Upaya KesehatanPuskesmas

63
Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas 1. Promosi Kesehatan a. Pengertian proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986). Suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam konteks masyarakatnya, bukan hanya perubahan perilaku saja, tetapi juga terjadinya perubahan lingkungan ( Victorian Health Foundation Australia, 1997) Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan. b. Strategi Promosi Kesehatan Menurut Piagam Ottawa, 1986 : ~ Kebijakan Berwawasan Kesehatan ~ Lingkungan yang Mendukung ~ Reorientasi Pelayanan Kesehatan ~ Keterampilan Individu

description

kesehatan

Transcript of Upaya KesehatanPuskesmas

Page 1: Upaya KesehatanPuskesmas

Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

1. Promosi Kesehatan

a. Pengertian

proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan

dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat,

seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari

aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan

lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986).

Suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh

dalam konteks masyarakatnya, bukan hanya perubahan perilaku saja,

tetapi juga terjadinya perubahan lingkungan ( Victorian Health Foundation

Australia, 1997)

Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk

memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan

lingkungan.

b. Strategi Promosi Kesehatan

Menurut Piagam Ottawa, 1986 :

~ Kebijakan Berwawasan Kesehatan

~ Lingkungan yang Mendukung

~ Reorientasi Pelayanan Kesehatan

~ Keterampilan Individu

~ Gerakan Masyarakat

Menurut WHO, 1984 :

Advokasi (advocacy)

Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang

menguntungkan kesehatan.

Dukungan Sosial (social support)

Page 2: Upaya KesehatanPuskesmas

Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari

tokoh masyarakat .

Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)

Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan

kesehatannya.

c. Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran Primer

Sesuai misi pemberdayaan.Misal : kepala keluarga, ibu

hamil/menyusui, anak sekolah

Sasaran Sekunder

Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh

adat, tokoh agama.

Sasaran Tersier

Sesuai misi advokasi.Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat

sampai ke daerah .

d. Kegiatan Pokok

Penyuluhan kesehatan masyarakat.

Sosialisasi program kesehatan.

Perwatan kesehatan masyarakat.

Program hidup sehat dan bersih.

e. UKBM (Upaya Bersumber Daya Masyarakat)

UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia) adalah salah satu

wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

Tebagi atas :

Masyarakatdesa

Page 3: Upaya KesehatanPuskesmas

Posyandu Balita

Posyandu Lansia

Pos Pelayanan Khusus ( Rumah Sosial)

Pos UKK ( Upaya Kesehatan Kerja)

Pengembangan Desa Siaga

Masyarakat Sekolah

Pelatihan kader kesehatan / dokter kecil

Pembinaann guru UKS

Lomba Dokter Kecil

Lomba Sekolah Sehat

Pelatihan Kader Poskestren

Penyuluhan Kesehatan di Sekolah dan Ponpes

Penjaringan Kesehatan

Pemeriksaan Kesehatan Berkala

2. Program Kesehatan Lingkungana. Tujuan

Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan masyrakat yang seoptimal mungkin dalam

rangka mencapai kualitas yang setinggi-tingginya dalam wujud upaya

kesehatan lingkungan dan pelestarian lingkungan yang dinamis serta

meningkatkan dan memupuk peran serta dalam meningkatkan upaya

kesehatan lingkungan.

Tujuan Khusus

Page 4: Upaya KesehatanPuskesmas

Merubah dan mengendalikan atau menghilangkan kebiasaan buruk di

kalangan masyarakat yang dapat berpengaruh terhadap rendahnya kualitas

kesehatan lingkungan mereka.

b. Kegiatan Pokok :

Klinik sanitasi puskesmas

a. Klinik sanitasi (konseling)

b. Kunjungan rumah

Pengamanan tempat pengelolaan pestisida

a. Inspeksi tempat sarana pengelolaan pestisida.

b. Pengawasan tempat dan prosedur pengelolaan pestisida.

c. Pembinaan kepada masyarakat tentang penggunaan pestisida.

pengawasan saluran pembunganan air limbah.

c. Inspeksi saluran – saluran pembuangan limbah akhir,

baik rumah tangga atau pabrik pabrik sekitar.

d. Pemantauan berkala sanitasi saluran pembuangan

limbah akhir.

e. Pengawasan mekanisme pembuangan limbah akhir.

Pengawasan sumber air minum, jamban keluarga (SAMI – JAGA)

a. Inspeksi sanitasi sumber air bersih,serta jamban keluarga.

b. Pembinaan kelompok masyarakat atau keluarga tentang

pemakaian air yang bersih dan sehat dan jamban keluarga yang

sehat.

Hygiene dan sanitasi tempat- tempat umum dan TPM.

a. Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum dan TPM

b. Pemantauan berkala sanitasi TTU dan TPM

c. Pengawasan sanitasi TTU dan TPM.

Hygiene dan sanitasi makanan serta minuman

Page 5: Upaya KesehatanPuskesmas

a. Inspeksi hygiene dan sanitasi tempat pengelolaan bahan makanan serta

minuman non industry.

b. Pembinaan dan pengawasan prosedur mekanisme pengelolaan bahan

makanan dan minuman non industry.

c. Mengawasi bahan pangan yang sering dikonsumsi masyarakat.

Survey Jentik nyamuk dan berbagai vector penyakit.

a. Pengawasan tempat-tempat yang potensial menjadi perindukan vector-

vector penyakit, terutama pada musim penghujan.

Misalnya dengan cara melakukan survey ke wilayah jangkauan puskesmas

dengan memeriksa tempat- tempat potensial, seperti genangan air, tempat

yang kumuh, dan melakukan pencatatan kepada wilayah yang sudah terdapat

penderita penyakit karna vector seperti DBD, kemudian melakukan tindakan

cepat membrantas jentik-jentik dan tempat perindukan, dan menggerakkan

eran serta dari masyarakat.

b. Pembinaan kepada desa (wilayah masyarakat) yang potensial timbul

penyakit yang ditularkan oleh vector, seperti DBD.

Dilakukan pemantauan, pengawasan yang intensif kepada wilayah yang potensial

serta melakukan tidakan tanggap penyakit, serta bersiaga apabila terjadi

KLB di wilayah terebut.

c. Indikator kecamatan yang sehat

Lingkungan yang sehat.

Perilaku masyarakat yang sehat dan mencerminkan budaya sehat yang baik.

Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Derajat kesehatan penduduk kecamatan yang semakin meningkat.

3. Upaya KIA/KBa. Tujuan

Tujuan Umum

Page 6: Upaya KesehatanPuskesmas

Meningkatkan Cakupan dan Kualitas Pelayanan antenatal puskesmas di daerah

miskin perkotaan dan pedesaan dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan

AKB

Tujuan Khusus

~ meningkatkan pemenuhan kebutuhan petugas pelaksana pelayanan antenatal

~ Memperbaiki pelayanan dalam rangka pemenuhan hak ibu hamil

~ Memperbaiki Alur pelayanan antenatal

~ Mengembangkan Model peningkatan Cakupan dan kualitas pelayanan

antenatal (TAHAP II)

b. Progam pokok

Pembinaan kesehatan ibu

Pelayanan ibu resiko tinggi berupa cakupan pelayanan konseling,

penanganan dan rujukan.

