribusi

    frekuensi analisis data dengan menggunakan SPSS 22 sebagai berikut:

    Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Memahami Isi

    Bacaan Kelompok Eksperimen

    Posttest_Eksperimen

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

    Valid 70 1 10,0 10,0 10,0

    78 1 10,0 10,0 20,0

    86 2 20,0 20,0 40,0

    92 1 10,0 10,0 50,0

    94 3 30,0 30,0 80,0

    98 2 20,0 20,0 100,0

    Total 10 100,0 100,0

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui frekuensi nilai siswa posttest

    Kelompok Eksperimen setelah diberi perlakuan antara lain siswa yang

    mendapat nilai 70 sebanyak 1 siswa, nilai 78 sebanyak 1 siswa, nilai 86

    sebanyak 2 siswa, nilai 92 sebanyak 1 siswa, nilai 94 sebanyak 3 siswa dan

    nilai 98 sebanyak 2 siswa.

    Nilai tertinggi yang diperoleh posttest kelompok Eksperimen yaitu 98

    sedangkan nilai terendah yaitu 70, dilihat dari pernyataan tersebut dapat

    diketahui 100 % siswa kelompok posttest eksperimen berhasil mencapai

    nilai di atas KKM (KKM=65) atau terdapat 10 siswa berhasil mencapai

    nilai KKM, sedangkan 0 % mendapat di bawah KKM atau dengan kata

    lain seluruh siswa kelompok Posttest Eksperimen berhasil mencapai nilai

    lebih dari sama dengan nilai KKM.

  • 45

    Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Memahami Isi

    Bacaan Kelompok Kontrol

    Posttest_Kontrol

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 58 2 20,0 20,0 20,0

    60 1 10,0 10,0 30,0

    62 1 10,0 10,0 40,0

    64 1 10,0 10,0 50,0

    66 2 20,0 20,0 70,0

    72 1 10,0 10,0 80,0

    78 2 20,0 20,0 100,0

    Total 10 100,0 100,0

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui frekuensi nilai siswa posttest

    Kelompok Kontrol setelah diberi perlakuan antara lain siswa yang

    mendapat nilai 58 sebanyak 2 siswa, nilai 60 sebanyak 1 siswa, nilai 62

    sebanyak 1 siswa, nilai 64 sebanyak 1 siswa, nilai 66 sebanyak 2, nilai 72

    sebanyak 1 siswa dan nilai 78 sebanyak 2 siswa.

    Nilai tertinggi yang diperoleh posttest kelompok Kontrol yaitu 78

    sedangkan nilai terendah yaitu 58, dilihat dari pernyataan tersebut dapat

    diketahui 50 % siswa kelompok posttest kontrol mendapat nilai di bawah

    KKM (KKM=65) atau terdapat 5 siswa yang tidak berhasil mencapai nilai

    KKM, sedangkan 50 % mendapat nilai di atas KKM atau dengan kata lain

    5 siswa kelompok Posttest Eksperimen berhasil mencapai nilai lebih dari

    sama dengan nilai KKM.

    Distribusi frekuensi hasil Posttest kemampuan memahami isi bacaan

    menjadi dasar untuk melakukan analisis deskriptif, setelah kedua data

  • 46

    tersebut dianalisis dengan analisis deskriptif menggunakan aplikasi SPSS

    22. Adapun hasil analisis deskriptif kedua data yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.7

    Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen

    Statistics

    Posttest Eksperimen

    N Valid 10

    Missing 0

    Mean 89,00

    Median 93,00

    Mode 94

    Std. Deviation 9,104

    Variance 82,889

    Range 28

    Minimum 70

    Maximum 98

    Sum 890

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.7 diketahui hasil posttest kelompok eksperimen

    diperoleh nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 89,00 dengan jumlah

    sampel 10 siswa dengan jumlah data 890. dengan varian 82,889 dan

    standar deviasi/simpanan baku sebesar 9.104. nilai maksimum adalah 98

    dan nilai minimum adalah 70, maka rentang nilainya adalah 28. Median

    adalah 93 serta modusnya 94.

