Upaya KesehatanPuskesmas
-
Upload
devita-diatri -
Category
Documents
-
view
69 -
download
0
description
Transcript of Upaya KesehatanPuskesmas
Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
1. Promosi Kesehatan
a. Pengertian
proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan
dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat,
seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari
aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan
lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986).
Suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh
dalam konteks masyarakatnya, bukan hanya perubahan perilaku saja,
tetapi juga terjadinya perubahan lingkungan ( Victorian Health Foundation
Australia, 1997)
Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk
memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan
lingkungan.
b. Strategi Promosi Kesehatan
Menurut Piagam Ottawa, 1986 :
~ Kebijakan Berwawasan Kesehatan
~ Lingkungan yang Mendukung
~ Reorientasi Pelayanan Kesehatan
~ Keterampilan Individu
~ Gerakan Masyarakat
Menurut WHO, 1984 :
Advokasi (advocacy)
Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang
menguntungkan kesehatan.
Dukungan Sosial (social support)
Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari
tokoh masyarakat .
Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kesehatannya.
c. Sasaran Promosi Kesehatan
Sasaran Primer
Sesuai misi pemberdayaan.Misal : kepala keluarga, ibu
hamil/menyusui, anak sekolah
Sasaran Sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh
adat, tokoh agama.
Sasaran Tersier
Sesuai misi advokasi.Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat
sampai ke daerah .
d. Kegiatan Pokok
Penyuluhan kesehatan masyarakat.
Sosialisasi program kesehatan.
Perwatan kesehatan masyarakat.
Program hidup sehat dan bersih.
e. UKBM (Upaya Bersumber Daya Masyarakat)
UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia) adalah salah satu
wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Tebagi atas :
Masyarakatdesa
Posyandu Balita
Posyandu Lansia
Pos Pelayanan Khusus ( Rumah Sosial)
Pos UKK ( Upaya Kesehatan Kerja)
Pengembangan Desa Siaga
Masyarakat Sekolah
Pelatihan kader kesehatan / dokter kecil
Pembinaann guru UKS
Lomba Dokter Kecil
Lomba Sekolah Sehat
Pelatihan Kader Poskestren
Penyuluhan Kesehatan di Sekolah dan Ponpes
Penjaringan Kesehatan
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
2. Program Kesehatan Lingkungana. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyrakat yang seoptimal mungkin dalam
rangka mencapai kualitas yang setinggi-tingginya dalam wujud upaya
kesehatan lingkungan dan pelestarian lingkungan yang dinamis serta
meningkatkan dan memupuk peran serta dalam meningkatkan upaya
kesehatan lingkungan.
Tujuan Khusus
Merubah dan mengendalikan atau menghilangkan kebiasaan buruk di
kalangan masyarakat yang dapat berpengaruh terhadap rendahnya kualitas
kesehatan lingkungan mereka.
b. Kegiatan Pokok :
Klinik sanitasi puskesmas
a. Klinik sanitasi (konseling)
b. Kunjungan rumah
Pengamanan tempat pengelolaan pestisida
a. Inspeksi tempat sarana pengelolaan pestisida.
b. Pengawasan tempat dan prosedur pengelolaan pestisida.
c. Pembinaan kepada masyarakat tentang penggunaan pestisida.
pengawasan saluran pembunganan air limbah.
c. Inspeksi saluran – saluran pembuangan limbah akhir,
baik rumah tangga atau pabrik pabrik sekitar.
d. Pemantauan berkala sanitasi saluran pembuangan
limbah akhir.
e. Pengawasan mekanisme pembuangan limbah akhir.
Pengawasan sumber air minum, jamban keluarga (SAMI – JAGA)
a. Inspeksi sanitasi sumber air bersih,serta jamban keluarga.
b. Pembinaan kelompok masyarakat atau keluarga tentang
pemakaian air yang bersih dan sehat dan jamban keluarga yang
sehat.
Hygiene dan sanitasi tempat- tempat umum dan TPM.
a. Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum dan TPM
b. Pemantauan berkala sanitasi TTU dan TPM
c. Pengawasan sanitasi TTU dan TPM.
Hygiene dan sanitasi makanan serta minuman
a. Inspeksi hygiene dan sanitasi tempat pengelolaan bahan makanan serta
minuman non industry.
b. Pembinaan dan pengawasan prosedur mekanisme pengelolaan bahan
makanan dan minuman non industry.
c. Mengawasi bahan pangan yang sering dikonsumsi masyarakat.
Survey Jentik nyamuk dan berbagai vector penyakit.
a. Pengawasan tempat-tempat yang potensial menjadi perindukan vector-
vector penyakit, terutama pada musim penghujan.
Misalnya dengan cara melakukan survey ke wilayah jangkauan puskesmas
dengan memeriksa tempat- tempat potensial, seperti genangan air, tempat
yang kumuh, dan melakukan pencatatan kepada wilayah yang sudah terdapat
penderita penyakit karna vector seperti DBD, kemudian melakukan tindakan
cepat membrantas jentik-jentik dan tempat perindukan, dan menggerakkan
eran serta dari masyarakat.
b. Pembinaan kepada desa (wilayah masyarakat) yang potensial timbul
penyakit yang ditularkan oleh vector, seperti DBD.
Dilakukan pemantauan, pengawasan yang intensif kepada wilayah yang potensial
serta melakukan tidakan tanggap penyakit, serta bersiaga apabila terjadi
KLB di wilayah terebut.
c. Indikator kecamatan yang sehat
Lingkungan yang sehat.
Perilaku masyarakat yang sehat dan mencerminkan budaya sehat yang baik.
Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Derajat kesehatan penduduk kecamatan yang semakin meningkat.
3. Upaya KIA/KBa. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan Cakupan dan Kualitas Pelayanan antenatal puskesmas di daerah
miskin perkotaan dan pedesaan dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan
AKB
Tujuan Khusus
~ meningkatkan pemenuhan kebutuhan petugas pelaksana pelayanan antenatal
~ Memperbaiki pelayanan dalam rangka pemenuhan hak ibu hamil
~ Memperbaiki Alur pelayanan antenatal
~ Mengembangkan Model peningkatan Cakupan dan kualitas pelayanan
antenatal (TAHAP II)
b. Progam pokok
Pembinaan kesehatan ibu
Pelayanan ibu resiko tinggi berupa cakupan pelayanan konseling,
penanganan dan rujukan.