Persalinan oleh tenaga kesehatan.

Cakupan peserta KB aktif.

Pelayanan neonatus, bayi dan anak balita.

Perawatan ibu nifas

c. KB

Pengertian

Adalah Perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu

yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperpanjang, dan kelahiran slanjutnya

dapat dicegah apabila jumlah anak telah tercapai yang diinginkan untuk membina

keluarga yang sehat dan sebaik-baiknya. Menuju normal Keluarga kecil Bahagia

dan Sejahtera ( NKKBS ).

Sasaran

Pasangan usia subur, dengan istri usia anatara 15-49 tahun.

Langkah pelaksanaan program KB

Page 7: Upaya KesehatanPuskesmas

- Pendataan sasaran PUS

- Konseling KB untuk PUS

- Pelayanan kontrasepsi yang sesuai dengan standar.

- Pengadaan alat dan obat kontrasepsi.

- Pelatihan klinis pelayanan KB.

- Pelatihan peningkatan kinerja program KB

- Penguatan sistem informasi pelayanan KB.

- Evaluasi dan monitoring.

d. Pelayanan Antenatal

Cakupan pelayanan antenatal adalah prosentasi ibu hamil pertama

kali yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan untuk

mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan

program dalam menggerakkan masyarakat.

Pelayanan ibu hamil

- Penimbangan berat badan dan tinggi badan.

- Mengukur tekanan darah.

- Skrining status imunisasi tetanus (2 dosis tetanus toxoid)

- Mengukur tinggi fundus uteri.

- Pemberian tablet besi

- Konseling

- Pemeriksaan laboratorium sederhana.

o SOP pelayanan antenatal

o SOP pemeriksaan kehamilan

o Tujuan

Sebagai sarana dalam melakukan pemeriksaan Antenatal Care sehingga dapat

menyelesaikandengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh

Page 8: Upaya KesehatanPuskesmas

kesehatan yang optimal ada masa nifas serta dapat menyusui dengan benar dan

baik.

o Ruang lingkup

Pemeriksaan ibu hamil di unit pelayanan KIA dan KB

o Uraian umum

ANC adalah pelaksanaan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama

kehamilan.

Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan

selama hamil, bersalin dan nifas.

Mendeteksi dini faktor resiko dan menangani masalah terkait secara dini.

o SOP pengisian kartu ibu hamil

o Tujuan

Sebagai acuan dalam pengisian kartu status secara lengkap dan teliti.

o Ruang Lingkup

Kertu status ibu hamil meliputi:

Ante Natal Care (ANC)

Audit Maternal Perinatologi (AMP)

Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)

Deteksi Resiko Tinggi (DRT)

Pemberian zat besi

o SOP pemeriksaan denyut jantung janin

o Tujuan

Sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin

khususnya jantung janin dalam rahim.

o Ruang lingkup

Ibu hamil dalam usia kehamilan 16 minggu/4 bulan yang datang ke unit KIA

dan rumah sakit bersalin.

Page 9: Upaya KesehatanPuskesmas

o Ketrampilan petugas

Bidan terlatih dan dokter

e. Pelayanan Neonatus, Bayi dan Balita

o Pelayanan Neonatus

o Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari.

o Pelayanan kesehatan dasar berupa ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa

perawatan mata, tali pusar, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan

pada saat lahir, hepatitis B1(bila tidak diberikan pada saat bayi lahir),

manajemen tepadu bayi muda.

o Pelayanan neonatus yang sesuai dengan standar yaitu minimal 3x, pada 6-24

jam setalah kelahiran, 3-7 hari setelah kelahiran dan pada hari ke 28 yang

difasilitasi kesehatan atau kunjungan ke rumah.

o Pelayanan Bayi

o Setiap bayi berhak mendapat pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu pada 29

hari- 3 bulan, 3-6 bulan, 6-9 bulan dan terakhir 9-11 bulan.

o Pelayanan kesehatan dasar berupa imunisasi yang wajib yaitu BCG, campak,

DPT/HB1-3, polio 1-4, dan stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang

(SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.

o Dosis imunisasi, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B,

dan 1 dosis campak.

o Pelayanan Balita

o Setiap anak usia 12-59 bulan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan 8x

dalam setahun, yang tecatat dalam kohrt anak balita pra sekolah, buku

KIA/KMS, dan buku pencatatan.

o Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap usia 12-59 bulan,

dilaksanakan minimal 2x dalam setahun.

Page 10: Upaya KesehatanPuskesmas

o Suplementasi vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) pada usia 12-59 bulan, yang

dilakukan 2x pertahun pada bulan februari dan agustus.

o Posyandu balita didaerah kota BSB

Menggunakan sistem lima kerja :

Meja 1 : pendaftaran dilakukan oleh kader.

Untuk balita yang belum pernah ikut posyandu didaerah tsb harus mendaftar

terlebuh dahulu.

Meja 2 : penimbangan bayi dan anak balita dilakukan oleh kader.

Meja 3 : pengisian KMS dilakukan oleh kader.

Meja 4 : penyuluhan kepada ibu- ibu yang memnpunyai anak balita.

Meja 5 : pelayanan imunisasi, untuk vitamin warna meraj diberikan pada balita

uasia 1 tahun-5 tahun. Sedangkan kapsul biru diberikan pada usia 6 bulan -11

bulan. Serta diberikan pemberian makanan tambahan maanan bayi dan balita.

o SOP pelayanan

o SOP pengisian kartu anak

Tujuan

Sebagai acuan dalam pengisian kartu status anak secara lengkap dan benar.

Ruang lingkup

Kartu Anak untuk anak  yang datang ke unit pelayanan KIA

Ketrampilan petugas

Bidan dan petugas terlatih.

o SOP pengisisan kartu bayi

Tujuan

Sebagai acuan dalam pengisian kartu status bayi secara lengkap dan benar.

Ruang lingkup

Kartu status bayi untuk dibawah 1 tahun yag datang ke unit KIA

Ketrampilan petugas

Page 11: Upaya KesehatanPuskesmas

Bidan, tenaga terlatih dan dokter

o SOP pemberian imunisasi polio

Tujuan

Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai daya tahan

terhadap penyakit polio. 

Ruang lingkup

Semua pasien yang akan melakukan imunisasi polio di unit pelayanan KIA pada

anak berumur 0 - 11 bln 

Ketrampilan petugas

Bidan, dokter dan perawat.

o SOP pemberian imunisasi BCG

Tujuan

Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette – Guerin

(BCG )agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC)

Ruang lingkup

Semua pasien yang akan di imunisasi BCG di unit pelayanan KIA pada anak

berumur 0 -  11 bln

Ketrampilan petugas

Bidan, perawat dan dokter.

