UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya...

81
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI-BAHASA SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Puspita Wulandari NIM 3101405007 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN

SEJARAH KELAS XI-BAHASA SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2008/2009

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Puspita Wulandari

NIM 3101405007

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2009

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Drs. Ba’in, M.Hum Drs. I.M. Jimmy De Rosal, M.Pd NIP. 131 876 207 NIP. 131 876 207

Mengetahui: Ketua Jurusan Sejarah

Arif Purnomo S.Pd., S.S., M.Pd. NIP. 132 238 496

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji Utama

Drs. Karyono, M.Hum NIP. 130815341

Penguji I Penguji II Drs. Ba’in, M.Hum Drs. I.M. Jimmy De Rosal, M.Pd NIP. 131 876 207 NIP. 131 876 207

Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Subagyo, M. Pd NIP. 130 818 771

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun

seluruhnya. Pendapat ataupun temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 19 Juni 2009

Puspita Wulandari NIM. 3101405007

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jika sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, sepenuh hati, kita

akan dapat mengerjakan banyak hal yang luar biasa (Norman

Vincent Peale)

Impian itu adalah sebagian dari cita-cita, cita-cita adalah bagian dari

agenda, agenda itu adalah sebagian dari kerja keras, kerja keras

adalah kunci menuju gerbang kesuksesan (Puspita Wulandari)

Ada dua orang yang akan berkata bahwa kita tidak mampu membuat

perubahan, yaitu mereka yang takut mencoba dan mereka yang takut

akan berhasil

PERSEMBAHAN

Ayah dan Bunda-ku tercinta yang selalu mendukung dan memberiku

semangat

Adik-ku yang tersayang yang aku banggakan

Kasihku Fauzi Mukti Wibowo yang selalu memberiku dukungan dan

semangat

Efik, Adi, Puji, dan sahabat’Q lia yang selalu membantu dan

mendukungku, terimakasih banyak

Untuk UTUT... terima kasih banyak ya atas bantuannya

Seluruh teman-teman-ku yang selalu ada baik dalam suka dan duka

Seluruh anak-anak kost FIERSTA yang sudah mendukungku

Almamater-ku

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

vi

KATA PENGANTAR

Tidak ada satu hal pun yang dapat dilakukan oleh manusia tanpa

mendapatkan ridho dari Allah Yang Maha Kuasa, begitu pula dengan skripsi ini.

Sehingga tidak ada satu pun ungkapan yang dapat terungkapkan untuk

menggambarkan rasa puji dan syukur atas terselesaikannya skripsi ini dengan

mengangkat judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan

Model Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI-

Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2008/2009”, sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri

Semarang.

Manusia tidaklah luput dari kesalahan, kekurangan, dan keterbatasan. Oleh

karena itu tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari

orang lain, demikian halnya dengan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, ucapan terimakasih saya

sampaikan kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

belajar.

2. Dekan FIS Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin

penelitian.

3. Ketua Jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin penelitian serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

vii

4. Drs. Purwanto selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Salatiga yang telah

memberikan ijin penelitian.

5. Drs. Ba’in, M.Hum selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam penyelesaian penelitian skripsi ini.

6. Drs. I.M Jimmy De Rossal, M.Pd selaku pembimbing II yang telah

memberilkan petunjuk bimbingan dalam penyelesaian penelitian skripsi ini.

7. Drs. Karyono, M.Hum selaku dosen penguji skripsi yang telah menguji dalam

kelulusan kelayakan skripsi ini.

8. Suwandi, S.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah SMA Negeri 2 Salatiga

yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian skripsi ini.

9. Para siswa-siswi kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran

2008/2009 yang telah bersedia secara tulus dan ikhlas sebagai subjek

penelitian skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman Pendidikan Sejarah 2005 yang selalu memberikan

bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dengan sukarela, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca

dan dapat memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan. Terima kasih

Semarang,

Puspita Wulandari

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

viii

SARI

Puspita Wulandari. 2009 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi, Jurusan Sejarah, FIS UNNES. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci: hasil belajar, group investigation

Pembaharuan dalam bidang pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Salah satu cara untuk memperbaharui dunia pendidikan adalah dengan menciptakan iklim pembelajaran yang mengaktifkan siswa yaitu dengan tidak menggunakan cara-cara yang konvensional lagi. Didalam situasi pembelajaran banyak siswa menganggap bahwa sejarah merupakan mata pelajaran yang membosankan dan rumit, hal ini dapat terlihat pada saat pemberian materi ajar dikelas siswa cenderung untuk tidak memperhatikan guru yang sedang member materi dan berbicara sendiri. Mereka sangat merasa kesulitan saat harus menghafalkan angka tahun yang bagi mereka sangat rumit. Oleh karena itu perlu adanya model pembelajaran baru untuk meningkatkan potensi belajar siswa.

Sistem pembelajaran yang ada di SMA Negeri 2 Salatiga selama ini masih belum melibatkan potensi dan peran aktif siswa secara optimal dalam mengikuti pembelajaran yang ada. Hal tersebut menjadi penyebab tidak dapat terselenggarakannya proses pembelajaran yang baik, karena siswa cenderung bersikap pasif terhadap pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Menanggapi masalah tersebut, maka dilaksanakan model pembelajaran Group Investigation melalui penelitian tindakan kelas. Model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga”. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga melalui model pembelajaran Group Investigation dalam mata pelajaran sejarah.

Penelitian ini dirancang dalam dua siklus. Dalam setiap siklus ada empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Peneliti memberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara berkelompok dan hasilnya akan dipresentasikan didepan kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga tahun 2008/2009.

Berdasarkan hasi penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Group Investigation, hasil belajar siswa kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga dapat ditingkatkan. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 63,97 dengan ketuntasan klasikal adalah 55,89% dan siswa yang tuntas berjumlah 19 anak. Nilai rata-rata

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

ix

kelas paa siklus II adalah 70,73 dengan ketuntasan klasikal adalah 82,53% dan siswa yang tuntas berjumlah 28 anak.

Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah guru hendaknya harus mengadakan variasi dalam menggunakan metode pembelajaran untuk menghindari timbulnya rasa jenuh siswa dalam proses belajar-mengajar didalam kelas sehingga motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa dapat meningkat.

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

1.5 Penegasan Istilah ............................................................................ 19

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1 Upaya Peningkatan ........................................................................ 12

2.2 Belajar ............................................................................................ 12

2.3 Pembelajaran Sejarah ..................................................................... 17

2.4 Penilaian Hasil Belajar ................................................................... 19

2.5 Pembelajaran Kooperatif ............................................................... 24

2.6 Group Investigation ........................................................................ 26

2.7 Kerangka Berfikir .......................................................................... 29

2.8 Hipotesis ......................................................................................... 31

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 32

3.2 Objek Penelitian ............................................................................ 32

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

xi

3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................ 32

3.4 Desain Penelitian ............................................................................ 32

3.5 Prosedur Kerja Penelitian ............................................................... 33

3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 36

3.7 Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 41

3.8 Analisis Data .................................................................................. 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 46

4.2 Hasil Penelitian .............................................................................. 47

4.3 Pembahasan .................................................................................... 60

BAB V. PENUTUP

5.1 Simpulan ........................................................................................ 63

5.2 Saran ............................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65

LAMPIRAN ..................................................................................................... 67

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ........................................................... 47

Tabel 2. Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus ............................................ 48

Tabel 3.Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................................... 48

Tabel 4. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I ................................................. 49

Tabel 5. Hasil Belajar Siswa siklus II .............................................................. 50

Tabel 6.Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II ............................................... 50

Tabel 7. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ...................................................... 51

Table 8. Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa ............................... 55

Tabel 9. Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................................................... 55

Table 10. Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................................................. 56

Tabel 11. Diagram Aktivitas Siswa Siklus I dan II ......................................... 58

Tabel 13. Data Kinerja Guru Siklus I ............................................................. 58

Tabel 15. Data Kinerja Guru Siklus II ............................................................. 59

Tabel 16. Diagram Kinerja Guru Siklus I dan II ............................................ 60

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Kerangka Berfikir Group Investigation .......................................................... 30

Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 41

Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus .......................................................... 48

Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I .............................................................. 49

Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II ............................................................. 50

Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa ............................................ 55

Diagram Aktivitas Siswa Siklus I dan II ......................................................... 58

Diagram Kinerja Guru Siklus I dan II ............................................................. 60

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lembar Penilaian Untuk Guru Siklus I ........................................................... 68

Lembar Penilaian Untuk Guru Siklus II........................................................... 71

Lembar Penilaian Untuk Siswa Siklus I........................................................... 74

Lembar Penilaian Untuk Siswa Siklus II ......................................................... 76

Silabus .............................................................................................................. 78

Bahan Ajar Siklus I ......................................................................................... 81

Bahan Ajar Siklus II ......................................................................................... 86

Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ....................................................... 89

Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II .................................................... 93

Kisi-Kisi Soal Test Evaluasi Siklus I .............................................................. 97

Kisi-Kisi Soal Test Evaluasi Sikus II .............................................................. 99

Soal Evaluasi Siklus I ..................................................................................... 101

Soal Evaluasi Siklus II .................................................................................... 105

Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I .................................................................... 119

Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ................................................................... 110

Pembagian Kelompok Siklus I ........................................................................ 111

Pembagian Kelompok Siklus II ....................................................................... 112

Soal Presentasi Kelompok Siklus I .................................................................. 113

Soal Presentasi Kelompok Siklus II ................................................................. 114

Daftar Nilai Pra Siklus ..................................................................................... 115

Daftar Nilai Siklus I ......................................................................................... 116

Daftar Nilai Siklus II ....................................................................................... 117

Validitas Soal Siklus I ..................................................................................... 118

Reliabilitas SoaL Siklus I ................................................................................. 123

Daya Pembeda Soal Siklus I ............................................................................ 124

Tingkat Kesukaran Soal Siklus I ...................................................................... 125

Validitas Soal Siklus II .................................................................................... 126

Reliabilitas Soal Siklus II ................................................................................ 131

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

xv

Tingkat Kesukaran Soal Siklus II ................................................................... 132

Daya Pembeda Soal Siklus II ........................................................................... 133

Dokumentasi .................................................................................................... 134

Surat Permohonan Ijin Penelitian Ke Sekolah……………………………....... 137

Surat Permohonan Ijin ke Dinas Pendidikan Salatiga…………………………. 138

Surat Rekomendasi/Survey/Penelitian dari KESBANGLINMAS Salatiga…... 139

Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Sekolah……………………………. .140

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya

manusia, sebab pendidikan pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas

baru bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru,

sehingga dapat diperoleh manusia produktif. Disisi lain, pendidikan dipercayai

sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial dalam masyarakat baik

secara horizontal maupun vertikal.

Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan

oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung

pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan

masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Pendidikan mengemban

tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia-manusia yang lebih

berkebudayaan, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih

baik.

Nilai-nilai yang hidup dan berkembang di suatu masyarakat atau negara,

menggambarkan pendidikan dalam suatu konteks yang sangat luas, menyangkut

kehidupan umat manusia, yang digambarkan bahwa tujuan pendidikan adalah

untuk mencapai suatu kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu pembaharuan

pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu

bangsa. Kemajuan Bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui penataan

pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan mampu

menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk mencapainya,

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

2

pembaharuan pendidikan di Indonesia perlu terus dilakukan untuk menciptakan

dunia pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

Sejarah merupakan materi pelajaran yang sangat penting untuk didapatkan

siswa dibangku sekolah. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang cenderung

enggan untuk mempelajari sejarah karena mereka menganggap bahwa sejarah

adalah membosankan dan rumit. Seperti halnya siswa siswi anak XI-Bahasa SMA

Negeri 2 Salatiga, mereka cenderung tidak memperhatikan guru pada saat

mengajar dan banyak yang berbicara sendiri. Hal ini mereka lakukan karena

mereka telah enggan terlebih dahulu pada materi ajar itu, karena mereka

menganggapnya sulit. Sehingga nilai siswa pada materi ajar sejarahpun menurun,

dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kualitas pendidikan dapat diketahui dari dua hal, yaitu: kualitas proses dan

produk. Suatu pendidikan dikatakan berkualitas proses apabila proses belajar

mengajar (PBM) dapat berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami

proses pelajaran yang bermakna. Pendidikan disebut berkualitas produk apabila

peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas

belajar sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Hal ini dilihat dari hasil

belajar yang dinyatakan dalam proses akademik (Sudjana, 2003 : 35).

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

3

Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan

pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen-

komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan pengajaran, guru dan peserta

didik, bahan pelajaran, strategi atau metode belajar mengajar, alat dan sumber

pelajaran, serta evaluasi. Komponen-komponen tersebut dilibatkan secara

langsung tanpa menonjolkan salah satu komponen saja, akan tetapi komponen

tersebut diberdayakan secara bersama-sama (Sugito, 1994 : 3).

Tujuan mata pelajaran Sejarah Nasional dimaksudkan untuk mengetahui

dan menyadari bahwa manusia hidup dalam lingkungan. Ada hubungan

fungsional dan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya, sehingga

mampu memanfaatkannya, memiliki pengetahuan mengenai perubahan-perubahan

yang telah dialami penduduk dikepulauan Indonesia pada masa lampau. Hasilnya

siswa mampu memahami keadaan bangsa dan negara Indonesia sekarang. Siswa

mengetahui dan mengerti peranan sekolah dalam masyarakat, serta mampu

menyelenggarakan kegiatan yang berdaya dan berhasil guna, baik bagi

perkembangan sekolah maupun bagi usaha untuk menaikkan taraf hidup

masyarakat yang bersangkutan, sekaligus dapat memperluas wawasan hubungan

masyarakat antara bangsa di dunia (Wiryohandoyo, dkk. 1998 : 29).

Peningkatan prestasi akan tercapai apabila terjadi pembelajaran yang

bermakna, yakni pembelajaran yang mampu melibatkan secara aktif peserta didik

baik fisik, mental, intelektual, dan emosional. Hal ini tergantung pada kemampuan

guru dalam mengajar. Ada beberapa pertimbangan yang harus dilihat oleh guru

dalam menentukan metode pengajaran yang akan dipakai, antara lain adalah: (1)

tujuan pengajaran, (2) karakteristik peserta didik, (3) besar kecilnya kelas, (4)

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

4

bahan dan alat yang tersedia, (5) isi bahan pelajaran, (6) kemampuan guru, (7)

evaluasi yang akan digunakan (Sugito, 1999 : 31).

Dalam pembelajaran sejarah disekolah, guru hendaknya memilih dan

menggunakan model, strategi, metode, pendekatan dan teknik yang melibatkan

siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Penekanan

pembelajaran sejarah tidak hanya melatih keterampilan dan hafal fakta, tetapi

pada pemahaman konsep. Untuk menumbuhkan minat dan semangat siswa dalam

mempelajari sejarah, maka perlu dicoba model baru dalam pembelajaran sejarah.

Secara teoritis sebenarnya metode mengajar dalam pelajaran sejarah dapat dipilih

dari sekian banyak metode yang telah tersedia. Para pengajar hendaknya memiliki

kemampuan dalam memilih metode yang tepat untuk setiap pokok bahasan,

bahkan untuk setiap tujuan khusus pengajaran yang telah dirumuskan, misalnya

untuk setiap topik yang dapat digunakan model pengajaran sejarah (Kasmadi,

2001 : 1).

Pada dasarnya pengajaran sejarah sangat penting. Hal ini dikarenakan

pelajaran sejarah mengajarkan untuk memupuk rasa nasionalisme dan rasa bangga

sebagai bangsa. Menurut Hartono Kasmadi (2001 : 16) sejarah merupakan suatu

bagian dari kelompok ilmu yang berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah

untuk diajarkan pada semua jenjang sekolah adalah “ menanamkan semangat

kebangsaan, cinta tanah air, bangsa, dan negara serta sadar untuk apa dia

dilahirkan”. Melihat sedemikian pentingnya mata pelajaran sejarah, maka seorang

guru harus bisa mengembangkan dan melakukan inovasi terhadap pembelajaran

sejarah yang terkesan oleh peserta didik membosankan.

Menurut Sharan dan Sharan dalam Nur Muhamad (1999 : 23) telah

dikembangkan dan diteliti berbagai model pembelajaran kooperatif yang sangat

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

5

berbeda satu dengan yang lain. Salah satunya adalah metode pembelajaran group

investigation, model ini selain mudah untuk dilaksanakan juga melatih kreatifitas

siswa. Model pembelajaran ini ialah dengan membagi siswa menjadi beberapa

kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai enam orang. Masing-masing

kelompok diberi tugas untuk menyampaikan atau mempresentasikan sub pokok

bahasan tertentu didepan kelas. Presentasi tersebut melibatkan semua kelompok

yang ada. Mereka dapat mencari bahan materi yang diberikan dari berbagai buku

atau sumber yang sesuai dan relevan. Apabila menemui kesulitan, siswa dapat

menemui guru untuk konsultasi sebelum mereka melaksanakan presentasi pada

waktu yang telah ditentukan.

Persaingan di era globalisasi saat ini sangat mementingkan akan adanya

suatu pendidikan yang mampu bersaing dalam taraf Internasional. Sehingga baik

peserta didik maupun guru harus memiliki daya saing yang baik dalam

pendidikan. Model pembelajaran yang baik dan tepat akan berdampak baik dalam

peningkatan prestasi siswa dalam dunia pendidikan. Model pembelajaran Group

Inveatigation merupakan model pembelajaran yang diharapkan mampu

mengembangkan daya pikir siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa

agar tidak takut dalam mengaktualisasikan dirinya dalam berbicara,

mengemukakan pendapat, ataupun mengungkapkan pertanyaan baik terhadap

sesama teman maupun terhadap guru mata pelajaran khususnya pada mata

pelajaran sejarah yang cenderung dianggap susah.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan, ada sekitar 25 orang siswa

dari 34 siswa yang ada pada kelas XI-Bahasa atau sekitar 74% siswa beranggapan

bahwa mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang cukup sulit untuk

dipelajari dan membosankan. Dari permasalahan yang telah dipaparkan tersebut,

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

6

maka perlu dilakukan adanya perbaikan dalam proses belajar-mengajar melalui

PTK.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli

psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946 yang

kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robbin Mc

Tanggart, John Eliot, Dave Ebbutt dan sebagainya. Penelitan Tindakan Kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas yang akan diteliti

melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat secara bersama. Tindakan tersebut

diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Prosedur PTK itu sendiri ada 4 kangkah yaitu : perencanaan (planning), tindakan

(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting) yang saling berkaitan

dalam satu siklus. Dalam PTK guru dapat melakukan penelitian sendiri terhadap

proses pembelajaran dikelas atau juga secara kolaboratif bekerjasama dengan

peneliti lain. Tindakan dan pengamatan dalam proses PTK yang dilakukan

tersebut tidak boleh mengganggu ataupun menghambat kegiatan utama seorang

guru yaitu tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka guru perlu memahami dan

mengembangkan serta menerapkan model atau strategi yang tepat dalam

melaksanakan pembelajaran sejarah. Salah satu model pembelajaran yang dapat

diterapakan adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

7

rutin kerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks. Jadi hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat

menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto, 2007 : 41).