  • 47

    Tabel 4.8

    Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol

    Statistics

    Posttest kontrol

    N Valid 10

    Missing 0

    Mean 66,20

    Median 65,00

    Mode 58a

    Std. Deviation 7,510

    Variance 56,400

    Range 20

    Minimum 58

    Maximum 78

    Sum 662

    a. Multiple modes exist. The

    smallest value is shown

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.8 diketahui hasil posttest kelompok kontrol

    diperoleh nilai rata-rata kelompok kontrol yaitu 66,20 dengan jumlah

    sampel 10 siswa dengan jumlah data 662. dengan varian 56,400 dan

    standar deviasi/simpanan baku sebesar 7.510. nilai maksimum adalah 78

    dan nilai minimum adalah 58, maka rentang nilainya adalah 20. Median

    adalah 65 serta modusnya 58.

    2. Analisis Statistik Inferensial

    Pada penelitian ini dilakukan pula analisis inferensial yang

    digunakan untuk melakukan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-

    t sampel independent. Namun sebelumnya, dilakukan terlebih dahulu

    pengujian dasar yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

  • 48

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data

    berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan teknik

    Shapiro-Wilk pada sistem SPSS versi 22. Data dapat dikatakan

    berdistribusi normal jika nilai sig > 0,05. Begitupun sebaliknya jka data

    tidak berdistribusi normal apabila nilai sig < 0,05. Dengan taraf kesalahan

    0,05.

    Tabel 4.9

    Uji Normalitas Data Penelitian

    Tests of Normality

    Kelompok

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

    Nilai Posttest

    eksperimen ,229 10 ,146 ,866 10 ,090

    Posttest

    kontrol ,211 10 ,200

    * ,885 10 ,150

    *. This is a lower bound of the true significance.

    a. Lilliefors Significance Correction

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.9 Uji normalitas data pada penelitian ini yang

    diambil dari data hasil posttest kelompok eksperimen dan hasil posttest

    kelompok kontrol menunjukkan bahwa data hasil posttest kelompok

    eksperimen sig 0,090 > 0,05 dan data hasil posttest kelompok kontrol sig

    0,150 > 0,05. Data hasil postest kelompok eksperimen maupun kelompok

    kontrol lebeih besar dari 0,05. Dengan demikian data hasil penelitian pada

    penelitian ini berdistribusi normal.

  • 49

    b. Uji Homogenitas

    Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut

    memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Jika hasil uji

    homogenitas menunjukkan tingkat signifikansi atau probabilitas > 0,05

    maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel- sampel

    yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut

    homogen.

    Adapun hasil uji normalitas data penelitian ini dapat dilihat pada tabel

    di bawah ini:

    Tabel 4.10

    Uji Homogenitas Data Penelitian

    Test of Homogeneity of Variances

    Posttest kelompok eksperimen dan kontrol

    Levene Statistic df1 df2 Sig.

    ,403 1 18 ,534

    Output SPSS 22 Berdasarkan tabel 4.10 uji homogenitas data diperoleh signifikansi

    (Sig) sebesar 0,534 > 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa Varians data

    posttest kelompok eksperimen dan data posttest kelompok kontrol adalah

    sama atau homogen. Dengan demikian data hasil penelitian pada penelitian

    ini memiliki varians yang sama atau homogen.

    c. Uji Hipotesis

    Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan

    normalitas dan homogenitas, serta data populasi sudah diketahui

    berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji

    hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode

  • 50

    membaca cepat dengan kemampuan memahami isi bacaan dibandingkan

    dengan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran konvensional.

    Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis

    independent samples T- Test pada program SPSS 22 for Windows. H0

    ditolak dan H1 diterima apabila sig < 0,05 dan thitung > nilai ttabel. Berikut

    disajikan hasil analisis uji-t nilai posttest eksperimen dan kontrol.