Uraian umum

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosa

( batuk darah )

 Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam

o SOP membimbing ibu cara menyusui yang baik

Tujuan

Sebagai acuan dalam membimbing ibu melakukan cara menyusui yang baik

Ruang lingkup

Semua pasien post partum yang menyusui.

Page 12: Upaya KesehatanPuskesmas

Ketrampilan petugas

Dokter dan bidan yang trampil

o SOP pemberian imunisasi tetanus toxoid

Tujuan

Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT  untuk pemberian kekebalan

aktif terhadap  tetanus

Ruang lingkup

Petunjuk kerja ini mencakup unit pelayanan di ruang  tindakan, unit pelayanan

KIA yang diberikan pada ibu hamil dan calon penganten. 

Ketrampilan petugas

Bidan terlatih dan dokter

Uraian umum

Imunisasi Tetanus Toxoid terbukti sebagai satu upaya pencegahan penyakit

Tetanus.Diberikan  pada usia kehamilan trimester pertama, dengan interval

waktu 4 minggu.Disuntikan pada lengan atas secara intra muscular (im)

sebanyak 0,5 ml, Intra Muskular atau subcutanSebelumnya lengan dibersihkan

dengan kapas yang telah dibasahi air hangat.

d. Pelayanan nifas

oNifas adalah periode mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan.

oIbu yang mendapatkan pelayanan nifas pertama kali sesuai standar adalah 6

jam sampai 7 hari paska persalinan.

oPelayanan nifas yang sesuai standar yaitu pemberian vitamin A dua kali dan

atau persiapan pemasangan KB pasca persalinan.

oCakupan pelayanan nifas yang sesuai, 3 kali minimal yaitu pada 6 jam – 7 hari

paska persalinan, minggu ke 2 dan minggu ke 6.

4. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)oPengertian

Page 13: Upaya KesehatanPuskesmas

Pemberantasan penyakit menular adaalah upaya untuk menurunkan dan

mengurangi angka keakitan dan angka kematian akibat penyakit menular yang

banyak menyerang bayi, anak-anak, ibu, dan angkatan kerja. Secara epidemiologis

pemberantasan penyakit menular harus memperhatikan faktor-faktor: host, agent,

environment dan time, place, person, sehingga upaya pemberantasan harus dapat

memutuskan mata rantai penularan penyakit.

o Tujuan

Menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah akibat buruk lebih

lanjut dari penyakit.

Mengkosolidir penyakit yang telah dapat dikendalikan

o Kegiatan Pokok

Surveilns epidemiologi, meliputi pengamatan penyakit menular, pemantauan

wilayah setempat, pengamatan vektor dan pemeriksaan laboratorium.

Pengobatan penderita, baik yang bersifat pencegahan atau penyembuhan

dalam rangka memutuskan rantai penularan.

Pemberantasan vektor secara mekanis, kimiawi dan biologi.

Imunisasi untuk mencegah penyakit: TB paru, difteria, pertusis, tetanus,

campak, polio, dan hepatitis B.

Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit seperti: diare,

malaria, demam berdarah, rabiess, dll.

o Pelaksanaan kegiatan

Surveilans Epidemiologi

o Pengertian

Definisi epidemiologi menurut WHO (1989) adalah ilmu yangmempelajari

distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa yang berkaitan

dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu

tersebut untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan.

Page 14: Upaya KesehatanPuskesmas

Pengertian Surveilans (WHO) adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan

interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi

kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

Surveilans epidemiologi adalah kegiatan aalisis secara sistematis dan terus menerus

terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi

terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan

tersebut, agar dapat melakukan tinakan penanggulangan secara efektif dan efisien

melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi

epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

o Tujuan surveilans

1. Menentukan data dasar/besarnya masalah kesehatan

2. Memantau atau mengetahui kecenderungan penyakit

3. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa

4. Membuat rencana, pemantauan, penilaian atau evaluasi program kesehatan.

o Perolehan data dari seumber – sumber :

a. Penderita yang datang ke Puskesmas.

b. Laporan kematian dari desa dan kecamatan.

c. Laporan dari petugas lapangan atau bidan desa.

d. Laporan dari lurah/kepala desa, pamong desa, kader dn masyarakat bila

sekonyong-konyong ad penduduk yang menderita sakit atau meninggal lebih

banyak dari biasanya.

e. Rekapitulasi dan tabulasi dari laporan bulanan data kesakitan.

o Pengobatan penderita

Pengobatan terhadap penderita penyakit menular harus dilakukan secepatnya agar

penyakit tidak sempat menular secara luas.Pengobatan yang cepat dan tepat bukan

hanya dapat menyembuhkan saja,tetapi dapat mencegah menularnya penyakit yang

berarti memutuskan mata rantai penularan.

o Pemberontasan Vektor Penyakit

Page 15: Upaya KesehatanPuskesmas

Dilakukan dengan cara :

1. Mekanis : pemasangan kelambu pada rumah – rumah yang berada di daerah

endemis penyakit malaria atau daerah yang sering mengalami ledakan penyakit

DHF.Pemasangan kawat kasa atau plastik strimin (biasanya untuk membuat kritik)

pada lubang angin di dinding rumah setidaknya dapat mengurangi jumlah nyamuk

yang masuk ke dalam rumah.

2. Kimiawi : Penyemprotan rumah – rumah dengan racun serangga dapat

dilakukan secara swadaya masyarakat atau menunggu bila dari dinkes melakukan

penyemprotan.

3. Biologis : Penebaran ikan kepala timah atau jenis lain yang senang memakan

jentik – jentik pada kolam – kolam tempat genangan air bila tidak dimanfaatkan

harus dikeringkan.

o Imunisasi

Imunisasi yang wajib diberikan kepada anak- anak:

Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine) : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap

tuberkulosis

Vaksin DPT : Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadapdifteri, pertusis

dan tetanus

Vaksin polio : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis

Vaksin campak : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak

Vaksin hepatitis B : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang

disebabkan oleh virus hepatitis B

o Penanggulangan KLB dan Wabah Penyakit

Dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Laporan penyakit menular dan kematian dikelompokkan per daerah (dusun

dan desa). Daerah yang menunjukan kenaikan yang mencolok harus segera

diadakan pemeriksaan lapangan untuk mengetahui kebenarannya.

Page 16: Upaya KesehatanPuskesmas

Apabila data dalam laporan memang benar,harus ditentukan luasnya masalah

(jumlah penderita,jumlah Kematian dan jumlah penduduk yang terancam )

2. Pengambilan sampel material untuk keperluan pemeriksaan laboratorium sesuai

dengan penyakitnya misalnya darah,rectal swab,air,contoh makanan dan

minuman,dahak dan materi lain yang sesuai (menurut kebutuhan).