Melalui Penelitian Tindakan Kelas peneliti ingin mengetahui sejauh mana

penerapan model pembelajaran Group Investigation didalam kelas dapat

membantu proses belajar mengajar. Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 2) PTK

bertujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran pada peserta didik didalam kelas

dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dikarenakan tindakan tersebut

dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka harus bekaitan

dengan pembelajaran. Penelitian ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk

proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya

meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Pada penelitian tindakan

kelas ini, peneliti melalui refleksi dapat mengetahui kekurangan baik pada proses

belajar mengajar maupun pada kinerjanya sebagai guru untuk kemudian dicari

solusi terbaik untuk mengatasi kekurangan tersebut. Model pembelajaran yang

akan diterapkan adalah model pembelajaran Group Investigation. Dengan model

pembelajaran Group Investigation diharapkan siswa mampu memecahkan

masalah secara bersama-sama dan saling tergantung satu sama lain sehingga harus

bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa kegiatan belajar

mengajar tidak semata-mata dilihat dari segi hasil, namun juga harus dilihat dari

segi proses. Kualitas proses belajar-mengajar dari segi proses ditandai oleh tingkat

partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar dapat selalu ditingkatkan

bilamana dalam kegiatan belajar guru memanfaatkan strategi pengajaran secara

efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar dari aspek

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

8

proses, dengan demikian kualitas belajar dari aspek hasil akan meningkat yaitu

dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam upaya untuk meningkatkan prestasi

belajar sejarah siswa melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation

pada pokok bahasan Menganalisis perkembangan masyarakat Nusantara pada

masa penjajahan Portugis, Belanda, dan Jepang dengan mengangkat judul:

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI-

Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2008/2009”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: “Apakah dengan model pembelajaran Group Investigation dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga”?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan

diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga tahun 2008/2009 melalui model

pembelajaran Group Investigation dalam mata pelajaran Sejarah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberi manfaat teoritis

untuk mengembangkan ilmu lebih lanjut dan manfaat praktis dalam rangka

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

9

memecahkan masalah yang sedang aktual. Adapun manfaat dari penelitian ini

adalah:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Memberikan pemahaman psikologis terhadap guru-guru dalam upaya

pemanfaatan model pembelajaran group investigation dalam kegiatan proses

belajar mengajar mata pelajaran sejarah sehingga tercipta suatu kegiatan belajar

mengajar yang jauh lebih efektif.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan prestasi siswa

semakin baik, mampu berbicara didepan kelas, terampil membuat pertanyaan,

terampil menjawab pertanyaan, mampu belajar mandiri dirumah, dan jauh lebih

aktif dalam mengikuti pelajaran. Meningkatkan kreativitas guru dalam

pengembangan materi pelajaran, guru memiliki kemampuan penelitian tindakan

kelas yang inovatif, memberikan kesempatan guru lebih menarik siswa dalam

proses belajar mengajar. Peneliti dapat mempraktekkan secara langsung metode

yang ia gunakan sehingga dapat memberi inspirasi dan juga pengalaman bagi

peneliti untuk terus berupaya menggunakan metode maupun model pembelajaran

yang inovatif guna meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran sehingga

menciptakan suatu peningkatan hasil belajar.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian mengenai judul skripsi ini, maka

peneliti perlu memberikan penjelasan tentang arti beberapa istilah penting yang

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

10

dipandang perlu untuk mendapatkan penjelasan. Adapun istilah yang perlu

dijelaskan adalah sebagai berikut:

1.5.1 Upaya Peningkatan

Upaya peningkatan berarti usaha untuk menaikkan, mempertinggi, atau

memperhebat derajat, taraf dan sebagainya (Poerwadarminta, 1984: 1078).

1.5.2 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktifitas belajar (Chatrina, 2004: 4).

1.5.3 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau

pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kuriklum, dll

(Trianto, 2007 : 5).

1.5.4 Group Investigation

Group Investigation adalah salah satu metode spesialisasi tugas yang

cukup sukses dan luas yang berada dalam ranah pembelajaran kooperatif. Menurut

Sharan dan Sharan dalam Nur Mohamad (1999 : 3), model pembelajaran Group

Investigation merupakan hasil model pembelajaran kooperatif yang melibatkan

kelompok kecil dimana siswa bekerja menggunakan inquiri, koopertif, dan diskusi

kelompok, kemudian mempresentasikan penemuan mereka didepan kelas.

Metode pembelajaran Group Investigation ini merupakan model

pembelajaran yang mudah untuk dilaksanakan juga melatih kreatifitas siswa.

Model pembelajaran Group Investigation ini ialah dengan membagi siswa menjadi

beberapa kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai enam orang. Masing-

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

11

masing kelompok diberi tugas untuk menyampaikan atau mempresentasikan sub

pokok bahasan tertentu didepan kelas. Presentasi tersebut melibatkan semua

kelompok yang ada. Mereka dapat mencari bahan materi yang diberikan dari

berbagai buku atau sumber yang sesuai dan relevan. Apabila menemui kesulitan,

siswa dapat menemui guru untuk konsultasi sebelum mereka melaksanakan

presentasi pada waktu yang telah ditentukan.

Model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaran

yang diharapkan mampu mengembangkan daya pikir siswa dan menumbuhkan

rasa percaya diri pada siswa agar tidak takut dalam mengaktualisasikan dirinya

dalam berbicara, mengemukakan pendapat, ataupun mengungkapkan pertanyaan

baik terhadap guru yang bersangkutan maupun pada sesama teman.

1.5.5 Pembelajaran Sejarah

Hamalik (1995: 57) berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

kelengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran.

Sedangkan Widja (1989: 9) berpendapat bahwa sejarah adalah suatu studi

yang telah dialami manusia diwaktu lampau dengan dan yang telah meninggalkan

jejak-jejak pada masa lampau dan yang telah meninggalkan jejak-jejak pada masa

sekarang, dimana tekanan perhatian diletakkan terutama pada aspek peristiwa

sendiri terutama perkembangan yang disusun dalam cerita sejarah.

Pembelajaran sejarah adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang

menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan

perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga masa

kini.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Upaya Peningkatan

Upaya peningkatan hasil belajar dapat berhasil apabila guru dan siswa

dapat melaksanakan pembelajaran secara bermakna, dimanayakni pembelajaran

yang melibatkan siswa secara aktif baik secara fisik, mental, intelektual, dan

emosional. Hal ini juga tergantung pada cara guru mengajar. Guru akan memiliki

kompetensi mengajar, jika guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan

secara taktis berbagai metode belajar mengajar, serta hubungannya dengan belajar

disamping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang. Ada beberapa

pertimbangan yang harus dilihat oleh guru dalam menetukan metode pengajaran

yang akan dipakai, antara lain adalah: (1) tujuan pengajaran, (2) karakteristik

peserta didik, (3) besar kecilnya kelas, (4) bahan dan alat yang tersedia, (5) isi

bahan pengajaran, (6) kemampuan guru, (7) evaluasi yang akan dilakukan

(Soegito, 1999: 31).

Kedudukan siswa dalam pengajaran sebagai subjek sekaligus sebagai

objek. Dalam pengajaran guru harus mampu mengembangkan dan menciptakan

serta mengatur situasi yang memungkinkan untuk siswa melalui proses belajar,

sehingga bisa berubah tingkah lakunya dalam proses pengajaran. Kemampuan

guru seperti tersebut diatas dapat dilakukan dalam proses pembelajaran.

2.2 Belajar

Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada seseorang yang

terjadi akibat pengalaman. Perubahan tersebut dapat terlihat (overt) dan tidak

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

13

(covert), bertahan lama atau tidak, kearah positif atau negative pada keseluruhan

pribadi maupun pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara sendiri-

sendiri.

Beberapa ahli mengemukakan beberapa pandangan tentang belajar yaitu

sebagai berikut:

1. Marle J. Moskowitz dan Arthur R. Orgel

Pada dasarnya belajar adalah perubahan perilaku sebagai hal langsung

dari pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem saraf

yang dibawa sejak lahir (Max Darsono dkk, 2000: 2-3).

2. Morris L. Bigge

Belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang

yang tidak diwariskan secara genetik. Selanjutnya Morris menyatakan bahwa

perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi

maupun campuran dari keduanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman

dalam situasi-situasi tertentu (Gagne dan Berliner, 1983: 252).

3. W. S. Winkel

Belajar adalah suatu aktivitas mental maupun psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktivitas dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (Max Darsono

dkk, 2000: 3-4).

4. W. Gulo

Menurut W.Gulo dalam Widastuti (2004:15) mengajar adalah usaha

menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar

secara optimal. Sistem lingkungan ini terdiri atas beberapa komponen

pengajaran termasuk guru yang saling berinteraksi dalam menciptakan proses

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

14

belajar yang terarah pada tujuan tertentu. Komponen-komponen pengajaran

tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Tujuan Pengajaran

Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk

memilih strategi belajar mengajar, tujuan pengajaran yang berorientasi pada

pembentukan sikap tertentu tidak akan dapat dicapai jika strategi belajar

mengajar berorientasi pada dimensi kognitif.

2) Guru

Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman pengetahuan,

kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, maupun

wawasannya. Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam

pemilihan strategi belajar mengajar yang digunakan dalam program

pengajaran.

3) Peserta Didik

Didalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik mempunyai latar

belakang yang berbeda-beda. Seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya,

gaya belajar, keadaan ekonomi dan tingkat kecerdasan. Makin tinggi

kemajemukan masyarakat, makin besar pula perbedaan atau variasi ini

didalam kelas.

4) Materi Pelajaran

Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi

informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku resmi

(buku paket) disekolah, sedangkan materi informal adalah bahan-bahan

pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

15

bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar pengajaran itu lebih relevan

dan aktual.

5) Metode Pengajaran

Ini perlu karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi

belajar mengajar.

6) Media Pengajaran

Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih atau

tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media

yang digunakan guru.

7) Faktor Administrasi dan Finansial

Termasuk dalam komponen ini adalah jadual pelajaran, kondisi

gedung, dan ruang belajar

Untuk melengkapi pengertian mengenai belajar menurut Sardiman

(1996: 26-27) dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar.

Dalam hal ini ada beberapa prinsip yang penting untuk diketahui, antara lain :

1) Belajar pada hakekatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.

2) Belajar memerlukan proses dan pentahapan serta kematangan pada diri

siswa.

3) Belajar akan lebih mantap dan efektif bila didorong dengan motivasi.

4) Dalam banyak hal, belajar itu merupakan proses percobaan dengan

kemungkinan berbuat keliru dan conditioning atau pembiasaan.

5) Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka

pembentukan isi pembelajaran.

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

16

6) Belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung akan lebih efektif

mampu membina sikap, keterampilan, cara berfikir kritis dibandingkan

dengan belajar menghafal saja.

7) Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi

kemampuan belajar yang bersangkutan.

8) Belajar dapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka ragam tugas,

sehingga anak-anak mengalami dialog dalam dirinya atau mengalami

sendiri.

