UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA …/Upaya... · kelas xi tata busana i smk n 1 sapuran...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA …/Upaya... · kelas xi tata busana i smk n 1 sapuran...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA
MENGGUNAKAN METODE SINTESIS PROGRESIF PADA SISWA
KELAS XI TATA BUSANA I SMK N 1 SAPURAN WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2011
SKRIPSI
Oleh :
NURYAWAN EKO RAMDANI
X 4607026
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA
MENGGUNAKAN METODE SINTESIS PROGRESIF PADA SISWA
KELAS XI TATA BUSANA I SMK N 1 SAPURAN WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2011
Oleh :
NURYAWAN EKO RAMDANI
X 4607026
Skripsi
diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Nuryawan Eko Ramdani. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MENGGUNAKAN METODE SINTESIS PROGRESIF PADA SISWA KELAS XI TATA BUSANA I SMK NEGERI 1 SAPURAN, WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2011. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Renang Gaya Dada siswa kelas XI Tata Busana I SMK Negeri 1 Sapuran, Wonosobo tahun pelajaran 2011 dengan menerapkan Metode Sintesis Progesif.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Tata Busana I SMK Negeri 1 Sapuran, Wonosobo tahun pelajaran 2011 yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari siswa putri semua. Sumber data penelitian ini diperoleh melalui pengamatan oleh peneliti dan kolaborator selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut merupakan hasil belajar renang gaya dada siswa yang diperoleh melalui lembar observasi yang meliputi ranah afektif, ranah kognitif dan ranah psikomotor. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui metode sintesis progresif dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI Tata Busana I SMK Negeri 1 Sapuran, Wonosobo. Dimana hasil belajar pada kondisi awal 22,22% atau 6 siswa, pada akhir siklus I menjadi 55,56% atau 15 siswa dan pada akhir siklus II menjadi 81, 48% atau 22 siswa.
Simpulan penelitian ini adalah metode sintesis progresif meningkatkan hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI Tata Busana I SMK Negeri 1 Sapuaran Wonosobo.
Kata kunci : hasil belajar, renang gaya dada, metode sintesis progresif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka, apabila kamu
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh.
(Surat Al-Asr, ayat 6-7)
Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang
lain.
(H.R. Buhari)
Belajarlah dari lebah, makan dari yang baik dan mengeluarkan yang baik.
(Laa Tahzan)
Dari pada mencemaskan tentang masa depan, lebih baik bekerja keras
untuk mewujudkannya.
(Hubert H. Humprey)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
tak terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga
memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.
Kapala Sekolah dan Guru Penjas serta keluarga besar SMK N 1 Sapuran
Yang selalu memberikan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini
Keluarga besar Mbah Mitro dan Mbah Marto Sudarmo
Terimakasih atas semangat, doa dan dukungannya.
Teman-teman kos bido
Yang menjadi lahan ketawa disela-sela penatnya mengerjakan skripsi.
Rekan-
Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, kemuliaan serta karunia-Nya yang setiap waktu penulis
terima dan rasakan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul ENANG
GAYA DADA MENGGUNAKAN METODE SINTESIS PROGRESIF PADA
SISWA KELAS XI TATA BUSANA I SMK NEGERI 1 SAPURAN
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari
bahwa terselesaikanya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaiakn terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Waluyo, S.Pd. M.Or. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Sunardi, M.Kes. selaku Pembimbing I dan Tri Winarti Rahayu, S.Pd.
M.Or. selaku Pembimbing II yang senantiasa memberikan pengarahan,
bimbingan dan motivasi dalam menyusun skripsi ini.
5. Kepala SMK Negeri 1 Sapuran Wonosobo, yang telah memberikan ijin dan
kesempatan serta dukungan dalam penelitian ini.
6. Salis Zaenal Muttaqin, S.Pd. dan Drs. Yogi, selaku Guru Penjas yang telah
memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
7. Para siswa kelas XI Tata Busana I SMK Negeri 1 Sapuran, Wonosobo yang
telah bersedia untuk menjadi sampel dan berpartisipasi dalam pelaksanaan
penelitian ini.
8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi
yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 6
1. Belajar dan Pembelajaran ...................................................... 6
a. Hakikat dan Pengertian Belajar dan Pembelajaran ......... 6
b. Konsep belajar ................................................................. 7
c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran ................................... 9
d. Konsep Pembelajaran ...................................................... 11
e. Ciri Belajar dan Pembelajaran ........................................ 13
2. Belajar Gerak ........................................................................ 13
a. Pengertian Belajar Gerak ................................................ 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
b. Kedudukan Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani ... 14
c. Strategi Mengajar Keterampilan Gerak .......................... 15
3. Metode Pembelajaran ............................................................ 16
a. Hakikat Metode Pembelajaran ........................................ 16
b. Macam Metode dan Gaya Mengajar ............................... 17
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan
Metode Pembelajaran ...................................................... 19
d. Metode Bagian ................................................................ 20
e. Metode Sintesis Progresif ............................................... 20
4. Hakikat Mengajar .................................................................. 22
a. Pengertian Mengajar ....................................................... 22
b. Mengajar Yang Efektif dan Efisien................................. 23
5. Penilaian Hasil Belajar .......................................................... 25
a. Aspek Kognitif ................................................................ 27
b. Aspek Afektif .................................................................. 27
c. Aspek Psikomotor ........................................................... 28
6. Pendidikan Jasmani ............................................................... 28
a. Pengertian Pendidikan Jasmani ....................................... 28
b. Tujuan Pendidikan Jasmani............................................. 29
7. Renang Gaya Dada ................................................................ 30
a. Pengertian Renang .......................................................... 30
b. Teknik Renang Gaya Dada ............................................. 31
c. Pembelajaran renang dengan Metode Sintesis Progresif 35
B. Kerangka Berfikir........................................................................ 39
C. Hipotesis ...................................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 42
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 42
1. Waktu Penelitian .................................................................. 42
2. Tempat Penelitian.................................................................. 42
3. Siklus (Penelitian Tindakan Kelas) PTK ............................. 42
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
C. Sumber Data ............................................................................... 42
1. Jenis Data .............................................................................. 42
2. Jenis Variabel ........................................................................ 42
3. Devinisi Operasional Variabel .............................................. 43
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 44
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 44
F. Prosedur Penelitian...................................................................... 45
1. Rancangan Siklus I ............................................................... 48
2. Rancangan siklus II .............................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 51
A. Deskripsi Tiap Siklus .................................................................. 51
1. Pra siklus ............................................................................... 51
2. Siklus I .................................................................................. 55
a. Rencana Tindakan I................................................... 56
b. Pelaksanaan Tindakan I............................................. 56
c. Pengamatan dan Interprestasi Tindakan I ................. 63
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I .............................. 64
e. Diskripsi Data Tindakan I ......................................... 66
3. Siklus II ................................................................................ 69
a. Rencana Tindakan II ................................................. 69
b. Pelaksanaan Tindakan II ........................................... 70
c. Pengamatan dan Interprestasi Tindakan II ................ 75
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II ............................. 76
e. Diskripsi Data Tindakan II ........................................ 77
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 81
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 83
A. Simpulan .................................................................................... 83
B. Implikasi ..................................................................................... 83
C. Saran ........................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 86
LAMPIRAN ................................................................................................ 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Posisi badan Renang Gaya Dada............................................................. 31
2. Model Gerakan Kaki Renang Gaya Dada ............................................... 32
3. Model Gerakan Tangan Renang Gaya Dada ........................................... 33
4. Koordinasi Gerakan Renang Gaya Dada ................................................ 35
5. Alur Kerangka Pemikiran ....................................................................... 40
6. Skema Kegiatan Penelitian ..................................................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Teknik dan Alat pengumpulan data ........................................................ 44
2. Persentase target capaian......................................................................... 49
3. Kondisi Awal Aktivitas Siswa (afektif) Renang Gaya Dada ................. 53
4. Kondisi Awal Pemahaman Konsep (Kognitif) Renang Gaya Dada ....... 53
5. Kondisi Awal Penguasaan Kemampuan Renang Gaya Dada
(Psikomotor) ............................................................................................ 54
6. Kondisi Awal Hasil Belajar Renang Gaya Dada .................................... 55
7. Kondisi Siklus I Aktivitas Siswa (afektif) Renang Gaya Dada ............. 66
8. Kondisi Siklus I Pemahaman Konsep (Kognitif) Renang Gaya
Dada ........................................................................................................ 67
9. Kondisi Siklus I Penguasaan Kemampuan Renang Gaya Dada
(Psikomotor) ........................................................................................... 68
10. Kondisi Siklus I Hasil Belajar Renang Gaya Dada ................................ 69
11. Kondisi Siklus II Aktivitas Siswa (afektif) Renang Gaya Dada ............. 78
12. Kondisi Siklus II Pemahaman Konsep (Kognitif) Renang Gaya
Dada ........................................................................................................ 78
13. Kondisi Siklus II Penguasaan Kemampuan Renang Gaya Dada
(Psikomotor) ............................................................................................ 79
14. Kondisi Siklus II Hasil Belajar Renang Gaya Dada .............................. 80
15. Hasil Perbandingan Ketuntasan Minimal (KKM) Hasil Belajar
Renang Gaya Dada ................................................................................. 81
16. Hasil Pencapaian Basil Belajar ............................................................... 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Petunjuk pelaksaan tes Renang Gaya Dada ............................................ 88
2. RPP Siklus I ............................................................................................ 90
3. RPP Siklus II ........................................................................................... 118
4. Lembar Penilaian Psikomotor ................................................................. 142
5. Lembar Penilaian Afektif ........................................................................ 143
6. Lembar Penilaian Kognitif ...................................................................... 144
7. Data awal Psikomotor ............................................................................. 145
8. Data awal Afektif .................................................................................... 146
9. Data awal Kognitif .................................................................................. 147
10. Data awal hasil Belajar Renang Gaya Dada ........................................... 148
11. Data Siklus I Psikomotor ........................................................................ 149
12. Data Siklus I Afektif ............................................................................... 150
13. Data Siklus I Kognitif ............................................................................. 151
14. Data Siklus I waktu jarak tempuh ........................................................... 152
15. Data Hasil Belajar Siklus I ...................................................................... 153
16. Data Siklus II Psikomotor ....................................................................... 154
17. Data siklus II Afektif ............................................................................... 155
18. Data Siklus II Kognitif ............................................................................ 156
19. Data Siklus II waktu jarak tempuh .......................................................... 157
20. Data Hasil Belajar Siklus II .................................................................... 158
21. Rekapitulasi hasil Belajar Renang Gaya Dada ....................................... 159
22. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar ....................................... 160
23. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 162
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial,ekonomi,
pendidikan, politik dan budaya dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan
tersebut peranan pendidikan amatlah strategis. Pendidikan merupakan sarana dan
wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek
kemampuan, kepribadian, maupun kewajiban sebagai warga Negara yang baik.
Untuk itu sekolah sebagai salah satu pendidikan formal berusaha meningkatkan
kualitas lulusanya agar dapat berperan serta dan bersaing di kancah internasional,
termasuk didalamnya adalah pendidikan jasmani. Pendidikan dalam situasi
modern dituntut untuk menyiapkan warga negara yang mampu berpartisipasi
dalam zaman globalisasi sekarang ini.
Dewasa ini hampir semua orang mengukur tingkat keberhasilan
pendidikan berdasarkan hasil saja. Pembelajaran yang baik hendaknya bersifat
menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor, sehingga dalam pengukuran tingkat
keberhasilan selain dilihat dari segi kuantitas juga dilihat dari kualitas yang telah
dilakukan di sekolah-sekolah. Oleh sebab itu pembelajaran yang aktif ditandai
dengan adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara
langsung. Akan tetapi hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru
lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum dibandingkan
dengan prosesnya.
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif (fair play), serta kecerdasan emosi. Tujuan yang
ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pendidikan jasmani secara
menyeluruh antara lain aspek kognitif, afektif, psikomotor, mental, emosional,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
sosial dan spiritual, oleh karena itu pendidikan jasmani telah diajarkan
dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas
bahkan di Perguruan Tinggi.
Usaha untuk meningkatkan pembelajaran dan proses pendidikan jasmani
belum berjalan seperti apa yang diharapkan, hal ini terlihat dari kesulitan siswa
dalam memahami konsep penguasaan teknik dasar olahraga yang dikarenakan
aktivitas belajarnya sangat kurang, sehingga berakibat rendahnya hasil belajar
siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang
digunakan guru masih kurang ideal. Dalam setiap pembelajaran perhatian siswa
kurang terpusat karena materi yang disampaikan kurang menarik dan diolah
secara baik misalnya dalam cabang olahraga renang yang setiap guru hanya
menitik beratkan pada penilaian hasil bukan proses pembelajarannya, sehingga
dalam belajar siswa tidak menggunakan kesempatan untuk berlatih. Hal ini terjadi
dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes)
pada materi renang gaya dada pada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1
Sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2011.
Berdasarkan wawancara dengan guru penjas di SMK N 1 Sapuran
Wonosobo mengungkapkan sebagian siswanya merasa senang saat menerima
materi renang, tetapi para siswa merasa kesulitan saat melakukan praktik di kolam
sehingga para siswa hanya bermain air saja tidak mempraktikan apa yang telah
disampaikan guru. Seperti yang diungkapakan salah satu siswa kelas XI Tata
Busana SMK N 1 Sapuran Wonosobo yang bernama Vita dan beberapa siswa
mengungkapakan pada saat pembelajaran renang, guru dalam memberikan materi
secara keseluruhan tidak perbagian gerakan sehingga para siswa kesulitan dalam
mempraktikanya. Menanggapi permasalahan tersebut sehingga perlu adanya
starategi atau metode yang dapat membuat anak lebih tertarik untuk melakukan
gerakan renang gaya dada.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pembelajaran pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan khususnya renang gaya dada yang telah
dilaksanakan di SMK N 1 Sapuran Wonosobo masih banyak kendala yang
dihadapi, misalnya siswa merasa takut tenggelam, siswa tidak sungguh-sungguh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dalam mengikuti pelajaran. Siswa kurang dapat menangkap atau memahami setiap
tahap pembelajaran mulai dari teknik meluncur, gerakan kaki, ayunan lengan, dan
pengambilan nafas. Disamping hal tersebut metode pembelajaran yang diterapkan
oleh guru belum menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini terlihat dari rendahnya
tingkat ketuntasan hasil belajar siswa, dari jumlah 27 siswa hanya 6 siswa atau
22,22% yang nilainya diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 21 siswa atau
77.78% nilainya masih dibawah KK, dengan KKM 70.
Seiring dengan kemajuan jaman di bidang teknologi pembelajaran,
muncul banyak metode pembelajaran yang dapat menjadi salah satu alternatif
dalam rangka mencari ragam jawaban dari permasalahan pembelajaran yang ada
saat ini, sekaligus dapat digunakan untuk menciptakan suksesnya tujuan
pembelajaran. Meskipun begitu, masih banyak guru yang belum memahami dan
mengetahui tentang metode pembelajaran yang ada dan yang tengah berkembang.
Mendesain, mengemas dan menyajikan pembelajaran renang yang menarik,
praktis dan diminati siswa adalah tugas utama seorang guru. Oleh karena itu guru
harus mampu menyesuaikan dan menganalisis karakteristik yang berhubungan
dengan siswa dan materi pembelajaran tersebut. Guru juga harus mampu
menerapkan metode dan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
akan disampaikan.
Dari berbagai metode pembelajaran yang ada, Metode Sintesis Progresif
merupakan salah satu metode pembelajaran yang di dalamnya memperlihatkan
tahapan-tahapan yang sederhana dan mudah dipelajari. Metode Sintesis Progresif
merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif, mudah dan sederhana
sehingga dapat diterapkan pada pembelajaran renang gaya dada. Metode Sintesis
Progresif merupakan metode pembelajaran yang ada didalam Metode Bagian
(Part Method). Pada Metode Sintesis Progresif dimana elemen-elemen gerak yang
baru harus dipelajari dan dilatih terlebih dahulu sehingga menjadi tanggapan
gerak yang telah dikuasai, baru kemudian dirangkaikan dengan gerak yang
dimiliki sebelumnya.
Dari latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang
mendalam untuk mengatahui keefektifan penerapan Metode Sintesis Progresif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sebagai salah satu altenatif dalam mengatasi permasalahan dalam pencapaian hasil
belajar renang gaya dada, maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik
secara teoritik maupun praktik. Hal tersebut akan dilaksanakan dengan
menggunakan penelitian melalui jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Hal itu dilakukan sebagai upaya meningkatkan keberhasilan
dalam pembelajaran renang gaya dada di SMK N 1 Sapuran Wonosobo
khususnya siswa kelas XI Tata Busana I. Dengan demikian penelitian ini
diformulasikan dalam sebuah judul
Gaya Dada Menggunakan Metode Sintesis Progresif Pada Siswa Kelas XI Tata
Busana 1 SMK N 1 Sapuran, Wonosobo
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, masalah yang ada dapat dirumuskan diatas sebagai berikut:
meningkatkan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI Tata Busana 1
SMK N 1 Sapuran, Wonosobo
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan diatas, tujuan
penelitian ini adalah :
siswa kelas XI Tata Busana 1 SMK N 1 Sapuran, Wonosobo Tahun Pelajaran
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Dengan Metode Sintesis Progresif siswa kelas XI Tata Busana 1 SMK N 1
Sapuran, Wonosobo Tahun Pelajaran 2011 diharapakan mampu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mudah menyerap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga mampu
meningkatkan kemampuan renang gaya dada.
2. Bagi Guru
Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi guru penjas SMK N 1 Sapuran
Wonosobo untuk menentukan dan memilih metode pembelajaran yang lebih
efektif dan sesuai untuk meningkatakan hasil belajar renang gaya dada untuk
siswanya.
3. Bagi Lembaga Pendidikan (Sekolah)
Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi untuk mengembangkan strategi
belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar siswa maupun lulusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Hakikat dan Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan
dalam rangka mencapai kepandaian atau mencari ilmu. Sehingga dengan
belajar manusia menjadi tahu serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
Menurut Sadiman (2002) Belajar adalah suatu proses yang komplek yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih
bayi hingga ke liang lahat nanti Baharudin
mengemukakan hakikat pembelajaran sebagai suatu proses manusia untuk
mencapai berbagai macam komp
11). Sedangkan Arsyad (2004 : 1) menyampaikan bahwa proses belajar
terjadi apabila ada interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.
Menurut Hidayatullah (Mengutip dari Dryden dan Vos)
mengemukakan bahwa belajar harusnya memiliki tiga tujuan, yaitu (1)
mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran
spesifik; (2) mengembangkan kemampuan konseptual umum, sehingga
mampu belajar menerapkan konsep yang sama atau berkaitan dengan
bidang-bidang yang lain yang berbeda; (3) mengembangkan kemampuan
dan sikap pribadi yang secara mudah dapat digunakan dalam segala
tindakan (2009 : 147).
Untuk itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah
satu tanda bahwa seseorang memerlukan proses belajar apabila terjadi
proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang itu yang mungkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya.
b. Konsep Belajar
Konsep belajar menurut pandangan dan perspektif, dari berbagai
sumber diantaranya :
1) Konsep Belajar Behaviourisme
Belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam
kemampuannya dalam bertingkah laku sesuai dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Budiningsih
mengemukakan bahwa teori behavioristik adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon (2005).
Menurut Baharudin (mengutip dari Thorndik) mengemukakan
bahwa perilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada
dilingkungan sehingga menimbulkan respon secara reflek (2009 : 65).
Stimulus yang terjadi setelah sebuah perilaku terjadi akan mempengaruhi
perilaku selanjutnya. Thorndik mengemukakan hukum Law Effecct, yang
menyatakan bahwa jika sebuah tindakan diikuti oleh perubahan yang
memuaskan dalam lingkungan, maka kemungkinan tindakan itu akan
diulang kembali akan semakin meningkat. Sebaliknya jika sebuah
tindakan dilakukan oleh perubahan yang tidak memuaskan, maka
tindakan itu mungkin menurun atau tidak dilakukan sama sekali.
Sedangkan teori behavioristik menurut Baharudin (mengutip dari
Watson) bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon
yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati
(observable) dan dapat ditukar (2009 : 65).
Secara ringkas, teori behavioristik mengatakan bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku. Seseorang telah dianggap belajar sesuatu
jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku (Budiningsih,
2005)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Konsep Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari
pada hasil belajar. Para penganut teori kognitif mengatakan bahwa
belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon. Model belajaran kognitif mengatakan bahwa tingkah laku
seseorang dutentukan oleh persepsi serta pemahamanya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan
perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat
sebagai tingkah laku yang tampak.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses
internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi
dan aspek-aspek lainnya. Menurut Budiningsih (mengutip dari Piagent)
bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu
suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan
syaraf (2005 : 35). Dengan demikian semakin bertambahnya umur
seseorang maka semakin komplekslah susunan sel syarafnya dan
semakin meningkat pula kemampuannya. Sedangakan menurut
Budiningsih (mengutip dari Bruner), mengemukakan bahwa
perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu: enactive, iconic dan
symbolic (2005 : 41).
Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan
persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang
dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi dari teori ini adalah bahwa setiap
orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata
dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan
berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru
beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang.
3) Konsep Belajar Konstruktivistik
Menurut pendekatan konstruktivistik pengetahuan bukanlah
kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman,
maupun lingkungannya. Pengetahuan adalah bentuk secara terus menerus
oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya
pemahaman-pemahaman baru.
Paradigma konstruktivistik memandang bahwa siswa sebagai
pribadi yang sudah mamiliki kemampuan awal sebelum mempelajari
sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam
mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Teori konstruksivistik mengakui
bahwa siswa akan dapat menginterprestasikan informasi kedalam
pikirannya, hanya dalam konteks pengalaman dan pengetahuan mereka
sendiri, pada kebutuhan, latar belakang dan minatnya.
Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar
merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya
melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan
struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah pada tujuan tersebut.
4) Konsep Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan
ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Proses
belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungan dan
dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa telah mampu mencapai akulturasi
diri secara optimal. Teori humanistik lebih bersifat elektrik, maksudnya
teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja agar tujuannya tercapai.
c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Prinsip belajar merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
agar kegiatan belajar tersebut dapat berjalan dengan baik. Prinsip-prinsip itu
berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan,
serta perbedaan individu.
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian memiliki peran penting dalam belajar. Perhatian akan
muncul bila mana bahan pelajaran yang disampaikan oleh pengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sesuai dengan pebelajar siswa. Apabila bahan pelajaran itu dirasa sangat
dibutuhkan oleh pebelajar atau siswa maka akan menumbuhkan motivasi.
otivasi adalah tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang (hlm. 42).
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang
memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk
mempelajari bidang studi tersebut.
2) Keaktifan
Sebagai dalam kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan
mengelola perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah
perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk aktif secara
fisik, intelektual mplikasi
prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku perilaku seperti mencari
sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin
tahu hasil dari suatu reaksi kimia, membuat karya tulis, membuat
keliping, dan perilaku sejenis lainnya 1999 : 51). Implikasi
keaktifan siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.
3) Keterlibatan Langsung
Keterlibatan langsung siswa dalam belajar tidak semata-mata
diartikan sebagai sebuah keterlibatan fisik, namun juga keterlibatan
secara mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam
pencapaian dan perolehan pengetahuan. Dimyati (1999) berpendapat
implikasi prinsip keterlibatan langsung dituntut para siswa agar tidak
segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada
mereka yakni
siswa dirangsang untuk dapat belajar sekaligus dapat menjalani atau
mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Dengan keterlibatan langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
ini, secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman
atau berpengalaman.
4) Pengulangan
Menurut Dimyati (mengutip dari Davies), mengungkapakan
bahwa penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan
belajar secara keseluruhan lebih berarti (1999 : 52). Dari pernyataan
tersebut pengulangan diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Dimyati
mplikasi dari pengulangan tersebut bagi siswa adalah
kesadaran untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang,
untuk satu macam permasalahan (1999 : 52) .
5) Tantangan
Adanya tantangan terhadap suatu hal yang membuat siswa
tertantang untuk menjalani segala sesuatu tersebut akan berdampak
positif terhadap keberhasilan belajar siswa. Sehingga tantangan tersebut
akan memotivasi seorang siswa untuk menyelesaikan dan melampaui
hambatan yang dihadapinya.
6) Balikan atau Feedback
Balikan atau Feedback diberikan sebagai salah satu penguatan
yang dilakukan oleh guru terhadap siswa atas unjuk kerja yang dilakukan
oleh siswa. Balikan selain digunakan sebagai koreksi ataupun evaluasi
terhadap unjuk kerja dan tingkah laku yang dilakukan juga sebagai
motivasi terhadap kualitas belajar siswa.
7) Perbedaan Individu
Perbedaan individu disini memuat arti bahwa, setiap siswa atau
pebelajaran memiliki karakteristik kemampuan yang berbeda-beda,
sehingga dalam menentukan system pengajaran ataupun dalam siswa
belajar hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik
siswa tersebut.
d. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memfasilitasi, meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
didik. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya sistematis dan
sistemik untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka
kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat dan jenis belajar
serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, akan
tetapi tidak semua proses belajar menghasilkan proses pembelajaran. Proses
belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial kultural dalam lingkungan
masyarakat. Misalnya pada saat kegiatan ko-kulikuler (kegiatan diluar kelas
dalam rangka tugas suatu mata pelajaran), ekstra-kulikuler (kegiatan diluar
mata pelajaran, di luar kelas) dan ekstramual (kegiatan dalam rangka proyek
belajar atau kegiatan di luar kurikulum dan diselenggarakan di luar kampus
sekolah, seperti kegiatan berkemah atau darma wisata).
Pembelajaran dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya
mempengaruhi siswa agar belajar. Atau secara singkat dapat dikatakan
bahwa pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa. Pembelajaran
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi, meningkatkan
intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Hidayatullah (2009)
menyatakan agar pembelajaran berkualitas, setidaknya memiliki beberapa
indikator, diantaranya:
(1) Menantang, pembelajaran yang menantang adalah pembelajaran yang memberikan tantangan kepada peserta didik untuk melakukan dan menyelesaikan, akan membuat anak : muncul rasa ingin tahu, ingin mencoba, ingin melakukan, ingin menyelesaikan tugas dari guru, ataupun ingin memecah masalah; (2) Menyenangkan, pembelajaran sebaiknya diselenggarakan dalam suasana menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan mungkin akan mendorong peserta didik untuk belajar dan menyebabkan peserta didik tertarik terhadap pembelajaran tersebut; (3) Mendorong Eksplorasi, pembelajaran yang disajikan dengan menyenangkan dan menantang akan menyebabkan peserta didik terdorong untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sendiri pembelajaran yang telah disajikan guru sebagai tindak lanjutnya,; (4) Memberikan Pengalaman Sukses, pembelajaran yang berkualitas harus mampu memberikan pengalaman sukses kepada peserta didiknya. Pengalaman sukses yang dimaksud adalah adanya perasaan yang menyenangkan dan membanggakan bagi peserta didik sebagai hasil dari akibat telah berhasil menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah.; (5) Mengembangkan Kecakapan Berfikir, pembelajaran yang berkualitas akan berdampak pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pengembangan kecakapan berfikir. Kemampuan berfikir dapat dilihat pada kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran yang disajikan kepada peserta didik harus dikemas sedemikian rupa sehingga mampu merangsang peserta didik untuk berfikir secara kreatif (hlm. 158).
e. Ciri Belajar dan Pembelajaran
Seorang pakar secara rinci menyebutkan definisi ciri-ciri
pembelajaran, yakni sebagai berikut :
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (behavior
change). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari yang
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak terampil menjadi terampil;
2) Perubahan tingkah lakurelatif permanen. Ini berarti bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Akan tetapi perubahan
tingkah laku tersebut tidak terpancang seumur hidup;
3) Perubahan tingkah laku tidak dapat langsung diamati saat proses
belajar mengajar berlangsung, perubahan tingkah laku tersebut
bersifat potensial;
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. Suatu
yang memberikan penguatan itu akan memberikan semangat atau
dorongan untuk mengubah tingkah laku (Baharudin, 2009 : 15).
2. Belajar Gerak
a. Pengertian Belajar Gerak
motor
learning
belajar pada umumnya. Belajar gerak adalah juga belajar, tetapi
mengandung karakteristik tertentu. Karakteristik tertentu ini berhubungan
dengan domain tujuan belajar yang menjadi sasarannya yaitu menyangkut
penguasaan keterampilan gerak tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Belajar merupakan sesuatu yang kompleks, karena itu
pengertiannya bisa menjadi bermacam-macam. Belajar bisa dipandang
sebagai suatu hasil, bisa dipandang sebagai suatu proses, dan juga bisa
mempelajari pola- (2000 : 27). Sedangkan
yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam
(2000 : 27).
b. Kedudukan Belajar Gerak Dalam Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di sekolah. Aktivitas fisik yang dipilih didalam pendidikan
jasmani berupa gerakan-gerakan tubuh dalam pola-pola tertentu yang bisa
merangsang fungsi-fungsi organ tubuh, serta meningkatkan efisiensi dan
efektifitas gerak tubuh. Aktivitas seharusnya dirancang dalam rangkaian
pengalaman belajar untuk memenuhi kebutuhan merangsang pertumbuhan
dan perkembangan setiap murid.
Belajar gerak berkenaan dengan upaya meningkatkan keterampilan
gerak tubuh secara keseluruhan dan upaya penguasaan pola-pola gerak
keterampilan dalam kaitannya dengan konsep ruang, waktu, dan gaya.
Efisiensi dan efektifitas gerak tubuh merupakan sasaran utama yang akan
dicapai dalam belajar gerak. Kedudukan belajar gerak dalam pendidikan
jasmani juga bisa ditinjau dari domain tujuan belajar dalam pendidikan
jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses
pendidikan secara total, yang melibatkan empat domain.
Tujuan yang berkenaan dengan domain fisik adalah untuk
meningkatkan kualitas kekuatan otot, ketahanan otot, ketahanan
kardiovaskuler, dan fleksibilitas. Tujuan yang berkenaan dengan domain
psikomotor adalah untuk meningkatkan kualitas gerak perceptual, gerakan
fundamental, serta keterampilan olahraga dan tari. Tujuan yang berkenaan
dengan domain kognitif adalah untuk menambah pengetahuan tentang
keolahragaan dan hal-hal yang sehubungan, serta meningkatkan kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kemampuan dan keterampilan intelektual. Tujuan yang berkenaan dengan
domain afektif adalah untuk membangkitkan respon yang baik terhadap
aktivitas fisik, aktualisasi, harga diri dan konsep diri.
Diakitkan dengan keempat domain tersebut, belajar gerak berada
pada proses pencapaian tujuan yang berkenaan denagn domain psikomotor.
Dengan uraian tersebut jelaslah bahwa belajar gerak merupakan salah satu
aspek penting yang ada didalam pendidikan jasmani.
c. Strategi Mengajar Keterampilan Gerak
Agar dalam mengatur kondisi belajar keterampilan gerak dapat
berhasil Sugiyanto (2000) menyatakan ada beberapa hal-hal penting yang
perlu diperhatikan:
1) Pengaturan waktu latihan Didalam belaja rgerak perlu dipertimbangkan lamannya waktu berlatih, frekuensi mempraktikkan gerakan selama waktu yang tersedia, dan perbandingan antara waktu praktik dengan waktu untuk istirahat.
2) Pengaturan urutan materi belajar Didalam merencanakan materi pelajaran. Guru perlu menentukan urutan-urutan yang akan disajikan. Untuk membuat urutan materi pelajaran, pertimbangan utama yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas setiap materi belajar yang akan disusun urutannya. Penyusunan materi pelajaran hendaknya dimulai dari materi belajar yang mudah dan ditingkatkan secra berangsur-angsur ke materi yang semakin sukar atau dimulai dari materi belajar yang sederhana ditingkatkan secra berangsur-angsur menuju yang semakin kompleks.
3) Pengaturan lingkungan belajar Faktor lingkunagn berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, agar proses belajar mengajar bisa efektif maka lingkungan belajar perlu diatur sebaik-baiknya. Kondisi lingkungan bisa berpengaruh positif dan juga bisa berpengaruh negative terhadap proses belajar mengajar.
4) Metode mengajar gerak Strategi mengajar bisa berbentuk penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar bisa berlangsung dengan baik dan tujuannya bisa tercapai. Dalam menentukan strategi mengajar, guru bisa memilih atau menerapkan cara-cara atau metode-metode tertentu untuk menyampaikan materi pelajaran dan mengatur kegiatan belajar (hlm. 61).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3. Metode Pembelajaran
a. Hakikat Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu bagian yang penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan metode pembelajaran maka tujuan
dari pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai semaksimal mungkin.
Berkaitan dengan metode pembelajaran Sugiyoto berpendapat Bahawa
Metode pembelajaran adalah pengaturan penerapan cara-cara mengajar agar
(1998
: 427). Berkaitan dengan pengertian metode pembelajaran Sudjana
berpendapat Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
(2005 : 76).
Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan
dua ahli tersebut dapat disimpulkan , metode pembelajaran merupakan
suatu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Melalui
metode pembelajaran diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa
yang berhubungan dengan kegiatan belajar guru. Dengan kata lain, akan
tercipta interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai
penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima
atau yang dibimbing. Proses interaksi akan berjalan baik, jika siswa banyak
aktif dibanding dengan guru. Oleh karenanya, metode pembelajaran yang
baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
Seperti yang diungkapakan Sunardi (2002) bahwa:
Secara umum dapat dilihat bahwa metode mengajar dapat mengarahkan perhatian siswa terhadap hakikat belajar yang spesifik, membangkitkan motivasi untuk belajar, memberikan umpan balik dengan segera, memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemempuan dan kecepatannya sendiri, dapat mengembangkan dan membina sikap positif terhadap diri sendiri, guru, materi pelajaran serta proses pendidikan pada umumnya (hlm.366).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pendapat tersebut menunjukkan, penerapan metode pembelajaran
yang dilakukan seorang guru akan mempengaruhi pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan metode pembelajaran yang
tepat akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, mempermudah
siswa untuk menguasai materi pelajaran, sehingga akan mendukung
pencapaian hasil belajar lebih optimal.
b. Macam Metode dan Gaya mengajar
Metode mempunyai andil yang sangat besar dalam kegiatan belajar
mengajar. Kemapuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan
ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan
tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan
penggunaan metode yang tepat, sesaui dengan standar keberhasilan yang
terpatri di dalam suatu tujuan. Metode yang dapat digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar bermacam-macam. Penggunaannya tergantung dari
rumusan tujuan. Dalam mengajar, jarang ditemukan guru menggunakan satu
metode, tetapi kombinasi dari dua atau beberapa macam metode.
Dalam upaya pelaksanaan perbaikan, Suharsimi Arikunto juga
mengemukakan konsepnya. Menurutnya, jika ditinjau dari jenis metode,
banyaknya metode yang sudah dikenal dapat digunakan untuk mengajar.
Metode tersebut antara lain:
1. metode pemberian tugas, dan resitasi 2. metode diskusi 3. metode pendekatan proses 4. metode penemuan 5. metode kerja kelompok 6. metode eksperimen 7. metode tanya jawab 8. metode bagian, dan keseluruhan
Metode tersebut mempunyai kebaikan, dan kelemahan, serta
mempunyai daya cocok yg berbeda bagi masing-masing siswa. Itulah
sebabnya guru harus memilih suatu metode yang paling baik menurut
perkiraannya, akan tetapi mungkin tidak cocok bagi seorang siswa. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
demikian maka sebagai pelaksana program perbaikan, guru seyogyanya
memilih metode mengajar yang lebih sesuai bagi siswa.
Gaya mengajar adalah bersifat kontinu terdiri atas sebelas gaya,
yang masing-masing gaya memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk
memanfaatkan kelebihan dari setiap gaya mengajar guru harus mampu
menggunkan gaya yang bervariasi dalam pembelajarannya. Artinya, ketika
guru mengajar harus mengombinasikan gaya mengajar yang berbeda-beda
untuk mencari kemungkinan terbaik serta mencari kesesuaian dengan gaya
belajar siswa. Menurut moston yang dikutip oleh Agus Mahendra
(2000:188) mengklasifikasikan gaya mengajar menjadi sebelas macam,
yaitu :
1. Gaya Komando 2. Gaya Latihan (Practice Style) 3. Gaya Berbalasan (reciprocal Style) 4. Gaya Menilai (Self-Check Style) 5. Gaya Inklusi (Inklusi Style) 6. Gaya penemuan terbimbing (Guided Discovery) 7. Gaya penemuan konvergen (Convergent Discovery Style) 8. Gaya produksi (Divergent Production) 9. Gaya program rancangan siswa 10. Gaya inisiatif 11. Gaya mengajar diri (Self Teaching)
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Metode
Pembelajaran
Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh
penerapan metode pembelajaran yang tepat. Tetapi perlu diingat bahwa,
setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga
tidak ada satupun metode pembelajaran yang paling baik. Seperti
dikemukakan Sutikno (2009) bahwa:
Pada prinsipnya tidak satu pun metode pembelajaran yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Karena setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu, guru tidak boleh sembarangan memilih serta menggunakan metode pembelajaran (hlm. 90) .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pendapat tersebut menunjukkan, seseorang guru harus cermat dan
tepat dalam menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Untuk menerapakan metode pembelajaran, maka ada
bebrapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
1) Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan
sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan
pembelajaran. Kepastian proses pembelajaran berpangkal tolak dari jelas
tidaknya perumusan tujuan pembelelajaran. Semakin jelas dan
operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan
metode mencapaianya, dan sebaliknya.
2) Materi pelajaran
Materi pelajaran adalah sejumlah materi yang hendak
disampaikan oleh guru untuk dipelajari dan dikuasai oleh siswa.
3) Siswa
Siswa sebagai subjek belajar mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi social,
lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya. Semua
perbedaan tadi akan berpengaruh terhadap penentuan metode
pembelajaran. Perbedaan-perbedaan inilah yang wajib dikelola,
diorganisir guru, untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal.
4) Situasi
Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan
pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Pada
waktu-waktu tertentu guru perlu melakukan proses pembelajaran diluar
kelas atau di alam terbuka.
5) Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
pembelajaran. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat
mengganggu pemilihan metode yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
6) Guru
Setiap guru memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan
dan pengalaman membelajarkan yang berbeda-beda. Kompetensi
pembelajaran biasanya dipengaruhi pula oleh latar belakang pendidikan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih dan
menerapkan metode pembelajaran mencakup enam aspek yaitu, tujuan
yang hendak dicapai, materi pelajaran, siswa, situasi, fasilitas, dan guru.
Dari keenam aspek ini sangat penting dan harus diperhatikan dalam
memilih dan menerapakan metode pembelajaran, karena akan
mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.
d. Metode Bagian
Metode mangajar bagia merupakan bentuk pembelajaran yang
menekenkan pada bagian-bagian dari keseluruhan gerakan keterampilan
yang dipelajari. Berkaitan dengan metode bagian Rusli Lutan (1988:411)
pada bagian-
dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktikkan sebagian dari
keseluruhan rangkaian gerakan dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai
Berdasarkan pengertian metode bagian yang dikemukakan dua ahli
ersebut cukup jelas bahwa, metode bagian merupakan cara mengajar yang
ditekankan pada bagian-bagian dari keseluruhan gerakan yang akan
dipelajari. Keseluruhan gerakan dibagi-bagi menjadi beberapa gerakan
tertentu, setelah dikuasai kemudian dirangkaian secara keseluruhan.
e. Metode Sintesis Progresif
Mengenai pengertian Metode Sintesis Progresif Dumadi dan
rogresif (sintesis
progressive method) adalah cara mengajar di mana bahan latihan atau
keterampilan dibagi dalam beberapa unit atau bagian kemudian unit-unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
166). Pada Metode Sintesis Progresif ini dimana elemen-elemen gerak yang
baru harus dipelajari dan dilatih terlebih dahulu sehingga menjadi tanggapan
gerak yang telah dikuasai, baru kemudian dirangkaikan dengan gerak yang
dimiliki sebelumnya.Perlu ditekankan bahwa pemisahan suatu keterampilan
menjadi bagian-bagian kecil, untuk pelaksanaan metode progresif berbeda
sifatnya dari metode bagian. Yang harus dilakukan di sini adalah mencoba
mencari atau menentukan inti (core) dari keterampilan yang bersangkutan.
Inti itulah yang kemudian dijadikan bagian pertama yang harus dilakukan.
Setelah semua unit yang membangun suatu keterampilan dapat dikuasai
sebagai unit-unit kecil, maka di sinilah semua unit tadi dicoba digabungkan
sehingga mewujud sebagai keterampilan utuh.
Untuk menggabungkan semua unit yang terpisah-pisah tadi
tentunya tidak mudah dan tidak sebentar, karena tidak semua anak
mempunyai kemampuan dasar yang sama. Oleh karena itu pelaksanaan
tahap ini memerlukan waktu yang cukup, dengan pemberian umpan balik
yang cukup pula. Sebagai contoh, untuk mengajarkan lompat jauh gaya
lenting dengan metode progresif adalah dengan menentukan sikap melenting
diudara sebagai intinya. Dengan demikian, sikap melenting ini harus dilihat
sebagai suatu bagian yang harus didekati dengan cara tertentu, yaitu dicari
caranya yang paling mudah untuk melatihnya.
Jika suatu unit sudah ditentukan sebagai intinya, maka berikutnya
adalah mempelajari bagian itu sebagai bagian pertama. Pada tahap
berikutnya bagian pertama tadi digabungkan dengan bagian kedua. Bagian
pertama dan bagian kedua tadi, berikutnya, digabungkan dengan bagian
ketiga sebagai bagian yang baru. Dan jika pelajaran itu belum selesai, maka
tahap selanjutnya adalah menggabungkan bagian pertama, bagian kedua dan
bagian ketiga dengan bagian keempat. Jadi pada setiap tahap, bagian yang
sudah dilakukan pada tahap sebelumnya tidak ditinggalkan seperti halnya
dalam metode bagian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
4. Hakikat Mengajar
a. Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Mengajar
merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan
atau keterampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu
pengertian, kecakapan, atau ketangkasan. Kegiatan mengajar meliputi
penyampaian pengetahuan,menularkan sikap, kecakapan atau keterampilan
yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkanya dengan
subyek yang sedang belajar. Karena mengajar merupakan sebagai upaya
yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan
yang akan disajikan kepada siswa. Upaya yang dilakukan guru tersebut agar
tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Berkaitan dengan mengajar
atan sengaja dan
berencana dari seseorang atau Person (P) yang memiliki kelebihan
pengetahuan atau keterampilan yang disampaikan kepada orang lain sebagai
sarana atau Obyek (O), yang belum berkembang pengetahuan, keterampilan
atau bahkan sikap-sikap biologis tertentu, dan informasi atau keterampilan
itu disampaikan melalui saluran atau metode tertentu, yang kemudian
(1988 :
376). Pendapat lain di
upaya guru dalam memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan
(2000 : 3).
Berdasarkan pengertian mengajar tersebut dapat disimpulkan,
mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang
memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih daripada yang diajar,
untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, atau ketangkasan. Kegiatan
mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan
atau keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan
menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.
Dalam pelaksanaan proses belajar terjadi interaksi antara guru dan
siswa, dimana keduanya saling terlibat untuk mencapai tujuan yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dirumuskan. Berkaiatan dengan proses belajar Lutan berpendapat unsur
berpengalaman dan terampil, (2) siswa yang sedang berkembang, (3)
informasi atau keterampilan, (4) saluran atau metode penyampaian
informasi/keterampilan dan (5
(1988 : 376).
Dalam pelaksanaan mengajar seorang guru harus membelajarkan
siswa menjadi aktif melaksanakan tugas belajar (learning lasks). Hal ini
karena, siswa bukan objek yang bersifat pasif ketika menerima respon
rangsang yang disampaiakan oleh guru. Respon yang diberikan siswa
kepada guru merupakan rangsang atau informasi umpan balik bagi guru
yang bersangkuatan. Perubahan perilaku yang terjadi pada siswa tidak
berlangsung secara mekanis sebagai hasil jawaban terhadap pengalaman
belajar., tetapi dipengaruhi oleh tanggapan atau persepsi siswa terhadap
aktivitas belajar itu sendiri, bahkan juga terhadap guru sendiri. Apabila
siswa aktif dan mampu melaksanakan tugas ajar yang diberikan, maka akan
terjadi perubahan-perubahan kearah positif dan tujuan mengajar belajar akan
tercapai dengan baik.
b. Mengajar yang Efektif dan Efisien
Masalah utama dalam konteks pengajaran pendidikan jasmani
adalah peningkatan efektivitas pengajaran. Hal ini didorong oleh keinginan
orang tua murid yang semakin meningkat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan yakni keterampilan berolahraga yang lebih baik atau berprestasi.
Evektifitas pengajaran berkaitan erat dengan kualitas instruksional
dan kualitas instruksional itu sendiri erat kaitanya dengan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan menerapkan teori-teori belajar mengajar
keterampilan (skill) suatu cabang olahraga. Seorang pakar pendidikan
menyatakan ada dua kriteria yang dapat dipakai untuk menilai efektivitas
pengajaran yaitu:
1) Kriteria korelatif yakni suatu pengajaran dikatakan efektif dalam kaitanya dengan tujuan yang diharapkan. Semakin mendekati tujuan yang ingin dicapai, semakin efektif pengajaran itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Kriteria yang kedua konsepsi normatif yakni suatu pengajaran dikatakan efektif atau tidak, dinilai berdasarkan suatu model mengajar yang baik yang dipeoleh dari teori (Lutan, 1988 : 26).
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, efektivitas
pengajaran adalah keberhasilan dalam proses pembiasaan atau sosialisasi
siswa dan pengembangan sikap serta pengetahuan yang mendukung
pencapaian keterampilan yang lebih baik dalam kerangka program
pembinaan.
Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya siswa menghendaki
hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Lutan berpendapat efektifitas
pengaj
lingkungan yang efektif, (3) karakteristik guru dan siswa, (4) pengelolaan
Diantara empat elemen tersebut, elemen yang dominan
pengaruhnya pada efektifitas mengajar adalah pemanfaatan waktu aktif
siswa untuk aktif belajar, merupakan indikator utama dan efektivitas
kemampuan menejemen guru dalam mengelola proses belajar dan kesediaan
serta ketekunan siswa untuk melaksanakan tugas-tugas gerak yang
diajarkan.
Seorang guru bertugas mengelola proses pengajaran berupa
aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan, tidak
saja susunan pengalaman atau tugas-tugas ajar, tetapi juga penciptaan
kondisi lingkungan belajar yang efektif. Mengenai proses pengajaran
menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi dikelas atau
lapangan. Ciri utama terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara
aktif ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pengaturan lingkungan belajar juga merupakan bagian yang
penting dalam mengajar keterampilan. Hal ini dimaksudkan agar siswa
terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus
menerapkan cara mengajar yang efektif. Untuk itu seorang guru harus
memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar
tujuan mengajar dapat berhasil.
Efektivitas pengajaran tentu juga berkaitan dengan efesiensi
pengajaran. Tuntutan terhadap metode yang efisien didorong oleh kenyataan
yang terdapat disekolah-sekolah terutama kelangkaan fasilitas dan sumber
daya lainnya. Selain itu juga, kelas yang besar dengan jumlah siswa yang
banyak juga merangsang upaya-upaya pengajaran yang lebih
memperhatikan efisiensi.
Seorang pakar pendidikan menyatakan kebutuhan akan metode
yang efisien dalam pengajaran dilandasi oleh beberapa alasan diantaranya:
1) Efisiensi akan menghemat waktu, energi atau biaya. 2) Metode yang efisien akan memungkinkan para siswa untuk
menguasai tingkat keterampilan yang lebih tinggi. 3) Pengalaman yang sukses merupakan umpan balik (feedback)
dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Semakin berhasil siswa dalam kegiatan belajar, semakin disukainya kegiatan tersebut (Lutan, 1988 : 26).
Untuk mencapai pengajaran yang efektif dan efisien, seorang guru
harus menerapakan strategi belajar yang tepat. Pengajaran yang efektif dan
efisien akan diperoleh hasil belajar yang optimal, sehingga tujuan
pengajaran yang dirumuskan dapat tercapai dengan baik.
5. Penilaian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang bertujuan, artinya akhir dari
belajar akan diperoleh hasil belajar yaitu terjadinya perubahan pada diri siswa.
Seperti yang dinyatakan
adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Hasil belajar mengajar dapat diketahui apabila dilakukan evaluasi atau
penilaian. Melalui penilaian akan diketahui apakah materi diberikan dapat
dikuasai dengan baik ataukah sebaliknya. Penilaian diberikan atas dasar kriteria
tertentu yang mana melalui penilaian tersebut akan diketahui sejauh mana
hasil belajar yang dicapai siswa. Agar penilaian efektif dan efisien Nana
Sudjana (2006) menyatakan:
Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses (hlm. 3).
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa, hasil belajar
yang dicapai oleh siswa menggambarkan cerminan dari guru dan siswa.
Maksudnya adalah hasil belajar yang dicapai siswa menandakan sejauh
mana siswa dapat menguasai materi yang diterimanya. Sedangkan bagi guru,
hasil belajar yang dicapai siswa dapat dijadikan indikator tercapai tidaknya
tujuan pengajaran yang telah direncanakan. Untuk itu penilaian sangat penting
dalam proses belajar mengajar.
Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevaluasi taraf
keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat
melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara
tepat dan dapat dipercaya maka diperlukan sebuah informasi yang didukung
oleh data yang objektif dan memadai tentang indikator perubahan perilaku dan
pribadi siswa. Mengenai evaluasi pembelajaran Lutan dan Suherman (2000)
yang berencana, evaluasi juga merupakan
upaya sadar untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang ditetapkan dan
diharapkan berhasil dicapai. Evaluasi pendidikan jasmani sejalan dengan upaya
untuk meningkatkan mutu
Menurut Lutan dan Suherman dalam sumber lain menyatakan,
merupakan proses penentuan nilai atau kelayakan data yang terhimpun,
evaluasi mencakup pemanfaatan tes dan pengukuran atau sebagai proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Dalam penilaian ini terdapat tiga aspek yang harus dievaluasi, yaitu meliputi:
a. Aspek Kognitif
Menurut Lutan dan Suherman (Mengutip dari Bloom) bahwa
Domain kognitif mencakup tujuan yang berkenaan dengan kemampuan
untuk mengingat atau menguraikan kembali pengetahuan dan
perkembangan kemampuan oleh keterampilan intelektual (2000: 77).
Meskipun pendidikan jasmani berorientasi pada pembinaan perkembangan
kemampuan motorik sebagai tujuan yang utama, evaluasi terhadap aspek
pengetahuan dalam pendidikan jasmani dan kesehatan juga dilaksanakan,
dengan catatan pelaksanaannya sesuai dengan proporsi yang direncanakan
dan mememenuhi kesahihan isi.
Mengenai materi aspek kognitif, Suherman dan Mahendra (2001)
berpendapat bahwa: Isi atau materi aspek kognitif dalam penjas bukan
hanya yang berkaitan dengan apa dan bagaimana tentang fenomena gerak,
tetapi meliputi pula aspek mengapa hal itu bisa terjadi, termasuk faktor apa
yang berpengaruh (hlm. 116). Selanjutnya Suherman dan Mahendra
menambahkan, yang dipelajari
melalui pengalaman langsung dan relevan, akan bertahan lebih lama dari
pada hanya melalui mendengar atau membaca (2001: 116-117). Berkaitan
dengan pengetahuan yang lengkap tersebut, guru dapat mengajarkannya
langsung di lapangan ketika siswa sedang menagalami gerak. Harus
diyakini pula bahwa pembelajaran akan lebih cepat terjadi ketika siswa
mengerti prinsip-prinsip yang terlibat dalam pelaksanaan keterampilan.
b. Aspek Afektif
Menurut) Lutan dan Suherman (mengutip dari Krathwoohl, Bloom
dan Maria), bahwa Aspek afektif mencakup tujuan yang berkenaan
perubahan dalam minat, sikap dan nilai serta perkembangan apresiasi dan
penyesuaian (2000: 78). Dalam pendidikan jasmani pengembangan aspek
afektif menjadi salah satu tujuan pendidikan yang sangat penting karena
pendidikan jasmani dan olahraga memang menyangkut sikap, perhatian dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
nilai yang melandasi perilaku seseorang untuk membentuk watak atau
sifat untuk mengendalikan kehidupan. Mengenai domain afektif Lutan dan
Suherman (2000) berpendapat
afektif melekat dalam setiap tugas ajar pendidikan jasmani, perkembangan
afektif berlangsung melalui suatu proses sebagai atribut psikologi, sifat-sifat
(hlm. 123).
c. Aspek Psikomotor
Menurut Lutan dan Suherman (Mengutip dari Simpon, Kibbler,
dkk) bahwa domain psikomotor mencakup tujuan yang berkenaan dengan
keterampilan pekerjaan tangan dan keterampilan motorik (2000: 79).
Pengukuran kesehatan jasmani siswa merupakan bagian penting dari
kegiatan assesman dan evaluasi dalam pendidikan jasmani. Hasil
pengukuran dapat dipakai untuk menafsirkan tingkat keberhasilan program,
menyempurnakan isi program dan menentukan metode pelaksanaan
program. Maka tes perlu dipilih yang sesuai dengan kaidah validitas dan
reliabilitas. Yang terpenting pelaporannya harus bermakna sebagai
informasi umpan balik bagi siswa dan orang tua. Laporan ini merupakan
paparan deskriptif yang menjelaskan sejauh mana kemajuan belajar siswa
ditinjau dari derajat kebugaran jasmaninya.
Penilaian psikomotor berhubungan dengan keterampilan gerak
siswa dalam menguasai keterampilan dalam pendidikan jasmani, dalam hal
ini adalah renang gaya dada. Penilaian psikomotor di sini dapat
ditekanankan pada penilaian keterampilan teknik dasar, keterampilan
bermain dan keterampilan lain yang berhubungan dengan materi yang
diberikan.
6. Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah pendidikan mengenai fisik dan mental
seseorang. Jadi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak
melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian ndidikan jasmani
adalah semua aktivitas manusia yang dipilih sejenisnya dan dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai nadji 1994 : 3).
Sedangkan menurut Sugiyanto (Mengutip dari Bucher) bahwa pendidikan
jasmani adalah bagian integral dari proses pendidikan total, yang memiliki
tujuan untuk mengembangakan warga negara yang segar fisik, mental,
emosional, dan sosial melalui medium aktivitas fisik (2000 : 28).
Sedangkan menurut Abdullah dan Munadji (Mengutip dari Gafur)
bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang
sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan
secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam
rangka memperoleh peningkatan keterampilan dan kemampuan jasmani,
pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak (1994 : 5). Jadi hakikat
dari pendidikan jasmani adalah satu proses pendidikan yang dilakukan
secara sadar melalui kegiatan jasmani yang intensif.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani
Jika dicermati secara mendalam perumusan pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan, merupakan bagian dari pendidikan nasional secara
keseluruhan melalui aktifitas jasmani seseorang. Untuk itu seiring dengan
tujuan pendidikan seacara umum maka pendidikan jasmani dan olahragapun
harus ditingkatkan. Sebab banyak manfaat yang dapat diperoleh melalui
pendidikan jasmani. Sedangkan untuk mencapai tujuan pendidikan secara
keseluruhan, maka pendidikan jasmani haruslah dilaksanakan dengan baik
dan benar dalam instansi dan lembaga pendidikan. Tujuan utama pengajaran
pendidikan jasmani di sekolah adalah untuk membantu peserta didik agar
meningkat keterampilan gerak mereka, di samping agar mereka merasa
senang dan mau berpartisipasi dalam berbagai aktivitas (kholik dan Lutan,
2001 : 54)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
7. Renang Gaya Dada
Gaya renang yang dikenal sesuai dengan The Federation International
de Natation Amatheur / FINA dan Persatuan Renang Seluruh Indonesia / PRSI,
terdiri dari empat gaya yakni; gaya bebas (freestroke style), gaya dada
(breaststroke style), gaya kupu / dolpin (butterflystroke style), dan gaya
punggung (backstroke style). Kelangsungan renang terdiri atas posisi badan,
gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan nafas dan koordinasi gerakan.
Dalam melatih ataupun mengajarkan renang bagi pemula disarankan untuk
melatih gaya renang yang lebih sederhana serta mudah dipelajari, sehingga
diharapkan dapat menunjang hasil belajar atau latihan pada gaya renang yang
lain. Salah satu gerakan renang yang paling sederhana dan mudah untuk
dipelajari adalah renang gaya dada.
a. Pengertian Renang Gaya Dada
Renang adalah olahraga aquatic dan juga merupakan olahraga
tanpa gaya gravitasi bumi. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi
olahraga. Berenang dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ketempat lain
di air, mencari iakn, mandi, atau melakukan olahraga air. Berenang untuk
keperluan rekreasi dan kompetisi dilakukan orang di kolam renang.
Manusia juga berenang di sungai, danau, dan laut sebagai bentuk rekreasi.
Olahraga renang membuat tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh
dipakai sewaktu melakukan gerakan berenang.
Mengenai pengertian renang gaya dada, Dwijowinoto (1992)
dayungan lengan yang pertama sesudah start dan sesudah pembalikan badan
harus teta
(hlm. 71). Semua gerakan lengan selamanya harus serempak dan dalam
bidang horizontal yang sama, tanpa gerakan yang bergantian. Kedua lengan
harus didorong kedepan bersama-sama dari dada, lalu ditarik kebelakang,
pada atau dibawah permukaan air. Gerakan kedua tungkai selamanya harus
serempakdalam bidang horizontal yang sama. Pada waktu menendangkan
tungkai, kedua tungkai harus diarahkan ke luar pada saat gerakan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
belakang. Dalam satu gerakan keseluruhan, sebagian kepala harus memecah
permukaan air pada saat kedua lengan ditarik ke belakang.
b. Teknik Renang Gaya Dada
Merupakan gaya yang paling mudah dan paling cepat dipelajari,
tetapi jika dilihat dari segi kecepatan, gaya ini merupakan gaya yang paling
lambat. Gaya dada sering disebut dengan gaya katak.
1) Posisi Badan
Posisi badan pada saat berenang gaya dada adalah menghadap
kebawah atau terungkup, dan menempatkan badan sehorisontal mungkin
dengan permukaan air (streamline). Pada renang gaya dada posisi badan
harus diperhatikan, tidak hanya pada satu posisi badan dalam berenang.
Badan serta seluruh anggota badan harus dalam keadaan rileks.
Cara melakukan gerakan posisi tubuh renang gaya dada Muhajir
(2004) berpendapat sebagai berikut:
(a) Badan beserta anggota badan rileks, maksudnya agar tidak mengeluarkan tenaga yang tidak ada gunanya, juga mempermudah membuat sikap badan terapung diatas permukaan air; (b) badan harus sehorsontal mungkin agar tahan terhadap air sekecil mungkin; (c) sewaktu meluncur kedepan dengan badan relative datar, kepala kira-kira 80% didalam air, dengan muka agak terangkat sedikit kedepan (hlm. 182).
Gambar 1. Posisi Badan Renang Raya Dada
(Muhajir, 2004 : 186)
2) Gerakan Kaki
Koordinasi gerakan kaki renang gaya dada tergolong gerakan
kaki yang kompleks, sebab gerakan kaki dimulai dengan menekuk lutut
kebawah, dengan mendekatkan ujung tumit ke pantat. Telapak kaki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
selama tarikan tetap menghadap ke atas. Selanjutnya membuka telapak
kaki diikuti dengan abduksi tungkai bawah. Selanjutnya setelah tungkai
bawah terbuka, seluruh tungkai hingga ujung kaki rapat dan membentuk
posisi seperti semula.
Gerakan kaki pada renang gaya dada menurut Muhajir terdiri
dari dua teori, yakni;
(a) Teori gerakan baji, teori ini dikembangkan oleh Davis Dalton tahun 1907, yang menyatakan bahwagerakan maju atau luncuran kedepan yang diperoleh dari gerakan kaki ialah karena meluruskan, menyentuhkan kaki dengan kuat. Akibat dari gerakan itu air tertekan antara antara kaki kaki dan badan terdorong maju. Namun teori ini bertentangan dengan hokum aksi reaksi newton III, yang menyatakan gerakan maju kedepan akibat adanya desakan belakang. (b) teori gerakan cambuk, teori gerakan cambukpertama kali dilakukan oleh Chet Jastremski pada tahun 1961, teori ini menyatakan bahwa gerakan maju atau luncuran kedepan yang diperoleh dari gerakan kaki ialah dari gerakan mendesak air belakang dengan telapak kaki. Teori ini berdasarkan hukum aksi reaksi Newton III. Sehingga sampai sekarang teori ini masih dipergunakan (2004 : 182),.
Dari penjelasan diatas pada intinya gerakan kaki renang gaya
dada memiliki kesamaan seperti gerakan kaki katak saat berenang oleh
karena itu renang ini disebut renang gaya katak. Gerakan kaki dimulai
dari; (1) posisi kaki yang lurus dan horizontal atau Streamline dengan
tubuh; (2) lalu lutut sedikit ditekuk dan; (3) tumit dibawa menuju
kepantat, lutut menekuk tajam; (4) ujung kaki disepakkan kebelakang,
mendorong badan, gerakan kaki saat menyepak menyerupai gerakan
baling baling kapal; (5) posisi kaki kembali lurus seperti pada posisi
awal.
Gambar 2. Model Gerakan Kaki Pada Renang Gaya dada (Muhajir, 2004 : 183)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3) Gerakan Lengan
Gerakan lengan dalam renang gaya dada dibagi menjadi dua,
yakni;
(a) Menarik, yakni dengan cara, (1) menarik kedua telapak tangan keluar (kesamping kira kira 30 cm satu sama lain);(2) bengkokkankedua siku sedikit dengn lengan bagian atas diputar sekedarnya, kemudian tarik kedua telapak tangan kebelakang dengan kuat sampai segaris dengan bahu. Posisi siku siku yang tinggi tampak dengan nyata pada saat ini; (3) putrlh kedu telapak tangan kearah dalam, sampai kedua telapak tangan bertemu dibawah dada, kedua siku mengikuti rapat dibawah dada.; (b) gerakan istirahat, setelah kedua telapak tangan dan kedua siku rapat di bawah dada, selanjutnya kedua tangan tersebut didorong kedepan lurus. Kedua tangan diusahakan rileks dan dalam posisi horizontal. Gerakan tersebur adalah gerakan istirahat untuk lengan / recovery. (c) Teknik gerakan lengan (Muhajir, 2004 : 185).
Gambar 3. Model Gerakan Tangan Pada Renang Gaya Dada
(Muhajir, 2004 : 187)
4) Pengambilan Nafas
Dalam berenang bernafas sangat diperlukan untuk kelangsungan
gerakan. Namun pengaturan nafas saat berenang sangat dibutuhkan untuk
menjaga kontinuitas atau kelangsungan gerakan renang agar tetap stabil,
dalam renang gaya dada pengambilan nafas dilakukan saat tangan mulai
mendayyung ke bawah dada, atau saat setelah kaki selesai mendayung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Menurut Muhajir (2004) Menghirup udara dilakukan pada akhir
pull dari gerakan renang, yaitu pda saat tangan siap mendorong kedepan,
kepala diangkat sampai batas mulut keluar dari permukaan air dan segera
mengambil udara melalui mulut dan hidung. Pada saat mengambil udara,
badan harus tetap diusahakan horizontal dan bahu jangan sampai keluar
dari permukaan air.
5) Koordinasi Gerakan Keseluruhan
Untuk dapat melakukan gerakan renag gaya dada dengan
sempurna, diperlukan koordinasi gerakan dari mulai posisi badan,
gerakan kaki, gerakan lengan, sampai saat opengambilan nafas, maka
diperlukan koordinasi yang urut dan kontinyu. Koordinasi gerakan
renang gaya dada ialah koordinasi gerakan kaki, gerakan lengan dan
pengambilan nafas.
Untuk dapat melakukan koordinasi gerakan keseluruhan pada
gaya dada dapat menggunakan teknik driil kaki berjenjang; yakni dimulai
dengan tiga atau empat dayungan kaki, lalu diikuti oleh satu dayngan
lengan, setelah bebrapa kali pengulangan dianggap mahir maka jumlah
dayungan kaki dikurangi, hingga terakhir menggunakan satu kali
dayungan kaki dan satu kali dayungan tangan.
Koordinasi gerakan renang gaya dada ialah koordinasi antara
gerakan kaki, gerakan lengan, dan gerakan pengambilan nafas, yang
diuraiakan sebagai berikut:
(1)Kaki lurus kebelakang, lengan lurus kedepan, dengan telapak tangan miring keluar dan kepala kira kira 80% masuk kedalam air; (2) kaki masih lurus kebelakang, kedua tangan mulai dibuka kesamping selebar bahu; (3) kaki tetap lurus, kedua tangan mulai menarik, jarak antara kedua tangan sudah lebih lebar dari bahu dan telapak tangan menghadap kebelakang, nafas dikeluarkan dan gelembung gelemnbung udara dikeluarakan dari mulut dan hidung; (4) siku siku mulai dibengkokkan dan lengan atas berputar, tangan menarik dengan kuat; (5) telapak tangan mulai ditarik kedalam dan kepala mulai diangkat sedikit; (6) mengambil nafas dilakukan pada saat tangan siap mendorong kedepan; (7) pengambilan nafas telah selesai dan mulut sudah tertutup, tangan mulai digerakkan kedepan; (8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
leher dilemaskan untuk merendahkan kepala kedalam air kembali, kaki ditarik kepantat sedangkan lengan terus bergerak kedepan sebagai akibat pelurusan kembali siku; (9) kepala terus merunduk karena pengendoran dari leher; (10) kaki ditendangkan kebelakang melingkar, nafas ditahan dan tidak akan mengeluarkannya sampai tarikan tangan yang berikutnya dimulai; (11) kaki mulai merapat; (12) lengan sudah melurus, perenang menyelesaikan tendangannya dan memusatkan perhatiannya pada keseimbangan badannya supaya terbentang lurus horizontal. Dan selanjutnya kembali kesikap permulaan lagi (Muhajir, 2004 : 186).
Gambar 4. Model koordinasi gerakan renang gaya dada
(Muhajir, 2004 : 187)
c. Pembelajaran Renang Gaya Dada dengan Metode Sintesis Progresif
Proses belajar mengajar renang gaya dada melalui beberapa tahap
atau langkah berdasarkan unsure atau elemen gerak yang ada pada renang
gaya dada. Langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1) Meluncur.
(1) Siswa berdiri menempel pada dinding kolam, kedua lengan
menghimpit kepala.
(2) Satu tungkai ditekuk dan diletakkan pada dinding kolam, badan
membungkuk, kedua lengan yang menghimpit kepala dan saling
berkaitan lurus menuju arah luncuran.
(3) Dengan cepat tungkai yang kedua segera ditekuk dan diletakkan rapat
dengan tungkai pertama yang ditekuk dan sudah menempel di dinding
kolam.
(4) Segera meluncur menuju kea rah yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2) Gerakan tungkai.
Kegiatan belajar mengajar gerakan tungkai renang gaya dada ini melalui
4 (empat) langkah:
a) langkah pertama menggunakan 6 (enam) hitungan untuk mengatur
enam elemen gerakan tungkai renang gaya dada.
(1)
badan miring di air.
(2)
menyentuhtungkai atas (betis menyentuh paha).
(3)
kaki keluar (abduksi tungkai bawah dan exorotasi telapak kaki).
(4)
oleh tungkai bawah dan telapak kaki.
(5)
tungkai menjadi sikap lurus.
(6) dan tetap pada posisi lurus untuk keperluan
luncuran saat kegiatan pindah tempat nantinya.
b) Langkah kedua menggunakan 5 (lima) hitungan untuk mengatur lima
unsur gerakan tungkai Renang gaya dada yang mulai dirangkaiakan
dua unsurnya.
(1) Sikap permulaan berpegangan di stang, posisi badan miring di air.
(2)
menyentuhtungkai atas (betis menyentuh paha).
(3)
kaki keluar (abduksi tungkai bawah dan exorotasi telapak kaki).
(4)
tungkai bawah dan telapak kaki.
(5)
tungkai menjadi sikap lurus.
(6)
luncuran saat kegiatan pindah tempat nantinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c) Langkah ketiga menggunakan 4 (empat) hitungan untuk mengatur
empat unsur gerakan tungkai renang gaya dada yang mulai
dirangkaiakan tiga unsurnya.
(1) Sikap permulaan berpegangan di stang, posisi badan miring di air.
(2)
menyentuhtungkai atas (betis menyentuh paha).
(3)
bawah dan abduksi tungkai atas.
(4)
tungkai (abduksi tungkai atas, abduksi tungkai bawah dan
indorotasi exorotasi telapak kaki).
(5)
d) Langkah keempat menggunakan 3 (tiga) hitungan untuk mengatur tiga
unsur gerakan tungkai renang gaya dada yang mulai dirangkaiakan
empat unsur gerakannya.
(1) Sikap permulaan berpegangan di stang, posisi badan miring di air.
(2)
menyentuhtungkai atas (betis menyentuh paha).
(3) membuka dan diteruskan merapatkan dan
sekaligus meluruskan seluruh tungkai.
(4) bertahan dalam posisi lurus.
3) Rangkaian gerakan meluncur dan gerakan tungkai.
(1) Pertama meluncur terlebih dahulu.
(2) Kemudian dilanjutkan gerakan kaki.
4) Gerakan lengan.
a) Kedua lengan lurus kedepan, buka kedua lengan kesamping sehingga
melebihi lebar bahu.
b) Setelah kedua belah lengan melakukan tarikan sehingga membentuk
sudut pada siku, tariklah telapak tangan ke bawah dada dan dagu
membentuk lingkaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
c) Setelah melakukan tarikan kedua belah tangan saling bertemu,
kemudian kedua belah siku mengepit serentak didepan dada, setelah
itu tangan diluncyrkan ke depan. Saat kedua belah siku dipertemukan
secara bersamaan angkatlah kedua belah bahu dengan bantuan
dorongan kedua lengan.
d) Setelah bahu yang tinggi kemudian sikap telapak tangan menghadap
atas, kemudian dorong tangan kedepan dengan bantuan bahu sehingga
lengan lurus. Pada saat meluruskan tangan ke depan lakukanlah
perputaran telapak tangan yang tadinya menghadap ke atas secara
serentak menjadi menghadap ke bawah.
5) Rangkaian gerakan melucur, gerakan tungkai dan gerakan lengan.
(1)Pertama meluncur terlebih dahulu.
(2)Kemudian diikuti dengan gerakan kaki.
(3)Disusul dengan gerakan lengan.
6) Cara bernafas.
(1) Gerakan lengan pada akhir satu gerakan (yaitu ketika ditarik ke sisi)
dengan sendirinya akan mengangkat kepala ke luar dari air. Saat itu
lah harus menarik napas.
(2) Perenang harus mengeluarkan nafas dari hidung dan mulut saat lengan
berada pada posisi terjulur ke depan sebelum mulai satu gerakan baru.
(3) Kemudian tarik siku ke depan dada.
(4) an kembalikan tangan didepan wajah, ambil nafas dalam-dalam,
sementara mulut di atas permukaan air.
(5) Ketika mulut berada di bawah permukaan air, keluarkan nafas dan
bersiap untuk menarik nafas berikutnya
7) Rangkaian gerakan meluncur, gerakan tungkai, gerakan lengan dan cara
bernafas (merupakan rangkaian seluruh gerakan renang gaya dada)
(1) Meluncur dan menghembuskan udara,
(2) Gerakan lengan bersamaan dengan menghirup udara.
(3) Lengan siap diluruskan kedepan, kepala mulai ditenggelamkan, dan
tungkai mulai dilipat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
(4) Lengan diluruskan kedepan, kepala mulai ditenggelamkan dan tungkai
mulai dilipat.
(5) Tungkai dilipat, lengan diluruskan kedepan.
(6) Gerakan tungkai (dibuka) abduksi dan diputar dan kemudian
dirapatkan dan diluruskan, kemudian dilanjutkan meluncur.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan diatas maka dapat disusun
suatu kerangka pemikiran. Pembelajaran penjas yang baik adalah pembelajaran
yang mampu melibatkan seluruh aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Didalam pembelajaran penjas sebenarnya lebih mengutamakan proses dari pada
hasil yang akan diperoleh, maka supaya hasil akhir yang akan diperoleh maksimal
maka proses awal harus disusun secara sistematis agar tercapai semua kompetensi
yang telah disusun. Permasalahan yang diahadapi dalam pembelajaran pendidikan
jasmani khususnya pada metode atau cara guru dalam menyampaikan materi
pelajaran.
Hal ini terjadi dalam pembelajaran penjas di SMK Negeri 1 Sapuran,
Wonosobo. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara
dengan guru pengampu mata pelajaran penjaskes di Sekolah tersebut khususnya
pada materi renang maka dapat disimpulkan bahwa kekurang maksimalan
pembelajaran renang dikarenakan guru kurang mampu mendesain pembelajaran
yang efektif dalam proses pembelajaran renang khususnya renang gaya dada.
Metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi awal siswa dalam
teknik dasar renang gaya dada adalah metode sintesis progresif, sehingga materi
yang telah disampaikan oleh guru langsung dapat dipraktikan dan siswa langsung
dapat merasakan hasilnya. Disamping itu guru juga dapat langsung mengevaluasi
gerakan yang ditampilkan oleh siswa, sehingga guru dapat membenarkan serta
mengarahkan sesuai dengan gerakan yang diajarkan. Selain itu metode
pembelajaran ini mengajarkan materi pembelajaran dengan tahap demi tahap,
sehingga siswa dapat mencerna setiap materi yang diberikan oleh guru dengan
baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Metode sintesis progresif adalah salah satu upaya untuk membantu
menjelaskan teknik dasar renang gaya dada pada siswa. Melalui metode ini guru
dapat memberikan contoh gerakan renang gaya dada secara perbagian mulai dari
gerakan yang sederhana ke gerakan yang kompleks, sehingga siswa mampu
menganalisis dan menirukan gerakan tersebut dengan baik dan benar. Sebab jika
tidak diajarkan secara perbagian siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang
diajarkan.
Maka untuk dapat memaksimalkan proses pembelajaran renang
khususnya gaya dada, maka digunakan metode yang sesuai dengan kondisi
pembelajaran yang akan dilakukan, metode yang sesuai dengan situasi
pembelajaran tersebut adalah metode sintesis progresif. Sehingga melalui metode
tersebut proses pembelajaran renang gaya dada dapat dilaksanakan secara
maksimal. Secara garis besar kerangka berfikir dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini dapat dijabarkan dalam diagram sebagai berikut:
Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran.
Kondisi awal
Guru : Kurang mampu mendesain pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran penjas.
Siswa: Tidak mampu menyerap
serta menganalisis materi gerakan renang gaya dada yang disampaikan oleh guru.
Hasil belajar renang gaya dada rendah.
Tindakan Metode sintesis progresif
Siklus I: Guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan renang gaya dada, melalui metode sintesis progresif.
Kondisi akhir
Melalui metode sintesis progresif siswa mampu menganalisis gerakan renang gaya dada, sehingga mampu menirukan dan mempraktikannya secara mandiri.
Siklus II: Upaya perbaikan dari tindakan siklus I, sehingga meningkatkan kemamapuan dan keterampilan renang gaya dada, melalui metode sintesis progresif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian tindakan kelas
(PTK) sebagai berikut:
renang gaya dada pada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1 Sapuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada bulan Januari
sampai Februari tahun 2012.
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di Kolam Renang
Agro Sapuran, Wonosobo.
3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dalam dua siklus
untuk melihat peningkatan hasil renang gaya dada dalam penjasorkes melalui
metode sintesis progresif.
B. Subjek penelitian
Subyek yang akan diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
Siswa Kelas XI Tata Busana I SMK N 1 Sapuran, Wonosobo Tahun Pelajaran
2011.
C. Sumber data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
data primer, yaitu data yang diperoleh melalui observasi langsung di lokasi
penelitian mengenai proses pembelajaran renang gaya dada kelas XI Tata
Busana I SMK N 1 Sapuran, Wonosobo Tahun Pelajaran 2011, berupa data
hasil belajar siswa.
2. Jenis Variabel
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (independent) dan
variabel terikat (dependent), yaitu:
1) Variabel bebas (independent), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
lain, variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode Sintesis Progresif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2) Variabel terikat (dependent), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lainya. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Kemampuan Renang
Gaya Dada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1 Sapuran, Wonosobo
Tahun Pelajaran 2011.
3. Definisi Operasional Variabel
1) Renang gaya dada
Gaya dada adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan
air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan
tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah
tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti
gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh
meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak.
Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu
kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.
2) Hasil Belajar
Hasil belajar ialah segala sesuatu yang menjadi bahan informasi tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar. Pada penelitian ini hasil belajar
diperoleh melalui tiga aspek penilaian (assasment) yang terdiri dari aspek
afektif, kognitif, dan psikomotor.
3) Metode Sintesis Prograsif
Metode sintesis progresif adalah salah satu bagian dari metode bagian yang
terdiri dari metode sintesis progresif, metode sintasis repetitive, dan metode
sintesis murni. Dalam pembelajaran metode sintesis progresif dimana
elemen-elemen gerak yang baru dipelajari terlebih dahulu sampai menjadi
tanggapan gerak yang benar. Kemudian setelah gerak yang baru telah
dikuasai baru digabungkan dengan gerakan yang telah dimiliki sebelumnya.
D. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini
diantaranya melalui observasi dan tes praktik kemampuan renang gaya dada.
Secara teknik pengumpulan data dapat didiskripsikan dalam tabel berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 1. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
No. Jenis Data Sumber Data
Teknik Pengumpulan
Instrumen
1. Aktivitas Siswa Siswa Pengamatan Skala sikap melalui observasi lapangan
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan renang gaya dada
Siswa Praktik dan unjuk kerja
Melalui lembar observasi
3. Hasil belajar renang gaya dada
Siswa Tes Praktik Tes keterampilan renang gaya dada
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang
keadaan siswa dilihat dari aspek kuntitatif dan kualitatif. Aspek kuantitaif yakni
hasil pengukuran ketangkasan renang gaya dada pada siswa kelas XI Tata Busana
I SMK N 1 Sapuran, Wonosobo tahun ajaran 2011. Sedangkan aspek kualitatif
didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama penelitian
berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya :
a. Tes dipergunakan untukmendapatkan data tentanghasil belajar renang gaya
dada yang dilakukan siswa.
b. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar.
E. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil keterampilan renang gaya dada dengan menganalisis nilai rata-rata
nilai tes renang gaya dada. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi
skor yang telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan renang gaya
dada dengan menganalisis rangkaian gerakan renang gaya dada.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk
melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
F. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Agus Kristiyanto (2010 : 55) PTK pada dasarnya terdiri dari
beberapa langkah tindakan, yaitu meliputi Perencanaan tindakan (planning),
Pelaksanaan tindakan, Observasi, dan Refleksi. PTK adalah penelitian praktis
untuk menemukan solusi masalah yang dihadapi dengan cara melakukan aksi atau
tindakan rasional yang telah dipilih dan disepakati oleh peneliti utama dan
kolaborator. Oleh karena merupakan penelitian atas masalah yang praktis, maka
kebanyakan pakar menyarankan untuk dilakukan minimal 2 siklus. Penjelasan
mengenai alur penelitian tindakan tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning) adalah sebuah langkah yang paling awal, yaitu
langkah untuk merencanakan tindakan yang telah dipilih untuk
memperbaiki keadaan. Pada tahap perencanaan telah tertuang berbagai
sekenario untuk siklus yang bersangkutan. Substansi perencanaan pada
garis besarnya meliputi : 1) pembuatan sekenario pembelajaran, 2)
persiapan sarana pembelajaran, 3) persiapan instrumen penelitian untuk
pembelajaran, 4) simulasi pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan (Action) adalah tahap untuk melaksanakan hal- hal yang
direncanakan dalam tahap perencanaan. Peneliti utama dan kolaborator
harus saling meyakinkan bahwa apa yang telah disepakati dalam
perencanaan benar- benar dapat dilaksanakan.
3. Observasi (observation) adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada
saat pelaksanaan tindakan. Kejadian tersebut diamati oleh peneliti utama
dan kolaborator.
4. Refleksi (Reflection) adalah pada dasarnya merupakan suatu bentuk
perenungan yang sangat mendalam dan lengkap atas apa yang telah
terjadi. Refleksi pada akhir siklus merupakan sharing of idea yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dilakukan oleh peneliti dan kolaborator atas hal yang telah direncanakan,
dilaksanakan, dan diobservasi pada siklus tersebut.
Keempat tahapan tersebut merupakan rancangan tindakan dalam satu
siklus penelitian, sedangkan pada siklus berikutnya rancangan program penelitian
berpedoman pada siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian
tercapai. Penelitian Tindakan Kelas ini dapat digambarkan melalui bagan berikut:
Gambar 6 : Skema kegiatan penelitian (Zainal Aqib : 36)
Prosedur penelitian harus dilalui oleh peneliti dan dilaksanakan secara
kolaboratif antara guru dan praktikan, dan dilakukan secara berkesinambungan
mulai dari siklus pertama sampai siklus yang terakhir hingga semua dapat
mencapai keberhasilan.
Langkah- langkah PTK secara prosedural dilaksanakan secara partisipatif
atau kolaboratif antara (guru denagn tim lain) bekerjasama, mulai dari tahap
orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang
bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi efaluatif atas kegiatan
Tahap I Perencanaan
Tahap II pelaksanaan
Tahap III Pengamatan
Tahap III Refleksi Siklus I
Tahap III Pengamatan
Tahap I Perencanaan
Siklus II Tahap III Refleksi
Tahap II pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana
modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus berikutnya
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diaharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survey awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah
atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan
Kelas.
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrument dan alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang
terdiri atas :
a. Hasil pre-test ketangkasan renang gaya dada
b. Kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Pelaksanaan pembelajaran
d. Partisipasi dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan deskriptif evaluatif. Teknik
analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian
deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil test ketangkasan
renang gaya dada. Serta hasil test ketangkasan renang gaya dada siswa
yang dideskriptifkan melalui hasil kualitatif.
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
dari mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
6. Deskripsi tiap siklus
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK N 1 Sapuran,
Wonosobo tahun pelajaran 2011. Setiap tindakan upaya pencapaian
tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahap, yakni : (1) perencanaan tindakan; (2)
pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan
refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan
dalam 2 siklus.
1. Rancangan Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun sekenario pembelajaran
yang terdiri dari :
1) Menyusun Rencana Program pembelajaran (RPP).
2) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
3) Menyusun lembar observasi
4) Menyusun lembar tes ketangkasan renang gaya dada
5) Menyiapkan media yang digunakan membantu pembelajaran
6) Menyiapkan tempat penelitian
7) Menetapkan alokasi waktu pelaksanaan
8) Sosialisasi kepada subyek
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan sekenario pembelajaran yang telah
direncanakan, tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran di lapangan dengan langkah- langkah kegiatan sebagai
berikut :
1. Menjelaskan kegiatan pembelajaran secara umum
2. Pelaksanaan praktek di kolam renang
a. Melaksanakan pemanasan
b. Inti :
1) Pengenalan air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Gerakan meluncur
3) Teknik dasar gerakan kaki
4) Teknik dasar gerakan tangan
5) Teknik dasar pernafasan
6) Gabungan gerakan kaki, tangan dan pernafasan
c. Pendinginan
3. Penilaian dan evaluasi setelah proses pembelajaran
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan bersama dengan kegiatan
pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap
penerapan model pendekatan pembelajaran sintesis progresif yang
diterapkan terhadap proses pembelajaran teknik renang gaya dada.
Observasi dilakukan dengan cara berkolaborasi antara peneliti dengan guru.
d. Tahap Refleksi ( Evaluasi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaiakan yang telah dilakukan serta kriteria dan rencana bagi siklus
tindakan berikutnya. Berikut persentase prediksi pencapaian keberhasilan
penelitian pada tabel berikut:
Tabel 2. Persentase Target Capaian.
Aspek yang diukur
Prosentase target pencapaian
Kondisi awal Siklus
1
Siklus 2
Hasil belajar renang gaya dada 22,22 % 50 % 70 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan RPP mata pelajaran
pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan,
observasi, dan refleksi, yang mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data Awal, Siklus I dan II
1. Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih
dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada dilapangan. Kondisi awal diukur dari observasi dan tes unjuk
kerja. Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa (afektif) dan
pemahaman konsep (kognitif) dalam pembelajaran renang gaya dada
sedangkan tes unjuk kerja (psikomotor) digunakan untuk mengetahui dan
mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan renang gaya
dada.
Hasil observasi merupakan hasil belajar renang gaya dada siswa yang
diperoleh melalui lembar observasi yang meliputi ranah afektif yang diperoleh
melalui pengamatan aktivitas siswa saat pembelajaran dan ranah kognitif yang
diperoleh dari tes obyektif, serta ranah psikomotor yang diperoleh melalui tes
unjuk kerja. Untuk ranah afektif nilai maksimal sebesar 30, ranah kognitif nilai
maksimal sebesar 20 dan ranah psikomotor nilai maksimal sebesar 50 sehingga
nilai keseluruhan 100.
Berikut merupakan hasil observasi pada kondisi awal siswa kelas XI
Tata Busana I SMK N 1 Sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2011, sebelum
diberi tindakan berupa penerapan metode sintesis progresif dalam kegiatan
belajar mengajar adalah sebagai berikut :
a. Siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1 Sapuran Wonosobo tahun ajaran
2011 yang mengikuti materi renang gaya dada adalah 27 siswa. Dilihat dari
proses pembelajaran renang gaya dada, dapat dikatakan proses
pembelajaranya kurang berhasil.
b. Siswa kurang memiliki perhatian dalam pembelajaran renang, sebab guru
belum menemukan metode mengajar yang tepat dalam materi renang gaya
dada dalam jumlah siswa yang terlampau banyak. Selain itu karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
keterbatasan sarana seperti : pelampung dsb, menjadi kendala lain dalam
memperoleh hasil yang maksimal dalam materi renang tersebut.
c. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan diperoleh informasi
bahwa siswa cenderung sulit diatur saat materi renang berlangsung. Hal ini
dapat dibuktikan oleh peniliti saat melakukan pengamatan secara langsung
dilapangan. Saat mengikuti materi renang, siswa menunjukkan sikap
seenaknya sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak
memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang bicara dengan
teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya.
d. Dilihat dari hasil penilaian guru pendidikan jasmani pada materi renang,
kelas XI Tata Busana I, rata rata kemampuan siswa dalam melakukan
teknik dasar renang gaya dada hanya 22,22 %. Selebihnya siswa hanya
mampu melakukan gerakan renang sebagian, bahkan ada beberapa siswa
yang tidak dapat melakukan gerakan renang gaya dada.
e. Guru kesulitan menemukan metode pembelajaran yang tepat. Metode
pembelajaran yang monoton mengakibatkan motivasi belajar siswa
menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya kemampuan renang
gaya dada pada siswa.
Hasil temuan antara peneliti dan guru tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi riil keadaan kelas pada materi renang gaya dada. Sehingga
pada data awal ini terdiri dari ranah afektif, ranah kognitif, ranah psikomotor
dan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N
1 Sapuran Wonosobo tahun pelajaran 2011.
1) Aktivitas siswa (afektif) dalam Pembelajaran Renang Gaya Dada
sebelum mendapatkan Metode Pembelajaran Pintesis Progresif.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap keberanian,
kedisplinan dan kebersamaan. Kondisi awal aktivitas siswa saat
pembelajaran renang gaya dada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1
Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 sebelum diberikan tindakan
dengan metode sintesis progresif disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 3. Aktivitas siswa ( afektif) renang gaya dada sebelum mendapatkan metode sintesis progresif.
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Jumlah anak Persentase
Perilaku yang di
Harapkan
13 48,15% Tuntas
14 51,85% Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas , aktivitas siswa dalam pembelajaran
renang gaya dada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1 Sapuran
Wonosobo tahun Pelajaran 2011 tergolong masih rendah, karena hanya ada
13 siswa atau hanya 48,15% yang tuntas.
2) Pemahaman konsep (Kognitif) dalam Pembelajaran Renang Gaya
Dada sebelum mendapatkan Metode Pembelajaran Sintesis Progresif.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui lembar
observasi berupa pertanyaan mengenai materi renang gaya dada. Kondisi
awal pemahaman konsep renang gaya dada siswa kelas XI Tata Busana I
SMK N 1 Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 sebelum diberikan
tindakan dengan metode sintesis progresif disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
Tabel 4. Pemahaman Konsep (Kognitif) renang gaya dada sebelum mendapatkan metode sintesis progresif.
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Jumlah anak Persentase
Pemahaman materi 5 18,52% Tuntas
22 81,48% Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas , dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep dalam pembelajaran renang gaya dada siswa kelas XI Tata Busana I
SMK N 1 Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 tergolong masih rendah,
karena hanya ada 5 siswa atau hanya 18,52% yang tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3) Penguasaan Kemampuan Renang Gaya Dada ( Psikomotor) sebelum
mendapatkan Metode Pembelajaran Sintesis Progresif.
Penguasaan kemampuan renang gaya dada (Psikomotor) yang
dinilai terdiri dari gerakan kaki, gerakan lengan, teknik pernafasan,
rangkaian gerak renang gaya dada dan waktu jarak tempuh renang 20 meter.
Kondisi awal penguasaan kemampuan renang gaya dada siswa kelas XI Tata
Busana I SMK N 1 Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 seb.elum
diberikan tindakan dengan metode sintesis progresif disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Penguasaan Kemampuan Renang Gaya Dada (Psikomotor) sebelum mendapatkan metode sintesis progresif.
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Jumlah anak Persentase
Penguasaan Teknik gerak
dan waktu tempuh
2 7,41% Tuntas
25 92,59% Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas , kondisi awal siswa kelas XI Tata Busana
I SMK N 1 Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 dalam melakukan
keseluruhan teknik dasar renang gaya dada tergolong masih rendah, karena
hanya ada 2 siswa atau hanya 7,41% yang tuntas.
4) Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Renang Gaya Dada Sebelum
mendapatkan Metode Pembelajaran Sintesis Progresif.
Hasil belajar renang gaya dada merupakan gabungan dari ranah
afektif, kognitif dan psikomotor. Kondisi awal hasil belajar siswa dalam
pembelajaran renang gaya dada siswa Kelas XI Tata Busana I SMK N 1
sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2011 sebelum diberikan tindakan
dengan Metode Pembelajaran Sintesis Progresif disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 6. Hasil Belajar Renang Gaya Gada sebelum mendapatkan metode sintesis progresif.
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Jumlah anak Persentase
Hasil Belajar Renang
Gaya Dada
6 22,22% Tuntas
21 77,78% Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa belum maksimal, karena hanya 22,22% yang tuntas dari 27 siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusun sebuah tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar renang gaya dada. Pelaksanaan tindakan
dilakukan minimal 2 siklus, pada setiap siklus yang diterapkan metode
sintesis progresip dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui
adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka
evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dan tes unjuk kerja
dalam renang gaya dada pada tiap akhir siklus. Kegiatan selanjutnya setelah
observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi
terhadap tindakan.
2. Siklus I
Pembelajaran renang gaya dada menggunakan metode sintesis
progresif pada Siklus 1 adalah perkenalan teknik dasar pada renang gaya dada,
yang meliputi : Mempraktikkan teknik meluncur renang gaya dada,
mempraktikkan gerakan kaki renang gaya dada, mempraktikkan teknik gerakan
lengan gaya dada, mempraktikkan teknik pernafasan, mempraktikkan teknik
rangkaian gerakan renang gaya dada.
Pembelajaran teknik dasar renang gaya dada pada siklus I tersebut
dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, hal itu dikarenakan banyaknya
indikator capaian sehingga waktu yang diperlukan dalam menyelesaikannya
menjadi lebih lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
a. Rencana Tindakan I
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Selasa 10
Januari 2012 di SMK N 1 Sapuran Wonosobo. Peneliti dan guru penjas
yang bersangkutan (mitra kolaborator) mendiskusikan rancangan tindakan
yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan
pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Siklus
I. Adapun rancangan tindakan dari siklus I sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru (kolaborator) melakukan analisis untuk
mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
2) Merancang RPP dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam
PTK, yaitu metode sintesis progresif untuk pembelajaran renang gaya
dada.
3) Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan keaktifan dan sikap
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
4) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik
dasar renang gaya dada.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, selama empat
minggu yakni pada hari Selasa 17,24 dan 31 Januari dan 7 Februari 2012 di
kolam renang Agro Sapuran, Wonosobo. Masing-masing pertemuan
dilaksanakan selama 2 x 45 menit.
1. Pertemuan Pertama
Materi pada pertemuan pertama ini adalah praktik teknik
meluncur dan materi kedua adalah praktik teknik gerakan kaki renang
gaya dada kemudian dilanjutkan rangkaian gerakan meluncur dan
gerakan kaki renang gaya dada. Adapun urutan pelaksanaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2) Peneliti dan guru menjelaskan kegiatan belajar mengajar, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator
yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan
pemanasan atau penguluran. Peneliti memberikan gerakan pemanasan
yang berkaitan dengan materi renang.
4) Siswa diminta masuk kolam melakukan gerakan keluar masuk air
ring-up
dengan instruksi peneliti dan guru.
5) Peneliti dan guru mengamati dan melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
6) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yakni gerakan teknik
meluncur pada renang. Siswa diminta menyimak secara detail
pelaksanaan contoh yang didemonstrasikan atau dilakukan oleh
peneliti.
7) Setelah siswa paham siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar
meluncur dalam renang, sesuai dengan contoh yang didemonstrasikan
atau dilakukan oleh peneliti dan guru.
8) Sebelum melakukan gerakan teknik dasar meluncur siswa dibagi
menjadi 4 kelompok keberangkatan, sehingga masing-masing
kelompok terdiri atas 7 siswa.
9) Siswa melakukan teknik dasar meluncur sesuai dengan instruksi dari
peneliti dan guru.
10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal pada
siswa tentang gerakan meluncur yang akan dilakukannya.
11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
yang dilakukan oleh siswa.
12) Peneliti dan guru menyiapkan materi lanjutan yang akan diberikan
kepada siswa sebagai tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada
pelaksanaan materi pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
13) Peneliti dan guru mempersiapkan materi kedua yakni teknik gerakan
kaki pada renang gaya dada. Siswa diminta menyimak secara detail
gerakan kaki renang gaya dada yang didemonstrasikan atau dilakukan
oleh guru dan peneliti.
14) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar kaki renang gaya dada,
sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
15) Sebelum melakukan instruksi, siswa dibagi menjadi dua kelompok
dan saling berpasangan.
16) Siswa melakukan gerakan teknik dasar kaki gaya dada secara
bergantian sesuai dengan pasangannya, sesuai dengan instruksi dari
peneliti dan guru, sedangkan pasangan yang lain memegangi tubuh
temannya yang sedang melakukan, dilakukan secara bergantian dan
terus menerus.
17) Peniliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada
siswa tentang gerakan teknik dasar kaki renang gaya dada yang akan
dilakukan.
18) Menggabungkan gerakan meluncur dengan gerakan kaki.
19) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberi informasi
mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
2. Pertemuan Kedua
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua Selasa 24
Januari 2012 adalah praktik teknik dasar gerakan tangan pada renang
gaya dada, kemudian praktik rangkaian gerakan meluncur, gerakan kaki
dan gerakan lengan renang gaya dada. Urutan pelaksanaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta
memulai proses pembelajaran dengan ber
2) Peneliti dan guru menjelaskan kegiatan belajar mengajar, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator
yang harus dicapai siswa secara singkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan
pemanasan statis dan dinamis. Peneliti memberikan gerakan
pemanasan yang berkaitan dengan materi renang.
4) Peneliti dan guru memberikan pemanasan dengan permainan-
permainan yang dimodifikasi misalnya permainan hitam hijau, yang
dilakukan pada kolam, hal ini bertujuan agar siswa beradaptasi di air.
5) Peneliti dan guru mengamati dan melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
6) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemuan
kedua yakni teknik gerakan tangan, siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti.
7) Setelah siswa paham siswa diminta melakukan teknik gerakan tangan,
sesuai dengan contoh yang didemonstrasikan atau dilakukan oleh
peneliti.
8) Sebelum melakukan teknik gerakan tangan renang gaya dada siswa
dibagi menjadi 4 kelompok keberangkatan, sehingga masing-masing
kelompok terdiri atas 7 siswa.
9) Siswa melakukan gerakan tangan renang gaya dada sesuai dengan
instruksi dari peneliti dan guru.
10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal pada
siswa tentang gerakan tangan yang akan dilakukannya.
11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
yang dilakukan oleh siswa.
12) Peneliti dan guru menyiapkan materi lanjutan yang akan diberikan
kepada siswa sebagai tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada
pelaksanaan materi pertama.
13) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni teknik rangkaian
gerakan meluncur, gerakan kaki dan gerakan lengan renang gaya dada.
Siswa diminta menyimak secara detail teknik didemonstrasikan atau
dilakukan oleh guru dan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
14) Siswa diminta melakukan teknik rangkaian gerakan meluncur,
gerakan kaki dan gerakan lengan renang gaya dada, sesuai dengan
contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
15) Sebelum melakukan teknik rangkaian gerakan meluncur, gerakan kaki
dan gerakan lengan renang gaya dada, siswa dibagi menjadi 4
kelompok sedangkan masing-masing kelompok terdiri atas 10 orang.
16) Siswa melakukan teknik rangkaian gerakan meluncur, gerakan kaki
dan gerakan lengan renang gaya dada, sesuai dengan instruksi dari
peneliti dan guru.
17) Peniliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada
siswa tentang teknik rangkaian gerakan meluncur, gerakan kaki dan
gerakan lengan renang gaya dada.
18) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan seta memberi informasi
mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
3. Perteman Ketiga
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan ketiga Selasa 31
Januari 2012 adalah teknik bernafas kemudian rangkaian gerak renang
gaya dada. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta
2) Peneliti dan guru menjelaskan kegiatan belajar mengajar, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator
yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan
pemanasan statis dan dinamis. Peneliti memberikan gerakan
pemanasan yang berkaitan dengan materi renang.
4) Peneliti dan guru memberikan pemanasan dengan permainan-
permainan yang dimodifikasi misalnya permainan hitam hijau, yang
dilakukan pada kolam, hal ini bertujuan agar siswa beradaptasi di air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
5) Peneliti dan guru mengamati dan melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
6) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama
yakni teknik dasar pernafasan renang kepada siswa.
7) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar pernafasan, sesuai
dengan contoh yang diinstruksikan oleh peneliti dan guru.
8) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada
siswa tentang gerakan yang akan dilakukan.
9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik
(feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
10) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan
kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh
pada pelaksanaan materi pertama.
11) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua pada pertemuan ketiga
yakni teknik rangkaian gerak renang gaya dada. Siswa diminta
menyimak secara detail pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh
guru dan peneliti.
12) Siswa diminta melakukan teknik rangkaian gerakan renang gaya dada.
13) Sebelum melakukan teknik rangkaian renang gaya dada siswa dibagi
menjadi 4 kelompok keberangkatan.
14) Siswa melakukan gerakan renang gaya dada sesuai dengan instruksi
dari gurudan peneliti.
15) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada
siswa tentang yang akan dilakukan.
16) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik
kepada siswa yang melakukan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
17) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh siswa serta
memberikan informasi materi yang akan disampaikan minggu depan.
4. Pertemuan keempat
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan keempat (Selasa,
7 Februari 2012) adalah rangkaian renang gaya dada dan posttest untuk
siklus I. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta
2) Peneliti dan guru menjelaskan kegiatan belajar mengajar, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator
yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan
pemanasan statis dan dinamis.
4) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi
yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, yakni teknik
rangkaian gerak renang gaya dada.
5) Peneliti dan guru mengamati dan melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
6) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada
pada siklus I dengan membagi kelompok pemberangkatan masing-
masing kelompok pemberangkatan adalah 2 (dua) siswa.
7) Peneliti dan guru melakukan posttest untuk siklus I, dengan menilai
kualitas gerakan renang gaya dada pada blangko penilaian yang telah
disiapkan.
8) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi
mengenai materi yang akan disampaiakn minggu depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c. Pengamatan dan Interprestasi tindakan I
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator selama pembelajaran siklus I berlangsung. Peneliti
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas.
Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat kelebihan dan kekurangan yang
dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan
tindakan I berlangsung terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai
tolak ukur keberhasilan tindakan I, adapun kelebihan pelaksanaan Tindakan
I diantaranya :
1) Siswa merasa tertarik denagn metode sintesis progresif yang disampaikan
oleh peneliti, hal tersebut dapat dilihat dari antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui metode
sintesis progresip, karena pembelajaran diberikan dengan perbagian
gerakan dan berulang-ulang, sehingga pelaksaan pembelajaran menjadi
terpimpin dan terkomando dengan baik.
3) Situasi kelas semakin tertata, dan terkomando dengan baik sehingga
materi yang diberikan tersampaikan dan terarah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan I ini masih terdapat
kelemahan dan kekurangan, adapun kelemahan dan kekurangan dalam
pelaksanaan tindakan I, sebagai berikut :
1) Situasi kolam yang ramai membuat pelaksanaan pembelajaran kurang
maksimal, serta mengganggu konsentrasi siswa dalam melaksanakan
instruksi materi dari peneliti dan guru.
2) Siswa sering datang terlambat sehingga proses belajar mengajar
terganggu.
3) Mayoritas siswa belum dapat mempraktikkan beberapa gerakan teknik
dasar renang gaya dada yang didemonstrasikan oleh peneliti secara
benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
4) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti, sebab sebagian
siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh
peneliti dan guru.
5) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada
pertemuan sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali mengulangi
pelaksanaan materi pada minggu sebelumnya.
6) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan
maupun teknik dasar yang dilakukan siswa kurang dapat terpantau oleh
guru dan peneliti.
7) Peneliti dan guru merasa kualahan menghandel pelaksanaan kelas dengan
situasi kolam renang yang cukup ramai.
8) Kondisi cuaca yang kurang bersahabat membuat siswa banyak yang tidak
hadir tepat waktu sehingga pembelajaran menjadi terhambat.
9) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan yang
dicontohkan oleh peneliti dan guru.
10) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan lengan
dan tungkai pada renang gaya dada sehingga sebagian siswa belum dapat
menunjukkan kualitas gerakan yang maksimal.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I, peneliti dan
kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut :
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus I telah menunjukkan hasil
yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan banyak dan
bervariasi serta alokasi dalam mengajar ang sedikit.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
3) Metode sintesis progresip yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu
mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer
materi dapat berlangsung dengan maksimal.
4) Hasil pekerjaan siswa pada pelaksanaan tindakan I telah menunjukkan
peningkatan akan tetapi belum menunjukkan hasil yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan I, dijelaskan
sebagai berikut :
a) Kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian gerak renang gaya
dada telah menunjukkan hasil peningkatan dibandingkan dengan
kondisi awal, akan tetapi belum maksimal, sehingga perlu diadakan
perbaikan melalui siklus selanjutnya.
b) Hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran renang gaya
dada telah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kondisi
awal, akan tetapi belum maksimal, sehingga perlu diadakan perbaikan.
5) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus I,
akan dipertahankan dan ditingkatkan.
6) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan
selama pelaksanaan Tindakan I, maka disusun langkah antisipasif, yakni :
a) Dalam mengantisipasi keterlambatan siswa maka guru yang
bersangkutan akan memberikan sangsi berupa pertanyaan yang ada
kaitannya dengan materi pembelajaran renang gaya dada dan
ditambah pengurangan nilai afektif siswa.
b) Untuk melatih adaptasi siswa dengan lingkungan air agar siswa lebih
berani mempraktikkan gerakan teknik dasar renang gaya dada, perlu
lebih diperbanyak pola permainan dalam lingkungan air, agar siswa
terbiasa berada dalam lingkungan air.
c) Siswa yang mencoba berulang-ulang tanpa memperhatikan antrian
dan dapat melakukan teknik gerakan renang gaya dada, diberi
perhatian lebih atau diberikan reward.
d) Untuk lebih efektif dalam tugas ajarnya, peneliti tidak henti-hentinya
memperingatkan dan memonitoring siswa agar dapat melakukan tugas
ajarnya dengan aktif dan benar.
e) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat
membantu mengatur jalannya proses pembelajaran.
f) Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan
menguatkan materi-materi yang dianggap kurang seperti teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
gerakan kaki, teknik gerakan lengan, teknik pengambilan nafas, teknik
koordinasi gerakan renang gaya dada.
e. Diskripsi Data Tindakan I
Selama pelaksanaan Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari
pengamatan; (1) kemampuan melakukan rangkaian gerak renang gaya dada
(2) Pemahaman konsep siswa terhadap renang gaya dada (3) Aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung.
Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan I setelah diberi
tindakan berupa penerapan metode sintesis progresif dalam kegiatan belajar
mengajar Renang Gaya Dada, dapat dilihat pada table berikut :
1) Aktivitas siswa (afektif) dalam Pembelajaran Renang Gaya Dada
setelah mendapatkan Tindakan Siklus I dengan Metode
Pembelajaran Sintesis Progresif.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap keberanian,
kedisiplinan dan kebersamaan. Kondisi awal aktivitas siswa saat
pembelajaran renang gaya dada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1
Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 setelah diberikan tindakan
Siklus I dengan metode sintesis progresif disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
Tabel 7. Aktivitas siswa (Afektif) Renang Gaya Dada setelah Mendapatkan Tindakan I dengan Metode Sintesis Progresif.
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Jumlah anak Persentase
Perilaku yang di
Harapkan
24 88,88% Tuntas
3 11,12% Belum Tuntas
Berdasarkan hasil diskripsi pada tabel diatas aktivitas dalam
pembelajaran renang gaya dada pada siswa kelas XI Tata Busana I SMK
N 1 Sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2011 mengalami peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
yaitu 24 siswa atau 88,88%. Dan sisanya 3 siswa atau 11,12% masih
belum mampu menunjukkan sikap yang diinginkan.
2) Pemahaman konsep (Kognitif) dalam Pembelajaran Renang Gaya
Dada setelah mendapatkan Tindakan Siklus I dengan Metode
Pembelajaran Sintesis Progresif.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui
lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi renang gaya dada.
Kondisi pemahaman konsep renang gaya dada siswa kelas XI Tata
Busana I SMK N 1 Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 setelah
diberikan tindakan Siklus I dengan Metode Sintesis Progresif disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 8. Pemahaman Konsep (Kognitif) Renang Gaya Dada setelah Mendapatkan Tindakan I dengan Metode Sintesis Progresif.
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Jumlah anak Persentase
Pemahaman Materi 21 77,78% Tuntas
6 22,22% Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep dalam pembelajaran renang gaya dada pada siswa kelas XI Tata
Busana I SMK N 1 Sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2011 mengalami
peningkatan disbanding kondisi awal yaitu 21 siswa atau 77,78%. Dan
sisanya 6 siswa atau 22,22% masih belum mampu memahami konsep
renang gaya dada. Melihat persentase ketuntasan maka pada tindakan I
sudah mencapai target capaian 50%.
3) Penguasaan Kemampuan Renang Gaya Dada ( Psikomotor) setelah
mendapatkan Tindakan Siklus I dengan Metode Pembelajaran
Sintesis Progresif.
Penguasaan kemampuan renang gaya dada (Psikomotor) yang
dinilai terdiri dari gerakan kaki, gerakan lengan, teknik pernafasan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
rangkaian gerak renang gaya dada dan waktu jarak tempuh renang 20
meter. Kondisi penguasaan kemampuan renang gaya dada siswa kelas XI
Tata Busana I SMK N 1 Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 setelah
diberikan tindakan Siklus I dengan metode sintesis progresif disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 9. Penguasaan Kemampuan Renang Gaya Dada (Psikomotor) setelah Mendapatkan Tindakan I dengan Metode Sintesis Progresif.
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Jumlah anak Prosentase
Penguasaan Teknik gerak
dan waktu tempuh
11 40,74% Tuntas
16 59,26% Belum tuntas
Berdasarkan tabel diatas, setelah diberi tindakan maka dapat
dijelaskan bahwa kondisi awal siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1
Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 dalam melakukan keseluruhan
teknik gerak renang gaya dada dengan benar mengalami peningkatan
yaitu 11 siswa atau 40,74% sudah tuntas. Dan sisanya 16 siswa atau
59,26% masih belum mampu menguasai teknik gerakan renang gaya
dada. Melihat persentase ketuntasan maka pada tindakan I belum
mencapai target 50%.
4) Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Renang Gaya Dada
Setelah mendapatkan Tindakan Siklus I dengan Metode
Pembelajaran Sintesis Progresif.
Hasil belajar renang gaya dada merupakan gabungan dari ranah
afektif, kognitif dan psikomotor. Kondisi hasil belajar siswa dalam
pembelajaran renang gaya dada siswa Kelas XI Tata Busana I SMK N 1
sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2011 setelah diberikan tindakan
Siklus I melalui Metode Pembelajaran Sintesis Progresif disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 10. Hasil Belajar Renang Gaya Dada setelah Mendapatkan Tindakan I dengan Metode Sintesis Progresif.
Aspek Kondisi Siklus I
Kriteria Jumlah anak Persentase
Hasil Belajar Renang
Gaya Dada
15 55,56% Tuntas
12 44,44% Belum Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, setelah diberi tindakan maka dapat
dijelaskan bahwa hasil belajar siswa meningkat dibanding pada kondisi
awal, yang semula pada kondisi awal hanya 6 siswa atau 22.22% yang
tuntas, pada akhir siklus I meningkat menjadi 15 siswa atau 55,56% yang
tuntas. Melihat persentase capaian maka target capaian 50% pada akhir
siklus I sudah dapat tercapai. Dengan demikian peneliti dan kolaborator
sepakat untuk menyusun perencanaan siklus II. Maka disusun sebuah
tindakan untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal, mengingat
target capaian sebesar 75% belum tercapai.
3. Siklus II
Siklus II merupakan, tindak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang
dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan siklus I
menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan. Pelaksanaan siklus II mengacu pada pelaksanaan siklus I,
karena merupakan perbaikan dari siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan
pada siklus II ini diantaranya :
a. Rencana Tindakan II
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Selasa, 7
Februari 2012 di SMK N 1 sapuran Wonosobo. Peneliti dan guru penjas
yang bersangkutan (mitra kolaborator) mendiskusikan rancangan tindakan
yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan
pada siklus II mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan siklus I
yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Melalui hasil pengukuran tersebut maka peneliti dan guru
merancang pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru (kolaborator) melakukan analisis untuk
mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
2) Merancang RPP dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam
PTK, yaitu metode sintesis progresip untuk pembelajaran renang gaya
dada.
3) Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan keaktifan dan sikap
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
4) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik
dasar renang gaya dada.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, selama tiga
minggu yakni pada hari Selasa, tanggal 14,21 dan 28 Februari 2012 di
kolam renang Agro Sapuran, Wonosobo. Masing-masing pertemuan
dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan dibantu kolaborator, dan sekaligus
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
1. Pertemuan Pertama
Materi pada pertemuan pertama ini adalah praktik teknik
meluncur dan praktik gerakan kaki renang gaya dada. Adapun urutan
pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta
2) Peneliti dan guru menjelaskan kegiatan belajar mengajar, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator
yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan
pemanasan atau penguluran. Peneliti memberikan gerakan pemanasan
yang berkaitan dengan materi renang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
4) Peneliti dan guru juga memberikan gerakan pemanasan berupa
permainan berupa lempar tangkap bola (mini polo air).
5) Peneliti dan guru mengamati dan melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
6) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yakni gerakan teknik
meluncur pada renang. Siswa diminta menyimak secara detail
pelaksanaan contoh yang didemonstrasikan atau dilakukan oleh
peneliti.
7) Setelah siswa paham siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar
meluncur dalam renang, sesuai dengan contoh yang didemonstrasikan
atau dilakukan oleh peneliti dan guru.
8) Sebelum melakukan gerakan teknik dasar meluncur siswa dibagi
menjadi 4 kelompok keberangkatan, sehingga masing-masing
kelompok terdiri atas 7 siswa.
9) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal pada
siswa tentang gerakan meluncur yang akan dilakukannya.
10) Peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
yang dilakukan oleh siswa.
11) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum
dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki
materi selanjutnya.
12) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar kaki renang gaya dada,
sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
13) Sebelum melakukan instruksi, siswa dibagi menjadi dua kelompok
dan saling berpasangan.
14) Siswa melakukan gerakan teknik dasar kaki gaya dada secara
bergantian sesuai dengan pasangannya, sesuai dengan instruksi dari
peneliti dan guru, sedangkan pasangan yang lain memegangi tubuh
temannya yang sedang melakukan, dilakukan secara bergantian dan
terus menerus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
15) Peniliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada
siswa tentang gerakan teknik dasar kaki renang gaya dada yang akan
dilakukan.
16) Menggabungkan gerakan meluncur dengan gerakan kaki.
17) Siswa melakukan gerakan renang gaya dada, sesuai dengan instruksi
dari peneliti dan guru.
18) Peniliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada
siswa tentang gerakan teknik dasar kaki renang gaya dada yang akan
dilakukan.
19) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
tugas yang dilakukan oleh siswa.
20) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung peneliti dan guru
mengadakan observasi.
21) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum
dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar.
22) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan seta memberi informasi
mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
2. Pertemuan Kedua
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua selasa,
21 Februari 2012 adalah praktik teknik gerakan lengan renang gaya dada
dan mempraktikkan rangkaian renang gaya dada dengan menempuh jarak
20 meter. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta
2) Peneliti dan guru menjelaskan kegiatan belajar mengajar, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator
yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan
pemanasan statis dan dinamis. Peneliti memberikan gerakan
pemanasan yang berkaitan dengan materi renang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
4) Peneliti dan guru memberikan pemanasan dengan permainan-
permainan yang dimodifikasi misalnya permainan polo air, yang
dilakukan pada kolam, hal ini bertujuan agar siswa beradaptasi di air.
5) Peneliti dan guru mengamati dan melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
6) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemuan
kedua yakni teknik gerakan tangan, siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti.
7) Setelah siswa paham siswa diminta melakukan teknik gerakan tangan,
sesuai dengan contoh yang didemonstrasikan atau dilakukan oleh
peneliti.
8) Sebelum melakukan gerakan teknik dasar meluncur siswa dibagi
menjadi 4 kelompok keberangkatan, sehingga masing-masing
kelompok terdiri atas 7 siswa.
9) Siswa melakukan gerakan tangan renang gaya dada sesuai dengan
instruksi dari peneliti dan guru.
10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal pada
siswa tentang gerakan tangan yang akan dilakukannya.
11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
yang dilakukan oleh siswa.
12) Peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan renang gaya dada
menempuh jarak 20 meter.
13) Sebelum melakukan gerakan teknik dasar meluncur siswa dibagi
menjadi 7 kelompok keberangkatan, sehingga masing-masing
kelompok terdiri atas 4 siswa.
14) Siswa melakukan gerakan renang gaya dada sesuai dengan instruksi
dari peneliti dan guru.
15) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal pada
siswa tentang gerakan tangan yang akan dilakukannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
16) Peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
yang dilakukan oleh siswa.
17) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung peneliti dan guru
mengadakan observasi , serta memberikan penguatan kepada siswa
dalam pelaksanaan materi gerakan renang gaya dada.
18) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan seta memberi informasi
mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
3. Pertemuan Ketiga
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan ketiga selasa,
28 Februari 2012 adalah rangkaian gerak renang gaya dada, dilanjutkan
pengambilan data akhir tindakan II. Urutan pelaksanaan tindakan
tersebutu adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta
2) Peneliti dan guru menjelaskan kegiatan belajar mengajar, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator
yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan
pemanasan statis dan dinamis. Peneliti memberikan gerakan
pemanasan yang berkaitan dengan materi renang.
4) Peneliti dan guru memberikan pemanasan dengan permainan-
permainan yang dimodifikasi misalnya permainan hitam hijau, yang
dilakukan pada kolam, hal ini bertujuan agar siswa beradaptasi di air.
5) Peneliti dan guru mengamati dan melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas.
6) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi
yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik
rangkaian gerak renang gaya dada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
7) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
tugas yang dilakukan siswa, serta memberikan umpan balik (feedback)
kepada siswa yang melakukan tugas.
8) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada
siklus II dengan membagi kelompok pemberangkatan masing-masing
kelompok keberangkatan 2 orang siswa.
9) Peneliti dan guru melakukan posttest untuk siklus II, dengan mencatat
perolehan waktu untuk renang dengan menempuh jarak 20 meter dan
menilai kualitas gerakan renang gaya dada pada blangkon penelitian
yang telah disiapkan.
10) Diakhiri pertemuan penelitian dan guru melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi
mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
c. Pengamatan dan Interprestasi tindakan II
Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator selama pembelajaran siklus II berlangsung. Peneliti
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas.
Dalam pelaksanaan tindakan II terdapat kelebihan dan kekurangan yang
dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan
tindakan II berlangsung terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai
tolak ukur keberhasilan tindakan II, adapun kelebihan pelaksanaan Tindakan
II diantaranya :
1) Sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerakan renang gaya dada
dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang sama sekali belum
dapat menunjukkan gerakan renang gaya dada.
2) Melalui proses pengelompokan siswa dalam permainan sebagian besar
siswa dapat beradaptasi dalam permainan air yang dibuat olah guru dan
peneliti.
3) Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak kerepotan
dalam proses transfer materi kepada siswa. Melalui penguatan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
permainan dan games di air siswa lebih berani dan beradaptasi di
lingkungan air.
4) Siswa lebih berani untuk berenang di kolam yang dalam sebab telah
memiliki kemampuan untuk berenang dengan baik.
5) Konsentrasi siswa meningkat dalam memperhatikan materi yang
diberiakan sehingga siswa dapat dengan mudah memahami tugas ajar
yang diinginkan oleh guru.
6) Siswa semakin bersemangat.
Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan II ini masih terdapat
kekurangan, adapun kekurangan dalam pelaksanaan tindakan II tersebut
adalah :
1) Masih ada yang datang terlambat sehingga proses belajar mengajar
terganggu.
2) Kondisi cuaca yang tidak bersahabat membuat siswa banyak yang tidak
hadir tepat waktu sehingga pembelajaran menjadi terhambat.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan II, peneliti dan kolaborator
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut :
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus II telah menunjukkan hasil
yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan sedikit hanya
penguatan pada sebagian siswa, sedangkan sebagian lain adalah
penyempurnaan gerakan.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.
3) Metode sintesis progresif yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu
mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer
materi dapat berlangsung dengan maksimal, serta penguatan materi yang
dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik.
4) Hasil pekerjaan siswa pada pelaksanaan tindakan II menunjukkan
peningkatan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara
lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan I, dijelaskan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
a) Kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian teknik dasar renang gaya
dada telah menunjukkan hasil peningkatan dibandingkan dengan kondisi
pada siklus I.
b) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya dada telah
menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kondisi siklus I.
5) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus II,
akan dipertahankan dan ditingkatkan.
6) Melihat hasil yang diperoleh pada Tindakan II maka penelitian tindakan
kelas telah memenuhi target dari, rencana target yang diharapakan.
e. Diskripsi Data Tindakan I I
Selama pelaksanaan Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari
pengamatan; (1) kemampuan melakukan rangkaian gerak renang gaya dada (2)
Pemahaman konsep siswa terhadap renang gaya dada (3) Aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung.
Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan II setelah diberi
tindakan berupa penerapan metode sintesis progresif dalam kegiatan belajar
mengajar Renang Gaya Dada, dapat dilihat pada tabel berikut :
1) Aktivitas siswa (afektif) dalam Pembelajaran Renang Gaya Dada
setelah mendapatkan Tindakan Siklus II dengan Metode Pembelajaran
Pintesis Progresif.
Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap keberanian,
kedisplinan dan kebersamaan. Kondisi awal aktivitas siswa saat
pembelajaran renang gaya dada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1
Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 setelah diberikan tindakan Siklus
II dengan metode sintesis progresif disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 11. Aktivitas siswa (Afektif) Renang Gaya Dada setelah Mendapatkan Tindakan II dengan Metode Sintesis Progresif.
Aspek Kondisi Siklus II
Kriteria Jumlah anak Persentase
Perilaku yang di
Harapkan
25 92,59% Tuntas
2 7,41% Belum Tuntas
Berdasarkan hasil diskripsi pada table diatas aktivitas dalam
pembelajaran renang gaya dada pada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N
1 Sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2011 mengalami peningkatan yaitu
25 siswa atau 92,59%. Dan sisanya 2 siswa atau 7,41% masih belum mampu
menunjukkan sikap yang diinginkan.
2) Pemahaman konsep (Kognitif) dalam Pembelajaran Renang Gaya
Dada setelah mendapatkan Tindakan Siklus II dengan Metode
Pembelajaran Sintesis Progresif.
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui lembar
observasi berupa pertanyaan mengenai materi renang gaya dada. Kondisi
pemahaman konsep renang gaya dada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N
1 Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 setelah diberikan tindakan
Siklus II dengan Metode Sintesis Progresif disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
Tabel 12. Pemahaman Konsep (Kognitif) Renang Gaya Dada setelah Mendapatkan Tindakan II dengan Metode Sintesis Progresif.
Aspek Kondisi Siklus II
Kriteria Jumlah anak Persentase
Pemahaman Materi 27 100% Tuntas
- - Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep dalam pembelajaran renang gaya dada pada siswa kelas XI Tata
Busana I SMK N 1 Sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2011 mengalami
peningkatan dibanding kondisi awal yaitu 27 siswa atau 100%. Melihat
persentase ketuntasan maka pada tindakan II sudah mencapai target capaian
75%.
3) Penguasaan Kemampuan Renang Gaya Dada ( Psikomotor) setelah
mendapatkan Tindakan Siklus II dengan Metode Pembelajaran
Sintesis Progresif.
Penguasaan kemampuan renang gaya dada (Psikomotor) yang
dinilai terdiri dari gerakan kaki, gerakan lengan, teknik pernafasan,
rangkaian gerak renang gaya dada dan waktu jarak tempuh renang 20 meter.
Kondisi penguasaan kemampuan renang gaya dada siswa kelas XI Tata
Busana I SMK N 1 Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 setelah
diberikan tindakan Siklus II dengan metode sintesis progresif disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 13. Penguasaan Kemampuan Renang Gaya Dada (Psikomotor) setelah Mendapatkan Tindakan II dengan Metode Sintesis Progresif.
Aspek Kondisi Siklus II
Kriteria Jumlah anak Persentase
Penguasaan Teknik gerak
dan waktu tempuh
21 77,78% Tuntas
6 22,22% Belum tuntas
Berdasarkan tabel diatas, setelah diberi tindakan maka dapat
dijelaskan bahwa kondisi awal siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1
Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 dalam melakukan keseluruhan
teknik gerak renang gaya dada dengan benar mengalami peningkatan yaitu
21 siswa atau 77,78% sudah tuntas. Dan sisanya 6 siswa atau 22,22% masih
belum mampu menguasai teknik gerakan renang gaya dada. Melihat
persentase ketuntasan maka pada tindakan II sudah mencapai target 75%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
4) Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Renang Gaya Dada Setelah
mendapatkan Tindakan Siklus II dengan Metode Pembelajaran
Sintesis Progresif.
Hasil belajar renang gaya dada merupakan gabungan dari ranah
afektif, kognitif dan psikomotor. Kondisi hasil belajar siswa dalam
pembelajaran renang gaya dada siswa Kelas XI Tata Busana I SMK N 1
sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2011 setelah diberikan tindakan Siklus
II melalui Metode Pembelajaran Sintesis Progresif disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut :
Tabel 14. Hasil Belajar Renang Gaya Dada setelah Mendapatkan Tindakan II dengan Metode Sintesis Progresif.
Aspek Kondisi Siklus II
Kriteria Jumlah anak Persentase
Hasil Belajar Renang
Gaya Dada
22 81,84% Tuntas
5 18,52% Belum tuntas
Berdasarkan tabel diatas, setelah diberi tindakan maka dapat
dijelaskan bahwa hasil belajar siswa meningkat disbanding pada kondisi
awal, yang semula pada kondisi awal hanya 6 siswa atau 22.22% yang
tuntas, pada akhir siklus II meningkat menjadi 22 siswa atau 81,84% yang
tuntas. Melihat persentase capaian maka target capaian 75% pada akhir
siklus II sudah dapat tercapai.
Atas dasar ketuntasan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh
pada data observasi maka pembelajaran menggunakan metode sintesis
progresif yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga
tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
disimpilkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar renang gaya dada siswa kelas
XI Tata Busana I SMK N 1 Sapuran, Wonosobo tahun pelajaran 2011.
Kondisi awal hasil belajar renang gaya dada kelas XI Tata Busana I SMK
N 1 Sapuran Wonosobo Tahun Pelajaran 2011 belum menunjukkan hasil yang
maksimal. Melalui metode pembelajaran sintesis progresif pada renang gaya dada
kelas XI Tata Busana I SMK N 1 Sapuran, Wonosobo tahun pelajaran 2011.
Mampu meningkatkan hasil belajar renang gaya dada. Sebab pembelajaran ini
menitik beratkan pada proses pembelajaran. Guru pertama kali
mendemonstrasikan gerakan dan teknik dasar renang gaya dada, selanjutnya siswa
diminta melakukan gerakan sesuai dengan yang diperagakan oleh guru. Adapun
perbandingan hasil yang diperoleh selama proses tindakan serta sebelum diberikan
tindakan dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 15. Hasil Perbandingan Ketuntasan (KKM) Hasil Belajar Renang Gaya Dada setelah diberikan Metode Sintesis Progresif Siklus I dan Siklus II.
Keterangan Persentase
Data Awal Siklus I Siklus II
Tuntas 6 15 22
Prosentase ketuntasan 22,22% 55.56% 81,48%
Tidak Tuntas 21 12 5
Prosentase Ketidak Tuntasan 77,78% 44,44% 18,52%
Pada kondisi awal diperoleh hasil ketuntasan belajar yang sangat kurang.
Pada kondisi awal hanya 6 siswa yang mencapai kriteria untuk tuntas, sedangkan
sisanya belum. Pada siklus I terjadi peningkatan yaitu sejumlah 15 siswa
mencapai kriteria tuntas, sedangkan sisanya belum. Dan pada akhir siklus II
sejumlah 22 siswa mencapai kriteria tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan
tindakan I dan tindakan II dapat disimpulkan bahwa metode sintesis progresif
dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada siswa.
Secara keseluruhan hasil capaian hasil belajar siswa kelas XI Tata
Busana I SMK N 1 Sapuran Wonosobo tahun pelajaran 2011 pada materi renang
gaya dada dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 16. Pencapaian Hasil Belajar Siswa.
Aspek yang diukur Persentase capaian
Keterangan Siklus I Siklus II
Hasil belajar renang gaya
dada 55.56% 81,48%
Posentase diperoleh
melalui penilaian
hasil belajar renang
renang gaya dada,
dengan KKM: 70.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelituan Tindakan Kelas pada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1
Sapuran Wonosobo tahun Pelajaran 2011 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan
analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapakan pada
BAB IV, diperoleh simpulan sebagi berikut :
Metode sintesis progresif dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya
dada pada siswa kelas XI Tata Busana I SMK N 1 Sapuran Wonosobo tahun
Pelajaran 2011. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan
dari siklus I dan siklus II. Hasil belajar pada siklus I jumlah siswa yang tuntas
adalah 15 siswa dari 27 siswa dengan persentase 55.56% dan sisanya 44,44%
belum tuntas. Pada siklus II terjadi peningkatan persentase hasil belajar siswa
yang sangat memuaskan yaitu sebesar 22 siswa yang tuntas atau sekitar 81,48%
dan sisanya 5 siswa belum tuntas yaitu 18,52%.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu
kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam
menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang
digunakan guru dalam dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan
guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa
minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung dilapangan. Apabila guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
memiliki kemampuan yang baik dalam menyampiakan materi dan dalam
mengelola kelas serta didukung oleh teknik yang baik, maka guru akan dapat
menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh
siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif
dalam proses pembelajaran. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar, kondusif, efektif dan efisien.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
penerapan metode sintesis progresip dalam pembelajaran renang gaya dada dapat
meningkatkan hasil belajar renang gaya dada (baik proses maupun hasil),
sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru
yang ingin mengembangkan proses pembelajaran renang gaya dada kepada para
siswanya. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga,
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan
proses pembelajaran penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil
belajar renang gaya dada bagi pemula yang lebih efektif. Apalagi bagi guru yang
memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model
pembelajaran yang lebih banyak.
Melalui diterapkannya metode sintesis progresif siswa mampu
mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada renang gaya dada, sehingga
mampu memahami dan menirukan dengan baik.
Pemberian tindakan I dan II memberikan diskripsi bahwa terdapat
kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
Namun kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan
pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian
dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya
peningkatan kualitas pembelajaran penjas. Dari segi proses pembelajaran penjas,
penerapan metode pembelajaran sintesis progresif ini dapat merangsang aspek
motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran
penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran
jasmani, kerjasama, mengembangkan sikap yang kesemuanya ini sangat penting
dalam pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya pada guru SMK N 1 Sapuran Wonosobo, sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Hendaknya menerapkan metode sintesis progresif pada proses pembelajaran
yang menekankan pada keterampilan dasar bagi siswa. Melalui metode
sintesis progresif, siswa dapat memperhatikan unjuk kerja, ataupun contoh
gerakan yang didemonstrasikan oleh guru dan secara langsung siswa dapat
mengimplementasikan gerakan yang diperagakan secara langsung. Dalam
hal ini guru dapat langsung memberikan umpan balik terhadap kualitas
unjuk kerja siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa harus siap untuk mengikuti pemebelajaran dengan strategi apapun
yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan kesadaran sendiri untuk
mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan guru. Siswa perlu
meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai metode
belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan wawasan
seacara mandiri.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk dapat mengembangkan
penelitian tentang metode pembelajaran , sebab pada dasarnya terdapat
beberapa metode lain yang dapat digunakan untuk memodifikasi teknik
pembelajaran pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. dan Munadji, A. (1994). Dasar-dasar Pendidikan Jasmani.
Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Azhar, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Baharuddin. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : Al Russ Media.
Budiningsih. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarata : Balai Pustaka.
Dimyati. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Dumadi dan Dwijowinoto, K. (1992). Renang Materi Metode Penelitian. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dwijowinoto, K. (1979). Metode dan Teknik Renang. Semarang : UNNES.
Hidayatulloh, M.F. (2009). Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan
Cerdas. Surakarta : Yuma Pustaka.
Husdarto dan Saputra, Y.M. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Depdiknas.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Mnengah Bagian Proyek
Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Kholik, T. dan Lutan, R. (2001). Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Bandung :
CV. Maulana.
Kristiyanto, A. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan
Jasmani & Kepelatihan. Surakarta : UNS Pers.
Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode
Jakarta : Depdikbud. Dirjendikti.