3. Melacak orang yang berkontak dengan penderita (Foreward Contact

Traccing),dengan cara memeriksa keluarga penderita,tetangga,orang – orang yang

melayat untuk mengetahui luas penularan.

4. Melaca orang – orang yang berkontak dengan penderita sebelum penderita sakit

(backward contac traccing)untu mencari sumber penularan.

5. Tindakan pertama untuk menekan penjalaran diperlukan untuk

membatasi,mencegah dan memberantas penyebar luasan penyakit

menular sesuai dengan kemampuan,sampai diterimannya intruksi

Dinkes/Kandepkes atau datangnya tim gerak cepat yang ditugasi untuk

keperluan tersebut.

6. Penyuluhan kesehatan dalam penanggulangan KLB atau wabah dititik

beratkan pada gerakan untuk menanggulangi penyakit misalnya :

a. Gerakan Pemberantasan sarang nyamuk

b. Gerakan Kebersihan Lingkungan

c. Gerakan Imunisasi masal

d. Gerakan Penemuan penderita demam (Mass Fever Survey)

Surveilans epidemiologi

Pengertian

Pengertian secara praktis Surveilans epidemiologi suatu upaya yang dilakukan

secara terus menerus untuk mencari dan mengumpulkan data tentang penyakit dan

menganalisa data itu hingga dapat diambil tindakan.Secara singkat pengertian

Page 17: Upaya KesehatanPuskesmas

surveilans Epidemiologi adalah pengumpulan data penyakit dengan maksud agar

epidemiologinya menjadi jelas.

Tujuan Surveilans Epidemiologi

Tujuan Umum :

Menunjang program program pemberantasan penyakit dengan mengetahui

lebih dini adanya penyakit menular dan kejadian luar biasa yang timbul agar angka

kematian dan angka kesakitannya dapat ditekan serendah mungkin.

Tujuan Khusus

1. Mengumpulkan data yang berguna dan sederhana sifatnya dari semua

sumber yang mungkin,terutama data kesakitan dan kematian.

2. Mengadakan tabulasi data dan menganalisa dengan orientasi pada

variabel :time”,”place”,dan “person” serta diinteprestasikan

berdasarkan perbandingan dengan data dasar (base line data) atau

angka standart lainnya (propinsi nasional)

3. Menyebar luaskan hasil tabulasi dan analisis,terutama kepada pihak

yang harus segera mengambil tindakan.

Langkah – Langkah kegiatan

kegiatan utama dalam pelaksanaan surveilans di puskesmas adalah

pengumpulan data.Data yang dikumpulkan harsu merupakan data yang dapat

dipergunakan serta sederhana.Pengumpulannya harus dilakukan secara sistematis,dan

berkesinambungan.

Pengumpulan data dapat diperoleh dari sumber :

1. Petugas pencatatan dan pelaporan puskesmas,terutama data penyakit.

2. Laporan mingguan kematian dari kecamatan atau desa.

Page 18: Upaya KesehatanPuskesmas

3. Laporan dari petugas lapangan termasuk bidan desa tentang pelaksanaan suatu

program.

4. laporan kejadian luar biasa (KLB) dapat diperoleh dari: petugas puskesmas,

kader, pamong desa/ dusun dan masyarakat sendiri.

Pelaporan KLB tidak boleh hanya ditunggu, tetapi petugas puskesmas harus mencari

secara aktif di lapangan dengan mengadakan wawancara kepada kepala desa,pamong

desa, kader, dan tokoh masyarakat.

Secara praktis ada beberapa unsur yang dapat dipergunakan dalam kegiatan

surveilans epidemiologi di puskesmas, dan unsur tersebut dipilih karena sudah

tersedianya data serta adanya kemampuan puskesmas untuk melaksanakannya.

Adapun unsur-unsur tersebut ialah:

1. data kesakitan dapat diperoleh dari laporan bulanan data kesakitan

puskesmas yang memuat hampir semua penyakit yang diderita penduduk.

Diambil penyakit menular yang biasanya menimbulkan maasalah didaerah,

baik karena jumlah penderitanya yang banyak maupun yang menimbulkan

banyak kematian. Menurut penggolongan dalam daftar tabulasi data (DTD)

penyakit-penyakit yang perlu diamati secara terus-menerus misalnya:

DTD I : penyakit infeksi pada usus :

a. Kolera

b. Typus perut

c. Keracunan makanan

d. Amubiasis

DTD II : penyakit tuberkulosis :

a. Tuberkulosis paru

DTD III : penyakit karena bakteri (lain)

Page 19: Upaya KesehatanPuskesmas

a. Sampar

b. Difteri

c. Batuk rejan

d. Tetanus

DTD IV : penyakit karena virus.

a. Poliomiolitis akut

b. Campak

c. Rabies

d. Cacar air

e. Demam berdarah tular nyamuk

f. Gondong

DTD V : riketsia dan penularan karena anthropoda lain,

semua jenis penyakit malaria

KEJADIAN LUAR BIASA

Pengertian kejadian luar biasa

Secara praktis adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau

meningkatnya suatu kejadian/kesakitan yang bermakna secara epidemiologis padda

suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu

Kriteria kerja KLB :

a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal

di suatu daerah.

b. Adanya peningkatan kejadian kesakitan dua kali (2x) atau lebih dibandingkan

dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu

sebelumnya, tergantung dari jenis penyakitnya.

Page 20: Upaya KesehatanPuskesmas

c. Adanya peningkatan kejadian kesakitan atau kematian selama tiga kurun

waktu berturut-turut sesuai dengan penyakitnya.

Pemberantasan Penyakit TB Paru.

Tuberculosis adalah penyakit menular yang bersifat menahun, disebabkan oleh

kuman kuman micobakterium tuberculosis yang sering dihinggapi adalah paru-paru.

Pada tingkat awal TB Paru hanya dapat diketahui dengan tuberculine test (untuk

balita) dan dengan sinar tembus rontgent. Pada tingkat selanjutnya ditemukan

mycobakterium tuberculosis dalam dahak, disamping gejala-gejala : batuk, batuk

darah, sesak nafas, nyeri dalam dada, demam, berat badan turun, dsb.

Tujuan

Tujuan dari pemberantasan TB paru : menurunkan prevelensi TB.

Kegiatan Pokok

1. Penemuan Penderita

2. Pemerikaan Laboratorium

3. Pengobatan

4. Tindak Lanjut

Pelaksanaan Kegiatan

a. Penemuan Penderita ( Cari Kasus )

Penemuan penderita tersangka TB. Paru dilaksanakan secara aktif ( Active Case

Finding/ ACF ) dn pasif ( Pasive Case Finding/PCF ) :

1. Aktif

a. Mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk menjelaskan tentang tanda-

tanda penyakit dan cara pengobatanya. Kader Kesehatan/Poyandu, dan yang lainya

diharapkan dapat membantu menemukan penderita

Page 21: Upaya KesehatanPuskesmas

b. Kunjungan rumah dilakukan oleh petugas puskesmas, terutama dengan

adanya Bidan Desa diharapkan penemuan penderita secara aktif dapat ditingkatkan.

