UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL MELALUI …eprints.ums.ac.id/28350/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...

14
UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL MELALUI METODE PROYEK DENGAN PEMBUATAN SOUP BUAH PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI KRAKITAN III BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Kependidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) OLEH VIVI FINAZARWATI A53B111035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL MELALUI …eprints.ums.ac.id/28350/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...

UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL MELALUI

METODE PROYEK DENGAN PEMBUATAN SOUP BUAH

PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI

KRAKITAN III BAYAT KLATEN

TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Guru Kependidikan Anak Usia Dini

(PG – PAUD)

OLEH

VIVI FINAZARWATI

A53B111035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yati Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 715448 Surakarta 57102

Website: http://www.ums.ac.id Email: [email protected]

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:

Nama : Drs. H. Sutan Syahrir Zabda, M.H.

NIP/NIK : 142

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa :

Nama : Vivi Finazarwati

NIM : A53B111035

Program Studi : S1 PAUD

Judul Skripsi : UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL

MELALUI METODE PROYEK DENGAN PEMBUATAN

SOUP BUAH PADA ANAK KELOMPOK B DI TK

PERTIWI KRAKITAN III BAYAT KLATEN TAHUN

AJARAN 2013/2014

Naskah artikel tersebut, layak dan disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, .................................

Pembimbing

DRS. H. SUTAN SYAHRIR ZABDA, M.H.

NIK. 142

PENGESAHAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL MELALUI

METODE PROYEK DENGAN PEMBUATAN SOUP BUAH

PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI

KRAKITAN III BAYAT KLATEN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

VIVI FINAZARWATI

A53B111035

Telah disetujui oleh pembimbing skripsi untuk

dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi

Pada Tanggal : .......................................

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Drs. Sutan Syahrir Zabda, M. H ( )

2. Drs. M. Yahya, M. Si ( )

3. Drs. Ilham Sunaryo, M. Pd ( )

Surakarta, .....................................

Universitas Muhammadiyah Surakarta

UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL MELALUI

METODE PROYEK DENGAN PEMBUATAN SOUP BUAH

PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI

KRAKITAN III BAYAT KLATEN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Vivi Finarzarwati, A53B111035, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Program

Sarjana Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan Pendidikan AUD, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan guna mengembangkan kecerdasan sosial anak melalui

metode proyek dengan pembuatan soup buah pada anak kelompok B TK Pertiwi

Krakitan III Bayat Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Kondisi awal kecerdasan

sosial anak kurang berkembang dengan baik, hal ini disebabkan anak-anak masih

tidak mau berkawan dengan anak yang tidak berasal dari satu lingkungan, anak

masih membentuk pre geng. Penyebab lain adalah guru belum menerapkan

metode yang bervariatif sehingga anak merasa bosan dengan metode yang

monoton. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di TK Pertiwi Krakitan III Bayat

dengan subjek penelitian anak kelompok B yang berjumlah 15 anak. Data

mengenai kecerdasan anak diperoleh melalui lembar tabulasi skor perkembangan

kecerdasan sosial, sedangkan data penerapan metode proyek diperoleh melalui

lembar pedoman observasi penerapan metode proyek dan catatan lapangan.

Sedangkan data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis data

komparatif yaitu dengan membandingkan hasil pencapaian anak dengan indikator

yang ditargetkan. Dari analisis data menunjukkan bahwa pada Prasiklus diperoleh

data anak yang sudah mampu ada 5 anak atau 36.39%. Setelah dilakukan tindakan

perbaikan melalui siklus I diperoleh hasil sebesar 78.23% dan siklus II

kecerdasan sosial rata-rata anak dalam 1 kelas meningkat menjadi 92.5%. Dengan

demikian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode proyek dengan

pembuatan soup buah dapat mengembangkan kecerdasan sosial anak kelompok B

TK Pertiwi Krakitan III Bayat Klaten Tahun 2013/2014.

Kata kunci : Kecerdasan Sosial, Metode Proyek

A. PENDAHULUAN

Dalam bukunya “Frames of mind” (1983), Howard Gardner

mengemukakan mengenai teori kecerdasan majemuk (Multiple intelegence).

Dalam teori tersebut menegaskan ada banyak cara bagi anak-anak untuk

belajar dan meraih kecerdasan. Pada awalnya Gardner menemukan tujuh

kecerdasan, setelah itu Gardner menemukan kecerdasan ke 8. Dan terakhir

Gardner memunculkan adanya kecerdasan yang ke 9 yaitu kecerdasan

eksistensial. Berikut ini adalah macam-macam kecerdasan majemuk yang

dikemukanan oleh Gardner (dalam Musfiroh, 2010: 1.13) terdiri atas:

kecerdasan Verbal Linguistik, kecerdasan Logis Matematis, kecerdasan

Visual Spasial, kecerdasan Kinestetik, kecerdasan Musikal, kecerdasan

Naturalis, kecerdasan Interpersonal (sosial), kecerdasan Intra personal,

kecerdasan Eksistensial.

Kecerdasan sosial merupakan salah satu kecerdasan yang dimiliki

anak yang harus dikembangkan terutama untuk anak usia dini. Seseorang

yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan mencerna dan merespon

secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.

Cenderung menyukai dan efektif dalam hal mengasuh dan mendidik orang

lain, berkomunikasi, berinteraksi, berempati, dan bersimpati, memimpin dan

mengorganisasikan kelompok, berteman, menyelesaikan dan menjadi

mediator konflik menghormati pendapat dan hak orang lain, melihat sesuatu

hal dari berbagai sudut pandang, sensitif atau peka pada minat dan motif

orang lain, dan handal dalam bekerjasama dalam tim.

Banyak metode yang digunakan dalam pembelajaran untuk anak usia

dini. Metode yang digunakan di TK Pertiwi Krakitan III Bayat Klaten hanya

monoton yaitu metode pemberian tugas dan dilakukan di dalam kelas yang

masih menggunakan model pembelajaran klasikal. Karena model

pembelajaran yang monoton tersebut anak merasa jemu dan bosan berada di

dalam kelas, sehingga kecerdasan sosial anak tidak berkembang secara

optimal. Dengan permasalahan di atas secara tidak langsung penyebabnya

adalah guru TK Pertiwi Krakitan III Bayat Klaten karena belum bisa

menerapkan metode yang tepat serta memanfaatkan ruangan yang ada di

sekolah untuk mengembangkan kecerdasan sosial anak.

Dengan metode pembelajaran yang monoton menyebabkan

kecerdasan sosial anak menjadi rendah. Anak-anak kurang mampu menjalin

kerjasama dengan temannya. Hal ini dapat terlihat ketika guru memberikan

kegiatan bermain leggo secara kelompok, anak-anak masih bersifat egois dan

tidak mau berbagi dengan teman yang lain dan tidak menjalin kerjasama

dengan teman sebelahnya.

Dalam KBK 2004 (dalam Jumini, 2008) yang termasuk indikator

kecerdasan sosial yaitu: bekerjasama dalam menyelesaikan tugas, mau

berbagi dengan orang lain, bersedia bermain dengan teman sebaya dan orang

dewasa.

Metode proyek memberikan suatu pengetahuan atau keahlian dengan

menyelesaikan beberapa permasalahan sederhana dengan cara yang sama.

Proyek berasal dari kata dalam bahasa latih proyectycum yang memiliki

makna maksud dan tujuan atau rencana. Menurut Katz (dalam Gunarti, dkk.

2008) proyek merupakan penyelidikan dalam waktu yang lama, kegiatan

yang bersifat konstruktif dan berpusat pada bermain. Anak-anak terlibat

berulang kali dalam metode proyek ini dengan cara membangun pemahaman

mereka sendiri terhadap topik-topik yang sudah dikenal oleh anak. Warner

dan Sower (dalam Gunarti, dkk. 2008) menjelaskan bahwa proyek merupakan

salah satu cara untuk menarik perhatian dan pemikiran anak untuk terlibat

secara aktif dalam pembelajaran.

Kelebihan Metode Proyek menurut

http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/03/pembahasan-metode-proyek.

..2013/10/20 menjelaskan mengenai kelebihan metode proyek sebagai

berikut: dapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa, di mana siswa

masing-masing belajar dan bekerja sendiri, memberikan kesempatan kepada

setiap siswa, untuk mempraktekkan apa yang dipelajari, melalui metode

proyek memperhatikan segi minat, perbedaan serta kemampuan masing-

masing, dan dapat menumbuhkan sikap sosial dan kerjasama yang baik.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Krakitan Bayat III di desa

Krakitan kecamatan Bayat kabupaten Klaten provinsi Jawa Tengah dan telah

diakreditasi dengan nilai B. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun

pelajaran 2013/2014.

Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir penelitian. Mulai ditemukannya masalah terutama mengenai

kecerdasan sosial anak kelompok B TK Pertiwi Krakitan III Bayat yang

masih rendah, dan tindakan perbaikan yang dilakukan melalui tindakan siklus

I meliputi: perencanaan tindakan I, pelaksanaan tindakan I,

pengamatan/pengumpulan data I dan refleksi I, dan pelaksanaan kegiatan

perbaikan di siklus II dengan tahapan yang sama pada siklus I untuk

mengembangkan kecerdasan sosial. Dan jika hasilnya belum memenuhi target

yang ditentukan maka tindakan perbaikan dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah

melalui siklus. Dan dalam setiap satu siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu:

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data

kualitatif yaitu informasi yang berbentuk narasi atau kata-kata yang diperoleh

dari lembar observasi penerapan metode proyek untuk mengembangkan

kecerdasan sosial anak dan format catatan lapangan . Selain menggunakan

data kualitatif penelitian ini juga menggunakan data kuantitatif yaitu data

yang berupa angka-angka atau lambang bilangan yang diperoleh dari Lembar

observasi perkembangan kecerdasan sosial yang kemudian dicatat dalam

lembar tabulasi skor butir amatan kecerdasan sosial anak.

Sumber data pada penelitian ini ada 2 yaitu : sumber data kecerdasan

sosial yang diperoleh dari anak dengan cara melakukan pengamatan terhadap

perkembangan kecerdasan sosial anak dengan cara pemberian skor pada

lembar pedoman observasi perkembangan kecerdasan sosial anak yang

kemudian ditabulasikan dan dicatat dalam lembar tabulasi skor butir amatan

kecerdasan sosial anak dan sumber data penerapan metode yang diperoleh

melalui lembar observasi penerapan metode proyek pembuatan soup buah

yang dilaksanakan guru dengan cara memberi tanda (V) pada kolom “Y” jika

kegiatan dilaksanakan guru dan “T” jika kegiatan tidak dilaksanakan guru.

Teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan peneliti adalah

lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi serta foto kegiatan

anak. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan adalah: lembar

observasi perkembangan kecerdasan sosial yang berupa hasil penilaian

terhadap perkembangan kecerdasan sosial anak dan lembar observasi

penerapan metode proyek dengan pembuatan soup buah untuk

mengembangkan kecerdasan sosial anak yang berupa (V) pada kolom “Y”

atau “T”.

Teknik validitas data yang dipakai dalam penelitian ini dengan

triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain, artinya peneliti melakukan

pengecekan kebenaran data yang telah dianalisis oleh peneliti yang berperan

sebagai guru kelas dengan membandingkan data guru pendamping sebagai

rekan kolabarator yang berperan membantu peneliti dalam memperoleh data

yang diperlukan.

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

komparatif dengan cara membandingkan rata-rata kecerdasan sosial anak

yang diperoleh pada siklus I dengan hasil rata-rata kecerdasan sosial anak

pada siklus II dan teknik analisis kritis dengan cara mengungkap kelemahan

dan kelebihan dalam penerapan metode proyek pada saat pelaksanaan

tindakan baik siklus I maupun siklus II.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti

membuat perencanaan yang matang terlebih dahulu. Pada siklus I ini

perencanaan tindakan disusun oleh peneliti berkoordinasi dengan

kolaborator, perencanaan kegiatan siklus I ini dilakukan pada hari

Senin, 02 Desember 2013 dengan peneliti sebagai pelaksana dan

kolaborator sebagai observernya. Adapun tindakan siklus I akan

dilaksanakan 2 kali pertemuan dipilih pada saat tema “Tanaman”.

Pertemuan pertama pada hari Selasa, 03 Desember 2013 dan

pertemuan kedua Kamis, 05 Desember 2013. Pada perencanaan ini

peneliti selain membuat rencana pengembangan bidang (RPB),

peneliti juga mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk

pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu menyediakan

media pembelajaran yang akan digunakan seperti peralatan untuk

membuat soup buah.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 03

Desember 2013 dengan jumlah peserta didik sebanyak 15 anak yang

terdiri dari 8 anak perempuan dan 7 anak laki-laki. Pembelajaran

dilakukan selama 1 jam atau + 60 menit mulai dari pukul 07.30-

08.30 WIB. Pada pertemuan pertama ini dilakukan 3 tahap

pembelajaran yaitu Pendahuluan: Baris, masuk ke dalam kelas

mengucap doa dan mengucap salam, kemudian dilanjutkan kegiatan

bercakap-cakap mengenai jenis tanaman. Inti: Guru memperlihatkan

jenis buah-buahan dan anak menyebutkan namanya serta

menjelaskan pelaratan yang akan digunakan. Setelah itu guru

menjelaskan langkah-langkah pembuatan soup buah. Setelah selesai

membagi anak dalam beberapa kelompok dan memberikan

kesempatan pada anak untuk mempraktekkannya. Penutup: Setelah

kegiatan selesai bersama-sama makan soup buah. Setelah selesai

guru melakukan tanya jawab mengenai kegiatan yang telah

dilakukan dan memberikan reward pada kelompok yang paling

kompak.

Pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis, 5 Desember 2013

dengan tahapan sama seperti pertemuan pertama yaitu: pendahuluan,

inti dan penutup.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung,

terutama terhadap keberhasilan aspek penilaian yang berupa

kemampuan sosial anak saat guru menerapkan metode proyek

dengan pembuatan soup buah, terutama kemampuan sosial anak

dalam bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, mau berbagi

dengan orang lain dan bersedia bermain dengan teman sebaya dan

orang dewasa yang telah dicatat pada lembar penilaian observasi.

Perubahan kecerdasan sosial anak ini dicatat pada setiap siklusnya

Kemampuan sosial anak kelompok B TK Pertiwi Krakitan III

Bayat pada prasiklus masih rendah. Hal ini terlihat pada hasil

pencapaian anak terutama pada kemampuan sosial anak pada saat

kegiatan kelompok hanya sebesar 30 % atau hanya 4 anak yang

sudah mampu. Sedangkan rata-rata kecerdasan sosial anak dalam 1

kelas baru mencapai 36.39%. Setelah diadakan tindakan perbaikan

melalui siklus I, maka anak yang masuk dalam penilaian sudah

mampu bertambah menjadi 10 anak atau mencapai sekitar 68% dan

kecerdasan sosial anak rata-rata dalam 1 kelas mencapai 78.23%.

Dengan demikian hasilnya masih belum dapat memenuhi target yang

telah ditentukan sebelumnya, sehingga peneliti perlu melanjutkan

penelitiannya untuk dapat memenuhi target yang telah ditentukan

yaitu sebesar 90%.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bersama

rekan kolaborator pada saat pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti

dan kolaborator kemudian melakukan analisis terhadap jalannya

proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan sosial anak

dan menganalisis kelemahan dan kelebihan yang terjadi pada siklus

I. Kekurangannya: 1) ada dua anak yang tidak mau berbagi buah

dengan temannya, 2) masih ada anak yang asyik main sendiri,

3) ada anak yang tidak mau meminjamkan peralatan pada temannya,

4) anak-anak masih berebut tugas dengan temannya. Sedangkan

kelebihannya: 1) sudah ada anak yang mampu menjadi pemimpin

dalam kelompoknya, 2) sudah ada komunikasi yang baik dengan

teman 1 kelompoknya.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Pada perencanaan tindakan siklus II ini disusun oleh peneliti

dengan melibatkan rekan kolaboratornya. Perencanaan tindakan

siklus II dilakukan pada hari Senin, 09 Desember 2013. Pada waktu

diskusi telah disepakati bahwa peneliti sebagai pelaksana

pembelajaran dan kolaborator membantu dalam pelaksanaan

pembelajaran sampai selesai selaku observernya. Dalam pelaksanaan

kegiatan ini alokasi waktu setiap pertemuan + 60 menit. Adapun

tindakan disiklus II akan dilaksanakan 2 kali pertemuan pada saat

tema “Tanaman”. Pada perencanaan tindakan ini telah ditentukan

bahwa pertemuan pertama pada hari Selasa, 10 Desember 2013 dan

pertemuan kedua pada hari Kamis, 12 Desember 2013. Selain

membuat RBP peneliti juga mempersiapkan peralatan yang akan

digunakan untuk pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan seperti

buah-buahan dan peralatan pembuatan soup buah.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II pada hari Selasa, 09 Desember

2013 sebagai pertemuan pertama siklus II. Pembelajaran dilakukan

di kelompok B dengan jumlah anak sebanyak 15 anak yang terdiri

dari 8 anak perempuan dan 7 anak laki-laki. Pelaksanaan tindakan

siklus II ini sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari 3

tahap yaitu Pendahuluan : Baris masuk kelas berdoa, mengucap

salam dilanjutkan dengan kegiatan bercakap-cakap mengenai hasil

tanaman yang bisa dimakan. Inti : Pada kegiatan inti guru

menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan menyuruh

anak memilih kelompoknya yang terdiri dari 5 anak. Sebelum

memulai kegiatan anak diminta untuk berdiskusi membagi tugas

agar tidak berebut dan terjalin kerjasama dengan baik, barulah

pembelajaran melalui metode proyek dengan pembuatan soup buah

dimulai. Pada saat kegiatan berlangsung guru melakukan

pengamatan dan memberikan motivasi pada anak. Penutup : Guru

memberikan pujian dan tepuk tangan sebagai penghargaan pada anak

karena telah bekerjasama dengan baik. Kemudian dilanjutkan dengan

tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan. Barulah guru

memberikan kesimpulan terhadap kegiatan yang baru saja dilakukan.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 12

Desember 2013 dengan tahapan seperti pertemuan pertama yaitu

pendahuluan, inti dan penutup.

c. Observasi

Sewaktu pembelajaran berlangsung peneliti melakukan

observasi dan mencatat setiap perkembangan kemampuan sosial

anak melalui metode proyek dengan pembuatan soup buah. Dari

hasil tabulasi skor butir amatan perkembangan kecerdasan sosial

anak diperoleh rata-rata kecerdasan sosial anak dalam 1 kelas

sebesar 92.5%. Hal ini disebabkan pada siklus II ini pembelajaran

lebih menyenangkan, anak-anak semakin antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Bahkan anak-anak sudah mampu menjalin kerjasama

dengan kelompoknya, sudah mau berbagi tugas dan mengajak

komunikasi dengan orang lain

d. Analisis dan Refleksi

Refleksi yang dilakukan oleh peneliti dengan kolaborator

pada siklus II yaitu: dalam pembagian kelompok sudah baik karena

diserahkan pada anak sehingga anak dapat memilih teman yang

dapat diajak kerjasama, meningkatnya jumlah anak yang mampu

menjalin komunikasi dan kerjasama dengan teman-temannya, anak

menjadi lebih akrab dan mau berbagi dengan temannya baik berbagi

tugas maupun peralatan dengan temannya, jumlah anak yang

memiliki kemampuan sosial meningkat dengan rata-rata kecerdasan

sosial anak dalam 1 kelas sebesar 92.5%.

3. Perbandingan dan peningkatan pembelajaran siklus I dan siklus II

Prosentase keberhasilan terhadap rata-rata kecerdasan sosial anak

dalam 1 kelas pada prasiklus atau sebelum guru menerapkan metode

proyek kecerdasan rata-rata anak hanya sebesar 36.39%, setelah

dilakukan tindakan perbaikan pada siklus I hasilnya meningkat , rata-rata

kecerdasan sosial anak dalam 1 kelas mencapai78.23%. Kemudian

penelitian dilanjutkan ke siklus II dan hasilnya meningkat menjadi

92.5%. Dengan demikian penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena

hasilnya telah melampaui target yang ditentukan sebelumnya yaitu

sebesar 90%.

D. SIMPULAN

Berdasarkan serangkaian kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang telah dilaksanakan oleh peneliti melalui tindakan siklus I dan II maka

dapat disimpulkan bahwa: 1) Melalui metode proyek dengan pembuatan soup

buah dapat mengembangkan kecerdasan sosial pada anak kelompok B TK

Pertiwi Krakitan III Bayat Klaten Tahun Ajaran 2013/2014; 2) Melalui

metode proyek dengan pembuatan soup buah dapat mengembangkan

kecerdasan sosial rata-rata anak dalam 1 kelas sebelum diterapkan metode

proyek dengan pembuatan soup buah kecerdasan sosial anak hanya sebesar

36.39% atau hanya 4 anak yang masuk kategori mampu. Setelah dilakukan

tindakan siklus I meningkat menjadi 78.23% dan setelah dilakukan tindakan

siklus II meningkat lagi menjadi 92.5% .

DAFTAR PUSTAKA

Astuti Willi. 2011. Bermain dan Teknik Permainan. Solo Baru : Qinant

Depdikbud. 1996 . Didaktik / Metodik Umum di Taman Kanak-kanak: Depdikbud

Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan menengah.

Depdiknas. 2005. Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak: Depdiknas Jakarta

: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rahman. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.

Jumini (2008). Materi Pelatihan Guru Non PNS Kabupaten Klaten. Pelaksanaan

Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA. Klaten: IGTKI

Kabupaten Klaten

Musfiroh Tadkiroatun. 2010. Materi Pokok Pengembangan Kecerdasan Majemuk.

–Cet.5. Ed.1. Jakarta: Universitas Terbuka

Hidayati Nur Sri , Setiano Mangoen Prasodjo, A 2005. Anak Masa depan

Dengan Multi Intelegensi. Yogyakarta: Pradipta Publishing.

Waluyo Adi . 2002. Program Pendidikan Pra Sekolah. Yogyakarta: PGTKI Bina

Insan Mulia.

http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/03/pembahasan-metode-proyek...diakses

2013/10/20