Persalinan oleh tenaga kesehatan.
Cakupan peserta KB aktif.
Pelayanan neonatus, bayi dan anak balita.
Perawatan ibu nifas
c. KB
Pengertian
Adalah Perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu
yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperpanjang, dan kelahiran slanjutnya
dapat dicegah apabila jumlah anak telah tercapai yang diinginkan untuk membina
keluarga yang sehat dan sebaik-baiknya. Menuju normal Keluarga kecil Bahagia
dan Sejahtera ( NKKBS ).
Sasaran
Pasangan usia subur, dengan istri usia anatara 15-49 tahun.
Langkah pelaksanaan program KB
- Pendataan sasaran PUS
- Konseling KB untuk PUS
- Pelayanan kontrasepsi yang sesuai dengan standar.
- Pengadaan alat dan obat kontrasepsi.
- Pelatihan klinis pelayanan KB.
- Pelatihan peningkatan kinerja program KB
- Penguatan sistem informasi pelayanan KB.
- Evaluasi dan monitoring.
d. Pelayanan Antenatal
Cakupan pelayanan antenatal adalah prosentasi ibu hamil pertama
kali yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan untuk
mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan
program dalam menggerakkan masyarakat.
Pelayanan ibu hamil
- Penimbangan berat badan dan tinggi badan.
- Mengukur tekanan darah.
- Skrining status imunisasi tetanus (2 dosis tetanus toxoid)
- Mengukur tinggi fundus uteri.
- Pemberian tablet besi
- Konseling
- Pemeriksaan laboratorium sederhana.
o SOP pelayanan antenatal
o SOP pemeriksaan kehamilan
o Tujuan
Sebagai sarana dalam melakukan pemeriksaan Antenatal Care sehingga dapat
menyelesaikandengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh
kesehatan yang optimal ada masa nifas serta dapat menyusui dengan benar dan
baik.
o Ruang lingkup
Pemeriksaan ibu hamil di unit pelayanan KIA dan KB
o Uraian umum
ANC adalah pelaksanaan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama
kehamilan.
Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan
selama hamil, bersalin dan nifas.
Mendeteksi dini faktor resiko dan menangani masalah terkait secara dini.
o SOP pengisian kartu ibu hamil
o Tujuan
Sebagai acuan dalam pengisian kartu status secara lengkap dan teliti.
o Ruang Lingkup
Kertu status ibu hamil meliputi:
Ante Natal Care (ANC)
Audit Maternal Perinatologi (AMP)
Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
Deteksi Resiko Tinggi (DRT)
Pemberian zat besi
o SOP pemeriksaan denyut jantung janin
o Tujuan
Sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin
khususnya jantung janin dalam rahim.
o Ruang lingkup
Ibu hamil dalam usia kehamilan 16 minggu/4 bulan yang datang ke unit KIA
dan rumah sakit bersalin.
o Ketrampilan petugas
Bidan terlatih dan dokter
e. Pelayanan Neonatus, Bayi dan Balita
o Pelayanan Neonatus
o Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari.
o Pelayanan kesehatan dasar berupa ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, tali pusar, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan
pada saat lahir, hepatitis B1(bila tidak diberikan pada saat bayi lahir),
manajemen tepadu bayi muda.
o Pelayanan neonatus yang sesuai dengan standar yaitu minimal 3x, pada 6-24
jam setalah kelahiran, 3-7 hari setelah kelahiran dan pada hari ke 28 yang
difasilitasi kesehatan atau kunjungan ke rumah.
o Pelayanan Bayi
o Setiap bayi berhak mendapat pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu pada 29
hari- 3 bulan, 3-6 bulan, 6-9 bulan dan terakhir 9-11 bulan.
o Pelayanan kesehatan dasar berupa imunisasi yang wajib yaitu BCG, campak,
DPT/HB1-3, polio 1-4, dan stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang
(SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.
o Dosis imunisasi, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B,
dan 1 dosis campak.
o Pelayanan Balita
o Setiap anak usia 12-59 bulan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan 8x
dalam setahun, yang tecatat dalam kohrt anak balita pra sekolah, buku
KIA/KMS, dan buku pencatatan.
o Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap usia 12-59 bulan,
dilaksanakan minimal 2x dalam setahun.
o Suplementasi vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) pada usia 12-59 bulan, yang
dilakukan 2x pertahun pada bulan februari dan agustus.
o Posyandu balita didaerah kota BSB
Menggunakan sistem lima kerja :
Meja 1 : pendaftaran dilakukan oleh kader.
Untuk balita yang belum pernah ikut posyandu didaerah tsb harus mendaftar
terlebuh dahulu.
Meja 2 : penimbangan bayi dan anak balita dilakukan oleh kader.
Meja 3 : pengisian KMS dilakukan oleh kader.
Meja 4 : penyuluhan kepada ibu- ibu yang memnpunyai anak balita.
Meja 5 : pelayanan imunisasi, untuk vitamin warna meraj diberikan pada balita
uasia 1 tahun-5 tahun. Sedangkan kapsul biru diberikan pada usia 6 bulan -11
bulan. Serta diberikan pemberian makanan tambahan maanan bayi dan balita.
o SOP pelayanan
o SOP pengisian kartu anak
Tujuan
Sebagai acuan dalam pengisian kartu status anak secara lengkap dan benar.
Ruang lingkup
Kartu Anak untuk anak yang datang ke unit pelayanan KIA
Ketrampilan petugas
Bidan dan petugas terlatih.
o SOP pengisisan kartu bayi
Tujuan
Sebagai acuan dalam pengisian kartu status bayi secara lengkap dan benar.
Ruang lingkup
Kartu status bayi untuk dibawah 1 tahun yag datang ke unit KIA
Ketrampilan petugas
Bidan, tenaga terlatih dan dokter
o SOP pemberian imunisasi polio
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai daya tahan
terhadap penyakit polio.
Ruang lingkup
Semua pasien yang akan melakukan imunisasi polio di unit pelayanan KIA pada
anak berumur 0 - 11 bln
Ketrampilan petugas
Bidan, dokter dan perawat.
o SOP pemberian imunisasi BCG
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette – Guerin
(BCG )agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC)
Ruang lingkup
Semua pasien yang akan di imunisasi BCG di unit pelayanan KIA pada anak
berumur 0 - 11 bln
Ketrampilan petugas
Bidan, perawat dan dokter.