2. Pasif

Penderita yang secara sukarela berkunjung ke puskesmas, Rs dan BP4 (Balai

Pemberantasan Penyakit Paru-Paru). Kriteria tersangka penderita : telah berumur

lebih dari 15 tahun dengan salah satu gejala sebagai berikut:

a. Batuk lebih dari 4 minggu

b. Batuk berdahak

c. Nyeri dada

d. Sesak Nafas

b. Pemeriksaan Laboratorium

Untuk menegakkan diagnose TB Paru Laboratorium puskesmas diharapkan mampu

memeriksa sputum (dahak) secara mikroskopis.

Pengambilan Sputum dilakukan dengan 3 cara :

1. Over night sputum : dahadikumpulkan sepanjang malam.

2. Early morning sputum : pengambilan dahak pada pagi hri sebelum berkumur,

minum, makan, merokok. Dll

3. Spot Sputum : Pengambilan dahak sewaktu terjadi batuk di puskesmas.

Pewarnaan sediaan dahak dengan menggunakan KINYOUN GABRET.

Pemeriksaan sputum dilakukan 3 kali untuk setiap tersangka dan setiap dahak yang

Diambil dibuat 3 sediaan. Pada pemeriksaan mikroskop setiap sediaan harus

diperiksa 100 lapangan pandangan.

c. Pengobatan Penderita

Pelaksanaan pengobatan TB paru ada dua tahap:

Page 22: Upaya KesehatanPuskesmas

1 .tahap intensif (intensive daily treatment) : diberikan selama 4 minggu/28 hari

(selama hari kerja) sebanyak 24 dosis.toleransi pemberian paling lama 6 minggu

harus sudah selesai.

Dosis harian :

TB 2/ethambutol................................: 500 mg (2 tablet)

TB 4/INH............................................ : 400 mg(4 tablet)

TB 5/rifampicin.................................. : 450 mg(1 tablet)

B 6 ......................................................: 10 mg (1 tablet)

4. Upaya perbaikan gizi

A. Pola Makan

a. Pengertian Pola Makan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu sistem,

cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan

demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha

untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud pola

makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan

jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan

kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola

makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan

kebiasaan makan setiap harinya.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan

1. Budaya 

Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian

pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Sebagai

contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-orang

Page 23: Upaya KesehatanPuskesmas

Italia, curry (kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok, selain

makanan -makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak

disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan

penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.

2. Agama/Kepercayaan

Agama / kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang

dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks

mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging

setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) melarang pemeluknya

mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol. 

3. Status sosial ekonomi

Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut

dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas

menegah ke bawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan

jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi

seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal harganya. Kelompok

sosial juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput

disukai oleh beberapa kelompok masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat

yang lain lebih menyukai hamburger dan pizza.

4. Personal preference

Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap

kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya

sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan

kai, begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makanan kerang,

begitu pula anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang

terhadap makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-

anak yang suka mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar

Page 24: Upaya KesehatanPuskesmas

karena mereka sering dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka

dimarahi bibinya, akan tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang

dimasak bibinya.

5. Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang

Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan

karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan

merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk

makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah

memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan

mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf

pusat, yaitu hipotalamus.

6. Kesehatan 

Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan.

Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan

yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan

lapar dari pada makan.

c. Pedoman Pola Makan Sehat

Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.

Selain karena faktor kekurangan nutrisi, akhir-akhir ini juga muncul penyakit akibat

salah pola makan seperti kelebihan makan atau makan makanan yang kurang

seimbang. Bahkan, kematian akibat penyakit yang timbul karena pola makan yang

salah / tidak sehat belakanan ini cenderung meningkat. Penyakit akibat pola makan

yang kurang sehat tersebut diantaranya diabetes melitus, hiperkolesterolemia,

penyakit kanker, penyakit arteri koroner, sirrhosis, osteoporosis, dan beberapa

penyakit kardiovaskuler.

Page 25: Upaya KesehatanPuskesmas

Untuk menghindari penyakit-penyakit akibat pola makan yang kurang sehat,

diperlukan suatu pedoman bagi individu, keluarga, atau masyarakat tentang pola

makan yang sehat. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pola makan itu dibentuk

sejak masa kanak-kanak yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu, untuk

membentuk pola makan yang baik sebaiknya dilakukan sejak masa kanak-kanak.

Namun sebagai orang tua harus mengetahui bagaimana kebiasaan dan karakteristik

anaknya. 

Pedoman pola makan sehat untuk masyarakat secara umum yang sering

digunakan adalah pedoman Empat Sehat Lima Sempurna, Makanan Triguna, dan

pedoman yang paling akhir diperkenalkan adalah 13 Pesan dasar Gizi Seimbang.

Pengertian makanan triguna adalah bahwa makanan atau diet sehari-hari harus

mengandungkarbohidrat dan lemak sebagai zat tenaga, protein sebagai zat

pembangun, vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.

Pedoman 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan pesan-pesan untuk

mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang guna menghasilkan

kualitas sumber daya manusia yang andal. Garis besar pesan-pesan tersebut seperti

dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI (1997) antara lain:

1) Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan yang beraneka ragam harus

mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan bahkan serat

makanan dalam jumlah dan proporsi yang seimbang menurut kebutuhan masing-

masing kelompok (bayi, balita, anak, remaja, ibu hamil dan menyusui, orang dewasa

dan lansia). 

2) Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi dan tenaga dapat

diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak serta protein. Energi dibutuhkan

untuk metabolisme dasar (seperti untuk menghasilkan panas tubuh serta kerja organ-

organ tubuh) dan untuk aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja serta berolah raga.

Kelebihan energi akan menghasilkan obesitas, sementara kekurangan energi dapat

menyebabkan kekurangan gizi seperti marasmus.

Page 26: Upaya KesehatanPuskesmas

3) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

Karbohidrat sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi

dengan memperhatikan azas tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah. Makanan

ini sebaiknya dimakan pada siang hari ketika kita akan atau sedang melakukan

aktivitas dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok makan gula/hari. Karbohidrat

kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama makanan yang merupakan sumber unsur

gizi lain seperti protein, lemak/minyak, vitamin dan mineral. Seyogyanya 50-60%

dari kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks.

4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.

Konsumsi lemak dan minyak berlebihan, khususnya lemak/minyak jenuh dari hewan,

dapat beresiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang mempunyai

kecenderungan ke arah tersebut. Dislipidemia atau kenaikan kadar lemak (kolesterol

atau trigliserida) dalam darah merupakan faktor untuk terjadinya penyakit jantung

koroner dan stroke. Konsumsi lemak/minyak dianjurkan tidak melebihi 20% dari

total kaori dan perlu diingat bahwa unsur gizi ini juga memiliki peran tersendiri

sebagai sumber asam lemak esensial serta juga membantu penyerapan beberapa

vitamin yang larut dalam lemak.