Adapun faktor yang mempengaruhi belajar, sebagai berikut :

1) Faktor Internal

Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ

tubuh, kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional, dan

kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

2) Faktor Eksternal

Merupakan kondisi eksternal yang ada dilingkungan pembelajar.

Beberapa faktor eksternal adalah variasi dan derajat kesulitan materi

(stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana

lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan dipengaruhi kesiapan,

proses, dan hasil belajar.

Adapun tujuan belajar secara umum ada 3 :

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan

pengetahuan dan kemampuan berfikir tidak dapat dipisahkan. Dengan kata

lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

17

pengetahuan dan sebaliknya. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan

lebih besar perkembangannya didalam kegiatan belajar.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan

keterampilan yang bersifat jasmani dan juga rohani. Keterampilan yang

bersifat jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga

akan menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari

anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan

rohani adalah keterampilan yang lebih bersifat rumit, karena tidak selalu

berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat

bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-

persoalan, penghayatan, dan keterampilan berfikir serta kreativitas untuk

menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

3) Pembentukan sikap

Pembentukan sikap mental, perilaku, dan pribadi siswa tidak lepas

dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu guru

tidak sekedar “pengajar” tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan

memindahkan nilai-nilai itu. Siswa akan tumbuh kesadaran dan

kemauannya untuk mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajari.

2.3 Pembelajaran Sejarah

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang

berarti self instruction (dari internal) dan eksternal instruction (dari eksternal)

(Sugandi, 2004 : 9). Sedangkan pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang

dilakukan guru sedemikian rupa, sehingga tinglah laku siswa berubah kearah yang

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

18

lebih baik. Arti pembelajaran secara khusus yakni secara behavioristik,

pembelajaran adalah usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan

dengan menyediakan lingkungan atau stimulus (Darsono 2000: 24).

Selain itu, Hamalik (1995: 57) berpendapat bahwa pembelajaran adalah

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, kelengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sejarah dapat diartikan (1) asal

usul (keturunan) silsilah, (2) kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada

masa lampau, riwayat, tambo, cerita, (3) pengetahuan atau uraian tentang

peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi dimasa lampau (Tim Penyusun,

2005: 1011).

Sedangkan Widja (1989: 9) berpendapat bahwa sejarah adalah suatu studi

yang telah dialami manusia diwaktu lampau dengan dan yang telah meninggalkan

jejak-jejak pada masa lampau dan yang telah meninggalkan jejak-jejak pada masa

sekarang, dimana tekanan perhatian diletakkan terutama pada aspek peristiwa

sendiri terutama perkembangan yang disusun dalam cerita sejarah.

Jadi pembelajaran sejarah adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang

menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan

perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga masa

kini.

Sejarah merupakan satu bagian dari kelompok ilmu yang berdiri sendiri.

Tujuan yang luhur dari Sejarah untuk diajarkan pada semua jenjang Sekolah

adalah: “menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan Negara,

serta sadar untuk menjawab untuk apa ia dilahirkan”. Pembelajaran Sejarah

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

19

merupakan salah satu unsur utama dalam pendidikan politik bangsa. Pembelajaran

Sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap hubungan antar bangsa dan Negara.

Anak memahami bahwa ia bagian dari masyarakat Negara dan dunia (Kasmadi,

2001 : 13 – 14). Selain itu Tujuan mata pelajaran Sejarah Nasional dimaksudkan

untuk mengetahui dan menyadari bahwa manusia hidup dalam lingkungan.

Menurut Kochhler (2008:286-287) metode pembelajaran sejarah memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1) Meningkatkan minat yang besar dalam benak siswa.

2) Menanamkan nilai-nilai yang diperlukan, prilaku yang pantas dan kebiasaan

kerja di antara para siswa.

3) Mengubah penekanannya dari pembelajaran secara lisan dan penghafalan

kepembelajaran melalui situasi yang bertujuan, konkret dan nyata.

4) Mengembangkan eksperimen guru dalam situasi kelas yang sesungguhnya.

5) Memiliki keleluasaan untuk aktivitas dan partisipasi para siswa.

6) Menstimulasi keinginan untuk melakukan studi dan eksplorasi lebih lanjut.

7) Membangkitkan minat tentang materi dan teknik yang digunakan oleh para

sejarawan agar siswa dapat memahami “bagaimana kami menulis sejarah”.

Metode ini sebaiknya memberi mereka kesempatan untuk melihat ke

dalam ruang kerja para sejarawan agar mereka mengetahui berbagai macam

interpretasi peristiwa-peristiwa bersejarah dan karakter-karakter yang saling

bertentangan.

2.4 Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil

belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

20

objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seperti telah dingkapkan dimuka.

Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar,

peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku

yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan

penilaian.

Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-

tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini, dilihat sejauh mana keefektifan dan

efisiensinya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perbahan tingkah laku siswa.

Oleh sebab itu penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain

sebab hasil merupakan sebab dari proses. Penilaian berfungsi (1) Alat untuk

mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan instuksional. Dengan fungsi ini maka

penilaian harus mngacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional. (2) Umpan

balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan

dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dll.

(3) Dasar dalam penyusunan laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang

tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar

siswa dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencatat

tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di

Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang

tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

21

zaman. Dengan kurikulum yang sesuai dan tepat, maka dapat diharapkan sasaran

dan tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal.

Saat ini kurikulum yang sedang digunakan adalah Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Pada dasarnya, tujuan KTSP adalah bagaimana

membuat siswa dan guru lebih aktif dalam pembelajaran. Selain murid harus aktif

dalam kegiatan belajar dan mengajar, guru juga harus aktif dalam memancing

kreatifitas anak didiknya sehingga dialog dua arah terjadi dengan sangat dinamis.

Kelebihan lain KTSP adalah memberi alokasi waktu pada kegiatan pengembangan

diri siswa. Siswa tidak melulu mengenal teori, tetapi diajak terlibat dalam sebuah

preses pengalaman belajar.

Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian

kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan, sertifikasi,

benchmarking, dan penilaian program.

2.4.1 Penilaian Kelas

Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan

ulangan akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam

kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat soal yang harus

dijawab oleh siswa, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep

yang dibahas. Ulangan umum dilaksanakan secara bersama untuk kelas-kelas

paralel dan pada umumnya dilakukan bersama baik tingkat Rayon, Kecamatan,

Kabupaten, maupun Propinsi. Ujian akhir dilakukan pada akhir program

pendidikan, bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang

telah diberikan.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

22

Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemampuan dan

hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan

balik untuk perbaikan proses belajar dan penentuan kenaikan kelas.

2.4.2 Tes Kemampuan Dasar

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca,

menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program

pembelajaran.

2.4.3 Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi

Pada setiap akhir semester dan akhir pelajaran dilaksanakan kegiatan

penilaian guna mendatangkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai

ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk kepeluan

sertifikasi, kinerja dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat

Belajar tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang

sekolah (Nana Sudjana, 2008 : 3-4 ).

2.4.4 Benchmarking

Merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan,

proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran

keunggulan dapat ditentukan ditingkat sekolah, daerah, dan nasional.

2.4.5 Penilaian Program

Dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan

secara kontinue dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan

Nasional, serta kesesuaiannya dengan tujuan perkembangan masyarakat dan

kemajuan jaman.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

23

Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:

1) Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah

dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut:

1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan dasar

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kejuruannya.

2) Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran

sebagai berikut:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Kelompok mata pelajaran estetika.

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

24

3) Kalender Pendidikan

Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender

pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan

peserta didik dan masyarakat dengan memperhatikan kalender pendidikan

sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi (SI).

4) Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok

mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standard kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/ alat belajar. Silabus

merupakan penjabaran standard kompetensi dan kompetensi dasar kedalam

materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian.

2.5 Pembelajaran Kooperatif

2.5.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Suwarso (1998: 15) ada beberapa pendapat mengenai pengertian

pembelajaran kooperatif yaitu:

1) Johasan dan Holubec pada tahun 1993 menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran menggunakan kolompok kecil supaya para

siswa bekerja bersama-sama memiliki pendapat secara rasional dan mereka

saling mempercayainya.

2) Pembelajaran kooperatif adalah seperangkat strategi, khususnya mendorong

siswa bekerjasama dan belajar.

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

25

Sedangkan menurut Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007 : 42)

menyatakan bahwa, pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok

strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk

mencapai tujuan bersama.

2.5.2 Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat

suatu elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam

pembelajaran kognitif adalah adanya:

1) Saling Ketergantungan Positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan saling

membutuhkan ialah yang dimaksud ketergantungan positif. Saling

ketergantungan positif menuntut adanya interaksi positif yang

memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil

belajar yang optimal.

2) Interaksi Tatap Muka

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat

saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya

dengan guru, tetapi juga dengan para siswa lainnya.

3) Akuntabilitas Individu

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok meskipun demikian, penilaian ditujukan untuk mengetahui

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian

secara individu tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru terhadap

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

26

kelompok agar semua anggota kelompok yang memerlukan pantauan dan

siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan.

4) Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi dalam pembelajaran kooperatif

keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan santun terhadap teman,

mengkritik ide bahkan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran

logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat yang lain

yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antara pribadi tidak hanya

diasumsikan tapi secara sengaja dianjurkan.

2.5.3 Manfaat Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif pada siswa, berarti guru dan

siswa :

1. Mengembangkan dan menggunakan ketrampilan kritis dan kerjasama

kelompok

2. Menyuburkan hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa yang berasal

dari latar belakang yang berbeda

3. Menerapkan bimbingan oleh teman

4. Menciptakan lingkungan yang menghargai, menghormati nilai-nilai ilmiah.

2.6 Group Investigation

Group Investigation merupakan salah satu macam Cooperative learning

dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk menangani berbagai

macam proyek kelas. Group Investigation ditemukan oleh John Dewey (1970),

tetapi diteliti ulang oleh Shlomon, Yael Sharon dan Rachel Hertz-Lazaronitz di

Israel. Model ini dikembangkan oleh John Hopkins Univercity. Pada model

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

27

pembelajaran ini siswa bekerjasama dalam belajar berbagai ide dan mereka

bertanggung jawab pada pembelajaran kelompok.