Uraian umum
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosa
( batuk darah )
Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam
o SOP membimbing ibu cara menyusui yang baik
Tujuan
Sebagai acuan dalam membimbing ibu melakukan cara menyusui yang baik
Ruang lingkup
Semua pasien post partum yang menyusui.
Ketrampilan petugas
Dokter dan bidan yang trampil
o SOP pemberian imunisasi tetanus toxoid
Tujuan
Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk pemberian kekebalan
aktif terhadap tetanus
Ruang lingkup
Petunjuk kerja ini mencakup unit pelayanan di ruang tindakan, unit pelayanan
KIA yang diberikan pada ibu hamil dan calon penganten.
Ketrampilan petugas
Bidan terlatih dan dokter
Uraian umum
Imunisasi Tetanus Toxoid terbukti sebagai satu upaya pencegahan penyakit
Tetanus.Diberikan pada usia kehamilan trimester pertama, dengan interval
waktu 4 minggu.Disuntikan pada lengan atas secara intra muscular (im)
sebanyak 0,5 ml, Intra Muskular atau subcutanSebelumnya lengan dibersihkan
dengan kapas yang telah dibasahi air hangat.
d. Pelayanan nifas
oNifas adalah periode mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan.
oIbu yang mendapatkan pelayanan nifas pertama kali sesuai standar adalah 6
jam sampai 7 hari paska persalinan.
oPelayanan nifas yang sesuai standar yaitu pemberian vitamin A dua kali dan
atau persiapan pemasangan KB pasca persalinan.
oCakupan pelayanan nifas yang sesuai, 3 kali minimal yaitu pada 6 jam – 7 hari
paska persalinan, minggu ke 2 dan minggu ke 6.
4. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)oPengertian
Pemberantasan penyakit menular adaalah upaya untuk menurunkan dan
mengurangi angka keakitan dan angka kematian akibat penyakit menular yang
banyak menyerang bayi, anak-anak, ibu, dan angkatan kerja. Secara epidemiologis
pemberantasan penyakit menular harus memperhatikan faktor-faktor: host, agent,
environment dan time, place, person, sehingga upaya pemberantasan harus dapat
memutuskan mata rantai penularan penyakit.
o Tujuan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah akibat buruk lebih
lanjut dari penyakit.
Mengkosolidir penyakit yang telah dapat dikendalikan
o Kegiatan Pokok
Surveilns epidemiologi, meliputi pengamatan penyakit menular, pemantauan
wilayah setempat, pengamatan vektor dan pemeriksaan laboratorium.
Pengobatan penderita, baik yang bersifat pencegahan atau penyembuhan
dalam rangka memutuskan rantai penularan.
Pemberantasan vektor secara mekanis, kimiawi dan biologi.
Imunisasi untuk mencegah penyakit: TB paru, difteria, pertusis, tetanus,
campak, polio, dan hepatitis B.
Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit seperti: diare,
malaria, demam berdarah, rabiess, dll.
o Pelaksanaan kegiatan
Surveilans Epidemiologi
o Pengertian
Definisi epidemiologi menurut WHO (1989) adalah ilmu yangmempelajari
distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa yang berkaitan
dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu
tersebut untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan.
Pengertian Surveilans (WHO) adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi
kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan aalisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan
tersebut, agar dapat melakukan tinakan penanggulangan secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
o Tujuan surveilans
1. Menentukan data dasar/besarnya masalah kesehatan
2. Memantau atau mengetahui kecenderungan penyakit
3. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa
4. Membuat rencana, pemantauan, penilaian atau evaluasi program kesehatan.
o Perolehan data dari seumber – sumber :
a. Penderita yang datang ke Puskesmas.
b. Laporan kematian dari desa dan kecamatan.
c. Laporan dari petugas lapangan atau bidan desa.
d. Laporan dari lurah/kepala desa, pamong desa, kader dn masyarakat bila
sekonyong-konyong ad penduduk yang menderita sakit atau meninggal lebih
banyak dari biasanya.
e. Rekapitulasi dan tabulasi dari laporan bulanan data kesakitan.
o Pengobatan penderita
Pengobatan terhadap penderita penyakit menular harus dilakukan secepatnya agar
penyakit tidak sempat menular secara luas.Pengobatan yang cepat dan tepat bukan
hanya dapat menyembuhkan saja,tetapi dapat mencegah menularnya penyakit yang
berarti memutuskan mata rantai penularan.
o Pemberontasan Vektor Penyakit
Dilakukan dengan cara :
1. Mekanis : pemasangan kelambu pada rumah – rumah yang berada di daerah
endemis penyakit malaria atau daerah yang sering mengalami ledakan penyakit
DHF.Pemasangan kawat kasa atau plastik strimin (biasanya untuk membuat kritik)
pada lubang angin di dinding rumah setidaknya dapat mengurangi jumlah nyamuk
yang masuk ke dalam rumah.
2. Kimiawi : Penyemprotan rumah – rumah dengan racun serangga dapat
dilakukan secara swadaya masyarakat atau menunggu bila dari dinkes melakukan
penyemprotan.
3. Biologis : Penebaran ikan kepala timah atau jenis lain yang senang memakan
jentik – jentik pada kolam – kolam tempat genangan air bila tidak dimanfaatkan
harus dikeringkan.
o Imunisasi
Imunisasi yang wajib diberikan kepada anak- anak:
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine) : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberkulosis
Vaksin DPT : Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadapdifteri, pertusis
dan tetanus
Vaksin polio : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis
Vaksin campak : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak
Vaksin hepatitis B : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan oleh virus hepatitis B
o Penanggulangan KLB dan Wabah Penyakit
Dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Laporan penyakit menular dan kematian dikelompokkan per daerah (dusun
dan desa). Daerah yang menunjukan kenaikan yang mencolok harus segera
diadakan pemeriksaan lapangan untuk mengetahui kebenarannya.
Apabila data dalam laporan memang benar,harus ditentukan luasnya masalah
(jumlah penderita,jumlah Kematian dan jumlah penduduk yang terancam )
2. Pengambilan sampel material untuk keperluan pemeriksaan laboratorium sesuai
dengan penyakitnya misalnya darah,rectal swab,air,contoh makanan dan
minuman,dahak dan materi lain yang sesuai (menurut kebutuhan).
3. Melacak orang yang berkontak dengan penderita (Foreward Contact
Traccing),dengan cara memeriksa keluarga penderita,tetangga,orang – orang yang
melayat untuk mengetahui luas penularan.
