UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN...

42
UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN Daemonorops draco SITY ADHITIA SARMAN DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN...

Page 1: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

i

UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI

RESIN Daemonorops draco

SITY ADHITIA SARMAN

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

ii

Page 3: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Upaya Isolasi

Drakorodin dari Resin Daemonorops draco adalah benar karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2014

Sity Adhitia Sarman

NIM G44090058

Page 4: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian
Page 5: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

ii

ABSTRAK

SITY ADHITIA SARMAN. Upaya Isolasi Drakorodin dari Resin Daemonorops

draco. Dibimbing oleh BUDI ARIFIN dan SUMINAR S ACHMADI.

Jernang merupakan hasil sekresi dari buah rotan. Jernang yang biasa

digunakan ialah jenis Daemonorops draco yang memiliki kadar drakorodin

tertinggi, tetapi kadarnya secara kuantitatif belum dapat ditentukan. Drakorodin

adalah senyawa flavilium alami, turunan antosianin, dan pemberi warna alami

pada jernang. Senyawa ini berpotensi sebagai bahan obat dan bahan pewarna

alami. Drakorodin yang diisolasi dari ekstrak kasar jernang dianalisis

menggunakan spektrofotometer ultraviolet-tampak (UV-Vis) dan kromatografi

cair kinerja tinggi (KCKT) dengan kolom C18 (5 µm, 250 × 4.6 mm id, Dikma).

Sampel diberi 2 perlakuan, yakni dalam medium tanpa asam dan dalam medium

asam (HClO4 60%). Spektrum UV-Vis menunjukkan bahwa drakorodin dapat

dideteksi pada panjang gelombang 400—490 nm. Pada kromatogram KCKT,

drakorodin dihasilkan pada waktu retensi menit ke-5 dengan eluen etil asetat 1%

dalam metanol, laju alir 0.5 mL/menit, dan dideteksi pada 475 nm. Kadar

drakorodin yang diperoleh pada ekstrak metanol jernang tanpa asam sekitar

55.6% lebih tinggi daripada ekstrak metanol jernang yang ditambah HClO4, yaitu

sekitar 37.4% dari bahan awal yang direfluks selama 1 jam. Isolat ini dapat

digunakan untuk penetapan kadar drakorodin dalam jernang komersial.

Kata kunci: Daemonorops draco, drakorodin, flavilium, jernang, kromatografi

cair kinerja tinggi

ABSTRACT

SITY ADHITIA SARMAN. Attempt to Isolate of Dracorhodin from

Daemonorops draco. Supervised by BUDI ARIFIN and SUMINAR S

ACHMADI.

Dragon’s blood is a secretion of rattan fruits. The commonly used rattan

species is Daemonorops draco that contain the highest dracorhodin, but the

content has not been determined quantitatively. Dracorhodin is a natural flavylium

compound, anthocyanin derivative, and provides the natural color of dragon’s

blood. This compound is potential as drug materials and natural dye. Dracorhodin

isolated from dragon’s blood crude extract were analyzed using ultraviolet-visible

(UV-Vis) spectrophotometric and high performance liquid chromatography

(HPLC) with C18 column (5 µm, 250 × 4.6 mm id, Dikma). The samples were

treated in acidic (60% HClO4) and non-acidic medium. UV-Vis spectra showed

that dracorhodin was also detected at 400—490 nm. Dracorhodin was detected in

HPLC chromatogram at retention time of 5 minutes, using ethyl acetate 1% in

methanol as eluent, 0.5 mL/min flow rate, and detection wavelength at 475 nm.

Dracorhodin content obtained from non-acidic medium crude methanol extract

was 55.6%, which was higher than that in the acidic medium, namely 37.4% from

the starting materials that was refluxed for about 1 hour. The isolates can be used

as standard for quantifying dracorhodin in commercial dragon’s blood.

Key words: Daemonorops draco, dracorhodin, dragon’s blood, flavylium, high

performance liquid chromatography

Page 6: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

i

Page 7: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

iv

UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI

RESIN Daemonorops draco

SITY ADHITIA SARMAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Program Studi Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

iii

Page 9: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

vi

Judul Skripsi : Upaya Isolasi Drakorodin dari Resin Daemonorops draco

Nama : Sity Adhitia Sarman

NIM : G44090058

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS

Ketua Departemen Kimia

Tanggal lulus:

Budi Arifin, SSi, MSi

Pembimbing I

Prof Ir Suminar Setiati Achmadi, PhD

Pembimbing II

Page 10: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

>,

Judul Skripsi : Upaya Isolasi Drakorodin dari Resin Daemonorops draco Nama : Sity Adhjtja Sannan NlM : G44090058

Disetujui oleh

Rudi Arifin. SSi.. MSi ProfTr Suminar Setiati Achmadi, PhD Pembimbing I Pembimbing 11

Tanggallulus: 13 JAN 2014

Page 11: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

v

Page 12: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan tugas akhir sarjana

dengan baik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai November 2013 di

Laboratorium Kimia Organik dan Laboratorium Bersama, Departemen Kimia,

IPB. Skripsi yang berjudul Isolasi dan Penentuan Kadar Drakorodin dari Resin

Daemonorops draco ini disusun sebagai laporan tugas akhir tersebut.

Laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak, baik moral maupun spiritual. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada Budi Arifin, SSi, MSi selaku pembimbing I

dan Prof Ir Suminar Setiati Achmadi, PhD selaku pembimbing II. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sabur, Ibu Yenny, dan Ibu Nia di

Laboratorium Kimia Organik. Penulis juga berterima kasih kepada Drs M Farid,

MSi, Umar Toriq, Rika Kurnia, Nisfiyah Maftuhah, Febrina Miharti, dan Rahmi

Puspita Sari yang telah membantu selama penelitian. Penelitian ini disponsori

oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Hibah Kerja Sama

Antarlembaga dan Perguruan Tinggi yang diraih oleh Prof Ir Suminar S Achmadi,

PhD pada tahun 2012. Terima kasih taklupa diucapkan kepada Institut Pertanian

Bogor yang telah memberikan beasiswa selama saya menjadi mahasiswa.

Akhir kata, penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca umumnya.