5) Gunakan garam beryodium. Penggunaan garam beryodium dapat mencegah

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Namun, penggunaan garam yang

berlebihan juga tidak dianjurkan karena garam mengandung natrium yang bisa

meningkatkan tekanan darah. Sebaiknya konsumsi garam tidak melebihi 6 gram atau

1 sendok teh per hari.

6) Makanlah makanan sumber zat besi. Makanan seperti sayuran hijau, kacang-

kacangan, hati, telur dan daging banyak mengandung zat besi dan perlu dikonsumsi

dalam jumlah yang cukup untuk mencegah anemia gizi.

7) Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan. Untuk dapat memberikan

ASI dengan baik, ibu menyusui harus meningkatkan jumlah dan mutu gizi

makanannya selama hamil dan menyusui. Makanan Pendamping ASI (PASI) hanya

boleh diberikan setelah usia bayi lebih dari 4 bulan dan pemberiannya harus

Page 27: Upaya KesehatanPuskesmas

bertahapmenurut umur, pertumbuhan badan serta perkembangan kecerdasan.

8) Biasakan makan pagi. Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan

memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan

produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan

konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan.

9) Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya. Air minum harus bersih dan

bebas kuman. Minumlah air bersih sampai 2 liter per hari sehingga metabolisme

tubuh kita bisa berjalan lancar mengingat air sangat dibutuhkan sebagai pelarut unsur

gizi bagi keperluan metabolisme tersebut. konsumsi air yang cukup dapat

menghindari dehidrasi dan akan menurunkan resiko infeksi serta batu ginjal.

10) Lakukan kegiatan fisik atau olah raga yang teratur. Kegiatan itu akan membantu

mempertahankan berat badan normal disamping meningkatkan kesegaran tubuh,

memperlancar aliran darah dan mencegah osteoporosis khususnya pada lansia.

11) Hindari minum minuman beralkohol. Alkohol bersama-sama rokok dan obat-

obatan terlarang lainnya harus dihindari karena dapat membawa risiko untuk

terjadinya berbagai penyakit degeneratif, vaskuler dan kanker.

12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang tidak tercemar,

tidak mengandung kuman atau parasit lain, tidak mengandung bahan kimia berbahaya

dan makanan yang diolah dengan baik sehingga unsur gizi serta cita rasanya tidak

rusak, merupakan makanan yang aman bagi kesehatan.

13) Bacalah label pada makanan yang dikemas. Label pada makanan kemasan harus

berisikan tanggal kadaluwarsa, kandungan gizi dan bahan aktif yang digunakan.

Konsumen yang berhati-hati dan memperhatikan label tersebut akan terhindar dari

makanan rusak, tidak bergizi dan makanan berbahaya. Selain itu, konsumen dapat

menilai halal tidaknya makanan tersebut (Dirjen Binkesmas Depkes RI, 1997).

B. Gizi Seimbang

a. Pengertian gizi seimbang

Page 28: Upaya KesehatanPuskesmas

Gizi seimbang adalah konsumsi makanan sehari-hari yang sesuai

dengan kebutuhan gizi agar tumbuh sehat dan cerdas.

b. Gizi seimbang untuk bayi

Makanan seimbang untuk bayi dan anak sampai umur 2 tahun terdiri dari Air

Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).

MP-ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi/ anak disamping ASI untuk

memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI harus diberikan pada umur 6 bulan.

Tujuan Pemberian Makanan Kepada Bayi dan Anak Umur 0-24 bulan

1. Agar bayi dan anak tumbuh sehat dan cerdas

2. Agar bayi dan anak memiliki daya tahan tubuh yang maksimal

3. Membentuk perilaku pemberian makanan yang baik dan benar sejak dini.

4. Sebagai persyaratan kasih sayang.

Persyaratan Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak

1. Sesuai dengan kebutuhan gizi bayi dan anak (Gizi Seimbang)

2. Konsistensi Makanan Pendamping ASI disesuaikan dengan umur dan

kemampuan daya cerna bayi/ anak (cair, lumat, lembik, makanan keluarga)

3. Mengutamakan pemberian ASI :

- ASI Eksklusif sampai bayi umur 6 bulan

- MP-ASI dimulai diberikan saat bayi berumur 6 bulan dan ASI diteruskan

4. Aman, yaitu bebas dari bahan berbahaya

Tahapan Pemberian Makanan Dengan Gizi Seimbang

~ Umur 0-6 bulan (ASI Eksklusif)

1. Berikan ASI saja sesering mungkin tanpa dijadwal

2. ASI segera diberikan dalam waktu 30 menit setelah dilahirkan

3. ASI pertama (kolostrum) harus diberikan pada bayi karena banyak mengandung

zat kekebalan dan padat gizi

~ Umur 6-9 bulan

1. ASI diteruskan

2. Mulai diberikan Makanan Pendamping ASI dalam bentuk lumat misalnya bubur

Page 29: Upaya KesehatanPuskesmas

susu, pisang, air buah, 2 kali sehari

3. Berikan ASI lebih dahulu, kemudian MP-ASI

4. Berikan MP-ASI berupa nasi tim lumat atau saring minimal 3 kali sehari setelah

usia 7 bulan

~ Umur 9-12 bulan

1. ASI diteruskan dan didahulukan

2. Berikan nasi tim lunak/ lembik minimal 3 kali sehari

3. Berikan juga makanan selingan bergizi misalnya bubur kacang ijo, biskuit, 1-2

kali sehari

4. Berikan buah-buahan

~ Umur 1-2 tahun

1. ASI diteruskan

2. Berikan makanan keluarga sesuai gizi seimbang sebanyak ½ porsi orang dewasa

tiap kali pemberian

3. Teruskan pemberian makanan selingan bergizi, 1-2 kali sehari

4. Berikan buah-buahan segar atau sari buah

d. Gizi seimbang untuk balita

Asupan zat-zat gizi yang lengkap masih terus dibutuhkan anak selama proses

tumbuh kembang masih terus berlanjut. Zat gizi yang dibutuhkan anak usia 12-18

bulan ini porsi makanan yang dikonsumsi sekarang ini yang bertambah, sesuai

dengan pertambahan berat tubuhnya dan peniningkatan proses tumbuh kembang

yang terjadi.

Tubuh anak tetap membutuhkan semua zat gizi utama yaitu karbohidrat, lemak,

protein, serat, vitamin dan mineral. Asupan makanan sehari untuk anak harus

mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg

berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.Asupan lemak

juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak.

Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarine.