4. Melaca orang – orang yang berkontak dengan penderita sebelum penderita sakit
(backward contac traccing)untu mencari sumber penularan.
5. Tindakan pertama untuk menekan penjalaran diperlukan untuk
membatasi,mencegah dan memberantas penyebar luasan penyakit
menular sesuai dengan kemampuan,sampai diterimannya intruksi
Dinkes/Kandepkes atau datangnya tim gerak cepat yang ditugasi untuk
keperluan tersebut.
6. Penyuluhan kesehatan dalam penanggulangan KLB atau wabah dititik
beratkan pada gerakan untuk menanggulangi penyakit misalnya :
a. Gerakan Pemberantasan sarang nyamuk
b. Gerakan Kebersihan Lingkungan
c. Gerakan Imunisasi masal
d. Gerakan Penemuan penderita demam (Mass Fever Survey)
Surveilans epidemiologi
Pengertian
Pengertian secara praktis Surveilans epidemiologi suatu upaya yang dilakukan
secara terus menerus untuk mencari dan mengumpulkan data tentang penyakit dan
menganalisa data itu hingga dapat diambil tindakan.Secara singkat pengertian
surveilans Epidemiologi adalah pengumpulan data penyakit dengan maksud agar
epidemiologinya menjadi jelas.
Tujuan Surveilans Epidemiologi
Tujuan Umum :
Menunjang program program pemberantasan penyakit dengan mengetahui
lebih dini adanya penyakit menular dan kejadian luar biasa yang timbul agar angka
kematian dan angka kesakitannya dapat ditekan serendah mungkin.
Tujuan Khusus
1. Mengumpulkan data yang berguna dan sederhana sifatnya dari semua
sumber yang mungkin,terutama data kesakitan dan kematian.
2. Mengadakan tabulasi data dan menganalisa dengan orientasi pada
variabel :time”,”place”,dan “person” serta diinteprestasikan
berdasarkan perbandingan dengan data dasar (base line data) atau
angka standart lainnya (propinsi nasional)
3. Menyebar luaskan hasil tabulasi dan analisis,terutama kepada pihak
yang harus segera mengambil tindakan.
Langkah – Langkah kegiatan
kegiatan utama dalam pelaksanaan surveilans di puskesmas adalah
pengumpulan data.Data yang dikumpulkan harsu merupakan data yang dapat
dipergunakan serta sederhana.Pengumpulannya harus dilakukan secara sistematis,dan
berkesinambungan.
Pengumpulan data dapat diperoleh dari sumber :
1. Petugas pencatatan dan pelaporan puskesmas,terutama data penyakit.
2. Laporan mingguan kematian dari kecamatan atau desa.
3. Laporan dari petugas lapangan termasuk bidan desa tentang pelaksanaan suatu
program.
4. laporan kejadian luar biasa (KLB) dapat diperoleh dari: petugas puskesmas,
kader, pamong desa/ dusun dan masyarakat sendiri.
Pelaporan KLB tidak boleh hanya ditunggu, tetapi petugas puskesmas harus mencari
secara aktif di lapangan dengan mengadakan wawancara kepada kepala desa,pamong
desa, kader, dan tokoh masyarakat.
Secara praktis ada beberapa unsur yang dapat dipergunakan dalam kegiatan
surveilans epidemiologi di puskesmas, dan unsur tersebut dipilih karena sudah
tersedianya data serta adanya kemampuan puskesmas untuk melaksanakannya.
Adapun unsur-unsur tersebut ialah:
1. data kesakitan dapat diperoleh dari laporan bulanan data kesakitan
puskesmas yang memuat hampir semua penyakit yang diderita penduduk.
Diambil penyakit menular yang biasanya menimbulkan maasalah didaerah,
baik karena jumlah penderitanya yang banyak maupun yang menimbulkan
banyak kematian. Menurut penggolongan dalam daftar tabulasi data (DTD)
penyakit-penyakit yang perlu diamati secara terus-menerus misalnya:
DTD I : penyakit infeksi pada usus :
a. Kolera
b. Typus perut
c. Keracunan makanan
d. Amubiasis
DTD II : penyakit tuberkulosis :
a. Tuberkulosis paru
DTD III : penyakit karena bakteri (lain)
a. Sampar
b. Difteri
c. Batuk rejan
d. Tetanus
DTD IV : penyakit karena virus.
a. Poliomiolitis akut
b. Campak
c. Rabies
d. Cacar air
e. Demam berdarah tular nyamuk
f. Gondong
DTD V : riketsia dan penularan karena anthropoda lain,
semua jenis penyakit malaria
KEJADIAN LUAR BIASA
Pengertian kejadian luar biasa
Secara praktis adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau
meningkatnya suatu kejadian/kesakitan yang bermakna secara epidemiologis padda
suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu
Kriteria kerja KLB :
a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal
di suatu daerah.
b. Adanya peningkatan kejadian kesakitan dua kali (2x) atau lebih dibandingkan
dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu
sebelumnya, tergantung dari jenis penyakitnya.
c. Adanya peningkatan kejadian kesakitan atau kematian selama tiga kurun
waktu berturut-turut sesuai dengan penyakitnya.
Pemberantasan Penyakit TB Paru.
Tuberculosis adalah penyakit menular yang bersifat menahun, disebabkan oleh
kuman kuman micobakterium tuberculosis yang sering dihinggapi adalah paru-paru.
Pada tingkat awal TB Paru hanya dapat diketahui dengan tuberculine test (untuk
balita) dan dengan sinar tembus rontgent. Pada tingkat selanjutnya ditemukan
mycobakterium tuberculosis dalam dahak, disamping gejala-gejala : batuk, batuk
darah, sesak nafas, nyeri dalam dada, demam, berat badan turun, dsb.
Tujuan
Tujuan dari pemberantasan TB paru : menurunkan prevelensi TB.
Kegiatan Pokok
1. Penemuan Penderita
2. Pemerikaan Laboratorium
3. Pengobatan
4. Tindak Lanjut
Pelaksanaan Kegiatan
a. Penemuan Penderita ( Cari Kasus )
Penemuan penderita tersangka TB. Paru dilaksanakan secara aktif ( Active Case
Finding/ ACF ) dn pasif ( Pasive Case Finding/PCF ) :
1. Aktif
a. Mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk menjelaskan tentang tanda-
tanda penyakit dan cara pengobatanya. Kader Kesehatan/Poyandu, dan yang lainya
diharapkan dapat membantu menemukan penderita
b. Kunjungan rumah dilakukan oleh petugas puskesmas, terutama dengan
adanya Bidan Desa diharapkan penemuan penderita secara aktif dapat ditingkatkan.