Bogor, Desember 2014

Sity Adhitia Sarman

Page 13: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 BAHAN DAN METODE ........................................................................................ 2

Alat dan Bahan 4 Prosedur Percobaan 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5 Kondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 Identitas Drakorodin Berdasarkan Spektrofotometer UV-Vis 6 Pengaruh Pengasaman pada Kadar Drakorodin 7 Kondisi Kerja Sistem Eluen dan Laju Alir pada KCKT 9

Identitas dan Kadar Drakorodin Berdasarkan KCKT 9 SIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11 LAMPIRAN 11

Page 14: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

vii

DAFTAR GAMBAR

1 Buah rotan jernang 1

2 Struktur drakorodin 2

3 Diagram alir penelitian 3

4 Kromatogram KLT ekstrak etanol jernang dengan eluen n-heksana-etil asetat

(1:3) (a) dan 7 fraksi hasil pemurnian dengan KLT preparatif 6

5 Kromatogram KLT ekstrak etanol jernang dengan penambahan HCl 0.1 M pada

eluen n-heksana-etil asetat (1:3) (a), n-heksana-MTC (1:1) (b), n-heksana-etil

asetat-air (2:3:1) (c), dan metanol (d) 7

6 Skema reaksi kimia kation flavilium (AH+) 7

7 Spektrum UV-Vis ekstrak metanol jernang tanpa pengasaman (a) dan yang

diasamkan dengan H2SO4 ke pH 1 (b) 9

8 Spektrum UV-Vis ekstrak metanol jernang yang diasamkan dengan HClO4 10

DAFTAR TABEL

1 Absorbans puncak serapan spektrum UV-Vis yang diduga drakorodin dari 7

fraksi hasil pemurnian ekstrak etanol jernang dengan KLT preparatif 6

2 Data spektrum UV-Vis ekstrak metanol jernang tanpa pengasaman 8

3 Data spektrum UV-Vis ekstrak metanol jernang yang diasamkan dengan

H2SO4 8

4 Data spektrum UV-Vis ekstrak metanol jernang yang diasamkan dengan

HClO4 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Spektrum UV-Vis ekstrak etanol jernang 13

2 Kromatogram hasil penentuan eluen terbaik 15

3 Spektrum UV-Vis fraksi-fraksi hasil pemurnian ekstrak etanol jernang dengan

KLTP 16

4 Spektrum KCKT ekstrak metanol jernang tanpa pengasaman pada berbagai

eluen 19

5 Spektrum KCKT ekstrak metanol jernang yang ditambahkan dengan berbagai

jenis asam 22

6 Spektrum KCKT eluen etil asetat 1% dalam metanol ekstrak jernang tanpa

asam dan ekstrak yang ditambah HClO4 24

7 Perhitungan kadar drakorodin 26

Page 15: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian
Page 16: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

1

PENDAHULUAN

Jernang adalah resin hasil sekresi buah rotan jernang (Daemonorops draco)

(Gambar 1) yang endemik di Asia Tenggara. Resin tersebut menempel dan

menutupi bagian luar buah rotan, dan untuk mendapatkannya diperlukan proses

ekstraksi (Toriq 2013). Jenis rotan D. draco merupakan yang terbaik karena

kandungan resinnya paling banyak dibandingkan dengan spesies rotan jernang

yang lain (Rustiami et al. 2004; Soemarna 2009). Jernang dalam dunia

perdagangan dikenal dengan nama dragon’s blood.

Gambar 1 Buah rotan jernang

Komponen kimia utama pada resin jernang adalah kelompok ester dan

drakoresinotanol (57–82%). Selain itu, resin tersebut mengandung berbagai

senyawa seperti drakoresena (14%), drakoalban (hingga 2.5%), resin taklarut

(0.3%), residu (18.4%), asam abietat, drakorodin, drakorubin, dan beberapa

pigmen terutama nordrakorodin dan nordrakorubin (Purwanto et al. 2005). Ada 59

komponen kimia yang ditemukan dalam jernang (Toriq 2013).

Resin jernang memiliki ciri berwarna merah, berbentuk amorf, dengan

bobot jenis 1.18–1.20. Bilangan asamnya rendah, bilangan ester sekitar 140, titik

cair sekitar 120 °C, serta larut dalam alkohol, eter, minyak lemak, dan minyak

atsiri, larut sebagian dalam kloroform, etil asetat, metanol, karbon disulfida, dan

tidak larut dalam air (Coppen 1995).

Menurut Toriq (2013), drakorodin (Gambar 2) merupakan komponen utama

dan juga sebagai penciri jernang. Drakorodin merupakan senyawa flavonoid

turunan antosianin, pemberi warna alami pada jernang. Berbagai manfaat senyawa

ini dalam bidang kesehatan, meliputi potensi sebagai bahan obat secara biologis

dan aktivitas farmakologis seperti antimikrob, antivirus, antitumor, dan aktivitas

sitotoksik (Shi et al. 2009; Rondao 2012), bahan obat seriawan, sakit perut,

maupun untuk mengatasi gangguan pencernaan (Rustiami et al. 2004; Soemarna

2009). Manfaat medis, terutama jenis Daemoronops, berasal dari keberadaan

asam benzoat yang bersifat antiseptik (Edwards et al. 2003). Manfaat lainnya

ialah sebagai bahan pewarna alami (Winarni et al. 2005; Soemarna 2009), bahan

campuran kosmetik, bahan astringen, dan serbuk pasta gigi (Soemarna 2009).

Buah ini tidak memiliki kandungan senyawa beracun (Shi et al. 2009).