Menurut Robert E. Slavin (2008 : 218-220) langkah-langkah pelaksanaan

model Group Investigation ini adalah sebagai berikut :

1) Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid kedalam kelompok

1. Siswa menekiti berbagai sumber, mengusulkan sujumlah topic, dan

mengategorikan saran-saran.

2. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topic yang

telah mereka pilih.

3. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus

bersifat heterogen

4. Guru membantu dalam mengumpulkan informasi dan memfasilitasi

pengaturan.

2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari

Siswa merencanakan bersama mengenai:

Apa yang kita pelajari?

Bagaimana kita mempelajarinya? Siapa melakukan apa? (pembagian tugas).

Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?

3) Memulai pencarian atau investigasi

1. Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat

kesimpulan.

2. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya.

3. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis

semua gagasan.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

28

4) Menyiapkan laporan akhir

1. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.

2. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, atau

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.

3. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

5) Mempresentasikan Laporan Akhir

1. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.

2. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara

aktif.

3. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan

presentasi berdasarkan criteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh

seluruh anggota kelas.

6) Evaluasi

1 Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topic tersebut,

mengenai tugas yang telah mereka kerjaan, mengenai keefektifan

pengalaman-pengalaman mereka.

2 Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

3 Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

Peran guru dalam Group Investigation adalah sebagai nara sumber dan

fasilitator. Guru tersebut berkeliling diantara kelompok-kelpmpok yang ada,

dan untuk melihat bahwa mereka bias mengelola tugasnya, dan membantu tiap

kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok, termasuk masalah

dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan proyek

pembelajaran.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

29

2.7 Kerangka Berfikir

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, mata pelajaran

Sejarah ditingkat SMA berdiri sendiri sebagai satu disiplin ilmu. Sejarah

merupakan salah satu mata pelajaran yang rumit untuk dipelajari, sehingga perlu

ketelitian dan kecermatan dalam mempelajarinya. Salah satu masalah yang

mendasar pada disiplin ilmu ini adalah kecenderungan bagi siswa untuk

mempelajarinya karena menimbulkan kebosanan.

Pengetahuan guru yang kurang mengenai metode dalam pengembangan

materi ajar sejarah juga berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Dengan

metode dan strategi yang tepat guru mampu mengembangkan materi dengan baik

dan efektif. Jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif

maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai

karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna. Salah satu upaya

guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan model pembelajaran

yang tepat. Agar tidak terjadi kebosanan pada diri siswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar, guru dapat mencoba berbagai macam model pembelajaran yang

ada. Dalam memilih model diperlukan pemikiran serta persiapan yang matang.

Model pembelajaran yang saat ini sedang dikembangkan adalah model

pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah Group Investigation. Dalam

pembelajaran kooperatif ciri yang paling menonjol adalah adanya kelompok-

kelompok siswa yang heterogen dan mereka saling bekerjasama untuk

memecahkan masalah, menyelesaikan tugas atau mengerjakan tugas bersama-

sama.

Group Investigation adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang

dapat diterapkan guru dalam mengajar, khususnya pada mata pelajaran sejarah.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

30

Model pembelajaran ini mempunyai ciri khas yaitu pencarian informasi yang

dilakukan sendiri oleh siswa. Sebelumnya siswa dibagi kedalam kelompok-

kelompok kecil yang terdiri atas 2 – 6 siswa. Selanjutnya siswa bekerjasama

dalam kelompoknya untuk mencari informasi tentang materi pelajaran dan

mendiskusikannya, untuk kemudian dipresentasikan didepan kelas. Model

pembelajaran ini memiliki keistimewaan yaitu, siswa dapat mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya baik secara individu maupun kelompok. Guru yang

menggunakan model pembelajaran Group Investigation memiliki sedikitnya tiga

tujuan yaitu : (1) Group Investigation membantu siswa belajar bagaimana

menyelidiki suatu topik secara sistematis dan analitik (proses inkuiri), (2)

pemahaman yang mendalam atas suatu materi, (3) siswa belajar bagaimana

bekerjasama dalam memecahkan suatu masalah.

Kerangka berfikir dalam Model Pembelajaran Group Investigation ini dapat

diperjelas melalui bagan :

Gambar 1. Kerangka Berfikir Group Investigtaion

Faktor penggunaan model pembelajaran GI 1. Penggunaan metode pengajaran yang kurang menarik

siswa untuk berpartisipasi akti dalam PBM. 2. Kebiasaan belajar siswa yang kurang efektif 3. Penggunaan dan ketersediaan fasilitas yang kurang

memadai 4. Semangat belajar siswa yang rendah 5. Penguasaan siswa terhadap materi rendah

Hasil belajar siswa rendah

Tujuan kegiatan belajar mengajar tidak tercapai

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

31

2.8 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah: Melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation maka prestasi

belajar siswa kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga pada mata pelajaran

sejarah dapat meningkat.

Perbaikan metode pengajaran menggunakan model pembelajaran GI (Group Investigation)

1. Pemahaman siswa terhadap materi meningkat. 2. Kemandirian siswa dalam mempelajari materi meningkat. 3. Terjadi kerjasama yang baik dalam proses pembelajaran. 4. Keterampilan siswa dalam belajar sekaligus memberi

informasi kepada orang lain meningkat. 5. Kualitas pembelajaran meningkat. 6. Terjadi pembelajaran aktif dengan menggunakan model

pembelajaran GI. 7. Hasil belajar siswa meningkat.

Siswa dengan guru terlibat secara aktif dalam pembelajaran, hasil belajar siswa meningkat, tujuan kegiatan belajar mengajar tercapai

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XI-Bahasa Semester II SMA Negeri

2 Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009 yang beralamatkan di Jl. Raya Tegalrejo

no.79 Salatiga. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 April sampai 19 Mei

2009.

3.2 Objek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Obyek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas XI-Bahasa Semester II SMA Negeri 2 Salatiga

Tahun Pelajaran 2008/2009.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah SMA

Negeri 2 Salatiga.

3.4 Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Adapun

komponen-komponen pokok yang dapat dijadikan sebagai langkah dalam

penelitian adalah :

1. Planning atau perencanaan

2. Acting atau tindakan

3. Observing atau observasi

4. Reflecting atau refleksi

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

33

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus dan

setiap siklus tindakan terdiri dari 4 tahap yaitu :

1. Perencanaan yaitu merencanakan waktu penelitian, menyusun soal, membuat

RP dan menyiapkan media pembelajaran.

2. Pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan penelitian tindakan kelas sesuai

dengan prosedur tindakan yang ditetapkan.

3. Pengamatan yaitu uraian tentang hasil observasi dan penafsiran data hasil

pelaksanaan.

4. Refleksi adalah uaraian tentang hasi observasi dan evaluasi proses tindakan.

Hasil refleksi siklus 1 digunakan sebagai dasar perbaikan siklus 2.

3.5 Prosedur Kerja Penelitian

Siklus 1

1. Perencanaan (planning)

1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan.

2) Menyusun RP.

3) Membentuk kelompok beranggotakan 2-6 orang.

4) Membuat soal siklus 1.

5) Membuat lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi kinerja

guru.

2. Tindakan (acting)

1) Guru membuka pelajaran dengan salam.

2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.

3) Guru memberikan apersepsi atau motivasi.

4) Guru memberikan materi pelajaran.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

34

5) Guru membagi pokok-pokok materi diskusi.

6) Guru membagi kelompok antara 2-6 orang tiap kelompok.

7) Guru menunjuk ketua masing-masing kelompok.

8) Guru membagi soal diskusi pada masing-masing kelompok dan

menjelaskan soal akan didiskusikan pada minggu berikutnya.

9) Guru menutup pelajaran.

3. Pengamatan (observing)

Beberapa aspek yang diamati:

1) Pengamatan terhadap siswa

1. Kahadiran siswa

2. Kerjasama siswa dalam kelompok

3. Banyaknya siswa yang bertanya

2) Pengamatan terhadap guru

1. Kehadiran dan penampilan guru didepan kelas

2. Suara guru dalam menyampaikan materi

3. Cara guru dalam menyampaikan materi

4. Cara guru membimbing kelompok yang membutuhkan

5. Waktu yang dibutuhkan

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisa data hasil kerja siswa

dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Analisa juga digunakan untuk mengukur

baik kelebihan atau kekurangan pada siklus 1. Hasil analisis tersebut

digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan siklus berikutnya yaitu untuk

mengetahui hal mana yang perlu mendapat perbaikan.

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

35

Siklus 2

1. Perencanaan (planning)

1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan.

2) Menyusun RP.

3) Membentuk kelompok beranggotakan 2-6 orang.

4) Membuat soal siklus 2.

5) Membuat lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi kinerja

guru.

2. Tindakan (acting)

1) Guru membuka pelajaran dengan salam.

2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.

3) Guru memberikan apersepsi atau motivasi.

4) Guru memberikan materi pelajaran.

5) Guru membagi pokok-pokok materi diskusi.

6) Guru membagi kelompok antara 2-6 orang tiap kelompok.

7) Guru menunjuk ketua masing-masing kelompok.

8) Guru membagi soal diskusi pada masing-masing kelompok dan

menjeaskan soal akan didiskusikan pada minggu berikutnya.

9) Guru menutup pelajaran.

3. Pengamatan (observing)

Beberapa aspek yang diamati:

1) Pengamatan terhadap siswa

1. Kahadiran siswa

Kerjasama siswa dalam kelompoK Banyaknya siswa yang bertanya

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

36

2) Pengamatan terhadap guru

1. Kehadiran guru

2. Penampilan guru didepan kelas

3. Suara guru dalam menyampaikan materi

4. Cara guru dalam menyampaikan materi

5. Cara guru membimbing kelompok yang membutuhkan

6. Waktu yang dibutuhkan

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisa hasil kerja siswa dalam

kegiatan beajar mengajar. Analisa yang digunakan juga untuk mengukur baik

kelebihan atau kekurangan pada siklus 2. Hasil analisis tersebut untuk

mengetahui perubahan yang terjadi selama tindakan suklus 2 dan untuk

menentukan langkah selanjutnya apakah masih perlu diadakan tindakan atau

tidak.

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Tahap Perencanaan

Hal-hal yang dilakukan guru sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan

Kelas ini yaitu :

(1) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, memilah materi yang akan

diberikan dengan melihat Kompetensi Dasar yang tepat. Rencana

pembelajaran yang disetting sebagai Penelitian Tindakan Kelas, bahan

pengajaran yang akan diberikan kepada siswa berupa buku ajar, menyusun alat

evaluasi (instrumen penelitian), menyusun lembar observasi pelaksanaan

tindakan guru, menyusun lembar observasi keaktifan belajar siswa.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

37

(2) Alat evaluasi disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya.

Sebelum soal digunakan untuk mengukur hasil penelitian maka diuji coba

terlebih dahulu. Uji coba berfungsi untuk mengetahui validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya beda dari soal. Hal ini bertujuan untuk

mendukung kesahihan dari soal penelitian.

1. Reliabilitas

Realibilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketepatan alat evaluasi

dalam mengukur. Analisis realibilitas bentuk tes pilihan ganda menggunakan KR-

21.

Keterangan:

k : Banyaknya butir soal

Spq : Jumlah dari pq

s2 : Varians total

Kriteria

Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.

2. Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Sebuah tes dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total. Untuk mengetahui validitas item soal

digunakan rumus:

qp

SMM

rt

tppbis

−=

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ ∑−⎟⎠⎞

⎜⎝⎛= 2

2

11 SpqS

1-kk r

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

38

Keterangan:

Mp = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal

Mt = Rata-rata skor total

St = Standart deviasi skor total

p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir so

q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soa

Kriteria

Apabila rpbis > rtabel, maka butir soal valid

3. Daya Pembeda

PBPAJBBB

JABADP −=−=

Keterangan :

DP : Daya pembeda

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria :

No Interval DP Kriteria

1. 0,00≤ DP ≤ 0,20 Jelek

2. 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

39

3. 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

4. 0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali

DP negatif soal harus diperbaiki

4. Tingkat Kesukaran

JSBP =

Keterangan

P : Taraf kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria :

No Interval P Kriteria

1. 0,00≤ P ≤ 0,30 Sukar

2. 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

3. 0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

(Suharsimi Arikunto,2002:73)

3.6.2 Tahap Tindakan

Pada Tahap ini dilaksanakan proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran cooperative group investigation sebagai berikut:

Guru menyampaikan tujuan proses dan tujuan afektif pembelajaran menggunakan

model pembelajaran cooperative group investigation.

(1) Guru menyampaikan pokok bahasan materi.

(2) Guru menyampaikan bagaimana cara kerja dari model pembelajaran

cooperative group investigation.

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

40

(3) Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri antara 2-6 orang

siswa.

(4) Guru menyampaikan materi ajar.

(5) Guru mengajukan pertanyaan berupa soal-soal yang telah dibuat dan

dipersiapkan untuk diberikan pada kelompok-kelompok yang telah dibagi

tersebut.

(6) Siswa berpikir untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru

dengan cara berdiskusi dengan sesama teman satu kelompok agar siswa

dapat mengaktualisasikan dirinya.

(7) Guru mengamati masing-masing individu dari kelompok yang telah dibagi

tersebut dalam berdiskusi.

(8) Masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda-beda tapi masih dalam

satu pokok bahasan untuk pada berikutnya didiskusikan didepan kelas.

(9) Setelah diskusi selesai dilaksanakan siswa bersama guru menyimpulkan

materi yang telah didiskusikan tersebut.

(10) Guru memberikan soal tes sebagai evaluasi tahap pertama.

(11) Guru mengoreksi hasil tes siswa dan mencatat hasilnya untuk pengumpulan

data.

3.6.3 Tahap Pengamatan/ Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan tingkat aktivitas dan hasil belajar

siswa selama mengikuti proses pembelajaran siswa.

3.6.4 Tahap Refleksi.

Pada akhir siklus guru bersama kolaborator mengadakan refleksi terhadap

data yang diperoleh dari catatan guru dan semua temuan baik kelebihan maupun

kekurangannya. Kemudian yang didapatkan dari siklus I selanjutnya diadakan

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

41

perbaikan pada siklus selanjutnya. Hasil refleksi dijadikan sebagai acuan dalam

mengambil solusi untuk perbaikan dan penyusunan rencana tindakan siklus

berikutnya.

Prosedur kerja tersebut secara garis besar dapat digambarkan dalam skema

sebagai berikut:

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto, Suharsimi, 2008:16)

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

3.7.1 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1) Tes tertulis/evaluasi yang mengungkapkan kemampuan kognitif siswa.

2) Lembar observasi yang ditujukan bagi guru dan siswa.

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I

Perencanaan

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

?

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

42

3.7.2 Teknik Pengumpulan Data

1) Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa

dalam pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah proses pembelajaran

dapat meningkatkan aktivitas pemahaman sejarah siswa.

2) Metode tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki aleh individu atau kelompok (Suharsimi

Arikunto, 1998:139).

Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah

melakukan pembelajaran. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang

harus diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan. Pengambilan data

hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus dengan instrumen yang

sudah diuji cobakan dan dianalisis, kemudian dilakukan penskoran selanjutnya

skor diubah menjadi nilai.

100xtotalskordiperolehyangskorNilai

ΣΣ

=

3) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk

mendukung pelaksanaan penelitian, yaitu berupa daftar nama siswa, foto-foto

yang diambil saat penelitian dan nilai mid semester siswa.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

43

3.8 Analisis Data

3.8.1 Siswa

Pembelajaran dikatakan sudah sesuai dengan penerapan model

pembelajaran cooperative group investigation jika siswa telah mampu untuk

belajar mandiri dalam mengaktualisasikan dirinya dalam bertanya, menjawab,

maupun berkomunikasi antar teman atau dengan guru mata pelajaran.

Diharapkan setelah diterapkan model pembelajaran cooperative group

investigation dalam pembelajaran perolehan prestasi belajar siswa dapat

meningkat. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata hasil tes siswa dan prosentase

daya serap siswa terhadap materi.

Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka akan dilakukan

dengan cara sebagai berikut.

Menentukan rata-rata hasil tes dengan rumus:

Nxi

x ∑=

Keterangan:

x = rata-rata kelas

Σxi = jumlah nilai tes

N = banyaknya siswa yang mengikuti tes

Untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi baik secara

perorangan maupun secara klasikal adalah sebagai berikut:

(1) Daya serap perorangan

Seorang siswa disebut tuntas belajar bila ia telah mencapai skor minimal

65% atau mendapat nilai minimal 65.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

44

(2) Daya serap klasikal

Semua kelas dikatakan tuntas belajar bila di kelas tersebut telah

mencapai minimal 65% terhadap materi pelajaran.

Untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal siswa digunakan rumus:

%100NBP ×=

Keterangan:

P = Pencapaian prosentase

B = Banyak siswa yang mendapat nilai minimal 65

N = Banyak siswa yang mengikuti tes.

3.8.2 Guru

Dengan menerapkan model pembelajaran cooperative group investigation

dalam pembelajaran diharapkan guru telah mampu merancang pembelajaran

dengan menggunakan model tersebut. Dimana dalam model ini pembelajaran

tidak hanya didominasi oleh guru tetapi disini siswa juga ikut aktif dalam belajar.

Guru hanya berperan sebagai pembimbing siswa dalam belajar dan diskusi.

Kualitas pembelajaran = Jumlah skor yang diperoleh X

Jumlah skor maksimal

3.8.3 Keaktivan siswa

Dengan menerapkan model pembelajaran cooperative group investigation

dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keaktivan siswa dalam

pembelajaran. Dimana keaktivan siswa tersebut meliputi keaktivan siswa dalam

berdiskusi, kaktivan siswa dalam bertanya, keaktivan siswa dalam menjawab

pertanyaan, dan keaktivan siswa dalam memberi komentar atas jawaban teman.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

45

Untuk menghitung keaktivan siswa menggunakan rumus

Keaktivan siswa = Jumlah skor keaktivan yang diperoleh X 100 %

Jumlah total seluruh keaktivan siswa

Data yang diperoleh dari nilai rata-rata untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat

dari nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya, sedangkan tingkat ketuntasan

belajar siswa dapat dicari menggunakan rumus:

%100xtersebutkelaspadasiswabelajartuntasyangsiswabelajarketuntasanTingkat

ΣΣ

=

3.8.4 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila siswa

yang mendapatkan nilai > 65 sudah mencapai > 65%, sehingga tuntas sudah

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SMA Negeri 2 Salatiga yang terletak di jalan

Tegalrejo No 79 Kota Salatiga, yang terdiri dari ruang kelas sebanyak 24 ruang

yaitu 8 ruang kelas X, 8 ruang kelas XI, 8 ruang kelas XII. Selain itu Fasilitas

pendukung yang dimiliki oleh SMA Negeri 2 Salatiga yaitu ruang guru yang

sangat representatif, ruang kepala sekolah, lapangan olah raga, laboratorium

fisika, laboratorium bahasa, laboratorium kimia, laboratorium biologi,

laboratorium komputer, laboratorium TIK, perpustakaan, mushalla, ruang UKS,

ruang ketrampilan dan ruang kesenian, serta aula sekolah.

Untuk mendukung kelancaran proses kegiatan belajar mengajar selain

sarana dan prasarana yang telah disebutkan diatas, SMA Negeri 2 Salatiga juga

dilengkapi dengan sarana lainnya seperti buku paket,buku bacaan umum,surat

kabar,peta umum,peta sejarah,televisi, radio dll. Selain hal tersebut,untuk

mendukung dan meningkatkan kemampuan siswa secara optimal baik dalam

aspek kognitif, efektif dan psikomotorik SMA Negeri 2 Salatiga juga

mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan intra sekolah yaitu OSIS, dan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan meliputi (1) Pramuka (2) PMR (3) PKS dan (4)

Mading sekolah.Sebaiknya kegiatan ekstrakulikuler yang ada disekolah tidak

hanya itu saja, alangkah lebih baik jika ada ekstrakulikuler sepak bola, menari,

gamelan, basket, musik, dan ekstrakulikuler lain yang mendukung daya kreatifitas

anak didik yang saat tamat sekolah memiliki keterampilan yang memadai.

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

47

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan

kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Penelitian dimulai dengan menganalisis

masalah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas XI-Bahasa SMA Negeri 2

Salatiga. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa tingkat keaktifan atau

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah. Siswa lebih

banyak diam dan mencatat beberapa hal yang dianggap penting dari informasi

yang diberikan oleh guru. Obsevasi ini mengambil sampel kelas XI-Bahasa SMA

Negeri 2 Salatiga dengan jumlah siswa 34 meliputi 10 siswa lelaki dan 24 siswa

perempuan.

Berikut ini adalah hasil penelitian dari pra siklus, siklus I , dan siklus II.

1) Pra siklus

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut.

Tabel 1

Hasil belajar siswa pra siklus

No Keterangan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 11 32,35%

2 Tidak Tuntas 23 67,65%

Jumlah 34 100.00%

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

Berdasarkan data pada tabel 1 ditunjukkan bahwa sebanyak 11 siswa atau

32,35% tuntas belajar dan 23 siswa atau 67,65% tidak tuntas belajar karena KKM

yang ada disekolah itu adalah 65.

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

48

Table 2

Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus

Sumber: Data Puspita Wulandari 2009

Hasil belajar siswa pada pra siklus tidak memuaskan. Sebagian besar siswa

justru hasil belajarnya tidak tuntas.

2) Siklus I

Berdasarkan hasil penelitian siklus I diperoleh hasil belajar siswa sebagai

berikut.

Tabel 3

Hasil belajar siswa siklus I

No Keterangan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 19 55,89%

2 Tidak Tuntas 15 44,11%

Jumlah 34 100.00%

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

67,65%

32,35 %

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%40.00%

50.00%

60.00%70.00%

Tuntas Tidak Tuntas

Ketuntasan Belajar Pra Siklus

Ketuntasan Belajar  Pra Siklus

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

49

Berdasarkan data pada tabel 3 ditunjukkan bahwa sebanyak 19 siswa atau

55,89% tuntas belajar dan 15 siswa atau 44,11% tidak tuntas belajar.

Table 4

Diaram Ketuntasan Belajar Siklus I

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa ada peningkatan

ketuntasan hasil belajar siswa dari pra siklus. Namun dengan hasil tersebut belum

memuaskan, karena siswa yang tuntas belajar belum mencapai 65%. Untuk itu

penelitian dilanjutkan ke siklus II.

3) Siklus II

Siklus II dilakukan karena pada siklus tahap awal atau siklus I hasil belajar

siswa belum memenuhi standar yang telah ditetapkan yaitu siswa yang lulus

dengan hasil minimal 65 mencapai 65%.

Berdasarkan hasil penelitian siklus II diperoleh hasil belajar siswa sebagai

berikut:

55,89%

44,11%

0.00% 10.0020.00

30.00

40.00%

50.00%

60.00% 

70.00%

Tuntas Tidak Tuntas

Ketuntasan Belajar Siklus I

Ketuntasan Belajar Siklus I

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

50

Tabel 5

Hasil belajar siswa siklus II

No Keterangan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 28 82,35%

2 Tidak Tuntas 6 17,65%

Jumlah 34 100.00%

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

Berdasarkan data pada tabel 5 ditunjukkan bahwa sebanyak 34 siswa atau

82,35% tuntas belajar dan hanya 6 siswa atau 17,65% tidak tuntas belajar.

Tabel 6

Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa ada peningkatan

ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus II

sangat memuaskan, karena hampir semua siswa tuntas belajar.

82,35%

17,65%0.00%

15.00%

30.00% 45.00% 60.00% 75.00%

90.00%

Tuntas Tidak Tuntas

Ketuntasan Belajar Siklus II

Ketuntasan Belajar Siklus II

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

51

4.2.1 Hasil Belajar siswa selama pembelajaran

Hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus II dapat dilihat dari

nilai kognitif siswa yang diperoleh dari hasil tes evaluasi yang dilakukan pada

setiap akhir siklus,sehingga diperoleh dua nilai kognitif yaitu tes siklusI dan tes

pada siklus II. Soal yang di berikan pada siswa pada siklus I sebanyak 20 soal

pilihan ganda sedangkan pada siklus II sebanyak 20 soal pilihan ganda.

Sedangkan hasil peningkatan hasil belajar siswa sampai dengan siklus II

ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 7

Peningkatan hasil belajar siswa

NO Responden

Pra

Siklus

Ketera-

ngan

Siklus

I

Ketera-

ngan

Siklus

II

Ketera-

ngan

1 R-01 62

Tidak

Tuntas 60

Tidak

Tuntas 85 Tuntas

2 R-02 56

Tidak

Tuntas 65 Tuntas 85 Tuntas

3 R-03 52

Tidak

Tuntas 60

Tidak

Tuntas 70

Tuntas

4 R-04 68 Tuntas 85 Tuntas 75 Tuntas

5 R-05 58

Tidak

Tuntas 55

Tidak

Tuntas 75

Tuntas

6 R-06 70 Tuntas 75 Tuntas 80 Tuntas

7 R-07 68 Tuntas 70 Tuntas 65 Tuntas

8 R-08 72 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

52

9 R-09 74 Tuntas 65 Tuntas 85 Tuntas

10 R-10 62

Tidak

Tuntas 65 Tuntas 55

Tidak

Tuntas

11 R-11 66 Tuntas 40

Tidak

Tuntas 80 Tuntas

12 R-12 52

Tidak

Tuntas 50

Tidak

Tuntas 60

Tidak

Tuntas

13 R-13 64

Tidak

Tuntas 45

Tidak

Tuntas 75

Tuntas

14 R-14 66 Tuntas 45

Tidak

Tuntas 70

Tuntas

15 R-15 60

Tidak

Tuntas 50

Tidak

Tuntas 70

Tuntas

16 R-16 80 Tuntas 85 Tuntas 75 Tuntas

17 R-17 78 Tuntas 70 Tuntas 75 Tuntas

18 R-18 54

Tidak

Tuntas 55

Tidak

Tuntas 55

Tidak

Tuntas

19 R-19 60

Tidak

Tuntas 55

Tidak

Tuntas 70

Tuntas

20 R-20 70 Tuntas 75 Tuntas 75 Tuntas

21 R-21 46

Tidak

Tuntas 65 Tuntas 65

Tuntas

22 R-22 68 Tuntas 45

Tidak

Tuntas 70

Tuntas

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

53

23 R-23 48

Tidak

Tuntas 65

Tidak

Tuntas 75

Tuntas

24 R-24 62

Tidak

Tuntas 50

Tidak

Tuntas 65

Tuntas

25 R-25 72 Tuntas 65 Tuntas 80 Tuntas

26 R-26 64

Tidak

Tuntas 65

Tidak

Tuntas 65

Tuntas

27 R-27 58

Tidak

Tuntas 75

Tuntas

60

Tidak

Tuntas

28 R-28 50

Tidak

Tuntas 65

Tuntas

55

Tidak

Tuntas

29 R-29 48

Tidak

Tuntas 85

Tuntas

70

Tuntas

30 R-30 50

Tidak

Tuntas 70

Tuntas

75

Tuntas

31 R-31 46

Tidak

Tuntas 55

Tidak

Tuntas 65

Tuntas

32 R-32 64

Tidak

Tuntas 90

Tuntas

70

Tuntas

33 R-33 42

Tidak

Tuntas

55

Tidak

Tuntas

70

Tuntas

34 R-34 52

Tidak

Tuntas

55

Tidak

Tuntas

65

Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas 11 19 28

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

54

Persentase 32,35% 55,89% 82,35%

Daya serap klasikal Tdk

Tuntas

Tdk

Tuntas Tuntas

Rata-rata nilai pra siklus 60,65

Rata-rata nilai siklus I 63,97

Rata-rata nilai siklus II 70,73

Berdasarkan tabel 7 di atas, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa secara

klasikal. Rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal meningkat dari pra siklus ke

siklus I, yaitu dari 60,65 menjadi 63.97. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa

dari siklus I ke siklus II meningkat dari 63,97 menjadi 70,73. Daya serap klasikal

atau ketuntasan belajar siswa secara klasikal juga meningkat, ketuntasan belajar

siswa dari pra siklus 32,35% meningkat menjadi 55,89% pada siklus I. Sedangkan

pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 82,35% atau hanya

enam siswa saja yang tidak tuntas belajar. Hal ini membuktikan bahwa model

pembelajaran kooperatif Group Investigation pada siswa kelas XI-Bhasa SMA

Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2008/2009 sudah dapat diterima oleh siswa

dengan baik.

Berdasarkan data di atas, maka Peningkatan hasil belajar siswa dari pra

siklus hingga siklus II dapat ditunjukkan pada diagram di bawah ini:

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

55

Tabel 8

Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

4.2.2 Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa proses pembelajaran selalu di nilai dengan kriteria yang

ditentukan yaitu dengan mengamati banyaknya siswa yang aktif dalam

pembelajaran. Hasil observasi Aktivitas siswa siklus I ditunjukkan pada tabel

sebagai berikut.

Tabel 9

Observasi aktivitas siswa siklus I

No INDIKATOR SKOR

I ASPEK AKTIFITAS

1 Mendengarkan penjelasan guru atau teman 4

2 Membaca materi/LKS 4

3 Menulis (mencatat) materi penting 4

32,35% 55,89%

83,35%

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00%

100.00%

Pra Siklus

Siklus I Siklus II

Peningkatan Ketuntasan Belajar  Siswa

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

56

4 Mengajukan pertanyaan pada guru/teman 2

II ASPEK KOOPERATIF

5 Kemampuan menyampaikan informasi 3

6 Kemampuan siswa untuk berkomunikasi 4

7 Mendengarkan dengan aktif 4

Jumlah 25

Persentase 71.43%

Kriteria Baik

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

Berdasarkan tabel 9 di atas ditunjukkan bahwa hasil observasi yang

diperoleh termasuk dalam kriteria baik. Namun, jika ditinjau dari tiap indikator,

siswa kurang dalam mengajukan pertanyaan pada guru atau teman. Siswa masih

tergolong pasif dalam kegiatan belajar mengajar, mereka hanya diam dan

mendengarkan penjelasan dari guru.