Kebutuhan gizi balita

Page 30: Upaya KesehatanPuskesmas

–Gula & Garam - lupakan penggunaan gula dan garam pada menu bayi. Kalau

pun ia sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam

untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau

kurang dari 1 gram. Cermati makanan balita Ibu karena makanan orang dewasa

belum tentu cocok untuknya. Kadang makanan Ibu terlalu banyak garam atau

gula, atau bahkan mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan. 

–Porsi Makan 

Porsi makan anak juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka membutuhkan

makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun

sering. 

–Kebutuhan Energi & Nutrisi 

 Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat,protein, lemak serta vitamin,

mineral dan serat wajib dikonsumsi anak setiap hari. Atur agar semua sumber

gizi tersebut ada dalam menu sehari. 

–Susu Pertumbuhan 

Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita.

Sedikitnya balita butuh 350 ml/12 oz per hari. Susu Pertumbuhan dari Nutricia

merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak

usia 12 bulan ke atas dan menjadi pelengkap menu buah hati ibu.

Makanan yang harus dihindari

–Makanan yang terlalu berminyak , junk food, dan makanan berpengawet

sebaiknya dihindari. Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan keluarga

terutama untuk balita.

–Penggunaan Garam. bila memang diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah

sedikit. Dan pilih garam beryodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli

makanan dalam kemasan, perhatikan juga kandungan garamnya.

Page 31: Upaya KesehatanPuskesmas

–Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan

gizinya. Ibu bisa membuat sendiri ‘jajanan’ untuk balita hingga ia tidak tergiur

untuk jajan.

– Telur dan kerang. Karena seringkali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila

Ibu tidak jeli memilih yang segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah

telur sampai matang untuk menghindari bakteri yang dapat mengganggu

pencernaan.

– Kacang-kacangan. Karena bisa jadi juga bisa jadi pencetus alergi. Jangan

berikan kacang bila si balita belum terampil mengunyah karena bisa tersedak.

Pola makan balita

– Pukul 06.00 : Susu

– Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim

– Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan

– Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim

– Pukul 14.00 : Susu 

– Pukul 16.00 : Makanan selingan 

– Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim 

– Pukul 20.00 : Susu. 

e. Gizi seimbang untuk ibu hamil

Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Beberapa kebutuhan gizi ibu

hamil dapat ditutupi oleh makanan sehat yang seimbang. Selain pilihan

makanan sehat, pada saat kehamilan dibutuhkan vitamin. Idealnya adalah tiga

bulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat membantu mendapatkan gizi yang

dibutuhkan. Namun, terkadang diperlukan tambahan makanan, bahkan

suplemen sesuai kebutuhan. Berikut adalah beberapa syarat makanan sehat bagi

ibu hamil:

Page 32: Upaya KesehatanPuskesmas

Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh

anda dan pertumbuhan bayi

Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin,

mineral)

Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi

Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula

darah, dan tekanan darah.

Kebutuhan gizi :

1. Kalori

Selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, juga plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak, serta untuk

perubahan metabolisme yang terjadi. Di trimester II dan III, kebutuhan kalori

tambahan ini berkisar 300 kalori per hari dibanding saat tidak hamil. Berdasarkan

perhitungan, pada akhir kehamilan dibutuhkan sekitar 80.000 kalori lebih banyak

dari kebutuhan kalori sebelum hamil.

2. Protein

Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram. Artinya, wanita hamil

butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil.

Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan

janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel.

3. Lemak

Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan lemak

sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan

untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak

Page 33: Upaya KesehatanPuskesmas

dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil

juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapannya untuk menyusui

setelah bayi lahir.

4. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan

selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan

membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Pilihan yang dianjurkan

adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia, nasi dan pasta. Selain

mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan

serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit

buang air besar dan wasir.

5. Vitamin dan mineral

Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibanding

sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin

serta proses diferensiasi sel. Tambahan zat gizi lain yang penting juga dibutuhkan

untuk membantu proses metabolisme energi seperti vitamin B1, vitamin B2, niasin,

dan asam pantotenat. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan

sel-sel darah merah, sedangkan Vitamin B6 juga berperan penting dalam

metabolisme asam amino.

Kebutuhan vitamin A dan C juga meningkat selama hamil. Begitu juga

kebutuhan mineral, terutama magnesium dan zat besi. Magnesium dibutuhkan untuk

mendukung pertumbuhan dari jaringan lunak. Sedangkan zat besi dibutuhkan untuk

membentuk sel darah merah dan sangat penting untuk pertumbuhan dan

metabolisme energi, disamping untuk meminimalkan peluang terjadinya anemia.

Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil.

Perhitungan kebutuhan gizi

Page 34: Upaya KesehatanPuskesmas

• Kebutuhan energi :

– Metode harrist benedict

– Penambahan kalori à + 180 kkal …. Trimester 1

+ 300 kkal …. T2 & T3

• Kebutuhan protein :

– 1 gr/kg BB/ hari

–Penambahan protein à + 17 gram…. T1-T3

• Kebutuhan lemak :

–25-30% dari total kebutuhan energi

f.Gizi ibu menyusui

Makanan Ibu bisa mempengaruhi bayi lewat pemberian ASI (terutama pada

rasa ASI). Hindari makanan berbumbu tajam atau pedas juga kafein karena

bisa menjadi stimulan bagi bayi seperti kembung, diare, alergi atau masalah

lain.

Makanan yang mungkin perlu Ibu hindari 

Berikut adalah jenis makanan/minuman yang dapat mempengaruhi bayi

melalui ASI: 

•Makanan pedas dan berbumbu tajam dapat menimbulkan gangguan pencernaan.

• Kafein yang ada dalam minuman Ibu, bukan hanya membuat Ibu terjaga tapi

juga membuat bayi sulit tidur sehingga waktu istirahat Ibu pun berkurang

Padahal Ibu butuh istirahat untuk kembali mengurus bayi esok harinya.

• Produk olahan susu, bawang bombay, kubis mungkin membuat bayi Ibu

kembung dan kolik 

Perhitungan gizi

• Kebutuhan energi :

–Metode harrist benedict

–Penambahan kalori à + 500 kkal …. 6 bulan pertama

+ 550 kkal …. 6 bulan kedua

Page 35: Upaya KesehatanPuskesmas

• Kebutuhan protein :

–1 gr/kg BB/ hari

–Penambahan protein à + 17 gram

• Kebutuhan lemak :

– 25-30% dari total kebutuhan energi

g. Gizi untuk Lansia

Kalori

Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada

orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya

massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat

4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-

25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.

Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk

lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka

sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.

Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan,

sehingga tubuh akan menjadi kurus

Protein

Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1

gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata

kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari

orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen

(protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya

kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya

konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang

dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan

kacang-kacangan.

Page 36: Upaya KesehatanPuskesmas

Lemak

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang

dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari

konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan

pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut

adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak

nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak

hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.

Lemak

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang

dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi

energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah

ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak

tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber

asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung

asam lemak jenuh.

Karbohidrat dan serat makanan

Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau

konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat

makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang

baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak

dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena

dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan

zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan

untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan

Page 37: Upaya KesehatanPuskesmas

karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang

berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.

Vitamin dan mineral

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang

mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E

umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan,

khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak

diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang

dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi

lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran

dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan

serat.

6.Upaya Pengobatan Puskesmas

a. Tujuan

Sebagai fungsi puskesmas adalah sebagai pelayanan kesehatan masyarakat dan

perorangan yang primer, maka puskesmas harus mampu memberikan peleyanan

kesehatan dini, penanganan gawat darurat yang seoptimal mungkin guna

menghindari atau mengurangi kecacatan.

b. Pengobatan di Puskesmas terbagi atas:

o Poli rawat jalan umum

o Rawat jalan gigi

o UGD

o Puskesmas keliling

o Rawat Inap

c. Rujukan

Page 38: Upaya KesehatanPuskesmas

Sebagai sarana tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas.

Padahal puskesmas berhadapan langsung oleh masyarakat dengan berbagai

permasalahan kesehatan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit

atau masalah kesehatan yang diselnggarakan secara timbal balik, baik secara

vertikal dalam arti satu strata pelayanan ke strata pelayanan yang lebih tinggi, dan

horizontal dalam arti antar strata pelayanan kesehatan yang sama.

Rujukan terbagi atas:

Rujukan upaya kesehatan perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas:

~ rujukan kasus, untuk diagnostik, pengobatan, tenaga medis(misal operasi) dll.

~ rujukan bahan pemeriksaan(spesimen), untuk pemeriksaan laboratorium yang

lengkap.

~ rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih

berkompeteb untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau

menyelenggarakan pelayanan medik spesialis puskesmas.

Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan

masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.

Rujukan upaya kesehatan mencangkup:

~ rujukan sarana dan logistik, antara lain pinjamanan peraltan fogging, peminjaman

alat- alat laboratorium, bantuan vaksin dll.

~ rujukan tenaga, antara lain dengan dukungan tenaga ahli untuk penyidikan kejadian

luar biasa, bantuan penyelesaian msalah hukum kesehatan, penanggulangan

kesehatan karena bencana alam.

~ rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnnya kewenangan dan tanggung

jawab penyelesaian maslah tanggung jaawab masyarakat dan atau penyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat kepada dinas kabupaten .

Page 39: Upaya KesehatanPuskesmas

Mekanisme rujukan

Rujukan medik puskesmas dilakukan secara berjenjang mulai dari :

a. Kader dan dukun bayi

b. Posyandu

c. Pondok bersalin/bidan desa

d. Puskesmas pembantu

e. Puskesmas rawat inap

f. Rumah sakit kabupaten Klas D/C

Langkah rujukan :

1. Menentukan kegawat daruratan penderita

a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat

ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke

fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena itu mereka belum tentu

dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.

b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembatu dan puskesmas

Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat

menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus manayang boleh ditangani

sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.

2. Menentukan tempat rujukan

Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang

mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan

tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.

3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga

4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju

a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk

Page 40: Upaya KesehatanPuskesmas

b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama

dalam perjalanan ke tempat rujukan.

c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita

tidak mungkin dikirim.

5. Persiapan penderita (BAKSOKUDA)

6. Pengiriman Penderita

7. Tindak lanjut penderita :

a. Untuk penderita yang telah dikembalikan

b. Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus kunjungan

rumah

Kriteria pengobatan rasional menurut WHO

1. Sesuai dengan Indikasi Penyakit

Pengobatan didasarkan atas keluhan individual dan hasil pemeriksaan fisik yang akurat

2. Diberikan dengan Dosis yang Tepat

Pemberian obat memperhitungkan umur, berat badan dan kronologis penyakit

3. Cara Pemberian dengan Interval Waktu Pemberian yang Tepat

Jarak minum obat sesuai dengan aturan pemakaian yang telah ditentukan

4. Lama Pemberian yang Tepat

Pada kasus tertentu memerlukan pemberian obat dalam jangka waktu tertentu

5. Obat yang Diberikan Harus Efektif, dengan Mutu Terjamin

Hindari pemberian obat yang kedaluarsa dan tidak sesuai dengan jenis keluhan penyakit

6. Tersedia Setiap Saat dengan Harga yang Terjangkau

Page 41: Upaya KesehatanPuskesmas

Jenis obat mudah didapatkan dengan harganya relatif murah

7. Meminimalkan Efek Samping dan Alergi Obat

Beri informasi standar tentang kemungkinan efek samping obat dan cara mengatasinya.

d. Rekam medis

Pengertian

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas ,

anamnesa,penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan

medikyang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap , rawat

jalan maupunyang mendapatkan pelayanan gawat darurat .

Tujuan dan kegunaan

Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi

dalamrangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan.

Kegunaan Rekam Medis antara lain:

1. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi , karena isinya

menyangkuttindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga

mdis dan perawat dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan

2. Aspek Medis

Catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan/perawatanyang harus diberikan kepada pasien

Contoh :

Identitas pasien

Anamnesis

Diagnosis fisik

Hasil laboratorium

3. Aspek Hukum

Page 42: Upaya KesehatanPuskesmas

Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan , dalam

rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk

menegakkan

keadilan

4. Aspek Keuangan

Isi Rekam Medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya

pembayaranpelayanan . Tanpa adanya bukti catatan tindakan /pelayanan , maka

pembayaran tidak

dapat dipertanggungjawabkan.

5. Aspek Penelitian

Berkas Rekam medis mempunyai nilai penelitian , karena isinya menyangkut

data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian .

6. Aspek Pendidikan

Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan , karena isinya

menyangkut

data/informasi tentang kronologis dari pelayanan medik yang diberikan pada pasien

7. Aspek Dokumentasi

Isi Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikandan

dipakaisebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan sarana kesehatan

Rekam medis di sarana pelayanan kesehatan primer (Puskesmas)

Rekam medis di Puskesmas merupakan salah satu sumber data penting yang

nantinyaakan diolah menjadi informasi .Jenis-jenis kartu atau status rekam medis

yang ada di Puskesmas sangat bervariasi,tergantung sasarannya, sebagai contoh :

Family Folder

Kartu Tanda Pengenal

Kartu Rawat Jalan

Kartu Rawat Tingga

lKartu Penderita & indek Penderita Kusta

Kartu Penderita & indek Penderita TB

Page 43: Upaya KesehatanPuskesmas

Kartu Ibu

Kartu Anak dll

KMS Balita, anak sekolah, Ibu hamil dan Usila

Kartu tumbuh Kembang Balita

Kartu Rumah (sanitasi)

Sebagai gambaran, terlihat pada Diagram 1, alur pasien atau rekam medis yang

terjadidi Puskesmas.