2. Pasif
Penderita yang secara sukarela berkunjung ke puskesmas, Rs dan BP4 (Balai
Pemberantasan Penyakit Paru-Paru). Kriteria tersangka penderita : telah berumur
lebih dari 15 tahun dengan salah satu gejala sebagai berikut:
a. Batuk lebih dari 4 minggu
b. Batuk berdahak
c. Nyeri dada
d. Sesak Nafas
b. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk menegakkan diagnose TB Paru Laboratorium puskesmas diharapkan mampu
memeriksa sputum (dahak) secara mikroskopis.
Pengambilan Sputum dilakukan dengan 3 cara :
1. Over night sputum : dahadikumpulkan sepanjang malam.
2. Early morning sputum : pengambilan dahak pada pagi hri sebelum berkumur,
minum, makan, merokok. Dll
3. Spot Sputum : Pengambilan dahak sewaktu terjadi batuk di puskesmas.
Pewarnaan sediaan dahak dengan menggunakan KINYOUN GABRET.
Pemeriksaan sputum dilakukan 3 kali untuk setiap tersangka dan setiap dahak yang
Diambil dibuat 3 sediaan. Pada pemeriksaan mikroskop setiap sediaan harus
diperiksa 100 lapangan pandangan.
c. Pengobatan Penderita
Pelaksanaan pengobatan TB paru ada dua tahap:
1 .tahap intensif (intensive daily treatment) : diberikan selama 4 minggu/28 hari
(selama hari kerja) sebanyak 24 dosis.toleransi pemberian paling lama 6 minggu
harus sudah selesai.
Dosis harian :
TB 2/ethambutol................................: 500 mg (2 tablet)
TB 4/INH............................................ : 400 mg(4 tablet)
TB 5/rifampicin.................................. : 450 mg(1 tablet)
B 6 ......................................................: 10 mg (1 tablet)
4. Upaya perbaikan gizi
A. Pola Makan
a. Pengertian Pola Makan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu sistem,
cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan
demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha
untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud pola
makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan
jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan
kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola
makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan
kebiasaan makan setiap harinya.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan
1. Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian
pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Sebagai
contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-orang
Italia, curry (kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok, selain
makanan -makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak
disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan
penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.
2. Agama/Kepercayaan
Agama / kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang
dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks
mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging
setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) melarang pemeluknya
mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol.
3. Status sosial ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut
dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas
menegah ke bawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan
jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi
seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal harganya. Kelompok
sosial juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput
disukai oleh beberapa kelompok masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat
yang lain lebih menyukai hamburger dan pizza.
4. Personal preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap
kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya
sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan
kai, begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makanan kerang,
begitu pula anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang
terhadap makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-
anak yang suka mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar
karena mereka sering dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka
dimarahi bibinya, akan tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang
dimasak bibinya.
5. Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang
Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan
karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan
merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk
makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah
memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan
mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf
pusat, yaitu hipotalamus.
6. Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan.
Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan
yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan
lapar dari pada makan.
c. Pedoman Pola Makan Sehat
Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
Selain karena faktor kekurangan nutrisi, akhir-akhir ini juga muncul penyakit akibat
salah pola makan seperti kelebihan makan atau makan makanan yang kurang
seimbang. Bahkan, kematian akibat penyakit yang timbul karena pola makan yang
salah / tidak sehat belakanan ini cenderung meningkat. Penyakit akibat pola makan
yang kurang sehat tersebut diantaranya diabetes melitus, hiperkolesterolemia,
penyakit kanker, penyakit arteri koroner, sirrhosis, osteoporosis, dan beberapa
penyakit kardiovaskuler.
Untuk menghindari penyakit-penyakit akibat pola makan yang kurang sehat,
diperlukan suatu pedoman bagi individu, keluarga, atau masyarakat tentang pola
makan yang sehat. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pola makan itu dibentuk
sejak masa kanak-kanak yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu, untuk
membentuk pola makan yang baik sebaiknya dilakukan sejak masa kanak-kanak.
Namun sebagai orang tua harus mengetahui bagaimana kebiasaan dan karakteristik
anaknya.
Pedoman pola makan sehat untuk masyarakat secara umum yang sering
digunakan adalah pedoman Empat Sehat Lima Sempurna, Makanan Triguna, dan
pedoman yang paling akhir diperkenalkan adalah 13 Pesan dasar Gizi Seimbang.
Pengertian makanan triguna adalah bahwa makanan atau diet sehari-hari harus
mengandungkarbohidrat dan lemak sebagai zat tenaga, protein sebagai zat
pembangun, vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
Pedoman 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan pesan-pesan untuk
mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang guna menghasilkan
kualitas sumber daya manusia yang andal. Garis besar pesan-pesan tersebut seperti
dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI (1997) antara lain:
1) Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan yang beraneka ragam harus
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan bahkan serat
makanan dalam jumlah dan proporsi yang seimbang menurut kebutuhan masing-
masing kelompok (bayi, balita, anak, remaja, ibu hamil dan menyusui, orang dewasa
dan lansia).
2) Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi dan tenaga dapat
diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak serta protein. Energi dibutuhkan
untuk metabolisme dasar (seperti untuk menghasilkan panas tubuh serta kerja organ-
organ tubuh) dan untuk aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja serta berolah raga.
Kelebihan energi akan menghasilkan obesitas, sementara kekurangan energi dapat
menyebabkan kekurangan gizi seperti marasmus.
3) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Karbohidrat sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi
dengan memperhatikan azas tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah. Makanan
ini sebaiknya dimakan pada siang hari ketika kita akan atau sedang melakukan
aktivitas dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok makan gula/hari. Karbohidrat
kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama makanan yang merupakan sumber unsur
gizi lain seperti protein, lemak/minyak, vitamin dan mineral. Seyogyanya 50-60%
dari kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks.
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
Konsumsi lemak dan minyak berlebihan, khususnya lemak/minyak jenuh dari hewan,
dapat beresiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang mempunyai
kecenderungan ke arah tersebut. Dislipidemia atau kenaikan kadar lemak (kolesterol
atau trigliserida) dalam darah merupakan faktor untuk terjadinya penyakit jantung
koroner dan stroke. Konsumsi lemak/minyak dianjurkan tidak melebihi 20% dari
total kaori dan perlu diingat bahwa unsur gizi ini juga memiliki peran tersendiri
sebagai sumber asam lemak esensial serta juga membantu penyerapan beberapa
vitamin yang larut dalam lemak.
5) Gunakan garam beryodium. Penggunaan garam beryodium dapat mencegah
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Namun, penggunaan garam yang
berlebihan juga tidak dianjurkan karena garam mengandung natrium yang bisa
meningkatkan tekanan darah. Sebaiknya konsumsi garam tidak melebihi 6 gram atau
1 sendok teh per hari.
6) Makanlah makanan sumber zat besi. Makanan seperti sayuran hijau, kacang-
kacangan, hati, telur dan daging banyak mengandung zat besi dan perlu dikonsumsi
dalam jumlah yang cukup untuk mencegah anemia gizi.
7) Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan. Untuk dapat memberikan
ASI dengan baik, ibu menyusui harus meningkatkan jumlah dan mutu gizi
makanannya selama hamil dan menyusui. Makanan Pendamping ASI (PASI) hanya
boleh diberikan setelah usia bayi lebih dari 4 bulan dan pemberiannya harus
bertahapmenurut umur, pertumbuhan badan serta perkembangan kecerdasan.
8) Biasakan makan pagi. Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan
memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan
produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan
konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan.
9) Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya. Air minum harus bersih dan
bebas kuman. Minumlah air bersih sampai 2 liter per hari sehingga metabolisme
tubuh kita bisa berjalan lancar mengingat air sangat dibutuhkan sebagai pelarut unsur
gizi bagi keperluan metabolisme tersebut. konsumsi air yang cukup dapat
menghindari dehidrasi dan akan menurunkan resiko infeksi serta batu ginjal.
10) Lakukan kegiatan fisik atau olah raga yang teratur. Kegiatan itu akan membantu
mempertahankan berat badan normal disamping meningkatkan kesegaran tubuh,
memperlancar aliran darah dan mencegah osteoporosis khususnya pada lansia.
11) Hindari minum minuman beralkohol. Alkohol bersama-sama rokok dan obat-
obatan terlarang lainnya harus dihindari karena dapat membawa risiko untuk
terjadinya berbagai penyakit degeneratif, vaskuler dan kanker.
12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang tidak tercemar,
tidak mengandung kuman atau parasit lain, tidak mengandung bahan kimia berbahaya
dan makanan yang diolah dengan baik sehingga unsur gizi serta cita rasanya tidak
rusak, merupakan makanan yang aman bagi kesehatan.
13) Bacalah label pada makanan yang dikemas. Label pada makanan kemasan harus
berisikan tanggal kadaluwarsa, kandungan gizi dan bahan aktif yang digunakan.
Konsumen yang berhati-hati dan memperhatikan label tersebut akan terhindar dari
makanan rusak, tidak bergizi dan makanan berbahaya. Selain itu, konsumen dapat
menilai halal tidaknya makanan tersebut (Dirjen Binkesmas Depkes RI, 1997).
B. Gizi Seimbang
a. Pengertian gizi seimbang
Gizi seimbang adalah konsumsi makanan sehari-hari yang sesuai
dengan kebutuhan gizi agar tumbuh sehat dan cerdas.
b. Gizi seimbang untuk bayi
Makanan seimbang untuk bayi dan anak sampai umur 2 tahun terdiri dari Air
Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
MP-ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi/ anak disamping ASI untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI harus diberikan pada umur 6 bulan.
Tujuan Pemberian Makanan Kepada Bayi dan Anak Umur 0-24 bulan
1. Agar bayi dan anak tumbuh sehat dan cerdas
2. Agar bayi dan anak memiliki daya tahan tubuh yang maksimal
3. Membentuk perilaku pemberian makanan yang baik dan benar sejak dini.
4. Sebagai persyaratan kasih sayang.
Persyaratan Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak
1. Sesuai dengan kebutuhan gizi bayi dan anak (Gizi Seimbang)
2. Konsistensi Makanan Pendamping ASI disesuaikan dengan umur dan
kemampuan daya cerna bayi/ anak (cair, lumat, lembik, makanan keluarga)
3. Mengutamakan pemberian ASI :
- ASI Eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
- MP-ASI dimulai diberikan saat bayi berumur 6 bulan dan ASI diteruskan
4. Aman, yaitu bebas dari bahan berbahaya
Tahapan Pemberian Makanan Dengan Gizi Seimbang
~ Umur 0-6 bulan (ASI Eksklusif)
1. Berikan ASI saja sesering mungkin tanpa dijadwal
2. ASI segera diberikan dalam waktu 30 menit setelah dilahirkan
3. ASI pertama (kolostrum) harus diberikan pada bayi karena banyak mengandung
zat kekebalan dan padat gizi
~ Umur 6-9 bulan
1. ASI diteruskan
2. Mulai diberikan Makanan Pendamping ASI dalam bentuk lumat misalnya bubur
susu, pisang, air buah, 2 kali sehari
3. Berikan ASI lebih dahulu, kemudian MP-ASI
4. Berikan MP-ASI berupa nasi tim lumat atau saring minimal 3 kali sehari setelah
usia 7 bulan
~ Umur 9-12 bulan
1. ASI diteruskan dan didahulukan
2. Berikan nasi tim lunak/ lembik minimal 3 kali sehari
3. Berikan juga makanan selingan bergizi misalnya bubur kacang ijo, biskuit, 1-2
kali sehari
4. Berikan buah-buahan
~ Umur 1-2 tahun
1. ASI diteruskan
2. Berikan makanan keluarga sesuai gizi seimbang sebanyak ½ porsi orang dewasa
tiap kali pemberian
3. Teruskan pemberian makanan selingan bergizi, 1-2 kali sehari
4. Berikan buah-buahan segar atau sari buah
d. Gizi seimbang untuk balita
Asupan zat-zat gizi yang lengkap masih terus dibutuhkan anak selama proses
tumbuh kembang masih terus berlanjut. Zat gizi yang dibutuhkan anak usia 12-18
bulan ini porsi makanan yang dikonsumsi sekarang ini yang bertambah, sesuai
dengan pertambahan berat tubuhnya dan peniningkatan proses tumbuh kembang
yang terjadi.
Tubuh anak tetap membutuhkan semua zat gizi utama yaitu karbohidrat, lemak,
protein, serat, vitamin dan mineral. Asupan makanan sehari untuk anak harus
mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg
berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.Asupan lemak
juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak.
Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarine.
Kebutuhan gizi balita
–Gula & Garam - lupakan penggunaan gula dan garam pada menu bayi. Kalau
pun ia sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam
untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau
kurang dari 1 gram. Cermati makanan balita Ibu karena makanan orang dewasa
belum tentu cocok untuknya. Kadang makanan Ibu terlalu banyak garam atau
gula, atau bahkan mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan.
–Porsi Makan
Porsi makan anak juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka membutuhkan
makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun
sering.
–Kebutuhan Energi & Nutrisi
Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat,protein, lemak serta vitamin,
mineral dan serat wajib dikonsumsi anak setiap hari. Atur agar semua sumber
gizi tersebut ada dalam menu sehari.
–Susu Pertumbuhan
Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita.
Sedikitnya balita butuh 350 ml/12 oz per hari. Susu Pertumbuhan dari Nutricia
merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak
usia 12 bulan ke atas dan menjadi pelengkap menu buah hati ibu.
Makanan yang harus dihindari
–Makanan yang terlalu berminyak , junk food, dan makanan berpengawet
sebaiknya dihindari. Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan keluarga
terutama untuk balita.
–Penggunaan Garam. bila memang diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah
sedikit. Dan pilih garam beryodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli
makanan dalam kemasan, perhatikan juga kandungan garamnya.
–Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan
gizinya. Ibu bisa membuat sendiri ‘jajanan’ untuk balita hingga ia tidak tergiur
untuk jajan.
– Telur dan kerang. Karena seringkali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila
Ibu tidak jeli memilih yang segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah
telur sampai matang untuk menghindari bakteri yang dapat mengganggu
pencernaan.
– Kacang-kacangan. Karena bisa jadi juga bisa jadi pencetus alergi. Jangan
berikan kacang bila si balita belum terampil mengunyah karena bisa tersedak.
Pola makan balita
– Pukul 06.00 : Susu
– Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
– Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
– Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
– Pukul 14.00 : Susu
– Pukul 16.00 : Makanan selingan
– Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
– Pukul 20.00 : Susu.
e. Gizi seimbang untuk ibu hamil
Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Beberapa kebutuhan gizi ibu
hamil dapat ditutupi oleh makanan sehat yang seimbang. Selain pilihan
makanan sehat, pada saat kehamilan dibutuhkan vitamin. Idealnya adalah tiga
bulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat membantu mendapatkan gizi yang
dibutuhkan. Namun, terkadang diperlukan tambahan makanan, bahkan
suplemen sesuai kebutuhan. Berikut adalah beberapa syarat makanan sehat bagi
ibu hamil:
Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh
anda dan pertumbuhan bayi
Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin,
mineral)
Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi
Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula
darah, dan tekanan darah.
Kebutuhan gizi :
1. Kalori
Selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, juga plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak, serta untuk
perubahan metabolisme yang terjadi. Di trimester II dan III, kebutuhan kalori
tambahan ini berkisar 300 kalori per hari dibanding saat tidak hamil. Berdasarkan
perhitungan, pada akhir kehamilan dibutuhkan sekitar 80.000 kalori lebih banyak
dari kebutuhan kalori sebelum hamil.
2. Protein
Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram. Artinya, wanita hamil
butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil.
Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan
janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel.
3. Lemak
Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan lemak
sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan
untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak
dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil
juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapannya untuk menyusui
setelah bayi lahir.
4. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan
selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan
membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Pilihan yang dianjurkan
adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia, nasi dan pasta. Selain
mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan
serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit
buang air besar dan wasir.
5. Vitamin dan mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibanding
sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin
serta proses diferensiasi sel. Tambahan zat gizi lain yang penting juga dibutuhkan
untuk membantu proses metabolisme energi seperti vitamin B1, vitamin B2, niasin,
dan asam pantotenat. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan
sel-sel darah merah, sedangkan Vitamin B6 juga berperan penting dalam
metabolisme asam amino.
Kebutuhan vitamin A dan C juga meningkat selama hamil. Begitu juga
kebutuhan mineral, terutama magnesium dan zat besi. Magnesium dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan dari jaringan lunak. Sedangkan zat besi dibutuhkan untuk
membentuk sel darah merah dan sangat penting untuk pertumbuhan dan
metabolisme energi, disamping untuk meminimalkan peluang terjadinya anemia.
Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil.
Perhitungan kebutuhan gizi
• Kebutuhan energi :
– Metode harrist benedict
– Penambahan kalori à + 180 kkal …. Trimester 1
+ 300 kkal …. T2 & T3
• Kebutuhan protein :
– 1 gr/kg BB/ hari
–Penambahan protein à + 17 gram…. T1-T3
• Kebutuhan lemak :
–25-30% dari total kebutuhan energi
f.Gizi ibu menyusui
Makanan Ibu bisa mempengaruhi bayi lewat pemberian ASI (terutama pada
rasa ASI). Hindari makanan berbumbu tajam atau pedas juga kafein karena
bisa menjadi stimulan bagi bayi seperti kembung, diare, alergi atau masalah
lain.
Makanan yang mungkin perlu Ibu hindari
Berikut adalah jenis makanan/minuman yang dapat mempengaruhi bayi
melalui ASI:
•Makanan pedas dan berbumbu tajam dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
• Kafein yang ada dalam minuman Ibu, bukan hanya membuat Ibu terjaga tapi
juga membuat bayi sulit tidur sehingga waktu istirahat Ibu pun berkurang
Padahal Ibu butuh istirahat untuk kembali mengurus bayi esok harinya.
• Produk olahan susu, bawang bombay, kubis mungkin membuat bayi Ibu
kembung dan kolik
Perhitungan gizi
• Kebutuhan energi :
–Metode harrist benedict
–Penambahan kalori à + 500 kkal …. 6 bulan pertama
+ 550 kkal …. 6 bulan kedua
• Kebutuhan protein :
–1 gr/kg BB/ hari
–Penambahan protein à + 17 gram
• Kebutuhan lemak :
– 25-30% dari total kebutuhan energi
g. Gizi untuk Lansia
Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada
orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya
massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat
4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-
25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.
Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk
lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka
sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan,
sehingga tubuh akan menjadi kurus
Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1
gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata
kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari
orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen
(protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya
kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya
konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang
dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan
kacang-kacangan.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari
konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan
pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut
adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak
nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak
hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah
ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak
tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber
asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung
asam lemak jenuh.
Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau
konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat
makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang
baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak
dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena
dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan
zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan
untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang
berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E
umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan,
khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak
diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang
dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran
dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan
serat.
6.Upaya Pengobatan Puskesmas
a. Tujuan
Sebagai fungsi puskesmas adalah sebagai pelayanan kesehatan masyarakat dan
perorangan yang primer, maka puskesmas harus mampu memberikan peleyanan
kesehatan dini, penanganan gawat darurat yang seoptimal mungkin guna
menghindari atau mengurangi kecacatan.
b. Pengobatan di Puskesmas terbagi atas:
o Poli rawat jalan umum
o Rawat jalan gigi
o UGD
o Puskesmas keliling
o Rawat Inap
c. Rujukan
Sebagai sarana tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas.
Padahal puskesmas berhadapan langsung oleh masyarakat dengan berbagai
permasalahan kesehatan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit
atau masalah kesehatan yang diselnggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti satu strata pelayanan ke strata pelayanan yang lebih tinggi, dan
horizontal dalam arti antar strata pelayanan kesehatan yang sama.
Rujukan terbagi atas:
Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas:
~ rujukan kasus, untuk diagnostik, pengobatan, tenaga medis(misal operasi) dll.
~ rujukan bahan pemeriksaan(spesimen), untuk pemeriksaan laboratorium yang
lengkap.
~ rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
berkompeteb untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medik spesialis puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.
Rujukan upaya kesehatan mencangkup:
~ rujukan sarana dan logistik, antara lain pinjamanan peraltan fogging, peminjaman
alat- alat laboratorium, bantuan vaksin dll.
~ rujukan tenaga, antara lain dengan dukungan tenaga ahli untuk penyidikan kejadian
luar biasa, bantuan penyelesaian msalah hukum kesehatan, penanggulangan
kesehatan karena bencana alam.
~ rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnnya kewenangan dan tanggung
jawab penyelesaian maslah tanggung jaawab masyarakat dan atau penyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat kepada dinas kabupaten .
Mekanisme rujukan
Rujukan medik puskesmas dilakukan secara berjenjang mulai dari :
a. Kader dan dukun bayi
b. Posyandu
c. Pondok bersalin/bidan desa
d. Puskesmas pembantu
e. Puskesmas rawat inap
f. Rumah sakit kabupaten Klas D/C
Langkah rujukan :
1. Menentukan kegawat daruratan penderita
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat
ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena itu mereka belum tentu
dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembatu dan puskesmas
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat
menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus manayang boleh ditangani
sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
2. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan
tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama
dalam perjalanan ke tempat rujukan.
c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita
tidak mungkin dikirim.
5. Persiapan penderita (BAKSOKUDA)
6. Pengiriman Penderita
7. Tindak lanjut penderita :
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan
b. Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus kunjungan
rumah
Kriteria pengobatan rasional menurut WHO
1. Sesuai dengan Indikasi Penyakit
Pengobatan didasarkan atas keluhan individual dan hasil pemeriksaan fisik yang akurat
2. Diberikan dengan Dosis yang Tepat
Pemberian obat memperhitungkan umur, berat badan dan kronologis penyakit
3. Cara Pemberian dengan Interval Waktu Pemberian yang Tepat
Jarak minum obat sesuai dengan aturan pemakaian yang telah ditentukan
4. Lama Pemberian yang Tepat
Pada kasus tertentu memerlukan pemberian obat dalam jangka waktu tertentu
5. Obat yang Diberikan Harus Efektif, dengan Mutu Terjamin
Hindari pemberian obat yang kedaluarsa dan tidak sesuai dengan jenis keluhan penyakit
6. Tersedia Setiap Saat dengan Harga yang Terjangkau
Jenis obat mudah didapatkan dengan harganya relatif murah
7. Meminimalkan Efek Samping dan Alergi Obat
Beri informasi standar tentang kemungkinan efek samping obat dan cara mengatasinya.
d. Rekam medis
Pengertian
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas ,
anamnesa,penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan
medikyang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap , rawat
jalan maupunyang mendapatkan pelayanan gawat darurat .
Tujuan dan kegunaan
Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
dalamrangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan.
Kegunaan Rekam Medis antara lain:
1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi , karena isinya
menyangkuttindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga
mdis dan perawat dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
2. Aspek Medis
Catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatanyang harus diberikan kepada pasien
Contoh :
Identitas pasien
Anamnesis
Diagnosis fisik
Hasil laboratorium
3. Aspek Hukum
Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan , dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk
menegakkan
keadilan
4. Aspek Keuangan
Isi Rekam Medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya
pembayaranpelayanan . Tanpa adanya bukti catatan tindakan /pelayanan , maka
pembayaran tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
5. Aspek Penelitian
Berkas Rekam medis mempunyai nilai penelitian , karena isinya menyangkut
data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian .
6. Aspek Pendidikan
Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan , karena isinya
menyangkut
data/informasi tentang kronologis dari pelayanan medik yang diberikan pada pasien
7. Aspek Dokumentasi
Isi Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikandan
dipakaisebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan sarana kesehatan
Rekam medis di sarana pelayanan kesehatan primer (Puskesmas)
Rekam medis di Puskesmas merupakan salah satu sumber data penting yang
nantinyaakan diolah menjadi informasi .Jenis-jenis kartu atau status rekam medis
yang ada di Puskesmas sangat bervariasi,tergantung sasarannya, sebagai contoh :
Family Folder
Kartu Tanda Pengenal
Kartu Rawat Jalan
Kartu Rawat Tingga
lKartu Penderita & indek Penderita Kusta
Kartu Penderita & indek Penderita TB
Kartu Ibu
Kartu Anak dll
KMS Balita, anak sekolah, Ibu hamil dan Usila
Kartu tumbuh Kembang Balita
Kartu Rumah (sanitasi)
Sebagai gambaran, terlihat pada Diagram 1, alur pasien atau rekam medis yang
terjadidi Puskesmas.