    Tabel 4.11 Uji Hipotesis

    Independent Samples T-Test

    Levene's Test

    for Equality of

    Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. T Df

    Sig. (2-

    tailed)

    Mean

    Differen

    ce

    Std.

    Error

    Differe

    nce

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Posttest

    Eksperi

    men dan

    kontrol

    Equal variances

    assumed ,403 ,534 6,109 18 ,000 22,800 3,732 14,959 30,641

    Equal variances

    not assumed 6,109 17,372 ,000 22,800 3,732 14,939 30,661

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan perbandingan nilai signifikansi

    yaitu (0,000 < 0,05) sesuai dasar pengambilan keputusan dalam

    Independent samples T-Test, maka dapat disimpulkan pula bahwa H0

    ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat pengaruh penerapan metode

    membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi bacaan pada siswa

    kelas V SD Inpres Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu Kabupaten

    Gowa. Sedangkan menggunakan t tabel dapat dihitung dengan melihat

    nilai thitung = 6,109 dan nilai sig (2-tailed) = 0,000.

  • 51

    Dengan ttabel dilihat pada tabel statistic dengan signifikansi 0,05 : 2 =

    0,025, dengan nilai Df diperoleh dari 20-2 = 18, sehingga diperoleh ttabel

    2,100. thitung > ttabel (6,109 > 2,100) Maka dapat disimpulkan pula bahwa H0

    ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat pengaruh penerapan metode

    membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi bacaan pada siswa

    kelas V SD Inpres Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu Kabupaten

    Gowa.

    Tabel 4.12 Perbandingan Nilai Rata-rata

    Group Statistics

    Kelompok N Mean

    Std.

    Deviation Std. Error Mean

    Posttest

    Eksperimen

    dan kontrol

    Eksperimen 10 89,00 9,104 2,879

    Kontrol 10 66,20 7,510 2,375

    Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.12 perbandingan nilai rata-rata diketahui

    perolehan nilai rata-rata kelompok eksperimen 89,00 sedangkan rata-rata

    kelompok kontrol 66,20 (89,00>66,20) sehingga terdapat perbedaan antara

    nilai rata-rata kelompok eksperimen dan nilai rata-rata kelompok kontrol.

    Nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata

    kelas kontrol.

    B. Pembahasan Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil analisis nilai tes kemampuan membaca untuk memahami

    isi bacaan pada siswa kelas V semester ganjil SD Inpres Pakatto Caddi Kecamatan

    Bontomarannu Kabupaten Gowa tahun ajaran 2019/2020 yang telah dibagi ke

  • 52

    dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah

    kelompok yang diberi perlakuan dengan menggunakan metode membaca cepat

    dan kelompok kontrol adalah kelompok yang menggunakan metode konvensional.

    Proses pembelajaran penerapan metode membaca cepat ini, peneliti

    menyiapkan pengukur waktu untuk mengetahui kecepatan membaca. siswa dibagi

    menjadi beberapa kelompok untuk maju kedepan dengan membaca teks bacaan

    yang telah diberikan. Kemudian siswa dilatih untuk tidak membaca kata demi

    kata, dilatih untuk membaca dalam hati, membaca dengan waktu yang lebih cepat,

    membaca dengan melihat kata-kata kunci dalam teks, serta diberikan penjelasan

    tentang hal-hal yang harus dihindari dalam membaca cepat. setelah itu siswa

    diberikan beberapa soal guna mengetahui tingkat pencapaian pemahaman siswa

    terhadap teks yang sudah dibacanya dengan menggunakan metode membaca

    cepat. Tes yang diberikan kepada siswa memuat soal-soal tentang gagasan utama,

    tema teks bacaan, makna kata yang terdapat dalam teks, kalimat fakta dan

    pendapat, dan juga amanat tersurat dan tersirat. Proses pembelajaran dengan

    menggunakan metode membaca cepat ini membantu siswa untuk selalu membaca

    dan mendapatkan informasi yang ada didalam teks bacaan yang mereka baca.