Hasil observasi Aktivitas siswa siklus II ditunjukkan pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 10

Observasi aktivitas siswa siklus II

No INDIKATOR SKOR

I ASPEK AKTIFITAS

1 Mendengarkan penjelasan guru atau teman 5

2 Membaca materi/LKS 4

3 Menulis (mencatat) materi penting 4

4 Mengajukan pertanyaan pada guru/teman 4

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

57

II ASPEK KOOPERATIF

5 Kemampuan menyampaikan informasi 4

6 Kemampuan siswa untuk berkomunikasi 5

7 Mendengarkan dengan aktif 5

Jumlah 31

Persentase 88,57%

Kriteria baik sekali

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

Berdasarkan tabel 10 di atas ditunjukkan bahwa hasil observasi siswa

siklus II termasuk dalam kriteria sangat baik. Jika ditinjau dari tiap indikator,

siswa sudah mengalami peningkatan dalam mengajukan pertanyaan pada guru

atau teman. Siswa sudah tergolong aktif dalam kegiatan belajar mengajar, mereka

terlihat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan mendengarkan penjelasan dari

guru.

Berdasarkan data diatas,pada siklus I sampai dengan siklus II aktivitas

siswa mengalami peningkatan aktivitas siswa tertera pada diagram di bawah ini:

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

58

Tabel 11

Diagram Aktivitas Siswa Siklus I dan II

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

4.2.3 Aktivitas Kinerja Guru

Hasil observasi kinerja guru siklus I ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 12

Data Kinerja Guru Siklus I

No Data Kinerja Guru

1 Skor yang diperoleh 72

2 Skor maksimal 90

3 Persentase kinerja 80%

4 Kriteria baik

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

71.43%88,57%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

Siklus I Siklus II

Aktivitas Siswa

           Aktivitas Siswa

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

59

Berdasarkan tabel 12 di atas ditunjukkan bahwa hasil observasi kinerja

guru termasuk dalam kriteria baik dengan skor yang diperoleh 72 atau 80%.

Namun dalam penyampaian materi, guru kurang dapat mengaitkan materi dengan

realita yang bisa membuat siswa mudah memahami dan mencerna materi yang

disampaikan, selain itu guru masih belum dapat menimbulkan keceriaan dan

antusiasme siswa untuk turut pembelajaran secara aktif didalam kelas. Sehingga

pembelajaran yang ada dikelas cenderung bersifat monoton.

Sedangkan hasil observasi kinerja guru siklus II ditunjukkan pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 13

Data Kinerja Guru Siklus II

No Data Kinerja Guru

1 Skor yang diperoleh 79

2 Skor maksimal 90

3 Persentase kinerja 87,78%

4 Kriteria sangat baik

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

Berdasarkan tabel 13 di atas ditunjukkan bahwa hasil observasi kinerja

guru termasuk dalam kriteria sangat baik dengan skor yang diperoleh 79 atau

87,78%. Dalam penyampaian materi, guru sudah dapat mengaitkan materi dengan

realita yang bisa membuat siswa mudah memahami dan mencerna materi yang

disampaikan. Guru juga sudah dapat menumbuhkan keceriaan dan antusiasme

siswa dalam belajar. Selain itu penguasaan kelas sudah dilakukan guru dengan

sangat baik.

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

60

Berdasarkan data diatas, maka kenaikan nilai kinerja guru dari siklus I

sampai dengan siklus II dapat di buat diagram di bawah ini.

Tabel 14

Diagram Kinerja Guru Siklus I dan II

4.3 Pembahasan

Tolok ukur keberhasilan siswa adalah hasil belajar yang mereka peroleh

melalui evaluasi maupun tes dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh guru.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah

mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku

tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila

pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku

yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran,

perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan

aktyivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. (Catharina Tri Anni,

2004:4)

80,00%

87,78%

60.00%

75,00%

80.00%

85.00%

90.00%

Siklus I Siklus II

Kinerja Guru

Kinerja Guru

Sumber: Data Penelitian Puspita Wulandari 2009

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

61

Metode Group Investigation adalah metode pembelajaran berkelompok

yang dapat diartikan sebagai metode yang dapat merangsang siswa untuk

melakukan belajar sehingga siswa lebih aktif. Metode pemberian tugas secara

berkelompok adalah metode yang dapat merangsang anak untuk aktif belajar

secara individu maupun secara kelompok. Metode ini bisa dilaksanakan di

rumah,di sekolah,di perpustakaan dan di tempat lainnya (Nana Sudjana ,2000:81).

Observasi awal yang dilakukan mendapatkan bahwa metode guru pada

saat mengajar masihlah menggunakan cara yang konvensional. Metode ceramah

masih terus dilakukan, sehingga kurang mendapat respon yang baik dari siswa

untuk dapat ikut secara aktif dalam proses belajar mengajar. Fasilitas yang kurang

memadai menjadi faktor yang menyebabkan siswa kurang minat dalam belajar.,

sehingga menyebabkan siswa tidak dapat menguasai materi dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal

terus meningkat dari pra siklus sampai siklus II. Hal tersebut menunjukkan bahwa

model pebelajaran Group Investigation cukup efektif untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Siswa dapat dengan mudah menangkap penjelasan dari guru.

Hasil observasi siswa dari siklus I ke siklus II juga menunjukkan arah

yang positif. Siswa yang pada siklus I kurang antusias dan kurang berani dalam

mengajukan pertanyaan pada guru atau teman, pada siklus II sudah tampak sangat

senang dan antusias dalam mengajukan pertanyaan pada guru sehingga suasana

kelas menjadi lebih hidup. Pada siklus I siswa masih tergolong pasif dalam

kegiatan belajar mengajar, sebagian besar mereka hanya diam dan mendengarkan

penjelasan dari guru. Namun, pada siklus II mereka lebih aktif dalam kegiatan

belajar mengajar, mereka mencoba membaca-baca buku dan bertanya tentang

bagian yang belum mereka pahami.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

62

Hasil observasi kinerja guru dari siklus I ke siklus II juga menunjukkan

arah yang positif. Kinerja guru pada siklus I sudah tergolong dalam kreteria baik,

namun dalam penyampaian materi, guru kurang dapat mengaitkan materi dengan

realita yang bisa membuat siswa mudah memahami dan mencerna materi yang

disampaikan, selain itu guru masih belum dapat menimbukan keceriaan dan

antusiasme murid dalam proses kegiatan belajar mengajar secara aktif. Sedangkan

pada siklus II kinerja guru termasuk dalam kriteria sangat baik, dalam

penyampaian materi, guru sudah dapat mengaitkan materi dengan realita yang

bisa membuat siswa mudah memahami dan mencerna materi yang disampaikan.

Pada siklus II guru juga sudah dapat membangkitkan keceriaan dan antusiasme

murid dalam belajar. Selain itu penguasaan kelas sudah dilakukan guru dengan

sangat baik.

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI-Bahasa SMA

Negeri 2 Salatiga dengan menggunakan model pembelajaran group investigation

diperoleh nilai rata-rata 70.73 dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal

82,35% dan siswa yang tuntas sebanyak 28 anak.

Penerapan model pembelajaran group investigation ini dapat

meningkatkan hasil belajar sejarah kelas XI- Bahasa SMA Negeri 2 Salatiga

tahun 2008/2009. Hasil analisis data dari siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan. Setelah melalui tes tertulis diperoleh bukti bahwa pada pra siklus

hanya ada 11 anak yang tuntas dalam belajar dengan ketuntasan belajar siswa

secara klasikal meningkat 32.35% menjadi 55,89% pada siklus II dengan jumlah

siswa yang tuntas sebanyak 19 anak. Dari siklus I ini kemudian meningkat

menjadi 82,35% dengan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 28

anak. Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari 63,97(19 anak yang

tuntas) menjadi 70,73 (28 anak yang tuntas).

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, penulis dapat memberikan saran sebagai

berikut.

1. Para guru sejarah dapat menggunakan model pembelajaran group

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

64

investigation karena banyak memiliki keunggulan, yaitu siswa tidak cepat

bosan dan siswa dapat lebih aktif. Dengan demikian siswa bisa lebih cepat

menyerap materi yang disampaikan, sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar mereka. Sebaiknya guru tidak menerapkan metode yang monoton,

sehingga siswa tidak mudah bosan.

2. Para penulis dapat melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan

metode lain, untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia.

3. Lembaga pendidikan pada umumnya dan SMA Negeri 2 Salatiga pada

khususnya diharapkan menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam

mengambil keputusan program-program pembelajaran, khususnya penerapan

metode pembelajaran group investigation.

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

65

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2007. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Arikunto,Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

Depdiknas. 2006. Model-model Pembelajaran yang Efektif. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Faisol. 2006. Memperbaiki Hasil Pembelajaran Melalui Penilitian Tindakan

Kelas (PTK). Semarang: Yayasan Penerbit PGRI Hamalik, Oemar. 1983. Metodologi Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.

Jakarta : Tarsito Kasmadi, Hartono. 2001. Pembangunan Pembelajaran Dengan Pendekatan

Model-Model Pengajaran Sejarah. Semarang: Prima Nugraha Pratama. Lie, Anita. 2004. Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta:

Grasindo. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi . Bandung

: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Suatu Panduan

Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Munib, Achmad. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES

Press. Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.

Bandung: Nusa Media. Soeparwoto. 2005. Psikologi Perkembangan. Semarang: UNNES Press.

Sudaryo, dkk. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Semarang : IKIP Semarang Press.

Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI …lib.unnes.ac.id/2453/1/4618.pdfPERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis ... adalah kunci menuju gerbang ... Sehingga tidak ada

66

Sujana, Nana. 2008. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK Unnes

Press. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi

Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. Tri Anni, Chatrina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES Press Penelitian

Pemula, UKM Penelitian UNNES Semarang, 2005. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik:

Konse,p Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Widiastuti, Kurnia. 2004. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Matrik Siswa SMP Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2004-2005. Semarang: FMIPA UNNES.

Widja, I Gde. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode

Pengajaran Sejarah. Jakarta: P2LPTK.