Page 17: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

2

Gambar 2 Struktur drakorodin

Senyawa antosianin maupun drakorodin telah diisolasi oleh beberapa

peneliti. Hillebrand et al. (2009) mengisolasi senyawa antosianin dari kentang

biru spesies Solanum tuberosum, menggunakan beberapa cara seperti

kromatografi arus lawan-kecepatan tinggi (KALKC), kromatografi arus lawan-

rotasi kecepatan rendah (KALRKR), kromatografi cair kinerja tinggi-detektor

susunan diode (KCKT-DSD), spektrometer massa-ionisasi semprotan elektron

(SM-ISE), dan spektrometer resonans magnetik inti (SRMI). Sousa et al. (2008)

mengisolasi drakorodin menggunakan KCKT-DSD dari spesies D. draco, tetapi

rendemen yang didapat tidak dijelaskan. Shi et al. (2009) memisahkan drakorodin

menggunakan KALKC. Rendemen yang didapat 6.6% dengan kemurnian di atas

98%. Drakorodin pada ekstrak kasar juga diidentifikasi oleh Toriq (2013) dengan

menggunakan kromatografi gas-spektrometer massa (KG-SM) dari berbagai jenis

jernang dan didapatkan kadar sekitar 1.4—6.5%.

Sejauh ini, mutu komoditas jernang belum dapat ditentukan secara

kuantitatif berdasarkan kadar drakorodin dan masih secara kualitatif. Penelitian

sebelumnya hanya membedakan dan mengelompokkan jernang dalam 3 jenis

mutu, yaitu Mutu Super, Mutu A, dan Mutu B (Toriq 2013). Diharapkan dengan

penelitian ini, kadar pasti drakorodin pada jernang akan dapat ditentukan secara

kuantitatif. Penelitian ini berupaya mengisolasi drakorodin dalam jernang.

BAHAN DAN METODE

Penelitian diawali dengan mengekstraksi sampel bubuk jernang spesies D.

draco mutu terbaik yang berasal dari daerah Sarolangun (Jambi) dan didapat dari

(Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan

Hasil Hutan (Pustekolah)). Sampel diekstraksi dengan cara refluks dan maserasi

dalam pelarut etanol, aseton, dan etil asetat (modifikasi Shi et al. 2009; Toriq

2013). Ekstrak terbaik berdasarkan rendemen dan spektrum ultraviolet-tampak

(UV-Vis) kemudian dimurnikan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT)

preparatif. Noda-noda yang didapat dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis

untuk mendeteksi keberadaan drakorodin. Metode tersebut juga dimodifikasi

dengan menambahkan HCl 0.1 M pada ekstrak pekat yang terbaik sebelum

dimurnikan menggunakan KLT preparatif (modifikasi Shi et al. 2009). Metode

ekstraksi selanjutnya merujuk Sousa et al. (2008): sampel direfluks dengan

metanol 100%, lalu dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan

KCKT. Sampel dibuat dalam 2 kondisi, tanpa asam dan dengan penambahan

Page 18: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

3

asam.. Berbagai jenis asam diujikan, yaitu HCl 37%, HNO3 65%, dan HClO4 60%.

Kadar drakorodin ditetapkan dari luas puncak diduga drakorodin yang dihasilkan

pada spektrum KCKT (modifikasi Sousa et al. 2008). Diagram alir penelitian

ditunjukkan pada Gambar 3.

Keterangan alur tahapan:

1) : Isolasi drakorodin modifikasi Shi et al. (2009);

Toriq (2013)

2) : Isolasi drakorodin modifikasi Shi et al. (2009)

3) : Isolasi drakorodin modifikasi Sousa et al. (2008)

Gambar 3 Diagram alir penelitian

Dilarutkan dalam

etanol, aseton,

atau, etil asetat

Analisis spektrum UV-Vis

Metode ekstraksi

dan

pelarut terbaik

Penentuan eluen

terbaik

Fraksionasi ekstrak

KLT Preparatif

Analisis UV-Vis

dan KCKT

Refluks

1.5 jam

Maserasi

3 jam

dipekatkan dipekatkan

Direfluks 1 jam

Analisis UV-Vis

dan

KCKT

KLT

(1)

(2)

(3) Serbuk jernang Metanol

+ H

2S

O4 9

5—

97%

+ H

Cl

37%

+ H

NO

3 6

5%

+ H

ClO

4 6

0%

Perhitungan

kadar

drakorodin

Ekstrak pekat terbaik

+ HCl 0.1

hingga pH

1M

Ekstrak

pekat etanol,

aseton, dan

etil asetat

Ekstrak pekat

etanol,

aseton, dan

etil asetat

Dilarutkan

dalam etanol

Page 19: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

4

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan antara lain radas refluks, KCKT Shimadzu,

spektrofotometer UV-Vis Shimadzu, dan indikator pH universal.

Bahan-bahan yang digunakan adalah jernang asal Jambi yang dihaluskan

menjadi serbuk, silika gel GF254 untuk KLT preparatif dan pelat silika gel GF254

(Merck®

); etanol, aseton, etil asetat, metilena klorida, dan n-heksana yang

merupakan pelarut teknis; serta metanol, HClO4 60%, etil asetat, asam asetat

glasial, H2SO4 95—97%, HCl 37%, dan HNO3 65% p.a (Merck®

).

Prosedur Percobaan

Ekstraksi dengan Metode Refluks (modifikasi Shi et al. 2009)

Serbuk jernang ditimbang 5 g lalu dicampurkan dengan etanol 96%, aseton,

atau etil asetat masing-masing sebanyak 30 mL dan direfluks selama 1.5 jam.

Ekstraksi dilakukan triplo, setiap ekstrak disaring, digabungkan, lalu dipekatkan.

Ekstrak pekat yang diperoleh merupakan resin jernang yang berwarna merah.

Bobot akhir ekstrak ditimbang dan rendemen yang didapat dihitung.

Ekstraksi dengan Metode Maserasi (modifikasi Toriq 2013)

Sebanyak 5 g serbuk jernang dimaserasi dengan etanol, aseton, atau etil

asetat masing-masing sebanyak 50 mL. Ekstraksi dilakukan selama 3 jam, lalu

ekstrak disaring. Maserasi diulangi 3 kali dengan jumlah pelarut yang sama, lalu

ekstrak hasil penyaringan digabungkan. Ekstrak gabungan dipekatkan dengan

penguap putar dan diperoleh resin jernang yang berwarna merah. Bobot akhir

ekstrak ditimbang dan dihitung rendemennya.

Pemilihan Ekstrak Terbaik untuk Tahap Pemurnian

Ekstrak kasar diuji pada panjang gelombang 200—600 nm dengan

spektrofotometer UV-Vis (Shi et al. 2009). Pelarut yang dipilih ialah yang tidak

menghasilkan banyak puncak serapan pada panjang gelombang di bawah 473.5

nm. Senyawa drakorodin dideteksi pada panjang gelombang 473.5 nm (Toriq

2013). Sementara metode ekstraksi yang dipilih ialah yang memberikan rendemen

ekstrak tertinggi.

Ekstrak kasar terbaik kemudian dimurnikan dengan KLT preparatif.

Sebelumnya eluen terbaik ditentukan dengan menguji eluen tunggal etil asetat,

diklorometana, dan n-heksana serta beberapa campuran 2 eluen. Noda-noda yang

didapat dipisahkan, lalu masing-masing dianalisis dengan spektrofotometer UV-

Vis.

Isolasi dan Pemurnian Drakorodin (modifikasi Shi et al. 2009)

Sampel ditimbang 5 g lalu dicampurkan dengan etanol sebanyak 30 mL dan

direfluks selama 1.5 jam. Ekstraksi dilakukan triplo. Setiap ekstrak disaring, lalu

digabungkan dan dipekatkan. Ekstrak pekat yang diperoleh ditambah dengan HCl

0.1 M sebanyak 6 mL hingga pH 1, lalu dimurnikan dengan menggunakan KLT

preparatif.

Page 20: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

5

Isolasi Drakorodin (modifikasi Sousa et al. 2008)

Sampel ditimbang 2.5 g lalu dicampurkan dengan 50 mL metanol yang telah

ditambahkan H2SO4 95—97% hingga pH 1 dan direfluks selama 1 jam. Kemudian

ekstrak metanol jernang disaring dan filtrat yang diperoleh dianalisis dengan

spektrofotometer UV-Vis dan KCKT. Prosedur tersebut diulangi lagi dengan

mengganti asam yang digunakan menjadi HCl 37%, HNO3 65%, dan HClO4 60%,

masing-masing hingga pH < 1. Ekstrak metanol jernang tanpa pengasaman juga

disiapkan sebagai kontrol.

Penentuan Drakorodin dengan KCKT (modifikasi Sousa et al. 2008)

Semua ekstrak metanol jernang dianalisis kemurniannya dengan

menggunakan KCKT. Tipe kolom yang digunakan Diamonsil C18 (5 µm, 250 ×

4.6 mm id, Dikma). Deteksi dilakukan pada panjang gelombang 353, 375, 387,

413, 415, 475, 489, dan 490 nm. Fase gerak yang digunakan adalah sistem

isokratik asetonitril, metanol, etil asetat 1% dalam metanol, etil asetat 3% dalam

metanol, etil asetat 1% dalam asetonitril, asam asetat 1% dalam metanol dengan

laju alir 1.5 dan 0.5 mL/menit, serta suhu kolom 31.5 °C.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin

Ekstraksi telah dilakukan dengan cara refluks dan maserasi dalam pelarut

etanol, aseton, dan etil asetat. Metode terbaik ialah menggunakan refluks dengan

pelarut etanol berdasarkan spektrum UV-Vis yang tidak menunjukkan banyak

puncak selain drakorodin di bawah panjang gelombang 473.5 nm (Lampiran 1).

Ekstrak yang dihasilkan dengan metode terbaik kemudian dimurnikan

menggunakan KLT preparatif dengan eluen n-heksana-etil asetat (1:3). Eluen ini

dipilih karena memberikan banyak noda dengan pemisahan yang baik ketika

dianalisis dengan KLT (Lampiran 2).

Kromatogram KLT menunjukkan 5 noda dengan Rf ~ 0.82, 0.65, 0.45, 0.15,

dan 0.02 pada eluen n-heksana-etil asetat (1:3) (Gambar 4). Sementara itu,

kromatogram KLT preparatif menunjukkan 7 noda dengan 2 noda tambahan pada

Rf ~ 0.81 dan 0.78. Semua noda yang diperoleh dipisahkan, kemudian masing-

masing dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis.

Page 21: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

6

a b

Gambar 4 Kromatogram KLT ekstrak etanol jernang dengan eluen n-heksana-etil

asetat (1:3), diamati di bawah sinar UV 254 nm (a) dan 7 fraksi hasil

pemurnian dengan KLT preparatif (b)

Identitas Drakorodin Berdasarkan Spektrum UV-Vis

Spektrum UV-Vis yang diperoleh menunjukkan bahwa semua noda diduga

mengandung drakorodin karena menghasilkan puncak serapan pada panjang

gelombang sekitar 473.5 nm (Toriq 2013). Berdasarkan Tabel 1, noda dengan Rf ~

0.15 diduga mengandung drakorodin terbanyak, diikuti oleh noda dengan Rf ~

0.78. Sementara itu, noda dengan Rf ~ 0.45 paling kecil kemungkinan

mengandung drakorodin, diikuti oleh noda dengan Rf ~ 0.81. Tiga noda yang lain

masih berpotensi mengandung cukup banyak drakorodin sehingga tidak mungkin

mengkuantifikasi kadar drakorodin dalam sampel jernang hanya dengan

menganalisis salah satu noda. Data spektrum UV-Vis selengkapnya diberikan di

Lampiran 3.

Tabel 1 Absorbans puncak serapan spektrum UV-Vis yang diduga drakorodin

dari 7 fraksi hasil pemurnian ekstrak etanol jernang dengan KLT

preparatif

Rf Konsentrasi (ppm) λ (nm) Absorbans

0.02 2000 492.5 0.882

0.15 780 498.5 1.516

0.45 4520 472.5 0.183

0.65 2000 470.0 0.623

0.78 2070 467.5 1.967

0.81 2000 465.0 0.202

0.82 2000 471.0 0.755

Dalam perlakuan selanjutnya, ditambahkan sejumlah asam HCl 0.1 M pada

ekstrak pekat etanol jernang hingga pH 1. Penambahan asam diharapkan akan

menyebabkan semua senyawa antosianin dalam ekstrak, termasuk drakorodin,

terprotonasi menjadi garam flavilium. Sifat ionik garam ini menyebabkan ekstrak

tidak menghasilkan pemisahan noda ketika dianalisis dengan KLT pada berbagai

eluen (Gambar 5).

0.02

0.82

0.65

0.45

0.15

Rf

Page 22: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

7

Gambar 5 Kromatogram KLT ekstrak etanol jernang dengan penambahan HCl

0.1 M pada eluen n-heksana-etil asetat (1:3) (a), n-heksana-MTC (1:1)

(b), n-heksana-etil asetat-air (2:3:1) (c), dan metanol (d)

Pengaruh Pengasaman pada Kadar Drakorodin

Kondisi pH sangat memengaruhi jumlah kation flavilium. Menurut Melo et

al. (2007), kation flavilium (AH+) adalah spesies yang dominan dalam larutan

asam, tetapi seiring dengan peningkatan pH akan terjadi reaksi dapat-balik (1)

seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Deprotonasi AH+ membentuk struktur

kuinoid basa (A) yang berwarna merah. (2) Hidrasi kation flavilium pada atom C2

membentuk struktur hemiasetal berwarna (B), yang dapat mengalami (3) reaksi

tautomerisasi dengan disertai pembukaan cincin, menghasilkan (Z)-kalkon kuning

pucat (Cc). (4) Isomerisasi cis-trans selanjutnya membentuk (E)-kalkon kuning

pucat. Pada pH 1, semua terbentuk spesies antosianin diharapkan telah terubahkan

menjadi kation flavilium (AH+).

Gambar 6 Skema reaksi kimia kation flavilium (AH

+)

a b c d

Page 23: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

8

Ekstraksi drakorodin selanjutnya dilakukan pada pH 1 dengan

menambahkan 4 jenis asam kuat pekat, yaitu H2SO4, HCl, HNO3, dan HClO4 ke

dalam metanol sebagai pelarut pengekstrak. Metode ini merujuk metode Sousa et

al. (2008). Semua ekstrak kemudian dianalisis kemurniannya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis dan KCKT. Ekstrak metanol jernang tanpa pengasaman

digunakan sebagai pembanding. Spektrum UV-Vis sampel yang diasamkan

dengan H2SO4 pekat hingga pH 1 menunjukkan pergeseran hipsokromik puncak

serapan pada kisaran panjang gelombang 475—490 nm (Tabel 2) ke 400—430 nm

(Tabel 3). Seperti ditunjukkan pada Gambar 6, bentuk AH+ memiliki sistem

kromofor berupa cincin bisiklik aromatik (cincin A dan C memiliki aturan Hückel

dengan n = 2). Pada bentuk A, sistem konjugasi kromofor lebih panjang, berupa

sistem enon terkonjugasi yang terentang sepanjang cincin A hingga B. Hal ini

yang menyebabkan λmaks sebelum pengasaman lebih besar daripada setelah

diasamkan. Puncak serapan sampel hasil pengasaman juga menunjukkan

intensitas yang lebih tinggi (efek hiperkromik) dibandingkan dengan tanpa

pengasaman (Gambar 7). Hasil ini sama dengan yang dilaporkan oleh Sousa et al.

(2008) bahwa penambahan asam dapat meningkatkan intensitas serapan

drakorodin dalam bentuk kation flavilium. Agaknya hal ini disebabkan oleh

adanya kation oksonium yang bersifat penarik-elektron kuat.

Tabel 2 Data spektrum UV-Vis ekstrak metanol jernang tanpa pengasaman

Puncak Panjang

gelombang (nm) Absorbans

1 489.5 2.28

2 475 2.301

3 387 2.125

4 375.5 2.125

Tabel 3 Data spektrum UV-Vis ekstrak metanol jernang yang diasamkan dengan

H2SO4

Puncak Panjang

gelombang (nm) Absorbans

1 431 3.014

2 415.5 3.175

3 406.5 3.436

Page 24: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

9

(a) (b)

Gambar 7 Spektrum UV-Vis ekstrak metanol jernang tanpa pengasaman (a) dan

yang diasamkan dengan H2SO4 ke pH 1 (b)

Kondisi Kerja Sistem Eluen dan Laju Alir pada KCKT

Kondisi kerja KCKT yang akan digunakan ditentukan terlebih dahulu.

Beberapa fase gerak diujikan, yakni asetonitril, metanol, etil asetat 1% dalam

metanol, etil asetat 1% dalam metanol, etil asetat 1% dalam asetonitril, dan asam

asetat 3% dalam metanol dengan laju alir 1.5 mL/menit (Lampiran 4). Elusi

dilakukan secara isokratik dengan sistem kromatografi fase-terbalik menggunakan

kolom Diamonsil C18. Fase gerak terbaik untuk ekstrak metanol jernang ialah etil

asetat 1% dalam metanol karena memberikan pemisahan puncak yang relatif lebih

baik untuk ekstrak yang diasamkan dengan H2SO4. Deteksi dilakukan pada

panjang gelombang 415 nm, yang memberikan kromatogram lebih sederhana

daripada deteksi pada panjang gelombang 489 nm.

Laju alir fase gerak sebesar 1.5 mL/menit didapati mengelusi terlalu cepat

semua komponen dalam ekstrak sehingga tidak memberikan resolusi yang baik

(Lampiran 4). Memperlambat laju alir menjadi 0.5 mL/menit memberikan resolusi

yang lebih baik dengan menggunakan berbagai asam untuk mengasamkan ekstrak

jernang, yaitu HCl, HNO3, dan HClO4 (Lampiran 5). Ketiga jenis asam tersebut

menghasilkan jumlah dan pola puncak yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa

penambahan asam yang berbeda tidak berpengaruh pada jenis senyawa yang

terkandung dalam ekstrak metanol jernang.

Identitas dan Kadar Drakorodin Berdasarkan KCKT

Kromatogram KCKT hasil pengasaman dengan HClO4 memunculkan

dugaan bahwa puncak pada menit ke-5.1 merupakan puncak drakorodin.

Intensitas puncak tersebut naik kira-kira 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

ketika diasamkan dengan HCl atau HNO3. HClO4 merupakan asam yang paling

kuat (pKa = —10, jauh melampaui pKa HCl = —7, pKa H2SO4 = —3, maupun pKa

HNO3 = —1) maka diduga akan lebih efektif mengubah drakorodin menjadi

bentuk kation flaviliumnya.

Ekstrak metanol jernang yang diasamkan dengan HClO4 kemudian

dianalisis spektrum UV-Vis-nya. Pola puncak serapan yang diperoleh (Gambar 8)

Ab

sorb

ans

λ (nm) λ (nm)

Ab

sorb

ans

Page 25: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

10

relatif sama dengan penambahan H2SO4 (Gambar 7b), tetapi panjang gelombang

maksimum yang didapat sedikit bergeser ke 414.5 nm (Tabel 4).

Gambar 8 Spektrum UV-Vis ekstrak metanol jernang yang diasamkan dengan

HClO4

Tabel 4 Data spektrum UV-Vis ekstrak metanol jernang yang diasamkan dengan

HClO4

Puncak Panjang

gelombang (nm) Absorbans

1 414.5 2.49

2 353.5 1.485

Ekstrak metanol jernang yang diasamkan dengan HClO4 dianalisis kembali

dengan KCKT untuk membandingkan kadar drakorodin dengan ekstrak jernang

tanpa pengasaman. Kondisi KCKT yang digunakan sama, tetapi panjang

gelombang deteksi yang digunakan disesuaikan dengan λmaks dalam spektrum UV-

Vis, yakni 489, 475, 387, dan 375 nm untuk yang tanpa pengasaman (Tabel 2)

serta 353 dan 413 nm untuk yang dengan pengasaman (Tabel 4).

Kromatogram KCKT yang dihasilkan (Lampiran 6) menunjukkan jumlah

puncak dan pola yang sama. Perbedaan terjadi pada intensitas puncak drakorodin.

Panjang gelombang deteksi di 475 dan 489 nm menunjukkan intensitas puncak

pada menit ke-5.1 yang paling tinggi di antara ketiga puncak lain. Sebaliknya,

pada panjang gelombang di 353 nm, intensitas dominan ditemukan pada ketiga

puncak yang lain, yaitu menit ke- 9.7, 10.9, dan 12.5. Ketiga puncak tersebut

diduga sebagai senyawa pengotor bukan antosianin. Hal ini dibuktikan dari

intensitasnya yang konstan dengan maupun tanpa pengasaman. Hal ini menjadi

bukti kuat bahwa puncak drakorodin memiliki waktu retensi 5.1 menit untuk

kondisi alat yang digunakan, dengan kadar maksimum diperoleh pada panjang

gelombang deteksi 475 nm. Kadar drakorodin dalam ekstrak dihitung dari

kromatogram KCKT: sekitar 55.6% drakorodin terkandung dari ekstrak metanol

jernang tanpa pengasaman, sedangkan dalam ekstrak metanol jernang yang

diasamkan dengan HClO4, kadarnya sekitar 37.4% (Lampiran 7).

Ab

sorb

ans

λ (nm)

Page 26: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

11

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini berhasil mengisolasi senyawa drakorodin murni dengan

maupun tanpa pengasaman. Spektrum KCKT menghasilkan puncak diduga

drakorodin pada menit ke-5.1 menggunakan sistem fase terbalik dengan kolom

Diamonsil C18 (5 µm, 250 × 4.6 mm id, Dikma), eluen etil asetat 1% dalam

metanol, suhu kolom 31.5 °C, dan laju alir 0.5 mL/min. Persentase relatif kadar

drakorodin terbanyak diperoleh pada ekstrak jernang tanpa pengasaman, yaitu

55.6%. Perlu pemurnian lebih lanjut pada noda dengan Rf ~ 0.15 yang diduga

mengandung drakorodin terbanyak agar dapat diperoleh drakorodin murni ketika

di KCKT. Pemisahan tersebut bisa melalui pendekatan univariat.

DAFTAR PUSTAKA

Coppen JJW. 1995. Gum, Resin, and Latexes of Plant Origin: Non Wood

Products. Roma (IT): FAO of The United Nations.

Edwards HGM, Oliveira LFC, Prendergast HDV. 2003. Raman spectroscopic

analysis of dragon’s blood resins-basis for distinguishing between Dracaena

(Convallariaceae), Daemonorops (Palmae) and Croton (Euphorbiaceae).

Analyst. 129(2):134-138. doi: 10.1039/B311072A.

Hillebrand S, Naumann H, Kitzinksi N, Kohler N, Winterhalter P. 2009. Isolation

and characterization of anthocyanin from blues-fleshed potatoes (Solanum

tuberosum L). Global Science Books. 3(1):96-101. doi: 10.1021/jf902799a.

Melo MJ, Sousa MM, Parola AJ, de Melo JSS, Catarino F, Marcalo J, Pina F.

2007. Identification of 7,4’-dihydroxy-5-methoxyflavylium in “dragon's

blood”: to be or not to be an anthocyanin. J Eur Chem. 13(5):1417-1422.

doi: 10.1002/chem.200600837.

Purwanto Y, Polosakan Y, Susiarti S, Walujo EB. 2005. Ekstraktivisme jernang

(Daemonorops spp.) dan kemungkinan pengembangannya: studi kasus di

Jambi, Sumatra, Indonesia. Laporan Teknik Bidang Botani Puslitbang LIPI.

Bogor (ID): LIPI.

Rondao RJBL. 2012. Dragon’s blood [disertasi]. Coimbra (PT): University of

Coimbra.

Rustiami H, Setyowati FM, Kartawinata K. 2004. Taxonomy and uses of

Daemonorops draco (Willd.). J Trop Ethnobiol. 1(2):65-75.

Shi J, Hu R, Lu Y, Sun C, Wu T. 2009. Single-step purification of dracorhodin

from dragon’s blood resin of Daemonorops draco using high-speed counter-

current chromatography combined with pH modulation. J Sep Sci. 32(23-

24):4040-4047. doi: 10.1002/jssc.200900392.

Soemarna Y. 2009. Ekologi dan teknik perkecambahan dan pembibitan rotan

jernang pulut (Daemonorops draco (Willd.) Blume). JPHH. 6(1):31-39.

Sousa MM, Melo MJ, Parola AJ, de Melo JSS, Catarino F, Pina F, Cook FEM,

Simmonds MSJ, Lopes JA. 2008. Flavylium chromophores as species

Page 27: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

12

markers for dragon’s blood resins from Dracaena and Daemonorops trees. J

Chromatogr A. 1209(1-2):153-161. doi: 10.1016/j.chroma.2008.09.007.

Toriq U. 2013. Senyawa kimia penciri jernang untuk pembaruan parameter

Standar Nasional Indonesia [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Winarni I, Waluyo TK, Hastoeti P. 2005. Sekilas tentang jernang sebagai

komoditi yang layak dikembangkan. Di dalam: Penguatan Industri

Kehutanan Melalui Peningkatan Efisiensi, Mutu dan Diversifikasi Produk

Hasil Hutan. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Litbang Hasil Hutan. Bogor,

2004 Des 14. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.

hlm 173-177.

Page 28: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

13

Lampiran 1 Spektrum UV-Vis ekstrak etanol jernang

Ekstrak etanol

Refluks

Puncak

Panjang

gelombang

(nm)

Absorbans

1 478.5 0.637

2 382 0.696

3 273.5 2.661

4 238.5 3.718

5 223.5 3.505

Ekstrak jernang etanol

Maserasi

Puncak

Panjang

gelombang

(nm)

Absorbans

1 476 1.151

2 382.5 0.784

3 278 3.957

4 258 3.806

Ekstrak aseton

Maserasi

Puncak

Panjang

gelombang

(nm)

Absorbans

1 478 0.619

2 331 1.226

λ (nm)

Abso

rban

s

λ (nm)

Abso

rban

s

λ (nm)

Abso

rban

s

Page 29: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

14

Lanjutan Lampiran 1

Ekstrak etil asetat

Maserasi

Puncak

Panjang

gelombang

(nm)

Absorbans

1 475 0.893

2 320.5 1.864

3 316.5 1.866

4 287 2.805

5 258 3.957

Abso

rban

s

λ (nm)

Page 30: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

15

Lampiran 2 Kromatogram hasil penentuan eluen terbaik

( a) (b) (c) (d) (e) (f)

(g) (h) (i) (j) (k)

Keterangan: (a) n-heksana

(b) MTC

(c) n-heksana-EtOAc (4:6)

(d) n-heksana-EtOAc (3:7)

(e) n-heksana-EtOAc (2:8)

(f) EtOAc

(g) n-heksana-EtOAc (1:1)

(h) n-heksana-EtOAc (1:2)

(i) MTC-EtOAc (1:3)

(j) MTC-EtOAc (1:1)

(k) n-heksana-EtOAc (1:9)

Page 31: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

16

Lampiran 3 Spektrum UV-Vis fraksi-fraksi hasil pemurnian ekstrak etanol

jernang dengan KLTP

Rf = 0.02

(2000 ppm)

Puncak

Panjang

gelombang

(nm)

Absorbans

1 492.5 0.882

2 385.5 0.803

3 321.5 1.106

4 287.5 1.011

5 266 2.187

6 229 2.261

Rf = 0.15

(780 ppm)

Puncak

Panjang

gelombang

(nm)

Absorbans

1 498.5 1.516

2 377.5 1.273

3 323 2.016

4 287.5 1.793

5 272 2.306

6 249 2.951

7 211 4

Rf = 0.45

(4520 ppm)

Puncak

Panjang

gelombang

(nm)

Absorbans

1 472.5 0.183

2 373.5 0.406

3 277.5 0.725

4 229 2.201

λ (nm)

Abso

rban

s

λ (nm)

Abso

rban

s

λ (nm)

Abso

rban

s

Page 32: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

17

lanjutan Lampiran 3

Rf = 0.65

(2000 ppm)

Puncak

Panjang

gelombang

(nm)

Absorbans

1 470 0.623

2 381.5 1.265

3 316 1.263

4 280.5 1.759

5 272 1.785

6 233 2.97

Rf = 0.78

(2070 ppm)

Puncak

Panjang

gelombang

(nm)

Absorbans

1 467.5 1.967

2 392 2.603

3 337.5 2.572

4 286.5 2.836

5 246.5 3.286

6 211.5 4

Rf = 0.81

(2000 ppm)

Puncak

Panjang

gelombang

(nm)

Absorbans

1 465 0.202

2 295.5 2.834

3 288 2.933

4 272 2.437

5 262 1.886

6 245.5 3.19

7 216.5 0.499

λ (nm)

Abso

rban

s

λ (nm)

Abso

rban

s

λ (nm)

Abso

rban

s

Page 33: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

18

lanjutan Lampiran 3

Rf = 0.82

(2000 ppm)

Puncak

Panjang

gelomang

(nm)

Aborbans

1 471 0.755

2 300.5 3.656

3 286 3.252

4 272 3.306

5 235 3.763

6 211.5 4

7 202 2.243

λ (nm)

Abso

rban

s

Page 34: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

19

Lampiran 4 Spektrum KCKT ekstrak metanol jernang pada berbagai eluen

Eluen asetonitril (489 nm)

Eluen metanol (489 nm)

Eluen asetonitril (415 nm)

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 min

0

250

500

750

1000

1250

mVDetector A:254nm

/1.5

41

/58

32

46

1/1

.67

9/4

96

97

91

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 min

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500mV

Detector A:416nm

/1.5

17

/25

70

19

07

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

461

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

96

7

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 30.0 32.5 min

0

50

100

150

200

mVDetector A:490nm

/1.1

44

/17

21

97

1/1

.62

2/7

35

68

2 /1

.83

0/4

88

60

2/2

.03

3/3

14

94

4/2

.32

9/9

27

71

8/2

.72

1/1

37

73

20

/8.8

09

/26

41

53

92

/27

.63

7/2

15

28

18

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

97

1

9/9

27

Page 35: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

20

lanjutan Lampiran 4

Eluen metanol (415 nm)

Eluen etil asetat 1% dalam metanol (415 nm)

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 min

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

mVDetector A:416nm

/1.4

92

/67007

628

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 min

0

250

500

750

1000

1250

1500

mVDetector A:415nm

/1.4

94/1

181039

/5.5

76/1

4579170

/6.1

23/2

3605191

/6.4

24/1

9017319

/8.6

39/1

078911

19

1

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

628

Page 36: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

21

lanjutan Lampiran 4

Eleun etil asetat 3% dalam metanol (415 nm)

Eluen etil asetat 1% dalam asetonitril (415 nm)

Eluen asam asetat 1% dalam metanol (415 nm)

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 min

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

mVDetector A:415nm

/1.4

98

/15693

40

/2.8

75

/38111

468

/3.0

00

/24090

451

/3.2

08

/35386

317

/3.6

15

/45867

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 min

0

50

100

150

200

250

mVDetector A:415nm

/1.5

36

/23624

26

/2.3

02

/31054

/2.9

11

/3267

/3.3

06

/14554

/3.7

84

/22798

/4.6

50

/4227

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 min

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

mVDetector A:415nm

/1.5

08/6

7566

27

/2.6

19/4

343 /3

.282

/552

6/3

.680

/189

3

/5.0

61/2

4614

/5.6

78/2

3489

/32.

213/

8424

9652

27

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

Waktu retensi (menit)

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

26

Inte

nsi

tas

Page 37: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

22

Lampiran 5 Kromatogram KCKT ekstrak jernang metanol yang ditambahkan

dengan berbagai jenis asam

a) Penambahan HCl (413 nm)

b) Penambahan HNO3 (413 nm)

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 min

0.0

2.5

5.0

7.5

10.0

12.5

15.0

17.5

20.0

22.5

25.0

27.5

30.0

mVDetector A:413nm

/5.0

62

/16

78

43

/9.5

01

/55

07

3

/10

.66

7/2

10

44

1

/12

.21

1/2

76

56

4

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 min

0.0

2.5

5.0

7.5

10.0

12.5

15.0

17.5

20.0

22.5

25.0

27.5

30.0

32.5

mVDetector A:413nm

/5.0

65

/19

73

29

/9.5

66

/55

60

0

/10

.75

1/2

14

88

7

/12

.30

7/2

84

83

0

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

Page 38: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

23

lanjutan Lampiran 5

c) Penambahan HClO4 (413 nm)

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 min

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

mVDetector A:413nm

/5.0

68

/35

26

07

/9.7

80

/59

50

7

/10

.98

3/2

26

02

6

/12

.57

7/3

04

42

4

Inte

nsi

tas

Waktu retensi (menit)

Page 39: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

24

Lampiran 6 Kromatogram KCKT eluen etil asetat 1% dalam metanol ekstrak

jernang tanpa asam dan ekstrak yang ditambah HClO4

a) 375 nm

b) 387 nm

c) 475 nm

c) 489 nm

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 min

0

25

50

75

mVDetector A:489nm

/5.0

43

/76

27

85

/10

.31

7/6

69

80

/11

.27

3/2

23

24

8

/13

.02

3/3

34

23

8

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 min

0

10

20

30

40mV

Detector A:387nm

/4.6

57

/13

41

76

/5.0

21

/41

86

41

/11

.21

2/2

42

25

9

/12

.95

0/3

37

54

8

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 min

0

25

50

75

mVDetector A:475nm

/5.0

70

/76

32

01

/9.7

68

/73

16

6

/11

.08

5/2

13

83

2

/12

.79

6/3

22

24

0

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 min

0

10

20

30

40

mVDetector A:375nm

/4.6

63

/11

94

96

/5.0

21

/43

50

31

/10

.41

0/4

01

91

/11

.26

3/2

03

06

7

/13

.01

1/3

08

97

8

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

031

Inte

nsi

tas

Waktu retensi (menit)

641

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

201

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

78

5

Page 40: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

25

lanjutan Lampiran 6

e) 353 nm

f) 413 nm

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 min

-5

0

5

10

15

20

mVDetector A:353nm

/5.1

72

/25

91

87

/6.2

51

/16

65

3

/8.8

15

/24

29

6 /10

.54

3/1

55

64

4

/12

.11

9/3

07

80

1

/14

.09

0/4

59

97

9

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 min

0

5

10

15

20

25

30mV

Detector A:413nm

/5.0

68

/35

26

07

/6.0

01

/63

08

4

/9.7

80

/59

50

7 /10

.98

3/2

26

02

6

/12

.57

7/3

04

42

4

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

79

Waktu retensi (menit)

Inte

nsi

tas

60

7

01

Page 41: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

26

Lampiran 7 Perhitungan kadar drakorodin

Ekstrak jernang tanpa pengasaman

Kadar drakorodin = luas puncak

luas total puncak

= 7 7

= 55.6%

Ekstrak jernang yang ditambah HClO4

Kadar drakorodin = luas puncak

luas total puncak

= 7

4 7

= 37.4%

Page 42: UPAYA ISOLASI DRAKORODIN DARI RESIN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68108/G14sas.pdfKondisi Optimum Ekstraksi dan Pemisahan Drakorodin 5 ... 3 Diagram alir penelitian

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 10 Oktober 1991 dari Ayah Omon

Sarman (Alm.) dan Ibu Yayat Supriatni. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara. Penulis menyelesaikan studi di SDN 01 Cileungsi pada tahun 2003,

SMP Sejahtera 2 Cileungsi pada tahun 2006, SMAN 1 Cileungsi pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur

USMI pada Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam.

Selama mengikuti masa perkuliahan penulis pernah aktif dalam organisasi

kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pada tahun 2010–2011 dan

Serambi Rukhiyah Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(SERUM-G) pada tahun 2011–2012. Selain itu, penulis pernah mengajar di

Bimbel Einstein, Cikeas pada tahun 2012–2013, pernah menjadi asisten

praktikum mata kuliah Kimia TPB pada tahun 2012–2013, asisten Praktikum

Kimia Organik pada tahun 2012, asisten Praktikum Kimia Organik Berbasis

Kompetensi pada tahun 2012–2013 serta penerima beasiswa Bantuan Belajar

Mahasiswa (BBM) pada tahun 2009–2013. Penulis juga berkesempatan menjalani

praktik lapangan (PL) di BPMB Ciracas dengan judul laporan Verifikasi Logam

Cd, Hg, Sn, Pb, dan Cu dalam Biskuit Menggunakan Plasma Gandeng Induktif-

Spektrometer Massa (ICP-MS).