    Dalam penerapan metode membaca cepat pada kelas eksperimen ini, siswa

    menjadi lebih termotivasi serta tertarik dalam hal membaca. Oleh karena itu,

    mereka juga dapat melakukan kegiatan membaca dengan sebenar-benarnya

    membaca, yakni bukan hanya sekadar melihat kata demi kata melainkan

    memahami serta memperoleh pemahaman dari teks yang mereka baca, hal

    tersebut ditunjukkan dengan perolehan hasil tes yang lebih baik dibandingkan

  • 53

    dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode membaca cepat melainkan

    menggunakan metode konvensional.

    Namun dalam pelaksanaannya, peneliti juga menemukan beberapa kendala

    seperti masih ada sedikit siswa yang malas untuk membaca dan merasa

    kesulitan dalam melakukan metode membaca cepat ini sehingga menyulitkan ia

    dalam memahami teks bacaannya. Hal tersebut masih terbilang wajar, karena

    memang sangat jarang sekali guru yang membiasakan kegiatan membaca cepat

    ini di sekolah sehingga siswa belum terbiasa untuk melakukannya, oleh sebab

    itu perlu adanya pembiasaan sehingga pemahaman siswa terhadap teks-teks yang

    dibacanya pun dapat lebih meningkat.Sedangkan pada kelas kontrol, pembelajaran

    dilakukan dengan menggunakan metode konvensional.

    Berdasarkan analisis data statistik dengan menggunakan SPSS 22, diperoleh

    nilai pretest kelompok kontrol terendah yaitu 40 dan tertinggi yaitu 64, nilai

    pretest kelompok eksperimen terendah yaitu 60 dan tertinggi yaitu 76. sedangkan

    nilai posttest kelompok kontrol diperoleh nilai terendah yaitu 58 dan tertinggi

    yaitu 78, nilai posttest kelompok kontrol diperoleh nilai terendah yaitu 70 dan

    tertinggi yaitu 98. rata-rata nilai Pretest kelompok kontrol yaitu 57,80 dan

    kelompok eksperimen 68,40 sedangkan posttest kelompok kontrol yaitu 66,20 dan

    kelompok eksperimen 89,00. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diterapkannya

    metode membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi bacaan, rata-rata nilai

    siswa meningkat dibandingkan sebeluum menggunakan metode membaca cepat.

    Hasil analisis statistik inferensial untuk uji hipotesis, terlebih dahulu

    dilakukan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji

  • 54

    normalitas dan homogennitas. Untuk menguji normalitas data hasil penelitian

    diambil dari hasil posttest kelompok eksperimen dan hasil posttest kelompok

    kontrol dengan menggunakan uji Shapiro Wilk pada aplikasi SPSS versi 22 pada

    taraf signifikansi α = 0,05 untuk data yang sama yaitu sebanyak 10 siswa dari

    kelas eksperimen dan 10 siswa dari kelas kontrol. Adapun hasil uji normalitas data

    penelitian menunjukkan bahwa bahwa data hasil posttest kelompok eksperimen

    sig 0,090 > 0,05 dan data hasil posttest kelompok kontrol sig 0,150 > 0,05. Data

    hasil posttest kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol lebih besar dari

    0,05. Dengan demikian data hasil penelitian pada penelitian ini berdistribusi

    normal.

    Selanjutnya dilakukan uji homogenitas, pengujian homogenitas variansi

    adalah pengujian untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah

    populasi sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan

    aplikasi SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 22. Adapun taraf

    kesalahan (taraf siginifikan) yang digunakan adalah α = 0,05. Adapun hasil uji

    homogenitas data pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut uji

    homogenitas data diperoleh signifikansi (Sig) sebesar 0,534 > 0,05 sehingga dapat

    diketahui bahwa varians data posttest kelompok eksperimen dan data posstest

    kelompok kontrol adalah sama atau homogen. Dengan demikian data hasil

    penelitian pada penelitian ini memiliki varians yang sama atau homogen.

    Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 22 pada uji

    hipotestis dengan uji t sampel independent data dan perbandingan rata-rata

    diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada

  • 55

    perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan me